PUTUSAN Nomor : 224/Pid.Sus//2014/PT.Bdg.
“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”
Pengadilan Tinggi Bandung yang mengadili perkara pidana dalam peradilan tingkat Banding, menjatuhkan Putusan seperti tersebut di bawah ini dalam perkara Terdakwa : Nama lengkap
: Terdakwa.
Tempat lahir
: Samarinda.
Umur/tgl lahir
: 33 Tahun /17 Mei 1980;
Jenis kelamin
: Laki-laki;
Kebangsaan
: Indonesia;
Tempat tinggal
: Kabupaten Bekasi;
Agama
: Islam;
Pekerjaan
: Pegawai Negeri Sipil;
Pendidikan
: S-II;
Dalam perkara ini Terdakwa. Ditahan oleh : .- Penuntut Umum, dengan jenis penahanan Rutan sejak tanggal 17 Januari 2014 s/d tanggal 20 Januari 2014. -
Majelis Hakim, dengan jenis penahan Rutan sejak tanggal 20 Januari 2014 s/d tanggal 18 Februari 2014; diperpanjang oleh Ketua Pengadilan Negeri Bekasi sejak tanggal 19 Februari 2014 s/d tanggal 19 April 2014, namun sejak tanggal 10 Maret 2014 status penahanan tersebut dialihkan menjadi tahanan kota.
Halaman 1 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
PENGADILAN TINGGI tersebut; Telah membaca Penetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 22 Juli 2014 Nomor : 224/Pen/Pid/2014/PT.Bdg tentang Penunjukkan Majelis Hakim Tinggi yang akan mengadili/memutus perkara atas nama Terdakwa. dan membaca berkas perkara No. 39/Pid/B/2014/PN.Bks serta surat-surat yang bersangkutan dengan perkara tersebut; Membaca, Surat Dakwaan dari Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Cikarang tanggal 17 Januari2014Nomor Reg. Perkara :PDM33/CKR/01/2014, yang berbunyi sebagai berikut : Pertama : Bahwa ia Terdakwa pada hari senin tanggal 29 juli 2013 sekira pukul 22.00 Wib atau setidak-tidaknya pada waktu lain dalam bulan juli 2013 bertempat di Kabupaten Bekasi,atau setidak-setidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negeri Bekasi, melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga, yang dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut : -
Berawal pada hari senin tanggal 29 juli 2013 sekira pukul 21.30 Wib bertempat di Kabupaten Bekasi Saksi Korban datang kerumah Terdakwa, dimana saksi korban adalah istri dari Terdakwa sesuai dengan Surat Akta Nikah Nomor : 165/23/VII/2008 tanggal 25 juli 2008,saksi korban ingin melihat kondisi anak kandung saksi korban yang bernama ANAK SAKSI KORBAN yang sebelumnya sudah 4(empat)
hari
tidak
diketahui
keberadaannya,
kemudian
sesampainya dirumah Terdakwa, saksi korban melihat Terdakwa sedang mengobrol dengan Saksi I dan Saksi II lalu saksi korban bertanya kepada Terdakwa “ANAK SAKSI KORBAN dimana ?”,dan Terdakwa menjawab “Dia tidak ada disini, Dia ada disuatu tempat Halaman 2 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
dan bukan urusanmu”, kemudian saksi korban masuk dalam rumah untuk mengecek keberadaan anak saksi korban dan ternyata tidak ada didalam rumah,kemudian saksi korban menghubungi mertua perempuan yang berada di Samarinda namun jawabannya juga tidak ada, kemudian saksi korban beranjak pergi untuk menemui Ketua RT setempat namun tidak ada, selanjutnya saksi korban berjalan ke pos penjagaan cluster dan bertemu dengan Saksi III dan mencoba meminta meminta tolong agar memanggil Ketua RT,namun tiba-tiba saksi korban melihat ada mobil sedan yang dikenali sebagai mobil yang biasa digunakan oleh Terdakwa dengan nomor polisi AD-7432-GA dan Terdakwa mengemudikan mobil sedan tersebut untuk keluar perumahan, kemudian saksi melihat mobil tersebut melaju dengan perlahan hendak lewat didepan saksi korban,saksi korban mencoba menghentikan dengan melambaikan tangan namun tidak berhenti tetapi tetap melaju perlahan, kemudian saksi korban melangkah hampir ketengah jalan dan kembali memberhentikan mobil sedan tersebut namun tidak berhenti, kemudian saksi berjalan kesamping mobil sebelah kanan karena saksi korban takut
tertabrak, selanjutnya saksi
berjalan mengikuti mobil dibagian kanan dan saksi mengetuk kaca samping kanan mobil yang dikemudikan Terdakwa namun Terdakwa tidak menghentikan mobil tersebut. Pada saat berjalan disebelah kanan mobil dengan tangan kiri saksi korban mengikuti mobil tersebut sambil teriak “berhenti”,namun mobil semakin cepat melaju sehingga saksi korban spontan melompatkan diri keatas kap mesin mobil tersebut dengan posisi telungkup yaitu dari dada, perut sampai dengan paha diatas sebelah kanan kap mesin mobil Halaman 3 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
dan kedua kaki bergelantungan disamping ban kanan depan mobil saksi korban tekuk agar tidak terseret, namun Terdakwa tidak menghentikan laju mobil tersebut akan tetapi justru mempercepat laju kendaraan yang dikendarainya dengan cara menginjak gas kemudian mengerem mendadak begitu seterusnya sampai 3 (tiga) kali sejauh 80 (delapan puluh) meter hingga saksi korban terjatuh kesamping kanan mobil dan terluka, atas kejadian tersebut saksi korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Setu. Akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Korban tidak dapat menjalankan pekerjaan atau mengganggu kegiatan sehari-hari dan mengalami luka sesuai dengan Visum Et Repertum No : 14/VER/RSUD/VII/ 2013, tanggal 30 juli 2013 yang diperiksa dan ditanda tangani oleh dr. MATARAM ENDRA. W Nip.197512152006041006 pada rumah sakit
umum
Daerah
Kabupaten
Bekasi,
telah
melakukan
pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan : 1. Terdapat luka memar dan bengkak dijari kelingking tangan kanan, dengan ukuran 2cm x 1cm ; 2. Terdapat luka robek di kaki kanan, dengan ukuran 0,5 cm x 1cm ; 3. Terdapat luka lecet kemerahan dijari kelingking kaki kanan, dengan ukuran 4 cm x 1 cm ; 4. Terdapat luka lecet ditumit kiri, dengan ukuran 1cm x 1cm ; 5. Terdapat luka lecet di ibu jari kaki kiri, dengan ukuran 2 cm x 1 cm ; Kesimpulan :
Halaman 4 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
-
Luka-luka tersebut diatas disebabkan oleh kekerasan benda tumpul ;
-
Luka-luka tersebut tidak dapat membahayakan maut ;
-
Luka tersebut tidak mengakibatkan terjadi penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan ;
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 44 ayat (1) UURI No.23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. ATAU : Kedua : Bahwa Ia Terdakwa pada hari Senin tanggal 29 juli 2013 sekira pukul 22.00 Wib atau setidak-setidaknya pada waktu lain dalam bulan juli 2013 bertempat di Kabupaten Bekasi, atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negri Bekasi, Melakukan Penganiayaaan terhadap Istrinya, yang dilakukan terdakwa dengan cara sebagai berikut : -
Berawal pada hari senin tanggal 29 Juli 2013 sekira pukul 21.30 Wib bertempat di Kabupaten Bekasi Saksi Korban datang kerumah Terdakwa, dimana saksi korban adalah istri Terdakwa sesuai dengan Surat Akta Nikah Nomor :165/23/VII/2008 tanggal 25 Juli 2008, saksi korban ingin melihat kondisi anak kandung saksi korban yang bernawa ANAK SAKSI KORBAN yang sebelumnya sudah 4(empat) hari tidak diketahui keberadaannya, kemudian sesampainya dirumah Terdakwa, saksi korban melihat Terdakwa sedang mengobrol dengan Saksi I dan Saksi II lalu saksi bertanya kepada Terdakwa “Anak Saksi Korban Dimana?” dan Terdakwa menjawab “Dia tidak ada disini, Dia ada
Halaman 5 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
disuatu tempat dan bukan urusanmu”, kemudian saksi korban masuk dalam rumah untuk mengecek keberadaan anak saksi korban dan ternyata
tidak
ada
didalam
rumah,kemudian
saksi
korban
menghubungi mertua perempuan yang berada di Samarinda namun jawabannya juga tidak ada,kemudian saksi korban beranjak pergi untuk menemui Ketua RT setempat namun tidak ada, selanjutnya saksi korban berjalan ke Pos penjagaan cluster dan bertemu dengan Saksi III dan mencoba meminta meminta tolong agar memanggil Ketua RT, namun tiba-tiba saksi korban melihat ada mobil sedan yang dikenali sebagai mobil yang biasa digunakan oleh Terdakwa dengan nomor polisi AD-7432-GA dan Terdakwa mengemudikan mobil sedan tersebut untuk keluar perumahan, kemudian saksi melihat mobil tersebut melaju dengan perlahan hendak lewat didepan saksi korban, saksi korban mencoba menghentikan dengan melambaikan tangan namun tidak berhenti tetapi tetap melaju perlahan, kemudian saksi korban
melangkah
hampir
ketengah
jalan
dan
kembali
memberhentikan mobil sedan tersebut namun tidak berhenti,kemudian saksi berjalan kesamping mobil sebelah kanan karena saksi korban takut
tertabrak,selanjutnya saksi berjalan mengikuti mobil dibagian
kanan dan saksi mengetuk kaca samping kanan mobil yang dikemudikan Terdakwa namun Terdakwa tidak menghentikan mobil tersebut.Pada saat berjalan disebelah kanan mobil dengan tangan kiri saksi korban mengikuti mobil tersebut sambil teriak “berhenti”, namun mobil semakin
cepat
melaju
sehingga
saksi korban
spontan
melompatkan diri keatas kap mesin mobil tersebut dengan posisi telungkup yaitu dari dada,perut sampai dengan paha diatas sebelah kanan kap mesin mobil dan kedua kaki bergelantungan disamping ban Halaman 6 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
kanan depan mobil saksi korban tekuk agar tidak terseret, namun Terdakwa tidak menghentikan laju mobil tersebut akan tetapi justru mempercepat laju kendaraan yang dikendarainya dengan cara menginjak gas kemudian mengerem mendadak begitu seterusnya sampai 3 (tiga) kali sejauh 80 (delapan puluh) meter hingga saksi korban terjatuh kesamping kanan mobil dan terluka,atas kejadian tersebut saksi korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Setu. Akibat perbuatan Terdakwa, Saksi Korban tidak dapat menjalankan pekerjaan atau mengganggu kegiatan sehari-hari dan mengalami lukka sesuai dengan Visum Et Repertum No : 14/VER/RSUD/VII/2013, tanggal 30 juli 2013 yang diperiksa dan ditanda tangani oleh dr..MATARAM ENDRA W Nip.197512152006041006 pada rumah sakit umum Daerah Kabupaten Bekasi, telah melakukan pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan : 1. Terdapat luka memar dan bengkak dijari kelingking tangan kanan, dengan ukuran 2cm x 1cm; 2. Terdapat luka robek di kaki kanan,dengan ukuran 0,5 cm x 1cm; 3. Terdapat luka lecet kemerahan dijari kelingking kaki kanan,dengan ukuran 4cm x 1 cm; 4. Terdapat luka lecet ditumit kiri,dengan ukuran 1cm x 1cm; 5. Terdapat luka lecet di ibu jari kaki kiri,dengan ukuran 2cm x 1cm; Kesimpulan : -
Luka-luka tersebut diatas disebabkan oleh kekerasan benda tumpul;
-
Luka-luka tersebut tidak dapat membahayakan maut
Halaman 7 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
-
Luka tersebut tidak mengakibatkan terjadi penyakit/halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan.; Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 351 ayat (1) KUHP jo pasal 356 ke-1 KUHP . ATAU : Ketiga : Bahwa Ia Terdakwa pada hari Senin tanggal 29 juli 2013 sekira pukul 22.00 Wib atau setidak-setidaknya pada waktu lain dalam bulan juli 2013 bertempat di Kabupaten Bekasi,atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negri Bekasi, melakukan Penganiayaaan, yang dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut : -
Berawal Berawal pada hari Senin tanggal 29 juli 2013 sekira pukul 21.30 Wib bertempat di Kabupaten Bekasi Saksi Korban datang kerumah Terdakwa,dimana saksi korban adalah istri Terdakwa sesuai dengan Surat Akta Nikah Nomor :165/23/VII/2008 tanggal 25 Juli 2008, saksi korban ingin melihat kondisi anak kandung saksi korban yang bernawa ANAK SAKSI KORBAN yang sebelumnya sudah 4(empat) hari tidak diketahui keberadaannya,kemudian sesampainya dirumah Terdakwa,saksi korban melihat Terdakwa sedang mengobrol dengan Saksi I dan Saksi II lalu saksi bertanya kepada Terdakwa “Anak Saksi Korban Dimana?” dan Terdakwa menjawab “Dia tidak ada disini,Dia ada disuatu tempat dan bukan urusanmu”,kemudian saksi korban masuk dalam rumah untuk mengecek keberadaan anak saksi korban dan ternyata tidak ada didalam rumah,kemudian saksi korban menghubungi mertua perempuan yang berada di Samarinda namun
Halaman 8 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
jawabannya juga tidak ada,kemudian saksi korban beranjak pergi untuk menemui ketua RT setempat namun tidak ada,selanjutnya saksi korban berjalan ke pos penjagaan cluster dan bertemu dengan Saksi III dan mencoba meminta meminta tolong agar memanggil Ketua RT,namun tiba-tiba saksi korban melihat ada mobil sedan yang dikenali sebagai mobil yang biasa digunakan oleh Terdakwa dengan nomor polisi AD-7432-GA dan Terdakwa mengemudikan mobil sedan tersebut untuk keluar perumahan,Kemudian saksi melihat mobil tersebut melaju dengan perlahan hendak lewat didepan saksi korban,saksi korban mencoba menghentikan dengan melambaikan tangan namun tidak berhenti tetapi tetap melaju perlahan,kemudian saksi korban melangkah hampir ketengah jalan dan kembali memberhentikan mobil sedan tersebut namun tidak berhenti,kemudian saksi berjalan kesamping mobil sebelah kanan karena saksi korban takut
tertabrak,selanjutnya saksi berjalan mengikuti mobil dibagian
kanan dan saksi mengetuk kaca samping kanan mobil yang dikemudikan Terdakwa namun Terdakwa tidak menghentikan mobil tersebut. Pada saat berjalan disebelah kanan mobil dengan tangan kiri saksi korban mengikuti mobil tersebut sambil teriak “berhenti”,namun mobil semakin
cepat
melaju
sehingga
saksi korban
spontan
melompatkan diri keatas kap mesin mobil tersebut dengan posisi telungkup yaitu dari dada,perut sampai dengan paha diatas sebelah kanan kap mesin mobil dan kedua kaki bergelantungan disamping ban kanan depan mobil saksi korban tekuk agar tidak terseret,namun Terdakwa tidak menghentikan laju mobil tersebut akan tetapi justru mempercepat laju kendaraan yang dikendarainya dengan cara menginjak gas kemudian mengerem mendadak begitu seterusnya Halaman 9 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
sampai 3 (tiga) kali sejauh 80 (delapan puluh) meter hingga saksi korban terjatuh kesamping kanan mobil dan terluka,atas kejadian tersebut saksi korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Setu. Akibat perbuatan Terdakwa,Saksi Korban tidak dapat menjalankan pekerjaan atau mengganggu kegiatan sehari-hari dan mengalami lukka sesuai dengan Visum Et Repertum No : 14/VER/RSUD/VII/2013, tanggal 30 Juli 2013 yang diperiksa dan ditanda tangani oleh dr. MATARAM ENDRA W Nip.197512152006041006 pada rumah sakit umum Daerah Kabupaten Bekasi,telah melakukan pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan : 1. Terdapat luka memar dan bengkak dijari kelingking tangan kanan,dengan ukuran 2 cm x 1cm; 2. Terdapat luka robek di kaki kanan,dengan ukuran 0,5 cm x 1cm; 3. Terdapat
luka
lecet
kemerahan
dijari
kelingking
kaki
kanan,dengan ukuran 4cm x 1 cm; 4. Terdapat luka lecet ditumit kiri,dengan ukuran 1cm x 1cm; 5. Terdapat luka lecet di ibu jari kaki kiri,dengan ukuran 2cm x 1cm Kesimpulan : -
Luka-luka tersebut diatas disebabkan oleh kekerasan benda tumpul.
-
Luka-luka tersebut tidak dapat membahayakan maut;
-
Luka tersebut tidak mengakibatkan terjadi penyakit / halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan.
Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam pasal 351 ayat (1) KUHP. ATAU : Halaman 10 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Keempat : Bahwa Ia Terdakwa pada hari Senin tanggal 29 juli 2013 sekira pukul 22.00 Wib atau setidak-setidaknya pada waktu lain dalam bulan juli 2013 bertempat di Kabupaten Bekasi,atau setidak-tidaknya pada suatu tempat yang masih termasuk dalam Daerah Hukum Pengadilan Negri Bekasi, Melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga yang dilakukan suami terhadap istri atau sebaliknya,yang tidak menimbulkan penyakit atau halangan untuk menjalankan pekerjaan jabatan atau mata pencaharian atau kegiatan sehari-hari,yang dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut : -
Berawal pada hari senin tanggal 29 juli 2013 sekira pukul 21.30 Wib bertempat di Kabupaten Bekasi Saksi Korban datang kerumah Terdakwa,dimana saksi korban adalah istri Terdakwa sesuai dengan Surat Akta Nikah Nomor :165/23/VII/2008 tanggal 25 Juli 2008, saksi korban ingin melihat kondisi anak kandung saksi korban yang bernawa ANAK SAKSI KORBAN yang sebelumnya sudah 4(empat) hari tidak diketahu
keberadaannya,kemudian
sesampainya
dirumah
Terdakwa,saksi korban melihat Terdakwa sedang mengobrol dengan Saksi I dan Saksi II lalu saksi bertanya kepada Terdakwa “Anak Saksi Korban Dimana?”, dan Terdakwa menjawab “Dia tidak ada disini, dia ada disuatu tempat dan bukan urusanmu”,kemudian saksi korban masuk dalam rumah untuk mengecek keberadaan anak saksi korban dan ternyata tidak ada didalam rumah,kemudian saksi korban menghubungi mertua perempuan yang berada di Samarinda namun jawabannya juga tidak ada,kemudian saksi korban beranjak pergi untuk menemui Ketua RT setempat namun tidak ada,selanjutnya saksi korban berjalan ke Pos penjagaan cluster dan bertemu dengan Saksi Halaman 11 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
III dan mencoba meminta meminta tolong agar memanggil Ketua RT,namun tiba-tiba saksi korban melihat ada mobil sedan yang dikenali sebagai mobil yang biasa digunakan oleh Terdakwa dengan nomor polisi AD-7432-GA dan Terdakwa mengemudikan mobil sedan tersebut untuk keluar perumahan,Kemudian saksi melihat mobil tersebut melaju dengan perlahan hendak lewat didepan saksi korban,saksi korban mencoba menghentikan dengan melambaikan tangan namun tidak berhenti tetapi tetap melaju perlahan,kemudian saksi korban melangkah hampir ketengah jalan dan kembali memberhentikan mobil sedan tersebut namun tidak berhenti,kemudian saksi berjalan kesamping mobil sebelah kanan karena saksi korban takut
tertabrak,selanjutnya saksi berjalan mengikuti mobil dibagian
kanan dan saksi mengetuk kaca samping kanan mobil yang dikemudikan Terdakwa namun Terdakwa tidak menghentikan mobil tersebut.Pada saat berjalan disebelah kanan mobil dengan tangan kiri saksi korban mengikuti mobil tersebut sambil teriak “berhenti”,namun mobil semakin
cepat
melaju
sehingga
saksi korban
spontan
melompatkan diri keatas kap mesin mobil tersebut dengan posisi telungkup yaitu dari dada,perut sampai dengan paha diatas sebelah kanan kap mesin mobil dan kedua kaki bergelantungan disamping ban kanan depan mobil saksi korban tekuk agar tidak terseret,namun Terdakwa tidak menghentikan laju mobil tersebut akan tetapi justru mempercepat laju kendaraan yang dikendarainya dengan cara menginjak gas kemudian mengerem mendadak begitu seterusnya sampai 3 (tiga) kali sejauh 80 (delapan puluh) meter hingga saksi korban terjatuh kesamping kanan mobil dan terluka,atas kejadian tersebut saksi korban melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Setu. Halaman 12 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Akibat perbuatan Terdakwa,Saksi Korban tidak dapat menjalankan pekerjaan atau mengganggu kegiatan sehari-hari dan mengalami luka sesuai dengan Visum Et Repertum No : 14/VER/RSUD/VII/2013, tanggal 30 Juli 2013 yang diperiksa dan ditanda tangani oleh dr.MATARAM ENDRA W Nip.197512152006041006 pada rumah sakit umum Daerah Kabupaten Bekasi,telah melakukan pemeriksaan dengan hasil pemeriksaan : 1. Terdapat luka memar dan bengkak dijari kelingking tangan kanan,dengan
ukuran 2cm x 1cm;
2. Terdapat luka robek di kaki kanan ,dengan ukuran 0,5 cm x 1cm; 3. Terdapat luka lecet kemerahan dijari kelingking kaki kanan,dengan ukuran 4cm x 1 cm; 4. Terdapat luka lecet ditumit kiri,dengan ukuran 1cm x 1cm; 5. Terdapat luka lecet di ibu jari kaki kiri,dengan ukuran 2cm x 1cm Kesimpulan : -
Luka-luka tersebut diatas disebabkan oleh kekerasan benda tumpul;
-
Luka-luka tersebut tidak dapat membahayakan maut;
-
Luka tersebut tidak mengakibatkan terjadi penyakit / halangan dalam menjalankan pekerjaan jabatan. Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam pasal 44 ayat (4) UURI No.23 tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Membaca, Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum Kejaksaan Negeri Cikarang
tanggal
10
Maret
2014,
Nomor
Reg.
Perkara
:
PDM-
33/CKR/01/2014, Terdakwa dituntut sebagai berikut :
Halaman 13 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
1.
Menyatakan
Terdakwa
Terdakwa telah terbukti secara sah dan
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga”, sebagaimana diatur dandiancam pidana dalam Pasal 44 ayat (1) UU RI No. 23 Tahun 2004 dalam Surat Dakwaan Pertama. 2.
Menjatuhkan pidanaterhadap Terdakwa dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun, dengan dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan sementara, dan dengan perintah Terdakwa tetap ditahan.
3.
Menyatakan barang bukti berupa : - 1 (satu) buah buku nikah isteri No. : 5769211; - 1 (satu) unit mobil Suzuki Baleno No. Pol. AD-7432-GA warna hijau tua; - 1 (satu) buah surat pernyataan cerai; Dikembalikan kepada Saksi Korban.
4.
Menetapkan agar Terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp.2.000,(dua ribu rupiah) ; Menimbang, bahwa terhadap perkara Terdakwa Pengadilan Negeri
Bekasi menjatuhkan Putusan dalam perkara tersebut pada tanggal 7 Mei 2014 Nomor : 39/ Pid/B/ 2014/PN.Bks, dengan amar sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa identitas sebagaimana tersebut diatas, telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana “kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga”; 2. Menghukum Terdakwa tersebut dengan pidana penjara selama 6 (enam) bulan, dengan ketentuan hukuman itu tidak perlu Terdakwa jalani kecuali dikemuadian hari ada perintah lain dalam putusan Hakim Halaman 14 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
atas alasan bahwa Terdakwa sebelum masa percobaan selama 10 (sepuluh) bulan telah bersalah melakukan perbuatan pidana ; 3. Menetapkan masa penahanan yang selama ini dijalani oleh Terdakwa dikurangkan
seluruhnya
dari
pidana
yang
dijatuhkan
kepada
Terdakwa; 4. Menetapkan agar barang bukti berupa: -
1 (satu) buah buku nikah isteri Nomor : 5769211;
-
1 (satu) unit mobil Suzuki Baleno No. Pol. AD-7432-GA warna hijau tua;
-
1 (satu) buah surat pernyataan cerai;
Dikembalikan kepada Saksi Korban. 5. Membebankan
Terdakwa
membayar
biaya
perkara
sebesar
Rp.2.000,- ( dua ribu rupiah) ; Membaca berturut-turut : 1. Akte Permintaan Banding No. 28/Bdg/Akta.Pid/2014/PN.Bks,dibuat oleh
Floriberta
Setyowati,
SH.
MH.
Wakil
Panitera/Sekretaris
Pengadilan Negeri Bekasi, yang isinya bahwa para hari Jum’at, tanggal 09 Mei 2014, Exprito Sanggup, SH. Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cikarang menyatakan Banding terhadap Putusan Pengadilan Negeri Bekasi,tanggal 07 Mei 2014 Nomor : 39/Pid.B/2014/PN.Bks ; 2. Akte Permintaan Banding No. 28/Bdg/Akta.Pid/2014/PN.Bks, dibuat oleh
Floriberta
Setyowati,
SH.
MH.
Wakil
Panitera/Sekretaris
Pengadilan Negeri Bekasi, yang isinya pada pokoknya menerangkan bahwa para hari Senin, tanggal 12 Mei 2014, Kuasa Hukum Terdakwa EKA CXAHYANA ADI, S.Pd., MM. bin KARIMmenyatakan Banding Halaman 15 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
terhadap Putusan Pengadilan Negeri Bekasi, tanggal 07 Mei 2014 Nomor : 39/Pid.B/2014/PN.Bks. 3. Akta
Pemberitahuan
Permintaan
Banding
No.
28/Banding/Akta.Pid/2014/PN.Bks, dibuat oleh Muhammad Ihsan, SH. – Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bekasi, yang isinya pada pokoknya menerangkan bahwa pada hari Senin, tanggal 12 Mei 2014 telah diberitahukan kepada Kuasa Hukum Terdakwa tentang adanya pernyataan Banding dari Exprito Sanggup, SH. Jaksa Penuntut Umum terhadap Putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 07 Maret 2014 Nomor : 39/Pid.B/2014/PN.Bks. 4. Akta
Pemberitahuan
Permintaan
28/Bdg/Akta.Pid/2014/PN.Bks, Pengganti
dibuat
oleh
Banding
No.
Sugiyanta
Jurusita
pada Pengadilan Negeri Bekasi, yang isinya pada
pokoknya menerangkan bahwa pada hari Jum’at, tanggal 27Juni 2014 telah diberitahukan kepada Exprito Sanggup, SH. Jkasa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cikarang tentang adanya pernyataan Banding
dari
Pengadilan
Penasehat
Negeri
Hukum
Bekasi
Terdakwa
tanggal
07
Mei
terhadap 2014
Putusan Nomor
:
39/Pid.B/2014/PN.Bks. 5. Memori Banding Jaksa Penuntut Umum dalam perkara Terdakwa, tertanggal
Mei 2014,diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri
Bekasi pada tanggal 19 Mei 2014. 6. Surat
Pemberitahuan
dan
Penyerahan
Memori
Banding
No.
39/Pid.B/2014/PN.Bks., dibuat oleh Muhammad Ihsan, SH. Jurusita Pengganti
pada Pengadilan Negeri Bekasi, yang isinya pada
pokoknya menerangkan bahwa pada hari Rabu, tanggal 25 Juni 2014
Halaman 16 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
telah diberitahukan dan diserahkan Memori Banding dari Jaksa Penuntut Umum kepada kepada Penasehat Hukum Terdakwa. 7. Memori Banding dari Terdakwa tertanggal 25 Juni 2014, diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 25 Juni 2014; 8. Surat Pemberitahuan dan Penyerahan Memori Banding Nomor : 39/Pid.B/2014/PN.Bks., dibuat oleh Sugiyanta – Jurusita Pengganti pada Pengadilan Negeri Bekasi, yang isinya pada pokoknya menerangkan bahwa pada hari Jum’at, tanggal 27 Juni 2014 telah diberitahukan dan diserahkan kepada Exprito Sanggup, SH. Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cikarang tentang adanya Memori Banding dari Terdakwa ; 9. Surat
Tanda
Terima
Kontra
Memori
Banding
Nomor
:
39/PID.B/2014/PN.BKS., dibuat oleh Widiawati Wahas, SH., MH. Panitera Muda Pidana Pengadilan Negeri Bekasi, yang isinya pada pokoknye menerangkan bahwa pada tanggal 10 Juli 2014 telah diterima Kontra Memori Banding dari Penasehat Hukum Terdakwa serta Memori Banding-nya tertanggal 10 Juli 2014; 10. Surat Nomor
Pemberitahuan :
dan Penyerahan Kontra Memori Banding
39/Pid.B/2014/PN.Bks.
dibuat
oleh
Sugiyanta-Jurusita
Pengganti pada Pengadilan Negeri Bekasi, yang isinya pada pokoknya menerangkan bahwa pada hari Jum’at, tanggal 11 Juli 2014 telah diberitahukan dan diserahkan kepada Exprito Sanggup, SH. Jaksa Penuntut Umum Kontra Memori Banding dari Kuasa Hukum Terdakwa. 11. Surat dari Floriberta Setyowati, SH. MH. Wakil Panitera Pengadilan Negeri Bekasi kepada Exprito Sanggup, SH. Jaksa Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Cikarang, tertanggal 1 Juli 2014Nomor : W11/2752/HN.05.03/VII/2014, Perihal : Mempelajari Berkas Perkara. Halaman 17 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
12. Surat dari Floriberta Setyowati, SH. MH. Wakil Panitera Pengadilan Negeri Bekasi kepada Christopher L. P. Simanjuntak, SH. Kuasa Hukum
Terdakwa,
tertanggal
1
Juli
2014
Nomor
:
W11/2751/HN.05.03/VII/2014, Perihal : Mempelajari Berkas Perkara. Menimbang, bahwa permintaan Banding oleh Exprito Sanggup, SH. – Jaksa Penuntut Umum dan Christopher L. P. Simanjuntak, SH. Penasehat Hukum Terdakwaterhadap putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 07 Mei 2014, Nomor 39/Pid.B/2014/PN.Bks. diajukan pada tanggal 12 Mei 2014, (diajukan dalam tenggang waktu dan menurut cara-cara serta syarat-syarat yang ditentukan dalam Undang-Undang), oleh karena itu permohonan Banding tersebut secara formal dapat diterima; Menimbang, bahwa dalam perkara ini Jaksa Penuntut Umum menyatakan Banding, yang alasannya sebagai berikut : i.
Bahwa pidana yang dijatuhkan kepada Terdakwa dalam
Putusan
Pengadilan Negeri Bekasi Nomor 39/PID.B/2014/PN.Bks, tanggal 07 Mei 2014 masih ringan sehingga belum memenuhi rasa keadilan masyarakat; ii.
Bahwa tuntutan Jaksa Penuntut Umum diharapkan dapat menimbulkan efek jera. Menimbang, bahwa Terdakwa menyatakan Banding dengan alasan sebagai berikut : 1.
Bahwa Pemohon Banding (Terdakwa) menyatakan keberatan dengan Judex Factie tingkat pertama karena pertimbangan hukum-nya tidak tepat dan tidak benarserta sarat akan rekayasa dan memanipulasi fakta (hukum) didalam persidangan.
Halaman 18 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Bentuk manipulasi fakta (hukum) tersebut terlihat pada point 5, point 6 dan point 7 halaman 17 Putusan-nya yaitu tentang keeterangan Terdakwa.yang dimasukkan dalam Putusan tersebut, yaitu : •
Poin 5 pada halaman 17-nya : “Bahwa Terdakwa mengendarai kendaraan dengan kecepatan lebih kurang 5 km/jam ketika melewati dekat Pos Keamanan tidak jauh dari rumah Terdakwa, secara tiba-tiba Terdakwa melihat saksi korban/isteri Terdakwa mendekat, lalu mengetok-ngetok kaca mobil minta agar Terdakwa menghentikan mobilnya;”
•
Point 6 pada halaman 17-nya : “Bahwa karena didorong rasa kesal pada isterinya Terdakwa/saksi korban tetap melajukan mobilnya, Terdakwa melihat isterinya Terdakwa/saksi korban pegang spion kanan sambil berlari mengikuti jalan mobil;”
•
Poin 7 pada halaman 17-nya : “Bahwa
Terdakwa
melihat
isterinya/saksi
korban
sambil
mengucapkan kata-kata berhenti lalu berusaha melompat ke atas kap mesin mobil yang sedang berjalan pegangan spion dan tangkai wiper sebelah kanan mobil dan akhirnya isteri/saksi korban terjatuh, namun Terdakwa tidak tahu kalau isterinya/saksi korban mengalami luka;” Bahwa fakta (hukum) di persidangan yang sebenarnya adalah sebagai berikut : •
Bahwa pada saat Terdakwa hendak keluar dari cluster/ blok perumahan di pertigaan jalan secara tiba-tiba saksi korban langsung melompatkan dirinya sendiri ke atas kap mesin mobil Halaman 19 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
yang dikendarai Terdakwa tanpa memberikan tanda-tanda apapun kepada Terdakwa; •
Bahwa dikarenakan posisi mobil yang dikendarai oleh Terdakwa berada di pertigaan jalan didepan cluster dan pada saat itu kendaraan sedang dalam kondisi ramai, maka tidak memungkinkan bagi Terdakwa untuk berhenti secara tiba-tiba ditengah jalan karena akan berakibat fatal bagi saksi korban dan dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas, oleh karenanya Terdakwa tetap melajukan mobilnya pelan-pelan (5 km/jam) dengan tujuan menghentikan mobil tersebut di lokasi yang aman di tepi jalan agar saksi korban tidak terluka atau tertabrak kendaraan lain;
•
Bahwa saksi korban tidak pernah memberikan tanda atau isyarat apapun untuk menghentikan laju mobil yang dikendarai Terdakwa, saksi korban tidak pernah mengetuk-ngetuk kaca sebelah kanan untuk meminta Terdakwa menghentikan mobil dan tidak ada komunikasi apapun sebelum saksi korban secara tiba-tiba melompatkan dirinya sendiri ke atas kap mesin mobil. Bahwa pada saat saksi korban secara tiba-tiba melompatkan dirinya sendiri ke atas kap mesin mobil yang dikendarai Terdakwa, Terdakwa berusaha menghentikan mobil di tepi jalan yang aman dikarenakan pada saat kejadian tersebut posisi mobil sedang melintang di pertigaan didepan cluster, NAMUN belum sampai Terdakwa berhenti di tepi jalan secara tiba-tiba saksi korban menjatuhkan dirinya sendiri.
Pasal 185 ayat (2) UU No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) secara tegas mengatur :
Halaman 20 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
“Keterangan seorang saksi saja tidak cukup membuktikan bahwa Terdakwa bersalah terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya.” Bahwa didalam persidangan adalah merupakan suatu fakta (hukum) bahwa hanya saksi korban saja yang memberikan keterangan bahwa terhadap dirinya telah terjadi tindak pidana “kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga” sebagaimana Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, padahaldidepan persidangan Pemohon Banding (Terdakwa) telah menyatakan keberatan dan menolak sebagian dari fakta (hukum)tersebut, NAMUN oleh Judex Factie Tingkat Pertama fakta tersebut masih diterima sebagai fakta (hukum). Fakta (hukum) yang terungkap didepan persidangan adalah saksi korban sendirilah yang secara tiba-tiba melompatkan dirinya ke atas kap mesin mobil yang sedang dikendarai Pemohon Banding (Terdakwa). Bahwa manipulasi oleh Judex Factie Tingkat Pertama juga dapat terlihat secara terang dan jelas pada alinea 1 halaman 18 Putusan – nya, yang menyatakan seolah-olah fakta tersebut merupakan fakta (hukum), dimana Judex Factie menyatakan bahwa Barang Bukti berupa 1 (satu) unit mobil Baleno warna hijau No. Pol AD-7432-GA telah dihadirkan di persidangan, PADAHAL Barang Bukti berupa 1 (satu) unit mobil Baleno warna hijau No. Pol AD-7432-GA tidak pernah dihadirkan oleh Jaksa Penuntut Umum dan tidak pernah diperlihatkan didepan persidangan perkara –Aquo- dihadapan Judex Factie Tingkat Pertama dan Pemohon Banding (Terdakwa) maupun Penasehat Hukumnya. Bahwa Pemohon Banding (Terdakwa) sangat keberatan dengan manipulasi oleh Judex Factie Tingkat Pertama yang menjadikan fakta (hukum) dalam keterangan Pemohon Banding (Terdakwa) tersebut Halaman 21 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
seolah-olah merupakan fakta (hukum) yang terungkap didalam persidangan. Atas manipulasi Judex Factie Tingkat Pertama tersebut sangatlah terang dan jelas bahwa pertimbangan dan Amar Putusan didalam Putusan –Aquo- adalah pertimbangan dan Amar Putusan yang keliru dan tidak tepat, yang berdampak tidak tercapainya KEADILAN yang hakiki bagi Pemohon Banding (Terdakwa). Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan oleh Pemohon Banding (Terdakwa) tersebut di atas, dimana terbukti Judex Factie Tingkat Pertama telah melakukan manipulasi fakta (hukum), karenanya sangatlah terang dan jelas bahwa Pemohon Banding (Terdakwa) tidak
terbukti
secara
sah
dan
meyakinkan
telah
melakukan
“kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga”. 2.
Judex Factie telah keliru didalam menilai dan menyimpulkan fakta hukum yang terungkap dipersidangan. Bahwa
Pemohon
Banding
(Terdakwa)
keberatan
dan
tidak
sependapat dengan fakta yang diungkapkan oleh Judex Factie Tingkat
Pertama
sebagai fakta
(hukum),
karena fakta
yang
diungkapkan oleh Judex Factie Tingkat Pertama tersebut lebih merupakan kesimpulan fakta daripada kumpulan fakta. Seharusnya kesimpulan fakta barulah dilakukan oleh Judex Factie pada saat pembuktian unsur-unsur dakwaan. Oleh karena itu, fakta (hukum) tersebut seharusnya masih bersifat “netral” dan belum merupakan kesimpulan fakta (hukum). iii.
Bahwa
Pemohon
Banding
(Terdakwa)
keberatan
dan
tidak
sependapat dengan pertimbangan hukum Judex Factie Tingkat Pertama, karena sebagian besar pertimbangan hukum Judex Factie Tingkat Pertama tersebut tidak didasarkan pada fakta (hukum) yang Halaman 22 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
terungkap didepan persidangan. Judex Factie Tingkat Pertama dalam putusan halaman 18 dan 19 telah mengkonstatir fakta yang terungkap didepan persidangan sebagai fakta (hukum). Kemudian fakta (hukum) tersebut telah dijadikan sebagai bahan pertimbangan hukum dalam membahas unsur-unsur Pasal 44 ayat (1) UU No. 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga. Akhirnya dijadikan sebagai dasar menentukan kesalahan Pemohon Banding (Terdakwa).Oleh karena itu, putusan Tingkat Pertama “batal demi hukum” karena tidak memenuhi ketentuan KUHAP Pasal 197 ayat (1) huruf d menyatakan: “Surat putusan pemidanaan memuat; pertimbangan yang disusun secara ringkas mengenai fakta dan keadaan beserta alat bukti yang diperoleh dari pemeriksaan di sidangyang menjadi dasar penentuan kesalahan terdakwa.” iv.
Terdapat persamaan antara Surat Dakwaan dengan Surat Tuntutan dan pertimbangan hukum Judex Factie Tingkat Pertama, yaitu pada halaman 1 alenie ke-2 baris ke-13 Surat Dakwaan Jaksa Penuntut Umum, dengan Surat Tuntutan Jaksa Penuntut Umum pada halaman 1 alinea ke-2 baris ke 14, serta dengan pertimbangan hukum Judex factie angka 5 halaman 18, Angka 6 halaman 19,angka 7 dan angka 8 halaman 19 , sehingga hal tersebut merupakan pencatutan secara mentah-mentah (Copy-Paste) fakta (hukum) Menimbang, bahwa Kontra Memori Banding dari Penasehat Hukum
Terdakwa atas Memori Banding dari Jaksa Penuntut Umum pada pokoknya sebagai berikut : -
Bahwa alasan Banding Jaksa Penuntut Umum merupakan alasan yang tidak lengkap, tidak jelas serta tidak mengupas kelemahanHalaman 23 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
kelemahan dan ketidak tepatan penerapan atau penafsiran hukum dalam putusan Judex Factie tingkat pertama, sehingga Jaksa Penuntut Umum tidak sungguh-sungguh dalam mengajukan upaya hukum Banding. Menimbang,
bahwa
setelah
Majelis
Hakim
Pengadilan
Tinggi
memeriksa dan meneliti dengan seksama berkas perkara beserta turunan resmi putusan Pengadilan Negeri Bekasi, tanggal 07 Mei 2014
Nomor
39/Pid/B/2014/PN.Bks, serta mempelajari Memori Banding Jaksa Penuntut Umum dan Memori Banding dari Penasehat Hukum Terdakwa serta mempelajari Kontra Memori Banding dari Penasehat Hukum Terdakwa atas Memori Banding Jaksa Penuntut Umum, maka Pengadilan Tinggi tidak sependapat dengan pertimbangan dan putusan Majelis Hakim Hakim tingkat pertama, dengan pertimbangan sebagai berikut : Menimbang,
bahwa
Terdakwa
diajukan kepersidangan
dengan
dakwaan alternatif, oleh karenanya Majelis Hakim tingkat pertama memilih dakwaan yang unsur-unsurnya mendekati dengan fakta yang terungkap dipersidangan yaitu Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga; Menimbang, bahwa unsur-unsur yang terkadung dalam tindak pidana menurut ketentuan Pasal 44 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2014 tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga adalah : 1.
Setiap orang ;
2.
Melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga;
Halaman 24 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Menimbang,
bahwa
Majelis
Hakim
tingkat
pertama
dalam
membuktikan unsur “melakukan perbuatan kekerasan fisik dalam lingkup rumah tangga, telah salah menerapkan hukum, bahkan cenderung memaksakan terbuktinya unsur kekerasan tersebut, padahal didalam hukum pidana kebenaran formil, materiil dan keyakinan hakim harus digali dari buktibukti dan keterangan saksi dipersidangan. Menimbang, bahwa didalam perkara ini Pengadilan Tinggi sependapat dengan Memori Banding Terdakwa sebab berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan bahwa saksi korbanlah yang sengaja melompat ke kap mobil yang dikendarai Terdakwa. Ini artinya korbanlah yang melakukan kekerasan terhadap dirinya sendiri, sehingga akibat kejadian tersebut tidak dapat dibebankan kepada Terdakwa yang tidak ternyata ada niatan dan kesengajaan untuk melakukan kekerasan tersebut. Fakta tersebut diperkuat dengan isi Berita Acara Pemeriksaan di TKP hari Selasa, tanggal 30 Juli 2013, jam 02.00 Wib, yang dibuat oleh Penyidik, oleh karena itu unsur kedua dari tindak pidana yang didakwakan tidak terpenuhi, karena itu Menurut Pengadilan Tinggi dakwaan tersebut tidak terbukti, Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa tidak terbukti melakukan perbuatan yang didakwakan oleh Penuntut Umum maka Terdakwa haruslah dibebaskan;. Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut diatas, maka Putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 07 Mei 2014 Nomor 39/Pid.B/2014/PN.Bks tidak dapat dipertahankan lagi dan harus dibatalkan, selanjutnya Pengadilan Tinggi akan mengadili sendiri perkara ini, yang amarnya sebagaimana tersebut dibawah ini;
Halaman 25 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa harus dibebaskan maka berdasarkan ketentuan Pasal 222 ayat (1) KUHAP biaya perkara dibebankan kepada Negara; Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa harus dibebaskan, maka berdasarkan ketentuan Pasal 97 ayat (1) ayat (2) KUHAP Jo. Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 maka “Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya; Menimbang,
bahwa
tentang
barang
bukti
dalam
perkara
ini
berdasarkan ketentuan Pasal 194 ayat (1) KUHAP harus dikembalikan kepada yang paling berhak atau dikembalikan kepada dari siapa barang tersebut disita; Mengingat Pasal 191 ayat (1) Jo. Pasal 197 ayat (1) Jo Pasal 97 ayat (1) dan (2) Jo. Pasal 199 ayat (1) a, b, Jo. Pasal 241 Jo. Pasal 222 ayat (1) Jo. Pasasl 194 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Pasal 14 ayat (1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1983 serta ketentuan hukum lainnya yang bersangkutan. Mengadili : -
Menerima permintaan banding dari Terdakwa dan Penuntut Umum;
-
Membatalkan Putusan Pengadilan Negeri Bekasi tanggal 07 Mei 2014, Nomor 39/Pid.B/2014/PN.Bks. yang dimintakan banding tersebut; Mengadili Sendiri 1.
Menyatakan Terdakwa tidak terbukti secara sah dan kinkan bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana didakwakan oleh Penuntut Umum;
2.
Membebaskan Terdakwa oleh karena itu dari dakwaan tersebut; Halaman 26 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
3.
Memulihkan hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan dan harkat serta martabatnya;
4.
Memerintahkan agar barang bukti dalam perkara ini berupa : -
1 (satu) buah buku nikah isteri Nomor : 5769211;
-
1 (satu) unit mobil Suzuki Baleno No. Pol. AD-7432-GA warna hijau tua;
-
1 (satu) buah surat pernyataan cerai;
Dikembalikan kepada Saksi Korban; 5.
Membebankan biaya perkara dalam kedua tingkat peradilan kepada Negara;
Demikian diputus dalam sidang permusyawaratan Majelis Hakim Tinggi pada hariSenin,tanggal 1 September 2014 oleh kamiJohn Piter, SH. MH. Hakim Tinggi pada Pengadilan Tinggi Bandungsebagai Ketua Majelis dengan Dr. H.Wahidin, SH. MH. serta Hartono Abdul Murad, SH. MH.sebagai Hakim-Hakim Anggota berdasarkan Panetapan Wakil Ketua Pengadilan Tinggi
Bandung
tanggal
22
Juli
2014
Nomor
:
224/Pen/Pid.Sus/
2014/PT.Bdg. untuk memeriksa dan mengadili perkara ini dalam tingkat Banding, dan putusan tersebut dibacakan dalam sidang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketua Majelis tersebut pada hari Rabu, tanggal 3 September 2014,
dengan dihadiri oleh Hakim-Hakim Anggota-nya serta Umar Basri,
SH..selaku Panitera Pengganti pada pengadilan tinggi tersebut, tanpa dihadiri oleh Terdakwa maupun Jaksa Penuntut Umum. Hakim Anggota I,
Hakim Ketua,
Ttd.
Ttd.
Dr. H. Wahidin, SH. MH.
John Piter, S.H.M.H
Halaman 27 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG
Hakim Anggota II,
Ttd. Hartono A. Murad, SH. MH. Panitera Pengganti, Ttd. Umar Basri, SH.
Halaman 28 dari 29 halaman, Pts. No.224/Pid.Sus/2014/PT.BDG