OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN UDANG WINDU Penaeus monodon DI DESA LAMARAN TARUNG KECAMATAN CANTIGI KABUPATEN INDRAMAYU
HENDRIYANTO
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
ABSTRAK HENDRIYANTO. Optimalisasi Penggunaan Input dan Analisis Finansial pada Usaha Pembesaran Udang Windu Penaeus monodon di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu. Dibimbing Oleh Iis Diatin dan Enang Harris. Budidaya tambak udang di Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu masih belum optimal seperti faktor-faktor produksi yang terbatas, manajemen tambak yang belum efisien, dan pengetahuan petambak yang rendah dalam budidaya udang. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis optimalisasi penggunaan input dan kelayakan finansial di Kecamatan Cantigi. Metode yang digunakan berupa studi kasus dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan metode analisis fungsi produksi Cobb-Douglas dan analisis finansial. Pendugaan efisiensi penggunaan input didapatkan input yang optimal adalah 7 ekor/m2 untuk benur, 0,0217 kg/m2 untuk pakan, 0,0229 jam/m2 untuk pompa, 0,0016 jam/m2 untuk tenaga kerja persiapan, 0,0142 jam/m2 untuk tenaga kerja pemeliharaan, 0,0049 jam/m2 untuk tenaga kerja panen dan 0,0031 kg/m2 untuk saponin. Analisis usaha pembesaran udang windu pada kondisi optimal adalah R/C 4,51, Pay Back Period 0,42 tahun, dan Break Even Point sebesar Rp 4.735.940. Analisis kriteria investasi dengan skenario sewa lahan dan pinjaman bank merupakan skenario yang paling baik dengan nilai NPV sebesar 517.669.132, Net B/C 26.79 dan IRR sebesar 469%. Analisis sensitivitas dengan merubah harga pakan sebesar 28% menunjukkan bahwa usaha masih layak untuk dijalankan. Kata Kunci : Optimalisasi Input, Usaha Pembesaran Udang Windu, Analisis Finansial --------------ABSTRACT HENDRIYANTO, Optimization Input Using and Analyse Financial Production of Tiger Prawn Penaeus monodon in Countryside Lamaran Tarung Subdistrict Cantigi Regency Indramayu. Supervised by Iis Diatin and Enang Harris. Shrimp production at Subdistrict Cantigi Regency Indramayu is still not optimal such as production factor is limited, pond management is not efficient, and farmer’s knowledge about shrimp farming is low. The target research is to analyze optimization input use and financial elegibility at Subdistrict Cantigi. Method used by case study with intake sampel method in the form of purposive sampling. Analyse data use method analyse function produce Cobb-Douglas and analyse finansial. input use Efficiency anticipation got a optimal input is 7/m2 for fry, 0,0217 kg/m2 for feed, 0,0229 hour/m2 to pump, 0,0016 hour/m2 for the preparation labour, 0,0142 hour/m2 for the conservancy labour, 0,0049 hour/m2 for the labour harvest and 0,0031 kg/m2 for saponin. Analyse the production of tiger prawn at optimal condition is R/C 4,51, Pay Back Period 0,42 year, and
ii
Break Even Point equal to Rp 4.735.940. Invesment criteria analysis with third scenario represent best scenario with value NPV equal to 517.669.132, Net B/C 26.79 and IRR equal to 469%. analysis Sensitivity with change price of feed at 28% indicating that effort still be competent to be run. Key Word : Optimization input, Production of Tiger Prawn, Financial Analyse
iii
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul : OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN UDANG WINDU Penaeus monodon DI DESA LAMARAN TARUNG KECAMATAN CANTIGI KABUPATEN INDRAMAYU Adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya-karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis yang telah disebutkan dalam teks dan tercantum dalam Daftar Pustaka di bagian akhir Skripsi ini. Bogor, November 2010
Hendriyanto C14061310
iv
© Hak cipta milik Hendriyanto, tahun 2010 Hak Cipta dilindungi Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa izin tertulis dari Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun, baik cetak, fotokopi, microfilm, dan sebagainya
v
OPTIMALISASI PENGGUNAAN INPUT DAN ANALISIS FINANSIAL PADA USAHA PEMBESARAN UDANG WINDU Penaeus monodon DI DESA LAMARAN TARUNG KECAMATAN CANTIGI KABUPATEN INDRAMAYU
HENDRIYANTO
SKRIPSI Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Teknologi & Manajemen Perikanan Budidaya Departemen Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN BUDIDAYA PERAIRAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2010
Judul Skripsi
: Optimalisasi Input dan Analisis Finansial pada Usaha Pembesaran Udang Windu Penaeus monodon di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu
Nama Mahasiswa
: Hendriyanto
Nomor Pokok
: C14061310
Disetujui, Pembimbing I
Pembimbing II
Ir. Iis Diatin, MM
Prof. Dr. Ir. Enang Harris. MS
NIP : 19630908 199902 2 001
NIP : 19490821 197503 1 001
Diketahui, Ketua Departemen
Dr. Ir. Odang Carman, M.Sc NIP : 19591222 198601 1 001
Tanggal Lulus :
vii
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala karunia dan kemudahan yang diberikan kepada penulis dalam pembuatan skripsi yang berjudul “Optimalisasi Input dan Analisis Finansial pada Usaha Pembesaran Udang Windu Penaeus monodon di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu”. Penelitian ini dilakukan sejak bulan Maret hingga Juni 2010 bertempat di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu. Penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada Bapak Agoes Halim dan Ibu Lilis Mulyawan yang telah banyak memberikan kasih sayangnya dan perhatiannya hingga saat ini. Kepada kakak saya Hadisusanto Halim yang memberikan motivasi agar segera menyelesaikan skripsi. Kepada Ibu Ir. Iis Diatin, MM selaku pembimbing akademik dan sekaligus juga sebagai pembimbing I skripsi, kepada Bapak Prof. Dr. Ir Enang Harris, MS, sebagai pembimbing II, kepada Ibu Dr. Widanarni sebagai pembimbing lapang, kepada Bapak Hj Maskur yang telah memberikan tempat tinggal ketika penulis melakukan penelitian, kepada Bapak Wiyoto, S.Pi M.Sc yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, kepada Bapak Dr. Nur Bambang P.U, M.Si yang telah menjadi penguji tamu, kepada para petambak yang sudah memberikan informasi yang diperlukan penulis untuk menyelesaikan tugas akhir, kepada teman-teman Sistekers, teman-teman di Belanak Junction (Firsty Rahmatia, Ide Permatasari, Isni Rahmatika Sari), Hasan Abidin, Rahmadi Aziz, Riza Purbo, Rifqi Fathul Azmi, Angga Yudhistira, Zam-zam, Novia Gunawan, Novia Ayu Wulandari, Megaria, Fatma Hastuti dan Nicho Afiandi yang telah banyak membantu penulis menyelesaikan penelitian, kepada teman-teman seperjuangan BDP 43, 41, 42, 44, dan 45 atas persahabatan yang telah dibina selama ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, apabila terdapat kesalahan dalam skripsi ini harap dimaafkan dan dimaklumi. Penyusun juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan ke arah yang lebih baik lagi.
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Penulis bernama lengkap Hendriyanto. Penulis lahir di Jakarta pada tanggal 27 September 1988 dari pasangan Bapak Agoes Halim dan Ibu Lilis Mulyawan. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara, dengan kakak yang bernama Hadisusanto Halim, S.Kom. Pendidikan formal yang pernah dilalui penulis adalah SMA N 19 Jakarta dan lulus pada tahun 2006. Pada tahun 2006 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor (USMI). Pada tahun 2007 penulis diterima di Departemen Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya melalui program mayor minor IPB. Selama perkuliahan penulis aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Akuakultur (HIMAKUA) sejak tahun 2007 – 2009, menjadi asisten mata kuliah Nutrisi pada tahun 2009 dan asisten Manajemen Marikultur di Program Sarjana dan Diploma pada tahun 2010. Penulis melakukan penelitian dengan judul “Optimalisasi Input dan Analisis Finansial pada Pembesaran Udang Windu Penaeus monodon di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi Kabupaten Indramayu”. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis dibimbing oleh Ibu Ir. Iis Diatin, MM dan Bapak Prof. Dr. Ir. Enang Harris, MS.
ix
DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL …………………………………………………………...
xi
DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………...
xii
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………...
xiii
I.
PENDAHULUAN …………………………………………………......
1
II.
BAHAN DAN METODE …………………………………………....... 2.1 Waktu dan Tempat ………………………….................................. 2.2 Metode Penelitian ........................................................................... 2.3 Jenis dan Sumber Data ................................................................... 2.4 Metode Pengambilan Sampel .......................................................... 2.5 Analisis Data ................................................................................... 2.5.1 Analisis Fungsi Produksi ....................................................... 2.5.2 Analisis Finansial ................................................................... 2.5.3 Analisis Sensitivitas ............................................................... 2.6 Batasan dan Pengukuran .................................................................
4 4 4 4 5 5 6 9 11 13
III. HASIL DAN PEMBAHASAN .............................................................. 3.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian .................................................. 3.2 Gambaran Umum Petambak ........................................................ 3.3 Usaha Pembesaran Udang Windu ................................................... 3.3.1 Kegiatan Budidaya ................................................................. 3.3.2 Faktor Produksi Usaha Pembesaran Udang Windu .............. 3.4 Analisis Pendugaan Fungsi Produksi .............................................. 3.5 Analisis Efisiensi Penggunaan Input ............................................... 3.6 Analisis Finansial ............................................................................ 3.6.1 Analisis Usaha ........................................................................ 3.6.2 Analisis Kriteria Investasi dan Analisis Sensitivitas ..............
15 15 16 17 18 26 28 34 36 36 40
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 4.1 Kesimpulan ..................................................................................... 4.2 Saran ...............................................................................................
49 49 50
DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................
51
LAMPIRAN ....................................................................................................
52
x
DAFTAR TABEL 1.
Proyeksi Produksi Udang di Indonesia Tahun 2009 – 2014 .....................
2.
Luas Lahan Perikanan Budidaya di Indonesia Menurut Jenis Budidaya, 2005 – 2009 (m2) ......................................................................................
3. 4. 5.
6.
1 2
Luas Areal Pertambakan Di Kecamatan Cantigi Tahun 2008 ..................
15 Rekapitulasi Data Realisasi Produksi Perikanan Budidaya Tambak Bulan Januari 2009 s/d April 2010 di Kabupaten Indramayu ................... 16 Rata-rata Input dan Output per Musim Tanam dari Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Aktual di Desa Lamaran Tarung tahun 2010 ........................................................................................................... 27 Hasil Pendugaan Koefisien Regresi dengan Metode Kuadrat Terkecil pada Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung ...........
29
7.
Nilai VIF dan Nilai Toleransi untuk Setiap Variabel Input ......................
8.
Nilai NPM, Input dan Output yang Efisien, serta nilai Rasio NPM dan Pxi pada Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 ...............................................................................................
34
Data Kualitas Air dari Beberapa Titik di Desa Lamaran Tarung .............
35
9.
31
10. Analisis Pendapatan Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi pada Luas Lahan 12.363,64 m2 Tahun 2010 38 11. Total Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usaha Pembesaran Udang Windu Di Desa Lamaran Tarung per tahun pada kondisi Aktual dan Optimal ..................................................................................................... 12. Kriteria Investasi pada skenario 1 Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Pakan ......................................................................................................... 13. Kriteria Investasi pada skenario 2 Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Pakan ......................................................................................................... 14. Kriteria Investasi pada Skenario 3 Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Pakan ..............................................................................................
39 44 45 47
xi
DAFTAR GAMBAR 1.
Grafik Produksi Udang dan Permintaan Ekspor di Indonesia.................
2
2.
Proses Pengeringan Tambak ..................................................................
19
3.
Pompa .....................................................................................................
19
4.
Pemanenan Benur Windu .......................................................................
21
5.
Baskom Berisi Benur .............................................................................
21
6.
Perendaman Air Tawar ...........................................................................
21
7.
Bentuk Tambak Pendederan ...................................................................
21
8.
Tutup Botol Mineral yang Telah Diberi Lubang ...................................
21
9.
Pengangkutan Benur Menggunakan Motor ............................................
22
10.
Proses Pemberian Pakan .........................................................................
23
11
Grafik Normal P-P Plot of Output .........................................................
30
12.
Grafik Scatterplot ...................................................................................
31
xii
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Peta Lokasi Penelitian ...........................................................................
53
2.
Kenaikan Harga Pakan Udang dari Tahun 2006 – 2010 ......................
53
3.
Karakteristik Responden Petambak Udang Windu di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi ....................................................
54
4.
Data Produksi, Faktor Produksi, Harga dan Nilai Beli Produksi Per Musim Tanam pada Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung ....................................................................................
55
5.
Hasil Pendugaan Fungsi Produksi dengan Metode Kuadrat Terkecil
57
6.
Hasil Pendugaan Fungsi produksi dengan Statistical Product and Service Solution ....................................................................................
57
7.
Contoh Perhitungan Input Produksi Optimal ........................................
62
8.
Nilai Investasi dan Penyusutan pada Usaha Pembesaran Udang Windu dalam Kondisi Aktual di Desa Lamaran Tarung dengan Luas Lahan 12.363,64 m2 Tahun 2010 ..........................................................
63
Nilai Investasi dan Penyusutan pada Usaha Pembesaran Udang Windu dalam Kondisi Optimal di Desa Lamaran Tarung dengan Luas Lahan 12.363,64 m2 Tahun 2010 ..........................................................
63
Perhitungan Analisis Usaha pada Kondisi Aktual dan Optimal pada Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung dengan Luas Lahan 12363,64m2 Tahun 2010 ...................................................
64
Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 1 (Lahan Milik Sendiri) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 ...............................................................
65
Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 1 (Lahan Milik Sendiri) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 ...............................................................
66
9.
10.
11.
12.
13. 14. 15.
16.
Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 2 (Lahan Sewa) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 ............................................................... Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 2 (Lahan Sewa) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 ............................................................... Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 3 (Lahan Sewa & Pinjaman Bank) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 ........................................ Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 3 (Lahan Sewa & Pinjaman Bank) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 ........................................
67 68
69
70
xiii
17.
18.
19.
20.
21. 22.
Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 1 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% ...............................................................................
71
Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 1 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% ...............................................................................
72
Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 2 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% ................................................................................
73
Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 2 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% ................................................................................
74
Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 3 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% ................................................................ Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 3 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% ................................................................
75 76
xiv
I. PENDAHULUAN Indonesia adalah negara yang memiliki panjang pantai terpanjang kedua setelah Kanada dengan panjang keseluruhan mencapai 95.181 Km2. Oleh karena itu budidaya perikanan sangat berpotensi untuk dikembangkan. Pada tahun 2009 Menteri Kelautan dan Perikanan telah mencanangkan visi KKP yang berisi bahwa Indonesia akan dijadikan sebagai negara penghasil produk kelautan dan perikanan terbesar pada tahun 2015 mendatang. Visi tersebut bertujuan mensejahterakan masyarakat perikanan dan kelautan. Adapun program utama visi tersebut adalah peningkatan produksi budidaya nasional yang mencapai 353% pada tahun 2015 (KKP, 2010). Komoditas unggulan yang ditargetkan peningkatannya adalah rumput laut, patin, lele, nila, bandeng, udang vaname, udang windu, mas, gurame, kakap dan kerapu. Udang adalah salah satu komoditas unggulan Indonesia yang ditargetkan meningkat cukup pesat. Hasil proyeksi udang di Indonesia dari tahun 2009–2014, produksi udang semakin ditingkatkan setiap tahunnya (Tabel 1). Tabel 1. Proyeksi Produksi Udang di Indonesia Tahun 2009 – 2014 (satuan : ton) Rincian
Kenaikan
2009*
2010
2011
2012
2013
2014
Udang
348,100
400,300
460,000
529,000
608,000
699,000
200 %
Udang windu
123,100
125,300
130,000
139,000
158,000
199,000
161 %
Udang vaname
225,000
275,000
330,000
390,000
450,000
500,000
222 %
2009 - 2014
Sumber : DKP dalam angka, 2009
Budidaya tambak adalah sektor budidaya yang paling banyak diminati oleh pembudidaya di Indonesia. Beberapa jenis biota yang termasuk budidaya tambak adalah udang windu, udang vaname, rumput laut, ikan bandeng dan lain-lain. Udang windu dan vaname nerupakan jenis biota budidaya tambak yang paling banyak diminati, karena udang windu maupun udang vaname memiliki cita rasa yang enak, permintaan dan harga yang tinggi, dan relatif stabil di perdagangan ekspor. Sehingga prospeknya cukup menjanjikan sebagai sumber penghasilan. Laporan KKP (2009) menunjukkan bahwa persentase budidaya tambak adalah terbesar dibandingkan dengan jenis budidaya lainnya (Tabel 2).
1
Tabel 2. Luas Lahan Perikanan Budidaya di Indonesia Menurut Jenis Budidaya, 2005 – 2009 (m2) Jenis Budidaya Budidaya Sawah Budidaya Laut Budidaya Tambak Budidaya Kolam Budidaya Karamba Budidaya Jaring Apung Jumlah
2005 125.884 62.629 512.524 107.785 401 966 810.189
2006 119.057 74.543 612.530 113.132 320 921 920.503
Tahun 2007 118.320 84.481 611.889 125.398 433 1.058 941.580
2008 127.944 87.790 613.175 241.891 207 736 1.071.743
2009*) 136.330 120.680 673.860 242.020 930 1.550 1.175.370
Persentase (%) 11,60 % 10,27 % 57,33 % 20,60 % 0,07 % 0,13 % 100 %
Sumber : DKP dalam angka, 2009
Udang windu Penaeus monodon merupakan salah satu komoditas yang ditingkatkan produksinya hingga mencapai 161% (KKP, 2010). Adapun peningkatan produksi ini dapat dilakukan dengan dua cara yaitu ekstensifikasi dan intensifikasi. Ekstensifikasi adalah program peningkatan produksi dengan cara memperluas lahan. Sedangkan intensifikasi adalah penambahan kepadatan organisme yang dipelihara dengan berbagai teknologi sehingga meningkatkan produksi dalam satuan tertentu. Udang menjadi salah komoditas ekspor yang memiliki nilai ekspor tinggi. Hal ini dibuktikan dari permintaan ekspor yang cenderung meningkat dari tahun 2005–2008 (Gambar 1). 1.2
Juta ton
1 0.8
Ekspor dalam bentuk Tidak beku
0.6
Produksi Budidaya Tambak
0.4
Produksi Udang
0.2
Ekspor dalam bentuk Beku
0
2005
2006
2007
2008
Tahun Sumber : DKP dalam angka, 2009
Gambar 1. Grafik Produksi Udang dan Permintaan Ekspor di Indonesia
2
Kabupaten Indramayu merupakan salah satu daerah di pantai utara Pulau Jawa (Pantura) yang berpotensi untuk budidaya udang. Produksi udang di Indramayu pada tahun 2009 sebanyak 42.658,31 ton (12,26% dari total produksi Indonesia). Daerah Indramayu merupakan daerah yang cukup maju dalam usaha budidaya udang dikarenakan salah satu faktornya adalah dibangunnya kilang minyak Pertamina unit Balongan yang menjadikan suplai listrik untuk daerah tersebut tercukupi (BPS, 2009). Namun ketersediaan listrik ini tidak begitu termanfaatkan oleh petambak daerah tersebut, hal ini dilihat dari budidaya tambak yang masih belum menggunakan listrik. Padahal listrik tersebut bisa dimanfaatkan sebagai pembangkit kincir ataupun pompa untuk budidaya tambak udang. Dengan adanya penggunaan listrik pada budidaya tambak, membuat program intensifikasi lebih maksimal karena penggunaan kincir dan pompa dengan menggunakan listrik lebih ekonomis dibandingkan dengan menggunakan solar. Permasalahan yang sering timbul dalam usaha budidaya adalah keterbatasan dalam penggunaan input (faktor produksi) yang disebabkan modal yang terbatas, pengelolaan yang masih sederhana, serta keterampilan petambak rendah. Hal ini terlihat dari padat tebar yang digunakan masih rendah yaitu sekitar 1–3 ekor/m2 sedangkan tambak tradisional dapat ditingkatkan hingga mencapai 5 ekor/m2 (Suyanto dan Takarina, 2009), penggunaan sarana produksi yang masih minim seperti tidak adanya tandon untuk menampung air bersih, anco yang jumlahnya terbatas, pengelolaan kualitas air yang masih kurang baik, konstruksi wadah yang belum memadai seperti pembatas antar tambak terkadang ada yang kurang padat sehingga terjadi kebocoran antar tambak. Sehingga dari sarana produksi yang masih rendah tersebut memungkinkan proses produksi menjadi tidak efisien yang pada akhirnya membuat keuntungan yang didapat menjadi kurang maksimal. Berdasarkan uraian diatas, masalah yang akan diteliti adalah kondisi aktual budidaya udang saat ini dan kelayakan finansial usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung yang belum optimal. Oleh karena itu tujuan penelitian ini adalah menganalisis optimalisasi penggunaan input dan kelayakan finansial usaha pembesaran udang windu di Kecamatan Cantigi, Desa Lamaran Tarung.
3
II. BAHAN DAN METODE 2.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, dan Laboratorium Teknologi dan Manajemen Produksi Akuakultur. Departemen Budidaya Perairan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor
2.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus mengenai subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik dari keseluruhan personalitas (Nazir, 1998). Penelitian dengan studi kasus adalah memberikan gambaran secara detail tentang latar belakang, sifat-sifat, dan karakter yang khas dari unit yang dianalisis. Menurut Soeratno dan Arsyad (1999), metode penelitian dengan menggunakan studi kasus, menunjukkan bahwa penelitian dilakukan dalam lingkup yang terbatas, sehingga hasil penelitian tidak dapat digeneralisasikan. Studi kasus digunakan sebagai metode dalam penelitian ini, karena metode ini paling sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di daerah penelitian. Satuan kasus yang digunakan dalam penelitian ini adalah petambak yang melakukan usaha pembesaran udang windu secara monokultur di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu, Jawa barat.
2.3 Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data text dan data image. Data text adalah data yang diperoleh dalam bentuk alphabet dan angka numerik, sedangkan data image adalah data yang ditampilkan dalam bentuk foto, diagram dan sejenisnya yang memberikan informasi secara spesifik mengenai keadaan tertentu (Fauzi, 2001). Berdasarkan uraian diatas, peneliti menggunakan jenis data text untuk faktor produksi, biaya investasi, dan jumlah produksi yang dihasilkan. Data image yang digunakan berupa gambar dan foto selama penelitian.
4
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer didapat melalui pengamatan secara langsung di lapangan dengan metode wawancara dan pengisian kuisioner. Data yang dikumpulkan meliputi karakteristik petambak, teknis produksi, input dan output produksi, penerimaan, biaya investasi, biaya variabel, biaya tetap, dan penyusutan. Data sekunder dalam penelitian ini diperlukan sebagai penunjang data primer yang telah didapatkan. Data sekunder diperoleh melalui informasi dari instansi dan lembaga terkait seperti Kementrian Kelautan dan Perikanan, Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu, Kantor Kelurahan Indramayu, Badan Pusat Statistik Jawa Barat dan literatur-literatur. Data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya data monografi Kabupaten Indramayu dan data produksi Kabupaten Indramayu.
2.4 Metode Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel yang representatif pada dasarnya menyangkut masalah sampai manakah ciri-ciri yang terdapat pada sampel yang terbatas itu benar-benar menggambarkan keadaan sebenarnya dari keseluruhan populasi (Soeratno dan Arsyad, 1999). Metode pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling, yaitu anggota populasi dipilih untuk memenuhi tujuan tertentu menggandalkan logika atas kaidah-kaidah yang berlaku yang didasari pertimbangan peneliti. Sampel yang diambil berjumlah 33 orang petambak udang windu di Desa Lamaran Tarung, Kecamatan Cantigi, Kabupaten Indramayu. Sampel yang dipilih merupakan individu yang dianggap memenuhi kriteria sebagai berikut : 1. Petambak masih aktif melakukan usaha pembesaran udang windu. 2. Memiliki pengalaman dalam kegiatan pembesaran ini minimal 1 tahun.
2.5 Analisis Data Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diimplementasikan. Data dan informasi yang telah terkumpul ditabulasikan untuk kemudian dianalisis dengan menggunakan metode analisis fungsi produksi model Cobb-Douglas dan analisis finansial.
5
2.5.1 Analisis Fungsi Produksi Analisis fungsi produksi dilakukan dengan menggunakan pendekatan fungsi produksi model Cobb-Douglas. Fungsi produksi Cobb-Douglas digunakan untuk menduga hubungan antara produksi pembesaran udang windu dengan penggunaan faktor-faktor produksinya. Model pendugaan dari persamaan fungsi produksi Cobb-Douglas adalah sebagai berikut : b2 b3 b4 b5 b6 b7 u Y = aXb1 1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 e ................................................................ (1)
Model pendugaan tersebut didasarkan pada kegiatan budidaya selama satu siklus produksi (4 bulan). Untuk memudahkan pendugaan terhadap persamaan diatas, maka persamaan tersebut diubah ke dalam bentuk linear berganda dengan cara melogaritmakan persamaan tersebut menjadi : LnY = ln a + b1lnX1 + b2lnX2 + b3lnX3 + b4lnX4+ b5lnX5+ b6lnX6 + b7lnX7 ……..……… (2)
Dimana : Y
= Produksi udang windu (ekor/m2)
X1
= Benur udang windu (ekor/m2)
X2
= Pakan (kg)
X3
= Pompa (jam kerja)
X4
= Tenaga Kerja pada Persiapan Wadah (jam kerja)
X5
= Tenaga Kerja pada Pemeliharaan Udang (jam kerja)
X6
= Tenaga Kerja pada Pemanenan (jam kerja)
X7
= Saponin (kg) Ketepatan model yang digunakan sebagai alat analisis diuji dengan
menggunakan uji statistik sebagai berikut : 1) Uji statistik t, digunakan untuk mengetahui seberapa jauh masing-masing faktor produksi (Xi) sebagai variabel bebas mempengaruhi produksi (Y) sebagai variabel tidak bebas. Prosedur pengujiannya adalah sebagai berikut : H0 : bi = 0 (tidak ada pengaruh) H1 : bi ≠ 0 (ada pengaruh) t hitung = (bi – 0)/Sbi
6
Keterangan : Sbi = standard error dari b bi = koefisien regresi •
Jika thitung < ttabel, maka H0 diterima, artinya X1 tidak berpengaruh nyata terhadap Y.
•
Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak, artinya X1 berpengaruh nyata terhadap Y.
2) Uji statistik f, digunakan untuk mengetahui faktor produksi (X1) secara bersama mempengaruhi output (Y). Hipotesis yang diuji adalah : H0 : bi = 0 (tidak ada pengaruh) H1 : bi ≠ 0 (ada pengaruh) Fhitung =
(
JKR ) k-1
JKD/(n-k)
…………………………………...……………………. (3)
Keterangan : JKR = Jumlah Kuadrat Regresi JKD = Jumlah Kuadrat Residual n
= Jumlah Sampel
k
= Jumlah Variabel •
Jika Fhitung < Ftabel, maka H0 diterima, artinya faktor produksi secara simultan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi.
•
Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak, artinya faktor produksi secara simultan berpengaruh nyata terhadap produksi.
Pada analisis fungsi produksi, selain digunakan analisis kriteria statistik juga dilakukan analisis kriteria ekonometrik untuk menguji ketepatan model yang digunakan. Analisis kriteria ekonometrik dilakukan untuk mengetahui apakah model regresi memenuhi asumsi normalitas, multikolinearitas, homoskedastisitas, dan autokorelasi. Menurut Santoso (2000), normalitas adalah suatu kondisi dalam model regresi dimana nilai Y (variabel dependent) didistribusikan secara normal terhadap nilai X (variabel independent). Suatu model regresi yang baik harus memenuhi asumsi normalitas ini Menurut Santoso (2000), multikolinearitas adalah problem dalam suatu model regresi yang diakibatkan adanya korelasi antar variabel independent.
7
Beberapa cara untuk mengatasi problem multikolinearitas diantaranya dengan menambah jumlah sampel dan mengeluarkan variabel yang mempunyai korelasi tinggi. Homoskedastisitas adalah asumsi dalam model regresi dimana variasi disekitar garis regresi seharusnya konstan untuk setiap nilai X (Santoso, 2000). Bila asumsi ini tidak terpenuhi berarti model regresi mengalami problem heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas adalah masalah yang terjadi pada model regresi apabila terjadi asumsi variance error term konstan untuk setiap nilai pada variabel penjelas dilanggar. Masalah heteroskedastisitas ini sering terjadi pada data cross-section. Cara mengatasi masalah heteroskedastisitas ini diantarnya adalah dengan : a) Menggunakan Weight Least Square Regression (nilai variabel dibagi dengan nilai variabel yang dianggap menyebabkan heteroskedastisitas). b) Menggunakan fungsi log untuk variabel penjelas yang mengakibatkan heteroskedastisitas. Autokorelasi adalah masalah dalam model regresi linear karena adanya korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi ini biasanya terjadi pada model regresi yang menggunakan data time series atau berdasarkan waktu berkala (Santoso, 2000). Analisis Return to Scale (RTS) sangat penting untuk dilakukan untuk mengetahui apakah kegiatan usaha yang sedang diteliti tersebut berada dalam kondisi increasing, constant, atau decreasing return to scale. Analisis RTS ini dilakukan dengan menjumlahkan besaran elastisitas (bi). Berdasarkan persamaan 1 maka : 1 < b1 + b2 + b3 + b4 < 1 ………………………………………………... (4) a. Jika b1 + b2 + b3 + b4 < 1, maka usaha berada dalam keadaan decreasing return to scale. Artinya apabila faktor produksi yang digunakan ditambahkan maka besarnya penambahan output akan lebih kecil dari proporsi penambahan input.
8
b. Jika b1 + b2 + b3 + b4 = 1, maka usaha berada dalam keadaan constant return to scale, dimana penambahan proporsi input yang digunakan akan sama dengan penambahan proporsi output yang dihasilkan. c. Jika b1 + b2 + b3 + b4 > 1, maka usaha berada dalam keadaan increasing return to scale, dimana proporsi penambahan output yang dihasilkan akan lebih besar dari penambahan proporsi input. Tingkat alokasi input yang optimal dapat diketahui melalui analisis dari fungsi keuntungan, yaitu : Π = TR – TC atau Π = PyY – PxiXi ................................................................................................. (5) Keuntungan maksimum pada usaha pembesaran udang windu dapat tercapai pada saat turunan pertama dari fungsi keuntungan usaha terhadap faktor produksi sama dengan nol, yaitu : Π = PyY – PxiXi δπ δ Xi
=0
Py (dy/dxi) = Pxi PyPMxi = Pxi NPMxi = Pxi NPMxi Pxi
=1 …….…………………………………………………………... (6)
2.5.2 Analisis Finansial Analisis finansial adalah analisis yang dilakukan terhadap suatu proyek, dimana proyek dilihat dari sudut badan atau orang yang menanamkan uangnya dalam proyek maupun yang memiliki kepentingan terhadap jalannya proyek. Analisis finansial ini penting untuk memperhitungkan insentif bagi badan maupun orang-orang yang terlibat di dalam proyek.
2.5.2.1 Analisis Usaha Analisis usaha merupakan bagian dari analisis finansial yang digunakan untuk menghitung besarnya keutungan yang diperoleh dari suatu kegiatan usaha
9
dalam waktu satu tahun. Analisis usaha ini terdiri dari analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis payback period (PP), dan analisis break even point (BEP). a. Analisis Pendapatan Usaha Analisis ini bertujuan untuk mengetahui komponen-komponen input dan output yang terlibat di dalam usaha dan besar keuntungan yang diperoleh dari hasil usaha. Secara matematis konsep pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut : Π = Y.Py – ∑ni=0 Xi . Pxi …………...…………………………………...... (7) Dimana : Π
= Pendapatan (Rp per musim)
Y
= Total Produksi (Kg per musim)
Xi
= Jumlah input i yang digunakan (unit)
Py
= Harga persatuan output (Rp)
Pyi
= Harga persatuan input (Rp)
Py.Y
= Penerimaan total (Rp)
Px.ΣXi = Biaya Total (Rp) b. Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya (R/C) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan. Secara matematis analisis imbangan penerimaan dan biaya dapat dirumuskan sebagai berikut (Soekartawi, 1995) R/C=
TR TC
…………………………………………………………............ (8)
Dimana : TR = Total Revenue atau Penerimaan total (Rp) TC = Total Cost atau Biaya Total (Rp) Dengan kriteria usaha R/C > 1, usaha menguntungkan R/C = 1, usaha impas R/C = 1, usaha rugi
10
c. Payback period (PP) Analisis ini digunakan untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk menutupi investasi yang ditanamkan pada suatu usaha (Husnan, 1998). Metode payback period secara sistematis dinyatakan dalam rumus berikut: Payback Period =
Investasi Net Benefit
x 1 tahun
d. Analisis Break Event Point (BEP) Break Event Point merupakan suatu nilai dimana hasil penjualan output produksi sama dengan biaya produksi. Pada kondisi Break Event Point ini pengusaha mengalami impas. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi (Husnan, 1998). Selain itu BEP dapat dipakai untuk merencanakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan sebagai pedoman dalam mengendalikan operasi yang sedang berjalan. BEP dapat dihitung dengan persamaan matematis seperti ini: BEP (Nilai Produksi)
=
BEP (Volume Produksi)=
Biaya Tetap
…...……...………….. (9)
1-Biaya variabel/Penerimaan TFC Py-AVC
………...…………………………. (10)
Dimana: TFC
= Biaya tetap total (Rp)
AVC = Biaya variabel rata-rata (Rp) Py
= Harga komoditas (Rp/kg)
2.5.2.2 Analisis Kriteria Investasi Analisis kriteria investasi penting dilakukan untuk mengetahui besar manfaat dan besar biaya dari setiap unit yang dianalisis. Indikator yang biasa digunakan untuk analisis kriteria investasi diantaranya adalah : a. Net Present Value (NPV) Net Present Value adalah nilai sekarang dari keuntungan bersih yang akan didapatkan pada masa yang akan datang. NPV ini pada dasarnya merupakan kombinasi pengertian present value penerimaan dan present value pengeluaran (Husnan, 1998). Secara matematis NPV dinyatakan dalam rumus berikut : NPV= ∑ni=0
Bt -Ct 1+i t
……………………………………………………........ (11) 11
Dengan kriteria usaha sebagai berikut : -
NPV < 0 , usaha tidak layak
-
NPV = 0 , usaha tersebut memberikan hasil yang sama dengan modal yang digunakan (impas)
-
NPV > 0 , usaha layak untuk dijalankan karena akan dapat menghasilkan Keuntungan
Keterangan: Bt
= manfaat unit usaha pada tahun t (Rp)
Ct
= Biaya usaha pada tahun ke t (Rp)
i
= Discount rate (%)
t
= umur proyek (10 tahun)
b. Net Benefit-Cost Ratio (Net B/C) Net B/C adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang dari keuntungan bersih pada tahun-tahun yang mana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif (Kadariah et al, 1976). Secara matematis Net B/C dinyatakan dengan rumus : Net B/C=
B-C ∑t=10 t t t=0
t (1+i) C-B ∑t=10 t t t t=0 (1+i)
……………………………………………………...…. (12)
Syarat : Bt – Ct > 0 Ct – Bt < 0 Dengan kriteria usaha : -
Net B/C < 1, berarti usaha itu sebaiknya tidak dilaksanakan karena tidak layak
-
Net B/C > 1, berarti usaha itu akan mendatangkan keuntungan, sehingga usaha ini dapat dilaksanakan
Keterangan : Bt = Benefit sehubungan dengan adanya investasi pada tahun t (Rp) Ct = Biaya sehubungan dengan adanya investasi pada tahun t (Rp) t = Umur Proyek (10 tahun) i = Discount rate (%)
12
c. Internal Rate of Return (IRR) IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV pada proyek sama dengan nol (Kadariah et al, 1976). Secara matematis IRR dinyatakan dengan rumus "
" …………………………………….... (13)
Dengan kriteria usaha: IRR ≥ i (discount rate), berarti usaha dapat dilaksanakan IRR < i (discount rate), berarti usaha lebih baik tidak dilaksanakan Keterangan : i’
= discount rate yang menghasilkan NPV+ (%)
i”
= discount rate yang menghasilkan NPV- (%)
NPV’ = NPV pada tingkat bunga i’(Rp) NPV” = NPV pada tingkat bunga i”(Rp)
2.5.3 Analisis Sensitivitas Analisis sensitivitas dilakukan dengan mengubah suatu unsur kemudian menentukan pengaruh dari perubahan tersebut pada hasil analisis. Pada usaha pembesaran udang windu dengan sistem budidaya tradisional, analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan harga pakan. Pakan merupakan faktor produksi yang utama, sehingga perubahannya akan sangat berpengaruh pada kelangsungan usaha. Pada penelitian ini, metode yang akan digunakan dalam analisis sensitivitas adalah kenaikan tertinggi harga pakan selama 5 tahun terakhir.
2.6 Batasan dan Pengukuran a) Variabel yang dijelaskan (output) dalam analisis fungsi produksi dalam penelitian ini adalah udang dengan size 40, 50, 60-70. b) Variabel yang menjelaskan (input) dalam analisis fungsi produksi dalam penelitian ini terdiri atas jumlah benur (ekor), pakan (Kg), pompa (Jam), tenaga kerja (Jam kerja) dan saponin (Kg). Variabel input ini dihitung per m2.
13
c) Umur proyek dalam penelitian ini ditetapkan selama 10 tahun dan merupakan umur teknis terlama dari komponen investasi yaitu tanah yang digunakan. d) Optimalisasi dengan menggunakan metode Cobb-Douglas dan kelayakan usaha dengan analisis kelayakan finansial. e) Analisis sensitivitas dengan menaikan harga pakan sebesar kenaikan harga pakan tertinggi selama 5 tahun terakhir.
14
III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Kondisi Umum Daerah Penelitian Letak geografis Kabupaten Indramayu adalah 1070 52’ – 1080 36’ Bujur Timur dan 60 15’ – 60 40’ Lintang Selatan (Lampiran 1). Indramayu memiliki 31 kecamatan. Kecamatan Cantigi adalah salah satu kecamatan di Indramayu yang potensial untuk budidaya tambak. Berdasarkan topografinya sebagian besar merupakan daerah landai dengan kemiringan tanahnya rata-rata 0–1 %, dengan kisaran suhu 22,9–300C sementara rata-rata curah hujan sepanjang Tahun 2008 adalah sebesar 163,18 mm dengan jumlah hari hujan 84 hari. Kecamatan Cantigi memiliki 6 desa, salah satunya adalah Desa Lamaran Tarung. Desa Lamaran Tarung berjarak 7 km dari kantor Kecamatan Cantigi dan berjarak 15,9 km ke Kabupaten Indramayu. Desa Lamaran Tarung mempunyai luas 4.490 Km2 dengan jumlah penduduk 6.419 jiwa dengan laki-laki berjumlah 3.097 jiwa dan perempuan 3.322 jiwa. Desa Lamaran Tarung adalah salah satu desa di Kecamatan
Cantigi
yang
memiliki
potensi
yang
sangat
besar
dalam
pengembangan industri akuakultur, terutama kegiatan budidaya udang yang dilakukan di tambak. Hal ini terlihat dari Tabel 3. Tabel 3. Luas Areal Pertambakan, dan Hasil Produksi Di Kecamatan Cantigi Tahun 2008 Desa Cangkring Cantigi Kulon Cantigi Wetan Panyiringan Lor Panyiringan Kidul Lamaran Tarung Total
Luas Tambak (Ha) 1.529,00 218,19 221,50 226,00 178,72 4.334,00 6.707,41
Produksi (ton) 1.911,25 272,74 276,88 282,50 223,40 5.417,50 8.384,27
Persentase Produksi (%) 22,80% 3,25% 3,30% 3,37% 2,66% 64,62% 100,00%
Sumber : Badan Pusat Statistik Indramayu, 2009
Luas tambak yang dimiliki Desa Lamaran Tarung tertinggi dibandingkan desa yang lainnya yaitu seluas 4.334 Ha dengan hasil produksi 5.417,5 ton (64,62% dari total hasil produksi di Kabupaten Indramayu). Produktivitas tiap desa adalah 1,25 ton/Ha. Produktivitas tersebut kurang dari 5 ton/ha, sehingga sistem tambak tersebut masih tergolong tambak tradisional (Suyanto dan
15
Takarina, 2009). Potensi pengembangan di Kabupaten Indramayu masih dapat dilakukan agar visi KKP dalam hal produksi udang Indonesia dapat terpenuhi. Berikut adalah data realisasi perikanan budidaya tambak di Kabupaten Indramayu pada tahun 2009 yang disajikan pada Tabel 4. Berdasarkan data tersebut target produksi udang pada tahun 2010 meningkat sesuai dengan visi KKP. Produksi udang perlu ditingkatkan tiap tahunnya untuk mencapai visi tersebut. Berikut adalah rekapitulasi data realisasi produksi perikanan budidaya dari Januari 2009 – April 2010 yang disajikan pada tabel 4. Tabel 4. Rekapitulasi Data Realisasi Produksi Perikanan Budidaya Tambak Bulan Januari 2009 s/d April 2010 di Kabupaten Indramayu No
Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Krangkeng Karangampel Juntinyuat Balongan Indaramayu Sindang Pasekan Loh Bener Arahan Cantigi Kandanghaur Patrol Sukra Losarang Total
Januari - Desember 2009 Januari - April 2010 Target/thn Realisasi Target/thn Realisasi % % (Ton) (Ton) (Ton) (Ton) 1.159,00 1.351,25 116,59 5.524,00 733,35 13,28 12,00 25,45 212,08 54,00 22,52 41,70 13,00 28,90 222,31 428,00 13,61 3,18 648,00 736,49 113,66 1.576,00 790,21 50,14 3.789,00 2.992,51 78,98 8.978,00 1.155,56 12,87 4.947,00 5.012,30 101,32 8.194,00 3.250,90 39,67 14.586,00 10.586,90 72,58 18.369,00 7.291,00 39,69 1.132,00 1.182,63 104,47 2.294,00 965,98 42,11 1.535,00 1.867,74 121,68 6.428,00 1.670,16 25,98 7.362,00 11.953,07 162,32 24.451,00 6.349,77 25,97 300,00 670,45 223,48 2.596,00 162,10 6,24 284,00 59,90 21,09 472,00 117,00 24,79 66,00 37,90 57,42 73,00 47,30 64,79 5.688,00 6.152,82 108,17 9.842,00 2.764,74 28,09 41.521,00 42.658,31 102,74 89.279,00 25.334,20 28,38
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Indramayu, 2010
3.2 Gambaran Umum Petambak Udang Windu Sebagian besar warga desa Lamaran Tarung merupakan pekerja kasar di pertanian padi, dan sebagian lagi merupakan petambak udang windu. Usaha pembesaran udang windu ini umumnya masih bersifat tradisional dan banyak yang memiliki pekerjaan lain selain melakukan kegiatan budidaya udang windu. Responden petambak usaha pembesaran di Desa Lamaran Tarung rata-rata berusia 48 tahun dengan yang tertua adalah 65 tahun dan yang termuda adalah berumur 25 tahun. Responden petambak memiliki pengalaman usaha rata-rata 16
selama 10,2 tahun dengan rentang pengalaman antara 2 tahun hingga 17 tahun. Hampir sebagian besar responden usaha pembesaran udang windu merupakan pekerjaan utama sebesar 27% dan yang memiliki pekerjaan sampingan selain menambak sebesar 73%. Tingkat pendidikan responden pada penelitian kali ini tergolong rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden petambak yang mampu menyelesaikan wajib belajar 9 tahun atau lulus SMP yang hanya berjumlah 4 orang (12%) dan lulus SMA sebesar 3 orang (9%), sebanyak 14 orang (43%) memiliki tingkat sederajat dengan SD dan 12 orang (36%) tidak pernah bersekolah. Pendidikan yang rendah ini diduga menyebabkan produksi budidaya udang tidak terlalu baik. Proses budidaya dilakukan secara otodidak dan coba-coba, sedangkan pelatihan dalam bentuk apapun belum terdapat di desa ini. Lahan pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung biasanya berbentuk persegi panjang dengan dasar tanah. Tambak dengan dasar tanah digunakan karena jenis tanah di desa tersebut berupa liat yang dapat menahan air dengan baik. Luas tambak budidaya biasanya disesuaikan dengan kondisi lahan dan keinginan dari petambak. Rata-rata luas per satu tambak di desa Lamaran Tarung adalah 1,24 Ha, dengan yang terendah adalah 0,3 Ha dan yang tertinggi adalah 5 Ha. Tambak yang digunakan untuk usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung ini pada umumnya merupakan lahan sewa dan ada juga yang merupakan milik sendiri yang diperoleh dengan cara membelinya ataupun warisan dari orang tua. Biaya sewa untuk tambak di Desa Lamaran Tarung adalah Rp. 5.500.000/Ha/Tahun, sedangkan jika ingin membelinya harga perhektarnya adalah Rp 55.000.000. Surat kepemilikan masih berupa akta tanah dan belum berupa Surat Hak Milik (SHM).
3.3 Usaha Pembesaran Udang Windu Usaha pembesaran udang windu di desa Lamaran Tarung masih dalam tingkat tambak tradisional karena sentuhan teknologi dan kepadatan yang digunakan masih sangat rendah. Ciri-ciri dari tambak yang masih menggunakan tingkat budidaya tradisional adalah bentuk dan petakan tambak berukuran tidak
17
teratur, luasnya antara 3-10 ha/petak, biasanya setiap petakan mempunyai saluran keliling (caren) selebar 5-10 m di sepanjang keliling petakan sebelah dalam. Pada tambak tradisional kebanyakan udang dipelihara dengan kepadatan rendah, antara 1-5 ekor/m2. Selain itu keterampilan petambak masih terbatas, karena pengetahuan tentang teknik budidaya masih diperoleh secara otodidak.
3.3.1 Kegiatan Budidaya Kegiatan yang dilakukan petambak dalam proses budidaya pembesaran udang windu meliputi tahap persiapan tambak, pembelian benur, penebaran benur, pemeliharaan benur, panen dan pemasaran. 1) Persiapan Tambak Persiapan tambak yang dilakukan oleh petambak ada yang bersifat cukup baik dan ada yang bersifat kurang baik. Persiapan yang cukup baik adalah dari petambak yang memiliki produktivitas yang cukup tinggi. Cara persiapan tambaknya adalah sebagai berikut. Semua air di dalam tambak dikeluarkan menuju outlet di sekitar tambak dengan menggunakan pompa namun masih ada air tersisa di caren sehingga hanya pelataran tambak saja yang kering (Gambar 2). Bagian caren kemudian digali lebih dalam (sekitar 20–30 cm) dan lumpur-lumpur bekas proses budidaya dibuang keluar area tambak. Setelah proses tersebut tambak kemudian dibiarkan selama ± 3 hari. Setelah 3 hari, air tambak diisi kembali dengan menggunakan pompa. Sumber air adalah dari sungai yang sedang terjadi proses pasang dari laut sehingga air sungai menjadi payau. Jika air sungai sedang tidak payau tetapi proses pengisian air ingin tetap dilanjutkan oleh petambak, maka petambak menggambil air dari saluran outlet yang terdapat air bekas proses produksi. Jika tambak terletak dekat dengan sumber air maka petambak menggunakan pipa untuk proses masuknya air, begitu pula dengan saluran outlet. Pipa inlet, maupun outlet, dan selang untuk memasukan air dan untuk mengeluarkan air diberi kain strimin halus agar udang maupun ikan dari luar tidak masuk ke dalam tambak begitu pula jika ketika panen udang tidak keluar dari tambak. Petambak menggunakan saponin dengan dosis 25 kg per Ha
18
tambak dengan kedalaman 50 cm (5 ppm) apabila pada saat pengisian air terdapat ikan kompetitor yang ikut masuk ke dalam tambak
Gambar 2. Proses Pengeringan Tambak Persiapan petambak yang kurang baik adalah sebagai berikut. Sisa air dari panen siklus sebelumnya langsung dipakai kembali karena jika air dikeluarkan secara total maka air baru harus diambil lagi dari sungai menggunakan pompa. Penggunaan pompa menjadi mahal karena tidak memiliki pompa sendiri sehingga mereka harus menyewa pompa kepada petambak lain. Selain hal tersebut penggunaan solar juga cukup mahal karena penggunaan pompa yang cukup lama sehingga mereka lebih memilih tidak mengeluarkan air ketika panen dan air sisa siklus sebelumnya langsung digunakan kembali. Pipa inlet dan selang untuk memasukkan air dan untuk mengeluarkan air tidak diberi kain strimin, sehingga banyak ikan kompetitor masuk kedalam tambak. Jika pada saat pengisian air terdapat ikan yang kecil-kecil, tambak tersebut dibiarkan begitu saja karena mereka tidak mau mengeluarkan uang ekstra untuk membeli saponin. Pompa yang digunakan oleh petambak adalah pompa dengan kekuatan 5,5 PK dengan rata-rata konsumsi solar perjamnya adalah 1,5 Liter (Gambar 3). Pengapuran dan penggunaan pupuk pada saat persiapan tambak tidak dilakukan karena para petambak tidak memiliki pengetahuan dalam hal tersebut.
Gambar 3. Pompa
19
2) Pembelian Benur Pembelian benur merupakan salah satu aspek yang penting, karena benur yang sehat adalah awal dari kesuksesan petambak dalam kegiatan budidaya tambak. Udang yang digunakan adalah jenis Penaeus monodon atau Udang windu dengan stadia PL 17 seharga Rp 25,00/ekor. Udang dibeli dari petambak tongkolan di daerah Karangsong yang berjarak sekitar 10 Km dari Desa Lamaran Tarung. Akses perjalanan dari Desa Lamaran Tarung menuju desa Karangsong tidak terlalu sulit karena jalan sudah diaspal sehingga memudahkan dalam transportasi. Pemilihan jenis udang ini berdasarkan harga udang windu yang relatif lebih mahal jika dibandingkan dengan udang vaname, sehingga rata-rata petambak membudidayakan udang ini dibandingkan dengan udang vaname. Petambak tongkolan membeli udang dari hatchery di daerah Pangandaran, Pelabuhan Ratu dan sekitar pantai selatan Jawa. Petambak yang ingin membeli benur datang langsung ke penjual tongkolan udang windu pada pagi hari, sehingga pada siang hari proses pembelian udang sudah dapat selesai. Petambak datang melihat kondisi udang yang berada di beberapa tambak petongkolan. Setelah petambak yakin, dia akan memilih tambak mana yang akan dipilih untuk dipanen. Pemanenan udang dilakukan dengan cara membuka saluran outlet sehingga udang terbawa air outlet keluar. Pada ujung pipa outlet telah dipasang kain strimin agar udang tidak keluar. Selang beberapa saat penjual mengambil benur dengan menggunakan plankton net lalu dimasukkan ke dalam sebuah baskom yang telah terisi air tambak tersebut (Gambar 4). Setelah jumlah udang dirasa cukup baru kemudian di pindahkan ke tempat pengumpulan untuk dihitung (Gambar 5). Udang yang telah terkumpul kemudian dimasukkan ke dalam baskom yang berisi air tawar, petambak petongkolan menggunakan air hujan untuk melakukan hal ini (Gambar 6). Udang didiamkan selama sekitar 5 menit kemudian udang yang mati di siphon dan udang yang hidup dihitung. Bentuk tambak pendederan untuk udang windu berbentuk persegi panjang dengan panjang dan lebar yang bervariasi, ada yang 8x3 m2, 4x3 m2, dan 3x3 m2 (Gambar 7).
20
Gambar 4. Pemanenan Benur Windu
Gambar 5. Baskom Berisi Benur
Gambar 6. Perendaman Air Tawar
Gambar 7. Bentuk Tambak Pendederan
Ada beberapa metode perhitungan yang biasanya dilakukan. Metode tersebut dipilih oleh pembeli sehingga terjalin rasa kepercayaan antara pembeli dan penjual benur. Pendeder udang windu menghitung udang windu dengan menggunakan takaran berupa tutup botol minuman mineral dengan diameter 3 cm dengan kedalaman 1 cm dengan volume 7,1 cm3 (7,1 ml) yang pada bagian bawahnya sudah diberi lubang agar tidak ada air yang tersisa ketika terjadi perhitungan (Gambar 8). Menurut pendeder 1 tutup botol berisi 1.135 ekor.
Gambar 8. Tutup Botol Mineral yang Telah Diberi Lubang Metode yang pertama adalah petambak tongkolan melakukan perhitungan kedalam plastik packing. Plastik yang digunakan berukuran volume 3 liter dan diberi 1 tutup botol berisi benur windu, kemudian setelah selesai pembeli memilih salah satu dari kantong yang dibeli untuk dihitung. Petambak tongkolan melakukan perhitungan benur dari plastik tersebut yang disaksikan oleh pembeli
21
sehingga tidak terjadi kecurangan, hasil dari perhitungan tersebut kemudian menjadi acuan untuk semua kantong yang dibeli. Metode yang kedua adalah dua tutup botol yang berisi benur windu dimasukkan ke dalam 2 baskom yang berbeda. Satu baskom diberikan kepada pembeli, satu baskom tetap dipegang oleh petambak tongkolan. Kemudian petambak tongkolan dan pembeli melakukan perhitungan bersama-sama, hasil dari keduanya di rata-ratakan. Hasil dari rata-rata tersebut kemudian menjadi acuan untuk perhitungan tiap tutup botol lainnya. Petambak tongkolan biasanya tidak memberikan garansi kepada pembeli dan benur yang dibeli biasanya relatif seragam karena benur yang didapat berasal dari hatchery. Petambak biasanya mengangkut benur windu menggunakan motor, hal ini dikarenakan jumlah yang biasanya dibeli relatif sedikit biasanya sekitar 10.000 – 20.000 ekor setiap kali pembelian (Gambar 9)
Gambar 9. Pengangkutan Benur Menggunakan Motor 3) Aklimatisasi Benur Aklimatisasi benur sangat penting dilakukan secara benar. Aklimatisasi adalah penyesuaian terhadap keadaan lingkungan yang berbeda. Aklimatisasi berguna untuk mencegah terjadinya shock pada suatu organisme bila dipindahkan dari sesuatu lingkungan ke dalam lingkungan lain yang berbeda sifatnya (Suyanto dan Takarina, 2009). Cara petambak di Desa Lamaran Tarung melakukan aklimatisasi adalah sebagai berikut plastik udang diapungkan di air tambak selama 10-15 menit, kemudian plastik packing di buka dan air tambak dimasukkan sedikit demi sedikit ke dalam plastik. Setelah itu udang langsung di tebar ke dalam tambak. Jumlah udang yang di tebar dalam satu petakan tambak berkisar antara 1-3 ekor/m2.
22
4) Pemeliharaan Udang Pemeliharaan udang biasanya dilakukan selama 4 bulan agar panen yang diharapkan adalah udang dengan size 40. Selama masa pemeliharaan, kegiatan utama yang dilakukan petambak adalah pemberian pakan buatan. Pemberian pakan buatan biasanya dilakukan 2 kali sehari, yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB dan sore hari pukul 16.00 WIB (Gambar 10). Namun terdapat perbedaan antara petambak yang hasil panennya baik dengan yang kurang. Perbedaannya terdapat pada proses pemeliharaan udang. Petambak yang hasil panennya baik cara pemeliharaannya adalah sebagai berikut, udang dipelihara selama 1 bulan tanpa diberi makanan tambahan sama sekali. Penambahan air dilakukan jika air surut terlalu banyak. Proses pemasukan air melalui air sungai atau air outlet tanpa melakukan sterillisasi terlebih dahulu, atau melalui proses pengendapan. Petambak juga tidak memiliki tandon sebagai tempat penampungan air. Udang biasanya dipelihara secara monokultur, jarang yang melakukan polikultur bersama bandeng ataupun rumput laut. Udang diberi pakan tambahan berupa pelet komersil dengan merek bintang atau mlandingan dengan harga Rp 185.000,00/karung. Pemberian pakan udang dilakukan 2 kali sehari yaitu pada jam 08.00 WIB dan 16.00 WIB. Sedangkan petambak yang kurang bagus hasil panennya, pemberian pakan dilakukan setelah udang berumur 45 hari. Udang diberi pakan tambahan berupa pelet komersil dengan merek kendimas yang berharga Rp 85.000,00/karung. Pemberian pakan udang dilakukan 1 kali sehari yaitu pada pukul 16.00 WIB.
Gambar 10. Proses Pemberian Pakan 5) Sampling dan Pencegahan Penyakit Petambak melakukan sampling setelah udang berumur 40 hari. Sampling dilakukan dengan menggunakan jala, titik sampling yang diambil biasanya 3-6
23
titik tergantung luasan dari tambak tersebut. Petambak yang melakukan sampling tidak menimbang udang yang ditangkap namun hanya dilakukan perhitungan saja untuk mengestimasi jumlah udang yang terdapat di tambak tersebut. Sampling dilakukan secara berkala setiap 1 minggu sekali. Petambak yang kurang baik hasil panennya jarang melakukan sampling, mereka melakukan sampling jika tetangga mereka sedang melakukan sampling, dengan meminjam jala yang sedang digunakan tersebut. Hal ini bisa menyebabkan penyakit cepat menyebar dari tambak yang satu ke tambak yang lain. Pencegahan penyakit dengan menggunakan antibiotik, probiotik maupun dengan menggunakan bawang putih sebagai penambah sistem imunitas udang tidak dilakukan, namun mereka hanya membunuh carrier yang berupa ikan kecil maupun udang-udang lain selain udang windu yang berpotensi membawa penyakit dari laut. 6) Manajemen Pakan Petambak di Desa Lamaran Tarung masih bersifat tradisional namun mereka selain mengharapkan pakan alami, mereka juga memberikan pakan buatan sebagai pakan tambahan. Manajemen pakan yang baik selain mengurangi pakan yang terbuang juga mempercepat pertumbuhan karena suplai pakan cukup untuk udang untuk bertumbuh. Petambak di Desa Lamaran Tarung belum menguasai tentang pakan alami yang ditumbuhkan dengan menggunakan pupuk seperti kotoran ayam dan urea, sehingga mereka masih mengharapkan pakan alami tumbuh dari feses udang dan pakan yang diberikan. Banyaknya pakan buatan yang diberikan tidak tergantung dari Feeding Rate (FR) namun berdasarkan pengalaman dari petambak tersebut. Pengecekan pakan dilakukan dengan menggunakan anco yang dilihat setiap 2 jam setelah pemberian pakan. Mereka jarang menggunakan anco sebagai acuan penambahan jumlah pakan tiap harinya, mereka lebih menggunakan pengamatan secara visual, yaitu jika udang windu sudah berada di permukaan dan bergerak mengitari tambak maka udang tersebut kekurangan makanan dan pakan yang diberikan akan lebih banyak pada pemberian pakan selanjutnya. Penambahan pakan tergantung dari umur udang tersebut, namun penambahan yang biasanya terjadi hanya sekitar 200-1000 g. Pakan perhari yang dihabiskan untuk tambak dengan kepadatan
24
10.000 ekor adalah sekitar 1,5-4 kg sehingga jika dihitung persiklus adalah sekitar 4-5 karung (@25 Kg). 7) Panen Panen dilakukan jika udang sudah berumur 4 bulan atau telah mencapai size 40. Pemanenan dilakukan biasanya pada jam 01.00 WIB sampai 07.00 WIB atau dilakukan sore hari pada pukul 16.00 WIB – 22.00 WIB. Pemilihan waktu ini berdasarkan suhu yang lebih dingin sehingga udang lebih awet dan tidak cepat rusak. Proses pemanenan di Desa Lamaran Tarung adalah sebagai berikut: a) Petambak yang hasil panennya bagus Panen dilakukan dengan beberapa tahap. Tahap yang pertama adalah air tambak dikeluarkan menuju saluran outlet dengan menggunakan pompa yang diberi pipa yang pada ujungnya terdapat jaring kantung yang cukup panjang sekitar 2-3 m untuk mencegah udang terhimpit satu dengan yang lainnya. Sambil menunggu air surut, pekerja-pekerja mencari udang dengan menggunakan seser. Setelah air surut, pekerja mengambil udang satu persatu di area pelataran dan caren hingga semua udang di tambak habis. Biasanya di daerah Lamaran Tarung pekerja yang memanen adalah petambak tetangganya dan beberapa masyarakat disekitar tambak tersebut. Gaji yang diberikan untuk pekerja untuk panen adalah Rp 50.000/orang dan diberi tambahan berupa rokok dan dan makan siang. Hasil dari tambak dengan jumlah 10.000 ekor biasanya menghasilkan 200 kg jika hasil panen sedang baik dengan size 40-80. Survival Rate (SR) yang didapat petambak jika sedang panen bagus berkisar antara 40-60% sedangkan jika sedang tidak baik biasanya hanya berkisar 30-40% saja. b) Petambak yang hasil panennya kurang baik Panen dilakukan dengan menseser tambak dengan beberapa orang pekerja untuk mengambil udang. Air yang dipompa keluar relatif sedikit untuk menghemat air. Karena tambak yang telah dipanen akan langsung digunakan kembali untuk masa budidaya berikutnya. Proses pemanenan ini lebih lama karena udang lebih sulit untuk ditangkap. Udang yang dipanen juga tidak menyeluruh sehingga pada saat siklus berikutnya terkadang terdapat udang-udang yang memiliki ukuran size 20.
25
Hasil dari tambak dengan jumlah 10.000 ekor biasanya menghasilkan 150 kg jika hasil panen sedang baik dengan size 40-100. SR yang didapat petambak jika sedang panen bagus berkisar antara 30-50% sedangkan jika sedang tidak baik biasanya hanya berkisar 20-30% saja. 8) Pemasaran Proses pemasaran udang yang telah dipanen biasanya dimulai dengan penyortiran karena ukuran udang yang dipanen berbeda-beda. Pembeli udang biasanya pengumpul yang berasal dari daerah disekitar desa Lamaran Tarung. Pengumpul membeli udang dengan berbagai harga sesuai dengan ukuran udang. Ukuran 70 ekor per kg biasanya diberi harga Rp 45.000,00/kg, untuk ukuran 50 ekor per kg diberi harga Rp 55.000,00/kg dan untuk ukuran 40 ekor per kg diberi harga Rp 65.000,00/kg. Pengumpul kemudian menjualnya kembali kepada pengumpul yang lebih besar maupun kepada eksportir.
3.3.2 Faktor Produksi Usaha Pembesaran Udang Windu Produksi merupakan rangkaian kegiatan untuk menghasilkan suatu barang atau jasa. Faktor produksi yang digunakan dalam suatu usaha pembesaran udang windu ini terdiri atas faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal dalam kegiatan usaha pembesaran udang windu ini meliputi luas tambak, jumlah benur, pakan, pompa, saponin dan tenaga kerja. Faktor produksi tenaga kerja dalam usaha pembesaran udang windu ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu tenaga kerja untuk persiapan, tenaga kerja untuk pemeliharaan dan tenaga kerja untuk masa panen. Faktor eksternal dalam usaha pembesaran udang windu ini diantaranya adalah cuaca, suhu dan musim. Dalam penelitian ini yang akan dibahas hanya faktor produksi internal, hal ini dikarenakan faktor eksternal merupakan faktor produksi yang tidak dapat dikendalikan. Tambak yang digunakan untuk usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung ini rata-rata memiliki luas 12.363,64 m2 dengan kisaran luas tambak antara 3.000 m2 sampai dengan 50.000 m2. Luas tambak tersebut merupakan hasil penjumlahan dari keseluruhan luas tambak yang dimiliki petambak yang digunakan untuk usaha pembesaran udang windu. Banyaknya
26
petakan yang dimiliki responden petambak udang windu di Desa Lamaran Tarung berkisar antara 1-6 petak tambak. Jumlah benur yang ditebar pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung rata-rata sebanyak 23.622 benur per musim tanam, dengan rata-rata input sebanyak 2 ekor per m2. Menurut Suyanto dan Takarina (2009) padat penebaran yang dapat dilakukan pada budidaya tradisional berkisar antara 1-5 ekor/m2. Yang berarti bahwa padat penebaran yang dilakukan petambak masih dapat ditingkatkan lagi. Data rata-rata penggunaan faktor produksi pada usaha pembesaran udang windu pada kondisi aktual di Desa Lamaran Tarung dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rata-rata Input dan Output per Musim Tanam dari Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Aktual di Desa Lamaran Tarung tahun 2010 Penggunaan Input No
Keterangan
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Luas Lahan (m2) Benur (ekor) Pakan (kg) Pompa (jam) Tenaga kerja Persiapan (jam) Tenaga Kerja Pemeliharaan (jam) Tenaga Kerja Pemanenan (jam) Saponin (kg) Output (kg)
Rata-rata
Rata-rata input per m2 luas lahan
50.000,00 12.363,64 100.000,00 23.621,21 1.000,00 256,36 80,00 19,21 80,00 19,88 500,00 175,76 180,00 60,21 150,00 38,11 35.000,00 8.939,39
1,000 2,000 0,021 0,002 0,002 0,014 0,005 0,003 0,723
Minimum Maksimum 3.000,00 6.000,00 55,00 4,80 8,00 120,00 18,00 15,00 2.000,00
Sumber : Data Primer tahun 2010
Kapur dan pupuk tidak digunakan dalam budidaya udang windu di Desa Lamaran Tarung dikarenakan petambak tidak mengerti kegunaan dan cara pemberiannya di dalam budidaya tambak. Pada kondisi yang baik, pemberian pupuk dapat diberikan berupa pupuk urea, TSP dan ZA sebanyak 50 – 100 kg/ha, yaitu campuran urea, TSP dan ZA dengan perbandingan 2:1:1, jika dosis pemberian 100 kg maka urea yang digunakan adalah 50 kg, TSP 25 kg dan ZA 25 kg (Suyanto dan Takarina, 2009). Sedangkan pemberian kapur didasarkan kepada keadaan tanah yang menjadi asam akibat dekomposisi bahan-bahan organik seperti pakan dan feses dari udang tersebut. Pakan pada usaha pembesaran udang windu ini adalah berjenis pelet komersil dengan jumlah pakan yang diberikan rata-rata sebesar 256,36 kg per musim tanam dengan rata-rata pakan perluas lahan sebesar 0,021 kg/m2 per 27
musim tanam. Pakan berupa pelet ini diberikan pada saat udang telah berumur 40 hari. Pada budidaya skala tradisional seharusnya pakan berupa pelet tidak diberikan, pakan utama dari udang diharapkan dari pakan alami. Oleh karena itu pengetahuan petambak tentang pakan alami perlu ditambah sehingga biaya produksi juga dapat ditekan. Pembesaran udang windu juga perlu ditunjang oleh tenaga kerja, tenaga kerja dibagi menjadi tiga yaitu tenaga kerja untuk persiapan, tenaga kerja untuk pemeliharaan, tenaga kerja untuk panen. Rata-rata jam kerja yang digunakan untuk masing-masing pekerjaan adalah 0,001 jam/m2 untuk persiapan, 0,014 jam/m2 untuk pemeliharaan dan 0,005 jam/m2 untuk pemanenan. Upah rata-rata yang diberikan adalah sebesar Rp 6.250,00/jam untuk persiapan. Rp 5.000,00/jam untuk pemeliharaan, dan Rp 8.333,00/jam untuk panen.
3.4 Analisis Pendugaan Fungsi Produksi Fungsi produksi merupakan hubungan fisik antara variabel dependent (Y) dan variabel independent (X). Hasil pengamatan pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung memperlihatkan bahwa ada beberapa variabel yang diduga dapat mempengaruhi hasil panen atau output. Variabel tersebut adalah benur udang (X1), pakan (X2), pompa (X3), tenaga kerja persiapan (X4), tenaga kerja pemeliharaan (X5), tenaga kerja panen (X6) dan saponin (X7). Model yang digunakan dalam analisis fungsi produksi usaha pembesaran udang windu ini adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas. Berdasarkan hasil analisis menggunakan metode kuadrat terkecil (Ordinary Least Square) diperoleh nilai koefisien regresi yang sekaligus menggambarkan elastisitas produksi. Data hasil pendugaan koefisien regresi dengan metode kuadrat terkecil dapat dilihat pada Tabel 6. Elastisitas produksi untuk produksi udang, yaitu benur, pakan, pompa, tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, tenaga kerja panen, dan saponin masing-masing adalah 0,4039; 0,4324; 0,3413; -0,0058; -0,0616; 0,0407; 0,0084. Dengan t hitung masingmasing adalah 3,1030; 2,8319; 2,5654; -0,2126; -1,2017; 0,3255; 0,1395 (Tabel 6).
28
Tabel 6. Hasil Pendugaan Koefisien Regresi dengan Metode Kuadrat Terkecil pada Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung No 1 2 3 4 5 6 7 8
Peubah Intercept X1 (Benur Udang) X2 (Pakan) X3 (Pompa) X4 (Tenaga Kerja Persiapan) X5 (Tenaga Kerja Pemeliharaan) X6 (Tenaga Kerja Panen) X7 (Saponin)
Koefisien Regresi 3.2590 0.4039 0.4324 0.3413 -0.0058 -0.0616 0.0407 0.0084
t hitung 3.0617 3.1030 2.8319 2.5654 -0.2126 -1.2017 0.3255 0.1395
Sumber : Data Primer tahun 2010
Keterangan : R square Adjusted R Square Standard Error
= = =
0.8948 0.8637 0.0636
F tabel t tabel F hitung
= = =
2,924 1,282 30,3849
Berdasarkan analisis Ordinary Least Square pada tabel 6, dapat dibuat persamaan linear sebagai berikut : Ln Y = 3,2590 + 0,4039 Ln X1 + 0,4324 Ln X2 + 0,3413 Ln X3 – 0,0058 Ln X4 - 0,0616 Ln X5 + 0,0407 Ln X6 + 0,0084 Ln X7………………………….. (14) a) Kriteria Statistik Melalui analisis kriteria statistik terhadap hasil pendugaan fungsi produksi dengan menggunaan model kuadrat terkecil diperoleh nilai R Square 0.8948 yang menunjukkan bahwa variabel input yang digunakan dapat menjelaskan besarnya output sebesar 89,48%, sedangkan sisanya yaitu 10,52% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dihitung. Nilai Adjusted R Square sebesar 0.8637 menunjukkan bahwa dengan memasukkan semakin banyak variabel sebagai variabel penjelas dalam regresi akan mengurangi derajat kebebasan. Nilai standard error yang diperoleh dari hasil analisis model kuadrat terkecil sebesar 0.0626 dan nilai ini merupakan nilai galat baku dari regresi secara keseluruhan. Nilai Fhitung yang diperoleh dari hasil analisis fungsi produksi adalah sebesar 30,3849 dan Ftabel sebesar 2,924. Apabila nilai Fhitung ini lebih besar daripada Ftabel maka dapat disimpulkan tolak H0, artinya faktor produksi secara serentak
29
berpengaruh nyata terhadap output yang dihasilkan. Hal ini juga menunjukkan bahwa model produksi dapat digunakan dalam analisis selanjutnya. b) Kriteria Ekonometrik Analisis kriteria ekonometrik dalam penelitian ini menggunakan software SPSS (Statistical Product and Service Solution). Suatu model regresi yang baik adalah model regresi yang memenuhi asumsi-asumsi seperti normalitas, homoskedastisitas, multikolinearitas dam autokorelasi. Asumsi normalitas pada suatu model regresi dipenuhi apabila nilai Y (variabel dependen) didistribusikan secara normal terhadap nilai X (variabel independen). Dalam uji ekonometrik ini diperoleh grafik Normal P-P Plot of Regression yang dapat digunakan untuk mengetahui apakah asumsi normalitas dapat dipenuhi. Dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal data grafik Normal P-P Plot of Regression (Gambar 11), dapat disimpulkan bahwa model regresi memenuhi asumsi normalitas, karena data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Dalam uji ekonometrik ini akan diperoleh nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi yang menjadi indikator terjadinya multikolinearitas. Suatu model regresi dikatakan bebas dari multikolinearitas bila mempunyai nilai VIF disekitar angka satu dan nilai toleransi mendekati angka satu. Pada hasil pengujian dengan menggunakan SPSS ini diperoleh nilai VIF yang mendekati angka 1, yaitu tenaga kerja persiapan, pompa dan saponin. Besarnya nilai VIF pada benur, pakan, tenaga kerja pemeliharaan dan panen ini mengindikasikan adanya multikolinearitas. Nilai VIF dapat dilihat secara lengkap pada Tabel 7.
Gambar 11. Grafik Normal P-P Plot of Output 30
Tabel 7. Nilai VIF dan Nilai Toleransi untuk Setiap Variabel Input No 1 2 3 4 5 6 7
Keterangan Nilai Toleransi Jumlah benur (X1) 0.2537 Pakan (X2) 0.1973 0.5621 Pompa (X3) 0.7857 Tenaga Kerja Persiapan (X4) 0.3242 Tenaga Kerja Pemeliharaan (X5) Tenaga Kerja Panen (X6) 0.4790 0.6547 Saponin (X7)
Nilai VIF 3.9422 5.0672 1.7789 1.2728 3.0842 2.0878 1.5273
Sumber : Data Primer Tahun 2010
Hasil analisis fungsi produksi dengan menggunakan Cobb-Douglas, multikolinearitas
merupakan
masalah
yang
sulit
dihindarkan.
Masalah
multikolinearitas dalam suatu analisis dapat diabaikan bila terjadi pada variabelvariabel dengan nilai koefisien regresi yang tidak tinggi. Multikolinearitas yang terjadi pada variabel dengan nilai koefisien regresi yang tidak tinggi ini disebut multikolinearitas yang tidak sempurna. Heteroskedastisitas dalam suatu model regresi terjadi bila terdapat ketidaksamaan varians dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Deteksi terjadinya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan melihat apakah terdapat pola tertentu pada hasil scatterplot. Dari grafik scatterplot pada Gambar 12, terlihat titik-titik yang menyebar secara acak dan tidak membentuk pola tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa model regresi pada penelitian tentang usaha pembesaran udang windu mengindikasikan tidak adanya problem heteroskedastisitas, sehingga model regresi layak digunakan untuk analisis pendugaan fungsi produksi.
Gambar 12. Grafik Scatterplot 31
Nilai Durbin-Watson pada hasil analsis ekonometrik sebesar 1,449 (Lampiran 6) menunjukkan tidak adanya autokorelasi. Suatu model regresi dikatakan bebas dari problem autokorelasi apabila memiliki nilai Durbin-Watson diantara -2 sampai dengan +2. Apabila suatu model regresi memiliki nilai DurbinWatson diatas +2 berarti memiliki problem autokorelasi negatif dan jika dibawah -2 berarti memliki problem autokorelasi positif. Autokorelasi ini biasanya terjadi akibat tidak dimasukkannya variabel penting dalam model atau karena data tidak linear. Bila suatu model regresi memiliki masalah autokorelasi, maka model regresi yang seharusnya signifikan menjadi tidak layak untuk dipakai. c) Kriteria Ekonomi Kriteria ekonomi diperlukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu fungsi produksi layak dilakukan, apabila dilihat dari segi ekonomi. Secara apriori teori ekonomi, tanda yang diharapkan dalam penggunaan suatu input produksi adalah positif. Tanda positif dalam penggunaan input produksi menunjukkan bahwa input masih dapat ditambah untuk meningkatkan output. Berdasarkan analisis kuadrat terkecil pada Tabel 6 dan persamaan 14, menunjukkan tanda koefisien dari variabel X1 (benur), X2 (pakan), X3 (pompa), X6 (tenaga kerja panen) dan X7 (saponin) adalah positif. Hal ini berarti bahwa apabila X1, X2, X3, X6 dan X7 dinaikkan, maka output yang dihasilkan akan meningkat sesuai dengan besar koefisien yang dimilikinya. Variabel lainnya, yaitu X4 (tenaga kerja persiapan) dan X5 (tenaga kerja pemeliharaan) memiliki koefisien yang negatif yang artinya apabila penggunaan variabel ini ditingkatkan justru akan mengurangi output yang dihasilkan sesuai dengan besar koefisien yang dimiliki. Tenaga kerja panen dan saponin tidak berbeda nyata dengan kondisi aktualnya sehingga penggunaan tenaga kerja panen dan saponin dianggap tetap. Berdasarkan uji statistik, ekonometrik, dan ekonomi, maka persamaan 14 ditransformasikan ke bentuk model fungsi produksi yang diharapkan sesuai dengan asumsi bahwa variabel yang tidak berbeda nyata dan memiliki koefisien negatif dianggap tetap (given) (Lampiran 7). Dengan demikian maka persamaan 14 dapat ditransformasikan menjadi persamaan :
32
Ln Y = 3,2833 + 0,4039 Ln X1 + 0,4324 ln X2 + 0,3413 Ln X3….…... (15) Atau Y = 26,6624 . X10,4039 . X20,4324. X30,3413………………………………. (16) d) Elastisitas Produksi Elastisitas produksi adalah nilai yang menunjukkan persentase perubahan danri output sebagai akibat dari persentase perubahan input. Nilai elastisistas pada variabel X1 (benur) sebesar 0,4039 yang artinya apabila jumlah benur ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap (ceteris paribus), maka output akan bertambah sebesar 0,4039 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X2 (pakan) adalah 0,4324 yang artinya apabila jumlah pakan ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,4324 satuan. Nilai elastisitas pada variabel X3 (pompa) adalah 0,3413 yang artinya apabila jumlah pompa ditambah sebesar 1 satuan dengan asumsi input yang lain dianggap tetap, maka output akan bertambah sebesar 0,3413 satuan e) Skala Usaha (Return to Scale) Analisis Return to Scale (RTS) sangat penting dilakukan untuk mengetahui apakah sebuah kegiatan usaha berada dalam kondisi increasing, constant, atau decreasing return to scale. Kondisi skala usaha ini dapat diketahui dengan cara menjumlahkan besaran elastisitas pada fungsi produksi. Dalam penelitian ini diketahui bahwa usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran tarung berada dalam kondisi increasing return to scale. Hal ini dapat dilihat dari hasil penjumlahan besaran elastisitas yang terdiri atas variabel X1 (0,4039), X2 (0,4324) dan X3 (0,3413) yang hasilnya adalah 1,1776. Kondisi increasing to scale ini menunjukkan bahwa apabila ketiga faktor produksi ditingkatkan secara proporsional sebesar satu satuan, maka output yang dihasilkan akan meningkat lebih dari satu satuan.
33
3.5 Analisis Efisiensi Penggunaan Input Berdasarkan persamaan 16, maka tingkat penggunaan unput yang efisien dapat dicar dengan menggunakan rumus : .
.
Penggunaan input produksi yang efisien pada dasarnya bertujuan untuk menghasilkan output yang optimal. Data secara lengkap mengenai hasil perhitungan untuk Nilai Produksi Marginal (NPM), input dan output yang efisien serta rasio NPM dengan harga input pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Nilai NPM, Input dan Output yang Efisien, serta Nilai Rasio NPM dan Pxi pada Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010. No
Keterangan
1
Output Benur (ekor) Pakan (Kg) Pompa (Jam)
2 3 4
bi
Pxi
NPM
NPM/ Pxi
625
Optimal (per m2) 3,1283
Aktual (per m2) 0,7230
0,4039
25
95,53
3,82
7,0000
2,0000
0,4324
9.000
9.423,09
1,05
0,0217
0,0207
0,3413
6.750
99.261,06
14,71
0,0229
0,0016
Sumber : Data Primer Tahun 2010
Berdasarkan Tabel 8, harga rata-rata untuk output adalah Rp 625,00, harga rata-rata untuk benur sebesar Rp 25,00, pakan Rp 9.000,00. Menurut Soekartawi (1994), penggunaan faktor produksi akan efisien apabila antara NPM dan Pxi sama dengan satu (NPM/Pxi = 1). Apabila rasio ini lebih besar dari satu, maka penggunaan faktor produksi (input) belum efisien dan masih dapat dilakukan penambahan. Apabila rasio ini kurang dari satu, maka penggunaan faktor produksi (input) sudah tidak efisien dan harus dikurangi. Berdasarkan Tabel 8, diperoleh nilai rasio antara NPM dan Pxi untuk benur adalah sebesar 3,82, untuk pakan adalah 1,05, dan untuk pompa adalah 14,71. Agar penggunaan input efisien dan dapat menghasilkan output yang optimal, maka penggunaan benur perlu ditambah hingga jumlahnya mencapai 7 ekor/m2 dari kondisi aktualnya 2 ekor/m2. Penggunaan pakan perlu ditambah dari 0,0207 kg/m2 menjadi 0,0217 kg/m2. Penggunaan pompa perlu ditambah menjadi 0,0229
34
jam/m2 dari keadaan aktualnya sebesar 0,0016 jam/m2. Penambahan faktor produksi benur dan pompa, maupun pengurangan jumlah pakan harus didukung dengan perubahan teknologi budidaya. Salah satu faktor masalah dari kondisi tambak di Indramayu adalah kualitas air yang kurang baik (Tabel 9), hal ini dikarenakan tidak adanya penggunaan fitoplankton maupun rumput laut. Fitoplankton dan rumput laut adalah biota yang menghasilkan oksigen melalui proses fotosintesis. Menurut Izzati (2005) dalam sakdiah (2009) menyatakan rumput laut Glacilaria sp dapat meningkatkan kadar oksigen terlarut 14,5% di perairan tambak dan menurut Harris et al, 2008 ; Neori et al, 2004 dalam Sakdiah (2009) rumput laut Glacilaria sp. mampu menyuplai oksigen terlarut sekitar 2,86 mg/L selama 24 jam ke media pemeliharaan ikan bandeng, udang vaname dan rumput laut. Berikut adalah data kualitas air yang diambil pada tanggal 4 Juni 2010 pukul 16.00 WIB pada permukaan air. Tabel 9. Data Kualitas Air dari Beberapa Titik di Desa Lamaran Tarung No Sampel dari
Suhu Salinitas pH (0C) (0/00) 7,90 9,39 31 14,10 9,38 31 6,00 8,95 31 9,00 9,11 31
NH3(mg/l)
DO (mg/l)
0,04 0,05 0,11 0,04
4,34 4,30 3,32 3,46
5 Air Sungai
0,06
2,81
0
8,75
6 Tambak Windu
0,08
3,53
11,10
8,98
1 2 3 4
Tambak Windu Tambak Windu Outlet Tambak Windu
Kepadatan plankton 0 cfu/ml 0 cfu/ml 0 cfu/ml 0 cfu/ml Ditemukan, 31 kepadatan rendah, Ditemukan, 31 kepadatan tinggi,
Tabel 9 menunjukkan bahwa DO yang terdapat di Desa Lamaran Tarung masih cenderung rendah, hal ini dikarenakan proses fotosintesis yang terdapat di dalam tambak kurang. Jumlah plankton yang sedikit menyebabkan suplai DO di tambak hanya mengandalkan dari arus air yang tercipta dari hembusan angin saja. Penggunaan rumput laut maupun pemupukan dapat menjadi solusi dari kekurangan DO ini. Penggunaan Rumput laut Glacilaria sp. sebanyak 3,125 g/l dapat meningkatkan kandungan DO diperairan secara optimum (Sakdiah, 2009). Rumput laut selain sebagai produsen primer penghasil oksigen juga berperan dalam pengikat limbah nitrogen yang terdapat diperairan sehingga kandungan nitrogen (N) di dalam tambak dapat berkurang. Rumput laut juga mempunyai nilai
35
ekonomis yang tinggi sebagai bahan makanan manusia, sehingga penggunaan rumput laut jenis Glacilaria sp. sangat bermanfaat dalam meningkatkan kualitas air di tambak maupun sebagai tambahan penghasilan untuk petambak. Penggunaan faktor produksi input benur dengan kepadatan 7 ekor/m2 juga masih kurang optimal. Menurut Islam dan Alam (2008) kepadatan optimal untuk budidaya udang windu dengan peningkatan teknologi berupa pemupukan dan pengapuran adalah 5 ekor/m2 dengan Survival Rate (SR) 57,76%, dibandingkan dengan kepadatan 7 ekor/m2 yang tingkat SR sebesar 44,98%. Oleh karena itu analisis finansial juga ditambahkan juga analisis finansial untuk 5 ekor/m2.
3.6 Analisis Finansial Analisis finansial menurut Kadariah et al (1976) ialah suatu usaha yang dilakukan untuk mengetahui kondisi keuangan dari suatu proyek melalui pengujian. Analisis finansial pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung ini meliputi analisis usaha, analisis kriteria investasi dan analisis sensitivitas.
3.6.1 Analisis Usaha Kegiatan usaha merupakan kegiatan yang dapat direncanakan dan dilaksanakan
dalam
suatu
kesatuan
dengan
menggunakan
sumberdaya-
sumberdaya yang dimiliki baik sebagian maupun seluruhnya yang dikorbankan dari penggunaan masa sekarang untuk memperoleh manfaat dimasa depan (Gittinger, 1986). Analisis usaha pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung meliputi analisis pendapatan usaha, analisis imbangan penerimaan dan biaya (R/C), analisis Payback Period (PP), dan analisis Break Even Point (BEP). 1) Analisis Pendapatan Usaha Analisis pendapatan usaha digunakan untuk menghitung besarnya keuntungan yang diperoleh pada usaha pembesaran udang windu. Pada analisis usaha pembesaran udang windu ini, biaya yang harus dikeluarkan petambak dibagi menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Pada kondisi aktual, total biaya
36
yang dibutuhkan selama satu tahun sebesar Rp 23.783.313,00 (Rp 1.923,65/m2) dengan total penerimaan Rp 36.721.753,00 (Rp 2.970,14/m2). Pada kondisi aktual ini keuntungan yang didapat oleh petambak per tahun adalah sebesar
Rp
2
12.938.440,00 (Rp 1.046,49/m ). Dengan asumsi satu tahun terdapat 3 musim tanam, maka keuntungan permusim adalah Rp 4.312.813,00. Apabila efisiensi penggunaan input ini dilakukan yaitu dari kepadatan benih dari 2 ekor/m2 menjadi 7 ekor/m2, maka jumlah output yang dihasilkan akan bertambah dari 1 ekor/m2 menjadi 3 ekor/m2 pada kondisi optimal. Pada kondisi optimal dengan kepadatan 7 ekor/m2, total biaya yang diperlukan selama satu tahun adalah sebesar Rp 36.439.412,00
(Rp
2.947,30/m2)
dengan
total
penerimaan
sebesar
Rp
2
158.878.128,00 (Rp 12.850,43/m ). Keuntungan yang didapat setiap tahunnya pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 122.438.316,00 (Rp 9.903,43/m2). Dengan asumsi satu tahun terdapat 3 musim tanam, maka keuntungan per musim tanam adalah Rp 40.812.905,00 (Tabel 10). Sedangkan jika efisiensi dilakukan menurut Islam dan Alam (2008) yaitu kepadatan yang digunakan adalah 5 ekor/m2 dengan asumsi SR yang didapatkan sama yaitu 57,76% maka output yang dihasilkan akan bertambah dari 1 ekor/m2 menjadi 3 ekor/m2. Pada kondisi optimal dengan kepadatan 5 ekor/m2, total biaya yang diperlukan selama satu tahun adalah sebesar Rp 34.305.629,00 (Rp 2.774,72/m2) dengan total penerimaan sebesar Rp 146.675.819,00 (Rp 11.863,48/m2). Keuntungan yang didapat setiap tahunnya pada kondisi optimal adalah sebesar Rp 112.370.190,00 (Rp 11.863,48/m2).
Dengan asumsi satu tahun terdapat 3 musim tanam, maka
keuntungan per musim tanam adalah Rp 37.456.730,00 (Tabel 10). Kondisi aktual dan optimal memiliki perbedaan dalam biaya maupun keuntungan yang akan didapat. Total tambahan biaya yang diperlukan untuk mengubah kondisi aktual ke kondisi optimal 7 ekor/m2 adalah sebesar Rp 1.023,65/m2. Biaya yang dikeluarkan akan meningkatkan penerimaan menjadi Rp 12.850,43/m2 sehingga keuntungan yang didapat menjadi Rp 9.903,13/m2. Oleh karena itu, penambahan biaya sebesar Rp 1.023,65/m2 dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar 846,32% dari kondisi aktualnya (Tabel 11). Sedangkan untuk mengubah ke kondisi optimal 5 ekor/m2 maka dibutuhkan tambahan biaya sebesar Rp 851,07. Biaya yang dikeluarkan akan meningkatkan
37
penerimaan menjadi Rp 11.863,48/m2 sehingga keuntungan yang didapat menjadi Rp 9.088,76/m2. Oleh karena itu, penambahan biaya sebesar Rp 851,07/m2 dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sebesar 768,59% dari kondisi aktualnya. Tabel 10. Analisis Pendapatan Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi pada Luas Lahan 12.363,64 m2 Tahun 2010. Keterangan Investasi
Aktual Keterangan
Kondisi Optimal 7 ekor/m2 Keterangan Rp
Rp
Optimal 5 ekor/m2 Keterangan Rp
Tambak Lahan Tambak Pembuatan Tambak Peralatan Produksi Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total Investasi Biaya Tetap Perbaikan Tambak Pemeliharaan Kolam Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Sewa Lahan Penyusutan PBB Total Biaya Tetap (Rp) Biaya Variabel Benur (ekor) Pelet Udang (kg) BBM Genset (liter) Tenaga Kerja Persiapan (Jam) Tenaga Kerja Pemeliharaan (Jam) Tenaga Kerja Panen (Jam) Saponin (Kg) Pupuk (1 Paket) Total Biaya Variabel (Rp) Total Biaya Operasional (Rp) Penerimaan Size 70 (Kg) Size 50 (Kg) Size 40 (Kg) Total Penjualan Udang SR FCR Keuntungan (Rp) Keuntungan Per Musim Tanam (Rp) Analisis Usaha R/C Pay Back Period (Tahun) Break Even Point (Rp)
0
12363.64 m2 12363.64 m2
67.650.000
12363.64 m2
67.650.000
6.766.667
12363.64 m2
6.766.667
12363.64 m2
6.766.667
tidak ada 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah tidak ada tidak ada 1 buah
0 200.000 45.000 186.667 80.000 0 0 333.333 7.611.667
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah
1.800.000 200.000 45.000 186.667 80.000 1.833.333 333.333 333.333 79.228.333
1 buah 1 buah 1 buah 1 buah 2 buah 1 buah 1 buah 1 buah
1.800.000 200.000 45.000 186.667 80.000 1.833.333 333.333 333.333 79.228.333
0 500.000 0 0 6.800.000 1.161.667 0 8.461.667
1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun
1.000.000 500.000 600.000 1.500.000 0 3.251.667 300.000 7.151.667
1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun
1.000.000 500.000 600.000 1.500.000 0 3.251.667 300.000 7.151.667
1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun 1 tahun
1 tahun 1 tahun
1 tahun 1 tahun
70.864 769 58 60 527 181 371
1.771.591 6.921.818 259.364 372.727 2.636.364 1.505.243 1.854.540 0 15.321.646 23.783.313
270806 805 848 60 527 181 371
6.770.145 7.247.209 5.721.044 372.727 2.636.364 1.505.243 1.854.540 3.180.474 29.287.745 36.439.412
185454 805 848 60 527 181 371
4.636.361 7.247.209 5.721.044 372.727 2.636.364 1.505.243 1.854.540 3.180.474 27.153.962 34.305.629
38 161 402 601
1.724.025,97 8.850.000,00 26.147.727,27 36.721.753 37,85% 1,28 12.938.440 4.312.813
166 696 1.740 2.602
7.459.067,05 38.289.877,54 113.129.183,65 158.878.128 42,85% 0,31 122.438.716 40.812.905
153 643 1.607 2.403
6.886.188,66 35.349.101,81 104.440.528,06 146.675.819 57,76% 0,34 112.370.190 37.456.730
1,54
4,36
0,66
0,41
13.698.650
4.734.538
4,28 0,45 4.735.206
38
Sumber : data primer yang diolah tahun 2010
Tabel 11. Total Biaya, Penerimaan dan Keuntungan Usaha Pembesaran Udang Windu Di Desa Lamaran Tarung per tahun pada kondisi Aktual dan Optimal Kondisi No
Uraian
Aktual (m2)
Kenaikan (%) 53,21%
Optimal 5 ekor Rp 2.774,72
Kenaikan (%) 44,24%
1
Total Biaya (Rp)
2
Total Penerimaan (Rp)
Rp 2.970,14
Rp12.850,43
332,65%
Rp11.863,48
299,42%
3
Keuntungan (Rp)
Rp 1.046,49
Rp 9.903,13
846,32%
Rp 9.088,76
768,50%
Tambahan Modal (Rp)
Rp 1.923,65
Optimal 7 ekor (m2) Rp 2.947,30
Rp 1.023,65
Rp
851,07
Pada kondisi aktual pendapatan masyarakat hanya Rp 12.938.440,00 atau sebesar Rp 1.078.203,32/bulan. Pendapatan ini tentu saja masih kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup yang layak. Oleh karena itu mereka juga mencari pekerjaan tambahan seperti buruh tani maupun berdagang. Selain itu pula mereka menangkap udang api-api (Metapenaeus sp.). Udang api-api memiliki nama daerah impes di Indramayu. Keberadaan udang api-api di tambak dipengaruhi oleh musim dan tidak sama untuk setiap daerah. Udang api-api dapat dijadikan alternatif penghasilan rutin petambak setiap harinya karena hasilnya cukup banyak di tambak (Suyanto dan Takarina, 2008). 2) Analisis Imbangan Penerimaan dan Biaya Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana manfaat yang diperoleh dari kegiatan usaha selama periode tertentu cukup menguntungkan. Pada penelitian ini diketahui pada kondisi aktual nilai R/C menunjukkan angka 1,54 yang artinya bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada usaha pembesaran udang windu ini akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 1,54 (Tabel 10). Sedangkan pada kondisi optimal 7 ekor/m2 nilai R/C menunjukkan angka 4,36 (Tabel 10) yang artinya bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada usaha pembesaran udang windu ini akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4,36. Pada kondisi optimal 5 ekor/m2 nilai R/C menunjukkan angka 4,28 (Tabel 10) yang artinya bahwa setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan pada usaha pembesaran udang windu ini akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp 4,28 Nilai R/C yang lebih dari satu menunjukkan bahwa usaha ini layak untuk dijalankan. 39
3) Analisis Payback Period (PP) Analisis Payback Period (PP) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa cepat investasi yang ditanamkan pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung ini dapat kembali. Pada kondisi aktual diperoleh PP sebesar 8 bulan yang artinya bahwa modal yang dikeluarkan untuk usaha ini dapat kembali dalam 8 bulan (Tabel 10). Sedangkan pada kondisi optimal 7 ekor/m2 nilai PP menunjukkan angka 0,41 tahun atau 5 bulan (Tabel 10). Pada kondisi optimal 5 ekor/m2 nilai PP menunjukkan angka 0,44 tahun atau 5 bulan (Tabel 10). 4) Analisis Break Even Point (BEP) Break even point (BEP) merupakan suatu nilai di mana hasil penjualan output produksi sama dengan biaya produksi. Pada kondisi aktual break even point ini pengusaha mengalami impas. Perhitungan BEP ini digunakan untuk menentukan batas minimum volume penjualan agar suatu perusahaan tidak rugi. Pada kondisi aktual nilai BEP produksi untuk usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung sebesar Rp 13.698.650 (Tabel 10), artinya titik impas pada usaha pembesaran udang windu ini terjadi pada saat nilai penerimaan dan biaya yang harus dikeluarkan sebesar Rp 13.698.650. Pada kondisi ini petambak tidak memperoleh keuntungan dan tidak menanggung kerugian. Sedangkan pada kondisi optimal 7 ekor/m2 nilai BEP menunjukkan angka Rp 4.666.539 (Tabel 10). Pada kondisi optimal 5 ekor/m2 nilai BEP menunjukkan angka Rp 4.661.618. Nilai BEP ini menunjukkan batas minimum volume penjualan agar petambak tidak mengalami kerugian.
3.6.2 Analisis Kriteria Investasi dan Analisis Sensitivitas Kelayakan usaha pembesran udang windu di Desa Lamaran Tarung dapat diketahui melalui analisis terhadap kriteria investasi pada usaha tersebut. Beberapa kriteria investasi yang penting untuk dianalisis diantaranya adalah nilai Net Present Value (NPV), Net Benefit/Cost (Net B/C), dan Internal Rate of Return (IRR). Analisis kriteria investasi yang dilakukan pada penelitian ini merupakan analisis kriteria investasi pada kondisi aktual dan optimal. Kondisi aktual dihitung
40
dengan analisis tanpa proyek, sedangkan untuk kondisi optimal dihitung menggunakan kondisi dengan proyek. Analisis kriteria investasi dilakukan dengan menggunakan cashflow dari usaha yang dilakukan. Dalam cashflow ini terdapat dua komponen penting yaitu arus kas masuk (inflow) dan arus kas keluar (outflow). Dari hasil penelitian diperoleh nilai arus kas yang masuk tanpa proyek sebesar Rp 36.721.753,00. Pada kondisi dengan proyek yaitu kondisi optimal 7 ekor/m2, arus kas masuk sebesar Rp 158.878.128,00 yang berasal dari penjualan udang. Pada tahun akhir total arus kas yang masuk adalah Rp 171.971.461,00 yang berasal dari penjualan udang dan nilai sisa dari akhir proyek (Lampiran 11). Sedangkan pada kondisi optimal 5 ekor/m2 (Islam dan Alam, 2008) arus kas yang masuk sebesar Rp. 146.675.819,00. Pada tahun akhir total arus kas yang masuk adalah Rp 159.769.151,00 yang berasal dari penjualan udang dan nilai sisa dari akhir proyek. Berdasarkan analisis usaha yang diperoleh, maka dalam analisis kriteria investasi ini akan digunakan tiga skenario analisis. Skenario pertama yaitu petambak menggunakan lahan milik sendiri. Pada skenario kedua diasumsikan petambak menggunakan lahan dengan cara menyewa dan pada skenario ketiga selain menggunakan lahan sewa, petambak juga mendapat sebagian modalnya melalui pinjaman bank. Pada analisis kriteria investasi ini, arus kas keluar (outflow) terdiri dari biaya investasi, biaya tetap, dan biaya variabel. Biaya investasi dihitung dari besarnya biaya yang dikeluarkan untuk barang-barang yang memiliki umur teknis minimal satu tahun. Pada kondisi tanpa proyek, biaya investasi diperoleh dari biaya penyusutan dan sewa lahan. Dalam suatu analisis kriteria investasi, cashflow dibuat untuk mengetahui arus tambahan manfaat bersih sebagai akibat pengurangan biaya bersih tambahan selama umur proyek, yaitu dari kondisi aktual ke kondisi optimal 7 ekor/m2 dengan tambahan biaya operasional yang harus ditambah sebesar Rp 1.023.65 dan untuk merubah ke kondisi optimal 5 ekor/m2 dibutuhkan tambahan biaya sebesar Rp 851,07. Beberapa asumsi yang digunakan dalam menyusun cashflow dalam penelitian usaha budidaya pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung ini diantaranya adalah :
41
1. Usaha dianalisis berdasarkan tiga skenario kondisi usaha, yaitu a. Skenario pertama adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan milik sendiri dengan kepadatan benur 5 ekor/m2 dan 7 ekor/m2. b. Skenario kedua adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan milik orang lain melalui mekanisme sewa dengan kepadatan benur sebesar 5 ekor/m2 dan 7 ekor/m2. c. Skenario ketiga adalah usaha dijalankan dengan menggunakan lahan sewa dan sebagian modal berasal dari pinjaman bank. Pinjaman bank yang diberikan dalam bentuk kredit sebesar Rp. 5.000.000 (Sumber Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bank BRI). Kepadatan benur yang digunakan sebesar 5 ekor/m2 dan 7 ekor/m2. 2. Jangka waktu kredit sepuluh tahun dengan tingkat suku bunga 16% dan tingkat pengembalian setiap tahun. 3. Dalam satu tahun terdiri dari 3 kali panen. 4. Umur proyek selama 10 tahun yang didasarkan kepada umur teknis terlama dari komponen investasi yaitu konstruksi tambak. 5. Peningkatan teknologi menggunakan pemupukan, pengapuran dan pencegahan hama dan penyakit (Islam dan Alam, 2008) . Skenario ini didasarkan pada kondisi di Desa Lamaran Tarung yang sebagian besar petambak melakukan budidaya dengan lahan milik sendiri dan jarang yang melakukan peminjaman kepada pihak bank. Skenario ketiga ini juga dapat digunakan oleh pihak bank sebagai dasar peminjaman modal kepada petambak agar prosesnya dapat dipermudah. Analisis sensitivitas adalah suatu teknik untuk menguji secara matematis apa yang akan terjadi pada kapasitas penerimaan suatu proyek apabila terjadi kejadian-kejadian yang berbeda dengan perkiraan yang dibuat dalam perencanaan. Suatu analisis sensitivitas dikerjakan dengan mengubah suatu unsur tertentu pada hasil analisis (Kadariah et al, 1976). Analisis sensitivitas akan dilakukan dengan menaikkan harga pakan sebesar 28% karena kenaikan tertinggi dalam 5 tahun terakhir adalah sebesar 28% (Lampiran 2). Harga pakan dipilih sebagai komponen
42
yang dinaikkan karena harga pakan merupakan faktor produksi yang paling tinggi biayanya dan amat penting untuk kelangsungan usaha budidaya. a. Skenario 1 (Lahan Milik Sendiri) Analisis kriteria investasi pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung dengan menggunakan skenario pertama, yaitu menggunakan lahan milik sendiri. Pada kondisi optimal 7 ekor/m2 diperoleh nilai NPV sebesar Rp 485.599.725. Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discount rate 16% pertahun. Nilai Net B/C adalah perbandingan antara jumlah nilai sekarang dari keuntungan bersih pada tahun-tahun yang mana keuntungan bersih bernilai positif dengan keuntungan bersih bernilai negatif (Kadariah et al, 1976). Pada skenario 1 diperoleh nilai Net B/C sebesar 6.63 yang artinya usaha tersebut akan memberikan manfaat bersih sebesar 6,63 setiap biaya Rp 1,00 selama 10 tahun. IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV pada proyek sama dengan nol (Kadariah et al, 1976). Pada skenario pertama IRR bernilai 105% yang berarti usaha pembesaran udang windu dengan lahan milik sendiri memberikan manfaat bersih internal sebesar 105% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek. Analisis sensitivitas pada skenario pertama kondisi optimal 7 ekor/m2 menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan sebesar 28% akan menyebabkan nilai NPV menjadi 475.792.051 (Lampiran 14). Pada skenario pertama ini harga pakan dinaikkan dari Rp 9.000/kg menjadi Rp 11.520,00. Nilai Net B/C setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 6,52 (berkurang 0,11) dan nilai IRR setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 103% (Tabel 12) Pada kondisi optimal 5 ekor/m2 diperoleh nilai NPV sebesar Rp 436.936.248, Nilai Net B/C sebesar 6.07 yang artinya usaha tersebut akan memberikan manfaat bersih sebesar 6,07 setiap biaya Rp 1,00 selama 10 tahun. Pada skenario pertama IRR bernilai 95% yang berarti usaha pembesaran udang windu dengan lahan milik sendiri memberikan manfaat bersih internal sebesar 95% per tahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek.
43
Analisis sensitivitas pada skenario pertama kondisi optimal 5 ekor/m2 menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan sebesar 28% akan menyebabkan nilai NPV menjadi 427.128.573. Nilai Net B/C setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 5,96 dan nilai IRR setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 92% (Tabel 12) Tabel 12. Kriteria Investasi pada skenario 1 Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Pakan Kepadatan Kriteria Investasi
No 1 2 3
NPV Net B/C IRR (%)
7 ekor/m2 5 ekor/m2 Sebelum Setelah Sebelum Setelah Kenaikan Kenaikan Kenaikan Kenaikan Harga Pakan Harga Pakan Harga Pakan Harga Pakan 485.599.725 475.792.051 436.936.248 427.128.573 6,64 6,52 6,07 5,96 105% 103% 95% 92%
Analisis kriteria investasi untuk skenario pertama ini diperoleh nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net B/C lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Hasil analisis kriteria investasi untuk padat tebar 5 ekor/m2 dan 7 ekor/m2 menunjukkan bahwa usaha pembesaran udang windu dengan lahan milik sendiri layak untuk dijalankan. Analisis sensitivitas pada skenario 1 menunjukan bahwa usaha pembesaran udang windu pada skenario 1 pada padat penebaran benur 5 ekor/m2 dan 7 ekor/m2 tidak sensitif terhadap kenaikan harga pakan. Nilai NPV, Net B/C dan IRR kepadatan udang 7 ekor/m2 lebih tinggi dibandingkan dengan kepadatan udang 5 ekor/m2. Hal ini berarti pada skenario pertama, kepadatan udang 7 ekor/m2 memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan kepadatan udang 5 ekor/m2. b. Skenario 2 (Lahan Sewa) Pada skenario ini diasumsikan bahwa lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha pembesaran udang windu ini merupakan lahan sewa. Harga sewa untuk laha di Desa Lamaran Tarung rata-rata sebesar Rp 550/m2 selama 1 tahun. Pada kondisi optimal 7 ekor/m2 diperoleh NPV Rp 514.329.105. Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discount rate 16% pertahun. Pada skenario kedua nilai Net B/C diperoleh nilai 21,34 yang berarti bahwa setiap Rp
44
1,00 yang dikeluarkan untuk usaha pembesaran udang windu ini akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 21,34. Nilai IRR bernilai 370% yang berarti usaha pembesaran udang windu ini dengan lahan sewa memberikan manfaat bersih internal sebesar 370% pertahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun proyek. Analisis sensitivitas pada skenario kedua kondisi optimal 7 ekor/m2 menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan sebesar 28% akan menyebabkan nilai NPV menjadi 504.521.431. Pada skenario kedua ini harga pakan juga dinaikkan dari Rp 9.000/kg menjadi Rp 11.520,00. Nilai Net B/C setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 20,95 (berkurang 0,39) dan nilai IRR setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 363% (Tabel 13). Pada kondisi optimal 5 ekor/m2 diperoleh NPV Rp 465.665.628. Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discount rate 16% pertahun. Nilai Net B/C diperoleh sebesar 19,41 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usaha pembesaran udang windu ini akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 19,41. Nilai IRR bernilai 335% yang berarti usaha pembesaran udang windu ini dengan lahan sewa memberikan manfaat bersih internal sebesar 335% pertahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun proyek. Analisis sensitivitas pada skenario kedua kondisi optimal 5 ekor/m2 menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan sebesar 28% akan menyebabkan nilai NPV menjadi 455.857.953. Nilai Net B/C setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 19,02 dan nilai IRR setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 328% (Tabel 13). Tabel 13. Kriteria Investasi pada skenario 2 Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Pakan Kepadatan
7 ekor/m2
5 ekor/m2
No
Kriteria Investasi
Sebelum Kenaikan Harga Pakan
Setelah Kenaikan Harga Pakan
Sebelum Kenaikan Harga Pakan
Setelah Kenaikan Harga Pakan
1 2 3
NPV Net B/C IRR (%)
514.329.105 21,34 370%
504.521.431 20,95 363%
465.665.628 19,41 335%
455.857.953 19,03 328%
45
Analisis kriteria investasi untuk skenario kedua ini diperoleh nilai NPV lebih besar dari nol, nilai Net B/C lebih dari satu dan IRR lebih besar dari tingkat suku bunga yang berlaku. Hasil analisis kriteria investasi ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran udang windu dengan lahan sewa layak untuk dijalankan dan memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan dengan menggunakan lahan milik sendiri. Analisis sensitivitas pada skenario 2 menunjukan bahwa usaha pembesaran udang windu pada skenario 2 pada padat penebaran benur 5 ekor/m2 dan 7 ekor/m2 tidak sensitif terhadap kenaikan harga pakan. Nilai NPV, Net B/C dan IRR kepadatan udang 7 ekor/m2 lebih tinggi dibandingkan dengan kepadatan udang 5 ekor/m2. Hal ini berarti pada skenario keuda, kepadatan udang 7 ekor/m2 memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan kepadatan udang 5 ekor/m2. c. Skenario 3 (Lahan Sewa dan Pinjaman Bank) Pada skenario ketiga ini diasumsikan bahwa lahan yang digunakan untuk kegiatan usaha pembesaran udang windu ini merupakan lahan sewa dan sebagian modal usaha berasala dari pinjaman bank. Pinjaman yang digunakan berasal dari kredit sebesar Rp 5.000.000 dengan cicilan (pokok dan bunga) tetap selama jangka waktu 10 tahun dengan tingkat suku bunga pinjaman 16% pertahun. Dari hasil analisis kriteria investasi dengan skenario lahan sewa dan pinjaman pada kondisi optimal 7 ekor/m2 ini diperoleh nilai NPV sebesar Rp 516.815.905. Nilai Net B/C pada analisis kriteria investasi dengan skenario lahan sewa dan pinjaman ini sebesar 26,52. Hal ini berarti setiap Rp 1,00 biaya yang dikeluarkan untuk usaha pembesaran udang windu ini akan menghasilkan manfaat bersih sebesar Rp 26,52 selama sepuluh tahun umur proyek dengan discount rate 16%. Nilai IRR pada skenario ketiga ini menunjukkan nilai 464% yang artinya usaha pembesaran udang dengan lahan sewa dan pinjaman bank ini akan memberikan manfaat bersih sebesar 464% pertahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun umur proyek Analisis sensitivitas pada skenario ketiga menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan sebesar 28% akan menyebabkan nilai NPV menjadi 507.008.230. Pada skenario ketiga ini harga pakan dinaikkan sebanyak 28% dari Rp 9.000/kg
46
menjadi Rp 11.520,00. Nilai Net B/C setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 26,03 (berkurang 0,49) dan nilai IRR setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 455% atau berkurang sebesar 9% (Tabel 14). Pada kondisi optimal 5 ekor/m2 diperoleh NPV Rp 468.152.427. Nilai NPV ini menunjukkan besarnya manfaat bersih yang diperoleh selama umur proyek sepuluh tahun yang dihitung saat ini dengan discount rate 16% pertahun. Nilai Net B/C diperoleh sebesar 24,11 yang berarti bahwa setiap Rp 1,00 yang dikeluarkan untuk usaha pembesaran udang windu ini akan menghasilkan manfaat bersih sebesar 24,11. Nilai IRR bernilai 421% yang berarti usaha pembesaran udang windu ini dengan lahan sewa memberikan manfaat bersih internal sebesar 421% pertahun dari investasi yang ditanamkan selama sepuluh tahun proyek. Analisis sensitivitas pada skenario kedua kondisi optimal 5 ekor/m2 menunjukkan bahwa kenaikan harga pakan sebesar 28% akan menyebabkan nilai NPV menjadi 458.344.753. Nilai Net B/C setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 23,62 dan nilai IRR setelah dilakukan analisis sensitivitas menjadi 412% (Tabel 14). Tabel 14. Kriteria Investasi pada Skenario 3 Sebelum dan Setelah Kenaikan Harga Pakan Kepadatan No
Kriteria Investasi
1 2 3
NPV Net B/C IRR (%)
7 ekor/m2 Sebelum Kenaikan Harga Pakan 516.815.905 26,52 464%
Setelah Kenaikan Harga Pakan 507.008.230 26,03 455%
5 ekor/m2 Sebelum Kenaikan Harga Pakan 468.152.427 24,11 421%
Setelah Kenaikan Harga Pakan 458.344.753 23,63 412%
Hasil analisis kriteria investasi ini menunjukkan bahwa usaha pembesaran udang windu dengan lahan sewa layak untuk dijalankan dan memberikan keuntungan lebih besar dibandingkan skenario satu dan skenario dua. Analisis sensitivitas pada skenario 3 menunjukan bahwa usaha pembesaran udang windu pada skenario 3 pada padat penebaran benur 5 ekor/m2 dan 7 ekor/m2 tidak sensitif terhadap kenaikan harga pakan. Nilai NPV, Net B/C dan IRR kepadatan udang 7 ekor/m2 lebih tinggi dibandingkan dengan kepadatan udang 5 ekor/m2. Hal ini berarti pada skenario ketiga, kepadatan udang 7 ekor/m2 memberikan keuntungan yang lebih besar dibandingkan kepadatan udang 5 ekor/m2.
47
Berdasarkan Hasil analisis kriteria investasi pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung dengan menggunakan tiga skenario ini menunjukkan bahwa usaha pada skenario ketiga memberikan manfaat terbesar. Pada kondisi sebenarnya, analisis kriteria investasi dengan skenario ketiga paling layak dijalankan. Hal ini dikarenakan pada kondisi sebenarnya yang menjadi hambatan petambak melakukan perluasan usaha adalah masalah permodalan, karena itu skenario usaha dengan menggunakan lahan sewa dan sebagian modal berasal dari pinjaman bank layak untuk digunakan. Skenario ketiga disarankan menjadi pilihan pemerintah untuk dijadikan suatu kebijakan sehingga pemberian modal terhadap petambak dapat dipermudah. Pemberian modal kepada petambak dapat meningkatkan produksi perikanan budidaya khususnya udang windu. Produksi udang windu saat ini di Desa Lamaran Tarung telah menyumbangkan 64,62% dari total produksi di Kecamatan Cantigi atau sebesar 5.417,50 ton (2% dari total produksi udang di Indonesia pada Tahun 2009). Peningkatan produksi dengan program intensifikasi akan menghasilkan produksi sebesar 13.522,08 ton. Jika dianggap Desa Lamaran Tarung membudidayakan udang windu semuanya maka Desa Lamaran Tarung saja akan menyumbangkan 6,80% dari total target produksi udang windu Indonesia pada Tahun 2014 yang mencapai 199.000 ton. Padat tebar yang optimal untuk kegiatan budidaya di Desa Lamaran Tarung adalah 5 ekor/m2 dan 7 ekor/m2. Padat tebar 7 ekor/m2 memberikan keuntungan yang lebih besar, namun penggunaan padat tebar 7 ekor/m2 mempunyai resiko budidaya yang lebih tinggi dibandingkan dengan 5 ekor/m2. Padat tebar yang lebih tinggi meningkatkan resiko kematian akibat lebih tinggi dibandingkan padat tebar yang rendah. Hal ini sesuai dengan Islam dan Alam (2008) yang melaporkan bahwa kepadatan 5 ekor/m2 merupakan kepadatan yang paling optimal untuk budidaya udang windu. Penggunaan kepadatan 7 ekor/m2 dapat digunakan apabila pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan baik. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti sterilisasi air masuk, pencegahan ikan-ikan dan udang liar masuk ke dalam tambak, penambahan imunostimulan seperti bawang putih dan penggunaan probiotik ke dalam tambak.
48
IV. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung dipengaruhi oleh beberapa variabel input. Variabel input yang memberikan pengaruh yang signifikan yaitu benur, pakan, dan pompa. Variabel lainnya yaitu tenaga kerja persiapan, tenaga kerja pemeliharaan, tenaga kerja panen dan saponin dianggap sama dengan kondisi aktualnya. Analisis usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung memberikan keuntungan kepada petambak. Usaha pembesaran ini akan lebih menguntungkan jika dilakukan peningkatan kepadatan tebar udang windu dari 2 ekor/m2 pada kondisi aktualnya menjadi 5 ekor/m2 pada kondisi optimalnya. Peningkatanan kepadatan tebar akan meningkatkan keuntungan petambak menjadi Rp 9.088,76/m2. Peningkatan produksi ini juga harus diimbangi dengan penambahan teknologi pemupukan, pengapuran dan desinfeksi air dan wadah budidaya agar penyakit dapat dicegah. Selain itu juga diperlukan penggunaan rumput laut 3,125 g/l untuk meningkatkan kandungan DO di perairan. Analisis kriteria investasi menggunakan tiga skenario yaitu lahan milik sendiri, lahan sewa, dan lahan sewa dengan pinjaman bank menunjukkan bahwa lahan sewa dengan pinjaman bank memberikan manfaat tertinggi dibandingkan dua skenario lainnya. Penggunaan padat tebar 7 ekor/m2 lebih menguntungkan dibandingkan dengan penggunaan padat tebar 5 ekor/m2. Namun penggunaan padat tebar 7 ekor/m2 lebih beresiko dibandingkan dengan kepadatan 5 ekor/m2. Penggunaan kepadatan tebar 7 ekor/m2 harus juga diimbangi dengan penambahan teknologi budidaya sehingga penyakit dapat diminimalisir dan produksi dapat berjalan dengan baik. Analisis sensitivitas dengan menaikan harga pakan sebesar 28% menunjukkan bahwa usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung pada semua skenario menunjukan usaha masih dapat dilakukan. Kenaikan harga pakan menunjukan bahwa usaha pembesaran udang windu pada semua skenario tidak sensitif terhadap kenaikan harga pakan sebesar 28%.
49
4.2 Saran Perlu dilakukan peningkatan kepadatan 2 ekor/m2 menjadi 5 ekor/m2 pada usaha pembesaran udang windu di Desa Lamaran Tarung dengan peningkatan teknologi dan pencegahan penyakit harus dilakukan secara optimal. Perlu diadakan bantuan berupa permodalan dan penyuluhan agar para petambak dapat meningkatkan kemampuannya dan melakukan perluasan usaha. Bantuan permodalan yang diperlukan petambak adalah Rp 851,07/m2. Pembuatan dasar kebijakan pemerintah untuk meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat disarankan berdasarkan skenario lahan sewa dan pinjaman dari bank karena skenario tersebut mendatangkan manfaat yang terbesar. Budidaya udang windu skala pilot perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum diimplementasikan ke skala yang lebih besar lagi.
50
DAFTAR PUSTAKA
BPS Indramayu., 2009. Indramayu Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Indramayu, Indramayu. Fauzi A., 2001. Prinsip-prinsip Penelitian Sosial Ekonomi: Panduan Singkat. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Institut Pertanian Bogor, Bogor. Gittinger J.P., 1986. Analisis Ekonomi Proyek-Proyek Pertanian. Sutomo S dan K Mangiri, penerjemah : Universitas Indonesia (UI Press), Jakarta. 579 hal. Terjemahan dari : Economic Analysis of Agriculture Project. Husnan S., 1998. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan. Buku 1. Yogyakarta BPFE 459hal. Islam, M.J. and Alam, M.J., 2008. Optization of Stoking Rates of Tiger Shrimp Under Modified Improved Culture System. Bangladesh Fisheries Research Institute, Brackishwater Station, Bangladesh. Kadariah, L. Karlina dan C. Gray., 1976. Pengantar Evaluasi Proyek. Jilid 1. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi. Universitas Indonesia, Jakarta. KKP, 2009. DKP Dalam Angka. Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta. KKP, 2010. Visi dan Misi KKP. DKP.go id [6 Juni 2010] Nazir M., 1998 Metode Penelitian. Ghalia Indonesia, Jakarta. Santoso. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo, Jakarta. Shigueno K., 1974. Shrimp Culture in Japan. Association for International Technical Promotion. Tokyo. Japan. Soekartawi, 1994. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis Cobb-Douglas. PT. Raja Grafindo. 258 hlm, Jakarta Soeratno dan L. Arsyad, 1999. Metode Penelitian untuk Ekonomi dan Bisnis. UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Suyanto, R. dan E. P. Takarina., 2009. Panduan Budidaya Udang Windu. Penebar Swadaya, Jakarta.
51
LAMPIRAN
52
Lampiran 1. Peta Lokasi Penelitian
Lampiran 2. Kenaikan Harga Pakan Udang dari Tahun 2006 – 2010 Tahun 2006 2007 2008 2009 2010
Harga Pakan 5000 6250 8000 8500 9000
Kenaikan (%) 25 28 6.25 5.88
53
Lampiran 3. Karakteristik Responden Petambak Udang Windu di Desa Lamaran Tarung Kecamatan Cantigi No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
Nama Pak Rosyin Pak Suganto Pak Atma Pak Samya Pak Darmo Mas Wahyu Mas Jono Pak Warma Pak Taka Mas Kodin Pak Surnadi Pak Nuki Pak Sanodin Pak Sukenda Pak Tariman Pak Casmita Pak Dasiwan Pak Cariwan Pak Rasmuni Pak Raswan Pak Nurjaya Pak Durosin Pak Sauri Pak Sarbini Pak Nali Pak Karsidin Pak Mita Pak Amin Pak Castani Pak Masdira Pak Tarno Pak Yayim Pak Dading
Umur 40 tahun 33 tahun 65 tahun 45 tahun 35 tahun 27 tahun 34 tahun 25 tahun 50 tahun 38 tahun 50 tahun 46 tahun 55 tahun 52 tahun 65 tahun 35 tahun 45 tahun 65 tahun 27 tahun 55 tahun 50 tahun 50 tahun 48 tahun 53 tahun 45 tahun 52 tahun 54 tahun 47 tahun 62 tahun 55 tahun 50 tahun 50 tahun 65 tahun
Pendidikan SD SMP SD Tidak sekolah Tidak sekolah SD SMEA SD tidak sekolah tidak sekolah SD SD Tidak sekolah SD Tidak sekolah SD SD tidak sekolah SMP SD tidak sekolah SMP SMA SMA SD SD tidak sekolah SMP tidak sekolah tidak sekolah SD SD tidak sekolah
Pengalaman 3 tahun 11 tahun 13 tahun 13 tahun 13 tahun 15 tahun 14 tahun 5 tahun 3 tahun 10 tahun 5 tahun 15 tahun 17 tahun 17 tahun 17 tahun 10 tahun 5 tahun 17 tahun 6 tahun 2 tahun 15 tahun 10 tahun 8 tahun 2 tahun 9 tahun 8 tahun 13 tahun 7 tahun 17 tahun 12 tahun 6 tahun 9 tahun 11 tahun
Status lahan Sewa Milik Sendiri Milik Sendiri Sewa Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Milik Sendiri Sewa gadai Sewa Sewa Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Sewa sewa sewa Milik sendiri sewa Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri sewa Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri sewa Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri Milik sendiri
Mengikuti Penyuluhan Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah Tidak Pernah
Tanggungan 4 orang 3 orang 5 orang 3 orang 4 orang 2 orang 3 orang 2 orang 5 orang tidak ada 5 orang 3 orang 8 orang 4 orang 6 orang 3 orang 3 orang 6 orang 2 orang 4 orang 4 orang 3 orang 3 orang 3 orang 3 orang 4 orang 4 orang 3 orang 4 orang 6 orang 4 orang 3 orang 6 orang
Jumlah Tambak 1 petak 6 Petak 1 petak 7 petak 2 petak 6 petak 2 petak 1 petak 1 petak 1 petak 1 petak 4 petak 2 petak 3 petak 1 petak 2 petak 1 petak 4 petak 2 petak 1 petak 4 petak 3 petak 1 petak 1 petak 2 petak 3 petak 5 petak 1 petak 3 petak 6 petak 1 petak 1 petak 1 petak
Pekerjaan Lain Ada Ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada Ada Tidak ada Tidak ada Ada Ada Ada Tidak ada Ada Ada Ada Tidak ada Ada Tidak ada Ada Ada Ada Ada Tidak ada
Jenisnya tidak ada Buruh tidak ada tidak ada kuli panggul kuli panggul tambak bandeng Kuli kuli panggul Kuli panggul Kuli panggul
Buruh
Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh Buruh
54
Lampiran 4. Data Produksi, Faktor Produksi, Harga dan Nilai Beli Produksi Per Musim Tanam pada Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung Luas Lahan (m2) 1. 20000.00 2. 20000.00 3. 6000.00 4. 30000.00 5. 5000.00 6. 50000.00 7. 20000.00 8. 10000.00 9. 5000.00 10. 5000.00 11. 5000.00 12. 4500.00 13. 10000.00 14. 15000.00 15. 4500.00 16. 10000.00 17. 3000.00 18. 10000.00 19. 10000.00 20. 5000.00 21. 30000.00 22. 15000.00 23. 5000.00 24. 5000.00 25. 5000.00 26. 10000.00 27. 25000.00 28. 5000.00 29. 10000.00 30. 35000.00 31. 6000.00 32. 4000.00 33. 5000.00 jml 408000.00 Rata2 12363.64 Max 50000.00 Min 3000.00 Rata-rata Input/luas No
Jml (ekor) 40000.00 45000.00 12000.00 60000.00 8000.00 100000.00 30000.00 20000.00 8000.00 8000.00 10000.00 8000.00 15000.00 30000.00 8000.00 20000.00 6000.00 20000.00 20000.00 10000.00 13000.00 35000.00 10000.00 6000.00 15000.00 20000.00 45000.00 10000.00 20000.00 105000.00 8000.00 6000.00 10000.00 781000.00 23666.67 105000.00 6000.00 1.91
Benih Udang Padat tebar (ekor/m2 Harga (Rp/ekor) 2.00 25.00 2.25 25.00 2.00 25.00 2.00 25.00 1.60 25.00 2.00 25.00 1.50 25.00 2.00 25.00 1.60 25.00 1.60 25.00 2.00 25.00 1.78 25.00 1.50 25.00 2.00 25.00 1.78 25.00 2.00 25.00 2.00 25.00 2.00 25.00 2.00 25.00 2.00 25.00 0.43 25.00 2.33 25.00 2.00 25.00 1.20 25.00 3.00 25.00 2.00 25.00 1.80 25.00 2.00 25.00 2.00 25.00 3.00 25.00 1.33 25.00 1.50 25.00 2.00 25.00 62.21 825.00 1.89 25.00 3.00 25.00 0.43 25.00
Nilai beli 1000000.00 1125000.00 300000.00 1500000.00 200000.00 2500000.00 750000.00 500000.00 200000.00 200000.00 250000.00 200000.00 375000.00 750000.00 200000.00 500000.00 150000.00 500000.00 500000.00 250000.00 325000.00 875000.00 250000.00 150000.00 375000.00 500000.00 1125000.00 250000.00 500000.00 2625000.00 200000.00 150000.00 250000.00 19525000.00 591666.67 2625000.00 150000.00
Jml (Kg) 400.00 450.00 120.00 650.00 90.00 1200.00 350.00 220.00 85.00 75.00 110.00 75.00 165.00 350.00 95.00 225.00 75.00 220.00 210.00 110.00 145.00 400.00 110.00 60.00 165.00 225.00 500.00 110.00 225.00 1200.00 75.00 65.00 95.00 8650.00 262.12 1200.00 60.00 0.02
Pakan Harga (Rp/Kg) 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 6400.00 211200.00 6400.00 6400.00 6400.00
Nilai beli 2560000.00 2880000.00 768000.00 4160000.00 576000.00 7680000.00 2240000.00 1408000.00 544000.00 480000.00 704000.00 480000.00 1056000.00 2240000.00 608000.00 1440000.00 480000.00 1408000.00 1344000.00 704000.00 928000.00 2560000.00 704000.00 384000.00 1056000.00 1440000.00 3200000.00 704000.00 1440000.00 7680000.00 480000.00 416000.00 608000.00 55360000.00 1677575.76 7680000.00 384000.00
FCR 2.00 1.89 1.48 2.00 2.06 2.40 2.24 2.07 1.94 2.40 1.96 1.71 2.03 2.24 1.90 2.12 2.40 2.07 1.98 2.20 2.32 2.06 2.20 2.40 2.20 2.00 2.42 2.44 2.12 2.13 1.71 2.08 2.17 69.36 2.10 2.44 1.48
Jam Kerja 32.00 32.00 10.00 48.00 8.00 80.00 32.00 16.00 8.00 8.00 8.00 7.00 16.00 24.00 7.00 16.00 4.80 16.00 16.00 8.00 8.00 24.00 8.00 4.80 8.00 16.00 40.00 8.00 16.00 56.00 10.00 6.40 8.00 610.00 18.48 80.00 4.80 0.00
Pompa Biaya Solar/Jam 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 6750.00 222750.00 6750.00 6750.00 6750.00
Biaya 216000.00 216000.00 67500.00 324000.00 54000.00 540000.00 216000.00 108000.00 54000.00 54000.00 54000.00 47250.00 108000.00 162000.00 47250.00 108000.00 32400.00 108000.00 108000.00 54000.00 54000.00 162000.00 54000.00 32400.00 54000.00 108000.00 270000.00 54000.00 108000.00 378000.00 67500.00 43200.00 54000.00 4117500.00 124772.73 540000.00 32400.00
Jam Kerja 32.00 32.00 8.00 48.00 8.00 80.00 32.00 16.00 8.00 8.00 8.00 8.00 16.00 32.00 8.00 16.00 8.00 16.00 16.00 8.00 8.00 24.00 8.00 48.00 8.00 16.00 40.00 8.00 16.00 48.00 8.00 8.00 8.00 656.00 19.88 80.00 8.00 0.00
Tk Untuk Persiapan Upah (Rp/Jam) 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 6250.00 206250.00 6250.00 6250.00 6250.00
Nilai Upah 200000.00 200000.00 50000.00 300000.00 50000.00 500000.00 200000.00 100000.00 50000.00 50000.00 50000.00 50000.00 100000.00 200000.00 50000.00 100000.00 50000.00 100000.00 100000.00 50000.00 50000.00 150000.00 50000.00 300000.00 50000.00 100000.00 250000.00 50000.00 100000.00 300000.00 50000.00 50000.00 50000.00 4100000.00 124242.42 500000.00 50000.00
55
Lanjutan Lampiran 4. Tk Untuk Pemeliharaan Jam Kerja
Upah (Rp/Jam)
Tk Untuk Panen Nilai Upah
Jam Kerja
Upah (Rp/Jam)
saponin Nilai Upah
Jumlah
Biaya/kg
Output Total
jml (ekor)
Padat tebar
Bobot (kg)
SR (%)
Harga (Rp/kg) size 40
Nilai Jual
240
5000
1200000
96
8333.
480000
50
5000
250000
16000
0.8
200
40
65000
13000000
240
5000
1200000
96
8333.
800000
50
5000
250000
19000
0.95
237.5
42.22222
65000
15437500
120
5000
600000
24
8333.
200000
15
5000
75000
6500
1.083333333
81.25
54.16667
65000
5281250
275
5000
1375000
160
8333.
1333333.333
75
5000
375000
26000
0.866666667
325
43.33333
65000
21125000
120
5000
600000
25
8333.
208333.3333
12.5
5000
62500
3500
0.7
43.75
43.75
65000
2843750
500
5000
2500000
180
8333.
1500000
125
5000
625000
40000
0.8
500
40
65000
32500000
240
5000
1200000
96
8333.
800000
50
5000
250000
12500
0.625
156.25
41.66667
65000
10156250
150
5000
750000
48
8333.
400000
25
5000
125000
8500
0.85
106.25
42.5
65000
6906250
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
3500
0.7
43.75
43.75
65000
2843750
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
2500
0.5
31.25
31.25
65000
2031250
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
4500
0.9
56.25
45
65000
3656250
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
11.25
5000
56250
3500
0.777777778
43.75
43.75
65000
2843750
150
5000
750000
48
8333.
400000
25
5000
125000
6500
0.65
81.25
43.33333
65000
5281250
175
5000
875000
72
8333.
600000
37.5
5000
187500
12500
0.833333333
156.25
41.66667
65000
10156250
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
11.25
5000
56250
4000
0.888888889
50
50
65000
3250000
150
5000
750000
48
8333.
400000
25
5000
125000
8500
0.85
106.25
42.5
65000
6906250
120
5000
600000
18
8333.
150000
7.5
5000
37500
2500
0.833333333
31.25
41.66667
65000
2031250
150
5000
750000
46
8333.
383333.3333
25
5000
125000
8500
0.85
106.25
42.5
65000
6906250
150
5000
750000
46
8333.
383333.3333
25
5000
125000
8500
0.85
106.25
42.5
65000
6906250
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
4000
0.8
50
40
65000
3250000
275
5000
1375000
144
8333.
1200000
75
5000
375000
5000
0.166666667
62.5
38.46154
65000
4062500
175
5000
875000
78
8333.
650000
37.5
5000
187500
15500
1.033333333
193.75
44.28571
65000
12593750
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
4000
0.8
50
40
65000
3250000
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
2000
0.4
25
33.33333
65000
1625000
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
6000
1.2
75
40
65000
4875000
150
5000
750000
46
8333.
383333.3333
25
5000
125000
9000
0.9
112.5
45
65000
7312500
300
5000
1500000
124
8333.
1033333.333
62.5
5000
312500
16500
0.66
206.25
36.66667
65000
13406250
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
3600
0.72
45
36
65000
2925000
150
5000
750000
48
8333.
400000
25
5000
125000
8500
0.85
106.25
42.5
65000
6906250
410
5000
2050000
180
8333.
1500000
87.5
5000
437500
45000
1.285714286
562.5
42.85714
65000
36562500
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
15
5000
75000
3500
0.583333333
43.75
43.75
65000
2843750
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
10
5000
50000
2500
0.625
31.25
41.66667
65000
2031250
120
5000
600000
28
8333.
233333.3333
12.5
5000
62500
3500
0.7
43.75
35
65000
2843750
5800
165000
29000000
1987
275000
16238333.33
1020
165000
5100000
325600
26.03238095
4070
1375.077
2145000
264550000
175.7575758
5000
878787.8788
60.21212121
8333
492070.7071
30.90909091
5000
154545.4545
9866.666667
0.788860029
123.3333333
41.66899
65000
8016666.667
500
5000
2500000
180
8333
1500000
125
5000
625000
45000
1.285714286
562.5
54.16667
65000
36562500
120
5000
600000
18
8333
150000
7.5
5000
37500
2000
0.166666667
25
31.25
65000
1625000
0.014215686
0.004870098
0.798039216
0.00997549
56
Lampiran 5. Hasil Pendugaan Fungsi Produksi dengan Metode Kuadrat Terkecil SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R 0.9460 R Square 0.8948 Adjusted R Square 0.8665 Standard Error 0.0623 Observations 34 ANOVA df
SS
MS
Regression Residual Total
7 26 33
0.8597 0.1011 0.9608
Intercept X Variable 1 X Variable 2 X Variable 3 X Variable 4 X Variable 5 X Variable 6 X Variable 7
Coefficient s 3.2590 0.4039 0.4324 0.3413 -0.0058 -0.0616 0.0407 0.0084
Standard Error 1.0438 0.1276 0.1497 0.1305 0.0268 0.0503 0.1226 0.0587
0.1228 0.0039
t Stat 3.1223 3.1644 2.8879 2.6163 -0.2168 -1.2255 0.3320 0.1423
F 31.600 2
Significanc eF 3.73907E11
Pvalue 0.0044 0.0039 0.0077 0.0146 0.8301 0.2314 0.7426 0.8879
Lower 95% 1.1135 0.1415 0.1246 0.0732 -0.0608 -0.1650 -0.2113 -0.1123
Upper 95% 5.4045 0.6663 0.7401 0.6095 0.0492 0.0418 0.2927 0.1291
Lower 95.0% 1.1135 0.1415 0.1246 0.0732 -0.0608 -0.1650 -0.2113 -0.1123
Upper 95.0% 5.4045 0.6663 0.7401 0.6095 0.0492 0.0418 0.2927 0.1291
Lampiran 6. Hasil Pendugaan Fungsi produksi dengan Statistical Product and Service Solution Descriptive Statistics Mean Output Benur Pakan Pompa Tk1 Tk2 Tk3 Saponin
-.3683 .6166 -3.9179 -6.4648 -6.4161 -4.0462 -5.2722 -5.7213
Std. Deviation .17328 .17143 .16570 .11267 .46474 .38475 .12991 .23195
N 33 33 33 33 33 33 33 33
Correlations
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Output Benur Pakan Pompa Tk1 Tk2 Tk3 Saponin Output Benur Pakan Pompa Tk1 Tk2 Tk3 Saponin Output Benur Pakan Pompa Tk1 Tk2 Tk3 Saponin
Output 1.000 .873 .903 .635 -.191 -.255 -.169 -.086 . .000 .000 .000 .143 .076 .173 .316 33 33 33 33 33 33 33 33
Benur .873 1.000 .844 .485 -.149 -.129 -.113 -.011 .000 . .000 .002 .203 .237 .266 .475 33 33 33 33 33 33 33 33
Pakan .903 .844 1.000 .550 -.112 -.243 -.103 -.147 .000 .000 . .000 .267 .086 .285 .208 33 33 33 33 33 33 33 33
Pompa .635 .485 .550 1.000 -.114 .063 -.090 .155 .000 .002 .000 . .265 .364 .309 .194 33 33 33 33 33 33 33 33
Tk1 -.191 -.149 -.112 -.114 1.000 .394 .263 .128 .143 .203 .267 .265 . .012 .069 .240 33 33 33 33 33 33 33 33
Tk2 -.255 -.129 -.243 .063 .394 1.000 .669 .548 .076 .237 .086 .364 .012 . .000 .000 33 33 33 33 33 33 33 33
Tk3 -.169 -.113 -.103 -.090 .263 .669 1.000 .330 .173 .266 .285 .309 .069 .000 . .030 33 33 33 33 33 33 33 33
Saponin -.086 -.011 -.147 .155 .128 .548 .330 1.000 .316 .475 .208 .194 .240 .000 .030 . 33 33 33 33 33 33 33 33
57
Lanjutan Lampiran 6 Variables Entered/Removed(b) Mode Variables l Entered 1 Saponin, Benur, Tk1, Tk3, Pompa, Tk2, Pakan(a)
Variables Removed
.
Method
Enter
a All requested variables entered. b Dependent Variable: Output
Model Summary(b)
Model
R
1 .946(a)
R Square
Adjusted R Square
.895
.865
Change Statistics
Std. Error of the Estimate
DurbinR F Sig. F Watson Square df1 df2 Change Change Change .06358 .895 30.385 7 25 .000 1.449
a Predictors: (Constant), Saponin, Benur, Tk1, Tk3, Pompa, Tk2, Pakan b Dependent Variable: Output
ANOVA(b) Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares .860 .101 .961
df 7 25 32
Mean Square .123 .004
F 30.385
Sig. .000(a)
a Predictors: (Constant), Saponin, Benur, Tk1, Tk3, Pompa, Tk2, Pakan b Dependent Variable: Output
Collinearity Diagnostics(a) Mode l 1
Dimensio n 1 2 3 4 5 6 7 8
Variance Proportions
Eigenvalu e
Conditio n Index
7.923 .064 .007 .004 .001 .000 .000 7.18E005
1.000 11.094 33.515 45.940 89.556 155.092 198.652
(Constan t) .00 .00 .00 .00 .00 .00 .10
332.299
.90
Benu r
Paka n
Pomp a
Tk 1
Tk 2
Tk 3
Saponi n
.00 .24 .02 .00 .03 .12 .58
.00 .00 .01 .00 .04 .05 .88
.00 .00 .00 .00 .00 .11 .20
.00 .00 .01 .88 .05 .00 .01
.00 .00 .28 .05 .16 .24 .02
.00 .00 .00 .00 .02 .59 .01
.00 .00 .00 .02 .80 .01 .17
.02
.02
.68 .04
.24
.39
.01
a Dependent Variable: Output
58
Lanjutan Lampiran 6 Residuals Statistics(a) Predicted Value Std. Predicted Value Standard Error of Predicted Value Adjusted Predicted Value Residual Std. Residual Stud. Residual Deleted Residual Stud. Deleted Residual Mahal. Distance Cook's Distance Centered Leverage Value
Minimum -.9195 -3.363
Maximum -.0473 1.958
Mean -.3683 .000
Std. Deviation .16391 1.000
N
.014
.063
.029
.012
33
-1.0213 -.16866 -2.653 -2.819 -.19039 -3.343 .548 .000 .017
-.0782 .15014 2.362 2.457 .16252 2.764 30.053 .331 .939
-.3709 .00000 .000 .011 .00260 .006 6.788 .035 .212
.17228 .05620 .884 .962 .07002 1.040 6.909 .063 .216
33 33 33 33 33 33 33 33 33
33 33
a Dependent Variable: Output
Coefficient Correlations(a) 1
Model Correlations
Covariances
Saponin Benur Tk1 Tk3 Pompa Tk2 Pakan Saponin Benur Tk1 Tk3 Pompa Tk2 Pakan
Saponin 1.000 -.150 .056 -.024 -.177 -.342 .186
Benur -.150 1.000 .178 .219 .109 -.220 -.809
Tk3 -.024 .219 .088 1.000 .296 -.644 -.313
Pompa -.177 .109 .178 .296 1.000 -.312 -.451
Tk2 -.342 -.220 -.366 -.644 -.312 1.000 .365
Pakan .186 -.809 -.194 -.313 -.451 .365 1.000
.000
-.001
-.001
.002
.017
Tk1 .056 .178 1.000 .088 .178 -.366 -.194 9.19E005 .001
.004
-.001
-.001 9.19E005 .000 -.001 -.001 .002
.004
.002
-.001
-.016
.001
.001
.000
.001
-.001
-.001
.004 .002 -.001 -.016
.000 .001 -.001 -.001
.016 .005 -.004 -.006
.005 .018 -.002 -.009
-.004 -.002 .003 .003
-.006 -.009 .003 .023
a Dependent Variable: Output
59
Lanjutan lampiran 6 Coefficients(a)
Model 1
(Constant) Benur Pakan Pompa Tk1 Tk2
Unstandardized Coefficients Std. B Error 3.259 1.064 .404 .130 .432 .153 .341 .133 -.006 .027 -.062
Standardized Coefficients
.051
Tk3 .041 .125 Saponin .008 .060 a Dependent Variable: Output
t
Sig.
3.062 3.103 2.832 2.565 -.213 1.202 .326 .140
.005 .005 .009 .017 .833
Beta .400 .413 .222 -.016 -.137 .031 .011
95% Confidence Interval for B Lower Upper Bound Bound 1.067 5.451 .136 .672 .118 .747 .067 .615 -.062 .050
Correlations Zeroorder Partial Part
Collinearity Statistics Tolerance
VIF
.873 .903 .635 -.191
.527 .493 .457 -.042
.20 .18 .16 -.01
.254 .197 .562 .786
3.94 5.06 1.77 1.27
.241
-.167
.044
-.255
-.234
-.07
.324
3.08
.747 .890
-.217 -.115
.298 .132
-.169 -.086
.065 .028
.02 .01
.479 .655
2.08 1.52
60
Lanjutan lampiran 6 Histogram
Dependent Variable: Output
10
Frequency
8
6
4
2 Mean = -1.55E-14 Std. Dev. = 0.884 N = 33
0 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
61
Lampiran 7. Contoh Perhitungan Input Produksi Optimal LnY
= a + b1 Ln X1 + b2 Ln X2 + b3 Ln X3 + b4 Ln X4 + b5 Ln X5 + b6 Ln X6 + b7 Ln X7 = 3,2590 + 0,4039 Ln X1 + 0,4324 Ln X2 + 0,3413 Ln X3 – 0,0058 Ln X4 – 0,0616 Ln X5 + 0,0407 Ln X6 + 0,0084 Ln X7 = 3,2590 + 0,4039 Ln X1 + 0,4324 Ln X2 + 0,3413 Ln X3 – (0,0058 x 6,4161) –( 0,0616 x -4,0462) + 0,0407 x -5.2722 + (0,0084 x -5,7213) = 3,2590 + 0,4039 Ln X1 + 0,4324 Ln X2 + 0,3413 Ln X3 + 0,0372+ 0,2494 - 0,2145 – 0,0478 =3,2833 + 0,4039 Ln X1 + 0,4324 Ln X2 + 0,3413 Ln X3
Transformasi dengan ketentuan given, maka bentuk persamaannya menjadi Y = 26,6624. X10,4039 . X20,4324 . X30,3413 Optimalisasi ; Xi = bi . Py. Y Pxi X1 = 0,4039 . 625. 0,7230 = 7,3011 25 X2 = 0,4324. 625. 0,7230 = 0,0217 6400 X3 = 0,3413. 625. 0,7230 = 0,0229 6750 NPM Xi (Nilai Produk Marginal) = bi . Py. Y Xi NPM X1 = 0,4039 . 625. 0,7230 = 95,5377 1,910539216 NPM X2 = 0,4324. 625. 0,7230= 9423,0894 0,020735294 NPM X3 = 0,3413. 625. 0,7230= 99.261,0558 0,001553922
62
Tingkat Output optimal Y
= 26,6624. X10,4039 . X20,4324 . X30,3413 = 26,6624. 7,30110,4039. 0,02170,4324. 0,02280,3413 = 26,6624. 2,2232. 0,1909. 0,2753 = 3.1283
Skala usaha
= b1 + b2+ b3 = 0,4039 + 0,4324 + 0,3413 = 1,1776 (increasing return to scale)
Lampiran 8. Nilai Investasi dan Penyusutan pada Usaha Pembesaran Udang Windu dalam Kondisi Aktual di Desa Lamaran Tarung dengan Luas Lahan 12.363,64 m2 Tahun 2010.
No
Jenis Investasi
A 1 2 B 1 2 3 4 5 6 7 8
Tambak Lahan Tambak Pembuatan Tambak Peralatan Produksi Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Total Biaya (Rp)
UE (thn)
1.23 2.00
ha unit
5,075,000
10,150,000
15
676,667
0.00 1.00 3.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00
unit unit unit unit unit unit unit unit Total
0 300,000 15,000 280,000 40,000 0 0 500,000
0 300,000 45,000 280,000 80,000 0 0 500,000
0 3 1 3 1 0 0 3
0 100,000 45,000 93,333 80,000 0 0 166,667 1,161,666.67
Jumlah
Penyusutan per thn (Rp)
Umur Terpakai (thn)
Sisa Umur di awal Proyek (Thn)
-
-
Nilai Investasi Sekarang (Rp)
5
10
6,766,667
0 1 1 1 1 0 0 1
0 2 1 2 1 0 0 2
0 200,000 45,000 186,667 80,000 0 0 333,333 7,611,667
Lampiran 9. Nilai Investasi dan Penyusutan pada Usaha Pembesaran Udang Windu dalam Kondisi Optimal di Desa Lamaran Tarung dengan Luas Lahan 12.363,64 m2 Tahun 2010.
No
Jenis Investasi
A 1 2 B 1 2 3 4 5 6 7 8
Tambak Lahan Tambak Pembuatan Tambak Peralatan Produksi Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring
Satuan
Harga Satuan (Rp)
Total Biaya (Rp)
UE (thn)
Penyusutan per thn (Rp)
1.23 2.00
ha unit
55,000,000 5,075,000
67,650,000 10,150,000
15
676,667
1.00 1.00 3.00 1.00 2.00 1.00 1.00 1.00
unit unit unit unit unit unit unit unit Total
3,000,000 300,000 15,000 280,000 40,000 5,500,000 1,000,000 500,000
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000 5,500,000 1,000,000 500,000
5 3 1 3 1 3 3 3
600,000 100,000 45,000 93,333 80,000 1,833,333 333,333 166,667 3,251,667
Jumlah
Umur Terpakai (thn)
Sisa Umur di awal Proyek (Thn)
-
5
10
2 1 1 1 1 2 2 1
3 2 1 2 1 1 1 2
Nilai Investasi Sekarang (Rp)
Nilai Akhir Proyek
67,650,000 6,766,667
0
1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 79,228,333
1,800,000 100,000 0 93,333 0 9,666,667 1,266,666 166,667 13,093,333
63
Lampiran 10. Perhitungan Analisis Usaha pada Kondisi Aktual dan Optimal pada Usaha Pembesaran Udang Windu di Desa Lamaran Tarung dengan Luas Lahan 12363,64m2 Tahun 2010 Analisis Usaha pada Kondisi Aktual dalam Setahun Pendapatan
= TR - TC = Rp 36.721.753 – Rp 22.678.756 = Rp 14.042.998
R/C
= TR/TC = Rp 36.721.753 / Rp 22.678.756 = 1,62
PP
= Total Investasi/Pendapatan x 1 tahun = Rp 7.611.667/Rp 14.042.998x 1 tahun = 0,66 Tahun (8 bulan)
BEP nilai Produksi
= =
Biaya tetap 1-Biaya variabel/Penerimaan Rp 8.461,667 1-Rp 14.217.089/Rp 36,721,753
= Rp 13.807.237 Analisis Usaha pada Kondisi Optimal dalam Setahun Pendapatan
= TR - TC = Rp 158.878.128 – Rp 35.195.230 = Rp 123.682.898
R/C
= TR/TC = Rp 158.878.128 / Rp 35.195.230 = 4,51
PP
= Total Investasi/Pendapatan x 1 tahun = Rp 79,228,333/Rp 123.682.898 x 1 tahun = 0,42 tahun (5 bulan)
BEP nilai Produksi
= =
biaya tetap 1-Biaya variabel/Penerimaan Rp 7.151.667 1-Rp 28.043.563/Rp 158.878.128
= Rp 4.735.940
64
Lampiran 11. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 1 (Lahan Milik Sendiri) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Sewa Lahan Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727 36,721,753
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000 333,333 7,611,667
500,000 1,161,667 0 6,800,000 8,461,667
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 13,093,333 171,971,461
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
45,000 280,000 80,000
125,000
6,625,000
500,000 1,205,000
125,000
6,625,000
3,405,000
500,000 925,000
6,625,000
405,000
425,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
67,650,000 6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 79,228,333
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
300,000 45,000 80,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
32,029,796 126,848,332 120,238,610 0.862 103,653,974
38,529,796 120,348,332 113,738,610 0.743 84,526,315
33,109,796 125,768,332 119,158,610 0.641 76,339,878
32,029,796 126,848,332 120,238,610 0.552 66,406,714
38,529,796 120,348,332 113,738,610 0.476 54,152,432
35,309,796 123,568,332 116,958,610 0.410 48,004,755
32,829,796 126,048,332 119,438,610 0.354 42,260,907
38,529,796 120,348,332 113,738,610 0.305 34,693,171
32,309,796 126,568,332 119,958,610 0.263 31,543,474
32,329,796 139,641,665 133,031,942 0.227 30,156,160
1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
14,038,697 30,112,031 6,609,723
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
79,528,333 (79,528,333) (86,138,056) 1.000 (86,138,056) 485,599,725 571737781.1 (86,138,056) 105% 6.637458615
65
Lampiran 12. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m+ dengan Skenario 1 (Lahan Milik Sendiri) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Sewa Lahan Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727 36,721,753
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000 333,333 7,611,667
500,000 1,161,667 0 6,800,000 8,461,667
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 13,093,333 159,769,151
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
45,000 280,000 80,000
125,000
6,625,000
500,000 1,205,000
125,000
6,625,000
3,405,000
500,000 925,000
6,625,000
405,000
425,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
67,650,000 6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 79,228,333
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
300,000 45,000 80,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
29,896,012 116,779,806 110,170,084 0.862 94,974,210
36,396,012 110,279,806 103,670,084 0.743 77,043,760
30,976,012 115,699,806 109,090,084 0.641 69,889,399
29,896,012 116,779,806 110,170,084 0.552 60,845,956
36,396,012 110,279,806 103,670,084 0.476 49,358,676
33,176,012 113,499,806 106,890,084 0.410 43,872,207
30,696,012 115,979,806 109,370,084 0.354 38,698,365
36,396,012 110,279,806 103,670,084 0.305 31,622,015
30,176,012 116,499,806 109,890,084 0.263 28,895,925
30,196,012 129,573,139 122,963,416 0.227 27,873,790
1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
14,038,697 30,112,031 6,609,723
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
79,528,333 (79,528,333) (86,138,056) 1.000 (86,138,056) 436,936,248 523074303.4 (86,138,056) 95% 6.072511134
66
Lampiran 13. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 2 (Lahan Sewa) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Sewa lahan Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Net Incremental Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727 36,721,753
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 13,093,333 171,971,461
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000
80,000
80,000 5,500,000
45,000 280,000 80,000
333,333 7,611,667
6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 11,578,333
6,800,000 500,000 0 0 1,161,667 0 8,461,667
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000
1,000,000
300,000 45,000 80,000 1,000,000
125,000
5,625,000
500,000 1,205,000
1,125,000
5,625,000
3,405,000
500,000 925,000
5,625,000
405,000
1,425,000
6,800,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
300,000 7,100,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
38,829,796 120,048,332 113,438,610 0.862 97,791,905
44,329,796 114,548,332 107,938,610 0.743 80,215,970
39,909,796 118,968,332 112,358,610 0.641 71,983,406
39,829,796 119,048,332 112,438,610 0.552 62,098,843
44,329,796 114,548,332 107,938,610 0.476 51,390,977
42,109,796 116,768,332 110,158,610 0.410 45,213,748
39,629,796 119,248,332 112,638,610 0.354 39,854,866
44,329,796 114,548,332 107,938,610 0.305 32,924,024
39,109,796 119,768,332 113,158,610 0.263 29,755,394
40,129,796 131,841,665 125,231,942 0.227 28,388,028
1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
14,038,697 30,112,031 6,609,722.55
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
18,678,333 (18,678,333) (25,288,056) 1.000 (25,288,056) 514,329,105 539617160.9 (25,288,056) 370% 21.33881586
67
Lampiran 14. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2dengan Skenario 2 (Lahan Sewa) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Sewa lahan Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Net Incremental Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727 36,721,753
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 13,093,333 159,769,151
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000
80,000
80,000 5,500,000
45,000 280,000 80,000
333,333 7,611,667
6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 11,578,333
6,800,000 500,000 0 0 1,161,667 0 8,461,667
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000
1,000,000
300,000 45,000 80,000 1,000,000
125,000
5,625,000
500,000 1,205,000
1,125,000
5,625,000
3,405,000
500,000 925,000
5,625,000
405,000
1,425,000
6,800,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
300,000 7,100,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
36,696,012 109,979,806 103,370,084 0.862 89,112,141
42,196,012 104,479,806 97,870,084 0.743 72,733,415
37,776,012 108,899,806 102,290,084 0.641 65,532,927
37,696,012 108,979,806 102,370,084 0.552 56,538,086
42,196,012 104,479,806 97,870,084 0.476 46,597,221
39,976,012 106,699,806 100,090,084 0.410 41,081,200
37,496,012 109,179,806 102,570,084 0.354 36,292,324
42,196,012 104,479,806 97,870,084 0.305 29,852,867
36,976,012 109,699,806 103,090,084 0.263 27,107,845
37,996,012 121,773,139 115,163,416 0.227 26,105,658
1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
14,038,697 30,112,031 6,609,722.55
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
18,678,333 (18,678,333) (25,288,056) 1.000 (25,288,056) 465,665,628 490953683.2 (25,288,056) 335% 19.41444973
68
Lampiran 15. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 3 (Lahan Sewa & Pinjaman Bank) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Pinjaman bank Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Sewa lahan Pinjaman bank Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727
36,721,753
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000 333,333 7,611,667
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 5,000,000 0 5,000,000
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
13,093,333 171,971,461
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000
45,000 280,000 80,000
6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 600,000 333,333 11,845,000
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
5,500,000
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000
1,000,000
300,000 45,000 80,000 1,000,000
45,000
5,545,000
500,000 1,205,000
1,125,000
5,625,000
3,405,000
500,000 925,000
5,625,000
405,000
1,425,000
6,800,000 580,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 572,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 564,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 556,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 548,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 540,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 532,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 524,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 516,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 508,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000
300,000 11,280,000
300,000 11,272,000
300,000 11,264,000
300,000 11,256,000
300,000 11,248,000
300,000 11,240,000
300,000 11,232,000
300,000 11,224,000
300,000 11,216,000
300,000 11,208,000
14,038,697
-
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
6,770,145 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 28,004,796
30,112,031 6,609,722.55
18,645,000 (13,645,000) (20,254,723) 1.000 (20,254,723) 516,815,905 537070627.1 (20,254,723) 464% 26.51582246
39,329,796 119,548,332 112,938,610 0.862 97,360,870
44,821,796 114,056,332 107,446,610 0.743 79,850,334
40,473,796 118,404,332 111,794,610 0.641 71,622,075
40,385,796 118,492,332 111,882,610 0.552 61,791,769
44,877,796 114,000,332 107,390,610 0.476 51,130,067
42,649,796 116,228,332 109,618,610 0.410 44,992,109
40,161,796 118,716,332 112,106,610 0.354 39,666,629
44,853,796 114,024,332 107,414,610 0.305 32,764,190
39,625,796 119,252,332 112,642,610 0.263 29,619,710
40,637,796 131,333,665 124,723,942 0.227 28,272,873
6,800,000 0 500,000 0 0 1,161,667 6,800,000 8,461,667 1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
69
Lampiran 16. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 3 (Lahan Sewa & Pinjaman Bank) di Desa Lamaran Tarung Tahun 2010 No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Pinjaman bank Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Sewa lahan Pinjaman bank Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727
36,721,753
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000 333,333 7,611,667
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 5,000,000 0 5,000,000
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
13,093,333 159,769,151
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000
45,000 280,000 80,000
6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 600,000 333,333 11,845,000
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
5,500,000
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000
1,000,000
300,000 45,000 80,000 1,000,000
45,000
5,545,000
500,000 1,205,000
1,125,000
5,625,000
3,405,000
500,000 925,000
5,625,000
405,000
1,425,000
6,800,000 580,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 572,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 564,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 556,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 548,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 540,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 532,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 524,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 516,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 508,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000
300,000 11,280,000
300,000 11,272,000
300,000 11,264,000
300,000 11,256,000
300,000 11,248,000
300,000 11,240,000
300,000 11,232,000
300,000 11,224,000
300,000 11,216,000
300,000 11,208,000
14,038,697
-
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
4,636,361 7,247,209 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 25,871,012
30,112,031 6,609,722.55
18,645,000 (13,645,000) (20,254,723) 1.000 (20,254,723) 468,152,427 488407149.4 (20,254,723) 421% 24.11324807
37,196,012 109,479,806 102,870,084 0.862 88,681,106
42,688,012 103,987,806 97,378,084 0.743 72,367,779
38,340,012 108,335,806 101,726,084 0.641 65,171,596
38,252,012 108,423,806 101,814,084 0.552 56,231,012
42,744,012 103,931,806 97,322,084 0.476 46,336,311
40,516,012 106,159,806 99,550,084 0.410 40,859,561
38,028,012 108,647,806 102,038,084 0.354 36,104,087
42,720,012 103,955,806 97,346,084 0.305 29,693,034
37,492,012 109,183,806 102,574,084 0.263 26,972,161
38,504,012 121,265,139 114,655,416 0.227 25,990,503
6,800,000 0 500,000 0 0 1,161,667 6,800,000 8,461,667 1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
70
Lampiran 17. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 1 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Sewa Lahan Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727 36,721,753
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000 333,333 7,611,667
500,000 1,161,667 0 6,800,000 8,461,667
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 13,093,333 171,971,461
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
45,000 280,000 80,000
125,000
6,625,000
500,000 1,205,000
125,000
6,625,000
3,405,000
500,000 925,000
6,625,000
405,000
425,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
67,650,000 6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 79,228,333
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
300,000 45,000 80,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
34,059,014 124,819,114 118,209,391 0.862 101,904,648
40,559,014 118,319,114 111,709,391 0.743 83,018,275
35,139,014 123,739,114 117,129,391 0.641 75,039,843
34,059,014 124,819,114 118,209,391 0.552 65,285,995
40,559,014 118,319,114 111,709,391 0.476 53,186,295
37,339,014 121,539,114 114,929,391 0.410 47,171,878
34,859,014 124,019,114 117,409,391 0.354 41,542,910
40,559,014 118,319,114 111,709,391 0.305 34,074,208
34,339,014 124,539,114 117,929,391 0.263 31,009,885
34,359,014 137,612,447 131,002,724 0.227 29,696,170
1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
14,038,697 30,112,031 6,609,723
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
79,528,333 (79,528,333) (86,138,056) 1.000 (86,138,056) 475,792,051 561930106.8 (86,138,056) 103% 6.52359867
71
Lampiran 18. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 1 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Sewa Lahan Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727 36,721,753
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000 333,333 7,611,667
500,000 1,161,667 0 6,800,000 8,461,667
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 13,093,333 159,769,151
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
45,000 280,000 80,000
125,000
6,625,000
500,000 1,205,000
125,000
6,625,000
3,405,000
500,000 925,000
6,625,000
405,000
425,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
67,650,000 6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 79,228,333
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000 1,000,000
300,000 45,000 80,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
300,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
3,900,000
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
31,925,231 114,750,588 108,140,865 0.862 93,224,884
38,425,231 108,250,588 101,640,865 0.743 75,535,720
33,005,231 113,670,588 107,060,865 0.641 68,589,365
31,925,231 114,750,588 108,140,865 0.552 59,725,237
38,425,231 108,250,588 101,640,865 0.476 48,392,539
35,205,231 111,470,588 104,860,865 0.410 43,039,330
32,725,231 113,950,588 107,340,865 0.354 37,980,368
38,425,231 108,250,588 101,640,865 0.305 31,003,051
32,205,231 114,470,588 107,860,865 0.263 28,362,336
32,225,231 127,543,920 120,934,198 0.227 27,413,800
1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
14,038,697 30,112,031 6,609,723
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
79,528,333 (79,528,333) (86,138,056) 1.000 (86,138,056) 427,128,573 513266629.1 (86,138,056) 92% 5.958651189
72
Lampiran 19. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 2 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Sewa lahan Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Net Incremental Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727 36,721,753
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 0 158,878,128
7,459,067 38,289,878 113,129,184 13,093,333 171,971,461
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000
80,000
80,000 5,500,000
45,000 280,000 80,000
333,333 7,611,667
6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 11,578,333
6,800,000 500,000 0 0 1,161,667 0 8,461,667
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000
1,000,000
300,000 45,000 80,000 1,000,000
125,000
5,625,000
500,000 1,205,000
1,125,000
5,625,000
3,405,000
500,000 925,000
5,625,000
405,000
1,425,000
6,800,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
300,000 7,100,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
40,859,014 118,019,114 111,409,391 0.862 96,042,579
46,359,014 112,519,114 105,909,391 0.743 78,707,931
41,939,014 116,939,114 110,329,391 0.641 70,683,371
41,859,014 117,019,114 110,409,391 0.552 60,978,124
46,359,014 112,519,114 105,909,391 0.476 50,424,840
44,139,014 114,739,114 108,129,391 0.410 44,380,871
41,659,014 117,219,114 110,609,391 0.354 39,136,869
46,359,014 112,519,114 105,909,391 0.305 32,305,060
41,139,014 117,739,114 111,129,391 0.263 29,221,805
42,159,014 129,812,447 123,202,724 0.227 27,928,037
1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
14,038,697 30,112,031 6,609,722.55
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
18,678,333 (18,678,333) (25,288,056) 1.000 (25,288,056) 504,521,431 529809486.6 (25,288,056) 363% 20.95097765
73
Lampiran 20. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 2 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Sewa lahan Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Net Incremental Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727 36,721,753
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 0 0
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 0 146,675,819
6,886,189 35,349,102 104,440,528 13,093,333 159,769,151
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000
80,000
80,000 5,500,000
45,000 280,000 80,000
333,333 7,611,667
6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 333,333 333,333 11,578,333
6,800,000 500,000 0 0 1,161,667 0 8,461,667
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000
1,000,000
300,000 45,000 80,000 1,000,000
125,000
5,625,000
500,000 1,205,000
1,125,000
5,625,000
3,405,000
500,000 925,000
5,625,000
405,000
1,425,000
6,800,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
300,000 7,100,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
300,000 10,700,000
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
38,725,231 107,950,588 101,340,865 0.862 87,362,815
44,225,231 102,450,588 95,840,865 0.743 71,225,375
39,805,231 106,870,588 100,260,865 0.641 64,232,893
39,725,231 106,950,588 100,340,865 0.552 55,417,367
44,225,231 102,450,588 95,840,865 0.476 45,631,083
42,005,231 104,670,588 98,060,865 0.410 40,248,323
39,525,231 107,150,588 100,540,865 0.354 35,574,327
44,225,231 102,450,588 95,840,865 0.305 29,233,904
39,005,231 107,670,588 101,060,865 0.263 26,574,256
40,025,231 119,743,920 113,134,198 0.227 25,645,668
1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
14,038,697 30,112,031 6,609,722.55
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
18,678,333 (18,678,333) (25,288,056) 1.000 (25,288,056) 455,857,953 481146008.9 (25,288,056) 328% 19.02661152
74
Lampiran 21. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 7 ekor/m2 dengan Skenario 3 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Pinjaman bank Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Sewa lahan Pinjaman bank Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727
36,721,753
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000 333,333 7,611,667
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 5,000,000 0 5,000,000
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
7,459,067 38,289,878 113,129,184
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
0 158,878,128
13,093,333 171,971,461
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000
45,000 280,000 80,000
6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 600,000 333,333 11,845,000
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
5,500,000
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000
1,000,000
300,000 45,000 80,000 1,000,000
45,000
5,545,000
500,000 1,205,000
1,125,000
5,625,000
3,405,000
500,000 925,000
5,625,000
405,000
1,425,000
6,800,000 580,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 572,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 564,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 556,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 548,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 540,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 532,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 524,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 516,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 508,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000
300,000 11,280,000
300,000 11,272,000
300,000 11,264,000
300,000 11,256,000
300,000 11,248,000
300,000 11,240,000
300,000 11,232,000
300,000 11,224,000
300,000 11,216,000
300,000 11,208,000
14,038,697
-
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
6,770,145 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 30,034,014
30,112,031 6,609,722.55
18,645,000 (13,645,000) (20,254,723) 1.000 (20,254,723) 507,008,230 527262952.8 (20,254,723) 455% 26.03160579
41,359,014 117,519,114 110,909,391 0.862 95,611,544
46,851,014 112,027,114 105,417,391 0.743 78,342,294
42,503,014 116,375,114 109,765,391 0.641 70,322,040
42,415,014 116,463,114 109,853,391 0.552 60,671,050
46,907,014 111,971,114 105,361,391 0.476 50,163,930
44,679,014 114,199,114 107,589,391 0.410 44,159,232
42,191,014 116,687,114 110,077,391 0.354 38,948,632
46,883,014 111,995,114 105,385,391 0.305 32,145,227
41,655,014 117,223,114 110,613,391 0.263 29,086,121
42,667,014 129,304,447 122,694,724 0.227 27,812,882
6,800,000 0 500,000 0 0 1,161,667 6,800,000 8,461,667 1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
75
Lampiran 22. Cash Flow pada Usaha Pembesaran Udang Windu pada Kondisi Optimal 5 ekor/m2 dengan Skenario 3 dengan asumsi terjadi kenaikan pakan sebesar 28% No A
B
Uraian Inflow Size 70 Size 50 Size 40 Pinjaman bank Nilai Sisa Total Inflow Outflow Investasi Lahan Tambak Pembuatan Tambak Rumah Jaga Gentong Baskom Hapa Cangkul Pompa Pipa dan Selang Pompa Jaring Total investasi Biaya tetap Sewa lahan Pinjaman bank Perbaikan Tambak Pemeliharaan Tambak Pemeliharaan Rumah Jaga Pemeliharaan Pompa dan Alat Penyusutan PBB Total Biaya Tetap Biaya Variabel Benur Pelet Udang BBM Genset Tenaga Kerja Persiapan Tenaga Kerja Pemeliharaan Tenaga Kerja Panen Saponin Pembelian Bibit Chlorella Pupuk TSP Pupuk ZA Pupuk Urea Total Biaya Variabel Total Outflow Net benefit Incremental Net Benefit DF 16% PV NPV PV Positif PV Negatif IRR Net B/C
Tahun
Tanpa Proyek 1,724,026 8,850,000 26,147,727
36,721,753
6,766,667 200,000 45,000 186,667 80,000 333,333 7,611,667
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
0 0 0 5,000,000 0 5,000,000
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
6,886,189 35,349,102 104,440,528
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
0 146,675,819
13,093,333 159,769,151
45,000
45,000
45,000
45,000
300,000 45,000
45,000
80,000
80,000 5,500,000
45,000 280,000 80,000
6,766,667 1,800,000 200,000 45,000 186,667 80,000 1,833,333 600,000 333,333 11,845,000
3,000,000 300,000 45,000 280,000 80,000
5,500,000
45,000 280,000 80,000
80,000
80,000 5,500,000
1,000,000
300,000 45,000 80,000 1,000,000
45,000
5,545,000
500,000 1,205,000
1,125,000
5,625,000
3,405,000
500,000 925,000
5,625,000
405,000
1,425,000
6,800,000 580,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 572,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 564,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 556,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 548,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 540,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 532,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 524,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 516,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000 508,000 1,000,000 500,000 600,000 1,500,000
6,800,000
300,000 11,280,000
300,000 11,272,000
300,000 11,264,000
300,000 11,256,000
300,000 11,248,000
300,000 11,240,000
300,000 11,232,000
300,000 11,224,000
300,000 11,216,000
300,000 11,208,000
14,038,697
-
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
4,636,361 9,276,427 5,721,044 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591 1,186,883 1,112,702 417,263 463,626 27,900,231
30,112,031 6,609,722.55
18,645,000 (13,645,000) (20,254,723) 1.000 (20,254,723) 458,344,753 478599475.1 (20,254,723) 412% 23.6290314
39,225,231 107,450,588 100,840,865 0.862 86,931,780
44,717,231 101,958,588 95,348,865 0.743 70,859,739
40,369,231 106,306,588 99,696,865 0.641 63,871,562
40,281,231 106,394,588 99,784,865 0.552 55,110,293
44,773,231 101,902,588 95,292,865 0.476 45,370,173
42,545,231 104,130,588 97,520,865 0.410 40,026,684
40,057,231 106,618,588 100,008,865 0.354 35,386,090
44,749,231 101,926,588 95,316,865 0.305 29,074,070
39,521,231 107,154,588 100,544,865 0.263 26,438,572
40,533,231 119,235,920 112,626,198 0.227 25,530,512
6,800,000 0 500,000 0 0 1,161,667 6,800,000 8,461,667 1,771,591 6,921,818 259,364 372,727 2,636,364 1,505,243 571,591
76