PANCASILA Modul ke:
PANCASILA SEBAGAI SISTEM ETIKA
Nurohma, S.IP, M.Si Fakultas
FASILKOM Program Studi
Sistem Informasi www.mercubuana.ac.id
PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT
ABSTRACT Menjelaskan pengertian etika, Pancasila sebagai sumber etika, dan Pancasila sebagai solusi permasalahan bangsa.
KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami pengertian etika, Pancasila sebagai sumber etika, dan Pancasila sebagai solusi permasalahan bangsa.
Pendahuluan • Masalah etika merupakan masalah yang makin mendapat perhatian di dunia, bahwa cita-cita reformasi untuk membangun Indonesia Baru harus dilakukan dengan cara membangun dari hasil perombakan terhadap keseluruhan tatanan kehidupan yang dibangun oleh Orde Baru. Inti dari cita-cita tersebut adalah sebuah masyarakat sipil demokratis, adanya dan ditegakkannya hukum untuk supremasi keadilan, pemerintahan yang bersih dari KKN, terwujudnya keteraturan sosial dan rasa aman dalam masyarakat yang menjamin kelancaran produktivitas warga masyarakat, dan kehidupan ekonomi yang mensejahterakan rakyat Indonesia. • Bangunan Indonesia Baru dari hasil reformasi atau perombakan tatanan kehidupan Orde Baru adalah sebuah "masyarakat multikultural Indonesia" dari puing-puing tatanan kehidupan Orde Baru yang bercorak "masyarakat majemuk"
Pengertian Etika • Secara etimologi “etika” berasal dari bahasa Yunani yaitu “ethos” yang berarti watak, adat ataupun kesusilaan. Jadi etika pada dasarnya dapat diartikan sebagai suatu kesediaan jiwa seseorang untuk senantiasa patuh kepada seperangkat aturanaturan kesusilaan (Kencana Syafiie, 1993). Dalam konteks filsafat, etika membahas tentang tingkah laku manusia dipandang dari segi baik dan buruk. Etika lebih banyak bersangkut dengan prinsip-prinsip dasar pembenaran dalam hubungan dengan tingkah laku manusia (Kattsoff, 1986). • Etika dpt dibagi atas etika umum dan etika khusus. Etika umum mempertanyakan prinsip-prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Sedangkan etika khusus membahas prinsipprinsip itu dlm hubungannya dgn berbagai aspek kehidupan manusia. Etika khusus terbagi menjadi etika individual dan etika sosial.
Pengertian Etika • Pada dasarnya etika membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan nilai-nilai seperti nilai baik dan buruk, nilai susila atau tidak susila, nilai kesopanan, kerendahan hati dan sebagainya. • Istilah ini identik dengan moral yang berasal dari bahasa Latin, “mos” yang jamaknya “mores”, yang juga berarti adat atau cara hidup. Meskipun kata etika dan moral memiliki kesamaan arti, dalam pemakaian sehari-hari dua kata ini digunakan secara berbeda. Moral atau moralitas digunakan untuk perbuatan yang sedang dinilai. • Dalam bahasa Arab, padanan kata etika adalah akhlak yang merupakan kata jamak khuluk yang berarti perangai, tingkah laku atau tabiat.
Pancasila Sebagai Sumber Etika • Etika Pancasila adalah mendasarkan penilaian baik dan buruk pada nilai-nilai etika yang Pancasila, yaitu nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan. Suatu perbuatan dikatakan baik bukan hanya apabila tidak bertentangan dengan nilai-nilai tersebut, namun juga sesuai dan mempertinggi nilai-nilai Pancasila tersebut. • Etika Pancasila berbicara tentang nilai-nilai sangat mendasar dalam kehidupan manusia. • Nilai yang pertama adalah ketuhanan • Nilai yang kedua adalah kemanusiaan • Nilai yang ketiga adalah persatuan • Nilai yang keempat adalah kerakyatan • Nilai yang kelima adalah keadilan
Pancasila Sebagai Sumber Etika • Menilik nilai-nilai yang terkandung dlm Pancasila, maka Pancasila dpt menjadi sistem etika yg sangat kuat, nilai-nilai yg ada tdk hanya bersifat mendasar, namun juga realistis & aplikatif. • Nilai-nilai tsb dlm istilah Notonagoro merupakan nilai yg bersifat abstrak umum & universal, yaitu nilai yg melingkupi realitas kemanusiaan di manapun, kapanpun & merupakan dasar bagi setiap tindakan & munculnya nilai-nilai yang lain. • Sebagai contoh, nilai ketuhanan akan menghasilkan nilai spiritualitas, ketaatan, dan toleransi. Nilai kemanusiaan, menghasilkan nilai menolong, penghargaan, penghormatan, kerjasama kesusilaan, tolong, dsb. Nilai persatuan menghasilkan nilai cinta tanah air, pengorbanan,dsb. Nilai kerakyatan menghasilkan nilai menghargai perbedaan, kesetaraan, dsb. Nilai keadilan menghasilkan nilai kepedulian, kesejajaran ekonomi, kemajuan bersama dsb.
Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa • Situasi negara Indonesia saat ini begitu memprihatinkan.Begitu banyak masalah menimpa bangsa ini dlm bentuk krisis yg multidimensional. Krisis ekonomi, politik, budaya, sosial, hankam, pendidikan dll, yg sebenarnya berhulu pd krisis moral. Tragisnya, sumber krisis justru berasal dari badan-badan yang ada di negara ini, baik eksekutif, legislatif & yudikatif, yg seharusnya mengemban amanat rakyat. • Moralitas memegang kunci sangat penting dalam mengatasi krisis. Kalau krisis moral sebagai hulu dari semua masalah, maka melalui moralitas pula krisis dapat diatasi. Indikator kemajuan bangsa tidak cukup diukur hanya dari kepandaian warganegaranya, tidak juga dari kekayaan alam yang dimiliki, namun hal yang lebih mendasar adalah sejauh mana bangsa tersebut memegang teguh moralitas. Moralitas memberi dasar, warna sekaligus penentu arah tindakan suatu bangsa.
Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa • Moralitas dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu. • Moralitas individu lebih merupakan kesadaran tentang prinsip baik yg bersifat ke dalam, tertanam dlm diri manusia yg akan mempengaruhi cara berpikir & bertindak. Seorang memiliki moralitas individu yg baik akan muncul dlm sikap & perilaku seperti sopan, rendah hati, tidak suka menyakiti orang lain, toleran, suka menolong, dll. Moralitas ini muncul dari dlm, bkn krn dipaksa dari luar. Bahkan, dlm situasi amoral yg terjadi di luar dirinya, seseorang yg memiliki moralitas individu kuat akan tidak terpengaruh. • Moralitas individu ini terakumulasi menjadi moralitas sosial, sehingga akan tampak perbedaan antara masyarakat yg bermoral tinggi dan rendah. • Adapun moralitas mondial adalah moralitas yang bersifat universal yang berlaku di manapun dan kapanpun, moralitas yang terkait dengan keadilan, kemanusiaan, kemerdekaan, dan sebagainya.
Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa • Pelajaran yg sangat berharga dpt diteladani dari para pendahulu kita yg berjuang demi meraih kemerdekaan. Moralitas individu & sosial yg begitu kuat dengan dipayungi moralitas mondial telah membuahkan hasil dari cita-cita mereka, meskipun mereka byk yg tidak sempat merasakan buah perjuangannya sendiri. Dasar moral yg melandasi perjuangan mereka terabadikan dlm Pembukaan UUD tahun 1945 yang termuat dalam alinea-alineanya. • Moralitas, saat ini menjadi barang yg sangat mahal krn semakin langka orang yg masih betul-betul memegang moralitas tsb. Namun dpt juga dikatakan sbg barang murah krn banyak orang yg menggadaikan moralitas hanya dgn beberapa lembar uang. Ada keterputusan (missing link) antara alinea I, II, III dgn alinea IV. Nilainilai yg seharusnya menjadi dasar sekaligus tujuan negara ini telah digadaikan dgn nafsu berkuasa & kemewahan harta. Egoisme telah mengalahkan solidaritas dan kepedulian pada sesama.
Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa Lalu bagaimana membangun kesadaran moral antikorupsi berdasarkan Pancasila? • Korupsi secara harafiah diartikan sebagai kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran, dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian (Tim Penulis Buku Pendidikan anti korupsi, 2011: 23). Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia semakin menunjukkan ekskalasi yang begitu tinggi. Oleh karenanya, penyelesaian korupsi harus diselesaikan melalui beragam cara/pendekatan, yang dalam hal ini menggunakan istilah pendekatan eksternal maupun internal.
Pancasila Sebagai Solusi Persoalan Bangsa • Pendekatan eksternal yang dimaksud adalah adanya unsur dari luar diri manusia yang memiliki kekuatan ‘memaksa’ orang untuk tidak korupsi. Kekuatan eksternal tersebut misalnya hukum, budaya dan watak masyarakat. Dengan penegakan hukum yang kuat baik dari aspek peraturan maupun aparat penegak hukum, akan mengeliminir terjadinya korupsi. Demikian pula terciptanya budaya dan watak masyarakat yang anti korupsi juga menjadikan seseorang enggan untuk melakukan korupsi. • kekuatan internal adalah kekuatan yang muncul dari dalam diri individu dan mendapat penguatan melalui pendidikan dan pembiasaan. Pendidikan yang kuat terutama dari keluarga sangat penting untuk menanamkan jiwa anti korupsi, diperkuat dengan pendidikan formal di sekolah maupun non-formal di luar sekolah.
Terima Kasih Nurohma, S.IP, M.Si