ORASI ILMIAH DIES NATALIS FMIPA XIII Bandung, Rabu 26 April 2006
Judul: " Pengembongon IImu-lImu Dosor Melolui Riset Antor Disiplin" oleh: J. Dharma Lesmono SSi, SE, MT, MSc
Fakulfas Matemafika dan IImu Pengetahuan Alam UNIVERSITAS KATOLIK PARAHYANGAN Bandung
Pengembangan Ilmu-ihnu Dasar melalui Riset Antardisiplin J Dharma Lesmollo Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan IImu Pengetahuan Alam Universitas Katolik Parahyangan
" Knowledge is extractedfivlII afilily integrated world. Knowledge is 'dis-illfegrafed' hy di.\'cljJ/ilwl), units called Departments ill Ulliversities. How call k~/Owledge, disc()vt!/J' lind dissemination be ItH'lllegm(et!? .. Richard Zam. BioX initiative, S/mllim/ Ulliversily!
1. Perlunya Riset Antardisiplin Dalam kehidupan schari-hari, manusia sebagai makhluk sosial selalu bcrintcraksi dcngan ses3manya. Di dalam interaksi ini sering timbul banyak masalah yang perlu dleac! solusinya secara i1miah. Hal ini yang mcndorong dilakukannya penetitian; bcrawa! dari masalah dan sikap kcingintahuan manusia untuk mcncari jalan keluar bagi masalah tcrscbut. Masalah-masalah yang ada umumnya mclibatkan hal-hal yang bcrkaitan dcngan ilmuihnu dasar scperti matematika, fisika, biologi ataupun ilmu dasar yang lain. Penman matcmatika lebih pada pcmodelan matcmatika, sedangkan fisika Icbih pada aspck fisis dari pennasalahan yang ditcliti. Lebih lanjut, di datam pcmccahan masalah yang ada sering kali solusi analitik sulit untuk diperoieh, schingga diperlukan hampiran sccara numerik. Disinilah peran ilmu komputcr diperlukan terutama ulltuk masalah pemrograman, Salah satu acuan yang cukup baik mengenai pemodelan matematika tcrapan adalah 1: J ]. Di dalam buku itu dibahas dampak dan kcuntungan dari pemodelan matematika dcngan menggunakan pendekatan multidisiplin. Buku itu berisi kumpulan makalah mengenai pemodelan matematika di berbagai bidang seperti kriptologi, pemodeJan pcny(;baran cpidcmi AIDS di Amcrika Serikat, pemodelan strategi produksi dan kcbijakan persediaan, sistcm dinamik, telekomunikasi dan proses polimerisasi. Makalah-l11akalah itu ditulis tidak hanya oleh para pakar di bidang matematika, tctapi juga di bidang lain seperti biologi, fisika, ilmu komputer dan praktisi dari industri. Sejalan dengan perkcmbangan jal11an, permasalahan yang mUl1cu! di dalam masyarakat semakin kompleks dan tidak cukup diselcsaikan dcngan satu disiplin ill11u saja. Masalahmasalah tcrsebut l11cmerlukan penanganan dan pcndekatan dari berbagai disiplin ilmu. Untuk itulah diperlukan pendekatan antarJisiplin atau multidisiplin untuk pcnyc1csaian masalah-masalah tersebut yang nantinya melahirkan adanya riset antardisiplin.
1 illierdisciplillatily
ill Research, European Union Research Advisory Board, hal. 2, April 2004.
Salah satu acuan 1l1engcnai riset antardisiplin yang dapat ditell1ukan di perpustakaan Unpar adalah [2). Buku ini membahas tcntang manajcl11cn riset antardisiplin dan juga berisikan makalah-makalah pilihan dari Second International Co/!ference on the Management (~f IlIterdiscipliJ1m), Research yang diselcnggarakan di Manchester Busincss School, Inggris pada tahun 1981. Ada ban yak dcfinisi mengcnai riset antardisiplin ataupun riset multidisiplin dan ban yak juga yang membcdakan antara riset antardisiplin dan multidisiplin, tetapi disini perbcdaan tcrscbut tidaklah terlalu dipersoalkan.
The National Academy berikut:
(~f
Sciences mcmbcrikan dcfinisi riset antardisiplin sebagai
Interdisciplil1aJ), research is a mode (~f research by teams or individuals that il1tegrates i1?formation, data, techlliques, tools, per!>pectives, concepts, and/or theories .Ii"o/11 two or more disciplines or body o.f.~Jlecialized knowledge to advance fundamental understanding or to solve problem whose solutions are beyond the scope o.fa single disciplil1e orfield (~f research practice [3, hal. 26]. Sementara itu, AdvisOIT Group 011 Interdisclj}lil1aJT Research (AGIR) dan Organisation for Economic and Cooperative Development (OEeD) mendefinisikan riset antardisiplin dengan lebih sederhana:
Research that involves interaction among two or more d{fferent disciplines [4) hal. 6].
Di dalam risct antardisipiin tcrdapat intcgrasi antara berbagai disiplin dalam menyelesaikan suatu masalah) adanya us aha untuk melakukan sintesa pendekatanpendekatan kognitif scrta memungkinkan munculnya bidang risct yang bartl. Di dalam l11ultidisiplin, bcrbagai disiplin bekclja sama) tctapi tidak berusaha untuk melakukan sintesa struktur-struktur kognitif; disiplin-disiplin yang ada tetap terpisah setelah masalah terselesaikan. Di dalam riset antardisiplin, penciiti dapat l11enyusun suatu masalah atau metodc bam atau dapat menggali lebih dalam dan 'kcluar jauh' dari bidang ilmunya untuk mcnciptakan bidang riset yang bam. Sebagai contoh, Albert Einstein 'keluar jauh' dari bidang ilmunya, fisika ke gcometri Riemann untuk mcnjclaskan teod barunya, teod relativitas Umum ([3],[5]). Sejarah pcrkcmbangan ilmu pengetahuan mcncakup banyak contoh mcngenai integrasi berbagai bidang ilmu dari berbagai bidang kajian riset. Anaximander, seorang filsuf di jaman sebclum Socrates menggabungkan ilmunya di bidang geologi, paleontologi dan biologi untuk mcncermati bahwa organisme berkembang dari bentuk yang scderhana ke bentuk yang Icbih kompleks. Pada abad ke-17 di Eropa, para jenius seperti Isaac Newton, Robert Hooke, Edmond Halley, Robert Boyle dan yang Iainnya mengubah keingintahuan mcreka menjadi bidang-bidang yang tidak hanya menuntun ke penemuan-penemuan dasar tetapi juga ke arah bidang-bidang antardisiplin. Pada abad ke-19 Louis Pasteur
2
I
Illcmpakan suatu contoh -pcneliti antardisiplin dcngan pcncllluannya yang Illclctakkan dasar-dasal' mikrobiologi dan il11lllunologi. Proyck Manhattan (1942-1945) se1ama Pcrang Dunia II untuk mcngcmbangkan bom atom merupakan usaha antardisiplin yang memerlukan pcncliti-pcncliti dari berbagai ilmu mulai dari matcmatika, fisika, kimia dan biologi. Proyek itu juga dibantu oleh pcncliti-peneliti dengan keahlian khusus sepcrti pemurnian plutonium, pcmisahan isotop, pembuangan sisa nuklir dan biologi radiasi. Contoh lain adalah riset kankcr yang mcrupakan risct antardisiplin yang mclibatkan disiplin ilmu biomedis, l1lulai dari gcnctika, biologi sci dan biostatistika. Di abad ke-20 riset antardisiplin bcrlanjut eli bidang genctika untuk mcngungkap struktur dan fungsi dari protein, nanoteknologi, bioinformatika, neuroscience, konflik dan terorisl1lc. Produk-produk riset antardisiplin yang merupakan pencmuan besar dapat disebutkan alltara lain penemuan struktlll' DNA, magnetic resonance imaging (MRI), radar dan penerbangan manusia kc ruang angkasa. Professor Alan G. MacDiarmid (University ofPennsyivania), salah satu pcmcnang Nobel Kil11ia tahun 2000 untuk pcncmuan dan pcngembangan polil11er konduktif (conductive polymers) l11enekankan bahwa risct antardisiplin akan mcndapatkan Icbih banyak pcrhatian di masa dcpan.
Research used to be a primarily restricted to one's own discipline. {I'yoll were CI chemist, you did chemistl)) research. fl' you were (j phY,I,'icist, you did physics research. This award is a wondel:/il/ recognition ql' the importance (?f il1ferdisciplitWI)! research. Here we have chem ists, physicists, e1ectrochelllists and /lOW electronic engineers all \vorkillg together 011 the some problem. 11' YUli hove a phY;"icist and a chemist having different COJlcepts, different abilities, d[{f(xellf techniques all wO/'king the same problems, we have "one plus one call q/fen make more than two." The development (?f this whole synthetic metal field worldwide is probably one of the best example.r in the Ia.),t two or three decades ql' il1terdisciplillaJY research. Science in the future is going to utilize the conccpt of intel'{/t:s'cipfil1wy research much more, where people get together to solve a given scicnt{jic problelll-peopfc with completely df{ferent backgrounds. Alan Heeger and I fbwu/, howevcl; you have to leal'll a dUferent language--a dUferell( lingo--fhr a physicist to 1al/( to t/ chemist and a chemist to talk to a physicist. It's not easy; it's much easicrjlls! to do research ill youI' OWI1 discipline. lt~), tougher to do inteJ'discljJlil1my rcsearch. Bill J have 110 doubt that we will see interdisdplil1{lI), research receiving more alit! more attention in the future. In our 011]11 research I·pe have had c/temisls, and physicists working closely togelher This hrings hom e the enormolls importance (?f'discussion in research. Yhu can be the most brilliant scientist in all the world; pllt you 011 a desert island with the vel)' best .\'cient('/ic equipment and the vel}' hest lihral)! alld you]1l do uninteresting research You must have interaction. You lIlusf have discussion. 2
2
h II P:llwww.upcnll.cdu/almanaclv47/n08/nobcI2000.hlml
3
Dari uraian di atas, risct antardisiplin merupakan suatu hal sangat dipcrlukan dan merupakan trend riset di masa depan. Di dalam riset antardisiplin, ilmu-ilmu dasar memegang peranan yang cukup penting mengingat ilmu-ilmu dasar hampir selalu digunakan di dalam penyclesaian pennasaiahan yang dihadapi. Riset di bidang ihnu-ilmu dasar dan rckayasa sclalu berkembang dan mencmbus batas-batas suatu disiplin ilmu. Di dalam pengcmbangannya, dipcrlukan tidak hanya kedalaman suatu disiplin ilmu tetapi juga keberagaman i1mu, intcgrasi, sintesis dan sekumpulan ketrampilan tcrtentu. Riset antardisiplin yang baik tidak hanya memungkinkan munculnya bidang risct yang haru tetapi juga membcrikan flcksibilitas dan kemungkinan pengcmbangan untuk disiplin ilmu yang telah ada. Riset antardisiplin muncul dari berbagai cara, mulai dari evolusi seeara alamiah ke disiplin ilmu yang berdekatan sampai ke penggunaan riset dan tcknologi baru yang diperlukan untuk menyelesaikan permasalahan yang kompleks. Laporan-Iaporan dari Komite Penasihat Ilmu-ilmu dasar dan Tcknologi di beberapa negara dalam bcbcrapa tahun tcrakhir ini sangat mcrckomcndasikan pendekatan antardisiplin untuk mengatasi pennasalahan-pennasalahan yang semakin kompleks. ([3J,[4J,[5J,[6]).
2. Kendala, Talltangan dan Kondisi uotuk Riset Alltardisiplin Kcndala tcrbcsar riset antardisiplin justru datang dari disiplin ilmu itu sendiri dimanu disiplin ilnm tcrkotak-kotak di datam program studi utau jurusan. Setiap disiplin ilmu mcmiliki pendckatan yang berbcda dalam mcnangani suatu pcrmasalahan. Hal ini akan mcnyulitkan bcrkcmbangnya risct antardisiplin; dipcrlukan kemauan dari masing-masing disiplin ilmu untuk 'membuka diri', berkomunikasi dan berintcraksi dcngan disiplin ilum lain untuk mClleari topik-topik riset antardisiplin ataupul1 mencoba pcndekatan antardisiplin dalam pcnyelcsaian pennasalahan di disiplin ilmunya. Pcrbcdaan pcndckatan ini cukup signifikan bila kita membandingkan disiplin ilmu-ilmu dasar dan rckayasa dcngan disiplin ilmu sosial. Hasil dari riset ilmu dasar dan rckayasa umumnya berlaku Ul11um datam ruang dan waktu sedangkan hasil riset ilmu sosial justru umumnya bcrgantung dari ruang dan waktu. Hal inilah yang mcnyebabkan eukup sulit untuk 'menyatukan' disiplin-disiplin ihnu ini. Kendala lain adalah masih scdikitnya jurnaljurnal antardisiplin yang I11cl11ungkinkan para peneliti riset antardisiplin untuk I11cmpublikasikan hasil risetnya. Keberadaan jurnal ini penting bagi sCOI'ang pencliti untuk pengakuan atas kualitas hasil risctnya dan sering juga berkaitan walaupun tidak langsung tcrhadap pcmbiayaan dari risct yang dilakukannya. Kcbanyakan jurnal-jurnal yang ada lebih memfokuskan pada disiplin ilmu tertentu ([6J, [7]). Di samping kendala-kendala di atas, terdapat juga tantangan-tantangan bagi bcrkcmbangnya riset antardisip!in. Mcnurut The National Academy o.f Sciences (13)), tantangantantallgan itu meliputi komplcksitas dari alam dan masyarakat, dorongan untuk mcngeksplorasi masalah-masalah riset dasar pada disiplin ilmu yang bcrdckatan, kebutuhan untuk memccahkan masalah-masalah sosial dan dorongan dad tekno!ogi generatif. Alam dan masyarakat yang komplcks menyimpan banyak misteri yang mCl1lpakan tantangan bagi ilmu pcngctahuan untuk mcnguIlgkapkannya. Untuk melakukan hal ini diperlukan usaha dan ckspcrimen dari bcrbagai disiplin ilmu, scpclii ilmu sosial, ekonomi, tcknik dan ilmu-ilmu dasar. Scbagai contoh, pertanyaan dusar mengcnai kehidupan, bagaimana asal mula kchidupan dan bagaimana kehidupan bcrkcmbang, mc-
4
rupakan scsuatu yang kompleks yang llicmcrlukan bcrbagai disiplill untuk mcmahaminya. Studi di ilmu-ilmu sosial juga mcrupakan SC5uatu yang kompleks, misalnya scperti pcrtanyaan fundamcntal berikut: mcngapa tCljadi kelaparan ?, I11cngapa lc!jadi pcrang? dan mcngapa lCljadi kcmiskinan'l . .Tawaban dad pcrtanyaan-pertanyaan itll Il1cll1crlukan pendekatan dari sisi ilmu alam, sosiai dan humaniora. Pertanyaan ilmiab yang mcnarik scring kali ditcll1ukan pada 'irisan' dari disipJin-disipiin ilmu, dan kcinginan untuk I11cnggali Icbih ianjut untuk mcncari jawabannya mcmcrlukan partisipasi dari disiplin i1mu yang berdckatan aiau yang sating mclengkapi. Bahkan, tidak tcrlutup kcmungkinan untuk mcndorong timbulnya bidang kajian antardisiplin yang baru. Sebagai contoh, dengan perkembangan iimu biologi yang mcnjadi lcbih kuantit,Hif sHat ini, interaksinya dengan matematika dan fisika mcnjadi penting. Sa at ini, komputasi, statistika, matcmatika dan fisika sail gat diljcrlukan untuk riset-risel scpcrti cpidcmioiogi, biologi molckulcr, bioiogi strukturai dan ekologi. Masyarakat saat illi sangat bcrgantung pada ilmu pcngetahuan dan tcknoiogi (iptck) Ulltuk dapat mcnikmati kchidupan modern. Tctapi aplikasi teknoiogi ini sering kali Illcnciptakan masalah yang juga mCl11erlukan solusi berbasis tcknologi. Scbagai contoh, pcnggunaan pupuk buatan (polusi air), pembangkit. tenaga l1ukJir (sampah nuklir), sistC111 transportasi (polusi udara, kcmatian karcna kecelakaan). Disini I"iset antardisipiin dituntul lIntllk dapat menciplakan teknologi yang lebih baik, teknoiogi yang lcbill 'ramah' lingkungan. Teknologi gcncratif adaiah scsuatu yang karena kcsederhanaan dan kckuatanI1ya tidak hanya mcmiliki aplikasi yang bcnnanfaat, tetapi juga memiliki kcmampuan untllk mC!1transfonnasikan disiplin ilmu yang ada dan menciptakan scsuatu yang banI. Sebag
3. Contoh-contoh Riset Antardisiplill yang melibatkan llmu-ilmu Dasar Salah satu contoh bidang riset antardisiplin yang banl adalah Mathematical KI1(}1t'/edgc Management (MKM) yang I11ciibatkan bidang Hmu matcmatika, ilmu komputer, ilmu perpllstakaan dan publikasi ihniah. MKM diharapkan akan I11cmbantu matcmatikawan, ilmuwan dan ailli teknik yang mcmproduksi dan menggunakan pengctahu
5
pengctahuan maternatika. MKM bcrtujuan untuk mengembangkan cara baru yang lcbih baik dalam pengelolaan mathematical knowledge dengan mcnggunakan piranti perangkat lunak yang canggih. Tantangan tcrbesar dalam MKM ini adalah mcnciptakan suatu perpustakaan dijital matematika universal (universal digital mathematics librw}' UDML) yang dapat diakses melalui World-Wide Web dan memuat seluruh pengetahuan matematika yang csensial. UDML ini mel11uat suatu pengetahuan matcl11atika yang aksiol11atik, algoritmik dan diagramatik yang terstruktur dan terintegrasi. Tujuan utama UDML adalah membuat pengctahuan matematika ini dapat diakses dan dimanfaatkan olch banyak orang; bukan hanya sebagai sarana pcnyimpanan atau koleksi saja 3 [8]. Di negara-negara lain sepclii di Australia dan Sclandia Bam, risct antardisiplin tidak hanya mclibatkan para akademisi dcngan disiplin ilmu yang bcrbeda, tetapi juga matnpu mcnarik partisipasi dari pihak pemerintah baik pusat maupun negara bagian dan industri. Partisipasi dad pihak pemerintah tcrutama dalam hal bantuan dana untuk pusat-pusat riset yang ada di dalam univcrsitas untuk mcmbiayai proyek-proyek penelitian yang memiliki potensi aplikasi dalam masyarakat dan pcrkcmbangan i1mu itu scndiri. Umumnya, pusatpusat riset ini adalah pusat riset antardisiplin yang melibatkan pcneliti-peneliti dari bCl'bagai disiplin Hmu. Sebagai contoh, Centre (?f Excellence for Mathematic alld Statistics of Camp/ex Systems (MASCOS) di University of Queensland mcmperoleh dana dari Dcwan Riset Australia (Australian Research Council), dengan tambahan dana dad pemerintah negara bagian Queensland dan University (?f Queensland. Bidang-bidang riset yang digarap oleh MAS COS meliputi pemodclan dan pengendalian sistem-sistem yang kompleks, optimasi dan jaringan, pemodelan statistika, metodc Monte-Carlo dan pemodcJan resiko. Pusat riset ini juga mendorong aplikasi matematika datam pengembangan iptck Australia dcngan program-program yang mclibatkan sekolah, industri, instansi keuangan dan komunitas riset yang lebih luas di Australia. 4 Pusat riset lain yang merupakan riset antardisiplin adalah ARC Centre for Complex Systems (ACeS). Aces berisikan peneliti-peneliti dari bcrbagai disiplin ilmu antara lain rekayasa sistcm dan perangkat lunak, visualisasi, crgonomi, 1l1atematika dan statistika komputasi, dan bidang-bidang aplikasi yang relevan seperti ckonomi, bioscience, dan pengawasan lalu-lintas udara. Tujuan dari pusat riset ini adalah 'untuk mengembangkan pemahaman yang lchih dalam mengenai fenomena fundamental dari sistem-sistem kompleks scperti bagaimana sifat dan perilaku sistem dad tingkatan makro dibangun dari intcraksi-intcraksi sedel'hana di tingkatan mikro, mekanisme apa yang mcmungkinkan sistcm kompleks dapat mengorgasisasikan dirinya sendiri dan bagaimana sistcm kompleks ini dapat dikelola dan dikendalikan. Bidang-bidang aplikasi riset meliputi: genetic regulatOlY networks ,free/light air-traffic control dan evolusi sistem-sistem ckonomi. 5 Untuk menarik partisipasi bidang industri, setiap tahun diadakan workshop "Mathematies-in-IndustIy Study Group (MISG)". MISG ini merupakan salah Satu kclompok bidang minat dari Australian and New Zeland Industrial and Applied Mathematics (ANZIAM), suatu divisi dari Australian Mathematical Society (AustMS). 'Illfonnasi icbih lalljut mcngcllai MKM dapat dipcl'Oich di : hun://www.mkm-jgorg/. 4 lllrOnnasi mCllgcnai MASCOS dapat diiihat di http://www.l11aths.uq.edu.au/MASCOS/ 5
inronnasi mcngcnai ACeS dapat dilihat di : http://www.accs.cdu.au
6
Dalam kcscmpatan itu, pihak industri mcngajukan masalah yang dihadapinya, dan pihak akademisi dari bidang matcmatika dan bidang ilmu lainnya (tcrmasuk mahasiswa dan praktisi dari industri) sclama satu minggu berdiskusi untuk merumuskan pcnnasalahan, mcmbuat model matcmatika dan mcneari altcrnatif-altcrnatif solusinya. Diskusi sclama scminggu ini dipimpin olch dua orang moderator dari kalangan akademisilindustri yang nantinya akan membuat laporan sete1ah workshop bcrakhir. Bagi para pcserta, forum illi mcnjadi ajang diskusi yang eukup I11enarik dan dapat mcnambah wawasan 111cngcnai pennasalahan nyata yang ada di masyarakat dan bagaimana proses penearian so[usinya. Ini mcrupakan suatu bukti bahwa interaksi dan kOl11unikasi dari bcrbagai disiplin ilmu sangat dipcrlukan untuk mcnyclcsaikan suatu 111asalah. Yang Icbi h penting lagi, hasil dari foru111 ini clitulis dan dipublikasikan dalam suatu pro~;jding schingga dapat di111ant~Hltkan olch kalangan yang lebih luas. Pcnnasalahan yang pcrnah dibahas dalam MISe; ini antara lain: pCl110delan kandang ayam untuk in"dustri petcmakan ayam, bongkar muat yang cfisicn untuk kcrcta barang, kcandalan dari jaringan-jaringan pcmbangkit listrik, prcdiksi kcrusakan akibat gcmpa bumi di lokasi pertambangan, penggullakan frakta! dan jJ()W('J' laliis untuk memprcdiksi lokasi kandungan mineral, analisis pcnnainan hirarkis dan pcncntuan kcndali suhu air pada mesin cuoi 6 ([9],[10],[11], [12],[13]). Di Inggris, model workshop sepcrti ini dimulai sejak tahun 1968, salah satunya dikclola olch Oxford Centre for Industrial and Applied Mathematics (OCIAM). Pcmbcntukan New and Emerging Themes ill Industrial and Applied Mathematics (NETIAM) di Eropa dilandasi oleh tujuan untuk mcndcl110nstrasikan bagaimana matcmatika dapat digunakan dalam tantangan riset l11ultidisiplin yang belum tcrungkap, mcningkatkan kesadaran akan peran ini di dalam disiplin risct yang lebih luas, pcngguna akhir di industri, bisnis dan pemcrintah scrta mengcmbangkan suatu mekanismc untuk memperkuat kolaborasi multidisiplin. Salah satu proyek NETIAM adalah Unleashing Mathematics y
4. Riset Antardisiplin di Indonesia Kondisi risct di Indonesia saat ini dapat dikatakan sangat mcmpriilatinkan, juga untllk riset antardisiplin. Dalam kcrangka makro, pcrmasalahan ini antara lain discbabkan olch tidak adanya atau tidak jelasnya stratcgi pengcmbangan iptck, !cmahnya pcngawasan program jangka panjang dalam pengembangan sumber daya manusia scrta minimnya dukungan dana dari pcmcrintah. Perumusan visi dan stratcgi iptck yang tepat mcmullgkinkan persoalan-pcrsoalan bangsa sepcrti mahalnya biaya encrgi unlllk induslri, pengembangan industri petrokimia, program revitalisasi pertanian scrta sistcm pcrscnjataan yang eanggih mcrupakan tantangan bagi ilmuwan Indonesia untuk mcncari solusinya. Dengan risct antardisiplin, ilmuwan Indonesia nantinya akan berperan dalam menggerakkan pcrckonomian bangsa yang bcrbasiskan iptek [15]. Dari segi dana, anggamn pcmerintah untuk pengembangan iptek sejak tahun 1986 sampai 2002 mcnurun mta-rata 0,18 perscn dari Produk Domcstik BlUto ([16],[17]). Dalam kcrangka mikro, keadaan ini dbebabkan antara lain kurang adanya risct-risct yang mcmiliki aplikasi potensial di dalam masyarakat dan industri. Hal ini tCljadi akibat (, Informasi terakhir mengenai kcgiutan MISG dapat dilihat di : hUn:l/misor2006.masscy.ac.nz
7
kurangnya intcraksi antara riset dt pergutuan til1ggi dcngan dunia industri schingga dukungan dana dari pihak industri sangat kurang, Untuk l11engatasi hal ini Depal'tcmen Ristek mcmbuat program kemitraan ABO (Akademisi, Bisnis dan Government) yang bertujuan mcnsincrgikan komponcn-komponen yang dimiliki akademisi (universitas), bisnis (industri) dan pemcrintah, Filosofi dari kcmitraan ABG ini adalah berorientasi kc pasar melalui riset terapan dengan tctap memperhatikan riset-risct ilrnu dasar, Riset terapan yang rnemiliki datnpak signifikan pada industri dan perekonomian umumnya hanya bisa dikcmbangkan melalui riscL antardisiplin, Sejalan dcngan kemitraan ABO ini, Lel11baga Aplikasi Penelitian dan Industri (LAP I) ITB telah bekerja sama dengan industri dan lembaga pemcrintah dalam mcmasarkan hasH-hasil riset mclalui kontrak komcrsialisasi. Kontrak pclaksanaan riset dikclola oleh Lembaga Penelitian dan Pcngabdian Masyarakat (LPPM) ITB [18). Masalah lain riset di Indonesia adalah minimnya publikasi, walaupun sampai tahun 2002 telah ada sebanyak 856 institusi riset di selUluh Indonesia [19). Produktivitas rise! di Indonesia hanya mcnyumbang 0,012% dari total publikasi ihniah di selumh dunia; jauh Iebih rendah dibandingkan Filipina (0,035%), Malaysia (0,064%), Thailand (0,086%) dan Singapura (0,179%). Bandingkan dengan kontribusi ncgara-negara maju seperti Amcrika Serikat (30,8%), Jcpang (8,2%), UK (7,9%), Jerman (7,2%) dan Peraneis (5,6%) [20). Di dunia, riset-riset mcngenai penyakit dan pangan mempakan topik yang hangat. Salah satu kcsempatan yang bisa dimanfaatkan oleh para peneliti Indonesia adalah melakukan fiset-riset yang belum banyak dilakukan oleh para peneliti dari negara lain, terutama dari negara-negara maju. Riset-riset dcngan muatan khas Indonesia mempakan scsuatu yang dapat digarap dengan anggapan bahwa kita lehih memahami pcnnasalahan yang dihadapi dibandingkan dengan peneliti dari ncgara lain, karena kckhasannya itu, Riset-riset scperti ini umumuya berkaitan dengan riset di ihnu-ilmu 80sial yang berkaitan dengan budaya Indonesia, Riset mengenai penyakit seperti malaria, TBe dan AIDS yang mcrupakan 'pembunuh utama' di negara-negara bcrkembang, mcrupakan bidang garapan yang subur mengingat penyakit-penyakit ini kurang mendapat perhatian dari para peneliti di negaranegara maju. Para peneliti di negara-negara maju, melalui Icmbaga-lembaga riset lebih banyak melakukan riset mengenai pcnyakit kanker, diabetes dan jnntung yang merupakan 'pembunuh utama' disana [21). Di Unpar sendiri, riset belumlah cukup berkembang dan Dnpar saat ini masih merupakan teaching university. lalan ke arah research university masih sangat jauh dan haruslah dirintis dari sekarang. Sehingga dcngan kondisi scperti ini sangatJah wajar kalau jumlah hasH risct dalam lima talmn terakhir sangatlah sedikit. Bahkan dari tahun 2003-2005, jumlah penelitin menurun drastis dari 83 ke 16 di tahun 2003-2004 dan kemudian naik menjadi 22 di tahun 2005 [22). Kebanyakan has il riset tersebut dihasilkan para dosen dari disiplin ilmu yang sama dan umumnya tidak dipublikasikall, Scjauh yang saya ketahui, di masa lalu pernah ada satu riset yang mclibatkan dosen dari fisika dan teknik kimia dcngan pendanaan yang dikelola oleh Dikti dan saat ini ada bebcrapa riset yang melibatkan doscn-dosen dad jurusan fisika dan ilmu komputer,
8
Kondisi sepclti ini terjadi karena berbagai alasan klasik yang sangat masuk aka! sepcrti bcban mengajar, insentif dan dana. Dana riset di tahun 2005 semuanya berasal dad Dnpar, tidak ada yang berasal dad luar Dnpar. Hal ini tentunya bukan scsuatu yang menggembirakan. Sudah saatnya dana riset dari luar Ullpar dimanfaatkan sepcrti yang dikclola olch Dikti. ataupun Kopcrtis Icwat program-program kompetisi atau bahkan kalau mCJ11ungkinkan, mencari dana riset international. Dana riset, pCl11berian in..">entif untuk publikasi riset dari para dosen dan kompensasi 2 sks untuk riset hendaklah diallggap sebagai langkah awai dan niat baik dari Yayasan atau Universitas untuk menggalakkan kegiatan riset walaupun masih perlu diperlukan gebrakan-gebrakan lain yang lcbih baik. Diperlukan scmangat, usaha keras dan partisipasi dari sel11ua pihak mcmbuat Unpar menjadi dikcnal di kancah intcrnasional I11cialui riset-risctnya, terutama riset-riset antar-disiplin. Bidang riset antardisipiin yang dapat digarap antara lain adalah bidang Ekonofisika. Ekonofisika merupakan bidang terapan fisika untuk memecahkan masalah ekonomi dan keuangan. Bidang ini memcrlukan interaksi disiplin ilmu ekonomi, matematika, fisika dan ilmu komputcr. Topikwtopik di bidang ini berhubungan dcngan pcmodelan fluktuasi perckonomian, scperti harga saham, tingkat bunga, opsi atau produk keuangan lainnya. Pcrekonomian di Indoncsia sering mendapat perhatian dalam jurnal-jurnal ekonofisika karena fluktuasinya yang dramatis dan sulit dijelaskan 7 [23]. Bidang riset antardisiplin lainnya yang melibatkan jurusan-jurusan yang ada eli Dnpar ini perlu juga untuk dijajaki.
5. Penutup Dari ulasan ini dapat disimpulkan bahwa riset antardisiplin lllcmegang peranan penting tidak hanya bagi perkclllbangan ilmu pengetahuan dan teknologi, tctapi juga untuk pengelllbangan bidang kajian yang barn. Di negara-negara lain, riset antardisiplin tclah bcrkembang melalui pusat~pusat riset yang ada. Tetapi, eli Indonesia dan di lingkungan Unpar, riset antardisiplin saat ini kurang bcrkembang karena berbagai kendala yang ada. Untuk itu, riset antardisipiin perlu mulai dikembangkan; mulai dari lil1gkungan fakultas dengan mclibatkan disiplin-disiplin ilmu yang ada di daiam fakultas untuk kemudian dijajaki kemungkinan pcngembangan dengan melibatkan berbagai disiplin antar fakultas. Keberadaaan FMIPA di Unpar ini hendaklah dianggap sebagai suatu aset yang dapat memicu pcrkembangan risct antardisipiin, terutama yang berkaitan dengan ilmu-i\mu dasar. Dirgahayu FMIPA Unpar - Bakuning Hyang Mrih Guna Santyaya Bhakti.
Acuan [ I]
[2] [3]
Shier, D.R., Wallenius, K.T., Applied Mathematical Madelillg A Multidisciplillary Approach, Chapman & Hall, Boca Raton, 2000. Epton, S.R., Payne, R.L., Pearson, A.W. (eds), Manajemen Riset Antardisiplin, disunting oleh Rasjidi, L., PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 1991. The National Academy of Sciences, Facilitating Interdisciplinary Research, 2004.
Indonesia menjadi tuan nUllah Konfercnsi Ekonofisika lfltcmasioflal di Nusadua, Bali pada tangga128~31 AguslUS 2002.
7
9
[4]
Research Grants Division, Natural Sciences and Engineering Research Council of Canada (NSERC), I~"irst Report of the Advismy Group 011 Illterdisciplil101T Research, May 2002. [5] European Union Research Advisory Board) Interdisciplinarity in Research, April 2004. {6] Adviesraad voor het Wetenschaps --en Technologiebcleid, Report 54 1 + 1 > 2 Promoting Multidisciplinary Research, September 2003. [7] Caruso, D., Rhoten, D., Lead, Folio", Get Out '!f The Way: Sidestepping The Barriers to Effective Practice ~f Interdisciplinal'ity - A New Mechanism fi)/' Knowledge Production and Re-infegration in the Age (~fb?formatio/1, A Hybrid Vigor White Paper, The Hybrid Vigor Institute, April 200 I. [8] Farmer, WM., MKM: A New Interdisciplinary Field of Research, ACM SIGSAM Bulletill, 38(2), 2004. [9] Hewitt,1. (cd), Proceedings ~rthe 2001 Mathematics-In-IndustIY Study (Jmup, Australia, 2002. (lO] Hewitt, 1., White, K. (eds), Proceedings of the 2002 Mathemath.:s-III-IndustIY Study GI
New Zealand, 2005. [13] Wake, G., Report on the Mathematies-in-Industry Study Group 2005, Australiall Mathematical Society Gazel/e, 32(3), 187-191, 2005. [14] Ockendon, H., Stimulating Mathematics in Industry, Oxford Centre for Industrial and Applied Mathematics, University of Oxford, UK, 2005. [15] Migrasi I1muwan Pergulatan Mencari Solusi Keilmuan, Kompas, 13 Apd12006. [16] Keahlian I1muwan Indonesia Tersia-siakan, Kampas, 4 April 2006. [17] Iptek Indonesia di Titik Nadir, Kompos, 5 April 2006. [IS] Riset Pcrguruan Tinggi Berhenti di Perpustakaan?, Pikiran Rakyat, 9 Maret 2006. [19] Sudah Saatnya Riset Jadi Primadona Anggaran PCllelitian masih Sangat Kecii, Media Indonesia, 26 lanuari 2002. [20] Kurniawan, K. Transformasi PCl'guruan Tinggi mcnuju Indonesia Baru, www.depdiknas.go.id [21] Bioteknologi Gelombang Ketiga Untuk Siapa?, Kampas, 13 April 2006. [22] Fakta &.Angka Universitas Katolik Parahyangan Tahun 2005. [23] Ekonofisika: Sebe rapa Barukah?, Kampas, 27 Agustus 2002.
Riwayat Hidup J Dharma Lesmono dilahirkan di Semarang pada tanggal 30 Maret 1971. Pendidikan S-1 diselesaikan di JUlUsan Matematika ITB (1993) dan di JUl'llsan Akuntansi Unpar (1995). Pendidikan S-2 diperoleh dari Program Teknik dan Manajemcn Industri ITB (1997) dan The University ~f Twente, Belanda (1999). Program doktor dijalani di Department (~r Mathematics, The University (~f Queensland, Australia (2002-2006). Saat ini diserlasi masih dalam proses pcnilaian.
10