Skripsi HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh:
Subur Mulyanto NIM. K 25 02 057
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
2
Skripsi HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010
Oleh : Subur Mulyanto K25 02 057
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
3
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dosen Pembimbing,
Pembimbing I
Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd NIP. 19610729 199103 1 001
Pembimbing II
Danar Susilo W, S.T, M.Eng NIP.19790124 200212 1 002
4
SURAT PERNYATAAN Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan menurut sepengetahuan penulis juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali mengacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta, 25 Januari 2010 Penulis,
Subur Mulyanto K25 02 057
5
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: ....................................
Tanggal
: ....................................
Tim Penguji Skripsi : Nama terang
Ketua
: Drs. C. Sudibyo, M.T
Sekretaris
: Drs. H. Suwachid, M.Pd, M.T
Anggota I
: Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd
Anggota II
: Danar Susilo Wijayanto, S.T, M.Eng.
Disahkan Oleh : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
Tanda tangan
.................... ..................... .................... .....................
6
ABSTRAK Subur Mulyanto, HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN PRESTASI PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN MINAT BERWIRASWASTA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010. Skripsi, Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Januari: 2010 Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendapatkan gambaran hubungan kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara, (2) untuk mendapatkan gambaran hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan
Banjarnegara.
(3)
untuk
mendapatkan
gambaran
hubungan
kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara. Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara. Populasi penelitiannya adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara yang keseluruhan berjumlah 93 siswa. Pengambilan sampelnya menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Penentuan ukuran sampel menggunakan Nomogram Harry King. Ukuran sampel yang diperoleh sebesar 70 siswa. Penelitian ini menggunakan instrumen dalam bentuk angket dan dokumentasi. Tahap pertama melakukan uji coba angket pada 23 responden. Uji validitas instrumen penelitian ini menggunakan analisis faktor melalui program SPSS. Berdasarkan hasil uji validitas instrumen pada angket minat berwiraswata terdapat 5 item dan pada angket kematangan emosi 3 item yang > 0,413, sehingga item tersebut dinyatakan gugur. Uji reliabilitas dalam uji coba instrumen menggunakan program ITEMAN. Berdasarkan hasil analisis, kedua variabel dinyatakan reliabel. Hal itu ditunjukkan dengan harga ∝ = 0,593 untuk variabel
Minat Berwiraswasta, dan ∝ = 0,698 untuk variabel kematangan emosi. Teknik
analisis data menggunakan metode analisis melalui program SPSS. Uji persyaratan analisis meliputi: (1) uji normalitas; (2) uji homogenitas; (3) uji linieritas; (4) uji multikolinieritas. Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa ketiga variabel dinyatakan berdistribusi normal dengan harga signifikansi yang diperoleh masing-masing variabel
lain; minat berwiraswasta
dengan
p = 0,553;
7
kematangan emosi dengan p = 0,234; prestasi PRAKERIN dengan p = 0,62. Pada uji homogenitas digunakan metode analisis melalui program SPSS dengan rumus Based on Mean-Homogeneity of Variance. Hubungan
dengan Y dinyatakan
homogen yang ditunjukkan pada harga p = 0,424 > 0,05, dan untuk hubungan dengan Y juga dinyatakan homogen yang memperoleh harga p = 0, 260 > 0,05. Uji linieritas menggunakan rumus Based on Mean – Test for Linearity melalui program SPSS. Hasil yang ditunjukkan pada uji linieritas
dengan Y
memperoleh harga p = 0,03 > 0,05 regresi linier sedangkan pada uji linieritas dengan Y harga p = 0,00 > 0,05 regresi linier. Uji multikolinieritas menggunakan metode analisis melalui program SPSS dengan Regression-Colliniearity Diagnostics. Berdasarkan hasil yang diperoleh, antar variabel bebas dinyatakan tidak ada permasalahan multikolinieritas, yang ditunjukkan dengan harga tolerance yang mendekati 1 yaitu 0,802 dan VIF (Variabel Inflation Factor) di sekitar angka 1 yaitu 1,247. Pengujian hipotesis menggunakan teknik analisis statistik melalui program SPSS. Hasil penelitian menunjukkan : (1) ada hubungan positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara, dengan besar harga p = 0,01 < 0,05 dan memiliki sumbangan sebesar 14%; (2) ada hubungan positif prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara, memiliki harga p = 0,01 < 0,05 dan sumbangan sebesar 16%; (3) ada hubungan positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara. Hal ini ditunjukkan oleh harga p = 0,00 < 0,05.
8
MOTTO
Syukuri apa yang ada, hidup adalah anugerah Tetap jalani hidup ini, melakukan yang terbaik Tuhan pasti ’kan menunjukkan kebesaran dan kuasa Nya Bagi hamba Nya yang sabar dan tak kenal putus asa.... ......Jangan menyerah... (Ryan D’MASIV)
9
PERSEMBAHAN
..........Dengan rasa syukur Karya sederhana ini kupersembahkan kepada: Ø Bapak dan Ibu yang kusayangi Ø Adinda dan Anandaku (The Twins) Tercinta Ø Kakak dan adikku semua Ø Teman-teman PTM UNS Ø Almamaterku yang kubanggakan
10
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah memberikan Rahmat, Hidayah serta Innayah-Nya sehingga penulisan laporan skripsi ini dapat diselesaikan. Penulisan laporan ini untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dalam penulisan laporan ini penulis banyak mengalami kesulitan dan hambatan, namun atas bantuan dari berbagai pihak penulis dapat mengatasi setiap kesulitan dan hambatan. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih atas segala bentuk bantuannya kepada yang terhormat : 1. Dekan FKIP UNS yang telah memberikan ijin menyusun skripsi. 2. Ketua Jurusan PTK FKIP UNS yang telah memberikan ijin penyusunan skripsi ini. 3. Ketua Program Studi Pendidikan Teknik Mesin JPTK FKIP UNS, yang telah memberikan persetujuan atas penyusunan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Muhammad Akhyar, M.Pd selaku Dosen pembimbing I yang senantiasa tulus dan sabar memberikan bimbingan serta pengarahan. 5. Bapak Danar Susilo Wijayanyo, S.T, M.Eng. selaku Dosen Pembimbing II yang senantiasa tulus dan sabar memberikan bimbingan serta pengarahan. 6. Bapak Drs. Firdaus Achmad, MM selaku Kepala Sekolah SMK Negeri 1 Punggelan yang telah memberikan ijin tempat untuk penelitian. 7. Semua pihak yang turut membantu dalam segala hal tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu terima kasih untuk semuanya. Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Dengan demikian skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan di masa sekarang dan yang akan datang. Surakarta, 25 Januari 2010
Penulis
11
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN.....................................................................
ii
PERSETUJUAN....................................................................................... iii SURAT PERNYATAAN........................................................................... iv PENGESAHAN......................................................................................... v ABSTRAK.................................................................................................. vi MOTTO....................................................................................................... viii PERSEMBAHAN...................................................................................... ix KATA PENGANTAR............................................................................... x DAFTAR ISI.............................................................................................. xi DAFTAR TABEL..................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR................................................................................. xiv DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah............................................................................. 2 C. Pembatasan Masalah............................................................................ 4 D. Perumusan Masalah............................................................................. 4 E. Tujuan Penelitian................................................................................. 5 F. Manfaat Penelitian............................................................................... 5
BAB. II LANDASAN TEORI.................................................................... 7 A. Tinjauan Pustaka.................................................................................. 7 1. Hakikat Minat............................................................................... 7 2. Hakikat Wiraswasta...................................................................... 8 3. Aspek-aspek Wiraswasta............................................................... 9
12
4. Pengertian Kematangan Emosi...................................................... 12 5. Aspek-aspek Kematangan Emosi.................................................. 14 6. Pengertian Prestasi........................................................................ 15 7. PRAKERIN.................................................................................. 16 B. Hasil Penelitian yang Relevan............................................................. 18 C. Kerangka Pemikiran............................................................................. 19 D. Perumusan Hipotesis........................................................................... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................... 24 A. Tempat dan Waktu Penelitian............................................................. 24 B. Populasi dan Sampel........................................................................... 25 C. Teknik Pengumpulan Data................................................................. 26 D. Rancangan Penelitian.......................................................................... 29 E. Teknik Analisis Data........................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN................................................................ 35 A. Deskripsi Hasil Analisa Data........................................................... 35 B. Kecenderungan Hubungan Variabel Terikat atas Variabel Bebas………………..……………………………………………. 39 C. Pengujian Persyaratan Analisis…………………………………… 41 D. Pengujian Hipotesis………………………………………………. 47 E. Pembahasan Analisa Data………………………………………... 50
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN................................. 53 A. Simpulan......................................................................................... 53 B. Implikasi.......................................................................................... 53 C. Saran-saran...................................................................................... 54 DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 56 LAMPIRAN-LAMPIRAN
13
DAFTAR TABEL Tabel 1. Populasi dan Sampel..................................................................... 24 Tabel 2. Kisi-kisi Angket............................................................................ 26 Tabel 3. Teknik Pengukuran Angket Uji Coba............................................ 29 Tabel 4 Hasil Uji Validitas Angket............................................................
30
Tabel 5. Inter prestasi nilai r…………………………..…………………. 31 Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Kematangan Emosi...……………….. 35 Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Prestasi PRAKERIN………………..
36
Tabel 8. Uji Frekuensi Data Minat Berwiraswasta………………………. 38 Tabel 9. Uji Normalitas Minat Berwiraswasta…………………………… 41 Tabel 10. Uji Normalitas Kematangan Emosi…………………………….. 42 Tabel 11. Uji Normalitas Prestasi PRAKERIN………………………….
44
Tabel 12. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian
– Y …………………. 45
Tabel 13. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian
– Y …………………. 46
Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas …………………………………….. 47 Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Pertama …………………………………… 48 Tabel 16. Hasil Uji Hipotesis Kedua……………………………………... 49 Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis Ketiga…………………………………….. 49 Tabel 18.
(R Square)………………………………………………….
50
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Kerangka Pemikiran................................................................
22
Gambar 2. Histogram Frekuensi Kematangan Emosi...............................
36
Gambar 3. Histogram Frekuensi Prestasi PRAKERIN............................
37
Gambar 4. Histogram Frekuensi Minat Berwiraswasta............................
38
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot Variabel Minat Berwiraswasta…….
42
Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot Variabel Kematangan Emosi………
43
Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot Variabel Prestasi PRAKERIN…….
44
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Kisi-kisi Angket Uji Coba........................................................ 59 Lampiran 2. Angket Uji Coba....................................................................... 60 Lampiran 3. Skor Hasil Angket Uji Coba..................................................... 63 Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Angket Minat Berwiraswasta..................... 64 Lampiran 5. Hasil Uji Validitas Angket Kematangan Emosi....................... 67 Lampiran 6. Hasil Uji Realibilitas Angket Minat Berwiraswasta................ 70 Lampiran 7. Hasil Uji Realibilitas Angket Kematangan Emosi................... 74 Lampiran 8. Kisi-kisi Angket Penelitian....................................................... 78 Lampiran 9. Angket Penelitian..................................................................... 79 Lampiran 10. Skor Hasil Angket Penelitian.................................................. 82 Lampiran 11. Daftar Nilai PRAKERIN........................................................ 86 Lampiran 12. Data Induk Penelitian.............................................................. 89 Lampiran 13. Tabel Hasil Perhitungan......................................................... 90 Lampiran 14. Tabel Tabulasi Silang (Crosstabulation)................................ 91 Lampiran 15. Hasil Uji Normalitas............................................................... 92 Lampiran 16. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian X1 – Y......................... 93 Lampiran 17. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian X2 – Y......................... 94 Lampiran 18. Hasil Uji Multikolinieritas.......................................................95 Lampiran 19. Hasil Uji Korelasi.................................................................... 96 Lampiran 20. Hasil Uji Regresi..................................................................... 97 Lampiran 21. Nomogram Harry King.......................................................... 98 Lampiran 22. Tabel Nilai Kritis Distribusi F................................................ 99 Lampiran 23. Tabel Nilai Perijinan Penelitian / Research
.................................................... 103
16
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kondisi kebutuhan dan tantangan dunia kerja di era globalisasi menuntut tenaga kerja sebagai sumber daya manusia yang harus mampu berkompetisi dalam bidang teknologi dengan bekal keahlian yang profesional. Dampak yang jelas dari hal tersebut, yaitu meningkatnya angka pengangguran di beberapa sektor. Terlihat dari kesenjangan struktural ketanagakerjaan, karena sebagian tenaga kerja yang tersedia masih memiliki kualitas yang rendah. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional yang lulusannya diutamakan untuk mencetak tenaga kerja dengan keahlian profesional serta memberikan
pengetahuan
tentang wiraswasta.
Sebagaimana tujuan
dari
pendidikan kejuruan yang tertuang dalam Undang-Undang SISDIKNAS pasal 15 nomor 20 tahun 2003, menyatakan bahwa SMK merupakan sekolah yang menciptakan lulusan siap kerja pada bidang keterampilan tertentu. Dengan demikian lulusan SMK tidak hanya mengandalkan bekerja di sektor pemerintah atau bekerja untuk mengisi lowongan kerja, tetapi lulusan juga diharapkan mampu memanfaatkan ilmu yang dimiliki serta memanfaatkan peluang yang ada untuk berwiraswasta. Berwiraswasta sebagai salah satu alternatif dalam bekerja kurang mendapat perhatian dari masyarakat. Termasuk generasi muda seperti siswa SMK, oleh karena itu sekolah-sekolah kejuruan seperti SMK diberi tugas untuk lebih memperhatikan perkembangan para siswa. SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara juga mengalami hal yang sama. Berdasarkan pengamatan peneliti ketika melaksanakan program pendampingan selama empat bulan di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara, diduga minat para siswa untuk berwiraswasta masih rendah. Hal ini dilihat dari keseriusan siswa dalam
mengikuti pelajaran
kewirausahan, pelajaran praktek dan ketika melaksanakan PRAKERIN pada waktu itu. Upaya untuk meningkatkan minat siswa dalam berwiraswasta, adalah memberikan pelajaran yang berkaitan dengan wiraswasta. Selain itu pendidikan
17
pengalaman keterampilan seperti PRAKERIN, diharapkan juga alokasi jam pelajarannya lebih banyak dibanding pelajaran yang lain. Prestasi pelajaran praktek atau pengalaman PRAKERIN ini diduga akan mampu mempengaruhi minat siswa untuk berwiraswasta. Bila dipandang dari sudut pandang sumber daya manusia, maka SMK harus mampu memperluas pengetahuan, dan meningkatkan keahlian siswa sejalan dengan kemajuan teknologi. Pihak sekolah sangat berperan dalam hal tersebut, misalkan dengan mengubah perilaku siswa. Termasuk kepribadian untuk bersikap dewasa, dan kematangan emosi pada siswa untuk melakukan hal-hal yang berguna bagi dirinya sendiri, bagi masyarakat dan pembangunan negara di segala bidang. Kematangan emosi yang tinggi pada siswa merupakan salah satu pendorong agar menjadi lebih yakin dengan pengalamannya. Hal ini diharapkan dapat mengembangkan bakat siswa dengan mudah. Dengan demikian, siswa mampu membangun wiraswasta dan siap bersaing di era pasar bebas atau era globalisasi. Untuk membentuk individu yang berjiwa wiraswasta, siswa juga harus dipupuk kedewasannya, baik kedewasaan kepribadian, berpikir maupun sosial yang berkaitan dengan tingkat kematangan emosi siswa. Dengan demikian secara bertahap siswa akan menjadi pribadi yang bersemangat untuk mencoba segala sesuatu, termasuk terlibat langsung dalam bidang wiraswasta. Bertitik tolak dari pemikiran di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ” HUBUNGAN KEMATANGAN EMOSI DAN PRESTASI
PRAKTEK
BERWIRASWASTA
KERJA
PADA
SISWA
INDUSTRI KELAS
XII
DENGAN SMK
MINAT
NEGERI
1
PUNGGELAN BANJARNEGARA TAHUN PELAJARAN 2009/2010”.
B. Identifikasi Masalah Uraian latar belakang masalah tersebut di atas mengandung konsekuensi bahwa akan munculnya problematika yang sangat beragam, dimana yang satu dengan yang lainnya berkaitan sangat erat. Untuk menghindari terjadinya
18
penyimpangan hasil penelitian, maka akan dimunculkan berbagai faktor yang erat hubungannya dengan minat berwiraswasta yaitu: 1. Kematangan Emosi Kematangan
emosi
merupakan
faktor
psikis,
peranannya
ialah
gairah/semangat dalam mengembangkan kemampuan keterampilan untuk mencapai hasil yang maksimal. Dengan kematangan emosi, siswa akan mempunyai banyak energi untuk melakukan kegiatan dan berkemampuan tinggi.
2. Prestasi PRAKERIN Prestasi PRAKERIN yaitu hasil evaluasi siswa dalam menempuh pendidikan pengalaman di dunia usaha atau industri yang dikenal dengan istilah PRAKERIN. Siswa akan lebih bersemangat berwiraswasta seandainya prestasinya baik dalam melaksanakan PRAKERIN.
3. Lingkungan Sekitar Tempat tinggal atau rumah siswa relatif sangat sepi, karena masih di daerah pegunungan. Keadaan lingkungan yang demikian akan mempengaruhi minat siswa untuk membuka usaha di sekitarnya.
4. Peralatan dan Perlengkapan Bengkel Peralatan dan perlengkapan yang ada pada bengkel otomotif di SMKN 1 Punggelan Banjarnegara sudah memadai, sehingga siswa dengan mudah meningkatkan keterampilan melalui praktek.
5. Pelajaran di Sekolah Pengalaman belajar di sekolah yang didapat siswa khususnya mata pelajaran produktif lebih diperhatikan, sehingga siswa akan menjadi lebih terampil di bidangnya dan menjadi lebih berminat untuk mengembangkannya.
19
6. Interaksi Sosial Interaksi sosial terhadap masyarakat maupun lingkungan sangat dibutuhkan ketika seseorang hendak berwiraswasta. Siswa SMK Negeri 1 Punggelan masih memilki kendala dalam berinteraksi, salah satu faktornya yaitu pergaulan siswa yang masih labil.
C. Pembatasan Masalah Berbagai masalah yang muncul secara bersamaan, seringkali menyulitkan untuk diteliti seluruhnya. Pembahasan masalah diharapkan dapat mengarah pada tujuan yang akan dicapai. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas penelitian ini memfokuskan pada tiga variabel, yakni; pertama, kematangan emosi; kedua, prestasi PRAKERIN; ketiga, ,minat berwiraswasta. Variabel terikat pada penelitian ini adalah minat berwiraswasta, sedangkan variabel bebasnya yaitu, kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN. Kedua variabel bebas tersebut diduga dominan dengan minat berwiraswasta.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: 1. Adakah hubungan kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010? 2. Adakah hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010? 3.
Adakah hubungan kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010?
20
E. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk mendapatkan gambaran hubungan kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010. 2. Untuk mendapatkan gambaran hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010. 3. Untuk mendapatkan gambaran hubungan kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.
F. Manfaat Penelitian Prinsip penelitian ilmiah dapat menghasilkan atau dapat mencerminkan suatu konsep yang mendukung langkah-langkah perbaikan dan pengembangan ilmu pengetahuan serta perbaikan suatu lembaga, dimana nantinya dapat dimanfaatkan untuk kepentingan dalam dunia pendidikan khususnya. Dari prinsip ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Praktis a. Memberikan informasi bagi para siswa SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tentang pentingnya kematangan emosi dalam mempelajari keterampilan dalam bidang otomotif khususnya. b.Memberikan masukan kepada guru program produktif terhadap kekurangan dalam melakukan pembelajaran praktek c. Memberikan informasi dan masukan kepada pihak sekolah di dalam mengambil kebijakan untuk meningkatkan efektifitas pembelajaran praktek. d.Terbentuk kematangan emosi siswa untuk bekerja secara profesional dengan pola kerja yang berkualitas.
21
2. Manfaat Teoretis a. Memberikan sumbangan bagi pengembangan teori tentang kematangan emosi, dan minat berwiraswasta. b.Sebagai bahan referensi sehingga dapat digunakan sebagai gambaran mengenai pengalaman PRAKERIN dan berwiraswasta. c. Sebagai pelengkap untuk perbandingan penelitian dimasa yang akan datang.
22
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Minat Minat menurut pendapat W.S. Winkel (1991: 30) minat adalah perasaan ketertarikan terhadap sesuatu, sehingga timbul keinginan untuk berkecimpung didalamnya. Sedangkan pendapat Alisuf M. Sabri (1996:84) berpendapat, bahwa minat adalah suatu kecenderungan secara terus-menerus. Minat ini berkaitan dengan perasaan terutama perasaan senang. Dari pendapat tersebut minat merupakan tanggapan atau sambutan seseorang yang sifatnya cenderung menetap terhadap bidang atau hal tertentu dan diikuti adanya perasaan tertarik, dan perasaan senang untuk, berkecimpung atau terlibat langsung pada bidang tertentu. Bimo Walgito (1981:39) juga mempertegas pendapat tersebut, yang memberikan pendapat bahwa minat adalah keinginan atau perhatian seseorang pada sesuatu yang disertai rasa ingin mempelajari dan mempraktekkannya. Sejalan dengan itu Saiful Bahri Djamarah (2002: 62) menambahkan, bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang menetap untuk memperhatikan aktifitas atau kegiatan. Berdasarkan pendapat tersebut, minat diartikan sebagai keadaan seseorang yang mempunyai
tanggapan terhadap bidang tertentu dan diikuti
adanya perhatian serta usaha-usaha untuk mengetahui, mempelajari, dan membuktikannya. Tidak berbeda jauh dengan pendapat-pendapat sebelumnya, Moh. As’ad (1995: 6) memberikan pendapat bahwa pola minat seseorang menjadi faktor kesesuaian
seseorang
dengan
pekerjaannya,
dan
minat
terhadap
jenis
pekerjaannya juga berbeda-beda, serta tingkat potensi kerja ditentukan oleh minat dan bakat. Muhhubin Syah (2004:136)
juga menjelaskan bahwa, minat
merupakan kecenderungan dan kegairahan atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut minat diartikan sebagai sikap individu yang memperlihatkan adanya perasaan senang dan memiliki keinginan untuk terlibat langsung pada bidang tertentu. Minat dipandang sebagai salah satu
23
faktor keberhasilan dan prestasi kerja seseorang dalam menekuni usaha di bidang tertentu. Dari sudut yang berlainan seorang ahli bernama Lester D. Crow dan Alice Crow (1984: 116) berpendapat bahwa, minat dapat menunjukkan kemampuan yang memberikan stimuli yang mendorong kita untuk memperhatikan seseorang, sesuatu barang atau kegiatan atau sesuatu yang dapat memberikan pengaruh terhadap pengalaman yang telah distimuli oleh kegiatan itu sendiri. Menurut pendapat ahli tersebut minat dipandang sebagai dorongan dalam diri seseorang untuk memberikan sambutan terhadap seseorang, sesuatu barang atau kegiatan. Sambutan tersebut berupa perhatian seseorang terhadap obyek yang bersangkutan. Berdasarkan pemikiran-pemikiran yang telah dipaparkan sebelumnya, mengenai pengertian minat, ditarik satu pengertian bahwa minat adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk memberikan sambutan atau tanggapan terhadap
usaha
dalam
pemenuhan
kebutuhan
hidup
dan
memecahkan
permasalahan yang timbul, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Adapun ciri-ciri minat, yakni; pertama, adanya perasaan senang yang meliputi perasaan senang dan tertarik; kedua, perhatian; ketiga, keinginan untuk terlibat langsung dalam suatu usaha tertentu.
2. Hakikat wiraswasta Secara etimologis istilah wiraswasta berasal dari kata-kata “wira” dan “swasta”. Wira berarti berani, utama atau perkasa. Swasta diartikan sebagai berdiri menurut kekuatan sendiri. Bertolak dari arti wiraswasta secara etimologis, Wasty Soemanto (2002: 43) berpendapat bahwa wiraswasta merupakan keberanian memecahkan masalah dengan kemampuannya sendiri. Wiraswasta dapat diartikan usaha yang berbekal keberanian dalam memenuhi kebutuhan hidup dan permasalahan yang timbul, didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya sendiri. Selanjutnya istilah wiraswasta menurut Imam S. Sukardi yang dikutip oleh Moh. As'ad (1995), memberikan pengertian, bahwa wiraswasta menunjukkan kepribadian yang mampu berdiri sendiri untuk mengambil keputusan dan
24
pertimbangan sendiri dalam menentukan tujuan. Dari pengertian ini wiraswasta diartikan sebagai sesuatu usaha yang bertolak dari pola hidup mandiri, dimana dengan kekuatan yang dimiliki seseorang mampu mengambil langkah-langkah atas keputusan dan pertimbangan pribadi dalam meraih keberhasilan. Sejalan dengan pendapat-pendapat di atas, Suparman Sumahamijaya (1980: 94) berpendapat wiraswasta adalah sesuatu yang mengandalkan kemampuan sebagai wujud dedikasi melalui usahanya untuk memperluas kesempatan kerja. Pendapat tersebut tidak hanya mengacu pada kekuatan yang dimiliki seseorang wiraswasta adalah berusaha, tetapi juga dituntut untuk berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat. Dengan memperluas kesempatan kerja, akan mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar. Berpijak dari beberapa istilah mengenai pengertian wiraswasta, ditarik satu pengertian bahwa wiraswasta adalah suatu usaha untuk berupaya dalam pemenuhan kebutuhan hidup dan memecahkan permasalahan yang timbul, sehingga tercapai tujuan yang diharapkan. Usaha ini tidak hanya menuntut seseorang untuk berusaha dalam pemenuhan kebutuhan secara pribadi akan tetapi dituntut untuk memperluas kesempatan kerja dan berusaha mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap pihak luar.
3. Aspek-aspek wiraswasta Wasty Soemanto (2002), secara garis besar untuk mengetahui secara pasti bahwa seseorang merupakan manusia wiraswasta dapat dipandang dari beberapa aspek, antara lain;
a. Watak wiraswasta Aspek pertama dari manusia wiraswasta, yaitu watak wiraswasta. Watak merupakan salah satu kekuatan yang dimiliki seseorang yang mendasari sikap dan perilaku seseorang dalam kesehariannya. Seseorang yang memiliki watak wiraswasta akan memperlihatkan sikap-sikap dari seorang wiraswasta. Wasty Soemanto (2002: 151) bahwa watak wiraswasta adalah seseorang yang berwatak maju, bergairah, berpandangan positif, kreatif, ulet dan tekun, tidak lekas putus
25
asa, pandai bergaul, dapat dipercaya, menghargai dan mendayagunakan waktu, tidak takut bersaing, tidak mementingkan diri sendiri juga tidak rakus maupun serakah. Dari penjelasan tersebut diambil satu pengertian bahwa seseorang yang di dalam dirinya telah tertanam watak wiraswasta, cenderung memiliki keinginan berwiraswasta yang tinggi. Keinginan siswa terhadap usaha wiraswasta dapat diketahui dari watak-watak siswa yang mencerminkan pribadi seseorang wiraswasta.
b.
Jiwa wiraswasta Jiwa wiraswasta merupakan aspek kedua dari kekuatan yang dimiliki
dalam diri seseorang untuk menjadikan dirinya. menjadi
seorang
wiraswasta
yang berhasil. Wasty Soemanto (2002: 152-153) mengemukakan atau memberikan gambaran tentang jiwa seorang wiraswasta yaitu, seseorang yang beriman, percaya diri, tidak suka menggantungkan diri, berinisiatif untuk hal baru, bertanggunggung jawab dan tidak suka ingkar janji, disiplin, berani ambil resiko, mengutamakan kepentingan lingkungan, bersikap adil, mempunyai tujuan yang jelas, memiliki kemauan yang kuat untuk maju. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa seseorang yang memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap usaha wiraswasta, secara pasti di dalam diri individu juga telah tertanam jiwa berwiraswasta. Dengan demikian jiwa wiraswasta seseorang merupakan kekuatan untuk membentuk kepribadian yang tangguh dan ulet sebagai manusia wiraswasta yang berhasil.
c. Daya pikir dan keterampilan wiraswasta Daya berpikir seseorang merupakan potensi yang dimiliki setiap individu, untuk dikembangkan menjadi keahlian-keahlian yang dapat dihandalkan untuk menekuni usaha wiraswasta. Wasty Soemanto (2002: 153) memaparkan tentang daya berpikir dan keterampilan wiraswasta yang dimiliki seorang wiraswastawan, yaitu, mampu mengendalikan kemauan untuk merencanakan kehidupan masa depan rencana itu sedapat mungkin disusun secara operasional, suka bekerja
26
sama, bermotivasi tinggi, suka belajar dan mempraktekkannya, menjadikan pengalaman sesuatu pelajaran yang berharga, suka menerima nasehat dan pendapat, memperhatikan efisiensi dan efektivitas. Seseorang yang mampu mengembangkan secara optimal potensi atau bakat yang dimiliki, di dalam diri individu bersangkutan akan terbentuk keterampilan-keterampilan sebagai modal untuk berwiraswasta, yang didasari kemampuan atau daya berpikir yang dimiliki. Seseorang yang tertarik terhadap usaha wiraswasta, akan lebih memperlihatkan adanya daya berpikir dan aktivitas yang tinggi dalam mengembangkan potensi yang dimiliki, guna mendukung usaha wiraswasta yang diinginkan.
d. Sikap Mental Wiraswasta. Sikap mental seseorang didasari adanya watak, jiwa, dan daya berpikir yang dimiliki individu yang bersangkutan. Seseorang akan memperlihatkan sikap dan mental wiraswasta, bila di dalam diri individu telah terbentuk watak, jiwa, dan daya berpikir serta keterampilan wiraswasta. Dipandang dari sikap mental, dalam diri seorang wiraswasta, menunjukkan adanya keselarasan antara kepribadian, kemampuan diri, dan sikap individu terhadap langkah-langkah atau tindakan yang diambil, sebagai cerminan dari sikap mental wiraswasta yang ada dalam diri individu bersangkutan. Seseorang yang memiliki minat berwiraswasta, cenderung memperlihatkan adanya sikap mental berwiraswasta dalam perilaku kesehariannya. Berpijak wiraswasta
dari
ditarik
penjelasan-penjelasan kesimpulan
tentang
bahwa seseorang
aspek-aspek yang
manusia
memiliki
minat
berwiraswasta, akan memperlihatkan watak, jiwa, daya berpikir, dan sikap mental yang mencerminkan satu kepribadian tangguh dan ulet, sebagaimana kepribadian seorang wiraswasta. Dengan demikian berdasarkan pengertian-pengertian tentang minat dan wiraswasta, minat berwiraswasta dapat di artikan sebagai sebuah dorongan dalam diri siswa untuk memberikan sambutan atau tanggapan terhadap usaha pemenuhan kebutuhan hidup dan pemecahan masalah, berupa sikap yang diikuti
27
adanya perasaan tertarik, perhatian, dan perasaan senang terhadap usaha, termasuk di dalamnya usaha untuk menekuni dan terlibat langsung dalam usaha tersebut. Jika siswa memperlihatkan minat yang tinggi terhadap suatu usaha, maka akan memberikan sambutan atau tanggapan yang positif terhadap hal-hal yang berkaitan dengan usaha-usaha wiraswasta. Siswa yang memiliki minat berwiraswasta mempunyai ciri-ciri yakni; pertama, memiliki perasaan, dalam hal ini perasaan senang dan tertarik; kedua, punya perhatian; ketiga, ada keinginan, yaitu keinginan untuk menekuni dan terlibat pada usaha wiraswasta.
4.
Pengertian Kematangan Emosi
Dalam mengkaji istilah “kematangan emosi” dibutuhkan pengertianpengertian dari kematangan dan emosi, dengan berpijak dari para ahli. Dikarenakan belum adanya pengertian kematangan emosi secara utuh, karena dalam merumuskan kematangan emosi diperlukan pengkajian secara terpisah antara kematangan dan emosi. Kematangan menunjukkan pada proses intrinsik dari pencapaian tahaptahap perkembangan. Kematangan lebih merupakan gejala biologis daripada psikologis Oemar Hamalik (1994). Sejalan dengan pendapat tersebut Elisabeth B. Hurloc (2002: 28) berpendapat bahwa arti kematangan yaitu, proses terbukanya karakterisik yang secara potensial ada pada individu. Didasarkan pada pendapat tersebut, istilah kematangan diartikan sebagai proses terbukanya karakteristik yang terjadi dalam diri seseorang secara potensial, sehingga membentuk kedewasaan kepribadian. Sarlito Wirawan Sarwono (2004: 80) memberikan pendapat bahwa kematangan, merupakan proses perkembangan susunan syaraf, sehingga misalnya fungsi indra menjadi lebih sempurna. Pendapat ini dipertegas oleh Wasty Soemanto (1987: 46) yang memberikan pengertian bahwa kematangan terjadi akibat adanya perubahan-perubahan kuantitatif dari struktur jasmani dibarengi dengan perubahan-perubahan kualitatif dari struktur tersebut. Kematangan memberikan kondisi dimana fungsi-fungsi fisiologis termasuk susunan syaraf dan
28
fungsi otak menjadi lebih berkembang. Dengan berkembangnya fungsi-fungsi otak akan menunjukkan kedewasaan seseorang dalam berpikir. Berpijak dari pengertian-pengertian kematangan itu sendiri diambil satu pengertian bahwa kematangan lebih proporsif bila diartikan sebagai kematangan intrinsik, yaitu proses terbukanya karakteristik kepribadian dari individu yang bersangkutan disertai perkembangan fungsi-fungsi fisiologis termasuk fungsi otak dan susunan syaraf yang berkaitan erat dengan tumbuhnya kedewasaan seseorang. Adapun ciri-ciri kematangan yakni; pertama, memiliki kedewasaan dalam berpikir;
kedua,
kedewasaan
kepribadian,
sehingga
seseorang
akan
memperlihatkan tingkah laku yang wajar sesuai dengan usia kedewasaan individu yang bersangkutan. Untuk memperoleh pengertian atau makna kematangan emosi sesuai dengan proporsi yang tepat, perlu diperjelas dari sudut mana istilah emosi itu dikaji. Istilah emosi menurut Kartini Kartono (1985: 81) diberi pengertian bahwa, emosi ialah tersentuhnya perasaan, disebutpula perasaan hati atau renjana. Daniel Goleman yang dikutip Moh Ali dan Moh. Asrori (2004:62)
mengemukakan
bahwa emosi sebagai setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan setiap keadaan mental yang hebat dan meluap-luap merujuk terhadap suatu perasaan dan pikiran-pikiran tertentu serta bilogis dan psikologis yang serangkaian untuk bertindak. Kesimpulan yang diambil dari pendapat tersebut emosi diartikan sebagai keadaan tersentuhnya perasaan hati dan pemikiran seseorang atau individu akibat adanya rangsangan-rangsangan dari luar. Perasaan dan pola pikir tersebut akan menentukan seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Oemar Hamalik (1994: 95) memberikan pengertian bahwa, emosi dirumuskan sebagai perasaan atau pengalaman afektif yang mengiringi suasana bergejolak dalam organisme. Pendapat ini dipertegas oleh Bimo Walgito (1981:145) yang memberikan pengertian kalau keadaan perasaan telah melampaui batas hingga untuk mengadakan hubungan dengan sekitarnya mulai terganggu hal ini akan menyangkut soal emosi. Dari kedua pendapat tersebut, emosi diartikan sebagai keadaan perasaan atau pengalaman afektif yang mengiringi suasana
29
bergejolak atau pertentangan diri individu dengan pihak luar, sebagai bentuk reaksi individu terhadap rangsangan-rangsangan dari luar. Keadaan ini menimbulkan adanya hambatan atau gangguan interaksi sosial seseorang dengan lingkungan. Pendapat ini sejalan dengan M. Dimiyanti Mahmud (1990:192) berpendapat bahwa, “Emosi ialah reaksi terhadap situasi total pada sesuatu saat”. Dari kedua pengertian tersebut emosi diartikan sebagai respon atau reaksi seseorang terhadap situasi total baik rangsangan-rangsangan dari luar maupun dari dalam dan disertai adanya perubahan-perubahan fisiologis dan perilaku individu sebagi bentuk luapan emosi seseorang. Istilah emosi sering disepadankan dengan istilah perasaan. Sejalan dengan pengertian tersebut Linda L. Davidoff (1992: 49) berpendapat bahwa “Emosi atau perasaan adalah sesuatu keadaan dalam diri seseorang yang memperlihatkan ciriciri: kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis, pelampiasan dalam perilaku. Emosi cenderung muncul mendadak dan sulit untuk dikendalikan”. Dari pendapat ini emosi diartikan sebagai keadaan dalam diri seseorang yang diungkapkan dalam bentuk kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis dan pelampiasan perilaku yang sifatnya mendadak dan sulit untuk dikendalikan. Didasarkan pada pengertian-pengertian yang telah dipaparkan mengenai istilah emosi, diambil satu pengertian bahwa, emosi sebagai kekuatan jiwa seseorang yaitu sebagai penggerak mental dan fisik, dimana merupakan faktor penggerak dalam proses pertumbuhan dan perkembangan dalam diri seseorang secara penuh untuk menuju kearah kedewasaan. Sedangkan emosi itu sendiri dapat diketahui dari respon atau reaksi seseorang terhadap pengaruh atau rangsangan dari luar berupa kognisi tertentu, penginderaan, reaksi fisiologis dan perilaku seseorang yang sifatnya mendadak dan sulit dikendalikan. Dengan demikian ciri-ciri emosi yaitu meliki kedewasaan dalam berinteraksi sosial.
5. Aspek-aspek Kematangan Emosi Siswa SMK pada rentang usia antara 15 hingga18 tahun menurut Wasty Soemanto (1987), individu bersangkutan mengalami masa perkembangan remaja.
30
Secara keseluruhan pada usia remaja individu bersangkutan telah mengalami kedewasaan, dan pada aspek kematangan seksual inilah pada masa remaja baru mengalami proses pematangan. Didasarkan pada pemikiran-pemikiran tersebut, dapat dirumuskan bahwa definisi operasional dari kematangan emosi pada dasarnya merupakan kedewasaan atau kematangan pada diri siswa, yang terbentuk dan berlangsung secara tahap demi tahap menuju kearah kedewasaan kepribadian, kedewasaan berpikir dan kedewasaan berinteraksi sosial. Kedewasaan yang terbentuk dalam diri siswa akan mendasari secara keseluruhan, dari sikap dan perilaku siswa sehari-hari. Dengan demikian taraf atau tingkat kematangan emosi siswa dapat diukur dari sikap dan perilaku siswa, sebagai aspek-aspek yang mencerminkan kedewasaan individu siswa yang bersangkutan, dalam kehidupan bermasyarakat, khususnya sekolah. pengertian kematangan emosi dapat disimpulkan berdasarkan dari penjelasan-penjelasan tentang istilah kematangan dan emosi yaitu, kekuatan jiwa seseorang yang mengalami perkembangan secara penuh untuk menuju kearah kedewasaan, dan diikuti dengan adanya perubahan karakteristik kepribadian dari individu yang bersangkutan. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dilihat ciriciri kematangan emosi, yakni; pertama, kedewasaan kepribadian siswa; kedua, kedewasaan berpikir; ketiga, kedewasaan dalam berinteraksi sosial.
6. Pengertian Prestasi W. J. S Poerwadarminta mengartikan prestasi adalah hasil yang telah di capai. Prestasi sebagai hasil dari kegiatan evaluasi dapat menjadi tolak ukur keberhasilan terhadap sesuatu. Dalam melakukan suatu pekerjaan atau dalam segala hal dapat dipastikan menghendaki atau mengharapkan suatu hasil yang maksimal sesuai dengan kemampuan masing-masing. W.S Wingkel (1991:36) bahwa prestasi adalah bukti suatu usaha yang dicapai. Dari pendapat tersebut, prestasi dapat diartikan sebagai suatu hasil yang dicapai oleh seseorang setelah melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan dalam bentuk penilaian.
31
7. PRAKERIN a. Pengertian PRAKERIN Salah satu konsep pendidikan yang sedang aktual menjadi pembicaraan dewasa ini di kalangan masyarakat pada umumnya dan di kalangan akademis khususnya adalah mengenai sistem magang yang berlaku di SMK. Dalam pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan sistem magang ini sekarang disebut dengan istilah Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) yang dari sebelumnya biasa disebut Pengalaman Kerja Lapangan (PKL). Menurut Ahmad Mughini (1994 : 41) Sistem Ganda adalah bentuk penyelenggaraan pendidikan keahlian profesional, yang memadukan program penguasaan keahlian yang diperoleh pada dunia kerja. Dari pendapat ini Sistem Ganda atau PRAKERIN diartikan sebagai proses pendidikan keahlian profesi yang memadukan secara sistematik yang diperoleh melalui kegiatan bekerja langsung pada dunia kerja secara terarah untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan dalam bukunya Garis-Garis Besar Program Pengajaran (1993: 150) bahwa: PKL atau PRAKERIN adalah suatu kegiatan kurikuler yang harus diikuti oleh siswa Sekolah Menengah Kejuruan sebagai wahana untuk lebih memantapkan hasil belajar dan sekaligus memberikan kesempatan mendalami dan menghayati kemampuan hasil belajar tersebut dalam situasi dan kondisi kerja yang sesungguhnya. Dari pendapat ini PRAKERIN diartikan sebagai suatu kegiatan kurikuler yang wajib ditempuh oleh siswa SMK guna mempraktekkan teori yang diperoleh dari bangku sekolah ke dalam dunia kerja yang sesungguhnya sehingga hasil belajar siswa menjadi lebih mantap dan lebih baik. Berpijak dari pengertian-pengertian di atas dapat diambil satu pengertian bahwa PRAKERIN adalah suatu kegiatan kurikuler yang dilaksanakan di tempattempat usaha atau industri sebagai wadah untuk membentuk pribadi siswa yang mempunyai
keahlian
kejuruan
profesional,
berkualitas,
yang
mampu
dikembangkan menurut bidang pekerjaan tertentu. Dari penjelasan-penjelasan pada pengertian prestasi dan PRAKERIN dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi PRAKERIN adalah suatu hasil yang
32
dicapai seseorang yang dalam hal ini siswa setelah melaksanakan kegiatan kurikuler yang dilaksanakan di luar sekolah atau ditempat-tempat industri. Prestasi PRAKERIN didapat setelah selesai melaksanakan siswa berdasarkan pada aspek-aspek penilaian yang telah ditentukan.
b. Pelaksanaan PRAKERIN Pelaksanaan program PRAKERIN akan menjadi salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan pelatihan bagi siswa SMK. Pendidikan pelatihan magang ini akan melibatkan pihak sekolah dan juga pihak dunia usaha atau industri. Bukit (1997:36) menyatakan sistem ganda berfungsi sebagai pembelajaran di sekolah dan industri, karena dua tempat tersebut merupakan dua komponen yang berasal dari program yang tidak terpisahkan bagi sekolah kejuruan. Dari pendapat ini menunjukkan bahwa pelaksanaan atau penyelenggaraan Prakerin mempunyai dua tempat kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan berbasis sekolah (school based learning) dan berbasis kerja (work based learning) dimana siswa berstatus sebagai pemagang di industri dan sebagai siswa di SMK. Kedua tempat pembelajaran
tersebut merupakan dua komponen yang berasal dari
program yang tidak terpisahkan. Surunuddin (1997:36) Siswa di sekolah hanya mendapat teori, sedangkan untuk pengalaman praktek mereka dapat melalui magang di dunia kerja. Dengan demikian siswa dapat lebih mengenal lapangan. Dalam perusahaan mereka bekerja selama jangka waktu tertentu, sehingga dalam jangka waktu tiga tahun akan menjadi tenaga yang profesional. Pernyataan ini disebutkan bahwa penyelenggaraan pendidikan pelatihan dilakukan di dua tempat yaitu di sekolah siswa diberi teori dan pelaksanaan prakteknya dilakukan di perusahaan atau di dunia kerja selama jangka waktu tertentu, sehingga diharapkan siswa akan lebih mengenal lapangan dan menjadi tenaga siap pakai dengan pola pikir yang profesional. Berdasarkan pemikiran-pemikiran tersebut dapat diambil rumusan bahwa definisi operasional dari PRAKERIN pada dasarnya merupakan suatu bentuk
33
penyelenggaraan pendidikan pelatihan bagi siswa yang dilaksanakan berbasis sekolah (school based learning) dan berbasis kerja (work based learning) dimana siswa berstatus sebagai pemagang di industri dan sebagai siswa di SMK. Kedua tempat pembelajaran tersebut merupakan dua komponen yang berasal dari program yang tidak terpisahkan. Adanya penyelenggaraan ini diharapkan siswa akan lebih mengenal lapangan dan menjadi tenaga siap pakai, berkualitas dengan keahlian dan pola pikir yang profesional, serta mampu berkembang dalam bidang pekerjaan tertentu.
c. Tujuan Pelaksanaan PRAKERIN Buku II A Garis-garis Besar Program Pengajaran (GBPP) Kurikulum SMK tahun 1994 (1994 : 174) menyatakan bahwa pelaksanaan PRAKERIN bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, memperluas wawasan dan memberikan pengalaman kerja kepada siswa, sehingga siswa siap di dunia kerja. Uraian di atas dapat ditegaskan bahwa pelaksanaan PRAKERIN di SMK mempunyai tujuan antara lain; 1). Menghasilkan tenaga kerja yang profesional dengan tingkat pengetahuan, ketrampilan, dan etos kerja yang sesuai dengan tuntutan lapangan kerja, 2). Memberikan pengakuan dan penghargaan terhadap pengalamna kerja sebagai proses pendidikan, 3). Memperoleh Link and Match yaitu hubungan yang selaras antara dunia kerja (DU/DI) dan sekolah, 4). Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan tenaga kerja yang berkualitas profesional.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Pada dasarnya suatu penelitian tidak beranjak dari nol secara murni, akan tetapi pada umumnya telah ada acuan yang mendasari atau penelitian yang sejenis. Oleh karena itu, dirasa perlu mengenal penelitian yang terdahulu yang ada relevansinya. Dalam hal ini penelitian yang relevan antara lain dari: 1. Edi Priyono (1997), yang melakukan penelitian hubungan antara kematangan emosi dan aktivitas latihan keterampilan dengan minat berwiraswasta. Dalam penelitiannya menyatakan terdapat hubungan yang positif antara kematangan
34
emosi dengan minat berwiraswasta yang dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan analisis korelasi product moment pearson mendapatkan hasil berupa r x1y
= 0,516, harga ini lebih besar dari r
tabel
yaitu sebesar 0,344, dengan
sumbangan relatif sebesar 57,50 % dan sumbangan efektif sebesar 22,00 %. 2. Daryono (1996), yang juga meneliti hubungan antara motivasi belajar dan pengalaman kerja lapangan dengan minat berwiraswasta. Hasil penelitian menyatakan adanya hubungan positif yang signifikan antara pengalaman kerja lapangan dengan minat berwiraswasta siswa yang dibuktikan dengan hasil uji hipotesis dengan mendapatkan hasil berupa r x1y = 0,519, harga ini lebih besar dari r tabel pada taraf signifikansi 5% sebesar 0,312. Penelitian-penelitian di atas telah memberikan wacana kepada peneliti untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara kematangan emosi dan prestasi siswa dalam PRAKERIN / PKL dengan minat berwiraswasta.
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan arahan penalaran, untuk dapat sampai penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka pemikiran berguna untuk mewadahi teori-teori yang seperti terlepas satu sama lain menjadi satu rangkaian yang utuh mengarah pada pertemuan jawaban sementara. Penelitian ini melibatkan tiga variabel yakni variabel minat berwiraswasta, variabel kematangan emosi, dan variabel prestasi PRAKERIN. Ketiga varibel tersebut membentuk pola hubungan sebagai berikut: 1.
Hubungan Kematangan Emosi dengan Minat Berwiraswasta Perkembangan emosi dalam diri siswa berjalan tahap demi tahap kearah
terbentuknya kematangan emosi. Kematangan emosi dalam diri siswa dipisah dengan terbentuknya kematangan atau kedewasaan yang mencakup tiga hal yaitu kematangan kepribadian, kematangan intelektual, dan kematangan sosial. Kematangan emosi yang ada dalam diri siswa berkaitan dengan sikap dan perilaku siswa sehari-hari. Kematangan atau kedewasaan yang terbentuk dalam diri siswa yang mencakup aspek-aspek kematangan kepribadian, kedewasaan intelektual, dan
35
kematangan sosial berkaitan dengan kedewasaan siswa dalam bersikap dan bertingkah laku. Kedewasaan siswa dalam bersikap maupun bertingkah laku ditandai dengan adanya moral yang tinggi. Sikap mental siswa yang tangguh dan peka terhadap lingkungan yang mendasari sikap dan tindakan siswa baik di lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat umum. Terbentuknya moral yang tinggi, sikap mental yang tangguh, dan kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan di dalam diri siswa, akan terbentuk juga kepribadian seorang wiraswasta. Hal ini dapat menumbuhkan perasan tertarik, perhatian dan perasaan senang siswa untuk terlibat lagsung di bidang usaha wiraswasta. Terbentuknya kematangan emosi dalam diri siswa, di sisi yang berbeda, berkaitan pembentukan keterampilan secara menyeluruh dalam diri siswa. Didasarkan pada kedewasaan atau kematangan yang dimiliki, di dalam siswa telah terbentuk
keterampilan-keterampilan
yaitu
keterampilan
berfikir
kreatif,
ketrampilan dalam membuat keputusan-keputusan, keterampilan menjalankan kepemimpinan, keterampilan dalam manajerial dan keterampilan bergaul sesama manusia. Keterampilan-keterampilan yang dimiliki ini akan menumbuhkan minat siswa pada wiraswasta. Berbijak dari uraian-uraian di atas dapat ditarik satu pemikiran bahwa semakin tinggi taraf kematangan emosi siswa diduga akan semakin besar minat berwiraswasta dalam diri siswa dan sebaliknya semakin rendah taraf kematangan emosi siswa akan relatif rendah minat berwiraswasta siswa.
2. Hubungan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwiraswasta Aktifitas siswa yang tinggi selama melaksanakan program PRAKERIN pada dunia usaha atau dunia industri akan memberikan manfaat yang besar bagi siswa itu sendiri. Kegiatan siswa pada saat PRAKERIN merupakan proses yang panjang guna mematangkan kemampuan dan sikap profesional pada diri siswa. Kegiatan yang dilaksanakan oleh siswa selama PRAKERIN dapat membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan profesional, berkualitas yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaan tertentu.
36
Prestasi siswa yang tinggi dalam berkompetensi, yang dalam hal ini adalah keahlian atau keterampilan, akan dapat mendorong siswa untuk cenderung berwiraswasta. Aktivitas kerja siswa yang di dasarkan pada usaha-usaha untuk bergerak di bidang wiraswasta akan berkaitan erat dengan perasaan tertarik, perhatian dan perasaan senang siswa terhadap usaha wiraswasta. Aktivitas siswa yang tinggi pada saat melaksanakan PRAKERIN akan menunjukkan minat siswa yang besar terhadap usaha wiraswasta, khususnya di bidang keterampilan. Sikap profesional dan semangat kerja yang terbentuk dengan aktivitas bekerja yang tinggi, membentuk siswa menjadi pribadi yang disiplin, kemandirian dalam bekerja, tekun, ulet dan semangat kerja yang tinggi. Tumbuhnya sikap dan mental wiraswasta dapat dilihat dari tumbuhnya pribadi yang tangguh pada siswa. Terbentuknya sikap mental berwiraswasta dalam diri siswa akan menumbuhkan minat siswa terhadap usaha wiraswasta. Berpijak dari uraian-uraian di atas ditarik satu pemikiran diduga semakin tinggi prestasi siswa selama melaksanakan PRAKERIN, maka akan semakin besar minat berwiraswasta yang tumbuh dalam diri siswa dan sebaliknya semakin rendah tingkat keahlian atau keterampilan siswa pada saat prakerin maka relatif rendah minat berwiraswasta yang ada dalam diri pribadi siswa.
3. Hubungan Kematangan Emosi dan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwiraswasta Kematangan emosi yang ada dalam diri siswa, diikuti dengan terbentuknya kedewasaan siswa yang mencakup aspek-aspek kematangan kepribadian, kematangan atau kedewasaan intelektual dan kematangan sosial. Terbentuknya pribadi siswa yang matang dan dewasa berkaitan erat dengan tumbuhnya moral tinggi, sikap mental yang tangguh dan kepekaan yang tinggi terhadap arti lingkungan dalam diri siswa. Pribadi siswa yang telah terbentuk, akan menjadi manusia dengan kepribadian wiraswasta. Didasarkan pada kepribadian yang dimiliki siswa akan terbentuk minat atau perasaan tertarik, perhatian dan perasaan suka terjun di bidang usaha wiraswasta. Dari sisi yang sama, aspek kematangan sosial yang merupakan bagian dari kematangan emosi siswa memberikan nuansa
37
terhadap arah interaksi sosial siswa di tengah-tengah masyarakat, sehingga siswa memperoleh pengalaman-pengalaman baru yang akan memperluas wawasan siswa, terutama yang berkaitan dengan dunia wiraswasta. Terbentuknya kematangan atau kedewasaan siswa secara utuh diikuti proses
pembentukan
ketrampilan-ketrampilan
dalam
diri
siswa
secara
menyeluruh. Kematangan emosi akan membentuk siswa menjadi manusia dengan keahlian atau keterampilan yang tinggi. Hal ini memberikan dorongan yang kuat terhadap tumbuhnya minat siswa pada wiraswasta. Aktivitas siswa selama melaksanakan PRAKERIN merupakan bagian dari proses yang panjang guna mematangkan kemampuan dan sikap mental profesional siswa. Siswa akan lebih siap dalam memasuki dunia kerja dengan sikap tersebut. Dipandang dari sisi berbeda terbentuknya keahlian atau keterampilan yang handal dalam pribadi siswa, yaitu sikap yang menunjukkan sikap disiplin, penuh kemandirian, ulet, dan semangat kerja tinggi, yang merupakan pendorong tumbuhnya minat siswa terhadap usaha wiraswasta. Dari pemikiran-pemikiran di atas dapat ditarik satu pemikiran baru bahwa diduga semakin tinggi taraf kematangan emosi dan prestasi siswa selama PRAKERIN, minat berwiraswasta yang ada dalam diri siswa akan semakin besar dan sebaliknya apabila taraf kematangan emosi dan tingkat keahlian siswa tersebut semakin rendah, maka semakin rendah pula minat berwiraswasta yang ada dalam diri siswa yang bersangkutan. Untuk memperjelas kerangka berfikir tersebut, maka dapat digambarkan dalam bentuk paradigma penelitian sebagai berikut :
X1 X2
3
1 Y 2
Gambar 1. Kerangka Pemikiran
38
Keterangan: X1
= Kematangan Emosi
X2
= Prestasi Praktek Kerja Industri
Y
= Minat Berwiraswasta = Garis Hubungan
1
= Hubungan Kematangan Emosi dengan Minat Berwiraswasta
2
= Hubungan
Prestasi
Praktek
Kerja
Industri
dengan
Minat
Berwiraswasta 3
= Hubungan Kematangan Emosi dan Prestasi Praktek Kerja Industri dengan Minat Berwiraswasta
D. Perumusan Hipotesis Berdasarkan uraian pada landasan teori, penelitian yang relevan, dan kerangka pemikiran di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : 1. Ada hubungan yang positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010. 2. Ada hubungan yang positif prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010. 3. Ada hubungan yang positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan Minat Berwiraswasta siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.
39
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara, dengan obyek penelitian kelas XII tahun pelajaran 2009/2010. Adapun alasan pemilihan tempat tersebut adalah: a. Karena di SMK Negeri 1 Punggelan terdapat mata pelajaran Praktek Kerja Industri. b. Lokasi dan kondisi SMK Negeri 1 Punggelan dengan populasinya sangat memungkinkan untuk dijadikan sebagai tempat penelitian. c. Peneliti pernah melaksanakan program pendampingan SMK di SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara. d. Ingin memberikan masukan melalui hasil penelitian agar SMK Negeri 1 Punggelan lebih termotivasi untuk mengarahkan lulusannya terjun ke bidang wiraswasta.
2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai awal bulan Juni sampai dengan bulan Desember 2009. Langkah-langkah penelitian dan alokasi waktu: a. Pengajuan judul tanggal tanggal 25 Juni 2009. b. Pembuatan proposal bulan Juli s.d. September 2009. c. Seminar proposal tanggal 28 Oktober 2009. d. Perijinan penelitian tanggal 4 November 2009. e. Pelaksanaan penelitian tanggal 16-27 November 2009. f. Analisis data bulan Desember 2009. g. Penulisan laporan bulan Desember 2009.
40
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara yang terdiri dari 3 kelas, yaitu : XII MO 1 (Mekanik Otomotif), XII MO 2 (Mekanik Otomotif) dan XII BO (Bodi Otomotif) dengan jumlah keseluruhan siswa 93 siswa. Dengan demikian populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara Tahun Pelajaran 2009/2010 yang terdiri dari: a. Kelas XII MO 1 sebanyak 32 siswa b. Kelas XII MO 2 sebanyak 31 siswa c. Kelas XII BO sebanyak 30 siswa
2. Sampel Penelitian Penentuan ukuran sampel penilitian menggunakan Nomogram Harry King. dari jumlah populasi yaitu siswa kelas XII sebanyak 93 siswa, diperoleh sampel sebesar 70 siswa.
Tabel 1. Populasi dan Sampel kelas
Jumlah/Populasi
Persentase sampel
Sampel
XII MO 1
32 Siswa
75%
24 Siswa
XII MO 2
31 Siswa
75%
23 Siswa
XII BO
30 Siswa
75%
23 Siswa
Jumlah Total
93 Siswa
75%
70 Siswa
3. Teknik Pengambilan Sampel Ada beberapa jenis teknik pengambilan sampel yang lazim digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan teknik propotional random sampling atau sampel imbangan yaitu pengambilan subyek dari setiap strata atau
41
wilayah ditentukan seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing strata atau wilayah, sehingga diperoleh sampel yang representatif.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan untuk penelitian. Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini, yaitu menggunakan metode angket dan dokumentasi.
1. Metode angket Angket merupakan rangkaian pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk dijawab dengan menyediakan pilihan jawaban. Metode angket dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data variabel: Kematangan Emosi, dan Minat Berwiraswasta.
2. Metode dokumentasi Metode dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh daftar nama dan daftar hasil evaluasi PRAKERIN siswa SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara. Daftar nama digunakan untuk mengetahui jumlah populasi yang ada sebagai bahan pengambilan sampel, sedangkan hasil evaluasi PRAKERIN adalah sebagai data variabel Prestasi PRAKERIN. Keduanya yang diambil dari dokumen sekolah yang bersangkutan.
Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket. Jenis angket yang digunakan adalah angket langsung dan tertutup. Angket tertutup tersebut di dalamnya sudah disediakan pilihan jawabannya dengan ketentuan hanya satu jawaban yang harus dipilih. Responden hanya diperkenankan memilih salah satu jawaban atau menentukan pendapat yang sudah tersedia di dalam angket. Dengan demikian jawaban maupun pendapat dari responden akan terikat pada ketentuan yang sudah ada.
42
a. Definisi Operasional Variabel 1.
Kematangan
emosi
adalah suatu reaksi serta sikap yang mendukung siswa dalam melakukan suatu kegiatan, berpikir, maupun berinteraksi. 2.
Prestasi
PRAKERIN,
yaitu hasil evaluasi dengan wujud nilai atau skor yang di berikan kepada siswa setelah selesai melaksanakan PRAKERIN. Besar skor atau nilai yang didapat oleh siswa sesuai dengan prestasi yang didapat dari tempat PRAKERIN
yang meliputi,
kemampuan,
keterampilan,
kerjasama,
kehadiran dan kedisiplinan. Dari semua aspek dijumlah kemudian diambil mean. 3.
Minat
berwiraswasta,
adalah keinginan untuk bersungguh-sungguh terlibat langsung dalam suatu usaha wiraswasta. Siswa yang hendak mengambil alternatif untuk menyalurkan bakatnya pada usaha wiraswasta.
b. Kisi-kisi angket Sebelum menyusun angket, terlebih dahulu dibuat konsep alat ukur yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. Konsep alat ukur ini berupa kisi-kisi angket. Konsep penyusunannya adalah hubungan kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta. Konsep ini dijabarkan dalam variabel dan indikator yang disesuaikan dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai. Masing-masing indikator selanjutnya dijadikan landasan dan pedoman menyusun item-item sebagai instrumen penelitian.
43
Tabel 2. Kisi-kisi Angket Variabel
Minat Berwiraswasta
Kematangan Emosi
Indikator
1. Perasaan terhadap kegiatan wiraswasta 2. Perhatian terhadap kegiatan berwiraswasta 3. Keinginan berwiraswasta 1. Kedewasaan kepribadian 2. Kedewasaan berpikir 3. Kedewasaan berinteraksi sosial
Instrumen
Item positif 1, 3, 5, 7
negatif 2, 4, 6
8, 10,12
9, 11, 13
6
14, 16, 18, 19
15, 17, 20 Jumlah 2,4,6
7 20 6
7,9,11,13 8,10,12
7
14,16,8, 20
7
Angket
1,3,5 Angket
Jml
15,17, 19 Jumlah
b. Item angket Penyusunan angket sebagai alat ukur didasarkan atas kisi-kisi angket yang telah dibuat sebelumnya. Setelah indikator ditetapkan, kemudian dituangkan ke dalam item angket atau butir-butir angket yang terdiri dari item positif dan item negatif.
c. Perbaikan instrumen Hasil penelitian akan lebih banyak ditentukan oleh kualitas alat ukur yang digunakan. Oleh karena itu sebelum data dianalisis lebih lanjut, maka instrumen dianalisa terlebih dahulu, untuk itu perlu diadakan usaha-usaha yang menuju perbaikan. Perbaikan instrumen tersebut dilakukan dengan konsultasi. Salah satu cara untuk mengadakan perbaikan instrumen penelitian agar diperoleh alat ukur yang lebih baik adalah dengan berkonsultasi dengan seorang ahli/peneliti dalam hal ini adalah dosen pembimbing skripsi.
7
20
44
d. Teknik Pengukuran Angket yang telah terkumpul dari responden diskor berdasarkan sistem penilaian yang telah ditetapkan. Berikut ini adalah skor penilaian untuk menilai skor variabel.
Tabel 3: Teknik Pengukuran Angket Uji Coba Alternatif jawaban
Positif
Negatif
Sangat Setuju (SS)
5
1
Setuju (S)
4
2
Agak Setuju (AS)
3
3
Tidak Setuju (TS)
2
4
Sangat Tidak Setuju (STS)
1
5
D. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang mengambil kesimpulan berdasarkan angka-angka dengan penghitungan statistik.
E. .................................................................................................... Tekn ik Analisis Data 1. Uji Coba Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mengukur kematangan emosi dan minat berwiraswasta adalah angket langsung tertutup, untuk mengetahui tingkat validitas dan reliabilitas maka diberlakukan uji instrumen. Adapun uji instrumen dengan menggunakan uji sebagai berikut :
a. Uji Validitas Angket.
45
Perhitungan Uji Validitas dalam penelitian ini menggunakan analisis faktor dengan melalui program SPSS. Suatu angket dikatakan valid jika pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh angket tersebut. Berdasar hasil uji coba validitas instrumen maka butir angket yang tidak valid akan dibuang, sehingga hanya butir angket yang valid saja yang akan digunakan dalam penelitian. Singgih Santoso (2001:277), suatu item dikatakan valid apabila hasil uji >
. Pada tabel nilai r Product moment, dengan taraf signifikansi 5%
dan N = 23 diperoleh harga
sebesar 0,413.
Berdasarkan hasil analisis uji validitas dapat diketahui bahwa item angket pada variabel minat berwiraswasta yang terdiri dari 20 butir, terdapat 5 item yang dinyatakan gugur. Hal ini ditunjukkan pada nilai
dari 5 butir tersebut lebih
kecil atau kurang dari 0,413. Pada variabel kematangan emosi yang terdiri dari 20 butir, terdapat 3 item yang dinyatakan gugur. Hal ini bisa dilihat pada nilai dari 3 butir tersebut. Dengan demikian, item untuk variabel minat berwiraswasta terdapat 15 butir yang dinyatakan valid, sedangkan untuk variabel kematangan emosi ada 17 butir yang dinyatakan valid. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 4 dan Lampiran 5.
Tabel 4. Hasil Uji Validitas Angket NO
Y
NO
Y
1.
0,724
0,069
11.
0,688
0,454
2.
0,602
0,648
12.
0,329
0,578
3.
0,460
0,422
13.
0,539
0,379
4.
0,471
0,448
14.
0,520
0,519
5.
0,504
0,680
15.
0,420
0,492
6.
0,648
0,519
16.
0,287
0,304
7.
0,709
0,483
17.
0,507
0,413
8.
0,516
0,596
18.
0,262
0,132
9.
0,674
0,460
19.
0,452
0,620
46
10.
0,488
0,016
20.
0,434
0,453
b. Uji Reliabilitas Angket Uji
realibilitas
dimaksudkan
untuk
mengetahui
seberapa
tingkat
kepercayaan instrumen. Instrumen dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi apabila hasil instrumen memberikan hasil yang tetap. Untuk mengetahui reliabilitas instrumen yang berupa angket digunakan metode analisis dengan program ITEMAN. Suharsimi Arikunto (1993:233), untuk mengetahui apakah harga koefisien reliabilitas tersebut reliabel atau tidak, harus dikonsultasikan dengan ketetapan interprestasi berikut ini Tabel 5. Interprestasi Nilai r. 0,800 sampai dengan 1,000
Sangat Tinggi
0,600 sampai dengan 0,799
Tinggi
0,400 sampai dengan 0,599
Cukup
0,200 sampai dengan 0,399
Rendah
0,000 sampai dengan 0,199
Sangat Rendah
Berikut hasil analisis uji reliabilitas dengan menggunakan program ITEMAN: 1. Variabel minat berwiraswasta dengan 20 item soal dari 23 responden peserta uji coba instrumen diperoleh alpha 0,593. Berdasarkan hasil analisis dan melihat Tabel 5, maka realibilitas variabel minat berwiraswasta tergolong cukup atau sedang. 2. Variabel kematangan emosi dengan 20 item soal dari 23 responden peserta uji coba instrumen diperoleh alpha 0,698. Berdasarkan hasil analisis dan melihat Tabel 5, maka realibilitas variabel kematangan emosi tergolong tinggi.
47
Syahri Alhusin (2003:345) apabila alpha lebih besar 0,5 variabel dinyatakan reliabel. Berdasarkan pada hasil analisis di atas, yaitu alpha variabel minat berwiraswasta 0,593 > 0,5 dan alpha variabel kematangan emosi 0,698 > 0,5 sehingga kedua variabel tersebut dinyatakan reliabel. Bentuk hasil analisisnya dapat dilihat pada Lampiran 6 dan Lampiran 7. 2. Uji Persyaratan Analisis Untuk membuktikan kebenaran hipotesis penelitian dilakukan analisis data. Namun perlu dilakukan uji persyaratan sebagai berikut :
a. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel yang digunakan untuk analisis terdistribusi secara normal. Normalitas distribusi data merupakan asumsi yang harus dipenuhi dalam statistik Parametrik. Pengujian normalitas dalam penelitian ini diuji menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov pada program SPSS yaitu dengan Test of Normality. Toleransi yang digunakan adalah p = 0,025. Apabila probabilitas (p) > 0,025 maka data berdistribusi normal dan sebaliknya apabila probabilitas (p) < 0,025 maka data dinyatakan tidak berdistribusi normal.
b. Uji Linearitas dan Keberartian Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari dua variabel mempunyai hubungan yang linear atau tidak. Uji ini biasanya digunakan sebagai persyaratan uji korelasi dan regresi linier. Rumus untuk menentukan linieritas dalam uji ini digunakan rumus Based on Mean dengan ANAVA yang melalui program SPSS, yaitu pada Test for Linearity yang dikonsultasikan dengan taraf signifikansi 0,05 (5%). Dalam hasil perhitungan dapat diketahui jika kedua variabel nilai signifikansinya kurang dari 0,05 maka memiliki hubungan yang linier, dan sebaliknya jika kedua variabel nilai signifikansinya lebih dari 0,05 maka hubungannya tidak linier.
48
c. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas digunakan untuk menguji apakah antar variabel bebas saling independen atau tidak ditemukan adanya korelasi. Persyaratan yang harus terpenuhi dalam regresi adalah tidak terjadi korelasi antar variabel bebas. Jika di antara variabel penjelas ada yang memiliki korelasi tinggi, maka hal ini mengindikasikan adanya persoalan
multikolinieritas. Uji multikolinieritas
menggunakan rumus regresi melalui program SPSS yaitu dengan collinierity diagnosis. Singgih Santoso (2001:206) melihat pada nilai faktor inflasi pada variabel (VIF : Variable Inflation Factor) dan tolerance. Pedoman suatu model yang bebas multikolinieritas adalah pertama, mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1; kedua, mempunyai nilai tolerance mendekati angka 1.
3. Uji Hipotesis Penelitian a. Hipotesis Pertama Untuk menguji hipotesis pertama yaitu ada hubungan positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010 yang menggunakan rumus korelasi melalui program SPSS. Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p > 0,05 maka Ho diterima dan apabila harga p < 0,05 maka Ho ditolak.
b. Hipotesis Kedua Untuk menguji hipotesis kedua yaitu
ada hubungan positif prestasi
PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara 2009/2010 yang menggunakan rumus korelasi melalui program SPSS. Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p > 0,05 Ho diterima dan apabila harga p < 0,05 maka Ho ditolak
49
c. Hipotesis Ketiga Untuk menguji hipotesis ketiga yaitu ada hubungan positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara 2009/2010 yang menggunakan rumus korelasi melalui program SPSS. Harga p dari hasil perhitungan SPSS dikonsultasikan dengan taraf signifikasi 5% (0,05). Apabila harga p < 0,05 maka Ho ditolak, selanjutnya apabila harga p > 0,05 Ho diterima.
50
BAB IV HASIL PENELITIAN A.
Deskripsi Hasil Analisis Data
Data penelitian dari masing-masing variabel, yaitu variabel kematangan emosi, prestasi PRAKERIN, dan minat berwiraswasta dapat dideskripsikan sebagai berikut :
1. Kematangan Emosi (
)
Berdasar pada skor angket hasil penelitian variabel kematangan emosi diperoleh skor terrendah sebesar 65 dan skor tertinggi adalah 79. Rata-rata sebesar 72,4286, median: 72,00, modus: 76, dan simpangan baku sebesar 4,03453. Hasil perhitungan dapat dilihat pada lampiran 10 dan distribusi frekuensi skornya dapat dilihat pada Tabel 6. Banyaknya kelas ditentukan dengan menggunakan rumus Sturges, yakni 1+3,3 log n = 1+3,3 log 70 = 1+3,3 x 1,8 = 7,74. Dalam hal ini banyaknya kelas adalah 8 kelas. Adapun pengelompokan interval kelas adalah sebagai berikut : Interval kelas =
=
= 1,75
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Data Kematangan Emosi Interval
Frekuensi Absolut
Relatif
Komulatif
64,25-66
6
8,6%
8,6%
66,25-68
8
11,4%
20%
68,25-70
12
17,2%
37,2%
70,25-72
16
22,8%
60%
72,25-74
10
14,3%
74,3%
74,25-76
8
11,4%
85,7%
76,25-78
7
10%
95,7%
78,25-80
3
4,3%
100%
51
Total
70
100%
100%
25% 20% 15% 10%
78,25-80
76,25-78
74,25-76
72,25-74
70,25-72
68,25-70
66,25-68
0%
64,25-66
5%
Gambar 2. Histogram Frekuensi Skor Kematangan Emosi
2.
Prestasi Praktek Kerja Industri (PRAKERIN)
Data nilai pada variabel prestasi PRAKERIN diperoleh nilai terrendah yang dimiliki responden sebesar 60 dan nilai tertinggi sebesar 85. Hasil analisis juga menunjukkan rerata:74,7857, modus :70, median:73,00, simpangan baku:5,69743. Distribusi frekuensi skornya dapat dilihat pada Tabel 7. Adapun pengelompokan interval kelas adalah sebagai berikut : Interval kelas =
=
=
3,125 = 3,25.
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Data Prestasi PRAKERIN Interval
Frekuensi Absolut
Relatif
Komulatif
52
60,75 -64
2
2,9%
8,6%
64,75-68
6
8,6%
11,4%
68,75-72
8
11,4%
22,8%
72,75-76
23
32,8%
55,6%
76,75-80
13
18,6%
74,2%
80,75-84
11
15,8%
90%
84,75-88
7
10%
100%
88,75-92
0
0%
100%
Total
70
100%
100%
35%
30%
20% 15% 10% 5%
88,75-92
84,75-88
80,75-84
76,75-80
72,75-76
68,75-72
64,75-68
0% 60,75-64
Frekuensi Relatif (%)
25%
Gambar 3. Histogram Frekuensi Skor Prestasi PRAKERIN
3. Minat Berwiraswasta Skor data variabel minat berwiraswasta terrendah yang dimiliki oleh responden sebesar 54 dari kemungkinan 30 dan tertinggi 71 dari kemungkinan skor tertinggi 75. Pada Hasil analisis juga menunjukkan harga rerata minat berwiraswasta sebesar 62,8571, modus :62,00, median:63,00, simpangan baku sebesar:3,88712.
Berdasarkan
klasifikasi
yang
telah
ditentukan
minat
berwiraswasta yang dimiliki tergolong tinggi. Distribusi frekuensi skornya dapat
53
dilihat pada Tabel 8. Adapun pengelompokan interval kelas adalah sebagai berikut : Interval kelas =
=
= 2,125 = 2,25
Tabel 8. Distribusi Frekuensi Data Minat Berwiraswasta Interval
30%
Frekuensi Relatif (%)
25% 20% 15%
Frekuensi Absolut
Relatif
Komulatif
53,75 -56
4
5,7%
5,7%
56,75-59
10
14,3%
20%
59,75-62
18
25,8%
45,8%
62,75-65
20
28,5%
74,3%
65,75-68
14
20%
94,3%
68,75-71
4
5,7%
100%
71,75-74
0
0%
100%
74,75-77
0
0%
100%
Total
70
100%
100%
54
10% 5%
74,75-77
71,75-74
68,75-71
65,75-68
62,75-65
59,75-62
56,75-59
53,75-56
0%
Gambar 4. Histogram Frekuensi Skor Minat Berwiraswasta.
B.
Kecenderungan Hubungan Variabel Terikat Atas Variabel Bebas
1. Kecenderungan Hubungan Minat Berwiraswasta (Y) atas Kematangan Emosi ( ) Berdasarkan hasil tabulasi silang yang di mana pada proses analisisnya menggunakan program SPSS, dapat diketahui adanya kecenderungan hubungan minat berwiraswasta atas kematangan emosi. Pada Lampiran 14 menunjukkan persentase untuk data obyektif dan harapan (expected). Penjabaran data obyektif dan harapan adalah sebagai berikut ; baris dan kolom pertama, kelompok siswa yang memiliki kematangan emosi sangat rendah, dapat dilihat bahwa terdapat 2 siswa atau 2,9% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, 2 siswa atau sebesar 2,9% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 3 siswa atau sebesar 4,3%, dan hanya 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom kedua, kelompok siswa yang memiliki kematangan emosi rendah terdapat 6 siswa atau sebesar 8,6% yang memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, 9 siswa atau sebesar 12,9% memiliki minat berwiraswasta rendah, 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan hanya 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom ketiga yaitu kelompok siswa yang memiliki kematangan emosi tinggi terdapat 3 siswa atau sebesar 4,3% yang memiliki minat berwiraswastanya sangat rendah, 7 siswa
55
atau sebesar 10% yang memiliki minat berwiraswastanya rendah, 8 siswa atau sebesar 11,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan seorang siswa saja atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom empat, kelompok siswa yang memiliki kematangan emosi sangat tinggi terdapat 1 siswa atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, 2 siswa atau sebesar 2,9% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 14 siswa atau sebesar 20% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, 4 siswa atau sebesar 5,7 % siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi.
2. Kecenderungan Hubungan Minat Berwiraswasta (Y) atas Prestasi Praktek Kerja Industri (
)
Berdasarkan hasil tabulasi silang yang di mana pada proses analisisnya menggunakan program SPSS, dapat diketahui adanya kecenderungan hubungan minat berwiraswasta atas prestasi PRAKERIN. Hasil tabulasi silang menunjukkan persentase untuk data obyektif dan harapan (expected). Berikut adalah penjabaran dari tabel tabulasi silang (Crosstabulation); pada baris dan kolom pertama, yaitu siswa yang memiliki prestasi PRAKERIN sangat rendah hanya seorang siswa atau sebesar 1,4% yang memiliki minat berwiraswasta sangat rendah, seorang siswa atau sebesar 1,4% yang memiliki minat berwiraswasta rendah, dan tidak ada siswa atau 0% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi maupun sangat tinggi. Pada baris dan kolom kedua, yaitu siswa yang memperoleh prestasi PRAKERIN rendah terdapat 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang memiliki minat bewiraswasta sangat rendah, 12 siswa atau sebesar 17,1% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 9 siswa atau sebesar 12,9% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan seorang siswa atau sebesar 1,4% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom ketiga, yaitu siswa yang memperoleh prestasi PRAKERIN tinggi, terdapat 4 siswa atau sebesar 5,7% siswa yang memiliki mimat berwiraswasta sangat rendah, 3 siswa atau sebesar 4,3% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 11 siswa atau sebesar 15,7% siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, dan tidak
56
ada satupun atau 0% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Pada baris dan kolom keempat, yaitu siswa yang memperoleh prestasi PRAKERIN sangat tinggi , terdapat 1 siswa atau sebesar 1,4% yang minat berwiraswastanya sangat rendah, 4 siswa atau sebesar 5,7% siswa yang memiliki minat berwiraswasta rendah, 11 siswa atau sebesar 15,7 siswa yang memiliki minat berwiraswasta tinggi, 6 siswa atau sebesar 8,6% siswa yang memiliki minat berwiraswasta sangat tinggi. Tabulasi silang (Crosstabulation) dapat dilihat pada Lampiran 14.
C.
Pengujian Persyaratan Analisis
Pengujian ini dilakukan untuk pemeriksaan persyaratan terhadap masingmasing variabel dan setelah itu baru dilakukan uji hipotesis. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi. Sebelum diadakan pengujian analisis data lebih lanjut harus memenuhi uji persyaratan analisis, di antaranya : 1. Uji Normalitas 2. Uji Linieritas dan Keberartian 3. Uji Multikolinieritas
1.
Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang bertujuan untuk mengetahui data variabel yang akan digunakan dalam penelitian apakah berdistribusi normal atau tidak. Minat Berwiraswasta Uji normalitas pada variabel minat berwiraswasta menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov, proses analisisnya dilakukan menggunakan program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 9 berikut ini :
Tabel 9. Uji Normalitas Minat Berwiraswasta One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
57
MINAT WIRASWASTA N
70
Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
62.8571
Std. Deviation
3.88712
Absolute
.095
Positive
.066
Negative
-.095
Kolmogorov-Smirnov Z
.795
Asymp. Sig. (2-tailed)
.553
Normal P-P Plot of MINAT WIRASWASTA 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 5. Grafik Normal P-P Plot Variabel Minat Berwiraswasta
Setelah melihat hasil perhitungan pada Tabel 8 di atas, data variabel Minat Berwiraswasta dinyatakan berdistribusi normal. Hal itu jelas dapat dilihat pada p hitung sebesar 0,553 yang lebih besar dari 0,025. Yaitu 0,025 < 0,553. b. Kematangan Emosi Uji normalitas pada data variabel kematangan emosi ini juga menggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dan proses analisis dilakukan melalui program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 15. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 10 berikut ini :
58
Tabel 10. Uji Normalitas Kematangan Emosi One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test KEMT. EMOSI 70
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
72.4286
Std. Deviation
4.03453
Absolute
.124
Positive
.098
Negative
-.124
Kolmogorov-Smirnov Z
1.036
Asymp. Sig. (2-tailed)
.234
Normal P-P Plot of KEMT. EMOSI 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 6. Grafik Normal P-P Plot Variabel Kematangan Emosi
Untuk mengetahui apakah variabel Kematangan Emosi ini berdistribusi normal atau tidak, terlihat tingkat signifikansi pada hasil perhitungan dalam tabel 9. Setelah dilakukan proses analisis diketahui harga p pada adalah 0,234, itu artinya data variabel Kematangan Emosi berdistribusi normal. Hal ini dikarenakan harga p = 0,234>0,05.
c. Prestasi PRAKERIN
59
Pengujian normalitas pada variabel prestasi PRAKERIN ini juga dilakukan sama dengan variabel-variabel yang lain, yaitu mnggunakan rumus Kolmogorov Smirnov dengan program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Llampiran 15. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 11 berikut ini :
Tabel 11. Uji Normalitas Prestasi PRAKERIN One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test PRAKERIN 70
N Normal Parameters(a,b) Most Extreme Differences
Mean
74.7857
Std. Deviation
5.69743
Absolute
.158
Positive
.137
Negative
-.158
Kolmogorov-Smirnov Z
1.319
Asymp. Sig. (2-tailed)
.062
a Test distribution is Normal. b Calculated from data.
Normal P-P Plot of PRAKERIN 1.0
Expected Cum Prob
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0 0.0
0.2
0.4
0.6
0.8
1.0
Observed Cum Prob
Gambar 7. Grafik Normal P-P Plot Variabel Prestasi PRAKERIN
60
Berdasarkan hasil perhitungan untuk variabel Prestasi PRAKERIN ini juga dinyatakan berdistribusi normal. Pada tabel 10 menunjukkan harga p sebesar 0,062. Dengan demikian variabel Prestasi PRAKERIN dinyatakan berdistribusi normal, karena tingkat signifikansi yang diperoleh lebih besar dari taraf signifikansi, yaitu p = 0,062>0,05. Melihat dari hasil uji normalitas yang dilakukan, ketiga variabel penelitian diatas yaitu, Minat Berwiraswasta, Kematangan Emosi, dan Prestasi PRAKERIN dinyatakan berdistribusi normal, itu artinya dari sisi normalitas ketiga variabel memenuhi persyaratan untuk dilakukan analisis.
2. Uji Linieritas dan Keberartian a.
Uji Linieritas dan Keberartian Kematangan Emosi ( ) dengan Minat
Berwiraswasta (Y) Uji linieritas ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS, adapun rumus yang digunakan yaitu Based on Mean dengan Test for Linearity. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 16. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 12 berikut ini :
Tabel 12. Hasil Uji Linieritas dan Keberartian
–Y
ANOVA Table
Sum of Squares MINAT BERWIRASWASTA * KEMATANGAN EMOSI
Between Groups
Deviation from Linearity
Total
F
Sig.
(Combined)
Linearity
Within Groups
Mean Square
df
213.531
13
16.425
1.110
.371
146.247
1
146.247
9.879
.003
67.284
12
5.607
.379
.966
829.040
56
14.804
1042.571
69
Hasil yang ditampilkan setelah analisis adalah tabel ANAVA. Tingkat signifikansi menunjukkan harga 0,966. Jadi sudah dapat diketahui berdasarkan
61
hasil analisis bahwa harga p (0,966) lebih besar dari pada taraf signifikansi (0,05) ,
yaitu 0,05 < 0,966. Hal ini juga bisa dilihat melalui harga F. Pada Tabel 13 hasil perhitungan, diperoleh harga
= 0,379, sedangkan pada taraf signifikansi 5%
dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 69 diperoleh lebih kecil dari pada
= 3,98. Jadi harga
, yaitu 3,98 > 0,379. Dengan demikian dari dua
ketetapan, yaitu melihat tingkat signifikansi dan
yang diperoleh, maka regresi
variabel kematangan emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y) dapat dinyatakan linier. Berdasarkan hasil analisis melalui program SPSS juga diketahui bahwa harga p < 0,05 yaitu 0,003 < 0,05. Dengan demikian regresi variabel kematangan emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y) berarti diterima.
b.
Uji Linieritas dan Keberartian Prestasi PRAKERIN (
) dengan Minat
Berwiraswasta (Y) Uji
Linieritas
ini
dilakukan
dengan
melalui
program
SPSSdan
menggunakan rumus Based on Mean dengan Test for Linearity. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 17. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 13 berikut ini :
Tabel 13. Hasil Uji Lineritas dan Keberartian
–Y ANOVA Table Sum of Squares
MINSWASTA * PRAKERIN
Between Groups
(Combined)
F
Sig.
447.681
16
27.980
2.493
.007
Linearity
161.189
1
161.189
14.361
.000
Deviation from Linearity
286.492
15
19.099
1.702
.079
594.890
53
11.224
1042.571
69
Within Groups Total
Mean Square
df
Berdasar hasil analisis, ditampilkan tabel ANAVA, lihat Tabel 14. Tingkat signifikansi yang diperoleh adalah p = 0,079. Berarti
menunjukkan bahwa p
62
(0,079) lebih besar dari pada taraf signifikansi (0,05), yaitu 0,05. < 0,079. Hal ini juga bisa dilihat melalui harga F. Pada Tabel 14 hasil perhitungan, diperoleh harga = 1,702, sedangkan pada taraf signifikansi 5% dengan dk pembilang 1 dan dk penyebut 69 diperoleh
= 3,98. Jadi harga
lebih kecil dari pada
, yaitu
3,98 > 1,702. Dengan demikian dari dua ketetapan, yaitu melihat tingkat signifikansi dan (
yang diperoleh, maka regresi variabel prestasi PRAKERIN
) dengan minat berwiraswasta (Y) dapat dinyatakan linier. Berdasarkan hasil analisis melalui program SPSS juga diketahui bahwa harga p < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05. Dengan demikian regresi variabel prestasi PRAKERIN (
) dengan minat berwiraswasta (Y) berarti diterima.
4.Uji Multikolinieritas Pengujian multikolinieritas analisis ini menggunakan program SPSS, yaitu menggunakan uji regresi dengan Collinearity Diagnostics. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 18. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 14 berikut ini :
Tabel 14. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients(a) Model
Collinearity Statistics
Tolerance KEMOSI PRAKERI N a Dependent Variable: MINSWASTA 1
.802
VIF 1.247
.802
1.247
Berdasarkan pada Tabel 15 hasil analisis, diperoleh harga VIF = 1,247 dan Tolerance = 0,802. Melihat pada hasil koefisien yaitu nilai VIF berada di sekitar angka 1, dan nilai Tolerance mendekati angka 1, maka regresi tidak terdapat permasalahan multikolinieritas. Sehingga analisis ini mempunyai kesimpulan, bahwa antar variabel bebas tidak terjadi multikolinieritas, dapat dikatakan tidak ada hubungan antar variabel bebas.
63
D.
Pengujian Hipotesis 1. Uji Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis pertama ini menggunakan rumus bivariasi dengan korelasi
pearson
(Pearson
Correlation)
pada
program
SPSS.
Hasil
perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 19. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 16 berikut ini :
Tabel 15. Hasil Uji Hipotesis Pertama Correlations
MINAT WIRASWASTA
MINAT WIRASWASTA
KEMT. EMOSI
1
.375(**)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.001
N KEMT. EMOSI
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
70
70
.375(**)
1
.001
N
70
70
** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,01. Harga p = 0,01 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara” , dapat diterima. Hasil analisis juga menunjukkan harga r sebesar 0,375. Dengan demikian sumbangan variabel kematangan emosi terhadap minat berwiraswasta (
)
sebesar 14%.
2. Uji Hipotesis Kedua Pengujian hipotesis kedua ini, sama halnya pada uji hipotesis pertama yaitu menggunakan rumus korelasi pearson (Pearson Correlation) pada program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 19. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 17 berikut ini :
64
Tabel 16. Hasil uji Hipotesis Kedua
MINAT WIRASWASTA
MINAT WIRASWASTA
PRAKERIN
1
.393(**)
Pearson Correlation Sig. (2-tailed)
.001
N PRAKERIN
Pearson Correlation
70
70
.393(**)
1
Sig. (2-tailed)
.001
N
70
70
Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,01. Harga p = 0,01 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara” , dapat diterima. Hasil analisis juga menunjukkan harga r sebesar 0,393. Dengan demikian sumbangan variabel prestasi PRAKERIN terhadap minat berwiraswasta (
)
sebesar 16%. . 3. Uji Hipotesis Ketiga Untuk menguji hipotesis ketiga, menggunakan rumus analisis regresi dua prediktor, yaitu prediktor
dan prediktor
terhadap Y. Proses analisis melalui
program SPSS. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Lampiran 20. Rangkuman hasil perhitungannya disajikan dalam Tabel 18 dan Tabel 19 berikut ini :
Tabel 17. Hasil Uji Hipotesis Ketiga. ANOVA(b)
Model Regression Residual Total
Sum of Squares
df
Mean Square
212.995
2
106.497
829.577
67
12.382
1042.571 69 a Predictors: (Constant), PRAKERIN, KEMOSI b Dependent Variable: MINSWASTA
F
Sig.
8.601
.000(a)
65
Tabel 18.
Model 1
(R Square)
R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
.452(a) .204 .181 a Predictors: (Constant), PRAKERIN, KEMOSI
3.519
Hasil analisis menunjukkan harga p = 0,00. Harga p = 0,00 < 0,05. Dengan demikian hipotesis yang berbunyi “ada hubungan positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara” , dapat diterima. Hasil analisis juga menunjukkan harga hubungan
= 0,204. Dengan demikian
kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN terhadap
minat
berwiraswasta sebesar 20,4%.
E.
Pembahasan Hasil Analisis Data
Setelah dilakukan analisis data, hasil penelitian membuktikan bahwa variabel Kematangan Emosi dan Prestasi PRAKERIN baik secara parsial maupun bersama-sama memiliki hubungan yang positif dan signifikan terhadap variabel Minat Berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Pungelan Banjarnegara, dengan hasil analisis yaitu : 1. Pengujian Hipotesis Pertama Hasil pengujian hipotesis pertama, menyatakan terdapat hubungan yang positif kematangan emosi ( ) dengan minat berwiraswasta (Y). Hal ini berdasarkan pada hasil analisis yang menggunakan rumus korelasi Pearson pada program SPSS. Diketahui bahwa hubungan kematangan emosi (
) dengan minat
berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,01. Dan mempunyai sumbangan sebesar 14%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya sumbangan kemungkinan berasal dari faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Faktor-faktor yang diduga berpengaruh terhadap rendahnya minat siswa untuk berwiraswasta dapat dikemukakan antara lain: kondisi ekonomi siswa, karena hal tersebut bisa berpengaruh terhadap mental siswa; lingkungan sekitar
66
siswa yang bisa berpengaruh terhadap bagaimana menentukan sikap serta berperilaku; cara siswa berinteraksi, hal ini sangat erat hubungannya dengan kedewasaan siswa dalam bergaul.
2. Pengujian Hipotesis Kedua Hasil pengujian hipotesis kedua menyatakan terdapat hubungan yang positif prestasi PRAKERIN (
) dengan minat berwiraswasta (Y). Hal ini
berdasar pada hasil analisis yang menggunakan rumus korelasi Pearson pada program SPSS, diketahui bahwa hubungan prestasi PRAKERIN (
) dengan
minat berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,01. Dan mempunyai sumbangan sebesar 16%. Faktor yang mempengaruhi rendahnya sumbangan diduga berasal dari faktor lain yang tidak terdapat dalam penelitian ini. Beberapa faktor yang diduga antara lain: tempat siswa melaksanakan PRAKERIN, hal ini dapat berpengaruh terhadap kemajuan siswa dalam keterampilan kerja praktek; prestasi siswa dalam pelajaran praktek di sekolah, hal ini dapat mendorong siswa untuk memiliki pemikiran-pemikiran yang sifatnya membuka usaha jasa dengan bekal kemampuan yang diperolehnya. 3. Pengujian Hipotesis Ketiga Hasil pengujian hipotesis ketiga
menyatakan terdapat hubungan yang
positif variabel kematangan emosi ( ) dan prestasi PRAKERIN (
) dengan
minat berwiraswasta (Y). Hal ini berdasar pada hasil analisis yang menggunakan uji regresi dua prediktor pada program SPSS, diketahui bahwa hubungan kematangan emosi (
) dan prestasi PRAKERIN (
) dengan minat
berwiraswasta (Y) mempunyai nilai p kurang dari 0,05 yaitu 0,00. Hal ini juga mendukung pada penelitian yang dilakukan oleh Edi Priyono (1997),yang melakukan penelitian hubungan antara kematangan emosi dan aktivitas latihan keterampilan dengan minat berwiraswasta. Dalam penelitiannya menyatakan terdapat
hubungan yang positif antara kematangan emosi dengan minat
67
berwiraswasta dan Daryono (1996) yang juga memneliti hubungan antara motivasi belajar dan pengalaman kerja lapangan (istilah lain dari PRAKERIN) dengan minat berwiraswasta. Dengan hasil penelitian yang menyatakan terdapat hubungan positif yang signifikan antara pengalaman kerja lapangan dengan minat berwiraswasta siswa.
68
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan melihat uraian hasil analisis statistik, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut : a. Adanya hubungan positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010. b. Adanya hubungan positif prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010. c. Adanya hubungan positif kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010.
B. Implikasi Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan positif kematangan emosi dengan minat berwiraswasta yang ditunjukkan oleh probabilitas 0,01 dan besar sumbangan adalah 14%, sedangkan hubungan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta ditunjukkan pada probabilitas 0,01 dan besar sumbangan 16%. Hal ini menunjukkan bahwa sumbangan yang diperoleh relatif kecil. Implikasi yang hendak disampaikan oleh peneliti tentang hubungan kematangan emosi dan prestasi PRAKERIN dengan minat berwiraswasta pada siswa kelas XII SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara tahun pelajaran 2009/2010 dengan berdasar hasil di atas antara lain : 1. Pihak sekolah lebih jeli dalam penempatan siswa yang hendak melaksanakan PRAKERIN. Pihak sekolah juga jangan sampai mengabaikan monitoring siswa dalam melaksanakan PRAKERIN, sehingga siswa akan merasa bahwa ada yang membimbingnya.
69
2. Pihak sekolah perlu meningkatkan pada siswa tentang berwiraswasta melalui mata pelajaran kewirausahaan. 3. Selain belajar di kelas, pihak sekolah perlu mengadakan pelatihan berwiraswasta kepada siswa di luar jam pelajaran. 4. Pihak sekolah perlu memberikan jam pelajaran yang lebih pada mata pelajaran praktek dibidang otomotif, guna menunjang kemampuan serta keterampilan siswa dalam praktek pada bidang otomotif tersebut.
C. Saran-saran 1. Bagi sekolah a. SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara agar lebih memperhatikan lagi sikap kedewasaan siswa di dalam setiap kegiatan sekolah. b. SMK Negeri 1 Punggelan Banjarnegara agar lebih memantapkan kemampuan siswa dalam praktek sebelum melaksanakan PRAKERIN, sehingga kesulitan dalam PRAKERIN dapat dengan mudah diselesaikan. Hal ini menunjang untuk melatih siswa menjadi professional dalam berwiraswasta.
2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya lebih giat dan rajin mengikuti pelajaran praktek maupun PRAKERIN, agar memiliki bekal untuk membuka peluang usaha. b. Siswa terutama pengurus OSIS maupun organisasi lain yang ada di sekolah, hendaknya mempunyai agenda kegiatan yang berhubungan dengan wiraswasta, seperti membuka bengkel servis di sekolah, produksi makanan kecil untuk dijual di koperasi dan sebagainya. Yang bertujuan untuk melatih siwa berwiraswasta.
3. Bagi Peneliti a. Peneliti yang akan datang sebaiknya melakukan pemilihan responden dengan cara undian, karena setiap populasi memiliki hak yang sama untuk dijadikan responden atau menjadi sampel dalam penelitian.
70
b. Penelitian yang akan datang agar meneliti tentang tingkat kesiapan kerja siswa setelah melaksanakan PRAKERIN.
4. Bagi Dunia Pendidikan Kejuruan Dunia pendidikan kejuruan hendaknya lebih mengutamakan pelajaran praktek dengan tidak mengabaikan pelajaran teori dalam setiap kegiatan di sekolah. Hal ini bertujuan untuk menekankan siswa bahwa keterampilan siswa salah satu perspektif dari berwiraswasta.
71
DAFTAR PUSTAKA Alhusin, Syahri. 2003. Aplikasi Statistik Praktis dengan SPSS for Windows. Edisi Revisi. Yoyakarta : Graha Ilmu. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. As’ad, Moh. 1995. Psikologi Industri. Yogyakarta: Liberty. Bukit. 1997. Pelaksanaan Program Pengalaman Kerja Lapangan. Diambil pada tanggal 11 Juni 2009, dari http://www.depdiknas.go.id/jurnal/36 Daryono; 1996. Skripsi : Hubungan antara Motivasi Belajar dan Pengalaman Kerja Lapangan dengan Minat Berwiraswasta Siswa STM Negeri Klaten Tahun Ajaran 1995/1996. Dirgagunarso, Singgih. 1978. Pengantar Psikologi. Jakarta : Mutiara. Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Hadi, Sutrisno. 1990. Prosedur Penelitian. Yogykarta : Andi Offset. ____________. 1994. Analisa Regresi. Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. 1994. Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung : Trigenda Karya. Hurlock, Elisabeth B. 2002. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga. Kartini, Kartono. 1985. Kamus Psikologi. Jakarta : Rajawali. Lester D Crow & Alice Crow. 1984. Educational Psychology. Terjemahan Z Kasijan. Surabaya: Bina Ilmu. Linda L. Davidoff. 1992. Psikologi Suatu Pengantar : Jilid 2. Jakarta : Erlangga Mahmud, M. Dimiyanti. 1990. Psikologi Pendidikan : Suatu Pendekatan Terapan. Yogyakarta : BPFE.
72
Moh. Ali dan Moh. Asrori. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta: Rosda. Mughini, Ahmad. 1994. Bahan Penularan PSS/PSG. Surakarta : SMK Negeri dan Swasta. Priyono, Edi. 1997. Skripsi : Hubungan antara Kematangan Emosi dan Aktivitas Latihan Ketrampilan dengan Minat Berwiraswasta pada Siswa Balai Latihan Kerja Surakarta Tahun 1996/1997. W. J. S Purwodharminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Sabri, Alisuf M. 1996. Psikologi Pendidikan. Jakarta: CV. Pedoman Ilmu. Santoso, Singgih. 2001. Buku latihan SPSS Statistik Pharametrik. Edisi kedua. Jakarta : PT Elekmedia Komputindo. Sarwono, Sarlito Wirawan. 2004.Teori Psikologi Sosial. Jakarta : Erlangga. Sumahamijaya, Suparman.1980. Membina Sikap Mental Wiraswasta. Jakarta : Gunung Jati. Sumanto, Wasty. 2002. Sekucup Ide Operasional Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : Bina Aksara. _____________. 1987. Psikologi dalam Penelitian. Malang : Fak. Pasca Sarjana IKIP Malang. _____________. 1984. Pendidikan Wiraswasta. Jakarta : Bima Aksara. Surakhmad, Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah (Dasar, Metode dan Teknik). Bandung : Tarsito. Surunuddin. 1997. Pelajaran Sistem Ganda Sekolah Menengah Kejuruan. Diambil pada tanggal 11 Juni 2009, dari http://www.depdiknas.go.id/jurnal/36 Syah, Muhhubin. 2004. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosda Karya. W.S. Wingkel. 1991. Psikologi Pendidikan dan Evaluasi Belajar. Jakarta : PT. Gramedia.
73
Walgito, Bimo. 1981. Pengantar Psikologi Umum. Yoyakarta : Fakultas Psikologi Universitas Gajah Mada. Widodo, Slamet. 2004. Metodologi Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Pers. -----------------, 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional,--------