1 2 OPTIMASI PENGGUNAAN LABAN UNTUK PERLINDUNGAN LABAN PERTANIAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Purwokerto) YATIN CIPT ANlNGRU...
OPTIMASI PENGGUNAAN LABAN UNTUK PERLINDUNGAN LABAN PERTANIAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Purwokerto)
YATIN CIPT ANlNGRUM
•
. .
SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR
2009
PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakau bahwa tesis Optimasi Pengg11113a11 Laban untuk l'erlindungan Laban Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Purwokcrto) adalah kerya saya dcngan arahan dari komisi pembimbing dan belum dhuukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber infonnasi yang berasal atau dikutip dari karya yarJg clitcrbitkao maupun tidal diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicanmmkan dstam Oaft
Boger, Nopember 2009
Yatin Ciplaningrum NRP A 1.56070134
ABSTRACJ' YATIN CIPTANINGRUM. Land Use 0J)timization for Food Crop Land and Green Space Protection: Case Study of Purwokcrto Urben Arca. Under direction of H.R. SLTJl;SUN SAEFULHAKlM and ATANG SUfANDI Conventional land use planning has caused urban poverty 111.td environment quality degradation. Urban agricultureplays an important role in enhancing urbaa food security, reducing urban poverty and enhancing quality of the enviro.nment. In order that urban agricultureplays the imponant role, food croop land in urban area is necessary to be protected, Managing land use in urban area for food crop land protection needs a comprehensive a_pproac!l to consider many conflicting land use needs. The solution to these complex isues need an optimization approach to conflicting objectives. A goals programming model has been formulated for urban area of Purwokerto to find the optimal land use allocation with minimum deficit of accomplishing local demand for foods and green space. Data used for setting J)lUamctcrs of the model were urban area .lllllP. land use map, land suitability map, local dem4Dd for foods, building area. and green space. Tho model was solved with a4MS Software and tJie result "as mapped with Arcview GJS J.3. The study revealed tl:at optjmaJ land use allocation I$ 3813.5 Ila for housing/settlemeut, J l.S ha for industrial srea, 232.6 ha for oom.ercial and office building, 4286.6 ha for irrigated famiing, J 99.9 ha for non irrigated fwming, 13.9 ha for dry fanning, 9.50.0 ha for orchard, and 131.:5 ha for watrioot green space, The center of urban area that is the most developed and intensive building coverage tcvealed deficit green space. By implementillg the optimnl land use alIOCO!ion and the optimal fanning most of local demand fur food e-0moditie~ can be supplied locally by the url>an agriculture. Keywords: land use planning, food cro.p !&ad protection, green space protection, goals programming model
RINGKASAN YATIN CIPTANINGRUM Optimasi Penggunaan Laban untuk Perlindungan Lahan Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kawasan Perkctaan Purwokerto). Dibimbing oleh H.R. SUNSUN SAEFULHAKIM dan ATANG SUTANDI. Perencanaan penggunaun loh.!in konvensional di k.awasan perkotaan Purwokerto mea.yebabk.ao rencana tata ruang kawasan perkota>J.u Purwokerto belum memilild infonnasi yang memadai bagi pemanfaaran dan pengendalian tata ruang, Hal tersebm telah mendorong alih fungsi lab.an yang tidak terkendali clan perkembangan kswasan yang tidak teraralt (urbar. sprawl). Akumulasi dori fcnomena alih fungsi lahan dan perkembangan kawasen perkotsan Purwokerto telah memunculknnpenn~ kemiskinM'I dan penurunan kualitas lingkungan. Multifungsi lahan pertanian memungkinkan pertanian kawasan perkotaan berperen perrting dafom me1\ingkatlom ketal:uman pangan, mengurangi kcmiskinwl
kawasan perkotaan, dan meningbtlcan kualitas lingkungan perkotaan. Peran pertanian kawasan perkotaan dalam menyelesaikan betbagai permasalahan kawasan mmuajukkan perlunya perlindu.nganlaban pcrtanian dan ruang terbuka hljau. Langkah awal unt\lk perlindungan lahan l)el'fJlnian dan mang terbuka bijau adalah percnceraan penggWllUUl lahan. Perencaoaan penggunaan labJm untuk perl.i.ndwigan lab.an pertanlan clan ruang terbuk.a bljau we1:nerlukan pe&k:katan Y311!! kompiehllll:lif, dengan mempertlmbangkau berbagai kebutuban penggunaan lahan yang berpoteDBi kunflik.. Keterkaitan dan ko111pleksitas kegiatan dan fungsi di kawasan pcrkoman memerluk:an peudebtan model optimasi yn11g maxaipu meroberiks.n anelisis yang komprebensif, sehingga memungkinkan pencapaian Optimal berbsgai rujuan penggunaan lahan, Model optimasi dengao. benyak rujuon (goals programming model) teJah disusun untuk optiroasi pengguotwl laban k.awasan perkotaaa l'urwokerto yang ditujukan untuk meminimumlcan defisit pemenuhan permmtaaa konsams] lokru ~rtanian tanaman hahaJt malcanan dim ruang t.erb11lca hijau. Data yllllg digtlllakan aotuk penentuen parameter model meliputi Peta Administmsi, Peta Penggunaan Lahan, Peta Kesesuaian Lahao, pola konsumsi bahan mnbMn, ruang tetbangun dlln TIU1Dg terbuka hljau. Kompmasi model optimasi menggnnakan software GA.MS dan hasilnya disajikan dalwn secara spasial menggunabn. software Arc View GIS J.3.
Komputasi model optimasi meoghasilkao nilai optimal fungsi tiguan sebesar 9.5%. Penggunwm lnhan optimal kawesen perkotllllll Purwokerro tcrdiri afas penggUl\8llll laban Penunahan/ Pennu.k:iman (3813.S Ha), lndustri Pengolaban (Jl.5 Ha), Perkantora.n/Pertoloan (232.6 Ha), Kebun Campuran (950.0 Ha), Lahan Sawah frigasi (4286.6 Ha), L3han Sawah Tadah Hujan (199.9 Ha), Laban K.ering Tan11111an Semusirn (13.9 Ha), dan Teman Perainm Kota (131.5 Ha). Perubahan pe11ggunaan Jahan terjadi pada penggunaan )ah.an Kebun Campuran, Tanaman Pangan Laban Kering, Padang Rwnput, dan Laban Kritis/Berbatu.
Pola pertanaman optimal komoditas pertani1111 baban makanan meliputi komoditas bahan lllllkanan pokok (padi, palawija dan umbi-umbian), sayuran dan buah-buahan. Komodiias padi, palawija dao umb\-wnbilln m.enempati penggun;aan lahan sawah irigasi seluas 2269.J Ha. Komoditas sayuran menempati pcoggunaan lahan kebun campuran seluas 45.6 Ha. sawah irigasi seluas 2313.5 Ha. dan sawah tadah hujan scluas 199.9 Ila. Sedimgkan buah-buahan menempati penggunaan lahan sawah irigasi se)ua.q20.9 Ha, kebun c:ampuran seluas 904.4 Ha, dan lahan
J!c:ring semusim seluas 13.8 Ha. Selanjulnya basil penelitian menunjukkan babwa dengan pola penggunaan lahan optiJlDI dan pola pertanaman optimal kawasan perkotaan Purwokert<J dapat mencukupi sebagien beser kebutuhan bllhan makanaunya. Beberopa komoditos yang mengalami defisit yaita padi, kedelai, rambutan, pisang. salak, dan jambu biji. Nilai defisit tcrbesar peda komoditas padi sebesar 29035.0 Ton (64%), dan defisit terkecil p:uta k.omodim jambu biji sebesar I l.9 Ton (20'%). Nilei marginal terbesar pada komoditas jambu biji, dan nilai margir.al terkecil pada komoditas
huncis. Pola ketersedian ruang lerbuk.a hijau kawasan ps:Ikotaan Purwokeno melllll1jukan bahwa sebagian besar kelurahan di pusat kawasan perkot.aan Purwokeno (K.ccematan Purwoketto Barat, Purwokcrto Selatan, Purwolrono Timur, dan P!Jrwokerto Utara) meogalami Je6sit rwwg terbub hija"U, dan sebaliknya desa/kelurahan pada kecamatan-ke<:llllllltanyang merupakan pertuasan ka.wasan petkotaan. Defisit terbesar pada Keluraban Teluk, yaitu sebesar 71.5 Ha (36.9"A>J. Kelurahan Karanglewas Lor memihki detisit terkecil yaitu 0.9 Ha (4.S%), namun oilai margi_nalnya paling besar, sehingga peningkatan laban terbangun pad& wilayah ini abi1 mendorong pcningkatan defisit pemenuhan rwmg terouka hijau.
0 Hak Cipta milik JPB, tahun 2009
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang fm!nguitp sebagtan atau seluruh karya 111/ls lni tanpa mencantvmkan a/au 111q1ryeb11tkan sumbemyo. Pengut/plm harrya unJufr: /a;pentlnganpendtdikan; pe1te/iti(JJ1, penulisan lcarya ilmiah, penyusunan laporan; penutisan kritlk. ato» ll1ija1um sutuu mtJsalah; dan pengutipan torscbtll tidak merugilum koptnli»gun )lang wq/ar /PB. Dilarang m1mgumumkan Jan memperbanyak sebaglan atau seluruh karya tu/ls dalamhe11111lc apopu« tanpa sehitn IP B.
OPTIMASI PENGGUNAAN LABAN UNTUK PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU (Studi Kasus Kawann Perkotaan. Purwokerto)
VATIN CIPT AMNGRUM
Tesis sebagai salah sate syarat untuk memperoleh gelu Magister Soins pada Program Studi llmu PereucanaaaWilayah
SE.KOLAR PASCASARJANA JNSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009
Judul Tesis
Narna NilvI
Optimasi Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lahan Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Purwokerto) Yatin Ciptaningrum A 156070134
Disetujui Komisi Pembimbing
Dr. Tr. H.R. Sunsun Saefulhakim. M.Agr Ketua
utandi, M.Si. Ph.d Anggota
Diketahui
Anwar Notodi utro MS
Tanggal Ujian: 4 Nopember 2009
Tanggal Lulus:
' 5 DEC 2()0<3
PRAKATA Puji dan syukur kehadira; Allah SWT karena banya atas ridbo dan pertolongan-Nya tesis ini berbasil diselesaikan, Tema penelitian yang di.laksanakan sejek bulan Agustus 2008 ini adalah perenoanaanpenggunaan laban,
dengaa judul Optimasi Peoggunaan Lahan unnik Perlindungan Lahan Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kawasan Perlrotaan Purwokerlo). PenyustllWI resis ini lidak 1erlepas dari bantusn dari berbaglli pihnk, untuk itu. penulis menyfllllpsikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada;
1. Dr. Ir. H.R. Stmsun Saefulbakim, M.Agr dan Ir. Atang Sutandi, M.Si, Ph.d seloku Komisi l'embi.mbing yang 1eJah mencurahkan waktu dan dengan penuh kcsab!lran memberikan bimbingan bagi penyusunan tesis, serta tambaban ilmu yang bennanfual. 2. Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, MSi selaku penguji luar komisi yang telah
memberikaa koreksi Ihm masukan bagi perbaibn penulisan tesis. 3 . .Dr. Ir. Eman Rustiadi, M.Agr selaku Ketua Program Studi Dmn Perencanaan Wilayah. beserta segenap staf pengajar dan staf manajemen Program Studi PeM!canaan Wilayah. 4. Pemerintah Kabupa.ten Banyumas ynng telah membetikan lrln tugas belajar kepada penulis.. 5. Kcpala Pusbindiklatren Bappenas besena jajarannya atas kesempatan tugas
be!Djar dan beasiswa yaDg diberibn. 6. Seluruh lceluarga aw segala doa, dubmgan, cinta dan kasih sayangnya. 7. Rekan-rekan PWL kelas Bappenas maupun kelas reguler angkatan 2007 atas semua doa, dulrungan dan kebersamaannya selama pro!les belajar hingga selesai,
8. R.elcan-relcan di Bidang Prasarana Wilayab Bappeda KabupatenBanyumas, dan pihak-pihak lain yang tidal biSll penulis sebulbn sstu-persatu yang telah membantu dale.m pcnyelesaian tesis ini. Pcnulis maiyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini. Kritilt dan saran yang memhangun untuk pcngembangan di masa yang alcan dataog sangat penulis hargai. Scmoga ~ ini bennanfa.at.
Begor, Nopember 2009 Yatin Ciptaningrum
RIWAYAT HIDUP Penulis dilabirkan di Banyumas pada ranggal 31 Oktober 1972 dari bapak Soedijarto dan ibu Supartijah. Penulis merupakan anak keempat dari enam
bcrsaudara. Tahun 1990 penulis lulus dari SMA Negeri I Purwokerto clan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikannya pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Univershas Sebelas Maret SIU'l1kllrtlL Padn tehun 2007, penulis memperoleh beasiswli program 13 bulan dari Pusat l'embinaan J'endidikan dan Latihan Perencanaan, Rapper.as unruk melanjutkan pendidi.kan S2 di IPB pada Program Stl.ldi llmu PereacanaanWllayah. Penulis bekerja sebagai teaaga honorer pada Baden Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 1998-2000. Tahun 2003 penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil, clan ditempstkaa pada Bidans Prasarana
Wilayah. Badan Petencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Banyumas sampai lllWl ini.
Koefisien ruang tmun hijau pada \iap penggur.aan lanan
.,,......
43
7
Penduduk mennmt matan pencaharian pada kawasan perkotaan
64
PJuwpkcrto
___..
..__,,_,
h
.
8
Penggunaan laban kawasan perkolllan Purwokerro
65
9
Luas areal laban untuk tiap kelas kesesuaian
67
I0
Pola penggtlllllllll la.hon optimal -......................................................
71
11 12
Perubahan penggunaim lahan ·- .. ·-··-·-··-........................................ LWIS penggunaan lahan aktoal danpeoggunaan lahan optimal..........
74 75
13
Pola pertamman optimal komcditas padi. palawija dan umbi-
79
umbian
...-
...-
...,,. ~····················--··············
14
Pola pertanaman optimal komoditas boah-buaban
80
15
Pola perfJinaolan optimal komoditas saywsn • ••. .. ••.
82
16
Peoggunaan lahan optimal Jan pangs an:a pertanamaaaa uptimal .•.
86
17
Sasaran, detisit, marginal, dan chmisitas pemenuhan pennintaan
91
lokal komoditas pertanian tanni'll! bahan makanan 18
Po!a ketersediaa ruang terbuka hijau --~
, ~.-.....
. 95
DAFTAR GAMBAR
Halama11 ,
Peran ~
2
Tipologi pendckatan penataan ruang . ..
16
3
PenyUSUD311 rencana detail taJa ruang kawasan perkotaao
17
4
Keran&ka pikir ..•... ..•.....
5
Kawasan pelkotaan Punvokcrto
27
6
Penggunaan lahan kawesan perkotaan Purwokerto
44
7
Kesesuaian lahan kawasan perkotaan
8
StnL"-turlogika pilihan penggunaan lahan
46
9
Kabupaten Banyumas da.Wn konstelasi regional Provinsi Jawa
50
.. ..
~.,
•....•.••.
~.~·············
s
I
.•. .
.
PurwokJ:rto...........................
Tengah
2.S
45
.
IO
Ketinggian laban kawasan perkotaan Pllrwokerto
.
I1
Kemiringan lahaa kawasan perlootaan Purwokerro . . . .
53
12
Geologi kawasan perkotaan Purwokcrto
54
13
Hidrologi kawasan perkotaan l'llrwokerto
14
Curah hujan kawasan per.kotaan Pwwoic:erto
59
l5
Tanah kawasan pcrkotaan Purwokerto
60
16
Pcngguoaao Jaban optimal kawasan perir..otaan Purwo.kcrto
73
17
Proses pmduksi pertanian berdasarkan tahapan perlcemhangan kola
93
.
52
58
DAFf AR LAMPIRAN
l
HaJaman 811111\¥1 ~Ill lahalt pada tiap desa/kelarnhen . .... . .. ... .... .. .... . I 03
2
Luas satuan peta lahan ·-·-···-···--·-
-.......................
105
3
Kesesuaien al<>kasi penggunaan.laban -
_,,...... .... ...... ... ..
I 06
PENDAHULUAN Latar Belakaitg
Penataan ruang pada dasarnya merupakan proses pembangunan untuk menciplakan
kehidupan yang le&ih l>aik mdalui pengelolaan ruailg. Peitlltaan
ruang secara konvensional mcmili.ki keterbatasan dalam aspek keterukurannya Pada umumnya reiicana iMa ruaiig tidak mcmflerikail informasi yar.a memadai tcntang drunpo)c 0011 monfaat alokasi ruang terbadap kinerja pembangunan. Akiootnya reneana
tata nmng belum mampu memberikan rnanfaat bagj
k.csejahteraan masyarak at RenCJU!a
tab!. ruang
kawasan
perkolaan
Puiwokerto tidak mamj>u
mengendallkan perkembangan kawasan, fenomena yang terjadi sdarah kawasan perkotean Purwok.erto herkemb!lllg IAnpa arah ke dacrah hinterland-nya(BarflCda Kebupaten Danyumas 2007). Rencana tata ruang tersebut juga tldak mcmberik.an informasl centang luas lahaD pettanian yang blsa dialihfullgsllcah kc j)ellggunaan Laban non pct18Dian uotulc menampung perlc:embangan kawasae, sehingga alih funpi lahan menjAlil tidak tcrkcndali. Dampak lcbih jauh dari fenomena torscbul
adalah timbulnya pennasalahan kemiskinan dan penurunau lcualitas l.i.ngkungao di kawasan perkotaall
Purwok.erto. Kedua penhasalahan tersel;ut inuncul seiiihg
perturobuhan ekonomi kawasaa perk.otaan sebagbi wujud ldnerja pcmbanguoau.
Di wilayah Kabupaten Banyumas tcrdapat 178,945 kduzuga pm scjahtera.. Dari jumlab tersebut 28,876 keluarga pm sejahtera berada di kawasan perkotaan Purwokerto. Selanjuti>:ya 58 lokui permukiman lrumuh yang ada di wilayab Kabupaten Banyumas, 34 Iokasi di antaranya berada di kawasan perkotaaa Pui'wokerto (BPS 2006a).
Sebagai
proses
pembangwmo
peoataan
ruang
bertujuan
untuk
mcngoptimalkan pCDl.lllrlftatan sumbcr daya mclalui mobilisasi dail lllok4Si sumbci daya berdasarkan prinsip efis.iensi dan produktivitas, alat dan wujud distrbusi
sumbcr daya ~uai ases pcmerntun, kcbe1imbaogan dan kC11dil1111, serta mcojaga keberlanjutan pembangunao,
menciptakan rasa aman, dao keoyam11DB.D ruang
(Rustiadi ct al. 2007). Kemiskinan perkotaan
dan pcnurunan kualites lingkungan lmwasan
menunjuk.an bahwa penataan ruang belum mencapai
rujuannya.
2 Kemiskinan mengiudikasikan terjadinya misalolrasi sumber daya. Di sisi lain penuru11an kualitas
lingkuhgan
mmipabn ancaman
bagi
keherlanjutan
pembaaguaaa, Pem111salahan-pemiasalaban tersebut harus dapat dintasi agar tidak menghambat pcrkcmbangan .kawasan. Pertanian perkotaan merupakan strategi yang bersifat komplementer hagi
lahan pertanian mcmungkinkan per1anian perkotaan berperan dalam penyediiw: pangaa, pengembangan ekonomi kawssan perkotaan, pengembangaa sosial, dan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan. Keberadaan pertanian di kawasan perkotaan akan meningkatkan efisiensi produksi ~ehingga meningkatken alcses penduduk tcrhadap ixmgan. Dari sudut pandang ekonomi, pertanian perkotnan menyediakan
lapangan
pt:brj811D
untuk
pcndudulcnya, schingga dapat digunakan
menciptakan
pendapatan
bagl
sebagat upaya peml:Jcrdayaan wituli:
meningkatkan kemandirian masyarakat. Selar~utnya fuegsi pertanian untuk memperbaiki iklim mikro, pengatunm lata air, dan mcningkatkan hlodivtniiy, memungkirucan
pertanian
berperan
dalam
peningk.ataD kualitas Jingkuogan
kawasan pcrkotaan.
Percanian bukan kegiatan utama dalam kawasan perkotaa.o, namun demilian pcl'll.ll pertanian
mcnjadoomnya penting Ulltuk dilindungi. Pada .kawuan ped.:otaan
Purwokerto perlindungan
lahan pertanian menjadi semakin pentiDg karena
Kabupaien Banywnas merupakan ~h
satu lumbung pangan nasio.nal di Provinsi
Jawa Tcngah. dan kawasan perkotaan Purwokerto merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Banyumas paling subur dengan potensi dlU1 sarana pl'llS31lllUl pertanian yang mcmadai. Gmnbaran lllllWD
produkai pedi di Indonesia
menunjukan tcrkonscntrasinya produksi padi cli _pulau Jawa. Sekitar 55.06% at.au sebesar 29. 76 ten dari seluruh produksi psdi di Indonesia pada tahun 2005 dih&ilbn di pulau Jawa, Tinggin)"?Iproduksi padi di pulau Jawa discbabkm
tingginya produktivitas dan luas panen di pulau tersebut. Hal yang sama juga teljadi pada produksi tanaman halwi makanan yang lain seperti jagung, ubi byu, ubi jalai, k.acang tanah den kacang kedelai, Jebih dari 50% produksinya dihasilkan
3 oleh Pufau
lawa. kecuali
ubi jalar yang berada di bawah .SO% (BPS 2006b).
Keadaan ini menggantbalkan kondisi taDah di pulau Jswa sebagai lahan yang bailc untuk dirawat dan perlu dip:rtahankan untuk pcninglmtnn kulllitas dan kwlntims produksi taruunan baban makanan. Pertanian dalam kawasan perlcotaan akan meningkatkan kompetisi terhlldap lahan d.m sumber claya lainnya di kawaMO pclkotaan. Kond.isi demiki1111 mengharuskan perencanaan dan pengelolaan lahan serta sumber daya lainnya secaea terintegrasi dan 1rompl'chensif (FAO 1997). Lahan pmanian perl<0taan sebagai bagian dari ruang pcrkotnon blll'US direueaoa.kan seeara terintegrasi dengan sekter-sektor lainnya. Keterkaitan dan kompleksitas kegiatan dan fungsi di kawasan perkotaan
memcrlukan model perencanlUIJl penggunaan lahan yang dupllt mengoptimalkan peneapaian berbagai tujuan dengan keterbatasan lahan.
Hal ini dikarenakan
herbagiii kepentingan tcrhadap lahan mcmiliki potemi konflik. Di sampiilg itu pengguwwi
lahan
yang
tidak
sesuai dengan
daya
dukungnya
dapat
mengaldbatkan kerusakan pada lahan dan kerusatan lingkungan. Pe.ndekatan model yang lerintegrasi seperti optilllMi akan mampu memberikan analisis yang komp~f.
sehingga mc:mungkil!bn peneapaian optimal beibagai tujuan
penggunaan lahm. Perumusm Masal .. TJrbanisasi telah benbmpak pad& peni."lgkatan )>"'..Jlduduk .mislin di kawasan perkotaan, tumbuhnya permukiman kumub, permasalalw:i sampah, dan pe.r.y;Wt Ulbanisasi lainnya. Hal ini dikarenakan kawasan perkotaan memiliki keterbah!san dslam menarnpllftg perkembangan penduduk. menyediakan lapangan pekerjaan, sena meayediakan fasililas dan berbagai pelayanao kehidupan. Penyediaao
salllJl8
dan prasarana kehidupan yang tidak seimbang dengan pcrtumbuban penduduk clan daya dukung lingkungan akan menyebabkan permasalahm baru. Akhirnya jika simtber daya kawa5all _pcdcotaan tidak mmnpu lagi menampung pcrkembangan
maka kawa.san pertotaan akan mengalami kemundlllllll dan meDjadi tidak n}'l1ID311 umuk ditinggali.
4
Peningkatan penduduk miskin di kawasan perketaan tennama dlkarenakan migrasi penduduk mislin dari desa. Penduduk mi~kin y.ang kebanyakan adal11h petaoi melakukan rnigrasi dcngan penghlU'llpllll untuk memperoleh lehidl!pilll yang le&ih baik di kota.
Pada kenyatammya mereka tidak memili.ki
kemampuan/ketrampila., yang dibutuhkan dalam sektor elronomi di kawasan pcrkclaM yang didominasi sektor .sckundcr dan tersicr. Sccara umwn tcnaga kctja sektor pertanian juga sulit untuk berpindah ke sek:tor lain. Sementala Wltuk bekeija di sektor _pertani:in akan tcrharnllai lcarena tematasnya lahan pertanian di kawasan perkoraan. Pcningkatan J)Cllduduk kawasan perkotaan akan meningkarkan kebutuhan pangan. Untuk memenuhi kebutuban pangan tersebut potensi pertanian yang ada dalam kawasan pC!icotaan perlu dioptimlllkan. Mengoptimalloon pertnnian perkotaan dapai mengurangi ketergantungan kawasan perkotaan terhadap suplai
hahan pangaa dari luar kawasan.. Mcningkatnya pemanfaatan lahan pcrtanian
gwi2l
memenuhi konsumsi babaa makanan dengan potensi pertanian dalam kawasllll aklln membuka. pelWUlg lapangan pekerjaan. Sektor pertanian dapat memberikan peluang lapangan pekerjsan yang hampir tanpa hambatan. Pertanian juga
mcrupakan sektor yang paling banyiik ftlcnyemp tenaga kc:Jja. Di s.unping itu dari sisi produk.si pusat produksi dan pasar berada pada lokasi y.:ng sama akan
mcrungkatkan disiensi. Pertaoian sebagai komponen ufama ruang terb;ika hijau mCJlCllhlkan bialitas lingkungan lawasan perkotaao. Keberada.a.n lahan pertzmian di kawasan perkotwi
akan mendulrung terciplRnya lingkungan kawasan perkotaan yang nyaman. Di sisi lain pertwnlruhal1 c:kooomi clan ringlcatan }'ellduduk kawam perkotaan meningbukan kebutuhao lahan tcrbangun. Alih fungsi lahan pcrtanian meajadi konsekuensi perkemhangan tersebut sehingga ruang terbuka. hijau kawasan perkotaan te"1S berkurang. Berkwangnya ruang terbuka hijau mengakibatkan Jingkungao lawasan perkotalln menjadi tidak .nyiurum, .suhu bwasan meningkat. berkuranl!J1ya air tanah, dan permasalahan lingkunga.n lainnya.
5
Pemberdayaan Masyarakat
Jasa Lingkungan
Gambar 1 Peran pertanian Peran pertanian sebagai penyedia pangan, pengernbangan ekonomi kawasan perkotaan, pengembangan sosial, dan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan dapat menjadi altematif strategi bagi pengurangan kemiskinan perkotaan dan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan. Peran tersebut menunjukan perlunya perlindungan lahan pertanian perkotaan. Perlindungan lahan pertanian sekaligus merupakan langkah perlindungan terhadap ruang terbuka hijau. Perencanaan lahan pertanian merupakan dasar bagi perlindungan lahan pertanian. Lahan pertanian sebagai bagian dari penggunaan lahan kawasan perkotaan merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah. Perlindungan lahan pertanian terutama ditujukan untuk menjamin kecukupan pangan. Selain itu dengan
perlindungan
lahan
pertanian
diharapkan
dapat
kemakmuran dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Tujuan
meningkatkan perlindungan
lahan pertanian dapat terwujud jika potensi pertanian dioptimalkan. Dalam perencanaan penggunaan lahan tujuan-tujuan tersebut dikaji secara komprehensif sebagai tujuan perencanaan.
6
Perencanaan tata ruang secara konvensional belum dapat mewujudkan pe11ggullMI\ lahan yailg optimal. R eiicana tata ruang pada wnumnya
mcmbcribn
tidak
perlindungan tcrfmdnp Iaben pectanian, bahkan sebaliknyo renC1111a
tata tuang sei'ingkali menjadi kgalisasi terjadinya alih fuligsi laban pertanian,
Multifungsi lahan pertanian sering diabaikan dan poten.~inya helum dieptimalkan, Kebijabn pcnataan rwmg yang tidak tcpat pada alchimya menimbulbn oonnasalahlm kcmiskinan dan penunman kualitas lingkungan kawasan perkotaan. K.emiskinan dail Jlellunrnan kualitas lfogkungan kawasan perkotaan merup3kan 11J1camD11
bagi
keberlanjutan
pembo.ngunnn kawasan
perketaan,
kedua
pennasalahan tcrsebut dapat roenghambat perkcmbangan ka~an. Oleh karena itu diperluklUl pendekatan perencanaan yang dapat mewujudkan penggunaan lahan oJ)tiirud deng1111 melindungi )Ilium pertanian, melindungi niang terl>uka bijau, seka!igns mengopnmalkan potcnsi penaalan. Dari uraian tcrscbut, dapat dirumuskan pennasalahan yang akaD dikaji
dafam penehtien adalah sebagai berikut: 1. Bagairil.ana penggunaan lalwt yang optimal di kawasan pcikotaan Purwokcrto
untul: perlindungan lahan pertanian dan ruang terbuka hijau? 2. Bagaimaiia penggunqn lahan untuk budidaya pertallian tamiman bahan makanan }'llllS optimal di kawasan perkotaan Purwokerto? 3. Bagaimana
poteosi kawasan
perkotaan Purwokerto
untuk
memenuhi
penninl1l3D konsumsi lokal terbadap komoditas pertaztlan taoaman baban makanan clan 1IWl8 tcrlluka hijau?
'I'lljaaa Penelltb• I. Mefalmkan analisis optimasi penggun.aan lllhan untuk perlindungao lahan
pertanian dan ruang terbuka hijau di kawasan pcrkotaan Purwokerto. 2. Mclakukan analisis optimaSi peoggunaan lahan untuk budidaya pertan.ian tanaman
bahan mabnan di kawasan perkotaan Putwokerto.
7
J. Melakukan analisis potensi kawasan pcrkotaao Purwokerto untuk memenuhi pcnnintaan konsumsi lokal tei:badap komoditas pertanian tanaman bahan makanan dan ruang tcrbuka hijau. 4. Membuat j:icta araltaJJ penggunaan lalian yang optimal di kawasan perkotaazi Pwwokerto.
Manfaat Penelltian Penclitian ini memberikan altematif pendekatan perencanaan penggunaan lahan nntuk pcreocaioaah Wa ruang
yaitg
lef>ih temkur,
bagi
badan
perencanaan/instensi teknis yang bertanggungjawab dalam perencaaaan tatn ruaag.
TINJAUAN
PUST AKA
Perlindanpn Laban Pertani1111 Tanaman Pangan Laban adalah aset terpenting bagi kegiatan pertanian. Sebagai salah satu
pmensi yang berbeda-heda
falctor ptoduksi pcl'taman lahan memiliki menentukan penggunaaanya
yang
untulc budidaya Lahan yllllg memiliki kesesuaian
uotuk budidaya pettanian tanaruan panganjumlahnya terbalas daa terus menlll.'Wl
sejalan dengan perkeinbangan alih fungsi lahan pertanian ke non · pCT1aroimi. Fenomcna alih fu.ng:Ji lahnn s&M ini memajuklUI pcrkembangon yang semakin cepat menyebabkan luas lahan pertanlan kian menyusut, Perubshan penggunaan lahan merupakan tuntutan perkcmbangan kawasan
perkotaan, Alib fungsi Iahan pertanian kc non pertanian sdalah bagi1U1 dari proses transfonnasi
stnlktur ckonomi kawasan
peikotaan, yang
ditandai deDgan
berkembangnya ~ektor sekunder dan termer meaggeser peran sektor pertaDian tcrbndnp
pertum~.Jhan ckonomi
kawasan
(Nugroho
&
Dahuri 2004).
Perkembangan kawasan perkotaan umumnya didomimsi oleh scklor sekunder dan tersier
yaitg
imensif dal11m penggunaan lahan. Hal ini scjalan dengan konsep sewa
laban, di DUUll1 sewa Jah1111 semakin menurun dengaa maldn jaubnya jarak dengan pusat bisnis. Sektor-sektor dengan produktivitas tinggi akan menempati pusat kawasan perlrotaan. Alih fungsi Jahan pertanian ke non pertauian yang tidal: tetkendali akan
menyebabkan pemwalaban ketahanan pa111gan, lingkWlg811 dan letenagak~san. Selain llerfung$i :;ebapi media budidaya tanaman, labm J)e1'tanian memiliki multifungsi bagi lingkungan, biofisik lahan. dan sosial budaya. Deegan demil:ian allh fungsi lahan tidak h1111ya berpcngaruh tcdladap produbi pengan, tetapi ju~ menimbulkan banyak kerugian akibat bilangnya inveswi uotuk membangun
irigasi dan prasarana lainnya, juga kerugian ekologis bagi lahan peitanian di sekitamya. Kerugian tersebut bertambah dengan bilangnya kesempatan kctja dan pcndapatan bagi petani pcnggarap. burub tani, penggilingan padi, dan sekt.orsektor pen~jang lailUlya. Secara mnum sektor
penaman merupakan sektor yang
paling baliyak menyediakan lapangan kerja, dao pad.a umumn}'ll tenaga ketj11 tenebut sulit beipindah Ire lapangan pekerjaan lainnya (Roosita 2005).
9
Ketahanan pangan menjadi isu penting di Indonesia, banyaknya penduduk miskin, penurut1an produktivitllS pertanian, serta bencana alam menjadi ancaman bagi kctab.anan pengan. Seb11gai negara agraris Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyediakan bahan pangm. Namun kenyataannya kebutuhan bahan pangan Indonesia ma.~h bergantung pasokan dari luar negeri. Kondisi demikian ~
bcrcsiko bngi kctahallan pangan nasional {Liem 2001!). Undang-ur.dang tentaog Pangan (W No. 7 Tahun 1996) mendefinisik.an
ketahama pangan sebagai Jmndi~i terJlenubinya pangan hagi rumah tangga yang
terccnnin dari tersediony11 pongao yang ..mlrup, bail: jwnlah mauptm munmya, aman, mei'8la. d!ln tcrjangkau. Beidasarkan clefinisi tersebur te.rdapat 4 komponen yang hams dipenuhi untuk 01eucapai kondisi ketah1ma11 pangan yaitu:
1)
kocukupan
3)
kcterscdfoM
pangon,
2)
stobilitas
ketersediaan
pangan
aksesibilitaslketerjanglcauan terhadap pangan, serta 4) .kualitas/kemnarum pangan. Indonesia dihadapkan dengan dua masalah ketahanan pangao, yaitu ketahllllall pangan wila}'\lh dan ketahutan pangan rwnab
tsngga.
Ketahanan pangaa wilayah
digambarkan dari aspek produksi, sedaogkm nspek ketahanan ptmga11 J'Wllah tangga
diwujudkan dengan kemampuan penduduk mengakses dan mcmgonsums.i
makanan sesuai syarat
gm
untuk mencapai duajat bidup sehat. Dari aspek
protluksi ketaluwan pangan mengbadapi tantangan k.arena berlrucangnya lahan pertani1111.. Sedangbii dari aspek ketahanan. pangm rumah tangga banyaknya
penduduk miskin meningkatkan
1111Caman terhadap
ketahanan pangan.
Kdahanan pangan n:ierupakan tanggung jawab bersame Pemerintah dllll. masysrakat,
Upaya
mewujudkan
ketabanao
pangan
dilakukan
dengan
menyedial:lll\ prmgau untuk mrmenuhi kchutuhan yang tel'\lll meningbt sejalan dengan petkembangan
pelldudulc. Peraturan Pemerintah
mengcnai
KC'!tabannn
Pangan (PP No. 68 Tahun 2002) .menyebutkan bahwa salah sam upaya untuk menyediakan pangan adalab dengan mempertahanlcan dan mengembangkan lahan produktif, di sampi.og upoya-upaya takllit dengan teknologi produksi yang diharapkao semakin efisien, MempenabaokaD dan mengembangkan
prcduktjf serta pengemltai\gan teknologi produksi dari perlindungan 1ahan pcrtllnian.
lahan
pertanian menipalcan bagian
10
Perlindungan lahon pertanian tennama laban sawah irigasl tel.ah mendapat perhatian pemerintah dengrui ditctapkannya Peraturan Pemenntah teotang lrigasi (PP No. 20 Tahun 2006). Upaya perlindungan lahan pertaniaa sawah beririgasi
merupakan Berdaserksn
bagian
dari
peraturan
perlindungan pemerintah
investasi tersebut
infrastruktur
pemerintah
pertanian.
me11gupayalcan
kctel'Sediaan laban beririgasi dan/atau mensendalilcanalih fungsi laban beririgasi unruk meniamin kelestarian fungsi clan manfaat jaringan irigasi, Selanjutnya pemerintoh berl.:ewnjib!l.D menetttpkan wilayah potensial irigasi dalam rencana tats
ruang wi layah unmk mendukung ketahanan pangan nasioual. Afih foug~i Iahan beririgasi tidalc dapat dilalrukan kecuali dengan perubaban rencana tata ruang, atau bcacana atom yang mengnkibatka» hilangnya fungsi Iahen dan jaringan irigasi.
Sebagai konsekuensi allh fungsj laban yang diakibatkan oleh perubahan reneana tata ruang, pemerintah bedcew1liiban mengupayakan penggantien lahan beririgasi beserta jaringannya.
Saa\ i.nl tengah dlsusun Undang·\llldang PerUndungan Laban Per.aniao PMgllJI Bedccla.,jula!l sellftgal upaya pemerinta.b untuk menjamin lll()llllgan lcerja dan $11Mber peoghidupau bftgi scbaglm beser masyamlcat, meojmnin kedaulatao dan ketahaaan pangan. Pedindungan lahll.n pertaniPll juga dilakulcan sejalan
dengan pembaruan agraria yaitu berkeaaan dengan penataao l<embd.i penguasaen, pemilikan, pmwmaan clan pcmanfaat.au sumbcntaya apria )'1mg ditujuk.nn
untuk men.inglast:l:aukesejahteraan masyarabt. Dalam rancangan Undang-undaug PerlindllllgllDLab.an Pertanian Pangan Bcrk:elaajubm perlindungan lahan petallian
bertujuan untuk melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara bcJ:kelanjutan, menjamin tmedianya laban J)Clianian pang1111 secara berke\anjWln,
pemberdayaan petani, meningkatkara penyediaan laJ!llDgan kerja bagi kehidupan yang layllk., mem.pertahankan keseimbenga11 ekologis, dan mempertahankan multifung.~i pertanian.
tanah dan air, penycrapan tcnaga kerja, serta keeukupan pangan (Liem 2008). Sedangkan Pangan
dalam raacangan Unclang-uodang Perlindunga11 Laban Pertanian
Berkelanjutan
bebempa aspek tatalt pe:rencanaan penggunaan
lahan
antara lain penggunaan lahan pcrtaniaD, lolwi, sosial ekonomi masyarakat, serta kriteria fisik laban dan ketersediaan infrastruktvr pertaaian. Laban pertanian yang ditetapkan sebagai !ahan pertanien pangan berkelanjutan dapat berupa sawah
beririgasi (teknis, semi teknis, sederbana, dM pedesaan), sawab t.adah hujan, lahan rawa baik pasang surut maupun lcbak,
dan/atau
1ahaa kering. Sedllllgkan
lokasinya dapat berada di kawasan perdesaan maupun perkotaan.
Perlindunga11 lahan pcrtanian dilaku1can mclalui pcrcocenaan berdasarkan pertombuban
penduduk dan keburubaD konsll11lsi pangan,
produktivitas,
kebutuhan pangan nasional, kebutuhan dan ketersediaan Jahao pertaniao pmgan, penganbangan ilmu pcngctahll3D den tekno1ogi, serta musynwarah pe!oni.
Pereneaoaan
dilakukan !edladap lahan pe:rtanian yug sudah ada dan
)eg
potensial dikembangkan, dengan meDl(ld timbsngkan kriteria kesesuaian Jahar., kctasediaan irumtruktur, penggunaan lllhari, poteasi teknis lahan, don !WlSILn
kesatuan hamparan lahan, Perenranaan l:C:n pertanian pangen berkelanjutan disusun bsik di ti:igkat nasional, provissi, maupun kabupatenlkola. Pentingnya
mengintegrnsiktm penggimaan
pcaggunaan \ahan lainnya dalam
pet< N
lahan
pertanian
dengan
•ulll!J! penggunaan lahari untuk penataan
ruang ditunjubn dengan perencanaan dan penetapan yang saling terkalt antar wilayah dan penggimsan lahm Jallinya. Pu• z:.,
berkelanjutan di tingkat nasionel
•M" kawasan
pertmian pmgan
meojadi acuan bagi perencaeaen di tins)ou
p.rovinsi, clan perencaman di tingkat provimi menjadi acuan perencil!llW! di tingkat
t>eJkclanjutan mcrupakan bagian dari penetapan perencaeaaa tata nrang menjadi dasar peraturan z.onasi.
12
Ruaog Terbuka Bijaa Kawasan Perkotaao Berdasarkan Inslnlksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentaog Penataaa Ruang Terbuka Hijau di Wil~ah Perkotaan, rnsng terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk area'kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di maaa di dalarn penggu11aannya lebih bersifat tetbuka pad:! da!>Sillya tanpa bangunan. Dalam rwmg terbuka hijau pemanfatonnya lebih bcrsifat pcngisian hijau tanaman atau
tumbuh-tmnbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan ,ectaaiaD. pertamanan, perkebuoan dan i;ebagainya. K ebijalc.aD tent<mg ruang terbuka hijau diperkuat dengan Vndang-und:mg
Pcnatnon
Ruang (UU No. 26
Tahun 2007) yang telah memberikan Iandasan pcngatur.m untuk ruang tetbuka hijau dalam rangka mewujudlcan ruang kawasan perkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutaa. Sebag&i tidak lanjut dari ketentuan terscbut telah ditelapkan Peraturan Menreri Pekt:rjaan Umum Nomor 0.5/.i>RT/M/2008 tentang Pedoman .Penyediaan dan Pemannatan Rllang Terbuka Hijau di KaW!WID Perkotaan. Peratunn lain yang metnuat ketentuao tentnng ruang terbub. hijau adalab Perat1Jm1t Menteri Negara Pel'Wllllhan Ri:kyat Nomor 32/Permen/M/2006
tentang l'etunjl!k Teknis Kawasan Siap B~,.11 dan Llngkungan Siap Bangnn Yang Berdin Seruliri, Persyaratan, Standar clan Kriteria dlllaai Pereneanaan, Pelabanaan dan Pengendalian Kasiba dan Lislba, Ruaog terbub hijau juga diatur dalam rcncana tata ruang, baik daJam rencaoa penggunaan lahan maupun tercakup dalam ketentuan koefisi~
dasia bangunan (KDB). l
yaitu pcTbandingan antma luas ruang terllangwr dengan luas tollal lahaD.
Sedangkan ruang tetbuka hijau merupakan selisih antara luas total lahan dengan luM ruang terbangun. Perkembangan kawasan perkotaan ~labmengllkibatkan penurunan kwuititas clan kualitas ruang terbuka hijau. Pemuunan kuantitas clan lrualitas
niang
terbub
hijau mengsklbatkan penurunan kualitss lmgkungan perkotaan dan betdampak tcrhadap kehidupan petkotaan. Hal teisebut diJ..
13 Fungsi ruang terbuka hijau dapat dikelompokan dalaJn fungsi ekologi, sosial
budaya, ar:sitektural dan .fungsi ekonomi. Fungsi den manfaat ruang terbuka hijau ant.ara lain (Irwan 2008, The Bodine Street Community Garden 2009): 1. Fungs] ekologi
• Sebagai paru-paru kawasm perkotaan yang mengbasi.lbn oksigen UJrtul pemal'i1S811
lllllkhluk hidup.
• Pengarur ikli.m mikro sebingga kawasan perkotaan m~rdadi sejuk, nyaman dan~gat. • Mcnciptakan lingkungan bidup (ruang hidupJ bagi makhluk. hidup di alam yang memU1'gkiakan terjadi interaksi secara alamiah. • Penyeimbang alam, merupabn hllbitat bagi berbagai macam organisme
yang hidup di sekitamya. • Fungs.i oro-hidrologi, mellyerap air hujan, mengendalikan persediaan air
tamlh cl.an mencegah erosi, sekaligus mempcrbaiki dralnaee, • Perlindungan terhadap kondisi fisik alami sepeni angin keocang, panas matahari, p
atau dcbu.
Rwuig terbuka bijao mengurangi efek pulau panas
di kawasan perkolallll. Efclc pulau panes ad..Jab gejala peningkatan suhu pada l:awa3m pcrkotaao dibandingkan suhu lingkwigan sekitarnya. Efek
pu1an paaas terjadi _pads. kawasan perktltaan yang padat dengan 11W1g terbangua yang ~if, dikarc:nak1111 bansunan. aspal jalan, dan lconstruksi beton menyerap panas, seJlingg.a temperatur di se.kitamya menjadi meningkat. Tanaman mampu mengurangi efck pulau panas wsebut
deogan naungan kanopinya dan evapotnmspirasi. • Mengumnzi po.lusi, tanaman dalam nJMg terbuka hijau mampu menyerap
polutan dati kendaraan. meqyaring debu denpn dengan tajuk dan kcrimbUllall danunya, mexedam kebisingan, clan berperaa membersibkan
airlimbah. • Akhimya :uang tcrbuka hijau dapat menjadi indikator bagi kondisi ekologi dalsm ekosistem, sebeglli uklUllll keberlaujullul ekoloi::i kawasan.
14
2. Fungsi sosial buda ya • Sebagai tempat rekreasi, tempat bersosialisasi, menciptakan illtenbi
positif antor masyarakat, seeta meagembangkan nilai-nilai sosial yang bisa menjadi modal sosial bagi pembangunan. • Ruang terbuka hijau menjadi sarana pendidikan untnk mengenalken alam, menghubungkan
masyarakat
dengan
lingkungannya
sehingga
rnemunculkan kesadaran untuk menciptakan lingkungan hidup :yang nyaman. Hal ini penting untolt menciptak1111 kehidupan masyarakat yang berkelanjutan,
3.
Fungsi arsitektutal
Fungsi arsitektural ruang terbuka bijau terkait vegernsi di dalamnya yang akan DlCniJtgka&m fungsi ruang dan berpenm membenmk nmng bwnSMl perkotsan, Pensnaman vegetasi dcngao manpertimbangkan aspelc: arsitektural ~
direncanakan dellgmi baik dan mcnyeluruh akan menambah keindahan
kawesan perkotaan 4.
Fungsi ekonomi
• Laban pertanian merup~
bagim dari ruang terbuka hijau yang
meeghasi lkao produk yang bcrnila.i dconomi. • Ruang terbuka hijau yang berupa lahao pertanian dapst mencip!akan lapangan pekerjaan dan betpuaft bagi pcmberdayaan masyarakat. • SM•nglom lWlllg tedruka bijau privat betupa taman dapat meningkatken
nilai properti. Sesuai arahan lmnendagri No. 14 Tahun 19S8, pereocanaan ruang teibuka hijau dapat dilakakan melalui dua pe:ndebtan, yaitu: I . K.oi=p struktur :fimgsional kota Ruang tertiuka .lrij au dikelompolcan badasarkan struktur fungsional ruang ineliputi kawasan hij au pertamanan kota, hutaa kota, kawasan rekreasi kota, lapangan olah raga, pcnnakaman, perlaDian, jalur h.ijaWkoridor jalan clan
pekarangan.
15
2. Konsepkoridor kota
R.uan8
tcrbuka hijau terhagi dalam kawaun den11an fungsi tertentu terkait
aktivitas dominan, yaitu ruang terbuko bijou kawasan pennukiman,
perdagangan. pc:rkantoran clan fasilitas pelayl1llllll umwn, industri, kawasan rebea.-d dau hihuran, pertanian dan perkebunan, dan kawasan pendidikan. Keb.ijakan yang memuat lretentuan tentang niarig teebuka hijJW menelltubn stlmdat luas ruang tcrbuka hijau yang bcrbeda-bcda, Luas l\laDg tcrbulro hijau sehagaimana diatur dalam Undang-undang Penataan Ruang adalah minimal
sebesar 30% tuas wilayah. Persyaratan dan staadar fasilitas ruang terbula hijau pada Kils.iha sebagoimana Peratw'an Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor
321Permen/M/2006 adalah 15 rn2 per jiwa dengan lokasi menyebar, Selanjutnya dalsm rencanll tala rtWlg luasan ruang terhuka hijau ditentukan herdasarkan KDB. Pcnctapan .KDB dibedalam dalom tingkatan .KDB tinggi (1ebih besar dll!i 60%
sampai doogan 100'~). sedang (30% sampai dengan 60%), clan rendah (lebih kccil dari 30%). U.ntuk daenih/kawasan padat dan/atau J)usat kota dapat ditetapkan KDB 1iDggi dan'amu sedang. sedangkan untuk claerabJkawasan mtggang dan/abU
fungsi resapan dnetapkan KDB rendsh (PP No. 36 Tanun 2005). Koefi~il:ll dasar bangunan 60% berarti area yang boleh tertutup oleh bangunan clan perkClllSall 8dalah maksimum 60% dari luu kawasan, sedangkan sisanya adalah roang
terbuka hijau. Berbagai fungsi daD maniilat numg terbuka llijau menentukan kebedanjutan
bwasan perkotaan. Perkembangan kawasan pertoban merupakaa
tantangaa daJam pembaaguaan
kawasen,
sec:ara berlcclanjuta.'l Dcngan pendekatan
pembanguaan "bet'kelanjutan ekploita.si sum1'er daya, investasi, clan peruhahan institusional dikembaogbm det!gan meinpertimbangkan kebutuhan masa sdttuang ciao .nwa yaag akan datll.D8. Pembcmgunao betkelanjutan metnbutuhlain pengelolaan somber daya alam yang dapat menyeimbangkan
kebutuhan
.masyankat dengan daya dukung linskmlgan. Semakin banyak kehilangan ruang terbuka bijau tidak hanya berarti kchilangan sember daya alam dan menurunnya
kualitas lingkungan kawasan perkotaan tapi juga somber daya manusia dengan oilai-nilai sosialnya
16
Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Undang-undang Penataan Ruang mengklasifikasikan penataan ruang berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penataan ruang kawasan perkotaan merupakan penataan ruang yang didasarkan pada kegiatan kawasan. Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan pada kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten dan kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup dua atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi. Rencana tata ruang kawasan perkotaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Tata Ruang Wilayah. SISTl!M
FUNG SI
UTAMA
WILAYAH
l<EGIATAN Perkotaan
Nasional Lind,µ119 Provinsi
Kabupaten
• Kecil • Sedang • Besar ·Metro • Meg~
Perdnaan • Agropolitan
Internal Perkotaan Kota
Gambar 2 Tipologi pendekatan penataan ruang Perencanaan tata ruang secara konvensional menggunakan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (Departemen Permukim.an dan Prasarana Wilayah 2002) dalam penyusunannya. Rencana tata ruang kawasan perkotaan disusun melalui tahapan proses perencanaan sebagai berikut: 1.
Penentuan kawasan perencanaan berdasarkan tingkat urgensi/prioritas/ keterdesakan penanganan kawasan dalam konstelasi wilayah
2.
Identifikasi permasalahan pembangunan dan perwujudan ruang kawasan
3.
Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan didasarkan atas analisis kependudukan, sektor/kegiatan potensial, daya dukung lingkungan,
17
.kebutuhan prasarana dan sarana 1.iJ18kungan, sasaran pembangunan kawasan, dan portimbangan efisiens! pelayarum, mencakup:
a.
Peikiraao kebutuhan pengembangan kepeodudukan;
b, Perkiraan kebutuhllD pengembangan ekonomi perkotaan; c. Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial clan ekonomi perkotaan; d,
Pedciraan kebutuhan pengembangan lahan perkotoon (ekstensitikasi, lntensiflkasl, perkiraan ketersediaan lahan bagi pengembangan);
e. 4.
Perkira:tn kebutuhan prasanma dan s81'311a perkotaan.
Muatan Reneana Tata Ruang Kawasen Perlcotaan yang merupakan bagian wilayah bbupaten berdasarkan Pedoman Penyusumut Rencaaa Tata Ruang Kawasan Perkotaan, meliputi: I) tujuan pcngembangan kawasan :fungsional perkotaan; 2) rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan perkotaan, 3) pedoman pelaksaiwm pembangunan kawasan fungsio.nal perkotaan, clan 4)
18 pedoman pengendalian
pemanfBatan
k.awasan fungsional perkotaan,
IUaDg
Perencanaan penggunaan lahan mempakan bagian dari eencana strulctllr daa pola pemaafaatan ruang kawasaa perkotaan. Namwt deinikian pola spasial penggunaan lahan yang terbentuk Iida.I: tcriepas dari llllrarart !amya dalam reneana tata rnang. Produk rencana tata ruaog pada umnmnyamemiliki lrelemaha:n dari aspek ke1erukumonya. Sehingga strategi pemanfiiaun ruang seringkali lrurang dapat sebagai acuan untuk meoganbangkan dan memanfaatkan
dioperasionalbn poteasi
wilayah
secara
optimal
ResK:ana 111111 ruang
seringkali ticbk
meagemukakan tujuan pereueaaaaa tala ruang secara spcsifik. Dengan pengertian bahwa tujuan-tujuan tersebut bisa juga menjadi tujuan penataan ruang untuk
wilayah lain dengan koadisi dan potens.i wilayah yang berbeda, tidak berbeda jika arahan diguuakan pada sustu wilayah atau di willlyah lain. Hal ini dapat
meng:u-ahlcan psda stta11:gi pemanfaatan
yang terlalu
IU3llg
UlDU!ll,
tidak spesifik
sesuai potensi wileyah,
Perencanaaa tata ruang secara kouvcnsioDal belwn dapat mendulung fungsi bwasaa pcrkotun dm ~somber
daya seeara optiroat Berbagai
pennasalahan ka"'1'3SllJ1 perkotrum meirunjuhm
bab.wa penataan ruang ~
konvensioual bclllDl dAp&t mewujudlam efisiensi pcoggunaan lahan yang dapst mmdukung kegiatan-kegial.all sosial ekooomi )'81lg ada di dal11111 ka wasan, Lahlln sebagai smnber daya kawasan tempst bcrlangsimgnya berbagai kegiatan dAn fungsi U....=an pcrlu
berkc:siJ!amb>mgan, menciptalcan imeraksi posilil' Bntara bereagai ktgiatan, fungsi dan komponen kawasan perkotaan, sat& meminimasi dampak negatifyang fufak
diillginltan. Pcnal8illl ruang kaW83all perkocaan harus dapat mcndulrung dinamika pclicerobangan melakukan
dan bcrusaba
perluasan
mcngefisienlwl
penggunaan
Jahan sebelum
kots kc daerah pinggitan (fringe area). Sebagai J)US81
pengembmgm wilayiih kaWIWD perkotaan <:enderung bm:embang menjadi besar,
melebar ke daerab pin11&1nmnya. Permca0!l!!O tata ruang kawasan perkotaan seeara konvensional lidak
yang tidak terencana
ll'UIDlpU
mencegab ter}adinya perkembangan kawasan
Rencallll tata
niang
yang tidak terukur belum dapat
19
rnemberikan infurmasi yang memadai mengenai manfaet pelaksanaan reocana, dampak perubahan pcnggtmaan laban dan sebagain)'ll. Akibatnya kawasan
ccndcrung bcrkcmbang tldak tcnrah menjadi bcsar, melebar ke daerah pingginmnya, serta timbulnya berbagai permasalahan kawasan perkotaan. Optimai PengguDUD Laban
Optimasi adalah suam teUDk analisls untuk menentukan keputusan optimal (malaimal aiau minimal) untuk mencapai tujuan tertentu dengae dibatasl berbagai
kerulala (Widodo 2006). Linear progrmr1ming merupakan model dasar dalam optimasi. Langkah pemodelllll oplilnlllli meliputi tabnpan perwnusan variabcl tujuan, merumuskan variabel keputusan, menyusun fungsi tujuao, menentubn fungsi kendala, meiie.ntubn konfigumsi optimal, dan analisis sensistivitas
(Sacfulhakim 2008). Model optimasi telah berkembang luas, dan tdah banyak digwiakan dalam sistem manajeme:n secant wnum, akan tetapi terdapat perbedaan penggunaen model tcmcbut untuk optimll3i penggunaan hlhan. .K.ajian
pcll8gWWll1
la.ban
dengan model optimasi telah banyak digunakan tmait produkrivitas lahan dan pema:lfaalan sumher daya, seperti memaksima.l.kan produksi, penentuan rota tanam
oprimal, analisis target produksi deogan kendala fisik, biologi, ekonomi
dan linglmngan, mcnentukan pola JlCl1£!8UDIW1 lahan yang op'..imal bmlasadtim bcrbagai kriteria (ekonomi. lingkwtgan dan sosial), optimasi suplai air untul: laban
pertanian, menentulcaD alokasi terbaik berbagai tipe _pengguriaan lahan, dan i;ebttpinya. Namun demikian model optimasi belum blinyak digun!Wm untuk pcrel1Cllllll8D
tata ruang atau penggunaan lahan kawasan perkotaan.
S1nJktur Ulllum model optimasi tetUiri
aias variabel
kepu!usan, fungsi
tuj1.1.111, dan fungsi keodala Variabel lteputusan dalam optL'!Wli penggunaan adalah pola spasial pengguoaan
)alum
lahaa, yang mencakup tipe, luas dall lokasi
penggwwn Jaban. Variabel l:eputosaD dapat didasarkal1 pacla pola pensgunaan lahan aktual dengan tipe penggunaan lab.an yang ada, lllau dikemJiansk.an lebih lanjlll sesuai tujuan o~i.
20
Fungsi tujuan disusun berdl!sattan
hubungan fungsiooaJ antar variabel
keputusan atau yang telbit dengan variabel keputusan sesuai dengan konteb
optimasi yang dilakukan. Selanjutnya fungsi keudala dalam optimasi penggunaan lahan d~
bcrdasaltan koncfJSi aktnal daJ.mi wilayah penelitian, dengnp
pemabaman terbadep
kendala-kendala yang d4pel mengharnbat pencapaian
tUjuan. Kendala optimm.i penggunaan labao dapat mencakup antara lain kendala ketersedian snmber daya (luas iahan, lcesesuaian Iahan, pengguoaan lahaa aktual),
dan kendala aspek \ego\ (peraturoJI penmdtlngsn terbit pola pcnggimaan lahan), Sadeghi et al. (2008) dslam kajian optlmasi penggunaaa lahan daerah aliran
Rungai (T.afld use npti1'1izotion irt "\4'0/r.rsmd 1enle) r:nenentulum variabel keputusan optimasi scbagai pola pellggunaan lahan, yaitu tipe, lokesi dan luasan penggunaa» lab.an yang didasarkm pada pola dan tipe penggunaan la.ban aktual. Fuagsi tujWIJI
disusun berdasark.an sasaran-sasann optimasi lll1tuk memalcsim,J.lam keuntungan dan mcminitnumbn eeosi, Untuk tujuan gaoda tersebut model optbn11Si yang diwmakan adalalt mMlllObjective.sgoul programrning.
SeJD#.:ulaat itu Arifia (2004) datam pemodelan oplimasi pola JJe'll&IJllDlWI lahao untuk pengemba:ngau pertani!lll taniunan pangan, variabel ~ulu:san (pola
pengguoaan
lllhan) dilcembangkan
menjadi
pola penggunaan
lahan
untuk
komoditas den musim tmam tertentu, FllCg'i tujwm daWn kajian ini dirumuskan dengan mengka.itkan variabel kepollWB deugaa
lUj Ulill oplim.asi, Ulltuk
memaksimalkan land rem, Model optimasi yang digwiakao daJam kajisn ini adalllh linear programming. Da1am operasional percncauaaa peu1jgt.maa11 lahan kawesan perk.ocaan
tujuan j)CIC£ll!!Man lcbih tompJeks. Opeimasi pmgaunP811 lahan kawMan perkotaa.n juga akan Ulelniliki tiljuan yang lebih komple.ks. Olch sebab itu metode goals programminltmidtiohjective1goalprogTG•utting akan lcbih tepat digunakan dalwn optimasi penggunaan lab.an kawasan perk:otaan. Goals progromming merupakan sal.ah satu metode daWn pemodelsn optimasi uotuk mendapatkan a!tematif pemecahan optimum dengJia baoyalc tujuan terhadap suatu persoa]an.
Goals programming akan
mampu
penggunaan l.ahan kawasan perkotaan,
meaampwig
tujuan-tujuan optimasi
21
Bentuk wnwn model g()(l/$ programmmg (Saefulhakim 2003) adalah sebagai berilrut:
Fungsi tuj uan: K
min
,L[g; .(P,i.dt
z =
1
K
+ P;di)l
lc=t
I Pt=
1
lr-1
Fungsi-fungsi kendala: •
Kendala sasaran J
L(vJ)C·x1) + dk-d; = Bt }=1
•
Kendala riil
•
Kendala non negativ itas Xj
> 0; d; ~ 0: dt ~ 0
i
.
{l ..... J}~ variabel keJ)ulDsan
k
~
{I ..... K }set fungsi kendola li8Sllron
2
=
vanabel rt!i uan yang dit:ari niJai optimalnya
'lCj
=
variabel keputu_-. ke-j
SJc
~
variabc1 sasamn ke-k
di
= Ut + dt - di = vuia~l angka icelcurangandari angka sasaran ke-k
j
=
{ l..... I}set :fungsi kendala rii1
St
di ;
variabd angb keJcbihan dari angka sasaran ke-k
v1,k
keetisien fungsi sasanm ke.fc lllltllk variabel keputusan k~j
=
nilai sasaran ke-k
gk
Pk
=
skala prioritas penunman angka kekurangan dari nilai sasaran ke-k
22
Pt
=
skala prioritas penunman angka kelehlhandari nilai sasaran ke-k
a1.;
=
koefisien fungsi lcendala riil ke-i untuk variabel keputusan ke-]
b;
~
konstanta fungsi leodida riil ke-i
Dengan komplwita.'I kawasan )'edtotun,
~Bl18lUI
pengguoaan lahan
kawasan perimtaan yang terb111a, dan re!ltan iema.:hri konflik karena persaingan pcnggunaan lahen yang tinggi ak11r1 $!111ga1 relcvan jika dilllkukan secara terukur
dengan model optimasi. Keunggulan analisis kuantitatif dengan model optimasi ll!ltuk perencanaan penggunaan lahan adalah bahwa pendelr.stan ini memberikan basis pengetahuan daa informasi yai1g lcb.ih bai.k tentang alokasi, Iuasan dan tipe peoggunaan lahan apa yang dibutuhkan untuk peocapaian tujuan tertentu, Mode]
optimasi dapat memberikan produlc rencana yang lebih terul:ur dengan hasil sesuai kondisi aktual dan lebih dapat dilaksanai::an. Dengen demikisn dampak ntgatif dari pe.rubah.an penggunaan lahan dapat dihindaibn. Di samping itu
deng1111 pmdebtan
model opCimasi
be:rbagai kcpentillsan
yang sali.og
bertentaagan dapat diilltegrasibu dm djanalisi1 secara kompn;bcmif. Sehingga memun&kinbo etisiensi daJam pengalobsian sumbcr daya yang terbatas dan
efektivitas program pembangunan. Dalam prakieknya !fOlusi optimal t.etap mmghadapi k~dakpastiZ111 (11ncutainly) brena diwunib penggunami lahM dan berbagai faktor yang mempengaruh.inya.
METODE PENELITIAN Kel'll.ftgka Plkir Pembangunan kawasan perkotaan dilaksanakan untuk mendukwig tungsi kllWMnn pericown 11ebngai pusat pelayanan. Kawasan perkcesan merupakao pusat berbagai pelayanan yang tidak banya rnelayani internal ltaw-.isan, tetapi juga wilay11h l11in dalam sistem perlmlMn. Agar kawasan perkotaan dapat menjalankan fungsinya dengan baik make diperlukan penataasvpengelolaan berbagai potensi
dan
pennasalahan
kawasan. Dengan pengelolaan
yang balk berbagai
permasalahan dan potP:Mi tersebut hi!;& menjadi pendnrong produktivi tas masyarakat dan mcndukung fung~i kawasan pcrk.otaan.
Penataan ruang merupakan bentuk intervensi kebijakan agar lahan dan sumber daya lainnya
cblpitt
pembangunan. Penstaan
din1milaatk11n seeera optlmw bagi penc11palan tujuan
ruang dipc:rlukan untuk mcmcli.bara kcscimbarigan
1iogkungan dan memberikan dukWlgan kepW& manusla sena makhluk hldup lainnya dalarn melalculcan k.egiatan dan memelibara kelangsuogan hldupn.ya. Penatann ruang
ha.1115
didasark.an J)Ada pc:mahaman potensi den keterbatAsan
sumber daya. perkembangan kegiatan sosial ekonomi, sena kebutuhan kehidupan saat iai, den&m mempertimbangbn blestarian lingkungan untuk kehidup1111 di mesa yang akan datang.
Salah satu komponen perencanaan tata ruang adalah
pcrencanaa.n
penggunaan Jahan. Penggunaan lahan perlu direncaoakan brena berbagai faktor pe.r:kembangan willlyah aknn selalu terkait dengan penggunaao
lahan, Pada
kawasan perkotaan penggunaan lahao memiliki dimensi yang kompleks, Berbagai kepentingan terhaclap lahan seperti kebutuhao. lah.an untulc pengcmbanpn
perencanaan penggunean lahan. Oleh sebab itu penggunaan lahon di kawasan perlcotaan perlu direncanakan secara tc:rokur dengan tclcnik analisis yang mampu menghubungkan berbagai kepentingan penggunaan lahan.
24
Perencanaan tata ruang yang tidak lerulalr menjadikan penggunaan Iahan tidak optimal. Penggunaan lahan )'llllg tidalc ornmal menjadi tidak cfcktif untuk: peningkataa kesejahteraan masyarakat. Tanpa keterukuron rencana tata ruang
kawa.san perkotsan belum dapat mcmbcrikm infmmasi yang memadai untuk pengambilan keputusan terkait pemanfaatan ruang. Rencana tata ruang yang tidal tcn:k\u- ticlak rnarnpu meogendalikim konversi lahan pcrtanian mcnjadi non pertanian,
mengakibatkan pcrkembangan kawasan perkotaan yang tidak terarah,
serta mengancem lcetllhanin pangan. Pemanfaatan ruang yang did11$1U'kan pada rencana tata ruaag yang tidak ten1kur seringkali hanya rnempertirnbangkan kcpcntingan sesaat clan kurang memperhatikan dampak jangke paniang, serta tidak terintegrasi Mfl\lll berbagai kepentingao pengguoaan lahan. Pcrcncanaan
penggunaan
1aban
.kawasan
perkotaan
perlu
mempertirnbangkan pertindungan laban pertanian tanaman pangan, Selaln untuk
mcnjrunin k.ecukupan pangan, perlindungan lahan pe:1aDian juga mcrupakan perlindungan iavestasl infratruktnr irlgasi, c:fisiensl produksi dengan rnendekatkan .rupply dan d~and bah.an makanan, 9Crta manfaat lai!IJ1Y3 Wltuk memeauhi rasio
k.cbutuhnn ruaag tcrbuka hijau. Pertaniao bukan l::egiatan utama dalam kaW11Sa11 perkotaan, llAlllUll dcmikian pertzmiaa belperan pentiag bagi kcbc:rlanjutan
lc.awasan perkotaan. Mcngoptimalkmr petensi pertanian kawasan uatuk ~i kebutuhan
pangan Jokal kawesan perkotaan dapat memberikan implikasi positif bagi penyeleS11ian pemWlliahan kawasan petkotaan. Pemnian yaog optimal Ilk.an memberikan ni lai tambah sektor pertanian, sehingge dapot meo.ingko.tkan
kescjlhteraan masyambt. Sejalao denpn pertembangan Pwnsan pe.tkotaan lahan pertanian scmakin menyusut, sedangbn kebuti.iblmpangan di kawasan pcrlrotaan term mc:ningkat dcngan pcritembangon pendudulc. Pertanian ktlwasnn perkotaan dioptimalkan untuk memenuhi tercapai
kebutuhan pangao Iokal sehingga
efisiensi produlcsi yang dapat men.iDgbtkan abesihitiW tcmadap
pangan, Berikisnya pertanian memberikan jasa Jingkuogao mcningkatY.aa kualitas lingkuniM kawasan pe!Xotaan.
yang bcrperan
25
Sebagai pedoman pelaksanaan pembengunan rencana tata ruang perlu dircncanakan secara tcrukur. Dcng1111 perencanaan yang terukur, pemanfa:itan ruang untuk mewujudkan struktur dan dan pola ruang akan dapat menghasilkan pola penegunaan laban yang optimal. Selanjutnya pnl11 penggun11.11n lahan ymg optimal akAn dapat me11ingkatkan kincrja pcmbangunnn, dnn dihampknn
dnpat
mengurangi oerbagai permasalahan di kawasan perkotaan terkait pcnggwiaan lahan, Peml>-an