PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA DAN FISIKA “ PESONA FISIKA DIBALIK RAHASIA GUNUNG MERAPI”
Yogyakarta, 15 Mei 2011
Himpunan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 2011
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN FISIKA DAN FISIKA “ PESONA FISIKA DIBALIK RAHASIA GUNUNG MERAPI”
Hak Cipta Dilindungi Undang – Undang @ all right reserved 2011
Reviewer Dr. Moh. Toifur, M.Si. Drs. Widodo, M.Si. Drs. Ishafit, M.Si.
Design Cover Ngadimin Setting – Layout Irnin Agustina Dwi Astuti Widya Rahmadhani
ISBN: 978 – 602 – 97178 – 7 – 7
Penerbit HMPS Pendidikan Fisika Universitas Ahmad Dahlan Jln. Prof. Dr. Soepomo, Janturan, Yogyakarta e-mail :
[email protected] http://www.pf.uad.ac.id/
Dilarang keras menjiplak, memfotokopi atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini serta memperjualkan tanpa ijin tertulis dari penerbit.
KATA PENGANTAR Assalamualaikum W. W. Alhamdulillah, dengan rahmat Allah SWT, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika dengan tema Pesona Fisika Dibalik Rahasia Gunung Merapi dapat diselesaikan. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada Dekan FKIP UAD dan Kaprodi Pendidikan Fisika UAD beserta semua pihak yang telah membantu terbitnya Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika ini. Seminar nasional merupakan suatu wadah temu ilmiah yang diselenggarakan dengan tujuan untuk meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap permasalahan pendidikan di Indonesia, memajukan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang fisika di Indonesia, dan memberikan masukan untuk perbaikan sistem pendidikan di sekolah, khususnya dalam bidang Fisika dan menjadi sarana promosi dalam rangka meningkatkan daya tarik Fisika di tengah-tengah masyarakat. Seminar ini dibagi menjadi dua yaitu tentang kependidikan dan kefisikaan. Makalah dari prosiding ini telah dipresentasikan pada tanggal 15 Mei 2001 yang dilaksanakan di ruang 303 dan 304 untuk makalah tentang kefisikaan dan ruang Auditorium kampus III UAD untuk makalah tentang kependidikan. Seminar ini diikuti oleh para peserta dari beberapa instansi yaitu UAD, LAPAN, UNY, UST, dan Universitas Jember. Akhir kata, meskipun kami berusaha memberikan sajian yang terbaik, Prosiding Seminar nasional Pendidikan Fisika dan Fisika ini tentu tidak lepas dari kekhilafan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang. Wassalamualaikum W. W. Yogyakarta, 1 Juni 2011 Redaksi
DAFTAR ISI
Analisis Indek Bias Pada Lensa Cembung Dengan Menggunakan Larutan Gula Pada Berbagai Konsentrasi Dwi Nursanti, Yusmartin Aries, dan Wasingul Maghfiroh
Analisis Efisiensi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Yang Dimodifikasi Dengan Sistem Hydrogen Booster Brilian Prasetyo, Rizky Stiyabudi, Laifa Rahmawati, Yuni Nurfiana Wulandari, dan Asriningsih Suryandari
Analisis Struktur Materi Buku Pelajaran Mata Pelajaran Fisika SMA Kelas X Ditinjau Dari Life Skill Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Dian Artha Kusumaningtyas, Befi Krista Galuh
Evektivitas penggunaan Media Virtualab Electricity Dalam Pembelajaran FisikaMateri Hukum I Kirchoff Fajar Fitri
Inovasi Kurikulum Alternatif yang Dimuati Pendidikan Nuklir untuk Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya PLTN di Indonesia Muhammad Noviansya Aridito
Membentuk Guru Fisika Efekrif Powerfull sebagai Peningkatan Kualitas Mata Guru Fisika dan Pembelajaran Fisika di Inndonesia Rizki Agung, Zaini Muchtar Zaman
Menenrukan Besar Medan Magnet Horizontal Bumi Dengan metode Induksi magnetik Rizki Agung, Nikma Hasma Fardani, Siti Roliah dan Oki Mustava
Analisis Efisiensi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Yang Dimodifikasi Dengan Sistem Hydrogen Booster Brilian Prasetyo1), Rizky Stiyabudi2), Laifa Rahmawati 3), Yuni Nurfiana Wulandari 4) , Asriningsih Suryandari 3) Pendidikan Teknik Otomotif 1), Pendidikan Fisika 2), Pendidikan IPA3) dan Kimia 4) Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] 1)
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan Hydrogen Booster terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental komparatif dengan penggunaan Hydrogen Booster sebagai variabel bebas. Pengaruh variabel tersebut terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, terutama pada tiga jenis motor bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat langkah, serta matic dianalisis dari nilai uji jarak tempuh. Dari penelitian ini didapati kesimpulan bahwa penggunaan Hydrogen Booster dapat meningkatkan nilai efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 40% pada motor bensin dua langkah, 30% pada motor bensin empat langkah, serta 37% pada motor bensin matic. Kata kunci: Hydrogen Booster, efisiensi penggunaan bahan bakar, sepeda motor
1.
transportasi di Jakarta yang saat ini telah
Pendahuluan Jumlah kendaraan yang bertambah
mencapai Rp. 3,2 Trilyun diperkirakan
setiap tahun (6–8) %, terutama sepeda
akan
motor, serta pertumbuhan perjalanan lebih
peningkatan 28,7% harga BBM. Biaya
besar dibanding pertumbuhan kendaraan,
tersebut adalah biaya yang dibutuhkan
terutama yang menggunakan kendaraan
untuk mengakomodasi pergerakan sebesar
pribadi yang semakin murah harganya.
1,5 juta penumpang/jam.
Transportasi merupakan sektor
meningkat
Bagaimana
sejalan
sektor
dengan
transportasi
yang signifikan mempengaruhi kebutuhan
merespon perubahan harga BBM? Salah
subsidi
satu pilihan dalam melihat berbagai
BBM
nasional.
perkotaan mengalami besar
mengingat
Transportasi
dampak paling
respon
terhadap
sektor
penduduk
transportasi adalah dengan penyediaan
perkotaan sekitar 60% dari seluruh total
teknologi penggerak efisiensi yang dapat
penduduk Indoensia dan sektor dominan
mengurangi penggunaan bahan bakar
adalah sektor perdagangan dan jasa yang
(fuel efficiency) [1].
membutuhkan
jumlah
kemungkinan
mobilitas
yang
tinggi.
Hydrogen Booster adalah sebuah
Jumlah transportasi di Jakarta pada tahun
alat untuk memisahkan senyawa kimia
2007 mencapai 7,96 juta, sedangkan biaya
antara gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 1
dari
molekul
air
(H2O)
dengan
tambahan atau aditif, yaitu Tetra Ethyl
menggunakan arus listrik (elektrolisis).
Lead (TEL). Premuim mempunyai rumus
Gas hidrogen hasil dari pemisahan inilah
empiris Ethyl Benzena (C8H18).[3]
yang dapat berfungsi sebagai booster (penambah tenaga) pada mesin kendaraan. Alat media
ini
air
hanya
pada
umumnya digunakan untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti mobil, sepeda motor, dan lain lain.
yang
Bahan bakar ini juga sering disebut motor
tersedia. Selain itu juga dipergunakan
gasoline atau petrol dengan angka oktan
katalis untuk mempercepat terjadinya
adalah 88, dan mempunyai titik didih
reaksi. Di dalam tabung tersebut terdapat
300C - 200oC. Adapun rumus kimia untuk
material berbahan stainless steel sebagai
pembakaran pada bensin premium adalah
penghantar
sebagai berikut:
ke
aquades
premium
yang
dimasukkan
murni
menggunakan
Penggunaan
dalam
arus
(+)
tabung
yang
mampu
menghasilkan O2 dan yang berfungsi juga
2 C8H18 + 25 O2 → 16 CO2 + 18 H2O
sebagai penghantar arus (-) dan mampu
Pembakaran di atas diasumsikan semua
[2]
menghasilkan H2. Setelah
bensin
dihubungkan
dengan
terbakar
dengan
sempurna.
Komposisi bahan bakar bensin, yaitu [4] :
baterai dan mengalami pengaliran aliran
a. Bensin (gasoline) C8H18
listrik pada elemen yang tersedia di
b. Berat jenis bensin 0,65-0,75\
dalamnya, otomatis akan menghasilkan
c. Pada suhu 400 bensin menguap 30-
gas hidrogen akibat dari adanya proses elektrolisis.
Setelah
dipergunakan
gas
didapat,
selang
untuk
65% d. Pada suhu 1000 bensin menguap 8090%
menghubungkan antara tabung penghasil
Bensin premium mempunyai sifat
gas dengan intake manifold atau saluran
anti ketukan yang baik dan dapat dipakai
udara dan selanjutnya terjadilah proses
pada mesin kompresi tinggi pada saat
pembakaran.
semua kondisi. Sifat-sifat penting yang diperhatikan pada bahan bakar bensin
2. Tinjauan Pustaka
adalah :
1. Bahan Bakar Bensin
a. Kecepatan menguap (volatility)
Premium berasal dari bensin yang merupakan
salah
satu
fraksi
dari
penyulingan minyak bumi yang diberi zat
b. Kualitas pengetukan (kecenderungan berdetonasi) c. Kadar belerang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 2
d. Titik beku
bakar
e. Titik nyala
cenderung disebut spark ignition engine.
f. Berat jenis
dan
Pada volume
2. Pembakaran
udara
karena
siklus
konstan
otto proses
motor
atau
ini
siklus
pembakaran
terjadi pada volume konstan, sedangkan
Pembakaran didefinisikan sebagai
siklus otto tersebut ada yang berlangsung
reaksi kimia atau reaksi persenyawaan
dengan 4 (empat) langkah atau 2 (dua)
bahan bakar oksigen (O2) sebagai oksidan
langkah. Untuk mesin 4 (empat) langkah
dengan temperaturnya lebih besar dari
siklus kerja terjadi dengan 4 (empat)
titik nyala.
langkah piston atau 2 (dua) poros engkol.
Untuk
memperoleh
daya
Gambar diagram P-V dan T-S siklus otto
maksimum dari suatu operasi hendaknya
dapat dilihat pada (gambar 1) dibawah
komposisi gas pembakaran dari silinder
sebagai berikut . [5]
(komposisi gas hasil pembakaran) dibuat
:
seideal mungkin, sehingga tekanan gas hasil pembakaran bisa maksimal menekan torak dan mengurangi terjadinya detonasi. Komposisi bahan bakar dan udara dalam silinder
akan
pembakaran
menentukan
dan
akan
kualitas
berpengaruh
Gambar 1. Diagram P-V dan T-S siklus otto Proses siklus otto sebagai berikut :
terhadap performance mesin, efisiensi
Proses 1-2 : proses kompresi isentropic
bahan bakar dan emisi gas buang. [5]
(adiabatic
Selama proses pembakaran, senyawa hidrokarbon
terurai
dan
menjadi
reversible)
dimana
piston
bergerak menuju (TMA=titik mati atas) mengkompresikan udara sampai volume
senyawa-senyawa hidrogen dan karbon
clearance
yang masing-masing bereaksi dengan
temperatur udara naik.
oksigen membentuk CO2 dan H2O.
Proses 2-3 : pemasukan kalor konstan,
3. Kompresi
piston sesaat pada (TMA=titik mati atas)
Motor bensin dapat juga disebut sebagai
motor
otto.
Motor
tersebut
sehingga
tekanan
dan
bersamaan kalor suplai dari sekelilingnya serta tekanan dan temperatur meningkat
dilengkapi dengan busi dan karburator.
hingga nilai maksimum dalam siklus.
Busi menghasilkan loncatan bunga api
Proses 3-4 : proses isentropik udara panas
listrik yang membakar campuran bahan
dengan tekanan tinggi mendorong piston
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 3
turun menuju (TMB = titik mati bawah),
Fuel Consumption (FC) dapat di
energi dilepaskan disekeliling berupa
hitung
dengan
internal energi.
sebagai berikut [6] :
menggunakan
rumus
Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada (TMB = titik mati bawah) dengan mentransfer
Dimana : FC = Konsumsi bahan bakar
kalor ke sekeliling dan kembali mlangkah
(cc/menit)
pada titik awal.
V = Volume (cc)
4. Efisiensi Bahan Bakar Bensin
t = waktu (menit)
Parameter prestasi mesin dapat
Hal-hal yang mempengaruhi besarnya
dilihat dari berbagai hal diantara yang
konsumsi bahan bakar antara lain :
terdapat dalam diagram sebagai berikut :
a. Sistem bahan bakar rusak (bensin bocor,
permukaan
bensin
di
karburator terlalu tinggi, saringan udara kotor dan penyetelan kecapatan rendah tidak baik). b. Sistem
pengapian
rusak
(waktu
penyalaan tidak tepat, busi meletup secara salah, titik kontak pemutus arus rusak). Gambar 2. Diagram Alir Prestasi Mesin Fuel merupakan
Consumption parameter
yang
c. Tekanan kompresi mesin rendah.
(FC)
d. Sistem penggerak katup salah.
biasa
e. Pipa saluran gas buang tersumbat.
digunakan pada sistem motor pembakaran
f. Kopling selip
dalam untuk menggambarkan pemakaian
g. Rem menahan.
bahan
h. Penggunaan
bakar.
didefinisikan
Fuel sebagai
Consumption jumlah
yang
sepeda
motor
tidak
benar.
dihasilkan konsumsi bahan bakar per satuan waktu (cc/menit). Nilai FC yang
3. Metode Penelitian
rendah mengindikasikan pemakaian bahan
Pada penelitian ini, pengujian
bakar yang irit, oleh sebab itu, nilai FC
efisiensi (yang dilihat dari pengujian jarak
yang rendah sangat diinginkan untuk
tempuh) dilakukan pada tiga jenis motor
mencapai efisiensi bahan bakar.
bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat
langkah,
serta
matic,
dalam
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 4
keadaan tanpa serta dengan Hydrogen Booster. Pengujian jarak tempuh dengan menggunakan Odometer dan sirkuit uji.
Grafik efisiensi pada sepeda motor empat langkah 2 1.5
Efisiensi yang dimaksud dalam dunia
otomotif
pemanfaatan
input
menghasilkan
output
adalah
tingkat
yang
diproses
produk.
Pada
penelitian ini, proses pengambilan data untuk
mengetahui
tingkat
efisiensi
dilakukanlah pengujian jarak tempuh. Pada penelitian ini, pengujian efisiensi dilakukan pada tiga jenis motor
0.5
langkah,
serta
matic,
Dengan HB
0
Efisiensi pada sepeda motor dua langkah Dua langkah VB = 45mL; Rata-rata
bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat
Tanpa HB
1
4. Hasil Penelitian
0,50
0,91
0,61
0,80
0,77
0,98
0,62
0,89 (naik 40%)
dalam
keadaan tanpa serta dengan hydrogen booster. Efisiensi pada sepeda motor empat langkah Motor
1.2
Jarak
1
(km) Tanpa
Grafik efisiensi pada sepeda motor dua langkah
Dengan HB
0.8
HB 1,06
1,59
0.6
Empat langkah(Kharisma)
1,35
1,60
0.4
VB = 31mL; Kel=180cm
1,16
1,68
Rata-rata
1,19
1,62 Naik (30%)
Tanpa HB Dengan HB
0.2 0
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 5
Daftar Pustaka
Efisiensi pada sepeda motor matic
[1] Matic
1,02
1,32
VB = 36mL;
0,79
1,45
0,95
1,06
0,99
1,30
0,93
1,28
Rata-rata
(naik 37%)
Grafik efisiensi pada sepeda motor matic 1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Series 1 Series 2
Tim Pemantau dan Evaluasi Kinerja Transportasi Nasional (TPEKTN). 2008. Urgensi Paket Kebijakan dan Program Komprehensif dalam Penghematan BBM Transportasi. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian.
[2] Muhammad As’adi dan Syahrir Ardiansyah Pohhan Putra. 2010. Kajian Penambahan Hydrogen Booster pada Motor Mesin Bensin 115 CC. Jurnal. Palembang : Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9, halaman 5358. [3] Ali, Rinaldi. 2003. Bagaimana bahan bakar menghasilkan energi dan berapa besar energi yang dihasilkan?. Diakses dari www.chemistry.org. pada tanggal 12 Agustus 2009 [4]
Bernasconi,dkk. 1995. Teknologi Kimia Bagian 1.Jakarta: Pradnya Paramita
5. Kesimpulan dan Saran Dari
penelitian
ini
didapati
kesimpulan bahwa penggunaan Hydrogen Booster
dapat
meningkatkan
nilai
efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar
[5] Arismunandar. 1990. Motor Bakar Torak. Jakarta: Gramedia. [6] Amien Nugroho. (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta : Gramedia
40% pada motor bensin dua langkah, 30% pada motor bensin empat langkah, serta
Tanya Jawab
37% pada motor bensin matic.
T: Zulchan Prafidita, R., UAD
Penelitian yang selanjutnya dapat
Apakah
Hidrogen
Booster
dapat
dikembangkan pada laju konsumsi bahan
diaplikasikan dalam karburator inject
bakar daya yang dihasilkan ataupun
vaccum dan fuel injection?
tingkat
kebersihan
komponen
mesin,
sehingga dari hal tersebut dapat ditinjau
J: Brilian Prasetyo, UNY Bisa
dari segi ekonomi dari mesin tersebut. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 6
Analisis Struktur Materi Buku Pelajaran Fisika SMA Kelas X Ditinjau Dari Life Skill Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Befi Krista Galuh, Dian Artha Kusumaningtyas Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Abstrak Keberadaan nilai-nilai life skill merupakan salah satu kondisi yang perlu dipertimbangkan, karena peserta didik dilatih untuk belajar menemukan, mengolah, membuktikan, memecahkan, mengkomunikasikan, dan berani dalam memecahkan masalah. Tetapi apakah bukubuku pelajaran fisika SMA kelas X semester I yang sering digunakan sudah memuat nilai-nilai life skill dan hal ini belum mendapat perhatian dari pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Informasi tentang buku-buku pelajaran fisika SMA kelas X semester I yang memuat life skill yang sesuai dengan KTSP dan (2) Persentase muatan life skill yang dikembangkan pada masing-masing buku pelajaran fisika kelas X pada semester I yang sesuai dengan KTSP. Populasi penelitian ini adalah buku pelajaran fisika SMA kelas X yang digunakan pada sekolah-sekolah di kota Tegal. Sampel penelitian ini adalah 3 buku pelajaran yang banyak digunakan pada SMA di Kota Tegal. Kandungan muatan life skill dalam buku sampel dianalisis berdasarkan indikator kurikulum 2006 ( KTSP ). Metode analisis yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyajian materi pada buku pelajaran A( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku C (Marthen. K / Erlangga) telah mengembangkan muatan life skill. Persentase muatan life skill yang dikembangkan dalam buku A( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku C (Marthen. K / Erlangga) berturut-turut adalah 54,7 %, 49,19 %, dan 57,5%. Kata kunci : life skill, KTSP dan Buku pelajaran fisika SMA kelas X.
Pengalaman belajar itu diharapkan juga
1. Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu sistem, yaitu sistematisasi dari proses perolehan pengalaman sehingga menjadi pengetahuan. Oleh karena itu, filsosofi pendidikan
diartikan
perolehan
pengalaman
sebagai belajar
proses yang
mengilhami
pembelajar
menghadapi
problema hidup sesungguhnya dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan bagi setiap manusia adalah agar peserta didik mampu memecahkan
dan
mengatasi
berguna bagi peserta didik dalam hidup
permasalahan hidup dan kehidupan yang
dan kehidupannya. Dengan pengalaman
dihadapinya.
belajar itu, diharapkan peserta didik
pendidikan,
mampu mengembangkan potensi dirinya,
memecahkan
sehingga
untuk
kehidupan, pertanda tujuan pendidikan
hidupnya.
belum tercapai. Berdasarkan hal itulah,
memecahkan
siap
digunakan problema
Jika
selesai
mereka masalah
belum
mengikuti mampu
hidup
dan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 8
dalam pelaksanaan pendidikan, peserta
(learning to do), belajar menjadi diri
didik perlu dibekali dengan kecakapan
sendiri (learning to be), dan belajar hidup
hidup (life skill). Pendidikan kecakapan
dalam kebersamaan (learning to live
hidup itu kemudian dikenal dengan
together). Peran guru juga bergeser dari
“Pendidikan
Berorientasi
menentukan “ apa yang akan dipelajari”
Hidup (PBKH)
[1]
Upaya
Kecakapan
menjadi
. -
upaya
untuk
“bagaimana
memperkaya
pengalaman belajar siswa”.
meningkatkan mutu pendidikan dapat
Pengalaman belajar diharapkan
dilakukan dengan memperbaiki faktor-
berguna bagi peserta didik setelah tamat
faktor
suatu
dari jenjang pendidikan, yang sesuai
program pengajaran. Struktur bahan ajar
dengan muatan life skill. Life skill
salah
penentu
satu
keberhasilan
faktor
yang
dapat
diperoleh melalui serangkaian kegiatan
keberhasilan
suatu
untuk mengeksplorasi lingkungan melalui
program pengajaran yang terkandung
interaksi aktif dengan buku, guru, teman,
dalam kurikulum dan silabus. Oleh
lingkungan, dan narasumber lain.
mempengaruhi
karena
itu,
Pemerintah
memperbaiki
Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum 2004 yang dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi ( KBK ), kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum 2006
Pengembangan
life
skill
mengedepankan aspek-aspek berikut: 1. kemampuan yang relevan untuk dikuasai peserta didik, 2. materi
pembelajaran
yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat
dengan
Satuan Pendidikan ( KTSP ). Perbaikan
peserta didik,
tingkat
3. kegiatan
sesuai dengan perkembangan situasi dan
kegiatan
kondisi yang terjadi pada saat ini.
mencapai kompetensi,
untuk
memberikan
keahlian perubahan.
bertahan
ketrampilan hidup
Kurikulum
dan dalam 2006
sesuai
perkembangan
dan pengembangan kurikulum ini lebih
Kurikulum 2006 dikembangkan
itu
pembelajaran peserta
didik
dan untuk
4. fasilitas, alat dan sumber belajar yang memadai, dan 5. kemampuan-kemampuan
yang
dapat diterapkan dalam kehidupan
memudahkan guru dalam menyajikan
peserta didik.
pengalaman belajar sepanjang hayat yang
Dalam
menjawab
Kurikulum
mencakup pada empat pilar pendidikan
2006 (KTSP) ini para penerbit buku
universal yaitu belajar untuk mengetahui
pelajaran dengan sigap menerbitkan buku
(learning know), belajar untuk melakukan
pelajaran, salah satunya adalah buku
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 9
fisika SMA yang menyatakan sesuai
a. Pengertian life skill
dengan Kurikulum 2006. Penyusunan
Mengenai
pengertian
dari suatu buku pelajaran yang dipakai
pendidikan life skill atau pendidikan
sebagai
kecakapan hidup terdapat perbedaan
sumber
atau
media
belajar
sebaiknya mempertimbangkan kondisi
pendapat,
namun
esensinya
tetap
pemakainya. Keberadaan nilai-nilai life
sama. Definisi kecakapan hidup (life
skill merupakan salah satu kondisi yang
skills), di antaranya adalah:
perlu dipertimbangkan, karena peserta
1)
Life skills are the foundation of
didik dilatih untuk belajar menemukan,
our work ethic, our character,
mengolah, membuktikan, memecahkan,
and our personal behavior (Penn
mengkomunikasikan, dan berani dalam
State,
memecahkan masalah.
2003).
Dari uraian diatas tampak bahwa life
skill
sangat
penting
2)
College
Kecakapan
of
Education,
hidup
adalah
dalam
kecakapan yang dimiliki oleh
pengembangan kurikulum 2006 (KTSP),
seseorang untuk mau dan berani
sehingga peneliti ingin meneliti besarnya
menghadapi
muatan-muatan life skill dalam buku ajar
secara
mata pelajaran fisika SMA kelas X yang
tertekan,
sesuai dengan KTSP. Untuk itu, peneliti
proaktif dan kreatif mencari serta
menentukan tiga buah buku yang sudah
menemukan
memenuhi standar isi Kurikulum 2006
akhirnya mampu mengatasinya
(KTSP)
3)
problema
wajar
hidup
tanpa
merasa
kemudian
secara
solusi
sehinga
In essence, lif skills are an
Dari penelitian yang dilalkukan
“owner’s manual” for the human
diharapkan mendapatkan : Informasi
body. These skills help children
tentang buku pelajaran fisika SMA kelas
learn how to maintain their
X semester I yang memuat life skill yang
bodies, grow as individuals, work
sesuai dengan KTSP dan seberapa besar
well with others, make logical
persentase
decisions,
muatan
life
skill
yang
protect
themselves
dikembangkan pada masing-masing buku
when they have to and achieve
fisika SMA kelas X pada semester I yang
their goals in
sesuai dengan KTSP.
4)
Life skills include a wide range of knowledge and skill interactions,
2. Dasar Teori
believed to be essential for adult
Life skill
independent living Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 10
Kecakapan hidup (life skill) bisa
Secara umum ada dua macam
diartikan sebagai kemampuan berfikir
life skill yaitu general life skill
dan menalar serta menggunakan olah
(kecakapan umum) dan spesific life
pikir
untuk
skill (kecakapan khusus). Kecakapan
menghadapi berbagai macam persoalan
umum dibagi menjadi dua, yaitu
dan
olah
nalarnya [2].
personal skill (kecakapan personal)
pendapat
dan social skill (kecakapan sosial).
yang ada di dalam kehidupannya Jadi
dari
beberapa
tentang pengertian life skill, penulis
Personal
menyimpulkan bahwa life skill adalah
awarenes skill (kecakapan mengenal
kecakapan yang dimilki seseorang untuk
diri) dan thinking skill (kecakapan
mampu dan berani berfikir dan menalar,
berfikir). Kecakapan khusus juga
tumbuh menjadi pribadi yang mandiri
dibagi menjadi dua, yaitu academic
kemudian secara proaktif dan kreatif
skill
mencari
vocational
sehinga
akhirnya
mampu
skill
terdiri
(kecakapan skill
dari
self-
akademik)
dan
(kecakapan
mengatasi berbagai macam persoalan
vokasional). Diagram klasifikasi life
yang ada di dalam kehidupannya.
skill ditunjukkan dalam gambar 1.
b.
Klasifikasi life skill Self awarness Personal skill General life skill
Thinking skill Social skill
Life Skill Academic skill Spesific life skill Vocational skill Gambar 1. Diagram klasifikasi life skill [3] c. Life skill dan proses belajar mengajar
pada
pendidikan
menengah atas (SMA / MA)
sekolah. Bahkan dapat dikatakan bahwa
ruhnya
proses
belajar
mengajar adalah kecakapan hidup.
Life skill sangat dekat dengan
Suatu proses belajar pada hakekatnya
dunia proses belajar mengajar di
adalah pemberian pengalaman pada
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 11
peserta
didik.
yang
adaptif, memiliki kemampuan berfikir
didapat diharapkan akan menjadikan
rasional, mampu bekerja sama, serta
peserta didik yang kompeten, dan
mampu
selanjutnya
adalah
mempunyai
life
menunjang
Pengalaman
mengenali
peserta
didik
kemampuannya
skill
untuk
mengembangkan diri.
diri
sehingga
dan mampu
[2]
kehidupannya
kelak .
Nilai-nilai life skill yang termuat
3. Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian
dalam buku pelajaran Buku teks pelajaran tidak
deskripsi kuantitatif, karena meneliti
hanya berisi kumpulan materi yang
muatan life skill yang dikembangkan
harus dihapalkan, melainkan harus
pada buku pelajaran fisika SMA kelas X
menyajikan materi yang dapat men-
pada semester I yang banyak digunakan
stimulus peserta didik untuk berpikir
di SMA Kota Yogyakarta pada saat
lebih luas, kreatif, dan reflektif.
penelitian dilakukan. Berdasarkan dari
Dalam buku teks pelajaran, materi
analisis buku yang diteliti dapat diketahui
bahan ajar harus disajikan dengan
muatan life skill yang dikembangkan
cara tertentu
pada masing-masing buku.
beroleh
agar peserta didik
pengalaman
berkenaan
a. Populasi dan Sampel
dengan pemahaman, keterampilan,
Populasi
dan perasaan. Oleh karena itu buku
semua buku pelajaran fisika SMA
teks pelajaran berisi latihan yang
kelas X semseter I yang digunakan
menyajikan persoalan-persoalan yang
di Kota Tegal dan telah mengacu
harus dipecahkan tujuan
dari
menciptakan
[4]
. Seperti halnya
life peserta
skill
yaitu
didik
yang
penelitian
ini
adalah
pada Kurikulum 2006. Sampel yang digunakan dalam penelitian :
mempunyai sifat mandiri, kreatif, Tabel 1. Sampel Penelitian Kode
Judul Buku
Penerbit
Tahun
A B C
Fisika IA Fisika SMA Kelas X Fisika untuk SMA Kelas X
ESIS PHiβETA Erlangga
2007 2006 2006
Jumlah sekolah yang menggunakan 1 2 2
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 12
indikator
b. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh
skill,
dan
nomor
indikator kurikulum yang nantinya
dengan cara melakukan observasi terhadap buku yang dijadikan sampel
life
akan diisi skor-skor hasil penilaian. d. Teknik Analisis Data
penelitian. Dalam lembar observasi
Analisis data untuk masing-
tercantum indikator Kurikulum 2006
masing buku dilakukan oleh dua
dan indikator muatan life skill. Tabel
panelis. Hasil analisis dari masing-
Kurikulum 2006 memuat kompetensi
masing indikator life skill dicari
dasar, uaraian materi, pengalaman
persentasenya dengan rumus :
belajar, dan indikator-indikator. Tabel
Life skill :
life skill terdiri dari indikator life skill,
Selanjutnya, persentase dari
jenis indikator life skill, contoh dan penilaian.
Dengan
kedua panelis di rata-rata untuk
memperhatikan
menentukan masing-masing indikator
pernyataan yang ada pada tiap-tiap
muatan life skill.
buku fisika SMA kelas X kemudian diidentifikasi dan dianalisis muatan
4. Hasil dan Pembahasan
life skill berdasarkan indikator yang Adapun hasil perhitungan
ada dalam Kurikulum 2006.
distribusi muatan life skill yang
c. Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini
dikembangkan dalam buku A, B, dan C
adalah tabel penilaian life skill. Tabel
masing-masing panelis dapat dilihat
penilaian
sebagai berikut:
life
skill
terdiri
dari
Tabel 2. life skill yang muncul dalam indikator kurikulum 2006 ( KTSP ) Life Skill Kecakapan Berpikir
Kecakapan Sosial Kecakapan Akademik
Indikator Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah Komunikasi lisan Komunikasi tertulis Kerja sama Identifikasi Variabel Menghubungkan variabel Merumuskan hipotesis Melaksanakan percobaan
Buku A Buku B Buku C 30 31 28 30 31 28 28 28 28 27 29 27 7 4 21 28 26 28 5 7 20 28 28 27 27 25 26 27 26 25 9 7 15
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 13
Tabel 3. Muatan life skill yang dikembangkan dalam buku A, B, dan C rata-rata
Life Skill
Buku A (%)
Indikator
Kecakapan Berpikir
Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah Rata-rata
Kecakapan Sosial
Komunikasi lisan Komunikasi tertulis Keja sama Rata-rata
Kecakapan Akademik
Identifikasi Variabel Menghubungkan variable Merumuskan hipotesis Melaksanakan percobaan Rata-rata
Buku B Buku C (%) (%)
86.5 74.5 72 55 72 9.17 29.7 8.06 15.64 90.25
79 67.7 59.7 60.75 66.79 4.84 20.95 11.3 12.36 88.7
72.04 64.92 70.16 67.74 68.72 33.34 24.18 42.75 33.42 85.49
85.5 67.75
80.65 53.25
82.26 61.29
23.3 66.70
14.25 59.21
28.34 64.35
Muatan life skill dalam tabel 3 dapat digambarkan dalam grafik histogram seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini: 80 60
Buku A
40
Buku B
20
Buku C
0 KB
KS
KA
Gambar 2. Grafik histogram muatan life skill yang dikembangkan pada buku A, B, dan C Keterangan :
Dari hasil ini antara ketiga buku
KB
: Kecakapan Berfikir
dapat dikatakan telah memuat
KS
: Kecakapan Sosial
life
KA
: Kecakapan Akademik
pembelajaran yang berdasarkan
1.
skill
dalam
materi
Informasi tentang buku pelajaran
indikator kurikulum, muatan life
fisika SMA kelas X semester I
skill buku B paling sering
yang memuat life skill yang
muncul
sesuai dengan KTSP.
kurikulum
dalam
indikator
untuk
kecakapan
berfikir bila dibanding buku C Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 14
dan buku A. Sedangkan muatan
dan buku B. Muatan life skill
life skill pada buku C untuk
pada buku C untuk kecakapan
kecakapan sosial lebih banyak
sosial
bila dibanding buku A dan buku
dibanding buku A dan buku B.
lebih
banyak
bila
B. Muatan life skill buku A paling sering muncul dalam indikator
kurikulum
kecakapan
akademik
untuk
Dari penelitian yang dilakukan
bila
dapat disimpulkan : Pada buku pelajaran
dibanding buku C dan buku B. 2. Persentase muatan life skill yang dikembangkan
pada
5. Kesimpulan
A yang berjudul Fisika IA ( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B yang berjudul Fisika
masing-
SMA Kelas X ( Supiyanto / Phibeta ),
masing buku fisika SMA kelas X
dan buku C yang berjudul Fisika untuk
semester I yang sesuai dengan
SMA Kelas X (Marthen. K / Erlangga)
KTSP
telah mengembangkan muatan life skill. Dari hasil ini antara
Dan Persentase muatan life skill yang
ketiga buku dapat dikatakan
dikembangkan dalam buku A yang
buku
berjudul Fisika IA ( Mikrajudin.A / ESIS
C
paling
mengembangkan
banyak life
), buku B yang berjudul Fisika SMA
skill karena dari 11 indikator life
Kelas X ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku
skill, keseluruhannya memiliki
C yang berjudul Fisika untuk SMA Kelas
persentase di atas 20 %. Jika
X (Marthen. K / Erlangga) berturut-turut
dilihat dari persentase ketiga
adalah 54,7 %, 49,19 %, dan 57,5%.
muatan
muatan
life
dikembangkan
skill dari
yang masing-
masing buku A, B, dan C adalah sama yakni kecakapan berfikir, kemudian kecakapan akademik dan yang terkecil kecakapan sosial.
Tetapi
apabila
dibandingkan antara ketiga buku
Daftar Pustaka [1] Zulkarnaini. 2008. Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill Education). http://zulkarnainidiran.wordpress.c om/2008/11/28/pola-pelaksanaanpendidikan-berorientasikecakapan-hidup-life-skilleducation/
tersebut muatan life skill pada buku A untuk kecakapan berfikir dan kecakapan akademik lebih banyak bila dibanding buku C
[2]
Supriyadi. 2006. Kajian Teknologi Managemen Pembelajaran IPA Fisika. Yogyakarta: Pustaka Tempelsari
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 15
[3] Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup ( Life Skill Education ). Bandung : CV Alfa Beta. [4] Abdullah, Mikrajudin. 2007. Fisika IA. Bandung : ESIS.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 16
Efektifitas Penggunaan Media Virtualab Electricity Dalam Pembelajaran Fisika Materi Hukum Kirchoff Fajar Fitri Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif pada pembelajaran hukum Kirchoff I siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta dengan menggunakan media Virtualab Electricity. Metode penelitian yang digunakan adalah Control Group Pre-test Post-test. Siswa kelas XB sebagai kelas eksperimen melakukan pembelajaran dengan media virtualab electricity, sedangkan kelas XC sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran tanpa media virtualab electricity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Prestasi hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan prestasi hasil belajar kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran dengan menggunakan media virtualab electricity lebih efektif dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media virtualab electricity pada materi hukum Kirchoff I. Kata kunci: virtualab electricity, hasil belajar kognitif
alam
1. Pendahuluan Abad
XXI
merupakan
abad
sekitar,
pengembangan
serta lebih
prospek
lanjut
dalam
globalisasi dan abad teknologi informasi.
menerapkannya di kehidupan sehari-hari
Perubahan
dan keluasaan penerapan fisika dalam
yang
sangat
cepat
dan
dramatis dalam bidang ini merupakan
teknologi.
fakta
pengetahuan
dalam
kehidupan
siswa.
Tanpa teknik
adanya
dasar
mengajar
fisika
Pengembangan kemampuan siswa dalam
dengan baik, maka siswa akan mengalami
bidang sains, terutama fisika merupakan
perlambatan proses penerimaan, banyak
salah satu kunci keberhasilan peningkatan
melakukan kesalahan, dan mungkin akan
kemampuan dalam menyesuaikan diri
frustasi dan membenci pelajaran tersebut.
dengan perubahan dan memasuki dunia
Metode tradisional yang menggunakan
teknologi, termasuk teknologi informasi.
teks
Untuk
membosankan, dan membuat pengajar
kepentingan
pribadi,
sosial,
buku
ekonomi, dan lingkungan, siswa perlu
memerlukan
dibekali
mengajar.
dengan
kompetensi
yang
membawa
banyak Sesuatu
memadai agar menjadi peserta aktif
sebagai
media
dalam masyarakat.
media
tersebut
hasil
lambat,
waktu dapat
untuk
dikatakan
pembelajaran
apabila
digunakan
untuk
Mata pelajaran fisika di SMA
menyampaikan pesan dengan tujuan-
diharapkan dapat menjadi wahana bagi
tujuan pendidikan dan pembelajaran .
siswa untuk mempelajari diri sendiri dan
Pengelolaan alat bantu pembelajaran
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 17
sudah sangat dibutuhkan. Metamorfosis
agar materi pelajaran yang disampaikan
dari perpustakaan yang menekankan pada
harus mampu dimengerti dengan mudah
penyediaan
oleh siswa.
layanan
permintaan dan pemberian secara
multi-sensori
dari
Kemajuan
media
komputer
beragamnya kemampuan individu untuk
memberikan beberapa kelebihan untuk
mencerap
kegiatan
informasi
menjadikan
produksi
audiovisual.
pelayanan yang diberikan mutlak wajib
tahun-tahun
bervareatif dan secara luas. Selain itu
mendapat
dengan semakin meluasnya kemajuan di
kemampuannya yang dapat digunakan
bidang komunikasi dan teknologi, serta
dalam bidang kegiatan pembelajaran.
ditemukannya dinamika proses belajar,
Ditambah dengan teknologi jaringan dan
maka pelaksanaan kegiatan pendidikan
internet,
dan pengajaran semakin menuntut dan
primadona dalam kegiatan pembelajaran.
memperoleh media pendidikan
Penggunaan
yang
bervareasi secara luas pula.
materi
diusahakan
agar
perhatian
komputer
bentuknya
komputer
besar
karena
seakan
komputer
pembelajaran
Dalam rangka memudahkan siswa menerima
belakangan
Pada
menjadi
dalam
proses
bermacam-macam tergantung
pelajaran,
perlu
pendesain
siswa
dapat
pembelajarannya,
kecakapan
dan
pengembang bisa
berbentuk
menggunakan sebanyak mungkin alat
permainan (games), mengajarkan konsep-
indera yang dimiliki. Makin banyak alat
konsep
indera
dikonkritkan dalam bentuk visual dan
yang
mempelajari
digunakan
sesuatu,
makin
untuk mudah
abstrak
yang
kemudian
audio yang dianimasikan.
diingat apa yang dipelajari. Apabila
Animasi merupakan suatu teknik
materi pelajaran yang sama disajikan
pergerakan gambar atau paparan yang
dengan ceramah dan ditambah dengan
dihasilkan oleh gabungan dari media
memperlihatkan gambar, foto, sketsa, dan
komputer. Asalnya ia dihasilkan dengan
sebagainya, maka akan lebih mudah
menangkap gambar lukisan-lukisan atau
materi tersebut dimengerti oleh siswa
model-model
dibanding
menggunakan kamera animasi. Dengan
dengan
ceramah
saja.
yang
media
sedikit
berbeda
Karakteristik dan kemampuan masing-
menggunakan
masing media perlu diperhatikan oleh
menjadi
guru agar mereka dapat memilih media
menekuni materi yang disajikan serta
mana yang sesuai dengan kondisi dan
dengan adanya warna, musik, dan grafik
kebutuhan. Seorang guru harus berusaha
yang dianimasikan dapat menambahkan
termotivasi
animasi,
siswa
untuk
lebih
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 18
kemampuan materi
siswa
pelajaran.
dalam
mengingat
Dengan
demikian,
animasi merupakan alternatif yang baik sebagai
media
pembelajaran
Electricity
Kr = kelas kontrol Er = kelas eksperimen
untuk
menyampaikan materi fisika. Virtualab
Keterangan:
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta kelas
merupakan
XB dan XC. Kelas XB sebagai kelas
sebuah media animasi yang khusus
eksperimen dan kelas XC sebagai kelas
dirancang
menampilkan
kontrol. Pemilihan kelas eksperimen dan
komponen-komponen elektronika seperti
kelas kontrol ditetapkan secara acak.
resistor, sumber tegangan, multimeter,
Siswa
dan sebagainya. Prinsip kerja animasi
pembelajaran
virtualab electricity yakni apabila dibuat
media virtualab electricity sedangkan
sebuah rangkaian resistor baik secara seri
siswa
maupun
pembelajaran tanpa menggunakan media
untuk
paralel
dan
tegangan,
maka
maupun
tegagannya
diberi
dapat
sumber
diukur
kelas
kelas
arus
virtualab
menggunakan
ceramah.
eksperimen dengan
menggunakan
kontrol
electricity
melakukan
melakukan
dalam
hal
ini
multimeter yang dapat distel menjadi
Sebelum melakukan pembelajaran,
voltmeter maupun amperemeter. Besar
kedua kelas diupayakan memiliki kondisi
arus maupun tegangan yang diukur akan
yang
muncul sendiri secara otomatis pada
diketahui kondisi prestasi awal siswa,
multimeter. Animasi ini sangat menarik
lingkungan kelas, serta kondisi ekonomi
untuk mengajarkan materi fisika listrik
siswa. Untuk mengetahui prestasi awal
dinamis terutama materi hukum Kirchoff
siswa dilakukan pretest terlebih dahulu,
I tentang rangkaian seri-paralel.
sehingga dapat dikelompokkan siswa
hampir
sama,
sehingga
perlu
yang memiliki prestasi hampir sama. Kondisi lingkungan kelas dapat diketahui
2. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen
dengan
menggunakan
rancangan percobaan Control Group Pretest Post-test seperti tabel 1.
melalui observasi, sedangkan kondisi ekonomi siswa dapat dilihat dari data siswa di Bimbingan Konseling. Dalam
Tabel 1.Model Eksperimen : Control Group Pre-test Post-test kel Pre tes Treatmen Post tes Kr x x Er x X x
penelitian
ini
data
dikumpulkan melalui tes. Tes terdiri dari dua macam, yakni pre-test dan post-test. Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal fisika siswa sebelum
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 19
melakukan
pembelajaran,
sedangkan
Tabel 2. Data pengetahuan awal fisika
post-test digunakan untuk mengambil
(pre-test) siswa
data tentang pemahaman siswa terhadap Jumlah siswa Rerata nilai
hukum Kirchoff I setelah melakukan pembelajaran.
Soal-soal
tes
yang
digunakan terdiri dari 30 butir soal dan berbentuk pilihan ganda dengan empat
Kualitas soal tes terinci berdasarkan
Jumlah siswa Rerata nilai
Taksonomi Bloom yakni C1, C2, dan C3. Tes pemahaman hukum Kirchoof I terdiri rangkaian
seri
Ket:
observasi
Er 39
Kr 39
751,31
645,79
Er = kelas eksperimen Kr = kelas kontrol
listrik. Instrumen penelitian yang lain lembar
484,15
dan
rangkaian paralel komponen-komponen
adalah
483,13
(post-test) siswa
diberi skor 1 dan jika salah diberi skor 0.
submateri
Kr 39
Tabel 3. Data prestasi hasil belajar fisika
pilihan jawaban. Jika jawaban benar
dari
Er 39
Berdasarkan
untuk
hasil
analisis,
mengetahui kondisi lingkungan kelas dan
didapatkan t o = 0,017 dan p = 0,676
keaktifan
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hal
siswa
selama
proses
pembelajaran.
ini menunjukkan bahwa ada perbedaan
Uji yang digunakan untuk menguji
signifikan pada prestasi hasil belajar
hipotesis perbedaan pemahaman konsep
fisika
hukum Kirchoff I pada pembelajaran
pembelajaran
dengan menggunakan media virtualab
media
electricity dan melalui metode ceramah
menggunakan metode
adalah uji t. Keseluruhan pengujian
materi pelajaran hukum
analisis
tersebut
dengan
Rerata nilai kelas eksperimen lebih besar
bantuan
Pengolahan
Statistik
dibandingkan rerata nilai kelas kontrol,
dengan SPSS 12 pada taraf signifikansi
oleh karena itu dapat dinyatakan bahwa
5%.
pembelajaran
dilakukan Data
siswa
yang dengan
virtualab
melakukan menggunakan
electricity
fisika
dengan
ceramah pada Kirchoff I.
materi
hukum
Kirchoff I dengan menggunakan media 3. Hasil Penelitian dan Pembahasan
virtualab electricity lebih efektif bila
Berikut disajikan ringkasan hasil
dibandingkan dengan pembelajaran tanpa
pre-test dan post-test kelas eksperimen
menggunakan media virtualab electricity.
dan kelas kontrol. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 20
Prestasi
belajar
siswa
kelas
4. Kesimpulan
eksperimen lebih baik dibandingkan kelas
Berdasarkan hasil penelitian dapat
kontrol dapat disebabkan oleh hal-hal
ditarik kesimpulan: Penggunaan media
berikut: siswa kelas eksperimen lebih
virtualab
aktif dan memiliki motivasi lebih besar
dibanding dengan menggunakan metode
dibandingkan siswa yang melakukan
ceramah dari aspek kognitif (peningkatan
pembelajaran
prestasi
tanpa
media
virtualab
electricity
belajar
lebih
siswa)
fisika
efektif
dalam
electricity. Siswa kelas eksperimen dapat
pembelajaran
materi
hukum
mengoperasikan sendiri komputer dan
Kirchoff I pada siswa kelas X SMA
asik mengotak-atik software virtualab
Negeri 8 Yogyakarta.
electricity. Hal ini dapat merangsang rasa
Hasil penelitian ini hendaknya bisa
ingin tau dan kreatifitas masing-masing
dimanfaatkan oleh para guru, mahasiswa,
siswa.
maupun
Ketika
pengganti
pun,
menghitung siswa
hambatan
tidak
harus
dosen
terutama
dalam
melakukan pembelajaran di kelas. Dalam
menghitung secara manual, akan tetapi
menggunakan
cukup
menggunakan
komputer terutama animasi dan simulasi,
gambar multimeter secara otomatis lewat
para guru hendaknya juga membuat LKS
software tersebut. Sedangkan siswa kelas
maupun modul sebagai pelengkap dan
kontrol memiliki motivasi yang tidak
dapat
optimal karena materi hanya disampaikan
melakukan pembelajaran.
menghitungnya
media
mempermudah
berbantuan
siswa
dalam
secara konvensional saja yakni melalui ceramah. Siswa juga tidak bisa memiliki
Daftar Pustaka
gambaran secara jelas bagaimana bentuk-
John
bentuk rangkaian listrik, resistor, maupun alat ukur listrik, karena mereka tidak dibantu dengan media baik simulasi maupun
demonstrasi
pembelajaran. hambatan
total
Ketika pun
dalam
proses
menghitung mereka
harus
menggunakan cara manual yang tentu memerlukan waktu lebih lama.
D. Latuheru. 1998. Media Pembelajaran dalam Proses Belajar Mengajar Masa Kini. Jakarta: Menara Mas
Ahmad Abu Hamid. 2005. Pendidikan Fisika Sebagai Salah Satu Bidang Ilmu. Makalah Arief
S. Sadiman. 1986. Media Pendidikan Pengertian Pengembangan dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 21
Gene L. Wilkinson. 1984. Media dalam Pembelajaran Penelitian Selama 60 Tahun. Jakarta: CV. Rajawali
b. Latar
belakang
karena
judul
adanya
tersebut
perkembangan
dalam bidang teknologi informasi, Harsja W. Bachtiar. 1984. Tekhnologi Komunikasi Pendidikan Pengetian dan Penerapannya di Indonesia. Jakarta: CV. Rajawali Oemar Hamalik.1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumni
ini berimbas pada teknologi dalam bidang pendidikan (terutama guru) dituntut
untuk
menggunakan
software-software
berbantuan
komputer materi
Setijadi. 1986. Pemilihan dan Pengembangan Media Untuk Pembelajaran. Jakarta: CV. Rajawali
animasi
dalam
fisika atau
eksperimen murni),
dikelas
terutama
simulasi.
(bukan
karena
mengajarkan
Quasi
eksperimen
variabel-variabel
yang dikontrol hanya sebatas yang Tanya Jawab
bisa dikontrol atau tidak semua
T: Novi, UAD a. Jika
variabel
Ujian
menggunakan
Nasional Virtual
tidak
yang
mengikuti
dikendalikan.
Electric
tetapi secara manual, apakah tidak menghambat siswa dalam Ujian Nasional? b. Apa latar belakang pengambilan judul
tersebut?
Mengapa
mengambil quasi eksperimen bukan true eksperimen? J: Fajar Fitri, UAD a. Tanggung
jawab
guru
adalah
membekali siswa pada pengalaman fisika secara langsung sekaligus bisa mengerjakan Ujian Nasional. Oleh
karena
itu
pembelajaran
menggunakan Virtualab Electricity ini tentu tidak membebani siswa, justru
akan
memperbanyak
pengalaman siswa. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 22
Analisis Efisiensi Bahan Bakar Pada Sepeda Motor Yang Dimodifikasi Dengan Sistem Hydrogen Booster Brilian Prasetyo1), Rizky Stiyabudi2), Laifa Rahmawati 3), Yuni Nurfiana Wulandari 4), Asriningsih Suryandari 3) Pendidikan Teknik Otomotif 1), Pendidikan Fisika 2), Pendidikan IPA3) dan Kimia 4) Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] 1) Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan Hydrogen Booster terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental komparatif dengan penggunaan Hydrogen Booster sebagai variabel bebas. Pengaruh variabel tersebut terhadap efisiensi penggunaan bahan bakar kendaraan bermotor, terutama pada tiga jenis motor bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat langkah, serta matic dianalisis dari nilai uji jarak tempuh. Dari penelitian ini didapati kesimpulan bahwa penggunaan Hydrogen Booster dapat meningkatkan nilai efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 40% pada motor bensin dua langkah, 30% pada motor bensin empat langkah, serta 37% pada motor bensin matic. Kata kunci: Hydrogen Booster, efisiensi penggunaan bahan bakar, sepeda motor
1.
tinggi.
Pendahuluan Jumlah
kendaraan
yang
Jumlah
transportasi
di
Jakarta pada tahun 2007 mencapai
bertambah setiap tahun (6–8) %,
7,96
terutama
serta
transportasi di Jakarta yang saat ini
pertumbuhan perjalanan lebih besar
telah mencapai Rp. 3,2 Trilyun
dibanding pertumbuhan kendaraan,
diperkirakan
terutama
menggunakan
sejalan dengan peningkatan 28,7%
kendaraan pribadi yang semakin
harga BBM. Biaya tersebut adalah
murah harganya.
biaya
sepeda
yang
motor,
Transportasi sektor
merupakan
yang
signifikan
nasional.
perkotaan
Transportasi
mengalami
dampak
sedangkan
akan
yang
biaya
meningkat
dibutuhkan
untuk
mengakomodasi pergerakan sebesar 1,5 juta penumpang/jam.
mempengaruhi kebutuhan subsidi BBM
juta,
Bagaimana
sektor
transportasi merespon perubahan harga BBM? Salah satu pilihan
paling besar mengingat jumlah
dalam
penduduk perkotaan sekitar 60%
kemungkinan
dari
sektor transportasi adalah dengan
seluruh
Indoensia
dan
total sektor
penduduk dominan
adalah sektor perdagangan dan jasa
melihat respon
penyediaan teknologi
berbagai terhadap
penggerak
efisiensi yang dapat mengurangi
yang membutuhkan mobilitas yang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 23
penggunaan bahan bakar
(fuel
efficiency) [1].
penghasil
gas
dengan
intake
manifold atau saluran udara dan
Hydrogen Booster adalah sebuah alat untuk memisahkan
selanjutnya
terjadilah
proses
pembakaran.
senyawa kimia antara gas hidrogen (H2) dan oksigen (O2) dari molekul
2. Tinjauan Pustaka
air (H2O) dengan menggunakan
1. Bahan Bakar Bensin
arus
listrik
Gas
Premium berasal dari bensin
pemisahan
yang merupakan salah satu fraksi
inilah yang dapat berfungsi sebagai
dari penyulingan minyak bumi
booster (penambah tenaga) pada
yang diberi zat tambahan atau
mesin kendaraan.
aditif, yaitu Tetra Ethyl Lead
hidrogen
(elektrolisis).
hasil
dari
Alat
ini
hanya
menggunakan media air murni
(TEL). Premuim mempunyai rumus empiris Ethyl Benzena (C8H18).[3]
aquades yang dimasukkan ke dalam
Penggunaan premium pada
tabung yang tersedia. Selain itu
umumnya digunakan untuk bahan
juga dipergunakan katalis untuk
bakar kendaraan bermotor bermesin
mempercepat terjadinya reaksi. Di
bensin,
dalam tabung tersebut terdapat
motor, dan lain lain. Bahan bakar
material berbahan stainless steel
ini juga sering disebut motor
sebagai penghantar arus (+) yang
gasoline atau petrol dengan angka
mampu menghasilkan O2 dan yang
oktan adalah 88, dan mempunyai
berfungsi juga sebagai penghantar
titik didih 300C - 200oC. Adapun
arus (-) dan mampu menghasilkan
rumus kimia untuk pembakaran
H2.[2]
pada Setelah
dihubungkan
seperti
bensin
mobil,
premium
sepeda
adalah
sebagai berikut:
dengan baterai dan mengalami
2 C8H18 + 25 O2 → 16 CO2 + 18
pengaliran
H2O
aliran
listrik
pada
elemen yang tersedia di dalamnya,
Pembakaran di atas diasumsikan
otomatis akan menghasilkan gas
semua
hidrogen akibat dari adanya proses
sempurna. Komposisi bahan bakar
elektrolisis. Setelah gas didapat,
bensin, yaitu [4] :
dipergunakan menghubungkan
selang antara
untuk tabung
bensin
terbakar
dengan
a. Bensin (gasoline) C8H18 b. Berat jenis bensin 0,65-0,75\
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24
c. Pada suhu 400 bensin menguap 3065%
mengurangi
terjadinya
detonasi.
Komposisi bahan bakar dan udara
d. Pada suhu 1000 bensin menguap 8090%
dalam silinder akan menentukan kualitas
Bensin
pembakaran
dan
akan
premium
berpengaruh terhadap performance
mempunyai sifat anti ketukan yang
mesin, efisiensi bahan bakar dan
baik dan dapat dipakai pada mesin
emisi gas buang. [5]
kompresi tinggi pada saat semua
Selama
proses
pembakaran,
kondisi. Sifat-sifat penting yang
senyawa hidrokarbon terurai dan
diperhatikan pada bahan bakar
menjadi
bensin adalah :
hidrogen dan karbon yang masing-
senyawa-senyawa
a. Kecepatan menguap (volatility)
masing bereaksi dengan oksigen
b. Kualitas pengetukan (kecenderungan
membentuk CO2 dan H2O.
berdetonasi)
3. Kompresi
c. Kadar belerang
Motor bensin dapat juga disebut
d. Titik beku
sebagai motor otto. Motor tersebut
e. Titik nyala
dilengkapi dengan busi dan karburator.
f. Berat jenis
Busi menghasilkan loncatan bunga api listrik yang membakar campuran bahan
2. Pembakaran
bakar dan udara karena motor ini
Pembakaran
didefinisikan
cenderung disebut spark ignition engine.
sebagai reaksi kimia atau reaksi
Pada siklus otto atau siklus
persenyawaan bahan bakar oksigen
volume konstan proses pembakaran
(O2)
terjadi
sebagai
oksidan
dengan
pada
volume
konstan,
temperaturnya lebih besar dari titik
sedangkan siklus otto tersebut ada
nyala.
yang berlangsung dengan 4 (empat) Untuk
maksimum hendaknya pembakaran
memperoleh dari
suatu
daya
langkah atau 2 (dua) langkah.
operasi
Untuk mesin 4 (empat) langkah
komposisi dari
gas
siklus
kerja
terjadi
dengan
4
silinder
(empat) langkah piston atau 2 (dua)
(komposisi gas hasil pembakaran)
poros engkol. Gambar diagram P-V
dibuat seideal mungkin, sehingga
dan T-S siklus otto dapat dilihat
tekanan gas hasil pembakaran bisa
pada (gambar 1) dibawah sebagai
maksimal
berikut . [5]
menekan
torak
dan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 25
:
Parameter prestasi mesin dapat dilihat dari berbagai hal diantara yang terdapat dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 1. Diagram P-V dan T-S siklus otto Proses siklus otto sebagai berikut : Proses 1-2 : proses kompresi isentropic
(adiabatic
reversible)
dimana piston bergerak menuju (TMA=titik
mati
mengkompresikan
udara
atas) sampai
volume clearance sehingga tekanan
Gambar 2. Diagram Alir Prestasi Mesin Fuel
dan temperatur udara naik.
Consumption
(FC)
Proses 2-3 : pemasukan kalor
merupakan parameter yang biasa
konstan,
digunakan
piston
sesaat
pada
pada
sistem
(TMA=titik mati atas) bersamaan
pembakaran
kalor suplai dari sekelilingnya serta
menggambarkan pemakaian bahan
tekanan dan temperatur meningkat
bakar.
hingga
didefinisikan sebagai jumlah yang
nilai
maksimum
dalam
dalam
motor
Fuel
untuk
Consumption
siklus.
dihasilkan konsumsi bahan bakar
Proses 3-4 : proses isentropik udara
per satuan waktu (cc/menit). Nilai
panas
tinggi
FC yang rendah mengindikasikan
mendorong piston turun menuju
pemakaian bahan bakar yang irit,
(TMB = titik mati bawah), energi
oleh sebab itu, nilai FC yang
dilepaskan
rendah sangat diinginkan untuk
dengan
tekanan
disekeliling
berupa
mencapai efisiensi bahan bakar.
internal energi.
Fuel
Proses 4-1 : proses pelepasan kalor pada volume konstan piston sesaat pada (TMB
dapat
di
= titik mati bawah) dengan mentransfer
menggunakan
kalor ke sekeliling dan kembali mlangkah
berikut [6] :
Consumption
(FC)
hitung
dengan
rumus
sebagai
pada titik awal. 4. Efisiensi Bahan Bakar Bensin
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 26
Dimana : FC = Konsumsi bahan
dari
bakar (cc/menit)
dilakukan pada tiga jenis motor
V = Volume (cc)
bakar, yaitu motor bensin dua
t = waktu (menit)
langkah,
Hal-hal
yang
mempengaruhi
besarnya konsumsi bahan
jarak
empat
tempuh)
langkah,
serta
matic, dalam keadaan tanpa serta
bakar
dengan
antara lain :
Hydrogen
Booster.
Pengujian jarak tempuh dengan
a. Sistem bahan bakar rusak (bensin bocor,
pengujian
permukaan
bensin
menggunakan Odometer dan sirkuit
di
uji.
karburator terlalu tinggi, saringan udara
kotor
dan
penyetelan
4. Hasil Penelitian
kecapatan rendah tidak baik). b. Sistem
pengapian
Efisiensi yang dimaksud
rusak
(waktu
dalam
dunia
otomotif
adalah
penyalaan tidak tepat, busi meletup
tingkat pemanfaatan input yang
secara salah, titik kontak pemutus
diproses
arus rusak).
produk. Pada penelitian ini, proses
menghasilkan
c. Tekanan kompresi mesin rendah.
pengambilan
d. Sistem penggerak katup salah.
mengetahui
e. Pipa saluran gas buang tersumbat.
dilakukanlah
f. Kopling selip
tempuh.
g. Rem menahan. h. Penggunaan
Pada
sepeda
motor
tidak
output
data
untuk
tingkat
efisiensi
pengujian
jarak
penelitian
ini,
pengujian efisiensi dilakukan pada
benar.
tiga jenis motor bakar, yaitu motor bensin dua langkah, empat langkah, serta matic, dalam keadaan tanpa
3. Metode Penelitian Pada
penelitian
ini,
serta dengan hydrogen booster.
pengujian efisiensi (yang dilihat Efisiensi pada sepeda motor empat langkah Motor
Jarak (km)
Empat langkah(Kharisma)
Tanpa HB
Dengan HB
1,06
1,59
1,35
1,60
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 27
VB = 31mL; Kel=180cm
1,16
1,68
Rata-rata
1,19
1,62 Naik (30%)
Grafik efisiensi pada sepeda motor empat langkah 2 1.5
Tanpa HB
1
0.5
Dengan HB
0
Efisiensi pada sepeda motor dua langkah Dua langkah
0,50
0,91
VB = 45mL;
0,61
0,80
0,77
0,98
0,62
0,89
Rata-rata
(naik 40%)
Grafik efisiensi pada sepeda motor dua langkah 1.2 1 0.8 Tanpa HB 0.6 0.4
Dengan HB
0.2
0
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24
Efisiensi pada sepeda motor matic Matic
1,02
1,32
VB = 36mL;
0,79
1,45
0,95
1,06
0,99
1,30
0,93
1,28
Rata-rata
(naik 37%)
1.6 1.4 1.2 1 0.8 0.6 0.4 0.2 0
Series 1 Series 2
Grafik efisiensi pada sepeda motor matic Daftar Pustaka 5. Kesimpulan dan Saran Dari
penelitian
ini
didapati
kesimpulan bahwa penggunaan Hydrogen Booster
dapat
meningkatkan
nilai
efisiensi penggunaan bahan bakar sebesar 40% pada motor bensin dua langkah, 30% pada motor bensin empat langkah, serta 37% pada motor bensin matic. Penelitian yang selanjutnya dapat dikembangkan pada laju konsumsi bahan bakar daya yang dihasilkan ataupun tingkat kebersihan komponen mesin, sehingga dari hal tersebut dapat ditinjau dari segi ekonomi dari mesin tersebut.
[1] Tim Pemantau dan Evaluasi Kinerja Transportasi Nasional (TPEKTN). 2008. Urgensi Paket Kebijakan dan Program Komprehensif dalam Penghematan BBM Transportasi. Jakarta: Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian. [2] Muhammad As’adi dan Syahrir Ardiansyah Pohhan Putra. 2010. Kajian Penambahan Hydrogen Booster pada Motor Mesin Bensin 115 CC. Jurnal. Palembang : Seminar Nasional Tahunan Teknik Mesin (SNTTM) ke-9, halaman 5358. [3]
Ali, Rinaldi. 2003. Bagaimana bahan bakar menghasilkan energi dan berapa besar energi yang dihasilkan?. Diakses dari
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 25
www.chemistry.org. pada tanggal 12 Agustus 2009
hydrogen booster pada motor tersebut?
[4] Bernasconi,dkk. 1995. Teknologi Kimia Bagian 1.Jakarta: Pradnya Paramita
J: Brilian Prasetyo, UNY a. Tidak ada
[5] Arismunandar. 1990. Motor Bakar Torak. Jakarta: Gramedia.
b. Secara teori meningkatkan tenaga, namun secara prakteknya sedang
[6] Amien Nugroho. (2005). Ensiklopedi Otomotif. Jakarta : Gramedia
dalam penelitian lebih lanjut.
Tanya Jawab T: Zulchan Prafidita, R., UAD Apakah
Hidrogen
Booster
dapat
diaplikasikan dalam karburator inject vaccum dan fuel injection? J: Brilian Prasetyo, UNY Bisa
T: Imanuri, UAD Apakah
dampak
negattif
dari
penggunaan alat tersebut? J: Brilian Prasetyo, UNY Sedang dalam proses pengamatan
T: Wahyu Budi Santosa, UAD a. Apakah
ada
modifikasi
pada
ruang pembakaran seperti Booster dan sudut klip pada mesin sepeda motor tersebut? b. Bagaimana
tenaga
yang
dihasilkan denngan menambahkan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24
Analisis Struktur Materi Buku Pelajaran Fisika SMA Kelas X Ditinjau Dari Life Skill Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Befi Krista Galuh, Dian Artha Kusumaningtyas Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Abstrak Keberadaan nilai-nilai life skill merupakan salah satu kondisi yang perlu dipertimbangkan, karena peserta didik dilatih untuk belajar menemukan, mengolah, membuktikan, memecahkan, mengkomunikasikan, dan berani dalam memecahkan masalah. Tetapi apakah buku-buku pelajaran fisika SMA kelas X semester I yang sering digunakan sudah memuat nilai-nilai life skill dan hal ini belum mendapat perhatian dari pendidik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Informasi tentang buku-buku pelajaran fisika SMA kelas X semester I yang memuat life skill yang sesuai dengan KTSP dan (2) Persentase muatan life skill yang dikembangkan pada masing-masing buku pelajaran fisika kelas X pada semester I yang sesuai dengan KTSP. Populasi penelitian ini adalah buku pelajaran fisika SMA kelas X yang digunakan pada sekolah-sekolah di kota Tegal. Sampel penelitian ini adalah 3 buku pelajaran yang banyak digunakan pada SMA di Kota Tegal. Kandungan muatan life skill dalam buku sampel dianalisis berdasarkan indikator kurikulum 2006 ( KTSP ). Metode analisis yang digunakan adalah deskripsi kuantitatif. Hasil analisis menunjukkan bahwa penyajian materi pada buku pelajaran A( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku C (Marthen. K / Erlangga) telah mengembangkan muatan life skill. Persentase muatan life skill yang dikembangkan dalam buku A( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku C (Marthen. K / Erlangga) berturut-turut adalah 54,7 %, 49,19 %, dan 57,5%. Kata kunci : life skill, KTSP dan Buku pelajaran fisika SMA kelas X.
untuk
1. Pendahuluan Pendidikan
merupakan
suatu sistem, yaitu sistematisasi dari proses perolehan pengalaman sehingga Oleh
menjadi karena
pendidikan proses
pengetahuan. itu,
filsosofi
diartikan
perolehan
sebagai
pengalaman
belajar yang berguna bagi peserta didik
dalam
hidup
dan
kehidupannya. Dengan pengalaman belajar itu, diharapkan peserta didik mampu mengembangkan potensi dirinya, sehingga siap digunakan
memecahkan
problema
hidupnya. Pengalaman belajar itu diharapkan
juga
mengilhami
pembelajar menghadapi problema hidup
sesungguhnya
dalam
kehidupan sehari-hari. Tujuan pendidikan bagi setiap manusia adalah agar peserta didik mampu memecahkan
dan
mengatasi
permasalahan hidup dan kehidupan yang dihadapinya. pendidikan, memecahkan
Jika
selesai
mereka masalah
belum
mengikuti mampu
hidup
dan
kehidupan, pertanda tujuan pendidikan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 8
belum tercapai. Berdasarkan hal itulah,
(learning know), belajar untuk melakukan
dalam pelaksanaan pendidikan, peserta
(learning to do), belajar menjadi diri
didik perlu dibekali dengan kecakapan
sendiri (learning to be), dan belajar hidup
hidup (life skill). Pendidikan kecakapan
dalam kebersamaan (learning to live
hidup itu kemudian dikenal dengan
together). Peran guru juga bergeser dari
“Pendidikan
menentukan “ apa yang akan dipelajari”
Berorientasi
Kecakapan
Hidup (PBKH) [1] . Upaya
menjadi -
upaya
untuk
“bagaimana
memperkaya
pengalaman belajar siswa”.
meningkatkan mutu pendidikan dapat
Pengalaman belajar diharapkan
dilakukan dengan memperbaiki faktor-
berguna bagi peserta didik setelah tamat
faktor
suatu
dari jenjang pendidikan, yang sesuai
program pengajaran. Struktur bahan ajar
dengan muatan life skill. Life skill
salah
penentu
satu
keberhasilan
faktor
yang
dapat
diperoleh melalui serangkaian kegiatan
keberhasilan
suatu
untuk mengeksplorasi lingkungan melalui
program pengajaran yang terkandung
interaksi aktif dengan buku, guru, teman,
dalam kurikulum dan silabus. Oleh
lingkungan, dan narasumber lain.
mempengaruhi
karena
itu,
Pemerintah
memperbaiki
Pengembangan life skill itu
Kurikulum 1994 menjadi Kurikulum
mengedepankan
2004 yang dikenal dengan Kurikulum
berikut:
Berbasis Kompetensi ( KBK ), kemudian disempurnakan menjadi Kurikulum 2006 yang dikenal dengan Kurikulum Tingkat
1. kemampuan yang relevan untuk dikuasai peserta didik, 2. materi
pembelajaran
Satuan Pendidikan ( KTSP ). Perbaikan
dengan
dan pengembangan kurikulum ini lebih
peserta didik,
sesuai dengan perkembangan situasi dan kondisi yang terjadi pada saat ini.
untuk
memberikan
keahlian perubahan.
bertahan
ketrampilan hidup
Kurikulum
3. kegiatan kegiatan
Kurikulum 2006 dikembangkan dan dalam 2006
aspek-aspek
tingkat
sesuai
perkembangan
pembelajaran peserta
didik
dan untuk
mencapai kompetensi, 4. fasilitas, alat dan sumber belajar yang memadai, dan 5. kemampuan-kemampuan
yang
memudahkan guru dalam menyajikan
dapat diterapkan dalam kehidupan
pengalaman belajar sepanjang hayat yang
peserta didik.
mencakup pada empat pilar pendidikan
Dalam
universal yaitu belajar untuk mengetahui
menjawab
Kurikulum
2006 (KTSP) ini para penerbit buku
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 9
pelajaran dengan sigap menerbitkan buku
kelas X pada semester I yang sesuai
pelajaran, salah satunya adalah buku
dengan KTSP.
fisika SMA yang menyatakan sesuai dengan Kurikulum 2006. Penyusunan
2. Dasar Teori
dari suatu buku pelajaran yang dipakai sebagai
sumber
atau
media
belajar
Life skill a. Pengertian life skill
sebaiknya mempertimbangkan kondisi
Mengenai
pengertian
pemakainya. Keberadaan nilai-nilai life
pendidikan life skill atau pendidikan
skill merupakan salah satu kondisi yang
kecakapan hidup terdapat perbedaan
perlu dipertimbangkan, karena peserta
pendapat,
didik dilatih untuk belajar menemukan,
sama. Definisi kecakapan hidup (life
mengolah, membuktikan, memecahkan,
skills), di antaranya adalah:
mengkomunikasikan, dan berani dalam
1)
memecahkan masalah.
life
namun
esensinya
tetap
Life skills are the foundation of our work ethic, our character,
Dari uraian diatas tampak bahwa
and our personal behavior (Penn
skill
State,
sangat
penting
dalam
pengembangan kurikulum 2006 (KTSP), sehingga peneliti ingin meneliti besarnya
College
of
Education,
2003). 2)
Kecakapan
hidup
adalah
muatan-muatan life skill dalam buku ajar
kecakapan yang dimiliki oleh
mata pelajaran fisika SMA kelas X yang
seseorang untuk mau dan berani
sesuai dengan KTSP. Untuk itu, peneliti
menghadapi
menentukan tiga buah buku yang sudah
secara
memenuhi standar isi Kurikulum 2006
tertekan,
(KTSP)
proaktif dan kreatif mencari serta Dari
dilalkukan
penelitian
yang
mendapatkan : Informasi tentang
wajar
menemukan
diharapkan
problema
hidup
tanpa
merasa
kemudian
secara
solusi
sehinga
akhirnya mampu mengatasinya 3)
In essence, lif skills are an
buku pelajaran fisika SMA kelas X
“owner’s manual” for the human
semester I yang memuat life skill
body. These skills help children
yang sesuai dengan KTSP dan
learn how to maintain their
seberapa besar persentase muatan
bodies, grow as individuals, work
life skill yang dikembangkan pada
well with others, make logical
masing-masing buku fisika SMA
decisions,
protect
themselves
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 10
4)
when they have to and achieve
mencari
their goals in
mengatasi berbagai macam persoalan
Life skills include a wide range of
yang ada di dalam kehidupannya.
knowledge and skill interactions,
b.
sehinga
mampu
Klasifikasi life skill
believed to be essential for adult independent living
akhirnya
Secara umum ada dua macam life skill yaitu general life skill
Kecakapan hidup (life skill)
(kecakapan umum) dan spesific life
bisa diartikan sebagai kemampuan
skill (kecakapan khusus). Kecakapan
berfikir
serta
umum dibagi menjadi dua, yaitu
menggunakan olah pikir dan olah
personal skill (kecakapan personal)
nalarnya
dan social skill (kecakapan sosial).
dan
menalar
untuk
menghadapi
berbagai macam persoalan yang
Personal
ada di dalam kehidupannya [2].
awarenes skill (kecakapan mengenal
Jadi
dari
beberapa
skill
terdiri
dari
self-
pendapat
diri) dan thinking skill (kecakapan
tentang pengertian life skill, penulis
berfikir). Kecakapan khusus juga
menyimpulkan bahwa life skill adalah
dibagi menjadi dua, yaitu academic
kecakapan yang dimilki seseorang untuk
skill
mampu dan berani berfikir dan menalar,
vocational
tumbuh menjadi pribadi yang mandiri
vokasional). Diagram klasifikasi life
kemudian secara proaktif dan kreatif
skill ditunjukkan dalam gambar 1.
(kecakapan skill
akademik)
dan
(kecakapan
Self
Gen
Person
awarnes
al skill
s Thinkin
eral Lif e Ski ll
life skill Spe
g skill Social skill Academi c skill
sific life
Vocational
skill skill Gambar 1. Diagram klasifikasi life skill [3]
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 11
c. Life skill dan proses belajar mengajar
pada
pendidikan
menengah atas (SMA / MA) Life skill sangat dekat dengan
menyajikan persoalan-persoalan yang [4]
harus dipecahkan tujuan
dari
menciptakan
. Seperti halnya
life peserta
skill
yaitu
didik
yang
dunia proses belajar mengajar di
mempunyai sifat mandiri, kreatif,
sekolah. Bahkan dapat dikatakan
adaptif, memiliki kemampuan berfikir
bahwa
rasional, mampu bekerja sama, serta
ruhnya
proses
belajar
mengajar adalah kecakapan hidup.
mampu
Suatu proses belajar pada hakekatnya
kemampuannya
adalah pemberian pengalaman pada
mengembangkan diri.
peserta
didik.
Pengalaman
mempunyai
life
sehingga
dan mampu
3. Metode Penelitian
peserta didik yang kompeten, dan adalah
diri
yang
didapat diharapkan akan menjadikan
selanjutnya
mengenali
Penelitian ini termasuk penelitian
peserta
didik
deskripsi kuantitatif, karena meneliti
skill
untuk
muatan life skill yang dikembangkan
kehidupannya
kelak[2].
pada buku pelajaran fisika SMA kelas X
Nilai-nilai life skill yang termuat
pada semester I yang banyak digunakan
dalam buku pelajaran
di SMA Kota Yogyakarta pada saat
menunjang
Buku teks pelajaran tidak
penelitian dilakukan. Berdasarkan dari
hanya berisi kumpulan materi yang
analisis buku yang diteliti dapat diketahui
harus dihapalkan, melainkan harus
muatan life skill yang dikembangkan
menyajikan materi yang dapat men-
pada masing-masing buku.
stimulus peserta didik untuk berpikir
a. Populasi dan Sampel
lebih luas, kreatif, dan reflektif.
Populasi
Dalam buku teks pelajaran, materi
semua buku pelajaran fisika SMA
bahan ajar harus disajikan dengan
kelas X semseter I yang digunakan
cara tertentu
di Kota Tegal dan telah mengacu
beroleh
agar peserta didik
pengalaman
berkenaan
dengan pemahaman, keterampilan,
penelitian
ini
adalah
pada Kurikulum 2006. Sampel yang digunakan dalam
dan perasaan. Oleh karena itu buku
penelitian :
teks pelajaran berisi latihan yang Tabel 1. Sampel Penelitian Ko de
Judul Buku
Penerbit
Tahu n
Jumlah sekolah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 12
A
Fisika IA Fisika SMA Kelas X Fisika untuk SMA Kelas X
B C
ESIS PHiβET A Erlangg a
2007
yang menggunak an 1
2006
2
2006
2
d. Teknik Analisis Data Analisis data untuk masingmasing buku dilakukan oleh dua
b. Metode Pengumpulan Data Data penelitian ini diperoleh
panelis. Hasil analisis dari masing-
dengan cara melakukan observasi
masing indikator life skill dicari
terhadap buku yang dijadikan sampel
persentasenya dengan rumus :
penelitian. Dalam lembar observasi
Life skill :
tercantum indikator Kurikulum 2006 dan indikator muatan life skill. Tabel Kurikulum 2006 memuat kompetensi dasar, uaraian materi, pengalaman
Selanjutnya, persentase dari kedua panelis di rata-rata untuk menentukan masing-masing indikator muatan life skill.
belajar, dan indikator-indikator. Tabel life skill terdiri dari indikator life skill,
4. Hasil dan Pembahasan
jenis indikator life skill, contoh dan penilaian.
Dengan
memperhatikan
Adapun hasil perhitungan
pernyataan yang ada pada tiap-tiap
distribusi muatan life skill yang
buku fisika SMA kelas X kemudian
dikembangkan dalam buku A, B,
diidentifikasi dan dianalisis muatan
dan C masing-masing panelis dapat
life skill berdasarkan indikator yang
dilihat sebagai berikut:
ada dalam Kurikulum 2006. c. Instrumen Penelitian Instrumen pada penelitian ini adalah tabel penilaian life skill. Tabel penilaian
life
skill
terdiri
indikator
life
skill,
dan
dari nomor
indikator kurikulum yang nantinya akan diisi skor-skor hasil penilaian. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 13
Tabel 2. life skill yang muncul dalam indikator kurikulum 2006 ( KTSP ) Life Skill
Indikator
Kecakapa n Berpikir
Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah Komunikasi lisan Komunikasi tertulis Kerja sama Identifikasi Variabel Menghubungkan variabel Merumuskan hipotesis Melaksanakan percobaan
Kecakapa n Sosial
Kecakapa n Akademik
Buk uA
Buk uB
Buk uC
30
31
28
30
31
28
28
28
28
27 7
29 4
27 21
28 5
26 7
28 20
28
28
27
27
25
26
27
26
25
9
7
15
Tabel 3. Muatan life skill yang dikembangkan dalam buku A, B, dan C rata-rata
Life Skill
Indikator
Kecakapa n Berpikir
Menggali informasi Mengolah informasi Mengambil keputusan Memecahkan masalah
Buk uA (%) 86.5
79
74.5
67.7
72
59.7 60.7 5 66.7 9
55
Rata-rata 72 Kecakapa n Sosial
Komunikasi lisan Komunikasi tertulis
9.17
Keja sama
8.06 15.6 4 90.2 5
Rata-rata Kecakapa n
Identifikasi Variabel
Buk uB (%)
29.7
4.84 20.9 5 11.3 12.3 6 88.7
Buk uC (%) 72.0 4 64.9 2 70.1 6 67.7 4 68.7 2 33.3 4 24.1 8 42.7 5 33.4 2 85.4 9
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 14
Akademi k
Menghubungkan variable Merumuskan hipotesis Melaksanakan percobaan
80.6 5 53.2 5 14.2 5 59.2 1
85.5 67.7 5 23.3 66.7 0
Rata-rata
82.2 6 61.2 9 28.3 4 64.3 5
Muatan life skill dalam tabel 3 dapat digambarkan dalam grafik histogram seperti ditunjukkan dalam gambar di bawah ini: 80 60
Buku A
40
Buku B
20
Buku C
0 KB
KS
KA
Gambar 2. Grafik histogram muatan life skill yang dikembangkan pada buku A, B, dan C Keterangan :
dan buku A. Sedangkan muatan
KB
life skill pada buku C untuk
1.
: Kecakapan Berfikir KS : Kecakapan Sosial
kecakapan sosial lebih banyak
KA : Kecakapan Akademik
bila dibanding buku A dan buku
Informasi tentang buku pelajaran
B. Muatan life skill buku A
fisika SMA kelas X semester I
paling sering muncul dalam
yang memuat life skill yang
indikator
sesuai dengan KTSP.
kecakapan
Dari hasil ini antara ketiga buku
dibanding buku C dan buku B.
dapat dikatakan telah memuat life
skill
dalam
materi
kurikulum akademik
untuk bila
2. Persentase muatan life skill yang dikembangkan
pada
masing-
pembelajaran yang berdasarkan
masing buku fisika SMA kelas X
indikator kurikulum, muatan life
semester I yang sesuai dengan
skill buku B paling sering
KTSP
muncul kurikulum
dalam
indikator
Dari hasil ini antara
untuk
kecakapan
ketiga buku dapat dikatakan
berfikir bila dibanding buku C
buku
C
paling
banyak
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 15
mengembangkan
life
dan buku C yang berjudul Fisika untuk
skill karena dari 11 indikator life
SMA Kelas X (Marthen. K / Erlangga)
skill, keseluruhannya memiliki
telah mengembangkan muatan life skill.
persentase di atas 20 %. Jika
Dan Persentase muatan life skill yang
dilihat dari persentase ketiga
dikembangkan dalam buku A yang
muatan
yang
berjudul Fisika IA ( Mikrajudin.A / ESIS
masing-
), buku B yang berjudul Fisika SMA
masing buku A, B, dan C adalah
Kelas X ( Supiyanto / Phibeta ), dan buku
sama yakni kecakapan berfikir,
C yang berjudul Fisika untuk SMA Kelas
kemudian kecakapan akademik
X (Marthen. K / Erlangga) berturut-turut
dan yang terkecil kecakapan
adalah 54,7 %, 49,19 %, dan 57,5%.
life
dikembangkan
sosial.
muatan
skill dari
Tetapi
apabila
dibandingkan antara ketiga buku
Daftar Pustaka
tersebut muatan life skill pada
[1] Zulkarnaini. 2008. Pola Pelaksanaan Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skill Education). http://zulkarnainidiran.wordpress.c om/2008/11/28/pola-pelaksanaanpendidikan-berorientasikecakapan-hidup-life-skilleducation/
buku A untuk kecakapan berfikir dan kecakapan akademik lebih banyak bila dibanding buku C dan buku B. Muatan life skill pada buku C untuk kecakapan sosial
lebih
banyak
bila
dibanding buku A dan buku B.
5. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan : Pada buku pelajaran A yang berjudul Fisika IA ( Mikrajudin.A / ESIS ), buku B yang berjudul Fisika
[2]
Supriyadi. 2006. Kajian Teknologi Managemen Pembelajaran IPA Fisika. Yogyakarta: Pustaka Tempelsari [3] Anwar. 2006. Pendidikan Kecakapan Hidup ( Life Skill Education ). Bandung : CV Alfa Beta. [4] Abdullah, Mikrajudin. 2007. Fisika IA. Bandung : ESIS.
SMA Kelas X ( Supiyanto / Phibeta ),
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 16
Efektifitas Penggunaan Media Virtualab Electricity Dalam Pembelajaran Fisika Materi Hukum Kirchoff Fajar Fitri Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar kognitif pada pembelajaran hukum Kirchoff I siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta dengan menggunakan media Virtualab Electricity. Metode penelitian yang digunakan adalah Control Group Pre-test Posttest. Siswa kelas XB sebagai kelas eksperimen melakukan pembelajaran dengan media virtualab electricity, sedangkan kelas XC sebagai kelas kontrol melakukan pembelajaran tanpa media virtualab electricity. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada hasil belajar kognitif antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Prestasi hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan prestasi hasil belajar kelas kontrol. Berdasarkan hal tersebut, pembelajaran dengan menggunakan media virtualab electricity lebih efektif dibandingkan pembelajaran tanpa menggunakan media virtualab electricity pada materi hukum Kirchoff I.
Kata kunci: virtualab electricity, hasil belajar kognitif
1. Pendahuluan Abad
informasi. Untuk kepentingan pribadi, abad
sosial, ekonomi, dan lingkungan, siswa
teknologi
perlu dibekali dengan kompetensi
informasi. Perubahan yang sangat
yang memadai agar menjadi peserta
cepat dan dramatis dalam bidang ini
aktif dalam masyarakat.
globalisasi
XXI dan
merupakan abad
merupakan fakta dalam kehidupan
Mata pelajaran fisika di SMA
siswa. Pengembangan kemampuan
diharapkan dapat menjadi wahana
siswa dalam bidang sains, terutama
bagi siswa untuk mempelajari diri
fisika merupakan salah satu kunci
sendiri dan alam sekitar, serta prospek
keberhasilan peningkatan kemampuan
pengembangan lebih lanjut dalam
dalam
dengan
menerapkannya di kehidupan sehari-
dunia
hari dan keluasaan penerapan fisika
teknologi
dalam teknologi. Tanpa adanya dasar
menyesuaikan
perubahan teknologi,
dan
diri
memasuki
termasuk
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 18
pengetahuan teknik mengajar fisika dengan
baik,
siswa
rangka
memudahkan
akan
siswa menerima materi pelajaran,
proses
perlu diusahakan agar siswa dapat
melakukan
menggunakan sebanyak mungkin alat
kesalahan, dan mungkin akan frustasi
indera yang dimiliki. Makin banyak
dan membenci pelajaran tersebut.
alat indera yang digunakan untuk
Metode
yang
mempelajari sesuatu, makin mudah
menggunakan teks buku membawa
diingat apa yang dipelajari. Apabila
hasil
materi pelajaran yang sama disajikan
mengalami
maka
Dalam
perlambatan
penerimaan,
banyak
tradisional
lambat,
membuat
membosankan,
pengajar
banyak
waktu
Sesuatu
dapat
dan
memerlukan
untuk
dengan
ceramah
dan
ditambah
mengajar.
dengan memperlihatkan gambar, foto,
sebagai
sketsa, dan sebagainya, maka akan
dikatakan
media pembelajaran apabila media
lebih
tersebut
dimengerti
digunakan
untuk
mudah
materi
tersebut
siswa
dibanding
oleh
menyampaikan pesan dengan tujuan-
dengan ceramah saja. Karakteristik
tujuan pendidikan dan pembelajaran .
dan
Pengelolaan alat bantu pembelajaran
media perlu diperhatikan oleh guru
sudah
dibutuhkan.
agar mereka dapat memilih media
Metamorfosis dari perpustakaan yang
mana yang sesuai dengan kondisi dan
menekankan
kebutuhan.
sangat
pada
penyediaan
kemampuan
masing-masing
Seorang
guru
harus
permintaan dan pemberian layanan
berusaha agar materi pelajaran yang
secara multi-sensori dari beragamnya
disampaikan harus mampu dimengerti
kemampuan individu untuk mencerap
dengan mudah oleh siswa.
informasi menjadikan pelayanan yang
Kemajuan
media
komputer
beberapa
kelebihan
diberikan mutlak wajib bervareatif dan
memberikan
secara luas. Selain itu dengan semakin
untuk kegiatan produksi audiovisual.
meluasnya
kemajuan
Pada
komunikasi
dan
di
tahun-tahun
belakangan
serta
komputer mendapat perhatian besar
proses
karena kemampuannya yang dapat
belajar, maka pelaksanaan kegiatan
digunakan dalam bidang kegiatan
pendidikan dan pengajaran semakin
pembelajaran.
menuntut dan memperoleh media
teknologi
pendidikan yang bervareasi secara
komputer seakan menjadi primadona
luas pula.
dalam
ditemukannya
teknologi,
bidang
dinamika
Ditambah
jaringan
kegiatan
dan
dengan internet,
pembelajaran.
Penggunaan komputer dalam proses Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 19
pembelajaran bentuknya
bermacam-macam tergantung
pendesain
dan
pembelajarannya, permainan
kecakapan
paralel dan diberi sumber tegangan,
pengembang
maka dapat diukur arus maupun
berbentuk
tegagannya menggunakan multimeter
mengajarkan
yang dapat distel menjadi voltmeter
bisa
(games),
konsep-konsep
resistor baik secara seri maupun
yang
maupun amperemeter. Besar arus
kemudian dikonkritkan dalam bentuk
maupun tegangan yang diukur akan
visual dan audio yang dianimasikan.
muncul sendiri secara otomatis pada
Animasi teknik
abstrak
merupakan
pergerakan
paparan
yang
gabungan
dari
Asalnya
ia
suatu
multimeter.
Animasi
ini
sangat
gambar
atau
menarik untuk mengajarkan materi
dihasilkan
oleh
fisika listrik dinamis terutama materi
komputer.
hukum Kirchoff I tentang rangkaian
media dihasilkan
dengan
seri-paralel.
menangkap gambar lukisan-lukisan atau
model-model
berbeda
yang
menggunakan
sedikit
2. Metode Penelitian
kamera
Penelitian ini merupakan kuasi
animasi. Dengan menggunakan media
eksperimen
animasi, siswa menjadi termotivasi
rancangan percobaan Control Group
untuk lebih menekuni materi yang
Pre-test Post-test seperti tabel 1.
disajikan serta dengan adanya warna,
menambahkan
siswa
dalam
kemampuan
menggunakan
Tabel 1.Model Eksperimen :
musik, dan grafik yang dianimasikan dapat
dengan
Control Group Pre-test Post-test k
P
Treat
P
materi
e
r
men
o
pelajaran. Dengan demikian, animasi
l
e
st
baik
t
te
sebagai media pembelajaran untuk
e
s
menyampaikan materi fisika.
s
merupakan
mengingat
alternatif
yang
Virtualab Electricity merupakan
K
x
-
x
sebuah media animasi yang khusus
r
x
X
x
dirancang
menampilkan
E
elektronika
r
untuk
komponen-komponen
seperti resistor, sumber tegangan,
Keterangan:
multimeter, dan sebagainya. Prinsip
Kr = kelas kontrol
kerja animasi virtualab electricity yakni
Er = kelas eksperimen
apabila
dibuat
sebuah
rangkaian Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 20
Subjek penelitian ini adalah
digunakan untuk mengambil data
siswa kelas X SMA Negeri 8 Yogyakarta
tentang pemahaman siswa terhadap
kelas XB dan XC. Kelas XB sebagai
hukum Kirchoff I setelah melakukan
kelas eksperimen dan kelas XC sebagai
pembelajaran.
kelas
kelas
digunakan terdiri dari 30 butir soal
kontrol
dan berbentuk pilihan ganda dengan
ditetapkan secara acak. Siswa kelas
empat pilihan jawaban. Jika jawaban
eksperimen melakukan pembelajaran
benar diberi skor 1 dan jika salah
dengan menggunakan media virtualab
diberi skor 0. Kualitas soal tes terinci
electricity
kelas
berdasarkan Taksonomi Bloom yakni
pembelajaran
C1, C2, dan C3. Tes pemahaman
kontrol.
eksperimen
kontrol
Pemilihan
dan
kelas
sedangkan melakukan
siswa
Soal-soal
hukum
electricity dalam hal ini ceramah.
submateri
rangkaian
rangkaian
paralel
komponen-
listrik.
Instrumen
melakukan
I
yang
tanpa menggunakan media virtualab
Sebelum
Kirchoof
tes
terdiri
dari
seri
dan
pembelajaran, kedua kelas diupayakan
komponen
memiliki kondisi yang hampir sama,
penelitian yang lain adalah lembar
sehingga
kondisi
observasi untuk mengetahui kondisi
prestasi awal siswa, lingkungan kelas,
lingkungan kelas dan keaktifan siswa
serta kondisi ekonomi siswa. Untuk
selama proses pembelajaran.
perlu
mengetahui
diketahui
prestasi
awal
siswa
Uji
yang
digunakan
dilakukan pretest terlebih dahulu,
menguji
sehingga dapat dikelompokkan siswa
pemahaman konsep hukum Kirchoff I
yang memiliki prestasi hampir sama.
pada
Kondisi
menggunakan
lingkungan
diketahui
kelas
melalui
dapat
observasi,
hipotesis
untuk
perbedaan
pembelajaran
electricity
dan
media
dengan virtualab
melalui
metode
sedangkan kondisi ekonomi siswa
ceramah adalah uji t. Keseluruhan
dapat dilihat dari data siswa di
pengujian analisis tersebut dilakukan
Bimbingan Konseling.
dengan bantuan Pengolahan Data
Dalam
penelitian
ini
data
dikumpulkan melalui tes. Tes terdiri
Statistik dengan SPSS 12 pada taraf signifikansi 5%.
dari dua macam, yakni pre-test dan post-test. Pre-test digunakan untuk mengetahui kemampuan awal fisika siswa
sebelum
melakukan
pembelajaran, sedangkan post-test
3. Hasil Penelitian dan Pembahasan Berikut disajikan ringkasan hasil pre-test
dan
post-test
kelas
eksperimen dan kelas kontrol.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 21
Tabel 2. Data pengetahuan awal fisika (pre-test) siswa
Ket:
E
K
r
r
Ju
3
3
m
9
9
Er = kelas eksperimen
Kr = kelas kontrol Berdasarkan
hasil
analisis,
didapatkan t o = 0,017 dan p = 0,676
la
sehingga Ho ditolak dan Ha diterima.
h
Hal ini menunjukkan bahwa ada
si
perbedaan signifikan pada prestasi
s
hasil
w
belajar
melakukan
a
fisika
siswa
pembelajaran
menggunakan
yang dengan
media
virtualab
R
4
4
er
8
8
electricity
at
3,
4,
metode
a
1
1
pelajaran hukum
ni
3
5
nilai kelas eksperimen lebih besar
la
dengan ceramah
dibandingkan
i
kontrol, Tabel 3. Data prestasi hasil belajar fisika (post-test) siswa
menggunakan pada
Kirchoff I. Rerata
rerata
oleh
materi
karena
nilai
kelas
itu
dapat
dinyatakan bahwa pembelajaran fisika materi hukum Kirchoff I dengan menggunakan
media
virtualab
E
K
r
r
electricity
Ju
3
3
dibandingkan dengan pembelajaran
m
9
9
tanpa menggunakan media virtualab
la
lebih
efektif
bila
electricity.
h
Prestasi belajar siswa kelas
si
eksperimen lebih baik dibandingkan
s w
kelas kontrol dapat disebabkan oleh
a
hal-hal
berikut:
siswa
kelas
R
7
6
eksperimen lebih aktif dan memiliki
er
5
4
motivasi lebih besar dibandingkan
at
1,
5,
a
3
7
ni
1
9
siswa yang melakukan pembelajaran tanpa
media
virtualab
electricity.
la
Siswa
kelas
i
mengoperasikan sendiri komputer dan
eksperimen
dapat
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 22
asik mengotak-atik software virtualab
Hasil penelitian ini hendaknya
electricity. Hal ini dapat merangsang
bisa dimanfaatkan oleh para guru,
rasa ingin tau dan kreatifitas masing-
mahasiswa, maupun dosen terutama
masing siswa. Ketika menghitung
dalam melakukan pembelajaran di
hambatan pengganti pun, siswa tidak
kelas. Dalam menggunakan media
harus menghitung secara manual,
berbantuan
akan tetapi cukup menghitungnya
animasi dan simulasi, para guru
menggunakan
hendaknya
secara
gambar
otomatis
tersebut.
multimeter
lewat
Sedangkan
software
siswa
karena
materi
juga
terutama
membuat
LKS
maupun modul sebagai pelengkap dan
kelas
dapat mempermudah siswa dalam
kontrol memiliki motivasi yang tidak optimal
komputer
melakukan pembelajaran.
hanya
disampaikan secara konvensional saja
Daftar Pustaka
yakni melalui ceramah. Siswa juga
John D. Latuheru. 1998. Media Pembelajaran
tidak bisa memiliki gambaran secara
dalam Proses Belajar Mengajar Masa
jelas
Kini. Jakarta: Menara Mas
bagaimana
bentuk-bentuk
rangkaian listrik, resistor, maupun alat ukur listrik, karena mereka tidak
Ahmad Abu Hamid. 2005. Pendidikan Fisika
dibantu dengan media baik simulasi
Sebagai Salah Satu Bidang Ilmu.
maupun demonstrasi dalam proses
Makalah
pembelajaran.
Ketika
menghitung
hambatan total pun mereka harus
Arief S. Sadiman. 1986. Media Pendidikan
menggunakan cara manual yang tentu
Pengertian
Pengembangan
dan
memerlukan waktu lebih lama.
Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
4. Kesimpulan Berdasarkan
hasil
penelitian
Gene L. Wilkinson. 1984. Media dalam
dapat ditarik kesimpulan: Penggunaan
Pembelajaran Penelitian Selama
media virtualab electricity lebih efektif
Tahun. Jakarta: CV. Rajawali
dibanding
dengan
60
menggunakan
metode ceramah dari aspek kognitif
Harsja
W.
Bachtiar.
1984.
Tekhnologi
(peningkatan prestasi belajar siswa)
Komunikasi Pendidikan Pengetian dan
dalam pembelajaran fisika materi
Penerapannya di Indonesia. Jakarta:
hukum Kirchoff I pada siswa kelas X
CV. Rajawali
SMA Negeri 8 Yogyakarta. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 23
Oemar Hamalik.1982. Media Pendidikan. Bandung: Alumni
mengerjakan Ujian Nasional. Oleh karena
itu
pembelajaran
menggunakan Virtualab Electricity ini Setijadi. 1986. Pemilihan dan Pengembangan
tentu tidak membebani siswa, justru
Media Untuk Pembelajaran. Jakarta:
akan
CV. Rajawali
siswa.
memperbanyak
pengalaman
b. Latar belakang judul tersebut karena Tanya Jawab
adanya perkembangan dalam bidang
T: Novi, UAD
teknologi informasi, ini berimbas pada
a. Jika
Ujian
Nasional
tidak
teknologi dalam bidang pendidikan
menggunakan Virtual Electric tetapi
(terutama
secara
tidak
menggunakan
Ujian
berbantuan
manual,
menghambat
siswa
apakah dalam
Nasional?
guru)
dituntut
untuk
software-software komputer
dalam
mengajarkan materi fisika dikelas
b. Apa latar belakang pengambilan judul
terutama animasi atau simulasi. Quasi
tersebut? Mengapa mengambil quasi
eksperimen
eksperimen bukan true eksperimen?
murni), karena variabel-variabel yang
J: Fajar Fitri, UAD a. Tanggung
(bukan
eksperimen
dikontrol hanya sebatas yang bisa jawab
guru
adalah
membekali siswa pada pengalaman
dikontrol atau tidak semua variabel yang mengikuti dikendalikan.
fisika secara langsung sekaligus bisa
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24
Inovasi Kurikulum Alternatif Yang Dimuati Pendidikan Nuklir Untuk Menumbuhkan Kesadaran Pentingnya PLTN Di Indonesia Agusta Danang Wijaya, Fitria Rahmawati, Sefrina Cahya Dwiastuti Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Jember Abstrak Teknologi sangat erat kaitannya dengan energi listrik karena hampir semua teknologi yang dikembangkan membutuhkan energi listrik. Seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi tersebut, kebutuhan dunia akan energi listrik di masa depan juga semakin meningkat. Termasuk juga di Indonesia. Indonesia yang memiliki jumlah penduduk terbanyak ke-4 di dunia membutuhkan akan energi listrik dengan asupan yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukan suatu pembangkit listrik yang memiliki daya besar. PLTN merupakan solusi alternatif yang dapat menanggulangi masalah kelistrikan di Indonesia. Tetapi PLTN telah menuai pro kontra dalam realisasinya. Hal ini disebabkan oleh kurang pahamnya masyarakat terhadap manfaat apa saja yang dapat diperoleh dari pembangunan PLTN ini karena hal yang diketahui oleh masyarakat hanyalah pada sisi negatifnya saja seperti kekhawatiran akan kebocoran reaktor. Gagasan ini merupakan hasil studi pustaka dari berbagai literatur yang mana melalui gagasan ini akan menjadi solusi inovativ-alternatif terhadap masalah penolakan PLTN di Indonesia. Kata Kunci : Teknologi, Energi Listrik, PLTN, Pendidikan dengan pesatnya perkembangan teknologi
1. Pendahuluan Berbicara tentang teknologi maka berbicara
framework
berpikir
jangka
panjang karena teknologi setiap saat selalu berkembang. Dalam era globalisasi saat ini teknologi memiliki peran yang sangat urgen dalam kehidupan, dari hal yang sederhana hingga kompleks untuk dapat menggerakkan roda aktivitas manusia. Misalnya dibuktikan dengan kenaikan signifikan penggunaan hand phone hingga komputer
tablet
iPad
yang
sangat
canggih. Teknologi sangat erat kaitannya dengan energi listrik karena hampir semua teknologi membutuhkan
yang energi
dikembangkan listrik.
Seiring
tersebut, kebutuhan dunia akan energi listrik di masa depan juga semakin meningkat. Demikian pula di Indonesia, menurut data yang berasal dari CIA World Factbook 2004, kepadatan populasi penduduk Indonesia menempati urutan ke-4 di dunia setelah RRC, India, dan Amerika Serikat menunjukkan
[1]
. Hal ini dapat
besarnya
kebutuhan
Indonesia sebagai negara berkembang akan energi listrik. Peningkatan kebutuhan listrik di Indonesia di kemudian hari diperkirakan dapat tumbuh rata-rata 6,5% per tahun hingga tahun 2020 [2] . Konsumsi
listrik
yang
besar
tersebut akan menjadi suatu masalah bila
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 24
dalam
penyediaannya
sejalan
dengan
(supply)
kebutuhan
tidak
memenuhi syarat, tenaga surya yang
(demand).
pengadaan sel suryanya sangat mahal, dan
Diperkirakan hingga tahun 2030 konsumsi
energi alternatif lainnya [5].
energi dunia masih tergantung kepada
Dunia,
khususnya
Indonesia
energi minyak bumi yang tidak terbarukan
membutuhkan sumber energi alternatif
[3]
untuk mengatasi pemenuhan kebutuhan
. Padahal cadangan sumber energi tidak
terbarukan
(un-renewable
resources)
listrik.
Hal
dapat
dilakukan
antara lain minyak bumi, gas, batu bara
pembuatan
semakin menipis. Hal ini mengakibatkan
memiliki daya yang mampu memenuhi
semakin mahalnya harga sumber energi
kebutuhan listrik nasional yang semakin
tersebut sehingga dapat memperparah
besar. Maka opsi nuklir merupakan suatu
krisis energi di dunia terutama energi
solusi yang diharapkan dapat mengurangi
listrik.
tekanan dalam masalah penyediaan energi Indonesia juga mengalami krisis
energi
listrik
seperti
yang
pembangkit
dengan
baru
yang
khususnya listrik di Indonesia. Energi
dialami
nuklir saat ini merupakan energi yang
berbagai negara lain di berbagai belahan
sangat berpengaruh dalam produksi listrik
dunia. Krisis energi ini sudah cukup lama
berbagai negara di atas bumi ini dan telah
dirasakan
masyarakat
seringnya
PLN
yaitu
dengan
memenuhi 16% kebutuhan energi listrik di
(Perusahaan
Listrik
dunia.
Negara) melakukan pemadaman listrik
Pemanfaatan
teknologi
nuklir
secara bergilir di Sumatera, Jawa, Bali,
dengan pembangunan PLTN (Pembangkit
dan daerah-daerah lainnya di Indonesia.
Listrik Tenaga Nuklir) di Indonesia dapat
Salah satu penyebab terjadinya krisis
menjadi salah satu alternatif solusi untuk
listrik yang berakibat pemadaman bergilir
mengatasi krisis energi listrik. Meskipun
adalah pasokan bahan bakar minyak
menuai pro dan kontra, banyak hal positif
terbatas,
yang
sehingga
ada
mesin-mesin
akan
diperoleh
Indonesia
jika
pembangkit yang tidak dapat dioperasikan
pemanfaatan nuklir dapat direalisasikan
[4]
dengan prosedur yang baik dan benar.
.
Menurut Hudi Hastowo, Kepala
BATAN, potensi panas bumi Indonesia sebesar
28
gigawatt
(GW)
Pemanfaatan
nuklir
sebagai
belum
sumber energi alternatif adalah hal yang
mencukupi untuk memenuhi kebutuhan
menarik untuk dikembangkan. Kandungan
Indonesia akan energi listrik. Demikian
energi yang tersimpan dalam nuklir sangat
pula tenaga air yang semakin terbatas,
besar, energi panas yang dihasilkan dari
tenaga angin yang kecepatannya tidak
pembelahan 1 kg nuklir 235U adalah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 25
sebesar 17 milyar kilo kalori atau setara
2. Pembahasan
dengan
Kondisi Kekinian Pembangunan PLTN
energi
yang
dihasilkan
dari
pembakaran 2,4 juta kg (2400 ton) batu
di Dunia dan Indonesia
bara. Energi yang sangat besar tersebut
Sampai saat ini belum ada satu pun PLTN
dapat dimanfaatkan dengan cara:
yang
1.
Memberikan gagasan bahwa nuklir
mengurangi kebutuhan pasokan energi
dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi
listrik di Indonesia. Padahal energi nuklir
listrik
ramah
telah memasok hingga sebesar 16% dari
lingkungan, dan ekonomis yaitu dengan
total pasokan energi di dunia. Berdasarkan
pembangunan PLTN di Indonesia.
statistik PLTN dunia pada tahun 2002
2.
alternatif
terdapat 439 PLTN yang beroperasi di
dalam pembangunan PLTN di Indonesia
seluruh dunia dan 35 lainnya dalam tahap
supaya dapat diterima oleh berbagai
pembangunan. Kebanyakan PLTN baru
pihak.
yang akan dibangun berada di beberapa
alternatif
yang
Memberikan
Manfaat
dari
aman,
langkah
dioperasikan
untuk
gagasan
negara Asia dan Eropa Timur. Memang di
tertulis ini adalah dapat memberikan
negara yang maju tidak ada PLTN baru,
solusi alternatif dan kontribusi pemikiran
tetapi hal ini bukan berarti bahwa proporsi
bagi pemerintah dalam menanggulangi
energi listrik dari PLTN akan berkurang.
permasalahan kurangnya pasokan listrik
Di
di Indonesia melalui pembangunan PLTN.
mendapatkan lisensi perpanjangan untuk
Pembangunan PLTN di Indonesia sejauh
dapat beroperasi hingga 60 tahun, atau 20
ini banyak menuai pro dan kontra, melalui
tahun lebih lama dari lisensi awalnya.
gagasan tertulis ini diharapkan menjadi
Energi nuklir telah diakui sebagai salah
masukan
satu sumber energi paling potensial,
bagi
penulisan
dapat
pemerintah
dalam
Amerika,
beberapa
telah
pembangunan sekaligus pengembangan
berteknologi
PLTN agar dapat diterima oleh semua
handal, ekonomis, dan ramah lingkungan,
lapisan masyarakat dengan baik. Selain itu
serta merupakan energi alternatif yang
gagasan ini juga dapat memberikan
layak
gambaran
pihak
Perencanaan Energi Jangka Panjang bagi
khususnya masyarakat Indonesia untuk
Indonesia. Tetapi sayang sekali hal ini
tidak
mengkhawatirkan
kurang disadari oleh sebagian masyarakat
pembangunan PLTN di Indonesia yaitu
Indonesia. Menurut Kepala Badan Tenaga
dengan cara pemanfaatan nuklir secara
Nuklir Nasional (BATAN) Dr. Hudi
tepat, aman, dan ramah lingkungan.
Hastowo,
kepada
perlu
berbagai
untuk
tinggi,
PLTN
berkeselamatan
dipertimbangkan
rencana
dalam
pembangunan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 26
pembangkit
listrik
tenaga
nuklir
di
Indonesia diundur. Sedianya tahun 2003,
dinyatakan sebagai lokasi yang potensial untuk pembangunan PLTN.
pemerintah berencana membangun PLTN
Telah dilakukan pula bererapa
pada 2016. Namun, berdasarkan realitas
studi tentang beberapa lokasi PLTN, serta
tahun
diambil
2010,
pembangunan
ini
suatu
keputusan
bahwa
diperkirakan baru terealisasi tahun 2020
semenanjung Muria adalah lokasi yang
[6]
paling ideal dan diusulkan agar digunakan
.
Sejarah PLTN dan Solusi Yang Pernah
sebagai
Ditawarkan
pertama di Indonesia. Disusul kemudian
Di
Indonesia,
ide
pertama
lokasi
pembangunan
PLTN
untuk
dengan pelaksanaan studi kelayakan yang
pembangunan dan pengoperasian PLTN
bekerja sama dengan berbagai pihak asing
sudah dimulai pada tahun 1956 dalam
seperti IAEA, dan pemerintah Italia. Dan
bentuk pernyataan dalam seminar-seminar
menurut
yang
beberapa
diperkirakan bahwa sebagai tahap dasar,
Universitas di Bandung dan Yogyakarta.
pasokan energi yang akan dihasilkan di
Meskipun demikian, ide yang sudah
Muria
matang baru muncul pada tahun 1972
kelistrikan Jawa – Bali.
bersamaan dengan dibentuknya Komisi
Dewasa
diselenggarakan
Persiapan
di
Pembangunan
PLTN
studi
kelayakan
mampu
kontroversi
tersebut
mendukung
ini
banyak
mengenai
sistem
sekali rencana
(KP2PLTN) oleh Badan Tenaga Atom
pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga
Nasional
Nuklir
(BATAN)
dan
Departemen
(PLTN)
di
Indonesia.
Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik
Pembangunan PLTN ini dicanangkan
(Departemen PUTL). Kemudian berlanjut
pada tahun 2016 mendatang oleh Badan
dengan
Tenaga Atom Nasional (BATAN), tetapi
diselenggarakannya
sebuah
seminar di Karangkates, Jawa Timur pada
karena
tahun 1975 oleh BATAN dan Departemen
diperkirakan pembangunan PLTN dapat
PUTL, dimana salah satu hasilnya suatu
mundur menjadi tahun 2018.
keputusan
bahwa
PLTN
akan
berbagai
kontroversi
tersebut
Kontroversi pembangunan PLTN
dikembangkan di Indonesia. Pada saat itu
tersebut
juga sudah diusulkan 14 tempat yang
kecelakaan nuklir yang telah terjadi dan
memungkinkan di pulau Jawa untuk
kurangnya pengetahuan akan PLTN itu
digunakan sebagai lokasi PLTN, dan
sendiri.
kemudian
Indonesia saat mendengat kata nuklir,
hanya
lima
tempat
yang
terjadi
karena
Kebanyakan
berbagai
masyarakat
maka yang terlintas dalam pikirannya Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 27
adalah bom atom yang telah menelan
lebih signifikan. Karena dampak yang
banyak korban jiwa, tidak banyak yang
dirasakan tidak hanya pada segelintir
mengetahui bahwa nuklir tersebut dapat
orang saja dan pengaruh yang dihasilkan
dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik
akan
yang menghasilkan daya cukup tinggi.
berkerangka jangka panjang.
Pemahaman
Pihak - Pihak Terkait
masyarakat
akan
nuklir,
berdampak
terutama PLTN dibagi menjadi tiga
cukup
luas
dan
Adapun pihak-pihak terkait yang
kategori besar, yaitu:
dapat membantu mengimplementasikan
1.
Kategori paham
gagasan ini antara lain Badan Tenaga
2.
Kategori tahu
Atom Nasional (BATAN), Direktorat
3.
Kategori mendengar [8]
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Masyarakat
Indonesia
masih
(Ditjen
Mandikdasmen)
Kementerian
banyak yang berada dalam kategori
Pendidikan Nasional, dan guru-guru baik
mendengar atau tingkatan terendah dalam
di SD, SMP, dan SMA berserta sekolah
pemahaman tentang nuklir. Nuklir bagi
yang
kategori tersebut adalah gambaran yang
BATAN
merupakan
menakutkan
memiliki
otoritas
dan
merupakan
sumber
bersangkutan.
Dalam
hal
lembaga
untuk
ini, yang
menangani
bencana yang telah terbukti merusak
masalah teknologi nuklir di Indonesia.
kehidupan seperti bom atom, perang
Kemudian untuk merealisasikan gagasan
nuklir, dan mutasi gen.
ini,
Di tengah rencana pemerintah dalam
membangun
peran
dari
Ditjen
Mandikdasmen sebagai lembaga yang
transfer
memiliki tugas untuk merumuskan serta
pengetahuan kepada masyarakat kategori
melaksanakan kebijakan dan standardisasi
mendengar
tahu
teknis di bidang manajemen pendidikan
tampaknya perlu mendapatkan perhatian
dasar dan menengah. Sedangkan pihak
lebih. Penyuluhan kepada masyarakat
sekolah
telah
banyak
mengimplementasikan kurikulum yang
memberikan pengaruh kepada masyarakat
dimuati pendidikan nuklir di sekolah yang
luas karena sasaran penyuluhan biasanya
bersangkutan. Kemudian guru dalam hal
hanyalah orang-orang tertentu dan jumlah
ini memiliki peran yang sangat penting
pesertanya relatif sedikit. Memasukkan
karena
pengetahuan tentang PLTN ke dalam
mengimplementasikan pendidikan tentang
kurikulum pendidikan adalah salah satu
PLTN
maupun
berjalan
tetapi
PLTN,
dibutuhkan
kategori
tidak
mampu
guru
yang
untuk
membantu
bertugas
telah
masuk
untuk
dalam
alternatif untuk memberikan dampak yang Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 28
manajemen
kurikulum
pendidikan
nasional kepada para siswa. Langkah
-
Langkah
Strategis
aktif
seperti
mengajak
para
siswa
mengunjungi
suatu
lembaga
yang
berhubungan
dengan
masalah
energi
khususnya teknologi nuklir. Selanjutnya
Penerapan Langkah
pertama
yang
dilakukan adalah studi
harus
peran guru sebagai tenaga pendidik
pustaka dari
sangatlah penting untuk menyampaikan
sumber-sumber yang dapat dipercaya
pengetahuan
mengenai pendidikan serta permasalahan
tentang rencana pembangunan PLTN
PLTN
kepada
dan
implikasinya
terhadap
atau
mensosialisasikan
anak-anak
didiknya
agar
masyarakat. Setelah itu membuat gagasan
kesadaran pentingnya PLTN dapat mereka
tertulis berdasarkan data-data yang valid
rasakan.
hasil dari studi pustaka yang telah
3. Kesimpulan Pengetahuan
dilakukan.
Kemudian
mereliasasikan
gagasan
Untuk tertulis
ini,
diperlukan peran serta yang riil dari berbagai
pihak
termasuk
mahasiswa.
BATAN harus menjalin korelasi yang lebih erat dengan Kementerian Pendidikan Nasional dalam memasukkan pendidikan PLTN sebagai materi pengayaan atau tambahan dalam kurikulum
pendidikan
nasional. Untuk mewujudkan hal ini, mahasiswa
dapat
menyampaikan
gagasannya melalui Ditjen Mandikdasmen yang
berada
di
bawah
naungan
Kementerian Pendidikan Nasional dan secara langsung kepada BATAN dengan menggunakan surat elektonik. Kemudian pihak sekolah yang diamanahi untuk mengimplementasikan kurikulum inovatif yang dimuati tentang pendidikan nuklir ini mampu menjelaskan dan memberikan arahan
kepada
para
guru
untuk
merealisasikannya dan juga bisa berperan
seharusnya
tidak
tentang hanya
PLTN
disampaikan
kepada golongan orang dewasa, anakanak dan remaja pun perlu memperoleh pengetahuan tersebut. Masa anak-anak adalah
tahapan
operasi
konkret,
merupakan masa yang gemilang dalam menerima pengetahuan, seseorang mudah memasukkan suatu pengetahuan tertentu kepada anak-anak terutama anak-anak usia sekolah dasar. Anak-anak merupakan sumber daya manusia di masa depan. Harapannya
suatu
saat
nanti
saat
pembangunan PLTN mulai dilaksanakan, akan menekan jumlah paranoid atau ketakutan masyarakat dengan pelaksanaan pembangunan tersebut. Anak-anak yang mendapatkan pengetahuan tentang bahaya dan kegunaan nuklir akan menjadi siap dengan pembangunan tersebut. Sains atau ilmu pengetahuan alam (IPA) adalah ilmu yang mempelajari tentang alam dan gejala-gejalanya. Sains
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 29
merupakan bidang ilmu yang tepat untuk
pengetahuan tentang energi nuklir harus
memasukkan pengetahuan tentang PLTN
kembali dimasukkan dalam kurikulum
ke
agar semakin memantapkan pengetahuan
dalam
kurikulum
Pengetahuan disisipkan
tentang
dalam
pendidikan. PLTN
pembelajaran
dapat
siswa. Bab Energi dan Usaha dan Listrik
Sains
Dinamis merupakan materi pokok yang
Sekolah Dasar.
cocok untuk memasukkan pengetahuan
Struktur
Program
Kurikulum
tentang nuklir. Di kelas VIII semester 2
Sekolah Dasar memuat jumlah dan jenis
bab
mata pelajaran yang ditempuh dalam satu
memiliki
periode belajar selama 6 tahun mulai kelas
menjelaskan
1 sampai dengan kelas 6. Khusus untuk
dan perubahannya, prinsip usaha dan
Sekolah Dasar kelas 1 sampai kelas 3
energi
menggunakan Pendekatan Tematik yang
kehidupan sehari-hari. Selanjutnya dapat
disajikan 26/27/28 jam pelajaran per
dilakukan tambahan indikator perihal
minggu termasuk di dalamnya terdapat
masalah PLTN yaitu tentang perubahan
pembelajaran Sains.
energi apa saja yang tejadi pada proses
Dalam
pembelajaran
Sains
mengenai
Energi
kompetensi
dan
Usaha
dasar
yaitu
hubungan bentuk energi
serta
penerapannya
dalam
PLTN dan hubungan perubahan energi
Sekolah Dasar, pengetahuan nuklir telah
tersebut
masuk pada materi kelas 3, yaitu pada bab
Kemudian ditambah lagi pada bab Listrik
energi. Dalam kompetensi dasar bab
Dinamis
tersebut, siswa mengidentifikasi sumber
penambahan
energi dan kegunaannya. Energi nuklir
pembangkit-pembangkit
dijelaskan sebagai energi yang tersimpan
sudah diterapkan
dalam atom dari unsur-unsur nuklir,
dampaknya
contohnya pada ledakan bom atom.
dibandingkan
Selanjutnya
pembangkit tenaga listrik yang belum
indikator bahwa
adalah yaitu
nuklir
menambahkan
penjelasan tersebut
tambahan
juga
satu
dengan
untuk
yang
pengayaan
suatu
di
seperti dengan
info
lain.
yaitu tentang
listrik
yang
Indonesia dan apa,
kemudian
PLTN
suatu
pernah direalisasikan di Indonesia serta
dapat
manfaat yang dirasakan oleh masyarakat
dimanfaatkan untuk kebaikan, seperti
luas jika PLTN segera terealisasikan
PLTN. Jumlah energi yang dihasilkan
seperti daya listrik yang dihasilkan,
oleh nuklir jauh lebih besar dibandingkan
ramah lingkungan, SDM Indonesia yang
sumber energi lain seperti batu bara.
mendukung dan juga biaya yang relatif
Kemudian untuk tingkat Sekolah
murah.
Menengah (SMP) dan sederajat maka Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 30
Selanjutnya
untuk
pendidikan
terhadap
teknologi
kenukliran
maka
SMA di mana di SMA ini siswa akan
pengayaan harus kembali dilakukan agar
dibagi menjadi beberapa jurusan yaitu
fondasi ilmu kenukliran khususnya PLTN
jurusan IPA, IPS dan BAHASA. Di
akan semakin kokoh. Di kelas 3 SMA bab
jurusan IPS dan BAHASA maka mata
mengenai inti atom dan radioaktivitas bisa
pelajaran IPA tidak akan ditempuh oleh
menjadi penjelasan pamungkas tentang
para siswa tetapi bukan berarti pendidikan
masalah PLTN. Di mana di bab ini
masalah kenukliran akan berhenti begitu
penjelasan lebih rinci tentang PLTN
saja. Oleh karena itu PLTN tidak hanya
menjadi bagian pengayaan. Penjelasan
dibahas dari sudut pandang ilmu pasti
lebih rinci tentang PLTN ini seperti jenis-
saja, tetapi juga dapat dibahas dari ilmu-
jenis PLTN, yaitu reaktor Fisi, reaktor
ilmu sosial. Untuk jurusan IPS maka mata
Thermal, reaktor Fusi dan reaktor cepat
pelajaran ekonomi cukup kuat untuk
lalu
menjadi
penjelasannya.
fondasi
pengetahuan
siswa
disertai
dengan
penjelasan-
Menjelaskan
prinsip
tentang manfaat yang luar biasa yang
kesetaraan massa dan energi pada konsep
didapat dari PLTN. Di kelas X dibahas
energi ikat inti yang berhubungan dengan
mengenai pendapatan nasional. Di bab ini
teknologi
dijelaskan mengenai pemahaman tentang
tentang besarnya energi yang dihasilkan
Produk Domestik Bruto (PDB), Produk
dari suatu reaksi inti. Kemudian di jurusan
Domestik
(PDRB),
BAHASA maka mata pelajaran sosiologi
(PNB),
bisa dijadikan alternatif solusi yang dapat
Pendapatan Nasional (PN). Pengetahuan
dimasukkan pengetahuan tentang nuklir.
kenukliran ditinjau dari sudut ekonomi
Bab tentang “Sosialisasi dan pembentukan
dapat dimasukkan ke dalam bab tersebut
kepribadian” kelas IX semester 2 bisa
yaitu penjelasan tentang akan menjadi
dimasukan pengetahuan tentang PLTN di
semakin
negara
mana sosialisasi mengenai pengetahuan
Indonesia dengan memanfaatkan PLTN.
PLTN ini mampu membentuk fondasi
Di mana biaya yang digunakan dalam
pribadi dari seseorang.
pengoperasian PLTN ini relatif murah
Teknik Implementasi
Pendapatan
Regional
Bruto
Nasional
hematnya
Bruto
devisa
dibandingkan listrik tenaga fosil dan pembangkit
listrik
alternatif
Untuk
kenukliran.
Menjelaskan
mengimplemtasikan
lainnya.
gagasan ini diperlukan sinergitas dari
Sehingga hal ini akan berpengaruh besar
berbagai pihak. Mulai dari Badan Tenaga
terhadap perekonomian Indonesia. Pada
Atom Nasional (BATAN), Direktorat
jurusan IPA yang memiliki korelasi
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 31
(Ditjen
Mandikdasmen)
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_ negara_menurut_jumlah_penduduk [21 Januari 2011]
Kementerian
Pendidikan Nasional, dan guru-guru baik di SD, SMP, dan SMA berserta sekolah yang
bersangkutan.
Selanjutnya
agar
gagasan ini dapat diketahui banyak orang maka dapat disebarluaskan di situs-situs jejaring sosial seperti facebook, twitter, koprol dan blog-blog pribadi. Gagasan ini dapat juga disebarluaskan kepada para mahasiswa serta para dosen yang ada di perguruan tinggi negeri maupun swasta dengan cara diskusi atau seminar.
Prediksi Hasil
[2] Susanto, Rudi. 2008. PLTN Solusi Alternatif Kekurangan Listrik Nasional. http://rudi.staff.uns.ac.id [19 Januari 2011] [3] Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia. 2009. Krisis Energi. http://www.deplu.go.id/Pages/IIssue Display.aspx?IDP=6&l=id [21 Januari 2011] [4]
PLN. 2010. Menuju Bebas Pemadaman Listrik Bergilir. http://www.pln.co.id/pro00/news/sia ran-pers/73-siaran-pers/200-menujubebas-pemadaman-listrikbergilir.html [21 Januari 2011]
Dari hasil telaah pustaka yang dilakukan maka melalui gagasan tertulis
[5] Tempointeraktif. 2010. Indonesia Baru Memiliki PLTN 2018-2020.
ini akan memberikan kontribusi yang cukup signifikan terhadap pemahaman masyarakat tentang manfaat yang sangat luar biasa dari PLTN dibandingkan pembangkit-pembangkit
listrik
lainnya
ditinjau dari daya listrik yang dihasilkan,
[6]http://nasional.kompas.com/read/2010/ 04/30/13310043/Mundur.Pembangu nan.PLTN.di.Indonesia [22 Februari 2011] [7] Subaharianto, Andang, dkk. 2004. Madura Bicara PLTN. Jember: UPT Penerbitan Universitas Jember
biaya yang lebih murah, dan ramah lingkungan.
Sehingga
mengenai
penolakan
kontroversi terhadap
pembangunan PLTN dapat didekonstruksi oleh suatu pemahaman yang cukup baik. Karena
pendidikan
merupakan
suatu
fondasi, yang ditanamkan sejak dini dan akan berdampak pada kerangka berpikir jangka panjang.
Daftar Pustaka [1] Wikipedia. 2011. Daftar Negara Menurut Jumlah Penduduk.
Tanya Jawab T: Tri Sulistiyanto, UAD a. Mengapa tidak menggunakan panas bumi? Kan di Indonesia memiliki banyak gunung berapi. b. Bagaimana meyakinkan solusi makalah anda kepada pemerintah? J: Agusta Danang, Universitas Jember a. Kami memilih nuklir karena sumber energy ini berlimpah, bertahan lama, memiliki efektifitas dan efisiensi yang tinggi dan ramah lingkungan. Untuk geothermal, teknologi yang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 32
digunakan belum memadai, masih perlu penelitian dan pengembangan sedangkan kebutuhan akan energy meningkat cepat dan tidak seimbang dengan pasokan energy yang dihasilkan. Maka kami memiliki idea atau gagasan memasukkan pendidikan nuklir dalam kurikulum dengan tujuan memberikan wawasan sejak dini tentang teknologi nuklir
ini, meminimalisir paranoid opini tentang teknologi nuklir. b. Kami menyelipkan pendidikan karena pendidikan merupakan pondasi dasar terhadap kemajuan bangsa. Dimana kami mulai dari Sd lalu SMP dan SMA. Peserta didik yang telah menerima ilmu tentang kenukliran dapat sharing kepada masyarakat
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 33
Membentuk Guru Fisika Efektif Powerfull Sebagai Peningkatan Kualitas Mutu Guru Fisika Dan Pembelajaran Fisika Di Indonesia Rizki Agung1), Zaini Muhtar Zaman2)
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jl. Prof.Dr. Soepomo, SH., Warungboto, Yogyakarta 55164 1)
E-mail :
[email protected], 2)E-mail:
[email protected]
Abstrak Permasalahan kualitas mutu guru fisika di Indonesia yang masih rendah sehingga menyebabkan masih minimnya kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran fisika dan suasana pembelajaran yang belum efektif. Dari masalah ini dibutuhkan suatu kajian untuk meningkatkan kualitas mutu guru fisika dan membentuk pembelajaran fisika yang efektif sehingga siswa akan mudah memahami materi pelajaran fisika serta menciptakan generasi bangsa yang bermutu. Maka dari itu perlu adanya pembentukan guru fisika efektif powerfull yaitu guru yang mengetahui dan menerapkan konsep prakondisi pembelajaran, dimensi pembelajaran serta sasaran (goal) dalam proses pembelajaran fisika. Kata Kunci : kualitas mutu, guru fisika, pembelajaran fisika, efektif powerfull
1. Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha sadar
sumber daya yang bermutu dan mampu
dan terencana untuk mewujudkan suasana
Peranan guru sangat menentukan
bersaing di dunia global.
belajar dan proses pembelajaran yang
dalam
baik atau berkualitas agar peserta didik
pendidikan
secara aktif mengembangkan potensi
sebagai agen pembelajaran dituntut untuk
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
mampu
keagamaan,
pembelajaran
pengendalian
diri,
usaha
peningkatan
formal.
Untuk
mutu
itu
menyelenggarakan dengan
guru
proses
sebaik-baiknya,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
dalam
serta
pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan
keterampilan
yang
diperlukan
kerangka
pembangunan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga
peran
sabagai penentu bagi kualitas kehidupan
pembangunan bidang pendidikan, dan
bangsa. Oleh sebab itu, mutu pendidikan
oleh karena itu perlu dikembangkan
haruslah
sebagai
ditingkatkan
agar
dapat
mencetak generasi bangsa yang memiliki
yang
sangat
profesi
strategis
yang
dalam
bermartabat.
Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang
Guru
dan
Dosen
Pasal
4
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 34
menegaskan bahwa guru sebagai agen
guru. Hal tersebut sangat berpengaruh
pembelajaran
dalam penentuan mutu pendidikan, sebab
berfungsi
untuk
meningkatkan mutu pendidikan nasional. Mengenai masalah guru fisika dan
dengan mutu guru yang berkualitas maka mutu
pendidikannya
juga
akan
pembelajaran fisika di Indonesia memang
berkualitas dan akan tercipta generasi
masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat
bangsa yang memiliki sumber daya yang
di lapangan yaitu fisika masih merupakan
bermutu.
salah satu mata pelajaran yang menjadi
Telah banyak upaya yang dilakukan
momok bagi para siswa, guru hanya
dalam peningkatan kualitas mutu guru
menjelaskan
fisika
sekilas
tanpa
memberi
yang
salah
satunya
melalui
keterangan rinci bagi siswa dan bahkan
sertifikasi, namun solusi ini tidaklah
ada guru yang tidak menguasai materi
cukup karena hanya dipandang dari
pelajaran fisika itu sendiri. Fenomena
eksternalnya
yang mestinya harus direformasi dalam
dilakukan suatu peningkatan kualitas
upaya meningkatkan kualitas pendidikan
mutu guru fisika khusunya yang berasal
khususnya dalam bidang fisika serta
dari
peningkatan mutu guru fisika.
meningkatkan
Kualitas seorang guru fisika mutlak harus
dimiliki,
menentukan
sebab hasil
akan dari
diri
saja.
pribadi
Untuk
itu
(internal)
kualitas
perlu
dengan
guru
fisika
dilakukan melalui pembentukan guru
sangat
fisika efektif powerful, yaitu guru fisika
proses
yang
bisa
menguasai
prakondisi
pembelajaran fisika. Namun saat ini,
pemelajaran, dimensi pemelajaran serta
kualitas
masih
sasaran (goal) dalam proses pembelajaran
rendah. hal tersebut terlihat dengan anak
fisika. Oleh sebab itu, pembinaan dan
didik
peningkatan
seorang
yang
guru
merasa
fisika
jenuh
dalam
kualitas
guru
fisika
pembelajaran fisika, merasa sulit dalam
hendaknya
belajar, banyak guru dilapangan yang
pembentukan guru fisika efektif, yaitu
hanya mengajar tanpa memperhatikan
guru fisika yang mau dan mampu
akan dikemanakan ilmu tersebut oleh
mendayagunakan
peserta didik. Masalah tersebut harus
internal maupun eksternal secara optimal
diselesaikan
untuk mencapai tujuan pendidikan.
dengan
memfokuskan
diorientasikan
segenap
pada
potensi
permasalahan pada mutu guru fisika. Peningkatan mutu pendidikan dapat dilakukan dari permasalahan guru fisika
2. Kajian Pustaka Guru Efektif
yang berkaitan dengan kualitas mutu Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 35
Dalam dunia pendidikan, istilah
semua orang bisa menjadi seorang guru
guru bukanlah hal yang asing. Menurut
dan harus memenuhi syarat profesi
pandangan lama, guru adalah sosok
sebagai
manusia yang patut digugu dan ditiru.
pandangan[2], guru merupakan profesi,
Digugu artinya segala ucapannya dapat
jabatan, dan pekerjaan yang memerlukan
dipercai, sedangkan ditiru artinya segala
keahlian
tingkah lakunya harus dapat menjadi
sembarang orang untuk melakukannya.
contoh atau tauladan bagi masyarakat.
seorang
khusus.
Namun
guru.
Jadi
Dalam
tidak
bisa
yang diperlukan dalam
Adanya suatu pandangan tersebut, dapat
mencapai
disimpulkan bahwa disebut guru jika
satunya adalah dari guru atau tenaga
dalam ucapannya dapat dipercayai dan
kependidikan yang sifatnya adalah guru
tingkah lakunya dapat menjadi tauladan
efektif. Sebab tidak berhasilnya proses
bagi
pembelajaran, kualitas mutu guru yang
masyarakat
walau
siapapun
orangnya. Dalam
dunia
pendidikan,
guru
Sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih siswa,
pendidikan
salah
kurang, dan tidak tercapainya tujuan
memegang peranan penting dan strategis.
para
tujuan
guru
merupakan
agen
pendidikan dikarenakan guru tersebut tidak efektif. Seorang
guru
dapat
dikatakan
efektif apabila ia memiliki sikap penuh
perubahan sosial (agent of social change)
perhatian
yang mengubah pola pikir, sikap, dan
penjelasannya mudah dipahami, serta
perilaku umat manusia menuju kehidupan
mampu mengelola kelas dengan baik[3].
yang lebih baik, lebih bermartabat, dan
Guru efektif adalah guru yang dapat
lebih mandiri. Guru adalah pendidik,
meningkatkan
profesionalisme dengan tugas
kearah
mendidik,
mengajar,
utama
membimbing,
dan
yang
pantang
seluruh lebih
menyerah,
kemampuan
positif
melalui
pengajarannya [4].
mengarahkan,
melatih,
menilai,
dan
Dengan demikian dapat penulis
mengevaluasi
peserta
didik
pada
simpulkan bahwa guru efektif adalah
dini
jalur
sosok guru yang mampu dan bisa
pendidikan formal, pendidikan dasar dan
mendayagunakan (empowering) segala
pendidikan menengah [1].
potensi yang ada dalam dirinya dan di
pendidikan
Dalam
anak
Kamus
usia
Umum
Bahasa
luar dirinya untuk mencapai tujuan
Indonesia guru diartikan sebagai orang
pembelajaran.
yang
Kualitas Mutu Guru Fisika
pekerjaannya
mengajar
dan
dimaknai sebagai tugas profesi. Jadi tidak Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 36
Dalam proses pembelajaran fisika
bangsa. Untuk tercapainya tujuan sebuah
diperlukan suatu kualitas mutu guru yang
pendidikan khususnya fisika dalam hal
kompeten, hal tersebut diperlukan untuk
ini semua komponen-komponen saling
menciptakan pembelajaran fisika yang
terkait satu sama lain. Guru misalnya,
efektif, menyenangkan dan meningkatkan
dalam proses belajar mengajar maka guru
pemahaman siswa terhadap materi fisika.
harus mempunyai keahlian karena tidak
Melihat
menutup
situasi
perkembangan
yang
kemungkinan banyak
ia
akan
kendala
untuk
semakin modern, semakin canggih baik
mendapatkan
hubungannya dengan pendidikan maupun
mengefektifkan proses belajar mengajar.
non peendidikan. Perubahan ini menuntut
Menurut[5], bahwa dalam Undang-
guru untuk mampu menyesuaikan diri
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tercantum
dalam peningkatan kualitas mutunya.
dalam Bab IV pasal 10, bahwa kriteria
Kualitas mutu guru fisika yang
guru bermutu harus memiliki empat
kompoten dan diakui baik di Indonesia
kompetensi yang meliputi kompetensi
masih terbilang rendah. Dalam proses
pedagogik, kompetensi
pembelajaran fisika guru masih terpatok
kompetensi professional dan kompetensi
dengan satu metode mengajar, banyak
sosial. Guru fisika yang bermutu, efektif
laboratorium yang kosong dan tidak
dan kompeten harus memiliki keempat
dimanfaatkan
kompetensi
sebagai
proses
kepribadian,
tersebut
dalam
upaya
pembelajaran fisika dengan siswanya.
meningkatkan kualitas mutu guru fisika
Dampak dari kurangnya mutu guru fisika
dan pencapaian hasil pembelajaran fisika
menyebabkan tidak tercapainya tujuan
yang telah dirumuskan dalam pembuatan
pembelajaran
silabus.
yang
diinginkan
dan
sulitnya siswa dalam memahami materi
Pembelajaran Fisika
pelajaran fisika.
Pembelajaran fisika adalah suatu
Memiliki dan mendapatkan guru-
proses belajar mengajar fisika yang
guru berkualitas prima itu semakin lama
komplek. Seorang guru fisika harus
semakin perlu mengingat bahwa dunia
mampu
pendidikan perlu mengalami perubahan
mengajar fisika yang nyaman dan mudah
yang sama cepatnya dengan dunia ilmu
dipahami oleh murid. Mengenai masalah
pengetahuan dan dunia bisnis. Kualitas
proses belajar mengajar fisika di sekolah
mutu
hasil
perlu untuk selalu ditingkatkan agar
generasi bangsa yang tercipta, hasil dari
kualitas pembelajaran selalu terjaga dan
proses pembelajaran serta citra sebuah
hasil
guru
akan
menentukan
menciptakan
yang
proses
diharapkan
serta
belajar
dapat
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 37
memenuhi tujuan pembelajaran yang
guru
fisika
serta
peningkatan
ditetapkan. Keberhasilan pembelajaran
pembelajaran fisika di Indonesia saat ini
fisika tergantung dengan mutu guru fisika
maupun untuk masa depan.
tersebut, seorang guru yang memiliki
Konsep guru fisika efektif powerfull
kualitas mutu yang kompeten akan
juga harus mempunyai empat kompetensi
mampu menggunakan berbagai metode
yang wajib dimiliki oleh setiap guru. Hal
dan strategi dalam mencapai tujuan
tersebut juga menjadi penilaian bagi guru
pembelajaran yang diharapkan.
dalam
Dalam proses pembelajaran fisika,
kualitas
Keempat
mutu
kompetensi
kependidikan. tersebut
guru tidak akan hanya menggunakan satu
kompetensi
strategi dalam belajar mengajar fisika,
kepribadian, kompetensi professional dan
sehingga
kompetensi sosial.
perlunya
pengelolaan
pengembangan kemampuannya
dan
pedagogik,
ialah
kompetensi
dalam
Untuk membentuk seorang guru
menerapkan pembelajaran fisika yang
fisika efektif powerfull, perlu adanya
efektif. Dengan demikian siswa dapat
konsep
dengan
materi
diterapkan dalam proses pembelajaran
pelajaran fisika dan dan tidak bosan
fisika. Ada tiga konsep yang harus
dengan mata pelajaran fisika.
diketahui
mudah
memahami
yang
harus
yaitu
diketahui
konsep
dan
prakondisi
pembelajaran, dimensi pembelajaran serta 3.
sasaran (goal)[6].
Pembahasan Kualitas guru fisika merupakan
1.
bagian yang tidak dapat dipisahkan
Prakondisi Pembelajaran Upaya membentuk seorang guru
dengan hasil pembelajaran fisika. Oleh
fisika
sebab itu, seorang guru fisika harus
mengetahui konsep-konsep yang
mutlak memiliki kualitas mutu yang
ada
kompeten. Dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran yaitu,
guru agar hasil pembelajaran fisika
a.
efektif
dalam
powerfull
bagian
perlu
prakondisi
Memahami konsep diri guru efektif
maksimal, dapat dibentuk guru fisika
Seorang guru bisa memahami
efektif powerfull. Guru fisika efektif
apa itu guru efektif dan bagaimana
powerfull merupakan sosok guru masa
menjadi seorang guru yang efektif.
depan yang perlu dibentuk dan dibangun
Guru efektif adalah sosok guru yang
dalam jiwa seorang guru. Konsep guru
mampu
fisika efektif powerfull perlu dibutuhkan
(empowering) segala potensi yang
dalam upaya peningkatan kualitas mutu
ada dalam dirinya dan di luar
mendayagunakan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 38
dirinya
untuk
mencapai
tujuan
visi misi pembelajaran fisika. Tanpa
pembelajaran. Guru efektif akan
mengetahui
menyajikan
pembelajaran fisika,
pembelajaran
yang
dan
misi
guru
akan
efektif serta menjadikan suasana
mengalami kesulitan dalam proses
kelas yang efektif. Menyangkut
pembelajaran fisika sehingga tidak
pelajaran fisika yang rumit dan
akan
banyak tidak disukai oleh siswa,
diinginkan.
maka perlu adanya guru fisika yang
mencapai
Seorang
sasaran
guru
yang
fisika
yang
efektif dalam mengelola pelajaran
efektif akan dapat menentukan visi
tersebut menjadi pelajaran yang
dan
mudah dipahami oleh siswa serta
sehingga
pengelolaan
menyajikan
pembelajaran
fisika
yang efektif. Proses
misi
pembelajaran guru
tersebut
pembelajaran
fisika, mampu fisika
yang bermutu bagi muridnya dan pembelajaran
fisika
sasaran
yang
diinginkan
akan
yang tidak mencapai sasaran, dapat
tercapai melalui pembentukan visi
dikatakan
misi pembelajaran fisika.
sebagai
pembelajaran
yang tidak efektif. Salah satu penyebab ketidakefektifan proses
b.
visi
c.
Memahami tugas pokok dan fungsi guru
pembelajaran ini adalah karena
Sebagai seorang profesional,
gurunya tidak efektif. Sehingga
guru fisika memiliki lima tugas
untuk menjadi guru fisika efektif
pokok
powerfull, dituntut selalu mawas
pembelajaran fisika, melaksanakan
diri dan terus melakukan perbaikan-
pembelajaran fisika, mengevaluasi
perbaikan
hasil
serta
peningkatan
yaitu
merencanakan
pembelajaran
fisika,
kompetensi.
menindaklanjuti hasil pembelajaran
Mengetahui dan menentukan visi
fisika serta melakukan bimbingan
serta misi pembelajaran fisika
dan konseling terhadap siswa yang
Menjadi guru efektif fisika
memiliki kemampuan fisika yang
powerfull, hendaknya mengetahui
masih rendah. Untuk mencapai
dan dapat menentukan visi misi
pembelajaran fisika yang efektif,
pembelajaran
dengan
seorang guru fisika mutlak dimiliki
mengetahui visi misinya maka guru
dan melakukan kelima tugas guru
dapat mengelola cara dalam proses
tersebut.
fisika,
pembelajaran fisika untuk mencapai Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 39
Selain
juga
trainer bagis siswa serta sekaligus sebagai
mengetahui fungsinya sebagai guru
konselor, (5) seorang guru fisika mampu
fisika yaitu sebagai pendidik dan
memetakan
didaktikus. Sebagai pendidik maka
pembelajaran serta memberikan solusi.
seorang
tugas,
guru
perlu
fisika
membimbing, siswanya fisika.
bisa
3.
mengatifkan
dalam
pembelajaran
Sedangkan
sebagai
persoalan
dan
kendala
Sasaran (Goal) Konsep
ketiga
dalam
upaya
membentuk guru fisika efektif powerfull adalah
seorang
guru
fisika
bisa
didaktikus maka seorang guru fisika
mengarahkan pembelajaran fisika untuk
mampu
mencapai
menyajikan
materi
sasaran
yang
ditentukan,
pembelajaran fisika yang mudah
dimana menjadikan siswa sebagai subjek
dipahami serta dapat memberikan
belajar aktif yang memiliki kecerdasan
penjelasan yang baik kepada siswa.
KAPSS (Kognitif, Afektif, Psikomotorik,
2.
Spiritual, dan Sosial).
Dimensi Pembelajaran Menyangkut dimensi pembelajaran
Dengan
adanya
sebuah
konsep
dalam fisika, beberapa hal yang harus
sasaran, maka proses pembelajaran akan
diperhatikan oleh seorang guru upaya
terarah serta tertuju pada sasaran tersebut
membentukan sebagai guru fisika efektif
sehingga seorang guru fisika dituntut
powerfull. (1) hendaknya guru fisika
untuk
mempunyai prinsip dalam mengajarakan
memberikan pembelajaran fisika yang
materi fisika kepada siswa dengan prinsip
dapat
long life learning, learning by doing, dan
Pembelajaran fisika akan menjadi efektif
edutainment, (2) seorang guru fisika bisa
bila guru mengetahui dan menerapkan
menegakkan
sasaran dari proses pembelajaran fisika.
peraturan,
memberikan
mampu
mencapai
menyajikan
sasaran
serta
tersebut.
reinforcement, reward, dan punishment (hukuman)
yang
mendidik
dalam
4.
pembelajaran fisika, (3) seorang guru
Kesimpulan Pentingnya
pembentukan
guru
fisika harus meninggalkan kebiasaan
fisika efektif powerfull sangat berarti
buruk
belajar
dalam upaya meningkatkan kualitas mutu
mengajar (KBM), misalnya tidak disiplin
guru fisika dan pembelajaran fisika di
waktu, terlambat masuk kekelas serta
Indonesia. Dengan terbentuknya guru
tidak memperhatikan materi fisika yang
yang efektif powerfull dari mengetahui
penting dan yang tidak penting, (4) guru
dan
fisika harus berperan ganda yaitu sebagai
pembelajaran, dimensi pembelajaran serta
guru
dalam
kegiatan
menerapkan
konsep
prakondisi
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 40
sasaran (goal) dalam proses pembelajaran
Tanya Jawab
fisika,
T: Karina Yuliandari, UAD
maka
pembelajaran
akan fisika
menciptakan yang
efektif,
menjadikan siswa untuk bisa memahami materi fisika dengan baik, guru akan
a. Apa metode pembelajaran dalam mengajar peserta didika? b. Apakah guru mendidik siswa tidak
memiliki kualitas mutu yang kompeten
efektif
tentunya
pada
kurikulum?
peningkatan kualitas mutu pendidikan di
c. Bagaimana
akan
berdampak
karena
jika
mengejar
ada
kasus
Indonesia, khususnya dalam pelajaran
mahasiswa FKIP yang tidak mau
fisika serta terciptanya generasi fisikawan
menjadi guru?
yang bermutu dan siap bersaing dengan bangsa lain serta perkembangan global.
J: Zaini Muhtar, UAD a. Metode
mengajar
yang
bias
sikembangkan bias dengan metode demonstrasi,
Daftar Pustaka [1]Anonim. 2006. UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & Peraturan Mendiknas Nomor 11 Than 2005. Bandung : Citra Umbara.
misalnya
mendemonstrasikan alat percobaan yang sederhana, sebagai contoh membawa alat percobaan slinki untuk
materi
gelombang
dan
dikembangkan dengnan metode
[2]Moh. Uzer Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya, 4.
berbasis IT seperti Macromedia
[3]Marland, Michael. 1990. Seni Mengelola Kelas. Semarang : Dahara Prize, 13-14.
denngan
metode
sederhana
yakni
[4]Pudji Jogyanti, Clara R. 1998. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan, 62.
masih banyak sekolah yang yang
[5]Susilo, M.J. 2010. Menjadi Guru Profesional Siapa Takut. Yogyakarta : Lentera Pustaka, 40-41. [6]Sukadi. 2009. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung : Kolbu, x.
Flash, Phet, Tracker dan lain-lain. selain
berbasis
demostrasi
bias
juga
eksperimen pembelajaran
laboratorium,
karena
laboratoriumnya belum maksimal. b. Untuk menumbuhkan guru efektif powerfull dimulai sejak dini, sejak kita mempunyai cita-cita menjadi seorang
guru,
sehingga
jika
dimulai sejak dini akan menambah motivasi kita untuk menjadi guru efektif powerfull yaitu seorang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 41
guru
yang
kompetensi
mempunyai yaitu
4
kompetensi
pedagogik,kompetensi kepribadian ,kompetensi
professional,
dan,
Bagaimana cara yang tepat untuk mendisiplinkan guru tersebut? J: Zaini Muhtar, UAD a. Tuntutan
yang harus dipenuhi
kompetensi social. Seorang guru
seorang guru bahwa guru fisika
juga harus mampu memahami
harus
prakondisi pembelajaran, dimensi
akademik
pembelajaran, dan goal, sasaran
kompetensi guru ditambah 1 lagi
pembelajaran, sehingga mencetak
yaitu
suatu
pengetahuan dan teknologi (iptek).
generasi
fisikawan
Indonesia.
Oleh
c. Mahasiswa yang sudah terlanjur
memliki: dan
kualifikasi memiliki
kompetensi
sebab
itu
menyesyaikan
ilmu
guru
zaman,
4
harus di
era
masuk di Pendidikan Fisika harus
globalisasi ini guru harus dituntut
ditekuni, siapa tahu hal tersebut
untuk aktif mengembangkan SDM
merupakan lantaran bagi kita untuk
lewat pembentukan guru fisika
mencerdaskan kehidupan bangsa,
yang efektif powerfull, sehingga
karena profesi guru itu pilihan dari
bias
mahasiswa
tersebut
untuk
mempunyai
menyadari
bahwa
kita
berkualitas.
disekolahkan disini adalah amanah dari orang tua.
membentuk
output
SDM
yang yang
b. Rata-rata guru di Indonesia terkena penyakit guru yang mematikan yaitu kudis (kurang disiplin) dan kurap (kurang persiapan). Untuk
T: Ari, UAD a. Bagaimana cara yang tepat untuk mensiasati
perubahan
guru harus paham tentang tugas
system pendidikan agar kita bias
dan kewajibannya sebagai guru
menjadi guru fisika yang efektif
yakni
dan powerfull?
pengajar. Hal tersebut kembali
b. Kedisiplinan
berbagai
mengantisipasi hal tersebut maka
berkaitan
dengan
sebagai
pendidik
dan
kepada diri kita sendiri sebagai
kesejahteraan guru, misalnya yang
guru
yang
professional
untuk
bukan PNS masih kekurangan
selalu disiplin, jujur, dan menjadi
pendapatan dan guru itu mencari
contoh teladan yang baik, karena
tambahan lain sehingga tugasnya
guru sebagai cermin jika gurunya
sebagai guru menjadi terbengkelai. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 42
disiplin maka muridnya pun ikut
disiplin juga.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 43
OPTIMALISASI POSISI STACK BERPORI LINGKARAN PADA SISTEM TERMOAKUSTIK RESONATOR TERBUKA Eko Nursulistiyo Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 e-mail :
[email protected]
Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta
Telah dilakukan penelitian mengenai posisi stack berpori lingkaran pada resonator terbuka. Resonator terbuka didapatkan melalui percobaan variasi panjang kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Didapatkan panjang kepala resonator minimum agar resonator bersifat bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. Stack berpori lingkaran berbahan plastik berdiameter 3,61
0,05 mm (sedotan air mineral
kemasan gelas) digunakan untuk mengetahui posisi optimum stack pada resonator terbuka. Resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm dan panjang kepala resonator 35 cm mempunyai posisi optimum pada jarak stack 25 cm dan 45 cm dari sumber bunyi. Posisi stack 45 cm menghasilkan beda suhu 17,4 C pada frekuensi 240 Hz. Sedangkan posisi stack 25 cm menghasilkan beda suhu 12,8 C pada frekuensi 239 Hz. Ternyata pada resonator terbuka juga terjadi proses termoakustik seperti pada resonator tertutup. Perbedaanya terletak pada frekuensi resonansi dan posisi stack optimumnya. Arah transfer kalor selalu menuju ke tekanan yang lebih tinggi.
Kata
kunci
:
stack
berpori
lingkaran, resonator
1. Pendahuluan Bunyi
terbuka, posisi stack, perbedaan tekanan gas dan gerak molekul/atom
sebenarnya
adalah
gas tersebut. Osilasi tekanan ini
osilasi-osilasi tekanan, gerak, dan
apabila terjadi pada kanal-kanal kecil
suhu. Dalam penjalarannya bunyi
akan menyebabkan kalor mengalir ke
memerlukan medium yaitu benda
dan
padat, benda cair, maupun gas. Pada
Gabungan dari semua osilasi ini
dari
dinding-dinding
kanal.
medium gas, bunyi berupa osilasi Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 44
menghasilkan fenomena yang disebut
lingkaran dan berbahan dari plastic.
sebagai efek termoakustik.
Bentuk gelombang dalam resonator
Termoakustika
sebenarnya
terbuka
dan
resonator
tertutup
adalah suatu tema atau bidang yang
berbeda, sehingga
berkaitan
fisis
bahwa terdapat juga perbedaan pada
dapat
posisi optimum stack dan beda suhu
dimana
dengan
fenomena
perbedaan
suhu
menyebabkan
bunyi
(gelombang
maksimumnya.
akustik), atau sebaliknya bunyi dapat menghasilkan
perubahan
Termoakustik
merupakan
suhu.
dapat diduga
Penelitian ini memiliki batasan penyelidikan
mengenai
posisi
konversi
optimum stack yang menghasilkan
aliran energi dan aliran panas (Biwa,
beda suhu maksimum pada resonator
2004)1.
terbuka dengan diameter 4,6 cm dan Pada prinsipnya banyak sekali
panjang
resonator
70
cm
yang
potensi aplikasi yang dapat dihasilkan
dihubungkan dengan sebuah kepala
dari fenomena termoakustik. Piranti
resonator pada ujungnya (diameter
termoakustik dapat digunakan sebagai
8,6
pendingin keping elektronik. Piranti
termasuk kategori stack pori sejajar
termoakustik dapat juga digunakan
yang berbahan dari plastik dengan
sebagai
diameter (3,61
pengganti
konvensional
yang
pendingin menggunakan
freon atau CFC. Adapun keunggulan
tentang piranti termoakustik masih dilakukan.
Pada
penelitian
ini
resonator yang digunakan adalah pipa organa terbuka, dengan sejumlah volume
udara
pada
salah
satu
ujungnya. Stack yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pori berbentuk
Stack
yang
digunakan
0,05) mm. Stack ini
diperoleh dari sedotan air mineral kemasan gelas.
teknologi termoakustik ini antar lain : Medium kerja ramah lingkungan yaitu udara atau gas mulia. Bahan yang digunakan sederhana dan mudah ditemukan dalam jumlah besar. Memiliki reabilitas tinggi. Kontrol gerakan dan kebisingan mudah dilakukan. Sampai saat ini penelitian
cm).
Sebelumnya,
dilakukan
percobaan variasi panjang kepala resonator untuk mengetahui panjang minimum
kepala
resonator
agar
resonator bersifat seperti resonator terbuka. Panjang minimum kepala resonator yang membuat resonator bersifat seperti resonator terbuka ini kemudian dipakai untuk mengetahui posisi
optimum
stack
yang
menghasilkan beda suhu maksimum. Akan diamati pula arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 45
1. Menentukan panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. 2. Mengamati arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. 3. Menentukan posisi optimum stack pada resonator terbuka yang menghasilkan beda suhu yang maksimum. Manfaat dari penelitian ini antara
dengan diameter 2 mm. Demonstrasi ini menghasilkan perbedaan suhu sekitar 30 0C. Elyanita3 (2006) melakukan penelitian
mengenai
optimalisasi
posisi stack berbahan kardus di dalam resonator tertutup Diperoleh posisi
lain: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fenomena yang terjadi pada piranti termoakustik. 2. Memperoleh informasi tentang proses termoakustik pada pompa kalor termoakustik yang menggunakan resonator terbuka. 3. Memberikan informasi tentang posisi optimum stack dalam resonator terbuka pada piranti termoakustik. 4. Memperkenalkan dan mengembangkan teknologi sederhana berbasis termoakustik yang berguna bagi masyarakat luas.
stack terbaik yaitu pada jarak 11 cm atau berada pada jarak sekitar
/ 20
dari ujung resonator tertutup. Optimalisasi
diameter
resonator terhadap kinerja piranti termakustik dilakukan oleh Sampurna (2006)8. Hasil penelitianya adalah bahwa diameter tabung resonator optimum menggunakan stack bahan film fotografi maupun kardus adalah
2. Dasar Teori
berdiameter 4,6 cm (1,5 inc).
Teknologi merupakan
termoakustik
teknologi
baru
Penelitian
mengenai
yang
optimalisasi panjang stack dilakukan
dirintis oleh para peneliti di Los
oleh Wagiyanti (2007)12. Penelitian
Alamos National Laboratory for United
tersebut
state Departement of Energy. Swift
berbahan kertas manila dan stack
9
menggunakan
stack
(1988) melakukan penelitian tentang
kardus, tegangan input 15 volt, dan
fenomena termoakustik dan diperoleh
panjang resonator 70 cm. Panjang
bentuk resonator termudah yang
stack optimum yang menghasilkan
dapat dibuat piranti termoakustik
perbedaan suhu maksimum yang
adalah
Dan
diperoleh pada penelitian tersebut
kemudian banyak penelitian yang
adalah 10 cm. Stack berbahan kardus
dilakukan baik oleh Swift sendiri
menghasilkan perbedaan suhu antara
maupun oleh peneliti lainya.
tandon panas dan tandon dingin
berbentuk
Tijani10 mendemonstrasikan
silinder.
(2001)
telah proses
termoakustik dengan menggunakan
sebesar 20,8 stack
0
C. Sedangkan untuk
berbahan
kertas
manila
menghasilkan perbedaan suhu antara
stack berbahan sedotan minuman Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 46
tandon panas dan tandon dingin
dengan panjang gelombang bunyi
sebesar 23 0C.
tegak (
a. Tinjauan Bunyi Gelombang adalah
getaran
pada
n
dasarnya
(gangguan)
yang
n
2L n
mekanis
dengan n = 1, 2, 3,...
(1)
menjalar. Gelombang bunyi adalah gelombang
) adalah
Sedangkan
longitudinal.
frekuensi
gelombang tegaknya adalah
Disebut demikian karena gelombang
f
bunyi memiliki arah getar yang sejajar
v
nv dengan n = 1, 2, 3,.. 2L
n
dengan arah rambatnya. Gelombang
(2)
bunyi pada pipa yang salah satu
dengan frekuensi dasar f1 untuk n =
ujungnya terbuka dan ujung yang lain tertutup
apabila
dilihat
sebagai
gelombang tekanan maka pada ujung yang terbuka tersebut akan terbentuk simpul dan pada ujung yang tertutup akan terbentuk perut. Hal ini terjadi karena udara pada ujung yang terbuka
f = v/4L n=1
f = 3v/4L n=3
1 dan frekuensi semua harmonic
fn
nf1 .
Sehingga
frekuensi
bebas bergerak sehingga tekanannya
harmonik terjadi pada semua nilai n
minimum, dan sebaliknya pada ujung
bilangan bulat positif.
tertutup udara tidak bebas bergerak sehingga tekanannya maksimal. Pada
pipa
yang
Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena
ujung-
getaran benda lain. Adanya pengaruh
ujungnya terbuka akan terjadi simpul
dari sederet denyut periodik yang sama atau hampir sama pada suatu
f= v/2L
sistem akan menyebabkan sistem
n=1
tersebut
berosilasi
juga
dengan
amplitudo yang relatif besar (Halliday
f = v/L
dan
n=2
Resnick,1996)4.
(a)
Frekuensi
(b)
Gambar 1. (a) Gelombang tekanan bunyi pada pipa organa terbuka pada n = 1 dan n = 2 (harmonik pertama dan harmonik kedua). (b) Gelombang tekanan bunyi pada resonator tertutup pada n = 1 dan n = 3 (harmonik pertama dan harmonik kedua).
tekanan
pada
kedua
ujungnya.
Hubungan antara panjang pipa (L)
resonansi pada pipa organa terbuka terjadi
pada
frekuensi
mengikuti
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 47
persamaan
(2).
frekuensi menghasilkan
Daerah
sekitar
dimana U adalah energi internal, Q
resonansi
akan
adalah panas dan W adalah usaha.
beda
yang
Karena suatu sistem menjalani suatu
suhu
maksimum pada piranti termoakustik.
proses daur (proses siklis) maka energi
b. Tinjauan Termodinamika
internal pada awal dan akhir proses
Termodinamika adalah ilmu
akan tetap sama.
tentang suhu, kalor, dan pertukaran
Walaupun efisensi setiap mesin
energi. Sedang suhu adalah ukuran
panas berbeda, tidak ada satupun
panas atau dinginya suatu benda
mesin
(Tipler,1998)11.
nol
efisiensi termal 100%. Tidak satupun
termodinamika yaitu kesetimbangan
mesin-mesin itu menyerap panas dan
yang terjadi apabila temperatur di
mengubah seluruhnya menjadi usaha.
setiap
Mesin
titik
Hukum
di
ke
dalam
sistem
panas
yang
mempunyai
pendingin
termokustik
mempunyai harga yang sama. Hukum
memindahkan
kalor
dari
tandon
ke nol termodinamika pada proses
dingin ke tandon panas dengan
termoakustik terjadi pada saat paket
sumber bunyi sebagai usahanya.
gas menyerap kalor pada tandon dingin dan melepas kalor pada tandon panas.
Penyerapan
kalor
c. Sistem Termoakustik
terjadi
Telah
diketahui
bahwa
karena suhu paket gas lebih rendah
gelombang bunyi dapat menghasilkan
dari suhu tandon dingin sehingga
osilasi-osilasi
paket
Adanya osilasi tekanan menyebabkan
gas
menyerap
kalor
dari
tekanan
terjadinya
temperatur
dengan
gelombang akustik (gelombang bunyi)
tandon dingin. Demikian juga pada
berkaitan dengan perubahan tekanan,
waktu berada di tandon panas, suhu
suhu,
paket gas lebih tinggi dari suhu tandon
dilaluinya. Medium ini bergerak di
panas sehingga terjadi pelepasan kalor
sekitar titik setimbangnya.
menuju ke temperatur setimbangnya dengan tandon panas. Dalam
termodinamika
rumus
rapat
medium
Suatu
yang
Apabila fluktuasi tekanan suhu ataupun rapat medium ini melewati
dikenal
kanal-kanal kecil maka kalor yang berosilasi juga mengalir ke dan dari
dU (3)
dan
suhu.
gerak.
lingkungan tandon dingin menuju ke setimbangnya
osilasi
dan
dQ dW
dinding-diding semua
osilasi
kanal. ini
Gabungan menghasilkan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 48
fenomena
yang
disebut
efek
termoakustik.
longitudinal
tegak
menyebabkan
partikel-partikel gas berosilasi bolak-
Piranti termoakustik terutama terdiri dari sebuah sistem resonator
balik sejajar dengan dinding-dinding stack.
dengan stack di dalamnya dengan didukung oleh sistem sumber bunyi. Stack merupakan jantung dari sebuah sistem termoakustik. Di dalam stack terjadi proses transfer kalor dari tandon panas ke tandon dingin. Bahan inilah bagian terpenting dalam piranti termoakustik.
Stack
terdiri
dari
sejumlah kanal-kanal yang arahnya
Gambar 3. (a) Diagram P –V yang
sejajar
tabung
memperlihatkan empat tahap dalam siklus
resonator. Stack adalah suatu jenis
pendingin (refrigerator) termoakustik. (b)
penukar kalor.
Proses transfer kalor antara stack dan
dengan
sumbu
paket gas. ( Russell dan Weibull, 2002)
TH
7
TH
Qin
Proses
Qout
W
Sistem
W
Sistem
Qout
stack (Gambar 3). Akibat adanya
TC
(a)
pada
pendingin termoakustik terjadi pada
Qin
TC
pendinginan
osilasi gelombang bunyi, paket gas (b)
dari arah tandon dingin bergerak ke
Gambar. 2. (a) Diagram mesin kalor. (b)
arah tandon panas (1-2). Volume
Diagram mesin pendingin.
paket gas berkurang (memampat)
(McCarty, 2005)
Gambar
5
2.
akibat tekanan yang lebih tinggi di (b)
Memperlihatkan operasi dasar sebuah
dekat tandon panas. Jika suhu paket gas ini lebih panas dari permukaan
pendingin atau pompa panas, dimana
stack yang bersisihan dengan tandon
suatu usaha dari luar memindahkan
panas maka paket gas tersebut akan
panas Q dari tandon (reservoir) suhu
mengeluarkan
rendah TC ke tandon suhu tinggi TH.
perpindahan kalor dari paket gas ke
Dalam hal ini usaha W dilakukan oleh
lapisan stack (2-3). Selanjutnya paket
gelombang bunyi tegak di dalam tabung resonator. Gelombang bunyi
panas,
terjadilah
gas tersebut melanjutkan siklus osilasi dengan bergerak kembali ke arah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 49
tandon
dingin
yang
mempunyai
tekanan lebih rendah, dalam hal ini volumenya
mengembang
(3-4).
Apabila paket gas ini mempunyai suhu
3.
Sistem Deteksi Bunyi Terdiri dari :
MIC Kondensor + Pre-Amp + Kabel Komputer + sound card + perangkat lunak Winscope 2.51.
lebih dingin dari suhu permukaan stack yang bersisihan dengan tandon dingin maka paket gas tersebut akan menyerap kalor dari stack Siklus
ini
terjadi
(4-1).
berulang-ulang
sehingga akumulasi dari pemindahan kalor oleh kanal-kanal kecil yang berjumlah banyak akan memindahkan kalor dari tandon dingin ke tandon panas.
3. Metode Penelitian
b. Bahan Penelitian Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tabung Resonator, terbuat dari pipa PVC dengan panjang 70 cm (Wagiyanti, 2006)12 dan berdia meter 4,6 cm (Samp urna, 2006)8 . Kepala resona
a. Alat yang Digunakan Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini tor terbuat dari pipa PVC dengan panjang 35 cm diameter 8,6 cm (Gambar 4. c ).
adalah : 1.
Sistem sumber bunyi Terdiri dari :
Loudspeaker (dan kotaknya) dari Woofer, ACR, Model : C 610 WH, Max. POWER : 60 watts, IMPEDANCE : 80 OHMS ( 1 buah). Audio Function Generator (AFG) Model GFG-8016 G. Power Amplifier, Karaoke AV System, MV_8000 (MEGAFOX). Multimeter SANWA (AC). 2. Sistem Deteksi Suhu Terdiri dari dua buah termometer batang yang berbahan cair alkohol.
2. Stack, terbuat dari bahan plastic berdiameter pori (3,61 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) (Cahyono, 2007)2. Stack ditempatkan di dalam kerangka pipa besi berdiameter 4,4 cm dengan panjang 10 cm yang dilapisi solatip pipa. Panjang stack ( sama dengan panjang pipa besi. Gambar 4 (a) a
Nasional Pendidikan Fisikaairdan Fisikakemasan 2011| 50gelas. (b) Sistem )mineral Gambar 4.Prosiding (a) Stack Seminar pori lingkaran berasal dari sedotan ( sumber bunyi. Dari gambar terlihat AFG, Amplifier dan multimeter yang berturut-turut
c
digunakan sebagai perangkat pengatur frekuensi, penguat gelombang bunyi dan pendeteksi
)
memperlihatkan stack yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Udara dengan tekanan udara bebas sebagai medium kerja. c. Prosedur Percobaan 1. Tahap Persiapan
Frekuensi
pada
frekuensi sekitar frekuensi resonansi resonator, kemudian sinyal keluaran dari
mikrofon
winscope.
a. Menyiapkan pipa PVC diameter 4,6 cm dengan panjang 70 cm serta pipa PVC diameter 8,6 cm dengan panjang 35 cm. b. Menyiapkan stack dari bahan bahan yang telah disebutkan di atas. c. Merangkai alat yang terdiri dari sistem sumber bunyi, sistem deteksi bunyi, sistem deteksi suhu, dan sistem resonator.
diatur
dilihat
Frekuensi
melalui resonansi
ditandai dengan terlihatnya puncakpuncak
harmonik
1,
2,
3,
dan
seterusnya pada tampilan winscope.. 2. Menyelidiki Pengaruh Panjang Kepala Resonator ( l ) Terhadap Bentuk Gelombang Tekanan Bunyi
2. Tahap Uji Operasi Alat
pada Resonator Terbuka.
Tahapan ini berfungsi untuk
Panjang
kepala
resonator
mengetahui apakah alat berfungsi
divariasi dan untuk setiap variasi letak
dengan baik atau tidak. Pada tahapan
mikrofon digeser dengan pergeseran 5
ini alat telah dirangkai dan dihidupkan.
cm di dalam resonator terbuka dan
Alat berfungsi dengan baik ditandai
dicatat tinggi puncak spektrum pada
dengan berfungsinya semua alat yang
frekuensi sesuai dengan frekuensi
telah dirangkai.
pada AFG. Variasi panjang kepala
d. Tahap Pengambilan Data
resonator dilakukan mulai dari 5 cm
1. Menentukan Frekuensi Resonansi
hingga 35 cm untuk setiap 5 cm.
Resonator Terbuka Frekuensi resonansi diketahui dengan menggunakan dua cara yaitu dengan
menggunakan perhitungan
secara
matematis
dengan
f
menggunakan
v 2L
Gambar 5. Skema peralatan deteksi gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka.
dan
perangkat
Dengan memplot grafik tinggi puncak
spektrum
versus
letak
lunak Winscope 2.51 melalui puncak-
mikrofon, maka diperoleh gambaran
puncak
bentuk gelombang tekanan bunyi
spektrumnya.
Perhitungan
secara matematis menggunakan v
dalam
resonator.
Sehingga
pada
(kecepatan bunyi di udara) = 343 m/s
panjang kepala resonator tertentu
dan L (panjang resonator) yang tetap
diperoleh bentuk gelombang tekanan
yaitu 70 cm. Tegangan input speaker
yang sesuai dengan bentuk gelombang
yang digunakan adalah 15 volt.
tekanan pada resonator terbuka pada
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 51
Volume
l
Gambar 6. Diagram sistem termoakustik
kedua
ujungnya.
Tegangan
resonator terbuka.
input
speaker menggunakan tegangan
15
volt. Diagram peralatan eksperimen
4.
Hasil dan Pembahasan Panjang
resonator
terbuka
ini dapat dilihat pada Gambar 5.
pada penelitian ini adalah 70 cm.
3. Menyelidiki Pengaruh Posisi Stack
diameter resonator mengacu pada
pada Resonator Terbuka Terhadap
penelitian Sampurna8 (2006) yaitu 4,6
Perbedaan
cm.
Suhu
Antara
Tandon
Panas dan Tandon Dingin.
Dari
penelitian
terdahulu
diperoleh pula panjang stack optimum
Stack yang telah disiapkan
adalah 10 cm (Wagiyanti, 2007)12.
diletakkan pada resonator terbuka.
Dengan merujuk pada hasil penelitian
Panjang kepala resonator dibuat tetap
tersebut maka stack yang digunakan
pada panjang kepala resonator yang
pada penelitian ini adalah 10 cm. Pada
menghasilkan
gelombang
penelitian ini digunakan stack pori
dengan
lingkaran yang berdiameter pori (3,61
tekanan
bentuk
bunyi
sesuai
resonator terbuka kedua ujungya. Variasi
posisi
stack
dilakukan
untuk mengetahui posisi optimum yang menghasilkan suhu maksimum. Variasi ini dilakukan setiap 5 cm mulai dari 10 cm hingga 60 cm diukur dari speaker. Frekuensi divariasi di sekitar frekuensi resonansi untuk setiap posisi stack. Tegangan input speaker yang digunakan adalah 15 volt. Diagram sistem
termoakustik
resonator
terbuka dapat dilihat pada Gambar 6.
0,05) mm (sedotan air mineral kemasan
gelas)
mengacu
pada
penelitian Cahyono (2007)2.
Stack yang digunakan pada penelitian ini diletakkan pada pipa besi. Besi merupakan konduktor panas yang baik tapi pada percobaan ini tidak terdapat aliran balik kalor karena luasan pipa besi yang menyentuh tandon panas yang kecil sehingga dapat diabaikan. Pengambilan data pada percobaan penentuan diameter pori yang menghasilkan beda suhu maksimum dan optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka menggunakan waktu operasi alat 10 menit. Dalam jangka waktu 10 menit tersebut suhu tandon panas maupun tandon dingin cenderung sudah konstan. a. Frekuensi Resonansi Resonator Terbuka
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 52 Volume
Transfer kalor yang paling
tersebut maka pengambilan data
optimal didapat pada saat frekuensi
untuk menentukan posisi optimum
sumber bunyi sama dengan frekuensi
dalam
resonansi resonator. Oleh karena itu
frekuensi antara 238-242 Hz.
penentuan
b.
menjadi
frekuensi penting
resonansi
pada
sistem
termoakustik baik pada resonator
Pengaruh
Kepala
Gelombang Tekanan Bunyi. mendapatkan
resonator terbuka maka dibuatlah
terbuka
sebuah volume yang ditempatkan
nv untuk n 2L
pada ujung resonator, dalam hal ini
= 1. Dengan menggunakan koreksi
8R 3
pada
frekuensi
resonator
ujung sebesar
Panjang
Untuk
Perhitungan
menggunakan rumus f
dilakukan
Resonator ( l ) Terhadap Bentuk
terbuka maupun tertutup.
resonansi
resonator
4D 3
(Rafi’ie,
disebut kepala resonator. Percobaan ini
dilakukan
untuk
mengetahui
panjang minimum kepala resonator agar
resonator
bersifat
seperti
bunyi
pada
6
2004 ) maka persamaan ini menjadi
fn
nv 4D 2 L 3
percobaan ini dipilih pada frekuensi
untuk panjang resonator (L) 70 cm dan diameter resonator (D) 4,6 cm didapat nilai frekuensi resonansi sekitar 238,6 Hz atau dibulatkan menjadi 239 Hz. dengan
menggunakan
Winscope 2.51 dapat dilihat bahwa spectrum
gelombang
frekuensi
240
memperlihatkan
bunyi
pada
Hz
dapat
dengan
jelas
harmonic pertama, kedua, ketiga dan seterusnya yang menunjukkan bahwa frekuensi
Frekuensi
dimana R adalah
jari-jari resonator. Dari perhitungan
Kemudian
resonator terbuka.
tersebut
merupakan
frekuensi resonansi. Dari kedua hasil pendekatan frekuensi resonansi resonator terbuka
240 Hz karena frekuensi ini berada di sekitar
frekuensi
perhitungan
dan
resonansi pada
dari
winscope
terlihat jelas puncak-puncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya. Frekuensi yang digunakan pada percobaan ini (240 Hz) dianggap mewakili frekuensi 238 Hz sampai dengan 242 Hz untuk menentukan tekanan
bentuk
bunyi
pada
gelombang resonator
terbuka.
Grafik tinggi puncak spektrum pada Winscope versus jarak mikrofon dalam resonator akan menggambarkan gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka. Pada saat menggunakan kepala resonator dengan panjang 35 cm diperoleh grafik gelombang tekanan bunyi yang paling
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 53
bahwa posisi optimum stack berpori
intensitas (.a.u)
mendekati gelombang tekanan bunyi resonator terbuka (lihat Gambar 7). Dalam grafik tersebut terlihat amplitudo sinyal minimum di posisi 0 cm dan 70 cm dan amplitudo sinyal yang lebih tinggi antara 10 cm hingga 55 cm. Amplitudo minimum mengindikasikan simpul tekanan dan sebaliknya amplitudo maksimum mengindikasikan perut tekanan. Panjang kepala resonator (35 cm) inilah yang mengubah resonator menjadi resonator terbuka, terlihat melalui bentuk gelombang tekanan bunyinya.
lingkaran yang menghasilkan suhu maksimum pada resonator terbuka berada pada posisi 45 dan 25 cm dari speaker. Posisi-posisi ini berjarak 10 cm dari perut tekanan yang berada pada posisi 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tadon dingin pada posisi stack 45 cm mencapai 17,4 0C dengan penurunan suhu 4,6 0C dan 0
35
kenaikan suhu 12,8
30
posisi stack 25 cm menghasilkan beda
25
suhu 12,8 0C
20
C. Sedangkan
dengan
penurunan
15
suhun 3,4 0C dan kenaikan suhunya
10
9,4 0C.
5 20
0 20
40
60
18
80
jarak mikrofon (cm)
Gambar 7. Grafik gelombang tekanan bunyi pada resonator terbuka dengan panjang kepala tabung 35 cm
16
beda suhu (°C )
0
14 12 10 8 6 4 2 0 0
Transfer kalor pada proses termoakustik selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi. Apabila posisi stack berada disebelah kiri perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kanan dan tandon panas akan berada pada sebelah kanan stack. Sebaliknya apabila stack dipasang pada sebelah kanan perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kiri dan tandon panas akan berada pada sebelah kiri stack. c. Pengaruh Posisi Stack pada Proses Termoakustik Resonator Terbuka Hasil eksperimen pengaruh posisi stack dalam resonator terbuka diperlihatkan oleh Gambar 8. Tampak
10
20
30
40
50
60
70
posisi stack (cm )
Gambar 8. Grafik beda suhu maksimum untuk setiap posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang kepala resonator 35 cm.
Beda suhu antara tandon panas dan tandon dingin saat stack berada pada posisi 45 cm lebih besar daripada saat stack berada pada posisi 25 cm. Volume tandon panas dimana kalor dilepaskan untuk posisi 45 cm lebih kecil daripada volume tandon panas untuk posisi 25 cm. Dengan kalor yang sama, untuk volume yang kecil dengan kalor yang terdistribusi merata akan menghasilkan suhu yang
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 54
gambar tersebut juga terlihat suhu
lebih tinggi daripada kalor yang dilepaskan ke volume yang lebih besar.
yang konstan terjadi pada menit-
Gambar 9 menunjukan beda
menit tertentu. Suhu yang konstan
suhu pada frekuensi 238-242 Hz yang
dapat terjadi pada tandon panas
digunakan pada percobaaan ini untuk
maupun tandon dingin pada menit-
posisi stack 45 cm dan 25 cm. Pada posisi
stack
45
cm
beda
menit setelah suhu tandon panas dan
suhu
tandon
maksimum berada pada frekuensi 240
Hz.
Beda
suhu
disebabkan karena suhu paket gas
beda suhu maksimum berada pada 239
mencapai
maksimum dan minimum. Hal ini
Hz sedang pada posisi stack 25 cm
frekuensi
dingin
yang termampatkan suhunya hampir
suhu
sama dengan suhu tandon panas
maksimum terjadi pada frekuensi di
sehingga pelepasan kalor ke tandon
sekitar frekuensi resonansi.
panas kecil atau tidak terjadi sama 13
50
12 11.5 11 10.5 10 237
suhu tandon panas
45 Suhu (°C )
beda suhu (°C )
12.5
suhu tandon dingin
40 35 30 25
238
239
240
241
242
243
20
frekuensi bunyi (Hz)
0
(a)
3
4
5 6
7
8
9 10 11
waktu (menit)
(b)
sekali. Hal sama terjadi pada tandon dingin dimana suhu paket gas hampir
18 17
sama dengan suhu tandon dingin
16
sehingga penyerapan kalor kecil atau
15
tidak menyerap kalor.
14 13 12 237
238
239
240
241
242
243
frekuensi bunyi (Hz)
Gambar 9. Grafik beda suhu versus
(a)
frekuensi bunyi (a) posisi stack 25 cm
(b)
(b) posisi stack 45 cm
Laju kenaikan dan penurunan
50
suhu pada posisi stack 25 cm dan 45
45
cm terlihat juga pada Gambar 10. Dari
suhu tandon dingin
suhu (°C)
beda suhu (°C)
1 2
suhu tandon panas
40 35 30
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 55 25 20 0
1
2
3
4
5
6
7
waktu (menit)
8
9 10 11
Gambar 10. Grafik laju kenaikan dan penurunan suhu tandon panas dan tendon dingin (a) posisi 25 cm. (b) posisi 45 cm.
Suhu
tandon
panas
dan
tandon dingin yang konstan ini juga disebabkan
karena
terjadi
kesetimbangan antara kalor yang diterima tandon panas dan kalor yang dilepaskan ke lingkungan oleh tandon panas. Pada tandon dingin juga demikian, kalor yang ditransfer ke tandon
panas
mengalami
kesetimbangan dengan kalor yang diterima oleh tandon dingin dari
daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b) 45 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 17,4 0C. Pada posisi ini tandon panas berada pada daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada pada daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai optimalisasi diameter pori stack atau jarak antar dinding stack dan panjang stack pada resonator terbuka. 2. Pada penelitian ini didapatkan dua posisi optimal yang menghasilkan beda suhu maksimal namun hanya menggunakan satu stack. Diharapkan pada masa yang akan datang dilakukan penelitian dengan menggunakan stack ganda yang ditempatkan pada kedua posisi optimal tersebut dengan harapan suhu tandon panas semakin besar.
lingkungan
Daftar Pustaka 4. Kesimpulan Dan Saran a. Kesimpulan
[1] Biwa, T., Yashirc, Y., Kozuka, M., Yazaki,
Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa
T.
dan
Experimental
1. Panjang minimum kepala resonator (diameter 8,6 cm) yang dapat mengubah resonator (diameter 4,6 cm) bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. 2. Transfer kalor pada sistem termoakustik resonator terbuka selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi (perut tekanan). 3. Pada penelitian optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm, diameter resonator 4,6 cm, diameter kepala resonator 8,6 cm dan panjang kepala resonator 35 cm diperoleh dua posisi optimum yaitu a) 25 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 12,8 0C. Pada posisi ini tandon panas berada di daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada di
Mizutani,
U.,
2004,
demonstration
of
thermoacoustic energy conversion in a resonator, Phys. Rev.E 69, 066304.
[2] Cahyono, A, 2007, Analisa Perbandingan beda suhu maksimum pada frekuensi Harmonik Orde 1, 3, 5, 7 dengan menggunakan stack pori lingkaran, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta
[3] Elyanita, M.S., 2006. Pengaruh Variasi Frekuensi dan Posisi Stack Bahan Kardus Terhadap Perubahan Suhu pada
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 56
Sistem Termoaakustik,
Jurusan Fisika
FMIPA UGM, Yogyakarta.
[9] Swift, G. W., 1988, Thermoacoustic engines, J. Acoust. Soc. Am. 84, 11451180.
[4] Halliday, D., dan Resnick, R., 1996, Fisika, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta.
[10] Tijani, M.E.H, 2001, Loudspeaker-driven thermo-acoustic refrigeration, page 32-
[5] McCarty, M., 2007, An Introduction to
37, Technische Universiteit Eindhoven
Thermoacoustic Refigerator., School of Mechanical
and
Aerospace
[11] Tipler, P.A., 1998, Fisika untuk Sains dan
Engineering,132.236.67.210/EngrWords
Teknik, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga,
/issues/ew02/McCarty_slides.pdf,
Jakarta.
11
februari 2007. [12] Wagiyanti, 2006, Kajian Pengaruh [6] Rafi’ie, A.S, 2004 , Pengaruh Diameter
Panjang Stack Dan Panjang Alumunium
pada frekuensi resonansi gelombang
Foil Pada Stack Terhadap Perbedaan
akustik
Suhu
dan
Faktor
Kualitas
pada
frekuensi resonansi tertentu dalam resonator pipa silindris terbuka,
Pada
Kinerja
Termoakustik,
Pompa
Kalor
Jurusan Fisika FMIPA
UGM, Yogyakarta.
Skripsi S-1 Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta
Tanya Jawab T: Bambang Setiahadi, LAPAN
[7] Russell, D.A. dan Weibull, P., 2002,
Apakah aplikasi penelitian ini bias
Tabletop thermoacoustic refrigerator
untuk masyarakat umum?
for demonstration, Am. J. Phys. 70,
J: Eko Nur Sulistiyo, UAD
1231-1233.
Sistem termoakustik dapat digunakan pendingin ruangan ramah lingkungan di masa yang akan dating, mungkin juga sebagai lemari es. Aplikasi di luar
[8] Sampurna, D, 2006, Studi Eksperimen Untuk Mengetahui Pengaruh Diameter
negeri
telah
digunakan
sebagai
pendingin es krim.
Tabung Resonator Terhadap Kinerja Piranti Termoakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. T: Ginanjar, A.M., UAD
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 57
Bagaimana cara pendistribusian kalor
pembangkit
dari alat yang dimaksud?
dengan sumber energy lain.
J: Eko Nur Sulistiyo, UAD
J: Eko Nur Sulistiyo, UAD
Pada
tekanan
dingin
dilewatkan
Efisiensi
panas
penggunaan
dibandingkan
pendingin
konduktor panas yang baik dan
system termoakustik belum pernah
dipompakan udara melewatinya untuk
diteliti hingga sekarang. Diperlukan
mendinginkan udara tersebut.
penelitian mengenai efisiensi system termoakustik resonator terbuka atau
T: Laifa R., UNY Seberapa suara
tertutup.
efisiensikah
sebagai
penggunaan
sumber
energy
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 58
Membentuk Guru Fisika Efektif Powerfull Sebagai Peningkatan Kualitas Mutu Guru Fisika Dan Pembelajaran Fisika Di Indonesia Rizki Agung1), Zaini Muhtar Zaman2) Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Kampus III, Jl. Prof.Dr. Soepomo, SH., Warungboto, Yogyakarta 55164 1) E-mail :
[email protected], 2)E-mail:
[email protected] Abstrak Permasalahan kualitas mutu guru fisika di Indonesia yang masih rendah sehingga menyebabkan masih minimnya kemampuan siswa dalam menguasai pelajaran fisika dan suasana pembelajaran yang belum efektif. Dari masalah ini dibutuhkan suatu kajian untuk meningkatkan kualitas mutu guru fisika dan membentuk pembelajaran fisika yang efektif sehingga siswa akan mudah memahami materi pelajaran fisika serta menciptakan generasi bangsa yang bermutu. Maka dari itu perlu adanya pembentukan guru fisika efektif powerfull yaitu guru yang mengetahui dan menerapkan konsep prakondisi pembelajaran, dimensi pembelajaran serta sasaran (goal) dalam proses pembelajaran fisika. Kata Kunci : kualitas mutu, guru fisika, pembelajaran fisika, efektif powerfull.
Peranan guru sangat menentukan
1. Pendahuluan Pendidikan merupakan usaha sadar
dalam
dan
pendidikan
terencana
untuk
mewujudkan
usaha
peningkatan
formal.
Untuk
mutu
itu
guru
suasana belajar dan proses pembelajaran
sebagai agen pembelajaran dituntut untuk
yang baik atau berkualitas agar peserta
mampu
didik
pembelajaran
secara
aktif
mengembangkan
menyelenggarakan dengan
proses
sebaik-baiknya,
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
dalam
spiritual keagamaan, pengendalian diri,
pendidikan. Guru mempunyai fungsi dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
peran
serta
diperlukan
pembangunan bidang pendidikan, dan
dirinya dan masyarakat. Pendidikan juga
oleh karena itu perlu dikembangkan
sabagai penentu bagi kualitas kehidupan
sebagai
bangsa. Oleh sebab itu, mutu pendidikan
Undang-Undang No. 14 tahun 2005
haruslah
tentang
keterampilan
yang
ditingkatkan
agar
dapat
kerangka
yang
sangat
profesi
Guru
pembangunan
strategis
yang
dan
dalam
bermartabat.
Dosen
Pasal
4
mencetak generasi bangsa yang memiliki
menegaskan bahwa guru sebagai agen
sumber daya yang bermutu dan mampu
pembelajaran
bersaing di dunia global.
meningkatkan mutu pendidikan nasional.
berfungsi
untuk
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 33
Mengenai masalah guru fisika dan
dalam penentuan mutu pendidikan, sebab
pembelajaran fisika di Indonesia memang
dengan mutu guru yang berkualitas maka
masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat
mutu
di lapangan yaitu fisika masih merupakan
berkualitas dan akan tercipta generasi
salah satu mata pelajaran yang menjadi
bangsa yang memiliki sumber daya yang
momok bagi para siswa, guru hanya
bermutu.
menjelaskan
sekilas
tanpa
pendidikannya
juga
akan
memberi
Telah banyak upaya yang dilakukan
keterangan rinci bagi siswa dan bahkan
dalam peningkatan kualitas mutu guru
ada guru yang tidak menguasai materi
fisika
pelajaran fisika itu sendiri. Fenomena
sertifikasi, namun solusi ini tidaklah
yang mestinya harus direformasi dalam
cukup karena hanya dipandang dari
upaya meningkatkan kualitas pendidikan
eksternalnya
khususnya dalam bidang fisika serta
dilakukan suatu peningkatan kualitas
peningkatan mutu guru fisika.
mutu guru fisika khusunya yang berasal
Kualitas seorang guru fisika mutlak harus
dimiliki,
saja.
pribadi
satunya
Untuk
itu
(internal)
perlu
dengan
proses
dilakukan melalui pembentukan guru
pembelajaran fisika. Namun saat ini,
fisika efektif powerful, yaitu guru fisika
kualitas
yang
seorang
guru
dari
fisika
masih
bisa
kualitas
melalui
meningkatkan
hasil
akan
diri
salah
sangat
menentukan
sebab
dari
yang
guru
menguasai
fisika
prakondisi
rendah. hal tersebut terlihat dengan anak
pemelajaran, dimensi pemelajaran serta
didik
dalam
sasaran (goal) dalam proses pembelajaran
pembelajaran fisika, merasa sulit dalam
fisika. Oleh sebab itu, pembinaan dan
belajar, banyak guru dilapangan yang
peningkatan
hanya mengajar tanpa memperhatikan
hendaknya
akan dikemanakan ilmu tersebut oleh
pembentukan guru fisika efektif, yaitu
peserta didik. Masalah tersebut harus
guru fisika yang mau dan mampu
diselesaikan
mendayagunakan
yang
merasa
dengan
jenuh
memfokuskan
permasalahan pada mutu guru fisika. Peningkatan mutu pendidikan dapat
kualitas
guru
fisika
diorientasikan
segenap
pada
potensi
internal maupun eksternal secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan.
dilakukan dari permasalahan guru fisika yang berkaitan dengan kualitas mutu guru. Hal tersebut sangat berpengaruh
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 34
Dalam
2. Kajian Pustaka
Kamus
Umum
Bahasa
Indonesia guru diartikan sebagai orang
Guru Efektif Dalam dunia pendidikan, istilah
yang
pekerjaannya
mengajar
dan
guru bukanlah hal yang asing. Menurut
dimaknai sebagai tugas profesi. Jadi tidak
pandangan lama, guru adalah sosok
semua orang bisa menjadi seorang guru
manusia yang patut digugu dan ditiru.
dan harus memenuhi syarat profesi
Digugu artinya segala ucapannya dapat
sebagai
seorang
guru.
Dalam
[2]
dipercai, sedangkan ditiru artinya segala
pandangan , guru merupakan profesi,
tingkah lakunya harus dapat menjadi
jabatan, dan pekerjaan yang memerlukan
contoh atau tauladan bagi masyarakat.
keahlian
Adanya suatu pandangan tersebut, dapat
sembarang orang untuk melakukannya.
disimpulkan bahwa disebut guru jika
khusus.
Namun
Jadi
tidak
bisa
yang diperlukan dalam
dalam ucapannya dapat dipercayai dan
mencapai
tingkah lakunya dapat menjadi tauladan
satunya adalah dari guru atau tenaga
bagi
kependidikan yang sifatnya adalah guru
masyarakat
walau
siapapun
orangnya. Dalam
tujuan
pendidikan
salah
efektif. Sebab tidak berhasilnya proses guru
pembelajaran, kualitas mutu guru yang
memegang peranan penting dan strategis.
kurang, dan tidak tercapainya tujuan
Sebagai pengajar, pendidik, dan pelatih
pendidikan dikarenakan guru tersebut
para
tidak efektif.
siswa,
dunia
guru
pendidikan,
merupakan
agen
perubahan sosial (agent of social change)
Seorang
guru
dapat
dikatakan
yang mengubah pola pikir, sikap, dan
efektif apabila ia memiliki sikap penuh
perilaku umat manusia menuju kehidupan
perhatian
yang lebih baik, lebih bermartabat, dan
penjelasannya mudah dipahami, serta
lebih mandiri. Guru adalah pendidik,
mampu mengelola kelas dengan baik[3].
profesionalisme dengan tugas utama
Guru efektif adalah guru yang dapat
mendidik,
membimbing,
meningkatkan kearah
mengajar,
dan
seluruh
kemampuan
melatih,
menilai,
dan
mengevaluasi
peserta
didik
pada
dini
jalur
Dengan demikian dapat penulis
pendidikan formal, pendidikan dasar dan
simpulkan bahwa guru efektif adalah
pendidikan menengah [1].
sosok guru yang mampu dan bisa
anak
usia
lebih
menyerah,
mengarahkan,
pendidikan
yang
pantang
positif
melalui
pengajarannya [4].
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 35
mendayagunakan (empowering) segala
semakin perlu mengingat bahwa dunia
potensi yang ada dalam dirinya dan di
pendidikan perlu mengalami perubahan
luar dirinya untuk mencapai tujuan
yang sama cepatnya dengan dunia ilmu
pembelajaran.
pengetahuan dan dunia bisnis. Kualitas
Kualitas Mutu Guru Fisika
mutu
guru
akan
menentukan
hasil
Dalam proses pembelajaran fisika
generasi bangsa yang tercipta, hasil dari
diperlukan suatu kualitas mutu guru yang
proses pembelajaran serta citra sebuah
kompeten, hal tersebut diperlukan untuk
bangsa. Untuk tercapainya tujuan sebuah
menciptakan pembelajaran fisika yang
pendidikan khususnya fisika dalam hal
efektif, menyenangkan dan meningkatkan
ini semua komponen-komponen saling
pemahaman siswa terhadap materi fisika.
terkait satu sama lain. Guru misalnya,
Melihat
yang
dalam proses belajar mengajar maka guru
semakin modern, semakin canggih baik
harus mempunyai keahlian karena tidak
hubungannya dengan pendidikan maupun
menutup
non peendidikan. Perubahan ini menuntut
mendapatkan
guru untuk mampu menyesuaikan diri
mengefektifkan proses belajar mengajar.
situasi
perkembangan
kemungkinan banyak
ia
akan
kendala
untuk
Menurut[5], bahwa dalam Undang-
dalam peningkatan kualitas mutunya. Kualitas mutu guru fisika yang
Undang Nomor 14 Tahun 2005 tercantum
kompoten dan diakui baik di Indonesia
dalam Bab IV pasal 10, bahwa kriteria
masih terbilang rendah. Dalam proses
guru bermutu harus memiliki empat
pembelajaran fisika guru masih terpatok
kompetensi yang meliputi kompetensi
dengan satu metode mengajar, banyak
pedagogik, kompetensi
laboratorium yang kosong dan tidak
kompetensi professional dan kompetensi
dimanfaatkan
proses
sosial. Guru fisika yang bermutu, efektif
pembelajaran fisika dengan siswanya.
dan kompeten harus memiliki keempat
Dampak dari kurangnya mutu guru fisika
kompetensi
menyebabkan tidak tercapainya tujuan
meningkatkan kualitas mutu guru fisika
pembelajaran
dan
dan pencapaian hasil pembelajaran fisika
sulitnya siswa dalam memahami materi
yang telah dirumuskan dalam pembuatan
pelajaran fisika.
silabus.
sebagai
yang
diinginkan
tersebut
kepribadian,
dalam
upaya
Memiliki dan mendapatkan guruguru berkualitas prima itu semakin lama
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 36
Pembelajaran Fisika
3.
Pembahasan
Pembelajaran fisika adalah suatu
Kualitas guru fisika merupakan
proses belajar mengajar fisika yang
bagian yang tidak dapat dipisahkan
komplek. Seorang guru fisika harus
dengan hasil pembelajaran fisika. Oleh
mampu
belajar
sebab itu, seorang guru fisika harus
mengajar fisika yang nyaman dan mudah
mutlak memiliki kualitas mutu yang
dipahami oleh murid. Mengenai masalah
kompeten. Dalam meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar fisika di sekolah
guru agar hasil pembelajaran fisika
perlu untuk selalu ditingkatkan agar
maksimal, dapat dibentuk guru fisika
kualitas pembelajaran selalu terjaga dan
efektif powerfull. Guru fisika efektif
hasil
dapat
powerfull merupakan sosok guru masa
memenuhi tujuan pembelajaran yang
depan yang perlu dibentuk dan dibangun
ditetapkan. Keberhasilan pembelajaran
dalam jiwa seorang guru. Konsep guru
fisika tergantung dengan mutu guru fisika
fisika efektif powerfull perlu dibutuhkan
tersebut, seorang guru yang memiliki
dalam upaya peningkatan kualitas mutu
kualitas mutu yang kompeten akan
guru
mampu menggunakan berbagai metode
pembelajaran fisika di Indonesia saat ini
dan strategi dalam mencapai tujuan
maupun untuk masa depan.
menciptakan
yang
proses
diharapkan
serta
pembelajaran yang diharapkan.
fisika
serta
peningkatan
Konsep guru fisika efektif powerfull
Dalam proses pembelajaran fisika,
juga harus mempunyai empat kompetensi
guru tidak akan hanya menggunakan satu
yang wajib dimiliki oleh setiap guru. Hal
strategi dalam belajar mengajar fisika,
tersebut juga menjadi penilaian bagi guru
sehingga
dalam
perlunya
pengelolaan
dan
kualitas
mutu
pengembangan kemampuannya dalam
Keempat
menerapkan pembelajaran fisika yang
kompetensi
efektif. Dengan demikian siswa dapat
kepribadian, kompetensi professional dan
dengan
kompetensi sosial.
mudah
memahami
materi
pelajaran fisika dan dan tidak bosan dengan mata pelajaran fisika.
kompetensi
kependidikan. tersebut
pedagogik,
ialah
kompetensi
Untuk membentuk seorang guru fisika efektif powerfull, perlu adanya konsep
yang
harus
diketahui
dan
diterapkan dalam proses pembelajaran fisika. Ada tiga konsep yang harus
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 37
diketahui
yaitu
pembelajaran,
konsep
dimensi
prakondisi
yang tidak efektif. Salah satu
pembelajaran
penyebab ketidakefektifan proses
[6]
serta sasaran (goal) . 1.
pembelajaran ini adalah karena gurunya tidak efektif. Sehingga
Prakondisi Pembelajaran Upaya membentuk seorang guru
untuk menjadi guru fisika efektif
fisika efektif powerfull perlu mengetahui
powerfull, dituntut selalu mawas
konsep-konsep yang ada dalam bagian
diri dan terus melakukan perbaikan-
prakondisi pembelajaran yaitu,
perbaikan
a.
kompetensi.
Memahami konsep diri guru efektif Seorang guru bisa memahami apa itu guru efektif dan bagaimana
b.
serta
peningkatan
Mengetahui dan menentukan visi serta misi pembelajaran fisika
menjadi seorang guru yang efektif.
Menjadi guru efektif fisika
Guru efektif adalah sosok guru
powerfull, hendaknya mengetahui
yang
dan dapat menentukan visi misi
mampu
mendayagunakan
(empowering) segala potensi yang
pembelajaran
ada dalam dirinya dan di luar
mengetahui visi misinya maka guru
dirinya
tujuan
dapat mengelola cara dalam proses
pembelajaran. Guru efektif akan
pembelajaran fisika untuk mencapai
menyajikan
visi misi pembelajaran fisika. Tanpa
untuk
mencapai
pembelajaran
yang
fisika,
efektif serta menjadikan suasana
mengetahui
kelas yang efektif. Menyangkut
pembelajaran fisika,
pelajaran fisika yang rumit dan
mengalami kesulitan dalam proses
banyak tidak disukai oleh siswa,
pembelajaran fisika sehingga tidak
maka perlu adanya guru fisika yang
akan
efektif dalam mengelola pelajaran
diinginkan.
tersebut menjadi pelajaran yang
visi
dengan
mencapai
Seorang
dan
misi
guru akan
sasaran
guru
yang
fisika
yang
mudah dipahami oleh siswa serta
efektif akan dapat menentukan visi
pengelolaan
dan
pembelajaran
fisika
yang efektif. Proses
misi
sehingga pembelajaran
fisika
pembelajaran guru tersebut
menyajikan
pembelajaran
fisika, mampu fisika
yang tidak mencapai sasaran, dapat
yang bermutu bagi muridnya dan
dikatakan
sasaran
sebagai
pembelajaran
yang
diinginkan
akan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 38
tercapai melalui pembentukan visi
2.
misi pembelajaran fisika.
Dimensi Pembelajaran
c.
Menyangkut dimensi pembelajaran
Memahami tugas pokok dan fungsi
dalam fisika, beberapa hal yang harus
guru
diperhatikan oleh seorang guru upaya Sebagai seorang profesional,
membentukan sebagai guru fisika efektif
guru fisika memiliki lima tugas
powerfull. (1) hendaknya guru fisika
pokok
merencanakan
mempunyai prinsip dalam mengajarakan
pembelajaran fisika, melaksanakan
materi fisika kepada siswa dengan prinsip
pembelajaran fisika, mengevaluasi
long life learning, learning by doing, dan
hasil
edutainment, (2) seorang guru fisika bisa
yaitu
pembelajaran
fisika,
menindaklanjuti hasil pembelajaran
menegakkan
fisika serta melakukan bimbingan
reinforcement, reward, dan punishment
dan konseling terhadap siswa yang
(hukuman)
memiliki kemampuan fisika yang
pembelajaran fisika, (3) seorang guru
masih rendah. Untuk mencapai
fisika harus meninggalkan kebiasaan
pembelajaran fisika yang efektif,
buruk
seorang guru fisika mutlak dimiliki
mengajar (KBM), misalnya tidak disiplin
dan melakukan kelima tugas guru
waktu, terlambat masuk kekelas serta
tersebut.
tidak memperhatikan materi fisika yang
Selain
tugas,
yang
guru
memberikan
mendidik
dalam
dalam
kegiatan
belajar
juga
penting dan yang tidak penting, (4) guru
mengetahui fungsinya sebagai guru
fisika harus berperan ganda yaitu sebagai
fisika yaitu sebagai pendidik dan
trainer bagis siswa serta sekaligus sebagai
didaktikus. Sebagai pendidik maka
konselor, (5) seorang guru fisika mampu
seorang
memetakan
guru
perlu
peraturan,
fisika
membimbing, siswanya fisika.
dalam
bisa
mengatifkan pembelajaran
Sedangkan
sebagai
persoalan
dan
kendala
pembelajaran serta memberikan solusi. 3.
Sasaran (Goal) Konsep
ketiga
dalam
upaya
didaktikus maka seorang guru fisika
membentuk guru fisika efektif powerfull
mampu
adalah
menyajikan
materi
seorang
guru
fisika
bisa
pembelajaran fisika yang mudah
mengarahkan pembelajaran fisika untuk
dipahami serta dapat memberikan
mencapai
penjelasan yang baik kepada siswa.
dimana menjadikan siswa sebagai subjek
sasaran
yang
ditentukan,
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 39
belajar aktif yang memiliki kecerdasan
dalam pelajaran fisika serta terciptanya
KAPSS (Kognitif, Afektif, Psikomotorik,
generasi fisikawan yang bermutu dan siap
Spiritual, dan Sosial).
bersaing
Dengan
adanya
sebuah konsep
dengan
bangsa
lain
serta
perkembangan global.
sasaran, maka proses pembelajaran akan terarah serta tertuju pada sasaran tersebut sehingga seorang guru fisika dituntut untuk
mampu
menyajikan
serta
memberikan pembelajaran fisika yang dapat
mencapai
sasaran
tersebut.
Pembelajaran fisika akan menjadi efektif bila guru mengetahui dan menerapkan sasaran dari proses pembelajaran fisika.
4.
pembentukan
dalam upaya meningkatkan kualitas mutu guru fisika dan pembelajaran fisika di Indonesia. Dengan terbentuknya guru yang efektif powerfull dari mengetahui menerapkan
konsep
prakondisi
pembelajaran,
dimensi
serta
(goal)
dalam
proses
fisika,
maka
akan
sasaran
pembelajaran
pembelajaran
menciptakan pembelajaran fisika yang efektif, menjadikan siswa untuk bisa memahami materi fisika dengan baik, guru akan memiliki kualitas mutu yang kompeten pada
tentunya akan berdampak peningkatan
pendidikan
di
[2]Moh. Uzer Usman. 1992. Menjadi Guru Profesional. Bandung : Remaja Rosdakarya, 4.
guru
fisika efektif powerfull sangat berarti
dan
[1]Anonim. 2006. UU Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen & Peraturan Mendiknas Nomor 11 Than 2005. Bandung : Citra Umbara.
[3]Marland, Michael. 1990. Seni Mengelola Kelas. Semarang : Dahara Prize, 13-14.
Kesimpulan Pentingnya
Daftar Pustaka
kualitas
Indonesia,
[4]Pudji Jogyanti, Clara R. 1998. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan, 62. [5]Susilo, M.J. 2010. Menjadi Guru Profesional Siapa Takut. Yogyakarta : Lentera Pustaka, 40-41. [6]Sukadi. 2009. Guru Powerful Guru Masa Depan. Bandung : Kolbu, x. Tanya Jawab T: Karina Yuliandari, UAD a. Apa metode pembelajaran dalam mengajar peserta didika? b. Apakah guru mendidik siswa tidak efektif
karena
mengejar
kurikulum?
mutu
khususnya
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 40
c. Bagaimana
jika
ada
kasus
juga harus mampu memahami
mahasiswa FKIP yang tidak mau
prakondisi pembelajaran, dimensi
menjadi guru?
pembelajaran, dan goal, sasaran pembelajaran, sehingga mencetak
J: Zaini Muhtar, UAD a. Metode
mengajar
yang
bias
suatu
sikembangkan bias dengan metode demonstrasi,
generasi
fisikawan
Indonesia.
misalnya
c. Mahasiswa yang sudah terlanjur
mendemonstrasikan alat percobaan
masuk di Pendidikan Fisika harus
yang sederhana, sebagai contoh
ditekuni, siapa tahu hal tersebut
membawa alat percobaan slinki
merupakan lantaran bagi kita untuk
untuk
dan
mencerdaskan kehidupan bangsa,
dikembangkan dengnan metode
karena profesi guru itu pilihan dari
berbasis IT seperti Macromedia
mahasiswa
tersebut
untuk
Flash, Phet, Tracker dan lain-lain.
menyadari
bahwa
kita
selain
disekolahkan disini adalah amanah
materi
gelombang
demostrasi
denngan
metode
sederhana
yakni
berbasis
bias
juga
eksperimen
dari orang tua.
pembelajaran
laboratorium,
karena
T: Ari, UAD
masih banyak sekolah yang yang
a. Bagaimana cara yang tepat untuk
laboratoriumnya belum maksimal.
mensiasati
berbagai
perubahan
b. Untuk menumbuhkan guru efektif
system pendidikan agar kita bias
powerfull dimulai sejak dini, sejak
menjadi guru fisika yang efektif
kita mempunyai cita-cita menjadi
dan powerfull?
seorang
guru,
sehingga
jika
b.
Kedisiplinan
berkaitan
dengan
dimulai sejak dini akan menambah
kesejahteraan guru, misalnya yang
motivasi kita untuk menjadi guru
bukan PNS masih kekurangan
efektif powerfull yaitu seorang
pendapatan dan guru itu mencari
guru
4
tambahan lain sehingga tugasnya
kompetensi
sebagai guru menjadi terbengkelai.
pedagogik,kompetensi kepribadian
Bagaimana cara yang tepat untuk
,kompetensi
mendisiplinkan guru tersebut?
yang
kompetensi
mempunyai yaitu
professional,
dan,
kompetensi social. Seorang guru
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 41
b. Rata-rata guru di Indonesia terkena
J: Zaini Muhtar, UAD
penyakit guru yang mematikan a. Tuntutan yang harus dipenuhi seorang guru bahwa guru fisika harus
memliki:
akademik
dan
kualifikasi memiliki
4
kompetensi guru ditambah 1 lagi yaitu
kompetensi
ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek). Oleh
sebab
menyesyaikan
itu
guru
zaman,
harus di
era
globalisasi ini guru harus dituntut untuk aktif mengembangkan SDM lewat pembentukan guru fisika yang efektif powerfull, sehingga bias
membentuk
mempunyai
output
SDM
yang
yaitu kudis (kurang disiplin) dan kurap (kurang persiapan). Untuk mengantisipasi hal tersebut maka guru harus paham tentang tugas dan kewajibannya sebagai guru yakni
sebagai
pendidik
dan
pengajar. Hal tersebut kembali kepada diri kita sendiri sebagai guru
yang
professional
untuk
selalu disiplin, jujur, dan menjadi contoh teladan yang baik, karena guru sebagai cermin jika gurunya disiplin maka muridnya pun ikut disiplin juga.
yang
berkualitas.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 42
OPTIMALISASI POSISI STACK BERPORI LINGKARAN PADA SISTEM TERMOAKUSTIK RESONATOR TERBUKA Eko Nursulistiyo Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Jurusan Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 e-mail :
[email protected] Agung B.S.U, Ikhsan Setiawan Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Gadjah Mada Yogyakarta Telah dilakukan penelitian mengenai posisi stack berpori lingkaran pada resonator terbuka. Resonator terbuka didapatkan melalui percobaan variasi panjang kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Didapatkan panjang kepala resonator minimum agar resonator bersifat bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm. Stack berpori lingkaran berbahan plastik berdiameter 3,61 0,05 mm (sedotan air mineral kemasan gelas) digunakan untuk mengetahui posisi optimum stack pada resonator terbuka. Resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm dan panjang kepala resonator 35 cm mempunyai posisi optimum pada jarak stack 25 cm dan 45 cm dari sumber bunyi. Posisi stack 45 cm menghasilkan beda suhu 17,4 C pada frekuensi 240 Hz. Sedangkan posisi stack 25 cm menghasilkan beda suhu 12,8 C pada frekuensi 239 Hz. Ternyata pada resonator terbuka juga terjadi proses termoakustik seperti pada resonator tertutup. Perbedaanya terletak pada frekuensi resonansi dan posisi stack optimumnya. Arah transfer kalor selalu menuju ke tekanan yang lebih tinggi. Kata kunci : stack berpori lingkaran, resonator terbuka, posisi stack, perbedaan suhu. merupakan konversi aliran energi dan I. Pendahuluan Bunyi sebenarnya adalah osilasialiran panas (Biwa, 2004)1. osilasi tekanan, gerak, dan suhu. Dalam Pada prinsipnya banyak sekali penjalarannya bunyi memerlukan potensi aplikasi yang dapat dihasilkan medium yaitu benda padat, benda cair, dari fenomena termoakustik. Piranti maupun gas. Pada medium gas, bunyi termoakustik dapat digunakan sebagai berupa osilasi tekanan gas dan gerak pendingin keping elektronik. Piranti molekul/atom gas tersebut. Osilasi termoakustik dapat juga digunakan tekanan ini apabila terjadi pada kanalsebagai pengganti pendingin kanal kecil akan menyebabkan kalor konvensional yang menggunakan freon mengalir ke dan dari dinding-dinding atau CFC. Adapun keunggulan kanal. Gabungan dari semua osilasi ini teknologi termoakustik ini antar lain : menghasilkan fenomena yang disebut Medium kerja ramah lingkungan sebagai efek termoakustik. yaitu udara atau gas mulia. Termoakustika sebenarnya Bahan yang digunakan sederhana adalah suatu tema atau bidang yang dan mudah ditemukan dalam jumlah berkaitan dengan fenomena fisis dimana besar. perbedaan suhu dapat menyebabkan Memiliki reabilitas tinggi. bunyi (gelombang akustik), atau Kontrol gerakan dan kebisingan sebaliknya bunyi dapat menghasilkan mudah dilakukan. perubahan suhu. Termoakustik
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 43
Sampai saat ini penelitian tentang piranti termoakustik masih dilakukan. Pada penelitian ini resonator yang digunakan adalah pipa organa terbuka, dengan sejumlah volume udara pada salah satu ujungnya. Stack yang digunakan dalam penelitian ini memiliki pori berbentuk lingkaran dan berbahan dari plastic. Bentuk gelombang dalam resonator terbuka dan resonator tertutup berbeda, sehingga dapat diduga bahwa terdapat juga perbedaan pada posisi optimum stack dan beda suhu maksimumnya. Penelitian ini memiliki batasan penyelidikan mengenai posisi optimum stack yang menghasilkan beda suhu maksimum pada resonator terbuka dengan diameter 4,6 cm dan panjang resonator 70 cm yang dihubungkan dengan sebuah kepala resonator pada ujungnya (diameter 8,6 cm). Stack yang digunakan termasuk kategori stack pori sejajar yang berbahan dari plastik dengan diameter (3,61 0,05) mm. Stack ini diperoleh dari sedotan air mineral kemasan gelas. Sebelumnya, dilakukan percobaan variasi panjang kepala resonator untuk mengetahui panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Panjang minimum kepala resonator yang membuat resonator bersifat seperti resonator terbuka ini kemudian dipakai untuk mengetahui posisi optimum stack yang menghasilkan beda suhu maksimum. Akan diamati pula arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. 1. Menentukan panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. 2. Mengamati arah transfer kalor pada proses termoakustik resonator terbuka. 3. Menentukan posisi optimum stack pada resonator terbuka yang
menghasilkan beda suhu yang maksimum. Manfaat dari penelitian ini antara lain: 1. Menambah pengetahuan dan wawasan mengenai fenomena yang terjadi pada piranti termoakustik. 2. Memperoleh informasi tentang proses termoakustik pada pompa kalor termoakustik yang menggunakan resonator terbuka. 3. Memberikan informasi tentang posisi optimum stack dalam resonator terbuka pada piranti termoakustik. 4. Memperkenalkan dan mengembangkan teknologi sederhana berbasis termoakustik yang berguna bagi masyarakat luas. 2. Dasar Teori Teknologi termoakustik merupakan teknologi baru yang dirintis oleh para peneliti di Los Alamos National Laboratory for United state Departement of Energy. Swift (1988)9 melakukan penelitian tentang fenomena termoakustik dan diperoleh bentuk resonator termudah yang dapat dibuat piranti termoakustik adalah berbentuk silinder. Dan kemudian banyak penelitian yang dilakukan baik oleh Swift sendiri maupun oleh peneliti lainya. Tijani10 (2001) telah mendemonstrasikan proses termoakustik dengan menggunakan stack berbahan sedotan minuman dengan diameter 2 mm. Demonstrasi ini menghasilkan perbedaan suhu sekitar 30 0C. Elyanita3 (2006) melakukan penelitian mengenai optimalisasi posisi stack berbahan kardus di dalam resonator tertutup Diperoleh posisi stack terbaik yaitu pada jarak 11 cm atau berada pada jarak sekitar / 20 dari ujung resonator tertutup.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 44
Optimalisasi diameter resonator terhadap kinerja piranti termakustik dilakukan oleh Sampurna (2006)8. Hasil penelitianya adalah bahwa diameter tabung resonator optimum menggunakan stack bahan film fotografi maupun kardus adalah berdiameter 4,6 cm (1,5 inc). Penelitian mengenai optimalisasi panjang stack dilakukan oleh Wagiyanti (2007)12. Penelitian tersebut menggunakan stack berbahan kertas manila dan stack kardus, tegangan input 15 volt, dan panjang resonator 70 cm. Panjang stack optimum yang menghasilkan perbedaan suhu maksimum yang diperoleh pada penelitian tersebut adalah 10 cm. Stack berbahan kardus menghasilkan perbedaan suhu antara tandon panas dan tandon dingin sebesar 20,8 0C. Sedangkan untuk stack berbahan kertas manila menghasilkan perbedaan suhu antara tandon panas dan tandon dingin sebesar 23 0C. a. Tinjauan Bunyi Gelombang pada dasarnya adalah getaran (gangguan) yang menjalar. Gelombang bunyi adalah gelombang mekanis longitudinal. Disebut demikian karena gelombang bunyi memiliki arah getar yang sejajar dengan arah rambatnya. Gelombang bunyi pada pipa yang salah satu ujungnya terbuka dan ujung yang lain tertutup apabila dilihat sebagai gelombang tekanan maka pada ujung yang terbuka tersebut akan terbentuk
simpul dan pada ujung yang tertutup akan terbentuk perut. Hal ini terjadi karena udara pada ujung yang terbuka bebas bergerak sehingga tekanannya minimum, dan sebaliknya pada ujung tertutup udara tidak bebas bergerak sehingga tekanannya maksimal. Pada pipa yang ujung-ujungnya terbuka akan terjadi simpul tekanan pada kedua ujungnya. Hubungan antara panjang pipa (L) dengan panjang gelombang bunyi tegak ( n ) adalah 2L dengan n = 1, 2, 3,... (1) n n Sedangkan frekuensi gelombang tegaknya adalah v nv dengan n = 1, 2, 3,.. (2) f 2L n dengan frekuensi dasar f1 untuk n = 1 dan frekuensi semua harmonic f n nf1 . Sehingga frekuensi harmonik terjadi pada semua nilai n bilangan bulat positif. Resonansi adalah peristiwa ikut bergetarnya suatu benda karena getaran benda lain. Adanya pengaruh dari sederet denyut periodik yang sama atau hampir sama pada suatu sistem akan menyebabkan sistem tersebut berosilasi juga dengan amplitudo yang relatif besar (Halliday dan Resnick,1996)4. Frekuensi resonansi pada pipa organa terbuka terjadi pada frekuensi mengikuti persamaan (2). Daerah sekitar frekuensi resonansi akan menghasilkan beda suhu yang maksimum pada piranti
f= v/2L
f = v/4L
n=1
n=1
f = 3v/4L
f = v/L
n=3
n=2
(a)
(b)
Gambar 1. (a) Gelombang tekanan bunyi pada pipa organa terbuka pada n = 1 dan n = 2 (harmonik pertama dan harmonik kedua). (b) Gelombang tekanan bunyi pada resonator tertutup pada n = 1 dan n = 3 (harmonik pertama dan harmonik kedua). Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 45
termoakustik. b. Tinjauan Termodinamika Termodinamika adalah ilmu tentang suhu, kalor, dan pertukaran energi. Sedang suhu adalah ukuran panas atau dinginya suatu benda (Tipler,1998)11. Hukum ke nol termodinamika yaitu kesetimbangan yang terjadi apabila temperatur di setiap titik di dalam sistem mempunyai harga yang sama. Hukum ke nol termodinamika pada proses termoakustik terjadi pada saat paket gas menyerap kalor pada tandon dingin dan melepas kalor pada tandon panas. Penyerapan kalor terjadi karena suhu paket gas lebih rendah dari suhu tandon dingin sehingga paket gas menyerap kalor dari lingkungan tandon dingin menuju ke temperatur setimbangnya dengan tandon dingin. Demikian juga pada waktu berada di tandon panas, suhu paket gas lebih tinggi dari suhu tandon panas sehingga terjadi pelepasan kalor menuju ke temperatur setimbangnya dengan tandon panas. Dalam termodinamika dikenal rumus dU dQ dW (3) dimana U adalah energi internal, Q adalah panas dan W adalah usaha. Karena suatu sistem menjalani suatu proses daur (proses siklis) maka energi internal pada awal dan akhir proses akan tetap sama. Walaupun efisensi setiap mesin panas berbeda, tidak ada satupun mesin panas yang mempunyai efisiensi termal 100%. Tidak satupun mesin-mesin itu menyerap panas dan mengubah seluruhnya menjadi usaha. Mesin pendingin termokustik memindahkan kalor dari tandon dingin ke tandon panas dengan sumber bunyi sebagai usahanya. c. Sistem Termoakustik
Telah diketahui bahwa gelombang bunyi dapat menghasilkan osilasi-osilasi tekanan dan gerak. Adanya osilasi tekanan menyebabkan terjadinya osilasi suhu. Suatu gelombang akustik (gelombang bunyi) berkaitan dengan perubahan tekanan, suhu, dan rapat medium yang dilaluinya. Medium ini bergerak di sekitar titik setimbangnya. Apabila fluktuasi tekanan suhu ataupun rapat medium ini melewati kanal-kanal kecil maka kalor yang berosilasi juga mengalir ke dan dari dinding-diding kanal. Gabungan semua osilasi ini menghasilkan fenomena yang disebut efek termoakustik. Piranti termoakustik terutama terdiri dari sebuah sistem resonator dengan stack di dalamnya dengan didukung oleh sistem sumber bunyi. Stack merupakan jantung dari sebuah sistem termoakustik. Di dalam stack terjadi proses transfer kalor dari tandon panas ke tandon dingin. Bahan inilah bagian terpenting dalam piranti termoakustik. Stack terdiri dari sejumlah kanal-kanal yang arahnya sejajar dengan sumbu tabung resonator. Stack adalah suatu jenis penukar kalor. TH
TH
Qin
Qout
Sistem
W
Sistem
Qout
W
Qin
TC
TC
(a)
(b)
Gambar. 2. (a) Diagram mesin kalor. (b) Diagram mesin pendingin. (McCarty, 2005)5
Gambar 2. (b) Memperlihatkan operasi dasar sebuah pendingin atau pompa panas, dimana suatu usaha dari luar memindahkan panas Q dari tandon (reservoir) suhu rendah TC ke tandon suhu tinggi TH. Dalam hal ini usaha W dilakukan oleh gelombang bunyi tegak
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 46
di dalam tabung resonator. Gelombang bunyi longitudinal tegak menyebabkan partikel-partikel gas berosilasi bolakbalik sejajar dengan dinding-dinding stack.
Gambar 3. (a) Diagram P –V yang memperlihatkan empat tahap dalam siklus pendingin (refrigerator) termoakustik. (b) Proses transfer kalor antara stack dan paket gas. ( Russell dan Weibull, 2002)7
Proses pendinginan pada pendingin termoakustik terjadi pada stack (Gambar 3). Akibat adanya osilasi gelombang bunyi, paket gas dari arah tandon dingin bergerak ke arah tandon panas (1-2). Volume paket gas berkurang (memampat) akibat tekanan yang lebih tinggi di dekat tandon panas. Jika suhu paket gas ini lebih panas dari permukaan stack yang bersisihan dengan tandon panas maka paket gas tersebut akan mengeluarkan panas, terjadilah perpindahan kalor dari paket gas ke lapisan stack (2-3). Selanjutnya paket gas tersebut melanjutkan siklus osilasi dengan bergerak kembali ke arah tandon dingin yang mempunyai tekanan lebih rendah, dalam hal ini volumenya mengembang (3-4). Apabila paket gas ini mempunyai suhu lebih dingin dari suhu permukaan stack yang bersisihan dengan tandon dingin maka paket gas tersebut akan menyerap kalor dari stack (4-1). Siklus ini terjadi berulang-ulang sehingga akumulasi dari pemindahan kalor oleh kanal-kanal kecil yang
berjumlah banyak akan memindahkan kalor dari tandon dingin ke tandon panas. 3. Metode Penelitian a. Alat yang Digunakan Alat alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Sistem sumber bunyi Terdiri dari : Loudspeaker (dan kotaknya) dari Woofer, ACR, Model : C 610 WH, Max. POWER : 60 watts, IMPEDANCE : 80 OHMS ( 1 buah). Audio Function Generator (AFG) Model GFG-8016 G. Power Amplifier, Karaoke AV System, MV_8000 (MEGAFOX). Multimeter SANWA (AC). 2. Sistem Deteksi Suhu Terdiri dari dua buah termometer batang yang berbahan cair alkohol. 3. Sistem Deteksi Bunyi Terdiri dari : MIC Kondensor + Pre-Amp + Kabel Komputer + sound card + perangkat lunak Winscope 2.51. b. Bahan Penelitian Bahan yang diperlukan dalam penelitian ini adalah : 1. Tabung Resonator, terbuat dari pipa PVC dengan panjang 70 cm (Wagiyanti, 2006)12 dan berdiameter 4,6 cm (Sampurna, 2006)8. Kepala resonator terbuat dari pipa PVC dengan panjang 35 cm diameter 8,6 cm (Gambar 4. c ).
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 47
(a)
(b)
(c) Gambar 4. (a) Stack pori lingkaran berasal dari sedotan air mineral kemasan gelas. (b) Sistem sumber bunyi. Dari gambar terlihat AFG, Amplifier dan multimeter yang berturut-turut digunakan sebagai perangkat pengatur frekuensi, penguat gelombang bunyi dan pendeteksi tegangan input speaker. (c) Sistem resonator terbuka (atas) dan resonator tertutup (bawah).
2. Stack, terbuat dari bahan plastic berdiameter pori (3,61 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) (Cahyono, 2007)2. Stack ditempatkan di dalam kerangka pipa besi berdiameter 4,4 cm dengan panjang 10 cm yang dilapisi solatip pipa. Panjang stack sama dengan panjang pipa besi. Gambar 4 (a) memperlihatkan stack yang digunakan dalam penelitian ini. 3. Udara dengan tekanan udara bebas sebagai medium kerja. c. Prosedur Percobaan 1. Tahap Persiapan a. Menyiapkan pipa PVC diameter 4,6 cm dengan panjang 70 cm serta pipa PVC diameter 8,6 cm dengan panjang 35 cm. b. Menyiapkan stack dari bahan bahan yang telah disebutkan di atas. c. Merangkai alat yang terdiri dari sistem sumber bunyi, sistem deteksi bunyi, sistem deteksi suhu, dan sistem resonator.
2. Tahap Uji Operasi Alat Tahapan ini berfungsi untuk mengetahui apakah alat berfungsi dengan baik atau tidak. Pada tahapan ini alat telah dirangkai dan dihidupkan. Alat berfungsi dengan baik ditandai dengan berfungsinya semua alat yang telah dirangkai. d. Tahap Pengambilan Data 1. Menentukan Frekuensi Resonansi Resonator Terbuka Frekuensi resonansi diketahui dengan menggunakan dua cara yaitu dengan menggunakan perhitungan v secara matematis f dan dengan 2L menggunakan perangkat lunak Winscope 2.51 melalui puncak-puncak spektrumnya. Perhitungan secara matematis menggunakan v (kecepatan bunyi di udara) = 343 m/s dan L (panjang resonator) yang tetap yaitu 70 cm. Tegangan input speaker yang digunakan adalah 15 volt.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 48
Frekuensi diatur pada frekuensi sekitar frekuensi resonansi resonator, kemudian sinyal keluaran dari mikrofon dilihat melalui winscope. Frekuensi resonansi ditandai dengan terlihatnya puncak-puncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya pada tampilan winscope.. 2. Menyelidiki Pengaruh Panjang Kepala Resonator ( l ) Terhadap Bentuk Gelombang Tekanan Bunyi pada Resonator Terbuka. Panjang kepala resonator divariasi dan untuk setiap variasi letak mikrofon digeser dengan pergeseran 5 cm di dalam resonator terbuka dan dicatat tinggi puncak spektrum pada frekuensi sesuai dengan frekuensi pada AFG. Variasi panjang kepala resonator dilakukan mulai dari 5 cm hingga 35 cm untuk setiap 5 cm. Volume
3. Menyelidiki Pengaruh Posisi Stack pada Resonator Terbuka Terhadap Perbedaan Suhu Antara Tandon Panas dan Tandon Dingin. Stack yang telah disiapkan diletakkan pada resonator terbuka. Panjang kepala resonator dibuat tetap pada panjang kepala resonator yang menghasilkan bentuk gelombang tekanan bunyi sesuai dengan resonator terbuka kedua ujungya. Variasi posisi stack dilakukan untuk mengetahui posisi optimum yang menghasilkan suhu maksimum. Variasi ini dilakukan setiap 5 cm mulai dari 10 cm hingga 60 cm diukur dari speaker. Frekuensi divariasi di sekitar frekuensi resonansi untuk setiap posisi stack. Tegangan input speaker yang digunakan adalah 15 volt. Diagram sistem termoakustik resonator terbuka dapat dilihat pada Gambar 6.
l
Volume
Gambar 5. Skema peralatan deteksi gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka.
Dengan memplot grafik tinggi puncak spektrum versus letak mikrofon, maka diperoleh gambaran bentuk gelombang tekanan bunyi dalam resonator. Sehingga pada panjang kepala resonator tertentu diperoleh bentuk gelombang tekanan yang sesuai dengan bentuk gelombang tekanan pada resonator terbuka pada kedua ujungnya. Tegangan input speaker menggunakan tegangan 15 volt. Diagram peralatan eksperimen ini dapat dilihat pada Gambar 5.
Gambar 6. Diagram sistem termoakustik resonator terbuka.
4.
Hasil dan Pembahasan Panjang resonator terbuka pada penelitian ini adalah 70 cm. diameter resonator mengacu pada penelitian Sampurna8 (2006) yaitu 4,6 cm. Dari penelitian terdahulu diperoleh pula panjang stack optimum adalah 10 cm (Wagiyanti, 2007)12. Dengan merujuk pada hasil penelitian tersebut maka stack yang digunakan pada penelitian ini adalah 10 cm. Pada penelitian ini
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 49
digunakan stack pori lingkaran yang berdiameter pori (3,61 0,05) mm (sedotan air mineral kemasan gelas) mengacu pada penelitian Cahyono (2007)2. Stack yang digunakan pada penelitian ini diletakkan pada pipa besi. Besi merupakan konduktor panas yang baik tapi pada percobaan ini tidak terdapat aliran balik kalor karena luasan pipa besi yang menyentuh tandon panas yang kecil sehingga dapat diabaikan. Pengambilan data pada percobaan penentuan diameter pori yang menghasilkan beda suhu maksimum dan optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka menggunakan waktu operasi alat 10 menit. Dalam jangka waktu 10 menit tersebut suhu tandon panas maupun tandon dingin cenderung sudah konstan. a. Frekuensi Resonansi Resonator Terbuka Transfer kalor yang paling optimal didapat pada saat frekuensi sumber bunyi sama dengan frekuensi resonansi resonator. Oleh karena itu penentuan frekuensi resonansi menjadi penting pada sistem termoakustik baik pada resonator terbuka maupun tertutup. Perhitungan frekuensi resonansi resonator terbuka menggunakan rumus nv f untuk n = 1. Dengan 2L menggunakan koreksi ujung sebesar 8R 4 D (Rafi’ie, 2004 )6 maka 3 3 persamaan ini menjadi nv fn dimana R adalah jari4D 2 L 3 jari resonator. Dari perhitungan untuk panjang resonator (L) 70 cm dan diameter resonator (D) 4,6 cm didapat nilai frekuensi resonansi sekitar 238,6 Hz atau dibulatkan menjadi 239 Hz. Kemudian dengan menggunakan
Winscope 2.51 dapat dilihat bahwa spectrum gelombang bunyi pada frekuensi 240 Hz dapat memperlihatkan dengan jelas harmonic pertama, kedua, ketiga dan seterusnya yang menunjukkan bahwa frekuensi tersebut merupakan frekuensi resonansi. Dari kedua hasil pendekatan frekuensi resonansi resonator terbuka tersebut maka pengambilan data untuk menentukan posisi optimum dalam resonator dilakukan pada frekuensi antara 238-242 Hz. b. Pengaruh Panjang Kepala Resonator ( l ) Terhadap Bentuk Gelombang Tekanan Bunyi. Untuk mendapatkan resonator terbuka maka dibuatlah sebuah volume yang ditempatkan pada ujung resonator, dalam hal ini disebut kepala resonator. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui panjang minimum kepala resonator agar resonator bersifat seperti resonator terbuka. Frekuensi bunyi pada percobaan ini dipilih pada frekuensi 240 Hz karena frekuensi ini berada di sekitar frekuensi resonansi dari perhitungan dan pada winscope terlihat jelas puncak-puncak harmonik 1, 2, 3, dan seterusnya. Frekuensi yang digunakan pada percobaan ini (240 Hz) dianggap mewakili frekuensi 238 Hz sampai dengan 242 Hz untuk menentukan bentuk gelombang tekanan bunyi pada resonator terbuka. Grafik tinggi puncak spektrum pada Winscope versus jarak mikrofon dalam resonator akan menggambarkan gelombang tekanan bunyi dalam resonator terbuka. Pada saat menggunakan kepala resonator dengan panjang 35 cm diperoleh grafik gelombang tekanan bunyi yang paling mendekati gelombang tekanan bunyi resonator terbuka (lihat Gambar 7). Dalam grafik tersebut terlihat amplitudo sinyal minimum di posisi 0 cm dan 70
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 50
cm dan amplitudo sinyal yang lebih tinggi antara 10 cm hingga 55 cm. Amplitudo minimum mengindikasikan simpul tekanan dan sebaliknya amplitudo maksimum mengindikasikan perut tekanan. Panjang kepala resonator (35 cm) inilah yang mengubah resonator menjadi resonator terbuka, terlihat melalui bentuk gelombang tekanan bunyinya.
posisi 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tadon dingin pada posisi stack 45 cm mencapai 17,4 0C dengan penurunan suhu 4,6 0C dan kenaikan suhu 12,8 0C. Sedangkan posisi stack 25 cm menghasilkan beda suhu 12,8 0C dengan penurunan suhun 3,4 0C dan kenaikan suhunya 9,4 0C. 20 18 16
beda suhu (°C )
35
intensitas (.a.u)
30 25 20
14 12 10 8 6 4
15
2 0
10
0
10
20
30
40
50
60
70
posisi stack (cm )
5 0 0
20
40
60
80
jarak mikrofon (cm)
Gambar 7. Grafik gelombang tekanan bunyi pada resonator terbuka dengan panjang kepala tabung 35 cm
Transfer kalor pada proses termoakustik selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi. Apabila posisi stack berada disebelah kiri perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kanan dan tandon panas akan berada pada sebelah kanan stack. Sebaliknya apabila stack dipasang pada sebelah kanan perut tekanan maka transfer kalor akan mengarah ke kiri dan tandon panas akan berada pada sebelah kiri stack. c. Pengaruh Posisi Stack pada Proses Termoakustik Resonator Terbuka Hasil eksperimen pengaruh posisi stack dalam resonator terbuka diperlihatkan oleh Gambar 8. Tampak bahwa posisi optimum stack berpori lingkaran yang menghasilkan suhu maksimum pada resonator terbuka berada pada posisi 45 dan 25 cm dari speaker. Posisi-posisi ini berjarak 10 cm dari perut tekanan yang berada pada
Gambar 8. Grafik beda suhu maksimum untuk setiap posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang kepala resonator 35 cm. Beda suhu antara tandon panas dan tandon dingin saat stack berada pada posisi 45 cm lebih besar daripada saat stack berada pada posisi 25 cm. Volume tandon panas dimana kalor dilepaskan untuk posisi 45 cm lebih kecil daripada volume tandon panas untuk posisi 25 cm. Dengan kalor yang sama, untuk volume yang kecil dengan kalor yang terdistribusi merata akan menghasilkan suhu yang lebih tinggi daripada kalor yang dilepaskan ke volume yang lebih besar. Gambar 9 menunjukan beda suhu pada frekuensi 238-242 Hz yang digunakan pada percobaaan ini untuk posisi stack 45 cm dan 25 cm. Pada posisi stack 45 cm beda suhu maksimum berada pada frekuensi 240 Hz sedang pada posisi stack 25 cm beda suhu maksimum berada pada frekuensi 239 Hz. Beda suhu maksimum terjadi pada frekuensi di sekitar frekuensi resonansi.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 51
13
50
suhu tandon panas
12
45
11.5
Suhu (°C )
beda suhu (°C )
12.5
11 10.5 10 237
238
239
240
241
242
243
suhu tandon dingin
40 35 30 25
frekuensi bunyi (Hz)
20 0
(a)
1 2
3
4
5 6
7
8
9 10 11
waktu (menit)
(a)
18
16
50 suhu tandon dingin
15
45
14
suhu (°C)
beda suhu (°C)
17
13 12 237
238
239
240
241
242
243
suhu tandon panas
40 35 30 25
frekuensi bunyi (Hz)
20
(b)
0
Gambar 9. Grafik beda suhu versus frekuensi bunyi (a) posisi stack 25 cm (b) posisi stack 45 cm
Laju kenaikan dan penurunan suhu pada posisi stack 25 cm dan 45 cm terlihat juga pada Gambar 10. Dari gambar tersebut juga terlihat suhu yang konstan terjadi pada menit-menit tertentu. Suhu yang konstan dapat terjadi pada tandon panas maupun tandon dingin pada menit-menit setelah suhu tandon panas dan tandon dingin mencapai suhu maksimum dan minimum. Hal ini disebabkan karena suhu paket gas yang termampatkan suhunya hampir sama dengan suhu tandon panas sehingga pelepasan kalor ke tandon panas kecil atau tidak terjadi sama sekali. Hal sama terjadi pada tandon dingin dimana suhu paket gas hampir sama dengan suhu tandon dingin sehingga penyerapan kalor kecil atau tidak menyerap kalor.
1
2
3
4
5
6
7
8
9 10 11
waktu (menit)
(b) Gambar 10. Grafik laju kenaikan dan penurunan suhu tandon panas dan tendon dingin (a) posisi 25 cm. (b) posisi 45 cm.
Suhu tandon panas dan tandon dingin yang konstan ini juga disebabkan karena terjadi kesetimbangan antara kalor yang diterima tandon panas dan kalor yang dilepaskan ke lingkungan oleh tandon panas. Pada tandon dingin juga demikian, kalor yang ditransfer ke tandon panas mengalami kesetimbangan dengan kalor yang diterima oleh tandon dingin dari lingkungan
4. Kesimpulan Dan Saran a. Kesimpulan Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa 1. Panjang minimum kepala resonator (diameter 8,6 cm) yang dapat mengubah resonator (diameter 4,6 cm) bersifat seperti resonator terbuka adalah 35 cm.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 52
2. Transfer kalor pada sistem termoakustik resonator terbuka selalu mengarah ke tekanan yang lebih tinggi (perut tekanan). 3. Pada penelitian optimalisasi posisi stack pada resonator terbuka dengan panjang resonator 70 cm, diameter resonator 4,6 cm, diameter kepala resonator 8,6 cm dan panjang kepala resonator 35 cm diperoleh dua posisi optimum yaitu a) 25 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 12,8 0C. Pada posisi ini tandon panas berada di daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada di daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b) 45 cm dari sumber bunyi yang memberikan beda suhu maksimum 17,4 0C. Pada posisi ini tandon panas berada pada daerah depan speaker hingga ujung stack yang menyentuh tandon panas. Tandon dingin berada pada daerah antara ujung kepala resonator hingga ujung stack yang menyentuh tandon dingin. b. Saran 1. Perlu dilakukan penelitian mengenai optimalisasi diameter pori stack atau jarak antar dinding stack dan panjang stack pada resonator terbuka. 2. Pada penelitian ini didapatkan dua posisi optimal yang menghasilkan beda suhu maksimal namun hanya menggunakan satu stack. Diharapkan pada masa yang akan datang dilakukan penelitian dengan menggunakan stack ganda yang ditempatkan pada kedua posisi optimal tersebut dengan harapan suhu tandon panas semakin besar.
Daftar Pustaka
2004, Experimental demonstration of thermoacoustic energy conversion in a resonator, Phys. Rev.E 69, 066304. [2]
Cahyono, A, 2007, Analisa Perbandingan beda suhu maksimum pada frekuensi Harmonik Orde 1, 3, 5, 7 dengan menggunakan stack pori lingkaran, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta
[3] Elyanita, M.S., 2006. Pengaruh Variasi Frekuensi dan Posisi Stack Bahan Kardus Terhadap Perubahan Suhu pada Sistem Termoaakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta. [4] Halliday, D., dan Resnick, R., 1996, Fisika, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. [5] McCarty, M., 2007, An Introduction to Thermoacoustic Refigerator., School of Mechanical and Aerospace Engineering,132.236.67.210/Engr Words/issues/ew02/McCarty_slide s.pdf, 11 februari 2007. [6] Rafi’ie, A.S, 2004 , Pengaruh Diameter pada frekuensi resonansi gelombang akustik dan Faktor Kualitas pada frekuensi resonansi tertentu dalam resonator pipa silindris terbuka, Skripsi S-1 Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta [7] Russell, D.A. dan Weibull, P., 2002, Tabletop thermoacoustic refrigerator for demonstration, Am. J. Phys. 70, 1231-1233.
[1] Biwa, T., Yashirc, Y., Kozuka, M., Yazaki, T. dan Mizutani, U.,
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 53
[8]
Sampurna, D, 2006, Studi Eksperimen Untuk Mengetahui Pengaruh Diameter Tabung Resonator Terhadap Kinerja Piranti Termoakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta.
T: Ginanjar, A.M., UAD Bagaimana cara pendistribusian kalor dari alat yang dimaksud? J: Eko Nur Sulistiyo, UAD Pada
[9] Swift, G. W., 1988, Thermoacoustic engines, J. Acoust. Soc. Am. 84, 1145-1180. [10] Tijani, M.E.H, 2001, Loudspeakerdriven thermo-acoustic refrigeration, page 32-37, Technische Universiteit Eindhoven
tekanan
konduktor
panas
dingin
dilewatkan
yang
baik
dan
dipompakan udara melewatinya untuk mendinginkan udara tersebut.
T: Laifa R., UNY Seberapa efisiensikah penggunaan suara
[11] Tipler, P.A., 1998, Fisika untuk Sains dan Teknik, Jilid 1, Edisi Ketiga, Erlangga, Jakarta. [12] Wagiyanti, 2006, Kajian Pengaruh Panjang Stack Dan Panjang Alumunium Foil Pada Stack Terhadap Perbedaan Suhu Pada Kinerja Pompa Kalor Termoakustik, Jurusan Fisika FMIPA UGM, Yogyakarta.
sebagai sumber energy pembangkit panas dibandingkan dengan sumber energy lain. J: Eko Nur Sulistiyo, UAD Efisiensi penggunaan pendingin system termoakustik
belum
pernah
diteliti
hingga sekarang. Diperlukan penelitian mengenai efisiensi system termoakustik
Tanya Jawab
resonator terbuka atau tertutup.
T: Bambang Setiahadi, LAPAN Apakah aplikasi penelitian ini bias untuk masyarakat umum? J: Eko Nur Sulistiyo, UAD Sistem termoakustik dapat digunakan pendingin ruangan ramah lingkungan di masa yang akan dating, mungkin juga sebagai lemari es. Aplikasi di luar negeri
telah
digunakan
sebagai
pendingin es krim.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 54
Penentuan Koefisien Viskositas Larutan Gula Menggunakan Metode Pipa Kapiler Hukum Poiseuille Lusi Widayanti 1), Siti Habibah 2), Wiwik Erliyana 3), Okimustava4) Program S-1 Pendidikan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus III : Jln. Prof. Dr. Soepomo,SH. Janturan Yogyakarta 55164 Telp. (0274) 381523, 379418 1) 3)
E-mail:
[email protected],2) E-mail:
[email protected], 4) E-mail:
[email protected], E-mail:
[email protected]
Abstrak Telah dilakukan percobaan untuk menentukan koefisien viskositas larutan gula dengan pipa kapiler sepanjang berdiameter luar (0,296 0,002) cm. Percobaan dilakukan dengan cara mengisi tabung apparatus poiseuille dengan larutan gula. Larutan gula akan menetes mengisi gelas ukur sampai volume 10 ml diukur menggunakan stopwatch. Sebagai sampel digunakan larutan gula dengan memvariasi tingginya pada tabung apparatus poiseuille. Koefisien viskositas dihitung melalui analisis regresi linier hubungan tinggi larutan gula h terhadap debit alir Q, dan pengambilan data untuk penentuan koefisien viskositas dilakukan dengan mengukur tinggi larutan gula h dan debit alirnya Q yang dilakukan secara berulang sebanyak lima kali. Koefisien viskositas dihitung dari gradien garis hasil regresi h terhadap Q. Dari lima tinggi larutan gula berbeda diperoleh nilai viskositas larutan gula . Kata kunci: hukum poiseuille, regresi linier, viskositas.
Penelitian
1. Pendahuluan Viskositas terjadi karena gesekan
menggunakan
yang teknik
dilakukan viskosimeter
gaya internal fluida yang berdekatan
bejana berhubungan[2]. Bejana yang
ketika bergerak melintasi satu sama lain.
digunakan
Dengan adanya viskositas, kecepatan
transparan, dengan diameter (145,80 ±
aliran
0,02)
lapisan-lapisan
fluida
tidak
adalah
mm
tabung
dan
panjang
acrylic
50
cm
seluruhnya sama. Lapisan fluida yang
dihubungkan dengan tabung kapiler
letaknya paling dekat dengan dinding
gelas dengan panjang (250,32 ± 0,02)
pipa tidak bergerak, sedangkan lapisan
mm dan diameter dalamnya (0,80 ±
fluida
0,08) mm. Penelitian bertujuan untuk
pada
pusat
kecepatan terbesar. dimiliki
setiap
dinyatakan
aliran
Viskositas
fluida
secara
memiliki
berbeda
kuantitatif
koefisien viskositas η [1].
yang
membandingkan
viskositas
temperatur.
air
dan
dengan
oleh
pengukuran pada temperatur (6,7 ± 0,1)
variasi
nilai
, (16,9 ± 0,1)
Hasil
(22,5 ± 0,1)
,
dan (28,3 ± 0,1) , masing-masing nilai Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 55
viskositasnya adalah 1,57 mPa.s, 1,12
kali ini analisis regresi linier antara
mPa.s, 0,92 mPa.s, dan 0,81 mPa.s.
tinggi larutan gula dengan debit alir
Berdasarkan
penelitian
yang
digunakan dalam perhitungan koefisien
dilakukan telah diuji kekentalan air,
viskositas, karena dengan regresi linier
minyak goreng, oli, serta pengaruh suhu
dapat setidaknya dilakukan pengecekan
terhadap
apakah model teoretis yang dipakai
kekentalan
masing-masing
cairan. Metode yang digunakan adalah
memang
metode bola jatuh. Dari penelitian
koefisien viskositas menjadi lebih teliti
menunjukan
karena akan terbebas dari pengaruh
bahwa
kekentalan
air,
minyak goreng, dan oli pada suhu 27°C
berlaku,
dan
perhitungan
adanya ralat sistematik zero offset.
berturut-turut yaitu (0,259 ± 0,010) poise, (2,296 ± 0,024) poise, (8,519 ±
2.
Kajian Pustaka
0,151) poise. Pada suhu 90°C nilai
Viskositas
merupakan
suatu
kekentalan air, minyak goreng, dan oli
tendensi untuk melawan aliran cairan
masing-masing adalah (0,234 ± 0,013)
karena resistensi suatu bahan yang
poise, (1,353 ± 0,048) poise, (1,492 ±
mengalami perubahan bentuk bila bahan
0,043) poise
[3]
tersebut
.
Berdasarkan hasil pengamatan
gaya[5].
Viskositas
berhubungan
dengan
dikenai
biasanya
yang dilakukan oleh dengan viskometer
konsistensi dan tendensi. Konsistensi
Ostwald
dapat
pada
suhu
24 ,
dengan
didefinisikan
sebagai
densitas 1,6604 g/cm3 dengan viskositas
ketidakmauan
sebesar 0,9233 cP. Sedangkan untuk
melawan perubahan bentuk bila suatu
larutan gula 20 % memiliki densitas
bahan mendapat gaya gesekan. Gesekan
1,7777 g/cm3 dengan viskositas sebesar
ini timbul sebagai hasil perubahan
1,2357 cP. Larutan gula 50 % sendiri
bentuk cairan yang disebabkan karena
memiliki densitas 1,9552 g/cm3 dengan
adanya resistensi yang berlawanan. Jika
viskositas sebesar 3,3432 cP [4].
tenaga diberikan pada suatu cairan,
suatu
bahan
untuk
dari
tenaga ini akan menyebabkan suatu
percobaan-percobaan terdahulu tersebut
peubahan bentuk, yang disebut sebagai
nilai eksperimental yang diperoleh tidak
aliran.
Penulis
melihat
bahwa
sesuai dengan nilai acuan. Untuk itu,
Viskositas cairan yang bersifat
telah dilakukan suatu percobaan untuk
Newtonian tidak berubah dengan adanya
menentukan koefisien viskositas larutan
perubahan
gaya
gula dengan metode pipa kapiler. namun
permukaan
cairan
gesekan dengan
antar dinding.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 56
Cairan newtonian biasanya merupakan
terdistorsi dari bentuk aslinya, ABCD,
cairan
dan
pada satu instan untuk membentuk
homogen secara fisikawi. Contohnya
AEFD beberapa saat kemudian. Gaya
adalah larutan gula, air, minyak, sirup,
yang dibutuhkan untuk memindahkan
gelatin, dan susu.
pelat
murni
secara
kimiawi
atas
dan
mendistorsi
cairan
Aliran laminer cairan newtonian
sebanding dengan kedua daerah tersebut
yang melewati pipa mengikuti hukum
A dalam kontak dengan cairan dan v
poiseuille. Untuk pipa dengan luas
kecepatan
penampang A, jari- jari r, dan kecepatan
adalah berbanding terbalik dengan jarak
aliran fluida v maka debit fluida
d antara dua lempeng. Kita dapat
. Debit
(1)
fluida
menyatakan mengalir
fluida.
mengekspresikan
Selanjutnya,
gaya
perbandingan
adalah
besaran
yang
sebagai
volume
fluida
yang
dibutuhkan untuk memindahkan pelat
penampang
atas pada kecepatan tetap v . Oleh karena
melalui
suatu
tertentu dalam satuan waktu tertentu maka debit fluida
[6]
.
Gaya
ini yang
itu
dapat menjadi
(3)
.
(2)
dimana η adalah koefisien viskositas [7].
Gambar 1. Lapisan cairan antara dua permukaan padat di mana permukaan bawah
Gambar 2. Diameter pipa Kapiler penampang
adalah diam dan permukaan atas
lintang dengan jari-jari
bergerak ke kanan dengan kecepatan
cm. [8]
v [8]
Kecepatan aliran air pada suatu
Gerakan fluida antara dua plat paralel
seperti
pada
1.
maksimum sepanjang poros. Misalkan
Permukaan bagian bawah adalah tetap
dua permukaan A dan B terdiri dari
diam, dan permukaan atas bergerak ke
lapisan tabung tipis antara jari-jari r dan
kanan dengan kecepatan
di bawah
r + dr dan kecepatan aliran di A dan B
gerakan
gaya
.
masing-masing menjadi u dan u + du.
gerakan
ini,
eksternal sebagian
gambar
pipa kecil bervariasi dari 0 ditepi ke nilai
dari
Karena cairan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 57
Kemudian dari definisi koefisien viskositas (η), tahanan kekentalan antara dua permukaan diberikan oleh
Tetapi B = -Ps2/2 sejak u = 0 ketika r = s. maka
luas
permukaan dikali η dan dikalikan dengan gradien kecepatan.
.
(12)
Sejak kuantitas aliran per detik mengalir ke tabung kecil maka diperoleh
Jadi, tahanan kekentalan (F) di A pada .
sebuah tabung l panjang adalah ,
(4)
(13)
Jadi untuk kuantitas total Q pada tabung yang mengalir per detik adalah
dan tahanan kekentalan
) di B (14)
adalah (5)
maka .
Oleh karena itu tahanan kekentalan pada tabung tabung cenderung untuk menjaga cairan saat diam
(15)
Hubungan ini dikenal sebagai persamaan
,
(6)
dan ketika gerakan stabil diperoleh gaya ditentang oleh
dorongan
hidrostatik
akibat perbedaan tekanan P pada ujung
Poiseuille
dimanfaatkan
dan
untuk
dapat
menentukan
koefisien viskositas dengan mengukur P, r, l, dan Q. Jika P dinyatakan dalam dyn/
, r dan l dalam cm, Q dalam
3
cm /s, kemudian η ditentukan dalam
tabung, sehingga , (7) atau
dyn.s/
,
atau poise. Jika h adalah
perbedaan ketinggian permukaan bebas dari cairan pada kedua ujung tabung
(8)
kapiler dan ρ adalah densitas dari cairan[8], maka
Mengintegrasikan .
,
(9)
Tetapi A = 0 sejak du/dr = 0 ketika r =
(16)
dengan nilai g = (9,78 ± 0,07) m/ yang sesuai dengan percepatan gravitasi
0, yaitu .
(10)
Ketika persamaan (10) diintegralkan,
bumi
daerah
Yogyakarta
[9]
.
Dari
persamaan (16), maka persamaan (15) menjadi
maka . .
(17)
(11)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 58
dan ralat b dapat dihitung dari
3. Penentuan Viskositas Sebenarnya pada persamaan (17) terlihat bahwa nilai
.
(24)
dapat saja dihitung
langsung dari nilai Q, g, π, , s, l, dan h,
Berdasarkan hasil regresi, koefisien
namun perhitungan secara langsung
viskositas dapat dihitung dari ,
mengandung beberapa kelemahan, yaitu
(25)
tidak dapat dicek atau diuji apakah
maka nilai koefisien viskositas dapat
rumus teoritis persamaan (17) dalam
dihitung dengan
model ini berlaku, dan tidak dapat
.
(26)
dideteksi serta dihilangkan adanya ralat sistematik tinggi larutan gula h yang dapat
mempengaruhi
perhitungan mengapa
ketelitian
. Inilah alasan utama diperlukan
regresi linier. Jika
suatu
Sedangkan kekentalan
ralat
perhitungan
diperoleh
dengan
menurunkan persamaan (26) menjadi (27)
analisis
divariasi dengan g,
nilai
dengan
π, , s, dan l tetap, maka persamaan (17)
,
(28)
merupakan persamaan linier berbentuk (18) dengan variabel y = Q, x = h . Untuk
,
(29)
,
(30)
mengetahui garis lurus terbaik hubungan
,
debit alir dan ketinggian diperoleh dengan menggunakan persamaan (18)
dan
dapat diperoleh nilai a dan b [10] dengan ,
(31)
.
(32)
(19) 4.
dan ,
(20)
Metode Penelitian Percobaan penentuan koefisien
viskositas dilakukan di Laboratorium
dengan ,
(21)
dan ralat baku estimasi regresi adalah ,
(22)
Ralat a dapat dihitung dari ,
Fisika Dasar Universitas Ahmad Dahlan ( Yogyakarta. Pada alat yang digunakan, tabung diberi lubang dengan tujuan agar (22) larutan gula tingginya konstan dan terdapat penggaris merk butterfly untuk
(23)
mengukur tinggi larutan gula pada
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 59
tabung. Tinggi larutan gula pada tabung
Langkah-langkah percobaannya sebagai
divariasi dari 6 cm sampai dengan 4 cm
berikut:
dan memberi beda 0,5 cm.
1. Diameter dan panjang pipa kapiler
a.
diukur menggunakan jangka sorong.
Alat dan bahan Alat dan bahan yang digunakan
dalam percobaan ini adalah apparatus poiseuille, stopwatch digital merk Alba tipe SW01-X008 skala terkecil 0,01
2. Suhu
larutan
gula
diukur
menggunakan termometer. 3. Tabung diisi dengan larutan gula dengan ketinggian 6 cm.
sekon, neraca ohauss dengan kapasitas
4. Aliran larutan gula diamati dan pada
2610 g, jangka sorong merk Tricle skala
waktu yang bersamaan stopwatch
0,05-20,00 cm, thermometer alkohol
dihidupkan dan menghitung waktu
skala terkecilnya 1
dengan jangkauan
yang
maksimal
dan
jangkauan
mengalir sampai gelas ukur terisi 10
minimalnya -112 , penggaris merk
ml. Kemudian menimbang massa
butterfly sepanjang 30 cm dengan skala
larutan gula dalam gelas ukur dengan
terkecil 1 mm, pipa kapiler dari Pulpen
menggunakan neraca ohaus. Hasil
merk Pilot berdiameter luar (0,296 ±
pembacaan stopwatch dicatat pada
0,002) cm, gelas ukur merk Herma Class
tabel. Pengukuran diulangi sebanyak
A dalam 20
5 kali kemudian dihitung nilai
112
ukuran (50,00 ± 0,25) ml
dibutuhkan
larutan
gula
ralatnya.
dan larutan gula.
5. Mencatat data yang diperoleh dan memasukkan data pada tabel 1. Tabel 1. Hubungan antar h dan Q
Gambar 3. Susunan Alat Eksperimen Secara Skematis
b. Prosedur Pengambilan Data Percobaan penentuan koefisien viskositas
(η)
dengan
sepanjang
(11,806
±
pipa
kapiler
0,001)
cm,
berdiameter luar (0,296 ± 0,002) cm.
i h (cm) t (s) Q (cm3/s) 1 h1 t1 Q1 2 h2 t2 Q2 3 h3 t3 Q3 4 h4 t4 Q4 5 h5 t5 Q5 Metode yang digunakan dalam penentuan
adalah perhitungan dengan
bantuan analisis regresi linier. Yakni hubungan laju volume aliran,
terhadap
variasi tinggi larutan gula, . Analisis regresi linier
terhadap
sesuai
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 60
persamaan (19) dan (20) sehingga
larutan dipengaruhi oleh tinggi larutan
dihasilkan nilai a dan b dan nilai ralatnya
gula.
dihitung
Tabel 2. Hasil percobaan penentuan
dengan
menggunakan
persamaan (23) dan (24).
koefisien viskositas larutan gula dengan
5. Hasil dan Pembahasan
Penentuan
tingkat
g. kekentalan
larutan gula pada berbagai ketinggian menggunakan
apparatus
massa
poiseuille
dilakukan dengan cara mengambil data massa larutan gula dengan menggunakan
i 1 2 3 4 5
h (cm) 6,0 5,5 5,0 4,5 4,0
t (s) 37,47 41,75 47,39 58,20 60,50
Q 0,267 0,239 0,212 0,172 0,166
neraca ohaus dan waktu yang ditempuh 0.3
sampai gelas ukur terisi 10 ml. Dalam pengambilan data, dilakukan variasi
Q (Cm3/s)
larutan gula pada saat mengalir turun
tinggi untuk menentukan debit alir
0.25 0.2 0.15
larutan gula dan waktu tempuh larutan gula dapat dibaca pada stopwatch yang digunakan. Dari data yang diambil
3.5
mendapatkan
hasil
h (cm)
5.5
6.5
Q
Dari grafik hubungan h (cm) dan Q
terbaik.
Dengan panjang pipa kapiler (11,806 ±
4.5
Gambar 2. Grafik hubungan h (cm) dan
dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali untuk
Q= 0,0538h - 0,0578 R² = 0,9691
terlihat bahwa semakin tinggi larutan gula maka semakin besar debit
0,004) cm dan jari-jarinya (0,148 ±
larutan gula. Dengan perolehan viskositas
0,001)
larutan gula η = (0,35 ± 0,07) poise, hasil
cm,
hal
tersebut
dapat
mempengaruhi debit fluida.
tersebut
Alat ini sudah divalidasi dengan menggunakan
pengujian
terhadap
diperoleh
dari
perhitungan
dengan analisis regresi linear persamaan (26) sampai dengan persamaan (32).
vikositas air yaitu sebesar (0,247 ± 0,015) poise yang mendekati nilai acuan yaitu (0,249 ± 0,010) poise. Data percobaan
yang tertera
Kesimpulan Nilai viskositas larutan gula pada
diperoleh pada
6.
dari
tabel
suhu 27
adalah (0,38 ± 0,07) poise,
2.
nilai ini diperoleh dengan analisis regresi
Menunjukan bahwa tingkat debit alir
linear persamaan (26) sampai dengan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 61
persamaan (32). Percobaan penentuan koefisien
viskositas
menggunakan
larutan
metode
pipa
gula kapiler
dengan analisis regresi linier terbukti lebih teliti digunakan untuk menentukan viskositas larutan gula. Pada percobaan lainnya disarankan menggunakan alat pengukur massa jenis, dan
pipa
kapiler
yang
lebih
panjang,sehingga hasil yang didapatkan akan mendekati sempurna.
Daftar Pustaka [1]Giancoli. 2001. Fisika. Jakarta : Erlangga. p.347. [2]Ortega, F. M., Pavioni, O.D., dan Dominguez, H.L. 2007. A Communicating-Vessel Viscosimeter, American journal of Physics pdf., vol.45, p. 116-118. Diakses dari http://aapt.org/ajp. [3]Budianto, A. 2008. Metode Penentuan Koefisien Kekentalan Zat Cair Dengan Menggunakan Regresi Linear Hukum Stokes. p.157-166. Diakses dari http://jurnal.sttn batan.ac.id/wpcontent/uploads/2008/ 12/12-anwar157-166. pdf. [4]Diliyanti, A. Henny, G. dan Indah, H. 2009. Viskositas. Diakses tanggal 26 maret 2011, pukul 20.28 dari http://morehigher.blogspot.com/200 9/09/fisika-farmasi.html [5]Ghazali, R.A. 2009 . Kekentalan. Diakses tanggal 26 maret 2011, pukul 20.28 dari http://kurkum 13.blogspot. com/2009/11/kekentalan.html.
[6]Kanginan, M. 2004. Fisika Untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga. p.208 [7]Serway, R.A. dan Jewett, J.W. 2004. Physics For Scientisc and Engineers pdf. California : Thomson Brooks/Cole. P.302-303. [8]Tyler, F. 1967. A Laboratory Manual of Physics. London : Erdward Arnold. p.62-63 [9]Chuzam, A. Dan Oktova, R. 2010. Penentuan Tara Kalor Mekanis Secara Teliti Dengan Metode Gesekan Dua Kerucut. Diakses tanggal 16 April 2011 pukul 11.45 dari http//:www.fi.itb.ac.id/~dede/ Seminar%20HFI%2010/Cd%20Proc eedings/indek.html. p.314. [10]Ishafit. 2009. Analisis Data Eksperimental Fisika ppt. Yogyakarta : Universitas Ahmad Dahlan. Tanya Jawab T: John Maspupu, LAPAN Apa pengertian dari R2 = 0,969 terhadap persamaan regresi Q = 0,253h – 0,257 ? J: Lusi Widayanti, UAD R2 disebut koefisien determinasi, nilai koefisien determminasi akan berkisar dari 0 dan 1. Nilai ini menyatakan bahwa nilai variable terikat (Q) dapat diterangkan oleh variable bebas (h) adalah sebesar 96,9%, sedangkan 3,1% sisanya diterangkan oleh ralat (error) atau pengaruh
dari
variable
lain,
misalnya panjang pipa kapiler dan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 62
jari-jari pipa kapiler pada alat dari percobaan ini.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 63
Penentuan Kuat Medan Magnet Horizontal Bumi Menggunakan Metode Induksi magnetik Rizki Agung 1), Nikma Hasma Fardhanny2), Siti Roliah3), Oki Mustava4)
Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta 1)
E-mail:
[email protected], 2) E-mail:
[email protected], 3) E-mail:
[email protected], 3) E-mail:
[email protected]
Abstrak Bumi diibaratkan sebagai sebuah magnet seferis yang sangat besar dengan suatu medan magnet yang mengelilinginya. Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu arah dan intensitas kemagnetannya. Dalam makalah ini disajikan penentuan besar medan magnet bumi menggunakan metode induksi magnetik dengan alat berupa kawat berarus berbentuk lingkaran dan kompas. Sedangkan data dianalisis dengan teknik regresi linear tanpa bobot. Variabel terikat yang dipilih adalah tangen sudut yang terbentuk antara jarum kompas dan medan magnet horizontal bumi, sedangkan medan magnet induksi sebagai variabel bebas. Data diambil sebanyak 8 kali, namun terdapat 2 data terakhir yang tidak diikutsertakan dalam analisis karena nilainya tetap. Dari analisis diperoleh besar medan magnet horizontal bumi adalah (480 ± 30) 10-6 T. Nilai percobaan ini sesuai dengan nilai acuan yaitu 453 µT. Kata Kunci: medan magnet horizontal bumi, medan magnet induksi.
bersifat
1. Pendahuluan
magnetik
di
dekatnya
dan
Medan magnet merupakan daerah
mempengaruhi perubahan variasi medan
disekitar magnet yang masih dipengaruhi
magnet bumi, sesuai dengan keadaan di
oleh magnet yang ditunjukkan oleh adanya
dalam bumi yang kadang-kadang mengalami
gaya magnet[7]. Bumi diibaratkan sebagai
gangguan.
sebuah magnet seferis yang sangat besar
kemagnetan bumi di suatu tempat tertentu
dengan
yang
tergantung pada kondisi kemagnetan di
mengelilinginya. Medan ini dihasilkan dari
dalam bumi yang berubah terhadap waktu,
dua kutub magnet bumi. Kemagnetan bumi
pengaruh dari luar bumi dan pengaruh
disebabkan oleh gejala yang terjadi di dalam
kemagnetan lokal [1].
bumi,
suatu
medan
yakni
magnet
berdasar
teori
Sedangkan
Medan
magnet
berfungsi
melindungi
arus listrik yang terbentuk karena adanya
bermuatan dari luar angkasa. Namun, selama
proses rotasi bumi dan arus konveksi,
200 tahun terakhir medan magnetik di bumi
sehingga
terus
material–material
melemah.
dari
bumi
nilai
magnetohidrodinamis yang disebabkan oleh
menginduksi
bumi
besarnya
Pada
pertikel-partikel
masa
dinosaurus
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 64
menguasai bumi, kekuatan medan magnet
membentuk sudut antara medan magnet bumi
berkisar 2,5 gauss, atau sekitar 80% lebih
dan medan magnet induksi. Medan magnet
kuat daripada sekarang. Saat ini telah terjadi
bumi
pengurangan, dan diperkirakan kuat medan
menentukan
magnet sekarang hanya tinggal 0,5 gauss,
setelah diketahui besar sudut penyimpangan
yang berarti besar medan magnetnya 500
jarum kompas akibat arus yang mengalir
µT[2]. Intensitas medan magnet bumi secara
pada kawat melingkar. Selanjutnya data
kasar antara (25.000 – 65.000) nT. Di
dianalisis menggunakan regresi linear tanpa
Indonesia,
bobot dengan tangen sudut simpangan
daerah
mempunyai
utara
intensitas
±
khatulistiwa 40.000
nT,
sedangkan untuk daerah selatannya berkisar
dihitung
dengan
besar
terlebih
induksi
dahulu
magnetiknya
sebagai variabel terikat dan medan magnet induksi sebagai variabel bebas.
± 45.000 nT. Pulau Jawa sendiri diasumsikan besarnya ±45.300 nT. Jadi medan magnet bumi di pulau jawa diasumsikan besarnya ±453 µT [1]. Percobaan sebelumnya yang pernah dilakukan oleh penulis adalah pengukuran medan magnet menggunakan asas kerja magnetometer.
Percobaan
tersebut
menggunakan variabel arus dan periode dalam menentukan medan magnet bumi. Dalam percobaan kali ini penulis terdorong
untuk
kembali
melakukan
penelitian mengenai besar medan magnet horizontal bumi menggunakan metode yang lebih
sederhana,
yaitu
melalui
induksi
magnetik. Medan magnetik induksi adalah medan magnetik yang timbul akibat adanya arus listrik
[3]
. Medan magnet induksi akan
2. Kajian Pustaka 1. Medan Magnet Induksi Kawat tembaga merupakan salah satu bahan yang dapat mengalirkan arus listrik dengan baik (konduktor). Di dalam logam padat seperti tembaga, satu atau lebih elektron sebelah luar dalam setiap atom menjadi tidak terikat dan dapat bergerak secara bebas di seluruh bahan itu, persis seperti molekul-molekul gas dapat bergerak melalui ruang di antara butiran-butiran dalam seember
pasir.
Gerak
elektron
yang
bermuatan positif ini mengangkut muatan melalui logam tersebut. Elektron lainnya tetap terikat pada inti yang bermuatan positif, dan inti-inti yang bermuatan positif itu
membelokkan arah jarum kompas sehingga
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 65
sendiri terikat dalam kedudukan yang hampir tetap didalam bahan tersebut
[4]
.
magnet jarum, kemudian dialiri arus listrik, maka magnet jarum itu akan berputar sampai
Tahun 1819 ditemukan bahwa arus
kedudukannya hampir tegak lurus kawat [5]
listrik menimbulkan gaya terhadap magnet
tersebut
maka dapat dibuktikan bahwa arus listrik
tegak lurus magnet, magnet tidak akan
menimbulkan medan magnetik
[6]
. Jika kedudukan kawat semula
. Dengan
berputar apabila kawatnya dialiri listrik.
demikian kawat tembaga yang dialiri arus
Sehingga jika arus sebesar i dialirkan dalam
listrik akan menghasilkan medan magnet
kawat berbentuk lingkaran dengan jari-jari a
induksi.
digambarkan
yang menghadap sumbu vertikal bumi dan
sebagai garis-garis induksi sejajar medan
diberikan jarum kompas yang menunjuk
magnet yang disebut flux magnetik. Induksi
kearah utara, maka akan muncul medan
magnet adalah besaran vektor sehingga
magnet
induksi magnet oleh kawat berarus juga
mengakibatkan
mempunyai arah tertentu. Hans Christian
membentuk sudut tertentu.
Induksi
magnetik
induksi
ke jarum
arah
barat
kompas
yang
bergerak
Oerstad di tahun 1820 menemukan bahwa
Untuk mencari medan magnet di titik
arus listrik dalam sebuah kawat penghantar
p pada sumbu lingkaran sejauh x dari
dapat menghasilkan efek magnetik. Efek
pusatnya dapat digunakan hukum Bio dan
magnetik
arus
Savart sehingga diperoleh besarnya dB dari
tersebut dapat membelokkan arah jarum
medan yang ditimbulkan oleh elemen dl
kompas
[3]
yang
ditimbulkan
oleh
adalah[4].
.
Kompas
yang
diletakkan
secara
langsung di dekat kawat berarus akan mengalami
perubahan
arah
jarum.
Eksperimen Oersted menunjukkan bahwa jarum kompas menunjuk arah utara bila tidak ada arus, jarum menunjuk arah timur bila
(1) karena medan total B memiliki simetri rotasi terhadap sumbu x, sehingga tidak ada komponen dari medan total yang tegak lurus terhadap sumbu ini. Komponen vektor dB pada sumbu x adalah
arus mengalir menuju utara, dan jarum
(2)
berayun menuju arah barat jika arus mengalir menuju selatan[4]. Sedangkan menurut jika
untuk mendapatkan komponen x dari medan
sepotong kawat diletakkan sejajar sebuah
total
B
maka
persamaan
(2)
darus
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 66
diintegralkan sehingga persamaan di atas
arah
menjadi
Parameter yang menggambarkan arah medan (3)
integral dl adalah keliling lingkaran
=
2πa, sehingga besarnya resultan medan magnet induksi pada loop arus melingkar
dan
intensitas
kemagnetannya.
magnetik adalah deklinasi D dan inklinasi I, yang diukur dalam derajat. Intensitas medan magnetik
total
F
digambarkan
dengan
komponen horisontal H, komponen vertikal Z, dan komponen horisontal ke arah utara X
adalah
dan ke arah timur Y (lihat gambar 1). Dari Bi =
(4) 2
2
2
dengan r = a + x dan x = 0 maka
elemen-elemen ini, semua parameter medan magnet lainnya dapat dihitung.
persamaan (4) menjadi Bi =
(5)
Jika kawat melingkar terdiri dari N lilitan maka persamaan (5) menjadi Bi =
(6)
Gambar 1. Elemen magnetik bumi Medan magnet utama bumi berubah
2. Medan Magnet Horizontal Bumi
terhadap
waktu
sehingga
untuk
Berdasarkan pada konsep medan
menyeragamkan nilai-nilai medan magnet
magnet maka medan magnet horizontal bumi
utama bumi, dibuat standard nilai yang
dapat diartikan sebagai daerah di sekitar
disebut dengan International Geomagnetics
bumi yang masih dipengaruhi oleh magnet
Reference Field (IGRF) yang diperbaharui
horizontal bumi. Sumbu magnet bumi tidak
tiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF tersebut
persis paralel dengan sumbu geografisnya
diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata
(sumbu
menyebabkan
pada daerah luasan sekitar 1 juta km yang
pembacaan kompas agak menyimpang dari
dilakukan dalam waktu satu tahun. Lokasi
rotasi)
yang [4]
arah utara geografis . Sumbu dipole magnet
magnet di Kutub Utara selalu bergeser dari
bumi bergeser sebesar 11° dari sumbu rotasi
masa ke masa. Penelitian terakhir yang
bumi. Medan magnet bumi terkarakterisasi
dilakukan oleh The Geological Survey of
oleh parameter fisis yang dapat diukur yaitu
Canada melaporkan bahwa posisi magnet ini
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 67
bergerak kira-kira 40 km per tahun ke arah barat laut. Medan magnetik horizontal bumi dihitung dengan persamaan Bi = Bp tan ө
sy =
(10)
ralat kumulatifnya adalah Sa = sy
(7)
dengan Bi adalah medan magnet induksi, Bp adalah medan magnet bumi dan tan ө
(11)
sedangkan ralat medan magnet horizontal bumi adalah
merupakan sudut yang dibentuk oleh jarum
(12)
kompas akibat adalanya induksi magnetik.
Selanjutnya besar medan magnet
Bentuk di atas didasarkan pada pengetahuan
horizontal bumi hasil percobaan harus di
bahwa Bp dan Bi membentuk vektor seperti
bandingkan dengan nilai teoritisnya. Ralat
gambar 2.
kesalahan nilai hasil percobaan terhadap nilai Jarum
Bp
teoritisnya
(ralat
relatif)
ditentukan
menggunakan persamaan Bi
σ=
ө
Gambar 2. Vektor komponen medan magnet Karena data dianalisis menggunakan
× 100 % (13)
3. Metode Penelitian 1). Alat dan Bahan
bantuan regresi linear tanpa bobot maka
a. Kompas
persamaan (7) harus diubah ke dalam bentuk
b. Kawat Tembaga
y = ax + b, yaitu tan ө = y,
= a, dan Bi =
x. Dengan demikian, nilai a dan b adalah[8]
Kawat tembaga merupakan salah satu bahan konduktor yang baik. Kawat tembaga yang dialiri arus
a =
(8)
listrik akan menghasilkan medan
b=
(9)
magnet induksi yang akan dijadikan
selanjutnya, dari persamaan (8) dan (9) diperoleh persamaan garis lurus dengan ralat estimasi sebesar
= axi + b
variabel terikat dalam percobaan ini. c. Adaptor d. Kabel Penghubung 2). Prosedur Pengambilan Data
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 68
Data diambil dengan terlebih dahulu
d. Medan
merangkai alat dan memvariasi nilai arus
magnet
induksi
dihitung
dengan persamaan (6).
yang masuk dalam rangkaian sehingga dapat
e. Langkah c dan d diulangi untuk nilai
diketahui besarnya medan magnet induksi.
arus lainnya, yaitu: 0,1 A; 0,15 A; 0,2
Variasi arusnya yaitu: 0,05; 0,1; 0,15; 0,2;
A; 0,25 A; 0,3 A; 0,35 A dan 0,4 A.
0,25; 0,3; 0,35; 0,4 (dalam satuan ampere).
f. Medan magnet horizontal bumi dan
Prosedur pengambilan data adalah sebagai
ralatnya
berikut.
linear pada pers. (8) sampai (12).
a. Kawat
tembaga
yang
dihitung
dengan
regresi
dibuat
berbentuk lingkaran dihitung jari-jari
4. Hasil dan Pembahasan
dan lilitannya. Jari-jari kawat dalam
Data yang diambil adalah arus I dan
percobaan ini adalah 5,70 cm dan
sudut yang dibentuk jarum kompas terhadap
banyaknya lilitan 80.
medan magnet horizontal bumi
b. Alat dirangkai seperti gambar berikut
memvariasi
arus
diperoleh
. Dengan
sudut
yang
(Kompas diletakkan tepat di tengah-
bervariasi dari jarum kompas. Selanjutnya
tengah
variasi arus dimasukkan dalam persamaan
dalam
kawat
melingkar
dengan jarum mengarah pada arah
(6)
utara). Arus diatur agar mengalir
magnetik dan besar sudut diubah dalam
menuju ke arah selatan.
bentuk tangen
untuk
mendapatkan
nilai
induksi
. Data hasil penelitian
disajikan dalam tabel 1.
Tabel 1. Data hasil percobaan
Gambar 3. Rangkaian alat c. Arus diatur pada posisi 0,05 A kemudian
dicatat
penyimpangan jarum kompas.
sudut
i
I (A)
(0)
Bi (µT)
1
0,05
30
44,092
0,577
2
0,1
35
88,185
0,700
3
0,15
39
132,277
0,809
4
0,2
42
176,370
0,900
5
0,25
44
220,463
0,967
6
0,3
45
246,555
1,000
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 69
7
0,35
45
308,648
1,000
(2,082 ± 0,138) ×10-3 µT-1 dan dengan
8
0,4
45
352,740
1,000
menggunakan persamaan (10) diperoleh nilai
Untuk mencari nilai medan magnetik horizontal bumi, maka dilakukan regresi
ralat estimasinya sebesar Karena
= 0,0239.
= a maka besar medan magnet
linear tanpa bobot. Dengan mengansumsikan Bi sebagai x dengan satuan μT dan
horizontal bumi
sebagai y serta memasukkannya dalam pers.
persamaan
(8) dan (9) maka diperoleh data hasil analisis
menentukan ralatnya. Sehingga diperoleh
seperti pada tabel 2.
besar medan magnet bumi Bp = (480 ± 30) 10 -6
Tabel 2. Data hasil analisis
Bp
=
digunakan
dan untuk
T. Karena secara teoritis besar medan
I
Bi (xi)
1
44,092
0,577
0,602
2
88,185
0,700
0,694
3
132,277
0,809
0,785
4
176,370
0,900
0,877
5
220,463
0,967
0,969
6
246,555
1,000
1,023
∑
925,942
4,952
4,95
(yi)
(12)
adalah
i
magnet bumi dipulau jawa 453 µT, maka besar medan magnet hasil percobaan masih memiliki ralat. Besarnya ralat nilai hasil percobaan terhadap nilai baku (ralat relatif) adalah σ=
× 100 % = 6 %.
Sehingga diperoleh grafik hubungan (yi) terhadap Bi (xi) seperti gambar 4. 1.1
5. Kesimpulan
y = 0.002x + 0.510 R² = 0.983
0.9
Dari penelitian yang telah dilakukan
yi
diperoleh besar medan magnet horizontal bumi adalah (472 ± 31) 10-6 T. Nilai ini
0.7
sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya
0.5 0
100
xi 200
Gambar 4. Grafik hubungan
300
data
hasil
Untuk analisis
453 µT dengan tingkat
kesalahan 6 %.
(yi)
terhadap Bi (xi) Dari
yaitu sebesar
dan
persamaan (11) diperoleh nilai gradien a =
penelitian
lebih
lanjut,
disarankan peneliti menggunakan kompas yang lebih besar dan lebih teliti dalam
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 70
menentukan sudut penyimpangan jarum kompas agar dihasilkan data yang lebih
Fisika. Yogyakarta: Tempelsari, 570.
Pustaka
Sains
[8] Ishafit. 1998. Analisis Pengukuran Fisika. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan, 29-31.
akurat.
Daftar Pustaka [1]
Prasetya, A. 2010. Sekilas Tentang Medan Magnet Bumi. Diakses Tanggal 10 April 2011. http://ridtz.blogspot.com/2010/06/sekil as-tentang-medan-magnet-bumi.html.
Tanya Jawab T: John Maspupu, LAPAN a. Apa dasarnya dipilih regresi linear
[2]
[3]
Wadi. 2011. Perubahan Medan Magnet Bumi. Diakses tanggal 20 April 2011. http://4engineer.wordpress.com/2011/0 1/27/perubahan-medan-magnet-bumi/. Siswanto. 2009. Kompetensi Fisika Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional, 80 dan 82.
[4] Young, H.D. and Freedman, R.A. 2000. University Physics Tenth Edition. Alih bahasa Juliastuti, Endang. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh Jilid 1. 2002. Jakarta: Erlangga, 87 dan 293,294 dan 343-344 [5] Mangunwiyoto, W. 1982. Buku Pelajaran Fisika Untuk SMA. Jakarta: Erlangga, 1. [6] Alonso, M., and Finn, E.J. 1980. Fundamental University Physics, 2nd Edition. Alih bahasa Prasetyo, Lea dan Hadi, Khusnul. Dasar-Dasar Fisika Universitas Edisi Kedua. 1994. Jakarta: Erlangga, 128.
dalam bahasan makalah anda? b. Jelaskan
arti
fisis
dari
tingkat
kesalahan sebesar 6%? J: Nikma Hasma Fardani, UAD a. Regresi linear dipilih berdasarkan karakteristik data penelitian. b. Tingkat kesalahan sebesar 6% berarti besar
kesalahan
relative
atau
penyimpangan antara hasil percobaan dengan hasil teoritis sebesar 6%. T: Alvera. W, UAD a. Apakah metode yang pemakalah sampaikan bisa diterapkan dimana saja? b. Apa dasar pemakalah menggunakan 80 lilitan? Apa hubungannya dengan
[7]
Supriyadi. 2006. Percobaan Fisika Sederhana dan Konseptual untuk Siswa, Guru dan Calon Guru IPA
besar induksi medan magnet? J: Nikma Hasma Fardani, UAD
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 71
a.
Bisa, jika metodenya tepat yaitu
semakin banyak lilitan maka medan
diusahakan medan induksinya tegak
magnet induksinya akan semakin
lurus
terhadap
medan
magnet
besar. Pemakalah menggunakan 80
dan
kompas
lilitan karena sudah menghasilkan
ditentukan sedemikian rupa sehingga
medan magnet induksi cukup besar
jarumnya mengarah ke utara.
untuk menyeimbangi medan magnet
horizontal
bumi
b. Banyaknya lilitan memilki hubungan
bumi..
linear terhadap induksi magnetik. Jadi
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 72
Penentuan Nilai Kalor Uap Air Dengan Apparatus Dispenser Selamet1), Thoha Firdaus2) Yosep Firmansyah 3) Zaini Muhtar Zaman4) Program S-I Pendidikan Fisika Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus III : Jln. Prof. Dr. Sepomo, Janturan Yogyakarta 55164 Tetp. (0274) 385123,379418 1) E-mail:
[email protected] 2) , E-mail: fius.28januari@gmail. com Abstrak
Alat percobaan yang lakukan, dirangkai sebuah sistem untuk menentukan nilai kalor uap air dengan Asas Black dimana kalor yang diterima ( ) sama dengan kalor yang dilepaskan ( ). Dengan percobaan yang telah dilakukan sebanyak tiga kali dihasilkan nilai kalor uap air sebesar ( 2,17 x 106 J/kg ). Kata kunci: Kalor Uap. suhu dengan kalor, tetapi masih ada satu
1. Pendahuluan Kalor adalah suatu bentuk energi yang diterima
oleh
suatu
benda
yang
menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam
satuan
derajat
panas.
Kalor
merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas
baik
dilepaskan
yang oleh
diserap
suatu
maupun
benda.
Kalor
didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut.
Jika
suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor
pengertian lagi yang perlu diketahui yaitu kapasitas kalor. Kapasitas kalor adalah suatu ukuran untuk banyaknya kalor yang dapat dikandung oleh benda tersebut atau banyaknya kalor yang perlu diserap oleh benda tersebut untuk menaikkan suhunya. Menurut asas Black apabila ada dua benda yang suhunya berbeda kemudian disatukan atau dicampur maka akan terjadi aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran ini
akan
berhenti
sampai
terjadi
keseimbangan termal (suhu kedua benda sama).
Dalam
percobaan
ini
akan
dilkakukan pengukuran kalor uap air dengan alat yang telah dikembangkan berdasarkan asas balck.
yang dikandung sedikit. Hasil percobaan ini dapat menjelaskan dengan perbedaan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 73
2.
(2)
Dasar Teori Dari hasil percobaan yang sering
dilakukan besar kecilnya kalor yang
Dan untuk mencari panas yang diberikan oleh uap yaitu panas pengembunan
dibutuhkan suatu benda(zat) bergantung pada 3 faktor yaitu: massa zat, jenis zat (kalor
jenis),
Sehingga
dan
secara
perubahan matematis
(3) Sedangkan panas yang diberikan sistem yaitu
suhu.
(4)
dapat Sehingga
dirumuskan : ………………….. (1)
besar
kalor
uap
dengan
eksperimen menggunakan rumus: (1.1) (5)
Pada sistem thermodinamika, benda kerja yang dimaksudkan sering disebut dengan sistem, hal ini dimaksudkan untuk memisahkan
benda
kerja
3. Metode Penelitian
dengan
Percobaan penentuan nilai kalor uap air
sekelilingnya. Sistem secara khusus dapat
dengan apparatus dispenser dilakukan di
didefinisikan sebagai suatu batasan yang
laboratorium Fisika Dasar Universitas Ahmad
dipakai untuk menunjukkan benda kerja
Dahlan Yogyakarta.
dalam suatu permukaan tertutup.
a. Alat Dan Bahan
Percobaan kalor uap ini menggunakan
Alat dan bahan yang digunakan dalam
kalorimeter sebagai pangukuran kalor yang
percobaan ini adalah.
keluar dari sistem itu sendiri dan berbeda
1.) Alat pemanas (dalam percobaan
medium sehingga dinamakan sebagai kalor
ini menggunakan displenser)
yang dilepaskan. Sedangkan untuk kalor
2.) Kaloremeter
yang diterima adalah kalor yang ada di
3.) 2 Buah Termometer
sistem itu atau dalam percobaan ini
4.) Timbangan/Neraca
menggunakan dispanser sebagai pemanas sistem.
Percobaan
ini
bisa
mencari
5.) Pipa / selang 6.) Air
sebarapa besar kalor uap, yang pada acuani didapat nilai sebesar
J/kg .
Dalam menentukan massa uap yang mengembun
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 74
Gambar (1). Alat percobaan kalor uap 10.) Menghidupkan
b. Langkah Percobaan:
dispenser
dan
tunggu sampai air dalam bejana 1.) Menyusun alat percobaan sesuai gambar
11.) Mencatat besar massa kalorimeter
2.) Pipa penghubung kalorimeter dengan bejana didih dihubungkan.
kalorimeter
lengkap
dengan pipa pengembun, pengaduk, dan termometer diatas timbangan massa, dan catat massa kalorimeter kosong lengkap 5.) Mencatat
.
kapasitas
lengakap dengan tambahan massa uap yang menjadi cair
3.) Menimbang kalorimeter kosong 4.) Meletakkan
pemanas hampir mendidih
kalorimeter
alumunium 6.) Mencatat
suhu
pada
kalorimter
7.) Mencatat
suhu
pada
dispenser
12.) Menentukan
massa
uap
yang
mengembun 13.) Mencatat suhu ahkir pada dispenser dan pada kalorimeter 14.) Mengitung perubahan suhu dari suhu awal dan suhu akhir pada air didispenser 15.) Mencari panas yang diberikan oleh uap yaitu panas pengembunan sesuai persamaan (3) 16.) Mencari
panas
yang
diberikan
sistem seuai persamaan (4) 8.) Mencatat massa kalorimeter
17.) Mencari
9.) Mengisi dispenser dengan air yang sudah diukur massanya
besar
panas
spesifik
pengembunan dapat dicari dengan Asas Black menggunakan persamaan (2)
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 75
4. Hasil Penelitian Dari hasil percobaan telah didapat data sebagai berikut: Tabel 1. Hasil Penelitian No
(K)
(K)
(Kg)
((J⁄Kg)⁄ )
(Kg)
(Kg)
1
(J⁄Kg) 2,1769
2 3
[2] Berg E.V., dkk, 1991. Buku Suber Fisika
5. Kesimpulan
Dari percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kalor uap yang dimiliki air sebesar 2,17 x 106 J/kg dengan tingkat kesalahan 2,25 %.. Ternyata hasilnya tidak jauh berbeda dengan nilai
Eksperimental Untuk Sekolah Menengah. Salatiga: Kantor Sinode GKJ. [3] Neinggolan W.S., 1987. Thermodinamika. Bandung: CV. Armico. [4] Supriyadi., 2006. Percobaan IPA Fisika Sederhana dan Konstksual. Yogyakarta:
acuan yaitu sebesar 2,22 x 106 J/kg .
Pustaka Sains Tempelsari, 242-243. Daftar Pustaka [1] Alljabbar., 2010.Pengertian/Definisi Kalor dan Teori Kalor Umum Dasar Kuantitas Jumlah
Panas Pendidikan Ilmu Sains
Tanya Jawab T: Zulkadri, UAD
Fisika Via Internet Gratis. 06.14 AM. 3 April
2011:
http://alljabbar.wordpress.com/2008/03/2 3/kalor/html.
Apa yang dimaksud dengan apparatus? J: Selamet,UAD Apparatus yaitu bentuk nyata dari alat yang menghasilkan/menunjukkan gejala fisika.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 76
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011| 77
Penentuan Panjang Gelombang Cahaya Ungu Dengan Metode Celah Ganda Ika Kartika Putri ¹⁾, Juraidah Ulfah ²⁾ Jurusan Pendidikan Fisika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus III, Jln. Prof. Dr. Soepomo, S.H., Janturan, Warungboto, Yogyakarta ¹⁾ Email:
[email protected], ²⁾ Email:
[email protected]
Abstrak Telah dilakukan percobaan untuk menentukan panjang gelombang cahaya secara kasar melalui gejala interferensi dengan celah ganda buatan sendiri. Percobaan dilakukan dengan cara melihat gejala interferensi pada celah ganda yang diletakkan pada jarak beberapa centimeter dari sumber cahaya. Pola interferensi yang terjadi karena difraksi atau lenturan cahaya dari masing-masing celah. Karena sumber cahayanya adalah senter, maka pola terjadi adalah pola garis gelap terang yang lurus. Bentuk garis tergantung pada bentuk filamen dari sumber cahaya. Pola tersebut terjadi karena difraksi cahaya yang melewati celah. Jarak yang ditempuh oleh cahaya dari setiap bagian celah berbeda, jika cahaya putih maka fase dari cahaya yang tergabung akan berbeda sehingga bisa menjadi spektrum warna, sedangkan jika cahaya monokhrom maka pola yang terbentuk adalah gelap terang pada layar. Percobaan penentuan gelombang cahaya ungu dengan metode celah ganda dilakukan dengan menggunakan perhitungan secara langsung tanpa regresi linier. Diperoleh hasil untuk panjang gelombang cahaya ungu adalah (4,13±0,11) m. Panjang gelombang yang diperoleh dari hasil percobaan dengan menggunakan lampu senter dapat dikategorikan dalam cahaya tampak berwarna ungu yaitu antara 3,40 m hingga 4,80 m. Kata kunci: celah ganda, interferensi cahaya, panjang gelombang cahaya.
mengalami
1. Pendahuluan
interferensi
minimum
(destruktif) [1]. Gelombang cahaya yang ke luar dari dua celah berasal dari satu sumber cahaya, sehingga dua celah ini sebagai pasangan
sumber
cahaya
koheren.
Cahaya dari dua celah menghasilkan interferensi dengan pola teratur pada layar. Pola interferensi tersebut berupa garis gelap dan terang yang silih berganti. Garis terang terjadi apabila cahaya dari kedua
celah
mengalami
interferensi
Beberapa dilakukan,
penelitian
misalnya
telah
menggunakan
metode interferometer Michelson untuk menentukan panjang gelombang laser He-Ne dan diperoleh λ sama dengan (625,7±8,2)nm lain
yang
[2]
. Metode interferometer
dapat
digunakan
untuk
mengukur panjang gelombang cahaya juga
telah
interferometer
dilakukan Young
yaitu
dengan
menggunakan
maksimum (konstruktif). Sedangkan garis
cermin Lloyd, diperoleh λ sama dengan
gelap
(633,4±4,8)nm untuk laser He-Ne dan λ
terjadi
apabila
kedua
celah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |77
sama dengan (646,3±4,9)nm untuk laser
Difraksi adalah salah satu sifat
dioda. Namun pola-pola interferensi yang
gelombang saat melalui celah yang
dihasilkan dengan metode ini terutama
sangat kecil. Jika gelombang melewati
untuk sumber polikromatis masih belum
celah yang sangat kecil, maka terjadi
optimal [3] .
difraksi gelombang, yang ditunjukkan
Penulis
melihat
percobaan-percobaan
bahwa
terdahulu
dari
oleh penyebaran gelombang dengan pusat
nilai
penyebaran gelombang pada celah sempit
eksperimentalnya sudah sesuai dengan
tersebut.
kategori cahaya merah 6,30
m
penyebaran gelombang tersebut tidak
pada
terjadi, yang terjadi gelombang akan
penelitian penentuan panjang gelombang
melewati celah secara lurus saja. Ini
cahaya ungu menggunakan metode celah
membuktikan bahwa cahaya memiliki
ganda dilakukan dengan menggunakan
sifat gelombang
hingga
7,60
m.
Dan
Jika
celah
[4]
tidak
sempit,
.
perhitungan secara langsung tanpa regresi
Jika dua gelombang bertemu,
linier juga menghasilkan nilai yang sesuai
maka interferensi terjadi. Apabila fasa
dengan kategori cahaya ungu yaitu antara
kedua gelombang sama, secara sederhana
3,40
masing-masing puncak gelombang dapat
m hingga 4,80
m.
bertemu,
maka
interferensi 2.
Landasan Teori
sebuah
cahaya benda
menggetarkan
dapat
terjadi
adalah
konstruktif
atau
penggabungan gelombang yang saling
Jika cahaya mengenai sebuah benda,
yang
mempengaruhi
tersebut atom-atom
dengan penyusun
menguatkan,
akibatnya
cahaya
akan
semakin terang. Namun jika fasa kedua gelombang
berlawanan,
yang
secara
sederhana diartikan puncak gelombang
benda. Namun besarnya pengaruh dari
yang
satu
bertemu
cahaya, sangat bergantung pada frekuensi
gelombang kedua, maka yang terjadi
dari cahaya tersebut. Jika frekuensi
adalah
cahaya sangat besar, maka pengaruhnya
penggabungan yang saling melemahkan.
juga akan sangat besar. Saat berinteraksi
Pada keadaan ini cahaya akan menjadi
dengan benda, cahaya dapat mengalami
redup
tiga peristiwa yaitu dipantulkan oleh
interferensi dari cahaya, dapat dilakukan
benda, diteruskan atau merambat di
dengan dengan menggunakan percobaan
dalam benda, dan diserap oleh benda [4].
satu celah sempit dan dua celah sempit
interferensi
atau
gelap.
dengan
lembah
destruktif
Pengujian
atau
sifat
dengan sebuah layar untuk menangkap Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |82
pola interferensi. Pola terang gelap bergantian menunjukkan pola interferensi [4]
.
d sin θ = (m + )λ,
(2)
dengan m = 0, 1, 2, . . . Perbedaan fase δ di titik P ialah
Pola interferensi cahaya dari dua sumber cahaya atau lebih dapat diamati hanya
jika
sumber-sumber
kali
perbedaan lintasan d sin θ δ=
tersebut
d sin θ.
(3)
Jarak ym yang diukur di sepanjang layar
koheren.
dari titik tengah ke rumbai terang ke-m dihubungkan oleh sudut θ oleh tan θ =
,
(4)
dengan L merupakan jarak dari celah ke layar. Untuk θ yang kecil, diperoleh sin θ ≈ tan θ = Gambar 1. Geometri untuk menghubungkan jarak
bahwa dua celah sebagai sumber cahaya
d sin θ ≈ d
percobaan Young setiap celah bertindak sebagai sumber garis, yang ekivalen
d
celah, garis-garis dari kedua celah ke satu titik P di layar akan hampir sejajar, dan
= mλ,
(7)
dengan demikian, untuk sudut yang kecil, jarak yang diukur di sepanjang layar rumbai terang ke-m diberikan oleh =m
Pola interferensi diamati pada layar yang
sejarak d. Pada jarak yang jauh dari
(6)
ke dalam persamaan (1), diperoleh
dengan sumber titik dalam dua dimensi.
jauh dari celah tadi, yang dipisahkan
,
dengan mensubstitusikan persamaan (6)
yang koheren untuk pengamatan pola interferensi cahaya pada layar. Pada
(5)
sehingga d sin θ diberikan oleh
y yang diukur di sepanjang layar ke L dan θ
Dapat dilihat pada gambar 1
,
.
(8)
Dari persamaan (8) dapat diketahui bahwa rumbai-rumbai tersebut berjarak sama pada layar, dengan jarak di antara dua rumbai terang berturutan diberikan ∆y =
perbedaan lintasan kira-kira d sin θ.
.
(9)
Dengan demikian interferensi maksimum
Untuk
pada sudut yang diberikan oleh
cahaya, dapat menggunakan persamaan
d sin θ = mλ, dengan m = 0, 1, 2, . . .
(1)
mencari
panjang
gelombang
(9) yang diubah menjadi .
(10)
Interferensi minimum terjadi di Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |83
Sedangkan untuk mencari ralat panjang gelombang cahaya adalah .
(11) Gambar 2. Celah ganda yang terbuat dari kertas,
3. Metode Penelitian
silet, dan sehelai rambut
Percobaan penentuan gelombang
3. Layar yang terbuat dari kayu dan
cahaya ungu dengan metode celah ganda
digunakan untuk menangkap gejala
dilakukan di rumah Ika Kartika Putri,
interferensi dari celah ganda yang
menggunakan
disinari oleh sumber cahaya.
peralatan
yang
dibuat
sendiri dari bahan-bahan yang ada di
4. Papan yang dirancang dan diberi
rumah. Alat dan bahan yang digunakan
meteran untuk mengubah-ubah jarak
adalah sebagai berikut.
antara layar dan celah ganda.
1. Lampu senter rechargeable dengan daya 100 V~250 V sebagai sumber cahaya
yang
digunakan
untuk
menyinari celah ganda. 2. Celah ganda, terbuat dari bahan kertas, Gambar 3. Papan yang dirancang untuk
sehelai rambut, 2 buah silet, isolasi,
mengubah-ubah jarak
gunting, dan penggaris. Celah ganda dibuat dengan cara memberi lubang pada kertas bagian tengah seluas 2 cm². Kemudian kedua silet ditempel pada
lubang
tersebut
sehingga
terbentuk celah yang sangat sempit, sehelai rambut diletakkan di antara celah
sempit,
dan
direkatkan
menggunakan isolasi. Celah ganda ini jika disinari oleh sumber cahaya akan terjadi gejala interferensi.
Dilakukan penentuan jarak celah ganda terhadap layar (L), kemudian celah ganda
disinari
oleh
lampu
senter
rechargeable dengan daya 100 V~250 V, sehingga terjadi pola gelap terang pada layar.
Dilakukan
pengukuran
dan
pencatatan jarak gelap terang pada layar (
).
Percobaan
dilakukan
hingga
sepuluh kali dengan mengubah jarak antara celah ganda ke layar dan diperoleh sepuluh L dan
. Kemudian data
tersebut diolah dengan menggunakan perhitungan secara langsung tanpa regresi linier.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |84
Tabel 1. Aproksimasi jangkauan panjang gelombang berbagai warna dalam spektrum cahaya tampak.
Dapat dilihat pada tabel 2 bahwa jarak antara celah ganda ke layar (L) kemudian celah ganda disinari oleh
NO 1 2 3 4 5 6 dan d
Warna (nm) Ungu 340-480 Biru 450-490 Hijau 490-560 Kuning 560-590 Jingga 590-630 Merah 630-760 Dengan cara memasukkan
cahaya
sepuluh
dan
dan jarak antara garis gelap terang tersebut adalah ( , L,
sepuluh nilai λ,
ralatnya
dapat
dihitung menggunakan persamaan (11). Dilakukan
pencocokan
panjang
gelombang cahaya yang diperoleh dari hasil percobaan dengan tabel 1 yaitu tabel aproksimasi gelombang
jangkauan berbagai
). Ditentukan jarak
celah ganda ke layar berselang satu centimeter antara jarak pertama ke jarak kedua
dan
seterusnya.
Kemudian
diperoleh panjang gelombang cahaya tiap pengambilan
data
menggunakan
persamaan (10), dan dirata-rata untuk memperoleh
hasil
akhir
panjang
gelombang cahaya yang dipancarkan oleh lampu senter.
panjang
warna
rechargeable
diperoleh garis gelap terang pada layar,
kemudian dirata-rata dengan cara nilai λ dibagi
senter
dengan daya 100 V~250 V sehingga
menggunakan persamaan (10),
sehingga dihasilkan
lampu
Tabel 2. Hasil penentuan panjang
dalam
gelombang cahaya secara langsung
spektrum cahaya tampak. Sehingga dapat diketahui cahaya apa yang dipancarkan
i
menyinari celah ganda dalam percobaan yang telah dilakukan.
4.
Pembahasan Percobaan
untuk
menentukan
panjang gelombang cahaya ungu dengan metode celah ganda dilakukan dengan menggunakan
perhitungan
langsung tanpa regresi linier.
secara
(10⁻¹⁰)
(10⁻⁵)(cm)
(10⁻⁵)(cm)
37
4,054
-0,0722
0,0052128
1,5
36
4,167
0,0408
0,0016646
1,4
35
4
-0,1262
0,0159264
4
1,4
34
4,118
-0,0082
6,724E-05
5
1,4
33
4,242
0,1158
0,0134096
6
1,3
32
4,063
-0,0632
0,0039942
7
1,3
31
4,194
0,0678
0,0045968
8
1,2
30
4
-0,1262
0,0159264
9
1,2
29
4,138
0,0118
0,0001392
10
1,2
28
4,286
0,1598
0,95229
41,262
0
1,0132276
(cm)
(cm)
1
1,5
2 3
oleh lampu senter rechargeable dengan daya 100V~250V yang digunakan untuk
(δ λ)²
δλ
L
Σ
Percobaan
penentuan
(cm²)
panjang
gelombang cahaya ungu dengan metode celah ganda ini dilakukan sebanyak
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |85
sepuluh
kali,
sehingga
didapatkan
sepuluh data mengenai jarak antara gelap terang (
berwarna ungu yaitu antara 3,40 hingga 4,80
) dan jarak layar ke celah
m
m.
Untuk
penelitian
lebih
lanjut
ganda (L). Jarak antara pusat dua celah
disarankan
(d) adalah 0,001 cm. Untuk mencari
panjang
panjang gelombang cahaya, digunakan
terlebih dahulu, sehingga pada saat
persamaan
melakukan percobaan tidak mengalami
(10).
Sehingga
panjang gelombang rata-rata ( 4,1262
diperoleh sebesar
m. Dan ralatnya dihitung
dengan menggunakan persamaan (11). Sehingga
didapat
0,1061
ralatnya
percobaan
ditemui
penentuan jarak antara pusat dua celah
Kanginan, M. 2007. Fisika 3 untuk SMA Kelas XII. Jakarta : Erlangga.
[2]
Suprayitno. 1997. Penelitian Panjang Gelombang dan Indeks Bias Udara dengan Metode Interferometer Michelson. Skripsi S-1. Semarang : FMIPA Universitas Diponegoro.
[3]
Riyanti, O. 2003. Analisis Pola Keluaran Interferometri Young menggunakan Cermin Lloyd. Skripsi S-1. Semarang : FMIPA Universitas Diponegoro.
[4]
Ishaq, M. 2008. Menguak Rahasia Alam dengan Fisika. Bandung : PT Albana.
[5]
Alonso, M. and Finn, E.J. 1980. Fundamental University Physics, 2nd Edition. Alih bahasa Prasetyo, L dan Kusnul H. Dasar-dasar Fisika Universitas Jilid 2 : Medan dan Gelombang. 1994. Jakarta : Erlangga.
[6]
Halliday, D. dan Resnick, R. 1993. Fisika Edisi ke 3 Jilid 2. Jakarta : Erlangga.
kadang
bergoyang saat dipegang sehingga pola gelap dan pola terang bergeser.
5.
Kesimpulan Panjang gelombang cahaya yang
diperoleh
dari
perhitungan
secara
langsung tanpa regresi linear adalah (4,13±0,11) Panjang
m. gelombang
yang
diperoleh dari hasil percobaan dengan menggunakan lampu senter rechargeable dengan daya 100 V~250 V dapat dikategorikan
dalam
cahaya
cahaya
[1]
kurang tepat, karena lampu senter yang ganda
pembuktian
tampak
Daftar Pustaka
antara pola gelap dengan pola terang
celah
dalam
cahaya
celah ganda.
pada celah ganda dan pengukuran jarak
ke
gelombang
mengetahui
tampak yang digunakan untuk menyinari
beberapa kesulitan antara lain adalah
disorotkan
peneliti
sebesar
m. Selama
kesulitan
agar
tampak
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |86
[7]
Sutrisno. 1984. Fisika Dasar Gelombang dan Optik. Bandung : ITB.
[8] Tipler, P.A. 1991. Physics for scientist and enginers part2. Alih bahasa Prasetio, L dan Rahmad, A. 1998. Fisika untuk sains dan teknik jilid 2. Jakarta : Erlangga.
daya yang dipakai kurang dari 100V atau lebih dari 250V? J: Ika Kartika, UAD Karena
percobaan
yang
lakukan
menggunakan
kami
peralatan
yang ada dirumah kami dan yang ada Tanya Jawab
hanya
senter
rechargeable
dengan daya 100V – 250V maka
T : Wasingul Maghfiroh, Pendidikan
kami belum dapat membuktikan apakah ada pengaruhnya terhadap
Fisika UAD
panjang
gelombang
jika
Apakah bias jika sehelai rambut
menggunakan senter dengan daya
diubah dengan benang? Apakah
kurang dari 100V atau lebih dari
celah-celah cahaya akan terlihat?
250V.
J: Ika Kartika Putri, UAD Kami menggunakan sehelai rambut
T: Bambang Setiahadi, LAPAN
karena karena sehelai rambut sudah tidak bias dibagi lagi, sedaangkan benang masih dapat dibagi menjadi beberapa bagian. Semakin tipis
Apakah dapat digunakan cahaya matahari? J: Ika Kartika Putri, UAD
sehelai rambut yang digunakan akan mempengaruhi jarak antara
Karena kami menentukan panjang
pusat dua celah (d).
gelombang cahaya ungu, maka tidak dapat menggunakan sumber cahaya matahari. Cahaya matahari merupakan cahaya monokromatis
T: Dwi Nursanti, UAD
yang terdiri dari berbagai warna Dalam percobaan ini digunakan lampu senter dengan daya 100V –
yaitu merah – jingga – kuning – hijau – biru – nila – ungu.
250V. apakah ada pengaruhnya terhadap panjang gelombang jika
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 |87
Pengaruh Cooperative Learning Terhadap Prestasi Belajar Siswa Dalam Pokok Bahasan Hukum Ohm Okimustava, Ishafit Program Studi Pendidikan Fisika, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 e-mail:
[email protected],
[email protected]
Moh. Toifur Program StudiFisika Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta JurusanMatematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Ahmad Dahlan, Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, Yogyakarta 55164 e-mail:
[email protected]
Abstrak Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh cooperative learning dalam upaya meningkatkan prestasi belajar fisika siswa SMA. Penelitian ini menggunakan metode kuasieksperimen, mengambil 2 kelas sebagai sampel, yaitu kelas X5 digunakan sebagai kelas eksperimen, dan kelas X6 sebagai kelas kontrol. Nilai awal diambil dari nilai pre tes dan nilai post test diambil dari nilainilai. Kemudian nilai-nilai tersebut dianalisis dengan Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Tingkat Kesukaran, dan Uji Daya Beda. Analisis data digunakan Uji Normalitas, dan Uji Homogenitas serta uji gain. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan uji hipotesis yang menggunakan uji-t dua pihak untuk data normal dan uji chi kuadrat untuk data tidak normal.Didapatkan bahwa hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dibanding dengan hasil belajar kelas kontrol.Disamping itu penerapan cooperative learning dapat memotivasi belajar siswa pada kelas eksperimen yang terlihat dari semangat siswa untuk melakukan belajar secara berkelompok. Kata kunci:cooperative learning, hukum ohm
1. Pendahuluan Penelitian dengan jelas menyatakan bahwa siswa perlu melakukan lebih dari sekedar mendengardalam proses belajar. Survei profesor AS menemukan bahwa mengajar adalah cara instruksi di 89% dari ilmuwan fisika dan [1].Sebuah studi baru-baru ini menyimpulkan berbagai studi pembelajaran aktif, kolaboratif, kooperatif, dan masalahberbasis pada siswa[2].Gurumemilikipilihan untukpenataanpelajarankompetitif, individualis, ataukooperatif. Para gurumembuatkeputusandalampenataanpelaja ranuntukmempengaruhiinteraksisiswadengan orang lain, pengetahuan, dansikap[3]. Pada cooperativelearning harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga terjadinya interaksi
secara terbuka dan hubungan yang besifat interdependesi yang efektif diantara anggota kelompok[4].Model cooperative learning tidak akan bisa terlaksana secara maksimal tanpa adanya aspek pendukung yang lain. Aspek pendukung itu diantaranya adalah penggunaan model cooperative learning dengan bantuan PhET Simulation dan mengajak siswa untuk mempraktekkan hasil pembelajarannya secara langsung di laboratorium dengan melakukan eksperimen. Dengan menggunakan kedua aspek tersebut diharapkan pembelajaran akan mendapatkan hasil yang maksimal. Berdasarkan masalah-masalah tersebut, penelitian ini dibuat untuk mengetahui apakah dengan model cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar siswa terutama pada pokok bahasan hukum Ohm
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 88
yang belum memperoleh proporsi yang memadai, mengingat pentingnya pembelajaran tentang hukum Ohm tersebut. 2.
Dasar Teori a. Metode Ceramah Metode ceramah adalah metode penuturan bahan pelajaran secara lisan.Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaannya betul-betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya. Pada umumnya ada tiga langkah pokok yang harus dipersiapkan dalam penggunaan metode ceramah yaitu, persiapan atau perencanaan artinya guru untuk mempersiapkan kondisi belajar yang baik sebelum mengajar dimulai, pelaksanaan artinya guru menyampaikan bahan ceramah, kesimpulan arinya guru menyimpulkan hasil ceramah, umumnya siswa mencatat bahan yang telah diceramahkan [5]. Dalam metode ceramah memiliki kekurangan dan kelebihan. Kelebihan metode ceramah diantaranya adalah guru mudah menguasai kelas, mudah mengorganisasikan tempat duduk, dapat diikuti oleh jumlah siswa yang besar, mudah mempersiapkan dan melaksanakan proses pembelajaran, serta guru mudah menerangkan pelajaran dengan baik. Sedangkan kekurangannya metode ceramah yaitu, mudah membuat siswa tidak mengeti tehadap katakata yang disampaikan oleh gurunya, yang memiliki kemampuan hanya dapat menyerap pembelajaran jika dengan melihat langsung saja menjadi rugi, yang memiki kemampuan mendengar saja lebih besar menerimanya, bila selalu digunakan dan terlalu lama akan membosankan, guru menyimpulkan bahwa siswa telah mengerti dan tertarik pada ceramahnyapadahal siswa belum mengerti sehingga menyebabkan siswa pasif. b. Metode cooperative learning Seorang gurumungkinmemilikipengaruhpositif padasiswa sehingga dapatmemotivasinya, tetapisiswaawalnyamemerlukanintervensida ndukungan. Sejakguruberada dalamposisinya,merekadapatmembangunco
operative learningkelompokuntukmemberikandukung anini[6].Pembelajarankooperatifmerupakan strategipembelajaranberbasispadanalurikerj asama manusia.Iniadalahpemanfaatanaspekpsikolo giskerjasamadanpersainganuntuktransaksik urikulerdanbelajarsiswa.Konsepcooperative learningmengacupadametodepembelajarand anteknikdi manasiswabekerjadalamkelompok kecildandihargaidalambeberapa kinerjasebagai sebuah kelompok.Idedi belakangmetodecooperative learningadalahketikakelompoktidak dihargai sebagaiindividu[7]. Cooperative learning adalah strategi pembelajaran yang terdiri dari kelompok kecil yang masing-masing terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan yang berbeda yang menggunakan berbagai jenis pembelajaran untuk memperbaiki pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.Masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab tidak hanya untuk belajar dari guru tetapi juga untuk membantu anggota kelompok dalam belajar, yang membuat suasana yang baik.Siswa dapat dikatakan tuntas belajar jika semua anggota kelompok mengerti tentang materi yang diajarkan[4]. Siswa melakukan eksperimen untuk melakukan pengambilan data dengan membuat rangkaian listrik menggunakan Phet Simulation dari materi yang telah diberikan oleh guru. Setelah pengumpulan data selesai siswa berdiskusi untuk mencari jawaban dan menyimpulkan hasil dari soal yang telah diberikan.Siswa membuat grafik hubungan antara R, V dan I dengan data yang diambil dari Phet Simulation. Kemudian beberapa kelompok menyampaikan hasil dari diskusi kelompok mereka kedepan kelas. Model evaluasi cooperative learning belum banyak diterapkan dalam dunia pendidikan kita walaupun kita sering mengembangkan nilai-nilai gotong royong dalam budaya bangsa Indonesia.Kebanyakan guru tidak mau menerapkan sistem kerja kelompok karena beberapa alasan.Salah satunya adalah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 89
penilaian yang dianggap kurang adil. Siswa tekun dan pandai merasa dirugikan karena temannya yang kurang mampu dan berusaha hanya ikut andil pada hasil jerih payah mereka, sedangkan siswa yang kurang mampuakan merasa seperti benalu [8] . c.
Hukum Ohm Pada sebagian besar konduktor logam, hubungan arus yang mengalir dengan potensial diatur oleh hukum Ohm.Ohm menggunakan rangkaian percobaan sederhana seperti pada Gambar 2 dan yang menggunakan Phet Simulation pada Gambar 3. Dia menggunakan rangkaian sumber potensial secara seri, mengukur besarnya arus yang mengalir dan menemukan hubungan linier sederhana, yang dapat dituliskan sebagai (1) denganR = V/I disebut resistansi dari beban,dengan R adalah resistansi, V adalah beda potensial, dan I adalah arus listrik yang mengalir melewati rangkaian yang ditunjukkan pada gambar 1[9]. R i V
Gambar 1.Rangkaian listrik sederhana V
R=
V I
Gambar2.Grafik hubungan antara V dan I untuk material ohmik.
Resistansi tidak bergantung pada I untuk material ohmik, seperti yang ditunjukan oleh kemiringan garis yang konstan yang ditunjukkan gambar 2.Resistansi kawat penghantar diketahui sebanding dengan panjang kawat dan berbanding terbalik dengan luas penampang lintang. (2) denganR adalah resistansi, ρ adalah resistivitas, L adalah panjang kawat, dan A adalah luas penampang kawat. Konstanta kesebandingan ρ disebut resistivitas material penghantar. Resistivitas suatu logam bergantung pada temperatur. Dari tabel resistivitasbiasanya diberikan untuk
nilai-nilainya pada 200C bersama dengan koefisien temperatur restisivitas α, yang sebanding dengan kemiringan kurva ρ terhadap T. Resistivitas pada temperatur Tc lainnya dalam celcius diberikan oleh , (3) dengan ρ0 adalah resistivitas mula-mula koefisien temperatur dan Tc adalah temperature akhir.Resistivitas memiliki kemiringan yang sama jika diplot terhadap Tcataupun T. Ketika menggambar diagram rangkaian, hamabatan dinyatakan dengan simbol [9]. Dua atau lebih resistor yang dihubungkan sedemikian rupa sehingga muatan yang sama harus mengalir melalui keduanya dikatakan bahwa resistor itu dihubungkan secara seri. Karena muatan tidak terkumpul pada satu titik kawat yang dialiri arus konstan.Tegangan jatuh pada kedua resistor adalah jumlah tegangan yang jatuh pada masing-masing resistor[9]. , (4) dengan membuat tegangan jatuh sama dengan IReq, maka . (5) Dua atau lebih resistor yang dihubungkan akanmemiliki beda potensial yang sama diantara keduanya dikatakan bahwa resistor itu dihubungkan secara paralel. Arus post testadalah jumlah semua arus pada tiap percabangan. , (6) denganV=V1 adalah tegangan jatuh pada resistor. Dalam bentuk arus resistansi, maka , (7) dengan memecahkan pers (7) untuk I dan tegangan menggunakan , maka diperoleh . (8) Resistansi ekivalen untuk tiga resistor paralel dengan demikian dapat ditulis menjadi [9]. . (9) Resistor yang dihubungkan secara paralel memiliki beda potensial yang sama disetiap cabangnya. Physisics Education Technology merupakan software atau program simulasi Fisika yang mudah untuk dipelajari.Kita dapat mengamati, menghitung, mengukur,
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 90
menghubungkan ruang dan waktu, membuat hipotesis, merancang eksperimen, mengendalikan variabel, membuat kesimpulan sementaramenerapkan, mengkomunikasikan data dan mengajukan pertanyaan.Physisics Education Technology merupakn program aplikasi yang terdiri dari Java dan Flash yang saat ini sedang dikembangkan dalam dunia pendidikan. 3. Metode Penelitian Penelitian ini membahas tentang metode pembelajaran cooperative learning pada pokok bahasan Listrik Dinamis khususnya pada sub bab hukum Ohm. Subjek dalam penelitian ini adalah adalah siswa kelas X5 sebagai kelas experimen dengan jumlah 43 siswa dan siswa X6 sebagai kelas kontrol dengan jumlah 43 siswa, semester II SMU Negeri 1 Majenang. Diambilnya kelas ini sebagai sampel penelitian karena kelas tersebut merupakan kelas yang variatif mempunyai siswa dengan kemampuan bervariasi. Subjek pengujian intrumen soal penelitian dilakukan pada kelas X4 dengan jumlah 35 siswa dan X7 dengann jumlah 42 siswa. Tabel 1.Desain kelompok kontrol pratespascates berpasangan Kelompok A B
Pre test Perlakuan R1 R2
X1 X2
Post test Y1 Y2
Instrumen yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa yaitu dengan mengggunakan tes. Tes digunakan untuk mengetahui keberhasilan dari model pengajaran, maka diadakan tes kemampuan awal siswa atau pre test dan tes prestasi belajar Fisika sebagai tes post test atu post-test. Tipe soal dalam penelitian ini adalah pilihan ganda, hal ini dimaksudkan agar siswa lebih memahami materi yang telah diajarkan. Jumlah soal pre test danposttestnilaisebanyak dua puluh soal pilihan ganda. d.
Uji intrumen Pada penelitian ini untuk menghitung validitas butir-butir soal tes prestasi belajar
Fisika dan motivasi berprestasi yang valid maka digunakan rumus korelasi product moment[10] rXY
N {N
X
2
XY
(
X )(
2
(
X ) }{N
(10)
Y) Y
2
(
2
Y) }
Untuk menguji reliabilitas instumen tes digunakan rumus KR-20[10] n S2 pq . (11) r 11
n
S2
1
Jika r11>rtabel maka statusnya reliabel atau andal tetapi jika r11>rtabelmaka statusnya tidak reliabel atau tidak andal, [10]. Sedangkan untuk mencari nilai S untuk sampel data kelompok dapat digunakan rumus ,
(12)
dengan S adalah standar deviasi, X adalah banyaknya item soal yang menjawab benar adalah rata-rata hitung dari banyaknya soal yang dijawab benar. Untuk menghitung tingkat kesukaran dengan menggunakan rumus B (13) P J , dengan kriteria sebagai berikut, soal sukar (0.00 – 0,30 ), soal sedang (0,31 – 0,70), soal mudah (0,71 – 1,00)[10]. Uji daya beda disini digunakan untuk membandingkan nilai antara siswa dengan kelas nilai tinggi dengan siswa yang mempunyai nilai kelas rendah. .
(14)
e. Uji Persyaratan Analisis Uji normalitas dilakukan pada kedua kelompok yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah ,
(15)
untuk menghitung fh didasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurve normal dikalikan jumlah data observasi atau jumlah individu dalam sampel. Jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka distribusi normal tetapi jika χ2 hitung ≥ χ2tabel tabel, maka data distribusi tidak normal[10]. Uji homogenitas dimaksudkan untuk menentukan apakah sampel yang dihadapi homogen atau tidak. Rumus yang digunakan adalah uji Bartlett 2
(ln 10) B
(n1
1) log s1
2
,
(16)
dengan harga S dan B adalah
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 91
,
(17)
dan , (18) dengan taraf nyata α , hipotesis Hoditolak 2 2 2 jika (1 ))(k 1) dengan (1 )( k 1) didapat dari daftar distribusi chi kuadrat dengan peluang (1-α) dengan dk (k 1) [5] . Kemudian untuk mengetahui masing-masing variabel prediktor terhadap kriterium dilakukan uji statistik t.Rumus uji- t yang digunakan . (19) X X t
S
1
2
1 n1
1 n2
Jika (n1
1) s12 ( n 2 1) s 22 n1 n 2 2
(20) . Menurut distribusi sampling, maka statistik t di atas berdistribusi student dk (n1 n2 2) . Kriteria dengan pengujian adalah H0 diterima jika dari daftar t1 1 t t1 1 didapat S2
2
distribusi peluang
2
t (1
dengan dk (n1 n2 2) dan 1 ) untuk harga-harga t 2
[10]
lainnya H0 ditolak . Sedangkan bila distribusi data tidak normal atau tidak homogen digunakan analisis statistik non parametris untuk menguji hipotesismenggunakan analisis chi kuadrat χ2. Rumus chi kuadrat .
(21)
Cara menghitung fhdidasarkan pada prosentase luas tiap bidang kurve normal dikalikan jumlah data observasi. Jika χ2 hitung ≥ χ2 tabel, maka H0 ditolak, dan jika χ2 hitung ≤ χ2 tabel, maka H0 diterima[11]. 4. Hasil dan Pembahasan Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi metode tes. Analisis instrumen yang digunakan dalam metode tes antara lain: uji validitas, uji reliabilitas, tingkat kesukaran soal, dan indeks diskriminasi (daya beda soal). Soal yang digunakan disini terdiri dari 60 soal. Pengujian validitas butir soal dilakukan dengan menggunakan korelasi product
moment. Hasil uji validitas butir soal yang terdiri dari 60 butir soal pilihan ganda, ada 50 soal yang dinyatakan sahih dan ada 10 soal yang dinyatakan gugur. Hasil uji tingkat kesukaran soal untuk prestasi belajardari 50 butir soal objektif, ada 18 butir soal yang tergolong soal mudah, ada 14 butir soal yang tergolong soal sedang, dan ada 18 butir soal yang tergolong soal sukar. Serta hasil uji daya pembeda soal untuk prestasi belajar dari 50 butir soal objektif, 2 soal yang mempunyai indeks diskriminasi baik, ada 11 soal yang mempunyai indeks diskriminasi cukup, dan ada 37 soal yang mempunyai indeks diskriminasi rendah. Berdasarkan hasil analisis uji instrumen, post testnya penulis memiliki butir-butir soal yang mempunyai kualitas baik bila ditinjau dari validitas, daya beda, tingkat kesukaran dan reliabilitas, sebanyak 50 soal. a. Deskripsi nilai pre tes Hasil uji normalitas nilai kemampuan awal ditunjukan pada Tabel II. Tabel II Ringkasan hasil uji normalitas nilai pre tes Smpl A B
2
2
2 hitung
tabel
Trf db sgnfkn
Ket
Tidak normal Tidak 7,119 5,991 5% 2 normal 2 Dari Tabel 4 diketahui hitung > 8,194 5,991
5%
2
pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 2, baik pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.Hal ini berarti bahwa nilai kemampuan awal Fisika pada masing-masing sampel merupakan data yang berdistribusi tidak normal.Dengan didapatkan data yang berdistribusi tidak normal maka untuk kemampuan awal Fisika pada materi hukum Ohm menggunakan analisis statistik non parametik, yaitu dengan menggunakan anlisis chi kuadrat.Hasil uji homogenitas nilai kemampuan awalFisika dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Ringkasan hasil uji homogenitas nilai kemampuan awal tabel
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 92
2
Dari Tabel III diketahui
hitung
2
hitung
2
2
< tabel pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 1. Hal ini berarti bahwa varians nilai kemampuan awal pada kelas eksperimen adalah sama dengan varians nilaipost test pada kelas kontrol. b. Deskripsi nilaipost test Hasil uji normalitas hasil post test ditunjukan tabel 4. Tabel 4. Ringkasan uji normalitas nilaipost test Trf Sampel 2 hitung 2 tabel db Ke signifikan A 1,707 5,991 5% 2 Normal B 4,807 5,991 5% 2 Normal Pada Tabel 4 terlihat 2 hitung < 2 tabel pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 1, baik kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Hal ini berarti bahwa nilaipost test prestasi belajar pada masing-masing sampel merupakan data yang berdistribusi normal.Hasil uji homogenitas nilaipost test prestasi belajar Fisika dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas NilaiPost test Prestasi Belajar Taraf 2 2 db Keterangan hitung tabel signifikan 2,44 3,841 5% 1 Homogen Dari Tabel 5 diketahui 2
2
hitung
<
pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 1. Hal ini berarti bahwa varians nilaipost test prestasi belajar Fisika pada kelas eksperimen adalah sama dengan varians nilaipost test pada kelas kontrol.Hasil uji hipotesis nilaipost test prestasi belajar ditunjukan pada Tabel 6. Tabel 6 Ringkasan Hasil Uji–t Dua Pihak NilaiPost test Prestasi Belajar Taraf t hitung t tabel db signifikan 8,536 1,992 5% 84 Dari Tabel 6 diketahui t hitung (8,536) > tabel
ttabel (1,993) pada taraf signifikan 5% dan derajat bebas 84. Hal ini berarti bahwa hipotesis H0ditolak dan hipotesis H1 diterima.
0,307
tabel
3,84 1
Taraf signifika db n
Ket
5%
homogen
1
5. Kesimpulan dan Saran Berdasarkan data-data yang diperoleh dan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan cooperative learning dapat meningkatkan prestasi belajar Fisika siswa kelas X SMA, dan meningkatkan motivasi belajar Fisika siswa. Daftar Pustaka [1] Chickering, A., and Gamson, Z. 1987.Seven Principles for Good Practice.AAHE Bulletin, 39:3–7, ED 282 491, 6pp, MF-01; PC-01. http://www.foundationcoalition.org/hom e/keycomponents/collaborative_learning. html. [2] Prince, M. 2004. Does Active Learning Work? A Review of the Research," Journal of Engineering Education, Vol 93, No 3, hal 223-231. [3] Abu, R.B. dan Flowers,J. 1997. The Effects Of Cooperative Learning Methods On Achievement, Retention, And Attitudes Of Home Economics Students In North Carolina. Journal of Vocational and Technical Education.Volume 13, Number 2. [4] Solihatin, E.dan Raharjo. 2007. Cooperative learning. Jakarta: Bumi Aksara. [5] Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. [6] Duxbury, J.G. 2010. dan Tsai, L.L. The Effects of Cooperative Learning on Foreign Language anxiety: A Comparative Study of Taiwanese and American Universities. International Journal of Instruction Vol.3, No.1.ISSN: 1694-609X.
[7] Mandal, R. R. 2009.Cooperative Learning Strategies to Enhance Writing Skill. The modern Journal off Applied Linguistic Vol 1 p.93-102. [8] Lie, A. 2007. Cooperative learning. Jakarta: Gramedia.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 93
[9]
Giancoli, D.C. 2001. Fisika Jilid 2. Jakarta: Erlangga. [10] Arikunto, S. 2002. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. [11] Sugiono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Tanya Jawab T: Nurhayatih, UAD Apa yang dimaksud uji t dan uji chip square? J: Oki Mustava, UAD Uji t merupakan uji statistic parametric yang bias digunakan untuk sebuah sampel data homogeny dan normal. Homogeny artinya data diujikan pada kelas sampel
memiliki kemampuan siswa Normal berarti kemampuan terdistribusi secara normal untuk yang sama. Jadi, siswa dalam kemampuannya merata.
homogen. siswanya satu kelas kelas itu
T: Nur Hidayah, UAD Mengapa menggunakan uji x2 ketika uji t tidak bias? J: Oki Mustava, UAD Uji x2 digunakan ketika data merupakan data statistic non parametik artinya distribusi data ada yang tidak normal atau ada yang tidak homogeny. Hal ini disebabkan karena kemampuan siswa pada kelas sampel tidak sama.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 94
Pengembangan dan Pembelajaran IPA Secara Terpadu Muhammad Noviansyah Aridito Program Studi Pendidikan IPA Universitas Negeri Yogyakarta Email :
[email protected]
Abstrak IPA merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya sebagai aspek penting kecakapan hidup. Pembelajaran IPA terpadu mengaktifkan kegiatan pada siswa layaknya kegiatan yang dilakukan oleh ilmuwan dalam melakukan dan menemukan pengetahuan yang baru bagi mereka. Pembelajaran IPA untuk SMP lebih ditekankan pada aktivitas siswa yang bersifat laboratory work dengan menggunakan inqury dan metode ilmiah. Tema yang merupakan core/inti pusat dapat digunakan untuk membelajarkan IPA secara terpadu dan tidak terpisah-pisah atau terkotak-kotak antara cabang keilmuan IPA sehingga pemahaman siswa lebih menyeluruh dan kontekstual. Core (pusat) akan menjadi starting point membelajarkan IPA Terpadu yang berasal dari peristiwa sehari-hari. Pengembangan IPA terpadu untuk SMP tentu harus melihat standar kompetensi lulusan siswa SMP. Semakin banyaknya ide-ide untuk mengembangkan IPA Terpadu akan meningkatkan banyaknya core (pusat) keterpaduan dan IPA Terpadu akan semakin kaya dengan tema yang kontekstual dan sesuai dengan keadaan sekolah dan wilayah. Area Pengembangan diharapkan menjadi area dimana pengembangan dan implikasi pembelajaran science pada siswa terwujud. Kata kunci : Pendidikan IPA, Inkuiri, Metode Ilmiah, Tema/core, Pengembang, IPA Terpadu
terungkap dan masih bersifat rahasia
1. Pendahuluan IPA pembelajaran
merupakan alam
dan
konsep
sehingga
hasil
penemuannya
dapat
mempunyai
dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan
hubungan yang sangat luas terkait dengan
alam yang baru dan dapat diterapkan
kehidupan manusia. Pembelajaran IPA
dalam kehidupan sehari-hari.
sangat berperan dalam proses pendidikan dan
juga
perkembangan
Teknologi,
karena IPA memiliki upaya
Ilmu
Pengetahuan
Alam
(IPA)
berkaitan dengan cara mencari tahu
untuk
tentang alam secara sistematis, sehingga
membangkitkan minat manusia serta
IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
kemampuan dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
pengetahuan
serta
konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
pemahaman tentang alam semesta yang
tetapi juga merupakan suatu proses
dan
teknologi
mempunyai banyak fakta yang belum Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 95
penemuan. Pendidikan IPA diharapkan
Pembelajaran
IPA
dapat menjadi wahana bagi peserta didik
dilaksanakan
untuk mempelajari diri sendiri dan alam
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan
sekitar, serta prospek pengembangan
kemampuan
lebih lanjut dalam menerapkannya di
bersikap
dalam kehidupan sehari-hari. Proses
mengkomunikasikannya sebagai aspek
pembelajarannya
pada
penting kecakapan hidup. Oleh karena
pemberian pengalaman langsung untuk
itu pembelajaran IPA di SMP/MTs
mengembangkan
menekankan
menekankan
kompetensi
agar
secara
sebaiknya
inkuiri
berpikir,
ilmiah
bekerja
dan
ilmiah
serta
pada
pemberian
menjelajahi dan memahami alam sekitar
pengalaman belajar secara langsung
secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
melalui penggunaan dan pengembangan
untuk inkuiri
keterampilan proses dan sikap ilmiah.
dan berbuat sehingga
dapat membantu peserta didik untuk
Standar
memperoleh pemahaman yang lebih
Kompetensi
mendalam tentang alam sekitar.
Kompetensi Dasar
(SK)
(KD)
dan
IPA
di
SMP/MTs merupakan standar minimum
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-
yang secara nasional harus dicapai oleh
hari
peserta didik dan menjadi acuan dalam
untuk
memenuhi
kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah-
pengembangan
masalah yang dapat diidentifikasikan.
satuan pendidikan. Pencapaian SK dan
Penerapan IPA perlu dilakukan secara
KD didasarkan pada
bijaksana
peserta
untuk
menjaga
dan
didik
kurikulum
untuk
setiap
pemberdayaan membangun
memelihara kelestarian lingkungan. Di
kemampuan,
tingkat
pengetahuan sendiri yang difasilitasi
SMP/MTs
diharapkan
ada
penekanan pembelajaran Salingtemas (Sains, lingkungan, teknologi, masyarakat) diarahkan
secara pada
terpadu
pengalaman
bekerja
di
ilmiah,
dan
oleh guru.
dan
Bahan kajian IPA untuk SMP/MTs
yang
merupakan kelanjutan bahan kajian IPA
belajar
SD/MI meliputi aspek-aspek sebagai
untuk merancang dan membuat suatu
berikut.
karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetensi bijaksana.
bekerja
ilmiah
secara
1. Makhluk
Hidup
dan
Proses
Kehidupan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 96
2. Materi dan Sifatnya
ilmiah dan erat kaitannya dengan proses
3. Energi dan Perubahannya
inkuiri/penemuan/penyelidikan sehingga si pelaku
4. Bumi dan Alam Semesta
inkuiri
dapat
membangun
pengetahuan mereka dari hasil kegiatan yang mereka kerjakan. Intinya pembelajaran
2. Pembahasan
IPA untuk SMP lebih ditekankan pada
2.1 Bagaimana mengkonduksikan IPA
aktivitas siswa yang bersifat laboratory work
Metode ilmiah merupakan cara ilmiah yang dilakukan oleh ilmuwan (scientist) pada tiap aktivitasnya yang juga dikenal laboratory work. Metode ilmiah juga merupakan dasar pembelajaran IPA terpadu yang mampu membawa siswa belajar mengenal alam seperti
ilmuwan.
Gampangnya
metode
ilmiah adalah alat/cara yang digunakan ilmuan yang jika alat itu dipakai dalam pembelajaran IPA terpadu maka siswa pun diharapkan
mampu
penegtahuan Menurut
yang
piaget
baru ,
menemukan bagi
kondisi
mereka. psikologi
perkembangan mental siswa SMP berada pada
kongkrit
operasional
menuju
formal/abstrak konsep sehingga akan sangat baik jika pembelajaran IPA terpadu di SMP lebih menekankan pada Hands On dan Minds On, dengan artian Pembelajaran IPA terpadu mengaktifkan kegiatan pada siswa layaknya kegiatan yang dilakukan oleh ilmuwan dalam melakukan dan menemukan pengetahuan yang baru bagi mereka. Apa dan bagaimana kegiatan yang dilakukan
dengan menggunakan inqury dan metode ilmiah.
Terpadu berarti mengaktifkan
kognitif, afektif, dan psikomotor siswa sehingga otak kanan dan otak kiri dapat digunakan secara seimbang melalui aktivitas pembelajaran IPA terpadu. Ada banyak model teknologi pembelajaran yakni direct learning, cooperative learning, problem based learning , project based learning yang kesemuanya dapat di dasarkan pada proses inkuiry dan kegiatan menerapkan metode ilmiah. Ketrempilan proses sains merupakan salah
satu
aplikasi
yang
dapat
dikonduksikan pada tiap-tiap pembelajaran IPA terpadu. Misalnya penggunaan direct instruction
yang
sering
diinferiorkan
bertentangan dengan pembelajaran IPA terpadu,sedang model lain masih dapat diaplikasikan. Guru menggunakan Direct instruction, apakah guru menjelaskan pada siswa dan berada di depan panggung kelas hingga usai pembelajaran?tidak, guru dapat menggunakan metode demonstrasi, real object di gunakan dan dimulai dengan suatu
oleh ilmuwan di dasarkan pada metode Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 97
hal yang menggelitik siswa untuk mau
ya, dengan suatu tema yang merupakan
berpikir dengan artian hal tersebut memiliki
core/inti/ pusatnya yang dapat digunakan
misteri yang dapat dijawab setelah aktivitas
untuk membelajarkan IPA secara terpadu
pembelajaran IPA terpadu dan akan lebih
dan tidak terpisah-pisah atau terkotak-kotak
baik
yang
antara cabang keilmuan IPA sehingga
mengerjakan/menemukan jawaban misteri
pemahaman siswa lebih menyeluruh dan
tersebut dan dipandu oleh guru.
kontekstual terhadap kehidupannya yang
lagi
jika
siswa
berdampak pembentukan scientific attitude 2.2 Mengapa IPA terpadu?
pada siswa. Pembelajaran IPA lebih dekat
Pertanyaan mengapa IPA terpadu
dengan hal-hal sehari-hari karena bukankah
kadang muncul dalam benak kita, benarkah
IPA memang menguak misteri alam?diri
efektif dan efisien? Pernahkah ada yang
kita dan apa yang di luar diri kita?yang itu
melakukan
sangat
penelitian
tersebut?Kearah keterpaduannya
tentang
mana
hal
sebenarnya
untuk
dekat
dijauhkan.
dengan
kita?jadi
Pembelajaran
IPA
jangan terpadu
siswa
melalui berbagai model yakni model jaring
SMP?Jawabannya ternyata ada yang pernah
laba-laba, model connected, dan integrated.
melakukan penelitian tersebut dari P4TK
Ketiga model tersebut haruslah memiliki
IPA di Bandung salah satunya tentang
core(pusat) yang akan menjadi starting point
pengaruh
membelajarkan IPA terpadu yang berasal
pembelajaran
IPA
terpadu
terhadap pengembang literasi sains siswa
dari keseharian kita.
SMP oleh Yeni Hendriani yang hasilnya positif terhadap literasi sains jika diajarkan
2.3
dengan IPA terpadu dan positif terhadap
terpadu?
pengaplikasian
metode
ilmiah
melalui
Bagaimana
Pertanyan
mengembangkan
tersebut
adalah
IPA
suatu
ktrampilan proses sains. Penelitian tersebut
pertanyaan yang dapat dijawab dengan
menggunakan pembelajaran IPA terpadu
melihat kurikulum kita, fokusnya kurikulum
model tematik/connected dengan tema rokok
untuk siswa SMP. Pengembangan IPA
dan kesehatan, Transformasi energy dan
terpadu untuk SMP tentu harus melihat
tumbuhan hijau, wujud zat serta perubahan
standar kompetensi lulusan siswa SMP,
kimia dan fisika. Lalu seperti itukah
tidak
keterpaduan IPA untuk SMP?jawabannya
Pembelajaran IPA terpadu diluar Standar
boleh
kita
mengembangkan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 98
Kompetensi Lulusan SMP. Gamblangnya,
Pengembangan ide menuju konsep IPA
materi IPA di SMP tidak sama dengan
Terpadu
materi IPA di SMA atau di Perguruan Tinggi. Mungkin secara umum sama, tapi
IDE
tingkat kedalaman materi berbeda karena Core
pendidikan kita menganut system spiral
Integrated Science
sehingga hal ini sangat perlu diperhatikan. Dari
Kompetensi
Dasar
dan
SKL Ide dasar tentang pembelajaran IPA
menuju keterpaduan -
Pelajari Standar kompetensi Lulusan
terpadu akan membantu kita menguak dan
SMP
mengembangkan pembelajaran IPA terpadu
secara
keseluruhan
(kelas
melalui implementasinya menjadi core/inti
VII,VIII,IX) -
-
dan
keterpaduan. Core atau inti keterpaduan
kesinambungan antar SK-KD yang
sendiri maksudnya dimana kompetensi-
saling terkait
kompetensi
Pemilihan
kecocokan
dasar
itu
bertemu
dan
science
membentuk suatu inti untuk sebuah tema
terkait atau tema keseharian. (lebih
IPA Terpadu.Semakin banyaknya ide-ide
dekat atau lebih umum dengan
tersebut akan menggerakkan banyaknya core
siswa/kontek keadaan lebih baik,
dan IPA Terpadu akan semakin kaya dengan
misalnya orang gunungkidul kaitkan
tema yang kontekstual dan sesuai dengan
tema/isu science di Gunung Kidul)
keadaan sekolah dan wilayah. Dengan
,proyeksikan
banyaknya
Penyesuaian dengan isu
media
pembelajaran
core/inti
IPA
akan
yang akan digunakan.
menggerakkan
-
Penyusunan core/inti keterpaduan
pembelajaran
-
Pengembangan inti/core pada materi
mungkin saja sekolah A dapat memilih core
-
Penyusunan SSP (subject specific
1,3,4
paling
sesuai
dan
pedagogy)
kontekstual(bermakna)
dengan
kondisi
-
Penyusunan RPP ipa terpadu
sekolah dan wilayah dari sekian macam core
-
Pelaksanaan pembelajaran
IPA yang telah terdokumentasi.Hal ini akan
yang
banyaknya
jenis
Terpadu
sehingga
IPA
berdampak bahwa IPA memang sangat dekat
dengan
kita.
Lalu
bagaimana
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 99
menemukan Ide untuk mengembangkan hal
litosfer bumi karena panas dari matahari
tersebut?
melalui atmosfir dan sampai ke litosfer
Penemuan
ide
berasal
dari
kreativitas kita, suatu penemuan salah satunya berasal dari kesiapan yakni kesiapan kompetensi seorang guru/pengembang IPA Terpadu
terhadap
keilmuannya
juga
bumi. Pengembangan core dapat dilakukan sebagai berikut : 1. Core antar KD dalam semester yang
pengembangan keilmuannya. Munculnya ide juga berasal dari masalah tertentu atau hal-
sama 2. Core antar KD dalam semester yang
hal yang menggelitik otak, contohnya global warming, Hujan Asam, Bioetanol Sampah,
berbeda 3. Core antar KD dalam semester
Arus dan Tranformasi Energi, Dll.
berbeda dan kelas berbeda Untuk core antar KD dalam semester
KD 1
yang sama bukan menjadi masalah saat ini,
Core
KD 3
namun jika semester berbeda bahkan di
KD 2
tingkatan kelas yang berbeda maka banyak hal dapat dilakukan. Fungsi musyawarah
KD 4
Core
berfungsi
guru IPA disekolah dan MGMP adalah sebagai
muara
untuk
menyelesaikan
permasalan
bertemunya tiap KD, bisa jadi materi
ini.Pembelajannya
tersebut hanya sebagian yang terdapat pada
gradually di kelas 1,2,3 sesuai dengan
core padahal KD tersebut mengharapkan
KDnya atau dapat pula dalam 1 tema
transfer panas secara keseluruhan, misalnya
langsung diajarkan secara keseluruhan tidak
dengan core efek rumah kaca terdapat materi
memandang tingkatan kelas dengan system
fotosintesis, lapisan bumi, dan transfer panas
evaluasi
secara radiasi. Maka pada pembelajaran IPA
membuat tema IPA per tahun apa saja tema
transfer panas dengan core efek rumah kaca
tersebut sehingga seluruh siswa mulai kelas
juga diajarkan konduksi dan konveksi. Lebih
VII,VIII,IX dan pembelajarannya mengacu
baik lagi diajarkan dengan Laboratory work.
pada
Pembelajaran untuk 1x pertemuan pun
dilakukan
memungkinkan
Terpadu yang lebih bermakna, kontekstual,
membelajarkan
materi
transfer panas dan lapisan atmosfer dan
dapat
independent.
tema
Sekolah
tersebut.Banyak untuk
dilakukan
dapat
hal
dapat
membelajarkan
IPA
dan dekat dengan siswa.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 100
Area Bagaimana dengan system evaluasi? Evaluasi
dapat
dilakukan
Pengembangan
diharapkan
menjadi area dimana pengembangan dan
dengan
implikasi pembelajaran science pada siswa
mengevaluasi tiap kompetensi dasar dan
terwujud. Area pengembangan untuk guru
evaluasi untuk tema/core secara umum.
yakni mengembangkan IPA Terpadu yang
Melihat keadaan kurikulum dan pelaksanaan
lebih kontekstual hingga siap di ajarkan dan
pembelajaran IPA di SMP saat ini dengan
terlaksana pembelajaran dengan pembelajan
system evaluasi MKKS per kabupaten, maka
Ilmiah, what scientist to do. Pengembangn
core/ tema IPA dapat dikembangkan sesuai
core/ pusat keterpaduan diharapkan dari
dengan kondisi wilayahnya melalui MGMP
analisis kompetensi dasar sesuai dengan
guru IPA kelas 1,2,3 dilanjutkan pada
kurikulum, dihubungkan atau diiriskan pada
pembahasan evaluasi melalui musyawarah
isu/tema terkait yang lebih dekat dengan
MKKS. Sejatinya jika tak ada system
siswa(kontekstual) namun tidak menutup
evaluasi MKKS , core/Tema IPA dapat
kemungkinan
dikembangkan
memberikan
sesuai
capabilitas
dan
issu/tema ide
atu
tersebut
pengaruh
hingga
kemampuan masing-masing sekolah karena
dikembangkannya core ipa terpadu. Ada
evaluasi dilakukan oleh masing-masing
bagian
sekolah. Sehingga akan tercipta persaingan
dilakukan oleh guru dan siswa yakni area
kompetensi secara tidak langsung.
proses pembelajaran (what scientist to do).
Intergation of science
Guru
area
IPA
dimana
pengembangannya
mendorong
siswa
untuk
melakukan dan mempelajari IPA dengan Core/starting Point
ketrampilan proses sains, problem solving, metode ilmiah, dan hal-hal lain yang
Psikology
Pembelajaran IPA
Science Process Skill
dilakukan
siswa
menginternalisasi
kemampuan-kemanpuan tersebut sehingga mampu mengembangkannya bahkan
3.Kesimpulan
dalam
menemukan pengetahuan/hasil penelitian, sedang
Applied Science
ilmuwan/peneliti
sebagai
Internalisasi
independent
tersebut
akan
lebih jauh developer. membangun
karakteristik sains (curiousity and critism) Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 101
terhadap sehingga
alam
dalam
pembelajarannya
mengaplikasikan
cara/pembelajaran
tersebut.
memberikan
kontribusi
pada
social-
cara-
masyarakat baik itu melalui inovasi, invensi,
Implikasinya
aplikasi bahkan munculnya pengembangan
berdampak pada kehidupan bermasyarakat.
new science product dari siswa.
Pengembangan selanjutnya adalah siswa
Basic Competence
Area Pengembangan Guru
Core of integrated science
Issue and theme
Subject specific pedagogy and lesson plan
Scientific methode Integrated Teaching-learning of Science Science Process Skills What is scientist do (teaching-learning process Area Pengembangan Siswa
Scientific Attitude,scienctific Ability, natural science competency
Inquiry and konstructivism
Problem solving
Knowledge,Curiosity and internalizing
Self Development and applicate science independent Area Pengembangan Sosial masyarakat
Inovation, invention, Scientific Product
Capital, Simple Social and natural Problem
Social Impact ,tecnology Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 102
b. Apakah dalam IPA terpadu pelajaran
Daftar Pustaka Arends, Richard I . 2008. Learning To Teach Edisi Ketujuh Buku Satu Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Arends, Richard I . 2008. Learning To Teach Edisi Ketujuh Buku Dua Edisi Bahasa Indonesia. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Kimia berdiri sendiri atau masuk ke dalam bagian Fisika? J: M. Noviansyah, UNY a. Ya, jika kita melihat SKL (Standar Kompetensi
Lulusan)
kita
tahu
dalam 3 tahun pembelajaran IPA sudah ada IPA fisika, Kimia, Biologi
Dirjend Dikdasmen. 2005. Meteri Pelatihan Terintegrasi Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : Kegiatan Pengembangan Sistem dan Pengendalian Program SLTP Jakarta
yang sudah tersusun. Guru dapat mengembangkan susunan tersebut pada
core
atau
tema
untuk
pembelajaran IPA terpadu yang lebih Trownbridge, Leslie W,dkk. 1990. Becoming Secondary School Science Teacher Fifth Edition . Ohio : Merill Publishing Company
sehingga
lebih
bermakna dan bermanfaat. b.
Pada
SKL
kita
tidak
melihat
Biologi, Fisika atau Kimia, tetapi
Tanya Jawab
cenderung ke semua materi terdapat
T: Sabar, UAD a. Apakah
konstektual,
IPA
terstandarisasi
terpadu oleh
sudah
Pendidikan
Nasional atau pemerintah? Karena masing-masing daerah SKKD ipa terpadu itu berbeda-beda.
di IPA. Jadi materi Kimia, Biologi dan Fisika tidak lagi di kotakkotakan karena dibelajarkan secara terpadu. Antara Kompetensi dasar dari Kimia, Biologi dan Fisika tidak berdiri
sendiri
tetapi
saling
berhubungan.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 103
Pengenalan Konsep Dan Peran FNS Dalam Riset Geomagnet John Maspupu Pussainsa LAPAN, Jl. Dr. Djundjunan No. 133 Bandung 40173, Tlp. 0226012602 Pes. 106. Fax. 0226014998 E-mail:
[email protected]
Abstrak Makalah ini memperkenalkan suatu konsep baru, yang merupakan kombinasi kuat spektrum (power spectra) dan momen beda orde dua (the difference moments of the 2nd order) dari data deret waktu sinyal ULF(Ultra-Low Frequency). Konsep ini lebih dikenal dengan sebutan FNS (flicker noise spectroscopy) dan digunakan untuk mendeteksi ciri awal (precursor) perilaku suatu peristiwa yang bersifat temporer nonlinier seperti pada badai geomagnet, ataupun gempa bumi. Pendekatan FNS ini biasanya menggunakan data deret waktu sinyal ULF untuk mendapatkan informasi yang terkandung dalam sinyal-sinyal keos (chaotic signals) berdasarkan analisis iregularitas. Dengan demikian tujuan pembahasan makalah ini adalah untuk memperkenalkan konsep FNS serta perannya dalam riset geomagnet. Hasil pembahasan ini merupakan awal dari pembentukan suatu metode komputasi yang dapat diterapkan pada data sinyal ULF untuk mendeteksi terjadinya badai geomagnet ataupun gempa bumi.
Kata kunci : Konsep FNS, Riset geomagnet. 1. Pendahuluan Sinyal ULF (Ultra-Low Frequency) geomagnet ini mempunyai frekuensi rendah yaitu kurang dari satu Hertz (< 1Hz). Emisi sinyal ULF ini terjadi dalam selang frekuensi antara 0,01 Hz sampai dengan 0,1 Hz. Selain itu, gelombang ULF juga berasal dari hasil interaksi antara medan magnet antar-planet dengan magnetosfer bumi, serta bersumber dari dinamika magnetosfer bumi (lihat [3]). Riset geomagnet ini merupakan penelitian aktivitas magnet lokal. Khusus untuk penelitian aktivitas magnet lokal, fokus risetnya pada aktivitas yang bersumber dari internal bumi yaitu, gempa bumi (earthquake). Aktivitas ini biasanya dikenal dengan sebutan aktivitas geomagnet yang juga dapat mengekstraksi gelombanggelombang seismo-elektromagnet. Sedangkan konsep FNS ( flicker noise spectroscopy method) adalah suatu pendekatan baru yang merupakan kombinasi dari kuat spektrum (power spectra) dan momen beda orde dua (the difference moments of
the 2nd order). Pendekatan FNS ini telah digunakan dalam penelitian prediksi gempa bumi (lihat [1]). Juga digunakan sebagai alat analisis fluktuasi dalam sistem fisis seperti yang telah dikemukakan dalam referensi [5] . Selain itu metode FNS inipun dapat digunakan untuk menganalisa perilaku keos pada data deret waktu suatu variabel dinamis maupun keos dalam sistem-sistem dinamis yang terterkait dengan derau sinyal (signal noise) (lihat [6] dan [4]). Dari beberapa informasi tentang aplikasi metode ini, timbul pemikiran untuk memperkenalkan konsep FNS tersebut serta perannya dalam riset geomagnet. Dengan demikian tujuan pembahasan makalah ini adalah menunjukkan atau memastikan peran konsep ini di dalam program riset geomagnet. Namun yang menjadi masalah adalah bagaimana caranya memastikan peran konsep tersebut dalam penelitian ini? Hasil pembahasan makalah ini merupakan kontribusi ilmiah yang signifikan untuk perkembangan penelitian geomagnet di
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 104
kemudian hari dalam maupun internasional.
taraf
nasional
2. Pengenalan formulasi FNS Menurut analisis spektral fungsi otokorelasi ( ) didefinisikan sebagai rata-rata dari hasil kali suatu proses acak V (t ) dan V (t ) pada saat yang berbeda yaitu t dan (t + τ) dalam selang waktu T. Sehingga secara matematis dapat ditulis, T /2 1 ( ) V (t )V (t )dt dan bila τ = 0 T T/ 2 maka (0)
T /2
1 2 V (t )dt . T T/ 2
Sedangkan ( p ) ( ) , dikenal dengan sebutan momen orde p yang didefinisikan sebagai rata-rata selsih suatu proses acak p [V (t ) V (t )] . Secara matematis ditulis sbagai berikut, T /2 1 p ( p) [V (t ) V (t )] dt . ( ) T T / 2 Dengan demikian jika p =2 maka jelas T /2 1 2 ( 2) [V (t ) V (t )] dt atau ( ) T T / 2
( ) 2[ (0) ( )]. Ini berarti ( 2) ( ) bergantung pada ( ) . Kemudian menurut teorema WienerKhintchine enersi fungsi densitas spektral (power spectrum) yang dinotasikan dengan S ( f ) ini , dapat didefinisikan sebagai trans formasi Fourier dari fungsi otokorelasi ( ) . Secara matematis ditulis sebagai berikut, S ( f ) = F [ ( ) ] atau ( ) = F-1[ S ( f ) ] . Jadi dengan mengsubti tusikan ( ) = F-1[ S ( f ) ] ke dalam relasi ( 2) ( ) di atas, akan diperoleh formulasi ( 2)
1 F [ ( 2 ) ( )] . 2 Inilah yang dikenal dengan sebutan formulasi FNS ( flicker noise spectroscopy ), dalam hal ini S ( f ) bergantung pada ( 2) ( ) .
matematis S ( f ) F [ (0)]
3. Metodologi Untuk menunjukkan atau memastikan peran konsep FNS ini di dalam program riset geomagnet, perlu dilakukan langkahlangkah atau prosedur sebagai berikut: i) Survei internet atau perpustakaan di lembaga penelitian yang terkait dengan riset geomagnet dan geofisika, misalnya : LAPAN Bandung atau LAPAN Jakarta dan BMKG. ii) Inventarisasi makalah-makalah yang terkait dengan geomagnet –geofisika dan FNS dari para peneliti di luar negeri maupun di dalam negeri. iii) Mencermati keterkaitan atau penggunaan konsep FNS yang terdapat di dalam pembahasan makalah-makalah tersebut. iv) Daftarkan konsep-konsep FNS yang digunakan pada metodologi maupun dalam hasilpembahasan makalahmakalah tersebut ( lihat [1], [2], [3] dan [4] , [5], [6] ). v) Daftarkan bidang penelitian disertai fokus kegiatan penelitian yang terkait dengan butir iv). 4. Hasil dan Pembahasan Setelah melakukan survei internet atau perpustakaan diperoleh daftar judul-judul makalah yang terkait dengan program riset geomagnet dan geofisika dari beberapa peneliti dalam negeri maupun luar negeri. Hasil survei ini dicantumkan dalam tabel berikut yaitu tabel 3.1 dan tabel 3.2.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 105
Tabel 3.1.Judul makalah yang terkait dengan program riset geomagnet dari peneliti dalam negeri. Nama peneliti dari Judul makalah terkait program riset dalam negeri. geomagnet. Jenis dan tahun publikasi 1. Estimasi eksponen spektral dan Maspupu , J.
kemunculan derau kedip (flicker noise) pada sinyal ULF geomagnet.
Prosiding SNASMAT, 2009.
Tabel 3.2. Judul makalah yang terkait dengan program riset geomagnet dari peneliti luar negeri. Nama peneliti dari Judul makalah terkait program riset luar negeri. geomagnet. Jenis dan tahun publikasi
Descherevsky, A.V. et.al.
1. Flicker noise spectroscopy in earthquake prediction research.
Journal NHESS, 2003.
Hayakawa, M. and Timashev, S.F
1. An attempt to find precursors in the ULF geomagnetic data by means of FNS.
Journal Nonlinear Processes in Geophysics, 2006.
Timashev, S.F.
1. Flicker noise spectroscopy in analysis of chaotic fluxes in distributed dynamical dissipative system.
Russ. Journal of Physical Chem., 2001.
Timashev, S.F.
1. Flicker noise spectroscopy as a tool for analysis of fluctuations in physical systems, in : Noise in Physical Systems and 1/f Fluctuations.
Proc. ICNF, 2001.
Timashev, S.F., and Vstovsky, G.
1. Flicker noise spectroscopy in analysis of chaotic time series of dynamical variables and signal noise relation.
Russ. Journal of Electro Chem., 2003.
Timashev, S.F.
1.Analysis of discrete signals with stochastic components using FNS.
Review of FNS in electrochem. FNL, 2007.
Ryabinin, et.al.
1. Identification of earthquake precursors in the hydrogeochem. Manuscript prepared for and geoacoustic data for the Kam- NHESS, 2011. chatka Peninsula by FNS. Dengan menerapkan prosedur atau akan diperoleh hasil-hasil seperti yang langkah-langkah metodologi yang tercandituangkan dalam tabel berikut di bawah tum pada butir iii) s/d butir v) , maka ini.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 106
Tabel 3.3. Kaitan beberapa bagian konsep FNS dengan bidang dan fokus kegiatan program riset geomagnet. maupun riset geofisika. No. Konsep FNS yang terkait Bidang riset Fokus kegiatan riset 1. 2. 3. 4. 5.
Eksponen spektral. Prekursor gempa bumi. Data ULF geomagnet. Metode analisis. Metode analisis.
Geomagnet. Geomagfisik. Geomagnet Geomagnet Geomagfisik.
5. Simpulan Pada akhir uraian makalah ini dapat dikemukakan beberapa kesimpulan yang perlu diperhatikan : i). Untuk memahami pengertian tentang FNS harus dikuasai konsep matematika yang terlibat dengan baik dan benar, begitu juga dasar-dasar pengetahuan pada masalah geomagnet maupun fisika komputasi yang terkait. ii). Penelitian geomagnet tanpa penguasaan konsep FNS tidak akan berkembang. Hal ini dikarenakan konsep FNS diperlukan untuk mendeteksi badai geomagnet. Selain itu juga untuk menentukan prekursor gempa bumi. Dari kesimpulan butir i) dan butir ii) jelas terlihat bahwa konsep FNS mempunyai peranan penting pada pengembangan riset terapan, khususnya dalam penelitian geomagnet maupun gempa bumi. Selanjutnya untuk mengantisipasi kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, perlu disarankan beberapa hal berikut : i). Inventarisasi jumlah peneliti ilmiah di bidang matematika terapan , geomagnet dan fisika komputasi pada lembagalembaga pemerintah yang terkait dengan penelitian geomagnet maupun geofisika di Indonesia. ii).Bentuk kelompok kerja bidang keahlian fisika terapan di setiap kegiatan penelitian geomagnet maupun geofisika.
Deteksi badai geomagnet. Prediksi gempa bumi. Prekursor sinyal ULF. Analisis derau sinyal ULF. Identifikasi prekursor gempa bumi.
iii). Pembentukan kelompok kerja tersebut diharapkan seselektif mungkin dan merupakan koordinasi gabungan dari peneliti ilmiah pada lembaga pemerintah yang terkait. iv). Harus ada usaha pembinaan kesadaran akan kebutuhan konsep-konsep fisika dan matematika realistik dikalangan peneliti ilmiah yang terkait dengan fokus penelitian tersebut. v). Harus ada usaha peningkatan kemampuan fisika ,matematika bagi anggota muda peneliti disetiap kegiatan penelitian geomagnet maupun geofisika. vi). Selain itu harus terbuka kesempatan bagi peneliti ilmiah untuk mengikuti pendidikan lanjutan di luar negeri, serta melakukan penelitian lanjutan di berbagai lembaga terkemuka dalam bidang IPTEK. Saran-saran pada butir i) s/d butir iv) sangat mempengaruhi kualitas kegiatan penelitian jangka pendek untuk mencapai keberhasilan IPTEK. Saran pada butir v) tujuannya lebih mengarah pada kualitas kegiatan penelitian jangka panjang demi memantapkan dan mempertahankan keberhasilan IPTEK. Sedangkan saran pada butir vi) lebih mengarah pada kualitas kegiatan IPTEK secara keseluruhan di Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 107
Daftar Pustaka [1] Descherevsky, A.V. et.al., (2003). Flicker –noise spectroscopy in earthquake prediction research, Journal Natural Hazards and Earth System Sciences, pp. 159 – 164. [2] Hayakawa, M. and Timashev, S.F., (2006). An attempt to find precursors in the ULF geomagnetic data by means of flicker noise spectroscopy, Journal Nonlinear Processes in Geophysics, pp. 255 -263. [3] Maspupu, J., (2009). Estimasi eksponen spektral dan kemunculan derau kedip (flicker noise) pada sinyal ULF geomagnet, Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika UNY,Yogyakarta, hal. 993-999.
Tanya Jawab T: Nurhayatih, UAD a. Apa pengertian FNS? b. Apakah ikan lele memiliki system FNS sensorik? ( dasar: karena lele gelisah menandakan akan terjadinya gempa d Jepang) J: John Maspupu, LAPAN a. FNS ( Flicker Noise Spectroscopy) yaitu suatu metode yang merupakan kombinasi dari kuat spectrum (Power Spectrum) dan Momen beda Orde Dua. Pengenalan formulasinya dapat dilihat pada makalah tersebut (butir 2). b. Mungkin saja ikan lele memiliki sensor yang dapat mendeteksi sinyal-sinyal gempa bumi.
T: Bella Nurfadilah, UAD [4] Timashev, S.F., (2001a). Flicker noise spectroscopy in analysis of chaotic fluxes in distributed dynamical dissipative system, Russian Journal of PhysicalChemistry,75, pp. 1742 – 1749.
Apakah sistem itu sudah digunakan di Indonesia untuk mendeteksi gempa? J: John Maspupu, LAPAN Belum digunakan, tetapi ada keinginan
[5] Timashev, S.F., (2001b). Flicker noise spectroscopy as a tool for analysis of fluctuations in physical systems, in : Noise in Physical Systems and 1/f Fluctuations – Proc. ICNF 2001, (Ed) Bosman, G., World Scientific , New Jersey London, pp. 775 – 778.
untuk mengaplikasikannya dalam riset precursor gempa bumi. Dan ini dapat dilihat pada 6 butir saran di makalah tersebut.
[6] Timashev, S.F., and Vstovsky, G. V., (2003). Flicker noise spectroscopy in analysis of chaotic time series of dynamical variables and a problem of signal noise relation, Russian Journal of Electrochemistry, 39 , pp. 149 – 162.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 108
Study of Flaring Activity Based on Sunspot Sketch Data Bachtiar Anwar Division of Solar Physics and Space Environment National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Jl. DR. Djundjunan 133, Bandung 40173 E-mail:
[email protected]
Abstract Watukosek Solar Observing Station, LAPAN, Pasuruan, has observed sunspot using sketch method since 1987. One sunspot sketch is constructed in daily basis to follow the evolution of sunspot. The number of sunspot in sunspot group, position, as well as size in longitude and latitude are recorded both for North and South solar hemisphere. Furthermore, a relative sunspot number (R) is calculated using Wölf formula: R = k (log + f); where g is number of group, f is total number of sunspot and k is correction factor. R is generally used to evaluate solar activity. In fact, based on observation data, a large R is not always related to a high solar activity. In other hand, a relatively small R may produce a large flare of X-ray class such as M or X (high activity). Instead of using directly R to study the flaring activity in sunspot groups, average number of spots in sunspot group (f/g) is calculated. A large value of average number of spots means high complexity in magnetic configuration. Thus, this condition is expected to produce a relatively high flaring activity. By analyzing sunspot and GOES data in 1993, it is concluded that high flaring activity was occurred before or after the peak of f/g. This observational evident can be explained by the emergence of magnetic flux (before the peak) and annihilation of magnetic flux (after the peak).
Key words: sunspot evolution, magnetic flux emergence, magnetic annihilation, solar flares, sunspot activity
understanding on the physical process of
1. Introduction Sunspot is an intersection of magnetic
magnetic energy release in the Sun [5] .
flux tube with the photosphere to form a
Sunspot has been observed since more
dark pattern as the temperature of sunspot
than 400 years ago using sketch method.
lower than the surrounding photosphere
[1]
.
The sunspot sketch data from all over the
The magnetic flux tubes are believed to be
world are collected to form an international
formed at the convective layer of the Sun
sunspot number. The observatory where
by a dynamo process. Magnetic field is the
sunspot observations are conducted also
source of solar explosive events such as
constructs relative sunspot number using a
flares, coronal mass ejections (CMEs),
simple formula invented firstly by Wölf: R
prominence eruption that may disturb the
= k (10g + f); where g is number of group
space environment around the Earth
[2,6]
.
and f is total number of sunspot and k is
Thus, studying the behavior of sunspot
correction factor. The relative sunspot
group
number, R, is usually used to analyze a
will
provide
a
significant
solar activity in daily basis. In this paper, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 109
we propose a new method to study solar
longitude and latitude, as well as Zürich
activity or flaring activity. Instead of using
class of sunspot group. Relative sunspot
R directly, the level of solar activity is
number (R) is computed based on Wölf
obtained
of
formula: R = k (10g + f), with k=0.62 for
sunspot in solar disk combined with flare
Watukosek Solar Observing Station for
data
North and South solar hemisphere. An
from
from
averaging
GOES
number
(Geostationary
Operational
Environmental
Satellite)
example of R for January 1993 is given in
observations
compiled
National
Table 1.
by
Oceanic and Atmospheric Administration
The sunspot data are used to
monitor the solar activity.
(NOAA). It is expected that this work will support an effort to establish space weather forecast in LAPAN [3,4,7] . Section 2 provides explanation on sunspot sketch data taken at Watukosek Solar Observing Station, LAPAN, and solar X-ray flux from GOES satellite. The methods and data analysis are given in section 3, while section 4 describes the results and discussions. Finally, section 5 gives conclusion of the work.
2. Observation data Sunspot sketch data used in this work were obtained from Watukosek Solar Observing Station, LAPAN, Pasuruan, East Java. The sunspot data are constructed by means of sketch method in daily basis. As soon as observation is completed, further analyses are conducted such as measurement of position of sunspot group, number of spots in sunspot group, width in Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 110
Table 1. Relative sunspot number derived from sunspot sketch taken at Watukosek Solar Observing Station, LAPAN.
case study is performed for flaring activity The sunspot group may eventually produce an explosion, namely solar flare.
that occurred in January – April 1993. 3. Methods and data analysis
The event is monitored continuously by X-
In order to conduct analysis of flaring
ray flux instrument aboard GOES satellite
activity based on sunspot sketch and GOES
in geostationary orbit. The flare events are
data, the following steps have been done:
recorded
National
1. Perform compilation of sunspot sketch
Oceanic and Atmospheric Administration
data from Watukosek Solar Observing
(NOAA), U.S.A. In this work, sunspot
Station, LAPAN, in 1993.
and
compiled
by
sketch and flare data are used to study flaring activity of the Sun in daily basis. A
2. Perform compilation of flare data based on GOES satellite observations.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 111
3. Construct database system on flare
of sunspot (f), number of group (g) and
occurrences using MySQL database
average of the number of sunspot (f/g)
engine so that query of flare data can
along with the occurrence of flares of M-
be performed efficiently.
class.
4. Develop a utility written in PHP script to insert flare data into data as well as to extract the occurrence of M-class flare from database. 5. Compute the relative sunspot number using Wölf formula R = k (10g + f), where f and g are derived from observation data and correction factor k is 0.62 for Watukosek Solar Observing Station. 6. Construct plot of R, f, g and f/g for each month data in 1993. 7. Write the occurrence number of Mclass flare in f/g plot, to find its relationship with the peak of f/g. Figure 1. Plot of the relative sunspot number
It should be noted that Interactive
(R), number of sunspot (f), number of sunspot
Data Language (IDL) was utilized in
group (g), and average number of sunspot (f/g),
analyzing sunspot sketch data. Some IDL
along with the occurrence M-class flares in
scripts were constructed to read the sunspot
January 1993.
data written in ASCII both for North and South hemisphere and then the data are plotted. By comparing with the occurrence of flares, the flaring activity can be
Comparing R and f/g, it is obvious that M-class flares were not occurred during high value of R. Instead, two flares were occurred on 2 and 31 January, where
deduced.
the relative sunspot numbers (R) in those days were not large. M-class flare that
4. Results and discussions In this section, we provide the results and discussions. Figure 1 shows variation of the relative sunspot number (R), number
occurred in 31 January is related to sunspot activity that occurred in the following month (February) as shown in Figure 2.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 110
Figure 3. Plot of the relative sunspot number (R), number of sunspot (f), number of sunspot Figure 2. Plot of the relative sunspot number
group (g), and average number of sunspot (f/g),
(R), number of sunspot (f), number of sunspot
along with the occurrence M-class flares in
group (g), and average number of sunspot (f/g),
March 1993.
along with the occurrence M-class flares in
In March 1993, the flaring activity
February 1993.
remains high as the occurrences of M-class Figure 2 is the same plot but for
flares were in total 13. The peak of f/g was
February 1993. There were 17 M-class
occurred in 16-`8 March 1993. Again, the
flares in February 1993. This is an example
flares were released before or after the
of high flaring activity. The values of R
peak of f/g.
showed mostly greater than 100 up to 200 and the peak of f/g is prominence. High value in f/g means that the magnetic configuration of sunspot is very complex that leads to a condition of magnetic instability. It is obvious that M-class flares occurred before or after the peak of f/g.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 111
large and thus the total magnetic energy of sunspot also increases. Magnetic flux is the source energy to be liberated as a flare due to instability in magnetic configuration. The emergence of magnetic flux also means the increase of number of sunspot. Thus, this condition gives larger possibility of magnetic flux tubes in sunspot to reconnect each other resulting in instability of magnetic system to explode as solar flares. Therefore, it can be understood that magnetic flux emergence prior the peak of f/g can trigger the occurrence of M-class flares. The occurrence of M-class flares after the peak of f/g can be explained as follows. Figure 4. Plot of the relative sunspot number (R), number of sunspot (f), number of sunspot group (g), and average of sunspot (f/g) along
The decrease of f/g after the peak indicates that some sunspot of opposite polarities
with the occurrence of flares of M-class in
collides or emerge each other, causing
April 1993.
annihilation of magnetic flux in the form of solar flare.
In April, the flaring activity decreased to three M-class flares even though the
5. Conclusions
relative sunspot number R was relatively
Analysis on flaring activity based on
high. This is support an evident that high
sunspot sketch data of Watukosek Solar
value in R does not always produce
Observing Station and flare data from
frequent large flares.
GOES satellite have been performed.
Sunspot evolves from a tiny magnetic
Based on the sunspot and flare data taken
feature at the photosphere and may develop
in January to April, 1993, it is concluded
to a complex magnetic configuration in
that the occurrence M-class flares was
several days by emergence of pairs of
before or after the peak of f/g. This
bipolar sunspots. Magnetic emergence
observation evident can be explained by
means that the area of sunspot becomes
the emergence of magnetic flux (before the peak) and annihilation of magnetic flux
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 112
(after the peak). Further study is required to analyze the occurrence of other X-ray
[4] Bothmer, V. and Daglis, I.A. “Space Weather, Physics and Effects”, Springer-Praxis Publishing, 2007.
class, such as C and X types, and compared with the time profile of f/g.
Acknowledgements The use of sunspot sketch and GOES flare data is acknowledged. Author would
[5] Setiahadi, B. Problems of Equilibria and Instabilities on Solar Coronal Magnetic Fields and Its Evolution Towards Energetic Energy Liberation: Effect to Interplanetary Space, Prosiding Seminar Nasional Matematika, FMIPA UNDIP, 2005, E1., p.1.
like to thank to observers at Watukosek Solar Observing Station, LAPAN, for their continuous observation. Their efforts are very crucial in providing a long-term sunspot data applicable to space weather and space early warning program in LAPAN.
References [1] Anwar, B. Extraction of Sunspot Groups from The SOHO Full-Disk Images to Study Sunspot Activity, Proc. National Seminar in Education of Physics, Ahmad Dahlan University, 9 Mei 2010, Yogyakarta.
[6] Setiahadi, B., Sakurai, T., Miyazaki, H., and Hiei, E. Research on Magnetohydrodynamic Transport Phenomena in Solar-Terrestrial Space at LAPAN Watukosek 2006, Prosiding Seminar Antariksa Nasional III, 2006, p. 17. [7] Singer, H.J., Heckman, G.R. and Hirman, J.W. Space Weather Forecasting: A Grand Challenge in “Space Weather”, Song, P., Singer, H.J. and Siscoe, G.L. (Eds), Geophysical monograph, 125, 2001, p.11. Tanya Jawab T: Zulkadri, UAD
[2] Anwar, B. Identifying the Source Region of Coronal Mass Ejection, Proc. National Seminar in Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Satyawacana Christian University (UKSW), June 13, 2009, Salatiga.
a.
Bagaimana proses terjadinya sunspot pada matahari?
b. Bagaimana kita bisa mengetahui besarnya medan magnet matahari sedangkan kita tidak bisa mendekati matahari tersebut?
[3] Anwar, B. Monitoring the Sun for Space Weather, Proc. National Seminar in Education Mathematics (LSM XVII), 4 April 2009, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Yogyakarta State University.
J: Bachtiar Anwar, LAPAN a. Matahari
merupakan
bola
gas
plasma yang berputar pada poros. Rotasi matahari sekitar 27,3 hari. Akibat rotasi ini terjadilah arus didalam
Matahari
(lapisan
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 113
konvektif)
dan
menimbulkan
arus
tabung
ini medan
Juni
2014.
Badai-badai
besar
magnet. Karena adanya gaya apung
terjaadi 2-3 tahun setelah puncak
pada tabung medan magnet, maka
ini, yaitu tahun 2016-2017.
tabung medan magnet muncul ke
b.
puncak aktivitas akan terjadi pada
Badai
matahari
permukaan Matahari (fotosfer) dan
dampak
global
memunculkan bercak hitam yang
mengganggu system komunikasi
dinamakan sunspot.
dan system navigasi. Jika system
Para ahli fisika matahari telah
komunikasi terganggu maka system
merancang alat yang disebut solar
informasi
magnetograph, memetakan
yang
medan
b.
juga
mempunyai yang
dapat
terganggu.
dapat
magnet
di
permukaan matahari. Sunspot besar diketahui mempunyai kuat medan magnet disekitar 3000 gauss. Solar magnetograph dipermukaan
bisa bumi
dibangun atau
di
antariksa.
T: Bella Nurfadilah, UAD a. Apa pendapat bapak tentang fenomena badai matahari yang terjadi pada tahun 2012? b.
Apakah arahnya ke Benua Amerika? Dan juga kenapa badai matahari mampu merusak jaringan system informasi?
J: Bachtiar Anwar, LAPAN a.
Pada
awalnya
tahun
2012
dikaitkan puncak aktivitas matahari ke 24. Namun data sunspot dari stasiun
Watukosek
LAPAN,
peneliti John Maspupu menemukan Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 114
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika | 115
Study on Solar Force-Free Magnetic Configuration and Its Evolution Toward Solar Flare Bambang Setiahadi Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Watukosek, Gempol P.O. Box 04, Pasuruan 67155, East Java Fax: 0343 851 569. Tel: 0343 851 887 e-mail:
[email protected]
Abstract In this paper a mathematical treatise to search a possibility of evolution in force free solar coronal magnetic topology that lead to solar surface eruptive processes and brings to observable solar flare. The treatise in the present paper examined in the approximation of a plane on solar surface using a very simple analytic approximation. It is found that no sudden changes can occur for configurations where all field lines connect to the solar surface but that sudden changes may be possible for a more complicated field topology. It might lead to a study of solar eruptive processes prior a lunch of solar energetic phenomena such as the flare.
Keywords: force free evolutions, magnetic stability, solar flare especially strong before solar flares, are
1. Introduction There is growing evidence that
inconsistent with a potential magnetic
force-free magnetic fields, which are not
field if no immediate reconnection
potential, play an important role in the
occurs.
solar corona. As for the Sun, the only
To explain the sudden release of
star of which we can resolve surface
magnetic energy which is supposed to
details reliably, there are observational
take place in solar flares it has been
indications that the low-lying magnetic
suggested that force-free magnetic fields
field sometimes deviates from the
may be driven to a point where they
potential field indicating the possibility
become unstable and a sudden transition
of a force-free field.
to a state of lower energy occurs.
H
fibril structure sometimes
cannot be fitted to potential field lines. Slowly ascending post-flare H
2. Basic method
loops
We consider the half space
seem to be inclined relative to the field
above a plane solar photosphere with
lines of a potential field at low heights
a straight polarity inversion line
but coincide with the potential field at
along
reater heights, which seem to be
through
which the
the
magnetic
photosphere
flux
changes
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 115
direction (Figure 1). The
following
coordinate
system will be used: x is in the solar
B B 0 (3) our Grad-Shafranov equation becomes 1 d A B( A) 2 0 (4) 2 dA
surface perpendicular to the polarity inversion line. y>0 denotes height above the solar surface. z: is in the solar
surface
along
the
polarity
inversion line. The basic assumption of this paper, that quantities do not change in the direction of the neutral line. That means we reach a two dimensional analysis for the force-free
Further treatments may lead to find a family of solution over A. One may decide a family of solution as express [4] A
m 1y 1 2 x2 y 1
(4)
The reader may check expression (4) full-fills the initial force-free magnetic field topology.
evolution. Let A is the potential function of the magnetic field topology under consideration, then they have to satisfy classically [2,5] A
We
B
consecutively
(1) lead
to
famous
equation Grad-Shafranov
[1,7]
relating
magnetic topology B with its potential function A, where magnetic topology B is evolve as a function of A. Or we focus on the functional form of A.
3. Results and Discussions Using
our
defined
magnetic
potential form in equation (4) we have
We assume everything evolve in A is decisive for the solar magnetic topology B. B
Figure 1: Schematic drawing for forcefree initial configuration lies on the solar photosphere and the structure induced up to solar coronal level.
confirmed the result obtained depends upon the value given by m. When 0<m 1 the magnetic field
A A . , Bz y x
The force-free condition needs
(2)
topology follows consistently potential force-free properties which can be interpreted that such evolved coronal
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 116
magnetic field is stable under any kind of changes. Other value m>1 changes the face of solar coronal force-free magnetic field going to other different topology that exhibit magnetic island formation in the solution. Many authors interpret the force-free magnetic topology jump to other evolution scenario. It might be related to liberating energy as solar flares [3,6]. To find out about the possibility of sudden changes in the magnetic field we
must
re-discuss
the
problem
prescribing perturbation such as the photospheric shear. Figure 2: Sequence of solution when 0<m 1 (from top to down m=0, 0.5, 1.0). The magnetic island formation as an agent of instability does not appear.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 117
Proceedings of the Second United Nations International Conference on the Peaceful Uses of Atomic Energy, 31, p. 100. [2] Jackson, J.D. (1975), Classical Electrodynamics, Wiley Eastern Ltd., New Delhi. [3] Khater, A.H. (1989), Astrophysics and Space Science, 162, p. 151. [4] Kemmer, N. (1976), Vector Analysis: A Physicist Guide to the Mathematics of Fields in Three Dimensions, Cambridge Univ. Press, London. [5] Lifschitz, A.E. (1987), Magnetohydrodynamics and Spectral Theory, Kluwer Academic Publ., London.
Figure 3: Sequence of solution when m>1 (m= 1.2, 1.5, 2.0) shows magnetic island formation and placed higher as m increasing. Conclusions
[6].Setiahadi, B. (2005), Problems of Equilibria and Instabilities on Solar Coronal Magnetic Fields and Its Evolution Towards Energetic Energy Liberation: Effect to Interplanetary Space, Prosidings Seminar Nasional Matematika, FMIPA UNDIP, Semarang E.1, p. 1.
In this paper we have studied two-dimensional force-free fields of solar coronal magnetic field topology in simple analytic method. If reliable vector measurements of solar magnetic fields become available it will be possible to check this prediction with observations. References [1]
[7].Shafranov, V.D. (1958), Magnetohydrodynamical Equilibrium Configuration, Sov. Phys., JETP, 6, p. 545. Tanya Jawab T: Lina Prastiwi, UAD Terjadinya gerhana matahari atau bulan dipengaruhi
Grad, H., Rubin, H. (1958), Hydromagnetic Equilibrium and Force-Free Fields,
oleh
apa?
Apakah
dipengaruhi oleh keadaan alam atau
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 118
periode
waktu
tertentu?
J: Bambang Setiahadi, LAPAN
tahun
hanya
daja
tempatnya
yang
berpindah - pindah
Gerhana matahari atau bulan mengikuti sifat orbit bumi dan bulan terhadap matahari, diatur oleh hokum gravitasi benda langit. Waktu gerhana terjadi
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 119
Study on The Solar Coronal Mass Ejection Driving Mechanisms Bambang Setiahadi Indonesian National Institute of Aeronautics and Space (LAPAN) Watukosek, Gempol P.O. Box 04, Pasuruan 67155, East Java Fax: 0343 851 569. Tel: 0343 851 887 e-mail:
[email protected]
Abstract The solar coronal mass ejections are bright features can be observed in white-light by using whitelight solar telescope which utilizing occulting disk in front of telescope’s objective lens. This work is trying to study driving mechanisms that might work to result observable high corona white-light solar CME. The work is important to perform since acknowledged key ingredients in both the ejection and its progenitor is the magnetic field, although the precise nature of its role, particularly in the driving mechanism, remains unclear. We initiate by analyzing spatial data from where some already identified phenomena, such as the solar flare and eruptive prominence. Results are directing to implication that it might be a loss of equilibrium or instability in the global coronal magnetic fields topology and initiates the subsequent rapid nonlinear evolution that results in the ejection of mass.
Key words: white-light data, loss of equilibrium, coronal mass ejection transient phenomena involving large-scale
1. Introduction The solar Coronal mass ejections or CMEs are observed by coronagraphs as transient
changes
in
the
white-light
motion away from the sun. An appreciable data base has been accumulated
with
from
subsequent
solar corona. Distinguishing features of
coronagraph-polarimeter (C/P) on the Solar
CMEs are the appearance of new bright
Maximum
features in the coronagraph field of view
recorded approximately 70 CMEs over a
and temporal changes on time scales of
time period of a few months until it failed
minutes to hours [6].
in 1980, but it has been operational since
Mission
its repair in 1984.
instruments.
three
brightness of large-scale structures in the
The instruments measure photos-
orbiting
results
(SMM)
The
satellite
Up to present days
pheric light that has been Thomson
data is provided by the solar coronagraph
scattered by coronal electrons. So bright
onboard LASCO. The data best resulted
regions can be interpreted as containing
data since it is long duration and provide
excess mass. During the early analyses of
movies.
CMEs in the 1970's, they were defined as 2. Observation
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 120
In this paper, we will concentrate
It is difficult to determine the pre-
on those properties of CMEs determined
event state from data since this data set
from coronagraph and related observations
ordinarily requires that difference images
that appear to be most useful in identifying
be used to identify coronal structures.
the possible driving mechanism [6] .
Coronal streamers are generally
We will begin by using available
believed to lie over polarity inversion
data to develop what will be adopted as a
(neutral) lines in the line-of-sight magnetic
generic
initial
field on the solar surface. Prominences
atmosphere through which it propagates.
tend to form within the closed-field region
CMEs are observed to occur in a variety of
of streamers and also lie over the neutral
shapes, but those that have the appearance
line. Support for the overall picture
of a radially expanding loop will be
developed above is provided by the
emphasized. We determine that the loop-
observation that CMEs can frequently be
like CMEs had the following common
associated with eruptive prominences.
CME
and
a
typical
features, which we adopt as characteristics prior a launch of CME:
For the task, consider a compound digital data from the YOHKOH soft X-ray
First, the legs or sides of loop
data and the relevant LASCO wide angle
ejections are brighter and contain more
coronagraph data as supplied by Hiei and
material than the loop tops. Second, a
Ichimoto (2009) [1] .
density
depletion
forms
within
the
expanding bright loop. Third, once the loop legs
form,
they
display
very
little
latitudinal motion as the loop tops move radially outward. We
will
also
be
primarily
concerned with CMEs that appear to originate near the base of, and propagate outward through, pre-existing, well-formed helmet (coronal) streamers
[4]
. This was
the case for all of the loop-like CMEs from Skylab or from LASCO.
Figure 2.1: A superimpose data of YOHKOH soft X-ray and LASCO data as given by Hiei and Ichimoto (2009). Demonstrate observationally a CME followed by an eruptive prominence and flare.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 121
the CME onset appears to coincide with a
3. Data analysis Individual
data
sets
for
one
particular type studied separately, of
weak precursor some tens of minutes prior to the impulsive flare.
activity (such as H , X-ray emission, etc.)
In addition to -establishing the time
will not provide a comprehensive view of a
sequence of events, the imaging capability
phenomenon as complex as one involving
of
a
eruptive
information on spatial structure. The flare
prominence, and a CME. It is only when
appears to occur at one of the footpoints of
several data sets for various forms of
the large magnetic arch that brightens in X-
activity, and thereby for various physical.
rays as the precursor.
flare
impulsive
phase,
the
X-ray
instrument
provides
conditions, are combined does a more complete
picture,
begin
to
emerge.
Unfortunately, the experimentalist seldom having multiple simultaneous data sets. for the same event at his disposal. When
such
information
is
available, however, the advantages are substantial. Some of the results derived from combined data sets relating to CME drivers are now reviewed. By combining data from the hard X-ray
imaging
spectrometer
Figure 3.1: The time sequence of progresses of the precursor of a CME, a launch of a CME, flare occurrence and prominence eruption from X-ray data analysis, suggest by Hiei and Hundhaussen (2006) [2] .
(HXIS)
instrument oh SMM with coronagraph data, it becomes possible to more clearly define the role of the flare impulsive phase
4. Results and discussions From the time sequence analysis, it might be a driving mechanism that lead to global instability in solar active regions.
in driving CMEs outward. A schematic of the results from this study is shown in Figure 3.1. The line labeled CME indicates the location of the bright leading edge. If this line is extended back to the surface with no acceleration,
The X-ray pre-cursor might be very initial sign an instability is working. In theoretical MHD terminology there might be the active region has just experiences and passes critical point of instability [3] .
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 122
There are two possibilities a MHD system evolving to new configuration. First, evolution through series that lead to new stable configuration without liberates
Figure 4.1: An active region potential to launch a coronal mass ejection and follows by prominence as pointed out by Hiei and Ichimoto (2009) [1] , and purposed by Setiahadi (2010) [6] .
energy. Second, evolution through series that lead the MHD system needs to release some access of energy and transfer it into surroundings. The second opinion has probably intimate
relation
with
the
driving
mechanism of the initiation of CMEs. A remaining attractive possibility is that a coronal field configuration may evolve into a highly stressed, non-potential state as a result of photospheric motion of the field line
Figure 4.2: a schematic diagram to conclude the situation of observable phenomena suggest by Hiei and Hundhaussen (2009) [2] .
foot-points. With continued photospheric motion the entire field configuration may
5. Conclusions
reach a state beyond which it either no
The source of energy for driving
longer has an equilibrium solution or begins
CMEs has been proposed in this text with
evolving much more rapidly.
that released by a filament as it rises, expands, and untwists. For this to be the case, one must then explain how the slower erupting prominence transfers energy to a more rapidly moving CME. In addition, not all CMEs appear to be associated with an observed erupting filament. It is certainly possible that the sheared filament field is always present even if the thermodynamics are not such as to produce the characteristic-filament Ha signature. The precise nature of the Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 123
role
of
the
prominence
surrounding cavity should
and
its
Apakah rumor badai matahari besar-
be better
besaran benar akan terjadi pada tahun
defined.
2012?
References
J: Bambang Setiahadi, LAPAN
[1]
Belum tentu, prediksi menunjukkan badai
Hiei, E., Ichimoto, K., Private communication, 2006, 2009.
besar terjadi setelah tahun 2012 yaitu
[2] Hiei, E., Hundhassen, A.J., Private communication, 2006, 2009.
sekitar Juni 2014.
[3] Setiahadi, B. Problems of Equilibria and Instabilities on Solar Coronal Magnetic Fields and Its Evolution Towards Energetic Energy Liberation: Effect to Interplanetary Space, Prosiding Seminar Nasional Matematika, FMIPA UNDIP, 2005, E1., p.1.
T: Laifa Rahmawati , UNY
[4] Setiahadi, B., Magnetohydrostatic and Magnetohydrodynamics Structure of Magnetic Arcade to Study the Solar Coronal Helmet Streamer, STIKOM, Surabaya, Seminar Nasional Matematika, 2007, p. IV-26.
Studi CME untuk mengetahui lebih jauh
Apakah manfaat study terhadap CME ini hasilnya akan sama dan menjadi kajian saja atau untuk pengendalian terhadap CME itu? J: Bambang Setiahadi, LAPAN
fisikanya (tekanan, temperatiur, medan magnet,
keccepatan)
[6] Setiahadi, B., Research on Solar Coronal Transient at LAPAN, Seminar Nasional Sains dan Pendidikan Sains 2010, Univ Kristen Satya Wacana, Salatiga,2010, p158. 158 Tanya Jawab T: Ginanjar, UAD
proses
bagaimana terciptanya CME di matahari mendeteksi
[5] Setiahadi, B., Sakurai, T., Miyazaki, H., and Hiei, E. Research on Magnetohydrodynamic Transport Phenomena in Solar-Terrestrial Space at LAPAN Watukosek 2006, Prosiding Seminar Antariksa Nasional III, 2006, p. 17.
juga
Fisika
CME
juga
dapat
memprediksi bahaya CME.
T: Anisa Fuji Rahayu, UAD Apa pengaruh CME terhadap diri kita secara langsung? Berapa lama waktu terjadinya? J: Bambang Setiahadi, LAPAN CME tidak berpengaruh langsung pada diri kita tetapi pada system teknologi wireless termasuk system navigasi satelit. LAPAN selalu
memantau
peringatan
diri
dan
memberikan
pada
masyarakat.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 124
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 125
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 126
b. Bagaimana tenaga yang dihasilkan
T: Imanuri, UAD Apakah
dampak
negattif
dari
denngan menambahkan hydrogen
penggunaan alat tersebut? booster pada motor tersebut?
J: Brilian Prasetyo, UNY Sedang dalam proses pengamatan
J: Brilian Prasetyo, UNY a. Tidak ada b. Secara teori meningkatkan tenaga,
T: Wahyu Budi Santosa, UAD a. Apakah ada modifikasi pada ruang pembakaran seperti Booster dan
namun secara prakteknya sedang dalam penelitian lebih lanjut.
sudut klip pada mesin sepeda motor tersebut?
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Fisika dan Fisika 2011 | 7