PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMA NEGERI 1 SIGLI Oleh: Yahya (Dosen Prodi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jabal Ghafur) ABSTRACT A study concerning the application of learning models snowball throwing in improving student learning outcomes SMA Negeri 1 Sigli. This study aims to determine whether there is an increase in student learning outcomes through snowball throwing on a learning model students of SMAN 1 Sigli. The population in this study were all high school students in grade II Negeri1 Sigli, sebanyaj 6 class. Samples taken porposif sampling by 2 classes of experimental class (II A) and a control class (II C). The data analysis using t-test statistics. The results of the analysis of data obtained t = 2.72> t table = 1.67 significance level α at 00:05. Then it can be interpreted bahqa Ho rejected and Ha accepted, with demikikian proposed hypothesis is: the application of snowball throwing pewmbelajaran models can improve learning outcomes of students of SMA Negeri 1 Sigli acceptable. Keywords: Snowball throwing, learning outcomes PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Proses pendidikan sudah dimulai semenjak seseorang baru dilahirkan dalam lingkungan keluarga. Dilanjutkan ke jenjang pendidikan formal, tertruktur dan sistematis dalam lingkungan sekolah. Di sekolah terjadi interaksi secara langsung antara sesama siswa sebagai peserta didik dan guru sebagai pendidik dalam suatu proses pembelajaran. Pembelajaran merupakan kegiatan utama di lingkungan sekolah dan menjadi penentu kualitas output sumber daya manusia, oleh sebab itu di sekolah perlu adanya penentuan ritme belajar dengan mengutamakan peningkatan mutu belajar secara sistematis. Upaya pembaharuan sistem pendidikan pada dasarnya diarahkan pada usaha penguasaan materi, media, dan model pembelajaran yang handal. Model pembelajaran diarahkan pada peningkatan aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar sehingga pelaksanaannya berlangsung secara optimal. Interaksi antara siswa dan guru berlangsung secara optimal berujung pada peningkatan penguasaan konsep siswa pada gilirannyadapat meningkatkan prestasi belajar siswa (Nurhadi, 2003:4). Permasalahan lain yang sering terjadi adalah metode mengajar dan gaya mengajar guru. Gaya mengajar yang digunakan guru belum optimal. Banyak guru cendrung mengajar kurang bervariasi. Latihan yang diberikan belum mampu memberikan umpan balik yang baik. Pada hal peran guru sangat utama dalam penentuan prestasi belajar siswa
Sains Riset Volume 4 – No. I, 2014
di sekolah. Guru bertanggung jawab untuk mengatur, mengelola, dan mengorganisir kelas. Oleh karena itu keberhasilan siswa di kelas yang paling berpengaruh dan dominan adalah guru (Ali, 2004:27). Model;pembelajaran snowball throwing berupa belajar meningkatkan keaktifan siswa dalam memahami materi pelajaran. Melalui model ini siswa diajak mencari informasi materi secara umum., membentuk kelompok menetukan ketua dan diberi tugas memahami materi tertentu dalam kelompok, bekerja sama dalam kelompok serta mencatat soal-soal yang diberikan kepada kelompok lain, dan menjawab secara bergiliran. Kelompok bertanggung jawab untuk mengambil kesimpulan dari pembahasan soal dan jawabannya. Namun yang berkembang di SMA Negeri 1 Sigli adalah pengembangan konsep belajar masih bersifat sentral, artinya guru mendominasi pebelajaran sehingga siswa diajak untuk mendengarkan saja, tanpa memperoleh kesempatan menemukan sendiri konsep belajar. Sehingga banyak siswa kurang bersemangat dalam mengikuti proses belajar mengajar. Model pembelajaran lama masih mendominasi proses belajar mengajar SMA Negeri 1 Sigli, dan perlu mencari solusi untuk mengembangkan model pembelajaran yang sesuai dan variatif sehingga pengembangan konsep belajar banyak diminati para siswa. Untuk itulah konsep penelitian ini dilakukan, untuk merubah pandangan sekolah dari model lama ke yang baru.
1
Rumusan masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah penerapan model pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Sigli. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui apakah ada peningkatan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran snowball throwing pada siswa SMA Negeri 1 Sigli Hipotesis Penelitian Hipotesis yang diajukan adalah: penerapan metode snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Sigli Definisi Istilah 1. Penerapan adalah: Penggunaan sesuatu yang dapat memberi pengaruh atau mendatangkan perubahan (Anwar, 2001:318). 2. Model pembelajaran snowball throwing adalah: todel pembelajaran yang mengajak siswa untuk mencari informasi materi secara umum, membentuk kelompok, masing-masing siswa dalam kelompok membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu dilemparkan ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh (Nadhirin, 2008:2). 3. Hasil belajar adalah: suatu tingkat keberhasilan yang dicapai dalam memperoleh cara-cara bersikap, bertindak serta bertingkah laku melalui pengalaman dan latihan dalam menyelesaikan pendidikan di sekolah (Slameto, 2005:35). , LANDASAN TEORETIS Hakikat Belajar Belajar mencakup semua aspek tingkah laku dan dapat dilihat dengan nyata, proses itu terjadi dalam diri seseorang yang sedang mengalami dan menjalani konsep belajar. Proses ini terjadi secara internal dalam diri individu dalam upaya memperoleh perubahan dalam konsep hidup. Belajar merupakan upaya memperkaya diri dari pengembangan ilmu sehingga mampu merubah tingkah laku dari satu jenjang ke jenjang lainnya yang lebih baik. Belajar terjadi apa bila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa hingga perbuatannya berubah dari waktu sebelum ia
Sains Riset Volume 4 – No. I, 2014
mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia mengalami situasi tadi (Purwanto, 2000:84). Sementara itu Thordike dalam (Nurhadi, 2003:178) berpendapat bahwa: Belajar adalah proses yang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap. Dalam sistem pengajaran dengan pendekatan keterampilan proses siswa dituntut harus lebih aktif dari pada guru. Guru hanya bertindak sebagai fasilitator dan pembimbing, inilah yang disebut dengan interaksi edukatif. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan oleh Ahmadi (2007:47) Interaksi edukatif adalah suatu gambaran hubungan aktif dua arah antara guru dan anak didik yang berlangsung dalam ikataan tujuan pendidikan. Belajar sangat erat hubungannya dengan prestasi belajar. Seseorang yang ingin memperoleh prestasi yang baik harus belajar dengan sungguh-sungguh. Belajar yang rajin memerlukan situasi yang lebih kondusif dan harus dapat memanfaatkan waktu yang lebih efisien. Memerlukan kondisi kesehatan fisik dan mental yang lebih baik, agar konsentarsi dalam belajar lebih terpusat. Sehingga memiliki daya rekam yang kuat terhadap apa saja yang dipelajarinya. Jadi konsep belajar tidak hanya sekedar membaca, akan tetapi lebih menghayati terhadap apa yang dibaca dan pandai mengambhil sebuah kesimpulan. Konsep belajar perlu dikembang luas dalam kehidupan siswa di sekolah. Sehingga seorang siswa lebih cinta terhadap berbagai macam ilmu pengetahuan dan termotivasi untuk mempelajarinya. Faktor-faktor yang Mempengaruhi proses belajar Untuk mencapai prestasi belajar sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, antara lain : Faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang ada dari luar (faktor ektern). Faktor-faktor yang terdapat dalam diri anak bersifat biologis, sedangkan faktor dari luar, misal keluarga, sekolah, masyarakat, dan sebagainya. 1) Faktor intern adalah faktor yang timbul dari dalam diri indicidu itu sendiri, adapun yang tergolong faktor intern adalah intelegensi, bakat, minat dan motivasi. a. Intelegensi; Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi
2
rendahnya intelegensi. Intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tinhgkat perkembangan anak. Intelegensi ini bersiafat menurun dari kedua ayah dan ibu seseorang, didukung oleh kecukupan dalam pengaturan menu sehari-hari. Olek karena itu keberhasilan dalam belajar sangat besar pengaruh intellegensi seseorang. Kemampuan merekam oleh memori dan kemapuan memuncul kemabali apa yang tinggal dalam memorinya tiu disebut intelegensi. b. Bakat; Bakat adalah kemampuan tertentu yang dibawa semenjak lahir oleh seseorang, sehingga menunjukkan kebolehannya. Bakat adalah potensi atau kemampuan kalau diberikan keterampilan untuk dikembangkan melalui belajar akan menjadi kecakapan yang nyata (Kartono, 1995:2). Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak bergantung pada upaya pendidikan dan latihan (Syah, 2008:136). Timbulnya keahlian diri seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya. c. Minat; Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimilki seseorang diperhatikan secara terus menerus sehingga mampu melakukan sendiri. Minat merupakan keinginan untuk melakukan sesuatu tanpa perlu dimotivasi oleh pihak lain. Minat itu timbul dalam hati diri sendiri untuk melakukan seusatu, lalu ditambah dengan berbagai dorongan sehingga menjadi potensi besar. d. Motivasi; Motivasi ada dua jenis, yang dari individu itu nsendiri dan dari pihak lain. Motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri timbul setelah memahami arti konsep belajar, dan biasanya setelah mengamati keberhasilan dari orang lain. Motivasi yang timbul dari dorongan pihak lain sebagai perangsang untuk mempengaruhi minat diri, setelah mendengar, mengamati keberhasilan yang lebih baik dari orang lain. Biasanya kedua motivasi bekerja sekali gus, ditambah oleh keingin tahuan yang tinggi dari seseorang. 2) Faktor Ekstern Faktor ini datangnya dari pihak luar dengan menghidupkan potensi diri dengan ajakan-ajakan dengan menawarkan konsepkonsep baru sehingga membangkit gairah untuk diketahuinya, antara lain adalah: a. Keadaan Keluarga;
Sains Riset Volume 4 – No. I, 2014
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat tempat seseorang dilahir dan dibesarkan. Adanya rasa aman dan damai dalam keluarga sangatlah penting dalam perkembangan dan perttumbuhan anak. Pendidikan pertama sekali dirasakan oleh anak adalah dalam keluarga, baru setelah itu memasuki masa pendidikan di sekolah. Keluarga yang baik memberi makna positif dalam perkembangan dan pertumbuahn anak, sebaliknya bila keluarga itu kacau akan memberi pengaruh negatif bagi si anak. Keluarga yang damai tidak ditentukan oleh kekayaan, akan tetapi memiliki pengertian dan sikap musyawarah antara anggota keluarga. b. Keadaan sekolah; Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong anak belajar yang lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran oleh guru, hubungan guru dengan siswa, alat-alat pelajaran, kurikulum. Guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang sopan dalam mengajar (Kartono, 1995:6). c. Lingkungan masyarakat; Selain orang tua, lingkungan masyarakat merupakan lembaga pendidikan i9nformal kedua setelah keluarga. Lingkungan masyarakat sangat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan seseorang. Masyarakat yang baik akan memberi karakter yang baik kepada seorang anak, sebaliknya bila lingkungan masyarakat yang kurang baik akan berpengaruh dalam kehidupan seorang anak. Seorang anak akan belajar dalam kehidupan bermasyarakat, maka orang tua wajib mengawasi anaknya jika sudah mulai memasuki masa kehidupan dalam masyarakat. 2.3 Model pembelajaran Snowball Throwing Model pemebelajaran snowball throwing merupakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk mencari informasi materi secara umum, membentuk kelompok, menentukan ketua dan diberi tugas untuk membahas materi tertentu dalam kelompok. Masing-masing siswa dalam kelompok membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan). Bola tersebut mulai dilemparkan ke siswa lain dengan masing-masing menjawab pertanyaan dari bola tadi yang diperoleh untuk diambil dari
3
hasil jawaban kelompok terhadap pertanyaan yang diterima (Nadhirin, 2008{2). - Kelemahan model pembelajaran snowball throwing adalah sebagai berikut: 1) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa. 2) Dalam pelaksanaannya ada peluang timbul pertanyaan yang sama antara kelompok yang satu dengan kelompok lain. 3) Bagi siswa yang biasanya mendominasi diskusi, teknik snowball throwing akan dinilai mengekang kebebasan. Hal tersebut menimbulkan ketidaknyaman bagi siswa yang agresif (Nuryani, 2005:76) Model pembelajaran snowball throwing perlu dikembangkan di sekolah-sekolah sehingga membangkitkan motivasi belajar yang kuat pada siswa. Selain itu memberikan kesempatan kepada siswa agar cepat mandiri, kebih dewasa dalam berargumentasi. Lebih penting lagi menumbuhkan saling menghargai pendapat teman-teman lain. Model pembelajaran snowball throwing juga mengajak kelas lebih hidup, suasana demikian akan menarik dan termotivasi siswa untuk belajar lebih aktif. METODE PENELITIAN 1 Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian koparatf. 2 Populasi dan Sampel Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SMA Negeri 1 Sigli tahun ajaran 2012/2013 terdiri dari 6 kelas berjumlah 280 orang. Sampelnya diambil 2 kelas, yaitu kelas eksperimen II A berjumlah 30 siswa dan kelompok kontrol II C berjumlah 30 siswa. 3 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dengan melakukan pretes dan postes untuk melihat ada tidak terjadi peningkatan prestasi setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing pada ciri-ciri makhluk hidup. Tes ini diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas kontrol, setelah proses pembelajaran dilakukan. 4 Teknik Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan statistik Uji-t dua pihak dengan taraf signifikan α=0.05.
Sains Riset Volume 4 – No. I, 2014
t =
..... √
(Sudjana, 2005:239). Keterangan : t = harga t hitung = nilai rata-rata kelas keperimen = nilai rata-rata kelas kontrol = varian gabungan antara S1 dan S2 masing-masing tes
Namun sebelum menghitung Uji-t terlebih dahulu diolah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: a. Rumus untuk mencari rata-rata : X = Keterangan: X = nilai rata-rata siswa X1 = nilai tengah Fi = frekwsi kelas interval b. Rumus untuk mencarai Varian ( S2 ) : S2 = Keterangan: S2 = Varian n = jumlah sampel c. Rumus untuk menentukan Varian Gabungan : S gab = √ Keterangan : S gab = Varian gabungan n1 = jumlah siswa kelkompok eksperimen n2 = jumlah siswa kelompok kontrol =Varian dari kelompok eksperimen = Varian dari kelompok kontrol Pengujian hipotesis dalam penelitian menggunakan Uji-t dengan kriteria: Jika t hitung > t tabel terima Ha tolak Ho Jika t hitung < t tabel terima Ho tolak Ha
ini
HASIL DAN PEMBAHASAN 1 Hasil Penelitian Pretes dan postes dilakukan untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berikut rincian nilai postes dan pretes kedua kelas tersebut:
4
Tabel 1 Nilai pretes eksperimen No Nama Siswa 1 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40
2 Andika Arif Fadhilah Arif Maulana Agus Kurniawan Alif Hulsimi Alia Nur Afifah Ayu Lisa Aida Fitri Cut Rahmah Cut Mutia Sari Daufi Mursal Diki Hamdani Dzaltal Fikra Fera Maulida Fera Alaida Feri Husendri Firdaus Hafidz Maulana Khairul Nisa Humaira Hamdani Dzaltal Fikra Fera Maulida Fera Alaida Feri Husendri Firdaus Hafidz Maulana Khairul Nisa Humaira Indah Idris Junaidi Jafri Marhaban Muhammad Dewi Munira Zuhra Amir Rosmawar Mardalena
dan
postes
Nilai Pretes 3 60 57 40 40 15 25 50 45 60 35 15 47 55 30 27 38 54 20 50 60 30 45 59 20 46 50 35 25 55 46 27 33 57 37 40 37 58 46 47 46
kelas
Nilai Postes 4 90 80 65 60 40 50 85 78 90 60 45 75 75 57 50 65 80 45 76 85 55 70 85 50 77 77 60 55 80 75 57 58 83 58 65 70 83 70 76 80
Tabel 2 Nilai Pretes dan Postes Kelas Kontrol No Nama Siwa Nilai Nilai Pretes Postes 1 2 3 4 1. Amal Ma’ruf 50 60 2. Abdul Razak 45 55 3. Amaluddin 70 80 4. Agus Muliadi 69 78
Sains Riset Volume 4 – No. I, 2014
5. 6. 7. 8. 9. 10 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Arsya’di Ari Batun Nisa Agus Nidar Anita Zahara Usman Ismail Nurlaila Cut Fathimah Irfan M. Isa Bahagia Badriah Cut Zahara Cut Nurlina Desi Susanti Eva Rahayu Eka Puspika Fajar Rina Gunawan Fatimah Zuhra Khairiah Nurhayati Nurlima Safwan
20 40 30 25 57 70 55 30 65 70 60 36 50 65 80 60 35 40 54 50 45 55 68 70
35 50 45 30 68 80 65 40 70 80 77 70 75 47 60 66 50 55 65 65 55 64 66 67
a. Hasil nilai pretes 1. Kelas Eksperimen Rentang (R) =Nilai tertinggi – Nilai terendah = 60 -15 = 45 Interval kelas (K) = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 40 = 1 + 3.3 (1.60) = 6.28 (K = 6) P = P = P= 7.16 (P = 8) Tabel 3 Daftar Distribusi Frakwensi Nilai Pretes Kelas Eksperimen Interval ( ( kelas 15 -22 4 18.5 74 -23.2 538.24 23 -30 6 26.5 159 -15.2 231.04 31 – 38 6 34.5 207 -7.2 51.84 39 – 46 7 42.5 297.5 0.8 0.64 47 – 54 8 50.5 404 8.8 77.44 55 – 62 9 58.5 526.5 16.8 382.24 40 1668 Nilai rata-rata pretes siswa kelas eksperimen dari tabel 3 adalah sebagai berikut: =
Xi =
Xi = 41.7
5
(
-x
2132.96 1386.24 311.04 4.48 619.52 2540.16 7014.4
Selanjutnya Varians dan Simpangan Baku dapat diperoleh:
F=
F hitung =
F hitung =
F hitung =1.31 √
Fα(
- 1)
F 0.05 (39 – 37)
F = 2.20
2.Kelas Kontrol Rentang (R) = Nilai tertinggi – Nilai terrendah = 70 – 20 = 50
Dari hasil analisis data ternyata: F hitung 1.31 < F tabel 2.20, jadi dapat disimpulkan Varian-Varian kedua kelas adalah homogen.
Interval Kelas (K) = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 38 = 1 + 3.3 (1.57) = 1 + 6.18 = 6.18 (K = 6 atau 7)
b. Hasil Postes 1. Kelas Eksperimen Rentang (R) = Nilai Tertinggi – Nilai Terrendah = 90 – 40 = 50 Interval kelas (K) = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 log 40 = 1 + 3.3 (1.60) = 6.28 (K = 6 atau 7) P= P = P = 7.96 (P=8)
P=
P=
P = 8.09
(P = 8)
Interval kelas 20 -27 28 -35 36 – 43 44 – 51 52 – 59 60 – 67 68 - 75
-1,
Tabel 4 Daftar Distribusi Frakwensi Nilai Pretes Kelas Kontrol - ( -x) ( fi( x x 23.5 70.5 -27.15 737.12 2211.36 31.5 126 -19.15 266.72 1466.88 39.5 276.5 -11.15 124.32 870.24 47.5 237.5 -3.15 9.92 49.6 55.5 333 4.85 23.52 141.12 63.5 381 12.85 165.12 990.72 71.5 500.5 20.85 434.72 3043.04 1925 8772.96
3 4 7 5 6 6 7 38
Nilai rata-rata pretes siswa kelas kontrol tabel 4.4 adalah sebagai berikut: X2 =
X2 =
Tabel 5 Daftar Distribusi Frakwensi Nilai Postes Kelas Eksperimen Interval kelas ) 40 - 47 3 43.5 130.5 -25.2 635.04 48 - 55 5 51.5 257.5 -17.2 295.84 56 – 63 7 59.5 416.5 -9.2 84.64 64 – 71 6 67.5 405 -1.2 1.44 72 - 79 8 75.5 604 6.8 46.24 80 – 87 9 83.5 751.5 14.8 239.04 88 - 95 2 91.5 183 22.8 519.84 40 2748 Nilai rata-rata postes siswa kelas eksperimen dari tabel 5 adalah sebagai berikut:
Xi = 50.65 =
Selanjutnya Varians dan Simpangan Baku dapat diperoleh: = 237.10
= =√
=
= 68.7
Selanjutnya Varian dan Simpangan Baku dapat diperoleh:
= = 15.39
2. Uji Homogenitas Pretes Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel penelitian ini berasal dari populasi yang sama, sehingga hasil penelitian dapat berlaku bagi populasi. Untuk menguji homogenitas digunakan rumus :
Sains Riset Volume 4 – No. I, 2014
= =√
=
= 188.88
= 1374
2. Nilai postes kelas kontrol Rentang (R) = Nilai Tertinggi – Nilai terrendah = 80 – 30 = 50 Intrerval kelas (K) = 1 + 3.3 log n = 1 + 3.3 (1.57) = 1 + 3.3 log 38 = 6.18 (K = 6 atau 7)
6
1905.12 1479.20 592.48 8.64 369.92 1971.36 1039.68 7366.40
P=
P=
P = 8.09
=
=
–
Interval Kelas 30 – 37 38 – 45 46 -53 54 – 61 62 – 69 70 – 77 78 – 85
Tabel 6 Daftar Distribusi Frekwensi Nila postes kelas Kontrol ( -X) ( ( X X 3 33.5 106.5 -27.15 737.12 740.12 4 41.5 166 -19.15 366.72 1466.88 5 49.5 247.5 -11.15 124.32 621.60 6 57.5 345 -3.15 9.92 20.52 8 65.5 524 4.85 23.52 188.16 7 73.5 514.5 12.85 165.12 1155.84 5 81.5 407.5 20.85 434.72 2173.60 38 2305 637573 Nilai rata-rata Postes dari tabel 6 adalah sebagai berikut: =
=
= 60.65
Selanjutnya Varian dan Simpangan Baku dapat diperoleh : =
=
=
= 172.31
=√
= 13.12
3. Uji Homogenitas Postes 4. Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui sampel penelitian berasal dari populasi yang sama, sehingga hasil penelitian dapat berlaku bagi populasi. Untuk menguji homogenitas digunakan rumus: P= F hitung =
F hitung = 1.09
Fα (
- 1,
-
1) F 0.05 (39.37) = 2.11, maka F hitung 1.09 < F tabel 2.11 dengan demikian dapat disimpulkan bahwa varian-varian kedua kelas homogen 3. Tinjauan Hopetesis Tinjauan hipetesis bertujuan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak. Dari analisa data diperoleh nilai Mean dan Standar Deviasi pada masing-masoing kelas yaitu kelas eksperimen ( = 68.7 Variannya ( = 188.88) dan nilai rata-rata kelas kontrol ( = 60.65) dan Variannya ( = 172.31) maka :
Sains Riset Volume 4 – No. I, 2014
–
=
=
= 180.82
=√
S = 13.44
Maka nilai t diperoleh : t =
t = √
t = √
t=
t = 2.72
Dengan taraf signifikan α = 0.05 dan derajat kebebasan dk = ( + - 2) = (40 + 38 – 2) = 76. Pengujian hipotesis dilakukan pada taraf signifikan α = 0.05 dan derajat kebebasan 76, tenyata thitung =2.72 > t tabel =1.67. Hal ini memperlihatkan bahwa rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: penerapan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan prestasi belajar siswa SMA Negeri 1 Siglidapat diterima. 4. Pembahasan Fungsi guru dalam meodel pembelajaran snowball throwing adalah sebagai pembimbing dan fasilitator (pemberi kemudahan dalam belajar) sehingga guru harus dapat merubah pola tindakan, peran siswa dalam pembelajaran dari konsumen gagasan (seperti menulis, mendengar dan menghafal) menjadi peran produser gagasan (seperti bertanya, menjawab dan mengemukakan pendapat). Dengan demikian siswa harus berusaha untuk mencari jalan keluar dari satu permasalahan. Dengan sendirinya suasana kelas dalam prosesn belajar mengajar akann tanpak lebih efektif. Langkah-langkah dalam pembelajaran yang berbeda bisa menyebabkan nilai yang dihasilkan oleh kedua kelas ini berbeda pula. Penyebab lain yang mungkin terjadi nilai ratarata kedua sampel penelitian berbeada adalah karena pada umumnya motivasi belajar siswa masih sangat bergantung pada pengajar. Dengan kata lain siswa akan bersemangat belajar apabila ada dorongan yang kuat dari pengajar. Guru dalam proses pembelajaran harus memilih pendekatan, metode dan model pemebelajaran yang dapat memotivasi siswa
7
untuk lebih aktif dalam belajar, sehingga siswa tidak bosan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Berdasarkan penelitian di SMA Negeri 1 Sigli, dan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dengan menggunakan Ujit pada taraf signifikan α = 0.05 dan derajat kebebasan dk =76, tenyata thitung =2.72 > t tabel =1.67 berarti hipotesis yang dirumuskan: penerapan model pembelajaran snowball throwing dapat meningkatkan hasil belajar siswa di SMA Negeri 1 Sigli dapat diterima. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasi penelitian, maka dapat diambil beberapa kesimpulan nsebagai berikut: 1 . Hasik belajar siswa SMA Negeri 1 Sigli yang dajarkan dengan menggunakan model pembelajaran sowball throwing dapat meningkat, hal tersebut dapat diketahui dari hasil analisis dengan menggunakan statistik Uji-t diperoleh t hitung 2.72 > t tabel 1.67. 2. Dengan menggunakan model pembelajaran snowball throwing siswa lebih bersemangat dalam belajar karena guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan siswa dapat menyumbang pikirannya untuk memecahkan masalah bersama. Saran-saran Adapun saran yang disampaikan oleh peneliti adalah sebagai berikut: 1. Model pembelajaran snowball throwing dapat membawa dampak positif dalam meningkatnya hasil belajar siswa, maka diharapkan kepada guru agar dapat menerapkan model pembelajaran ini dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan di sekolah. 2. Hendaknya guru bidang studi Biologi, selain menguasai materi juga harus membekali diri dengan pengetahuan tentang model-model pembelajaran yang sesuai dengan pokok bahasan yang diajarkan, karena setiap model pembelajaran memberikan teknik-teknik tertentu dalam penggunaannya sehingga akan mendapkat hasil yang lebih baik dalam rposes belajar di sekolah
Ahmadi, Abu. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung. Pustaka Setia. Ali, M. 2004. Guru Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Grasindo. Anwar, Dessy. 2991. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia. Surabaya : Karya Aditama. Asrori, M. 2007. Psikologi Pembelajaran. Bandung : Wacana Prima. Hasbullah, M. 2002. Peranan Keluarga Bagi Kehidupan Anak. Jakarta : Zikrul Hakim. Kartono, K. 1995. Psikologi Pembelajaran. Jakarta : Pradnya Paramita. Margono, S. 2009. Metodologi Penelitian Cet. II. Jakarta : Rineka Cipta. Nadhirin, 2008. Metodologi Pembelajaran Efektif. (http://nadhirin biogspot.com/2009/08. Diakses 1 Oktober 2012. Nurhadi. 2003. Pembelajaran Kontektual dan Penerapannya Dalam KBK. Malang : Universitas Negeri Malang. Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Malanng : Universitas Negeri Malang. Purwanto, Ngalim. 2000. Psikologi Pendidikan. Jakarta : Remaja Rosdakarya. Slameto. 2005. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta ; Rineka Cipta. Sudjana, Nana. 2005. Bandung : Tarsito.
Metode
Statistik.
Surachmad, Winarno. 1983. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung : Tarsito. Syah, Muhibbin. 2008. Psikologi Pendidikan. Bandung : Rosda Karya. Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : Gramedia.
DAFTAR PUSTAKA Abidin, Zainal. 2004. Biologi untu SMP dan MTs. CV. Banda Aceh : Pustaka Tunggal Ahmad dkk. 2004. Psikologi Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Sains Riset Volume 4 – No. I, 2014
8