OPTIMASI PENGGUNAAN LABAN UNTUK PERLINDUNGAN LABAN PERTANIAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Purwokerto)

OPTIMASI PENGGUNAAN LABAN UNTUK PERLINDUNGAN LABAN PERTANIAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Purwokerto)

YATIN CIPT ANlNGRUM

•

. .

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

2009

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakau bahwa tesis Optimasi Pengg11113a11 Laban untuk l'erlindungan Laban Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Purwokcrto) adalah kerya saya dcngan arahan dari komisi pembimbing dan belum dhuukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber infonnasi yang berasal atau dikutip dari karya yarJg clitcrbitkao maupun tidal diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicanmmkan dstam Oaft
Boger, Nopember 2009

Yatin Ciplaningrum NRP A 1.56070134

ABSTRACJ' YATIN CIPTANINGRUM. Land Use 0J)timization for Food Crop Land and Green Space Protection: Case Study of Purwokcrto Urben Arca. Under direction of H.R. SLTJl;SUN SAEFULHAKlM and ATANG SUfANDI Conventional land use planning has caused urban poverty 111.td environment quality degradation. Urban agricultureplays an important role in enhancing urbaa food security, reducing urban poverty and enhancing quality of the enviro.nment. In order that urban agricultureplays the imponant role, food croop land in urban area is necessary to be protected, Managing land use in urban area for food crop land protection needs a comprehensive a_pproac!l to consider many conflicting land use needs. The solution to these complex isues need an optimization approach to conflicting objectives. A goals programming model has been formulated for urban area of Purwokerto to find the optimal land use allocation with minimum deficit of accomplishing local demand for foods and green space. Data used for setting J)lUamctcrs of the model were urban area .lllllP. land use map, land suitability map, local dem4Dd for foods, building area. and green space. Tho model was solved with a4MS Software and tJie result "as mapped with Arcview GJS J.3. The study revealed tl:at optjmaJ land use allocation I$ 3813.5 Ila for housing/settlemeut, J l.S ha for industrial srea, 232.6 ha for oom.ercial and office building, 4286.6 ha for irrigated famiing, J 99.9 ha for non irrigated fwming, 13.9 ha for dry fanning, 9.50.0 ha for orchard, and 131.:5 ha for watrioot green space, The center of urban area that is the most developed and intensive building coverage tcvealed deficit green space. By implementillg the optimnl land use alIOCO!ion and the optimal fanning most of local demand fur food e-0moditie~ can be supplied locally by the url>an agriculture. Keywords: land use planning, food cro.p !&ad protection, green space protection, goals programming model

RINGKASAN YATIN CIPTANINGRUM Optimasi Penggunaan Laban untuk Perlindungan Lahan Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kawasan Perkctaan Purwokerto). Dibimbing oleh H.R. SUNSUN SAEFULHAKIM dan ATANG SUTANDI. Perencanaan penggunaun loh.!in konvensional di k.awasan perkotaan Purwokerto mea.yebabk.ao rencana tata ruang kawasan perkota>J.u Purwokerto belum memilild infonnasi yang memadai bagi pemanfaaran dan pengendalian tata ruang, Hal tersebm telah mendorong alih fungsi lab.an yang tidak terkendali clan perkembangan kswasan yang tidak teraralt (urbar. sprawl). Akumulasi dori fcnomena alih fungsi lahan dan perkembangan kawasen perkotsan Purwokerto telah memunculknnpenn~ kemiskinM'I dan penurunan kualitas lingkungan. Multifungsi lahan pertanian memungkinkan pertanian kawasan perkotaan berperen perrting dafom me1\ingkatlom ketal:uman pangan, mengurangi kcmiskinwl

kawasan perkotaan, dan meningbtlcan kualitas lingkungan perkotaan. Peran pertanian kawasan perkotaan dalam menyelesaikan betbagai permasalahan kawasan mmuajukkan perlunya perlindu.nganlaban pcrtanian dan ruang terbuka hljau. Langkah awal unt\lk perlindungan lahan l)el'fJlnian dan mang terbuka bijau adalah percnceraan penggWllUUl lahan. Perencaoaan penggunaan labJm untuk perl.i.ndwigan lab.an pertanlan clan ruang terbuk.a bljau we1:nerlukan pe&k:katan Y311!! kompiehllll:lif, dengan mempertlmbangkau berbagai kebutuban penggunaan lahan yang berpoteDBi kunflik.. Keterkaitan dan ko111pleksitas kegiatan dan fungsi di kawasan pcrkoman memerluk:an peudebtan model optimasi yn11g maxaipu meroberiks.n anelisis yang komprebensif, sehingga memungkinkan pencapaian Optimal berbsgai rujuan penggunaan lahan, Model optimasi dengao. benyak rujuon (goals programming model) teJah disusun untuk optiroasi pengguotwl laban k.awasan perkotaaa l'urwokerto yang ditujukan untuk meminimumlcan defisit pemenuhan permmtaaa konsams] lokru ~rtanian tanaman hahaJt malcanan dim ruang t.erb11lca hijau. Data yllllg digtlllakan aotuk penentuen parameter model meliputi Peta Administmsi, Peta Penggunaan Lahan, Peta Kesesuaian Lahao, pola konsumsi bahan mnbMn, ruang tetbangun dlln TIU1Dg terbuka hljau. Kompmasi model optimasi menggnnakan software GA.MS dan hasilnya disajikan dalwn secara spasial menggunabn. software Arc View GIS J.3.

Komputasi model optimasi meoghasilkao nilai optimal fungsi tiguan sebesar 9.5%. Penggunwm lnhan optimal kawesen perkotllllll Purwokerro tcrdiri afas penggUl\8llll laban Penunahan/ Pennu.k:iman (3813.S Ha), lndustri Pengolaban (Jl.5 Ha), Perkantora.n/Pertoloan (232.6 Ha), Kebun Campuran (950.0 Ha), Lahan Sawah frigasi (4286.6 Ha), L3han Sawah Tadah Hujan (199.9 Ha), Laban K.ering Tan11111an Semusirn (13.9 Ha), dan Teman Perainm Kota (131.5 Ha). Perubahan pe11ggunaan Jahan terjadi pada penggunaan )ah.an Kebun Campuran, Tanaman Pangan Laban Kering, Padang Rwnput, dan Laban Kritis/Berbatu.

Pola pertanaman optimal komoditas pertani1111 baban makanan meliputi komoditas bahan lllllkanan pokok (padi, palawija dan umbi-umbian), sayuran dan buah-buahan. Komodiias padi, palawija dao umb\-wnbilln m.enempati penggun;aan lahan sawah irigasi seluas 2269.J Ha. Komoditas sayuran menempati pcoggunaan lahan kebun campuran seluas 45.6 Ha. sawah irigasi seluas 2313.5 Ha. dan sawah tadah hujan scluas 199.9 Ila. Sedimgkan buah-buahan menempati penggunaan lahan sawah irigasi se)ua.q20.9 Ha, kebun c:ampuran seluas 904.4 Ha, dan lahan

J!c:ring semusim seluas 13.8 Ha. Selanjulnya basil penelitian menunjukkan babwa dengan pola penggunaan lahan optiJlDI dan pola pertanaman optimal kawasan perkotaan Purwokert<J dapat mencukupi sebagien beser kebutuhan bllhan makanaunya. Beberopa komoditos yang mengalami defisit yaita padi, kedelai, rambutan, pisang. salak, dan jambu biji. Nilai defisit tcrbesar peda komoditas padi sebesar 29035.0 Ton (64%), dan defisit terkecil p:uta k.omodim jambu biji sebesar I l.9 Ton (20'%). Nilei marginal terbesar pada komoditas jambu biji, dan nilai margir.al terkecil pada komoditas

huncis. Pola ketersedian ruang lerbuk.a hijau kawasan ps:Ikotaan Purwokeno melllll1jukan bahwa sebagian besar kelurahan di pusat kawasan perkot.aan Purwokeno (K.ccematan Purwoketto Barat, Purwokcrto Selatan, Purwolrono Timur, dan P!Jrwokerto Utara) meogalami Je6sit rwwg terbub hija"U, dan sebaliknya desa/kelurahan pada kecamatan-ke<:llllllltanyang merupakan pertuasan ka.wasan petkotaan. Defisit terbesar pada Keluraban Teluk, yaitu sebesar 71.5 Ha (36.9"A>J. Kelurahan Karanglewas Lor memihki detisit terkecil yaitu 0.9 Ha (4.S%), namun oilai margi_nalnya paling besar, sehingga peningkatan laban terbangun pad& wilayah ini abi1 mendorong pcningkatan defisit pemenuhan rwmg terouka hijau.

0 Hak Cipta milik JPB, tahun 2009

Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang fm!nguitp sebagtan atau seluruh karya 111/ls lni tanpa mencantvmkan a/au 111q1ryeb11tkan sumbemyo. Pengut/plm harrya unJufr: /a;pentlnganpendtdikan; pe1te/iti(JJ1, penulisan lcarya ilmiah, penyusunan laporan; penutisan kritlk. ato» ll1ija1um sutuu mtJsalah; dan pengutipan torscbtll tidak merugilum koptnli»gun )lang wq/ar /PB. Dilarang m1mgumumkan Jan memperbanyak sebaglan atau seluruh karya tu/ls dalamhe11111lc apopu« tanpa sehitn IP B.

OPTIMASI PENGGUNAAN LABAN UNTUK PERLINDUNGAN LAHAN PERTANIAN DAN RUANG TERBUKA HIJAU (Studi Kasus Kawann Perkotaan. Purwokerto)

VATIN CIPT AMNGRUM

Tesis sebagai salah sate syarat untuk memperoleh gelu Magister Soins pada Program Studi llmu PereucanaaaWilayah

SE.KOLAR PASCASARJANA JNSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2009

Judul Tesis

Narna NilvI

Optimasi Penggunaan Lahan untuk Perlindungan Lahan Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kawasan Perkotaan Purwokerto) Yatin Ciptaningrum A 156070134

Disetujui Komisi Pembimbing

Dr. Tr. H.R. Sunsun Saefulhakim. M.Agr Ketua

utandi, M.Si. Ph.d Anggota

Diketahui

Anwar Notodi utro MS

Tanggal Ujian: 4 Nopember 2009

Tanggal Lulus:

' 5 DEC 2()0<3

PRAKATA Puji dan syukur kehadira; Allah SWT karena banya atas ridbo dan pertolongan-Nya tesis ini berbasil diselesaikan, Tema penelitian yang di.laksanakan sejek bulan Agustus 2008 ini adalah perenoanaanpenggunaan laban,

dengaa judul Optimasi Peoggunaan Lahan unnik Perlindungan Lahan Pertanian dan Ruang Terbuka Hijau (Studi Kasus Kawasan Perlrotaan Purwokerlo). PenyustllWI resis ini lidak 1erlepas dari bantusn dari berbaglli pihnk, untuk itu. penulis menyfllllpsikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada;

1. Dr. Ir. H.R. Stmsun Saefulbakim, M.Agr dan Ir. Atang Sutandi, M.Si, Ph.d seloku Komisi l'embi.mbing yang 1eJah mencurahkan waktu dan dengan penuh kcsab!lran memberikan bimbingan bagi penyusunan tesis, serta tambaban ilmu yang bennanfual. 2. Dr. Ir. Dwi Putro Tejo Baskoro, MSi selaku penguji luar komisi yang telah

memberikaa koreksi Ihm masukan bagi perbaibn penulisan tesis. 3 . .Dr. Ir. Eman Rustiadi, M.Agr selaku Ketua Program Studi Dmn Perencanaan Wilayah. beserta segenap staf pengajar dan staf manajemen Program Studi PeM!canaan Wilayah. 4. Pemerintah Kabupa.ten Banyumas ynng telah membetikan lrln tugas belajar kepada penulis.. 5. Kcpala Pusbindiklatren Bappenas besena jajarannya atas kesempatan tugas

be!Djar dan beasiswa yaDg diberibn. 6. Seluruh lceluarga aw segala doa, dubmgan, cinta dan kasih sayangnya. 7. Rekan-rekan PWL kelas Bappenas maupun kelas reguler angkatan 2007 atas semua doa, dulrungan dan kebersamaannya selama pro!les belajar hingga selesai,

8. R.elcan-relcan di Bidang Prasarana Wilayab Bappeda KabupatenBanyumas, dan pihak-pihak lain yang tidal biSll penulis sebulbn sstu-persatu yang telah membantu dale.m pcnyelesaian tesis ini. Pcnulis maiyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam penulisan ini. Kritilt dan saran yang memhangun untuk pcngembangan di masa yang alcan dataog sangat penulis hargai. Scmoga ~ ini bennanfa.at.

Begor, Nopember 2009 Yatin Ciptaningrum

RIWAYAT HIDUP Penulis dilabirkan di Banyumas pada ranggal 31 Oktober 1972 dari bapak Soedijarto dan ibu Supartijah. Penulis merupakan anak keempat dari enam

bcrsaudara. Tahun 1990 penulis lulus dari SMA Negeri I Purwokerto clan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikannya pada Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik Univershas Sebelas Maret SIU'l1kllrtlL Padn tehun 2007, penulis memperoleh beasiswli program 13 bulan dari Pusat l'embinaan J'endidikan dan Latihan Perencanaan, Rapper.as unruk melanjutkan pendidi.kan S2 di IPB pada Program Stl.ldi llmu PereacanaanWllayah. Penulis bekerja sebagai teaaga honorer pada Baden Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun 1998-2000. Tahun 2003 penulis diterima sebagai Pegawai Negeri Sipil, clan ditempstkaa pada Bidans Prasarana

Wilayah. Badan Petencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten Banyumas sampai lllWl ini.

DAFfAR ISi Halaman DAFT ART ABEL

.... ...

DAFTAR OAMBAR ..

x.iii

.. . .. .

.. .. .. .. ..

.

xrv

......

xv

OAFfAR TAMPTRAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

.

Perumusen Masalah

_

3

Tujuan Penelitiao

6

ManfaatPene\iti.on

7

TlNJAlJAN P1JS1'AKA Perlindungan Lahan Penanian Tourunan Pangan

8

RWlllg Terbuka Hijau K.itWllSWl Perkocaan

12

.Penataan Ruang Kawasan Per:lcotaaD .

16

Optimasl Peogguoaau Liihan

19

l\IETODE PENELJTIAN Kerangks Pikir

, . . . . .. .. ..

.. .. .. .. .. ..

. . . . .. . 23

Ru.mg Li.ni:]\up

26

Model Opti.masi

29

Pengurnpulan dan Penyiapsn Data . ..

..

35

.. .. ..

Jeni.s dan Sumber Daill..............................................................................

35

Variabel dan Pacruneter Optimasi

36

..

\>endug91111 PWllllleter Qptimasi ..

. .. . . . .

Konfigwasi Penggunaan Lahan Optimal Analisis Sensnivitas .. . . . . .. Keterbatssan Model . . .

36 47

..

.. . . . .. 48 49

GAMBARAN UMUM f.OKASI PENELITIAN

Kondisi Fisik

~WllS!Ul

Perlwltlall Purwokeno .

.

. SO

Penataan Rnang Kawasan Perkotaan Purwokerto

61

Kendisi Sosial Ek.onomi Kawasan Perlrotaan Purwokerto

..

62

Penggunaan Lahan Kawasan Perkotaan Purwokerto

65

Pot.ensi Pertanian Kawasan Ptdcotaan Purwokerto

65

.HASIL DAN PEMBAlfASAN Pola Penggunaan Laban Optimal

69

Pola Pertaoaman Optimal Komoditas Pertanian Tanaman

Bahan 78

Makanan

.

Pemenuhan Permintaan Konsumsi Lok.al Tanaman Bahan Makanan

90

Pola Ketersediaan Rlumg T erbuka Hijau ... ... ... .. .. .. .... .. .. .. . . .. ... ...... ... . .. .. . . 94 l
l<.e8.impulan

,

88181\

,,,,,Hl'f••••••tt••t,•••tfuH••••+••••f•n•tn•tH•••••••,H••••••ttff•tf•••• u

.-.......

98 99

DAFfAR PUS'fAKA

100

LAMPJRAN

I 02

xii

DAFTAR TABEL Hahman

1

Dess/kelurahan dalarn kawasan p;r:kotrutn Purwokcrto

28

2

Jenis clan sumber data

_......................................

35

3

Rataan konsumsi komoditas

bahan mskanen Kabupaten

37

Banyumas

tanantjlll

_

.

4

JJllJllah penduduk dan penggnm1111 lahan

l!krual ruaog terbangqn

39

5

kawassn perkotaan Purwokerto -········-··-········································· Produktivitas (Tou/lfa.) dan intalllitas pertanaman tiap komcditas

41

pada tiap jenis penggtlllll4ll 14han _,

..

6

Koefisien ruang tmun hijau pada \iap penggur.aan lanan

.,,......

43

7

Penduduk mennmt matan pencaharian pada kawasan perkotaan

64

PJuwpkcrto

___..

..__,,_,

h

.

8

Penggunaan laban kawasan perkolllan Purwokerro

65

9

Luas areal laban untuk tiap kelas kesesuaian

67

I0

Pola penggtlllllllll la.hon optimal -......................................................

71

11 12

Perubahan penggunaim lahan ·- .. ·-··-·-··-........................................ LWIS penggunaan lahan aktoal danpeoggunaan lahan optimal..........

74 75

13

Pola pertamman optimal komcditas padi. palawija dan umbi-

79

umbian

...-

...-

...,,. ~····················--··············

14

Pola pertanaman optimal komoditas boah-buaban

80

15

Pola perfJinaolan optimal komoditas saywsn • ••. .. ••.

82

16

Peoggunaan lahan optimal Jan pangs an:a pertanamaaaa uptimal .•.

86

17

Sasaran, detisit, marginal, dan chmisitas pemenuhan pennintaan

91

lokal komoditas pertanian tanni'll! bahan makanan 18

Po!a ketersediaa ruang terbuka hijau --~

, ~.-.....

. 95

DAFTAR GAMBAR

Halama11 ,

Peran ~

2

Tipologi pendckatan penataan ruang . ..

16

3

PenyUSUD311 rencana detail taJa ruang kawasan perkotaao

17

4

Keran&ka pikir ..•... ..•.....

5

Kawasan pelkotaan Punvokcrto

27

6

Penggunaan lahan kawesan perkotaan Purwokerto

44

7

Kesesuaian lahan kawasan perkotaan

8

StnL"-turlogika pilihan penggunaan lahan

46

9

Kabupaten Banyumas da.Wn konstelasi regional Provinsi Jawa

50

.. ..

~.,

•....•.••.

~.~·············

s

I

.•. .

.

PurwokJ:rto...........................

Tengah

2.S

45

.

IO

Ketinggian laban kawasan perkotaan Pllrwokerto

.

I1

Kemiringan lahaa kawasan perlootaan Purwokerro . . . .

53

12

Geologi kawasan perkotaan Purwokcrto

54

13

Hidrologi kawasan perkotaan l'llrwokerto

14

Curah hujan kawasan per.kotaan Pwwoic:erto

59

l5

Tanah kawasan pcrkotaan Purwokerto

60

16

Pcngguoaao Jaban optimal kawasan perir..otaan Purwo.kcrto

73

17

Proses pmduksi pertanian berdasarkan tahapan perlcemhangan kola

93

.

52

58

DAFf AR LAMPIRAN

l

HaJaman 811111\¥1 ~Ill lahalt pada tiap desa/kelarnhen . .... . .. ... .... .. .... . I 03

2

Luas satuan peta lahan ·-·-···-···--·-

-.......................

105

3

Kesesuaien al<>kasi penggunaan.laban -

_,,...... .... ...... ... ..

I 06

PENDAHULUAN Latar Belakaitg

Penataan ruang pada dasarnya merupakan proses pembangunan untuk menciplakan

kehidupan yang le&ih l>aik mdalui pengelolaan ruailg. Peitlltaan

ruang secara konvensional mcmili.ki keterbatasan dalam aspek keterukurannya Pada umumnya reiicana iMa ruaiig tidak mcmflerikail informasi yar.a memadai tcntang drunpo)c 0011 monfaat alokasi ruang terbadap kinerja pembangunan. Akiootnya reneana

tata nmng belum mampu memberikan rnanfaat bagj

k.csejahteraan masyarak at RenCJU!a

tab!. ruang

kawasan

perkolaan

Puiwokerto tidak mamj>u

mengendallkan perkembangan kawasan, fenomena yang terjadi sdarah kawasan perkotean Purwok.erto herkemb!lllg IAnpa arah ke dacrah hinterland-nya(BarflCda Kebupaten Danyumas 2007). Rencana tata ruang tersebut juga tldak mcmberik.an informasl centang luas lahaD pettanian yang blsa dialihfullgsllcah kc j)ellggunaan Laban non pct18Dian uotulc menampung perlc:embangan kawasae, sehingga alih funpi lahan menjAlil tidak tcrkcndali. Dampak lcbih jauh dari fenomena torscbul

adalah timbulnya pennasalahan kemiskinan dan penurunau lcualitas l.i.ngkungao di kawasan perkotaall

Purwok.erto. Kedua penhasalahan tersel;ut inuncul seiiihg

perturobuhan ekonomi kawasaa perk.otaan sebagbi wujud ldnerja pcmbanguoau.

Di wilayah Kabupaten Banyumas tcrdapat 178,945 kduzuga pm scjahtera.. Dari jumlab tersebut 28,876 keluarga pm sejahtera berada di kawasan perkotaan Purwokerto. Selanjuti>:ya 58 lokui permukiman lrumuh yang ada di wilayab Kabupaten Banyumas, 34 Iokasi di antaranya berada di kawasan perkotaaa Pui'wokerto (BPS 2006a).

Sebagai

proses

pembangwmo

peoataan

ruang

bertujuan

untuk

mcngoptimalkan pCDl.lllrlftatan sumbcr daya mclalui mobilisasi dail lllok4Si sumbci daya berdasarkan prinsip efis.iensi dan produktivitas, alat dan wujud distrbusi

sumbcr daya ~uai ases pcmerntun, kcbe1imbaogan dan kC11dil1111, serta mcojaga keberlanjutan pembangunao,

menciptakan rasa aman, dao keoyam11DB.D ruang

(Rustiadi ct al. 2007). Kemiskinan perkotaan

dan pcnurunan kualites lingkungan lmwasan

menunjuk.an bahwa penataan ruang belum mencapai

rujuannya.

2 Kemiskinan mengiudikasikan terjadinya misalolrasi sumber daya. Di sisi lain penuru11an kualitas

lingkuhgan

mmipabn ancaman

bagi

keherlanjutan

pembaaguaaa, Pem111salahan-pemiasalaban tersebut harus dapat dintasi agar tidak menghambat pcrkcmbangan .kawasan. Pertanian perkotaan merupakan strategi yang bersifat komplementer hagi

pengurangan

kenliski1111n perkotaan, permasdalu:n

kctnhanan

pahgm

clan

peningkatan kualitas hngkungan peikotaan (RUAF Fondarion 2009}. MuJtifungsi

lahan pertanian mcmungkinkan per1anian perkotaan berperan dalam penyediiw: pangaa, pengembangan ekonomi kawssan perkotaan, pengembangaa sosial, dan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan. Keberadaan pertanian di kawasan perkotaan akan meningkatkan efisiensi produksi ~ehingga meningkatken alcses penduduk tcrhadap ixmgan. Dari sudut pandang ekonomi, pertanian perkotnan menyediakan

lapangan

pt:brj811D

untuk

pcndudulcnya, schingga dapat digunakan

menciptakan

pendapatan

bagl

sebagat upaya peml:Jcrdayaan wituli:

meningkatkan kemandirian masyarakat. Selar~utnya fuegsi pertanian untuk memperbaiki iklim mikro, pengatunm lata air, dan mcningkatkan hlodivtniiy, memungkirucan

pertanian

berperan

dalam

peningk.ataD kualitas Jingkuogan

kawasan pcrkotaan.

Percanian bukan kegiatan utama dalam kawasan perkotaa.o, namun demilian pcl'll.ll pertanian

mcnjadoomnya penting Ulltuk dilindungi. Pada .kawuan ped.:otaan

Purwokerto perlindungan

lahan pertanian menjadi semakin pentiDg karena

Kabupaien Banywnas merupakan ~h

satu lumbung pangan nasio.nal di Provinsi

Jawa Tcngah. dan kawasan perkotaan Purwokerto merupakan salah satu bagian wilayah Kabupaten Banyumas paling subur dengan potensi dlU1 sarana pl'llS31lllUl pertanian yang mcmadai. Gmnbaran lllllWD

produkai pedi di Indonesia

menunjukan tcrkonscntrasinya produksi padi cli _pulau Jawa. Sekitar 55.06% at.au sebesar 29. 76 ten dari seluruh produksi psdi di Indonesia pada tahun 2005 dih&ilbn di pulau Jawa, Tinggin)"?Iproduksi padi di pulau Jawa discbabkm

tingginya produktivitas dan luas panen di pulau tersebut. Hal yang sama juga teljadi pada produksi tanaman halwi makanan yang lain seperti jagung, ubi byu, ubi jalai, k.acang tanah den kacang kedelai, Jebih dari 50% produksinya dihasilkan

3 oleh Pufau

lawa. kecuali

ubi jalar yang berada di bawah .SO% (BPS 2006b).

Keadaan ini menggantbalkan kondisi taDah di pulau Jswa sebagai lahan yang bailc untuk dirawat dan perlu dip:rtahankan untuk pcninglmtnn kulllitas dan kwlntims produksi taruunan baban makanan. Pertanian dalam kawasan perlcotaan akan meningkatkan kompetisi terhlldap lahan d.m sumber claya lainnya di kawaMO pclkotaan. Kond.isi demiki1111 mengharuskan perencanaan dan pengelolaan lahan serta sumber daya lainnya secaea terintegrasi dan 1rompl'chensif (FAO 1997). Lahan pmanian perl<0taan sebagai bagian dari ruang pcrkotnon blll'US direueaoa.kan seeara terintegrasi dengan sekter-sektor lainnya. Keterkaitan dan kompleksitas kegiatan dan fungsi di kawasan perkotaan

memcrlukan model perencanlUIJl penggunaan lahan yang dupllt mengoptimalkan peneapaian berbagai tujuan dengan keterbatasan lahan.

Hal ini dikarenakan

herbagiii kepentingan tcrhadap lahan mcmiliki potemi konflik. Di sampiilg itu pengguwwi

lahan

yang

tidak

sesuai dengan

daya

dukungnya

dapat

mengaldbatkan kerusakan pada lahan dan kerusatan lingkungan. Pe.ndekatan model yang lerintegrasi seperti optilllMi akan mampu memberikan analisis yang komp~f.

sehingga mc:mungkil!bn peneapaian optimal beibagai tujuan

penggunaan lahm. Perumusm Masal .. TJrbanisasi telah benbmpak pad& peni."lgkatan )>"'..Jlduduk .mislin di kawasan perkotaan, tumbuhnya permukiman kumub, permasalalw:i sampah, dan pe.r.y;Wt Ulbanisasi lainnya. Hal ini dikarenakan kawasan perkotaan memiliki keterbah!san dslam menarnpllftg perkembangan penduduk. menyediakan lapangan pekerjaan, sena meayediakan fasililas dan berbagai pelayanao kehidupan. Penyediaao

salllJl8

dan prasarana kehidupan yang tidak seimbang dengan pcrtumbuban penduduk clan daya dukung lingkungan akan menyebabkan permasalahm baru. Akhirnya jika simtber daya kawa5all _pcdcotaan tidak mmnpu lagi menampung pcrkembangan

maka kawa.san pertotaan akan mengalami kemundlllllll dan meDjadi tidak n}'l1ID311 umuk ditinggali.

4

Peningkatan penduduk miskin di kawasan perketaan tennama dlkarenakan migrasi penduduk mislin dari desa. Penduduk mi~kin y.ang kebanyakan adal11h petaoi melakukan rnigrasi dcngan penghlU'llpllll untuk memperoleh lehidl!pilll yang le&ih baik di kota.

Pada kenyatammya mereka tidak memili.ki

kemampuan/ketrampila., yang dibutuhkan dalam sektor elronomi di kawasan pcrkclaM yang didominasi sektor .sckundcr dan tersicr. Sccara umwn tcnaga kctja sektor pertanian juga sulit untuk berpindah ke sek:tor lain. Sementala Wltuk bekeija di sektor _pertani:in akan tcrharnllai lcarena tematasnya lahan pertanian di kawasan perkoraan. Pcningkatan J)Cllduduk kawasan perkotaan akan meningkarkan kebutuhan pangan. Untuk memenuhi kebutuban pangan tersebut potensi pertanian yang ada dalam kawasan pC!icotaan perlu dioptimlllkan. Mengoptimalloon pertnnian perkotaan dapai mengurangi ketergantungan kawasan perkotaan terhadap suplai

hahan pangaa dari luar kawasan.. Mcningkatnya pemanfaatan lahan pcrtanian

gwi2l

memenuhi konsumsi babaa makanan dengan potensi pertanian dalam kawasllll aklln membuka. pelWUlg lapangan pekerjaan. Sektor pertanian dapat memberikan peluang lapangan pekerjsan yang hampir tanpa hambatan. Pertanian juga

mcrupakan sektor yang paling banyiik ftlcnyemp tenaga kc:Jja. Di s.unping itu dari sisi produk.si pusat produksi dan pasar berada pada lokasi y.:ng sama akan

mcrungkatkan disiensi. Pertaoian sebagai komponen ufama ruang terb;ika hijau mCJlCllhlkan bialitas lingkungan lawasan perkotaao. Keberada.a.n lahan pertzmian di kawasan perkotwi

akan mendulrung terciplRnya lingkungan kawasan perkotaan yang nyaman. Di sisi lain pertwnlruhal1 c:kooomi clan ringlcatan }'ellduduk kawam perkotaan meningbukan kebutuhao lahan tcrbangun. Alih fungsi lahan pcrtanian meajadi konsekuensi perkemhangan tersebut sehingga ruang terbuka. hijau kawasan perkotaan te"1S berkurang. Berkwangnya ruang terbuka hijau mengakibatkan Jingkungao lawasan perkotalln menjadi tidak .nyiurum, .suhu bwasan meningkat. berkuranl!J1ya air tanah, dan permasalahan lingkunga.n lainnya.

5

Pemberdayaan Masyarakat

Jasa Lingkungan

Gambar 1 Peran pertanian Peran pertanian sebagai penyedia pangan, pengernbangan ekonomi kawasan perkotaan, pengembangan sosial, dan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan dapat menjadi altematif strategi bagi pengurangan kemiskinan perkotaan dan peningkatan kualitas lingkungan perkotaan. Peran tersebut menunjukan perlunya perlindungan lahan pertanian perkotaan. Perlindungan lahan pertanian sekaligus merupakan langkah perlindungan terhadap ruang terbuka hijau. Perencanaan lahan pertanian merupakan dasar bagi perlindungan lahan pertanian. Lahan pertanian sebagai bagian dari penggunaan lahan kawasan perkotaan merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah. Perlindungan lahan pertanian terutama ditujukan untuk menjamin kecukupan pangan. Selain itu dengan

perlindungan

lahan

pertanian

diharapkan

dapat

kemakmuran dan kesejahteraan petani dan masyarakat. Tujuan

meningkatkan perlindungan

lahan pertanian dapat terwujud jika potensi pertanian dioptimalkan. Dalam perencanaan penggunaan lahan tujuan-tujuan tersebut dikaji secara komprehensif sebagai tujuan perencanaan.

6

Perencanaan tata ruang secara konvensional belum dapat mewujudkan pe11ggullMI\ lahan yailg optimal. R eiicana tata ruang pada wnumnya

mcmbcribn

tidak

perlindungan tcrfmdnp Iaben pectanian, bahkan sebaliknyo renC1111a

tata tuang sei'ingkali menjadi kgalisasi terjadinya alih fuligsi laban pertanian,

Multifungsi lahan pertanian sering diabaikan dan poten.~inya helum dieptimalkan, Kebijabn pcnataan rwmg yang tidak tcpat pada alchimya menimbulbn oonnasalahlm kcmiskinan dan penunman kualitas lingkungan kawasan perkotaan. K.emiskinan dail Jlellunrnan kualitas lfogkungan kawasan perkotaan merup3kan 11J1camD11

bagi

keberlanjutan

pembo.ngunnn kawasan

perketaan,

kedua

pennasalahan tcrsebut dapat roenghambat perkcmbangan ka~an. Oleh karena itu diperluklUl pendekatan perencanaan yang dapat mewujudkan penggunaan lahan oJ)tiirud deng1111 melindungi )Ilium pertanian, melindungi niang terl>uka bijau, seka!igns mengopnmalkan potcnsi penaalan. Dari uraian tcrscbut, dapat dirumuskan pennasalahan yang akaD dikaji

dafam penehtien adalah sebagai berikut: 1. Bagairil.ana penggunaan lalwt yang optimal di kawasan pcikotaan Purwokcrto

untul: perlindungan lahan pertanian dan ruang terbuka hijau? 2. Bagaimaiia penggunqn lahan untuk budidaya pertallian tamiman bahan makanan }'llllS optimal di kawasan perkotaan Purwokerto? 3. Bagaimana

poteosi kawasan

perkotaan Purwokerto

untuk

memenuhi

penninl1l3D konsumsi lokal terbadap komoditas pertaztlan taoaman baban makanan clan 1IWl8 tcrlluka hijau?

'I'lljaaa Penelltb• I. Mefalmkan analisis optimasi penggun.aan lllhan untuk perlindungao lahan

pertanian dan ruang terbuka hijau di kawasan pcrkotaan Purwokerto. 2. Mclakukan analisis optimaSi peoggunaan lahan untuk budidaya pertan.ian tanaman

bahan mabnan di kawasan perkotaan Putwokerto.

7

J. Melakukan analisis potensi kawasan pcrkotaao Purwokerto untuk memenuhi pcnnintaan konsumsi lokal tei:badap komoditas pertanian tanaman bahan makanan dan ruang tcrbuka hijau. 4. Membuat j:icta araltaJJ penggunaan lalian yang optimal di kawasan perkotaazi Pwwokerto.

Manfaat Penelltian Penclitian ini memberikan altematif pendekatan perencanaan penggunaan lahan nntuk pcreocaioaah Wa ruang

yaitg

lef>ih temkur,

bagi

badan

perencanaan/instensi teknis yang bertanggungjawab dalam perencaaaan tatn ruaag.

TINJAUAN

PUST AKA

Perlindanpn Laban Pertani1111 Tanaman Pangan Laban adalah aset terpenting bagi kegiatan pertanian. Sebagai salah satu

pmensi yang berbeda-heda

falctor ptoduksi pcl'taman lahan memiliki menentukan penggunaaanya

yang

untulc budidaya Lahan yllllg memiliki kesesuaian

uotuk budidaya pettanian tanaruan panganjumlahnya terbalas daa terus menlll.'Wl

sejalan dengan perkeinbangan alih fungsi lahan pertanian ke non · pCT1aroimi. Fenomcna alih fu.ng:Ji lahnn s&M ini memajuklUI pcrkembangon yang semakin cepat menyebabkan luas lahan pertanlan kian menyusut, Perubshan penggunaan lahan merupakan tuntutan perkcmbangan kawasan

perkotaan, Alib fungsi Iahan pertanian kc non pertanian sdalah bagi1U1 dari proses transfonnasi

stnlktur ckonomi kawasan

peikotaan, yang

ditandai deDgan

berkembangnya ~ektor sekunder dan termer meaggeser peran sektor pertaDian tcrbndnp

pertum~.Jhan ckonomi

kawasan

(Nugroho

&

Dahuri 2004).

Perkembangan kawasan perkotaan umumnya didomimsi oleh scklor sekunder dan tersier

yaitg

imensif dal11m penggunaan lahan. Hal ini scjalan dengan konsep sewa

laban, di DUUll1 sewa Jah1111 semakin menurun dengaa maldn jaubnya jarak dengan pusat bisnis. Sektor-sektor dengan produktivitas tinggi akan menempati pusat kawasan perlrotaan. Alih fungsi Jahan pertanian ke non pertauian yang tidal: tetkendali akan

menyebabkan pemwalaban ketahanan pa111gan, lingkWlg811 dan letenagak~san. Selain llerfung$i :;ebapi media budidaya tanaman, labm J)e1'tanian memiliki multifungsi bagi lingkungan, biofisik lahan. dan sosial budaya. Deegan demil:ian allh fungsi lahan tidak h1111ya berpcngaruh tcdladap produbi pengan, tetapi ju~ menimbulkan banyak kerugian akibat bilangnya inveswi uotuk membangun

irigasi dan prasarana lainnya, juga kerugian ekologis bagi lahan peitanian di sekitamya. Kerugian tersebut bertambah dengan bilangnya kesempatan kctja dan pcndapatan bagi petani pcnggarap. burub tani, penggilingan padi, dan sekt.orsektor pen~jang lailUlya. Secara mnum sektor

penaman merupakan sektor yang

paling baliyak menyediakan lapangan kerja, dao pad.a umumn}'ll tenaga ketj11 tenebut sulit beipindah Ire lapangan pekerjaan lainnya (Roosita 2005).

9

Ketahanan pangan menjadi isu penting di Indonesia, banyaknya penduduk miskin, penurut1an produktivitllS pertanian, serta bencana alam menjadi ancaman bagi kctab.anan pengan. Seb11gai negara agraris Indonesia memiliki potensi yang besar untuk menyediakan bahan pangm. Namun kenyataannya kebutuhan bahan pangan Indonesia ma.~h bergantung pasokan dari luar negeri. Kondisi demikian ~

bcrcsiko bngi kctahallan pangan nasional {Liem 2001!). Undang-ur.dang tentaog Pangan (W No. 7 Tahun 1996) mendefinisik.an

ketahama pangan sebagai Jmndi~i terJlenubinya pangan hagi rumah tangga yang

terccnnin dari tersediony11 pongao yang ..mlrup, bail: jwnlah mauptm munmya, aman, mei'8la. d!ln tcrjangkau. Beidasarkan clefinisi tersebur te.rdapat 4 komponen yang hams dipenuhi untuk 01eucapai kondisi ketah1ma11 pangan yaitu:

1)

kocukupan

3)

kcterscdfoM

pangon,

2)

stobilitas

ketersediaan

pangan

aksesibilitaslketerjanglcauan terhadap pangan, serta 4) .kualitas/kemnarum pangan. Indonesia dihadapkan dengan dua masalah ketahanan pangao, yaitu ketahllllall pangan wila}'\lh dan ketahutan pangan rwnab

tsngga.

Ketahanan pangaa wilayah

digambarkan dari aspek produksi, sedaogkm nspek ketahanan ptmga11 J'Wllah tangga

diwujudkan dengan kemampuan penduduk mengakses dan mcmgonsums.i

makanan sesuai syarat

gm

untuk mencapai duajat bidup sehat. Dari aspek

protluksi ketaluwan pangan mengbadapi tantangan k.arena berlrucangnya lahan pertani1111.. Sedangbii dari aspek ketahanan. pangm rumah tangga banyaknya

penduduk miskin meningkatkan

1111Caman terhadap

ketahanan pangan.

Kdahanan pangan n:ierupakan tanggung jawab bersame Pemerintah dllll. masysrakat,

Upaya

mewujudkan

ketabanao

pangan

dilakukan

dengan

menyedial:lll\ prmgau untuk mrmenuhi kchutuhan yang tel'\lll meningbt sejalan dengan petkembangan

pelldudulc. Peraturan Pemerintah

mengcnai

KC'!tabannn

Pangan (PP No. 68 Tahun 2002) .menyebutkan bahwa salah sam upaya untuk menyediakan pangan adalab dengan mempertahanlcan dan mengembangkan lahan produktif, di sampi.og upoya-upaya takllit dengan teknologi produksi yang diharapkao semakin efisien, MempenabaokaD dan mengembangkan

prcduktjf serta pengemltai\gan teknologi produksi dari perlindungan 1ahan pcrtllnian.

lahan

pertanian menipalcan bagian

10

Perlindungan lahon pertanian tennama laban sawah irigasl tel.ah mendapat perhatian pemerintah dengrui ditctapkannya Peraturan Pemenntah teotang lrigasi (PP No. 20 Tahun 2006). Upaya perlindungan lahan pertaniaa sawah beririgasi

merupakan Berdaserksn

bagian

dari

peraturan

perlindungan pemerintah

investasi tersebut

infrastruktur

pemerintah

pertanian.

me11gupayalcan

kctel'Sediaan laban beririgasi dan/atau mensendalilcanalih fungsi laban beririgasi unruk meniamin kelestarian fungsi clan manfaat jaringan irigasi, Selanjutnya pemerintoh berl.:ewnjib!l.D menetttpkan wilayah potensial irigasi dalam rencana tats

ruang wi layah unmk mendukung ketahanan pangan nasioual. Afih foug~i Iahan beririgasi tidalc dapat dilalrukan kecuali dengan perubaban rencana tata ruang, atau bcacana atom yang mengnkibatka» hilangnya fungsi Iahen dan jaringan irigasi.

Sebagai konsekuensi allh fungsj laban yang diakibatkan oleh perubahan reneana tata ruang, pemerintah bedcew1liiban mengupayakan penggantien lahan beririgasi beserta jaringannya.

Saa\ i.nl tengah dlsusun Undang·\llldang PerUndungan Laban Per.aniao PMgllJI Bedccla.,jula!l sellftgal upaya pemerinta.b untuk menjamin lll()llllgan lcerja dan $11Mber peoghidupau bftgi scbaglm beser masyamlcat, meojmnin kedaulatao dan ketahaaan pangan. Pedindungan lahll.n pertaniPll juga dilakulcan sejalan

dengan pembaruan agraria yaitu berkeaaan dengan penataao l<embd.i penguasaen, pemilikan, pmwmaan clan pcmanfaat.au sumbcntaya apria )'1mg ditujuk.nn

untuk men.inglast:l:aukesejahteraan masyarabt. Dalam rancangan Undang-undaug PerlindllllgllDLab.an Pertanian Pangan Bcrk:elaajubm perlindungan lahan petallian

bertujuan untuk melindungi kawasan dan lahan pertanian pangan secara bcJ:kelanjutan, menjamin tmedianya laban J)Clianian pang1111 secara berke\anjWln,

rnew\!iudlum kemmdiriao..

ketaJuman, dan kedau18tall pangllll, rnelindtmgi

kepemilikan Jahan pertanian pangao .mi.lilt petaui, meningbtbn kemok.muran, kesejahteraan

petani

clan

masyarakat,

meoiogkalbn

perlindungan

dan

pemberdayaan petani, meningkatkara penyediaan laJ!llDgan kerja bagi kehidupan yang layllk., mem.pertahankan keseimbenga11 ekologis, dan mempertahankan multifung.~i pertanian.

11 Perlindungan lahan pertanian dilatukan dengan mempertimbangkan &Spek lokasi, fisik, produktivitas, iavestssi infrastntktur pertaeiaa, manfaat koaservasi

tanah dan air, penycrapan tcnaga kerja, serta keeukupan pangan (Liem 2008). Sedangkan Pangan

dalam raacangan Unclang-uodang Perlindunga11 Laban Pertanian

Berkelanjutan

bebempa aspek tatalt pe:rencanaan penggunaan

lahan

antara lain penggunaan lahan pcrtaniaD, lolwi, sosial ekonomi masyarakat, serta kriteria fisik laban dan ketersediaan infrastruktvr pertaaian. Laban pertanian yang ditetapkan sebagai !ahan pertanien pangan berkelanjutan dapat berupa sawah

beririgasi (teknis, semi teknis, sederbana, dM pedesaan), sawab t.adah hujan, lahan rawa baik pasang surut maupun lcbak,

dan/atau

1ahaa kering. Sedllllgkan

lokasinya dapat berada di kawasan perdesaan maupun perkotaan.

Perlindunga11 lahan pcrtanian dilaku1can mclalui pcrcocenaan berdasarkan pertombuban

penduduk dan keburubaD konsll11lsi pangan,

produktivitas,

kebutuhan pangan nasional, kebutuhan dan ketersediaan Jahao pertaniao pmgan, penganbangan ilmu pcngctahll3D den tekno1ogi, serta musynwarah pe!oni.

Pereneaoaan

dilakukan !edladap lahan pe:rtanian yug sudah ada dan

)eg

potensial dikembangkan, dengan meDl(ld timbsngkan kriteria kesesuaian Jahar., kctasediaan irumtruktur, penggunaan lllhari, poteasi teknis lahan, don !WlSILn

kesatuan hamparan lahan, Perenranaan l:C:n pertanian pangen berkelanjutan disusun bsik di ti:igkat nasional, provissi, maupun kabupatenlkola. Pentingnya

mengintegrnsiktm penggimaan

pcaggunaan \ahan lainnya dalam

pet< N

lahan

pertanian

dengan

•ulll!J! penggunaan lahari untuk penataan

ruang ditunjubn dengan perencanaan dan penetapan yang saling terkalt antar wilayah dan penggimsan lahm Jallinya. Pu• z:.,

berkelanjutan di tingkat nasionel

•M" kawasan

pertmian pmgan

meojadi acuan bagi perencaeaen di tins)ou

p.rovinsi, clan perencaman di tingkat provimi menjadi acuan perencil!llW! di tingkat

bbupaten/kota. Selanjutnya penetapaD kawa.san pertanian pangan

t>eJkclanjutan mcrupakan bagian dari penetapan perencaeaaa tata nrang menjadi dasar peraturan z.onasi.

12

Ruaog Terbuka Bijaa Kawasan Perkotaao Berdasarkan Inslnlksi Menteri Dalam Negeri No. 14 Tahun 1988 tentaog Penataaa Ruang Terbuka Hijau di Wil~ah Perkotaan, rnsng terbuka hijau adalah ruang-ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk area'kawasan maupun dalam bentuk area memanjang/jalur di maaa di dalarn penggu11aannya lebih bersifat tetbuka pad:! da!>Sillya tanpa bangunan. Dalam rwmg terbuka hijau pemanfatonnya lebih bcrsifat pcngisian hijau tanaman atau

tumbuh-tmnbuhan secara alamiah ataupun budidaya tanaman seperti lahan ,ectaaiaD. pertamanan, perkebuoan dan i;ebagainya. K ebijalc.aD tent<mg ruang terbuka hijau diperkuat dengan Vndang-und:mg

Pcnatnon

Ruang (UU No. 26

Tahun 2007) yang telah memberikan Iandasan pcngatur.m untuk ruang tetbuka hijau dalam rangka mewujudlcan ruang kawasan perkotaan yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutaa. Sebag&i tidak lanjut dari ketentuan terscbut telah ditelapkan Peraturan Menreri Pekt:rjaan Umum Nomor 0.5/.i>RT/M/2008 tentang Pedoman .Penyediaan dan Pemannatan Rllang Terbuka Hijau di KaW!WID Perkotaan. Peratunn lain yang metnuat ketentuao tentnng ruang terbub. hijau adalab Perat1Jm1t Menteri Negara Pel'Wllllhan Ri:kyat Nomor 32/Permen/M/2006

tentang l'etunjl!k Teknis Kawasan Siap B~,.11 dan Llngkungan Siap Bangnn Yang Berdin Seruliri, Persyaratan, Standar clan Kriteria dlllaai Pereneanaan, Pelabanaan dan Pengendalian Kasiba dan Lislba, Ruaog terbub hijau juga diatur dalam rcncana tata ruang, baik daJam rencaoa penggunaan lahan maupun tercakup dalam ketentuan koefisi~

dasia bangunan (KDB). l
yaitu pcTbandingan antma luas ruang terllangwr dengan luas tollal lahaD.

Sedangkan ruang tetbuka hijau merupakan selisih antara luas total lahan dengan luM ruang terbangun. Perkembangan kawasan perkotaan ~labmengllkibatkan penurunan kwuititas clan kualitas ruang terbuka hijau. Pemuunan kuantitas clan lrualitas

niang

terbub

hijau mengsklbatkan penurunan kualitss lmgkungan perkotaan dan betdampak tcrhadap kehidupan petkotaan. Hal teisebut diJ..
13 Fungsi ruang terbuka hijau dapat dikelompokan dalaJn fungsi ekologi, sosial

budaya, ar:sitektural dan .fungsi ekonomi. Fungsi den manfaat ruang terbuka hijau ant.ara lain (Irwan 2008, The Bodine Street Community Garden 2009): 1. Fungs] ekologi

• Sebagai paru-paru kawasm perkotaan yang mengbasi.lbn oksigen UJrtul pemal'i1S811

lllllkhluk hidup.

• Pengarur ikli.m mikro sebingga kawasan perkotaan m~rdadi sejuk, nyaman dan~gat. • Mcnciptakan lingkungan bidup (ruang hidupJ bagi makhluk. hidup di alam yang memU1'gkiakan terjadi interaksi secara alamiah. • Penyeimbang alam, merupabn hllbitat bagi berbagai macam organisme

yang hidup di sekitamya. • Fungs.i oro-hidrologi, mellyerap air hujan, mengendalikan persediaan air

tamlh cl.an mencegah erosi, sekaligus mempcrbaiki dralnaee, • Perlindungan terhadap kondisi fisik alami sepeni angin keocang, panas matahari, p

atau dcbu.

Rwuig terbuka bijao mengurangi efek pulau panas

di kawasan perkolallll. Efclc pulau panes ad..Jab gejala peningkatan suhu pada l:awa3m pcrkotaao dibandingkan suhu lingkwigan sekitarnya. Efek

pu1an paaas terjadi _pads. kawasan perktltaan yang padat dengan 11W1g terbangua yang ~if, dikarc:nak1111 bansunan. aspal jalan, dan lconstruksi beton menyerap panas, seJlingg.a temperatur di se.kitamya menjadi meningkat. Tanaman mampu mengurangi efck pulau panas wsebut

deogan naungan kanopinya dan evapotnmspirasi. • Mengumnzi po.lusi, tanaman dalam nJMg terbuka hijau mampu menyerap

polutan dati kendaraan. meqyaring debu denpn dengan tajuk dan kcrimbUllall danunya, mexedam kebisingan, clan berperaa membersibkan

airlimbah. • Akhimya :uang tcrbuka hijau dapat menjadi indikator bagi kondisi ekologi dalsm ekosistem, sebeglli uklUllll keberlaujullul ekoloi::i kawasan.

14

2. Fungsi sosial buda ya • Sebagai tempat rekreasi, tempat bersosialisasi, menciptakan illtenbi

positif antor masyarakat, seeta meagembangkan nilai-nilai sosial yang bisa menjadi modal sosial bagi pembangunan. • Ruang terbuka hijau menjadi sarana pendidikan untnk mengenalken alam, menghubungkan

masyarakat

dengan

lingkungannya

sehingga

rnemunculkan kesadaran untuk menciptakan lingkungan hidup :yang nyaman. Hal ini penting untolt menciptak1111 kehidupan masyarakat yang berkelanjutan,

3.

Fungsi arsitektutal

Fungsi arsitektural ruang terbuka bijau terkait vegernsi di dalamnya yang akan DlCniJtgka&m fungsi ruang dan berpenm membenmk nmng bwnSMl perkotsan, Pensnaman vegetasi dcngao manpertimbangkan aspelc: arsitektural ~

direncanakan dellgmi baik dan mcnyeluruh akan menambah keindahan

kawesan perkotaan 4.

Fungsi ekonomi

• Laban pertanian merup~

bagim dari ruang terbuka hijau yang

meeghasi lkao produk yang bcrnila.i dconomi. • Ruang terbuka hijau yang berupa lahao pertanian dapst mencip!akan lapangan pekerjaan dan betpuaft bagi pcmberdayaan masyarakat. • SM•nglom lWlllg tedruka bijau privat betupa taman dapat meningkatken

nilai properti. Sesuai arahan lmnendagri No. 14 Tahun 19S8, pereocanaan ruang teibuka hijau dapat dilakakan melalui dua pe:ndebtan, yaitu: I . K.oi=p struktur :fimgsional kota Ruang tertiuka .lrij au dikelompolcan badasarkan struktur fungsional ruang ineliputi kawasan hij au pertamanan kota, hutaa kota, kawasan rekreasi kota, lapangan olah raga, pcnnakaman, perlaDian, jalur h.ijaWkoridor jalan clan

pekarangan.

15

2. Konsepkoridor kota

R.uan8

tcrbuka hijau terhagi dalam kawaun den11an fungsi tertentu terkait

aktivitas dominan, yaitu ruang terbuko bijou kawasan pennukiman,

perdagangan. pc:rkantoran clan fasilitas pelayl1llllll umwn, industri, kawasan rebea.-d dau hihuran, pertanian dan perkebunan, dan kawasan pendidikan. Keb.ijakan yang memuat lretentuan tentang niarig teebuka hijJW menelltubn stlmdat luas ruang tcrbuka hijau yang bcrbeda-bcda, Luas l\laDg tcrbulro hijau sehagaimana diatur dalam Undang-undang Penataan Ruang adalah minimal

sebesar 30% tuas wilayah. Persyaratan dan staadar fasilitas ruang terbula hijau pada Kils.iha sebagoimana Peratw'an Menteri Negara Perumahan Rakyat Nomor

321Permen/M/2006 adalah 15 rn2 per jiwa dengan lokasi menyebar, Selanjutnya dalsm rencanll tala rtWlg luasan ruang terhuka hijau ditentukan herdasarkan KDB. Pcnctapan .KDB dibedalam dalom tingkatan .KDB tinggi (1ebih besar dll!i 60%

sampai doogan 100'~). sedang (30% sampai dengan 60%), clan rendah (lebih kccil dari 30%). U.ntuk daenih/kawasan padat dan/atau J)usat kota dapat ditetapkan KDB 1iDggi dan'amu sedang. sedangkan untuk claerabJkawasan mtggang dan/abU

fungsi resapan dnetapkan KDB rendsh (PP No. 36 Tanun 2005). Koefi~il:ll dasar bangunan 60% berarti area yang boleh tertutup oleh bangunan clan perkClllSall 8dalah maksimum 60% dari luu kawasan, sedangkan sisanya adalah roang

terbuka hijau. Berbagai fungsi daD maniilat numg terbuka llijau menentukan kebedanjutan

bwasan perkotaan. Perkembangan kawasan pertoban merupakaa

tantangaa daJam pembaaguaan

kawasen,

sec:ara berlcclanjuta.'l Dcngan pendekatan

pembanguaan "bet'kelanjutan ekploita.si sum1'er daya, investasi, clan peruhahan institusional dikembaogbm det!gan meinpertimbangkan kebutuhan masa sdttuang ciao .nwa yaag akan datll.D8. Pembcmgunao betkelanjutan metnbutuhlain pengelolaan somber daya alam yang dapat menyeimbangkan

kebutuhan

.masyankat dengan daya dukung linskmlgan. Semakin banyak kehilangan ruang terbuka bijau tidak hanya berarti kchilangan sember daya alam dan menurunnya

kualitas lingkungan kawasan perkotaan tapi juga somber daya manusia dengan oilai-nilai sosialnya

16

Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Undang-undang Penataan Ruang mengklasifikasikan penataan ruang berdasarkan sistem, fungsi utama kawasan, wilayah administratif, kegiatan kawasan, dan nilai strategis kawasan. Penataan ruang kawasan perkotaan merupakan penataan ruang yang didasarkan pada kegiatan kawasan. Penataan ruang kawasan perkotaan diselenggarakan pada kawasan perkotaan yang merupakan bagian wilayah kabupaten dan kawasan yang secara fungsional berciri perkotaan yang mencakup dua atau lebih wilayah kabupaten/kota pada satu atau lebih wilayah provinsi. Rencana tata ruang kawasan perkotaan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Tata Ruang Wilayah. SISTl!M

FUNG SI

UTAMA

WILAYAH

l<EGIATAN Perkotaan

Nasional Lind,µ119 Provinsi

Kabupaten

• Kecil • Sedang • Besar ·Metro • Meg~

Perdnaan • Agropolitan

Internal Perkotaan Kota

Gambar 2 Tipologi pendekatan penataan ruang Perencanaan tata ruang secara konvensional menggunakan Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Kawasan Perkotaan (Departemen Permukim.an dan Prasarana Wilayah 2002) dalam penyusunannya. Rencana tata ruang kawasan perkotaan disusun melalui tahapan proses perencanaan sebagai berikut: 1.

Penentuan kawasan perencanaan berdasarkan tingkat urgensi/prioritas/ keterdesakan penanganan kawasan dalam konstelasi wilayah

2.

Identifikasi permasalahan pembangunan dan perwujudan ruang kawasan

3.

Perkiraan kebutuhan pelaksanaan pembangunan kawasan didasarkan atas analisis kependudukan, sektor/kegiatan potensial, daya dukung lingkungan,

17

.kebutuhan prasarana dan sarana 1.iJ18kungan, sasaran pembangunan kawasan, dan portimbangan efisiens! pelayarum, mencakup:

a.

Peikiraao kebutuhan pengembangan kepeodudukan;

b, Perkiraan kebutuhllD pengembangan ekonomi perkotaan; c. Perkiraan kebutuhan fasilitas sosial clan ekonomi perkotaan; d,

Pedciraan kebutuhan pengembangan lahan perkotoon (ekstensitikasi, lntensiflkasl, perkiraan ketersediaan lahan bagi pengembangan);

e. 4.

Perkira:tn kebutuhan prasanma dan s81'311a perkotaan.

Perumusan rencana benlasarkan paJa perkiraan kebutuhan petaksanaan

pelllbangunen clan pemanfaatan IWlllg. 5. Penetapaa rencana {legalisasi) wuuk mengopemsionalkon rencana,

___

RENCANATATARUAM; ...... y....

. "'""""'

llWldl>'a

..,,

• ~•loll:an knilialnt-eflenN

• s~,...rana•m111n•

..._

...UnNrTGT, ·r~dMSUA

•P~dlnp~

pe1qw1aarva11 UnlYk peMUJ\*I

~'-"9JM~nl9~"""'-

~-G~NAN O.AN

PfRW\JJUDAN 1\1.!ANG KAWA.SAN

I

•

fOENTlFlli'Jt.SI PER~tAHAti

f*

Rumu5an

'°"""'LAS 1UJUAH 1ENGEM8.lNGAN

t
•

!"~..!':."" tlata1l\l kto~ndan pel• .-.

/!EllCANJI OETAll. TATA flUANG MWMNIPEAAOTAAH

k.tnt!s.4

pombang'"""'

;......,

• R4n::aru•pem•n.Wtan l\lfng ~, fl.l'lgMonallnlam.... blOI( peni,.,..,

• RtnttiM~~n • Reneana"""1m..._,

_

,..,_n~oan.-~

__,

•R~~dlbe • Anihtlh ktJ18dabn.toaiw8'

.............., ...............

Gambar 3 Penyusunan ~

detail tasa ruang kawa.san perkotaan

Muatan Reneana Tata Ruang Kawasen Perlcotaan yang merupakan bagian wilayah bbupaten berdasarkan Pedoman Penyusumut Rencaaa Tata Ruang Kawasan Perkotaan, meliputi: I) tujuan pcngembangan kawasan :fungsional perkotaan; 2) rencana struktur dan pola pemanfaatan ruang kawasan perkotaan, 3) pedoman pelaksaiwm pembangunan kawasan fungsio.nal perkotaan, clan 4)

18 pedoman pengendalian

pemanfBatan

k.awasan fungsional perkotaan,

IUaDg

Perencanaan penggunaan lahan mempakan bagian dari eencana strulctllr daa pola pemaafaatan ruang kawasaa perkotaan. Namwt deinikian pola spasial penggunaan lahan yang terbentuk Iida.I: tcriepas dari llllrarart !amya dalam reneana tata rnang. Produk rencana tata ruaog pada umnmnyamemiliki lrelemaha:n dari aspek ke1erukumonya. Sehingga strategi pemanfiiaun ruang seringkali lrurang dapat sebagai acuan untuk meoganbangkan dan memanfaatkan

dioperasionalbn poteasi

wilayah

secara

optimal

ResK:ana 111111 ruang

seringkali ticbk

meagemukakan tujuan pereueaaaaa tala ruang secara spcsifik. Dengan pengertian bahwa tujuan-tujuan tersebut bisa juga menjadi tujuan penataan ruang untuk

wilayah lain dengan koadisi dan potens.i wilayah yang berbeda, tidak berbeda jika arahan diguuakan pada sustu wilayah atau di willlyah lain. Hal ini dapat

meng:u-ahlcan psda stta11:gi pemanfaatan

yang terlalu

IU3llg

UlDU!ll,

tidak spesifik

sesuai potensi wileyah,

Perencanaaa tata ruang secara kouvcnsioDal belwn dapat mendulung fungsi bwasaa pcrkotun dm ~somber

daya seeara optiroat Berbagai

pennasalahan ka"'1'3SllJ1 perkotrum meirunjuhm

bab.wa penataan ruang ~

konvensioual bclllDl dAp&t mewujudlam efisiensi pcoggunaan lahan yang dapst mmdukung kegiatan-kegial.all sosial ekooomi )'81lg ada di dal11111 ka wasan, Lahlln sebagai smnber daya kawasan tempst bcrlangsimgnya berbagai kegiatan dAn fungsi U....=an pcrlu
berkc:siJ!amb>mgan, menciptalcan imeraksi posilil' Bntara bereagai ktgiatan, fungsi dan komponen kawasan perkotaan, sat& meminimasi dampak negatifyang fufak

diillginltan. Pcnal8illl ruang kaW83all perkocaan harus dapat mcndulrung dinamika pclicerobangan melakukan

dan bcrusaba

perluasan

mcngefisienlwl

penggunaan

Jahan sebelum

kots kc daerah pinggitan (fringe area). Sebagai J)US81

pengembmgm wilayiih kaWIWD perkotaan <:enderung bm:embang menjadi besar,

melebar ke daerab pin11&1nmnya. Permca0!l!!O tata ruang kawasan perkotaan seeara konvensional lidak

yang tidak terencana

ll'UIDlpU

mencegab ter}adinya perkembangan kawasan

Rencallll tata

niang

yang tidak terukur belum dapat

19

rnemberikan infurmasi yang memadai mengenai manfaet pelaksanaan reocana, dampak perubahan pcnggtmaan laban dan sebagain)'ll. Akibatnya kawasan

ccndcrung bcrkcmbang tldak tcnrah menjadi bcsar, melebar ke daerah pingginmnya, serta timbulnya berbagai permasalahan kawasan perkotaan. Optimai PengguDUD Laban

Optimasi adalah suam teUDk analisls untuk menentukan keputusan optimal (malaimal aiau minimal) untuk mencapai tujuan tertentu dengae dibatasl berbagai

kerulala (Widodo 2006). Linear progrmr1ming merupakan model dasar dalam optimasi. Langkah pemodelllll oplilnlllli meliputi tabnpan perwnusan variabcl tujuan, merumuskan variabel keputusan, menyusun fungsi tujuao, menentubn fungsi kendala, meiie.ntubn konfigumsi optimal, dan analisis sensistivitas

(Sacfulhakim 2008). Model optimasi telah berkembang luas, dan tdah banyak digwiakan dalam sistem manajeme:n secant wnum, akan tetapi terdapat perbedaan penggunaen model tcmcbut untuk optimll3i penggunaan hlhan. .K.ajian

pcll8gWWll1

la.ban

dengan model optimasi telah banyak digunakan tmait produkrivitas lahan dan pema:lfaalan sumher daya, seperti memaksima.l.kan produksi, penentuan rota tanam

oprimal, analisis target produksi deogan kendala fisik, biologi, ekonomi

dan linglmngan, mcnentukan pola JlCl1£!8UDIW1 lahan yang op'..imal bmlasadtim bcrbagai kriteria (ekonomi. lingkwtgan dan sosial), optimasi suplai air untul: laban

pertanian, menentulcaD alokasi terbaik berbagai tipe _pengguriaan lahan, dan i;ebttpinya. Namun demikian model optimasi belum blinyak digun!Wm untuk pcrel1Cllllll8D

tata ruang atau penggunaan lahan kawasan perkotaan.

S1nJktur Ulllum model optimasi tetUiri

aias variabel

kepu!usan, fungsi

tuj1.1.111, dan fungsi keodala Variabel lteputusan dalam optL'!Wli penggunaan adalah pola spasial pengguoaan

)alum

lahaa, yang mencakup tipe, luas dall lokasi

penggwwn Jaban. Variabel l:eputosaD dapat didasarkal1 pacla pola pensgunaan lahan aktual dengan tipe penggunaan lab.an yang ada, lllau dikemJiansk.an lebih lanjlll sesuai tujuan o~i.

20

Fungsi tujuan disusun berdl!sattan

hubungan fungsiooaJ antar variabel

keputusan atau yang telbit dengan variabel keputusan sesuai dengan konteb

optimasi yang dilakukan. Selanjutnya fungsi keudala dalam optimasi penggunaan lahan d~

bcrdasaltan koncfJSi aktnal daJ.mi wilayah penelitian, dengnp

pemabaman terbadep

kendala-kendala yang d4pel mengharnbat pencapaian

tUjuan. Kendala optimm.i penggunaan labao dapat mencakup antara lain kendala ketersedian snmber daya (luas iahan, lcesesuaian Iahan, pengguoaan lahaa aktual),

dan kendala aspek \ego\ (peraturoJI penmdtlngsn terbit pola pcnggimaan lahan), Sadeghi et al. (2008) dslam kajian optlmasi penggunaaa lahan daerah aliran

Rungai (T.afld use npti1'1izotion irt "\4'0/r.rsmd 1enle) r:nenentulum variabel keputusan optimasi scbagai pola pellggunaan lahan, yaitu tipe, lokesi dan luasan penggunaa» lab.an yang didasarkm pada pola dan tipe penggunaan la.ban aktual. Fuagsi tujWIJI

disusun berdasark.an sasaran-sasann optimasi lll1tuk memalcsim,J.lam keuntungan dan mcminitnumbn eeosi, Untuk tujuan gaoda tersebut model optbn11Si yang diwmakan adalalt mMlllObjective.sgoul programrning.

SeJD#.:ulaat itu Arifia (2004) datam pemodelan oplimasi pola JJe'll&IJllDlWI lahao untuk pengemba:ngau pertani!lll taniunan pangan, variabel ~ulu:san (pola

pengguoaan

lllhan) dilcembangkan

menjadi

pola penggunaan

lahan

untuk

komoditas den musim tmam tertentu, FllCg'i tujwm daWn kajian ini dirumuskan dengan mengka.itkan variabel kepollWB deugaa

lUj Ulill oplim.asi, Ulltuk

memaksimalkan land rem, Model optimasi yang digwiakao daJam kajisn ini adalllh linear programming. Da1am operasional percncauaaa peu1jgt.maa11 lahan kawesan perk.ocaan

tujuan j)CIC£ll!!Man lcbih tompJeks. Opeimasi pmgaunP811 lahan kawMan perkotaa.n juga akan Ulelniliki tiljuan yang lebih komple.ks. Olch sebab itu metode goals programminltmidtiohjective1goalprogTG•utting akan lcbih tepat digunakan dalwn optimasi penggunaan lab.an kawasan perk:otaan. Goals progromming merupakan sal.ah satu metode daWn pemodelsn optimasi uotuk mendapatkan a!tematif pemecahan optimum dengJia baoyalc tujuan terhadap suatu persoa]an.

Goals programming akan

mampu

penggunaan l.ahan kawasan perkotaan,

meaampwig

tujuan-tujuan optimasi

21

Bentuk wnwn model g()(l/$ programmmg (Saefulhakim 2003) adalah sebagai berilrut:

Fungsi tuj uan: K

min

,L[g; .(P,i.dt

z =

1

K

+ P;di)l

lc=t

I Pt=

1

lr-1

Fungsi-fungsi kendala: •

Kendala sasaran J

L(vJ)C·x1) + dk-d; = Bt }=1

•

Kendala riil

•

Kendala non negativ itas Xj

> 0; d; ~ 0: dt ~ 0

i

.

{l ..... J}~ variabel keJ)ulDsan

k

~

{I ..... K }set fungsi kendola li8Sllron

2

=

vanabel rt!i uan yang dit:ari niJai optimalnya

'lCj

=

variabel keputu_-. ke-j

SJc

~

variabc1 sasamn ke-k

di

= Ut + dt - di = vuia~l angka icelcurangandari angka sasaran ke-k

j

=

{ l..... I}set :fungsi kendala rii1

St

di ;

variabd angb keJcbihan dari angka sasaran ke-k

v1,k

keetisien fungsi sasanm ke.fc lllltllk variabel keputusan k~j

=

nilai sasaran ke-k

gk

Pk

=

skala prioritas penunman angka kekurangan dari nilai sasaran ke-k

22

Pt

=

skala prioritas penunman angka kelehlhandari nilai sasaran ke-k

a1.;

=

koefisien fungsi lcendala riil ke-i untuk variabel keputusan ke-]

b;

~

konstanta fungsi leodida riil ke-i

Dengan komplwita.'I kawasan )'edtotun,

~Bl18lUI

pengguoaan lahan

kawasan perimtaan yang terb111a, dan re!ltan iema.:hri konflik karena persaingan pcnggunaan lahen yang tinggi ak11r1 $!111ga1 relcvan jika dilllkukan secara terukur

dengan model optimasi. Keunggulan analisis kuantitatif dengan model optimasi ll!ltuk perencanaan penggunaan lahan adalah bahwa pendelr.stan ini memberikan basis pengetahuan daa informasi yai1g lcb.ih bai.k tentang alokasi, Iuasan dan tipe peoggunaan lahan apa yang dibutuhkan untuk peocapaian tujuan tertentu, Mode]

optimasi dapat memberikan produlc rencana yang lebih terul:ur dengan hasil sesuai kondisi aktual dan lebih dapat dilaksanai::an. Dengen demikisn dampak ntgatif dari pe.rubah.an penggunaan lahan dapat dihindaibn. Di samping itu

deng1111 pmdebtan

model opCimasi

be:rbagai kcpentillsan

yang sali.og

bertentaagan dapat diilltegrasibu dm djanalisi1 secara kompn;bcmif. Sehingga memun&kinbo etisiensi daJam pengalobsian sumbcr daya yang terbatas dan

efektivitas program pembangunan. Dalam prakieknya !fOlusi optimal t.etap mmghadapi k~dakpastiZ111 (11ncutainly) brena diwunib penggunami lahM dan berbagai faktor yang mempengaruh.inya.

METODE PENELITIAN Kel'll.ftgka Plkir Pembangunan kawasan perkotaan dilaksanakan untuk mendukwig tungsi kllWMnn pericown 11ebngai pusat pelayanan. Kawasan perkcesan merupakao pusat berbagai pelayanan yang tidak banya rnelayani internal ltaw-.isan, tetapi juga wilay11h l11in dalam sistem perlmlMn. Agar kawasan perkotaan dapat menjalankan fungsinya dengan baik make diperlukan penataasvpengelolaan berbagai potensi

dan

pennasalahan

kawasan. Dengan pengelolaan

yang balk berbagai

permasalahan dan potP:Mi tersebut hi!;& menjadi pendnrong produktivi tas masyarakat dan mcndukung fung~i kawasan pcrk.otaan.

Penataan ruang merupakan bentuk intervensi kebijakan agar lahan dan sumber daya lainnya

cblpitt

pembangunan. Penstaan

din1milaatk11n seeera optlmw bagi penc11palan tujuan

ruang dipc:rlukan untuk mcmcli.bara kcscimbarigan

1iogkungan dan memberikan dukWlgan kepW& manusla sena makhluk hldup lainnya dalarn melalculcan k.egiatan dan memelibara kelangsuogan hldupn.ya. Penatann ruang

ha.1115

didasark.an J)Ada pc:mahaman potensi den keterbatAsan

sumber daya. perkembangan kegiatan sosial ekonomi, sena kebutuhan kehidupan saat iai, den&m mempertimbangbn blestarian lingkungan untuk kehidup1111 di mesa yang akan datang.

Salah satu komponen perencanaan tata ruang adalah

pcrencanaa.n

penggunaan Jahan. Penggunaan lahan perlu direncaoakan brena berbagai faktor pe.r:kembangan willlyah aknn selalu terkait dengan penggunaao

lahan, Pada

kawasan perkotaan penggunaan lahao memiliki dimensi yang kompleks, Berbagai kepentingan terhaclap lahan seperti kebutuhao. lah.an untulc pengcmbanpn

SlllllDa

prasarana permukiman, mempertahankan lahan penarnan, konservasi lingkungan, d.an m.eni.ngk.atkan pcrtumbuh.an

ekonomi,

m.crupakan tantangB.11 dalam

perencanaan penggunean lahan. Oleh sebab itu penggunaan lahon di kawasan perlcotaan perlu direncanakan secara tc:rokur dengan tclcnik analisis yang mampu menghubungkan berbagai kepentingan penggunaan lahan.

24

Perencanaan tata ruang yang tidak lerulalr menjadikan penggunaan Iahan tidak optimal. Penggunaan lahan )'llllg tidalc ornmal menjadi tidak cfcktif untuk: peningkataa kesejahteraan masyarakat. Tanpa keterukuron rencana tata ruang

kawa.san perkotsan belum dapat mcmbcrikm infmmasi yang memadai untuk pengambilan keputusan terkait pemanfaatan ruang. Rencana tata ruang yang tidal tcn:k\u- ticlak rnarnpu meogendalikim konversi lahan pcrtanian mcnjadi non pertanian,

mengakibatkan pcrkembangan kawasan perkotaan yang tidak terarah,

serta mengancem lcetllhanin pangan. Pemanfaatan ruang yang did11$1U'kan pada rencana tata ruaag yang tidak ten1kur seringkali hanya rnempertirnbangkan kcpcntingan sesaat clan kurang memperhatikan dampak jangke paniang, serta tidak terintegrasi Mfl\lll berbagai kepentingao pengguoaan lahan. Pcrcncanaan

penggunaan

1aban

.kawasan

perkotaan

perlu

mempertirnbangkan pertindungan laban pertanian tanaman pangan, Selaln untuk

mcnjrunin k.ecukupan pangan, perlindungan lahan pe:1aDian juga mcrupakan perlindungan iavestasl infratruktnr irlgasi, c:fisiensl produksi dengan rnendekatkan .rupply dan d~and bah.an makanan, 9Crta manfaat lai!IJ1Y3 Wltuk memeauhi rasio

k.cbutuhnn ruaag tcrbuka hijau. Pertaniao bukan l::egiatan utama dalam kaW11Sa11 perkotaan, llAlllUll dcmikian pertzmiaa belperan pentiag bagi kcbc:rlanjutan

lc.awasan perkotaan. Mcngoptimalkmr petensi pertanian kawasan uatuk ~i kebutuhan

pangan Jokal kawesan perkotaan dapat memberikan implikasi positif bagi penyeleS11ian pemWlliahan kawasan petkotaan. Pemnian yaog optimal Ilk.an memberikan ni lai tambah sektor pertanian, sehingge dapot meo.ingko.tkan

kescjlhteraan masyambt. Sejalao denpn pertembangan Pwnsan pe.tkotaan lahan pertanian scmakin menyusut, sedangbn kebuti.iblmpangan di kawasan pcrlrotaan term mc:ningkat dcngan pcritembangon pendudulc. Pertanian ktlwasnn perkotaan dioptimalkan untuk memenuhi tercapai

kebutuhan pangao Iokal sehingga

efisiensi produlcsi yang dapat men.iDgbtkan abesihitiW tcmadap

pangan, Berikisnya pertanian memberikan jasa Jingkuogao mcningkatY.aa kualitas lingkuniM kawasan pe!Xotaan.

yang bcrperan

25

Sebagai pedoman pelaksanaan pembengunan rencana tata ruang perlu dircncanakan secara tcrukur. Dcng1111 perencanaan yang terukur, pemanfa:itan ruang untuk mewujudkan struktur dan dan pola ruang akan dapat menghasilkan pola penegunaan laban yang optimal. Selanjutnya pnl11 penggun11.11n lahan ymg optimal akAn dapat me11ingkatkan kincrja pcmbangunnn, dnn dihampknn

dnpat

mengurangi oerbagai permasalahan di kawasan perkotaan terkait pcnggwiaan lahan, Peml>-an

Kawuaa l'ukelllan

l llvnp KA,. .... PctkOlaanPunrobrio

... 1

..

!

l

,,~Wt""~

r.1.. ~ ,tw....,. (SUJ•bcr d.lf* lahlm, • ..,,,., do)'• .......... dlb)

(kemghnan

~r

-daall.111

J. ()ptlnwl l)
I

l'e.ll8lalUl bang

I -- ·1

.L

l~l'mggw>wll.alm I

•

AnallSI$ Oplilnll41 ~J..ahou

I .......,. ...

Lda ()ptlmal • 1'cleclcr\gplmlyl 1\lJlgoi ...........

--bail;.

• Perlmdwpn ~ • l'Ndlikti.U... ~

lahattpertani"'1 optimol W>luk Ul£lllinimumbn dcfim p<m<mJlwl t_,,.,,OOlwlmabwn pcndudul< l
Gambar 4 Kerangka pikir

& penanman. luilltM

llns)
I ~IAbau

I

Pcu,8llUIWll

w.o

belum oPblDll

26 Ruane Llogkop Uptimasi

penggunaan

laban

kawasan

perkotaan

ditujulcan

uotuk

merencanakan penggull"3D lahan optimal bagi peocllp(lian rujuan penggunaan lahan. Optimasl peoggunaan lahan dilakukan dengen mempernmbangkan teori,

permnsalahan, standar, keeenman tclmi,., panduan, peramran perundangan terkait dengnn pemodelan optimasi dan

yang

perencenaan

pe.nggunrum lahan,

Selanjutnya optiD111Si dilakukan deni,,'llll mempertimbangbn

karllklerisitik )alum,

produktivitas lahan, penggunaan lahan, lco11disi ~n~inl ekonomi, dan berbagai

persoa!M yang dihadapi kawasan perkotaan Purwekerto. Deng an berbagai keterbatasan dalarn pen ell tian, terutama keterbatasan wakm dan data, maka mans li11gkup materi dan ruang linglcup wilayah pcrlu dispesifikasikan dalam penelitian ini. R:u•og llngkup wilay ab

Lingkup wilayah penelitian adalah kawasan perkotaan Pwwokertu yang u:u:rupakan bagian wilayab admi.nistrasi Kabupaten .8anywuas l'rovinsi Jawa

Tengah. Kawasan perkotaan Purwokerto berada pada posisi geografis 109° 1 l '22" - 109"15'55" BT d1111 7922'46" - 7°27'30" LS. Kallupetcu Banyumas terdiri aw 27 kecamatan dan ·n l desa/kelurahan. Wilayah penelitian meliputi selaruh kelumhan pada .Kecamatan Purwokcrto Baral, Kccamatan Purwokerto Timur, Kecamaian PurwokertoUtara, dan Kecumuan Purwokerto Selaian, serta sebagi.an

desa-desa dari 7 kecamata.n yang berbstasan llln&SWl& deng.an 4 keeamatan tersebut, Jumlah deea/kelurahan dalam wilayah penelhian adnlah 56, dari 132

desalkelumbaa dari I J kecamatan yang musuk bWllSIUJ perkotaan Purwokerto, dengan total luas kawasan 9659.5 Ha.

27

~~

+

Kee. Kedungbanteng + +

+

+

0102

1101

,,....,

"""""

"""""

+ Kee. Sumbang

+

+

+

+

+

i

+

+ Kee. Kembaran

+

~

+

+

""""

!!

Oto I 0301

+

+

+ 0302 Ol!04

0805 +

0402 + 0803

+

0705 0704

070f +

1004

+

Kee. Sokaraja-

+

1003

1007f,

+

+

+

1005

+

Kee. Kalibagor OS Of

Kee. Patikraja

~

•

+

+

+ 050l

+

...

-+-

+

+

~+

+

scecoe

3tllOJO

+ 0504 0506

I·

+

+

:mJlO

=m

+

+

-

""""'

Logenda • 01 O I Kutuari 0102 Pandak

0103 PuMosar1 • 0201 Karon!jlewas Kidul 0202 Pangebatan 0203 Pasu Kulon

0204 Pas" Loi 0205 Pa$1rWetan

0001 Bantar,oka • 00.02 Karanglew'ls Lot • 0003 Kedur.gwuluh •(J;(IA Kober 00()5 Pasir K;.sul Pas1rmuncan9 0007 ReJasarl 07()1 Berl
• •

0403 Tamb&1k.aarl Kidul 0501 Kedungrandu 0502 Kedungwrlngm 0503 Potlkt11J8 tE04. P1t9alongan 0505 S1dabowo

•

• osos

0702 Klrangk!Hem

0301 BeJ•

0302 Ka1an9ul;im • 0401 Oukuhwai<Jh 0402 Lodug

•

• •

•

0506 Sokawe~ Kidul

0703 0704 0705 0706 0707 0001

Karongputung Purwokerto Kidul Purwokerlo Kulon T .anjung Telu~ Arcawlnangun

0002 Kfanji CEOl Me1s.i

000.t Purwokerto Lor 0005 Purwnkenn Wetan

• • •

0006 S.hnogaro 0901 B
1002 Kar·angnann 1003 Kar.angnu •

•

1004 Pamijen 1005 S(lkataja l<jdul 1006 Sokaraj.i Kulon 1007 S.karaja T engah 1008 Wndadi 1101 Karan991ntun9 1102 Tambakeogro Batas kecemalWl

"'"""'

312000

PETA tJ'J PERKOTAAN PURWOKERTO

Sekolah Pascesarjane

,&

lnstitut Portaman Bogor Program Studi Perencanaan Wilayah Tahun 2009

'V

[±JI

, 0 -wi-_

1

2Kin

Sumber Sistem lnformasi SOA Kab. Ban)AJmas 2000

Gambar 5 Kawasan perkotaan Purwokerto Selengkapnya

lingkup wilayah penelitian

sebagaimana Tabel I.

im meliputi

desa/kelurahan

28 Tabel l Desa/kelurahan dafam kawasan perkouan Purwo.kerto Kd!(c

Ol

-.

-

J(dlll(.

lloaundm

11101

~

t}JIJl

OlOl

-

MlllDC

iu.w..

0291

l'mwoari ~J(ulal

!Unaid.....

Ol(Q

a-

"-11......

1!203

"-d-

16H '32 103.0 120.9

03

J(cd•~

.,.,

~

~l GlC.12 ~

K..m..ru

0-01

-"~·

~

Of01 CHOI 0501

-"""' i;-..,.-

02

as

,.......,.. " ..........

(004

~

!Ccmbnn

~ Plritraja Plmtt.J•

05m

r.rihlijs

OSGf O.IOS

l'llUln\J• 06

......

IS6' 2694

~·

m' 199 s l!'IS

0004 ~

l(ol>or

121U

Oii!»

"'-Roj..n

07G.l

om

OM 0786

om

tllOl

~·r._-

.. Tilmr

--TO.-

2~8 0 391.l

PvwclocnoSc-

.....

IS0.9

OS06 """" OWi &.-.. 0601 K~l..or 0601 IC.obpnaloll

0701

~

-

...... l(""'

.,._ JYn.ll
-11<1111

'f'fd•

Ma ....... Knqjl

OIC)I Ml>1i OIOI ,.....- .. i.a Oll!S ,. woklU "'~ OIOll Solo I 0901

.,.

1·

I

r

~·.... ss I 497

141.0

1489 2(12,6

362.6 107• 143.6 120.•

191 7

411U 17H

us.o l?JJ,g

11S.2 1~.4 ll'l.J

HU

........... u....

OP02

1167

~

14S.&

1'11 ........ U-

(110} ()164

096S 0906 09
,_.,

10U2

"""""-

~u..a

~~-ui.. """'olo:rlOu-

~uSal.wy Scbty

5"bty 5"tla.Ja s.,btap.

Sdw>i• SckmJ• Solwli•

u

........

Oobllwalult

2il.J

PorM>Uno :l<JlllD

Porwollono -· l"rwnk m ~I.no

10

100.8 791 231.9 ISi.i

s.w.....

0104

O')

,....w_ hULor

i'opJo-

orm

a.

2290 147.4

------p-~·""' -_, -~ -T _,_. . -.....~---_ r.rwoun..e...1

07

eet..ae

ow ~

l'Ulkr\i• Purwo~p.,,. __

Luoo(lla)

~

s-N!!a

.....

~

IOOl K cow 100' IOOS s.m.,.lUclol 1006 s.bnja KW.. 1007 ~T-11 lOQI 1101 Karaoee•-.

-J
110'2

T

! I

T-1-

~

1111 169.7 1771 ll05

94.l :.Zl9.4

104.3 !OB 96.S 1696 1~.o mo 2~

2tu 96S95

29 Ruaog ling)wp materi Pengertian operasiooal optimasi penggunaan lahan dalam pcnelitiM ini adalah menentukan b.)rbagai tipe, lokasi clan hiasw penggunaan lahllll di kewasao

perl
mengmtegrasikan berbagai

kebulllhan penggunaan lahan

dengan

mernberikan l"'rlindl.lllgim terhadap lahan pertania.u uutuk memeuuhi kebutuhan

pangan lokal, serta mernenuhi staadar kenyamanan lingkungnn. Pereneenaan

penggurnion hihnn merupokrul snlah

so.tu

komponen

perencanaan bta ruang. Dalam pereucenaan tata ruang, tipe, loka.-:ii dan luasan penggimaan lab.an

mc:rup!lkM produk rcncana (101& pemonfa.atan l'Wlllg, ya:ng

mcoggambarkan lctak, u.kuran, fungsi dllri kegiatao-k.egialml budid11ya dao li.ndung. R.cocana pol a pemllllfaatan ruang berisi delineasi (batas-batas) kll.wasan kegiatnn sosial, elc.onomi, budaya dao kawa.,t111-kawa.W1 lainnya di dalam kawasan budidaya dan deliacui lcawa:san lindung. Dalain optimasl penggunaaa laball di kawasan perkotaan Purwekerto permasalahan clan p<:1'WUjubn rwmg kawaSllJ), serta perkiraaa kebutuhan pelak.sanaan pembangunan merupakan input analisia untuk: pencnwan variabel dao panuneter optimasi. Pcnggunaan laluU1 untuk pelaks:maan pembang\l!WI harus disesuaibn

dengan daya dukung

pengg1B1W111 tertentu, Dengan tetbadllp

lingkungan

dapat

lahlm berdasarkan kesesuaianoya UDtuk

dcmikian dempak

negatif

penggunaen

dimi.oimumkan dan penggunaan

lahan

lahan dapat

berkelaajutm.

Model Optimasi Struktur umum model optimasi terdiri atas : J) variabel keputusan untuk pencapaien lujuan optimasi. 2) fungsi tujuan optilnasi, daJI 3)

optimasi.

fungsi kendala

30 fungsi lujuan Jan fungsi kendala dinyatakan sebagai fungsi dari variabel

keputusan, alau fungsi yang tcd:ait dengan variabel keputusan dalam huhungan fungsional tertentu, StlSl\l'Qll dalam optimasi penggunacn lahan didaserkan pada

isu stratcgis wilayah dengan mcmperhatik11n kctersc:di111111 data unnU:. analisi8. Optimasi penggunaan lahan di kawasan perkotaan Purwokerto ditujukan untuk

meminimumka11 defi.ril pemenuhan permfnl
optimasi yang digunakan adalah goals programming. Fuug$i tujuan Optimnsi

penggunaan

lahan

di

kawasan

perkotaan

Purwokerto

menggunakan sasaran ganda. Fungsi "1juan dinyatakan sebagai fungsi dari berbagai varl.abel sasarzm optimasi, yang dirumuskan scbagai bcrik:ut:

minz

=?

1000. dj' /(d1• P) +

~ gj'

/(A1• ec)

(3.1)

Di mana: z

= toial detlsit paogsa pemenuban permintaao koosumsi lokal tx:rhadap komoditas t.anaman biihan inakanall dan ruang terbuka hijau

dj'

- def!sit pemenuhan sas81'11D permintaan kousumsi lo11:.al

techadap

komoditas tanaman baMn roakanan k-/ (Ton) gj'

., de:tisit pcmenuhlln

Sll3al'lln

stmid&1: wnbang kebutuhan ruang tcrbuka

hiiau di dc98/kelll!'llhan k-/ (Ha) d1

= mt3'lD

konsums]

komoditas

tanaman

bahaa

makanon

k.e-/

(lqzlkapita/tahuu)

A;

~ total areal lahan tiap deWkehmlhan (Ha)

C(

-

P

~ total popula&i

standllr pangsa areal ruang terbuka .hijau tiap desn/kelurahan

Dalam praktek perencanaan suatu sasaran dapat memiliki prioritas untuk dicapai terlebib dahulu dibanding sasaren lainnya. Hal tersebut dapat dituaJigbo dalam goals programming dengan mencntukan skala prioritas dalam fungsi

31 mjuan. Daiam penelitian sasaran pemenuhan permmtaaa k.orusums.i lokal terlladap

komodiw mnaman bahan 111ak.1111an dan sasaran pemenuhan ruang terbuka bijau diasumsiken memiliki prioritas yang soma.

Fungal kendala Suate tipe penggunaan lahan memiliki implik&i terhadap penggunaan lahllll yHng lain, sehingga perlu mengalokasikan

lahan dengan mempertimbangkan

kendala-kendala penggunaannya, Dari fungsi tujuan ditentukan ~i

kendala

saseran optimasi penggunaan lahmt, rneliputi: I.

Kendala Sasaran •

Fungsi kendala sasarsn pemenuhan kcbutuhan pangen lokal

LL L j

I

Yr.re C1,1< T..1.~.1 + dj - dt = (d1 P) I 1000

(3-2)

~

Di mat1a:

Yi.t -

produkti vitas kornoditoa pertao.ian t.MamArl bahan O'l8k8nan ke./

Jen.is

pada

peoggunaan

lahan

ke..t,

le E {Kbc,Swl,Sth, Lks)

elk -

intcnsit.as pcrtmaman

kornoditll3 pertanian tanlllDAll bab.cn

wakanan ke-/ pada jenill pengguna.an lahan ke·k r,,.J,k.l -

luas area dcsalkclumbnn

ke-i deogao unit lahan ke-j yang

dialokasikan untuk jenis peeggunaan lahaa ke-k dengan budi dl\ya komodiw =

pcrtAnian tuaman bahan makanan ke-1 (Ha)

defis.it pemenuhan sasaran perrnintaan konsumsi lokal terbadap konwditas tanaman bahsn makanan I<-l (fon)

dt

a

surplus pemenuhan sasamn pennintao.n

terhadap komoditas d1

lokru

babm makanan k-1(Ton)

rataan konsumsi komodiitas tnnaman bahan mak.an1111 ke-/ (kg/kapitaltahun)

P

tanaman

bmsumsi

=

total populasi (jiwa)

32

•

Fung~i kendala sasaran pemenuhan kehutnhan ru.ang terhnka hijau

II

Dk Xi,j,k

+ UI - Di = A,

(3.3)

a:

I<

j

Di mana: {h

kuefisien ruaug lerbuka bijw pada jenis penggunaaa laban ke-k

-

g! "' defisit pemenuhan sasaran standar arnbang kebutuhan ruaog tcrbuka hijau di dcsa/kelurohan k-r (Ha)

gt = surplus pemenuhan sasaran stander ambang kebutuhan ruang rerbuka hijau di desalkelurahan k-i (Ha) Xt.J.I< -

rue;i

desa/kclurahan Jce-t Jengao satuan peta lahan ke-j yang

dialok.asikan unmkjeais penggunaan lahaa ke-k (Hu) Total produksi komoditas peetanian tanaman bahan m,aboan diupayakan same dongan kebutuhan konsumsinya, Demildan pula total ruang r.crbuka bijau diupayak.an sama dengan kebutuban rua:ni: terbuka hijau berdasa:kan slllndar yang dlgunakan, ya:iru sebesar 40% total

lll:'C&

lahan pada tiap

dei;a/ktllurahan.

Sela.in keadala-kendala tersebut juga terdapat kendala terkait total area lahan, meliputl: 2.

Kendala Rill •

Kendala neraca areal pcrtanaman Total area budi daya pada tiap deslllkellllllhan tidak bisa melebihi luas wea d~elurnfuul. Kendala neraca areal pertanaman di.rurnwkan sebagai ber~ut;

L

Tt,/,k,l

= Xi,J,k

(3.4)

i

Di mana:

X1,1,,. = area dese/lcelurahan ke-r dengan satuan peta lahan ke-j yang diaJo.k.asik.an uotuk jenis peogguuaan lahan ke-k (Ha)

33 T;.j.k.1 "' Iuas area desalkelurahan

kc-i dengan unit lahan k~j yang

dialoknsikan untuk jenls penggunaan lahan ke-k dengan budi

daya kornodii:as pertanian tanaman bahan lllllkaruin ke-/ (Ha) •

Kendala kebutuhan !ahan terbangun

Total area lahan ruang Penl11lllh>m1Pt:nnl'.lkiman

~rbangun

mcliputi penggunaan

(Kim), fndumi

Pengolaban

lahnn

(Ind),

dan

Pcrkantoran/Pertok:oan (Kem), Kendala kehutuhan lahan tcrbanguo dirumuskan sebagai berikut:

(3.4)

Di !1W14:

x,.,,k ,.

area desa/kefurahan Ice-I dengan satuan peta laha.o ke-J yang dialolwibn untukjeals

pensgtmtlilll

lahan ke-k (Ha)

k E {Kim.lnd,Kom}

•

K.enclala unit lahan Kendala Im.it lahan dinanuskan sebagai lx:rikut:

L x,,

1)< = SPL1.i

(3.5)

i

Di mllllll: SPL1J

=

luas area dclW1ce1urahaD ke-i dengen unit lahan ke-J (Ha)

X1J.1< "' area de&N'kelurabao

ke-i dengan satuan peta lohiln ke-j yang

dialokasikan wiluk jeais penggulllW) lllhaD ke-.t (Ha)

•

Kendala kesesuaisn alokasi penggunaen lahan Unit laban

I i

xij.1c

== SPtv x SAL1.k

(3.6)

34 Di

mana;

SAL,,1

= kesesuaian alobsi penggunaan

lahan pada desalkelurahan ke-i

dcngan unit Iahan ~-j

SPL;.i = fuas aceadesa/kelurahan

ke-i dengan unit laban ke.;/ (Ha)

X1J.t = area dcsalkclurahim kc-i dcng1111 satuan peta laban ~j yang dialokasikan wituljenis penggunaan laban ke-k (Ha) 3. Kendala. Non negativitas Positif Variabel X1.;.1t. ~ O

ut ~o dj' ~ 0

d{ C! 0 Komputasi model optlmasi akan menghasilkan nilai optimal fungsi tujuao, pola penggunaan lahan optimal. pola pert<maman optim
cptimasi, yair:u surplus dan defisit pemenuhan peirnintaan k.ollSUlllsi lokal

terhadap lromoJitas tanaman bah.an makanan clan ruaog tetbuka hijau, serta .oila.inilai ~

dari sasaraa-sasaran

optisllllSi. Nilai op1irnaJ fungsi tqjuan

merupakan simpaogan terhadap target saaaran op(imasi. Pola penggunaan lahan optimal dan pola pcmmaman optimal adalah poJa penggunaan lahan dan pola peJlan~man yang dapat mendukung pena1paian tujuan optimasi.

Dari ~6i kendala diperoleb nilai-nilai marginal dari sasaran~ op~. Nilai marginal merupakan perubahan nilai fungsi tujwm dengan perubahan fungsi kcndala. Nilai marginal positif bermakna bahwa. perubahan fungsi kendala akan meningkatbn fungsi tujuan. sehingga nilai optimal tidak

dapat dicapai. Peningkatan satu satuan fungsi keiida.la. akan meningkatkan timgsi

35 tujuan sebesar nilai mar8inalnya SeirnWn besar nihi.i marginal

~D

besar

dampaknya tcrfladap kctidaktcmipaian fung:ii tujuan.

Pengumpuba d.n. Penyiapa Data

Data yang digunllkan dalarn penelitian ini bersumber dari data sekunder. Sebelum sampai kepsda amdisis pokok dalam penelitian diperlukan pe11gumpulan dan penyiapan data dari berbsgai sumber dan format, untuk dianalisis lebih Janju:. Pemyiapan data dilakukan dengan: l. Bkstraksi dala, dilakuken uatuk rnemperoleh data sesuai kebutulum analisis, 2.

Analisis spasial, untuk mem_perolchdata dan pcta sesuai cakupan lokasi penelitian karena sebagian besar data spasial dalam agregat kabupaten,

Analisis optimasi mcnggunakan peta-peta basil imalisis spasial clip-overlqy untuk memperoleh peta sesuai cakupan \vilayah penelitisn, Analisis spasial juga digunakan untul:: mempereleb dan menggabungkan i.Dfom1asi pada tiap unit wilayeh yang diperlukan w1tuk analisls. Ebtraksi data dan mmlisis &~al untuk pemyiapan data dilakukan d~

software ArcJliew G/S 3.3, MS Qfflce Access dan MS Office Excel. Penentuan konfigwasi optimal mengguoakau Scftware GAMS, sedangkao untul:: penyajian spasial digunakan SQjhfare Arc View G.IS 3.3.

Jeoi9 da11 8umber Data Data yang digunakan untuk pcnentuan parameter model meliputi jenis dari

sumber sebagaimana Tabel 2. Tabel 2 Jellis dan SUl1lhcr data Pela Periggunaan Lllbaa

Bappeda .Kal>upelen Banyumas 2006

Pa.. Xesesuaim u.i...,

Biqipeda Kabvpalm Banyumas 2004 Bappeda Kabupaten Banyumas 2000

Peta Admillistnlsi

Podes2006

BPS

Podcs2003

BPS

SUSENAS 2000

BPS

36 Variabel dan Parameter Oplimasi Vanabel optimasi penggunaan laban meliputi variabel tujuan (z), variabel sasaran (nj, gt, dj, dt). dan variabel keputusan optimasi (X1.J,R dan Tt,J.ru·)· Sedangkan parameter optimasi meliputi I) rataan lronsumsi komodlras tanaman baban malcanan (d1), 2) total pendudulclcawasan (PJ, 3) total areal lahan di tiap desa/kelurehan (At), 4) standar koefisien ruang Lerl>ula\ hijau (11), 5) produktivitas komoditss tanaman bahan maksnan

(Yi.• ).

6) inlcnsitas pertanaman ( c~,.). 7)

koefisien ruaug te.rbuka hijau pada tiap peuggmman lahan (gk), 8) area Iahan telbangWI, 9) area pets \aban

(SPL.i.i),

dan 10) ka~cgori lcesesua.ian elokasi satuaa

pets lahan ( SAL1,J ).

Pend11c-aa Parameter Optlmaai Penentuan J)Mlimeter modei

seca.ra garis besar dilalcukan dengan

menggum.kan data, analisi3 spuial, diteatulasn dengan a.sum.si berdasarkan

justifilmsi dan logi"katcrtentu, atau !lllbunPD data dan asumsi.

1.

Ratamt konsumm komoditas taJwnan baball tnakllDllD Parameter ralaan kccsumsi komodi tas Wl3mt1D bah:in IIll1kanrui menggunskan data

kOD3WU3i

mla-nrta jeni.s nuikanan (BPS 2000) yaog ter.iedia pada llllil

kah1ipaten. Dengan keterbatasan data tersebut diasumsikan pola konsumsi ticlak bel'llbah dengan perubahan tahun. Rlll:wl kon.sumsikomodiw tzmomnn

Dahan mabnan sebtigaimaua Tabel 3. 2.

Total penduduk lcawasan Parameter total peoduduk kawasari 1DQ1ggunakao. data Podes (BPS 2006a), dm:i

56 dcsolkelurnhan da1atn bw-n perkc>Ulan Purwokerto. Totnl

penduduk kawasan dinyatakan dengan (PJ.

37 Tabel 3 Rataan koasumsi komoditas Banyunw I 2 3

4

s

J-

hdi Ubi Kily\l K-l'Wlh

~

7

tJbiJal.. Kwq fliilu

6

t3namaD

bahan makanan ~ ..... I( .......

Kabupaten

, (Kg/Kp)

124 84 .H l.S7 0.19

2416

23 0.31

8

T1'1&5

o.os

~

K'"""'lll'miq

418

iO

KttimJo

11 12 13

l
I. I 2.41 0.11 UI

14

IS

core M«Ah

1.51 S.02

16

K..P..,~ )'d:clmio

17 18

'"""" t'abo Ra...it

0.97

l~

009 I 27

,,.,...,

s........

U2

20 ll

Jaau

0.02

l1

s......lk't
2!

('...,,.Mij.,.

24

'&ayso

2.1 26 27 28

~Mflllh

iw,;.,

2'

Waluh W
30

~

31 32

M-• Solak

'IJ ~4 ~S ~

llulru .Pepaya Nlllt
)7 J8

Jmik

39 40 4\

42

I I.I l.3S 0.16

4S

01 2.2 0.68 I4(1 701

IH.I 00.I 167 0 ~4

2.98 I •I

063 026 1.78

s..,..u

068

Jobull~i

a.If> 0.16

A)pdoil

BeJmm,.

o.~

Swnber: BPS 2000

3.

Area !ah.an terbangun

Parameter area lahan terbanguo menggunalam peta penggunaan lehan (D11ppedn K11bupaten Bllllyumas 2006)

yang d.iproporokan menjadi

peoggunaan lahan Perumahao/Pennukiman (Kim), Jndustri Pengolahan (Ind), dan Perkanlornn/Pertokoan (Kom) dengan data penggunaan lahan terbangun (BPS 2003 ). Penggunaan lahan terbangun diproporsikan dengan aswnsi

proporsi masing-lllallirlg penggunll8!\ lahan tersebut ada.lah tdap. Total area

38 Iahan ruang terbangun. Jumlah penduduk kawasaa dan area lahan \erbangun kawasan perkotaan Purwokerto terdapat pada Tabel 4.

4.

Total areal lahan di tiap desarkelurahan Lahan yang terscdia untuk berbagai ripe penggunaan lahan bersifat tetap, Total luas berbagai tipe penggunaan !ah1111 (A,) harus sama dengan luas

wilayah. Parameter total areal lahan di tiap desa/kelurahan meaggunakan peta administrasi (Bappeda Kebuparen Banyumas 2000). 5. Produktivitas tannman bahan makaoan

Penentuan parameter prodnktivitas tanaman bahan makanan (Yi.1..) (ton/Ha) J.llC!nggimakan data rataan -produksi pertanian bahan makenan pade u.nil kabupaten (BPS 2003). Asumsi yang digunakan dalam pcnentuan parameter

pmduktivitas

tanaman baban makanm adalah bahwa rataan produksi

peruwian bahaa makanan tidak rueagalaml perubahan yang signiflkan dari tahun ke rahun. Parameter produktivitas pertanisn jugs mempertimbanl?l(an penggunaan lahan yang digunakan untuk budidaya, dengan asumsi sebagai

berikut: • Kornoditas pertanian tanamen semusim pada penggunaan lahan sawah irlgasi produktivbasuya

adalah 1.2 x r31aan;

• Komodiw pcnanian tanaman semus.im pada pwgg\lWl&.l Iehan sawah tadah hujan produlctivitasnya adalah sama dengan rataan; • Komodites pertanian umaman semusim peda pengguoaan camJluran clan

l.iwt kebun

lahan kering tanaman semusim produktivitasnya SMla

dengan 0.8 x rataan; • Komoditas pertaoian

iaDaman

tahunan

tidak dibudidsyakan

pada

pengguoaan lahan sawab irigasi dan sawah mdah hujan (produktivitas sama dengan O}, sedangkan pada penggunaan Jahan lebun campuraa dan

lehan kering, tanaman semushn produktivitasnya sama deugan rataan.

39 Tabel 4 Jumlah penduduk dan penggunaan lahan alrtual JU3Ilg terbangun kawasan

perkotaan Purwokerto JlmnR Wi'+kll"'

~..;

Deot.'Kdllnlhm

(Ji ... )

4'A') 2.ll' S.18:1

KUlasan 1'"'14*

l'umosori ~Kld..i

""'....,_

J,JY7 S,062 3,1711

PMWIN hsirW
2.lm 3,599

l'qjf

K!lll)ll

6,659 J,64S 1,131

t>lb>h-'MYull

L<dog n.wbw;ls•wj

9,874 3,SS4 .S,339

Kild

~ Petuduwao

~ l'<>golabn

QI&}

(Hal

324 ls.&

1.5

0.9

41.4 64 8

48.2 260

Jn

532 474 49.S 74.7 323

4.&42 2,191 6,201

314 223

~K..i..l

2.412

Balla .... ~L« Ketit""&wt•ull

6.721 3,2S8 10.69\\

34 0 68.4

""""'

6,657 6.259

803

r~

Rcjt.Mn Bc:rkdi

8,22&

9,!0J

119 1~5 175.J 89.4 10,,

S,;!63

Md~ Potiinoja ~""ll .. Sidabo~•

11,801

p..., Jtjd..J

~·

9.~ 10,474 7,4'7 7.S.l3 9.004 12,71'1 9,723 iJ,234

~

-.-;dal

Pur...... 111 Kbloo.

Tll!im! Tefut

ATCA·Nmta~UD

-"""il

Mell! ~

6,643 .. Lo,·

Pulwckcno Soqo-

15.309 10,172 8.~111 9,906 5,74t 7,!191

w.....

B_.-

-

Doboom
2,140

~

""9.w:ga a SunwrQP'

4.262 8,120 7,IW

KAlqr8I>

2,716

"~ IC-•

2,4~ fi.S94

;,w

l'lmilm

IJfl)

43.6

41.4 61.I 61.4

Keduagnmdu

46 1.2

16.9 7.2 276

66 3 59.7 ~S.6

84.J 101.3 395.3 128.6 JOOS S47 994 718 R~ l

0.9 IJ

1.4 1.2 1.2 1.9 2!)

49

IS 1.1

5.9 2.4

52

tt.6 13.7 131

4.5

704 JS.J 709 ~I.II

19 180

37.0

IS.2

I!>

so

?J.9 54.3 ~.6 865 40.7 25 9

1.9

4,664 7.47l 6.235

41.9

Win.doda Kacangionlng

4.7~1

IRl9

J,2?•

600

52

Tw-..Kdd

6,0SI

616

24

Sumbet:BPS (2003, 2006) & Bapptda ~Billi>-

18.7 6.1 27 12 IJ 3 J6

92 1.0 10

~Kohm Sok8nja Teagoa

361..<WJ

I3 16 2..3

1.8

19.0

~)(""'1

J.......

PO
Sl2 619

].Ill 1: (2000)

m

52 12

m1i

40 6. Imensitas pertanaman Intensitas penanaman

(Cu)

diteamkaa dengan mernpertimbangkan jenis

lroroWiw dengan tipe penggunaan laban yang digunakan unlulr. budidaya. Karakteristik komoditas sebagai dasar penentuan intensitas pertanaman adalah intensitas panennya. Penggomaan bhan sawah diasumsikan lebih subur

dibandingkan dengan penggunaan laban penanisn laianya l!Iltuk. bcdidaya tanam.m semusim schingga intt:!Wtasnya paling tinggi, Komoditas tanainan tahunan hanya dibudidayakan pada pengguaaan lahan k.m campuran dan lahan l=ing tanaman semusim, dcnpn intensitas pettanaman pada kebun

campuran lebih

tinggi,

Penentuan parameter intensitas pertanaman

selcngkapnya berdasarkan ~-asum,,isebagai berkut! • Khusus umuk k.omoditas padi pada penggunaan lahan sawah intensitas pertanaman sama dengan 2, hal ini didasarkan pada praktek di lapangan bahwu peda umumnya lahan sawah irigasi dapat ditanami komoditas pedi 2 kali dalam setshun, sedangkan pad.a lllhan sawllh tadah hujan intcosim pertaDaman

tersebut dimungkinkan karena bulan basah di kawasan

perkotaaa Purwokcrto berkissr anma 6-9 bulan (Dinas Pert.anian Tanaman

Pangan Kabuparen Banyumas 2006); • Kemoditas pertanian tanaman semusim lainnya pada penggu11M11 lahan sawah irigasi dan penggunaan

lahan sawah tadoh huj on intensiflls

pemnaman adalah I; • Komoditas pertaaian

tanaman

semusirn pada penggunaan

lahan !ahan

kering tanllllWl semusim int.emim pcttanamaD edalah 0. 9;

• Komoditas pertanian tanaman semnsim pads penggunaan lahan kebun eampuran intensiw pertanaman adalah 0.1; • Komoditas

pertanian

taruunan

tahunan

tidak dlbudidayakan pada

penggonaan lahan sawah irigasi dan penggunaan lahan sawah tadah hujan (intensitas pertanarnan O);

• Komoditas pertanian tanaman talnman pada penggunaan lahan lahan lrering tanaman semusim intensitas pertaoaman adalah 0.1;

41

•

Komoditas pertanian tanaman tabunan pads penggunaan Iahan kebuo campur.lil

intensitas pertanaman adalah 0.9.

Produktivitas dan intensitas pcl1llDlllllaD tinp komoditas tanaman buhan

makanan selengkapnya terdapat pada Tabel 5. Produktivitas (Ton/Ha) dan i111< 1i,,iw peaanamen tiap komoditas pada tiap jenis penggueaan lahan Kabupatca Banyumas

Tabel 5

~dj;j

s--

T "1ail

lnpsi

Pl4

3 7J

Ulri Koy\)

l'l.Slt

~

411 H3 2

IC2c-Tauh

K
l l SJ

Ka
H9 10.9 744 0 0

!'luljatig

""""'"'

Tg

Pew

Joa&bl C.Mmh Kqlclill@

~

J 89 2 73

~

iw....

Kerin&

~, 25fl 4'. ? 112•

!99

>.91

3.U

219 l,66 9.3<

l IS l.JJ

157 U1

.,. 9.lll

o.l

?ll? 1.2'

c-p.... ).05 1199 ).11 17S

UJ 7.17

0.9

H

1

l

09 09 0.9 09 09 0.9

0.1 oi

I I I

llli

U2.

:J. .S.

J.66

7.27 4.91'

7.!7

l

~.9

49

0

H 01

1

09 0.9

0

0I

0.1 09

4.!4

0

0

0I

09

1

I

121

0.06 0 611

4.35

3.62

I 0 I

l

09 09 01

01 01 0.9

0.9

O.!

0.9

0.1

0.9

0I

o.9

0:

0.9 0.9

O.!

us

2.17

211

1

llaylm l

2-04

1,76

!

I 47 l&

1.22 1.5

091

Wahm

4 79

-...

3.6

l 95 3 0

3.19 24

J76 091 12 319 24 421 221

0

1.42

0 0 0 0

0.6

0 0 0

0

0

Ptpoya

0

Nqb

0 0 0 0

0 0

SUUJb\.-r. BPS 2003

0I •) 1 •) 1

3.62

~71 22

DeliinhtQS

·).I

4.14

3.26

!' rg~t llllllm Biji Alp
·ii

B2

<.lli•H•P.•

loruk

0:

09

I l

s IL}

°"'*' N..,..

mrpmom

l

7.02

Salak Dnku

~

5.43

0.72

llambllm MllllP

C

I

l 26

....

Laban

0 0

),.,..,,

WOl'lel

1("111g

z

-gMaU

Bumn;

T-

l

-

Cebebw

~UOllfUU

P5l H1£iig ~1;,

3.1~ 3 11 9.12 16 14 24 ll.i?

McWVo

To.W

Wt~

~s....., i,; ·

11 74 0

0 0

0 9.18 0

1.911

1.96

49'

494

1SI

251

6.0S

6&8 9•9

1 1 I

OlS

I

"'

I

9.49 l).fl

~

12

421

211

•.IMn 76' 6.11 263 1.41 754 }S.j

733 02.S

0

u

3.>4

0

0

l

I I l

I

0

144 7'4

0 0 0 0

6.11

0

2.0

0 0 0

•n

'-"' ?..S.

"'

7.13

02S 354

0

0 l I

I 1

o.• u

I I 1 1 0 0 0 0 0 0 0

0.9 0.9 o.~

0 0

0.9

O.\ G.J

0.1 o.1 0.1 0.1 0.1

0.9

0 I 0.1 01 0 I 0I -0 I -0 I 0.1 09

0.1

0 I

09

0.9

01

0 I

0.9

0.9 0.9

09 0.9

09 0.9

09

I 0 0

0 I 0 0

0l

09

0

0

0I

09

42 7.

Standar koefisien ruang terbuka hijau

Standar kocfisie11ruang terbub. hijau dalam penelitian diasnm•ikmi sebesar 40% (0.4). deugaa mempertirnbangksn basil aaalisis KDD kawasan perkotaan

Purwoi-erto. Untuk kawasm perkotaan Purwokerto khususnya untuk daerah pusat kota, diperoleh KDB mabimum untuk kawasan

pendidikan.

pcribadalan, permukiman

adalah

perdagangan,

64.5~., dan kawasan

perkantoran adalah 52.5% (Bappeda Kabupaten Banyumas 2007). Dengan demikilll! maim !um minimal ruang terbuka hij:w pada kawasan perkotaaa

Purwokerto adalah 35.5%. Angka tersebut dibulatkan menjadi 40% sebagai koefisien kebutuh1111 lahan untuk ruang teriml.:a hija.u dalam peneiitian. 8.

Koeflsienruang terbuka hijau pada tiap penggunaan lahan K.odlsiCI) .!\l4Jlg terbul
denga.o asumsi bahv1a pada ruang ~brangun terdspat I 0% ruang terbuka hijau, sedanglam pcngguMan !alum lalnnya I 00% mentpak.ao ruang terbuka.

Penentuan nilai koe&ieu nnmg terbuka hijau pad.a penggunaan lahan tidak tetbtmgun I 00% dAlam peneUtian din!M.sudkan untul< mcnycdcrhanakan model. Pada kenyaUlannya angka lerSebut berbeda uatuk setisp penggunaan lahao. Hal t.nebut dillcntllkan olch tutupan lahan pada tiap pcnggunaan lalum.

Perbedaaa tutupan l.aban akan mempeogaruhi sifat-sifat fisis pcnnllkaan scpcrti bpasiw

panas, emitivitu, konduktivitu thermal clan kekasaplm

pmnulwan yang sehwjuluya ak.ao mt'18ul:liah penerimsen komponen neraca

cllCfgi bWBWI pcrkot.aan. Dari sifat-:ltmt fisis ~1':9Cbut. pcrubahan bpa3itm paoas suatu lehan sangat menentubn tluktuasi daa perubahan sistem iklim

mikro pcrk.otaan. ~pasillls~

adalah jumlah panas yang tcrkaadung olch

suatu benda. Setiap permukaan mcnerima energi radissi matabari yang sama,

teUspi kapMiW JIM83 y1111g dimililri berileda-beda. Sehingga suhu yang dihasilkannya

pun juga berbeda, Kapasitas panas suatu benda bergantung

pada J181)"-' jcni~ dan massa jenis atau kctapalamiya (Ri!!diyanto 2009). Koedisi ini menyebsbkan Jm:ilitas ruang terbuka hijau berbeda untuk setiep

penggwwm lahen,

43 Tabel 6 Koefisien ruang terbuka hijau pada tiap penggunaan .lahan

,.

Pmgguoaaa Lahen

9.

Pcrumalial1/Permuldmm In
0,1

l<ebun Ciunponm Lalwl Sawah lrigiui Laban Sawah TadSI Hujan Lahm Kering Semosim Taman Pcrait"'1 Kela

1,0

0,l 0,1 1,0

1.0 J,O 1,0

Area peta lahan

Parameter area peta lahan pada tlap desalkelurahan (SPL,,j) merupakan basil overlay peta administrasi, peta pcoggunaan lahan (Gambar 6), dan pcta ke~an

lahan (Gambar 7). Peta penggunaan lahan, peta administrasi, dan

peta kesesuaian lahan diperoleh diperoleh dari

Bappeda Kabupaten

Banyumas, Basil overlay, yaitu meal satnan peta Johan di tiap dcsa/kduraha.n

ditunjukan pada Lampiran

I, ....!angkan total area satuan peta lahan

ditunjukan pada Lampiran 2.

10. Kategori kesesuaien alokasi satUllil peta laban. Parameter kategori kesesuaian ~

satt.am pcla lnhan dipereleh dengim

menentukan rencana penggunaan lahan tiap satuan peta lahan (hasil overlay peta penggunaan lahan akmal, pet& adnrlnimsi, clan peta kesesuaien laban). Penentuan

tipe penggunaan

laban yang dizencanabn clalam op1imaBi

penggunean lahan didasarkan pada kritetia kesesuaian lahan den pcnggWlBml lahan alctual. Peuggunaan lahan rencana ditentukan berdasarkan struktw: logika sebagaim3lla Gambar 8. SedaDgbn kesc$wlian alekasi pengguman

!alum ditwijukan pada Larnpiran 3.

44 8

:mc:x>O

3:eQ()O

31QOOO

31200Q

~---+~~~+-~-.--+~~---.+-~~-i-~~~+-~~......+~~~+-tti 3;

Kee. Sumba ng

+

+ Kee. Kembaran

+

+

+

-+Kee. Patiltraja

+

+ 310000

-

Legenda

--

Batas kecamatan

312000

PETA PENGGUNMN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN PURWOKERTO

Badan airfsungai Kebun campuran Lahan krilislberbatu Padang rumput Permukiman Tanaman pangan lahan kering Tanaman pangan lahan sawah irigasi Tan am an pangan lahan sawah tadah hujan

8

S@kOlah P a:s cas.arj.lna lnstJtut P1uUn~n Bo got Program Studi Pe1encanun W il.a~ah T.ahvq2009

~I 1

D

I

2

Km

Sumber: Sis'tem lnform~i SOA JYb. Banyumas: 2000 PotQosi

Lah a n Pllilirhni.an 2000

Garn bar 6 Penggunaan lahan kawasan perkotaan Purwokerto

I

45

~

.,s

+

cc

o;

~ Q)

o;

Bo; ~o;

8

~ s

~ Ke+ Palikraja + o;"

~ " o;

+

~

+

r-,

o;

:mooc

+

+ 3)2(IJ()

+

+

3l4(D()

Legenda

--

'

Kesesuaian Lahan untuk Pertanian Lahan Kering

Kesesualan Lahan untuk Tana man Tahu nan

Tidak sesuai (N)

T1dak sesuai (N)

Sesuai (S)

Sesuai (S)

Sesuai (S)

Sesuai (S)

Kesesuaian Lahan untuk Sawah

3120JO

PETA KESESUNAN LAHAN KAWASAN PERKOTAAN PURWOKERTO

Batas kacamatan

Kode Unit Lahan

~

310000

,9

Sakolah Pasoasarjan.a lnstitut P ertania n Bo gor Program Studi Pe:renc.an.141n i.1hu112009

C!JI

-__,

t

D

I

W lay ah

l

Km

Sumbe1: Sis:hm lnf'ormn:i SDA K.b. 8.anyum.as: 2004

Gambar 7 Kesesuaian lahan kawasan perkotaan Purwokerto

I

46 Saluan Pe1a Lahan

Pcrumahau/ Pcrmukiman, lndus1ri Pengotahan, Pcrkan1oran/ Penokoan Taman Air Kota

Sawah lrigasi

Sawah Tadah Hujsn

Lahan kering semusim

Kebun campuran

Lahan kcring semusim l'erumahan/ Permukiman, Industri Pcngolahan, Perkantontn/

Pertckoan Kcbun campumn

Lehan kering semusim Perumahan/ Permukiman, lndustri Pengolaban, Perkamornn/ Pertokoan Kebun campernn Sawah Tadah Hujan Taman Hutan Korn l'erumahanl Permukiman, lndustri Pengolahan,

Perkamoran/ Pertokoan

-

Perumahan/ Ponnukiman. lndustri Pengolahan, Perkantornn/ Penokoan

---+Ya ---+ 1"idak TPLSI TPLSTl-1 TPLK

Tauaman pangan lahan sawah irigasi Tanaman pangan lahan sawah tadah hujan Tanarnan pangan lahan kering

Kebun campuran

Seseai TSms : Scsuai TThn

Sesuai tanaman semusim Sesuai tanaman tahunan

Gambar 8 Struktur logika perencanaan penggunaan lahan

47 Penggunaen lahan l11lllll! tcrllangun diproporsikan menjadipengglll]&ail lahao I'crumahan/P~ukiman, menggunakan

lndu.stri~golahan, Perkanto1'8D/Pertokoon dengan

data Podes (BPS 2003) dengan asumsi bahwa proporsi kttiga

penggunaan lahan 1crseeut adalah temp. Badan airlsungaibersifat tetap d!ID dikembangkan penggunaan Iabanoya scbagai Taman Air Kola. Pcnggunaan lahan tanaman pangan lahan ~wah irigasi (TPLSO clan talWnlln p!lllglln lahan sawah tadah hujan (TPlSTH) dlpertahankan penggunaan laban sesuai Inhan aktualnya. Pcngguruian lahan tAIWnan pangan lahan

pcnggunM11

83Wah

irigasi clan tanaman pangan lab.an sawab tadah hujan tidak diubah penggim.aim

lahannya scbagai upaya pcrlindungan bhan pertanian, Mesldpun

alih fungsi lahan tanaman pangiin lahlll\ l>awilh irigasi masih dirnungkinkan dengan perubshan m>C!lllll tall! nJllll8, pcnggantian lahan tcr3ebut dcngan pcncetnbn

lnlum sewah baru ti
mencapei

produktivltas yang diharapkan aklul memakan Wllktu lama (Agus 2002). Unit lahan yang sesuai untu.lc tanaman pa11gan lahan kcring (TPLK) dapat dignnakao sesuai peoggunun lahan aktualnya dan kebun campwu. Kebun campuran merupakan lahan penanian yang diguoalwt sebagal cadangan pengemhangan

klfWUBll

pcrirotaan,

schingga direncanakan

pcnggunaan l.ehan tcrbangun clan kebun campunm.

Sedoogkon

scbagai

podnng l11Illput

dan lahan kritis l!el'batu diubah penggunaann.va seeuai kc:SC3Wlian bsbannya agar Jebih produlc.tif Unit-unit lahan ruang terbarigun, bedan airlsUDglli, TPLS!, TPLSTH, dsn TPLK ditentubn

penggwiaaaoya tanpa melihat kesesuaiaa lahannya.

Sed11r1gknn mut lahan 1.ainya dipertimbangkl!ll ke~~an

lahan clan

penggunilllll lahan aktualnya untuk mmcntubn penggwuwi lahan rcneaaa,

Kon.li.pn•i Pntgg11•... Laloa11 Optimal Taha.pan

analisis selanjutnya tdalah mencari konfigurasi optimal 5Cl

variabel k.eputman yMg dapat membuat variabel tujuan mcncapai niln.i maksimum dari berbagai altematif konfigurasi set variabel lceputusan dengau dibatasi oleh set funpi kendala. Softwan yang digunakan wituk meinperoleh

48 konfigurasi optimal peagguneaa lahan adahh GAMS. Keunggulan sofiwar« GAMS dihimding software o}ltima3i lainnya ad1tlah pertama dari si~i kdengkapan modul. GAMS dapat diguaakan untnk analisis 11'.lOdcl optimasi dasar don berbagai

model pcngcmbangannya. Selain itu GAMS

tidak mcnggunakan tabel yang

terbatas jumlah kolom dan barisnya, sehingga memungkinkan analisis dengaa

variabelyanglcbihhu1:1. Hasil aaalisis deagan GA.MS selanjutnya disajibn secara spasial sebagai peta arnlwl penggunaan llllwi optimal ~

software Arc View GJS3.3.

Analisis sensitivitas (elastisitas) tiap kendala adalah analisis uotuk mcngetahui arti peoting satu sotuaa puel.abian masing-masing set elemen fung3i kendala tuha
(Sll.efulhakim 2008) Dalam model optimasi penggUntl.llll 1ahan wrtuk perlindungllll lahlm pel't8niaa dm l'Ual'lg tcrbuka hij1W tmlapllt dua kendala sa,,aran yaitu kendal.e.

sasaran pemenuhan kebi.'tllhan pangan lokal dan kendala sasaran pemenuhan ruao.g ~uka

b.ijau. E113tisita.s

masills·roaWis

kendala dihitung mcnggunakan

fungsi sebagai berikut: I.

EIMti$i1a3 keudala ~a.•llJ'lln remenuhan kcbutuhan j!Mgim. l.okal

d1P/1000 z•

clastisitas =marginal >< ----

(3.7)

Di maaa:

z.

= nilai optimal fungsi tojUllfl

d1 = rataan

kon.sumsi

komodiitas wmnan behan

makanan

kc-J

(kg/kDpita/tahun)

P '}..

=

total populasi

Elasti$iw \tcndala sasaraJ1 panenuhan J\larlg terbuXa hijllll elastisitas

= marginal

x A;;c•«

(3.8)

49 Dimana: z•

= nilai optirnal fungsi tujuan

A1

-

0(

= stander pangsa areal ruang terbnb hijau tiap desalkelurahan

total areal lahan tiap de.Wtclurahan (Ha)

Elastisitas

diseriakan

delam

basil

optimnsi

untuk mclihat pcngaruh

perubahan sat11-satu1111 fungs! keodala 1erltadap perubahan nilai fungsi tujuan. Elastisitas

0.2 dapat dlterjcmabkan

Nl.'iwa jika terjadi perubahan nilai fungsi

kcndala scbesar l o/o maka nilai optimal fungsi tujuan akan naik sceesae 0.2%.

Keterbatuan Model Seluruh

data y&ng digunalan dabm penelitian adalah data sekunder,

Deagan haaya meuggunalcao data sekuoder dan tidak melalrulcao peugusuraa langsung maka banyaic. penycdcrhanaan dan keterbatasaan

dalam penyusunae

model dan pendugaan parame<er model. Namun dcmikian penyusunao model optimasl telah diupayakan secara komprehensif scsuai Iiugknp peaelitian, Model oplimasi dalaln peoelitian iai merJpakan model statis yang tidal:: memperbatikao waktu. Hal ini merupakan kelcmahan model .lcarena pada kenyataannya

kaWllSllD

perkoaiao lMlllglll dinwnis. Namum demiklao model

optimasi ini m~glwilkao nilai-nilai margiDa1 dan dapat dianalisis ni lai elastisitasnya, sehingaa dapat dik.etablli implik.asi terbadap

tujUllll

opdmasl jib

terjadi perubahan pcaggunaan lahan.

Pereoeanaan peugguo.aan lahan da1am pmktek terkait banyak aspek analisis yang kompleks, Priosip umum model optiJt\llSi d&pllt digunaklln scbegai salah satu

alat perencaaaan penggunaa.n laban umut meneotukan polA penggunaan lahan yang lebib terukur, A pl ikasi model optimasi sebllgaj altematif alat perencaoaan penggunaan lahao rnemerlukan pcngembangaa mod.el dcngan mengcmbaogkan variabel sesuai koodisi dan

pcrmasalahan alctual wilayah, sena tujuan pereacanaan

penggunaan I.ab.an yang ditetapkan.

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Kondisi Fisik Kawasan PerkotaanPurwokerto Kawasan perkotaan Purwokerto terletak: di kaki Gunung Slamet clan berada pada posisi geografis 109°11 '22'' - 109°15'55" Kawasan

perkotaan

BT dan 7°22'46" - 7°27'30" LS.

Purwokerto sangat strategis karena terletak pada jalur

penghubung arteri primer Utara-utara dengan arteri primer Selatan-selatan, juga berada pada jalur jalan kereta api utama jalur Selatan, yang menghubungkan Kota Purwokerto dengan wilayab lain di Provinsi Jawa Tengah maupun provinsi lainnya (Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur). Kawasan perkotaan Purwokerto merupakan pusat administrasi Kabupaten Banyumas Provinsi Jawa Tengah. Posisi strategis Kabupaten Banyumas dalam pengembangan

wilayab

Provinsi Jawa

Tengab

dan Nasional

memberikan

pengaruh yang besar terhadap perkembangan kawasan perkotaan Purwokerto. Kawasan perkotaan Purwokerto termasuk dalam Kota Pusat Pelayanan Kegiatan Nasional (KPPKN). Sedangkan dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah kawasan perkotaan Purwokerto merupakan kawasan strategis pertumbuhan dan kawasan kerjasama strategis bagi kawasan Barlingrnascakeb (Banjamegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap dan Kebumen), serta kawasan perkotaan Purwokerto dan sekitarnya.

IA\ITJAW~

Kabupaten Baoyumas Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas 2000

Gambar 9 Kabupaten Banyumas dalam konstelasi regional Provinsi Jawa Tengah

51 Topogrsfl Karaheristilc

topografl

di wilay.11h Kabupaten Ban}'lllll3S ditunjukkan

dengao kondisi .ketinggian Jahan dllll kemiringan lahan, Sebagian besar kawasan perkotaan Purwolerto

berada pada ketinggia.n 25-100 meter dpl. Wilayah

kecamatan yang beeada pada ketinggian ini mencakup seluruh wilayab Kecamatan Patikmjo,

Sok.araja, PurwokCIU> Barat, dan Purwokerto Selatan. Sedangkan

Kecamatan Purwokc:rto Uia.-a, .Purwokerto Tunur, Baturmden, Karanglewa.s, Kedung!>anteng, Kemba.ran, dan Surnhang sebagian wilayahnya berada pada

keti11ggian 25-100 meter dpl dan sebogian lainnya berada pada ketinggien lebih dari 100-500 meter dpl. Berdasarken \emiringan

atnu kelerengan lahan kawasan perkotaan

Purwokeno diklasi.fikasikansebagai berikut:

1. K.lmliringan 0-3 % meliputi seluruh wilayah Kecamatan Purwokerto Utara, Purwokerto Timur, Purw,,kertn Barnt, K.embaran, dan Batumden.. Sebagian besar wilayah Kecamatan Purwokerto Selatan, Kodtmgbanteng, Karanglewas,

Sok8111j~ Swnbimg, dan Patikraja. 2. Ketru.ringim

3-8 % meliputi sebaglan Keca.matan Purwolrerto Selata.o,

Kedw1gbanteng, IUiranglewns, Patikraja, dan Sokaraja. 3. Kemiringan 8-15 % meliputi sebagian wilayah Kecamatan Purwokerto Selatan, Patiktaja. Sumbang, dan Sokaraja. 4. Kemiringan 15-25 % meliputi Kecamatait Patikraja dan Kecamota11 Sokaraja. Peta ketinggian lahan dan kemiringan Jahan kawasan pc:rkown Purwokerto disajikan pada Gambar 10 dan Garobar 11. G.. Jogi Kawasan perketaan Purwokerto secara fisiografi lerletak pada zona pegunungan Serayu Utara. Zona tcnebut sebagian besar tmutup oleh produk

endapan GunWlg Slamet. Sedangkan Sll'atigrafi

kawasan perkotaan Purwokerto

tetdiri atas: I) alluvium, 2) alluvium gunung api, 3) angsota breksi ha11111g, 4) fonnasi tapak, dan fo~i

halang (Bappeda Kabupatm &nywiw 2004). Gambar

12 ada!ah peta geologi kawasan perkotaan Purwokerto,

52 :mcoo

312000

310000

314000

~

~

"'

io;

~

+

+ 8"'B +

~o;

+

~a>


~ o;

+

~

+

o;

a;

~

s ~ ~....

~... o;

~ Kee. Patikraja

~

o;"'

+

+

~...

+

+

;;

8 8 ;;;

...

+

+

+

+

20'.JOOO

3:12000

3:)4000

Legenda

--

-

Batas kecamatan 100 - 500 m dpl 25-lOOmdpl

~

+ 9l)(l)()

3:13000

310000

312000

31'1000

PETA KETINGGIAN LAHAN iq..WASAN PERKOTAAN PURWOKERTO

-~I ---

Sekotah Pasc•,.•rj.1na ln.s1itut Pertanian Bogor Progr•m Sb.JdiPereno•naan Taif'lun 2009

1

Sumbet:

D

Wil.ayah

1

-

2 Km

Stst•m lnto1mui

SDA Kab.

Bainyum~s

2000

Sisiem

SDA K.ab. B•nyumas

2004

lnformasf

Garnbar l 0 Ketinggian lahan kawasan perkotaan Purwokerto

I

53 ;:62.000

8

+

If

"'

;;;

Kee. Kedungbante

+

312000

310000

.

+

f_.

314000

.,

!2

~c Sumba~

__,'

--

+

+

+

+

+

+

+

+Kee_

+

+

+

+

+

+

Kembaran

Kee. Sokaraja

+

+

...

+

+

't-

+

1ij

Kee. Pstikraja

.,

+

~

+

+

/

8

...Oi

r

+ >.

,

+

+

+

+

arooo

3l1000

304000

3)>(00

--

314000

312000

PETA LERENG l
Legenda

--

+ 310000

:DlOOO

Batas kscamatan 0- 3 % 15 - 25 % 3-B % B-15

%

Sekotah PasGasarl•n• lnstiiut Perta nia n Bogo1 Program Studi Pet1! neen aan W' IJyJh

18

T .thun2000

[±JI Sumb•1:

---

I

0

1

2

Km

Slstem lnforma5i SOA Kab. Banyurn.as .2000 Slst1m lnformasi SOA K.1b. Banyum•s 2004

Gambar 11 Kemiringan lahan kawasan perkotaan Purwokerto

I

54 ascoo

ec. 4dungbant

3100'.JQ

+Kee. Sumi>ang

+ U)

8

+

§ Oi

+

+ '88°

+

Kee. Kembaran

Kee. Sokaraja

+

+

+

r

+

+

+

"'

+ill '8"

Kee. Kalibagor 8

~

+

+

Oi

Legenda

--

Batas kecamatan

+

PETA GEOLOGI KAWASAN PERKOTAAN PURWOKERTO

Alluvium Aluvium Gunung Ap1 Anggota Breksi Halang Formasi

Halang

Formasi Tapak

e ~I Sumber:

Sekolah Paso.asarjana lnztltvt Perbnl.1n 9090' Prog1.am Sludi Pereno.an.aan Lahu n 2009

Si.stem

---

1

0

lnfo1mu:i

SDA Kab. Banyuma

2000

SOA Kab. 9anyumu

2004

Si:stem tnform~i

Gambar 12 Geologi kawasan perkotaan Purwokerto

W ii.ayah

1

2

Km

I

55 Geomorfoloci

Wilayah K.abupstcn Banyumas berdasarkan sudur lereng dibedakan menj adi tiga satuan morfologi yaitu

pegunungan lipatan,

satuan

morfologi dataran, satwm morfologi

satuan morfologi

gunung

api. Kawasan perkotaae

Pw:wok:erto berada pada saruan morfologi dataran, yang menempati areal cukup

luas di wilayah Kabupaten Banyumas. Kidrologi d•n llidrogeulogi Kondisi hidrologi suatu daerab ditentukan oleh kondisi g~lo~i dan ilclirn, termasuk banyaknya curah hujan yang terjadi dalam suatu wilayah. Koadisi hidrologi mernihki persnan yang penting dah1111 pengembangen wilayah, khususnya dalam penentuan kebumhan dan kapasitas air tersedia dalam suam

wilayab . Bcrdeserkan letak posisi sumberdaya air dibcdakan mcnjadi dua, yaitu air pennukaan dan air tanah. Sebaglan besar lc.awasan perkotaan Purwokerto mcmiliki keda.lluwln air 11\nah antara S-10 meter dan 10-IS meter. Selain im kaWllSQD perkotaen Purwokerto juga dilalui banyo.k sungal, beberapa di anlanmya

merupakan sungai ntnma. Sungai yaog mengallr melalul Perkotnan Purwokeno

!*la umW1U1.ya berssal dnri

mal3 air dan daerah sebelah Utara kola (dataran tinggi

Ououng Slamet), antara lain Kali Logawa, Kali Jeogok, Kali Daajaran, Kali Lurik, Kali Bodas, Kali Bagor, .Kali Knutji, Kali Caban, Kall t..ubw, Kall Bener, Kall Pengarengan, Kali WalWlgllll, Kali Deng. Kali Biro, Kali Mali, Kali Bakal, clan

Kali Pelus. Selanjutnya untuk kcperlwm air minum. scbagian besar kawasan perkotaan Purwokerto telah terlayani infrastruktur air bersih. Peta hidrlllogi

kawasan perkotsan Purwokerto disaj ikan pada Gorn bar 13.

Berdasarkan

klasifJ.ka.si iklim menurut Oldeman (1983),

Kabupaten

Banyumas termasuk zona agroklimat bervariasi antara CZ h.ingga .B2. CIU1lh hujan rata-rsta tabunan berkisar antara 2456- 3895 mm. Angka ini menwijukkan bahwa di wilayah Kabupaten Banyumas memiliki curah huj(Ul yang cukup tinggi. Tmgginya cutah hujao menjadi faklor penghambat bagi pengembangan beherapa komoditas pcrtnnian. Cumh hujon tertinggi terutnma pada wilayab Kabupatcn

56 Banyumas yang terietak di lereng Gummg Sh1met. Untuk kaw11Sa11 perkotaan Purwokerto curah hujan berkisar antara

200(µW()(}

mm/tahun, sebagaimana

ditunjukan peta curah hujan kawasan pads Gamber 14. Kelembaban udara rata-

rata berkisar antara 52-100"/o. Rata-rata suhu udara bulanan 26,J"C, dengan suhu minimwn tereatat 24,4"C dan suhu maksimmn 30,9"C. Tanall Jenis tanah J)"Wt kawasan perlrotaan Purwokerto terdiri atas Aluvial Coklat l(elabu, Asosiasi Latosol, Latosot Coklet dan Regosol, Kompleks Podwlik Merah J(uning, Podzolik Kuning dan Regosol, Latosol Coklat, Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklat Kelabu (Bappeda KJibupaten Banyumas .20()4). Jenis tanah

k.awa.qan perkotaan Purwokerto disajilam pada Gambar 15. Ciri dan sifat dari ~-awing jcnis tanah di Jroy,-asan perlrotaan Purwokerto adalah sebagai

berllrut: a. Alu.vial Tanah Aluvial terbentuk dari bahan indulc endapll!l liat, paslr, dan debu

a.tall

campurannya. Tanah ini belum meagalaai.i perlceDJbengan struktur, di bagi.8n hulu umwnnya bc.rpeoampang dangk.al, berstruktur lauar berc;ampur dengan kerikil atau batu, sedangkan di bagian bilir tekslumya lebih balus dan berpenampcmg dalun. Kesuburan WW. Aluvial bervariasi, pada umumnya dignoa~<10

sebagai lahan pert.anian berupa sawah,

tegalan,

dan lcebun

campunm. serta pemuk.iman. Penyebaranuya terdapat di sepanjang jalur 4litan sungai dan cJa,rah pelembehan Potemi tsnah baik untWt pusawahan dengao

:filktor pembatas berupa banjiv'icm111gan air J*111 musim bujao,

SCI1:a

pen.ampeng taoah dangkal dan berbmtu di bagim huJu. b,

R.eioul Tanah Regosol terbentuk dari baban indulc:abufpuit volkan intermedier !18lllpsi basis, oapal, dan batu kapur dcng1111 kedaleman pcnampang

bcrvariasi,

umumnya dangkal (<50 mi). tekstur bsar, drainase cepat, sifat fis.ik taaah sedang, permeabilitas agak cepat, peka terhac!ap erosi, dan kesuburan taoah sedaog. Penyebarannya 1erJapat pada damth perbukitan dengen penggu.uaan

51 lahan berupa butan., kebun campunm, tegalan, clan pemukiman, Potensi taoah kurang baik untuk usaha pertaniaa. de:ngan faktor pembatas berupa pellilmpang tanah dangkal, berbatu, dan keketingan pada musim kcmarau.

e, LatoS-Ol Tanah Latosol terbenmk dari bahan luff volkaa intermedier, batu liat, dim batuan sedimen, Tanah relah .meogalami perkembangan struktur yang lanjut,.

pecsmp-.mg taaah dalam

dan hoinogeo,

tekstur

halus,

drain::se baik,

penneabilitas sedang, sifat fisik lanah cukup baik, mudah diolah, dengan kesuburaa tanah cukup baik, Potensi tanah Lstosol baik ur.tuk usaha pertanian tanaman semusim dan tahur.an. Pengimaan lahan berupa hutan, kebun karet, ke bun campuran, tegalan, dan pevln!ciman d. Podso1ik

Tanah Podsolik terbenruk dari batnalit dan batupasir, pa.la beberapa temp ..t bereampur dengan bahan volkan. Tan&h ini telah mengalami perkemb-.mgsn struktur agak lanjut, penampang tanah sedsng sampai sangat dangkal dan pada beberapa tempat berbetu, tekstur halus SfWlpW agak balus, drainase sedang

sampai agak terham bat. penneabilitas lambat, sifat fisik tanah kurang baik, peka terlladap eeesi, pengolahen taoah beral, dan kesu buran tanah rendah.

Penyebmumya tenlapai di daerah bukit lipatao. bentuk wilayah datar sampai berombak, Penggunaan laban beNpe semak belukar di daerah perbukitan, di daerah bergelombang berupa tegalan dan W- sawah tadab hajan, sedangkan di daerah datar sampai berombak digunaken sebagai lahan sawah. Potensi tanah kurang baik untuk usaha pertanian tanaman pangan akan tetapi cukup baik Wltllk tanaman ta!nman. Falctor pembatas tanah beropa sifat .fisik tanab

ymg jelek, peka terbadap erosi, dan lce&lburaD taDah rendah. Tanah Podso\lk di daerah perbukitan dengan len:ng C1ltllm sebaiknya dijadikan hutan lindung.

58

Legenda

PETA HIOROLOGI KAWASAA PERKOTAAN PURWOKERTO

--

Batas kecamatan

--

Sungai

--

Sungai utama Kedalaman air tanah 15 - 25 meter Kedalaman

air tanah 10 - 15 meter

Kedalaman air tanah

5 - 10 meter

P.ISC..ls:oujana ln:s:titut Perbnlin Bogor Sekolah

8

Pro9r.am

[±JI Sumbu:

Stud I Pe1enoana-9'n

--

1

Ststem lntorm.asi Pot(!n:si Lah.In

Gambar 13 Hidrologi kawasan perkotaan Purwokerto

W hyah

Tahun 2009

D

1

SDA K.ab, 8.1nyum.s

P•rtlnian 2006

2

Km

2000

I

59 aocoo

3:12000

310000

OOl!DJ

Kee. Kedungbante

314000

312000

Kee. Sumbang ID

.,~

+

Oi

+

-f...

+

+

+

+

+

+

+

+

+

a;

~

8

!'I

~

~·

;;

+\

~

+

+

+

+

+

-+Kee. Kembaran

~

+

+

+

+

+

+

Q)

;;

.i;

-

r>. I

\ ___

8

"'"'-.

+ Kee. Sokaraja

8

~

Oi

'-·

+

~

;;

+

+

+

+

+

+

+

+

- --

+

r-r--"

...

--~'

+

+

Kee. Patikraja

~....

+

+

+

+

~;;

+

+

+

+

.i;

!'I

...

a

...!'I

+

~

!'I 3Dl)6

3'12000

Legenda

--

Batas kecamatan

:'1)100()

eoseoc

~

310000

314000

312000

~

PETA CURAH HUJAN KAWASAN PERKOTAAN PURWOKERTO

2000 - 3000 mm/1ahun 3000 - 4000 mm/tahun

8

St:kol.ih Paso.uar~n~ lnstmrt Perta nta n 90901 Progr.am StudiPerenoaoun

~I Sumb~r: Slstem

Gambar 14 Curah hujan kawasan perkotaan Purwokerto

Wilayah

T Ahun 2000

--

1

0

1

1n1orm.asl

SDA Kab. 8anyurr1as

2 Km

2004

I

60 3:12000

3Xl000

~

310000

a;

314000

..

iD

f¥e. Surnbanp

+

+

(I)

312000

,-

·-'

~

+

8 8 .,

+

"' ili

a;

+ ...............

+

+

+

+

+

+

+

+

+Kee. Kembtran

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

+

:+

....,

~

a;

8

!!!

-

ili

...~a;

+ Kee. Sokaraja

+

/

Ke.+ Patikraja

+

+

Kee. Kalibagor ~...

+

ili

+

+

/,-····-- ..

··.

+

~ ili

+ :30200)

3XlOOO

+

r>.

+

+

3J4(JJ()

3'.ECIIO

+ '

-

4'

' ...... + :mooo

Legend a

--

+

Balas kecamatan

310000

PETA JENIS T ANAl-i 'r
Aluvial C oklat Kela bu Asosiasi Aluvial Kelabu dan Aluvial Coklal Kelabu Asosiasi Lato sol. Latosol Coklal dan Regosol Kompleks Po dzoiik MK, Podzolik Kuning dan Rego sol Lato sol C oklal

8

S•kollh Paseas•rj.lna IR$tttut Pertanian Bogor P1ogram Studi Petenc.anaan Tahuo 2009

[±JI Sumbtr: Sl:stem

Gambar 15 Tanah kawasan perkotaan Purwokerto

312000

I

-.....J

0

W II.ayah

1

tnformasi SOA Kab. 9anyumas

2

Km

2004

I

61 Beneana Alam Bencana aJam yang terjadi di wilayah Kabcpaten Bmyumas lldalah bencana banjir dan gerakan larulh. Pada bwa:;i111 perkotaan Purwokert.o lokasi yang

teridentifikasi sebagai daerah rawan bencaaa hanya Desa Kedungrandu Kecamatan Potikrnja. Wiloyoh tersebut mcrupakan salah satu dC34 yang rawan bencana alam gerakan tanah.

Ptoataao Ruang Kawasan Perkotaaa Puwokerto Kcbijakan terkait penataan ruang kawasan perkotaan Purwokerto adalah Perannan Daerah Kabupaten Banyumas Nomor 6 Tahun 2002 tentaog RUTRK/RDTRK Purwokerto yang kemudian diubah dengan Peramran Daerah Nomor 2 Tahun 2003 tentang RUTRKIRDTRK Purwokeno, Pada tabun 2007 dilaksaoakan penyusunan kembali Rencana Umu.m Tata Ruang Kawasan (RUTRK) Peikotaan Purwok.erto sebaga.i revisi RtmU<JRDTRK Purwokerto, Dcn:lasarklln Bvaluasi dan Revlsl RUTRKIRDTRK Purwokerto Tahun 2001, lingkup perencanaan tata twUlg bwasan peikotMn Purwokerto meliputi empat kecamatan eks Kota Administralif Purwokerto, yaitll Purwok:erto Utnra,

Purt...'Okerro Timlll", Purwokeno Selatan dan Purwokerto Barat. Kondisi akrual kawasan perkotaan l'urwokerto telah mengalami perkembangaa hinterland-nya, yaitu Kecamatan

Ice arah

Patikrajo, Kar.lngleWllll, Keduagbsateng,

Batun:aden, Sumbaog, Kembamn, dan Solcanlja. Wilayah himer/and merupakan wilayab yang terkena dampak langsung dari perkembangan kawasan perkotaan

Purwokerto, terutama wiloynh yang berbatasen laogsung dcngan k:awasan perkotsan Purwokerto. Dengan mempertimbangkan pertembangan

tersebut

deliniasi kawa.<1an perlcotaan Purwokerto untulc pereocanaan tata ruang sebaiJai revisi RUTRKIRDTRK Kota Purwokerto Tahun 2001 tidak bao.ya meliputi 4 kecamatan melainkan 11 kecamatan, terdiri atas 56 desa/lelutahan mencalcup total luas kawasen 9,659.5 Ha. Penyusunan kcmbeli Rencana Umum Tata Ruang Kawasan Perkotean Purwok.erto didasarkan pada evaluasi terhadap RUIRK!'RDTRK Purwokerto dan kondisi ebisiting kawasan. Hasil evalussi terhadap ko.ndisi eksiaiting kawasan

62 perkotaan Purwokorw menunjukan bahwa fungsi-fungsi kawasan masih belum optimal dan terdapat lcecenderungan penyebaran yang tidak merata, kurangnya

pcngaturan pada kawassn perdagangan dan jasa, sekitar

kampus,

kebutuhan

ruang

terbuka

belum tertlltmlya kaw11S11D bijau dalam

mengimbangi

perkembangan ruang terbangun kota, materi rencana yang masih lmrang

mengakornodasi Kepmcn .Kimpraswil 327/KPTS/2002, serta perlunya pengnturan masalab transportasi.llalu lintas di pusat kota. Di •amping iru perkemba.>1gae kawasan perkotaan Purwokerto juga menunjukan teijadinya fenomena urban

sprawl (Bappcda Kabupnten Banyumes 2007). Kondisi aktual dan arah perkembangan kawasan perkotaan Purwokerto menwijukan penataan ruang kawasan perkotaan Purwokerto belum mamri11 mcngoptimalbn potensi kawasan, menciptakan keserasian dan keseimlxmgan dalam pemanfuatan ruang kawasan perkotaan secara efektif clan efisien, sena

menjaga hubungan yang harmonis antara manusia dengan Jingkungannya. Penataaa ruaag kawasan perkotaan Purwokerto yang disusun secara kenvensional belum inampu mewujudklln tujuan penataan ruang. RUTRK/RDTR.K Purwo.kerto yang digunakan sebagai pedoman dalaJn pembangunan kawasan perkotaan

Purwokerto tidnk rnampu mengoprimalkan potensi .kawasan dan mendorong pt.rkembangan ke a.rah yang dibaraplu:n. Fenomena urban Bprawl menunjukan

perkembanga.n kawuan yaog tidak tereaceea dan tidak terkendali. Kondisi demikian mengakibatkao penna.Wahan tata RJall8 dan berakibat pada penurunan k~jahtenian masya.rakat.

Kondiai Sfflal Ekonomi X.Wasan Perkotun Purwokerto Kawaaan perlrotaan Purwokesto sebagai ibukota Kabupaten BllD}'lllDllS

memilil
saran&

prasaraoa kehidupan

kawasan ped.otlwi Purwokerto secara umum relatif memadai, 1'aik dari segi jurnlah maupun jenisnya (Bappeda Kabupaten Banyumas 2007). Ketersediaan ~ia

dan prasanwa .lrehidup1111,

Purwokerto

telah

mendorong

sena

pedembangan kaWBS81l perkotaan

perkemba!lgan dan pemusatan penduduk.

63

Berdasarkan

da"1 Podes tahun 2006 jumJah penduduk kawasan perkotaan

Purwokerto adalah 362,489 jiwa dengan kepadatan rata-rata 3,752 jiwa/lari2. Struktur perekonomian di kawasan perkotaan Punvokerto inen.t{Xlklm pc1p11duan antara suuktuc perekonemien pe.rkulfiltn yang diJominasi oleh sektor perdagangan, jasa,

dan industri, dan sektor pertanian, Dominasi sektor

perdagang1111, jasa, ciao industri. terda;>at pada pusat kawasan

perkotaan

Purwokerto yaitu Kecamatan Purwokerto Ulara, Purwokerto Timur, Purwokerto Selatan dan Purwokerto Baral, sedangk".an sektor pertanian masih dorninan pada Kecamatan Patikraja, Karanglewas, Kedungbanteng, Baturrsdeo, Swnbang, Kembaran, dan Sokaraja yang merupakan perluasan kawasan, Dominasi sektor pertanian pada kecamatan-kecamatan yang merupakan semula Jne1Upakan hinJerland

kawasan perkotaan Purwokerto mempengaruhi

stJUktur Ju:lmagakerjaao kawasan. Tabel 7 mcnunjukan bahwa jumlah penduduk. yang be.kerja di sektor pertanian jwnlahnya masih besar pada kecamatan-

kecamat:m tersebut, baik sebagai petaoi sendiri maupun sebegai buruh tani, Kondisi ketenagakerjaianyaog demikian pedu diantisipasi terhadap perkembangan

kawasan yang mengarah pada perubehan struktur ekonomi lawasan perkotaao. Pertumbuhan ekonomi kawasan perl::otaan Punvokerto hams berlcualims sehinggs Wspat membawa kesejahteraan bagi mi:syarakat, yaitu pertumbuhan ekonomi yang d.isertai dengan kemampuan

penyerapen tenaga kerja. Tanpa kemampWtD

penyerapan tenaga ketja yang memadai penumbuhan ekonomi banya akan

menimbullam ke:;enjangim yang semakin besar. Pertumbuhan

ekonomi

kawasan

perkotaan

Ptttwokerto

mmtberikan

kontribusi yang dominan bagi perekooomian wilayah Kabupaten &n~. Akan tetapi pertumbuban ckonomi tersebut belum sepenuhnya membawa kesejahlentaQ

mengbadRpi

bagi

masyarakat. Kawasen

pennasalahan

kesejahteraan

perkotaan masyarakat,

Purwolrerto yaitu

masib

kemiskinan,

pengangguran, pendidikan, dan kesehatan, Sewn pennasalahatt .kesejahteraan kawasan perkotaan Purwo.kerto juga menghadapi permasalahan

kemandirian

daerah meliputi pemberdayaan masyaralcat dan infrastruktur investasi (Bappeda Kabuputen Banywnas 2006).

•

' Ill

65 Pe11ggu11a1111 Laban .KaWUllll Pu'kotaan Purwokeno

Peagguaaaa lahao di kawasan pcrkolaan Purwokerto terdiri atas I) Ruang Terbengun, 2) .Kebun Campman, 3) Tanaman Pangan Laban Sawah Irigasi, 4)

Tanaman Pangan Laban Sswah Tadah Hujaa, 5) Tanaman Pangan Laban Ke:ring, 6) Padang Rwnput, 1) Lehan KritislBerballJ, den 8) Badan Air!Suogai. Luas areal

untuk tiap tipe peoggunaan J:han adafab sel>agaim!IDS Tabel 8. T tlbcl 8 Peng.,01.iJlalil1 lahan kawasan 9(llk0ta!U'! Pmwokerto Penggunam Laban Abal

No.

1 2 3

RuanaT~ KeO..n OJmpwan Tanamaa Pangao Laban Sawal! kigilsl

4

Tanaman Pangan Laban Sawlh Tadall Hujan

5 6 7 I

T..,aman~Lahan~ P-.idang lt1111Jput UllaD Kritisllkrtalu &daa Air1Sun2! J.ml-1

Luas(Ha} 4,G6&.1 1141.3 4,2&6.6 199.9 l 16.7 5.&

9.6

% 4?..1

8.7 44.4

:LI J.2 0.1

131.6

0.1 1.4

9.6S9.S

100.0

Sl
Bmiasarkau data tersebu1 penggunaan laban portanian mesih domin811, yaitu meliputi 5,444.5 Ha atau 56.4% luas kaWSSIUL Dominasi penggunaan Jahan pcrtanian yang tmebut masih memungkinkan bagi pengembaegan pertanian di

b.wasan perkotaan Purwo.kerto. Tantan&'m utama terbadap penggunaan la.ban di

kawasan perk:omn Purwokrto adalab alih ~

lahan pertanian meajadi non

pel1anian, terutama un1uk. pengembangan perumaban dan permukiman perkotaan yang

tems

perkembangan

meningkat

sejalan

de"SI'"

perkeulbangan

pendudu.k. Agar

tersebut tidak nlellirnbulkan daropl1k. yang tidal diinginkan dan

untuk Jceberlanjutan f~i taw.mn dipcsrlukan perencaoaan yll!lg mampu mengoptima)kan penggunaan 1a!wi di bwasan perkotaan PurwoWio.

Poteusi Pertlnian Ka1"lllall Perlr.otaan Purwokrtu

Kebijakan teatang Jahao abadi pertallim disarnpaikan pemerin!ah sebagai saWl satu bagian dari Revitalisasi Pertani.im, l:'erikanan, dan Kehutaoan (RPPK)

yang dicanangka» pada l>ulan Juni 2005 1elah meJll:tJlpkan Kabuparen Banyumas

66 sebagru salBh sani lumbung pllllgan nasional di Provmsi Jawa Tengah. Lehan abadi pertanian adaJah suatu kebijakan tentans tata pensgun8811

tanab. di

mann

pemerintan reengelokasikan 15 juta Ha Iahan sawah clitl1Iflbah 15 juta Ha lahan tegalan, yang hanya boleh digunakan untuk kegiatan pertanian, dan tidak

diizinlran dialihfilngsikon ke bentuk-bentuk penggimaan

lain. l'enet~

Kabupaten Banyumas sebagai salah sam lumbung pangan oasional tersebut didawkan pada potensi pertanian wilayah. Sebagai salah satu lwnbung pangan nasional Pemerimah Kebupaten Banyumas harus mclindungi (mcmpertahanlcan)

lahan pertaniannya. Lahan pertaoian di kawesan perkotaan PurwoL:erto, merupolc.an bagien dari lahan pertanian yang paling subur di Kabupaten Danyumas. Berd&arlom Potensi Pertanl.an Kabupaten Beayumss (Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupa~n B1111yumas 2006) yang didasarkan pada evaluasi kesesuaien Johan model CSR/FAO (1933) pada wilayab Kabupaten Banywuas pvltlDSi lahan bisgi pertaoian di k:awasan perlc.otaao Purwoketto dapat disimpulkan sebagai berikut: •

Toposrafi kawasa.n perkotaan Purwokerto relatif datar, hanya SebegiaJJ kcciJ dari kawasan mem.iliki lereng lebih dari 15% yang blsa meqjaJ.i faktor pembalas. Kondisi demi.kian merupaka.o salah satu faktor pendukung p«kembangan kawasan, karena topognifi datar mendukung penggunaan lahan sebagai kawasaa budidaya.

•

KetinWan lahan kawasan Punvukerto masih di bawah 1,000 m di alas

pcnnukaan taut. Pada keti.nggian tersebut kclcmbaban relatif tinggi, dan dapat menjadi kendala urama bagi pengembengan pertanian.

•

K.ondisi media perakaran lahan pertanian di kawasan perkotaaa Purwokerto mengacu pada kondisi uruwn wilayah Kabupate11 Banyumas, memiliki y;mg cukup baik, kelas tekstur juga tidak meojadi faktor pembatas.

•

Retensi hara belum merupakan faktor pembatas utama, karcna masih bisa

diantis.ipasi deogan peogeloJaan tingkat reodab. sampai medium. •

Sebegai bagian wiJayab beriklim basah air cukup tersedia di kawasan perkotaan .Purwokerto. Curah hujan rata-rata tahunaD berkisar antara 2,4563,895 mm. J:Julan kering berkisar antara 1-3 buJan dan bulan basab berkisar

67 antara 6-9 bulan. Akan tetapi lDlnik bebe:rapa komodi t!IS pertanian kondisi

i kl im teesebut justru menjadi fahor pembatas. •

Lahaa-laheu

dengan faktor pembatas kctersediaan hara masih

bi>1&

diantisipasi dengan tingkat pengelolaan readah,

•

Dari ana1isi• toksisiW, da)'ll hanw listrik mcnunjukan nilai kurang dari l mmhos,

dan ~jcnuhan

Al lruraDg dari 10% (sangat rendah) sehingga

kandungannya tidal mengindikasikan rneracun,

Selnnjutnya kawasan perkotaaa Purwokerto d.apat dikelompokan dalam dua unit kesesuaian Jal11111 (Bappeda Kabupaten Danyumas 2004), luas masing-ruasingunit

kesesuaian lahan adalah sebagaimana Tabel 9. Berdasarlcan uraiao tersebut dapat disimpulkan babwa secara umum l:ondisi fisik kawasan perkotaan Purwokerto potensial

b~

peagembangan

pelWliao.. Pot.cnsi tersebut

hacu~

1h1Jl!ll.

diorganfaasik.an dengan beik untuk meningkatkan .lresejahteraan masyarak:at, sebagal penyelesaian permasalahan kawasan. Tabel 9 Luas aTeal lahsn Ulltuk tiap kelas Jresem•ian K.odeunit

i(ese,oai1111

latlan l
Llias (Ila)

lahan

untuksawah

I

Thlak S<:1uai

$esuai

Tidak &$uai

2

Sesuai

Sesuai

Sosuai

Sumber. Bappecla Kabupalell Banyumas 2004

1,000..S 8,6S8.8

HASIL DAN PEMBAHASAN Komputasi model optimasi meoghasilkan nilai optimal fungsi cujuan, pola

penggunaan lahan optimal, pola pertanaman optimal, nilai •nilai sasaran-sasaraa optimasi, scrta nilai-nilai marginal dari sasaran-sasanm optirnasi. Nilai optimal fungsi 111juan adalah sebesar 9.5%. Nilai u:rsebut merupaka11 simpangan terhadap target sasaran optimasi, yaitn total defisi I pangsa pemenuhan

permintaan

konsumsi lokal serbadap komoditas tmaman bahan makanan dan ruang terbuka hijau.

Nilai marginal rnerupakan perubahan nilai fuagsi tujuan dengan peruhshan fungsi kendala Nilai marginal positif bermakna bahwa perubahan fungsi kendala

akan menlngkatkan funll$i rujuan, sdringga nilai optimal tidak dapat dicapai. Peningkatan satu satuan funasi !cendala akan meningkatklln fungsi tujuan sebesar nilai marginalnya. Scmakin besar nilai mmginal semakin besar darnpaknya

terhadap perubahan fungsi rujuan. Elastisitas disertakan dalam basil optima.si untuk melihat pengaruh perubahan fungsi keodala terhadap perubahan nilai fiingsi tujuan.

Kelebihan perencanaan

penggmiaan

dibaodi nglom hasil perencanaan

penggimaan

aspek keterukurannya terhadap ~

Pereru:anaao penggunaan

Iahan

dengan

model optimasi

I ahan secara konvensional adalah

tujuan perenc:maan penggunaan lahan,

Iahan dengan model optimasi dllpat memberikan

informasi pola penggwwm lahan optimal sesusi potensi masing-masing Iokasi, Informasi

tersebut

merupakan laodasan dalam pemanfaaran 1ahan untuk

mewujudkan pola ruang yang optimal. Modd optimasi memberikan infomwi

kegiatan terbaik untuk dikemban&kan pada suatu lok:asi agar mendukung pencapaian tujuan perencanean pengguoaan lahan. Perencanaan penggunaan 1aban deagaa

modcl optimasi

juga

memberikan iufcrmasi tentang dampak

pemanfaatan laban yang tidak sesuai dengan reneana, Nilai marginal dalam model oprinwi memberikan informasi teotang irnplikasi perubahan penggunaan lahAO yang tidak dapat dihasilkan dalarn

perencanaan penggunaan lahan koovcrurional Dengan demikian meskipun model

69 optimasi merupakan model statis yang tidek 111empertimbangkan waktu, niJBi margiD.al basil optirnas! akan depat menunjukan implibsi perubaben penggunean lahan terhedap pencapaian tujlllUI. Informasi tersebut perlu diketahui agar pemanfaatan lahan dapat meminimumkan dempak yang tidak diinginkan. Dalam ling)rup kawasan perkotaan, lahan dengaa segala kompleksitesnya harua dapat dimanfaatkan secara optimal. Model optimasi yang digm1abn dalam penelitian disusun dengan banyak keterbatasan, Namun dcmikian pcndckalannya diupayakan mcnycluruh dalam konteks pennasalahan yang ada. Oleh sebab itu untuk pengcmbangan dan aplikasi model optimasi lebi.b lanjut, keterbatasan-keterbatasan tersebut perlu diperbaiki. Peodugaan parameter harus dapat clilakukan dengan lebih bail: dau prlnslp optimasi penggunaao l.aban perlu dikembangkan untuk tujuan-tujuan yang Iebih kompleks sesua.i kondisi dan permasalahan wilayah, serta kondisi perencanaan penggillllillll )Ilium Iii

\apanga:n. Pola Penguuao Lahn Oplilnal

Pengsunaan Iahan aktual kawasan perlcotaan Purwok:erto wrdiri alas 1) Ruang Terbangun, 2) Kebun CampUl'all, 3) Tanaman Pangan Lahao Sav."811 Irigasi, 4) Tanaman Pangan Laban Sawah Tadah Hujan, S) Tanaman J>ang1111 f..ahan K.ering, 6) Padang Rumpul, 7) Laban Kritis/Berbatu, dllll. 8) BIMlan Air/Swigui.

Dalam pola peoggunaan lahan aktual terdapat penggunaan lahan yang kurang fW1g11io1181 yaitu Padang Rumput dao Lahs» Kriti.s/Berbatu. Dengan pengertian bahwa tipe pcnggunaan lahan terse.but k=mgltidak produktif, :ichingga kedua tipe peDgg11[)11811

laban tersebut perlu dioptimalkan deogan me.ngul>ahpenggunaaa

tahannya sesuai polensiny". U.utuk optimasi penggu.naan lahan rencana meliputi penggunaan lab.an l) Perumaban/Permumnan,

2) lndus1ri Pengolahlln, 3) Perbntorau/Pertokoan,

4)

Laban Sawah Irigasi, 5) Laban Sawah Tadah Hujao, 6) Lllhan Kerins Tanamaa Semusim, 7) Kebun Campuran, 3) Toman Perairan Kola, dan 9) Tamen Hutan Kota.

Ruang

Tabaoguo

Perumahan/Pennukiroao,

diproporsik.an

lndustri

me11jadi

pengguoaan

lahan

Pengolahan, dan Pttkaotoran/Pertokoao

70

dengaa menggunakan proponi ruang tcrbangun berdasarkan data Podes (BPS 2003). Padang Rumpu1 dan Lahan Krilis/Berbafu dioptimalkaa pemanfaatannya mcnjadi pcnggunaan lahan produktif dan/atau sebagai cadangan pengembangan,

Tanaman Pangan Lahan Sawab Jrigasi dmi Laban Sawah Tadah Hujan Jipertahanlcan penggunaannya. Sedanglcan Tanaman Pangan Laban Kering

dioptimalkaa sebagai Laban Kering Tanaman Semusiln daa Kebun Campuran. Tanamaa Pangan Laban Sawah lrigasi, Laban Sawah Tadah Hujan dan Tanaman Pangan Lahan Kerins dipertahankan

penggunaannya sebagai lahao pertanian,

Mempertahankan penggunasn lahan tersebut merupakan upaya perlinduogao lahan

pertanian sebagaimana diarahkan daJam rancangan Undang-undang

Perlinchmgan Lab.an Pertanian Pangan Berkelanjutan, Deng11!1 dipcrtahankannya penggunsau lahan Tanaman Pan,gim Laban Sawah lrigasi, Laban Sawab Tadah Hujan dJm Tanam.ao Pangan l,llhan Keriag malca kebutuhan ruang terbangun kaW83811 perkotaan dicadangkao dari pcnggunun 1Ahan Kebun Camtiuran.Padang Rnmput, dan Lehan Krltis/Bcrbaru Kotnpiltll!li model optimasi meogbasil.bn pola penggunaan Jahan optimal sebagoillllJDll Tllbc:\ 10. Peaggunaoa lllbtm yang optimal di kawasan perkolaan Purwokerto melipuli pengguuaao lllhan Perumahau/Permukiman (3813.5 Ha), lndnstri Pengolahan (31.5

Ha), Perbntoran/Pertok.oan (232.6 Ha), Kebun

Camplll!ID (95-0.0 Ha}, Lab11n SaWllh Jriga.si (4286.6 Ha), Wian SaMlh Tad.uh. Hujan (199.9 Ha). Laban Kering TM!aman Semusim (13.9 Ha), dan 'l'BIWlll Perairan Kota (131.5 Ha). PeDl!SWWtD labao yang optimal di k.awawi per:kotaan

Purwok.eno tidak mcncakup ~ yang

Laban Taman Hutan Kou, sebagaanana

direncanakan dalam model oplilllasi. Laban Kritisl&rblitu memilik.i

alterrudif

J)CDggWIWID

lahan sebagai Taman Hulan Kota,

Perumabon/

PcI1Dukiman, lndustri Pcngolahau, dan Perbntorao/Pcrtukoan. Hasil komputasi model optimasi kemudian disajilum dalazn format spasial

(Gambar 16).

Selanjutnya dengan melakukan overlay peta penggunaan lahan aktual dengan peta penggunaaa l.alw.n uplimal dapat dikdiihui perubahan penggunaan lahan. Matrik perubabao

penggimaan lahan

setelah optimasi disajibn dalam Tahel 11.

Q0000000000000000C0000C00000¢0

IR~eoeOOO~ooOOoooooOdOdd~doOOOOdC

.... ii! >(

11~~~~~~~ ..

Mo-oo~~ooo~•~~~~~e••~~-0~00000 d~d~~d~~~~~~~~~~d~ddddd

.. It.~ OOON~-~~~OOM~O~~o-~~oo~~MO~~o~

-

c~o~~~~~~do~~~~~-~~~~d~~~o~~d~

I ·I §

.Y!I:

-> .:

~

ooooooooooQoooooo~ooooooooo~o ·

oood co

d o d

Q

c;

o d o o .:; o

~

'° o o c o c o o o

Q

o

9

"'

0~~~00000000000000000000000~~0

1~!QO~~:ooooo~OOooooooddooedod~~o ,)! ~

:l!

J l

)1 11 Jj

i'Ii

...

-NM~~~~-~==~~~~~~~~~M~~~~~~~~~j ~

ON0¢Q~QQQO~QO~CQ00Q~Q~uo~~~

ll!~~ONd~Od~dN-~N~Onrio~dddd~df-i

A!

~~~ON~O~~N~~~~~~O~~~~~~~~M~

-

-~~~-d~~-i~--~~d~lt~B~~~~~ .... ....

-~~ ...

)l IJ

JJ

g I 'i - :.! ,:!

-l 0

~

~

§ I-

I

j

f

•

j

f ""a i "' ~~~~~~~~~~;~~;;*~~~~~~~~~~ ;i:;

i U)

73

..

3l)(X)()

002000

314000

:n;ooe

.3cSOO()

31'2000

310000

c;;

Kee. Sumbang

io;

+

+

8

+

~c;;

~o;

~ c;;

~....

o;

~

+

~c;;

Jl,ec. Patik~ja

s

+

+

+

+

+

3'.]2000

3:14000

;;;

--

Legenda --

a

+

3l)(X)()

~

~

Batas kecamatan

+ :n;ooo

:D!OOO

312(1)()

310000

S140Xl

PETA PENGGUNAAN LAHAN OPTIMAL KA.WAf3NJ PERKOTAAN PURWOKERTO

Taman Perairan Kola Kebun

Campuran

Sekolah Pas:oas.irjana lnstitut P !lrLI nii. n 8 o g.or Prog1am Studl Perencanaan Tahun2009

Perumahan/Permukiman, lndustri Pengolahan. & Perkantoran/Komersial Lahan Kering Semusim Sawah lrigasi Sawah Tadah Hujan

[±JI Sumbec.

Sistem

---

I

D

\ti by•h

I

-

2 Km

lnhmtlasl SDA. K..ab. 8•nyumas 2000

Pota.nsi L.ahan Putanl.an 2008

Hui1An.i1Sls

Garn.bar 16 Penggunaan ]ahan optimal kawasan perkotaan Purwokerto

I

...e-

J~~

• ' • • ' ' • ' '

:i:: :>l

ii.a~ ' • § ., 1·1.'-! ' "'

' •

'

-:? -~

' '
£-'

• ' ' ' ' ...; '

"'

~

~ I-

'

~~i~ :c:

. °',,;

- rn . "'.. .s 'J i

~I-

'

';;,

~

• l.

"'

-<> ' '

' ' •

~·

-5~

.....

-

....

..

~

....

,..: •

~

~

<""!,

Ql ;s

-l

.. ;! § =~ ·~ .. "'... ..=" o •

' • • '

. "'..,.

•('-00~

o.D .,..:;

0:.

-

°'

' • ' • •

....: "' ..,

~~

I'.

""i! ~ '
"' ""

J!~! I

! Elp,

J

::l

~ ~

-~

~ Q °'!.

..."'....

' ' ' ' ' ' ' ....,

• ' ' ' '

.....

.,.. ' .... "'

"'

-

00

M'

i

.

I! ""' a

~

..•

~

5• " :.! l

"3'

·a, ... :E j

-iir!t ii: ;r ·c ta !! JI

:ii~ l~l;iiJ;f--~ if.,. J~"'"'lf;={: I 5 s J:g .• ~ lJ

~J~JJQ.~is:;

J

15 Tahel 12 menunjuklln perbendingan luas penggunaan Johan aktual daD peoggunaan lahan optimal di kawswm perkotaan Purwokerto,

Tabel 12 Luas penggunaan Iahan akmal dan penggunaan Iahan optimal Luu(lla)

L118.8 (Ha)

3813.S

~.lh~i·Kob111c.i_. Tu"""" "-1 l.Ahfto Si\qh bipsi TaaU!llllPUI= s.-i. Todoh H.tj.,. Tlllll!Wl l'algJID LahaD Kclillg

Padang RlllDJ)ut Laban Krirul/Berbalu Badu A1r1Suaeai

lodwlri ~olah.m

31.5

Po-eriokAlall

232.6

84 t.l Ket>111 Can1plllll> 41116.6 I Ahan !Iowa!\ Tri8.""f 199.9 Labon Sawah Todah Hujm1 I 16.7 lAbHD K
u

9.50.0 421141.6 199.9 13.9

9.6 lll.6T_P.,........~

~S9J

Sumber: Halil 111111.i>U..

Matrik perubahen penggunaan lahan (Tabcl 11) mcnunjukan bahwa tcrdapat

9.S Ha dari perubaban peaggun.aan lahan lahan kritis/besbatu. Luas penggunaan lahan k.ebun campuran penalilbahall Juas penggunaan lahan tcrbangun sebesar

bertarnbah sebesar 125.S Ha dari perubahao penggunaa.n laban kcring tanaman semu.sim dan padang rumput, serta mengalami penguraugan sehw 13.9 Ha menjadi penggunaan lahan leering ta.naman semusim. Dalam optimasi penggunaan lahan di lcawasan perkotaan Purwokenc

perencanaan penggunaao laban Jl.lablkao deagan memberikan perlindungan kepada Jaban pertauian dan ruang terbuka ~iau. Pola penggunaan Iahan optimal ak.an memberibn pelirulUill9'!1 lc;rhadap lilban pertaniao dan f\ll1ll8 terbuka. hijau. Sedangkan dengan oilai-nilai m&glnal dapat dilretahui penggunun lahan, Terwujud.l:iya pola

penggu111U111

dampak perubahao

lalw!

optimal

yang

memberlbn perliaduagan terhadap lahAln pertanian dan mang terbulca Wj1111 abo memberibn pcdindungao teiblldap fung:ii ruang ka\\'llli8ll per\lolaall serta meneegah danipak negatif akibat pemanfu.atan ruaog, sehingga lahan kawasaa peckotaiindapal dimanfaatkan secera berkelenjllfan. Posisi strategis lawa.~an perkotaan Purwok:erto membuka banyak peluang

bogi perkembongan kawosan. Konsekuensi dnri perkembnngoo tersebut ulllka lrebutuhan laban a.lam terus meninglrat

Laban sebagai tempat berlangsungnya

berbagai kegiatan dan fungsi kawasan merupakan sumber daya yang bersifat

76 terbatas dan hamplr tidak dapat diperbaheroi. Unruk itu lahan harus dapat dikelola

dengan baik melalui

penataan ruang.

Peuataan ruang nu:rupakan bagian

dari proses pembangunan, yaitu upaya

melalrukan pcrubahan kc arah yang lebih baik seeara terencana. Penataan ruang merupekaa

upaya melalrukan perubaban tala ruang ke arah yang Jebih baik,

dengim mi;wujutlbn kesejahieraan

perubahan struttur dan pola pemanfualan ruang bagi

ma.syarakat.

Penataan

ruang

sebaga.i

suatu

sistem

proses

perencanaan tata ruang, pem:mfaatan ruang, dan pengendaiian pemaafaatan ruang diperlukan

untuk

memelihara

keseimbangan

Iingkungan

dan

memberikan

dulrnngan lcepada manusia serta mahluic bidup laiDJlya dalam melelculcan lcegiatnn clan mcmcl.ihara kclangsunga» hidupnya. Pcnata.an ruang haru.s didasarl>an padA pema.haman potensi dan k.eterbatasan sumber daya, perkembaogan Icegiatan sosial ekonomi, serta kebutuhan

kehidupan saat ini, dengan rnempertimbaagken

kelestarian linglcungan untuk kchidupan di masa yang alum datang.

Perencanaen pengguo.aai1 tal3

ruang

haroJS diarahka.n

lahan sebapi salah

satu komporu:n.

perenca.na.an

untuk mewujudkao tujuan. penataan

ruarig.

Dcrda."81'kan Undang-undllng Pcnataan Ruang. penataen ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang yang anum, nyaman, produktif. dan bcrkclanjUWI dengan terwujudnya

kthannonisan antara lingkungar. a1am dan lingkungan buatan,

kelerpaduan dalam pcuggwiaan sumber daya alam dan sumber daya bl.lAWl dengan memperbabkao sumbcr daya manusia. dan teiwujudnya pclindungan fimgsi ruanc dan pcncegahan

dampak ocgatif teibadap liogl::ungan alo.l:mt

pemanfuat.an ruang,

Koadisi aktual dan arah perkmibmgan kawasan pcrkotaan Purwokl:tto mwunjukan bahwa rencaaa tara ruang yang diSWIWI sccara konvensionol belum

mampu mewujudkan tujuan

pewilaaa

rwmg. ~

lata

ruang yang tidak

terukur helum dapat memberikan infnrmasi yang memadai mengenai manfsat peblcsanaan rencaoa dan dampak penababan pe.nggunaan lahan. Sehingga timgsi

lah.an untulc men.ampuag perkmi.bangan

alih

kawasan tidak terk.endali.

Akumulasi dari fenomena alih fungsi lahan yang tidak terkendali di kawasan pcrkotaaa Purwokerto ti:Lah mcniJDblllbn

bcrbagai permasalahan kawasen,

77

.Piirnw:salehan kemlskiwm dan penunman kualitas lingkungllll kawasan perkotaan Purwokerto,

serta perkembangan yang menunjukan :fenomena urban sprawl

mengindibsik.an bahwa rencana lata ruang yang belum mampu mengoptimalkan potensi kawaasllll, mtmCiptakan keserasian dan keseimbangftn dalam pemanfaatan ruang kawasan perkotaan secara efektif dan efislen, sena menjaga hubungan yang

hannon.is

antara

manus.ia dengsn li.ngkungannya. Koadisi tersebut menunjubn

pcmlingnya perencanaan peuggunaan lahan kawasan perkotaan Purwokerto lebih terukur. Perencanaan penggunaan lahan yang terukur de~

)Jlllg

model

optimasi akan memberikan infonnasi yang lebih baik bagi pereanfuatan dan pengiim.lalia11 ruang kawasan. Perencanaan tata ruang dan perencanaan pembangunan terkait satu sama lain, sehingga rencana

fata

.ruang akan mempengarubi kinerja pembangunan .

.Rcncana tata ruang merupakau pedoman bagi penyusunen reneana pembaogunan jangka paqjang dan jangl
mimipakan wujud dari pclaksanaan

reru:ana tata ruang melalul peuumfaatan ruang dengan berpedomm k.epada reneana tata ruang (aspek pengendalian penataan ruang), Perencanaan tata niang hams memperhatikan perkembaegan wilayah, pcrkcmbaogan ~ peogkajian

dan

implikasi penataan rwmg wilayah, upaya pemerataan pcmbanguoan

dan pc:rtumbuban ekonomi wilayah sebagai hasil pelak.sanasn pembangunan yang

dijabarlwi dalam dokumen penmcllllaall pcmbanguwm, kesclarasan ospirasi pembangmLm, sena daya dukung dan daya 181npung lingkungan.

rencaoa tata ruang yang terukur dengan memperliatibn

Pcnyus•ma"

hal-hal tersebut Rican

dapat lebih mendul..'11Dg IWK:rja pembangunan, membelikan informasi ynng lebih baik bagi pemanfaaW1 dan pengendeljan TU31lg kawasao, sen& diharapkan dapat

mengatasi pennasaJahan wilayab. Dengan demikian ruang kawesan dapat dimanfaatkan secara optimal bagi pcningkalan kesejabteraan masyarabt.

78

:Pola .Per11111aman Optimal Komodicas Pertanian Tanam1111Baun MaJunan Secara garis besar komcditas pel1anian baban makanan dapat dikelompokan menjadi komoditas bahan makanan pokok (padi, ralawija
Pola pertanaman

optimal untuk: komoditas tanaman

bahan fWllanan tersebut menempati penggunaan lahan sawah irigasi se!IUIS 2269.3 Ha tersebar di 30 desa/keluraban. Luas per'.anaman padi terbesar berada pada

Desa Tambaksogra Kidul, mencakup lahan sawah irigasi seluas 206.2 Ha. Unruk pal.awija dim umbi-umbian lainnya IWI.~ pertanaman optimal terpusat pada bcbempa dese/kelurahan, Selengkapny« pola pertonnman optimal komoditaa padi,

palawija dan umbi-umbian sebagaimana Tabel 13. Tabel 14 menunjukan komoditas buab-buahan optimal diusahakan pada kebun campuran clan sebagien kecil Johan kering tanaman semusim, kecuali unruk komoditas semangka pertanamannya dllakukan pada penggunaan l.ahan ~wah

irigasl. Sedangkan Tabel IS

menunjukan

komodltas

sayurau

optimal

dibudidayakan pada peoggunaaa lahan sawah irigiui dan sawah tadah hujan, scrta kebun campunm untuk sayunm YllD8 lmDaSUk tanarnan lllhun.an Qengkol. petal, meliajo). Pnngsa area

penaruunanan komodltas penxmian tm:tamao bahao malcanan

pada penggunaan lahan optimaJ ditunjubn dalam Tabet 16.

Pola pertaDaman optimal menunjukan Joas
Infonnasi tersebut dihubungkau Jeowan SIUalllD, Jcfiliil, Jan marginal pemenuhan .konsmnsi lolcal komoditas pertanian bahan mukaDBn atan dapat memberikan araban bagi peningkatan produktivaas pertanian untuk berbaiksn pencapaian

fungsi tujwo dalam optimasi penggu:oaan )alum. Penerapan pola pcrlanaman optimal kawasun perkotaen memungkinkan terpenuhinya kebutuban kon.swnsi 1okal komoditas pertanian bshen makanan. Pusat produksi ya.ng dekat dengen pasar memungkinkan diperolehnya bahan makanan yang segar dengBll kand1D1gun nutrisi yang bai.k untuk kesehatan. Di sisi lain pola pel11lruln1rul optimal akan meningkafkan efisiensi produksi sehingge dapat meningkatkan keterjangka1JDD komoditas pertanian bahan makanan tenrtama bagi penduduk mislr.in lawtWD perltofaan.

l

ii!

.ii~

.&

-e

-

.!'~

:)

1~

I

0

:.

., t-

~ M.,_,._ ~

•- •2

¢

-

N

~

J -

~ :r

~ :l • ! ~ ~ ~

,:;

l ~

..ii.'

t

-.... .. M

!

..•

Ii

:J;

"'

-

ee

..

..

,..;

II

I

...

-

j

.i

"'

it

1" ! i

.-
I :i !:f-

'

...

"'~~

~

.a

.

"'

~

••~

..91

~

• ::i

...., .,

~ ~

., ¢

"'...

N

00

l f2

..

i - !i

.~..,

~

0.

;

-

~E l~ 5 ~

l

1 -e

'.! .i:

J

!

i'J

J ..

2

M

00

1 0

j$

!

,,••

,;i

"'~

...

""'

i1

• ::! :ll :e !i

.. ""i ;;" t" .. ~ ~1 "'~

~

.., ., §~

.

<>

~

c

~

'ii 2

ii!• ::E

'<

-...i ~ ~

...'.! u

a,! "'"' ~ ~

.,..

-

<>

~

i,

VI

00

i ~ ~

;;oo

•~• ~

.. 1

j ::<

I::! i i!f Ii

! JJ ~ B ~

1 I

_ ... o§

86 Tabel J 6 Penggunaan lahan optimal dan pangsa area pertanamanan optimal

KoJmdj,

Pllgut.hM

--

""""'""""

uo..

r.i....

...... Sa-

('-

:m.oHo n.>Nu JIB S!TI llSHo Paaas1 A.wPCltanmaaOpe.mt~*'~ l'adi

4286.61•

1., •• x....., ........

21 29

UbiJsfar

1.6

'Illlu

Ol

..

x.....,u;,... M..,gp

O.• •7

Pepeya

116

-lb

22.7

"'-

).()

~

00

Jcruk

s....... p. 1"11>~""

Alpub<

...

,.....,

19 21 25

l'ctlO

u

~·

10

c.be """"" M.ty Toa.t

19

)00

09 l' 00

00 :u SI 01)

1-'

CahcR&-*

22 l4 07

-..

a.,.;.

,....,.

02

e..-.-

21 09

C"'.lheH,ul

°"'""'

144

""""'·-

06 10}

K1'1lis WaJUh

WOlld

JOO

Sumbcr: Hasi.l Aoalisis

05

21h

KlooonJ ""'~' K.t .....

T""°"

100

19'

00

Thn"11

.......... Kota

19991• lHHa 131.Slla .. ,.. TanMllDDUui Mabnan~) 330 l.6

Ubol(oyu

Oulcu

1"11.o l..alton Sawoh o:.rmi T.alah ·r..,..... BJjrL11 Seua.aim

12 H 100

JOO

100

87 Mengoptlrnslkan pertaniall dapsI meningkatk:an kesejahteraan penduduk kawasaa pezkotaan, MengoptimaJlcan pcrtanian a1an menciptakan kegiatan ekonomi dan memberdaynknn penduduk miskin yang memungkinkan penduduk miskin memperoleh penghasilan. Di samping itu pemenuhan .k:ebutuhan dengan produksi lokal akan menciptakan harga sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi petaai yang kebenyakaa mcrupekan pendu
Pengembangan pertanian perko1aan memerlukan pengclolaan JlCll&gunaao lahan yang optimal yang menempatlcan peoggunaan lahan pertanisn sebagai

komponen sistem lingkungan kawa.san perirotam, meayeimbangkan pc;nggW!llall lahan dan interaksi amara berbagai penggnna!llllahan, serta teknologi produksi

yang tepat umuk mengontrol resiko (RUAF Fondation 2009). Berbagai pemuisnJalum lcawasan perkotaen mcogirutikasikan belum optimalnya penggunaan

lahan, Mengoptimalkan penggutllllII lahan kawasan perketaan termasuk di dalalJlnya mengoptimalkan potensi per1anian kawasan. Kawasan perkotaaa Purwokerto merniliki

potcosj

pertanian yang cuk.up

besar, Luas lahan penanian kawll5ail pcdrotaan Purwokerto mencakup Iebih dari 500/o luas kawasan deng.an kesesuaian laban untuk budidaya pertanian yang tidak memiliki faktor pembatas bemt. Ahm tetapi reacaaa tata ruang kawasan perkotssn Purwokerto belum mampu mengoprimalkan potensi pertanian bwasan dan mendorong perkembangan ke arah yang diharapkan. Perencanaan pengguoaan

laban seeara konvell8icnal tidak dapat memberikan arahan bagi pola pertanamau optimal. Seeaea umum n:r.cana penggunaan bhan ka~ memperliatikan kcberadaao lahan

pei

per\otaan k:urang

lanian sebagai bagian ekologi kawasan,

dengan alasan bahwa k.egiatan pmani3n bukan k~atan u13ma dA!am kawasan

perkotean, Mereocamkan

pengguDZlllD

k:awasan perkotaan merupakan

llpS}a

lahan pcrtanian sebagai bagUm ekologi

perlinc!nngan lahan pertanian. Perlindungan

lahan pertanian diperlukan untuk menjamin lapa.ngan kerja dan sumbcr pengh.idupan

bagi sebagian

ketahanan pangan.

besar uwyarakat,

menjamin

.kedaulatan dan

88 Rencana peoggunaan lahen seringbli justru meQ)adi rencana bagi teijsdinya alih fungsi lahan. Hal ini sangat disayangkan lcarena alih fungsi lahan dapat menghil.aogkan multiflm8si lahan pafanillll, clan pecan penling penanian ~ebagai

alternatif strategi penyelesaiaa permasalahan kawasan perkotaan. Di samping itu

la.ban kerap terjadi pada lokasi yang potensial begi pengcmbangan

alih ~

penanian. Dampak lebih lanjut dari fenomena ini adalah penurunan produksi yang clapat mengancam ketahanan pangsn, A.!ih fungsi I~

pertanian menjlMli non pertn.nian jugu akan berdampak

pada Jcualitas linglrungan kawasan perlmWlD.. Oleh karena peran pertanian d.alam memberikan jasa-jasa lingkungan. Lahan pertaaian merupabn komponen utama ruang

terbuka

lingkungan.

hijau

yang berpcran

Berkurangnya

peoting

dalain m=tukan

kualitas

lahan pertaaian berarti juga berkurangnya

ruang

terbnka hijau. Kondisi kawa3M pc:dotaan pada nat sebrang terlalu banyd. m~n)lhasilkan

sampah.. Dengan asumsi babwa timbl.lll.lD sampah yang dihasilhn

tiap harl dari

setiap rumah tangga adalab 2.42 liter/oranglh.ari, pada tahun 2017 produksi .sampah di kawasan perkotaao Purwokcrto mtDcapai I ,193,399.6 lllhari (B~ .Kabupaten Bauyumas pmna.saJahan

2007). 8anyaknya produ.~si sampah bisa menjadi

sekaligu~ peluaog. Permasaahan YMll umum cWam pengelolaan

sampah perkotaan di Indonesia adalah biaya ~ional yang tlnggi sehiogga kebanyakm

kola-kola tersebut hanya mampu mengumpulkan

dau membuang

sek:itar SO, 15% dari seluruh produksi sampabnya.

Proses pengclolaan sampan seringkali mcoimbulkllil permaselahan baru. Teknol.ogi pcngelolun sampah yq

digunabn di ternpat pemhuangan

akhir

(TPA) lllllllml1)'1l adalah sistem ope1t dumping, yllitu pembuangan S31npah akhir

yang bersifat tetbu.ka Teknologi open dumpi11g dapat menimbutkan pcncemaran

udar.a. air, tanah. serta tidal sehat Pemerintah telah mcngupayabn perubahao cara pandang terhadap TP A sebagai tempat pengelolaan ak.hir bukan 1emprt pembuJID8llll akhir sampah, akao tetapi panldigma tersebut belum bisa diterapkan. Pada umumnya Sl3111pah dianglrut ke TP A la!lpa dilalcubn pengolahan sementara DUWJlWI tanpa dikclola tcrlebih dulu xbingga sering mcoimbulka.u ga.uggUllll

89 terliadap lingkungan

seldtamya. Keberadaan TP A juga dapat .meo11.111culkan

konflik di masyarakat. KonJlik tersebut berupa penoJakan terhadap kebeJadaao TPA maupun kocflik dikarenakan gangguan lingkungan yang diakibalkllll kegiatan ope.rasional TPA. Sementara timbunan sampah yang terus meninglat

duri tahun kc talmn .sejalan dengan peningkatan jurnlah penduduk membutubkan pen!nglcatan daya tampuog TP A &tau TP A baru. Kedua ha! tersebut seringkali

sulit dila.k..bn dan rcntan terhadap kimflik. Kcndisi demikian dapat meoimbulbu biaya sosial yang tinggi. Jika tidak dila.lrukan petbaikan dalaln pengelolaan

sampah hal tersebut akan

terus

berulang di masa yang akan datang, tanpa

pengelolaan sampah yang baik juga mengancam keberlanjutan lingkungan di sckitar TPA. Pengelolaan

~bangim

kawssan perkotaan

sampah

dapat menjadi

peluang

bagi

e>rganik. Penambehan baban orgauik. paWi lahan

pertanian

kawasao perkotaan dapat menjaga kesubwan lahan. Dengan sistem produlcsi pertanian

yang baik hal tersebut dapat menciptakan

meodukung

konservasi

laban.

Mengbitkan

pertaniau

keseimbangan untuk perkotaan dengan

pengeloJaan sampah akan mengubah sistem melabolisme Jingk.wigan kawasan perkotaan yang linier menjadi lingkaran siklus besar. Sik.lU!I metabolisme

liogkungan di man&. ou1p111 slllltu organisme menjadi inpuJ bagi organismc lcinnya lebih mendekati kondisi

alamiah

dan lebib berkelanjutan. l'eogeloJaan sampah

untuk pengonbangim pertanien organik akan mengurangi beban TP A sehingga mcningkatkan daya tamp1mg TPA dan wnur operasional TP A dapat diperpanjang.

Peran Jain

pertanian

pertoraan

adalah dalam pengaturan tala air,

meningkatknn biodeversity kawnsan perkotaan. serta pengendalian polusi. Area hijau bersifat permeabel yq

mcmnneJcjnkan air hujan dan air pcrmukaan

1erserap te daJam tanab. Deogan demil
erosi, banjir, sekaligus memperbaiki drainase. Pertanian kawasaa perkotaan dapat mengurangi polutan dari .kendaraan. Baik karena k.emampuannya menyerap gas polutan, maupun berkurangnya emisi dari proses pengangkutan lwena dekatnya tempat pmduksi dan pasar.

Pengembengan

permnian kawasan pei:kotaao memberikan peJuang bagl

efisiensi produksi, menciptshm lapangsn kerja pertanian

pendud!Jk. akses

pang;111

dan peadapatan

untuk llll!S)'m8kat miski.n, meningkatkan ketahanan

pangm, serta keberlanjutan lingktlngan. Akan tetapi pertanian kawasan perkotaan juga Tni:llgandung re.silo yang dapat meng;mcam ~an

kesehatan, jika tek:cologi

ynng diguruikan tidal tcpat. Di lain pihal pertanian kawasan perkotaan

akan meningkatkan kompetisi terhadap Jahan dan swnber daya Iainnya, Kundisi demikian mengharuskan pemerintah haros mengkaji peluang perencanaao dan mengelola sumbcr daya sccera tcrintegrasi, deagan memahami keterkaitan a.ntara desa dan kota, mengantisipasi perubahan kebutuhan masyarakat (FAO 1997). Di samping itu perlu dikembangkan leknologi pertanian altematif dengan input rendah dan ramah Iingkungan, Dengan demikian dapat dinianf<111.Lkan berbagai

peluang dan dapat dlkelola resiko pengcmbangan pertanian kawasan perkotaan untuk meningkadcan ketahanan pangim.

Peoerapan pola penan=

optimal di Iapangan tentu tidak mudah. Petani

memiliki prefereosi terhadap komoditas pe.nanian yang diusahakan, Namun demikian jib tujuan-mjuan terscbut dinilai penting bagi perencaaaan lahan dan pengembaagllll ka~

penggurian

maka pcneiapan pola pertanamaa

optimal

dapat diusahahn.

Pemen11lun Permintun Kll'NDmfl Lobl Tualllllll BahanMakanan Komputasi

model

optimasi

menunjvbn

bahwa

dengan

optimasl

penggenaan Jahan luiwllSall perkotaan Purwokerto dapar mencukupi sebagian

besar ketn.duban bahan

makanannya

(fabel 17). Hasil tmicbut menunjukan

potensi lahan pertanian kawasan perkotaaD untuk memenuhi pe:rmintaan konswmi lokal tanaman

bahan maka1111n cukup besar. Meilipun

demikian dengan

keterbatasan luas dan .kcsesuaian lahlm Udak semua perrnintaan konsumsi lokal terluidap komoditas pertanien tanaman bahan makanan dapat dipenuhi dari

pertaniaa dalam kaw-dSQJ perkotaan J>mwokeno. Beberapa komoditas menga!ami defisit, sehingga periu didatangkan dari luar kawasan.

91

Tabel 1 'l Sasaran, defisit, mergiual, dan elastisitas pemenuban permintaan konsumsi lokal komoditas pertanian tanaman bahan makanan .Koim!l~i

~-(l'oo)

t.. ro., a.;i

ss.o

Belilli>i>g

Ull

Salol:: Mctin,;> NaQgb Jcogkol .!auk

605.4

~~{Ton)

11.9 605.4

.ll.6 .36.2

0.001000

""'""'

0.00IOX>

~.o

o.001cm

111.1 76.1 IOio.2

0.000904

Kubis

M068!l8 O.IOll07S O.OOlS}a 0.068218

0.006132 0..001732 0.()()11*)

ZZl.4

94:2

0.000572

4943.0 .36.2 tr/S7.7

Kacang Ta:nol\

0.007
0.072211Sl

0.00)564 2541.0 -.0

l9B 1!2.4

Kacang Hijau K
0.1~2'12

O.OOJ6.U 0.000S76

7.3

iWrtlU161> K;iceng M e1llh

~~isias

0.000880

304.5 J54LO

JamiJr

MCOOOO 0.0o'.!2IJ«I 0.002000

64,.2

Pftai l!tp•y• Dwion Ncnu Dulol

[1)11000

o.~

Sii.i

Alpukat Mangga

M!!'llin!!l

87S7.7

3Z?..6

0.000394 0-000352 0,00(12UZ 0,000172 O.!DJl41 0-000134

-0.<00114 ().l)'.W96

0.013914 O.Cl'.!5696 O.OU16J

0.t0572G O.OOOZJO 0.11)5726

O.li00560 0-011862 0.001592
Bay om Talas CabeHi)aO Woncl

1631.2

0.000096

6.016543

Ill 130.S

0.00CIJllJ 0.000071

11.000118 0.00107.l

S29.2

0.llOOO?O

C8be Ra.W Jagung

JS\.O

OAXIJ936 O.exwot

Waluh

246.5

ll.OOXl67 0.000053 0.000053

S69.1

cahaM°"'h !Cacwtg l':u\ioAg

Ba~gMe:ah

SSl.O

Q.0000(7

1515.2

0.0000!6 0.0'.)()(06

851.8

"""'..,,,'

1819.7

T011111 T.,,,,,3

nmms

460.4 87.l.6

O()O(mf O.OOOl'.B4

Pctoa Xctftrun

!SU)

0.000023

39&.7

PHI SemODgka IJbj lalor

45253.\

lJbj iC3yu

:2102.4 4Jn9

244-5 833.7

Bunclo

0.000'.12) 2l1Ql3.0

0.000022 0.000022

0.003194 0.001378

O.IX11717

o.oorno 0.000249

0.006?112 0.001661 0.0lnl44 0.001618 0.000919 O.IM7!6

O.llD0562

0.ln'.ml 0.000019

0.<XH890

0.00001&

0.000784

0.004176

Swnber: Hasil 1J1111isi:I

Komoditas yang meega I ami defisit yaitu padi, .kedelai, rambutan, pisang, salak, dan jambu biji, Nilai defisit terbesar padA komoditas padi sebesar 29035.0 Ton (64o/q), dan defisit feJte(:il padq komodi~ jamb11 biji sebesar 11.9 Ton

(200/o). Nilai marginal terbesar pada komoditas jambu biji sebesar 0.017000, dan

nilai marginal terkecil pada komoditas buncis ~besar 0.000018. Komoditas lahmya

}'lmg

memiliki nilai marginal besar adalah komodiw salak, belimbing,

92 dan durian.. Peningkatan pennint&lD lokal komoditas deogan nilai marginal besar akan mendorong peningkatan defisit permintaan lokal terhadap tanaman bahan m~k11nan

sehingga fung.si tujuan tidak dapet dicapai,

Nilai etastiaitas menunjukan pengaruh perubahan fungsi kendala terhadap

perubahan nilai fuagsi IUju.an. Elastisilas terbesar pada komoditas salak yaitu sebesar 0.128004, 0.000178.

dan nilai elastjsitas t.erkecil pada komoditas t.alas sebesar

Elastisitas

komoditas salak

sebesar

0.128004

berarti bab.wa

peningkatan permintaan kcmoditas tersebut sebesar 1 % akan meningkatkan nilai fungsi tujuan sebesar 0.128004%.

Perkembangao penduc!uk di k.awasan perkotaan berimplilcasi terhedap peningkatan kebutulum pangan. Salah satu dampak perk.embangan penduduk adalah ancaman k.etahanan pangan. Ketahan pangan kawasan perkotaan terutama dlakihatl:an banyaknya penduduk mis!dn yang 111emiliki lceteibat:asan dalam mcngakscs sumbcr behan pangan, serta berkurangnya lahan pertaoi1111 YltllK berdampak pads pe.oWlll\llll produk.si pertaniao baba.n pangan. l:lerdasarkan ftmg:ri lamdala sasarao pemenuhan bbutuhao pangan Iokal (3.2) peuingbten konswnsi (d1) dan peningkatan jf.lllllah penduduk (P) ak.aD mt:ningkatkan detlsit ~

pemenuhan

pennintaan koDSUIDSi lokal tanaman babao mllkanan dan ruaog

terbnka ltijau. Agar fungsi tujuan dapat dicapai maka produktivitas komoditas pcrtnnillll

taruunan

bahan l1llLbnan hams dapat ditin¥btkau. Penlogkatan

produktivitas diperlukan tennama untult komoditas deogan nilai marginal besar.

Ti-ntaogao utama pertauian petkotaan adalah ketersediaaa lahao, karena pernbahan penggwwan lahan, kepemitihn laban, daa nilai lahan yang dinamis di kaW118811 peikotaan. Ketersediaan lahan menentultao teknologi yang diperlukan llDtilk pc:ni.ngkatan

produktivitas l)llrtaniim di kaw&SllD perkotwn (RUAF

Fondation 2009). Tingk.at perkewbangau kawasan mcnunjukan bahwa

~"aW8S81l

perkotaan Purwokerto merupakan kota kecil. Dalam .kawasan pedcotaan Purwokerto fungsi kawasao bercirikan perdesaan masih domiI11111, dengan masih Juasnya pengguruum laba.n pertanian. Berdasarkan tingkat peibmbangan kawasan perkotaan maka teknologi untuk peningkatan produktivitas pertanian di kawasan perkotaan Purwoke.rto ndolllh intcnsifilwi

pcrtaniao.

93

Tahapan Perkembangan Kota

Kot a kecil A

Kota

Sedang

s

Kota Besar

c

CJ

O Rural 0

Peri-Urban lntr~urban

Proses Produksl Pertanian

lntenslflkasl

lntensiflkasi Spesialisasi Subsitusi

lntenslflkasl Spesialisasi Sli>situsi Kombinasl dg

relokasi portanlan la!nnya

Gambar 17 Proses produksi pertanian berdasarkan tahapan perkembangan kota Kecenderungan perkembangan kawasan dan perkembangan penduduk menunjukan bahwa peningkatan produktivitas pertanian merupakan suatu

~~h~san.

Kemampuan kawasan perkotaan untuk menyediakan kebutuhan

pangan bagi penduduknya akan menentukan keberlanjutan kawasan (Tjeerd & Girardet 2009). Pengembangan pertanian di kawasan perkotaan untuk mendukung ketahanan pangan memerlukan sistem produksi yang efisien, dengan teknologi pertanian intensif, penggunaan air yang efisien, pengurangan penggunaan pestisida. Pengembangan pertanian perkotaan berarti efisiensi produksi, kualitas pangan yang lebih baik, clan keberlanjutan lingkungan. Ketersediaan pangan dan kualitas pangan merupakan aspek penting dalam pengembangan sumber daya manusia. Pangan merupakan kebutuhan dasar bagi kehidupan, dan hidup sehat memerlukan pangan dengan nutrisi yang baik. Nutrisi yang baik akan menumbuhkan generasi yang sehat sebagai sumber daya manusia yang berkualitas yang akan menentukan kernajuan bangsa dan negara. Sistem produksi yang efisien dan lahan produksi pertanian yang dekat dengan pasar rnemungkinkan penyediaan bahan makanan yang lebih segar, dengan nilai nutrisi dan kualitas pangan yang lebih baik. Pentingnya ketersediaan pangan dengan

94

lrualitas yang baik bagi pcngcmbiingan sumber daya manusia semestinya menjadibn pertanian kawasan perkotaan sebagai salah satu prioritas kebijalran.

Me-'..kipun pertallian bukan kegiatan utama dalam kawasan perkotaan dan bukan lregiatan yang berko.n!ribusi dominan bagi perekonom.ian kawasan, alum telapi pertaoian kawasan perkotaan dapat berkontribusi pcnting kebutuhan pangan masyarakal untuk mewujudkan

dalam memeouhi

sumber daya manusia yang

berkualita.s. Pob Ketersediun Raang Terbab Hijau

Ruang terbuka hijau (RTII) adalah ruang dalam .kawasan atau kota dalam bcntuk area atau kawasan atau dalam beatuk jalur, di mana dalam penggmU1aW1ya

bersifat terbuka tanpa bangunan. Ketersediaan ruang terbuka hijau erat kaitannya deagan k.etersediaan Jahan pertanian. Sebagian besar kelurahan di pusar kawasan

perk.own Pucwokcrto mt:11gal811'J defisit pemcnuhao ruang terbuka hij;w. yanu: 1. Kecamatan Purwokerto Barat mel.ipuii Kelwahan Bantarsoka, Karang)ewas

I.Qr, Kedimgwuluh. Kober dan Pasir Kidul; 2.

Kecamatan Purwoktrto Selatan mcliputi Kelurahan Berkoh, .Purn'Okeno

Kulon. Purwokerto Kidul, Karaogpummg. dan Teluk; 3.

Kecamstan Purwok.erto Timur meliputi Kelurahan Arcawinangun, Kranji, Purwokerto Lor, Punwkc:rto Wctan. dan Sokanegara. K.e)nmban-keluraban pada Kre•mamn Purwokerto Utara tidak mengalami

defisit pemenuhan ruang terbuka h.ijau. Demikian juga dcsall::elurahan pada kecom11tan-kecamatlln yang men1p-1kn"I perlwmn kawasan.. Defisit terbesar pada

Keluraban Teluk, yaitu sebesar 71.S Ha (36.9%). Kelinban memilild defi~it terkecil yaitu 0.9 Ha (4.5%).

Dllml.DI

Karaoglewas I.Qr

nilai margina)nya paling

besar, sehingga pcningkatan 1ahan terbmsun pada wil4yah ini akaii mendorong peningkatan dcfisir pernenuhan ruang terbuka bijau.

Berdasarkan fungsi keodala sasaran pemenuhan kebutuhan ruang terbuka hijau (3.3) d.iperoleh nilai sasaron. defisit, dan nwginal ketersedian ruang terbub hijau pada tisp desalkelurab.an. Pola lret.ersedian ruang terbuka hijau ka.w8Sllll

perkotaan Pwwokerto sebagaimana ditunjukan pada Tabel 18.

~.5

Tabel t 8 Pole ketersedlan ruang terbuke ldjau

Ra-

IW!aarl

61.9

Pondok

313

~ ICaJ1mglewas

lCccmntm

ilelwo

~

"-'S..,_ l<aronzlellod1mgb .. c«13

O.S~lunduin

-

.. j

.Kanngio..u.Kldul

41.2

El'S

4S.O

F.PS

l!PS

PuirLor PnirWerm1 Bojl

4ll3 31.1>

31.l

lll'S

El'S

l:Z.9

El'S

95.,

l'Wtn}> hgabngM SolOl\ll'"''Kiclul Ban1mola Kaningft"" i,,,.

K:d-o-'111 Kober

P&irJOdut Ptisfm-.,tnc.ang

&jo"'ri l'lm«>lo:ltO SelalaD &.i..i. PuNokenoseKanogjijeoem Purwo.i..to Sclalm Kanogpucuns

,,,_b!rlo Selttan fli""'- Kitul

SclataD l'vn\olllonoKnlo•

,,,,__Solar..,

Tftrjung Put>.o"""° ScJatm r •..i. .1>1aw<>1ettor..... Aruwk\cng~ l'IJC-l=o Tillur Knnjl r.n.ola!oTbmr Mm!

~.,,,.

l'llnloRltoTWJw' 1'11.....,loono Timur PwM>lmrtttWct.m .l'llnwlOllloTimlt Solialt•p:> ~UC..

,..

"--Bob-O&o.l

'Ollott"U.. o...ci...g

....-vi-

KaJQs,....lll
..-...

9.5.2 1011.4 15!1.2 1-13.0 34.J 19.9

3U ~ '.13.9 .56.4

194.0 69.3

~o

43.3 46.1 ~3A .l0.9

38.6

Sol

61.8

,11.4

EPS El'S

EPS f.l'S llPS

us

Fl'S EPS EPS .t.l'S C).JQS

0.104

.F.PS E'S

F,PS

35.9 14.0 54.6 17.] '1).j

71.5 18.3 17.1

19.0 31.7 2,$ 11.?

0.02.1 D.1>17 o.1)71

0.107

El'S 0.(1(15

t.PS O.IOJ

0.014 !).019 EPS

o.t\U O.l(Jt

.El'S

o.cm

O.llll

ru:ao 7.5 )2.4

0.19'

EJ?S O.HG EPS O.lot 0.105

U.012

EPS EPS

EPS E.'S

i:PS o.1111 D.105 0,1(18

l!PS

EPS El'S f;PS

,7,0 '.1$.7 21.7

E'S

EPS

B'S ~

EPS B'S

25.l

EPS

".o

EPS

EPS E'S El'S

:iu

El'S

rl.O

..,.,

9.1

4U

Wftclad.i

13J.2

102.1

.Katanufr>tuot

Slm>iKI&

Tanf>obotm1 KWl•I

101.9 113.5

89-~ 105.3

-N°dt:UmenWati nol

J;'.PS

0.1129

19.6

_.,,

Swnber: Hasll anallsis

B'S

(>.107

,JU

~.Kidul

EPS FJ>S

m

0.021

46.7 "-.1 317 Q,,

So~ Suloa>jo So~ So .....

l:l'S lil'S EPS

6.2

19.4

p....,g..,

KanlnpllW Katan.,...

f.PS l:PS

0.10:s

Y1!!

71.l

EPS EPS

0.9 7.1

17.9 6.1

511,J 48.l 76.1

ers

0.029 O,nlO Ml6

42.9

s...

~ ~ ~

"'''''"'"Sl'll ~ ...

11.7

6.8

37.li 87.8 41.7 41.0

l'llMoloDIOl.ltn

138.2 53.2 898 llS.O 21' I 1139

JI.I 14,,)

~-

l'b""'1m!o lbna

90.0 &l.l

'59.(;

4l2

-UUn

44.0

62.8

P.Uiknja

s;,i.i..,-

~.5 51.6

63.5 62.7 107.8

19.9

--)-

l'.l'S

'l'.10

Kl:dwlll""inglD

~o

!!I'S

l!l'S

$$.9

117.1

I'll~-

Q>S•

Pair!Wloo

Kodwsgmndu

"""""l
Eauti;itQt

Paftgtb8WI

I'~ Pa0nUo

l'l!nl<>b:!to Dorat l"utwc>loo!lo &tat Pmo
Mutinal ll'S l'.1'5

!!I'S FJ'S

~•alomXidul

hlillnja Plllilnlj•

6L2 )1,7 2).8

6PS

~ J...cdug Tant>cksoril
"'ril:nii•

Suipbis (Ha)

.35.4

Kcduftg'\&n.tftl

.....

De~il()b)

413 91.6

~ ~

l«!d)....,

S..311111 (Ila)

EPS EPS

l!1'S El'S

EPS

El'S

E'S B'S EPS

EPS !'J'S

f.PS

.El'S

EPS

96

De.111m fungsi keooala (3.3) total areal le.ban palhi liap desa/keluraban (A1) bersifar tctap, sedangkan perubahan standar pangsa areal ruang terbuka hijau (u) akan berdampak pada pencapaian fungsi tujuan (3.1). Peningkatan a skan meningl::atkan defisit ruang terbuka hijau, sehingga fungsi tujuan tidak tereapai, Jika terjadi peningkaten a maka hams dlimbangl dengan pen.ingkatan koefisien l'Wlllg

terbuka hijau pada tiap jenis penggunaan lahan (gt), ter.itama. pada

penggllWWl .lahan nlllllg terbangun. Scbalilwya paW. k.undisi a telap, peningkatan

g" akan menurunkan defisit pangsa pemenuban permietaan kon~umsi lok.~I tanaman b,ahan makanan rwmg terbuka hijau. Ruang terbuka hijau memiliki fungsi strategis bagi lingkungan kawasan pcdu)taan, antara lain sebagai pengatur iklim mikm sehingga lingkuogan menjadi

sejul, nyaman dan segar, fungsi oro-hidrologi untuk peugendalian ketersedlaan air tanah dan pcnci:gahan erosi, sebagai tewpat hiilup sahva, dan meogurangi po!usi (udara, air, dan suara), dao sebagainya. Dampak berkurangnya ruang terbuka hijau dan bertambahnya TUallg terbangun sebagai konsekuensi perkembarogan pendudllk dan pelkembangan .kawasan telah meuingkatkan suhu Jingkuogan. Hal ini

dikarenakan bertambahnya ruang terbangun

akan meningkatbn pcnyerapan

panas. Sebaliknya r111111g terbuka hijau dengan vegetasiaya

yang dapat

mcnurun.kan subu liligkungan d..'":lgan naungan dan evapotnwspinl:si j ustru berkerang, P'usat kawasan pertotaan yang mengalami detisit ruang terbuka hijau

kondisi .lingkungannya menjadi tidak nyaman.. Semakin meningkatnya ki:padatan pada pusat kawasaa maka polusi udara, suara, dan air tidak marnpu diantisipasi oleb liugkungan sendiri karena berkurangnya .ruang terbuka bijau

Untuk meminimalksn danipak lingkungan yang tidak diiDginkau pada kelurahon

yimg

meningkatkan

telah mcngalami dctisit ruang terbub hijau •dalah ~ kualitas

ruang terbuh hijau (meningkatbn

gi). Vengan

keterbatasan lahan mab setiap jengkal Jahan yang ada hams dapal dimanfaatkan sebagai rwmg terbuka.hijau. Laban yang terbatas dapat digunakan untuk merumam

1anaman bias dalam

pot, dan

pertanian perkotaan yang efisien penggunaan

lahannya untuk menunjang ketahanan pangan,

'J7

Dalam penelitian koefisie» nuing terbulua hijau untuk tiap tipe penggunaan lahan (gU adalah sama untuk tiap

penggiwaan

lahan tidak terbangun (Kebun

Cnmpunui, Laban Sawah Irigas~ Lahan Sawah Tsdah Hujan, Lahan Kaing

Tanarorui Semusim, dan Tamaa Perairan Kota), Perbedaan peooluplfil labllfl pada masing-masing pengguruian lab.an akan memberikan perfonna yang beebeda-beda sebagsi bagian dari ruang terbuka hijau. Parameter tersebut perlu dikembangknn

dalam perencanaan pengguwlllll lahan lcbih lanjut, atmJ daJam perencanaan ruang terbuka hijau secara khusus. Peningkaten kebutuhan lahan untuk menrunpung pcrkcmbnngan kawssan harus disertai dengan l)el)gendalian petkembangan ruang terbangun dan dengan pernturan bangunan yang mengarahkan pada pembangunan vertikal, Dal.am rencana ta.ta ruang atau peraturan daerah temang bangunan gedung dapat

dltentulam lcocflSien lan1al bangunen (KLB), yaltu angk.a persersase perbandingan antara luas seluruh lantai bangunan gedung clan luas taoab perpetak:anldamih perenClllWlll yang dikuasai lll$wU rencana lata ruang ti.an rencana tattt buoguo&1

dan lingkuog)Ul. Koefisien lantai bangooan merupal(an salah satu elcmen intensltas pemanfaatan lnban (tingkat alokasi dan distrlbusi luas lautai IDJllcsimwn bangunan terhadap dr11gllD

lafian/tap.ak pen111tuka11nya). Perencanaan KLB dilak.ukllD

m.endasad:aa pw:la

prinsip-pri.usip

fungsional,

fisik.

lcawa.san,

keseimbangan dao pelestarian linglcwigan, clan me:mperhatikan kepentingan

stllkehollkr

(Piil'lltUl:all

Mentm Pck:erjaan Umum Nomor 06/PRTIM/2007).

Manfuat pengatw:ao KLB sebagai salah satu elemen intensitru; bangunan antara

lain wfalah untuk efisiensi dan efektivitas pemaafaatan lahlm, mendukung pertumbuban kawasan perkotaan dan dibarapbn dapat berda:mpak lang:nmg pada peretonomian bwasao, serta mewajudkan b:seimbangao. bilan dan kele1'padlJ/lll

berbaglli elemen intensitas pemanfuutan laban.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Dari hasil penelitian (bpat disimpulkan beberapa butir penting sebagai berikut: l.

Komputasi model optimasi menghasilkan oilai optimal fimgsi tuj uan optimasi

penggunaan lahaa kawasan perkotaan Purwokerto adolah sebesar 9.5%. 2.

Peagguuaan bbJm vptimal bwasan perkotaan Purwokerto terdin atas

penggunaan lahan Perumahan/Permukiman (3R13.5 Ha), Industri Pengolahan (31.5 Ha), Perlamtoran/PertokQllll (232.6 Ha), Kebun Campuran (950.0 Ha), Lahaa Sawah lrigasi (4286.6 Ha), Lahan Sawah Tadah Hujan (199.9 Ha), Laban Kering Tanaman Semusim (13.9 He), dan Tainan Perairan K.ota(l3 l.5 Ha). 3.

Kumoditi

Plld~ palawjja dim umbl-umbian

D'.lCJlCflll)at peoggJJJIJUlll lahao

sawab irigasi seluas 22fi9.'.l Ha. Komoditi sayuran menempati penggunaen lahan kabun Cllmpur~ 3chw 4 5 .6 I Ia, sawah big.ui s~llJ8$ 2313 .5 Ha,
K.al\'"1JS811

perkotaau Purwolcerto dapat mencul::upi sol>agj.aa besar kebu:tuhan

bahan makanarmya. Komoditi yang mengalami defisit yaitu padi, kedelai, ramblllWI. pi31111g, salak. dan jomJm biji. Nilai lkfisit terbesar pada komoditi padi sebesar 29035.0 Ton (64%), dan defis.it tedcecil pada komoditi jambu biji

sebesar 11.9 Ton (20"/a). Nilai ID3lginal krbesar pada .komoditi jwnl>u hlji. dan nilai marginal terk.ecil pada komoditi bunch>. S.

Sel),!lgiaa besar ki:lurahan di p1L91rt lawasan

perkoUWJ Purwokerto

(Keeamatan Purwokeno Barat, Purwokerto SeJatan, Purwokcrto Timur, dan

Purwob:rl<> Utara) pemenuhsn nuwg terbulca hijau. mengalami ddisit. Defisit terbesar pada Keluraban Teluk, yaitu sebesar 71.5 Ha (36.9".4). Kelurahan Karanglewas Lor ruemiliki deli.sit terkecil ya.itu 0.9 Ila (4.5%).

Kondisi

aktual

kebijakan penggunaan lahan di kawasan perkotaan

Purwokerm tidak menjamin tercapainya pengguaaaa lahan optimal dan tidak memberikan infonnasi yang memadai \Q'ltuk pemanfaatan dan pengcndalia:n

pengguruwi lahan. Berdasarkan hasil penelitian, dan untuk mengubah kolldisi tersebut direlromendasikan beberaps hal sebagai berikut: l.

Memhi:rbtki.di..an pi:ndek.atan met.otlulugis perencanaan penggunaan lahan dengan model optimasi

Sll58I'3.ll

ganda

{gools programming)

serta

mengembangkan variabel kepumsan dan parameter model sesuai kondisi, permasalahan, dan sasaran-sasaran yang ingin dicapai.

2

Untuk mewujudkllO pola pengg11n11M lahan yang dapat meminimwnkan defisit pemenutum pennintaan konsu.msi lokal terlladap komoditas pangan den ruang terbuka hijau maka pola dalem model optlm11Si.

3.

peltll11amaD

optima.I J)Cl"lu di.akomodaslkan

Pcnlngk acan pcnnin:tll4n k.oD.SUIIUli lokal tcrbadap komoditas pangan

dan

jumlah pcod\lduk pedu diimbangl deogan strategl peninglrntao produkti vius

mela.lui inteosiflkasi. 4.

Model pcrtanlan perkotaan dapat di.k:anbangk.an uotuk mC11111Dbah level pemenuban permlntaan .l::oosumsi lokal terhadap lwmoditas pangan dan nung terbuka hijau.

5. DmgaI1 saogat terbat.u 1aban terutama pada puser kawasan pedcotllan maka pemenuhan ruang terbuka hijau dilakuk.an dellgllll strategi peningJrntAo kualita.s ruang Jerbuka bijau dan peugendllli.wt perkembangan ruang terbangwi deJJgan peraturan banguoan vertikal (hellllll laban).

DAITAR PUSTA.K.A

Agus, F. 2004. Konvers; clan Jlilangnya MuJtifang.ti Lohan Sawah. Tabloid Si.nae

Tani. Jakarta. Anonim. Instruksi Menteri DaJam Negeri Nomor 14 Tahun 1988 tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau di W'tlayah Perkotaan. Jakarta. ·---·

1996. Undmg-undang Repablik Indonesia Nemer 7 Tahun 1996 tentong

Pangan. Jakarta.. __ . 2001. l'edaman l'enelltuan Slandar Pelayanan Minimal Bidang Penataan RU11J1g. Perumahan dan Pennukim1w dan Pekerjaan Umum. Departemen Permukiman clan Prasanna Wt!ayah.Jclcarut. __

.. 2002. Pedoman Penyusunan Pcnatami Ruang. Depanemea

Permukiman

dan Prasarana Wilayah. Jakarta.

-~· 2002. Peratunm Pemerintsh Republilc Indonesia Nemor 68 Tohun 2002 tentang Keta!uman Pangan, Jakarla. __ . 2004. SNl 03-1733-2004 lllMlng Tatacara Perencanaaa Lillgkungan Perumaban di Petkotaan. Jabna. __

. 2005. Peraruran Pemenotah Republilc 1.ndollcsia Nomor 36 Tahun 2005 lenta.ng Dugunan Oedung. Jakarta.

__ . 2006. Peiaturan Pemerintab Republik Indonesia NDIDor 20 Tahw 2006 tenlang lzigaai. Jakarta. __ . 2006. Petuqjuk. Tcknil! Kawasan Siap Bangun I.Ian Lingkuagan Slap Bangun Yang Jlerdiri Sendiri. K.ementrian Negaia Perumehan Rakyat Jakarta. __

. 2006. Pedoman Umum f'enyelenggaman Ketelpaduan Pnisarana, Sarana dao Utilitas (PSU) KaW&Sall Pcrumahan. Kementrian Nc:!§Ull Penonahan Rakyat Jakarta.

__ .. 2007. Uodang-wxlang Republik Indonesia Nomor 26 TllhWI 2007 tentang Penalllal! Ruang. Jakarta.

__ . 20()7. Pmt!IJM ~ P~ll!l!I l.Jm\l!Il NomQr O(ill'RT~007 t.enlaug Pedomen Umum Rcncana Tata Bangunan dan Llngkuoglm. r>ep&immen Pekerjaan Umwn. Jakarta. . 2007. Rancangan

__

Perlrotaan Purwokertn. Bappeda l(abupa.ten Banyumas. . 2008. Pedoman Paiyedialm dan PernanfwWin Ruong Teibuka Hijau di Kawasan Perkotaan, Depanemen Pekerjaan Umum.. Jakarta.

Arifin.

Pra PenyusuDan Reocaaa

Tata Ruang Ka11o'llSllll

__

Syamsul. 2004. Model Opt~ Pola Penggimaan Laban Untuk Pengemb.a.ngan Pertania.; TlUlal1l3l1 Pangan [tesis], Program Paseasarjana, Institut Pertanian Begor, Bogor

BPS. 2000. SVSENAS 2000. BPS. Jakarta.

BPS. 2003. Fades 2Q03. BPS. Jakarta.

:BPS. 20~ Podes )006. BPS. Jak~ BPS. 2006b. Statistik Indonesia 2005110()6. BPS. Jakarta. Deelstra, Tjeerd & H. Cirardet. 2009. Urban Agriculture and Sustainable Ciues. http://www.ruaf.org.[l 6.09.2009].

F AO. 1997 Urban and peri-urban agriculture. Irwan. Zoer'aini Djamal, 2005. Tanrangan Ltngbingan dan Lansekap Hstan Kosa. Bumi Aksara, Jlkarta

Liem. 2008. Ketahanan Pangan "411 Reforma Agraria. www.wallri.orJd [2.04.2009) Moons, Ellen. 2006. Optimal location of new forestsin a suburhan region; Joumal ofForest Economics (2006), doi: 10. l OJ 6.lj.jfe.2006.12.002. Mougeot, Luc J .A., Urban AgrlculfllTe: Definition, Presence and Potentials and Rtsks. http://www.rnaf.org.f16.09.2009]. Nugroho, I. dan R Dahuri, 2004. Pemhangunan Wilayah, Perspelaif Ekontmti, Sosial da» Lil!glrungon. LP3ES. Jakarta. Rahardjo Adisasmita. 2008. Pengembangan Wllayoh: Konsep don Teort. Edisi I.

GU Omu. Yoi;yllkarta. Rlsdlyamo,

IdWJ11. 2009.

Fungsi Ruang

Terbuku Hfjau (RTH) bagf

Kesetlmbangan Lingkungrm .Atmwfor Perk.>1an, ~

Panas

Perm11kaan

A.lcibot www.banyumilih.blogsoot.com. (13-11-2009].

KfipasltaJ

3: Pcrubahan

Penggunamr

Lalian.

Rocsita, Elly. 2005. Akutnya Konvers! Lohan Pertunlan; Tabloid Sinar Tani. Jakarta. Rustiad.i, E. $. Saefulbak.im &. D.R. Panuju. Z007. Perencanaan clan Pensembansan Wllaya>i. Bogor. Saefulbakim, S. 2008. AtlQ/i~is K.wmlitatif Perenconaon Wilayah. Bahan Ajar Studio Perencanaan Wilayah. Bogor. Sadeghi, S.H.R & Kh. Jalili. 2008. Latld use optimisation i11 watershed scale, Land Use Policy (2008). doi:J0.1016/j. landusepol. 2008.02.007.

Siswanto. 2007. Operations Research. F.rlanggll. Jakarta Tarigaa, Robinson. 2006. Per-e~a-

Petnbalfgrmah Wilayah. PT Bumi Abara.

Jakarta. The Bodine Street Community Garden. www..savethegarden.com [24-9-2009].

LAMP IRAN

~~~~qc~~

~M-M·~-

q

~

~~~~~~~~~~~~~

-•O~~~~~~N--M

~

-

:::

.. .;

•N~~.,.; '°....:

""' '°

~~--~-e•~---~~-N-Q

~~~~~•OO~~~~~-~~NQ ·-

iri

-

-~

.8

"""'

.. ...

ri

""' 0

.. 0

~

d :;

....~.

•o . o

!:<

o-6 "''° ...

~

'lh -

...

-

....

8

..."'

"'~ "' 8 ::l

8"'

--

8 ...:"'

-

"'

d

.,;

..."'"' r: ~ "' ;

...ti

..

<:?

"'

~

r-:

~

~

~ )-'I

~

-

IN

M

'""II

It"-

-

II:'~ ~

~

Y'1

'° ,_

...
40

g

Ii ~

~! " -

....

¢0-0

--oo

D

Jfjjoo o .. 0

j

I

..

Q

--

..

0

-

0

g_.,._goo--o

-

-

-

....

0

0

C)

0

0

0

....

-

Q

0