PENDEKATAN KONTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XII IPS 1 PADA SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010
SKRIPSI
Oleh:
EKO SULISTYO NIM K7404070
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
PENDEKATAN KONTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XII IPS 1 PADA SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010
Oleh:
EKO SULISTYO NIM K7404070
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010
HALAMAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Persetujuan Pembimbing,
Pembimbing I
Drs. Wahyu Adi, M. Pd NIP. 19630520 198903 1 005
Pembimbing II
Jaryanto, S. Pd, M. Si NIP. 19760909 200501 1 001
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Pada hari
: Kamis
Tanggal
: 29 Juli 2010
Tim Penguji Skripsi: Nama Terang
Tanda Tangan
Ketua
: Dra. Sri Witirachmi, M.M
.......................
Sekretaris
: Sri Sumaryati, S.Pd, M.Pd
.......................
Anggota I
: Drs. Wahyu Adi, M.Pd
.......................
Anggota II
: Jaryanto, S.Pd, S.E, M.Si
.......................
Disahkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Dekan,
Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd NIP. 19600727 198702 1 001
ABSTRAK
Eko Sulistyo. K7404070. PENDEKATAN KONTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN KOMPUTER AKUNTANSI KELAS XII IPS 1 PADA SISWA SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009 / 2010. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2010. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan kualitas pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta setelah adanya implementasi pendekatan kontruktivistik. Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan kelas (classroom action research). Obyek penelitian pada penelitian tindakan kelas ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi didalam kelas selama berlangsungnya proses belajar mengajar. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara peneliti, guru kelas dan melibatkan partisipasi siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa, dokumen dan arsip. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan tes. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) identifikasi masalah, (2) persiapan, (3) penyusunan rencana tindakan, (4) implementasi tindakan, (5) pengamatan, dan (6) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Setiap siklus dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan, masing-masing pertemuan selama 2 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan kualitas pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta melalui implementasi pendekatan kontruktivistik. Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) Siswa terlihat makin antusias dan bersemangat dalam mengikuti kegiatan apersepsi. Hal tersebut ditunjukkan dengan adanya peningkatan jumlah siswa dari 13 siswa atau 49,37% pada siklus I dan 17 siswa atau 62,19% pada siklus II menjadi 24 siswa atau
80,00% pada siklus III, (2) Siswa terlihat makin antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran mata diklat komputer akuntansi. Persentase kenaikannya dari 13 siswa atau 50,00% pada siklus I dan 18 siswa atau 64,28% pada siklus II menjadi 27 siswa atau 85,26% pada siklus III, (3) Selama mengerjakan soal, siswa terlihat teliti dan tepat dalam menyelesaikan soal yang diberikan oleh guru. Hal tersebut ditunjukkan dengan kenaikan dari 21 siswa atau 71,59% pada siklus I dan 22 siswa atau 75,86% pada siklus II menjadi 91,83% atau 30 siswa pada siklus III, (4) Adanya peningkatan hasil belajar mata diklat komputer akuntansi dari 65,70% atau sebanyak 23 siswa pada siklus I meningkat menjadi 24 siswa atau 86,57% pada siklus II dan meningkat lagi pada siklus III yaitu sebanyak 30 siswa atau 91,83%. Peningkatan tesebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya, antara lain: (1) Penerapan metode pembelajaran Ceramah plus Demostrasi dan latihan (CPDL) dengan pendekatan kontruktivistik, (2) Guru membuat Rencana Pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung secara terarah dan terprogram, (3) Guru mengadakan diskusi antar siswa disampingnya ketika membahas latihan soal untuk memperjelas materi yang diajarkan, (4) Guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan/implementasi pendekatan kontruktivistik dapat meningkatkan keaktifan siswa dan kualitas pembelajaran siswa.
MOTTO
”Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. Tunjukilah kami jalan yang lurus”. (Q.S.Al-Fatihah : 5-6)
”Disaat-saat sekarang ini, orang sebaiknya tidak mengatakan apa pun bila tak ingin bertanggung jawab atas apa yang dikatakan sepanjang waktu dan untuk selama-lamanya”. (Abraham Lincoln)
”Mulailah dengan S.U.K.S.E.S (Semangat, Usaha, Konsekuensi, Saran, Evaluasi, Smart)”. (Penulis)
”Waktu adalah pedang, gunakanlah waktu itu sebelum kamu terluka karenanya”. (Penulis)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih penulis dan terima kasih penulis kepada : Abi dan ummi tersayang yang telah memberikan doa restu. Istriku Tri Agustin Indriani dan putriku Annisa May Anitya Nurjannah tercinta yang telah memberikan do’a, cinta, kasih sayang dan semangat. Rekan-rekan kerja FIF yang memberikan dorongan. Semua keluarga yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Almamater UNS.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat, taufik dan hidayah-Nya, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik oleh penulis untuk memnuhi sebagian persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan yang penulis hadapi dalam menyelesaikan penulisan skipsi ini dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bantuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd., selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Akuntansi dan pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dan arahan. 4. Jaryanto, S.Pd, M.Si, selaku pembimbing II yang telah memberikan dorongan, arahan dan bimbingan dengan baik. 5. Dra. Hj. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd selaku Kepala SMA Negeri 7 Surakarta, serta guru, karyawan dan siswa-siswa kelas XII IPS 1 yang telah banyak memberikan bantuan bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 6. Drs. Joko Budi Santosa, selaku Wakasek Bidang Kurikulum yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 7. Dona Wijayanto, S.Pd , selaku guru mata diklat akuntansi yang telah memberikan bantuan dan kerja sama bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini. 8. Bapak, Ibu dan Adikku tersayang yang selalu memberikan dorongan dan do’a. 9. Istriku Tri Agustin Indriani dan Putriku Annisa May Anitya Nurjannah tercinta yang telah memberikan do’a, cinta, kasih sayang dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
10. Rekan – rekan kerja di FIF yang selalu memberikan dorongan untuk menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua keluarga dan semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Semua teman-teman penulis dibangku kuliah yang sudah lulus, Fuad, Arifin, Yoke, Bambang dan Dina. Akhirnya bisa menyusul kalian. 13. Teman-teman baruku saat konsultasi, Kartika, Harjani, Nani,Umam dan yang lain, yang dengan sabar menemani penulis. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapatkan imbalan dari Allah SWT. Amin. Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan, namun penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pengetahuan pada khususnya.
Surakarta,
Juni 2010
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .....................................................................................
i
HALAMAN PENGAJUAN ..........................................................................
ii
HALAMAN PERSETUJUAN .....................................................................
iii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................
iv
HALAMAN ABSTRAK ...............................................................................
v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... viii KATA PENGANTAR....................................................................................
ix
DAFTAR ISI ..................................................................................................
xi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xiv DAFTAR TABEL ......................................................................................... xv DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi BAB I
PENDAHULUAN ...........................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah .............................................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................
9
C. Pembatasan Masalah ...................................................................
10
D. Perumusan Masalah ....................................................................
10
E. Tujuan Penelitian ........................................................................
10
F. Manfaat Penelitian ......................................................................
11
BAB II. LANDASAN TEORI ......................................................................
12
A. Tinjauan Pustaka ........................................................................
12
1. Pengertian Pendekatan Konstruktivistik ................................
12
a. Pengertian Pendekatan .....................................................
12
b. Filsafat Konstruktivistik ...................................................
13
c. Pengertian Belajar Kontruktivistik.....................................
15
d. Pengertian Mengajar Kontruktivistik.................................
16
e. Keunggulan Pendekatan Kontruktivistik............................
17
f. Pentingnya Implementasi Pendekatan Kontruktivistik dengan Metode CPDL dalam Meningkatkan Kualitas Pembelajaran.. 18 g. Rancangan Pembelajaran Kontruktivistik dengan Metode CPDL....................................................................................
22
2. Hakikat Proses Belajar Mengajar ...........................................
23
a. Hakikat Belajar.................................................................
23
b. Hakikat Mengajar.............................................................
24
c. Pengertian Pembelajaran ..................................................
25
d. Hakikat Komputer Akuntansi............................................
27
e. Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi.....................
29
f. Rancangan Pembelajaran Komputer Akuntansi Melalui Pendekatan Kontruktivistik Dengan Metode CPDL................
30
B. Penelitian Yang Relevan .............................................................
32
C. Kerangka Pemikiran ....................................................................
33
D. Hipotesis Tindakan ......................................................................
35
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................
36
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
36
B. Pendekatan Penelitian..................................................................
37
C. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
41
D. Prosedur Penelitian......................................................................
42
E. Proses Penelitian .........................................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................
46
A. Deskripsi Lokasi Penelitian..........................................................
46
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Komputer Akuntansi Kelas XII IPS 1 di SMA Negeri 7 Surakarta .................................................
51
C. Deskripsi Hasil Penelitian ...........................................................
54
1. Siklus I ...........................................................................
54
a. Perencanaan Tindakan Siklus I .................................
54
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ...................................
57
c. Observasi dan Interpretasi Siklus I ............................
60
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I ...................
62
2. Siklus II .........................................................................
64
a. Perencanaan Tindakan Siklus II ................................
64
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II .................................
68
c. Observasi dan Interpretasi Siklus II ............................ 71 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ...................
73
3. Siklus III .........................................................................
74
a. Perencanaan Tindakan Siklus III ..............................
74
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus III ................................
77
c. Observasi dan Interpretasi Siklus III ..........................
80
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III .................. 82 D. Pembahasan..................................................................................
83
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ...................................... 88 A. Simpulan ...................................................................................... 88 B. Implikasi ...................................................................................... 90 C. Saran ............................................................................................ 92 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 93 LAMPIRAN ................................................................................................... 95
DAFTAR GAMBAR
halaman Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran....................................................... 35 Gambar 2. Siklus Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas .............................. 45 Gambar 3. Denah SMA Negeri 7 Surakarta................................................ 53 Gambar 4. Grafik Hasil Penelitian Pada Siklus I........................................ 62 Gambar 5. Grafik Hasil Penelitian Pada Siklus II....................................... 72 Gambar 6. Grafik Hasil Penelitian Pada Siklus III....................................... 82 Gambar 7. Grafik Hasil Penelitian Pada Siklus I, Siklus II, Siklus III......... 85
DAFTAR TABEL
halaman Tabel 1. Perbedaan pandangan kontruktivistik dan behavioristik .............. 17 Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Penelitian....................................................... 37 Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa .......................................... 44 Tabel 4. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa Selama Siklus I ......................... 62 Tabel 5. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa Selama Siklus II ........................ 72 Tabel 6. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa Selama Siklus III .................... 82 Tabel 7. Hasil Penelitian Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ........................ 84
DAFTAR LAMPIRAN
halaman Lampiran 1. Silabus Mata Diklat Komputer Akuntansi Kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta............................. 95 Lampiran 2. Catatan Lapangan 1 (Survey Awal) ……………………...... 97 Lampiran 3. Daftar Nilai Siswa XII IPS 1 (Skor Dasar)............................ 99 Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ....................... 101 Lampiran 5. Jawaban Soal Latihan Siklus I .............................................. 112 Lampiran 6. Jawaban Soal Kuis Siklus I ................................................... 114 Lampiran 7. Catatan Lapangan 2 Siklus I ................................................. 116 Lampiran 8. Daftar Observasi Keaktifan Selama Apersepsi....................... 120 Lampiran 9. Daftar Observasi Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran... 121 Lampiran 10. Daftar Observasi Ketelitian dan Ketepatan dalam menyelesaikan soal.................................................................. 122 Lampiran 11. Lembar Observasi Siklus I..................................................... 123 Lampiran 12. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ...................... 125 Lampiran 13. Jawaban Soal Latihan Siklus II ........................................... 137 Lampiran 14. Jawaban Soal Kuis Siklus II ................................................ 139 Lampiran 15. Catatan Lapangan 3 Siklus II .............................................
144
Lampiran 16. Daftar Observasi Keaktifan Selama Apersepsi..................... 148 Lampiran 17. Daftar Observasi Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. 149 Lampiran 18. Daftar Observasi Ketelitian dan Ketepatan dalam menyelesaikan soal.................................................................. 150 Lampiran 19. Lembar Observasi Siklus II.................................................... 151 Lampiran 20. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III .................... 153 Lampiran 21. Jawaban Soal Latihan Siklus III .......................................... 179 Lampiran 22. Jawaban Soal Kuis Siklus III ............................................... 186 Lampiran 23. Catatan Lapangan 4 Siklus III ............................................ 198
Lampiran 24. Daftar Observasi Keaktifan Selama Apersepsi..................... 202 Lampiran 25. Daftar Observasi Keaktifan dalam mengikuti pembelajaran. 203 Lampiran 26. Daftar Observasi Ketelitian dan Ketepatan dalam menyelesaikan soal.................................................................. 204 Lampiran 27. Lembar Observasi Siklus II.................................................... 205 Lampiran 28. Pedoman Wawancara Guru dan Siswa ................................
207
Lampiran 29. Hasil Wawancara Guru dan Siswa (Catatan Lapangan 5-9)........................................................ 211 Lampiran 30. Perijinan …………………………………………………… 223
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat arus informasi mengalir begitu cepat sehingga kejadian di satu belahan bumi dapat dengan cepat diketahui di belahan bumi lainnya dalam waktu singkat. Era globalisasi menjanjikan masa depan yang semakin cerah bagi Negara yang telah sungguhsungguh mempersiapkan diri menghadapinya. Di sisi lain globalisasi menuntut adanya persaingan semakin nyata dan ketat yang berimplikasi kepada tuntutan demokrasi dan penghargaan terhadap martabat serta hak asasi manusia, sekaligus tuntutan keterbukaan yang berarti tak terelakannya iklim kompetisi terbuka selain menimbulkan persaingan yang semakin ketat antar bangsa dan dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dibidang ilmu dan profesi. Indonesia sebagai bagian dari dunia tidak dapat terlepas dari pengaruh globalisasi. Era globalisasi menuntut Indonesia untuk bersaing ketat dengan negara-negara lain didunia terutama dalam hal ilmu pengetahuan, teknologi dan bisnis.Untuk menghadapi persaingan tersebut maka diperlukan sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Pembangunan sumber daya yang berkualitas tinggi pada dasarnya adalah untuk menciptakan dan mengembangkan ilmu dan teknologi yang modern sebagai sarana untuk mewujudkan suatu masyarakat yang maju, mandiri, dan sejahtera. Pembangunan sumber daya manusia perlu dilakukan peningkatan agar dapat menciptakan iklim perubahan yang lebih baik dan dapat berpartisipasi aktif terhadap pelaksanaan program-program pembangunan yang telah direncanakan. Peningkatan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan salah satunya melalui proses pendidikan. Proses pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk menumbuhkembangkan sumber daya manusia dalam proses belajar mengajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki, kecerdasan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Melalui proses pendidikan akan terbentuk
sosok–sosok individu sebagai Sumber Daya Manusia (SDM) yang akan berperan besar dalam proses pembangunan bangsa dan negara. Manusia hidup tidak cukup hanya tumbuh dan berkembang dengan dorongan instingnya saja, tetapi perlu bimbingan terhadap perkembangan pribadi yang bersifat menyeluruh dan pengarahan dari luar dirinya (pendidikan) agar ia menjadi manusia yang berhasil. Oleh karena itu peran pendidikan demikian sangat penting sebab pendidikan merupakan kunci utama untuk menciptakan SDM yang berkualitas sesuai dengan nilai-nilai didalam masyarakat dan kebudayaan. Tuntutan
dihasilkannya
SDM
yang
berkualifikasi
sesuai
dengan
permintaan pasar kerja, sebagai konsekuensi logis dari era persaingan kualitas tersebut tampaknya tidak dapat ditunda-tunda lagi. Dengan demikian tidaklah berlebihan jika dikatakan bahwa untuk menghadapi era globalisasi, SDM yang mampu bersaing memang mutlak diperlukan. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, hampir setiap pihak yang berkepentingan menyandarkan harapannya pada institusi yang
menyelenggarakan
pendidikan.
Indra
Bastian
(2006:
184)
juga
mengemukakan bahwa ”Agar pendidikan dapat memainkan perannya untuk meningkatkan kualitas SDM, keterkaitan dengan dunia kerja harus difokuskan, artinya lulusan pendidikan harus memiliki kemampuan dan keterampilan yang relevan dengan tuntutan dunia kerja”. Jadi, secara umum SDM dianggap memiliki kompetensi kerja jika yang bersangkutan memiliki kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003: 2), menyatakan bahwa: 1. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2. Pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia dan tanggap terhadap tuntutan perubahan zaman.
3. Sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Hubungan antara proses pendidikan dengan tersedianya sumber daya manusia yang berkualitas merupakan suatu hubungan logis yang tidak dapat dipisahkan. Salah satu kebutuhan hidup yang terpenting adalah pendidikan. Hal ini sangat berdasar mengingat pendidikan dijadikan sebagai salah satu tolok ukur tingkat kesejahteraan manusia. Tentu saja berkualitas atau tidaknya tingkat kesejahteraan seseorang dipengaruhi oleh sejauh mana kualitas pendidikan yang diperolehnya di bangku sekolah. Dari keseluruhan proses pendidikan di sekolah kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dilalui oleh siswa sebagai anak didik. Untuk meningkatkan kualitas pada bidang pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kualitas masukan pendidikan, kualitas sumber daya pendidikan, kualitas guru dan pengelola pendidikan, kualitas proses pembelajaran, sistem ujian dan pengendalian
kualitas,
serta
kemampuan
pengelola
pendidikan
untuk
mengantisipasi dan menangani berbagai pengaruh lingkungan pendidikan. Salah satu faktor yang akan dibahas selanjutnya yaitu peningkatan kualitas proses pembelajaran. Mulyasa (2004: 58-59) menyatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut: Pertama, pembelajaran harus lebih menekankan pada praktek, baik di laboratorium maupun di masyarakat. Dalam hal ini guru harus mampu memilih serta menggunakan strategi dan metode pembelajaran yang memungkinkan peserta didik mempraktekkan apa-apa yang dipelajarinya. Kedua, pembelajaran harus dapat menjalin hubungan sekolah dengan masyarakat. Dalam hal ini setiap guru harus mampu dan jeli melihat berbagai potensi masyarakat yang bisa didayagunakan sebagai sumber belajar dan menjadi penghubung antar sekolah dengan lingkungannya. Ketiga, perlu dikembangkan iklim pembelajaran yang demokratis dan terbuka, melalui pembelajaran terpadu. Keempat, pembelajaran perlu ditekankan pada masalah-masalah aktual yang secara langsung berkaitan dengan kehidupan nyata yang ada di masyarakat.
Proses pembelajaran yang ada sekarang ini umumnya hanya bersifat satu arah, dimana pihak guru yang aktif sedangkan siswa hanya sebagai pendengar saja. Pembentukan pengetahuan siswa sangat dipengaruhi oleh guru. Telah ditemukan di berbagai studi lapangan, bahwa sebagian besar dari guru SMA dalam memberikan materi pelajaran dengan cara ekspositorik, yaitu sebagian besar waktu mengajarnya digunakan untuk ceramah, memberikan informasi dan menjelaskan dan hanya sebagian kecil waktu belajar mengajar yang digunakan untuk kegiatan peserta didik. Peserta didik hanya mencatat dan melaksanakan tugas/evaluasi yang diberikan guru. Padahal ada kecenderungan bahwa anak akan belajar lebih baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami sendiri apa yang dipelajarinya, bukan mengetahuinya. Pembelajaran yang berorientasi target penguasaan materi terbukti berhasil dalam kompetensi mengingat jangka pendek, tetapi gagal dalam membekali anak memecahkan persoalan dalam kehidupan jangka panjang. Dan itulah yang terjadi di kelas-kelas kita. Berbicara mengenai keterpurukan kualitas pendidikan di Indonesia dengan berbagai indikatornya, memang tidak akan habis-habisnya. Hal ini antara lain terbukti bahwa sistem pendidikan Indonesia merupakan yang terburuk dan berada di bawah Vietnam dari 12 negara di Asia yang disurvei oleh Political and Economic Risk Consultancy (PERC). Tetapi yang lebih penting dari pada itu adalah bagaimana cara mengatasinya. Oleh karena itu, peneliti akan membahas upaya peningkatan kualitas proses dan hasil dari pembelajaran khususnya kualitas pembelajaran komputer akuntansi. Sekolah Menengah Atas merupakan instansi/lembaga pendidikan yang menghasilkan lulusan dengan berorientasikan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi yaitu perguruan tinggi, baik itu perguruan tinggi negeri maupun perguruan tinggi swasta. Beda dengan lulusan dari SMK yang berorientasi langsung terjun ke lapangan usaha atau dunia kerja dengan berbekal ilmu pengetahuan dan ketrampilan/keahlian yang didapatkan di bangku sekolahnya. Lulusan yang mampu menembus dunia kerja adalah mereka yang bukan hanya memiliki pengetahuan saja, tetapi juga memiliki kemampuan,
ketrampilan dan kreatifitas yang tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan kemampuan dan kreatifitas siswa rendah adalah kurangnya penekanan pengetahuan dan penerapan praktek dalam kehidupan nyata. Sehingga siswa tidak dapat mengetahui secara langsung gejala yang sebenarnya mereka alami dalam hubungannya dengan pengetahuan yang mereka peroleh yang sesungguhnya terdapat hubungan yang erat antara pengetahuan dengan gejala tersebut. Oleh karena itu, banyak lulusan yang ingin bekerja yang hanya mengandalkan ijazah dan sedikit pengetahuan tanpa melihat dan memahami hal tersebut. Sekolah Menengah Umum (SMA) biasanya terbagi menjadi tiga kelas yaitu Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), dan Bahasa Indonesia. Untuk IPS sendiri ada salah satu mata pelajaran yang sebagian siswa menggangap cukup sulit yaitu pelajaran akuntansi. Akuntansi merupakan pelajaran yang berstruktur jelas dan memiliki kesulitan cukup tinggi dalam mempelajarinya serta merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap momok oleh sebagian besar siswa. Apalagi dalam kurun 2 tahun terakhir ini sudah mulai adanya peningkatan dengan memasukkan mata pelajaran komputer akuntansi kedalam kurikulum maupun hanya sebagai muatan lokal saja. Selain siswa harus menguasai konsep dasar akuntansi, mereka juga harus mengusai pengoperasian komputer akuntansi. Tidak sedikit siswa yang masih merasa kesulitan dalam mengikuti pembelajaran komputer akuntansi. Hal ini bisa terjadi akibat beberapa faktor, mungkin karena kualitas sumber daya manusia siswa atau mungkin juga pendekatan atau metode pembelajaran yang kurang sesuai dengan karakteristik pelajaran komputer akuntansi dan bisa diterima oleh siswa. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pembenahan dalam pembelajaran komputer akuntansi, sehingga konsep-konsep dalam pelajaran komputer akuntansi lebih mudah dipahami oleh siswa. Pembenahan tersebut antara lain dengan diterapkannya pendekatan kontruktivitis di sekolah. Pada kenyataannya masih banyak guru yang belum menggunakan metode atau pendekatan pembelajaran yang sesuai, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan pembelajaran tradisional atau konvensional. Dalam pendekatan konvensional, metode pembelajaran yang masih banyak digunakan adalah dengan
metode ceramah dan demostrasi yang dilakukan oleh guru tanpa melibatkan siswa untuk aktif, dalam metode tersebut merupakan kombinasi antara menguraikan materi pelajaran dengan memperagakan. Sehingga memposisikan guru sebagai subjek dan instruktur dan siswa sebagai objek sehingga membuat siswa jenuh dan malas dalam menerima pelajaran, kreativitas dan ketertarikan siswa dalam mempelajari pelajaran komputer akuntansi pun sangat kurang. Keaktifan siswa dengan menggunakan metode ceramah dan demostrasi sangat kurang karena siswa terkondisikan untuk mendengarkan dan menirukan apa yang diperintahkan guru, tanpa tahu konsep yang ada didalam pembelajaran komputer akuntansi. Sehingga setiap kali diberikan latihan, siswa merasa bingung dalam mengerjakannya. Hal inilah yang dapat menyebabkan rendahnya prestasi belajar siswa. Salah satu mata pelajaran yang juga dimasukkan dalam muatan lokal pendidikan yang diberikan pada siswa SMA, seperti SMA Negeri 7 Surakarta khususnya program IPS kelas XII adalah komputer akuntansi. Dalam pembelajaran yang biasa dilakukan, terdapat berbagai permasalahan yang mengakibatkan tujuan dari pembelajaran tidak berjalan seperti apa yang diharapkan. Pada saat pembelajaran komputer akuntansi, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran komputer akuntansi. Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran komputer akuntansi serta tidak memperhatikan pelajaran dengan seksama, hal ini dikarenakan :1) Siswa lebih cenderung bermain internet dan game, 2) Kurangnya sarana dan prasarana terutama buku pedoman praktek komputer akuntansi, 3) Guru belum menguasai sepenuhnya tentang komputer akuntansi, 4) Metode yang digunakan metode ceramah dan demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dengan memotivasi dan menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. Kejenuhan siswa pada pembelajaran komputer akuntansi salah satunya disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terlalu sering dibandingkan
dengan metode demonstrasi oleh guru, siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan guru, sehingga siswa kurang memahami konsep dan proses pengerjaannya. Oleh karena itu siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran komputer akuntansi. Dampaknya, siswa akan mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru karena selain pemahaman siswa kurang, dalam mata pelajaran komputer akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan dengan kejadian sehari-hari. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab, pada waktu pelajaran teori komputer akuntansi dikelas. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan guru. Selain itu, berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran komputer akuntansi di SMA Negeri 7 Surakarta dapat dikatakan rendah, karena dalam pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta, dari beberapa hasil pekerjaan siswa, rata-rata nilai yang mereka peroleh adalah 5,75. Rata-rata tersebut masih sangat jauh dibawah standar normal yaitu 7 dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran komputer akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil. Muhibbin syah (1995: 213) mengemukakan bahwa ”Metode yang sesuai untuk pembelajaran di laboraturium salah satunya adalah dengan metode ceramah plus demostrasi dan latihan (CPDL)”. Metode CPDL merupakan perpaduan atau kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran dengan kegiatan memperagakan dan juga adanya latihan. Sehingga metode CPDL ini sangat berguna bagi proses belajar mengajar bidang studi atau materi pelajaran yang berorientasi pada ketrampilan jasmaniah siswa dan juga metode ini cukup efektif
karena membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, dimana keaktifan biasanya lebih banyak dari pihak guru. Dengan latihan dimaksudkan bahwa guru atau siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan dari pembelajaran komputer akuntansi. Secara umum peneliti ingin mengkaji dampak dari penerapan pendekatan pengajaran komputer akuntansi yang baru pada SMA Negeri 7 Surakarta yaitu pendekatan pengajaran pembentukan pengetahuan (konstruktivistik) dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Alasan mengapa peneliti ingin menerapkan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), antara lain karena pendekatan tersebut diharapkan dapat membentuk pengetahuan dan ketrampilan berlatihan dari peserta didik serta dapat mengembangkan, memperbaiki dan mengubah konsep lama melalui pengalaman yang mereka peroleh pada saat guru mendemonstrasikan suatu materi atau permasalahan yang berkaitan dengan komputer akuntansi. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa konsep konstruktivistik merupakan pendekatan pembentukan pengetahuan yang tidak diterima secara pasif melainkan secara aktif dibangun dengan daya nalar subyektif. Pendekatan konstruktivistik menekankan pada kemampuan mengkonstruk pengetahuan dengan berdasarkan pengetahuan dan pengalaman sebelumnya, serta guru bertindak mengarahkan ke tujuan tersebut. Dalam metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) ini guru atau siswa
menunjukkan dan
memperlihatkan suatu proses sehingga seluruh siswa dalam kelas dapat melihat dan mengamati proses yang dipertunjukkan tersebut. Dengan metode demonstrasi, siswa ikut aktif mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati gejala proses yang terjadi dan akhirnya dapat menyimpulkan sendiri hal-hal yang dipelajari. Oleh karena itu, melalui pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam pembelajaran ini, diharapkan dapat mendorong siswa untuk mengembangkan diri melalui belajar. Bukan pembelajar yang hanya puas setelah materi yang ditargetkan telah dikuasai, serta terciptanya proses pembelajaran komputer akuntansi yang efektif dan
efisien. Dengan demikian diharapkan dapat mendorong pula terciptanya iklim proses pendidikan dan pengajaran di kelas yang dapat memperlancar pencapaian tujuan yang diharapkan, yaitu output yang bermutu di SMA Negeri 7 Surakarta. Hal inilah yang menjadi faktor dilakukannya penelitian di SMA Negeri 7 Surakarta dengan judul ”PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK UNTUK MENINGKATKAN
KUALITAS
PEMBELAJARAN
AKUNTANSI KELAS XII IPS 1 PADA SISWA
KOMPUTER
SMA NEGERI 7
SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan survei awal, peneliti menemukan beberapa permasalahan yang timbul yang terkait dengan mata pelajaran komputer akuntansi antara lain : 1. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai (terbatasnya buku pedoman praktek untuk siswa). 2. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran komputer akuntansi karena mereka merasa pembelajaran komputer akuntansi yang selama ini dilaksanakan kurang menarik, sehingga mereka untuk mempelajari komputer akuntansi juga kesulitan. 3. Guru merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran komputer akuntansi. 4. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran komputer akuntansi yang biasa dilakukan. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. 5. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal, dengan ditandai nilai rata-rata kelas untuk mata pelajaran komputer akuntansi sangat rendah atau masih dibawah standar.
C. Pembatasan Masalah Untuk menjawab dan mengkaji permasalahan yang ada secara mendalam, maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu untuk mengatasi kesulitan guru dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat adalah dengan: 1. Penggunaan pendekatan konstruktivistik pada pembelajaran komputer akuntansi dalam penelitian ini dilakukan dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). 2. Penilaian dilakukan dengan menilai proses dan hasil dari pembelajaran. Proses pembelajaran yang dimaksudkan adalah proses kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan di dalam kelas. Sedangkan hasil yang ditingkatkan adalah prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dalam satu siklus.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: ”Apakah pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta?” E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian merupakan pemandu dalam kegiatan penelitian agar sesuai dengan perencanaan serta berjalan secara terarah. Dalam penelitian ini yang menjadi tujuannya adalah untuk mendeskripsikan penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam upaya meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta.
F. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Bagi siswa Mendapatkan
kemudahan
dalam
menemukan
pengetahuan
dan
mengimplementasikan pengetahuannya dalam kehidupan sehari-hari. b. Bagi guru Sebagai motivasi untuk dapat menerapkan pendekatan konstruktivistik dalam pembelajaran dalam rangka menghasilkan output yang bermutu melalui proses pembelajaran bermutu pula. Selain itu guru juga dapat membantu siswa dalam mengatasi kesulitan belajar komputer akuntansi. c. Bagi Peneliti Sebagai penerapan ilmu pengetahuan yang diterima di bangku perkuliahan yang berupa teori terutama yang berkaitan dengan komputer akuntansi, serta sebagai calon guru dapat berusaha sejak sekarang untuk belajar menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk menyampaikan bahan ajar sesuai dengan kondisi yang diinginkan siswa dalam proses pembelajaran yang akan dilakukan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil penelitian ini dapat dipergunakan untuk referensi penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. b. Dapat dipergunakan sebagai media alternatif bagi guru dalam mengajarkan materi yang lebih menyenangkan dan mudah dipahami.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pendekatan Konstruktivistik a. Pengertian Pendekatan Setiap proses pembelajaran akan menampakkan permasalahanpermasalahan yang harus dicarikan solusinya. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan suatu permasalahan pokok dalam memilih strategi belajar mengajar yang benar maka diperlukan suatu pendekatan tertentu. Membahas masalah pendekatan terutama dalam proses belajar mengajar tidak terlepas dari
pengertian
pendekatan
itu
sendiri.
Arif
Rohman
(2009:180)
mengungkapkan bahwa ”Pendekatan merupakan strategi yang dipakai guru atau pengajar agar murid atau pembelajar bisa dengan mudah belajar dalam rangka menyerap materi ajar secara lebih cepat. Rini Budiharti (2002: 2) mengatakan bahwa: Pendekatan adalah cara umum dalam memandang permasalahan atau obyek kajian, sehingga berdampak. Ibarat seorang mengenakan kacamata dengan warna tertentu di dalam memandang alam sekitar, kacamata yang berwarna hijau akan menyebabkan dunia kelihatan kehijau-hijauan, kacamata berwarna coklat membuat dunia kelihatan kecoklat-coklatan dan seterusnya. W. Gulo (2004: 4) menyatakan bahwa ”Pendekatan merupakan titik tolak atau sudut pandang kita dalam memandang seluruh masalah yang ada dalam program belajar mengajar”. Selain itu Suwarna (2005:101) juga menyatakan
bahwa
”Pendekatan
merupakan
salah
satu
komponen
pembelajaran yang menentukan situasi belajar yang akan berlangsung”. Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan merupakan sudut (cara) pandang terhadap suatu persoalan yang muncul dalam proses pembelajaran dan khususnya dalam konteks belajar mengajar. Cara pandang tersebut menggambarkan cara bagaimana berpikir dan sikap seseorang
dalam
menyelesaikan
suatu
permasalahan
pembelajaran.
Bagaimana kita melihat dan memecahkan permasalahan yang terjadi berdasar cara pandang kita. Pendekatan adalah salah satu komponen pembelajaran yang sangat menentukan terhadap situasi dan pelaksanaan strategi belajar mengajar yang akan berlangsung. Dalam melaksanakan strategi belajar mengajar harus digunakan suatu pendekatan tertentu. Pilihan pendekatan akan menentukan variasi metode, media, dan pola pengelompokan subyek belajar. Oleh karena itu, pendekatan sangat penting dalam setiap proses belajar mengajar karena dengan adanya pendekatan yang tepat dalam proses belajar mengajar akan meningkatkan hasil belajar. b. Filsafat Konstruktivistik Filsafat konstruktivistik merupakan salah satu bagian dari filsafat yang membahas mengenai pengetahuan dan juga bagaimana kita dapat mengetahui sesuatu. Menurut Arif Rohman (2009:180) bahwa ”Pengetahuan tidak bersumber dari luar akan tetapi dari dalam dan pengetahuan timbul akibat dari kontruksi kognitif atas kenyataan melalui kegiatan manusia, yaitu pengalaman”. Menurut Udin Saefudin Saud (2008 : 169) menyatakan bahwa ”Dalam proses memperoleh pengetahuan diawali dengan terjadinya konflik kognitif, yang hanya dapat diatasi melalui pengetahuan diri. Pada akhirnya proses belajar, pengetahuan akan dibangun sendiri oleh anak didik melalui pengalamannya dari hasil interaktif dengan lingkungannya”. Suwarna (2005: 120) mengatakan bahwa ”pengetahuan dibangun oleh manusia sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak dengan tiba-tiba. Arnie Fajar (2005: 22) mengungkapkan
bahwa ”Berdasarkan pandangan
konstruktivisme,
pengetahuan tidak pernah dapat diobservasi secara independen. Pengetahuan harus diperoleh secara personal dalam perasaan; tidak dapat ditransfer dari seseorang ke orang lain seperti mengisi air ke dalam gelas”. Asri Budiningsih (2005: 56) mengungkapkan gagasan konstruktivistik mengenai pengetahuan adalah sebagai berikut :
1) Pengetahuan bukanlah kumpulan fakta dari suatu kenyataan yang sedang dipelajari, melainkan sebagai konstruksi kognitif seseorang terhadap obyek, pengalaman, maupun lingkungannya. 2) Pengetahuan bukanlah sesuatu yang yang sudah ada dan tersedia dan sementara orang lain tinggal menerimanya. 3) Pengetahuan adalah sebagai suatu pembentukan yang terus menerus oleh seseorang yang setiap saat mengalami reorganisasi karena adanya pemahaman-pemahaman baru. 4) Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat dipindahkan dari pikiran seseorang yang telah mempunyai pengetahuan kepada pikiran orang lain yang belum memiliki pengetahuan tersebut. Berdasarkan ringkasan tersebut di atas, dapat dinyatakan bahwa konstruktivistik adalah salah satu filsafat pengetahuan yang menekankan bahwa pengetahuan kita adalah konstruksi (bentukan) kita sendiri. Maka pengetahuan bukanlah tentang dunia lepas dari pengamatan tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman atau dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman yang baru. Sedangkan pengalaman itu sendiri tidak harus diperhatikan sebagai pengalaman fisik, tetapi juga sebagai pengalaman kognitif dan mental. Proses pembentukan pengetahuan bukanlah hal yang sangat mudah untuk diterima oleh peserta didik, dikarenakan membutuhkan ketrampilan yang ditentukan dalam penerapan pendekatan pembentukan pengetahuan itu. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari pikiran guru ke pikiran siswa, tetapi juga bagi peserta didik untuk bisa menerima pengetahuan yang dipindahkan guru, Artinya, bahwa siswa harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya. Dengan kata lain, terbukti semakin kecilnya persentase peserta didik yang mengerti pengetahuan yang diberikan apalagi persentase penerapan pengetahuannya dalam kehidupan nyata. Proses pembentukan pengetahuan merupakan hal yang tidak mudah, tidak hanya disebabkan oleh peserta didik tetapi juga oleh guru itu sendiri. Siswa tidak diharapkan sebagai botol-botol kecil yang siap diisi dengan berbagai ilmu pengetahuan sesuai dengan kehendak guru.
c. Pengertian Belajar Konstruktivistik Belajar
menurut
pandangan
konstruktivistik
adalah
proses
mengasimilasi dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajari dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa, sehingga pengetahuan yang dimiliki siswa semakin berkembang. Arif Rohman (2009:181) mengatakan bahwa “ Belajar merupakan proses aktif pembelajar atau pelajar dalam mengkontruksi pengetahuan melalui pemaknaan teks, pemaknaan fisik, dialog, dan perumusan pengetahuan”. Menurut Hudoyo (1990: 4) mengatakan bahwa seseorang akan lebih mudah mempelajari sesuatu bila belajar itu didasari kepada apa yang telah diketahui orang lain. Oleh karena itu, untuk mempelajari suatu materi yang baru, pengalaman belajar yang lalu dari seseorang akan mempengaruhi terjadinya proses belajar tersebut. Sardiman (2007: 37-38) mengatakan bahwa ”Belajar merupakan proses mengasimilasikan dan menghubungkan pengalaman atau bahan yang dipelajarinya dengan pengertian yang sudah dimiliki, sehingga pengertiannya menjadi berkembang”. Proses tersebut menurut Paulina Pannen (2001: 19) memiliki ciri antara lain : 1) 2) 3)
4) 5) 6)
7)
Belajar berarti membentuk makna. Proses konstruksi membentuk pengetahuan berlangsung terus menerus. Belajar bukanlah kegiatan mengumpulkan fakta, melainkan lebih suatu pengembangan pemikiran dengan membuat pengertian yang baru. Belajar bukanlah hasil dari perkembangan tetapi merupakan perkembangan itu sendiri. Perkembangan memerlukan penemuan baru dan rekontruksi pemikiran. Proses belajar yang sebenarnya terjadi pada waktu skema seseorang dalam keraguan yang merangsang pemikiran lebih lanjut. Hasil belajar dipengaruhi oleh pengalaman belajar dengan dunia fisik dan lingkungannya.
Berdasarkan uraian di atas jelas sekali bahwa makna belajar bagi kaum konstruktivis adalah suatu proses organik untuk menemukan sesuatu, bukan suatu proses mekanik untuk mengumpulkan fakta. Belajar itu suatu
perkembangan pemikiran dengan membuat kerangka pengertian yang berbeda. Peserta didik harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis, mengetes hipotesis, memanipulasi obyek, memecahkan persoalan, mencari jawaban, mengilustrasikan,
meneliti,
berdialog, mengadakan
refleksi,
mengungkapkan pertanyaan dan mengekspresikan gagasan untuk membentuk konstruksi yang baru. Dapat pula hasil belajar merupakan tanggung jawab bagi diri peserta didik yang meliputi pengalaman, ketrampilan, pengetahuan yang telah dimiliki, kemampuan kognitif dan lingkungannya. d. Pengertian Mengajar Konstruktivistik Mengajar bukanlah memindahkan pengetahuan dari guru ke murid, melainkan suatu kegiatan yang memungkinkan siswa membangun sendiri pengetahuannya menurut pandangan kontruktivistik. Guru merangsang siswa untuk menggunakan apa yang telah dimiliki, baik pengetahuan maupun pengalamannya, agar dapat memahami dan menginterpretasi pengetahuan dan pengalaman belajar yang baru. Mengajar berarti berprestasi dengan pelajar dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari penjelasan dan bersikap kritis. Asri Budiningsih (2005: 59) mengungkapkan peranan kunci guru dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian, yang meliputi : 1) Menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan kesempatan untuk mengambil keputusan dan bertindak. 2) Menumbuhkan kemampuan mengambil keputusan dan bertindak, dengan meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan siswa. 3) Menyediakan sistem dukungan yang memberikan kemudahan belajar agar siswa mempunyai peluang optimal untuk berlatih. Dina Gasong (2007) mengungkapkan bahwa ”Mengajar berarti menata lingkungan agar si belajar termotivasi dalam menggali makna serta menghargai ketidakmenentuan. Atas dasar ini maka si belajar akan memiliki pemahaman
yang
berbeda
terhadap
pengetahuan
tergantung
pada
pengalamannya, dan perspektif yang dipakai dalam menginterpretasikannya”. Berdasar
pengertian
tersebut,
mengajar
berdasar
pandangan
konstruktivistik merupakan suatu kegiatan membantu proses belajar siswa
dengan menyediakan kesempatan untuk memperoleh pengalaman belajar dan memberikan kegiatan-kegiatan yang merangsang pembentukan pengetahuan. Guru atau pengajar hanya berperan sebagai mediator atau fasilitator yang membantu agar proses belajar siswa berjalan dengan baik. e. Keunggulan Pendekatan Konstruktivistik Alasan penerapan pendekatan konstruktivistik dalam meningkatkan kualitas pembelajaran yang sudah ada adalah karena pendekatan ini memiliki keunggulan
dibandingkan
dengan
pembelajaran
yang
sudah
sering
dilaksanakan di dunia pendidikan kita yaitu pendekatan behavioristik. Pembelajaran
konstruktivistik
dan
pembelajaran
behavioristik
yang
dikemukakan oleh Asri Budiningsih (2005: 63) dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1. Perbedaan Pandangan Konstruktivistik dan behavioristik Konstruktivistik
Behavioristik
1. Kurikulum disajikan mulai dari 1.Kurikulum disajikan dari bagiankeseluruhan menuju bagian-bagian,
bagian menuju keseluruhan dengan
dan
menekankan
lebih
mendekatkan
pada
konsep-konsep yang lebih luas. 2. Pembelajaran
lebih
ketrampilan-
ketrampilan dasar.
menghargai 2.Pembelajaran
pada pemunculan pertanyaan ide-
pada
sangat
taat
pada
kurikulum yang telah ditetapkan.
ide siswa. 3. Siswa dipandang sebagai pemikir- 3.Siswa dipandang sebagai ”kertas pemikir yang dapat memunculkan
kosong”
yang
teori-teori tentang dirinya.
informasi oleh guru, dan guru-guru umumnya didaktik
dapat
digoresi
menggunakan dalam
cara
menyampaikan
informasi kepada siswa. 4. Pengetahuan adalah kegiatan aktif 4.Pengetahuan
itu kumpulan
statis
siswa yang berinteraksi dengan
merupakan
lingkungannya.
subyek dan obyek yang diperkuat oleh lingkungannya.
pasif
dan dari
Konstruktivistik 5. Pengukuran belajar
proses
siswa
Behavioristik
dan
terjalin
hasil 5.Penilaian dalam
hasil
pengetahuan
belajar
siswa
atau
dipandang
kesatuan kegiatan pembelajaran,
sebagai bagian dari pembelajaran,
dengan cara guru mengamati hal-
dan biasanya dilakukan pada akhir
hal yang sedang dilakukan siswa,
pelajaran dengan cara testing.
serta melalui tugas-tugas pekerjaan. 6. Tujuan pembelajaran ditekankan 6.Tujuan pada belajar bagaimana belajar
belajar
ditekankan
pada
penambahan pengetahuan.
(learn how to learn) 7. Siswa-siswa banyak belajar dan 7.Siswa bekerja di dalam group process.
biasanya
bekerja
sendiri-
sendiri tanpa ada group process dalam belajar.
Dari tabel 2.1 dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat beberapa keunggulan pendekatan konstruktivistik yaitu: 1) Pembelajaran konstruktivistik dikemas dalam proses ”konstruksi” bukan ”menerima” pengetahuan. 2) Pembelajaran memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental siswa, tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran atas jawaban, proses yang digunakan siswa sehingga sampai pada jawaban tersebut juga perlu dipahami oleh guru. Pendekatan ini lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. 3) Peran siswa lebih diutamakan dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas. 4) Pendekatan konstruktivistik lebih menekankan pengajaran top down dari pada bottom up. f.
Pentingnya Implementasi Pendekatan Konstruktivistik dengan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) Kualitas Pembelajaran
dalam Meningkatkan
Beraneka ragam persoalan yang dihadapi dalam pembelajaran yang semakin rumit, seperti kurangnya perolehan pengetahuan yang bermakna bagi siswa, sehingga banyak siswa yang menganggap bahwa pola pembelajaran yang diterapkan kurang memberikan kebebasan berpikir, hanya mengejar kurikulum semata, mengajarkan pengetahuan yang sulit dimengerti, tidak mengajarkan keterampilan praktis dan banyak mengasah kognitif saja. Sedangkan ranah afektif dan psikomotorik jarang dilibatkan. Selain itu, banyak guru yang cenderung memberikan tugas-tugas yang banyak, dengan hanya menuntut mereka agar mengerjakan secara maksimal tanpa memahami keadaan fisik dan psikis mereka sebagai potensi yang harus dikembangkan. Metode-metode pembelajaran yang kurang menarik, menyebabkan semangat belajar siswa pun kurang termotivasi dengan baik, kurangnya keterampilan yang dimiliki siswa, kurang optimalnya penggunaan media pembelajaran, sehingga siswa merasa gaptek (gagap teknologi) terhadap perkembangan teknologi dan sebagainya. Maka pembelajaran behavioristik yang selama ini telah digunakan selama bertahun-tahun, tampaknya tidak mampu lagi menjawab semua persoalan pembelajaran. Oleh karena itu, perlu dicari alternatif pembelajaran yang lebih mampu mengatasi semua persoalan pembelajaran yang ada, salah satunya adalah pendekatan konstruktivistik. Selama beberapa dekade terakhir ini terjadi pergeseran dalam dunia pendidikan, yaitu pergeseran dari teori behavioristik menuju ke teori konstruktivistik. Menurut teori behavioristik tingkah laku adalah sesuatu yang dapat dipelajari atau dilatihkan. Penekanan teori behavioristik adalah perubahan tingkah laku setelah terjadi proses belajar dalam diri siswa. Selain itu, menurut Arnie Fajar (2005: 21) bahwa ”Penelitian yang berkaitan dengan konstruktivisme dapat meyakinkan dan tepat untuk dikatakan sebagai terobosan untuk menjawab tantangan dalam mengembangkan sumber daya manusia yang bermutu menjelang tahun 2020”. Yatim Riyanto (2007) menyatakan bahwa pada dasarnya ada beberapa tujuan yang ingin diwujudkan dalam pembelajaran konstruktivistik antara lain:
1) Memotivasi siswa bahwa belajar adalah tanggung jawab siswa itu sendiri. 2) Mengembangkan kemampuan siswa untuk mengajukan pertanyaan dan mencari sendiri jawabannya. 3) Membantu siswa untuk mengembangkan pengertian atau pemahaman konsep secara lengkap. 4) Mengembangkan kemampuan siswa untuk menjadi pemikir yang mandiri. Salah satu upaya guru dalam menanggulangi hal tersebut diatas dengan menggabungkan beberapa metode pengajaran, salah satu diantaranya yakni metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL). Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) merupakan salah satu metode yang digunakan dalam pendekatan ini. Metode ini merupakan perpaduan atau kombinasi antara kegiatan menguraikan materi pelajaran/ceramah dengan kegiatan memperagakan/demostrasi dan juga adanya latihan. Menurut Suprijanto (2005:88) mengemukakan bahwa” Metode ceramah adalah metode dengan penyajian secara lisan oleh pembicara dengan menggunakan pemikiran dan ide yang terorganisasi”. Menurut Mulyani Sumatri (2001: 133) bahwa: Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang didemonstrasikan. Nurmurtomo berpendapat bahwa metode latihan adalah metode yang penyajiannya untuk memperoleh suatu ketangkasan, keterampilan tentang sesuatu
yang
dipelajari
anak
dengan
melakukannya
secara
praktis
pengetahuan-pengetahuan yang pelajari dan siap digunakan bila sewaktuwaktu diperlukan”.( Error! Hyperlink reference not valid. 21 Desember 2009. Menurut Muhibbin syah (1995: 213) mengemukakan bahwa ”Metode yang sesuai untuk pembelajaran di laboraturium salah satunya adalah dengan metode ceramah plus demostrasi dan latihan (CPDL)”. Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa metode Ceramah Plus Demonstrasi dan
Latihan (CPDL) merupakan cara mengajar di mana seorang pengajar menjelaskan, mempertunjukkan, dan memperlihatkan serta melakukan percobaan suatu proses, sehingga seluruh siswa dalam kelas melihat, mengamati dan mencoba proses yang diberikan. ini sangat berguna bagi proses belajar mengajar bidang studi atau materi pelajaran yang berorientasi pada ketrampilan jasmaniah siswa dan juga metode ini cukup efektif karena membantu para murid untuk memperoleh jawaban dengan mengamati suatu proses atau peristiwa tertentu, dimana keaktifan biasanya lebih banyak dari pihak guru. Dengan latihan dimaksudkan bahwa guru atau siswa mencoba mengerjakan sesuatu serta mengamati proses dan hasil percobaan dari pembelajaran komputer akuntansi. Salah satu hal yang melatarbelakangi perlunya penggunaan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam proses belajar mengajar, yakni belajar adalah proses melakukan dan mengalami sendiri (learning by doing and experiencing) apa-apa yang dipelajari. Dengan melakukan dan mengalami sendiri, siswa diharapkan dapat menyerap kesan yang mendalam ke dalam pikirannya. Muhibbin Syah (2005: 210) mengemukakan bahwa ”Penggunaan metode Ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam proses belajar mengajar memiliki arti penting yang strategis dalam memberantas penyakit ”verbalisme” (aliran pandangan yang berorientasi pada kemampuan hafalan di luar kepala walaupun tak mengerti artinya)”. Pendapat Darajat yang dikutip Muhibbin Syah (2005: 210), banyak keuntungan psikologis paedagosis yang dapat diraih dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, antara lain yang terpenting ialah: 1) Perhatian siswa dapat lebih dipusatkan 2) Proses belajar siswa lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari 3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat dalam diri siswa.
Kelebihan/kekuatan
metode
ceramah
plus
demonstrasi
dan
latihan(CPDL) menurut Mulyani Sumantri (2001: 134) antara lain: 1) Kekuatan pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih kongkrit dan menghindari verbalisme; 2) Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran; 3) Proses pengajaran akan lebih menarik; 4) Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya sendiri; 5) Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang lain. Kelemahan/keterbatasan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan menurut Mulyani Sumantri (2001: 134) adalah: 1) Memerlukan keterampilan guru secara khusus; 2) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan dan waktu untuk mendemonstrasikan sesuatu; 3) Memerlukan waktu yang banyak; 4) memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan. Pentingnya penerapan metode ini dalam meningkatkan
kualitas
pembelajaran adalah karena selain siswa menjadi lebih aktif dalam proses pembelajaran, pengetahuan yang diterima oleh siswa juga lebih kekal dan rasional, yang nantinya akan berdampak pada prestasi belajar siswa yang lebih baik. Hal itu dikarenakan siswa membangun pengetahuannya dengan melihat secara langsung prosedur/proses nyata (sebagai pengalaman), sehingga pengetahuan yang sudah dimiliki siswa menjadi lebih kuat dan siswa merasa yakin bahwa pengetahuannya benar-benar dapat dipahami. Pengetahuan yang dimiliki bukanlah pengetahuan abstrak yang tidak jelas untuk dipahami. g. Rancangan Pembelajaran Konstruktivistik Dengan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) Pendapat kaum konstruktivis, pembelajaran berarti partisipasi guru bersama siswa dalam membentuk pengetahuan, membuat makna, mencari kejelasan, bersikap kritis, dan mengadakan justifikasi. Jadi pembelajaran adalah membantu seseorang berpikir secara benar dengan membiarkannya berpikir sendiri. Berpikir yang baik lebih penting daripada mempunyai jawaban yang benar atas suatu persoalan. Jika seseorang mempunyai cara
berpikir yang baik, berarti cara pikirnya dapat digunakan untuk menghadapi suatu fenomena baru, dan akan dapat menemukan pemecahan dalam menghadapi persoalan yang lain. Sementara itu, siswa yang sekedar menemukan jawaban benar belum pasti dapat memecahkan persoalan baru karena mungkin ia tidak mengerti bagaimana menemukan jawaban itu. Implikasi teori konstruksional terhadap pembelajaran menurut Zainal Aqib (2007: 131) adalah sebagai berikut: 1) Dorong munculnya diskusi terhadap pengetahuan baru yang dipelajari. 2) Dorong munculnya berfikir divergent, kaitan dan pemecahan ganda, bukan hanya ada satu jawaban yang benar. 3) Dorong munculnya berbagai jenis luapan pikiran/aktivitas, seperti main peran, debat dan pemberian penjelasan kepada teman. 4) Tekanlah pada berfikir kritis seperti analisis, membandingkan, generalisasi, memprediksi dan menghipotesis. 5) Kaitan informasi baru ke pengalaman pribadi atau ke pengetahuan yang telah dimiliki oleh siswa. 6) Berikan kesempatan untuk menerapkan cara berfikir yang paling cocok dengan dirinya. Akhmad Sudrajat (2008) bahwa langkah-langkah pembelajaran dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan yaitu: 1) 2) 3) 4)
Guru menyampaikan Tujuan Instruksional Khusus (TIK); Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan disampaikan Siapkan bahan atau alat; Menunjuk salah seorang siswa untuk mendemonstrasikan sesuai skenario yang telah dipersiapkan; 5) Seluruh siswa memperhatikan demonstrasi dan menganalisa; 6) Tiap siswa atau kelompok mengemukakan hasil analisanya dan juga pengalaman siswa yang didemonstrasikan; 7) Guru membuat kesimpulan. 2. Hakikat Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi a. Hakikat Belajar Belajar merupakan kegiatan orang sehari-hari yang kompleks dan meliputi banyak hal. Ada beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli seperti M Sobry Sutikno (2003: 10) mendefinisikan bahwa ”belajar ialah upaya pengajar dalam memberikan pengetahuan, baik afektif, kognitif,
maupun psikomotorik kepada peserta didik”. Muhibbin Syah (2005: 89) bahwa: Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan, perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubahnya pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah laku, ketrampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar. Oemar Hamalik (2004: 194) ”Belajar pada hakikatnya adalah suatu interaksi antara individu dan lingkungan”. Menurut Slameto (2003: 2) bahwa “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Berdasarkan dari berbagai definisi tersebut, secara umum belajar dapat dipahami sebagai suatu proses usaha yang dilakukan oleh setiap individu untuk menumbuhkan dan meningkatkan pengetahuan (kognitif, afektif, dan psikomotorik) dalam dirinya sebagai hasil dari pengalaman dan interaksi
dengan
lingkungannya,
sehingga
dapat
menciptakan
suatu
perubahan tingkah laku secara keseluruhan baik yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung. b. Hakikat Mengajar Para ahli pendidikan memberikan batasan mengenai pengertian mengajar karena adanya perbedaan sudut pandang terhadap makna mengajar. Nana Sudjana (2001: 19) mengemukakan, “Mengajar adalah membimbing kegiatan siswa belajar, mengajar adalah mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang ada disekitar siswa, sehingga dapat mendorong dan menumbuhkan siswa melakukan kegiatan belajar”. Muhibbin Syah (2005: 219) berpendapat bahwa ”Mengajar pada asasnya adalah kegiatan mengembangkan seluruh potensi ranah psikologis melalui penataan lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkannya dengan sswa agar terjadi proses belajar”. Sardiman (2001: 47) ”Mengajar adalah sebagai suatu aktivitas
mengorganisasi
atau
mengatur
lingkungan
sebaik-baiknya
dan
menghubungkan dengan siswa, sehingga terjadi proses belajar”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah aktivitas yang dilakukan untuk memfasilitasi pembelajaran dalam artian sebagai petunjuk bagi pembelajar (siswa) untuk merubah dan meningkatkan kemampuan, pengetahuan dan tingkah laku. Mengajar itu tidak hanya proses menyampaikan materi kepada peserta didik saja, melainkan juga proses membentuk nalar dan sikap siswa, sehingga siswa mampu memecahkan setiap masalah yang mungkin dihadapinya. Guru juga dituntut untuk dapat menciptakan suasana belajar dimana peserta didik dapat mengkonstruksi pengetahuan mereka sendiri dengan dasar yang telah mereka miliki. c. Pengertian Pembelajaran Pembelajaran adalah proses interaksi kegiatan belajar mengajar (learning-teaching) antara peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan anak didiknya, dimana guru sebagai pengajar dan siswa sebagai anak didik. Kesatuan atau perpaduan kedua unsur ini maka lahirlah interaksi yang edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai mediumnya. Keberhasilan guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas adalah jika guru dapat mengidentifikasi tujuan pembelajarannya dengan baik, yang kemudian menggunakan strategi yang efektif untuk mencapai tujuan-tujuan pembelajaran tersebut. Untuk itu guru harus membantu siswa
untuk
memperoleh pemahaman yang mendalam tentang topik yang disajikannya. Guru juga harus memicu siswa untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukannya, sehingga siswa akan ikut terlibat secara aktif jika guru membantu mereka dengan memberikan orientasi positif berdasarkan kepercayaan dan keyakinan guru bahwa seluruh siswa akan dapat berhasil dalam pembelajaran tersebut. Oleh karena itu, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama dalam kegiatan belajar mengajar.
Proses belajar mengajar (pembelajaran) merupakan suatu kegiatan yang komponennya bekerja sama sejak awal kegiatan sampai dengan kegiatan berakhir. Hendaknya pembelajaran yang terjadi dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh agar tujuan dari setiap pembelajaran mencapai hasil akhir yang memuaskan. A. Syamsuddin (2004: 156) menyatakan bahwa ” Proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai suatu rangkaian interaksi antara siswa dan guru dalam rangka mencapai tujuannya”. Sedangkan menurut Andrias Harefa (2001: 66) mengemukakan bahwa ” Pembelajaran berarti belajar bagaimana belajar atau learning how to lean dan belajar bagaimana berpikir atau learning how to think sesuai dengan prinsipprinsip keilmuan tertentu”. Oemar Hamalik (2003: 57) berpendapat bahwa ”Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi dalam mencapai tujuan pembelajaran”. Beliau juga mengemukakan bahwa ada tiga pengertian pembelajaran berdasarkan teori belajar, yaitu : 1) Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan kondisi belajar para peserta didik. 2) Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan anak didik untuk menjadi warga masyarakat yang baik. 3) Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari. Berdasar pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran adalah proses suatu interaksi tindak belajar dari peserta didik dengan tindak mengajar dari pendidik yang dituntut keaktifannya dalam menciptakan dan menumbuhkan kegiatan peserta didik melalui tahap rancangan, pelaksanaan dan evaluasi serta sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, serta proses pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Hal utama yang harus diperhatikan dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar (pembelajaran) adalah motivasi siswa, kurikulum, guru,
strategi-metode-teknik pembelajaran dan pengajaran, media pendidikan, waktu, tempat yang diperlukan untuk penyelenggaraan proses belajar mengajar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Tanpa dukungan dari unsur-unsur tersebut, tujuan pembelajaran pun tidak akan bisa berjalan dengan baik. Jadi, pembelajaran yang efektif harus dapat diciptakan dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran tersebut. Karena sesungguhnya pembelajaran efektif merupakan pembelajaran yang mengaktifkan seluruh komponen pembelajaran secara seimbang dalam pelaksanaannya. d. Hakikat Komputer Akuntansi Komputer adalah serangkaian ataupun sekelompok mesin elektronik yang terdiri dari ribuan bahkan jutaan komponen yang dapat saling bekerja sama, serta membentuk sebuah sistem kerja yang rapi dan teliti. Sistem ini kemudian dapat digunakan untuk melaksanakan serangkaian pekerjaan secara otomatis, berdasar urutan instruksi ataupun program yang diberikan kepadanya.
Menurut Oemar Hamalik (1989:5) bahwa ”Komputer adalah
suatu teknologi canggih untuk memproses informasi secara cermat, cepat dengan hasil yang akurat, sehingga memungkinkan para pengelola dan pelaksana mengambil keputusan yang akurat pula”. Akuntansi merupakan suatu siklus yaitu suatu proses kegiatan akuntansi mulai dari terjadinya transaksi yang terjadi dalam perusahaan sampai dengan penyusunan laporan keuangan yang terjadi secara terus menerus dan berulang pada setiap periode akuntansi untuk menghasilkan informasi berkenaan dengan transaksi keuangan. Informasi tersebut dapat digunakan dalam rangka pengambilan keputusan dan tanggung jawab di bidang keuangan baik oleh pelaku ekonomi swasta (Akuntansi perusahaan), pemerintah (Akuntansi pemerintah), ataupun organisasi masyarakat lainnya (Akuntansi publik). Maka, komputer akuntansi adalah suatu program akuntansi yang memberikan kemudahan secara otomatis untuk menghasilkan informasi berkaitan dengan transaksi keuangan. Sehingga seluruh aspek yang dikelola dapat diukur dengan tepat waktu, tanpa harus menunggu selesainya
laporan yang harus dibuat secara manual dan memakan waktu lama dalam rangka pengambilan keputusan. . Salah satu program akuntansi adalah komputer akuntansi yang merupakan alat manajemen yang memonitor dan merekam transaksi keuangan secara sistematis dengan menggunakan seperangkat komputer, serta menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan. MYOB adalah program akuntansi yang didesain untuk memenuhi kebutuhan penyediaan informasi akuntansi, sekaligus sebagai alat pengolah laporan keuangan. Duwi Priyatno (2009: 7) Mengungkapkan bahwa “dengan adanya program komputer akuntansi, pencatatan akan lebih efektif dan efisien”. Salah satu program komputer akuntansi, yaitu MYOB Accounting. MYOB Acounting adalah program paket yang digunakan untuk data akuntansi, mulai dari pencatatan profil perusahaan, membuat daftar rekening, mencatat saldo, mencatat data pelanggan dan pemasok, mencatat transaksi lewat jurnal umum atau menggunakan faktur, sampai laporan keuangan dan proses tutup buku. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta adalah Komputer Akuntansi, yang mana Komputer Akuntansi dimasukkan kedalam muatan lokal. Pada semester ganjil terdapat pokok bahasan yang membahas tentang transaksi keuangan perusahaan dagang dengan program MYOB Accounting versi 12. Fungsi mata pelajaran komputer akuntansi di SMA adalah untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap rasional, teliti, jujur, dan bertanggung jawab melalui prosedur pencatatan dan pengelolaan transaksi keuangan, penyusunan laporan keuangan, dan penafsiran perusahaan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Sedangkan tujuan diberikannya mata pelajaran komputer akuntansi adalah untuk menghasilkan lulusan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif sesuai standar mutu nasional dan internasional. Sehingga bangsa ini tidak menjadi bangsa yang tertinggal dalam dunia global, karena sesungguhnya bangsa yang berhasil adalah bangsa yang berpendidikan dengan standar mutu yang tinggi.
Khusus pada kelas XII pada semester ganjil terdapat pokok bahasan yang membahas tentang transaksi keuangan perusahaan dagang dengan program MYOB Accounting versi 12. Berdasar uraian diatas, maka pada proses belajarnya diharapkan dapat mendorong siswa untuk memanfaatkan berbagai program belajar, dan tidak hanya di dalam kelas; artinya dalam proses pembelajarannya dapat menggunakan lingkungan di luar kelas dan luar sekolah (masyarakat). Oleh karena itu, dalam penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) ini diharapkan siswa mampu membangun pengetahuannya melalui pembelajaran yang difokuskan pada pengalaman mereka. e. Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi Kualitas pembelajaran merupakan sebuah istilah yang mengandung nilai yang terkait dengan tujuan, proses, dan standar pendidikan. Pembelajaran yang berkualitas adalah pembelajaran yang baik secara moral, epistimologis, maupun edukatif memiliki tujuan, proses, dan capaian dengan standar tinggi sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Menurut Mulyasa
(2006: 161)
menyatakan, ”Guru yang kreatif, profesional, dan menyenangkan harus memiliki
berbagai
konsep
dan
cara
untuk
mendongkrak
kualitas
pembelajaran”. Terdapat jurus jitu untuk mendongkrak kualitas pembelajaran, antara lain: a) b) c) d) e)
Mengembangkan kecerdasan emosional (emosional quotient). Mengembangkan kreatifitas (creativity quotient). Mendisipilnkan peserta didik dengan kasih sayang. Mendayagunakan sumber belajar. Melibatkan masyarakat dalam pembelajaran.
Pembelajaran yang berkualitas menuntut keefektifan dan efisiensi dalam penyelenggarannnya. Keefektifannya dan efisiensi menggunakan penilaian berdasarkan kualitas tertentu. Penilaian terhadap proses belajar dan mengajar sering diabaikan, setidak-tidaknya kurang mendapat perhatian dibandingkan dengan penilaian hasil belajar. Nana Sudjana (2008: 56) menyatakan bahwa “Penilaian kualitas
pembelajaran tidak hanya berorientasi pada hasil semata-mata, tetapi juga kepada proses”. Oleh sebab itu, penilaian terhadap hasil dan proses belajar harus dilaksanakan secara seimbang. Penilaian terhadap hasil belajar sematamata, tanpa menilai proses, cenderung melihat faktor siswa sebagai kambing hitam kegagalan pembelajaran pada khususnya dan pendidikan pada umumnya. Padahal tidak mustahil kegagalan siswa itu disebabkan oleh lemahnya
proses
belajar-mengajar
dimana
guru
berperan
sebagai
penanggungjawabnya. Di lain pihak, pembelajaran dikatakan berhasil apabila perubahan-perubahan pada siswa sebagai akibat dari proses yang ditempuhnya melalui program dan kegiatan yang dirancang dan dilaksanakan oleh guru dalam proses mengajarnya. Proses pembelajaran tahun-tahun sebelumnya, proses pembelajaran masih menggunakan pendekatan behavioristik. Oleh karena itu, dalam penerapan pendekatan konstruktivistik yang akan dilakukan oleh guru bersama peneliti diharapkan pembelajaran akan memberikan kontribusi yang lebih baik. Dampak dari penerapan tersebut dapat kita lihat tidak hanya dari hasil akhir pembelajaran saja tetapi juga terhadap proses pelaksanaannnya. Penilaian/evaluasi pembelajaran komputer akuntansi dengan pendekatan yang baru akan dilakukan dengan menilai proses belajar mengajar dan hasil dari pembelajaran
yang
dilaksanakan.
Melalui
penerapan
pendekatan
konstruktivistik dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) diharapkan kualitas pembelajaran baik proses maupun hasil dapat menunjukkan peningkatan. Arnie Fajar ( 2005: 23) berpendapat bahwa: Bagi kaum konstruktivis, pengajaran efektif menghendaki agar guru mengetahui bagaimana siswa memandang fenomena yang menjadi subyek pembelajaran. Pembelajaran selanjutnya dikembangkan dari gagasan yang telah ada itu, berakhir pada gagasan yang telah mengalami penguatan atau modifikasi. f. Rancangan
Pembelajaran
Komputer
Akuntansi
Melalui
Pendekatan
Konstruktivistik Dengan Metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL)
Sebelum kegiatan belajar mengajar dilakukan, maka perlu disusun rancangan
pembelajaran
komputer
akuntansi
melalui
pendekatan
konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan adalah sebagai berikut : 1) Guru menciptakan pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan, kemudian memberikan materi yang akan dibahas dengan didahului pemberian apersepsi yang menyangkut materi sebelumnya agar siswa dapat mengingat kembali, 2) Guru mendemonstrasikan tentang materi dan siswa diberi kesempatan untuk mempelajari, memahami dan mengembangkan materi yang sudah diterima siswa, 3) Siswa dibantu untuk mengungkapkan ide atau gagasan tentang gejalagejala yang mereka amati dalam kegiatan pemahaman yang telah dilakukan secara jelas melalui demonstrasi. 4) Dalam demonstrasi, siswa akan menemukan ide-ide lain yang dapat merangsang pikirannya untuk merekonstruksi gagasan awal jika tidak cocok dan sebaliknya, menjadi lebih yakin bila gagasannya cocok. Dalam tahap ini guru berperan sebagai mediator. 5) Ide yang sudah terbentuk diaplikasikan ke dalam permasalahan. Guru memberikan soal latihan untuk dipecahkan oleh siswa secara individu. 6) Penilaian terhadap pembelajaran ini meliputi penilaian proses dalam mengikuti pembelajaran dan penilaian hasil. 7) Melalui pembelajaran ini diharapkan kontribusi pelaksanaan pembelajaran akan meningkat sehingga belajar yang bermakna akan didapatkan oleh siswa. Suatu proses pembelajaran dapat dinyatakan meningkat kualitasnya, antara lain, apabila unsur-unsur yang terdapat di dalamnya menjadi lebih sesuai (relevan) dengan karakteristik pribadi siswa, tuntutan masyarakat, serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
B. Penelitian Yang Relevan 1. Teguh Tedi Budiyanto (2006) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Metode Pengajaran Pembentukan Pengetahuan (Constructivism) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Untuk Mencapai Prestasi Belajar Pada Mata Diklat Ekonomi Di SMK Kanisius Surakarta Tahun Diklat 2005/2006,
menyimpulkan
bahwa
penerapan
metode
pembentukan
pengetahuan (constructivism) pada proses pembelajaran dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik, dan aktivitas belajar peserta didik dapat meningkatkan hasil belajar/prestasi belajar peserta didik. 2. Srini M. Iskandar (2001) dalam penelitiannya yang berjudul Penerapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia di SMU, menjelaskan bahwa metode pembelajaran yang mengacu kepada Teori Konstruktivisme lebih menjanjikan daripada yang mengacu pada Teori Behaviorisme agar para siswa dapat bertahan dan mampu bersaing di era globalisasi ini berdasarkan hasilhasil penelitian yang membandingkan keduanya. 3. Mohammad Masrur (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Efektifitas Metode
Ceramah
Plus
Demonstrasi
Dan
Latihan
(CPDL)
Dalam
Meningkatkan Kompetensi Psikomotorik Siswa Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Negeri 11 Surabaya, menyatakan bahwa efektifitas penggunaan metode Ceramah Plus Demonstrasi dan Latihan (CPDL) memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kompetensi psikomotorik siswa pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMP Negeri 11 Surabaya diterima atau disetujui. 4. Sri Katun (2009) dalam penelitiannya yang berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Siklus Akuntansi Perusahaan Dagang Berbasis Proyek Yang Berorientasi Konstruktivistik Berbantuan Komputer Di SMA Negeri Kabupaten Jember. (Disertasi), menjelaskan bahwa model pembelajaran siklus akuntansi
perusahaan
dagang
berbasis
proyek
yang
berorientasi
konstruktivistik berbantuan komputer ini efektif dan efisien untuk mencapai tujuan pembelajaran dan memiliki daya tarik untuk dikembangkan.
Berdasar uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa ada persamaan dan perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, Persamaannya adalah : a) Menggunakan model pembelajaran kontruktivistik, b) Bertujuan untuk meningkatkan hasil prestasi belajar siswa, dan c) Lebih mengutamakan latihan mandiri kepada siswa / siswa lebih aktif. Perbedaannya adalah bahwa metode pembelajaran dan materi / bidang ilmu yang digunakan berbeda. Sehingga dengan adanya persamaan dan perbedaan ini, memberikan penelitian baru yang dapat berguna bagi keberhasilan proses pembelajaran di sekolah.
C. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan arah penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis untuk dapat sampai kepada pemberian jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berfikir dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Belajar pada dasarnya merupakan suatu proses pemerolehan informasi dan pengembangan potensi yang dimiliki seseorang. Keberhasilan dalam pembelajaran berhubungan dengan peran guru dan siswa yang menjalaninya. Oleh karena itu, komunikasi dan interaksi sangat diperlukan agar apa yang dipelajari pada setiap pertemuan dapat tersampaikan dengan baik. Demikian pula dengan penggunaan pendekatan pembelajaran yang juga mempengaruhi keberhasilan dalam proses pembelajaran. Pendekatan pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran komputer akuntansi, umumnya saat ini masih menggunakan pendekatan konvensional, dimana kegiatan pembelajaran terpusat kepada guru, guru mendominasi seluruh kegiatan pembelajaran dengan memberikan tumpukan informasi yang bersifat teoritis walaupun ada praktek, namun masih mengikuti apa yang dikatakan guru tanpa mengaitkan dan menyesuaikan dengan pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki oleh siswa, sementara siswa hanya menerima dan mencatat informasi dari guru. Sehingga siswa cenderung
beranggapan bahwa dalam mempelajari komputer akuntansi hanya semata-mata menghafal, bukan memahami konsep dan prinsip. Waktu atau jam pelajaran yang diberikan dalam mata pelajaran komputer akuntansi di SMA terbatas, sehingga dalam kegiatan belajar mengajar harus berjalan secara efektif dan efisien. Kondisi kelas dalam kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan konvensional juga cenderung kurang kondusif, siswa merasa jenuh karena hanya mendengarkan uraian materi atau ceramah guru tanpa dilibatkan secara aktif, mereka lebih asyik dengan aktivitasnya sendiri seperti berbincang-bincang dengan temannya maupun mengerjakan tugas pelajaran lain tanpa memperhatikan penjelasan dari guru. Sehingga kelas menjadi ramai dan tidak terkondisi dengan baik, waktu atau jam pelajaran tidak dimanfaatkan dengan efisien, sebagian jam pelajaran digunakan oleh guru untuk mengingatkan siswa agar tidak ramai. Dengan demikian penerapan metode konvensional mengakibatkan kondisi siswa cenderung terlihat kurang termotivasi dan kurang aktif dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga prestasi belajar yang dicapai siswa tidak maksimal. Dilihat dari kondisi yang telah disebutkan di atas, peneliti berusaha mencari alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Peneliti bekerja sama dengan guru mencoba mencari strategi pembelajaran yang sekiranya sesuai. Pendekatan kontruktivistik merupakan suatu pendekatan yang dipilih untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Dengan pendekatan kontruktivistik, peran dan potensi yang ada dalam diri siswa secara aktif dapat dikembangkan dengan baik. Proses pembelajaran menjadi lebih optimal, dengan pembelajaran yang berpusat kepada siswa sehingga terjadi komunikasi yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Alokasi waktu/jam pelajaran menjadi lebih lebih efektif dan efisien, sehingga kegiatan pembelajaran pun menjadi lebih kondusif, siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. Kondisi seperti ini mengakibatkan kualitas proses pembelajaran komputer akuntansi menjadi lebih baik. Dengan demikian penerapan pendekatan kontruktivistik dalam pembelajaran komputer akuntansi diharapkan dapat menghasilkan kualitas pembelajaran komputer akuntansi
meningkat atau tinggi. Untuk memperjelas kerangka pemikiran tersebut, dapat dilihat dalam bagan sebagai berikut: Kondisi awal
Pendekatan Konvensional
Pembelajaran terpusat pada guru
Siswa kurang aktif dan kurang bersemangat
Guru kesulitan metode pembelajaran yang tepat
Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi Rendah
Tindakan Kelas
Proses pembelajaran optimal, pembelajaran berpusat kepada siswa.
Pendekatan Kontruktivistik
Siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran
Guru menggunakan metode pembelajaran yang tepat
Kualitas Pembelajaran Akuntansi meningkat (Siswa lebih aktif, bersemangat, dan prestasi belajar meningkat)
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir Peningkatan Kualitas Pembelajaran Komputer Akuntansi Melalui Pendekatan Kontruktivistik
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan keterangan diatas, dapat dirumuskan hipotesis bahwa pendekatan konstruktivistik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 7 Surakarta, yang beralamat di Jalan Mr. Muhammad Yamin No. 79 Surakarta, merupakan salah satu sekolah milik pemerintah yang lahir dan berkembang sesuai dengan perkembangan waktu. Sekolah ini dibawah pimpinan Ibu Dra. Hj. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd yang bertindak sebagai kepala sekolah. Sekolah ini memiliki 24 ruang kelas yaitu yang terdiri atas: a)
Kelas X terdiri dari 8 kelas,
b)
Kelas XI terdiri dari 8 kelas,
c)
Kelas XII terdiri dari 8 kelas ( 3 kelas IPA, 5 kelas IPS ). Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas XII IPS 1
dengan jumlah siswa 35 siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah: a)
Menurut pendapat beberapa siswa (khususnya kelas XII IPS 1) bahwa dalam pembelajaran komputer akuntansi yang dilakukan saat ini kurang menarik dan belum menunjukkan hasil yang maksimal;
b)
Lokasi penelitian yaitu letak SMA Negeri 7 Surakarta yang dekat dengan tempat tinggal peneliti serta mudah dijangkau sehingga memudahkan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan;
c)
SMA Negeri 7 Surakarta memberikan ijin kepada peneliti untuk mengadakan penelitian serta bersedia memberikan data-data yang diperlukan;
d)
Sekolah tersebut belum pernah dipergunakan sebagai objek penelitian sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan penelitian ulang. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata
pelajaran komputer komputer akuntansi yaitu Bapak Dona Wijayanto, S.Pd, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian
berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian bisa terkontrol sekaligus menjaga kevalidan hasil penelitian. 2. Waktu Penelitian Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Oktober 2009 sampai dengan bulan April 2010. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 2. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian
Jenis Kegiatan
Okt 2009
Nov 2009
Des 2009
Jan 2010
Feb 2010
Mar 2010
Apr 2010
1. Persiapan Penelitian a. Penyusunan Judul b. Penyusunan Proposal c. Perijinan 2. Perencanaan Tindakan 3. Implementasi Tindakan a. Siklus I b. Siklus II c. Siklus III 4. Review 5. Penyusunan Laporan B. Pendekatan Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dengan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan pada suatu obyek dan mengkondisikannya seperti apa adanya. Menurut pendapat Kemmis dan Carr sebagaimana dikutip Kasihani Kasbolah (2001: 9), “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh pelaku dalam masyarakat sosial dan bertujuan untuk memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjan ini serta di mana pekerjaan ini dilakukan”. Kegiatan penelitian berangkat dari permasalahan riil yang dihadapi guru dalam proses belajar mengajar, kemudian direfleksikan alternatif pemecahan masalahnya dan ditindaklanjuti dengan tindakan-tindakan nyata yang terencana dan terukur. Hal penting dalam PTK adalah tindakan nyata
(Action) yang dilakukan oleh guru (dan bersama pihak lain) untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar mengajar. Tindakan itu harus direncanakan dengan baik dan dapat diukur tingkat keberhasilannya dalam pemecahan masalah tersebut. Jika ternyata program tersebut belum dapat memecahkan masalah yang ada, maka perlu dilakukan penelitian siklus berikutnya (siklus kedua) untuk mencoba tindakan lain (alternatif pemecahan lain sampai permasalahan dapat teratasi). Untuk lebih memahami apa yang dimaksud PTK, perlu diketahui karakteristik dari PTK itu sendiri. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas (PTK) menurut Zainal Aqib (2007: 128) meliputi: 1) 2) 3) 4)
Didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional. Adanya kolaborasi dalam pelaksanaannya. Peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi. Bertujuan memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas praktik instruksional. 5) Dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus. 6) Pihak yang melakukan tindakan adalah guru sendiri, sedangkan yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses tindakan adalah peneliti, bukan guru yang sedang melakukan tindakan. Berdasarkan definisi tersebut penelitian tindakan kelas dapat diartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu bentuk penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau sekolah tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran. Sedangkan menurut Hopkins yang dikutip Zainal Aqib (2007: 17) PTK mempunyai prinsip-prinsip yaitu: 1) Pekerjaan utama guru adalah mengajar, dan apapun metode PTK yang diterapkan seyogianya tidak mengganggu komitmen sebagai pengajar. 2) Metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang berlebihan dari guru sehingga berpeluang mengganggu proses pembelajaran. 3) Metodologi yang digunakan harus reliable, sehingga memungkinkan guru mengidentifikasi serta merumuskan hipotesis secara meyakinkan, mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakannya.
4) Masalah program yang diusahakan oleh guru seharusnya merupakan masalah yang cukup merisaukan, dan bertolak dari tanggungjawab profesional. 5) Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus selalu bersikap konsisten menaruh kepedulian tinggi terhadap proses dan prosedur yang berkaitan dengan pekerjaannya. 6) Dalam pelaksanaan PTK sejauh mungkin harus digunakan clasroom excerding perspective, dalam arti permasalahan tidak dilihat terbatas dalam konteks kelas dan atau mata pelajaran tertentu, me;lainkan perspektif misi sekolah secara keseluruhan. Siklus pelaksanaan PTK dilakukan melalui empat tahap, yakni: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan yang dapat digambarkan sebagai berikut : Perencanaan Tindakan I
Permasalahan
Siklus I
Refleksi I
Permasalahan baru hasil refleksi
Perencanaan Tindakan II Refleksi II
Siklus II
Apabila permasalahan belum
terselesaikan
Pelaksanaan Tindakan I Pengamatan/ Pengumpulan Data I
Pelaksanaan Tindakan II Pengamatan/ Pengumpulan Data II
Dilanjutkan ke siklus berikutnya
Gambar 2. Siklus Penelitian Tindakan (Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Sapardi, 2007: 74) Keterangan: 1. Rencana Tindakan Berdasarkan hasil pengidentifikasian dan penetapan masalah, peneliti kemudian mengajukan suatu solusi alternatif yang berupa penerapan
pendekatan konstruktivistik dengan
menggunakan metode ceramah plus
demonstrasi dan latihan (CPDL). 2. Pelaksanaan Tindakan Keseluruhan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian ini bertujuan
untuk
mengadakan
perbaikan
terhadap
proses
dan
hasil
pembelajaran komputer akuntansi yang sebelumnya dirasakan kurang menarik dan kurang efektif. Tindakan dalam penelitian ini berupa pembelajaran komputer akuntansi dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) agar dapat menarik minat belajar siswa sekaligus mengaktifkan peran siswa dalam pembelajaran komputer akuntansi. Setiap tindakan yang dilaksanakan tersebut selalu diikuti dengan pemantauan dan evaluasi serta analisis dan refleksi. Dalam tahap ini peneliti melakukan observasi untuk mengetahui apakah tindakan yang dilakukan sudah sesuai dengan rencana dan telah dapat mengatasi permasalahan yang ada. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi untuk mengumpulkan data yang akan diolah untuk mengetahui segala kelemahan yang mungkin muncul. Data yang telah dikumpulkan tersebut diolah untuk menentukan tindakan penelitian berikutnya. 3. Pemantauan dan Evaluasi Tindakan Kegiatan pemantauan yang dilakukan untuk memonitor tindakan yang terjadi di dalam kelas. Dalam tahap ini, peneliti mengadakan observasi sebagai partisipasi pasif, dimana peneliti berada dalam lokasi penelitian namun tidak berperan aktif dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Peneliti hanya mengamati jalannya proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas yang dipandu oleh guru sambil mencatat segala sesuatu yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Setelah itu, peneliti mengadakan sharing idea dengan guru yang bersangkutan mengenai hasil pengamatan peneliti. Dalam forum sharing idea tersebut, diungkapkan kelemahan dan kelebihan proses pembelajaran yang telah berlangsung dengan memfokuskan pada penampilan guru di kelas dan respon siswa terhadap stimulan dari guru.
Dalam tahap ini, peneliti bertindak sebagai partisipan pasif yang mengamati jalannya peristiwa kegiatan pembelajaran di kelas. Setelah data terkumpul, peneliti mengolah data tersebut hingga dapat disajikan pada guru agar dapat dicari solusi untuk berbagai permasalahan yang muncul. 4. Analisis dan Refleksi Tindakan Hasil evaluasi kemudian dianalisis untuk menentukan langkahlangkah perbaikan apa yang bisa ditempuh, sehingga didapatkan suatu solusi untuk semua permasalahan yang dialami oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran komputer akuntansi. Pada tahap ini, peneliti menganalisis atau mengolah data yang telah dikumpulkan, kemudian menyajikannya dalam pertemuan dengan guru yang bersangkutan. Setelah dilakukan diskusi dan bertukar pikiran dengan guru, diambil suatu kesimpulan yang berupa hasil dari pelaksanaan penelitian. Dari hasil penarikan kesimpulan ini, dapat diketahui apakah penelitian ini berhasil atau tidak, sehingga dapat ditentukan langkah selanjutnya. Hasil dari evaluasi digunakan untuk menentukan langkah-langkah lebih lanjut atau tindak lanjut. Pelaksanaan tindakan kelas yang dihadapi tidak langsung dapat diselesaikan dalam satu tindakan atau satu siklus, sehingga perlu adanya satu tindakan perbaikan lanjutan terhadap masalah yang belum terselesaikan.
C. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, maka teknik pengumpulan data yang digunakan: 1.
Wawancara Wawancara dilakukan oleh interviewer kepada guru pamong dan siswa terhadap kegiatan belajar mengajar yang dimaksudkan untuk memperoleh informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran komputer akuntansi, penentuan tindakan dan respon yang timbul sebagai akibat dari tindakan yang dilakukan. Jenis wawancara yang dilakukan adalah wawancara bebas terpimpin dimana pengintervew membawa kerangka
pertanyaan untuk disajikan, tetapi cara bagaimana pertanyaan itu diajukan sesuai kebijaksanaan interviewer. 2.
Observasi Observasi merupakan proses perekaman data yang berasal dari kegiatan belajar mengajar di dalam kelas yang berasal dari guru dan siswa dengan mengamati semua kejadian yang ada selama berlangsungnya proses pembelajaran. Jenis observasi yang peneliti lakukan adalah observasi partisipan, artinya peneliti ikut terlibat dalam proses pembelajaran. Teknik ini bertujuan untuk mengamati pelaksanaan dan perkembangan kegiatan pembelajaran di dalam kelas dengan menerapkan metode pembelajaran ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL).
3.
Tes Tes merupakan pengumpulan data pada setiap akhir penyajian bahan ajar atau akhir siklus. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengetahui seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan dan untuk mengetahui tingkat keberhasilan pelaksanaan tindakan.
D. Prosedur Penelitian Prosedur Penelitian merupakan tahapan-tahapan yang ditempuh dalam penelitian dari awal sampai akhir. Prosedur penelitian ini terdiri dari beberapa tahap kegiatan yaitu: 1. Tahap Pengenalan Masalah Kegiatan yang dilakukan oleh peneliti pada tahap ini adalah : a. Mengidentifikasi masalah b. Menganalisis masalah secara mendalam dengan mengacu pada teori-teori yang relevan c. Menyusun bentuk tindakan yang sesuai dengan siklus pertama d. Menyusun alat monitoring dan evaluasi 2. Tahap Persiapan Tindakan Pada tahap ini peneliti melakukan persiapan yang meliputi : a. Penyusunan jadwal penelitian
b. Penyusunan rencana pembelajaran c. Penyusunan soal evaluasi 3. Tahap Penyusunan Rencana Tindakan Rencana tindakan disusun dalam tiga siklus, yaitu : siklus I, siklus II dan siklus III. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta tahap analisis dan refleksi. 4. Tahap Implementasi Tindakan Dalam tahap ini peneliti melaksanakan hipotesis tindakan, yakni untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran komputer akuntansi melalui penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam proses pembelajaran komputer akuntansi. Hipotesis tindakan ini dimaksudkan untuk menguji kebenarannya melalui tindakan yang telah direncanakan. 5. Tahap Pengamatan Pada tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa yang sedang melakukan kegiatan belajar-mengajar dibawah bimbingan guru. 6. Tahap Penyusunan Laporan Pada tahap ini peneliti menyusun laporan dari semua kegiatan yang telah dilakukan selama penelitian.
E. Proses Penelitian Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatnya kualitas pembelajaran komputer akuntansi pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta melalui pengoptimalan penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) Perencanaan Tindakan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan Interpretasi, dan (4) Analisis dan Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Dalam penelitian ini, direncanakan dalam tiga siklus.
1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun: 1) Skenario pembelajaran sebagai berikut : a) Guru menjelaskan materi pelajaran yang lampau yaitu transaksi akuntansi
pada perusahaan dagang dan mengaitkan dengan
pelajaran yang akan dipelajari yaitu komputer akuntansi. b) Guru mendemonstrasikan mengenai fitur yang ada dalam MYOB. c) Guru memberi tugas kepada siswa agar siswa menyelesaikan soal latihan mengenai perusahaan dagang pada MYOB. d) Siswa membahas jawaban soal latihan yang sudah dikerjakan. 2) Instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis. 3) Menetapkan indikator ketercapaian. Tabel 3. Indikator Ketercapaian Belajar Siswa Aspek yang diukur Keaktifan
siswa
Target Capaian 70%
selama apersepsi Keaktifan dalam
siswa
Cara mengukur Diamati saat guru memberikan apersepsi kepada siswa pada awal pembelajaran
70%
mengikuti
Diamati
saat
pembelajaran
dengan
menggunakan lembar observasi dan dihitung
pembelajaran
dari jumlah siswa yang menunjukkan perhatian dan kesungguhan dalam KBM
Ketelitian
dan
ketepatan
siswa
80%
Diamati
saat
pembelajaran
dengan
menggunakan lembar observasi oleh peneliti
dalam
dan dihitung dari jumlah siswa yang diteliti dan
menyelesaikan
benar (tepat) dalam menyelesaikan soal
persoalan/soal Ketuntasan belajar nilai 7)
hasil (standar
80%
Dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas, untuk siswa yang mendapat nilai 7 dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
b. Tahap
pelaksanaan,
dilakukan
dengan
melaksanakan
skenario
pembelajaran yang telah direncanakan yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan c. Tahap observasi dan interpretasi, dilakukan dengan mengamati dan menginterpretasikan aktivitas penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) pada proses pembelajaran komputer akuntansi tentang kekurangan dan kemajuan aplikasi tindakan pertama untuk mendapatkan data. d. Tahap analisis dan refleksi, dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi sehingga diperoleh kesimpulan bagian mana yang perlu diperbaiki/disempurnakan dan bagian mana yang telah memenuhi target. 2. Rancangan Siklus II dan Siklus III Pada siklus II perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus I. Begitu pula pada siklus III perencanaan tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tindakan siklus II sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran sesuai dengan silabus mata pelajaran komputer akuntansi, termasuk perwujudan tahap pelaksanaan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi yang juga mengacu pada siklus sebelumnya.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Riwayat Singkat SMA Negeri 7 Surakarta yang berdiri megah dan strategis di Jalan Mr. Muhammad Yamin No. 79 Surakarta, merupakan salah satu sekolah milik pemerintah. Berikut ini uraian sejarah berdirinya SMA Negeri 7 Surakarta yang melalui beberapa periode, yaitu : 1. Periode I Pada bulan Juli 1984 SMA Negeri 7 Surakarta berdiri dengan gedung yang masih menginduk di SMA Negeri 3 Surakarta. Siswa-siswinya masuk siang dan guru-guru yang mengajar juga guru SMA Negeri 3 Surakarta. Kepala Sekolah SMA Negeri 7 Surakarta yang pertama adalah Bapak Soeyono, B.A. Beliau menjabat kepala sekolah sejak bulan Juli 1984 sampai dengan tanggal 10 Juli 1985. Dasar penegerian SMA Negeri 7 Surakarta yaitu Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0558/1984 tanggal 20 Nopember 1984. 2. Periode II Mulai tanggal 10 Juli 1985, Kepala Sekolah di jabat oleh Bapak Drs. Soewandhi. Beliau menjabat sebagai Kepala Sekolah sampai dengan tanggal 21 Januari 1992. 3. Periode III Pada tanggal 22 Januari 1986, SMA Negeri 7 Surakarta menempati gedung baru yang terletak di Jalan Mr. Muhammad Yamin No. 79 Surakarta. Pada saat itu memiliki 6 kelas, yaitu tiga ruangan untuk kelas I dan tiga ruangan untuk kelas II. Tahun berikutnya bertambah tiga kelas sehingga jumlahnya menjadi sembilan kelas. Dari tahun ke tahun SMA Negeri 7 Surakarta terus berkembang. Mulai tahun 1996 sekolah ini mempunyai 20 kelas yang terdiri dari 7 kelas I, 7 kelas II, dan 6 kelas III serta memiliki ruang
guru seluas 200 m3. Mulai tahun 1997 sampai tahun 2001 sekolah mempunyai 22 kelas yang terdiri dari 7 kelas I dari IA sampai IG, 7 kelas II dari kelas IIA sampai IIG dan 7 kelas III dari kelas III IPA1, III IPA 2, III IPS 1 sampai III IPS 5 serta 1 ruang kelas khusus untuk pelajaran agama. Mulai tahun 2001 sampai sekarang sekolah ini memiliki 24 ruang kelas. Ruangan ini terdiri dari 8 kelas I, 8 kelas II, dan 8 kelas III dengan 3 IPA dan 5 IPS serta 1 ruang agama. 4. Periode IV Bulan Januari 1992, Drs. Soewandhi selaku kepala sekolah SMA Negeri 7 Surakarta pada waktu itu pensiun dan digantikan oleh Bapak Drs. Sri Waloejo Mangoendoro. Beliau menjabat mulai tanggal 21 Januari 1992 sampai tanggal 14 April 1992. Pada tanggal 14 April 1992 sampai dengan 1 Juli 1993 jabatan Kepala Sekolah dipegang oleh Bapak Soegiman, BSc. Pada tanggal 15 Juli 1993 sampai 1 September 1993 jabatan Kepala Sekolah di pegang oleh Bapak Ibnu Soewarso, BA. Tanggal 1 September 1993 sampai dengan tanggal 1 Desember 1993 jabatan kepala sekolah di pegang oleh Bapak Widagdo, BA. 5. Periode V Pergantian kepala sekolah kembali terjadi, tanggal 1 Desember 1993 sampai dengan 28 Juli 1995 dipegang oleh Bapak Soekiman. Dengan adanya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 7 tahun 1994 maka nama SMA berganti menjadi SMU termasuk SMA Negeri 7 Surakarta. Kemudian sejak tanggal 28 Juli 1995 Kepala SMA Negeri 7 Surakarta di jabat oleh Bapak Ignatius Sutarjo sampai dengan 1997. Pada tanggal 1 Pebruari 1997 sampai dengan tanggal 12 April 1997 jabatan kepala sekolah kembali dipegang oleh Bapak Soekiman. 6. Periode VI Pada tanggal 12 April 1997 sampai 7 April 1999 jabatan kepala sekolah dipegang oleh Bapak Drs. Soediyono, MM. Kemudian pada tanggal 7 April 1999 sampai dengan Agustus 2002 jabatan kepala sekolah dipegang oleh Bapak Drs. S. Saraswoto.
7. Periode VII Pada tanggal 7 Agustus 2002, jabatan kepala sekolah di pegang oleh Bapak Drs. Edy Pudiyanto sampai sekarang. Dan sampai saat ini SMA Negeri 7 Surakarta telah memiliki 24 ruang kelas yaitu 8 kelas untuk kelas X, 8 kelas untuk kelas XI dan 8 kelas untuk kelas III, yang meliputi 3 kelas untuk kelas III IPA dan 5 kelas untuk kelas III IPS. 8. Periode VIII Pada tanggal 16 November 2007 jabatan kepala sekolah dipegang oleh Dra. Hj. Endang Sri Kusumaningsih, M.Pd sampai sekarang. Dan sampai saat ini SMA Negeri 7 Surakarta telah memiliki 27 ruang kelas yaitu kelas X berjumlah 9 kelas, dan 4 kelas untuk kelas XI IPA, 5 kelas untuk kelas XI IPS. Untuk kelas XII sendiri terdiri dari 9 kelas yaitu 4 kelas untuk kelas XII IPA, 5 kelas untuk kelas XII IPS, serta terdapat juga 3 ruangan baru yang saat ini belum digunakan. Ruangan ini terletak dilantai 2. 2. Keadaan Lingkungan Belajar 1. Jenis Bangunan yang Mengelilingi Sekolah Jenis bangunan yang mengelilingi bangunan sekolah SMA Negeri 7 Surakarta terletak di Jalan Mr. Muhammad Yamin no. 79, Tipes, Kodya Surakarta. SMA Negeri 7 Surakarta terletak di tengah kota dengan batas-batas sebagai berikut : : Perkampungan penduduk.
Selatan
: Lembaga Pendidikan Pratama Mulia.
Barat
: Jl. Bhayangkara.
Utara
: Jl. Mr. Muh. Yamin, Asrama Polisi.
B
T
S
Asrama Polisi Jl. Bhayangkara
U
makro Perkampungan Penduduk
Timur
Jl. Mr. Muh. Yamin SMA N 7 SKA Pratama Mulia
Hotel Indah Palace
Kampung Tipes
Gambar 3. Denah SMA Negeri 7 Surakarta 2. Kondisi Fisik Kondisi fisik SMA Negeri 7 Surakarta sebagai berikut : Luas tanah 7700 m2 yang terdiri dari : a. Tanah untuk bangunan sekolah
: 3531 m2
b. Tanah untuk bangunan penjaga sekolah
: 124 m2
c. Tanah untuk lapangan olah raga
: 487 m2
d. Tanah untuk parkir
: 1300 m2
e. Tanah untuk kebun
:
294 m2
f. Tanah untuk halaman
:
228 m2
g. Tanah untuk taman
:
736 m2
Jumlah ruang kelas 24 kelas Luas seluruh bangunan kelas 1928 m2 Luas per kelas 80 m2. Luas bangunan lain : a. Lab. Fisika
: 154 m2
b. Lab. Kimia
: 154 m2
c. Lab. Biologi
: 80 m2
d. Kantor TU
: 127 m2
e. Ruang BP 3
: 12 m2
f. Gudang alat
: 20 m2
g. Perpustakaan
: 153 m2
h. Ruang UKS
: 18 m2
i. Ruang BK
: 80 m2
j. Ruang Stensil
: 24 m2
k. Ruang Serba Guna
: 108 m2
l. Mushola
: 250 m2
m. Gedung Olah Raga
: 12 m2
n. Ruang Kepala Sekolah
: 35 m2
o. Ruang Tamu
: 40 m2
p. Ruang OSIS
: 30 m2
q. Ruang Koperasi
: 36 m2
r. Ruang Komputer
: 42 m2
s. Ruang Transit
: 21 m2
t. Ruang Ketrampilan
: 31 m2
u. Ruang Guru
: 200 m2
v. Gapura
: 14 m2
w. Ruang Satpam
: 12 m2
x. Bak Air
:
y. Ruang Ganti
: 16 m2
z. WC. Kepala Sekolah
:
aa. WC. Guru
: 16 m2
bb. WC siswa Pa
: 24 m2
cc. WC sisa Pi
: 24 m2
dd. Tempat parkir
: 486 m2
ee. Bangunan seleser
:1189 m2
ff. Pagar
: 360 m2
6 m2 6 m2
gg. Bangunan tempat tinggal :
- Ruang penjaga - Ruang ganti hh. Monumen 3. Visi dan Misi
: 85 m2 : 36 m2 : 1.5 x 1.5 m
1. Visi
: Unggul dalam Meraih Pendidikan Tinggi
2. Misi
: Disiplin dan Budi Luhur Menuju Prestasi
4. Pelaksanaan Kurikulum Kurikulum adalah seperangkat rencana-rencana pengeluaran isi dan bahan mengajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM). Dengan demikian kurikulum dalam pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat penting dan berfungsi untuk mewujudkan tujuan pendidikan. Kurikulum yang digunakan SMA Negeri 7 Surakarta sejak tahun ajaran 2008/2009 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
B. Identifikasi Masalah Pembelajaran Komputer Akuntansi Kelas XII IPS 1 di SMA Negeri 7 Surakarta Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan bertanya kepada guru dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Observasi awal dilakukan tanggal 31 Oktober 2009 di SMA Negeri 7 Surakarta. Hasil dari identifikasi masalah tersebut adalah sebagai berikut : 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai (terbatasnya buku paket untuk siswa). Proses pembelajaran komputer akuntansi di SMA Negeri 7 Surakarta ini didukung dengan buku yang mana masing-masing siswa berhak untuk meminjam tiap buku yang tersedia di perpustakaan sekolah. Namun, kenyataan yang terjadi adalah tidak semua siswa bisa mendapatkan buku tersebut. Hal itu dikarenakan jumlah buku yang tersedia sangat terbatas, sehingga siswa terpaksa menggunakan satu buku untuk dua orang. Keterbatasan tersebut berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa (baik belajar di rumah maupun di sekolah). b. Siswa tidak terlalu antusias dan kurang berminat terhadap pelajaran komputer akuntansi.
Kejenuhan siswa pada pembelajaran komputer akuntansi salah satunya disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terlalu sering dan hanya sedikit metode demonstrasi yang dilakukan oleh guru. Siswa hanya diminta untuk mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan guru, serta mengerjakan apa yang diperintahkan guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran komputer akuntansi. Dampaknya, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru karena pemahaman siswa kurang terhadap pelajaran komputer akuntansi. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran, sehingga siswa akan aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan. c. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran komputer akuntansi yang biasa dilakukan. Siswa cenderung tidak mempergunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa cenderung malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung bermasalah dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas. Mereka cenderung tidak memiliki kesempatan untuk berkreasi. d. Siswa lebih tertarik pada kebebasan dan keleluasaan. Hal ini didasarkan pada hasil pengamatan peneliti pada saat survei awal, bahwa mereka lebih senang belajar dengan serius tetapi santai, dalam artian mereka belajar dengan serius, namun dalam pembelajaran mereka menghendaki keleluasaan (tidak ada paksaan/rileks). Menurut pendapat beberapa siswa, mereka akan mudah dalam belajar apabila mereka langsung diminta untuk praktek. Misalnya, memperbanyak latihan soal, pembahasan, diskusi dan survei atau melakukan penelitian/observasi
ke tempat-tempat yang masih terkait dengan materi pembelajaran siswa SMA. 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru kurang menguasai materi dan merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran komputer akuntansi. Pada saat pembelajaran komputer akuntansi, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran komputer akuntansi. Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran komputer akuntansi serta kurang memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberikan pendekatan secara langsung dan dengan memotivasi serta menegur siswa yang tidak mau memperhatikan pelajaran. Namun, cara ini ternyata belum mampu membangkitkan semangat dan minat belajar siswa. b. Hasil belajar yang tercermin dari prestasi siswa belum menunjukkan hasil yang maksimal. Berdasarkan survei awal yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa kualitas pembelajaran komputer akuntansi di SMA Negeri 7 Surakarta dapat dikatakan rendah, karena dalam pengamatan yang dilakukan peneliti pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta, dari hasil pekerjaan siswa menunjukkan rata-rata nilai yang mereka peroleh adalah 5,75. Rata-rata tersebut masih sangat jauh dibawah standar normal yaitu 7, serta siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas hanya 16 siswa dan hal itu mengindikasikan bahwa pembelajaran komputer akuntansi yang selama ini dilakukan belum berhasil.
C. Deskripsi Hasil Penelitian Proses penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus yang masing-masing siklus terdiri dari 4 tahapan, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. 1. Siklus I
Penerapan pembelajaran komputer akuntansi pada siklus I melalui pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) adalah : a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan Tindakan I dilaksanakan pada hari jumat, 6 November 2009 di ruang Tata Usaha SMA Negeri 7 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa siswa menemui permasalahan dalam menuangkan ide, gagasan dan kreatifitas serta kurangnya minat mengikuti pelajaran komputer akuntansi. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 2 kali pertemuan dan 1 kali kuis, yakni setiap hari Sabtu, pada tanggal 7, 14, dan kuis pada 21 November 2009. Tahap perencanaan tindakan I meliputi kegiatan sebagai berikut : 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran komputer akuntansi menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan pertama (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan materi yang akan diajarkan dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa (tanya jawab) agar guru tahu seberapa jauh pemahaman siswa. (4) Guru menekankan tentang materi apa yang akan dipelajari siswa dan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang arti pentingnya menguasai ketrampilan komputer akuntansi. (5) Guru ceramah dan mendemonstrasikan kembali cara membuka program MYOB dan menjelaskan fitur-fitur yang ada dalam
MYOB 12 serta pengisian nomor akun, nama akun dan saldo awal. Siswa memperhatikan guru dengan seksama. (6) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan untuk tanya jawab. Kegiatan ini disebut asimilasi, dimana siswa diharapkan mampu mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman
baru
yang mereka lihat
pada
saat
guru
berdemonstrasi ke dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya. (7) Guru memberikan contoh soal latihan pengisian nomor, nama akun, dan saldo awal kedalam program MYOB. Siswa mengerjakan melalui diskusi dengan teman sebangkunya agar terjadi interaksi dalam penyatuan konsepsi. (8) Siswa mencermati tugas yang diberikan oleh guru dan dapat bertanya apabila mengalami kesulitan yang dihadapinya dalam mengerjakan tugas tersebut. (9) Guru memberitahukan bahwa soal latihan tersebut diharapkan dapat didemonstrasikan siswa pada pertemuan berikutnya dan siswa juga bisa membuat soal latihan sendiri. Hal ini bertujuan agar siswa tidak hanya sekedar tahu dan dapat mengerjakan, tetapi juga agar siswa mampu memahami materi sepenuhnya sehingga pengetahuan yang mereka peroleh akan bertahan lama. (10)
Guru membuat kesimpulan dari materi yang sudah
diajarkan sebelum menutup pelajaran dengan salam penutup. b) Pertemuan Kedua (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran.
(3) Membahas sedikit materi yang terdahulu dengan tanya jawab kepada siswa untuk menilai pemahaman/konsepsi yang ada pada diri siswa. (4) Guru memonitor semua pekerjaan siswa dan meminta beberapa siswa untuk menjelaskan (mendemonstrasikan) pekerjaannya di depan kelas. Hal ini dilakukan siswa baik secara sukarela maupun ditunjuk oleh guru. (5) Guru
memberikan
kesempatan
kepada
siswa
untuk
mendemonstrasikan tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya, tentang cara membuka program MYOB dan fungsi fitur serta membuat nomor dan nama akun sendiri
kedalam
program
MYOB. Siswa
yang belum
mendapatkan kesempatan mendemonstrasikan pekerjaannya ataupun siswa yang kurang paham dapat bertanya kepada siswa yang sedang demonstrasi. (6) Sebelum kegiatan pembelajaran diakhiri, guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas dan mereview pelaksanaan demonstrasi. Siswa akan berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh kompetensi dasar. c) Pertemuan Ketiga. (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa. (2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan dilakukan. (3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi akhir atas materi yang telah dibahas. (4) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal data baru dan perkiraan rekening yang dimasukkan kedalam program MYOB dan meminta agar siswa dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan
kemampuan
mereka
dan
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. (6) Guru meminta lembar soal yang telah dibagikan (7) Sebelum jam pelajaran berakhir guru memberitahukan untuk belajar latihan sendiri dirumah. 2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi komputer akuntansi mencatat data baru dan data rekening yang digunakan ke dalam program MYOB Acounting 12 dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus) dan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan I Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Sabtu, tanggal 7, 14, dan 21 November 2009 di ruang laboratorium komputer. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah cara membuka program MYOB Accounting 12 dan menjelaskan fitur-fitur yang ada pada MYOB 12 serta pengisian nomor akun, nama akun dan saldo awal serta kode
pajak.
Pada
pertemuan
pertama,
guru
ceramah
dan
mendemonstrasikan materi, pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk dapat mendemonstrasikan kembali materi yang masih berhubungan dengan materi yang didemonstrasikan oleh guru dan, kemudian pada pertemuan ketiga siswa diberikan latihan soal-soal. Pertemuan yang ketiga diisi dengan evaluasi belajar atau kuis dari siklus I.
Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 7 November 2009) a) Guru mengawali pembelajaran dengan salam dan sedikit perkenalan, kemudian melakukan presensi siswa yang mengikuti pelajaran. b) Guru memberikan pengantar materi yang akan dipelajari kepada siswa. c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi pertanyaan tentang fungsi fitur-fitur dan langkah-langkah yang ada pada program MYOB 12. Guru menunjuk 4 siswa, namun ada beberapa siswa yang tidak memperhatikan dan akhirnya guru menunjuk lagi 3 siswa untuk menjawab dari masing-masing pertanyaan. Suasana kelas kembali tegang karena tidak biasanya guru memberikan pertanyaan di awal pembelajaran. Banyak siswa yang protes karena guru melakukan perubahan yang membuat siswa menjadi berdebar hatinya. Namun perubahan tersebut berdampak positif bagi siswa, siswa menjadi lebih memperhatikan guru meskipun ada beberapa siswa yang masih tetap tidak memperhatikan. d) Guru memberikan ceramah dan langsung mendemonstrasikan materi tentang fungsi fitur dan pengisian akun pada program MYOB. Guru mengambarkan fungsi dan cara mengisi akun dan dari contoh yang akan diberikan . e) Guru mempersilakan para siswa untuk menanyakan hal-hal yang mereka rasa belum jelas. Pada awalnya tidak ada siswa yang mau bertanya, namun akhirnya guru memberikan beberapa pertanyaan secara bergilir dan apabila siswa tidak dapat menjawab maka akan dilemparkan ke siswa yang lain. Selanjutnya sekitar 30 siswa dapat mempergunakan kesempatan tanya jawab tersebut.
f) Guru segera meminta siswa untuk mengerjakan latihan soal dan diperbolehkan dikerjakan secara bersama-sama (berdiskusi) dengan teman disampingnya. 2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 14 November 2009) a) Guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa. Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun ada beberapa siswa (kurang lebih 10 siswa) yang mengerjakan tetapi masih salah. b) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Sebelumnya para siswa tidak ada yang berani mengajukan dirinya. c)
Guru memberikan sedikit motivasi kepada siswa, akhirnya salah satu siswa yang berani mengajukan diri untuk mencoba mendemonstrasikan hasil pekerjaannya, Nurrochmah Septin K. adalah
salah
satu
siswa
yang
dengan
sukarela
mau
mendemonstrasikan hasil pekerjaannya ke depan kelas. d) Hampir semua siswa (30 siswa dari 35 siswa) bertanya mengenai cara mengganti tipe, level, dan menghapus rekening pada saat guru mendekati mereka. e) Pada saat demonstrasi berlangsung, banyak dari siswa bertanya kepada Septin. f) Setelah jam pelajaran berakhir dan waktu untuk demonstrasi selesai, siswa masih banyak yang berdiskusi seputar materi yang baru saja dibahas. Demonstrasi hanya dapat dilakukan oleh satu orang siswa karena waktu yang tersedia untuk mata pelajaran komputer akuntansi sudah habis. Guru memberikan tugas untuk membuat data baru dan nama akun sendiri, untuk dibahas pertemuan selanjutnya dan memberi gambaran sebagai kesimpulan materi yang telah dibahas. 3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 21 November 2009)
a) Guru memberikan evaluasi/ulangan dalam bentuk tes tertulis mengenai materi membuat data baru, pengisian akun, dan saldo awal yang digunakan kedalam program MYOB 12. b) Kegiatan evaluasi juga berlangsung dengan tenang. Hasil evaluasi diselesaikan pada saat itu juga. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti mengamati proses pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) diruang laboratorium komputer. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat secara jelas melihat (mengamati) jalannya proses belajar mengajar pelajaran pada hari itu juga. Pada pertemuan pertama tanggal 7 November 2009, guru menyampaikan materi tentang membuat data perusahaan baru, menyusun nomor akun dan nama rekening dan kode pajak yang digunakan dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Sedangkan pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk mendemonstrasikan materi yang masih berhubungan dengan materi yang disampaikan guru dalam demonstrasi pelajaran kemarin. Pertemuan yang ketiga digunakan oleh guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi/tes tertulis akhir dari siklus I agar hasil belajar dari siklus I dapat segera diketahui. Dari kegiatan pembelajaran tersebut, dapat dideskripsikan
tentang jalannya proses
pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) sudah dijelaskan secara rinci dalam pelaksanaan tindakan I. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar komputer akuntansi, diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 49,37%, sedangkan 50,63% lainnya masih belum dapat memusatkan perhatian
pada awal pembelajaran. Hasil ini masih jauh dari target yang diharapkan yaitu 70%. 2) Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung juga belum bisa mencapai target yang diinginkan sebesar 70%. Hasil yang dicapai sebesar 50%, sedangkan 50% lainnya kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Hal ini disebabkan karena banyak dari siswa lebih menyukai suasana pembelajaran yang melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran,
sehingga
pembelajaran
tidak
terasa
membosankan. 3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti sebesar 71,59%, hasil ini belum bisa capai target sebesar 80%, sedangkan yang lainnya hanya mengerjakan sebisa mereka, sehingga masih ada yang salah. 4) Berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu membuat data baru dan menyusun data rekening kedalam program MYOB mendapatkan nilai 7 ke atas sebesar 65,7%, sedangkan 34,3% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan soal yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan memahami langkah-langkah pengisian suatu tipe rekening yang digunakan dan kurang mampu menguasai program MYOB. Hal ini dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 4. Hasil Penelitian Aktifitas siswa selama siklus I Aspek yang diukur
Aktif
Pasif
Target capaian
Keaktifan siswa selama apersepsi
49,37 %
50,63%
70 %
Keaktifan
mengikuti
50,00 %
50,00%
70 %
dalam
71,59 %
28,41 %
80 %
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 7)
65,70 %
34,30%
80 %
siswa
dalam
pembelajaran Ketelitian/ketepatan
siswa
menyelesaikan persoalan/soal
Data tersebut disajikan dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 4. Hasil Penelitian Pada siklus I d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus I ini adalah: a)
Guru belum memberitahukan materi yang akan dibahas atau kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan selanjutnya, sehingga siswa sudah siap untuk mengikuti pelajaran.
b)
Guru kurang dalam hal pengawasan, masih banyak siswa yang cenderung malah bermain internet daripada harus memperhatikan pelajaran.
c)
Guru dalam mendemonstrasikan materi terlalu cepat sehingga sulit untuk diikuti. Waktu yang disediakan guru untuk tanya jawab juga sangat terbatas, hanya 5 menit, sehingga siswa merasa tidak ada
kesempatan siswa untuk bertanya mengenai materi kepada guru, karena mereka merasa guru kurang antusias dalam membuka sesi tanya jawab. d)
Guru juga belum dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat itu sehingga masih banyak siswa yang kurang paham terhadap materi, mereka hanya mengetahui tanpa memahami, jadi siswa hanya memiliki pengetahuan sesaat saja (tidak bersifat kekal).
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a)
Siswa masih belum berani untuk mengungkapkan pendapatnya di depan guru. Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.
b)
Siswa hanya akan bertanya kepada guru apabila guru melakukan pendekatan. Oleh karena itu, peran guru sebagai fasilitator sangatlah dibutuhkan dalam konteks seperti ini.
c)
Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 9, nilai terendah adalah 5 dan nilai rata-rata kelas yaitu 7,20. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 7 ke atas sebanyak 23 siswa (65,7% dari 35 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Meskipun masih belum mencapai target yang diharapkan yaitu 70% dari total siswa, jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 5,25 dan hanya dicapai 3 siswa (7,5% dari 35 siswa). Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi
yang dapat dilakukan adalah : 1) Sebaiknya guru memberitahukan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya, sehingga siswa akan lebih siap dalam mengikuti pelajaran. 2) Guru memberikan teguran atau memberikan sanksi pengurangan nilai jika dalam proses pembelajaran ada siswa bermain internet.
3) Guru lebih banyak melakukan pendekatan, selain sebagai pengawasan, juga sebagai wujud pengabdian dalam mendidik siswa-siswa. 4) Guru menambah waktu untuk tanya jawab, sehingga kesempatan untuk bertanya mengenai materi kepada guru lebih luas. 5) Guru akan lebih dapat memahami kondisi konsentrasi siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
2. Siklus II Penerapan pembelajaran komputer akuntansi pada siklus II melalui pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) adalah : a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan Tindakan II dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 November 2009 di ruang guru SMA Negeri 7 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada setiap hari sabtu tanggal 28 November, 5 dan 12 Desember 2009 dengan rancangan sebagi berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Sebelum melanjutkan materi guru mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan materi membuat data baru perusahaan, menyusun data rekening yang
digunakan, dan kode pajak dengan sedikit membahas hasil dari evaluasi
akhir
yang
telah
dilakukan
pada
pertemuan
sebelumnya. (4) Guru mendemonstrasikan secara perlahan agar siswa dapat memahami dengan baik tentang cara membuat data pelanggan (customer), data pemasok (supplier) dan daftar persediaan barang dagangan. Siswa memperhatikan penjelasan guru dengan seksama. (5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan lebih banyak dari siklus I untuk melakukan tanya jawab. Kegiatan ini disebut
asimilasi,
dimana
siswa
diharapkan
mampu
mengintegrasikan antara konsep atau pengalaman baru yang mereka terima pada saat guru berdemonstrasi ke dalam skema atau pola yang sudah ada di pikirannya. Dalam kesempatan ini guru meluangkan waktu untuk siswa, agar proses tanya jawab dapat berjalan dengan baik. Waktu dalam kegiatan tanya jawab diberikan sekitar 10 menit yang biasanya hanya 5 menit. Jika tidak ada siswa yang bertanya, maka guru berusaha untuk membangkitkan siswa agar mereka mau mengungkapkan kegalauannya. (6) Guru memberikan contoh soal latihan. Siswa mengerjakan melalui diskusi dengan teman kiri-kanannya agar terjadi interaksi
dalam
mengerjakan,
penyatuan
guru
konsepsi.
mendekati
Pada
siswa-siswa
saat
siswa
yang
masih
membutuhkan bantuan dalam mengerjakan soal latihan. (7) Siswa mencermati tugas yang diberikan guru dan bertanya tentang kesulitan yang dihadapinya dalam mengerjakan tugas. (8) Guru memberitahukan bahwa setiap pertemuan siswa harus mendemonstrasikannya pada pertemuan berikutnya. (9) Salam penutup
b) Pertemuan Kedua (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. (3) Guru memonitor semua pekerjaan siswa dan membuka kesempatan tanya jawab sebelum guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan (mendemonstrasikan) pekerjaannya di depan kelas. Demonstrasi ini dapat dilakukan siswa baik secara sukarela maupun ditunjuk oleh guru. (4) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya, tentang cara membuat data pelanggan (customer), data pemasok (supplier) dan daftar persediaan barang dagangan kedalam program MYOB. Siswa yang belum mendapatkan kesempatan mendemonstrasikan pekerjaannya ataupun siswa yang kurang paham dapat bertanya kepada siswa yang sedang demonstrasi. (5) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas dan mereview pelaksanaan demonstrasi. Siswa akan berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh kompetensi dasar. (6) Salam penutup c) Pertemuan Ketiga (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan dilakukan (3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi/tes tertulis atas materi yang telah dibahas. (4) Guru membagikan soal untuk evaluasi berupa soal dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama.
(5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan
kemampuan
mereka
dan
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. (6) Guru meminta lembar soal yang telah diberikan kepada tiap siswa. (7) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar siswa mengetahui letak kesalahannya. (8) Salam penutup. 2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi membuat data pelanggan (customer), data pemasok dan daftar persediaan barang dagangan dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus). sedangkan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b. Pelaksanaan Tindakan II Pelaksanaan tindakan II dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu tanggal 28 November, 5 dan 12 Desember 2009 di ruang Laboratorium komputer. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan II hampir sama dengan pelaksanaan tindakan I, hanya pada pelaksanaan tindakan II ini terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan I. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan II juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan I. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah kelanjutan dari materi siklus I. Pada pertemuan pertama, guru masih harus ceramah dan mendemonstrasikan materi secara jelas, kemudian pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk dapat membuat soal latihan sendiri walaupun
sederhana
dan
mendemonstrasikan
kembali
materi
yang
masih
berhubungan dengan materi yang didemonstrasikan oleh guru. Pertemuan yang ketiga diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus II. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 28 November 2009) a) Sebelum
guru
memulai
pelajaran,
seperti
biasanya
guru
memberikan salam dan mengabsen siswa-siswa. b) Guru membahas sedikit materi yang telah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya.
kurang
lebih
32
siswa
sudah
memperhatikan dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran.
c) Guru berperan sebagai penyampai materi (guru ceramah dan mendemonstrasikan materi) tentang membuat data pelanggan (customer), data pemasok (supplier), dan daftar persediaan barang dagangan. Guru menggambarkan bagaimana cara memasukkan data yang sudah ada kedalam program MYOB. Siswa mulai memperhatikan guru dengan seksama, hal ini terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, sebagian siswa ada yang bisa menjawab dengan benar. d) Setelah guru selesai mendemonstrasikan materi, siswa segera mencatat langkah-langkah yang telah didemonstrasikan guru. e) Pada saat siswa mencatat, guru berkeliling agar siswa mau bertanya apabila mereka masih mengalami kesulitan atau merasa kurang paham dari penjelasan guru. f) Guru membuka sesi tanya jawab dan memberikan motivasi kepada siswa untuk bertanya langkah-langkah yang belum dipahami. Banyak siswa yang mempergunakan kesempatan tanya jawab, sekitar 20 siswa melontarkan beberapa pertanyaan baik pada saat guru keliling maupun pada saat sesi tanya jawab. g) Setelah kurang lebih 20 menit tanya jawab dilakukan dan siswa merasa sudah paham, guru segera meminta siswa untuk
mengerjakan
latihan
soal
dengan
diskusi.
Seiring
siswa
mengerjakan, guru juga memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya, siswa harus mendemonstrasikan jawaban dari soal tersebut. 2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 5 Desember 2009) a) Guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa sebagai kegiatan monitoring. b) Sebagian siswa sudah mengerjakan dengan benar dan sebagian siswa lagi mengerjakan tetapi masih kurang lengkap dan masih bingung. c) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Terdapat 3 siswa yang mengajukan
diri
untuk
mencoba
mendemonstrasikan
hasil
pekerjaannya. d) Setelah guru memberi motivasi agar berani maju kedepan, ada 4 siswa (Dessy, Dian, Rois, Dwi) yang mengajukan diri meskipun siswa tersebut masih ragu, namun karena semangat dan dorongan dari guru dan teman-teman yang lain akhirnya Dessy tersebut maju, dan ternyata dia juga bisa mendemonstrasikan walaupun agak gugup. e) Kemudian Dian juga maju untuk menegaskan penjelasan Dessy. Siswa-siswa yang lain pun memperhatikan dengan seksama. Bahkan, tanya jawab pun juga terjadi dengan sangat menarik. Banyak siswa (kurang lebih 35 siswa) yang bertanya tentang mencatat termin pelanggan dan pemasok serta menginput saldo awal pelanggan dan pemasok. f) Guru segera menegaskan materi tersebut sudah dipahami betul oleh siswa atau belum, dan ternyata banyak siswa yang mengangguk. 3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 12 Desember 2009)
a) Sebelum siswa memulai mengerjakan soal evaluasi akhir dari siklus II, tempat duduk siswa diacak secara bebas. b) Siswa cukup tenang dalam mengerjakan soal evaluasi, meskipun ada yang masih bertanya kanan kiri, namun hal tersebut masih dalam batas kewajaran. c) Guru mengawasi dengan ketat, sehingga siswa cenderung takut dengan
guru
dan
mengerjakan
secara
mandiri
sesuai
kemampuannya. d) Lima belas menit sebelum jam pelajaran berakhir, seluruh siswa selesai atau tidak selesai segera meninggalkan ruangan. c. Observasi dan Interpretasi Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar komputer akuntansi pada hari itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari Sabtu 28 November 2009, guru menyampaikan materi membuat data pelanggan, pemasok, dan daftar persediaan barang dagangan dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) secara jelas. Sedangkan
pada
pertemuan
kedua,
siswa
diminta
untuk
mendemonstrasikan materi yang masih berhubungan dengan materi kemarin. Pertemuan yang ketiga digunakan untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus II. Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran komputer akuntansi. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar komputer akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1) Siswa yang aktif selama apersepsi sebesar 62,19%, sedangkan 37,81% lainnya belum secara optimal dalam persiapan mengikuti pelajaran. 2) Siswa yang aktif selama KBM sebesar 64,28%, sedangkan 35,72% masih kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
3) Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti sebesar 75,86%, sedangkan yang lainnya hanya mengerjakan sebisa mereka, hal ini dikarenakan, siswa tersebut tidak mau bertanya. 4) Adapun berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu membuat data pelanggan, pemasok, dan daftar persediaan barang dagangan dan mendapatkan nilai 7 ke atas sebesar 68,57%, sedangkan 31,43% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan data yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih kesulitan memahami pengisian data dengan benar. Tabel 5. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa selama siklus II Aspek yang diukur
Aktif
Pasif
Target capaian
Keaktifan siswa selama apersepsi
62,19 %
37,81%
70 %
Keaktifan
mengikuti
64,28 %
35,72%
70 %
dalam
75,86 %
24,14%
80 %
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 7)
65,70 %
34,30%
80 %
siswa
pembelajaran Ketelitian/ketepatan
siswa
menyelesaikan persoalan/soal
Data diatas disajikan dalam bentuk diagram sebagai berikut :
Gambar 5. Hasil Penelitian pada Siklus II
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus II ini adalah: a)
Siswa mengeluh karena tulisan guru masih sulit untuk dibaca, namun hal tersebut dapat mereka atasi dengan memperhatikan secara seksama pada saat guru mendemonstrasikan materi.
b)
Suara guru yang terlalu pelan, sehingga siswa yang paling jauh kurang bisa mendengarkan dengan baik.
c)
Guru sudah dapat memahami kondisi konsentrasi siswa meskipun masih dirasa kurang bagi siswa.
d)
Sebelum pembelajaran sebaiknya guru tidak melupakan pengantar untuk melanjutkan materi (apersepsi). siswa mengharapkan guru lebih
banyak
bergurau. Siswa kurang menyukai
keadaan
pembelajaran yang serius dan monoton. e)
Setelah evaluasi berakhir guru tidak memberikan jawaban yang benar kepada siswa, sehingga siswa tidak mengetahui letak kesalahannya.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a)
Siswa masih kurang berani untuk mengungkapkan pendapatnya di depan guru, apabila tidak dimotivasi terlebih dahulu. Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.
b)
Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas, sudah mencapai 24 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah mengalami kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas mencapai 7,25. Nilai ini belum juga mencapai nilai standar. Sehingga proses pembelajaran perlu dilanjutkan kembali untuk mencapai titik ketuntasan yang ditargetkan. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan
analisis yang telah dilakukan adalah : 1) Guru masih harus meluangkan waktu untuk melakukan pendekatan terhadap anak, sehingga setiap anak mengalami kesulitan akan mudah teratasi. 2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi. 3) Guru memberikan gambaran jawaban yang benar setelah selesai evaluasi akhir, sehingga siswa dapat langsung mengetahui letak kesalahannya.
3. Siklus III
Penerapan pembelajaran komputer akuntansi pada siklus II melalui pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan adalah : a.
Perencanaan Tindakan Siklus III Kegiatan perencanaan Tindakan III dilaksanakan pada hari Senin tanggal 21 Desember 2009 di ruang guru SMA Negeri 7 Surakarta. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa berdasarkan hasil analisis dan refleksi dari siklus II, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus III akan dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, yakni pada setiap hari Sabtu tanggal 9, 16 dan 23 Januari 2010 dengan rancangan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), yaitu dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama (1) Salam pembuka, mengabsen kehadiran siswa (2) Menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif untuk membangkitkan minat belajar siswa dengan mengecek kondisi baik siswa maupun kelas. (3) Mengulangi sedikit materi yang terdahulu yang masih ada kaitannya dengan materi membuat data pelanggan, pemasok, dan daftar persediaan barang dagangan dengan sedikit membahas hasil dari evaluasi yang telah dilakukan pada pertemuan sebelumnya. (4) Guru mendemonstrasikan contoh pengisian transaksi secara perlahan dengan suara yang jelas agar siswa dapat memahami dan mendengar dengan baik tentang cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi pada periode tertentu serta menganalisis
laporan
keuangan.
penjelasan guru dengan baik.
Siswa
memperhatikan
(5) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memahami materi yang telah disampaikan dan membuka kesempatan lebih luas untuk melakukan tanya jawab. Dalam kesempatan ini guru lebih banyak meluangkan waktu untuk siswa, agar proses tanya jawab dapat berjalan dengan baik. Waktu dalam kegiatan tanya jawab diberikan lebih banyak, yaitu sekitar 15 menit yang biasanya hanya 5-10 menit. Jika tidak ada siswa yang bertanya, seperti biasanya guru tetap berusaha untuk membangkitkan siswa agar mengutarakan kesulitan yang dihadapi. (6) Guru memberikan soal-soal latihan. Siswa diperbolehkan untuk mengerjakan melalui diskusi dengan teman disampingnya agar terjadi interaksi dalam penyatuan konsepsi. Pada saat siswa mengerjakan,
guru
masih
mendekati
siswa-siswa
yang
dianggap masih membutuhkan bantuan dalam mengerjakan soal latihan. (7) Siswa mencermati tugas yang diberikan guru dan bertanya tentang kesulitan yang dihadapinya dalam mengerjakan tugas. (8) Guru memberitahukan bahwa siswa harus bisa membuat soal latihan sendiri walaupun secara spontan, tanpa harus disuruh dan mendemonstrasikan-nya pada pertemuan berikutnya. (9) Salam penutup b) Pertemuan Kedua (1) Salam pembuka, mengabsen kehadiran siswa (2) Guru menyampaikan rencana kegiatan yang akan dilakukan dalam pembelajaran. (3) Guru memonitor semua pekerjaan siswa dan membuka kesempatan tanya jawab sebelum guru meminta beberapa siswa untuk menjelaskan (mendemonstrasikan) pekerjaannya di depan kelas. Demonstrasi ini dapat dilakukan siswa baik secara sukarela maupun ditunjuk oleh guru.
(4) Guru memberikan kesempatan siswa untuk mendemonstrasikan tugas yang diberikan oleh guru pada pertemuan sebelumnya, tentang cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi pada periode tertentu serta menganalisis laporan keuangan kedalam
program
MYOB.
Siswa
yang
belum
mendemonstrasikan pekerjaannya ataupun siswa yang kurang paham tetap dapat bertanya kepada siswa yang sedang demonstrasi. (5) Guru membuat kesimpulan dari materi dan tugas yang sudah dibahas dan mereview pelaksanaan demonstrasi. Siswa akan berpikir apakah jawaban mereka sudah sesuai dengan konsep yang diharapkan oleh kompetensi dasar. (6) Salam penutup c) Pertemuan Ketiga (1) Salam pembuka, mengecek kehadiran siswa (2) Guru menyampaikan indikator tentang kegiatan yang akan dilakukan (3) Siswa mempersiapkan diri untuk mengerjakan evaluasi/tes tertulis atas materi yang telah dibahas. (4) Guru membagikan soal untuk evaluasi akhir berupa soal dan meminta siswa agar dalam mengerjakan tidak saling bekerja sama. (5) Guru mengawasi dengan baik agar hasil dari evaluasi dapat mencerminkan
kemampuan
mereka
dan
memberikan
kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan soal dengan tertib dan tenang. (6) Guru meminta lembar soal yang telah diberikan kepada tiap siswa. (7) Guru membuat kesimpulan dari soal yang sudah berikan agar siswa mengetahui letak kesalahannya. (8) Salam penutup.
2) Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi pada periode tertentu serta menganalisis laporan keuangan dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). 3) Peneliti dan guru menyusun instrumen penelitian, yang berupa tes dan nontes. Instrumen tes dinilai dari hasil pekerjaan siswa (evaluasi akhir siklus) dan instrumen nontes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung. b.
Pelaksanaan Tindakan III Pelaksanaan tindakan III dilaksanakan selama 3 kali pertemuan, seperti yang telah direncanakan, yaitu 9, 16 dan 23 Januari 2010 di ruang Laboratorium komputer. Pertemuan dilaksanakan selama 6 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP. Pelaksanaan tindakan III hampir sama dengan pelaksanaan tindakan II, hanya pada pelaksanaan tindakan III ini masih terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan II. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan III juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan II. Materi pada pelaksanaan tindakan III ini adalah kelanjutan dari materi siklus II. Pada pertemuan pertama, guru lebih sedikit ceramah dan harus mendemonstrasikan materi secara jelas, kemudian pada pertemuan kedua, siswa diminta untuk dapat mendemonstrasikan kembali materi yang masih berhubungan dengan materi yang didemonstrasikan oleh guru dan berlatih untuk membuat soal latihan sendiri. Pertemuan yang ketiga diisi dengan evaluasi belajar siswa dari siklus II. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Pertemuan Pertama (Sabtu, 9 Januari 2010) a) Sebelum guru memulai pelajaran memberikan salam, seperti biasanya guru juga mengabsen siswa-siswa.
b) Guru membahas sedikit materi yang telah disampaikan pada pertemuan
sebelumnya.
kurang
lebih
34
siswa
sudah
memperhatikan dan berkonsentrasi untuk menerima pelajaran. c) Guru
kembali
berperan
sebagai
penyampai
materi
(guru
mendemonstrasikan materi) tentang cara mencatat transaksi kedalam
jurnal
yang
terjadi
pada periode tertentu
serta
menganalisis laporan keuangan. Guru menggambarkan bagaimana cara memasukkan data yang sudah ada kedalam program MYOB. Siswa-siswa cukup antusias memperhatikan guru, hal ini terbukti pada saat guru memberikan pertanyaan, banyak siswa yang dapat menjawab dengan tepat dan sebagian besar pertanyaan dijawab secara serempak. d) Setelah guru selesai mendemonstrasikan materi, siswa segera mencatat langkah-langkah yang telah didemonstrasikan guru. e) Pada saat siswa mencatat, guru berkeliling agar siswa mau bertanya apabila mereka masih mengalami kesulitan atau merasa kurang paham dari penjelasan guru. f) Guru membuka sesi tanya jawab dan memberikan motivasi kepada siswa agar mereka dapat lebih kritis dalam menanggapi suatu permasalahan. Banyak siswa yang mempergunakan kesempatan tanya jawab, sekitar 30 siswa dari 35 siswa melontarkan beberapa pertanyaan baik pada saat guru keliling maupun pada saat sesi tanya jawab. g) Setelah kurang lebih 25 menit tanya jawab dilakukan dan siswa merasa sudah paham, guru segera meminta siswa untuk mengerjakan
latihan
disampingnya.
soal
Seiring
dengan siswa
diskusi
bersama
mengerjakan,
guru
teman juga
memberitahukan bahwa pada pertemuan berikutnya, siswa harus bisa membuat soal latihan sendiri dan mendemonstrasikan jawaban dari soal tersebut. 2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 16 Januari 2010)
a) Guru meminta siswa untuk menunjukkan hasil pekerjaannya masing-masing, kemudian guru berkeliling untuk mengecek pekerjaan siswa sebagai kegiatan monitoring. b) Sebagian besar siswa sudah mengerjakan dengan benar meskipun ada 4 siswa yang mengerjakan tetapi masih kurang lengkap. c) Guru meminta siswa secara sukarela untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. Namun siswa yang sukarela tersebut adalah siswa yang kemarin sudah mengajukan diri, meskipun belum mendapat kesempatan ke depan. d) Dalam pertemuan kali ini, guru menginginkan siswa yang biasanya kurang aktif untuk menjadi berani maju ke depan. e) Akhirnya guru memberi motivasi kembali kepada siswa akan pentingnya melatih mental dan menceritakan sedikit pengalaman yang guru alami , kurang lebih ada 7 siswa yang mengajukan diri dengan penuh percaya diri, meskipun ada juga siswa tersebut masih ragu-ragu, Dessy, Luthfi dan Dwi secara bergantian mereka maju, dan ternyata mereka juga bisa mendemonstrasikan dengan baik. c) Kemudian Septin juga memberikan masukkan kepada Luthfi dalam memberikan penjelasan materi. Siswa-siswa yang lain pun memperhatikan dengan seksama. d) Guru segera menegaskan materi tersebut sudah dipahami betul oleh siswa atau belum, dan ternyata banyak siswa yang mengangguk. 3) Pertemuan Ketiga (Sabtu, 23 Januari 2010) a) Sebelum siswa memulai mengerjakan soal evaluasi/tes tertulis dari siklus III, tempat duduk siswa diacak secara bebas. b) Siswa cukup tenang dan percaya diri dalam mengerjakan soal evaluasi, meskipun ada juga yang masih bertanya kanan kiri, namun hal tersebut masih dalam batas kewajaran.
c) Guru mengawasi dengan ketat, sehingga siswa cenderung takut dengan
guru
dan
mengerjakan
secara
mandiri
sesuai
kemampuannya. d) Lima belas menit sebelum jam pelajaran berakhir, seluruh siswa harus sudah selesai mengerjakan. e) Guru dapat mempergunakan waktu yang tersisa untuk mengulas sedikit jawaban dari evaluasi tersebut sehingga siswa akan mengetahui letak kesalahannya. c.
Observasi dan Interpretasi Peneliti mengamati proses pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) di laboratorium komputer. Peneliti mengambil posisi di dalam kelas, sebab guru kelas menginginkan agar peneliti dapat mengamati langsung proses belajar mengajar komputer akuntansi pada hari itu. Pada pertemuan pertama yaitu hari Sabtu 9 Januari 2010, guru menyampaikan materi cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi pada periode tertentu serta menganalisis laporan keuangan kedalam program MYOB. Sedangkan
pada
pertemuan
kedua,
siswa
diminta
untuk
mendemonstrasikan materi yang masih berhubungan dengan materi yang disampaikan guru dalam demonstrasinya kemarin. Pertemuan yang ketiga digunakan guru dan peneliti untuk melakukan evaluasi akhir dari siklus III. Dari kegiatan tersebut, diperoleh deskripsi tentang jalannya proses pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) seperti yang telah diungkapkan dalam pelaksanaan tindakan III. Berdasarkan hasil observasi terhadap pelaksanaan proses belajar mengajar komputer akuntansi, diperoleh informasi tentang motivasi dan aktivitas siswa selama KBM berlangsung, yaitu sebagai berikut: 1)
Siswa yang aktif selama pemberian apersepsi sebesar 80% melebihi target yang diharapkan, sedangkan 20% lainnya masih belum secara optimal dalam persiapan mengikuti pelajaran.
2)
Siswa yang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung sebesar 85,26%, sedangkan 14,74% lainnya masih kurang konsentrasi dalam mengikuti proses pembelajaran.
3)
Siswa yang dapat mengerjakan tugas dari guru dengan tepat dan teliti sebesar 91,83%, sedangkan yang lainnya hanya mengerjakan sebisa mereka, hal ini dikarenakan siswa tidak mau bertanya.
4)
Adapun berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat diidentifikasi bahwa siswa yang sudah mampu membuat data pelanggan, pemasok, dan daftar persediaan barang dagangan dan mendapatkan nilai 7 ke atas sebesar 85,71%, sedangkan 14,29% siswa lainnya belum sempurna dalam menyelesaikan data yang diberikan. Hal ini disebabkan mereka masih juga kesulitan memahami pengisian data dengan benar. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 6. Hasil Penelitian Aktifitas Siswa Selama Siklus III Aspek yang diukur
Aktif
Pasif
Target capaian
Keaktifan siswa selama apersepsi
80,00%
20,00%
70%
Keaktifan
mengikuti
85,26%
14,74%
70%
dalam
91,83%
8,17%
80%
Ketuntasan hasil belajar (standar nilai 7)
85,71%
14,29%
80%
siswa
dalam
pembelajaran Ketelitian/ketepatan
siswa
menyelesaikan persoalan/soal
Data diatas disajikan dalam diagram sebagai berikut :
Gambar 6. Hasil Penelitian pada Siklus III d.
Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus III Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan guru dalam siklus III ini adalah: a)
Siswa mengeluh karena ada satu unit komputer yang tidak bisa digunakan, namun hal tersebut dapat mereka atasi dengan menggunakan satu unit komputer untuk berdua.
b)
Guru tidak mempergunakan fasilitas internet atau email untuk mengoreksi tugas.
2) Sedangkan dari segi siswa ditemukan beberapa kekurangan, yaitu sebagai berikut: a) Siswa masih kurang berani untuk mengungkapkan pendapatnya di depan guru, apabila tidak dimotivasi terlebih dahulu. Siswa masih cenderung berani jika berhadapan dengan teman sebayanya.
b) Dari segi hasil belajar, siswa yang mendapatkan nilai 7 ke atas, sudah mencapai 30 siswa dan nilai rata-rata kelas juga sudah mengalami kenaikan. Dari hasil perhitungan, nilai rata-rata kelas mencapai 7,44. Nilai ini sudah diatas nilai standar. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar. Tindakan refleksi yang dapat diambil berdasarkan pengamatan dan analisis yang telah dilakukan adalah : 1)
Guru masih harus mengecek kondisi komputer sebelum kegiatan
belajar
mengajar
dimulai
sehingga
siswa
dapat
menggunakan komputer sendiri. 2)
Guru lebih kreatif dalam menggunakan fasilitas internet atau email sehingga waktu yang digunakan lebih efektif .
D. Pembahasan Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, II dan III dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan kualitas pembelajaran komputer akuntansi melalui penggunaan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dari siklus satu ke siklus berikutnya. Dari aspek yang diukur tiap siklus, menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami komputer akuntansi menjadi meningkat. Dari aspek keaktifan siswa dalam apersepsi mengalami peningkatan mulai dari 49,37% (13 siswa), 62,19% (17 siswa), menjadi 80% (24 siswa). Kemudian aspek keaktifan selama pembelajaran mulai dari 50% (13 siswa), 64,28% (18 siswa), menjadi 85,26% (27 siswa). Selanjutnya aspek ketepatan dan ketelitian dalam menyelesaikan soal mulai dari 71,59% (21 siswa), 75,86% (22 siswa), menjadi 91,83% (30 siswa). Sedangkan dari aspek ketuntasan hasil belajar dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, dan siklus III dengan capaian siswa tuntas belajar sebesar 65,7% (23 siswa), 86,57% (24 siswa), dan 91,83% yang dicapai 30 siswa dari total 35 siswa. Hal tersebut dapat dilihat dari tabel 7 berikut ini:
Tabel 7. Hasil Penelitian Siklus I, Siklus II, Siklus III Aspek yang diukur
Siklus
Jumlah siswa
Hasil
Target
Keterangan
Capaian Capaian
I
13 siswa
49,37%
II
17 siswa
62,19%
III
24 siswa
80%
Tercapai
I
13 siswa
50%
Belum Tercapai
II
18 siswa
64,28%
III
27 siswa
85,26%
Tercapai
Ketepatan dan
I
21 siswa
71,59%
Belum Tercapai
Ketelitian dalam
II
22 siswa
75,86%
menyelesaikan soal
III
30 siswa
91,83%
Tercapai
I
23 siswa
65,7%
Belum Tercapai
II
24 siswa
86,57%
III
30 siswa
91,83%
Keaktifan siswa dalam apersepsi
Keaktifan selama pembelajaran
Ketuntasan hasil belajar
Belum Tercapai 70%
70%
80%
80%
Belum Tercapai
Belum Tercapai
Belum Tercapai
Tercapai Tercapai
Gambar 7. Hasil Penelitian Siklus I, Siklus II, dan Siklus III Adapun deskripsi hasil penelitian dari siklus I sampai siklus III dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di SMA Negeri 7 Surakarta. Dari hasil survei ini, peneliti menemukan bahwa kualitas pembelajaran komputer akuntansi pada siswa IPS 1 kelas XII SMA Negeri 7 Surakarta masih tergolong rendah. Oleh karena itu, peneliti mengadakan diskusi dengan guru kelas dan mencari solusi untuk mengatasi
masalah
tersebut,
yaitu
dengan
menerapkan
pendekatan
konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Kemudian guru kelas dibantu peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) guna melaksanakan kegiatan siklus I. Materi pada pelaksanaan tindakan siklus I ini adalah membuat data baru dan menyusun data rekening. Setelah guru mendemonstrasikan materi, siswa diminta untuk dapat mendemonstrasikan juga, sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya
dari melihat guru, melainkan juga dari menyaksikan secara langsung proses yang didemonstrasikan siswa. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar komputer akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan dan kelemahan, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran komputer akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran komputer akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah melanjutkan materi pada siklus I yaitu membuat data pelanggan, pemasok, dan daftar persediaan barang dagangan kedalam program MYOB. Namun, dari hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar komputer akuntansi pada siklus II masih terdapat kekurangan dan kelemahan juga, yaitu siswa masih kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran komputer akuntansi. Hal ini dapat juga dilihat dari respon siswa pada saat apersepsi. Selain itu, kesempatan tanya jawab yang diberikan guru juga cukup terbatas. Karena itu, peneliti mencari solusi kembali dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dan kelemahan dalam pembelajaran komputer akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus III adalah melanjutkan materi pada siklus II yaitu cara mencatat transaksi kedalam jurnal yang terjadi pada periode tertentu serta menganalisis laporan keuangan kedalam program MYOB. Pada saat peneliti melakukan wawancara dengan siswa, siswa merasa cukup tertarik dengan pembelajaran menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), selain siswa menjadi aktif, siswa juga merasa tidak segan bertanya dengan teman yang sedang mendemonstrasikan materi di depan. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar komputer akuntansi pada siklus II, kualitas pembelajaran baik hasil maupun proses sudah menunjukkan
peningkatan.
Siswa
yang
sebelumnya
kurang
aktif
saat
pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan lebih merespon apersepsi guru. Meskipun begitu, masih diperlukan juga motivasi dari guru dan pendekatan dari
guru untuk mendukung berhasilnya proses belajar mengajar komputer akuntansi. Namun, kekurangan tersebut dirasa dapat dilakukan guru. Oleh sebab itu masalah yang dihadapi pada pembelajaran komputer akuntansi sudah dapat teratasi dengan cara penerapan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan yang secara langsung mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran komputer akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa, sehingga berakibat pada meningkatnya kualitas proses dan hasil pembelajaran komputer akuntansi. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran yang efektif dan menarik. Keberhasilan pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1) Siswa terlihat antusias dan bersemangat dalam mengikuti pembelajaran komputer akuntansi. 2) Siswa merasa mendapatkan pencerahan dalam pembelajaran, karena selain alur pembelajaran jelas, siswa juga mempunyai kesempatan untuk aktif dalam proses pembelajaran. 3) Siswa sudah tidak malu dan berani untuk maju ke depan kelas mendemonstrasikan tugas yang diberikan guru. Hal ini dikarenakan siswa sudah paham tentang materi yang akan didemonstrasikannya, karena sebelumnya sudah melihat secara langsung guru berdemonstrasi. 4) Siswa sudah mampu memahami materi komputer akuntansi. 5) Pada setiap penyampaian materi, guru selalu memberikan pertanyaanpertanyaan yang dapat membangkitkan minat siiswa untuk belajar. Nilai dari hasil pekerjaan yang telah diberikan guru menunjukkan peningkatan dari siklus I sampai siklus III.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta ini dilakukan dalam tiga siklus. Setiap siklus meliputi empat tahap, yaitu : (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi tindakan. Berdasarkan analisa hasil penelitian tindakan dari siklus I sampai dengan siklus III, maka dapat disimpulkan bahwa dengan pendekatan kontruktivistik dapat meningkatkan kualitas pembelajaran komputer akuntansi kelas XII IPS 1 pada siswa SMA Negeri 7 Surakarta. Peningkatan kualitas pembelajaran komputer akuntansi tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya yang dikemas dalam tiga siklus tindakan diantaranya : 1. Penerapan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam melaksanakan pembelajaran. 2. Guru membuat inovasi baru dalam menyampaikan pelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) yang diikuti oleh siswa. 3. Siswa diminta untuk mengulang pelajaran yang diberikan guru melalui kegiatan demonstrasi dan latihan pada waktu pelajaran berikutnya. Upaya tersebut terbukti meningkatkan kualitas pembelajaran komputer akuntansi pada siswa kelas XII IPS 1 SMA Negeri 7 Surakarta. Hal tersebut dapat terlihat dari beberapa temuan di kelas, baik yang ditunjukkan dalam proses maupun hasil dari pembelajaran. Dari segi proses, menunjukkan bahwa : 1. Siswa tampak antusias dan bersemangat dalam mengikuti pelajaran komputer akuntansi. 2. Siswa terlihat memperhatikan pelajaran yang diberikan oleh guru dengan motivasi tinggi dan terlihat aktif dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.
3. Siswa berani maju ke depan kelas untuk mendemonstrasikan hasil pekerjaannya. 4. Guru mampu memberikan metode pembelajaran komputer akuntansi dengan nuansa baru. Hal ini antara lain diinformasikan oleh beberapa siswa melalui kegiatan wawancara setelah semua siklus tercapai. Sedangkan dari segi hasil, menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memahami komputer akuntansi menjadi meningkat. Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, dan siklus III dengan capaian siswa tuntas belajar sebesar 65,7%, 86,57%, dan 91,83% yang dicapai 30 siswa dari total 35 siswa. Selain itu, terdapat beberapa manfaat dari penggunaan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam pembelajaran, antara lain : 1. Membantu siswa dalam memahami materi. 2. Melibatkan siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa menjadi lebih aktif. 3. Siswa dapat menambah pengalaman dan pengetahuan melalui melihat guru pada saat mendemonstrasikan materi secara langsung. 4. Mempercepat siswa dalam memahami konsep-konsep dari materi pendidikan dengan lebih konkret. 5. Menumbuhkan minat belajar mandiri dan menumbuhkan antusiasme siswa dalam mengikuti pelajaran komputer akuntansi. Unsur penting dalam pembelajaran ini adalah penggunaan ragam motode dan pendekatan pembelajaran yang dipilih. Pemilihan metode dan pendekatan tertentu akan mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pembelajaran. Pengetahuan yang diterima siswa juga sangat dipengaruhi oleh metode dan pendekatan yang diterapkan guru dalam pembelajaran. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan metode dan pendekatan pembelajaran yang tepat akan berpengaruh terhadap proses dan hasil dari pembelajaran. Dalam pembelajaran komputer akuntansi ini diterapkan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL). Dengan menerapkan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL), kualitas pembelajaran komputer akuntansi dapat meningkat. Hal ini dikarenakan dalam penerapannya, selain guru yang melakukan
ceramah
dan
demonstrasi,
mendemonstrasikan
kembali
siswa materi
juga yang
diberi telah
kesempatan
didemonstrasikan
untuk guru
sebelumnya. Sehingga pengetahuan yang diperoleh siswa tidak hanya berasal dari pengalaman pada saat melihat guru demonstrasi, tetapi juga diperoleh dari siswa itu sendiri. Pengetahuan dibangun atas dasar konsep yang diterima siswa yang dikembangkan berdasarkan pengalaman yang telah mereka dapat. Pengetahuan tersebut bersifat lebih kekal (bertahan lama) dalam pikiran siswa. Jadi, dapat dirumuskan bahwa fungsi pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dalam pembelajaran adalah untuk membangkitkan motivasi belajar siswa dalam rangka membangun pengetahuan melalui pengalaman. B. Implikasi 1. Implikasi Teoritis Pelaksanaan pembelajaran komputer akuntansi dengan menggunakan pendekatan kontruktivistik terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa selama apersepsi, keaktifan dalam mengikuti pelajaran, ketepatan dan ketelitian siswa dalam menyelesaikan soal, serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Menurut Asri Budiningsih (2005: 63) keunggulan pendekatan konstruktivistik yaitu: 1) Pembelajaran konstruktivistik dikemas dalam proses ”konstruksi” bukan ”menerima” pengetahuan. 2) Pembelajaran memusatkan perhatian pada berpikir atau proses mental siswa, tidak sekedar pada hasilnya. Disamping kebenaran atas jawaban, proses yang digunakan siswa sehingga sampai pada jawaban tersebut juga perlu dipahami oleh guru. Pendekatan ini lebih memfokuskan pada kesuksesan siswa dalam mengorganisasikan pengalaman mereka. 3) Peran siswa lebih diutamakan dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatan aktif dalam kegiatan pembelajaran di dalam kelas.Sehingga dengan menggunakan pendekatan kontruktivistik
menjadikan kemampuan berpikir siswa yang tidak hanya
berdasarkan hafalan suatu teori saja melainkan berdasarkan dari sesuatu yang mereka pahami dan alami. Siswa yang biasanya hanya menerima transfer
pengetahuan dari guru, dituntut untuk belajar memecahkan suatu permasalahan dan menemukan sendiri pengetahuan mereka. Peran guru dalam pendekatan kontruktivistik hanya sebagai fasilitator siswa dalam mencapai tujuan belajarnya, sehingga pengetahuan tersebut benarbenar bermakna, dapat bertahan lama dan bukan hanya sekedar teori yang harus dihafalkan saja. Dalam pendekatan kontrukivistik, peran dan potensi yang ada dalam diri siswa secara aktif dapat dikembangkan dengan baik. Proses pembelajaran menjadi lebih optimal, dengan pembelajaran yang berpusat kepada siswa sehingga terjadi komunikasi yang baik antara guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Alokasi waktu/jam pelajaran menjadi lebih lebih efektif dan efisien, sehingga kegiatan pembelajaran pun menjadi lebih kondusif, siswa lebih aktif dan bersemangat dalam pembelajaran. 2. Implikasi Praktis Penelitian ini juga memberikan gambaran secara jelas bahwa melalui penerapan pendekatan kontruktivistik dengan metode Ceramah plus Demostrasi dan Latihan (CPDL) dalam pembelajaran komputer akuntansi dapat meningkatkan kualitas pembelajaran komputer akuntansi. Hal ini dapat dilihat dari nilai akhir dan nilai rata-rata kelas yang mengalami peningkatan dari siklus I, siklus II, dan siklus III dengan capaian siswa tuntas belajar sebesar 65,7%, 86,57%, dan 91,83% yang dicapai 30 siswa dari total 35 siswa. Bagi guru bidang studi komputer akuntansi, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai alternatif pilihan dalam meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran. Disamping itu dapat menjadikan siswa lebih aktif dan menghapus pandangan siswa terhadap pembelajaran yang membosankan menjadi pembelajaran yang menarik dan menyenangkan. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan dalam mengajak siswa untuk dapat berkomunikasi dengan baik, sehingga siswa menjadi tidak malu untuk bertanya atau maju kedepan kelas menyampaikan pendapatnya dan hasil pekerjaannya. Pemberian tindakan dari siklus I, siklus II, sampai siklus III memberikan deskripsi bahwa terdapat kekurangan dan kelemahan yang terjadi selama proses
pembelajaran komputer akuntansi berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya. Dari pelaksanaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapatnya peningkatan kualitas baik proses maupun hasil dari pembelajaran komputer akuntansi.
C. Saran Berkaitan dengan simpulan di atas, maka peneliti dapat mengajukan saransaran sebagai berikut : 1. Bagi guru a.
Guru harus selalu meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan dan menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukan dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
b.
Guru hendaknya lebih inovatif dalam menerapkan metode untuk menyampaikan materi pembelajaran.
2. Bagi siswa Siswa lebih meningkatkan kemampuan dalam berdemonstrasi dan lebih berani bertanya dalam menerima materi pelajaran. 3. Bagi sekolah a. Kepala sekolah harus lebih mengusahakan fasilitas yang dapat mendukung kelancaran kegiatan belajar mengajar dengan pendekatan konstruktivistik. b. Kepada guru yang belum menerapkan pendekatan konstruktivistik dengan metode ceramah plus demonstrasi dan latihan (CPDL) dapat menerapkan metode tersebut dalam pembelajaran komputer akuntansi agar pemahaman siswa menjadi lebih meningkat.
c. Penelitian ini dapat diterapkan di kelas lain maupun di sekolah lain. Namun, dalam penerapannya harus diikuti penyesuaian dengan konteks kelas maupun sekolah masing-masing. Hal ini disebabkan sekolah yang ada di Indonesia pada dasarnya mempunyai pola pengajaran yang hampir sama, namun memiliki karakteristik khusus yang berbeda-beda. maka dari itu, perlu adanya pengembangan pola-pola pengajaran yang baru dan lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abin Syamsuddin Makmun. 2004. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul. Bandung : PT Remaja Rosdakarya Akhmad
Sudrajat. 2008. Model Pembelajaran Inovatif. http://akhmad sudrajat.wordpress.com/2008/01/21/ Model-Pembelajaran-Inovatif/. Diakses 11 Januari 2008 jam 13.30 WIB.
Andreas Harefa. 2001. Pembelajaran di Era Serba Otonomi. Jakarta : PT kompas Media Nusantara. Arif Rohman. 2009. Memahami Pendidikan dan Ilmu Pendidikan. Yogyakarta : Lakbang Mediatama Arnie Fajar, dkk. 2005. Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Asri Budiningsih. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : PT Asdi Mahasatya. Dina Gasong. 2007. Model Pembelajaran Konstruktivistik Sebagai Alternative Mengatasi Masalah Pembelajaran. http://www.gerejatoraja.com/downloads/MODEL_PEMBELAJARAN_KONSTRUKTIVISTIK.doc. Diakses 5 Desember 2007 jam 16.15 WIB. Kasihani Kasbolah. 2001.Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Malang : Universitas Negeri Malang. Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Mulyani Sumantri., Johar Permana. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Maulana. Mulyasa. 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Dalam Konteks Menyukseskan MBS dan KBK). Bandung: PT Remaja Rosdakarya. _______. 2005. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung : PT Remaja Rosdakarya. Nana Sudjana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Oemar Hamalik. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. .1989. Komputerisasi Pendidikan Nasional. Bandung : PT Mandar Maju. Paulina Pannen. 2001. Konstruktivisme Dalam Pembelajaran. Jakarta : PAU PPAI Universitas Terbuka Rini Budiharti. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Surakarta : UNS Press Rohadi Wicaksono. 2007. Mengapa Harus Konstruktivistik. http://rohadieducation.wordpress.com/2007/07/19/mengapa-harus-konstruktivistik/. Diakses 19 Desember 2007 jam 13.30 WIB Sardiman AM. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT Rineka Cipta. Srini M. Iskandar. 2001. Penerapan Konstruktivisme dalam Pembelajaran Kimia di SMU. http://www.malang.ac.id/jurnal/fmipa/kim/2001a.htm. Diakses 19 Desember 2007 jam 13.30 WIB Suharsimi Arikunto,dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara. Teguh Tedi Budiyanto. 2006. Penerapan Metode Pengajaran Pembentukan Pengetahuan (Constructivism) Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan Peserta Didik Untuk Mencapai Prestasi Belajar Pada Mata Diklat Ekonomi Di SMK Kanisius Surakarta Tahun Diklat 2005/2006. Skripsi Penelitian Tindakan Kelas Jurusan P.IPS/BKK PTN. W. Gulo. 2004. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Gramedia. Yatim Riyanto. 2007. Pembelajaran Konstruktifistik Menuju Kehidupan Kognitif. http://guru-beasiswa.com/2007/12/pembelajaran-konstruktifistikmenuju.html. Diakses 27 Desember 2007 jam 10.30 WIB. Zainal Aqib. 2007. Penelitian Tindakan Kelas Untuk Guru. Bandung: CV Yrama Widya.