Panduan Pelatihan Baseline Survey
LEAD Project – UNDP LKPS 2008
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Daftar Isi Hlm. Introduksi Panduan Ini ............................................................................................ Petunjuk untuk Fasilitator.................................................................... 1. Penilaian kebutuhan 2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan 3. Sesi-sesi pelatihan 4. Bahan yang dibutuhkan 5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan 6. Fasilitas pelatihan 7. Fasilitasi Petunjuk untuk Peserta ......................................................................... 1. Persiapan 2. Dinamika kelompok 3. Partisipatoris Dokumen Referensi ................................................................................. Sesi 1:
Pembukaan dan Pencairan Suasana ................................................
Sesi 2:
Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan) ..........................................
Sesi 3:
Baseline Survey dalam Ranah Riset ...................................................
Sesi 4:
Perancangan Baseline Survey ..............................................................
Sesi 5:
Observasi untuk Pengumpulan Data Primer .................................
Sesi 6:
Rangkuman Hari Pertama .................................................................
Sesi 7:
Wawancara untuk Pengumpulan Data Primer ...............................
Sesi 8:
Wawancara Semi-Terstruktur (FGD) ...............................................
Sesi 9:
Wawancara Terstruktur (Kuesioner) ................................................
2 2
6
9 10
Sesi 10: Rangkuman Hari Kedua ..................................................................... Sesi 11: Penutup (Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut) ............................ Kesimpulan .......................................................................................................... Lampiran
1
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Panduan Ini. . . Berisi materi yang memfasilitasi pelatihan survei pendasaran (baseline survey). Mencakup materi berupa: agenda dan prosedur sesi pelatihan, bentuk latihan, dan catatan per sesi. Juga dilampiri dengan referensi fasilitator yang berupa presentasi PowerPoint. Namun, fasilitator dapat mengembangkan materi presentasi tersebut dari berbagai sumber lain. Dapat digunakan oleh para pelatih yang belum pernah memfasilitasi kegiatan pelatihan karena bersifat teknis dan operasional. Namun, panduan ini diharapkan tetap dapat memperkaya pengalaman pelatih maupun peserta dengan berbagai konsep tentang monitoring dan evaluasi. Instruksi untuk fasilitator tentang bagaimana melaksanakan sesi pelatihan bagi pelatih pada dasarnya sama dengan instruksi untuk peserta; dan mencakup pokok-pokok diskusi, serta jawaban atas pertanyaan dalam latihan. Instruksi yang khusus bagi peserta akan dibagikan sebagai pegangan sebelum suatu kegiatan pelatihan dimulai. Panduan ini dirancang untuk dapat digunakan dikalangan organisasi lokal nonpemerintah (ornop) berskala kecil dan sedang.
Petunjuk untuk Fasilitator 1. Penilaian kebutuhan Pelatih
disarankan
untuk
melakukan
penilaian
kebutuhan
sebelum
merencanakan pelatihan. Idealnya, penilaian kebutuhan ini dilakukan beberapa minggu sebelum pelaksanaan
pelatihan
mempersiapkan
diri
sehingga
peserta
mempunyai
waktu
untuk
sedangkan
pelatih
mempunyai
waktu
untuk
mempersiapkan topik dan bahan yang dibutuhkan. Sesuai dengan kebutuhan peserta, setelah berkoordinasi dengan staf LEADproject yang bertanggung jawab atas pelatihan, fasilitator dapat menambah
2
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
atau mengurangi sesi atau memutuskan untuk mengalokasikan waktu secara berbeda daripada yang disajikan dalam panduan ini.
2. Kerja tim dalam penyiapan pelatihan Diperlukan kerja tim dalam mempersiapkan pelatihan yang bersifat lebih interaktif dan partisipatif, dalam arti komunikasi lebih bersifat dua-arah. Oleh karena itu, libatkan asisten fasilitator dalam semua pengambilan keputusan yang terkait dengan pelatihan. Tinjau kembali semua materi dan bahas semua umpan balik dari hasil penilaian kebutuhan sebelumnya. Informasikan kepada peserta secara rinici mengenai jadwal pelatihan, dan kirimkan kepada mereka bahan bacaan sebelumnya.
3. Sesi-sesi pelatihan Panduan ini ditujukan untuk pelatihan dua hari untuk pengenalan topik baseline survey. Artinya pelatihan ini akan bermanfaat sebagai pemahaman dasar dan praktis bagi organisasi lokal non-pemerintah yang berskala kecil dan menengah. Panduan, dengan demikian, mencakup sesi-sesi berikut: Sesi 1: Sesi 2: Sesi 3: Sesi 4: Sesi 5: Sesi 6: Sesi 7: Sesi 8: Sesi 9: Sesi 10: Sesi 11:
Pembukaan dan Pencairan Suasana Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan) Baseline Survey dalam Ranah Riset Perancangan Baseline Survey Observasi untuk Pengumpulan Data Primer Rangkuman Hari Pertama Wawancara untuk Pengumpulan Data Primer Wawancara Semi-Terstruktur (FGD) Wawancara Terstruktur (Kuesioner) Rangkuman Hari Kedua Penutup (Evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut)
3
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
y INPUT PESERTA PELATIHAN: Belum dapat jelaskan prinsip baseline survey & perannya dalam monev yang baik Belum dapat jelaskan nilai penting baseline survey dalam merencanakan, mengendali, dan membuat keputusan Belum dapat jelaskan komponen utama baseline survey Belum dapat jelaskan perbedaan riset kualitatif & kuantitatif Belum dapat jelaskan beragam instrumen riset & fungsi masing-masing Belum dapat jelaskan beragam jenis survei & fungsi masing-masing
Belum sadari jika riset penting bagi kerja CSO Belum hargai peran inti data baseline dalam ukur pencapaian CSO Belum hargai pentingnya akuntabilitas & transparansi dalam CSO Belum kompeten untuk prakarsai sendiri suatu baseline survey
Belum dapat rancang & lakukan baseline survey Belum dapat persiapkan & pakai instrumen riset
Sesi I: Pembukaan & Pencairan Suasana Prakondisi peserta agar lebih mudah menerima materi pelatihan
Sesi II: Orientasi Pelatihan Agar dapat hargai pentingnya akuntabilitas & transparansi dalam CSO Agar dapat sadari riset penting bagi CSO Agar dapat hargai peran inti data baseline dalam ukur pencapaian CSO Agar dapat jelaskan nilai penting baseline survey dalam merencanakan, mengendali, dan membuat keputusan Agar dapat jelaskan peran baseline survey dalam monev yang baik
Sesi III: Baseline Survey dalam Ranah Riset Agar dapat jelaskan prinsip baseline survey Agar dapat jelaskan perbedaan riset kualitatif & kuantitatif Sesi IV: Perancangan Baseline Survey Agar dapat jelaskan beragam jenis survei & fungsi masing-masing Agar dapat jelaskan beragam instrumen riset & fungsi masing-masing
Sesi VII: Wawancara untuk Pengumpulan Data Primer Agar dapat jelaskan beragam instrumen riset wawancara (perbedaan antara kuantitatif & kualitatif, antara semi-terstruktur & terstruktur) Agar dapat persiapkan & pakai instrumen riset (wawancara mendalam dengan informan kunci) Sesi VIII: Wawancara Semi-Terstruktur (FGD) Agar dapat jelaskan beragam instrumen riset wawancara semi-terstruktur (perbedaan antara wawancara individual & wawancara kelompok) Agar dapat persiapkan & pakai instrumen riset (FGD dengan panduan wawancara & FGD dengan PRA) Sesi IX: Wawancara Terstruktur (Kuesioner) Agar dapat jelaskan beragam insturmen riset wawancara dengan kuesioner (perbedaan media komunikasi) Agar dapat persiapkan & adaptasi instrumen riset (wawancara dengan kuesioner) Agar dapat praktikkan wawancara dengan kuesioner
Sesi V: Observasi untuk Pengumpulan Data Primer Agar dapat praktikkan dan pahami observasi sebagai partisipan dalam masyarakat
Sesi X: Rangkuman Hari Kedua Agar dapat pahami secara utuh hasil pembelajaran selama hari kedua
Sesi VI: Rangkuman Hari Pertama Agar dapat pahami secara utuh hasil pembelajaran selama hari pertama
Sesi XI: Penutup Agar dapat buat rencana tindak lanjut dari pelatlhan Agar dapat evaluasi pelatihan secara utuh
OUTPUT PESERTA PELATIHAN: Sudah dapat jelaskan prinsip baseline survey & perannya dalam monev yang baik Sudah dapat jelaskan nilai penting baseline survey dalam merencanakan, mengendali, dan membuat keputusan Sudah dapat jelaskan komponen utama baseline survey Sudah dapat jelaskan perbedaan riset kualitatif & kuantitatif Sudah dapat jelaskan beragam instrumen riset & fungsi masing-masing Sudah dapat jelaskan beragam jenis survei & fungsi masing-masing
Sudah sadari jika riset penting bagi kerja CSO Sudah hargai peran inti data baseline dalam ukur pencapaian CSO Sudah hargai pentingnya akuntabilitas & transparansi dalam CSO Sudah kompeten untuk prakarsai sendiri suatu baseline survey
Sudah dapat rancang & lakukan baseline survey Sudah dapat persiapkan & pakai instrumen riset
4
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
4. Bahan yang dibutuhkan Papan nama untuk setiap peserta Kertas flipchart Papan flipchart Spidol tebal sebanyak mungkin —berwarna Kartu indeks (seukuran setengah kertas A4) yang termasuk tool kit Sebuah komputer yang dapat dipergunakan untuk presentasi dan layar untuk memproyeksikan Sebuah meja untuk meletakkan materi dan dokumentasi Presentasi disimpan dalam perangkat keras komputer atau disket VCD atau DVD tentang suatu riset untuk kegiatan advokasi masyarakat (yang dipakai di sini, misalnya, adalah trailer 20 menit untuk film Erin Brockovitch).
5. Bagaimana menyesuaikan materi sesuai dengan kebutuhan Panduan memberikan pilihan kegiatan yang dapat dipadukan sesuai dengan kondisi dan kebutuhan peserta. Ada berbagai macam cara dalam panduan untuk menyampaikan materi pelatihan. Fasilitator dapat mengembangkan cara-cara lain jika diperlukan. Berikut adalah sejumlah cara penyampaian materi yang dipakai dalam panduan.
Pembahasan kasus — Fasilitator dapat menggunakan kasus-kasus yang dialami oleh peserta daripada sekedar memberikan contoh kasus yang ada dalam panduan.
Latihan — Contoh dalan latihan dapat diganti dengan proyek atau kegiatan berdasarkan pengalaman peserta masing-masing.
Presentasi — Fasilitator diharapkan dapat memberi pengarahan berupa konsep umum pada setiap awal sesi dan menyimpulkan setiap hasil pembahasan partisipatif dalam kerangka konseptual itu.
5
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Diskusi — Fasilitator memberi pemancing diskusi untuk dibahas oleh peserta dalam kelompok-kelompok kecil. Pemancing dapat berupa pertanyaan singkat atau juga pernyataan yang harus disetujui atau tidak oleh kelompok peserta.
Ceramah — Ceramah selalu diberikan di bawah 20 menit, terutama untuk menjawab pertanyaan dan memberi contoh-contoh.
Jajak pendapat awal & akhir — Jajak pendapat ini dilakukan di awal pelatihan pertama dan di akhir pelatihan kedua agar peserta dapat menilai apakah tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik mereka berubah setelah mengikuti pelatihan ini.
6. Persiapan bahan Pastikan bahwa semua bahan (kuesioner; fotokopi lembar instruksi, sinopsis film, dan contoh kasus, serta tool kit) telah dipersiapkan sebelum memulai sebuah sesi. Pastikan bahwa alat tulis-menulis, kertas flipchart, dan kartu metaplan tambahan telah tersedia, sedangkan segala alat elektronik yang diperlukan berfungsi baik. Jika perlu, sediakan cue cards pribadi untuk membantu mengingat tahapantahapan dalam suatu sesi. Perhatikan waktu yang telah digunakan. Letakkan jam tangan di tempat yang mudah terlihat, jika perlu.
7. Fasilitas pelatihan Hampir seluruh kegiatan pelatihan ini melibatkan kegiatan kelompok kecil. Aturlah ruangan sehingga 4-6 peserta dapat duduk secara melingkar, tetapi tetap dapat mendengar dan melihat fasilitator. Sediakan flipchart untuk kegiatan kelompok.
6
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Tempat pelatihan yang ideal adalah ruangan yang baik dan tenang sehingga tidak terganggu oleh suara dering telepon, dan dinding-dindingnya dapat dipakai untuk menempelkan flipchart. Pemisah ruang tidak akan dibutuhkan jika ruangan cukup luas untuk melakukan kelompok kerja.
8. Fasilitasi Interaksi merupakan hal yang sangat penting untuk partisipasi peserta pelatihan. Pembelajaran akan optimum jika para peserta mampu berbagi pengetahuan dan menerapkan pengalaman mereka dalam memahami konsep-konsep baru yang diperkenalkan. Latihan dan kerja kelompok dimaksudkan untuk memenuhi maksud itu. Cara terbaik untuk memperoleh umpan adalah melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan yang baik. Sebagian besar kegiatan diakhiri dengan ‚pertanyaan-pertanyaan proses‛ yang akan membantu pelatih merangkum dan menutup sesi sekaligus memberi kesempatan kepada para peserta untuk berbagi ide. Di awal pelatihan, juga di awal setiap kegiatan, yang paling penting adalah memperjelas tujuan atau maksud dan menjelaskan agenda. Ini memberikan arah kepada apa yang diniatkan fasilitator untuk dilakukan. Agar partisipasi peserta dapat maksimum, fasilitator perlu merespon kebutuhan-kebutuhan yang mereka ekspresikan sepanjang pelatihan.
Petunjuk untuk Peserta 1. Persiapan Semestinya peserta telah menerima panduan pelatihan ini beberapa hari sebelum acara pelatihan dimulai. Dengan demikian, peserta akan dapat mempersiapkan diri dengan lebih baik.
7
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
2. Dinamika Kelompok Proses pelatihan ini diarahkan untuk menciptakan iklim belajar dalam suatu kelompok, sehingga semua merasa didengar dan merasa bebas untuk berpartisipasi aktif. Proses pelatihan ini juga dimaksudkan untuk mengenali kebutuhan tiap-tiap kelompok sehingga semua kelompok dapat menyelesaikan tugas, semangat kelompok terjaga, dan anggota kelompok dapat memberi masukan sebaikbaiknya. Dinamika kelompok yang tinggi akan mengakibatkan struktur kelas yang relatif lebih bebas. Orang-orang tidak selalu harus duduk di kursi dan menghadap ke depan. Pengaturan kelas dapat berupa lingkaran, tanpa meja, bahkan di lantai, jika memungkinkan. Kadang-kadang peserta akan memperoleh kesempatan untuk berjalan-jalan, bukan hanya di dalam ruangan tertutup, bahkan juga di luar ruangan.
3. Partisipatoris Proses pelatihan ini diarahkan untuk menjamin agar semua terlibat aktif dalam penyusunan agenda bersama, berbagi hasil pembelajaran, dan penggunaan kelompok-kelompok lebih kecil. Untuk itu, setiap peserta diharapkan mau dan mampu terlibat dalam proses pengambilan keputusan sehingga merasa menjadi ‘bagian’ dari keputusan itu dan merasa wajib melaksanakannya. Faktor perasaan setiap peserta menyangkut suatu isu dipandang penting dan, oleh karenanya, semua peserta dianjurkan untuk mengungkap dan mengangkatnya di depan umum. Peserta dan faslitator pelatihan perlu menyelesaikan segala konflik yang muncul secara baik, sehingga semua suara didengar, pandangan baru disertakan, dan tidak ada yang merasa harus mengalah.
8
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Setiap orang didorong untuk memberi dan menerima umpan balik sehingga semua orang yang hadir dapat berkembang dan rintangan kerja kelompok dapat diatasi. Evaluasi partisipatoris akan digunakan untuk menilai kegiatan pelatihan ini.
Dokumen Referensi Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. 2000. ‚Materi Kuliah Metodologi Penelitian Kesehatan‛. Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Irawan, Prasetyo. 2002. Logika dan Prosedur Penelitian. Cetakan IV. Jakarta: STIA-LAN Press. Malo, Manasse & Sri Trisnaningtias. Tanpa tahun. Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PAU Ilmu-Ilmu Sosial UI. Moleong, Lexy J. 2000. Metodologi Penelitian Kualitatif. Cetakan XI. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Narbuko, Cholid & Abu Achmadi. 2001. Metodologi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Nazir, Muhammad. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. Neuman, W. Lawrence. 1997. Social Research Methods; Qualitative & Quantitative Approaches. New York: Allyn & Bacon. Schall, Nikolaus & Michael Becker. 1997. ‚Practitioner’s Guide: Nutrition Baseline Survey‛. Jakarta: GTZ.
9
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 1: Pembukaan dan Pencairan Suasana
Tujuan: Pada akhir sesi para peserta akan: Saling mengenal sehingga terbangun suasana yang lebih santai dan nyaman untuk memasuki proses pelatihan; Memahami sistematika pelatihan selama dua hari; Mengenali harapan dan kekhawatiran mereka terkait dengan pelatihan.
Topik yang akan dipelajari: Identitas diri peserta Pemetaan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik peserta Pemetaan harapan dan kekhawatiran perserta terkait dengan pelatihan
Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam
Agenda Durasi 20‛
15‛
25‛
Kegiatan Kegiatan 1: Pembukaan: perkenalan diri dan kontrak belajar Kegiatan 2: Jajak pendapat awal: pemetaan tingkat pengetahuan, sikap, dan praktik peserta Kegiatan 3: Curah pendapat: identifikasi harapan dan kekhawatiran peserta
Apa yang dibutuhkan Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar, flipchart, papan tulis, spidol, isolasi Lembaran fotokopi kuesioner, alat tulis Kartu indeks, flipchart, papan tulis, spidol, isolasi
Rincian Kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan
10
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Kegiatan 1 Fasilitator membuka acara dengan memperkenalkan diri dan fasilitator lainnya. Para peserta diberi kesempatan untuk memperkenalkan diri secara singkat dengan menyebutkan nama, asal lembaga, dan jabatan dalam lembaga masing-masing (10‛). Fasilitator menjelaskan cakupan topik, tujuan per sesi, dan alokasi waktu dari pelatihan dua hari ini dan memberi kesempatan bertanya jawab (5‛). Fasilitator mengajak peserta membuat kontrak belajar di kelas selama pelatihan yang merinci aturan bersama, seperti kedatangan harus tepat waktu, dilarang merokok di kelas, dilarang menerima telepon selama proses pembelajaran, dan hal-hal lainnya sesuai kesepakatan (5‛).
Kegiatan 2 Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan terkait dengan pengetahuan, sikap, dan praktik peserta menyangkut baseline survey. Fasilitator membagikan fotokopi kuesioner (lihat Lampiran 1) agar peserta dapat mengisinya (5-10‛). Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5-10‛). Kegiatan 3 Fasilitator menjelaskan pentingnya mengidentifikasi berbagai harapan dan kekhawatiran terkait dengan pelaksanaan pelatihan ini. Untuk itu, fasilitator meminta setiap peserta untuk menentukan apa yang menjadi dua harapan dan dua kekhawatiran utama mereka dan menuliskan setiap pernyataan pada secarik kartu indeks. Fasilitator membagikan empat kartu indeks kepada setiap peserta untuk ditulisi (5-10‛). Fasilitator mengajak satu-dua peserta untuk membantu menyusun dan mengelompokkan kartu indeks pada kertas flipchart di papan tulis. Fasilitator
mengajak
peserta
untuk
mendiskusikan
harapan
dan
kekhawatiran yang teridentifikasi dan antisipasi yang diperlukan (10-15‛).
11
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 2: Pengenalan Topik (Orientasi Pelatihan) Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: Memahami program, proyek, dan kegiatan pembangunan (aksi ornop) sebagai suatu action research dan nilai penting data bagi tatakelola ornop; Memahami kedudukan baseline survey dalam siklus program suatu ornop.
Topik yang akan dipelajari: Nilai penting data dan riset bagi tatakelola ornop Hubungan antara baseline survey dan tatakelola ornop
Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam Agenda Durasi 60‛
45‛
15‛
Kegiatan Kegiatan 1: Pemutaran film & diskusi kelompok: hubungan antara data, riset, dan tatakelola ornop Kegiatan 2: Diskusi kelompok: hubungan antara baseline survey dan tatakelola ornop Kegiatan 3: Presentasi: merangkum pokok-pokok pembahasan
Apa yang dibutuhkan LCD projector, trailer film Erin Brockovich, kertas flipchart, spidol, isolasi Fotokopi ringkasan eksekutif dari laporan survei pendasaran, kertas flipchart, spidol, isolasi Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
12
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Rincian Kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan 1 Fasilitator bertanya kepada peserta, ‚Apakah ornop memerlukan data dan melakukan riset untuk dapat menjalankan kegiatan mereka?‛ (5‛) Fasilitator mengajak peserta menonton trailer film berjudul Erin Brockovich (perempuan aktivis lingkungan yang melakukan riset untuk advokasi hukum masyarakat) selama 20 menit. Sebelumnya, peserta memperoleh sinopsis film, membagi diri menjadi kelompok diskusi beranggota 4-6 orang, dan ditugaskan untuk menjawab daftar pertanyaan berikut ini. Menurut Anda, 1. Siapakah tokoh Erin Brockovich dalam film ini? 2. Apakah yang telah ia lakukan? Mengapa ia melakukannya, dan melalui cara apa saja? 3. Siapa saja yang Erin libatkan dalam upayanya itu? 4. Apakah Anda juga melakukan hal serupa dalam pekerjaan Anda? Dengan cara seperti apa? Siapa saja yang Anda libatkan? 5. Apakah hal(-hal) itu penting dilakukan? Mengapa? Setelah trailer film diputar, peserta berdiskusi dan menuliskan jawaban mereka pada selembar flipchart (15‛). Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompok masingmasing selama tiga menit. Dalam pleno, peserta membahas kembali hasil diskusi mereka. Fasilitator memberi masukan jika diperlukan (20‛).
Kegiatan 2 Secara ringkas, fasilitator menyegarkan ingatan peserta tentang siklus program. Selanjutnya, fasilitator membagikan fotokopi ringkasan eksekutif suatu laporan baseline survey kepada para peserta (5‛).
13
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Fasilitator meminta peserta menjadi kelompok diskusi dengan 4-6 anggota untuk menjawab daftar pertanyaan di bawah (15‛). Untuk itu, setiap kelompok mendapatkan kertas flipchart dan spidol. Menurut Anda: 1. Apakah baseline survey dapat bermanfaat bagi program suatu ornop? Mengapa? 2. Jika dapat, baseline survey akan paling bermanfaat pada tahap manakah dalam siklus program suatu ornop? Mengapa? 3. Apakah
pelaksanaan
baseline
survey
akan
berdampak
pada
akuntabiliitas ornop? Dengan cara apa? Wakil dari setiap kelompok mempresentasikan hasil kelompok masingmasing selama tiga menit. Dalam pleno, peserta membahas kembali hasil diskusi mereka. Fasilitator memberi masukan jika diperlukan (25‛). Kegiatan 3 Fasilitator
menyimpulkan
hasil
pembahasan
secara
umum
dan
menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.
14
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
BAHAN YANG TERKAIT DENGAN SESI 2: HUBUNGAN ANTARA BASELINE DATA DAN M&E
TUJUAN UTAMA M&E Meningkatkan
Menjamin
akunta-
pengambilan keputusan berdasarkan informasi
BERBASIS HASIL
Bangun kapasitas organisasi
bilitas dan reposisi diri
dan pembangunan
Meningkatkan pembelajaran dari pengalaman
Sumber: Adaptasi dari UNDP (2002)
PENELITIAN: BERDASARKAN MANFAAT Fungsi penelitian: mengembangkan teori untuk pengembangan teori itu sendiri ATAU untuk kepentingan praktis di dalam penyelenggaraan sesuatu hal. Oleh karena itu, menurut Irawan (2002), berdasarkan manfaatnya, penelitian dapat dibedakan dalam dua jenis, yaitu: 1. Basic research; yaitu penelitian yang manfaat praktisnya tidak dapat segera dilihat, 2. Applied research; yaitu penelitian yang manfaat praktisnya relatif dapat segera dilihat. Atau, menurut definsi yang digunakan oleh Malo (tanpa tahun), kedua jenis penelitian di atas adalah: 1. Penelitian murni: penelitian dibuat untuk kembangkan dan guji hipotesis dan teori yang secara teoretis menarik untuk si peneliti, 2. Penelitian terapan: penelitian menyangkut masalah yang butuhkan pemecahan dan jalan keluar. Penelitian terapan mencakup: action research (penelitian aksi): - penelitian berfokus pada aksi sosial.
15
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
- dengan tujuan kembangkan keterampilan atau pendekatan baru untuk memecahkan masalah melalui penerapan langsung. evaluative research (penelitian evaluatif): - penelitian dilakukan untuk ukur keberhasilan suatu program saat program sedang berjalan (formatif) ATAU sesudah program berakhir (sumatif). social impact assessment (penilaian dampak sosial): - misalnya dokumen amdal yang dipersyaratkan oleh lembaga pemerintah. - tujuan: perkirakan akibat-akibat yang mungkin dari suatu perubahan terencana (Neuman, 1997).
MANFAAT PRAKTIS HASIL PENELITIAN 1. dapat dijadikan peta yang menggambarkan keadaan suatu obyek, yang sekaligus melukiskan kemampuan sumberdaya dan kemungkinankemungkinan yang ditemukan di dalam suatu pelaksanaan, 2. dapat dijadikan alat diagnosis dalam mencari sebab-musabab kegagalan sehingga upaya untuk menanggulanginya dapat dicari, 3. dapat dijadikan alat dalam membuat kebijakan saat menyusun strategi pengembangan selanjutnya, 4. dapat melukiskan kemampuan —baik secara kualitas maupun kuantitas— dalam hal pembiayaan, peralatan, perbekalan, serta tenaga kerja, yang sangat berperan bagi keberhasilan dalam suatu bidang.
MAKSUD DARI BASELINE SURVEY Data dari baseline survey bertujuan digunakan untuk: 1. maksud penilaian—hubungan sebab akibat dari suatu masalah sosial dapat dikajikan dengan metode dan pengujian yang sederhana, 2. maksud perencanaan—faktor-faktor teridentifikasi dari penyebab masalah sosial bersangkutan membantu menentukan kegiatan-kegiatan, indikatorindikator, dan intervensi-intervensi yang memadai dan berorientasi penyelesaian masalah, 3. maksud monitoring dan evaluasi—data obyektif membantu memperbandingkan antara situasi pada awal intervensi dan situasi-situasi pada waktu-waktu yang lebih kemudian (Schall & Becker, 1997). Prinsip ‚tak ada survei yang bersifat penelitian murni, tak ada survei tanpa memberikan layanan‛
KEUNTUNGAN BASELINE SURVEY 1. Menyediakan data yang obyektif, terukur, dan representatif untuk tujuan analisis masalah, perencanaan, dan monitoring & evaluasi, 2. Membantu perbandingan antara situasi di awal dan situasi di akhir daur proyek untuk asesmen (penilaian) dampak, 3. Membantu menentukan penyebab atau penentu masalah tertentu,
16
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
4. Memungkinkan pengembangan hubungan-hubungan statistik antara faktorfaktor dan status masalah untuk perencanaan intervensi, 5. Memberikan informasi untuk indikator-indikator (matriks perencanaan), 6. Berkontribusi pada pengelolaan organisasi yang baik, 7. Melandasi atau memberi justifikasi untuk intervensi dan kegiatan tertentu terhadap populasi tertentu di wilayah yang disurvei, 8. Memberikan hasil-hasil yang sahih, yang dapat dimanfaatkan dalam mengalokasi sumberdaya dan membuat kebijakan, 9. Format survei yang sudah baku memungkinkan perbandingan antara hasilhasil survei yang mencakup beberapa wilayah atau populasi yang berbeda (Schall & Becker, 1997).
KETERBATASAN BASELINE SURVEY 1. Relatif mahal, terkait dengan waktu, uang, dan sumberdaya manusia, 2. Memerlukan keterampilan dan pelatihan khusus untuk menjamin penerapan, pelaksanaan, dan penafsiran data secara memadai, 3. Format survei yang sudah baku menyulitkan penilaian aspek-aspek budaya dan kebiasaan-kebiasaan masyarakat, 4. Dapat menekankan perhatian pada situasi populasi yang disurvei pada suatu saat tertentu, tetapi tidak dapat menilai proses-proses atau hubunganhubungan sosial di dalam masyarakat, 5. Bergantung pada jawaban yang diberikan oleh orang-orang yang disurvei, yang perlu diperbandingkan dengan pengamatan-pengamatan untuk menjamin realibilitas (keandalan) data. Jika pertanyaan-pertanyaan tidak dirumuskan secara baik sebelumnya, ada risiko mengumpulkan data yang tidak riil, yang tidak mencerminkan kenyataan di lapangan, 6. Berisiko menghasilkan bank data yang gemuk tanpa analisis yang cukup mendalam (Schall & Becker, 1997).
17
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 3: Baseline Survey dalam Ranah Riset Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: Menyegarkan ingatan mereka tentang definisi dan jenis riset; Memahami baseline survey sebagai kegiatan riset; Memahami perbedaan antara pendekatan kuantitatif & kualitatif.
Topik yang akan dipelajari: Definisi dan jenis riset Baseline survey sebagai suatu bentuk riset Pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam riset
Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 30 menit Agenda Durasi 15‛
30‛
35‛
10‛
Kegiatan Kegiatan 1: Presentasi: arti riset & jenis riset menurut tujuan, manfaat, & rentang waktu yang diteliti Kegiatan 2: Diskusi kelompok: memahami baseline survey sebagai bentuk kegiatan riset
Kegiatan 3: Diskusi kelompok: memahami perbedaan antara pendekatan kualitatif dan kuantitatif dalam riset Kegiatan 4: Presentasi: merangkum pokok-pokok pembahasan
Apa yang dibutuhkan Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
Fotokopi ringkasan eksekutif dari suatu survei pendasaran, fotokopi lembar-lembar kerja, alat tulis Abstrak suatu penelitian kuantitatif dan suatu penelitian kualitatif, kertas flipchart, spidol Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
Rincian Kegiatan: Fasilitator memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan 18
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Kegiatan 1 Fasilitator melakukan presentasi tentang definisi serta jenis penelitian berdasarkan tujuan, manfaat, dan cakupan waktu yang diteliti. Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya-jawab singkat.
Kegiatan 2 Fasilitator meminta peserta membentuk kelompok yang terdiri dari 4-6 orang. Kepada setiap kelompok, fasilitator membagikan fotokopi ringkasan eksekutif suatu baseline survey, kertas flipchart serta spidol, serta fotokopi empat lembar kerja berikut (5‛). Riset Berdasarkan Tujuan
Riset Berdasarkan Teknik Pengumpulan Data
Eksploratori Pendekatan kuantitatif: - Eksperimental - Survei - Content analysis - Statistik yang sudah ada Pendekatan kualitatif: - Riset lapangan - Komparatif historis
Deskriptif
Eksplanatori
Riset Berdasarkan Manfaat Murni
Riset Berdasarkan Cakupan Waktu Cross-sectional
Terapan: - Aksi - Dampak - Evaluasi
Longitudinal: - Panel - Time series - Cohort analysis Studi kasus
19
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Kelompok peserta berdiskusi untuk menjawab daftar pertanyaan berikut (10‛). Dari contoh ringkasan eksekutif baseline survey yang Anda terima, menurut Anda: 1. Termasuk
termasuk
jenis
penelitian
apakah
baseline
survey
berdasarkan: a. Tujuan? Mengapa? b. Manfaat? Mengapa? c. Cakupan waktu yang diteliti? Mengapa? d. Jenis/teknik pengumpulan data? Mengapa? 2. Tandai (√) pada jawaban yang menurut Anda paling tepat pada masing-masing dari empat fotokopi lembar kerja yang dibagikan. Tulis alasan Anda pada kertas flipchart. Dalam pleno, peserta membahas hasil kerja kelompok mereka. Fasilitator memberi masukan jika diperlukan (15’).
Kegiatan 3 Fasilitator menyegarkan ingatan peserta bahwa, berdasarkan jenis data, penelitian dapat bersifat kuantitatif dan kualitatif (5‛). Masih
dengan
kelompok-kelompok
diskusi
yang
sama,
fasilitator
membagikan dua contoh abstrak penelitian (kuantitatif dan kualitatif) kepada masing-masing kelompok. Masing-masing kelompok memperoleh flipchart dengan tabel perbedaan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif berikut. Mereka harus mengisi setiap boks dengan kartu-kartu plano yang tersedia yang tepat (15‛). ASPEK
PENDEKATAN Kuantitatif
Kualitatif
Struktur & standardisasi Fleksibilitas dalam rancangan penelitian Proses pekerjaan/penelitian Asumsi tentang hubungan 20
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
dasar di dunia nyata & kemungkinan untuk mengubah hubungan Isi penelitian Peran responden (R) Peran peneliti (P) Bentuk isi laporan Alokasi waktu
Tinggi
Rendah
Belum tentu hubungan stabil karena ada interaksi dinamis dan bertimbal balik antarpelaku. Realitas sosial adalah buatan manusia yang dapat mereka ubah.
Sebagian besar untuk formulasi, kurang untuk pengumpulan & analisis
Ada kemungkinan mengidentifikasi hubungan yang stabil antarvariabel. Pelaku dapat menganggap kestabilan sebagai penghalang perubahan. Rendah
Tinggi
Holistik, terutama dilihat dari tafsiran responden Pandangan
terfragmen atau berurutan sesuai dengan hubungan sebab-akibat: variabel sebagian dilihat dari tafsiran peneliti
P adalah pengamat jarak jauh/analis, mungkin sekaligus ‚manipulator jarak jauh‛
R adalah subyek untuk P dalam hubungan ‚Anda-Saya‛
Pengujian dengan alat analisis, tabel, angka, diagram
Sering induktif
Kurang untuk formulasi, sebagian besar untuk pengumpulan & analisis
R adalah proyek untuk P dalam hubungan ‚Saya-Benda‛
Terutama deduktif
P adalah pelaku dan pengamat sebagai action researcher atau ‚konsultan interaktif‛
Prosa, citra, metafora, gambaran data seperti wawancara dan pengamatan terstruktur
Setiap kelompok memasang hasil diskusi kelompok mereka di dinding. Dalam pleno, peserta membahas hasil pekerjaan mereka (15‛).
Kegiatan 4 Fasilitator
menyimpulkan
hasil
pembahasan
secara
umum
dan
menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.
21
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
BAHAN-BAHAN TERKAIT DENGAN SESI 3: DEFINISI PENELITIAN Kata penelitian (riset) adalah terjemahan dari kata research dalam Bahasa Inggris, yang berasal dari kata re yang berarti kembali dan search yang berarti mencari. Dengan demikian, secara harafiah, kata penelitian/riset atau research dapat diartikan sebagai pencarian kembali. Neuman (1997) mendefinisikan penelitian sebagai suatu cara yang dilakukan dengan tujuan mencari jawaban pertanyaan-pertanyaan melalui sekumpulan metode yang digunakan secara sistematis sehingga diperoleh suatu pengetahuan. Secara khusus, Neuman (1997) mendefinisikan penelitian sosial sebagai suatu proses untuk menghasilkan pengetahuan baru tentang hal-ikhwal sosial, serta pengetahuan baru tentang pekerjaan sosial yang menggunakan suatu pendekatan keilmuan.
JENIS-JENIS PENELITIAN TUJUAN Eksploratori
MANFAAT Murni
Deskriptif Terapan: - Aksi Eksplanatori - Dampak - Evaluasi Sumber: Neuman (1997)
CAKUPAN WAKTU Cross-sectional Longitudinal: - Panel - Time series - Cohort analysis Studi kasus
JENIS DATA Data kuantitatif: - Eksperimental - Survei - Content analysis - Statistik eksis Data kualitatif: - Riset lapangan - Komparatif historis
PENELITIAN: BERDASARKAN TUJUAN 1. Penelitian eksplorasi: gali topik baru (WHAT). Tujuan: memperoleh informasi mengenai permasalahan atau keadaan itu. 2. Penelitian deskriptif: gambarkan suatu fenomena sosial (HOW). Meskipun ada, informasi mengenai masalah atau keadaan tertentu belum cukup terperinci seseorang mungkin tertarik untuk adakan penelitian yang lebih merinci informasi yang tersedia. 3. Penelitian analitis/eksplanasi: Jelaskan mengapa sesuatu terjadi (WHY). Penelitian cakup analisis hubungan sebab-akibat antarfaktor yang hendak dipelajari. Analisis dapat didasarkan pada hipotesis yang telah dirumuskan.
PENELITIAN: BERDASARKAN RENTANG WAKTU YANG DITELITI
22
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Neuman (1997) merinci jenis penelitian berdasarkan rentang waktu yang diteliti sebagai berikut: 1. Cross-sectional research: penelitian terhadap sebagian dari gejala (populasi) pada satu waktu tertentu. Biasanya mudah dan murah, tetapi tidak dapat meliputi perubahan sosial secara luas. 2. Longitudinal research: penelitian terhadap suatu gejala sosial dalam jangka waktu tertentu yang dilakukan lebih dari sekali. Lebih rumit dan lebih mahal jika dibandingkan yang sebelumnya, tetapi efektif untuk melihat perubahan yang terjadi pada satu periode waktu yang panjang, dan informasi akan lebih kaya. Jenis penelitian ini terbagi lagi atas: - Panel study: pengamatan atas kelompok orang yang sama dalam waktu yang berbeda, - Time series: pengumpulan jenis informasi yang sama tentang perubahan gejala dari sekelompok orang dalam waktu yang berbeda sehingga dapat dilihat ada tidaknya perubahan dalam kelompok itu, - Cohort study: pengamatan atas perubahan gejala pada sejumlah responden dengan karakteristik yang sama yang dapat dilihat dari pengalaman hidup yang dimiliki. 3. Case study: penekanan terhadap kasus-kasus tertentu selama satu rentang waktu yang terbatas. data yang dikumpulkan dalam penelitian ini sangat rinci dan variatif.
PENELITIAN: BERDASARKAN JENIS DATA/PENDEKATAN Rangkuman perbedaan antara kedua jenis penelitian tersebut di atas dapat dilihat dalam tabel berikut ini. ASPEK
PENDEKATAN Kuantitatif
Struktur & standardisasi Fleksibilitas dalam rancangan penelitian Proses pekerjaan/penelitian Asumsi tentang hubungan dasar di dunia nyata & kemungkinan untuk mengubah hubungan
Isi penelitian
Kualitatif
Tinggi Rendah
Rendah Tinggi
Terutama deduktif Ada kemungkinan mengidentifikasi hubungan yang stabil antarvariabel. Pelaku dapat menganggap kestabilan sebagai penghalang perubahan. Pandangan terfragmen atau berurutan sesuai dengan hubungan sebab-akibat: variabel sebagian dilihat
Sering induktif Belum tentu hubungan stabil karena ada interaksi dinamis dan bertimbal balik antarpelaku. Realitas sosial adalah buatan manusia yang dapat mereka ubah. Holistik, terutama dilihat dari tafsiran responden
23
Panduan Pelatihan Baseline Survey
Peran responden (R)
Peran peneliti (P)
Bentuk laporan
Alokasi waktu
LKPS & LEAD Project – UNDP
dari tafsiran peneliti R adalah proyek untuk P dalam hubungan ‚SayaBenda‛ P adalah pengamat jarak jauh/analis, mungkin sekaligus ‚manipulator jarak jauh‛ Pengujian dengan alat analisis, tabel, angka, diagram Sebagian besar untuk formulasi, kurang untuk pengumpulan & analisis
R adalah subyek untuk P dalam hubungan ‚AndaSaya‛ P adalah pelaku dan pengamat sebagai action researcher atau ‚konsultan interaktif‛ Prosa, citra, metafora, gambaran data seperti wawancara dan pengamatan terstruktur Kurang untuk formulasi, sebagian besar untuk pengumpulan & analisis
Sumber: Mikkelson (2003) PENELITIAN KUANTITATIF: BERDASARKAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA Berdasarkan teknik pengumpulan datanya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan sebagai berikut (Neuman, 1997): 1. Experimental research: subyek penelitian terbagi dalam dua atau lebih kelompok kondisi termanipulasi (memberi perlakuan secara khusus) bagi salah satu kelompok untuk dapat simpulkan berbagai perbedaan reaksi terhadap berbagai perlakuan yang berbeda. 2. Survey: peneliti ajukan pertanyaan tertulis, dalam bentuk kuesioner atau wawancara lisan, yang hasilnya direkam data terkumpul dianalisis dalam bentuk presentasi, tabel, dan grafik diperoleh gambaran tentang pemikiran subyek penelitian terkait dengan topik yang diajukan biasa menggunakan sampel (sekelompok kecil dari suatu populasi) sehingga data dari sampel data digeneralisir untuk populasi 3. Content analysis: peneliti kumpulkan data & informasi dari material bersifat simbolis (gambar, film, teks, lirik lagu) peneliti sebelumnya identifikasi bentuk materi yang akan dianalisis (buku, majalah, sinetron, dsb), lantas membuat sistem untuk merekam aspek-spek penting di dalamnya tampilkan hasil temuan yang terukur dalam tabel atau grafik 4. Existing statistics: peneliti gunakan data statistik yang ada dan susun kembali data itu dalam bentuk baru yang lebih sesuai untuk penelitiannya sendiri PENELITIAN KUALITATIF: BERDASARKAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA
24
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Berdasarkan teknik pengumpulan datanya, penelitian kuantitatif dapat dibedakan sebagai berikut (Neuman, 1997): 1. Field research: penelitian tidak mulai dari perumusan masalah, tetapi dari memilih kelompok masyarakat yang akan diteliti. peneliti amati langsung subyek penelitian di lingkungan alamiah selama jangka waktu tertentu. peneliti membuat catatan berkala berdasarkan kegiatan atau kejadian sehari-hari sehingga peneliti memperoleh fokus penelitian. 2. Historical-comparative research: peneliti kumpulkan data yang jelaskan aspek-aspek kehidupan sosial dalam periode-periode yang berbeda atau bentuk-bentuk kebudayaan yang berbeda. Biasanya peneliti gabungkan teknik pengamatan, wawancara, dan dokumen statistik.
25
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 4: Perancangan Baseline Survey
Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: memahami pentingnya jenis data dalam baseline survey dan jenis instrumen pengumpulan data dalam baseline survey memahami langkah-langkah pengorganisasian baseline survey
Topik yang akan dipelajari: Jenis data dan instrumen pengumpulan data dalam baseline survey Langkah-langkah baseline survey
Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 15 menit Agenda Durasi 35‛
30‛
10’
Kegiatan Kegiatan 1: Diskusi kelompok dan studi kasus: Jenis data dan instrumen pengumpulan data dalam baseline survey Kegiatan 2: Diskusi kelompok: Langkah-langkah kerja baseline survey Kegiatan 3: Presentasi: Merangkum pokok-pokok pembahasan
Apa yang dibutuhkan Fotokopi ringkasan eksekutif laporan baseline survey, spidol, flipchart Kartu permainan langkah kerja, glu-tack, papan tulis atau dinding kelas Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
Rincian Kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan 1 Masing-masing peserta mendapatkan tambahan fotokopi ringkasan eksekutif dari suatu laporan baseline survey untuk membacanya secara skimming (5‛). 26
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Dalam kelompok beranggotakan empat atau lima orang, peserta berdiskusi untuk menjawab daftar pertanyaan berikut ini (15‛). 1. Jenis data primer dan sekunder apa sajakah yang dikumpulkan dalam laporan baseline survey ini? 2. Bagaimanakah masing-masing jenis data dikumpulkan dalam baseline survey ini? 3. Menurut Anda sendiri, jenis data apa saja yang penting dikumpulkan dalam baseline survey? Mengapa? 4. Bagaimana masing-masing jenis data yang Anda anggap penting itu dapat dikumpulkan dalam baseline survey? Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan membuat rangkuman secara pleno (15‛).
Kegiatan 2 Fasilitator menanyakan kepada peserta, ‚Apakah langkah-langkah kerja dalam mengumpulkan data bagi organisasi?‛ Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan permainan antarkelompok (46 anggota) untuk menyusun kartu langkah kerja baseline survey di papan tulis atau dinding sehingga kartu-kartu itu berurutan (10‛). Pemenangnya adalah kelompok yang paling cepat dan tepat menyusun kartu. Untuk itu, setiap kelompok mendapatkan satu set kartu permainan dan glutack untuk menempelkan di dinding. Kartu-kartu besar menunjuk langkah kerja secara garis besar, kartu-kartu kecil adalah rincian langkah kerja dari kartu-kartu yang lebih besar (lihat bahan yang terkait dengan sesi ini). Peserta mendapatkan kesempatan untuk berkeliling dan membandingkan hasil pekerjaan kelompok. Peserta membahas pekerjaan siapa yang paling tepat berdasarkan alasan masing-masing dan, pada akhirnya, menentukan pemenang (10‛).
Kegiatan 3 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum. 27
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
BAHAN-BAHAN YANG TERKAIT DENGAN SESI 4: JENIS DATA & ALAT PENGUMPULAN DATA DALAM BASELINE SURVEY
DATA PRIMER (OBSERVASI) (WAWANCARA \MENDALAM)
(SURVEI)
(DISKUSI KELOMPOK) DATA SEKUNDER (KAJIAN KEPUSTAKAAN)
Sumber: LKPS (2008)
1. DATA SEKUNDER 1.1. Instrumen pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif: 1.1.1. Kajian kepustakaan Kegiatan mengumpulkan dan menganalisis bahan kepustakaan (laporan kegiatan, hasil studi, makalah, pidato ilmiah, skripsi, tesis, disertasi, peraturan dan perundang-undangan, buku teks, jurnal ilmiah, buku referensi) secara rinci dan runut 2. DATA PRIMER 2.1. Instrumen pengumpulan data kualitatif: Pengamatan terstruktur Wawancara mendalam (wawancara semi-terstruktur) FGD (wawancara semi-terstruktur) 2.2. Instrumen pengumpulan data kuantitatif: Survei (wawancara terstruktur)
LANGKAH-LANGKAH PELAKSANAAN BASELINE SURVEY (Schall & Becker, 1997) Isu sosial topik yang rumit dan memerlukan kombinasi dari berbagai metode kuantitatif dan kualitatif yang berbeda-beda.
28
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Kita perlu informasi ekologis, sosioekonomik, dan budaya yang tersedia di lingkungan lokal, dan untuk menganalisis literatur sekunder dan isu-isu yang teramati di lapangan, selama tahap persiapan survei sehingga kita dapat menafsirkan situasi secara utuh menyeluruh. Kita juga perlu memahami persepsi dan kebutuhan kelompok sasaran.
Pengumpulan data pendukung
Perencanaan & persiapan survei
Pelaksanaan survei
Pengolahan & analisis data
Diseminasi hasil & persiapan aksi
Sumber: Schall & Becker, 1997 Pengumpulan data pendukung
Kaji bahan pustaka
Dapatkan info langsung dari hasil observasi atau diskusi kelompok
Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997 2. Kaji bahan pustaka, seperti dari buku data statistik, dokumen laporan; 3. Dapatkan informasi langsung dari hasil observasi atau diskusi kelompok. Perencanaan & persiapan survei
Bahas perancangan survei, kelompok yang disurvei, & tujuan survei
Organisir tim survei
Latih tim survei
Tentukan responden
Rancang kuesioner
Uji coba kuesioner
Periksa kesiapan pelaksanaan survei
Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997 1. Bahas perancangan survei, kelompok yang disurvei, & tujuan survei: Rancangan riset adalah suatu rencana, struktur, dan strategi, untuk menjawab pertanyaan dengan mengoptimalkan validitas. Rancangan cross-sectional yang sederhana dapat digunakan untuk baseline survey,
29
Panduan Pelatihan Baseline Survey
2.
3.
4.
5. 6.
7.
LKPS & LEAD Project – UNDP
Tujuan-tujuan khusus dari program/proyek perlu ditentukan dan bergantung pada asumsi-asumsi program/proyek. Organisir tim survei: Tim survei bukan pekerjaan satu orang. Biasanya tim survei terdiri dari koordinator survei, para anggota proyek, seorang analis statistik/data, para surveyor, para pemberi masukan di lapangan. Latih tim survei: Libatkan mereka yang akan terkait dengan proyek secara langsung kelak untuk memudahkan masuk dan keluar wilayah. Apabila semua langkah survei telah dipersiapkan, latih seluruh tim survei menyangkut metodologi, kuesioner, dan teknik komunikasi. Tentukan responden: Biasanya sampling acak secara sederhana atau pensamplingan secara klaster dua tahap digunakan dalam baseline survey. Ukuran sampel adalah hasil kompromi antara ukuran ideal untuk dapat mewakili secara statistik dan ukuran realistik berdasarkan sumberdaya dana dan waktu yang tersedia. Rancang kuesioner: Setiap survei memerlukan kuesioner khusus. Uji coba kuesioner: Kuesioner perlu diuji coba di lapangan karena setiap daerah memiliki budaya dan bentuk komunikasi yang khas sehingga rumusan jawaban perlu tepat. Uji coba pada sampel kecil (3-5 rumah tangga) memadai untuk dapat menyesuaikan kuesioner. Sesudah merevisi bentuk pertanyaan dan panjang kuesioner, kuesioner dapat diperbanyak. Periksa kesiapan pelaksanaan survei: Kesiapan personel: koordinator, anggota tim survei lain. Kesiapan transportasi: mobil, kendaraan umum. Peralatan & suplai: alat tulis, peta, alat perekam, kuesioner, komputer, program piranti lunak, disket, kertas. Pelaksanaan survei
Perkenalkan survei kepada masyarakat
Amati lingkungan responden
Jalankan kuesioner
Jalankan wawancara mendalam dan/atau diskusi kelompok
Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997 1. Perkenalkan survei kepada masyarakat:
30
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sebelum memulai survei, koordinator perlu berkunjung ke lokasi survei untuk bertemu pihak-pihak berkepentingan untuk memperkenalkan tim dan tujuan survei. Lebih baik jika mereka dilengkapi surat izin yang sederhana. 2. Jalankan kuesioner: Para pewawancara perlu membangun kepercayaan sehingga responden bisa berbicara secara terbuka. Seorang pewawancara mampu menyelesaikan 5-6 kuesioner per hari. Ada baiknya jika setiap rumah tangga diwawancarai oleh dua pewawancara sehingga keduanya dapat saling melengkapi. Setiap kuesioner terisi perlu diperiksa lagi secara hati-hati untuk memastikan kelengkapannya. Permasalahan apapun bisa dibahas dengan penyelia di akhir hari. Kuesioner perlu dijaga tetap bersih dan kering untuk memudahkan entri dan pengolahan data. 3. Amati lingkungan responden: Selama wawancara, pewawancara perlu mencatat hasil pengamatan terhadap kondisi hidup dan lingkungan keseharian responden untuk dapat cross-check antara apa yang mereka lihat sendiri dan apa yang mereka dengar dari responden. pewawancara perlu peka terhadap apapun sepanjang wawancara untuk penafsiran data lebih lanjut. Pengolahan & analisis data
Entri data
Kelompokkan hasil analisis deskriptif
Lihat keterwakilan responden
Buat analisis secara mendalam dan terinci
Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997 1. Entri data: Data dibubuhi angka-angka kode atau kategori. Setiap responden rumah tangga perlu diberi tanda nomor urut. 2. Lihat keterwakilan responden: Sisihkan kuesioner yang dapat menimbulkan distorsi karena tidak lengkap. Ubah rentang nilai jawaban jika diperlukan. 3. Kelompokkan hasil analisis deskriptif: Untuk dapat menafsirkan suatu variabel dependen, kelompokkan variabel menurut hubungan sebab-akibat. Rumuskan hipotesis berdasarkan daftar pertanyaan dan variabel independen yang mungkin mempengaruhi status variabel dependen itu. 4. Buat analisis secara mendalam dan terinci: 31
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Gunakan program piranti lunak statistik lanjutan (misal: SPSS) untuk menentukan faktor-faktor penentu variabel dependen. Diseminasi hasil & persiapan aksi
Bagi laporan analisis data sebelum perencanaan dan pelaksanaan intervensi apapun
Sumber: diolah dari Schall & Becker, 1997 5. Bagi laporan analisis data sebelum perencanaan dan pelaksanaan intervensi apapun: Sediakan informasi yang diperlukan tentang kelompok sasaran proyek sebelum membahas dan membuat keputusan penting apapun menyangkut bentuk intervensi apapun. Laporan akhir perlu mudah dibaca, runut, dan mudah dipahami agar dapat menjadi instrumen yang berfungsi selama pelaksanaan intervensi.
32
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 5: Observasi untuk Data Primer
Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: Memahami praktik observasi dengan daftar panduan Memahami peran sebagai pengamat partisipan
Topik yang akan dipelajari: Instrumen pengumpulan data primer (observasi dengan daftar panduan)
Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam Agenda Durasi 50‛
10‛
Kegiatan Kegiatan 1: Roleplay dan diskusi kelompok: Melakukan observasi sebagai partisipan Kegiatan 2: Presentasi: rangkuman pokok-pokok pembahasan
Apa yang dibutuhkan Spidol, flipchart, isolasi
Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
Rincian Kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan
Kegiatan 1 Mintalah kesediaan empat orang peserta untuk melakukan roleplay tentang dua orang yang bersengketa tentang kepemilikan tanah (misal: janda miskin dan wakil perusahaan) hingga mencari bantuan yang melibatkan kepala desa dan aparat keamanan desa. Beri mereka waktu sekitar 5-10 menit untuk mempersiapkan diri. Sementara keempat peserta itu mempersiapkan diri, mintalah peserta lain bersiap-siap mengamati proses roleplay, mencatat hasil pengamatan masing-
33
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
masing, dan menentukan apakah kendala utama dalam penyelesaian masalah. Beri waktu sekitar 5 menit bagi keempat peserta untuk mementaskan roleplay. Setelah pementasan, fasilitator mempersilahkan dua atau tiga peserta untuk menyampaikan hasil pengamatan mereka dan alasan mereka menganggap hal-hal itu penting dicatat (10‛). Peserta lantas membentuk kelompok empat atau lima orang. untuk mendiskusikan jawaban daftar pertanyaan berikut ini (15‛). 1. Dengan cara apa sajakah Anda dapat merekam hasil pengamatan Anda terhadap lingkungan suatu masyarakat (misal: lingkungan fisik suatu desa, kantor kelurahan)? Apa keuntungan dan kerugian masingmasing? 2. Dengan cara apa saja Anda dapat merekam hasil pengamatan Anda terhadap anggota masyarakat (misal: fisik seorang anak perempuan, tindakan sekelompok lelaki lanjut usia)? Mengapa? 3. Apakah Anda akan mengamati dengan membuka identitas Anda sebagai pengamat atau tidak? Apa keuntungan dan kerugian masingmasing? Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan membahasnya kembali dalam pleno (15‛). Fasilitator memberi masukan tentang peran pengamat, jika diperlukan.
Kegiatan 2 Fasilitator menyimpulkan hasil pembahasan secara umum.
34
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
BAHAN-BAHAN YANG TERKAIT DENGAN SESI 5: Tiga sistem keterlibatan peran peneliti Junker (1960) Pengamat Peneliti di belakang sebuah cermin satu arah atau dalam ‘peran tak penuh terlihat’ (misal: office boy) yang memungkinkan pengamatan dan penyimakan yang tak terdeteksi dan tak diketahui Pengamat Peneliti dikenal, lebih sebagai pengamat sejak awal, yang memiliki sebagai hubungan yang lebih terbatas atau formal dengan para anggota partisipan Partisipan Pengamat dan anggota masyarakat menyadari peran penelitian, sebagai tetapi si peneliti adalah seorang kawan akrab yang dianggap pengamat termasuk anggota Partisipan Peneliti bertindak sebagai seorang anggota dan berbagi informasi penuh rahasia dengan orang-orang karena identitas peneliti tidak diketahui oleh para anggota masyarakat Sumber: Neuman (1997) Pengamatan lingkungan fisik, orang per orang, aksi mereka, foto dan video Menyimak frase, akses, tatabahasa. Bukan sekedar apa yang disampaikan, tetapi juga bagaimana disampaikannya Istilah khas simbol-simbol dan istilah-istilah khusus yang dipakai oleh sekelompok orang yang sudah lama berinteraksi
35
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 6: Rangkuman Hari Pertama
Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: memahami secara utuh rangkuman hasil pembelajaran hari pertama mengevaluasi hasil pembelajaran hari pertama
Topik yang akan dipelajari: Review hasil pembelajaran hari pertama
Total waktu yang dibutuhkan: 15 menit Agenda Durasi 15‛
Kegiatan Kegiatan 1: Presentasi & tanya jawab: review hasil pembelajaran hari pertama
Apa yang dibutuhkan Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
Rincian Kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan 1 Fasilitator meninjau kembali dan merangkum hasil pembelajaran hari pertama. Lakukan tanya-jawab singkat.
36
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 7: Data Primer (Wawancara) Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: memahami perbedaan pendekatan, kelebihan, dan kekurangan dari berbagai jenis wawancara; memahami sikap dan peran seorang pewawancara.
Topik yang akan dipelajari: Wawancara individual dan wawancara kelompok Wawancara semi-terstruktur (data kualitatif) dan wawancara terstruktur (data kuantitatif)
Total waktu yang dibutuhkan: 1 jam 30 menit Agenda Durasi Kegiatan 10‛ Kegiatan 1: Refleksi: review hasil pembelajaran hari pertama 10‛ Kegiatan 2: Presentasi: jenis wawancara menurut jumlah orang dan jenis pertanyaan 60‛ Kegiatan 3: Simulasi: wawancara semiterstruktur dan wawancara terstruktur 10‛ Kegiatan 4: Menyimpulkan pokok-pokok penting pembahasan
Apa yang dibutuhkan Flipchart, spidol
Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar Fotokopi panduan wawancara, kuesioner, kertas flipchart, spidol, isolasi Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
Rincian Kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.
37
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Kegiatan 1 Peserta meninjau kembali hasil pembelajaran hari pertama dan memberikan komentar tentang jalannya pelatihan pada hari sebelumnya. Peserta memberikan masukan untuk pembelajaran hari kedua.
Kegiatan 2 Fasilitator mempresentasikan jenis-jenis wawancara berdasarkan pendekatan dan jumlah orang yang diwawancarai. Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya jawab.
Kegiatan 3 Fasilitator meminta kesediaan enam orang peserta untuk melakukan simulasi wawancara tentang topik tertentu (misal: KDRT). Sementara itu, peserta lainnya dibagi menjadi kelompok 4-6 anggota yang akan menjadi pengamat dan menjawab daftar pertanyaan berikut ini. Menurut Anda, 1. Apa kelebihan & kekurangan dari masing-masing jenis wawancara? 2. Dalam keadaan apa masing-masing wawancara tepat diterapkan? 3. Secara umum, bagaimana sikap pewawancara yang baik saat akan mulai, sedang melakukan, dan akan menutup wawancara? 4. Secara khusus, bagaimana perbedaan sikap pewawancara dalam ketiga jenis wawancara itu? Setiap kelompok dilengkapi satu/dua lembar flipchart, spidol, dan isolasi. Keenam peserta yang bersedia menjadi tiga pasangan (pewancara-orang yang diwawancarai) masing-masing menjadi: a. satu pasangan untuk wawancara secara informal/spontan, b. satu pasangan untuk wawancara dengan panduan wawancara, c. satu pasangan untuk wawancara dengan kuesioner. Beri lima menit bagi semua pasangan untuk mempersiapkan diri. Lantas, beri tiga menit bagi setiap pasangan untuk menampilkan wawancara di depan peserta lainnya (25‛). 38
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka dan membahasnya kembali dalam pleno (35‛). Fasilitator memberi masukan tentang peran pengamat, jika diperlukan.
Kegiatan 4 Fasilitator
menyimpulkan
hasil
pembahasan
secara
umum
dan
menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.
39
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
BAHAN-BAHAN TERKAIT DENGAN SESI 7: FUNGSI INSTRUMEN WAWANCARA 1. mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam kelompok masyarakatnya, 2. memperoleh keterangan untuk berita media, 3. menyeleksi karyawan baru, 4. mendiagnosis dan terapi.
VARIASI DALAM INSTRUMEN WAWANCARA MODEL INFORMAL
SIFAT/CIRI Pertanyaan muncul dari konteks yang langsung & ditanyakan secara wajar. Tak ada pertanyaan ditetapkan lebih dulu.
KEKUATAN Pertanyaan lebih relevan. Wawancara terbangun dari pengamatan. Wawancara dapat disesuaikan dengan keadaan dan orang yang diwawancarai.
BERPEDOMAN TERPIMPIN
Topik & isu ditentukan sebelumnya dalam garis besar. Pewawancara menentukan sendiri urutan dan pembahasannya selama wawancara.
SUSUNAN BAKU
Pertanyaan & urutannya serta rumusannya telah ditetapkan lebih dulu. Semua orang yang diwawancarai diberi pertanyaan dasar yang sama dalam urutan sama. Pertanyaan dirumuskan dalam formal yang awal & akhirnya sudah dibakukan.
KUANTITATIF & TERTUTUP
Pertanyaan & kategori jawaban telah ditetapkan lebih dulu. Jawaban sudah fixed,
Garis besar meningkatkan peroleh data. Pengumpulan data lebih sistematis bagi setiap responden. Kesenjangan data dapat diantisipasi. Suasana percakapan dapat terjaga. Responden memberikan jawabn pada semua pertanyaan mudah membuat perbandingan. Data yang dikumpulkan lengkap dari setiap respinden untuk setiap pertanyaan. Jika turunkan beberapa pewancara bisa kurangi bias. Dapat membuat keputusan untuk mereview. Analisis data menjadi sederhana. Jawaban dapat secara langsung diperbandingkan &
KELEMAHAN Info berbeda dari orang berbeda dengan pertanyaan berbeda. Info kurang komprehensif & sistematis jika pertanyaan tertentu tidak muncul secara wajar. Organisasi & analisis data dapat sukar. Pewawancara harus perhatian maksimal. Topik-topik penting dapat hilang tanpa sengaja. Keluwesan pewawancara mengurut-kan pertanyaan dapat sebabkan persepsi amat berbeda antarresponden sulit dibandingkan.
Jawaban-jawaban wawancara menjadi kurang luwes. Rumusan pertanyaan yang sudah baku dapat membatasi kewajaran maupun relevansi pertanyaan dengan jawaban.
Responden harus sesuai pengalaman & perasaan mereka dengan kategori yang ditetapkan. Dapat mengaburkan apa
40
Panduan Pelatihan Baseline Survey
responden hanya memilih jawaban yang dikehendaki.
LKPS & LEAD Project – UNDP
mudah digolongkan. Banyak pertanyaan dapat diajukan dalam waktu singkat.
yang dimaksud responden atau apa yang dialami responden dapat sangat berbeda dengan kategori yang telah ditetapkan itu.
Sumber: Patton (1990 dalam Mikkelsen, 2003) : Wawancara semi-terstruktur : Wawancara terstruktur
JENIS WAWANCARA BERDASARKAN JUMLAH ORANG 1. WAWANCARA INDIVIDUAL Dilakukan dalam satu kesempatan pengambilan sampel yang dipilih secara sengaja untuk peroleh info yang representatif Jika penelitian eksploratoris, sampel sedapat mungkin bervariasi pertanyaan sama untuk informan berbeda 2. WAWANCARA DENGAN INFORMAN KUNCI Bertujuan untuk memperoleh pengetahuan khusus informan kunci memiliki pengetahuan khusus tentang topik tertentu. Informan tidak perlu seorang pemimpin. 3. WAWANCARA KELOMPOK Memberi akses pada pengetahuan lebih banyak tentang masyarakat secara umum. Siapa saja yang berada di tempat pada saat wawancara dapat diajak ikut serta. Dinamika kelompok memungkinkan isu-isu baru muncul. 4. DISKUSI KELOMPOK TERFOKUS Bertujuan menyoroti topik tertentu. Kelompok kecil dengan pengarahan sedikit dari fasilitator untuk membahas suatu topik secara rinci.
TEKNIK PELAKSANAAN WAWANCARA SECARA UMUM 1. SIKAP DASAR PEWAWANCARA Berpakaian rapi dan pantas Rendah hati dan hormat terhadap responden, tetapi to the point Berempati pada responden Menganggap responden ramah dan menarik Menyimak dengan baik Wawancara dilakukan oleh dan kepada yang diperlukan saja 2. PRAWAWANCARA Catat nama & alamat responden sesuai dengan cara sampling yang dipilih Catat nama & alamat responden pengganti 41
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Pastikan kuesioner tersedia Pastikan izin survei telah didapatkan Pilih waktu wawancara yang tepat 3. MEMULAI WAWANCARA Cairkan suasana Rebut simpati responden sejak awal Sampaikan maksud dan tujuan riset Pastikan responden sudah siap untuk wawancara Bantu responden memahami dan menjawab pertanyaan 4. PASCAWAWANCARA Ucapkan terima kasih Catat lama wawancara dan sikap responden (menolak/menerima) Laporkan hasil kepada penyelia hari itu juga Diskusikan hasil-hasil dengan sesama pewawancara Tetapkan cara baru dalam wawancara agar lebih efektif dan efisien Laporkan kepada yang berwenang di lokasi studi bila terjadi hal yang tidak diharapkan Sumber: FKM UI (2000)
42
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 8: Wawancara Semi-Terstruktur
Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: mempraktekkan wawancara semi-terstruktur memahami kiat-kiat dalam menjalankan wawancara
Topik yang akan dipelajari: FGD dengan PRA (pemetaan sosial lingkungan dan penilaian kemakmuran) FGD (kelompok diskusi terfokus) dengan panduan wawancara Wawancara mendalam
Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam 15 menit Agenda Durasi Kegiatan 15‛ Kegiatan 1: Presentasi: wawancara mendalam & FGD 45‛ Kegiatan 2: Diskusi kelompok: membuat panduan pertanyaan untuk wawancara mendalam dan FGD 75‛ Kegiatan 3: Praktik simulasi: pemetaan sosial lingkungan dan peringkat kemakmuran
10‛
Kegiatan 4: Presentasi: rangkuman pokok-pokok bahasan
Apa yang dibutuhkan Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar Flipchart, spidol warna, isolasi
Flipchart dengan peta dasar, spidol warna, isolasi, kertas origami beragam warna dan bentuk Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
Rincian kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.
43
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Kegiatan 1 Fasilitator mempresentasikan wawancara mendalam dan FGD. Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya jawab.
Kegiatan 2 Peserta membentuk kelompok berdasarkan organisasi atau bidang kegiatan organisasi mereka (gender, lingkungan, pemerintahan, advokasi hukum). Jika ada yang sendirian, mintalah kesediaan anggota dari kelompok yang lebih besar untuk bergabung dengan peserta yang masih sendiri itu. Sediakan kertas flipchart yang cukup dan spidol untuk setiap kelompok (5‛). Mintailah peserta untuk membuat matriks informan perseorangan yang perlu diwawancarai berikut bentuk informasi yang perlu dicari. Peserta membuat matriks serupa untuk kelompok yang perlu diwawancarai. Lantas, mintailah peserta membuat panduan wawancara untuk masing-masing informan kunci dan masing-masing kelompok (15‛). Daftar Wawancara Mendalam No. 1. 2. ...
Nama informan kunci Lurah
Tempat Kelurahan A, ...
Jenis informasi yang diperlukan Penyediaan posko pengaduan, ...
Daftar FGD Kelompok 1.
Yang perlu diundang a. ... b. ... c. ...
Tempat
Jenis informasi yang diperlukan
2. ...
Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusi mereka sekaligus meminta masukan dari para peserta yang lain (25‛).
Kegiatan 3
44
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Fasilitator memperkenalkan pemetaan sosial lingkungan dan peringkat kemakmuran sebagai alat-alat PRA yang dapat dipakai oleh suatu kelompok diskusi masyarakat untuk mengamati ruang fisik dan sosial budaya setempat. Peserta dibagi dua kelompok yang masing-masing difasilitasi seorang fasilitator dalam melakukan simulasi kedua alat. Masing-masing kelompok akan memperoleh selembar flipchart yang bergambar batas suatu desa. Seluruh anggota kelompok mewakili warga masyarakat dari desa itu. Mintalah peserta berdiskusi dan menggambarkan lambang-lambang dari batas-batas alam dan fisik serta bangunan publik yang penting pada peta itu (misal: sungai, jalan, sekolah, kantor kepala desa, posyandu, KUD, dan lainlain). Mereka perlu membuat kotak keterangan peta yang berisi lambanglambang itu. Pada flipchart yang lain mereka melakukan curah pendapat untuk menentukan ciri-ciri dari rumah tangga kaya, menengah, dan miskin (dengan mempergunakan istilah setempat). Masing-masing kelompok rumah tangga dibuatkan lambang tersendiri, lantas peserta menggambarkan sebaran rumah tangga yang beragam itu pada peta desa mereka. Mintalah peserta kini memetakan tingkat kehadiran (akses) masyarakat ke tempat-tempat tertentu di peta mereka dengan menggunakan potonganpotongan kertas origami. Misal: -
Kotak besar merah, biru, hijau masing-masing untuk lelaki dewasa kaya, menengah, miskin.
-
Bulatan besar merah, biru, hijau masing-masing untuk perempuan dewasa kaya, menengah, miskin.
-
Kotak kecil merah biru hijau masing-masing untuk anak lelaki kaya, menengah, miskin.
-
Bulatan kecil merah biru hijau untuk anak perempuan kaya menengah miskin.
45
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Ambil contoh, peserta meletakkan potongan bulat biru besar dan bulat hijau besar di gambar ‚posyandu‛. Jika perlu, mereka dapat menulis ‚5‛ dalam potongan pertama dan menulis ‚3‛ dalam potongan kedua untuk memperlihatkan kelompok pertama lebih banyak mendatangi posyandu daripada kelompok kedua. Jika sudah selesai mencakup peta seluruhnya, peserta dapat menempelkan semua potongan kertas pada tempatnya. Fasilitator mengajak peserta membahas mengapa orang-orang tertentu hanya mendatangi tempat-tempat tertentu. Dalam pleno, peserta membahas dan bersepkat tentang bagaimana semestinya FGD berjalan dan apa peran peneliti/fasilitator diskusi.
Kegiatan 4 Fasilitator
menyimpulkan
hasil
pembahasan
secara
umum
dan
menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.
46
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
BAHAN-BAHAN TERKAIT DENGAN SESI 8: TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER KUALITATIF WAWANCARA MENDALAM (IN-DEPTH INTERVIEW)
1. Wawancara mendalam informan atau informan kunci: untuk memperoleh informasi tentang peristiwa yang sudah lampau 2. Persiapan: seleksi individu yang akan diwawancara, pendekatan, pengembangan suasana 3. Kelemahan wawancara mendalam: Yang dikatakan oleh informan berbeda dari yang sebenarnya Yang dikatakan dan yang dilakukan berbeda dalam situasi yang berbeda Pewawancara tidak mengamati langsung sehingga terjadi keterbatasan dalam perhatiannya 4. Cara memperoleh informan (sampling): Secara snowball sampling Dari kontak pribadi Dari keterlibatan dalam kegiatan masyarakat yang diteliti 5. Beberapa cara untuk mengarahkan wawancara: Ajukan pertanyaan yang sifatnya meminta penjelasan Buat narasi informan secara tertulis Dokumen pribadi 6. Probing jawaban: Silent probing Elaborasi untuk menyemangati Tanya penjelasan lebih lanjut Tegaskan jawaban informan Sumber: FKM UI (2000)
TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER KUALITATIF FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION, DISKUSI KELOMPOK TERARAH) 1. Definisi: salah satu teknik pengumpulan data kualitatif di mana sekelompok orang berdiskusi dengan pengarahan dari seorang moderator/fasilitator mengenai suatu topik. 2. Keuntungan FGD: sinergisme, snowballing, stimulasi, sekuritas, spontanitas. 3. Kelemahan FGD: mudah dilaksanakan tetapi sulit ditafsirkan, moderator harus terampil 4. Persiapan: menentukan komposisi kelompok berdasarkan: kelas sosial, siklus hidup manusia: umur dan usia perkawinan, tingkat keahlian, perbedaan budaya, jenis kelamin Lama pertemuan (45-120 menit) Antara 8-10 peserta Peserta sebaiknya tidak saling mengenal Peserta harus homogen
47
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
5. Pengaturan posisi duduk: menghindari pengaturan yang mengacu pada status, memungkinkan semua peserta dapat melakukan kontak mata, jarak sama 6. Panduan diskusi: Paparan ringkas tentang masalah dan tujuan yang akan tercakup dalam FGD Fasilitator yang kurang memahami masalah memerlukan pedoman lebih rinci Tidak mencakup terlalu banyak topik 7. Jumlah FGD yang diperlukan: Tergantung kebutuhan informasi atau hipotesis, paling sedikit dua kelompok, bahasan kelompok bervariasi hingga informasi yang terserap jenuh, lokasi geografis bermakna 8. Tempat diskusi: Mendatangkan rasa aman, Nyaman dan privasi terjamin, Lingkungan yang netral, Mudah dicapai oleh responden Sumber: FKM UI (2000)
48
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 9: Wawancara Terstruktur
Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: memahami cara merancang wawancara terstruktur dengan kuesioner mengenal, mempraktekkan, & menyesuaikan kuesioner baku untuk baseline survey
Topik yang akan dipelajari: Wawancara dengan kuesioner
Total waktu yang dibutuhkan: 2 jam 15 menit Agenda Durasi Kegiatan 20‛ Kegiatan 1: Presentasi: pemilihan responden 30‛ Kegiatan 2: Kerja individual/pasangan: pemilihan responden 35‛ Kegiatan 3: Kerja individual/pasangan: penyesuaian kuesioner baku 40‛ Kegiatan 4: Praktik simulasi: wawancara dengan kuesioner 10‛ Kegiatan 5: Menyimpulkan pokok-pokok penting pembahasan
Apa yang dibutuhkan Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar Flipchart, spidol warna, isolasi Dua lembar fotokopi kuesioner untuk setiap peserta, alat tulis Kertas dan alat tulis
Rincian kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan 1
49
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Fasilitator mempresentasikan pemilihan responden yang mewakili populasi. Fasilitator memberikan kesempatan untuk tanya jawab.
Kegiatan 2 Peserta bekerja secara berpasangan berdasarkan organisasi atau bekerja sendirian, jika datang sendirian. Mintailah peserta untuk menuliskan profil masyarakat dan daerah binaan mereka pada selembar kertas flipchart dan bagaimana mereka akan menentukan responden untuk diwawancarai (15‛). Masing-masing pasangan atau perseorangan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka sekaligus meminta masukan dari peserta lain (15‛).
Kegiatan 3 Setiap peserta menerima dua lembar fotokopi kuesioner baku untuk baseline survey. Fasilitator menjelaskan butir-butir pertanyaan satu per satu. Peserta bekerja secara berpasangan berdasarkan organisasi atau bekerja sendirian, jika datang sendirian. Mintailah peserta untuk menyesuaikan kuesioner dengan profil daerah dan masyarakat binaan mereka (20‛). Masing-masing pasangan atau perseorangan mempresentasikan hasil pekerjaan mereka sekaligus meminta masukan dari peserta lain (15‛).
Kegiatan 4 Setiap dua pasangan bergabung menjadi satu kelompok. Satu pasangan mensimulasi wawancara dengan kuesioner, pasangan lainnya menjadi pengamat (mencatat penilaian mereka atas awal, proses, dan akhir wawancara). Simulasi kuesioner berlangsung sekitar 10-15 menit. Kelompok pewawancara diberi kesempatan untuk memberikan penilaian atas proses wawancara. Pengamat menyampaikan penilaian mereka sendiri.
50
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Peserta menyimpulkan bagaimana proses wawancara dengan kuesioner semestinya berjalan (20‛).
Kegiatan 5 Fasilitator
menyimpulkan
hasil
pembahasan
secara
umum
dan
menghubungkannya dengan bahan presentasi di awal sesi.
51
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
BAHAN-BAHAN TERKAIT DENGAN SESI 9: TEKNIK PENGUMPULAN DATA PRIMER KUANTITATIF SURVEI 1. 2. 3. 4.
Dikembangkan dalam pendekatan positivistik dalam ilmu sosial. Menghasilkan informasi kuantitatif. Digunakan untuk menjelaskan atau menjelajahi. Menanyakan banyak orang (responden) tentang keyakinan, pendapat, karakterisitk, serta perilaku di masa lalu atau sekarang. 5. Cocok untuk pertanyaan penelitian tentang keyakinan atau perilaku yang dilaporkan sendiri. 6. Peneliti biasanya menanyakan banyak hal pada satu waktu dalam survei, mengukur banyak variabel (kerap dengan indikator jamak), dan menguji beberapa hipotesis dalam suatu survei tunggal (Neuwman, 1997).
JENIS SURVEI 1. Kuesioner yang dikirim via pos 2. Pedoman wawancara per telepon 3. Pedoman wawancara tatap muka
ISI KUESIONER 1. Pertanyaan yang terkait dengan variabel yang diteliti 2. Lainnya: informasi identifikasi responden informasi jalannya proses wawancara informasi tentang studi untuk responden
CAKUPAN PERTANYAAN KUESIONER TERKAIT DENGAN VARIABEL 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Perilaku Sikap/keyakinan/pendapat Karakteristik Ekspetasi Penggolongan sosial menurut pribadi Tingkat pengetahuan
JENIS PERTANYAAN 1. terbuka (jawaban bebas dikelompokkan) 2. semi-terbuka (tidak ada jawaban esai) 3. tertutup (jawaban langsung dikoding)
PERTANYAAN TERTUTUP KEUNTUNGAN KERUGIAN Lebih mudah & cepat dijawab Dapat menggiring responden Jawaban dari banyak responden mudah Responden tanpa pendapat/ pengetahuan dibandingkan bisa menjawab Jawaban lebih mudah dikoding dan Responden bisa frustrasi jika jawaban yang dianalisis secara statistik mereka inginkan tak tersedia Pilihan jawaban dapat memperjelaskan Membingungkan jika pilihan terlalu maksud pertanyaan banyak (misal, 20) 52
Panduan Pelatihan Baseline Survey
Responden cenderung mau menjawab pertanyaan yang peka Lebih sedikit jawaban yang tidak relevan atau membingungkan Mudah diperbanyak
LKPS & LEAD Project – UNDP
Kesalahan penafsiran dapat terlewati
Perbedaan antara jawaban responden dapat menjadi kabur Memaksa responden memberi jawaban yang mudah untuk masalah rumit Memaksa orang membuat pilihan yang tidak akan mereka ambil dalam kehidupan nyata PERTANYAAN TERBUKA KEUNTUNGAN KERUGIAN Jumlah jawaban bisa tak terbatas Responden berbeda memberi derajat rincian jawaban yang berbeda Responden dapat menjawab secara rinci, Jawaban bisa tak relevan atau tertimbun mendalam dan jelas rincian Temuan tak terduga dapat muncul Perbandingan dana analisis statistik menjadi sangat sulit Jawaban cukup memadai untuk masalah Koding jawaban menjadi sulit yang rumit Memungkinkan kreativitas, ekspresi Pertanyaan bisa terlalu umum bagi pribadi, dan keragaman rincian responden Menunjukkan logika & proses berpikir Jawaban adalah verbatim tertulis yang seorang responden menyulitkan pewawancara Diperlukan lebih banyak waktu, pikiran, dan upaya Responden dapat terintimidasi oleh pertanyaan Jawaban memakan tempat pada kertas kuesioner Sumber: Neuman (1997)
PEMILIHAN RESPONDEN YANG BAIK Memberi gambaran yang dapat dipercaya dari populasi Memungkinkan ketepatan hasil penelitian Sederhana sehingga mudah dijalankan Menghasilkan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin FAKTOR-FAKTOR PERTIMBANGAN DALAM SAMPEL Derajat keseragaman populasi Ketepatan yang dikehendaki dari penelitian Rencana analisis Tenaga, biaya, dan waktu
MENENTUKAN
BESAR
Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil wawancara berkuesioner
53
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
SITUASI WAWANCARA: Waktu Orang ketiga Masyarakat
PEWAWANCARA: Karakteristik sosial Keterampilan Motivasi Rasa aman
Hasil wawancara
RESPONDEN: Karakteristik sosial Kemampuan memahami Kemampuan menjawab
ISI KUESIONER: Kepekaan Kesukaan Tingkat minat Sumber kekhawatiran
Sumber: FKM UI (2000)
54
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 10: Rangkuman Hari Kedua
Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: memahami secara utuh rangkuman hasil pembelajaran hari kedua mengevaluasi hasil pembelajaran hari kedua
Topik yang akan dipelajari: Review hasil pembelajaran hari kedua
Total waktu yang dibutuhkan: 15 menit Agenda Durasi 15‛
Kegiatan Kegiatan 1: Presentasi & tanya jawab: review hasil pembelajaran hari kedua
Apa yang dibutuhkan Presentasi PowerPoint, LCD projector, layar
Rincian Kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan 1 Fasilitator meninjau kembali dan merangkum hasil pembelajaran hari kedua. Lakukan tanya-jawab singkat.
55
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Sesi 11: Penutup (Rencana Tindak Lanjut dan Evaluasi)
Tujuan: Pada akhir sesi peserta akan: menghasilkan rencana tindak lanjut pribadi untuk organisasinya masingmasing; menilai proses pelaksanaan pelatihan secara pribadi dan berkelompok.
Topik yang akan dipelajari: Rangkuman hasil pelatihan dan tindak lanjut
Total waktu yang dibutuhkan: 45 menit Agenda Durasi Kegiatan 20‛ Kegiatan 1: Kerja individu: membuat rencana tindak lanjut dalam organisasi masing-masing 15‛ Kegiatan 2: Skala peringkat secara pleno dan diskusi pleno: evaluasi peserta terhadap pelaksanaan pelatihan 10‛ Kegiatan 3: Pembulatan acara: kesan dan pesan baik dari para perwakilan peserta maupun fasilitator
Apa yang dibutuhkan Flipchart, spidol warna, isolasi Papan tulis, spidol, flipchart
Rincian kegiatan: Memperkenalkan tujuan sesi dan kegiatan yang akan dilakukan.
Kegiatan 1
56
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Fasilitator mengajak para peserta untuk masing-masing memikirkan tindak lanjut nyata yang akan mereka lakukan dalam organisasi masing-masing seusai pelatihan ditutup. Setiap peserta menuliskan rencana tindak lanjut pribadi itu pada selembar flipchart dan memasangnya dengan isolasi pada dinding ruangan (10‛). Semua peserta untuk berkeliling ruangan dan membaca seluruh rencana tindak lanjut pribadi itu (5‛). Dalam pleno, beri bagi peserta untuk berefleksi dan berbagi pendapat tentang rencana mereka (10‛).
Kegiatan 2 Fasilitator menjelaskan bahwa jajak pendapat tertulis akan dilakukan sehingga peserta dapat menilai manfaat yang mereka rasakan dari pelatihan ini secara pribadi. Fasilitator membagikan lembar kuesioner (lihat Lampiran 2) dan memberi waktu kepada peserta untuk mengisi kuesioner (5‛). Fasilitator merangkum hasil kuesioner secara sekilas (5‛).
Kegiatan 3 Fasilitator menjelaskan bahwa evaluasi secara partisipatoris akan dilakukan sehingga peserta dapat menilai manfaat yang mereka rasakan dari pelatihan ini secara kelompok. Fasilitator menjelaskan cara kerja skala peringkat dan memberikan contohnya di depan. Fasilitator mengajak peserta untuk mengevaluasi kegiatan pelatihan dengan mengidentifikasi dulu secara bersama-sama hal-hal yang ingin mereka evaluasi (misal: masalah bahan pelatihan, cara penyampaian pelatihan, waktu pelaksanaan, fasilitas akomodasi dan perjalanan, fasilitator, panitia, peserta).
57
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
Fasilitator meminta peserta menilai setiap aspek melalui skala peringkat, yaitu berbaris di belakang gambar ‚wajah tersenyum‛, ‚wajah datar‛, atau ‚wajah murung‛ yang dibentangkan di atas lantai. Setiap kali mengevaluasi suatu aspek, mintailah satu dua peserta untuk mengomentari mengapa mereka memilih gambar tertentu.
Kegiatan 4 Mintailah kesediaan satu dua peserta untuk memberikan kesan dan pesan menyangkut pelaksanaan pelatihan. Fasilitator menanggapi dan sekaligus merangkum hasil pembelajaran selama dua hari sambil meminta tanggapan peserta terhadap penjelasan tersebut. Pembagian sertifikat dan penutupan acara.
58
Panduan Pelatihan Baseline Survey
LKPS & LEAD Project – UNDP
KESIMPULAN
Kegiatan yang tertuang dalam panduan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan keterampilan dari para peserta akan arti penting dari baseline survey bagi keberhasilan pencapaian suatu program yang telah direncanakan. Dalam konteks ini, penting juga untuk ditekankan keterkaitan antara baseline survey dengan langkah-langkah perencanaan program dan juga sinerginya kesemua hal tersebut dengan pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Pelatihan ini juga diharapkan menjadi mata rantai penting yang dapat mendorong keberdayaan ornop (CSO) yang termasuk kategori kecil dan menengah. Upaya pemberdayaan tersebut dapat dilakukan dengan terus menjalin komunikasi di antara ornop (CSO) dan juga mengupayakan duplikasi dan pengembangan dari kegiatan pelatihan yang tertuang dalam panduan ini di lingkungan ornop (CSO) masing-masing. Hingga pada akhirnya, keberdayaan ornop (CSO) pada gilirannya diharapkan dapat membawa perubahan bagi masyarakat, khususnya kelompok masyarakat yang
kurang
beruntung
dan
juga
kelompok
masyarakat
minoritas
dan
terpinggirkan, seperti kelompok masyarakat miskin dan juga pengabaian hak-hak dasar perempuan.
59