Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
Transformasi Pseudogravitasi Data Anomali Magnetik untuk Melokalisir Sumber Rembesan Minyak di Daerah Cipari Kebupaten Cilacap Sehah1, Sukmaji Anom Raharjo1, Pujo Priyadi2 1
Dosen Program Studi Fisika, Fakultas MIPA, Universitas Jenderal Soedirman, Jalan dr.Suparno No.61 Purwokerto 2 Pranata Laboratorium Pendidikan (PLP) Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas MIPA, Universitas Jenderal Soedirman, Jalan dr.Suparno No.61 Purwokerto E-mail:
[email protected] Telp/HP: 0813-275-07517 ABSTRAK
Transformasi pseudogravitasi terhadap data anomali magnetik telah dilakukan untuk melokalisir sumber rembesan minyak di Desa Cipari Kecamatan Cipari Kabupaten Cilacap. Daerah penelitian membentang pada posisi 108,757 – 108,776BT dan 7,423 – 7,438LS. Penerapan transformasi pseudogravitasi ini bertujuan untuk memperjelas lokasi target anomali bawah permukaan. Berdasarkan peta kontur pseudogravitasi dan informasi geologi daerah penelitian, maka dilakukan pemodelan terhadap data anomali magnetik lokal menggunakan Mag2DC for Windows. Berdasarkan hasil pemodelan diperoleh beberapa benda anomali bawah permukaan yang diinterpretasi sebagai batuan beku basaltik ( = 0,0051), perselingan pasir dan lempung dengan sisipan napal dari formasi Halang ( = 0,0014), breksi basaltik dari formasi Kumbang ( = 0,0035), perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan breksi dari formasi Halang ( = 0,0036), batulempung dari formasi Tapak ( = 0,0015), perselingan batupasir dan batulempung dengan sisipan napal dan breksi dari formasi Halang ( = 0,0030), serta perselingan batupasir dan batulempung dari formasi Halang ( = 0,0020). Fosil foraminifera plantonik sebagai sumber rembesan minyak diperkirakan berada di dalam batuan-batuan sedimen tersebut, dimana cairan minyak mengalir dari batuan-batuan tersebut menuju ke reservoir (source rock). Berdasarkan hasil interpretasi, reservoir terletak di atas batuan beku basaltik dengan posisi 108,762BT dan 7,431LS serta kedalaman 132,09 meter di bawah topografi. Kata Kunci: Transformasi pseudogravitasi; anomali magnetik; rembesan minyak; Cipari 99 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
ABSTRACT The pseudogravity transformation of magnetic anomalies data had been done to determine of the oil seepage location of in Village of Cipari District of Cipari Region of Cilacap. The boundary of the research area is 108.75675 – 108.77611E and 7.42319 – 7.43761S. The implement of pseudogravity transformation aims to clarify location of subsurface anomali's target. Based on the pseudogravity contour map supported the local geological information, so that modeling is applied to the local magnetic anomaly data using Mag2DC for Windows software. Based on the modeling results then be obtaided some anomalies bodies interpreted as the basaltic igneous rock ( = 0.0051), the alternately of sand and clays and insert of marl from Halang Formation ( = 0.0014), the breccia from Kumbang Formation ( = 0.0035), the alternately of sandstones and claystone with insert of breccia from Halang Formation (= 0.0036), the claystone from Tapak Formation ( = 0.0015), the alternately of sandstones and claystone with insert of marl and breccia from Halang Formation ( = 0.0030), and the alternately of sandstone and claystone from Halang Formation ( = 0.0020). The plantonic foraminifer fossils as resources of oil seepage are estimated in the sediments rocks, where the oil flows from those rocks into the reservoir (source rock). Based on the interpretation results, the reservoir lies at above the basaltic igneous rock with the approximate position is 108.762W and 7.431S; and the depth is 132.09 meters under the average topographic. Keywords: pseudogravity transformation; magnetic anomaly; oil seepage; Cipari terukur di atas permukaan bumi sebagai instrumen untuk menginterpretasi struktur
1. Pendahuluan
geologi bawah permukaan bumi. Struktur
Survei Magnetik adalah salah satu survei
Geofisika
yang bertujuan untuk
mengeksplorasi sumberdaya alam bawah permukaan. Prinsip survei magnetik adalah dengan memanfaatkan variasi suseptibilitas magnetik batuan bawah permukaan yang
geologi atau batuan bawah permukaan yang umum menjadi target survei magnetik antara lain: patahan, reservoir panas bumi, kantong magma, mineral logam, source rock minyak bumi, dan lain-lain. Secara umum prosedur survei magnetik terdiri atas akuisisi data di
100 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
lapangan, pengolahan data, pemodelan, dan
menjadi target penelitian adalah transformasi
interpretasi.
pseudogravitasi [2]. Lokasi source rock
Cipari adalah salah satu wilayah di
menjadi mudah diinterpretasi karena lapisan
Kabupaten Cilacap. Secara geologis Cipari
dasarnya diperkirakan berupa batuan beku
terletak di Cekungan Banyumas (Banyumas
yang
Basin) dan dilewati oleh salah satu patahan
memerangkap atau menampung minyak
utama di Jawa Tengah, yaitu Patahan Besar
bumi.
Cilacap – Pamanukan – Lematang [1].
pseudogravitasi menggunakan relasi Poisson,
Daerah Cipari merupakan daerah yang
yang menyatakan bahwa potensial magnetik
kompleks dengan struktur cukup beragam.
V dan potensial gravitasi U yang bersumber
Selain itu daerah ini juga memiliki potensi
dari suatu rapat massa yang serba sama
cadangan minyak bumi yang ditandai dengan
(uniform) maupun benda yang termagnetisasi
munculnya rembesan minyak, sehingga hal
secara uniform mempunyai hubungan [3]:
memiliki
densitas
Prinsip
besar
kerja
untuk
transformasi
ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pelaku kegiatan eksplorasi. Eksplorasi perlu
V
dilakukan di daerah Cipari, salah satunya adalah menggunakan metode magnetik. Data hasil eksplorasi ini dapat digunakan sebagai
Cm M
mˆ P U
Cm M
gm
(1) dimana adalah densitas batuan, M adalah intensitas
sehingga jika dinyatakan prospek, maka
satuan magnetisasi, dan gm adalah komponen
dapat dilanjutkan dengan pengeboran.
medan gravitasi dalam arah magnetisasi.
Target
dalam
eksplorasi
magnetisasi,
ˆ adalah m
acuan untuk melakukan eksplorasi lanjutan,
vektor
metode
magnetik ini adalah source rock rembesan minyak bumi di daerah Cipari. Untuk
2. Bahan dan Metode Penelitian ini telah dilaksanakan di
yang
wilayah Desa Cipari, Kecamatan Cipari,
diinterpretasi sebagai source rock rembesan
Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Penelitian
minyak, maka perlu dilakukan transformasi.
ini dilaksanakan selama delapan bulan yaitu
Salah
anomali
bulan Maret hingga Oktober 2015. Tahapan
magnetik yang berfungsi untuk memperjelas
kegiatan yang dilakukan meliputi akuisisi
lokasi benda anomali bawah permukaan yang
data di lapangan, pengolahan, pemodelan dan
memperoleh
satu
model
transformasi
anomali
data
101 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
interpretasi. Peralatan yang digunakan dalam
struktur
penelitian
permukaan [4].
adalah
Proton
Precession
Magnetometers GSM-19T produk GEM System dengan sensitivitas 0,05 nT yang ditunjang
oleh
peralatan-peralatan
geologi
atau
batuan
bawah
3. Hasil dan Pembahasan Jumlah data medan magnetik total yang
lain
terukur adalah 283 buah yang membentang
seperti Global Positioning System (GPS),
pada posisi 108,75675 – 108,77611BT dan
peta geologi, kompas, dan sebagainya.
7,42319
–
7,43761LS
dengan
nilai
Data yang terukur di lapangan adalah
43.724,57nT – 45.789,43nT. Data medan
intensitas medan magnetik total dilengkapi
magnetik total hasil akuisisi di lapangan
posisi geografis titik-titik survei. Koreksi
masih mengandung data medan magnetik
terhadap data-data magnetik total yang
utama bumi dan data medan magnetik luar.
meliputi koreksi harian dan koreksi IGRF
Untuk memperoleh data anomali magnetik
dilakukan, sehingga diperoleh data anomali
total yang menjadi target penelitian maka
magnetik total. Data anomali magnetik total
dilakukan koreksi yang meliputi koreksi
yang masih terdistribusi di atas topografi,
IGRF (International Geomagnetic Reference
kemudian ditransformasikan ke bidang datar
Field) untuk mereduksi data medan magnetik
dan dibersihkan dari efek magnetik regional,
utama bumi dan koreksi harian untuk
sehingga diperoleh data anomali magnetik
mereduksi data medan magnetik luar [5].
lokal atau residual. Berdasarkan data anomali
Data anomali magnetik total yang diperoleh
magnetik
dilakukan
setelah dilakukan koreksi-koreksi tersebut
transformasi pseudogravitasi dan dilanjutkan
berkisar -187,16nT – 636,18nT dengan peta
pemodelan menggunakan software Mag2DC
kontur seperti terlihat pada Gambar 1.
lokal,
selanjutnya
for Window untuk menggambarkan model
102 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
Anomali (nT)
-7.424
550 -7.426
500 450 400
Lintang (derajat)
-7.428
350 300 -7.430
250 200
-7.432
150 100 50
-7.434
0 -50 -7.436
-100 -150 108.758 108.760 108.762 108.764 108.766 108.768 108.770 108.772 108.774 108.776
Bujur (derajat)
Gambar 1. Peta kontur anomali medan magnetik total daerah penelitian; Desa Cipari, Kecamatan Cipari, Kabupaten Cilacap.
Berdasarkan Gambar 1 trend anomali
atas
sferoida
referensi,
relatif
lebih
magnetik di daerah penelitian didominasi
konvergen dengan nilai anomali magnetik
anomali tinggi. Data anomali magnetik total
berkisar -68,30 – 603,14 nT.
yang diperoleh ini masih terdistribusi di atas
Data anomali medan magnetik total
permukaan topografi. Secara matematis data
yang telah terdistribusi di bidang datar masih
tersebut tidak dapat diproses pada tahap
belum bersih dari efek anomali regional.
berikutnya jika tidak terdistribusi pada
Oleh karena itu efek anomali regional harus
bidang datar
[6]. Metode yang dapat
direduksi [7], mengingat target penelitian
digunakan untuk mentransformasikan data
adalah struktur batuan di dekat permukaan
anomali magnetik dari bidang tidak datar
atau lokal. Anomali magnetik regional dapat
(misalnya topografi) ke bidang datar adalah
diperoleh melalui proses pengangkatan ke
melalui
atas (upward continuation) terhadap data
pendekatan
deret
Taylor
[3].
Berdasarkan hasil transformasi ini diketahui
anomali
magnetik
bahwa data anomali magnetik yang telah
datanya menunjukkan trend yang relatif tetap
terdistribusi pada bidang datar, yaitu pada
[8].
ketinggian rata-rata topografi 95,32 meter di
dikoreksikan terhadap data anomali magnetik
Selanjutnya
total
data
hingga
anomali
variasi
regional
103 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
total yang terdistribusi pada bidang datar.
anomali magnetik lokal atau residual dengan
Data hasil koreksi itu disebut sebagai data
peta kontur bisa dilihat pada Gambar 2. Anomali (nT)
-7.424
400 -7.426
350 300
Lintang (derajat)
-7.428
250 200 150
-7.430
100 50
-7.432
0 -50
-7.434
-100 -150 -7.436
-200 -250 108.758 108.760 108.762 108.764 108.766 108.768 108.770 108.772 108.774 108.776
Bujur (derajat)
Gambar 2. Peta kontur anomali medan magnetik lokal (residual) daerah penelitian.
Peta kontur anomali magnetik lokal
lebih sederhana dan informatif. Namun peta
menunjukkan kerumitan closure anomali.
kontur tersebut hanya anomali gravitasi semu
Untuk memperjelas target anomali bawah
sehingga tidak dapat dimodelkan. Tetapi
permukaan maka dilakukan transformasi
kontur
pseudogravitasi yaitu mentransformasi data
sebagai dasar dalam melakukan interpretasi
anomali magnetik menjadi data anomali
kualitatif dan menentukan lokasi pemodelan
gravitasi semu. Metode ini merupakan cara
anomali
untuk menginterpretasi anomali magnetik
mengacu pada informasi geologi. Lokasi
secara kualitatif. Hal tersebut bukan semata-
source rock rembesan minyak di daerah
mata karena distribusi medan gravitasi secara
penelitian diinterpretasi berada dalam zona
aktual sesuai dengan distribusi magnetik,
garis biru pada peta kontur pseudogravitasi,
namun karena anomali gravitasi dalam
karena lapisan dasarnya diperkirakan berupa
beberapa hal lebih instruktif dan mudah
batuan beku yang memiliki densitas besar
diinterpretasi.
untuk
Kontur
anomali
pseudogravitasi seperti Gambar 4 terlihat
pseudogravitasi
magnetik
dapat
lokal,
memerangkap
atau
digunakan
dengan
tetap
menampung
rembesan minyak.
104 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
miliGal
-7.424
14 12
-7.426
10 8 Lintang (derajat)
-7.428
6 4 2
-7.430
0 -2 -4
-7.432
-6 -8 -7.434
-10 -12 -14
-7.436
-16 -18 108.758 108.760 108.762 108.764 108.766 108.768 108.770 108.772 108.774 108.776
Bujur (derajat)
Gambar 4. Peta kontur anomali pseudogravitasi daerah penelitian(garis kotak biru diperkirakan sebagai lokasi source rock rembesan minyak)
Interpretasi
dilakukan
melalui
informasi
peta
anomali
pseudogravitasi.
pemodelan numerik menggunakan Mag2DC
Lintasan dibuat di atas peta kontur anomali
for Windows. Langkah awal pemodelan ini
magnetik
adalah membuat lintasan (line section) dari
Pemodelan dilakukan terhadap data-data
zona anomali positif menuju ke anomali
anomali magnetik lokal yang diekstrak dari
negatif atau sebaliknya yang diperkirakan
lintasan tersebut menggunakan perangkat
sebagai target anomali magnetik yakni
lunak Surfer 10.
rock
rembesan
minyak
seperti
Gambar
5.
sesuai Anomali (nT)
-7.424
400 -7.426
350 300
-7.428 Lintang (derajat)
source
lokal
250
A
200 150
-7.430
100 50
-7.432
0 -50
-7.434
-100 -7.436
-150
B
-200 -250
108.758 108.760 108.762 108.764 108.766 108.768 108.770 108.772 108.774 108.776
Bujur (derajat)
105 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
Gambar 5. Lintasan pemodelan di atas peta kontur anomali magnetik lokal daerah penelitian
Dalam
melakukan
anomali
108,76731BT dan 7,43662LS. Pemodelan
magnetik diperlukan beberapa parameter
dilakukan menggunakan perangkat lunak
medan magnetik bumi daerah penelitian yang
Mag2DC for Windows dengan mencocokkan
meliputi nilai IGRF, sudut deklinasi, sudut
kurva anomali model terhadap kurva anomali
inklinasi, dan beberapa parameter model
observasi. Setelah dicapai kecocokan antara
lainnya. Parameter diunduh dari National
kedua kurva, maka diperoleh 9 (sembilan)
Geophysical Data Center (NGDC) secara
benda anomali yang diasumsikan sebagai
online, dengan hasil IGRF adalah 44963 nT,
batuan
sudut deklinasi adalah 0,87, dan sudut
penelitian seperti Gambar 6. Berdasarkan
inklinasi adalah -32,261 [9]. Panjang strike
informasi geologi, batuan lingkungan bawah
diestimasi sebesar 100 meter dan kedalaman
permukaan di daerah penelitian diinterpretasi
maksimum 750 meter. Pemodelan dilakukan
sebagai perselingan batupasir-batulempung
pada lintasan AB yang panjangnya 1175,73
dengan sisipan napal dan breksi, dengan
m
estimasi suseptibilitas magnetik rata-rata
dan
pemodelan
membentang
108,75988BT
dan
dari
posisi
7,42912LS
hingga
bawah
permukaan
di
daerah
sebesar 0,00250cgs unit [10].
Gambar 6. Hasil pemodelan menggunakan software Mag2DC for Window terhadap data-data pada lintasan AB (panjang lintasan AB adalah 1175,73 meter dan error 21,66 nT)
106 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
Sedangkan hasil interpretasi litologi,
Proses migrasi minyak yang berasal dari
kontras suseptibilitas magnetik (), dan
batuan
estimasi nilai suseptibilitas magnetik blok
(source rock) diduga berasal dari selatan
batuan
1.
menuju ke utara. Migrasi minyak mengisi
Berdasarkan informasi geologi rembesan
struktur-struktur antiklin yang terbentuk
minyak bumi diperkirakan terletak di bagian
kemudian di kawasan utara dan terjebak pada
utara antiklin yang berarah barat – timur.
puncak-puncak antiklin tersebut [11].
()
ditunjukan
pada
Tabel
induk
menuju
batuan
reservoir
Tabel 1. Interpretasi hasil pemodelan data-data anomali magnetik pada lintasan AB berdasarkan nilai suseptibilitas magnetik dalam satuan cgs
(141,045 – 758,955)
(cgs units) 0,00260
Estimasi (cgs units) 0,00510
(98,507– 758,955)
-0,00110
0,00140
(35,821 – 114,179)
0,00100
0,00350
(80,597 – 396,269)
0,00110
0,00360
5 6 7
(33,582 – 78,358) (51,493 – 152,239)
-0,00100 -0,00100
0,00150 0,00150
(58,209 – 149,254)
0,00050
0,00300
8
(17,910 – 33,582)
-0,00050
0,00200
9
(53,731 – 87,313)
-0,00050
0,00200
Batuan ke 1 2
Kedalaman (meter)
3 4
Berdasarkan hasil pemodelan di atas source
rock
perselingan
diinterpretasi
antara
sebagai
batulempung
Interpretasi Formasi dan Jenis Batuan Batuan beku basaltik Perselingan antara batupasir dan batulempung dengan sisipan napal dari Formasi Halang Batuan breksi basaltik dari Formasi Kumbang Perselingan batulempung-batupasir dengan sisipan napal dan breksi (lebih kompak) dari Formasi Halang Batulempung dari Formasi Tapak Batulempung dari Formasi Tapak Perselingan batulempung-batupasir dengan sisipan napal dan breksi dari Formasi Halang Perselingan batupasir-batulempung dari Formasi Halang Perselingan batupasir-batulempung dari Formasi Halang
sedimen.
Aliran
minyak
diinterpretasi
mengarah relatif dari kanan (selatan) menuju
dan
ke kiri (utara) dan selanjutnya terkumpul di
batupasir dengan sisipan napal dan breksi
dalam batuan reservoir seperti terlihat pada
(meliputi batuan 4, batuan 7, dan batuan
Gambar 6. Berdasarkan hasil pemodelan
lingkungan yang terletak di atas batuan 1).
tersebut, kedalaman source rock diperkirakan
Sedangkan fosil foraminifer plantonik yang
adalah 132,09 meter di bawah ketinggian
diperkirakan merupakan sumber minyak
rata-rata
diperkirakan terdapat dalam batuan-batuan
108,76164BT dan 7,43089LS. Berdasarkan
topografi
dengan
posisi
107 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
hasil analisis mikropaleontologi terhadap
rock) diinterpretasi merupakan perselingan
sampel-sampel batuan yang ditemukan di
antara batulempung dan batupasir dengan
sekitar lokasi rembesan minyak diidentifikasi
sisipan napal dan breksi. Lokasi source rock
adanya fosil foraminifera plantonik [11].
utama
terletak
108,76164BT 4. Simpulan
pada dan
posisi
geografis
7,43089LS
dengan
kedalaman 132,09 meter di bawah topografi
Akuisisi data medan magnetik total di
rata-rata.
daerah Cipari Kabupaten Cilacap telah dilakukan
di
membentang
283 pada
titik
lokasi
posisi
yang 5. Ucapan Terima Kasih
108,75675–
Terima kasih kami sampaikan kepada Rektor
108,77611BT dan 7,42319 –7,43761LS,
UNSOED dan Ketua Lembaga Penelitian
dengan nilai 43.724,57 – 45.789,43nT.
dan
Selanjutnya data tersebut dikoreksi dan
UNSOED
direduksi sehingga diperoleh data anomali
diberikan. Terima kasih disampaikan kepada
magnetik lokal yang bernilai -215,03 –
Kepala
456,42 nT pada ketinggian rata-rata topografi
Instrumentasi,
yaitu 95,32 meter di atas sferoida referensi.
UNSOED atas peralatan PPM dan GPS yang
Transformasi
diterapkan
disediakan. Terima kasih juga disampaikan
pada data anomali magnetik lokal untuk
kepada seluruh tim yang terdiri atas dosen
memperjelas lokasi target anomali bawah
dan mahasiswa yang telah bekerja secara
permukaan, dan menghasilkan data anomali
sinergis
berkisar -16,73 – 15,20 miliGal. Berdasarkan
akuisisi data medan magnetik total di Desa
peta kontur anomali pseudogravitasi yang
Cipari,
didukung
Cilacap.
pseudogravitasi
informasi
geologi,
dilakukan
Pengabdian atas
Masyarakat dana
penelitian
Laboratorium
dan
dan
Cipari,
yang
Elektronika,
Geofisika
bahu-membahu
Kecamatan
(LPPM)
FMIPA
melakukan
Kabupaten
pemodelan terhadap data anomali magnetik lokal
menggunakan
perangkat
lunak
6.Referensi
Mag2DC for Windows yang menghasilkan
1. Sehah, Raharjo, S.A., Dewi, R.
sembilan buah benda anomali. Berdasarkan
(2012). Pemanfaatan Data Seismisitas
hasil pemodelan, batuan reservoir (source
untuk Memetakan Tingkat Resiko 108 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
Bencana Gempabumi di Kawasan
dengan
Eks-Karesidenan
Skripsi-S1. Program Studi Fisika,
Banyumas
Jawa
Metode
Tengah. Prosiding Seminar Nasional
Fakultas
Pengembangan
Universitas
Pedesaan
Sumberdaya
dan
Kearifan
Lokal
Berkelanjutan II, 27 – 28 Nopember 2012. 7 – 15. Purwokerto.
(2009).
Edge
Sains
dan
Islam
Bumi.
Teknologi,
Negeri
Syarif
Hidayatullah. Jakarta. 6. Zulekho,
S.
(2015).
Pendugaan
Bawah Permukaan Situs Arkeologi
2. Alamdar, K., Ansari, A.H., Ghorbani, A.
Magnet
Detection
of
Fosil Berdasarkan Data Magnetik di Sekitar
Museum
Manusia
Purba
Magnetic Body Using Horizontal
Sangiran Sragen. Skripsi-S1. Program
Gradient of Pseudogravity Anomaly.
Studi
Geophysical
Universitas Negeri Semarang.
Research,
Vol.
11.
EGU2009 – 4082.
Gravity
Fakultas
MIPA,
7. Sehah, Raharjo, S.A., Wibowo, O.
3. Blakely R.J. (1995). Potential Theory in
Fisika,
and
Magnetic
(2014). Pendugaan Model Sumber Anomali
Magnetik
Bawah
Applications. Cambridge University
Permukaan di Area Pertambangan
Press.
Emas Rakyat Desa Paningkaban,
4. Nurdiyanto, B., Wahyudi, Suyanto, I.
Kecamatan
Gumelar,
Kabupaten
(2004). Analisis Data Magnetik untuk
Banyumas. Jurnal Fisika Indonesia,
Mengetahui
XVIII (53): 38 – 42.
Struktur
Bawah
Permukaan Daerah Manifestasi Air
8. Satiawan,
S.
(2009).
Aplikasi
Panas di Lereng Utara Gunungapi
Kontinuasi ke Atas dan Filter Panjang
Ungaran. Prosiding Himpunan Ahli
Gelombang
Geofisika
Pertemuan
Anomali Regional – Residual pada
Ilmiah Tahunan ke-29. 5 – 7 Oktober
Data Geomagnetik. Skripsi – S1.
2004. 36 – 45. Yogyakarta.
Program Studi Teknik Geofisika.
Indonesia.
5. Syirojudin, M. (2010). Penentuan Karakteristik Segmen
Sesar
Pelabuhan
Cimandiri Ratu
Citarik
untuk
Pemisahan
Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan. ITB. Bandung. 9. National Geophysical Data Center, 109 | Copyright © 2016, Wahana Fisika
Wahana Fisika, 1(2), 2016 http://ejournal.upi.edu/index.php/wafi
(06 Juni 2015). Magnetic Field Calculator.
National
Center
for
Invironmental Center. Oceanic and Atmospheric
Administration
(NOAA).
URL:
https://www.ngdc.noaa.gov/geomagweb. 10. Simanjuntak, (1992).
Peta
T.O.,
dan
Surono.
Geologi
Lembar
Pangandaran, Jawa. Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi (P3G). Bandung. 11. Anonim, (05 Juni 2015). Geologi Cekungan
Jawa;
Blog
Geografi
Lingkungan.
URL:
http://geoenviron.blogspot.com.
110 | Copyright © 2016, Wahana Fisika