ORASI ILMIAH WISUDA SARJANA DAN DIPLOMA TIGA KE-‐43 DIES NATALIS Ke-‐37 SEKOLAH TINGGI INFORMATIKA MANAJEMEN DAN KOMPUTER JAKARTA STI&K
PERANAN PERGURUAN TINGGI DALAM MENGEMBANGKAN KOMPETENSI INTERNET ENTREPRENEUR DI INDONESIA Oleh : Oki Wiranto
1. Pendahuluan 1.1. Dunia Sudah Menjadi Borderless Dengan Bisnis Online Pada tahun 1990-‐an Kenichi Ohmae menulis buku tentang The Borderless World : Power and Srategy In The Interlink Economy. Intinya dalam bukunya beliau menyatakan bahwa globalisasi akan menyebabkan batas batas negara dan bangsa menjadi “irrelevant”, beberapa negara bersepakat untuk melakukan konsolidasi kegiatan ekonominya secara bersama-‐sama seperti Uni Eropa, Masyarakat Ekonomi ASEAN, BRICK (Brazil, Rusia, India, China dan Kanada), beberapa perusahaan besar seperti General Electric, Huawei, Samsung melakukan ekspansi internasional dan kemajuan teknologi yang semakin memberikan kemudahan aliran barang dan jasa. Hal ini semua merubah secara fundamental cara pebisnis menjalankan bisnisnya.
Diramalkan juga dalam borderless world akan terbuka banyak sekali lapangan kerja dalam bidang jasa dan nilai tambah disemua sektor usaha. Hal tersebut diakibatkan dari aliran informasi yang mudah, deras dan terus menerus kepada global konsumer karena perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat pesat.
1
Dewasa ini tulisan Kenichi Ohmae sudah menjadi keniscayaan. Saat ini Brand Global seperti NIKE, ADIDAS, LEVI’S, COCA COLA, TOYOTA, APPLE dan lain-‐lain sudah sangat dengan mudah di dapat dan di temui di sekitar kita. Demikian pula produk dan brand lokal seperti TEH BOTOL, BATIK KERIS, INDOMIE dan lain lain sudah lebih mudah di temui di manca negara. Yang menarik dalam tulisan Kenichi Ohmae adalah tentang ramalannya bahwa dalam borderless world akan terbuka banyak sekali lapangan kerja dalam bidang jasa dan nilai tambah disemua sektor usaha. Kini hal tersebutpun sudah menjadi kenyataan melalui berbagai macam bisnis online, bahwa kita semua sudah menyaksikan bagaimana GRAB BIKE dan TAXI UBER sudah menjadi fenomena di Indonesia. Ditempat lain kita juga bisa melihat bagaimana ALI BABA, AGODA dan Facebook sudah menjadi fenomena yang membuat dunia usaha terkaget-‐kaget dengan valuasi nilai perusahaannya, walaupun apabila di telisik lebih dalam mereka tidak memiliki asset terhadap usaha yang mereka jalankan. GOJEK bisnis jasa ojek tanpa asset sepeda motor, TAXI UBER bisnis jasa taxi tanpa asset mobil, ALI BABA bisnis jasa toko on-‐line tanpa asset bangunan toko, gudang dan jasa pengiriman barang, AGODA bisnis jasa hotel tanpa asset hotel dan Facebook bisnis jasa konten tanpa asset konten. Dan hal tersebut semua dapat terjadi ketika mereka semua dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi secara tepat yang sesuai dengan kebutuhan dan permintaan pasar dan konsumer. Kunci dari semua ke suksesan mereka ternyata intinya ada pada kemampuan kolaborasi teknis teknologi informasi dan identifikasi peluang terhadap kebutuhan pasar yang tepat. 1.2. Millenials atau Gen Y Saat ini dan beberapa tahun ke depan, ekonomi dan konsumsi dunia dipercaya banyak akan dipengaruhi oleh para Millenials atau Gen Y, yaitu kelompok populasi dunia yang lahir pada perioda 1980an – 2000an. Gen Y ini lahir dan dibesarkan dalam dunia ICT, sehingga mereka memiliki literasi terhadap teknologi informasi yang lebih baik, suka bersosialisasi, cenderung lebih konsumtif, lebih multitasking dan memiliki jiwa entrepreneurship yang kuat. Kelompok Millenials atau Gen Y ini dipercaya tidak memiliki daya tahan untuk bekerja di suatu tempat dalam waktu yang lama, prinsip mereka adalah “hidup tidak untuk bekerja, tapi mendapatkan sesuatu untuk dihabiskan atau earn to spend”. Selain itu Gen Y dipercaya juga memiliki kreatifitas yang tinggi dalam menggunakan teknologi informasi khususnya internet untuk memenuhi kebutuhan life style mereka.
2
PERSONAL AND LIFESTYLE CHARACTERISTICS BY GENERATION Veterans Baby Boomers Generation X (1928-1948) (1946-1964) (1964-1982) Core Values Respect for Optimism Skepticism authority Involvement Fun Conformers Informality Discipline Family Traditional Disintegrating Latch-key kids Nuclear Education A dream A birthright A way to get there Communication Rotary phones Touch-tone Cell phones Media One-on-one phones Call me only Write a memo Call me anytime at work Dealing with Put it away Buy now, pay Cautious Money Pay Cash later Conservative Save, save, save
Generation Y (1982-2002) Realism Confidence Extreme fun Social Merged families An incredible expense Internet Picture phones E-mail Earn to spend
WORK PLACE CHARACTERISTICS Veterans Baby Boomers Generation X Generation Y 2. Internet Entrepreneur (1928-1948) (1946-1964) (1964-1982) (1982-2002) Work Ethic and Hard work Workaholics Eliminate the task What’s next Values RespectUauthority Work efficiently Self-reliance Multitasking 2.1. Exploitasi Internet ntuk Mendukung Life Style Sacrifice Crusading causes Want structure Tenacity Duty before fun Personal Fulfillment and direction Entrepreneurial Dengan way of live yang cukup berbeda dengan generasi sebelumnya Adhere to rules Desire quality Skeptical Tolerant Millenials atau Gen Y dipercaya mampu mengexploitasi kehadiran internet Question Authority Goal oriented dan Work ICT Is….. di sekeliling mereka. Gen Y dengan kemampuan literasi ICT yang An obligation An exciting A difficult A means to an Adventure challenge end tinggi menjadikan internet sebagai tempat bermain, bersosialisasi dan A contract Fulfillment berinteraksi bagi mereka tanpa banyak mengeluarkan effort fisik yang besar, Leadership Directive Consensual Everyone is the TBD aman, lebih mudah dan cepat. Style Command-andCollegial same control Challenge others Perkembangan ICT saat ini kearah internet mobile broadband juga semakin Ask why menambah ecepatan explorasi para Gen Y untuk mEntrepreneur endukung kebutuhan life InteractivekStyle Individual Team player Participative Loves to have stylenya menjadi lebih flexible dan dinamis. Internet – Mobile – Broadband, meetings mantra ini sudah di cetuskan oleh Bill Gates, Craig Mc Caw dan Alwaleed Bin Communications Formal In person Direct E-mail Talal saat mendirikan Teledesic yaitu low earth orbit salellite untuk internet Memo Immediate Voice mail service pada awal tahun 1990-‐an. Text Feedback and No news is good Don’t appreciate it Sorry to interrupt, Whenever I want Rewards news Money but howsemakin am I it, at the dan push of a Perkembangan processing power smartphone yang cepat Satisfaction in a Title recognition doing? button robust membuat seakan-‐akan computer dalam sebuah genggaman membuat job well done Freedom is the Meaningful work kebutuhan life style Gen Y semakin terpenuhi. Sehingga saat ini kita sudah best reward mulai biasa That melihat mereka ismenonton tayangan menonton video, Messages Your experience You are valued Do itTV, your way You will work with bermain game on respected line, bekerja You dengan menggunakan atau Motivate are needed Forget thesmartphone rules other bright creative people computer tabletnya. Work and Ne’Er the twain No balance Balance Balance Family Life shall meet Work to live Saat Greg itulah mFDU ereka mWinter/Spring, ulai melihat adanya aliran demand dan supply yang ada Hammill. Magazine, 2005. http://www.fdu.edu/newspubs/magazine/05ws/generations.htm di internet, mulailah mereka menjelma menjadi internet entrepreneur yang dengan cepat menangkap peluang untuk memanfaatkan kehadiran internet mobile broadband sebagai media bisnis yang borderless dan berjangkauan global.
3
2.2. Berbisnis Berbasis Internet Berbisnis berbasis Internet sudah bukan hal yang baru lagi bagi kita semua, munculnya toko-‐toko online yang menjamur dewasa ini menunjukkan makin besarnya aliran demand dan supply yang terjadi di internet. Kita bisa mengikuti bagaimana suksesnya bisnis amazon.com dimulai dengan berjualan buku secara on-‐line terus berkembang dan kini menjual berbagai macam produk selain buku, kemudian di ikuti oleh bisnis online Alibaba.com yang menjadi raksaksa portal bisnis online B2B, B2C dan B2B2C. Di Indonesia sendiri bagaimana bhinneka.com memulai bisnis berbasis online, diikuti glodokshop.com dan kemudian diikuti oleh banyak sekali took-‐toko online yang menjamur dan menyemarakkan bisnis berbasis internet di Indonesia. Hal tersebut dapat terjadi sejalan dengan makin berkembangnya jaringan pita lebar atau broadband yang memiliki kapasitas dan kecepatan yang semakin memadai, aman dan handal untuk transaksi bisnis. Ditambah dengan dukungan perkembangan end user device berbasis mobile berserta aplikasinya semakin menambah besar kemungkinan transaksi bisnis berbasis internet. Semuanya itu pada akhirnya membentuk suatu ekosistem bisnis berbasis internet.
3. Ekosistem Internet Entrepreneur Berbisnis berbasis internet membutuhkan kemampuan dan pengetahuan entrepreneurship yang dapat menggabungkan inovasi bisnis dan eksploitasi kemampuan teknologi informasi. Internet entrepreneur perlu memiliki kemampuan tersebut, serta dalam perjalanannya seorang internet entrepreneur harus mampu membuat dan mengeksploitasi ekosistem bisnis berbasis internet seperti layaknya seorang sistem integrator dalam dunia ICT. 3.1. Peranan Ekosistem Definisi Ekosistem Bisnis menurut http://cafe-‐ekonomi.blogspot.my/ adalah jaringan pemasok, distributor, perusahaan outsourcing, perusahaan jasa transportasi, dan teknologi manufaktur yang saling berkaitan. Atau dalam dalam ekosistem bisnis ICT sering dikenal sebutan DNA (Device, Network dan Aplikasi). Keberadaan Ekosistem bisnis berbasis internet sangat dibutuhkan agar segala inisiatif dan kegiatan yang terjadi di dalamnya menjadi lebih terstruktur, sustain, dapat tumbuh berkembang dan saling melengkapi. Ekosistem bisnis internet perlu dikembangkan dan dieksploitasi secara bertahap dan tepat sesuai dengan kemampuan internal perusahaan dan kebutuhan dan literasi ICT target pasar. Sebagai benchmark kita coba lihat bagaimana Rakuten mengembangkan ekosistem bisnis berbasis internetnya.
4
Rakuten yaitu sebuah group perusahaan berbasis internet yang fokus bergerak dibidang jasa e-‐commerce, ebooks & eReading, travel, banking, securities, credit card, e-‐money, portal dan media online marketing dan professional sports. Rakuten pada tahun 1997 mulai mengembangkan internet shopping mallnya dengan nama Rakuten Iciban hanya dengan 6 karyawan dan 13 merchans sebagai supplier online mallnya. Selanjutnya terus mengembangkan bisnis on linenya dengan menggunakan database rakuten membership_idnya sebagai basis pengembangan ekosistem bisnis lainnya, sehingga sekarang Rakuten menjadi salah satu raksaksa bisnis online yang memiliki omzet hingga lebih dari 1 Trilyun Yen.
Di sisi lain, kecanggihan ekosistem tidak selalu menjamin keberhasilan sebuah bisnis berbasis internet. Diperlukan pemahaman yang baik terhadap tahapan pengembangan ekosistem dan pengenalan terhadap kondisi dan kebutuhan pasar setempat. Oleh sebab itu diperlukan tahapan pengembangan ekosistem yang disesuai dengan kondisi dan kebutuhan target pasar. 3.2. Tahapan Pengembangan Ekosistem
Tahapan Pengembangan Ekosistem Bisnis Berbasis Internet menjadi hal yang sangat penting untuk menjamin bahwa bisnis berbasis internet tersebut dapat diimplementasikan sesuai dengan kemampuan dan daya serap pasar dan target pasar. 5
Pengetahuan dan kemampuan analisa menangkap peluang bisnis dengan memaksimalkan kemampuan ICT menjadi hal yang utama dalam melakukan tahapan pengembangan ekosistem bisnis berbasis internet. Pengembangan Ekosistem Bisnis Berbasis Internet perlu di selaraskan dengan siklus pengembangan fokus bisnisnya sendiri. Siklus bisnis mulai dari Ideasi, Development, Launching, Pertumbuhan, Ekspansi dan Stabilitas perlu diikuti dengan melengkapi Ekosistem bisnis tersebut. Melengkapi ekosistem sebuah bisnis tidak terlepas dari kegiatan investasi dan ekspansi bisnis yang membutuhkan dana investasi yang berasal dari shareholders atau mitra strategis, sehingga perlu dilakukan secara bertahap dan tepat sesuai dengan kemampuan finansial.
Kemampuan untuk menentukan “timing” yang tepat dalam membangun ekosistem sesuai dengan kondisi dan kebutuhan bisnis membutuhkan pengetahuan bisnis dan ketrampilan entrepreneurship yang baik. Pengetahuan bisnis dan ketrampilan entrepreneurship bukan hanya merupakan bakat dan telenta tetapi dapat persiapkan, dipelajari dan dilatih.
3.3. Membangun Kompetensi Internet Entrepreneur Perguruan Tinggi memiliki peranan yang besar dalam membangun membangun Kompetensi Bisnis Berbasis Internet. Selain sebagai entitas yang mampu membantu pengembangan research, incubator bisnis, juga
6
yang paling utama adalah mempersiapkan sumber daya internet entrepreneur yang handal dan inovatif. Ada 3 fokus utama pengembangan kompetensi untuk mempersiapkan sumber daya internet entrepreneur yang handal dan inovatif yaitu pengembangan kemampuan observasi, kreasi dan eksekusi dalam bisnis.
Perguruan Tinggi perlu mulai dapat mengembangkan kurikulumnya untuk mempersiapkan internet entrepreneur dengan kemampuan observasi, kreasi dan eksekusi bisnis yang mampu menciptakan lapangan kerja dan memperkuat dunia bisnis berbasis internet. Perguruan Tinggi yang memiliki fokus pada Teknik dan Manajemen Informasi memiliki peluang lebih besar menjadi pusat-‐pusat inkubasi internet entrepreneur bekerja sama dengan industry dan praktisi bisnis berbasis internet. 4. Potensi Internet Entrepreneur di Indonesia Bisnis berbasis Internet di Indonesia berkembang dari transaksi dari situs-‐ situs komunitas. Populasi Indonesia yang besar dan berkembangnya literasi ICT kaum mudanya merupakan pendorong utama perkembangan bisnis berbasis internet di Indonesia. Saat ini ada beberapa penyedia layanan bisnis berbasis internet yang sudah memiliki nilai transaksi besar.
7
Kita sudah mengetahui nama-‐nama seperti Kaskus, Lazada, Bhinneka, Tokopedia, Zalora dan lain-‐lain yang merupakan penyedia eCommerce di Indonesia.
4.1. Kesiapan Infrastruktur Di Indonesia
Perkembangan Ecommerce di Indonesia tidak lepas dari perkembangan infrastruktur pendukungnya yang sangat pesat terutama terkait penetrasi mobile, internet, data center dan besarnya penggunaan sociomedia.
Lokomotif utama bisnis berbasis internet di Indonesia adalah Mobile Commerce. Akses mobile broadband yang semakin cepat dengan tarif yang terjangkau memberikan percepatan terhadap perkembangan bisnis berbasis internet dan pengembangan mobile apps yang sesuai dengan kebutuhan pasar untuk mendukung bisnis berbasis internet akan juga menjadi andalan untuk menarik pelanggan sebanyak-‐banyaknya.
8
4.2. Potensi Market Di Indonesia Potensi Market Online Shopper Indonesia dengan populasi 255 juta jiwa sangat besar. Dengan peningkatan penetrasi dan user akses broadband serta pertambahan pengguna mobile broadband tidak diragukan Indonesia akan menjadi pasar bisnis berbasis internet yang sangat menarik.
Pada tahun 2017 di prediksi Indonesia akan menjadi motor utama penggerak ekonomi digital dikawasan Asia dengan market size USD 30 juta dengan pertumbuhan bisnis menyamai China yaitu 25%.
9
Dengan potensi pasar yang luar biasa besar tersebut, Indonesia diprediksi juga akan melahirkan banyak pebisnis jasa berbasis internet yang akan memberikan sumbangsih kepada peningkatan pendapatan negara dan penyediaan lapangan kerja yang cukup signifikan.
5. Masa Depan Internet Entrepreneur Menjadi Internet Entrepreneur akan merupakan salah satu alternative profesi bagi para mahasiswa dan lulusan Perguruan Tinggi yang cukup menjanjikan masa depannya. Menjadi internet entrepreneur menjanjikan mendapatkan revenue berupa yield dari pendapatan organic operasional perusahaan dan juga pendapatan inorganic dari gain penjualan saham dari perusahan yang dijalankannya. Eksploitasi digital oleh internet entrepreneur juga akan merubah masa depan marketing yang semakin menarik, dengan makin sempurnanya ekosistem dan value chain eCommerce serta munculnya Internet of Thing dimana physical dan digital komoditas menyatu menjadi sebuah jasa layanan yang tidak terpisahkan karena kehadiran data analytics yang terhubung dengan customer connected device sehingga dapat memberikan customer experience yang lebih baik.
10
5.1. E-‐Commerce Ecommerce akan merubah value chain bisnis retail konvesional menjadi lebih singkat dan cepat. Proses-‐proses birokrasi dan administrasi yang lama dan panjang akan hilang. Melalui ECommerce akan terjadi disruption atau gangguan yang massive terhadap value chain konvensional.
11
Realisasi Paradox Marketing, meretailkan wholesale dan mengwholesalekan retail akan terjadi. Saat ini sudah terjadi produsen dapat langsung berjumpa dengan end customer tanpa orang tengah. Belanja tiket pesawat dan hotel tidak perlu lagi menggunakan travel agent sudah ada On Line Travel Agent (OTA). Perusahaan broadcasting dapat langsung bertransaksi dengan content owner tanpa harus via label company ataupun publisher dengan adanya fasilitas User Generated Content (USC).
5.2. IoT (Internet of Things) Perkembangan perangkat-‐perangkat yang terkoneksi dalam jaringan internet juga terus berkembang dan dapat saling berinteraksi melalui software, sensor dan elektronik sehingga dapat mengumpulkan dan saling bertukar data dan informasi akan membuat eksploitasi bisnis berbasis internet semakin menarik dan menantang.
Internet of Things diprediksi akan merubah life style di era digital menjadi semakin kompleks dan meningkatkan ketergantungan manusia pada ICT semakin tinggi. 6. Kesimpulan Pada paparan tergambar bahwa menjadi internet entrepreneur akan merupakan salah satu pilihan profesi yang sangat menjanjikan di Indonesia. Memaksimalkan potensi melalui eksplorasi dan eksploitasi bisnis internet yang disingkronisasikan dengan kebutuhan konsumer dan digitalisasi layanan masih sangat luas dan besar kesempatannya di Indonesia. Peranan Perguruan Tinggi untuk menciptakan ekosistem internet entrepreneur, menjadi sumber research, inkubasi bisnis dan penyiapan sumber daya manusia yang dapat mengantisipasi kebutuhan bisnis berbasis internet masih sangat terbuka luas dan sangat dibutuhkan dunia usaha dan negara. Besar harapan dari sektor industri Perguruan Tinggi dapat turut memberikan andil untuk membangun ekosistem internet entrepreneur dan mempersiapkan sumberdaya manusia untuk siap menjadi internet entrepreneur yang siap bersaing di dunia global. Suatu saat nanti diharapkan
12
akan muncul dari Indonesia seorang internet entrepreneur sekaliber pendiri Facebook, Google dan Ali Baba.
Referensi : 1. Ohmae, Kenichi (May 19, 1999); The Borderless World, rev ed: Power and Strategy in The Interlinked World; Harper Business. 2. Hammill, Greg (2005); Generations; FDU Magazine; http://www.fdu.edu/newspubs/magazine/05ws/generations.htm. 3. Makalah Sistem Informasi dan Strategi Bisnis by bayutube86; http://caféekonomi.blogspot.my/ 4. Rakuten Ecosystem; http://global.rakuten.com/corp/investors/policy/strength/business_model.html 5. Ekosistem Startup (Lanjutan) (June 15, 2004); http://indra.me/?p=17 6. Academic Focus : Universidad Deusto – Master in Business Innovation; http://www.innovationinpractice.com/innovation_in_practice/2013/03/ academic-‐focus-‐universidad-‐deusto.html 7. How To Reach Indonesian by Dwirianto; http://www.slideshare.net/thinkfresh1/youth-‐indonesia-‐digital-‐ landscape-‐2014-‐2015 8. Kemp, Simon (Jan, 2015); Digital, Social & Mobile 2015, WE ARE SOCIAL’S COMPENDIUM OF GLOBAL DIGITAL STATISTICS 9. Yahya, Arief (Dec 27, 2012); Paradox Marketing; PT. Gramedia Pustaka Utama 10. Lifting The Barrier to E-‐Commerce in ASEAN; Enabling e-‐commerce is a unique way to contribute to economic integration across Southeast Asia; AT-‐Kearney; https://www.atkearney.com/consumer-‐products-‐ retail/ideas-‐insights/lifting-‐the-‐barriers-‐to-‐e-‐commerce-‐in-‐asean 11. Salkowitz, Rob (March 18, 2014); A Roadmap to The Future of Marketing; IMA News. 12. 4 Insights on Accelerating Your E-‐Commerce Growth in Indonesia; http://www.acommerce.asia/accelerating-‐growth-‐in-‐e-‐commerce-‐ indonesia/ 13. Technology of The Future – Disruptive?; https://abstractfeeds.wordpress.com/2013/06/30/technology-‐of-‐the-‐ future-‐disruptive/ 14. Internet of Things; https://en.wikipedia.org/wiki/Internet_of_Things
13