Orang-orang Ini Dinilai Layak Masuk Bursa Calon Pengganti Arcandra http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/08/20/164003126/orang-orang.ini.dinilai.layak.masuk.bursa.calon.pengganti.arcandra?page=allhttp://bisniskeuangan.kompas.com/read/2016/08/20/164003126/orang-orang.ini.dinilai.layak.masuk.bursa.calon.pengganti.arcandra?page=all
KOMPAS.com/Indra AkuntonoKementerian ESDM
JAKARTA, KOMPAS.com - Diberhentikannya Arcandra Tahar sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) karena kasus kewarganegaraannya memunculkan pertanyaan, kemampuan apa yang sesungguhnya dibutuhkan untuk seorang Menteri ESDM. Dosen Sekolah Bisnis dan Manajemen Institut Teknologi Bandung (ITB) Agung Wicaksono, berpendapat, Arcandra dipilih karena memiliki talenta kelas dunia dengan dihasilkannya paten pada bidang minyak dan gas bumi (migas) hasil penelitiannya. Padahal, kata Agung, jika dicermati secara dalam bukan solusi pada tingkatan teknis semacam itu yang diperlukan untuk mengelola sektor energi di tingkat menteri. Tetapi, lanjutnya, pengalaman untuk menyusun dan melaksanakan kebijakan sektor energi di lapangan, terutama dalam membangun infrastruktur energi yang diperlukan Indonesia. "Bukan seorang ahli spesialis di bidang teknis. Namun seseorang dengan passion dan competence di sektor energi yang telah membuktikan sukses mengelola sebuah perusahaan atau organisasi yang membangun infrastruktur energi, di dalam suasana lingkungan Indonesia yang penuh dengan tantangan regulasi dan mengelola pemangku kepentingan, dengan tetap berpegang pada integritas," kata Agung, kepada Kompas.com, Sabtu (21/8/2016). Selain itu, sambung Agung, era migas di masa depan semakin lama semakin habis. Sebaliknya, energi terbarukan akan semakin penting, terutama di Indonesia yang memiliki begitu banyak potensi. Menurut Agung, pola berpikir serta bekerja yang terbiasa dan akan mengutamakan 1
energi baru dan terbarukan (EBT) sangat penting dimiliki oleh pemimpin sektor ESDM ini, jika memang Presiden Jokowi akan memenuhi komitmennya mengedepankan energi terbarukan. "Kompetensi teknis di bidang migas seperti yang dimiliki Arcandra penting untuk Indonesia, namun bukan pada tataran pengambil kebijakan dan penegak tatakelola energi di tengah desakan pemangku kepentingan," ucapnya. Agung menambahkan, dengan kriteria di atas dan kebutuhan keberpihakan terhadap EBT, ada beberapa nama yang ia anggap memenuhi syarat dan layak dipertimbangkan. Tri Mumpuni Dipanggil dengan Puni, ia adalah wanita tokoh masyarakat sipil penggerak pembangunan pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH) yang merupakan sumber energi terbarukan di lebih dari 80 lokasi. Semuanya ia lakukan dengan memberdayakan masyarakat setempat. Menerobos berbagai tantangan teknis, alam maupun birokrasi, Puni dengan Institut Bisnis Kerakyatan (IBeKa)-nya menjadi kombinasi keteguhan berbuat bagi masyarakat kecil untuk merealisasikan potensi energi setempat dalam menghasilkan listrik. Puni sekarang juga mengembangkan "Patriot Energi" sebagai program pemberdayaan masyarakat di daerah pelosok dengan mengirim lebih dari 150 sarjana di usia muda yang membantu masyarakat mengembangkan dan memanfaatkan potensi energi setempat. Patriot Energi adalah wadah untuk membangun para pemimpin masa depan dengan idealisme dan nasionalisme. Sebagai salah seorang aktivis Fathayat muslimah NU, Puni teruji dalam membangun modal sosial untuk kemaslahatan masyarakat dengan sumber energi terbarukan setempat. Triharyo Susilo Dikenal dengan nama Hengki, alumni ITB jurusan Teknik Kimia ini telah malang melintang di sektor energi mulai dari migas hingga listrik dari sumber energi terbarukan. Selain pengalaman panjangnya menjadi Dirut Rekayasa Industri sebagai BUMN yang membangun industri, Hengki pernah berperan dalam sektor panas bumi sebagai sumber energi terbarukan yang terbesar potensinya di Indonesia ketika menjadi CEO Supreme Energy, sebagai satu-satunya pengembang swasta panas bumi yang telah melakukan 2
eksplorasi sejak era UU panas bumi yang baru. Keberanian dan integritasnya juga teruji ketika menjadi Komisaris Pertamina namun harus mental karena langkah-langkahnya mendorong peningkatan kapasitas refinery dianggap mengancam para "mafia migas". Putra almarhum Jenderal Susilo Sudirman itu saat ini menjabat Project Director for Energy di Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) sebagai organ Kemenko Perekonomian untuk mengawal proyek-proyek infrastruktur prioritas, termasuk kelistrikan 35000 MW. Tuntasnya masalah PLTU Batang 2x1000 MW, antara lain adalah berkat tangan dingin Hengki mengawal proses negosiasi dengan investor dari Jepang dan mengkoordinasi berbagai stakeholdersdalam percepatan pengadaan lahan. Dwi Soetjipto Akrab dipanggil Pak Tjip, Dirut Pertamina ini adalah figur yang sukses mentransformasi Semen Indonesia menjadi BUMN pertama yang go international dan menjadi holding company. Pemimpin Ikatan Keluarga Alumni ITS yang meraih Doktornya dari UI itu dikenal bertangan dingin, matang dan stabil dalam mengelola sebuah organisasi. Ia mampu membuat Pertamina bergerak seirama dengan pemerintah melalui pembenahan tatakelola (pembubaran Petral, penguatan ISC), pengembangan EBT (percepatan PLTP Kamojang 5), dan pengembangan kerja sama internasional dengan negara-negara Timur Tengah. Sebagai figur senior yang dikenal luas di kalangan stakeholderspolitik namun bukan merupakan representasi partai politik, Tjip bisa menjadi jalan tengah untuk tetap menjaga tata kelola sektor energi dan sumber daya mineral dari persaingan parpol berebut jabatan. William Sabandar Willi saat ini memimpin sebuah Satgas untuk Percepatan Pengembangan Energi Baru dan Terbarukan (P2EBT) di Kementerian ESDM. Sebuah unit ad hoc yang dibentuk oleh Sudirman Said untuk mencari terobosan pengembangan EBT, Willi adalah konseptor di balik gagasan-gagasan yang mendorong EBT di masa depan seperti Dana Ketahanan Energi (DKE), Program Indonesia Terang (PIT) dan Center of Excellence (CoE) untuk 3
Energi Bersih. Seorang putra Indonesia Bagian Timur berdarah Maluku dan Toraja, Willi memiliki pengalaman internasional yang luas terutama saat menjadi Deputi Kepala Badan Pengelola Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca dari Sektor Kehutanan (REDD+) dan menjadi Special Envoy ASEAN untuk rehabilitasi Myanmar pasca bencana topan nargis. Willi memiliki pengalaman di bidang konstruksi yang dalam saat memimpin rekonstruksi di Nias pasca bencana tsunami sebagai bagian dari BRR Aceh-Nias. Pengalaman Willi tidak hanya sebagai konseptor namun juga eksekutor untuk mendeliver konsep-konsep yang ada akan sangat menentukan keberhasilan sektor EBT di masa depan. Nur Pamudji Mantan Dirut PLN periode 2011-2014 ini adalah ikon integritas di sektor energi. Saat memimpin PLN, dengan gebrakannya melalui program PLN Bersih, dia dianugerahi Bung Hatta Anti Corruption Award di 2013. Keteguhan hatinya untuk menolak pemburu rente di sektor listrik, terkadang membuatnya harus berurusan dengan tekanan politik bahkan hingga kasus kriminalisasi yang mencoreng namanya hingga sekarang. Namun Nur tetap teguh membantu pengembangan kelistrikan sekarang dengan mengetuai Unit Percepatan Program Pembangunan Kelistrikan Nasional (UP3KN) yang mengawasi program 35000 MW. Nur juga dikenal sebagai pelopor energi terbarukan dengan memimpin Asosiasi Pemilik Panel Surya Atap (Rooftop Solar Panel), sebagai bentuk kesadaran pribadi dan komunitas untuk mengembangkan dan memanfaatkan sumber energi terbarukan yang ada melalui pemasangan panel surya di atap rumah masing-masing, yang dapat berdampak besar pada akselerasi transformasi sektor kelistrikan menuju era distributed generation dengan renewable energy. Kompetensi teknis yang dimiliki Nur Pamudji, dilengkapi dengan pengalaman memimpin sebuah BUMN di sektor energi yang sangat besar, dan yang terpenting, integritas yang teruji meskipun dalam tekanan. "Kelima nama di atas adalah sebagian contoh dari kompetensi apa yang sesungguhnya dibutuhkan untuk mengelola sektor energi dan sumber daya mineral Indonesia yang
4
sangat kompleks ini. Pada akhirnya, prinsip the right man in the right place menjadi kunci untuk menjaga sektor ESDM ini dari tangan pemburu rente," ucap Agung. "Jangan sampai panas setahun dihapuskan oleh hujan sehari. Jangan sampai sektor ESDM yang dua tahun terakhir dalam pembenahan, sampai jatuh kembali ke tangan representasi kepentingan politik dan bisnis pemburu rente," sambungnya.
5