Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016 PENERAPAN MODEL SNOWBALL THROWING TERHADAP AKTIVITAS DAN KOGNITIF SISWA Debby Ismi Wulan Putri, Imanuel Sairo Awang, Didin Syafrudin STKIP Persada Khatulistiwa Sintang, Jl. Pertamina-Sengkuang, Sintang email:
[email protected],
[email protected] Abstract: This research aims to determine the effect of applying the snowball throwing learning model on student’s activity and cognitive. This research conducted by quasi exsperimen with nonequivalent kontrol group design. The population in this study is 50 students in fifth grade at SD Negeri 02 Sintang year 2016/2017. The collecting data that is used direct observation and the sheet of cognitive test . The result obtained that using snowball throwing learning model significantly affect the activity and cognitive students. This is evidenced by testing the hypothesis on posttest results were obtained tcount of 4,455 and acquisition ttable at significant level of 0.05 at 2,010. Testing the hypothesis proves that tcount>ttable (4.455> 2.010) which means that the zero hypothesis (Ho) is rejected. It can be concluded that there is significant influence cooperative learning model snowball throwing on the activity and cognitive learning outcomes of students. Keywords: Snowball throwing, Student’s Activities, Student’s cognitive Abstrak:Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran snowball throwing terhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa. Penelitian ini merupakan quasi exsperimen dengan desain penelitian nonequivalent kontrol group design. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V di SD Negeri 02 Sintang tahun 2016/2017 yang berjumlah 50 siswa. Pengumpulan data menggunakan observasi langsung dan lembar tes kognitif Berdasarkan penelitian diperoleh hasil pembelaran snowball throwing berpengaruh secara signifikan terhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa. Hal ini ditunjukan dengan pengujian hipotesis pada hasil posttest yang memperoleh nilai thitung sebesar 4,455 dan perolehan ttabel pada taraf signifikan 0,05 sebesar 2,010. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa thitung>ttabel (4,455>2,010) yang artinya hipotesis nol (Ho) ditolak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan model pembelajaran kooperatif tipe snowball throwingterhadap aktivitas dan hasil belajar kognitif siswa.
Kata Kunci: Snowball throwing, Aktivitas Belajar, Kognitif
Pendahuluan Peningkatkan
dasar tidak akan terjadi tanpa adanya kualitas
ilmu
kerjasama
dari
berbagai
pihak.
pengetahuan yang baik melalui aktivitas
Pendidikan dan pengajaran dapat berhasil
dan hasil belajar khususnya di sekolah
sesuai dengan harapan dipengaruhi oleh 221
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
faktor-faktor yang saling berkaitan dan
yang
saling
kemampuan
menunjang.
Salah
satu
faktor
kemudian
akan
mempengaruhi
siswa.
Karena
telah
penentu keberhasilan pendidikan atau
melibatkan hubungan timbal balik antara
pengajaran adalah guru. Sehingga guru
diri manusia dan lingkungan sekitarnya
dituntut
untuk memahami berbagai informasi dan
kemampuannya
untuk
pengalaman dari siswa.
menyampaikan bahan pengajaran kepada siswa dengan baik, untuk itu guru perlu
Aktivitas belajar merupakan segala
mendapatkan ilmu pengetahuan tentang
kegiatan yang dilakukan dalam proses
model dan media pengajaran yang dapat
interaksi (guru dan siswa) dalam rangka
digunakan
mencapai
dalam
proses
belajar
tujuan
belajar.
Menurut
Sardiman (2011: 96), “Aktivitas belajar
mengajar. Sekolah
merupakan
merupakan prinsip atau azas yang sangat
sebuah
lembaga pendidikan yang menjadi tempat
penting
terjadinya interaksi belajar antara guru
mengajar”. Aktivitas yang dimaksudkan di
dan
serangkaian
sini penekanannya adalah pada siswa,
aktivitas belajar untuk mencapai tujuan
sebab dengan adanya aktivitas siswa
pendidikan.
tentang
dalam proses pembelajaran terciptalah
pendidikan berpandangan bahwa makna
situasi belajar aktif. Tanpa ada aktivitas
dan hakekat belajar diartikan sebagai
maka
proses
berlangsung dengan baik.
siswa
yang berupa
Paradigma
baru
membangun
pemahaman
di
dalam
proses
interaksi
belajar
tidak
belajar
akan
pengalaman.
Aktivitas siswa dalam proses belajar
Menurut Slameto (2010: 2), “Belajar ialah
mengajar tidak hanya mendengar dan
suatu
mencatat saja. Semakin banyak aktivitas
terhadap
informasi
proses
atau
usaha
yang
dilakukan suatu
yang dilakukan siswa dalam belajar, maka
perubahan tingkah laku yang baru secara
proses pembelajaran yang terjadi akan
keseluruhan,
hasil
semakin baik sehingga hasil belajar dapat
pengalamannya sendiri dalam interaksi
tercapai secara optimal. Pengoptimalan
dengan
lingkungannya”.
aktivitas belajar sudah dilakukan dengan
dengan
pendapat
seseorang
untuk
memperoleh
sebagai
Berkenaan
tersebut,
penuh perencanaan oleh guru melalui
dapat
digambarkan bahwa sekolah merupakan
model
tempat berlangsungnya aktivitas belajar
diterapkan. 222
pembelajaran Hal
ini
kooperatif sesuai
yang dengan
Penerapan Model Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Kognitif Siswa
47),
Berdasarkan dari hasil pra-observasi
“Cooperative learning adalah suatu cara
serta wawancara yang dilakukan pada
pendekatan atau
tanggal dengan guru kelas V di SD Negeri
pendapat
Suprijono
(2015:
serangkaian
strategi
yang khusus dirancang untuk memberikan
02
dorongan
agar
belajar mengajar ternyata hampir semua
proses
guru di SD Negeri 02 Sintang masih
pembelajaran”. Dengan demikian, model
menggunakan metode pembelajaran yang
pembelajaran
telah
konvensional.
guru
wawancara peneliti dengan salah satu
berdasarkan pertimbangan dan kriteria
guru yang mengampu mata pelajaran IPA
tertentu
di SD Negeri 02 Sintang, di kelas tersebut
bekerja
diseleksi
kepada
kepada peserta sama
selama
kooperatif
dan
didik
yang
digunakan
dapat
oleh
memberikan
dorong
sehingga
dapat
siswa
Sintang,
belum
selama
proses
kegiatan
Berdasarkan
pernah
dicoba
hasil
mengajar
menggunakan model-model pembelajaran
mempengaruhi kognitif siswa.
atau yang lain dikarenakan keterbatasan
Menurut Sudjana (2009: 22), “Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
guru
siswa setelah ia menerima pengalaman
pembelajaran serta dalam penerapannya
belajarnya”. Selanjutnya Suprijono (2015:
terhadap kegiatan pembelajaran di kelas.
7) mengemukakan bahwa, “Hasil belajar
Sehingga adanya penelitian ini sangat
adalah
diharapkan
perubahan
perilaku
secara
terhadap
informasi
karena
guru
model-model
juga
ingin
keseluruhan bukan hanya salah satu
mengetahui bagaimana penerapan model-
aspek potensi kemanusiaan saja”.
model pembelajaran di kelas terutama tentang
pada mata pelajaran IPA yang diharapkan
hasil belajar tersebut, dapat disimpulkan
mampu meningkatkan aktivitas belajar
bahwa hasil belajar tidak hanya berupa
siswa yang cenderung pasif di dalam
sesuatu
kelas.
Berdasarkan
yang
pengertian
dapat
diukur
secara
kuantitatif saja melainkan juga secara
Dari jumlah 25 siswa di kelas V B,
kualitatif terkait dengan perubahan siswa
tidak lebih dari 5 orang siswa yang mau
dari belum bisa menjadi bisa, sehingga
langsung
penilaiannya
pelajaran mengenai materi yang belum
bisa
menggunakan
tes
mereka
maupun non tes.
meskipun 223
bertanya
pahami. semua
pada
Tidak
guru
mata
hanya
siswa
itu,
terlihat
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
memperhatikan saat guru menjelaskan,
throwing. Menurut Asrori (Agustina, 2013),
namun
memberikan
“Snowball throwing merupakan salah satu
pertanyaan tidak semua siswa mampu
model pembelajaran aktif (active learning)
menjawab pertanyaan yang diberikan oleh
yang
guru. Apabila ada siswa yang ditunjuk
melibatkan siswa. Peran guru di sini
oleh guru untuk menjawab pertanyaan
hanya sebagai pemberi arahan awal
banyak dari mereka yang hanya diam dan
mengenai
tidak tahu tentang maksud penjelasan
selanjutnya penertiban terhadap jalannya
yang diberikan oleh guru.
pembelajaran”.
Berdasarkan uraian
atas,
peneliti
disaat
Batas
guru
nilai
KKM
untuk
mata
dalam
pelaksanaannya
topik
maka
banyak
pembelajaran
dan
di
tertarik
untuk
dengan
judul
pelajaran IPA di SD Negeri 02 Sintang
melakukan
penelitian
adalah 70. Dari hasil ulangan harian 25
“Penerapan
Model
orang siswa terdapat 18 siswa yang hasil
Terhadap Aktivitas dan Kognitif Siswa
belajar di bawah nilai KKM. Oleh karena
Pada Mata Pelajaran IPA Kelas V SD
itu
Negeri 02 Sintang”.
dapat
pembelajaran
disimpulkan yang
masih
bahwa
Metode Pendekatan
rendahnya aktivitas dan hasil belajar
adalah
siswa di dalam kelas. Oleh karena itu,
pembelajaran,
sehingga
siswa
yang
proses
pengambilan
kooperatif
filsafat
untuk
meneliti
sampel
pada
umumnya
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
pembelajaran kooperatif. Salah satu tipe pembelajaran
digunakan
pada
data menggunakan instrumen penelitian,
yang
mendukung aktivitas belajar yaitu model
model
Sugiyono
dilakukan secara random, pengumpulan
Berdasarkan masalah di atas, salah pembelajaran
ini
pada populasi atau sampel tertentu, teknik
yang positif.
model
Menurut
berlandaskan
positivisme,
akan
berperan aktif dan memberikan feedback
satu
penelitian
dapat diartikan sebagai model penelitian
variatif yang dapat merangsang aktivitas mengikuti
kuantitatif.
dalam
(2013: 14), “Model penelitian kuantitatif
dibutuhkan suatu model pembelajaran
dalam
throwing
bersifat
konvensional juga akanberakibat pada
siswa
Snowball
yang telah ditetapkan”.
yang
dapat di gunakan adalah tipe snowball 224
Penerapan Model Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Kognitif Siswa
signifikansi masing-masing sebesar 0,156
Metode dalam penelitian ini adalah eksperimen
dengan
exsperimental
bentuk
dengan
Quasi
dan 0,200. Hal ini menunjukkan bahwa
nonequivalent
siswa yang menjadi sampel penelitian
kontrol group design. Populasi dalam
berdistribusi
penelitian ini adalah siswa kelas V SD
dilakukan uji homogenitas data pretest,
Negeri
melakukan
diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,144.
teknik pengambilan sampel menggunakan
Ini juga membuktikan bahwa data pretest
teknik sampling (nonprobability sampling)
baik
yaitu dengan teknik sampling purposive.
eksperimen berasal dari kelompok yang
Menurut Sugiyono (2013: 124), ”Sampling
sama. Sedangkan uji levene data posttest
Purposive
kelompok
02
Sintang.peneliti
adalah
teknik
penentuan
kelas
normal.
kontrol
kontrol
Selanjutnya
maupun
dan
kelas
eksperimen
sampel dengan pertimbangan tertentu”.
diperoleh data signifikansi masing-masing
Teknik pengumpulan data yang digunakan
sebesar
dalam
penelitian
observasi
ini
langsung
0,071
dan
0,130.
Hal
ini
adalah
teknik
menunjukkan bahwa data berdistribusi
dan
teknik
normal.
Selanjutnya
dilakukan
uji
data
homogenitas data posttest, diperoleh nilai
lembar
signifikansi sebesar 0,756. Angka tersebut
observasi dan tes kognitif. Data dianalisis
juga membuktikan bahwa data posttest
dengan tahapan yakni melakukan uji
baik
prasyarat dengan menggunakan SPSS
eksperimen berasal dari kelompok yang
20.0 for windows.
sama. Setelah dilakukan uji persyaratan,
pengukuran,. dalam
Alat
penelitian
pengumpulan ini
adalah
kelas
selanjutnya Hasil dan Pembahasan Data
hasil
pretest
kemudian
uji
kelas
hipotesis
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SD Negeri 02 Sintang
mengetahui kelayakan sampel penelitian.
Pada
Berdasarkan uji levene Hasil uji prasyarat
diperoleh
Mata
Pelajaran
IPA
diperoleh
aktivitas belajar siswa kelas eksperimen
terhadap data pretest kelompok kontrol eksperimen
dilakukan
maupun
penelitian.
dianalisis dengan uji prasyarat untuk
dan
kontrol
terlihat pada Tabel 1. nnnnnnnnnnnnnnn
data
225
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
Tabel 1. Aktivitas Belajar Siswa Pertemuan Aspek/Indikator I II 1. Visual 94% 100% 2. Lisan 92% 100% 3. Mendengarkan 97% 100% 4. Menulis 96% 100% 5. Mental 96% 100% JUMLAH 95% 100% Berdasarkan Tabel 1 terlihat bahwa
kegiatan pembelajaran berjalan dengan
pada pertemuan pertama, hasil observasi
optimal sehingga seluruh aspek aktivitas
aktivitas belajar siswa untuk aspek visual
siswa mencapai nilai optimal yakni 100% .
mencapai 94%, aspek lisan mencapai
Hasil belajar kognitif siswa pada
92%, aspek mendengarkan mencapai
penelitian ini dilihat dari pretest dan
97%, aspek menulis 96% dan aspek
posttest siswa sesuai dengan model
mental 96%. Dengan demikian, aktivitas
pembelajaran yaitu benda dan sifatnya
belajar siswa di kelas eksperimen dapat
menggunakan
diterapkan
dengan
snowball throwing dapat dilihat pada
Sedangkan
pada
cukup
baik.
pertemuan
kedua
Tabel
2.
model
pembelajaran
nnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn
Tabel 2. Hasil tes Kognitif Siswa Pretest Posttest Aspek Kontr Eksp Kontr Eksp Nilai Min. 43 37 60 90 Nilai Max. 67 77 100 100 Rata-rata 56,96 54,72 85,68 98,16 Simp. Baku 7,04 9,84 13,72 3,48 Berdasarkan Tabel 2 terlihat bahwa pada
kelas eksperimen mengalami peningkatan
nilai pretest kelas kontrol dan eksperimen
yang signifikan.
tidak terlihat mengalami perbedaan yang
Berdasarkan analisis uji prasyarat
signifikan sedangkan untuk nilai posttest
diketahui bahwa data yang digunakan
kelas
peningkatan
berdistribusi normal dan homogen. Oleh
tetapi tidak signifikan dan nilai posttest
karena itu uji hipotesis yang digunakan
kontrol
mengalami
pada penelitian ini adalah uji statistik 226
Penerapan Model Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Kognitif Siswa
parametrik yakni dengan uji t-test. Hasil
eksperimen
analisis uji hipotesis pada penelitian ini
pengukuran awal (pretest) dapat dilihat
diuraikan
pada Tabel 3. zzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzzz
sebagai
berikut.
Perbedaan
dan
kelas
kontrol
pada
hasil belajar kognitif siswa antara kelas Tabel 3. Perbedaan Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Pada Pretest t Kelas Max Min Rata-rata hitung Dk ttabel Eksp Kontrol
77 67
37 43
54,72 56,96
1,018
48
2,010
Berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa hasil
Selanjutnya, analisis uji hipotesis hasil
analisis tersebut menunjukan nilai thitung
kognitif siswa pada pengukuran akhir
lebih
ttabel
posttest kelas eksperimen dan kelas
(1,018<2,010) yang artinya tidak terdapat
kontrol dapat dilihat pada Tabel 5. bbbbbb
kecil
daripada
nilai
perbedaan yang signifikan. Tabel 5. Perbedaan Kognitif Siswa Kelas Eksperimen dan Kontrol Pada Posttest Ratathitung ttabel Kelas Max Min Dk rata Eksp 100 90 98,16 4,455 48 2,010 Kont 100 60 85,68 Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa Hasil
dengan pendapat Sardiman (2011: 96)
analisis tersebut menunjukan bahwa nilai
yang
thitung lebih besar daripada nilai ttabel
belajar merupakan prinsip atau azas yang
(4,455>2,010)
sangat penting di dalam interaksi belajar
yang
artinya
terdapat
perbedaan yang signifikan.
bahwa,
“Aktivitas
mengajar”. Pernyataan tersebut berarti
Hasil analisis data dilakukan untuk membantu
mengatakan
pengaruh
hendaknya selalu berprinsip pada aktivitas
penggunaan model snowball throwing
siswa. Peningkatan aktivitas siswa pada
terhadap aktivitas dan kognitif siswa.
tabel 1 dapat ditunjukkan melalui grafik
Aktivitas
seperti terlihat pada Gambar 1. fffffffffff
kegiatan
menjelaskan
bahwa, pelaksanaan kegiatan mengajar
belajar
diperlukan
pembelajan.
Hal
ini
dalam sesuai 227
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
Gambar 1. Aktivitas Siswa kegiatan
mendengarkan merupakan aspek aktivitas
belajar sangat bervariasi. Pada penelitian
siswa yang paling banyak dilakukan oleh
ini, aktivitas siswa dalam kelas dibagi
siswa.
menjadi lima aspek yakni visual, lisan,
aktivitas siswa yang rendah dibandingkan
mendengarkan,
Aktivitas
Hasil
siswa
menunjukkan
bahwa,
lisan
pertama
kegiatan
aktivitas
siswa
sebesar
95%.
belum
terlihat
bahwa,
Hal
ini
terdapat
5%
tersebut
menjadi
kurang
persentasenya, dikarenakan siswa masih mampu
melaksanakan
sendiri
aktivitas siswa di kelas. Pada pertemuan kedua, aktivitas
rerata aktivitas siswa pada pertemuan
menunjukkan
merupakan
kelima jenis aktivitas lainnya. Aktivitas
belum maksimal. Berdasarkan Gambar 1,
pertama
lisan
mental.
pertemuan
pembelajaran,
Sedangkan
dan
menulis,
penelitian
pada
dalam
siswa dapat berjalan optimal. Hal ini dibuktikan
berdasarkan
data
pada
dalam
Gambar 1, rerata aktivitas siswa pada
kegiatan pembelajaran. Ketidakmunculan
pertemuan kedua sebesar 100%. Semua
aktivitas
aspek aktivitas siswa berjalan dengan
aktivitas
yang
penerapan
belum
tersebut guru
muncul
disebabkan yang
masih
oleh
optimal
belum
bahwa
pelaksanaa
model snowball throwing membuat siswa
maksimal.
menjadi aktif dan dapat melaksanakan
Apabila dilihat pada masing-masing aspek,
disinyalir,
terlihat
bahwa
semua aktivitas di kelas dengan baik.
aktivitas 228
Penerapan Model Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Kognitif Siswa
Selain aktivitas belajar, penelitian ini
kelas kontrol dengan kelas eksperimen
juga ingin melihat pengaruh pembelajaran
hampir
dengan snowball throwing terhapa kognitif
56,96 dan 54,72. Sementara itu pada
siswa. Seperti terlihat pada Tabel 2,
pengukuran
secara
sama
masing-masing
akhir
(posttest)
sebesar
terdapat
deskriptif
terdapat
perbedaan
perbedaan mendasar rerata kognitif siswa
kognitif
siswa
sebelum
kelas kontrol dengan kelas eksperimen
model
yakni 85,68 dan 98,16. Apabila Tabel 2
sedsudah
ditampilkan dalam bentuk grafik, dapat
pembelajaran dengan snowball throwing.
dilihat pada Gambar 2. qqqqqqqqqqqqq
rerata
dilaksanakannya snowbal
throwing
pembelajaran dengan
Pada pengukuran awal (pretest) rerata
Gambar 2. Rerata Kognitif Siswa kelas Eksperimen dan kelas Kontrol uji
adalah 1,018 sedangkan nilai ttabel adalah
hipotesis, perbedaan rerata kognitif siswa
2,010. Berdasarkan kriteria keputusan
pada awal dan pengukuran pengukuran
maka hipotesis nihilnya diterima.
Apabila
dianalisis
melalui
Hasil
akhir akan terlihat secara jelas. Pada
analsis
tersebut
pretest, hasil uji hipotesis dengan uji t,
mengindikasikan bahwa, kedua kelompok
terlihat bahwa nilai thitung < ttabel. Terlihat
yakni kelompok kontrol dan kelompok
hasil analisis pada Tabel 3, nilai thitung
eksperimen berasal dari kelompok yang 229
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
sama. Selain itu, hasil penelitian ini juga
pembelajaran. Jika dilihat pada langkah
memberi penegasan bahwa, kelas yang
kegiatan selama kegiatan pembelajaran
dijadikan sampel penelitian layak untuk
dengan
diteruskan
perlakuan memunculkan tingkat aktivitas
menjadi
subyek
penelitian.
Hasil analisis ini dapat dimaklumi, karena
Artinya,
dilaksanakan
kegiatan
throwing,
beberapa
mental yang tinggi.
pretest dilaksanakan sebelum dilakukan pembelajaran.
snowball
Pada kegiatan pendahuluan, siswa
sebelum
dimintai pendapat tentang materi dan sifat
pembelajaran
benda. Ketika ditanya, siswa berpikir dan
penguasaan materi siswa masih rendah.
mencoba
Hal ini juga semakin menguatkan bahwa
dengan apa yang mereka pikirkan. Pada
materi yang akan disampaiakna pada
tahap ini, siswa sudah diajak untuk
kegiatan
melakukan aktivitas mental. Selanjutnya
pembelajaran
belum
disampaikan.
menjawab
pertanyaan
guru
pada kegiatan inti pembelajaran, siswa
Berbeda dengan hasil pretest, hasil
lebih banyak berkegiatan. Pelaksanaan
kognitif siswa pada posttest menunjukkan
dengan pendekatan student centered ini,
terdapat
signifikan.
memungkinkan
Berdasarkan Tabel 4, diketahui bahwa
mengesplorasi
nilai thitung> ttabel yakni 4,455>2,010. Sesuai
mendalam.
dengan
perbedaan
kaidah
yang
materi
untuk
secara
lebih
penarikan
Pada kegiatan inti, siswa diminta
kesimpulan uji hipotesis, maka bila nilai
untuk menceritakan pengalaman yang
thitung>ttabel, maka hipotesis nihilnya ditolak.
berkaitan dengan benda yang ada di
Sebagai
maka
sekitar rumah mereka. Setelah itu, mereka
kesimpulan yang diambila adalah terdapat
diminta untuk mendalami materi melalui
perbedaan yang signifikan hasil posttest
aktivitas
kelompok kontrol dengan hasil posttest
kelompok,
kelompok eksperimen.
kelompoknya,
konsekuensinya,
Perbedaan kelompok
keputusan
siswa
hasil
kontrol
posttest
dengan
antara
kelompok.
Pada
kegiatan
bersama mereka
anggota diminta
untuk
membuat pertanyaan atas materi yang
kelompok
dikaji.
Pertanyaan-pertanyaan
eksperimen ini kuat dipengaruhi oleh
dihasilkan
pelaksanaan pembelajaran menggunakan
bahan untuk dilempar (throwing) kepada
snowball
teman
throwing
selama
proses 230
siswa
kemudian
yang
kelompoknya
secara
dijadikan
bergiliran
Penerapan Model Snowball Throwing Terhadap Aktivitas dan Kognitif Siswa
seperti bola menggelinding (snowball).
biasa, namun kognitif siswa pada kelas
Setelah pertanyaan yang dituliskan dalam
kontrol juga tergolong tinggi. Hasil yang
kertas yang dibuat seperti bola tersebut
baik ini, merupakan usaha dari guru
sampai pada teman kelompoknya, teman
setempat Karena guru tersebut sudah
yang
mengenal karakteristik siswa yang ada di
menerima
bola
tersebut
harus
sekolah tersebut.
menjawab pertanyaan yang terdapat pada bola
kertas
tersebut.
Aktivitas
Berdasarkan
yang
penjelasan
tersebut,
dilakukan berulang ini, sangat membantu
perbedaan kognitif siswa antara kelas
siswa dalam mengelaborasi materi yang
kontrol
telah dikaji bersama. Seperti dikatakan
merupajkan
Farhan (Kusumayanti, 2013), “Snowball
pembelajaran snowball throwing. Hal ini
throwing
semakin dikuatkan dengan meningkatnya
melatih
siswa
untuk
lebih
dengan
kelas
akibat
dari
aktivitas
dan
kegiatan pemebalajran dengan snowball
pesan
tersebut
setelah
penerapan
tanggap menerima pesan dari orang lain menyampaikan
siswa
eksperimen
melaksanakan
throwing tersebut.
kepada temannya dalam satu kelompok”. Selanjutnya pada kegiatan penutup, siswa
masih
melaksanakan
Simpulan dan Saran
aktivitas
mental yakni melaksanakan konfirmasi
Berdasarkan analisis hasil penelitian
yakni siswa diminta untuk menyimpulkan
disimpulkan secara umum bahwa terdapat
materi yang disampaikan. Pada tahap ini,
pengaruh pennggunaan model snowball
siswa
mampu
throwing terhadap aktivitas dan hasil
tersebut,
belajar siswa. Kemudian secara khusus
melengkapi
dapat disimpulkan sebagai bahwa, 1)
dengan
sendirinya
melaksanakan sehingga
kegiatan
guru
hanya
aktivitas
penjelasan yang masih kurang lengkap. Pada
kelompok
melaksanakan
kontrol,
pembelajaran
belajar
menggunakan
siswa
siswa
model
dengan
pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing di kelas
seperti
biasanya terjadi di sekolah tersebut. Siswa
eksperimen
melaksanakan
peningkatan dari pertemuan pertama ke
kegiatan
pembelajaran
pada
penelitian
ini
ada
yang
pertemuan kedua. Hal tersebut terbukti
dilakukan oleh guru setempat. Walaupun
dengan hasil observasi aktivitas belajar
pembelajaran
siswa pada pertemuan pertama sebesar
sesuai
dengan
perencanaan
yang
dilakukan
seperti 231
Jurnal Pendidikan Dasar PerKhasa, Volume 2, Nomor 2, Oktober 2016
95%
dan
pada
pertemuan
kedua
Daftar Pustaka Agustina, E. T. (2013). “Implementasi Model Pembelajaran Snowball throwing Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Membuat Produk Kria Kayu Dengan Peralatan Manual”. INVOTEC. Volume IX, No. 1, Februari 2013 : 17-28.
mencapai 100%. 2) terdapat perbedaan hasil belajar kognitif siswa yang signifikan pada posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol pada materi perubahan sifat benda di kelas V SD Negeri 02 Sintang tahun pelajaran 2016/2017. Hal
Kusumayanti Y., Dsk Pt., Dw. Nym. Sudana, Gd. Sedanayasa. (2013). Pengaruh Model Pembelajaran Snowball Throwing Berbantuan Media Konkret Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Di Gugus V Kecamatan Sukasada. Jurnal Mimbar PGSD. Denpasar: Universitas Pendidikan Ganesha.
ini terlihat dari hasil rata-rata posttest kelas eksperimen sebesar 98,16 dan ratarata kelas kontrol sebesar 85,68 serta hasil analisis juga menunjukan bahwa nilai thitung
lebih
besar
dari
nilai
ttabel
(4,455>2,010). Berkaitan dengan keseluruhan hasil
Sardiman, A.M. (2011). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali.
penelitian yang telah diuji, ada beberapa saran yang disampaikan oleh peneliti sebagai
berikut:
bersemangat
yakni
1)
selama
siswa
Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
proses
pembelajaran, bertanya jika ada materi Sudjana. N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Ramaja Rosdakarya.
yang belum dipahami, karena penting untuk
aktivitas
pembelajaran
selama
berlangsung;
proses 2)
untuk
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
peneliti yang berminat untuk meneliti lebih lanjut
tentang
model
pembelajaran
kooperatif tipe snowball throwing lebih memperbanyak
kajian-kajian
Suprijono, Agus. (2015). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
model
tersebut, agar meminimalisir kekurangan untuk perbaikan demi penyempurnaan penelitian yang akan dilaksanakan.
232