PANCASILA MULAI TERLUPAKAN
STMIK AMIKOM YOGYAKARTA DITYA ARDI NUGRAHA (11.12.5917)
KELOMPOK : I PROGRAM STUDI DAN JURUSAN : S1SI DOSEN : MUHAMAD IDRIS ,MM
1
BAB I LATAR BELAKANG MASALAH
Pancasila berarti lima dasar, panca artinya lima dan sila berarti dasar, jadi pancasila merupakan dasar negara Indonesia. Lima sila dalam Pancasila bisa membuat satu kesatuan yang baik jika kita amalkan semua, Pancasila juga memiliki banyak fungsi antara lain sebagai ideologi terbuka. Pancasila merupakan dasar negara Indonesia, dan wajib diamalkan setiap warga Indonesia, Pancasila disahkan dalam sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945,Pancasila sebagai dasar negara merupakan sumber dari s hukum segala sumber hukum di Indonesia.Oleh karenanya pancasila merupakan asas kerohanian tertib hukum Indonesia. Namun pada kemajuan zaman sekarang nilai-nilai pancasila mulai dilupakan, Khususnya bagi kalangan remaja bahkan parahnya ada yang tidak hafal sila-sila pancasila, bagaimana akan mengamalkan sila-sila Pancasila jika isinya saja tidak hafal, contoh remaja tidak mengamalkan Pancasila antara lain mereka kurang disiplindalam segala hal . Kalangan remaja banyak yang tidak disiplin di sekolah mereka maka dari itu mereka tidak mengikuti pelajaran dengan baik dan tidak memperhatikan betapa pentingnya pancasila itu, dan terjadi penyimpangan perilaku remaja. Banyak kasus-kasus yang terjadi, bukan hanya remaja yang meninggalkan nilai-nilai pancasila tapi juga semua kalangan orang tua bahkan di kalangan pejabatpun banyak yang tidak mengamalkan silasila pancasila, contohnya adalan terjadinya korupsi secara besar-besaran dan kasus video porno yang tentu saja sangat memalukan.
2
BAB II RUMUSAN MASALAH
Medan, (Analisa). Ketua DPD KNPI Medan Zulham Effendi Siregar ST menilai, terjadinya kemerosotan moralitas generasi bangsa kita akhir-akhir ini karena mulai melupakan nilai- nilai Pancasila untuk dijewantahkan dalam kehidupan sehari-hari. "Saat ini ada kecendrungan nilai Pancasila mulai ditinggalkan generasi muda, sehingga gampang terpengaruh untuk mengikuti hal yang tidak terpuji, seperti geng motor, narkoba, seks bebas dan perbuatan negatif lainnya," kata Zulham Effendi Siregar di kampus Universitas Muslim Nusantara (UMN) Al Washliyah Medan, Jumat (30/9). Zulham yang mengatakan itu ketika menyampaikan ceramah umum di hadapan ribuan mahasiswa baru UMN yang mengikuti Ospek itu mengatakan, sebagai anak bangsa maka nilai Pancasila harus menjadi tolak ukur dalam bertindak. Generasi muda harus mampu menjadi pelopor percepatan pembangunan bangsa, karena itu pemuda harus memiliki jiwa patriotik, dan rasa kebangsaan yang tidak perlu diragukan. "Apalagi bangsa ini baru memperingati Hari Kesaktian Pancasila 1 Oktober, karena itu semangatnya harus semakin digelorakan," ucapnya. Hadir pada kesempatan itu Rektor UMN Al-Washliyah, Kondar Siregar, para Pembantu Rektor, Presiden Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) UMN Al- Washliyah, Anwar, MPM UMN Al- Washliyah, Mora dan civitas akademika. Menurut dia, revitalisasi nilai Pancasila sebagai pemandu arah menuju Indonesia yang adil dan sejahtera merupakan solusi yang tepat untuk diamalkan, dan dilestarikan setiap anak bangsa. Generasi muda harus selalu menghidupkan kembali nilai-nilai Pancasila, sebab nilai luhur Pancasila sebagai pilosofi kehidupan menjadi koridor, tuntunan dan afiliasi politik masyarakat yang hidup dalam kemajemukan. Selain itu dia mengajak semua pemuda, dan elemen masyarakat kembali menggelorakan semangat Pancasila di tengah kehidupan berbangsa, dan bernegara. " Mahasiswa sebagai insan akademik harus mampu menerapkan nilai luhur Pancasila ditengah kehidupan bermasyarakat, terutama di lingkungan tempat tinggalnya," harap Zulham yang datang didampingi wakil sekretaris, Munawar Halil Siregar. Di samping itu, Pancasila yang menjadi falsafah bangsa oleh para pendiri negara ini, sebab sila-sila yang terkandung di dalamnya merupakan cerminan budaya, dan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat Indonesia sejak ratusan tahun lalu. Zulham menilai saat ini ada kecenderungan nilai-nilai yang terkandung dalam falsafah bangsa ini mulai ditinggalkan. Sebagai pemuda pesan dia, KNPI Medan tidak akan bosan mengajak semua pihak agar semangat Pancasila ini digelorakan. "Namun ajakan ini jangan hanya di level masyarakat/ grassroot saja, akan tetapi juga harus dilakukan ditingkat elit- elit poltik, dan pejabat negara," desaknya. Mengingat banyak pihak-pihak yang mulai menentang nilai-nilai Pancasila terutama 3
dalam masalah pluralisme, Zulham menegaskan, tak ada cara lain, semua pihak harus bersatu untuk membendung dan menangkal pihak-pihak yang menentang pluralisme. Apalagi Indonesia dikenal dengan pluralisme yang satu dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang Bhineka Tunggal Ika dan berlandaskan pada Pancasila serta UUD 1945. "Keempat nilai ini menjadi pegangan bangsa untuk lebih maju dan lebih baik di masa mendatang," terang Zulham. (rmd)
4
BAB III PENDEKATAN Tinjauan yuridis-konstitusional Meskipun nama "Pancasila" tidak secara eksplisit disebutkan dalam UUD 1945 sebagai dasar negara, tetapi pada alinea keempat Pembukaan UUD 1945 itu secara jelas disebutkan bahwa dasar negara Indonesia adalah keseluruhan nilai yang dikandung Pancasila. Dengan demikian tepatlah pernyataan Darji Darmodihardjo (1984) bahwa secara yuridis- konstitusional, "Pancasila adalah Dasar Negara yang dipergunakan sebagai dasar mengatur- menyelenggarakan pemerintahan negara. Mengingat bahwa Pancasila adalah Dasar Negara, maka mengamalkan dan mengamankan Pancasila sebagai Dasar Negara mempunyai sifat imperatif/ memaksa, artinya setiap warga negara Indonesia harus tunduk-taat kepadanya. Siapa saja yang melanggar Pancasila sebagai Dasar Negara, ia harus ditindak menurut hukum, yakni hukum yang berlaku di Negara Indonesia." Pernyataan tersebut sesuai dengan posisi Pancasila sebagai sumber tertinggi tertib hukum atau sumber dari segala sumber hukum. Dengan demikian, segala hukum di Indonesia harus bersumber pada Pancasila, sehingga dalam konteks sebagai negara yang berdasarkan hukum (Rechtsstaat), Negara dan Pemerintah Indonesia 'tunduk' kepada Pancasila sebagai 'kekuasaan' tertinggi. Dalam kedudukan tersebut, Pancasila juga menjadi pedoman untuk menafsirkan UUD 1945 dan atau penjabarannya melalui peraturan-peraturan operasional lain di bawahnya, termasuk kebijaksanaankebijaksanaan dan tindakan-tindakan pemerintah di bidang pembangunan, dengan peran serta aktif seluruh warga negara. Oleh karena itu dapatlah dimengerti bahwa seluruh undang- undang, peraturanperaturan operasional dan atau hukum lain yang mengikutinya bukan hanya tidak boleh bertentangan dengan Pancasila, sebagaimana dimaksudkan oleh Kirdi Dipoyudo (1979:107): " tetapi sejauh mungkin juga selaras dengan Pancasila dan dijiwai olehnya " sedemikian rupa sehingga seluruh hukum itu merupakan jaminan terhadap penjabaran, pelaksanaan, penerapan Pancasila
5
BAB IV PEMBAHASAN
Ketetapan MPR Nomor II/ MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila menimbulkan sikap alergi dan sinis masyarakat terhadap Pancasila. Fungsi Pancasila sebagai dasar negara pun pelan-pelan mulai dilupakan. Akibatnya, komitmen bangsa Indonesia untuk menggunakan nilai-nilainya sendiri dalam membangun bangsa semakin hilang. Hal itu disampaikan Guru Besar Emeritus Universitas Gadjah Mada Koento Wibisono Siswomihardjo dalam seminar ”Pancasila Menghadapi Tantangan Bangsa” di Jakarta, Rabu (6/6). ”Pancasila yang pada dasarnya identik dengan identitas nasional saat ini justru dilecehkan dan dipertanyakan eksistensi dan kredibilitasnya,” kata Koento. Menurut Koento, Pancasila nyaris tidak lagi tampil dalam berbagai wacana keilmuan maupun program pemerintah. Oleh karena itu, revitalisasi nilai- nilai Pancasila harus segera dilakukan dengan meletakkannya dalam satu keutuhan pokok pikiran Pembukaan UUD 1945. Ketua Dewan Pimpinan Organisasi (DPO) Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (PA GMNI) Siswono Yudo Husodo dalam seminar memperingati Hari Lahir Pancasila dan Penggali Pancasila di Jakarta, semalam, mengatakan, revitalisasi Pancasila perludiikuti langkah sistematis untuk membumikan nilainilai intrinsik Pancasila. Menurut dia, esensi ajaran Pancasila perlu terus dipegang. Runtuhnya kekuasaan Orde Baru yang menjadikan Pancasila sebagai alat melanggengkan kekuasaannya, kata Siswono, juga meruntuhkan kepercayaan warga kepada Pancasila. Ketua Yayasan Bung Karno, Guruh Soekarnoputra pun menuturkan, sejak Orde Baru banyak pemahaman yang tidak benar dan utuh tentang Pancasila dan Soekarno. Bahkan, empat kali perubahan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dinilai telah menimbulkan sejumlah hal yang menyimpang dari nilai dasar Pancasila. Secara terpisah Rachmawati Soekarnoputri menuturkan, kurang penuhnya pemahaman terhadap Pancasila dan Soekarno, antara lain disebabkan desoekarnoisasi yang terjadi pada masa Orde Baru। (NWO/MZW)
6
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Dari uraian tersebut kita dapat simpulkan: Pancasila sebagai dasar negara Indonesia dan kita wajib mematuhi dan menjalankan setiap nilai yang ada ,dan sebagai warga yang baik tidak ada salahnya jika kita mengamalkan Semua sila sila Pancasila, karena itu dapat membuat kita patuh kepada tuhan,pintar bergaul dan tentu saja sukses dunia akhirat jika kita memang sungguh-sungguh mengamalkanya.
Saran : Para pengajar harus mendidik muridnya tentang pentingnya Pancasila,Pengenalan Pancasila sejak kecil dapat meningkatkan kesadaran orang tentang pentingnya Pancasila.
7
BAB VI REFERENSI
1. Buku kewarganegaraan 2. Zulham Efendi Siregar ST 3. Pustakakom.bogspot.com
8