Farmaka Volume 4 Nomor 4
1
Review Article
OVERVIEW FARMAKOEPIDEMIOLOGI Indah Utami Putri Fakultas Farmasi Universitas Padjajaran Jl. Raya Bandung Sumedang km 21 Jatinangor 45363
ABSTRAK Farmakoepidemiologi adalah suatu studi cabang ilmu yang menghubungkan disiplin ilmu epidemiologi dan farmasi klinik bertujuan untuk mendalami efek suatu obat terhadap suatu populasi. Farmakoepidemiologi dapat mengevaluasi hasil treatment, sehingga diperoleh keamanan dan efikasi yang lebih baik ketika digunakan pada pasien. Studi memiliki peranan penting dalam melihat keberhasilan ataupun kegagalan terapi obat yang diberikan. Farmakoepidemiologi juga memberikan rekomendasi pengambilan keputusan yang tepat dalam pemilihan terapi obat agar dapat menurunkan derajat mortalitas dalam suatu populasi akibat ketidaktepatan dalam pengobatan. Dengan menggunakan metode studi pustaka, sehingga dapat diuraikan definisi, sejarah, prinsip serta aplikasi epidemiologi, farmakologi, dan farmasi klinik dalam pengembangan farmakoepidemiologi melalui artikel berikut. Kata kunci: Farmakoepidemiologi, epidemiologi, farmakologi, farmasi klinik ABSTRACT Pharmacoepimiology is a branch of science that linked epidemiology and clinical pharmacy and aimed to explore the effect of drugs on a population. Pharmacoepidemiology evaluated treatment in order to achieve better safety and efficacy when used by patient. The following study has important role to show success or failure of a given drug therapy. Pharmacoepidemiology also provide recommendations appropriate decision in selection of drug therapy given in order that reduce the mortality degree in inaccuracies treatment in population. By using literature study, following review article described definition, history, principle and application epidemiology, pharmacology, and clinical pharmacy in development of pharmacoepidemiology. Keywords: Pharmacoepidemiology, epidemiology, pharmacology, clinical pharmacy.
PENDAHULUAN
Untuk
menghindari
kejadian
Setiap tahun di Amerika setidaknya
tersebut , mulai dikembangkan suatu ilmu
100.000 orang meninggal dan 1,5 juta
yang menghubungkan penggunaan obat
pasien di rawat di rumah sakit akibat efek
dengan pengaruh klinisnya pada suatu
samping dari obat, padahal 20 – 70 % dari
populasi,
pasien di rumah sakit dapat dihindari dari
farmakoepidemiologi[4,8].Farmakoepidemi
efek samping obat yang tidak diinginkan[3].
ologi mulai berkembang sekitar tahun 1960
yang
dinamakan
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
ketika obat golongan hipnotik, yaitu
2 demam berdarah dengue pada 50 tahun
thalidomide menyebabkan efek teratogenik
terakhir mengalami peningkatan sebesar 30
pada sebagian endemik[7]. Berawal dari
kali lipat terutama pada negara yang
kejadian tersebut dibentuk suatu studi untuk
memiliki iklim tropis dan khususnya
mengetahui hubungan antara obat dengan
menyerang daerah pedesaan. Jumlah kasus
pengaruh klinisnya agar dapat menghindari
DBD di Indonesia cenderung meningkat
efek samping yang merugikan. Sehingga
dan setiap tahunnya selalu menjadi KLB di
menginisiasi beberapa negara di Eropa
beberapa provinsi, rentang tahun 1998 –
untuk membentuk suatu badan yaitu
2004 ditemukan penderita DBD sebanyak
International
for
79.480 dengan angka kematian lebih dari
tahun
800 orang. Tercatat 95% dari penderita
Strom,
DBD berada dalam kelompok umur <15
Society
Pharmacoepidemiology 1989[2].
Menurut
(ISPE)
Brian
farmakoepidemiologi
L.
dapat
diartikan
tahun
[1]
.Dari kasus di atas dapat diketahui
sebagai suatu studi yang mempelajari
angka penyebaran penyakit infeksi endemik
manfaat serta efek dari suatu obat pada
di Indonesia. Dengan bantuan farmakologi
populasi[3]. Para praktisi kesehatan pun
klinik maka kekeliruan dalam pengambilan
merasakan kebermanfaatan yang signifikan
keputusan terapi dapat di minimalisir.
mengenai ilmu ini, dilihat dari pentingnya
Farmakoepidemiologi
peran dalam meningkatkan kualitas hidup lintas populasi menjelaskan
[10]
. Belum ada yang perkembangan
sangat
berperan dalam pengambilan keputusan terapi yang paling tepat untuk pasien [2,3,5,11]
.
Hal
mendasar
yang
menjadi
dalam
pengembangan
farmakoepidemiologi di Indonesia secara
tantangan
kronologis, namun sudah banyak penelitian
farmakoepidemiologi adalah kurangnya
yang mengimplementasikan epidemiologi
sumber daya praktisi yang berkemampuan
sendiri. Salah satunya prevalensi penyakit
akibat ketiadaan edukasi yang memadai [10]. Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
Namun tantangan – tantangan tersebut tidak
3 ilmiah terkait. Melalui situs Research Gate
menjadikan sebuah permasalahan bagi
(http://researchgate.net) kata kunci yang
dunia
kontribusi
terkait yang dicari menunjukkan beberapa
farmakoepidemiologi dapat memberikan
jurnal dan artikel ilmiah yang dapat
jasa pengobatan yang tepat bagi pasien,
digunakan dalam pembuatan artikel review
membantu
ini.
kesehatan
karena
industri
mengidentifikasi
farmasi
kebutuhan
untuk
konsumen,
Data Inkluasi dan Eksklusi
membantu pengawasan regulasi dalam
Artikel dan jurnal ilmiah yang
efisiensi dan efikasi serta profil keamanan
dimaksudkan merupakan naskah publikasi
obat [11]. Tujuan penulisan artikel review ini
10 tahun terakhir (tahun 2006 – 2016).
adalah untuk mengetahui definisi, sejarah,
Dengan pencarian berdasarkan kata kunci,
prinsip
definition
serta
aplikasi
epidemiologi,
and
expansion
farmakologi, dan farmasi klinik dalam
pharmacoepidemiology,
pengembangan
application
farmakoepidemiologi
melalui artikel berikut.
principal
epidemiology
of and in
pharmacoepidemiology, dan principal and application pharmacology and clinical pharmacy in pharmacoepidemiology.
METODE Pencarian
sumber
acuan
artikel
Ekstrasi Data
review ini dilakukan untuk mengambil dan
Dari total 16 jurnal dan artikel ilmiah
menyadur referensi berupa buku teori,
serta satu buku teori yang diperoleh,
jurnal ilmiah, dan artikel ilmiah yang
dikerucutkan menjadi 10 artikel utama dan
berkaitan dengan sumber data dalam
satu buku teori yang terkait sumber data
farmakoepidemiologi.
dalam farmakoepidemiologi.
Mesin
pencari
Google Schoolar digunakan untuk mencari beberapa kata kunci dalam pencarian artikel Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
4
POKOK BAHASAN Tabel 1. Ringkasan jurnal dan artikel ilmiah Tahun Judul Jurnal
Penulis
Ringkasan Negara
Pharmacoepidemiolog
Shiro
Tanaka, 2015 – Jepang
Farmakoepidemiologi
y in Japan: medical Kahori
Seto,
merupakan penelitian yang
databases and research dan
Koji
terbilang baru yang dimulai
achievement
Kawakami
pada sekitar tahun 1980. Dasar
The
Intriguing
2013 – Berlin
of
ilmu
ini
adalah
epidemiologi klinik dengan
Pharmacoepidemiolog
Björn
farmasi
klinik
y
Wettermark
menyediakan berupa
yang informasi
efikasi
serta
keamanan obat, pengawasan keamanan
produk
farmasetika,
comparative
effectiveness
research
(CER),
dan
cost-effective
analysis (CEA)[2,11]. Menurut Ethical
Guidelines
Biomedical
on
Research
Involving Human Subjects by Ministry Culture,
of
Education,
Sports,
Science
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
5 andTechnology and Ministry of
Health,
Labour
and
Welfare, ada beberapa yang menjadi
kelemahan
studi
berikut seperti belum ada nya protokol
yang
mencantumkan perlakuan isu etik
yang
terdiri
informasi
yang
dari
bersifat
rahasia, penyingkapan studi dan
konflik
Sehingga dalam
kepentingan.
ada
hasil
keraguan yang
lebih
dominan bersifat hipotesis, bukan
bersifat
“confirmatory”[11] Pharmacoepidemiolog
D. Pathak, R. 2010
y: A Complement to Dwiedi, Therapeutic Trials
Gupta
A. Tamilnadu
– Kebutuhan manusia yang membutuhkan obat semakin banyak dari tahun ke tahun nya. Perlu suatu langkah yang
tepat
untuk
menyembuhkan dengan
cara
dapat pasien
memberikan
obat yang tepat. Tantangan dalam hal tersebut adalah Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
praktisi
kesehatan
6 harus
mempunyai dasar ilmu yang menjelaskan mengapa setiap individu mempunyai respon yang berbeda terhadap terapi obat yang diberikan[4]. Pharmacoepidemiolog yand
Drug
2015 – India
Patil JS
Safety:
Tata
pelaksanaan
farmakoepidemiologi
Indian Scenario
di
India masih terbilang susah. Kurangnya
praktisi
yang
memahami studi berikut, dan dana yang diperoleh tidak sebanding
membuat
para
praktisi memilih untuk tidak mengembangkannya. Kejadian efek samping yang terjadi di India di atas 1% ketika dibandingkan dengan dunia sekitar 5%[9] Pharmacoepidemiolog y Education in US
Esmond
D. 2007 – Austin
Nwokeji, PhD, Karen
Colleges and Schools of Pharmacy
Rascati, Leticia
Pendidikan farmakoepidemiologi saat ini
L. PhD, R.
Moczygemba,
sangat dibutuhkan terlihat dari survei yang diadakan dalam jurnal berikut. Dari 89
PharmD, kampus
terakredasi
dan
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
and James P. Wilson, PhD
7 sekolah farmasi di US, 74 (83%)
membutuhkan
edukasi farmakoepidemiologi. Ilmu ini dirasa mempunyai peran penting
dalam
keputusan
pengambilan
dan
pemantauan terapi obat[5]. An Agenda for UK Stephen J. W. 2012 – London
Kebaruan
Clinical Pharmacology Evans
farmakoepidemiologi dalam
Pharmacoepidemiolog
dunia
y
menjadi
ilmu
kesehatan
masih
tantangan,
contohnya
kurang
nya
pelatihan mengenai ilmu ini akibat masih sedikit ekpertis yang mendalam ilmu berikut. Epidemiologi menjadi akar dalam
pemahaman
ini.
Bukan hanya epidemiologi, farmakologi juga ilmu wajib dalam
mendukung
perkembangan farmakoepidemiologi. Namun,
hubungan
antara
farmakoepidemiologi Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
8 dengan farmakologi menjadi hilang sedikit demi sedikit akibat adanya interpretasi bias[12].
Pharmacoepidemiolog
Judith K. Jones, 2012 – USA
Setelah 20 tahun berdirinya
y: Defining the Field Hugh H. Tilson,
ISPE, belum ditentukan nya
and its Core Content
dan James D.
konten
Lewis
pengembangan
wajib
untuk
farmakoepidemiologi. Setelah
dilakukan
survei
kepada
member
ISPE,
diperoleh kompetensi ilmu yang
bersifat
sebagai
pendukung farmakoepidemiologi, yaitu pharmacovigilance, analisis data, epidemiologi, farmasi klinik, regulasi serta decision making[6]. Pharmacoepidemiolog
Pinar
y
Balcik
Yalcin 2016 – Turki dan
Farmakoepidemiologi memegang peranan penting
Gulcan
dalam
Kahraman
penggunaan dalam berbeda.
memantau suatu
populasi
obat yang Apakah
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
9 penggunaan obat tersebut maksimal efek terapi nya atau
mengakibatkan
samping
efek
yang
buruk
terhadap populasi tersebut. Farmakoepidemiologi membantu dunia kesehatan dalam
pemantauan
keamanan
suatu
obat.
Farmakoepidemiologi mempunyai
banyak
hubungan dengan disiplin ilmu lainnya, yaitu farmasi klinik,
epidemiologi,
dan
farmakoekonomi[10]. How can the Quality of François Alla, et 2012 – Perancis
Dalam
Medical
farmakoepidemiologi
Data
in al
membangun
Pharmacovigilance,
dibutuhkan suatu data yang
Pharmacoepidemiolog
bersifat paten. Sumber data
y and Clinical Studies
didapat dari informasi medis
be Guaranteed?
seseorang.
Yang
kualitas
data
dimana dapat
memberikan kualitas hasil farmakoepidemiologi. Sehingga
dapat
dilihat
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
10 keamanan dan efikasi terapi dari suatu populasi[6].
Introduction
to Miquel Porta
Pharmacodepimiology
2016 – Perancis
Kombinasi
farmakologi
dengan
epidemiologi
dinamakan farmakoepidemiologi. Farmakoepidemiologi mempelajari studi efek obat terhadap khalayak manusia (populasi).
Area
farmakoepidemiologi dimulai dari uji pra klinik, fasa I mengenal keamanan obat, fasa II mempelajari efikasi
obat,
fasa
3
mengetahui dosis dan studi populasi,
dan
setelah
pemasaran. Dengan kata lain, farmakoepidemiologi dapat diartikan
sebagai
kuantifikasi
studi pola
penggunaan obat dan efek samping obat[8].
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
Sejarah
dan
Perkembangan
Farmakoepidemiologi
Drug
11 diberi
Administration(FDA)
wewenang untuk mengevaluasi efisiensi
farmakoepidemiologi
obat dan mulai mengumpulkan laporan –
terbilang cukup baru karena studi ini baru
laporan mengenai efek samping obat yang
mulai
dihasilkan[8,10].
Perjalanan
berkembang
sekitar
tahun
Sepanjang
tahun
2004
1960[4,10,12]. Didasari atas peristiwa efek
hingga 2008 diperoleh kurang lebih dua juta
teratogenik
ketika
laporan mengenai efek samping obat di AS.
kemudian
Dengan contoh obat yang ditarik dari
yang
mengonsumsi
dihasilkan
thalidomide,
disusul dengan kejadian lainnya seperti pada
rentang
tahun
–
Amerika
Serikat
diantaranya
1980;
Suprofen, Encainid HCl, Temofloxasin
phenformin merupakan obat antidiabetes
HCl, Flosequinan, dan Bromfenak Na[8].
oral yang menyebabkan asidosis dan
Dibantu
dicabut dari pasar tahun 1979, lalu
Epidemiology Unit tahun 1970 memberikan
debendox
kontribusi yang besar dalam pengembangan
adalah
1970
pasaran
kombinasi
obat
dicyclomine, doxylamine, dan pyridoxine
dengan
pembentukan
Drug
awal farmakoepidemiologi[10].
memiliki efek terapi dalam mengatasi mual
Kejadian tersebut juga menginisiasi
dan muntah selama kehamilan dinyatakan
beberapa negara Eropa yaitu UK, Perancis,
mengakibatkan cacat pada sebagian bayi
Jerman, dan Swedia untuk mengadakan
sehingga dicabut dari pasaran pada tahun
suatu
1980[7].
International
World
Health
Origanization
konferensi
yang Conference
bernama in
(WHO) membentuk suatu grup studi untuk
Pharmacoepidemiology tahun 1985 yang
mempelajari efek samping yang terjadi,
menghasilkan kesepakatan pembentukan
yaitu The Committee on Safety of Medicines
suatu badan yang bernama International
tahun 1968 dan Medicines Act tahun
Society for Pharmacoepidemiology (ISPE)
1968[10]. Di Amerika Serikat, Food and
tahun 1989[7]. Awalnya disiplin ilmu ini Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
dinamakan “farmasetikal epidemiologi”
12 valid, dikutip dari jurnal François Alla et al,
yang
mempunyai
mengintegrasikan epidemiologi Kemudian
tujuan
untuk
semakin valid suatu data yang mana
hubungan
antara
kualitas dari data sangat baik, maka
obat.
pemilihan keputusan terapi pada seseorang
diubah
akan tepat. Selain itu dibutuhkannya
dengan
oleh
Jan
pengaruh Venulet
namanya
menjadi
farmakoepidemiologi[7,10,12].
Tujuan
–
decision
making
mendapatkan
hasil
algorithm
sagar
yang tepat
untuk
pengobatan
serta
tujuan dari beberapa organisasi di atas
merekomendasikan
didasari atas keprihatinan atas efek samping
kurangnya tenaga profesional[2].
yang dihasilkan suatu obat, sehingga
Definisi dan Fungsi Studi
bercita-cita ingin menurunkan angka kasus
Farmakoepidemiologi berasal dari dua kata yang terdiri dari “pharmaco” yang
efek samping obat. metode
berarti obat dan “epidemiology” yang
farmakoepimiologi memberikan suatu nilai
berarti populasi besar[4,10]. Dengan kata lain
positif dalam dunia kesehatan ke depannya.
farmakoepidemiologi adalah studi yang
Namun keterbatasan data yang tersedia
mempelajari hubungan pengaruh klinis
akibat
membuat
suatu obat terhadap suatu populasi[1-12].
perkembangan farmakoepimiologi sedikit
Cakupan area studi farmakoepidemiologi
terhambat. Contoh data yang tersedia dan
dimulai dari efek samping obat, pola
menjadi data mayor adalah resep obat dan
kebermanfaatan obat, efikasi obat, dan
data medis komputerisasi. Data yang
pemantauan pemasaran obat. Studi yang
bersifat rahasia memang menjadi ancaman
menghubungkan
akibat regulasi yang ketat[2,11],. Data yang
farmasi klinik, farmakologi, biostatistik,
digunakan
demografi,
Kebaruan
bersifat
rahasia
dalam
studi
farmakoepidemiologi hendaknya bersifat
dan
ilmu
epidemiologi,
sains
sosial
telah
berkembang pesat[4]. Kebermanfaatannya Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
sangat dirasakan di era sekarang karena
13 Topik farmakoepidemiologi dibagi menjadi
dapat mengoptimalkan kebutuhan obat dan
tiga, yaitu aplikasi dari prinsip epidemiologi
membantu
dalam
dalam penggunaan obat dan efek nya pada
memutuskan terapi obat yang tepat dan
suatu populasi, menghitung probabilitas
telah menjadi hal yang fundamental dalam
kebermanfaat atau pun efek samping obat
meningkatkan efisiensi dan efikasi suatu
dalam populasi, dan metode yang kontinu
obat[2,9]. Farmakoepidemilogi pun sudah
dalam memantau obat agar tidak terjadi
berubah fokus dari yang awalnya melihat
efek – efek merugikan ke depan nya.
efek samping suatu obat dan faktor resiko
Kadangkala farmakoepidemiologi susah
menjadi output dari suatu terapi dilihat dari
dibedakan dengan drug utilization, untuk
aspek keberhasilan terapi maupun ekonomi
melihat perbedaan utama antara dua ilmu
[2]
tersebut,
para
tenaga
medis
. Farmakoepidemiologi
perbedaan
farmakoepidemiologi
spesifiknya
yaitu
fokus
pada
menggabungkan dua cabang ilmu, yaitu
kuantifikasi terapi; manfaat dan resiko obat
epidemiologi[2,3,4,8,10].
pada kelompok pasien, sedangkan drug
Berdasarkan pengertian farmakologi adalah
utilization lebih berfokus pada efek paparan
studi yang menjelaskan efek obat dalam
obat[2,10].
tubuh
Prinsip dan Aplikasi Epidemiologi dalam
farmakologi
dan
manusia,
tentunya
dari
sisi
farmakodinamik maupun farmakokinetik.
Farmakoepidemiologi
Sedangkan epidemiologi sendiri diartikan
Epidemiologi didefinisikan sebagai
sebagai studi yang menentukan faktor –
ilmu yang mempelajari distribusi dan
faktor yang menjelaskan kejadian serta
penyebab suatu kejadian kesehatan dalam
distribusi penyakit pada suatu populasi.
komunitas atau populasi tertentu dan
Epidemiologi dibagi menjadi berdasarkan
hasilnya
penyakit infeksi dan kronik epidemiologi.
masalah kesehatan. Farmakoepidemiologi
digunakan
untuk
mengontrol
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
dijadikan
sebagai
epidemiologi.
sub
ilmu
dalam
terhadap
populasi.
awalnya
menjelaskan mengenai efek obat terhadap
etiologi
manusia dan farmasi klinik berfungsi dalam
penyakit infeksi, lalu berkembang ke
menginvestigasi efisiensi dan keamanan
penyakit
obat. Farmasi klinik dibagi menjadi dua
dipelajari
Epidemiologi
obat
14 Farmakologi
untuk
mengetahui
kronik.
Dan
farmakoepidemiologi
sekarang
digunakan
untuk
aspek,
yaitu
farmakokinetik
melihat penyebab dengan menggunakan
mempelajari
metode dan ilmu tertentu untuk mengawasi
distribusi, metabolisme dan ekskresi suatu
terapi obat dalam penurunan resiko efek
obat, dengan kata lain kadar obat dalam
samping.
epidemiologidalam
plasma dan farmakodinamik mempelajari
farmakoepidemiologi adalah deskriptif dan
hubungan dosis obat dengan efek yang
menganalisis
yang
dihasilkan. Dengan mengetahui dua aspek
digunakan adalah untuk melihat percobaan
tersebut, maka dapat diketahui apakah obat
klinik sebelum pemasaran, sehingga dapat
tersebut
disimpulkan
epidemiologi
seseorang sehingga dapat diputuskan obat
memegang peranan penting dalam fasa pra
tersebut memiliki potensi terapi atau
pemasaran dalam industri farmasetika[10].
tidak[10].
Peranan
metode.
Metode
bahwa
mekanisme
yang
bermanfaat
atau
absorpsi,
merugikan
Prinsip dan Aplikasi Farmakologi dan Farmasi
Klinik
dalam
Farmakoepidemiologi
Farmakoepidemiologi adalah ilmu
Farmakoepidemiologi bentuk
implementasi
epidemiologi
dengan
KESIMPULAN
dari
adalah metode
pertimbangan
–
yang mempelajari hubungan efek obat terhadap
suatu
populasi.
Dengan
menjembatani dua cabang ilmu, yaitu
pertimbangan berdasarkan farmasi klinik
farmakologi
dan
epidemiologi,
tujuan
yang berfokus kepada pengaruh efek suatu
farmakoepidemiologi akan tercapai. Tujuan Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
dari farmakoepidemiologi adalah untuk
15 [2] Björn Wettermak. The intriguing future
mengawasi efektivitas suatu obat agar tidak
of pharmacoepidemiology. Eur J Clin
terjadi hal – hal yang merugikan khalayak
Pharmacol. 2013;69(1):43-51.
banyak, sehingga diperolah keputusan
[3] BL, Strom, SE Kimmel, S. Hennessy.
pengobatan yang tepat agar meningkatkan
Pharmacoepidemiology,
tingkat kualitas hidup.
Wiley-Blackwell; 2012.
5th
Edition.
[4] D. Pathak, R. Dwiedi, A. Gupta. Pharmacoepidemiology: A Complement to
UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih kepada Ibu Sofa Dewi
Therapeutic
Trials.
Int.
Journal
of
Alfian selaku pembimbing pertama dan
Pharmacy and Technology. 2010;2(1):54-
Bapak Rizky Abdulah selaku pembimbing
59.
kedua.
[5] Esmond D. Nwokeji, Karen L. Rascati, Leticia R. Moczygemba, James P. Wilson. Pharmacoepidemiology Education in US
KONFLIK KEPENTINGAN Seluruh
penulis
menyatakan
Colleges
and
Schools
Journal
of
of
Pharmacy.
mempunyai konflik kepentingan dengan
American
Pharmaceutical
penelitian, kepenulisan (authorship), dan
Education. 2007;71(4):[4 p].
atau publikasi artikel ini.
[6] François Alla, et al. How can the Quality of Medical Data in Pharmacovigilance, Pharmacoepidemiology
PUSTAKA [1]
Aryu
Candra.
Demam
Berdarah
and
Clinical
Studies be Guaranteed?. Thérapie Juillet-
Dengue: Epidemiologi, Patogenesis, dan
Août. 2013;68(4):217–223.
Faktor
[7] Judith K. Jones, Hugh H. Tilson, James
Risiko
2010;2(2):110-119.
Penularan.
Aspirator.
D. Lewis. Pharmacoepidemiology: defining the
field
and
its
core
content.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157
Farmaka Volume 4 Nomor 4
Pharmacoepidemiology and Drug Safety.
16 [11] Shiro Tanaka, Kahori Seto, Koji
2011.
Kawakami.
[8]
Miquel
Japan: medical databases and research
Pharmacodepimiology. Drug Intelligence
achievement. Journal of Pharmaceutical
and Clinical Pharmacy. 2016.
Health Care and Scineces. 2015;1(16):[4 p].
[9] Patil JS. Pharmacoepidemiologyand
[12] Stephen J. W. Evans. An Agenda for
Drug
UK
Indian
Introduction
in
to
Safety:
Porta.
Pharmacoepidemiology
Scenario.
Adv
Clinical
Pharmacology
Pharmacoepidemiol Drug Saf. 2015;4(3).
Pharmacoepidemiology. British Journal of
[10]
Clinical Pharmacology. 2012;73(6):973-
Pinar
Yalcin
Balcik,
Gulcan
Kahraman. Pharmacoepidemiology. IOSR
978.
Journal of Pharmacy. 2016;6(2):57-62.
Printed : 1693–1424 Online : 2089-9157