ω
ISSN: 2502-2318 (Online) ISSN: 2443-2911 (Print)
omega
Alamat URL http://omega.uhamka.ac.id/
Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 16 - 20 (2016)
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Melalui Pendekatan Saintifik Berbasis Multimedia Intan Irawati Madrasah Aliyah Negeri 15 Jakarta Jl. Inayah Kelapa Dua Wetan, Jakarta 13730
Abstrak Tujuan penelitian adalah meningkatkan hasil belajar fisika siswa melalui pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik berbasis multimedia. Penelitian dilakukan di MAN 15 Jakarta pada bulan November 2015. Subyek penelitian adalah 36 siswa kelas X MIPA 2. Metode penelitian yang digunakan yaitu Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dalam dua siklus dengan dua pertemuan tiap siklusnya. Tiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi siswa dalam kelompok, lembar observasi siswa dalam KBM, lembar pengamatan aktivitas guru selama KBM, dan instrumen tes hasil belajar fisika pokok bahasan Gerak Melingkar dan Hukum Newton. Hasil penelitian memberikan perubahan skor tes hasil belajar siswa yang semula setelah siklus pertama terdapat 21 siswa di bawah nilai KKM (75) tetapi setelah siklus kedua hanya 2 orang. Dengan kata lain terjadi peningkatan nilai ketuntasan dari 42% siswa menjadi 94%. Rata-rata tes 70,97 meningkat menjadi 81,25 setelah siklus kedua. Walaupun siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang paling sulit dibandingkan matematika, biologi dan kimia namun mereka merasa antusias dan bersemangat dalam belajar fisika. Mereka menyatakan bahwa belajar fisika seru dan menarik. c 2016 Penulis. Diterbitkan oleh Pendidikan Fisika UHAMKA
Kata kunci: fisika, hasil belajar, multimedia, pendekatan saintifik ∗ Penulis koresponden. Alamat email:
[email protected]
Pendahuluan
juga keterampilan dan sikap. Penilaian hasil belajar Pembelajaran yang mencerahkan merupakan oleh pendidik ini dilakukan secara berkesinambungkeniscayaan yang perlu diupayakan oleh setiap an. Tujuan penilaian sendiri terutama untuk meguru. Belajar di kelas seharusnya tidak hanya mantau proses dan kemajuan belajar peserta didik menjadi rutinitas membosankan bagi siswa tapi serta untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran menjadi proses memperoleh pengalaman berkesan, [2]. keterampilan berpikir tingkat tinggi, pembentukan Saat ini, teknologi komputer tidak hanya digukarakter dan penanaman nilai. Siswa yang memiliki nakan sebagai sarana komputasi dan pengolahan kemampuan berpikir yang baik disinyalir akan baik kata, tetapi juga sebagai sarana untuk belajar mulpula kemampuannya dalam menyusun strategi dan timedia yang memungkinkan guru dan siswa memtaktik agar dapat meraih kesuksesan dalam persa- buat desain dan rekayasa suatu konsep dan ilmu ingan global di abad 21. pengetahuan. Banyak media pembelajaran yang Hasil belajar siswa [1] merupakan keberhasilan termasuk teknologi multimedia seperti kamera diyang dicapai oleh siswa, yakni prestasi belajar siswa gital, kamera video, player suara, player video, dan di sekolah yang mewujudkan dalam bentuk angka. sebagainya [3]. Multimedia bisa diartikan komDalam Kurikulum 2013, penilaian hasil belajar puter yang dilengkapi dengan CD player, sound tidak hanya berupa penilaian pengetahuan tetapi card, serta speaker dengan kemampuan memproses
Intan Irawati / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 16 - 20 (2016)
gambar bergerak, audio, dan grafis dalam resolusi tinggi. Dari hasil penelitian Chambers, Madden, Slavin, Cheung dan Gifford tahun 2006, pendekatan embedded multimedia yang berisi penggalan singkat isi video dalam pembelajaran sangat meningkatkan kompetensi siswa [4]. Salah satu upaya yang bisa dilakukan guru adalah dengan mendesain sebuah lingkungan yang mendorong siswa belajar. Siswa juga perlu diberi stimulus untuk berpikir tidak hanya menghafal informasi. Siswa perlu dibantu untuk berpikir logis, sistematis, analitis dan kritis untuk memecahkan berbagai masalah. Pembelajaran fisika di MAN 15 Jakarta, khususnya di kelas X MIPA 2 selama ini dinilai kurang efektif. Pemandangan beberapa siswa mengobrol atau tertidur menunjukkan bahwa mereka kurang bersemangat dalam belajar. Situasi ini mendorong guru untuk melakukan evaluasi dan tindakan untuk meningkatkan efektifitas dan kualitas pembelajaran. Salah satu yang bisa dilakukan guru di kelas adalah melalui perbaikan model pembelajaran. Model pembelajaran pada dasarnya merupakan bentuk pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru. Model pembelajaran selalu dikaitkan dengan langkah-langkah pembelajaran. Proses pembelajaran yang diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, akan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik [5]. Proses pembelajaran yang disarankan kurikulum 2013 terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan [6]. Pembelajaran ini dikenal dengan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, tematik dan terpadu atau scientific approach. Pengkondisian lingkungan yang mendorong siswa antusias dan ingin tahu bisa menjadi salah satu cara agar proses belajar lebih efektif. Efektifitas ini dapat dilihat dari prosentase siswa yang memperoleh skor ulangan harian yang di atas KKM. Untuk mengatasi keadaan ini maka perlu dilakukan sebuah tindakan yang dapat memperbaiki kualitas pembelajaran. Tidak hanya pencapaian skor prestasi belajar yang tinggi tetapi lebih dari itu, peningkatan motivasi, kepercayaan diri dan perubahan perilaku yang diharapkan juga dihasilkan dari pembelajaran di kelas. Pemanfaatan multimedia dalam pembelajaran saintifik diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran fisika. Penelitian yang dilakukan dengan menerapkan hal tersebut ditujukan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar fisika siswa kelas X MIPA 2. Manfaat penelitian tindakan kelas bagi guru se17
lain untuk memperbaiki pembelajaran juga membantu guru berkembang secara profesional. PTK memungkinkan guru untuk secara aktif mengembangkan pengetahuan dan keterampilannya serta memecahkan masalah yang muncul di kelasnya. Bagi siswa, PTK bermanfaat untuk meningkatkan hasil belajar dan bersikap kritis terhadap hasil belajarnya.
Metode Jenis penelitian yang dilakukan adalah operation research (action research) yaitu suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya [7]. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya. Penelitian dilakukan di MAN 15 Jl. Inayah RT 003 RW 08 No. 24, Kel. Kelapa Dua Wetan, Ciracas, Jakarta Timur. Subyek penelitian adalah kelas X MIA 2 berjumlah 36 siswa, 22 putri dan 14 putra. Pemilihan subyek penelitian didasarkan pada rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan harian pertama dan kedua. Skor rata-rata hasil belajar kelas X MIA 2 lebih kecil dari skor hasil belajar kelas X MIA 1. Untuk meningkatkan hasil belajar mereka, maka peneliti melakukan tindakan di kelas tersebut. Penelitian ini menetapkan indikator keberhasilan yang menjadi acuan keberhasilan dalam setiap siklus. Kemampuan kognitif yang diukur berupa angka KKM sebesar 75 yang dijadikan sebagai acuan. Skor hasil yang diperoleh siswa dengan skor perolehan 80-100: sangat berhasil, 60-79: berhasil, 40-59: cukup berhasil, 20-39: kurang berhasil, 0-19: tidak berhasil. Prosedur penelitian (siklus tindakan) berisi tindakan tiap siklusnya, yang dalam setiap siklus berupa: kegiatan perencanaan, kegiatan pengamatan serta kegiatan refleksi, refleksi pada siklus pertama bisa dijadikan acuan untuk perencanaan tindakan pada siklus kedua dan seterusnya. Penelitian dilakukan dalam dua siklus, dengan tiap siklus 2 kali tatap muka (2 × 45 menit). Instrumen yang digunakan selama penelitian adalah lembar observasi siswa dalam kelompok, lembar pengamatan aktivitas guru dan lembar observasi siswa mengikuti pembelajaran serta ulangan harian hukum Newton. Teknik analisis data adalah deskriptif yang menganalisis data secara kualitatif dan statistik deskriptif.
Hasil dan Pembahasan Pada bagian ini akan dipaparkan hasil pengamatan dan observasi dari guru dan observer. Akan
Intan Irawati / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 16 - 20 (2016)
diungkapkan pula analisis data dan refleksi dari kegiatan dalam setiap siklus.
hat pada Tabel 1. Aktivitas kelompok 5 terbaik kinerjanya sesuai dengan skala yang diberikan observer (4,5). Adapun kelompok 4 belum memperlihatkan Siklus 1 kinerja yang maksimal. Kelompoknya diberi skala Menurut observer, selama pembelajaran siswa rata-rata terkecil (3,4) dibanding kelompok lainnya. aktif mengikuti penjelasan guru dan berdiskusi Sikap kritis terhadap materi pelajaran dan masalah walaupun ada beberapa siswa yang tidak memper- yang diungkapkan guru hanya diperlihatkan kelomhatikan pelajaran. Beberapa kelompok juga me- pok 3, 5 dan 6. Sedangkan percaya diri dan menganunjukkan keberanian dalam bertanya dan menge- jukan argumentasi ilmiah hanya ditunjukkan oleh mukakan pendapat. Hasil pengamatan observer kelompok 5. siswa selama pembelajaran berlangsung dapat diliTabel 1 Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran pada siklus 1 No
Kegiatan yang diamati
1 Memperhatikan penjelasan guru 2 Aktif mencatat pelajaran 3 Berani bertanya pada guru 4 Bersikap kritis terhadap materi pelajaran 5 Percaya diri menjawab pertanyaan guru/teman 6 Mampu menganalisis masalah 7 Mampu berargumentasi secara ilmiah Jumlah skor total Skor akhir
Pengamatan aktivitas siswa dalam kelompok dapat dilihat pada Tabel 2. Secara umum, siswa aktif dalam kelompok. Mereka mampu berbagi pengetahuan, bekerja sama serta berani mengemukakan pendapat. Performa kelompok yang terbaik pada siklus ini ditunjukkan oleh kelompok 5 dan 6. Sedangkan kelompok 2, 4 dan 7 masih
1 5 4 3 4 4 4 4 28 4,0
2 5 4 3 3 4 4 4 27 3,9
3 5 4 4 5 4 4 4 30 4,3
Siklus 1 4 5 5 5 4 4 3 4 3 5 3 5 3 4 3 5 24 32 3,4 4,6
6 5 4 4 5 4 4 4 30 4,3
7 4 4 4 4 3 4 3 26 3,7
kurang kompak dan mengalami beberapa kesulitan seperti belum mampu berargumen dan bekerja sama dalam kelompok. Walaupun semua kelompok mampu menyimpulkan video yang ditayangkan guru namun tidak semua anggota kelompok berpartisipasi aktif dan lebih cenderung menerima pendapat kelompok lain.
Tabel 2 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kelompok pada siklus 1 No
Kegiatan yang diamati
1 Aktif berdiskusi dengan kelompok 2 Berbagi pengetahuan dengan kelompok 3 Toleransi terhadap siswa lain 4 Menghargai pendapat kelompok lain 5 Bekerja sama 6 Terbuka dengan pendapat kelompok lain 7 Berpendapat dengan landasan argumen 8 Berani mengemukakan pendapat Jumlah skor total Skor akhir
Observer juga mengamati kegiatan guru selama pembelajaran. Menurut pengamat, langkah apersepsi, menjelaskan metode serta pengelolaan langkah mencoba perlu diperbaiki. Adapun secara lengkap hasil pengamatan observer dapat dilihat pada Tabel 3. Adapun rata-rata skala yang diberikan pengamatan terhadap kegiatan guru adalah 4,7.
1 4 4 4 4 5 4 4 5 34 4,3
2 3 3 4 4 4 4 3 4 29 3,6
3 4 4 4 4 4 4 5 5 34 4,3
Siklus 1 4 5 3 4 3 4 4 4 4 5 3 4 4 5 4 5 4 5 29 36 3,6 4,5
6 4 5 4 5 5 5 4 4 36 4,5
7 3 3 4 4 3 4 4 4 29 3,6
bawa perubahan pada siklus 2. Selama pembelajaran, siswa mulai aktif berpendapat walaupun di awal diskusi masih takut mengemukakan pendapat. Siswa juga dapat saling menghargai dalam mengkomunikasikan hasil diskusi dan pengambilan kesimpulan dilakukan dengan baik. Observer memberikan skala 5 untuk kelompok 1, 3 , 5 dan 6. Walupun kelompok 4 masih merupakan kelompok dengan skala terkecil yaitu 4,6 namun telah terjadi Siklus 2 perbaikan dalam berbagai aspek dibanding pada Tindakan yang dilakukan guru selama siklus siklus 1. 1 mendapat respon positif dari siswa dan mem18
Intan Irawati / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 16 - 20 (2016)
Tabel 3 Hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 1 No Kegiatan guru 1 Apersepsi 2 Menginformasikan tujuan pembelajaran 3 Penjelasan metode 4 Penjelasan materi 5 Pengelolaan kegiatan pengamatan 6 Pengelolaan kegiatan menanya 7 Pengelolaan kegiatan mencoba 8 Pengelolaan kegiatan mengasosiasi 9 Pengelolaan kegiatan mengkomunikasikan 10 Menyimpulkan materi pelajaran 11 Menutup pembelajaran Jumlah
1
2
3
4 √
5 √
√ √ √ √ √ √ √ √ √ 12
40
Siswa selama pembelajaran memperhatikan Pengamatan observer terhadap aktivitas guru penjelasan guru, mengikuti setiap langkah pembe- selama KBM ditunjukkan pada Tabel 6. Observer lajaran dengan semangat dan antusias serta tidak memberikan skala 5 untuk setiap aktivitas yang dimalu bertanya dan berpendapat. lakukan guru. Tabel 4 Hasil pengamatan terhadap aktivitas siswa dalam kelompok pada siklus 2 No
Kegiatan yang diamati
1 Aktif berdiskusi dengan kelompok 2 Berbagi pengetahuan dengan kelompok 3 Toleransi terhadap siswa lain 4 Menghargai pendapat kelompok lain 5 Bekerja sama 6 Terbuka dengan pendapat kelompok lain 7 Berpendapat dengan landasan argumen 8 Berani mengemukakan pendapat Jumlah skor total Skor akhir
1 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,0
2 5 5 5 5 4 5 5 5 39 4,9
3 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,0
Siklus 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 37 40 4,6 5,0
6 5 5 5 5 5 5 5 5 40 5,0
7 4 5 5 5 4 5 4 5 38 4,8
Tabel 5 Hasil pengamatan siswa selama pembelajaran pada siklus 2 No
Kegiatan yang diamati
1 Memperhatikan penjelasan guru 2 Aktif mencatat pelajaran 3 Berani bertanya pada guru 4 Bersikap kritis terhadap materi pelajaran 5 Percaya diri menjawab pertanyaan guru/teman 6 Mampu menganalisis masalah 7 Mampu berargumentasi secara ilmiah Jumlah skor total Skor akhir
1 5 4 5 5 5 5 5 34 4,9
2 5 4 5 5 4 5 5 33 4,7
3 5 5 5 5 5 4 5 34 4,9
Siklus 2 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 32 34 4,6 4,9
Tabel 6 Hasil pengamatan guru selama pembelajaran siklus 2 No Kegiatan guru 1 Apersepsi 2 Menginformasikan tujuan pembelajaran 3 Penjelasan metode 4 Penjelasan materi 5 Pengelolaan kegiatan pengamatan 6 Pengelolaan kegiatan menanya 7 Pengelolaan kegiatan mencoba 8 Pengelolaan kegiatan mengasosiasi 9 Pengelolaan kegiatan mengkomunikasikan 10 Menyimpulkan materi pelajaran 11 Menutup pembelajaran Jumlah
19
1
2
3
4
5 √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
12
40
6 5 4 5 5 5 5 5 34 4,9
7 5 4 4 5 5 4 5 32 4,6
Intan Irawati / Omega: Jurnal Fisika dan Pendidikan Fisika 2 (1), 16 - 20 (2016)
Hasil penelitian memberikan perubahan skor tes hasil belajar siswa yang semula setelah siklus 1 terdapat 21 siswa di bawah nilai KKM (75) tetapi setelah siklus 2 hanya 2 orang. Dengan kata lain terjadi peningkatan nilai ketuntasan dari 42% siswa menjadi 94%. Rata-rata tes 70,97 meningkat menjadi 81,25 setelah siklus 2. Adapun secara lebih detail gambaran skor UH siswa ditunjukkan pada Tabel 7.
Referensi
Tabel 7 Skor UH siswa pada siklus 1 dan 2 No
Kegiatan yang diamati
1 2 3 4 5 Jumlah
49 59 69 79 89
-
58 68 78 88 98
meningkatkan mutu dan efektifitas pembelajaran. Terdapat peningkatan hasil belajar pada kelas yang menerapkan pendekatan saintifik berbasis multimedia setelah penelitian dari sebelum tindakan. Terdapat perubahan positif pada beberapa karakter siswa seperti motivasi, semangat dan kepercayaan diri setelah tindakan siklus 2.
Frekuensi Siklus 1 Siklus 2 3 8 19 4 6 26 6 36 36
Perubahan skor UH ini menunjukkan siswa belajar lebih efektif dan lebih memahami pokok bahasan fisika dengan sebelum tindakan. Pembelajaran fisika jadi lebih menyenangkan dan menimbulkan keingintahuan serta memotivasi mereka untuk berkompetisi dengan baik. Walaupun siswa menganggap fisika merupakan pelajaran yang paling sulit dibandingkan matematika, biologi dan kimia namun mereka merasa antusias dan bersemangat dalam belajar fisika. Mereka menyatakan bahwa belajar fisika seru dan menarik.
Kesimpulan Penerapan pendekatan saintifik berbasis multimedia pada pembelajaran fisika dapat
20
[1] W. Winkel, Psikologi Pengajaran, (PT Gramedia, Jakarta, 1989), pp. 82. [2] Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2013 Tentang Standar Penilaian Pendidikan, pp. 6. [3] S.R. Putera, Desain Belajar Mengajar Kreatif Berbasis Sains, (Diva Press, Yogjakarta, 2013), pp. 40. [4] R.E. Slavin, Psikologi Pendidikan Teori dan Praktik, Edisi Kesembilan Jilid 2, (PT Index, Jakarta, 2011), pp. 76. [5] Salinan Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 Tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, pp.1. [6] Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81a Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Umum Pembelajaran, pp. 35. [7] S. Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Rineka Cipta, Jakarta, 1993).