perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh : YULIANTO NIM K4607062
SKRIPSI Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011 ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Yulianto. UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLAVOLI MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN DENGAN MEDIA AUDIO-VISUAL PADA SISWA KELAS X-3 SMA NEGERI 1 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011, Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni. 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli melalui pendekatan pembelajaran dengan media audiovisual yang meliputi; (1) Peningkatkan kemampuan melakukan passing bolavoli (penilaian produk) pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, (2) Peningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli (Penilaian proses) pada siswa
kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun
pelajaran 2010 /2011. Penelitian ini menggunakan bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang terdiri dari beberapa siklus. Setiap siklus mempunyai 4 langkah yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan, Observasi, dan Refleksi. Sumber data penelitian ini adalah siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 berjumlah 34 siswa, terdiri atas 12 siswa putra dan 22 siswa putri. Teknik pengumpulan data dengan observasi, tes kemampuan, dan penilaian hasil belajar passing atas bolavoli. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara statistik deskriptif kualitatif dengan hasil prosentase. Data Kondisi awal penelitian ; (1) prosentase ketuntasan kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 karanganyar adalah 14.70% atau 5 siswa (penilaian Produk), (2) Prosentase ketuntasan hasil belajar passing atas bolavoli siswa SMA Negeri Karanganyar 17.65% atau 6 siswa (penilaian Proses). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh simpulan bahwa ”pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011”, dengan pembahasan permasalahan dalam penelitian sebagai berikut: (1) Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, sangat commit to user baik untuk meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 41.18%, dengan prosentase ketuntasan 55.88% atau 19 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 27.62%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa. (2) Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil
belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1
Karanganyar setelah diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 35.29%, dengan prosentase ketuntasan 52.94% atau 18 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 30.56%, dengan
prosentase ketuntasan 83.50% atau 29
siswa.
commit to user vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Barang siapa yang memberi kemudahan kepada orang lain yang sedang mengalami kesulitan, maka Allah akan memudahkan kepadanya dunia dan akhirat. (HR. Ibnu dari Abu Hurairah) Shedakah adalah jalan pintu rizki, Maka bershedekahlah selagi kamu mampu. (Penulis) Dengan berpikir bahwa kamu bisa, maka hadapi keadaan sesulit apapun kamu akan bisa disertai dengan usaha dan doa. (Penulis) Kerja dengan keras akan mendatangkan hasil apa yang kita impikan. (Penulis)
commit to user vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada : -
Bapak Sadimin – Ibu Yatimah, terima kasih atas nasehat dan do’anya yang selalu menyertaiku disetiap langkah hidupku. -
Mas Ehyadi, mas Nur, mbak ismi, bak Amini dan adik ku Wulan, karenamu keceriaan yang selalu ada pada diriku.
-
Orang tersayang “ S. Nh” yang selalu memberikan motivasi dan semangat. -
Sahabat-sahabatku POK’O7 -
-
Anak kontrakan gulon Fc Adik-adik JPOK FKIP UNS
FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta, almamater tercinta, kampus tempat kutimba ilmu.
commit to user viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang memberi kenikmatan dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapat gelar Sarjana Pendidikan. Selama pembuatan skripasi ini, tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ucapkan terima kasih kepada: 1.
Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd.,Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2.
Drs. H. Mulyono, M. M., Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3.
Waluyo, S.Pd., M.Or, Ketua Program Pendidikan Jasmani, Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4.
Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd., sebagai pembimbing I dan
Bapak
Waluyo, S.Pd., M.Or, Sebagai pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi. 5.
Waluyo, S.Pd., M.Or Pembimbing Akademik, yang telah memberikan arahan dan bimbingan selama menjadi mahasiswa di Program studi Pendidikan jasmani, kesehatan, dan rekreasi
6.
Kepala SMA Negeri 1 Karanganyar, beserta staf dan jajarannya.
7.
Semua pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna. Oleh karena
itu,saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca. Surakarta,
commit to user ix
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL……………………………………………………………………..
i
PENGAJUAN SKRIPSI……………………………………………………
ii
PERSETUJUAN……………………………………………………………
iii
PENGESAHAN…………………………………………………………….
iv
ABSTRAK………………………………………………………………….
v
MOTTO……………………………………………………………………..
vii
PERSEMBAHAN…………………………………………………………..
viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………
ix
DAFTAR ISI .................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR. ..................................................................................
xiv
DAFTAR TABEL .........................................................................................
xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………..
xvii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................
1
B. Rumusan Masalah ............................................................................
5
C. Tujuan Penelitian .............................................................................
5
D. Manfaat Penelitian ...........................................................................
5
BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................
7
A. Tinjauan Pustaka ...............................................................................
7
1. Pendidikan Jasmani ...............................................................
7
a. Pengembangan Aspek Afektif ........................................
8
b. Pengembangan Aspek Psikomotor………......................
9
1) Keterampilan Gerak…………………………….
9
2) Kebugaran Jasmani…………………………….
10
c. Pengembangan Aspek Kognitif……… ..........................
11
d. Konsep gerak……………………………………………
12
2. Pendekatan Pembelajaran……………………………………
13
a. Pengertian Pendekatan Pembelajaran…………………... commit to user
13
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran…………………
14
3. Belajar dan Pembelajaran........................................................
14
a. Belajar ............................................................................
14
b. Pembelajaran ...................................................................
15
c. Prinsip Belajar dan pembelajaran ...................................
16
1) Perhatian dan Motivasi Belajar…………………
17
2) Keaktifan Siswa…………………………………
17
3) Keterlibatan Langsung Siswa……………………
18
4) Pengulangan Belajar……………………………
19
5) Tantangan……………………………………….
19
6) Balikan dan Penguatan………………………….
19
7) Perbedaan Individu……………………………..
20
d. Ciri-ciri Pembelajaran ....................................................
20
1) Motivasi Belajar............................................ ......
21
2) Bahan Belajar................................................ ......
21
3) Alat Bantu Belajar...............................................
22
4) Suasana Belajar............................................. ......
22
5) Kondisi Siswa yang Belajar.......................... ......
22
e. Hasil Belajar....................................................................
23
3. Media Pembelajaran ..............................................................
25
a. Pengertian Media Pembelajaran......................................
25
b. Fungsi dan Manfaat ........................................................
27
c. Jenis Media pembelajaran......................................... ......
28
1) Media Visual................................................. ......
29
2) Media Audio.................................................. .....
29
3) Media Audio-Visual....................................... .....
30
4) Media Asli atau Orang................................... .....
30
d. Pengunaan Media Pembelajaran Passing Atas Bolavoli.
30
4. Bolavoli .................................................................................
31
a. Pengertian Permainan Bolavoli...................................... commit to user b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Bolavoli…
31
xi
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Unsur Kondisi Fisik……………………………
31
2) Unsur Teknik……………………………………
32
3) Unsur Taktik……………………………………
33
4) Unsur Mental…………………………………...
34
c. Teknik Dasar Permainan Bolavoli...................................
34
1) Pengertian Passing..........................................…..
35
2) Passing Atas Bolavoli.....................................…..
35
3) Kesalahan Passing Atas Bolavoli…………... .....
38
B. Kerangka Berfikir.........................................................................
39
C. Hipotesis Penelitian......................................................................
42
BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................
43
A. Tempat dan Waktu Penelitian .....................................................
43
1. Waktu Penelitian………………………………………. ......
43
2. Tempat penelitian………………………………………......
43
B. Subjek Penelitian.........................................................................
44
C. Sumber Data ...............................................................................
44
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................
44
E. Teknik Analisis Data...................................................................
46
F. Prosedur Penelitian........................................................................
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .............................. A. Diskripsi Tiap Siklus……………………………………………
54 54
1. Kondisi Awal…………………………………………… ....
54
2. Siklus I…………………………………………………. .....
57
a. Rencana Tindakan I………………………….. ..............
58
b. Pelaksanaan Tindakan I……………………… ..............
60
c. Observasi Dan Interpretasi Tindakan I………. ..............
66
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I…………….. ..............
70
e. Diskripsi Data Tindakan I………………….. ................
71
3. Siklus II……………………………………………….. ....... commit to user
73
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a. Rencana Tindakan II………………………….. .............
73
b. Pelaksanaan Tindakan II……………………… .............
75
c. Observasi Dan Interpretasi Tindakan II………. .............
80
d. Analisis dan Refleksi Tindakan II…………….. .............
82
e. Diskripsi Data Tindakan II………………….. ...............
83
B. Pembahasan Hasil Pembelajaran……………………………….
85
1. Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli……… .
85
2. Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli……………………
86
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN…………………………
88
A. Simpulan………………………………………………………..
88
B. Implikasi………………………………………………………..
89
C. Saran……....................................................................................
91
DAFTAR PUSTAKA…. .............................................................................. LAMPIRAN…. .............................................................................................
93 94
commit to user xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale………………………………. ..........
26
2. Tahap persiapan sebelum melakukan passing atas bolavoli ...................
36
3. Tahap pelaksanaan passing atas bolavoli ................................................
37
4. Tahap gerak lanjut passing atas bolavoli ................................................
38
5. Kerangka Berfikir ...................................................................................
41
commit to user xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1.
Penjabaran Sistematika Hasil Belajar Siswa.......................................
23
2.
Rincian kegiatan, Waktu dan Jenis kegiatan.......................................
43
3.
Teknik Pengumpulan Data Penelitian.................................................
45
4.
Indikator Hasil Pencapaian Hasil Belajar Siswa. ................................
52
5.
Deskripsi Data Awal Kemampuan Melakukan Passing Atas Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-visual ................................................................
6.
Deskripsi Data Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Sebelum diberikan Tindakan Melalui Pendekatan Pembelajaran
dengan
Media Audio-visual ............................................................................ 7.
56
57
Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah Diberikan Tindakan I Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-visual ............................................................................
8.
72
Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Setelah Diberikan Tindakan I Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media Audiovisual ..... .............................................................................................
9.
73
Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah Diberikan Tindakan II Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-visual ............................................................................
84
10. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Setelah Diberikan Tindakan II Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-visual .......................................................................................
84
11. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas sebelum dan Setelah Diberikan Tindakan 1 dan Tindakan II Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-visual ......................................... commit to user xv
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Sebelum dan Setelah Diberikan Tindakan I dan Tindakan II Melalui Pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-visual ......................... ...............
commit to user xvi
86
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I .....................................
95
2.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ....................................
107
3.
Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk) Kondisi Awal............................................................... .......................
120
4.
Penilaian Psikomotor Data Kondisi Awal ..........................................
121
5.
Penilaian Afektif Kondisi Awal. .........................................................
122
6.
Penilaian Kognitif Kondisi Awal ........................................................
123
7.
Rekapitulasi Penilaian Hasil Belajar Kondisi awal............................
124
8.
Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk) Kondisi Siklu I....................................................................................
125
Penilaian Psikomotor Siklus I ......................................... ...................
126
10. Penilaian Afektif Siklus I. ................................................................
127
11. Penilaian Kognitif Siklus I ................................................................
128
12. Rekapitulasi Penilaian Hasil Siklus I............................ ......................
129
9.
13. Tes Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli (Nilai Produk) Kondisi Siklu II...................................................................................
130
14. Penilaian Psikomotor Siklus I.............................................................
131
15. Penilaian Afektif Siklus II. ................................................................
132
16. Penilaian Kognitif Siklus II...............................................................
133
17. Rekapitulasi Penilaian Hasil Siklus II.................................................
134
18. Dokumentasi Penelitian ......................................................................
135
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang mengunakan aktifitas jasmani, permainan, dan cabang olahraga yang terpilih dengan dengan maksud untuk mencapai tujuan pendidikan, tujuan yang dicapai bersifat menyeluruh, mencakup aspek fisikal, intelektual, emosional, sosial, dan moral. Pendidikan jasmani yang diajarkan di sekolah-sekolah memiliki peranan yang sangat penting dalam berbagai hal diantaranya : Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat langsung dalam berbagai pengalaman belajar melalui aktifitas jasmani, permainan, dan cabang olahraga terpilih yang dilakukan secara sistematis. Pembekalan pengalaman belajar yang diarahkan untuk membina fisik, perkembangan watak, keterampilan gerak, kepribadian yang harmonis dan sekaligus membentuk pola hidup sehat dan bugar sepanjang hayat . Melihat pendidikan jasmani baik dari segi pola pencapaian tujuan maupun tujuan yang ingin dicapai, maka perlu peninjauan yang lebih mendalam agar tujuan pendidikan jasmani benar-benar memenuhi sasaran. Sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani maka faktor anak didik (siswa) merupakan faktor yang dijadikan objek didalam pelaksanaan proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Guru mempunyai peranan sangat besar dalam pencapaian keberhasilan siswa dalam proses belajar, dimana seorang guru tidak hanya mampu mendidik saja tetapi guru dituntut mampu sebagai fasilitator, motifator, dan juga sebagai pembaharuan dalam proses belajar mengajar. Oleh karena itu, guru pendidikan jasmani dituntut untuk mengetahui dan memahami serta mampu melaksanakan beban tugas mendidik dan mengajar dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani. Dalam proses belajar mengajar pendidikan jasmani, perlu mengetahui commit to user bagaimana sebenarnya pembelajaran itu terjadi dan seorang guru di tuntut untuk 1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
mengetahui pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang profesional dalam membelajarkan siswa. Dalam pembelajaran keberhasilan siswa tidak hanya ditentukan oleh hasil pembelajarannya akan tetapi juga di pengaruhi oleh proses belajar mengajarnya, apabila dalam pembelajaran proses pembelajaran baik maka pencapaian hasil yang di harapkan akan tercapai, maka dari itu guru harus benarbenar mempersiapkan materi yang akan diajarkan sebelum melakukan pembelajaran agar dapat melaksanakan tugas profesinya dengan baik. Dalam melaksanakan tugas profesinya guru dihadapkan pada berbagai tantangan seperti bagaimana cara bertindak atau bersikap yang tepat, apa bahan belajar yang paling sesuai, apa metode penyajian yang paling efektif, alat bantu apa yang bisa dipakai, apa langkah-langkah yang paling efisien, sumber belajar mana yang bisa diakses dan bagaimana sistem evaluasi yang dapat mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Oleh karena itu, guru harus mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang cocok untuk mencapai tujuan yang dimaksud. Seorang guru harus memiliki ide dengan menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat sesuai dengan kondisi yang ada, agar tujuan yang telah ditetapkan dapat tercapai dengan baik. Pada saat ini telah berkembang pesat berbagai macam alat atau media pembelajaran
berteknologi
yang
dapat
digunakan
sebagai
pendekatan
pembelajaran. Namun belum semua guru pendidikan jasmani memanfaatkannya dengan baik. Dengan meninjau kembali bahwa sekolah SMA Negeri 1 Karanganyar adalah Sekolah RSBI (Rintisan Sekolah Bertaraf lnternasional) yang mempuyai fasilitas sarana pembelajaran di dalam kelas yang baik, ditandai dengan adanya media audio-visual seperti; komputer, LCD , dan serta pengaksesan informasi dengan internet yang memadai. Seharusnya seorang guru penjas juga berani mencoba memanfaatkan sarana berteknologi tersebut di dalam sarana pembelajaran penjas seperti yang dilakukan oleh guru-guru mata pelajaran yang lain. Tidak hanya mengunakan model pembelajaran yang terjadi selama ini, yaitu dengan model pembelajaran bersifat konvensional yang hanya memfokuskan pada komunikasi verbal, demonstrasi, sentralisasi guru dan pembelajaran yang otoriter. commit to user guru pendidikan jasmani dapat Dengan sarana berteknologi tersebut diharapkan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
mengemas materi penbelajaran penjas menjadi lebih kreatif, inovatif, dan lebih menyenangkan. Khususnya dalam pembelajaran bolavoli. Pembelajaran bolavoli merupakan pembelajaran yang memfokuskan pada keterampilan gerak, yang hanya dapat dilakukan secara bertahap melalui proses latihan dari serangkaian gerakan yaitu dari suatu gerakan yang sederhana ke gerakan kompleks. Maka dengan itu dibutuhkan sarana prasana pembelajaran yang dapat memberikan gambaran dengan jelas gerakan tahap demi tahap tersebut. Sebagai langkah awal kenalkannya
pembelajaran bolavoli adalah dengan di
macam-macam teknik dasar bolavoli kepada siswa. Salah satu
teknik dasar bolavoli yang harus dikuasai dalam permainan bolavoli adalah passing atas. Passing atas bolavoli sangat diperlukan dalam permainan bolavoli karena passing atas mempuyai fungsi sebagai pengatur irama dari permaianan bolavoli dan untuk menyajikan bola kepada smasher bagi seorang tosser. Ditinjau dari gerakannya, passing atas memiliki gerakan yang cukup kompleks. Tidak jarang para siswa sekolah kurang mampu melakukan gerakan passing atas. Bahkan masih banyak diantara mereka yang belum mengetahui dan menguasai teknik passing atas yang benar. Karena belum mengetahui teknik passing atas, banyak siswa yang tidak dapat melakukan passing atas dengan benar. Kebanyakan siswa membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus tidak membentuk cekung jari sehingga perkenaan bola pada telapak tangan tidak tepat , lengan telah lurus ke atas sebelum perkenaan bola sehingga tidak ada kekuatan, untuk mendorong bola ke depan atas, dan masih banyak siswa yang masih malas untuk menekuk lutut dalam sikap persiapan pelaksanaan sehingga gerakan passing atas yang dilakukan oleh kebanyakan siswa keliatan tidak beraturan. Kondisi yang demikian perlu mendapat perhatian dan solusi yang tepat agar siswa mampu melakukan passing atas dengan baik. Pengamatan yang dilakukan oleh peneliti, dalam proses pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan (PENJASORKES) pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 masih terdapat beberapa kendala yang dihadapicommit siswa todalam user melakukan olahraga permainan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
bolavoli, dimana siswa masih mengalami kesulitan dalam permainan bolavoli dengan teknik yang benar, khususnya pada penguasaan passing atas. Dalam segi pemahaman, unjuk kerja, keaktifan dan kemampuan melakukan (Hasil belajar) siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar di katakan masih sangat rendah. Kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam melakukan passing atas bolavoli adalah salah satu penyebab berkurangnya motivasi atau keaktifan siswa di dalam pembelajaran bolavoli. Maka dari itu guru pendidikan jasmani diharapkan mampu berfikir kreatif menerapkan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan pembelajaran passing atas bolavoli. Dimana pendekatan pembelajaran tersebut mampu memberikan gambaran dengan jelas tentang teknik dasar passing atas bolavoli yang benar sehingga terjadi peningkatan pengetahuan, pemahaman, keaktifan, unjuk kerja dan kemampuan siswa di dalam pembelajaran passing atas bolavoli. Berdasarkan permasalahan di atas, pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual yang dirancang khusus untuk mengembangkan belajar siswa tentang prosedural, pengetahuan deklaratif yang
terstuktur dengan baik dan
dipelajari
diharapkan
secara
selangkah
demi
selangkah
mampu
untuk
meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli yang dianggap masih sangat rendah. Karena pembelajaran dengan media audio-visual siswa dapat menyerap pemahaman materi melalui pandangan dan pendengaran, yaitu dengan cara pemberian contoh atau demonstrasi melalui penayangan slide maupun video tentang pembelajaran passing atas bolavoli yang telah dirancang sebelumnya. Dengan melihat tahap demi tahap dari gerakan, siswa akan mampu memahami, menganalisis dan melakukan gerakan teknik dasar bolavoli dengan baik dan benar. Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis bermaksud mengadakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) pada siswa kelas X-3 Karanganyar dengan judul “ Upaya Hasil Belajar Passing Atas commitPeningkatan to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
Bolavoli Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Pada Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar Tahun Pelajaran 2010/2011” . B. Perumusan Masalah Dengan latar belakang yang telah di uraikan diatas. Maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : “ Apakah pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 karanganyar? ”. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan di atas, penelitian ini mempunyai tujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar passing atas
bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011, dengan pemanfaatan media audio-visual. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Lembaga Pendidikan ( Instansi ) Sebagai bahan masukan, saran , dan informasi terhadap sekolah, instansi, lembaga pendidikan untuk mengembangakan strategi belajar mengajar yang tepat dalam rangka meningkatkan kualitas proses dan kuantitas hasil belajar siswa. 2. Bagi Guru a. Memotivasi kreativitas guru disekolah dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran khususnya pembelajaran jasmani sehingga menjadi efektif dan berkualitas. b. Memotivasi guru di sekolah untuk membuat dan mengembangkan media belajar yang mempermudah dalam mentransfer materi atau ilmu pengetahuan terhadap siswa atau peserta didik . c. Sebagai bahan masukan kepada guru atau pengajar dalam memilih alternatif pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan siswa atau partisipasi siwa dalam proses belajar mengajar. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
3. Bagi Siswa a. Mempermudah siswa untuk memahami atau menyerap segala informasi yang disampaikan oleh guru atau pengajar dalam pembelajaran. Sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam teknik dasar passing atas bolavoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Pustaka 1. Pendidikan Jasmani
Kegiatan belajar mengajar dalam pendidikan jasmani amat berbeda pelaksanaannya dari pembelajaran mata pelajaran lain. Pendidikan jasmani adalah pendidikan melalui aktivitas jasmani. Dengan berpartisipasi dalam aktivitas fisik, siswa dapat menguasai keterampilan dan pengetahuan, mengembangkan apresiasi estetis, mengembangkan keterampilan generik serta nilai dan sikap yang sportif, dan memperbaiki kondisi fisik untuk mencapai tujuan pendidikan jasmani. Pada dasarnya program pendidikan jasmani memiliki kepentingan yang relatif sama dengan program pendidikan lainnya dalam hal ranah pembelajaran, yaitu sama-sama mengembangkan tiga ranah utama ; psikomotor, afektif, dan kognitif. Namun demikian ada satu kekhasan dan keunikan dari program pendidikan jasamani yang tidak dimiliki oleh program pendidikan. Dalam hal ini Samsudin (2008: 21) mengemukakan bahwa “kekhasan dan keunikan dari program pendidikan jasmani yang tidak dimiliki oleh program pendidikan yaitu dalam hal pengembangan wilayah psikomotor, yang biasanya dikaitkan dengan tujuan mengembangkan kebugaran jasmani anak dan pencapaian keterampilan geraknya”. Menurut Cholik Mutohir (1992) yang dikutip dalam buku Pembelajaran pendidikan jasmani olahraga dan kesehatan SMA/MA, Samsudin (2008: 2) mengemukakan bahwa : “Pendidikan jasmani adalah suatu proses pendidikan seseorang sebagai perorangan atau anggota masyarakat yang dilakukan secara sadar dan sistematik melalui berbagai kegiatan jasmani untuk memperoleh pertumbuhan jasmani, kesehatan jasmani, kemampuan, ketermpilan ,kecerdasan dan perkembangan
commit7to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8
watak, serta kepribadian yang harmonis
dalam rangka pembentukan manusia
Indonesia berkualitas berdasarkan pancasila”. Menurut Parangrazi dan Dauer (1981) mengemukakan bahwa “Pendidikan untuk awal massa kanak-kanak dan SD dapat diidentifikasi sebagai belajar untuk bergerak, bergerak untuk berjalan, dan belajar tentang gerak, pada tahap SMP pendidikan jasmani dipandang sebagai tempat untuk belajar fair play dan jiwa sportivitas yang baik, dan pada jenjang SMA anak ingin bermain secara harmonis dengan orang lain dan berpartisipasi dalam permainan tim”. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa pendidikan jasmani sekolah bukan semata-mata
ditekankan
pada
pencapaian
kesegaran
fisik,
pengembangan
keterampilan, kemampuan motorik saja namun juga mengembangkan mental dan psikologis siswa, seperti kegiatan apapun.
: sikap fair play, semangat, dan jiwa sportifitas dalam
Pendidikan jasmani juga memberikan pemahaman sejak dini
tentang perencanaan progam kesegaran, perilaku hidup sehat yang pada giliran nya akan mampu berpartisipasi aktif dalam segala aktifitas. Untuk itu pendidikan jasmani disekolah-sekolah diharapkan mampu mengembangkan aspek afekitf, kognitif, dan psikomotor secara bersamaan. a. Pengembangan Aspek Afektif Menurut hernowo (2003) yang dikutip dalam buku perencanaan pembelajaran, Abdul Majid (2008: 76) Bahwa “Bersikap merupakan wujud keberaniaan untuk memilih secara sadar. Setelah itu ada kemungkinan ditindak lanjuti dengan bertanggung jawab, kukuh dan bernalar ” Belajar bersikap berarti memperoleh kecenderungan untuk menerima atau menolak suatu objek, berdasarkan penilaian terhadap objek itu sebagai hal yang berguna atau tidak berguna , yang kemudian ditunjukan dengan tanggung jawab atas sesuatu hal yang dipilihnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9
Strategi pengembangan afektif yang sudah digunakan dalam program pendidikan jasmani selama ini baru terbatas pada upaya membangkitkan sikap dan minat siswa terhadap pendidikan jasmani. Pembelajaran domain afektif dapat digunakan untuk memfokuskan perhatian, memelihara konsentrasi, menimbulkan dan menjaga motivasi, mengelola kecemasan, mempelajari etika serat perilaku sosial. Selera, kepercayaan, sikap, dan idealisme seseorang akan mempengaruhi cara ia berperilaku.
b. Pengembangan Aspek Psikomotor 1) Keterampilan Gerak Tugas ajar anak menguasai keterampilan gerak dalam berbagai cabang olahraga merupakan tanggung jawab utama dari guru pendidikan jasmani. Tetapi tidak seperti yang dipahami oleh banyak guru pendidikan jasmani selama ini, tujuan utama dalam mengajarkan keterampilan gerak tersebut adalah pengembangan keterampilan untuk berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, serta membantu dirinya bertindak efektif, dan efisien dalam pelaksanaan tugas sehari-harinya; bukan untuk mempersiapkan atlet yang berprestasi. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan jasmani yang berhubungan dengan kebugaran jasmani yaitu individu, sebagai anggota keluarga serta sebagai anggota masyarakat. Untuk dapat menentukan cara dan amteri apa yang tepat untuk membuat anak meningkat keterampilannya, guru harus mengetahui keterampilan dan ciri dari keterampilan. Keterampilan Menurut Samsudin (2008: 22) adalah sebuah kecakapan atau tingkat penguasaan terhadap suatu gerak atau pola gerak, yang dicirikan oleh tiga indikator kualitas utama yaitu efektif, efisien, dan adaptable. Kualitas efektifitas adalah merupakan hasil dari tindakan yang berorientasi pada tujuan atau sasaran tertentu. Sebuah permainan bolavoli , misalnya, dianggap efektif jika dapat melakukan serangan dan mendapatkan nilai. Dengan kata lain, seluruh keterampilan gerak bisa dianggap efektif jika mampu diselesaikan sesuai dengan tujuannya. Kualitas efisiensi menggambarkan penampilan atau geraknya itu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10
sendiri. Suatu penampilan dilakukan secara efisien jika aksinya itu secara mekanika dianggap benar dalam situasi tertentu. Kualitas adaptasi menggambarkan kemampuan individu dalam menyesuaikan penampilan pada kondisi sekitarnya. Hal ini menunjuk pada keadaan lingkungan yang selalu berubah-ubah, sehingga ketika sebuah keterampilan dilakukan pada keadaan yang berbeda, individu perlu melakukan penyesuaian agar sesuai dengan kebutuhan. Kualitas adaptasi merupakan faktor yang sangat menentukan dalam keterampilan, karena perubahan dalam hal kondisi ketika keterampilan dilangsungkan bisa terjadi terus meneurus, terutama dalam cabang olahraga permainan, khususnya bolavoli. 2) Kebugaran Jasmani Tujuan pembelajaran dalam ranah psikomotor yang harus dikembangkan melalui program pendidikan jasmani harus pula mencakup peningkatan kebugaran jasmani siswa. Program pendidikan jasmnai harus dipadukan dengan program kebugaran jasmani. Menurut Samsudin (2008: 23), beberapa masalah yang harus dipecahkan oleh guru dalam kaitannya dengan pemberian program kebugaran jasmani yaitu: a) Waktu yang disediakan disekolah tidak memadai untuk mengembangkan kebugaran siswa, apalagi mempertahankannya, jika dilihat dari persyaratan intensitas, frekuensi dan durasi latihan. b) Pertambahan kualitas kebugaran yang dicapai berumur sangat pendek, mudah hilang atau menurun kembali, kecuali jika tingkat intensitas dan frekuensi latihan tetap dipertahankan. c) Program pengembangan kebugaran jasmani yang disediakan guru pun biasanya bersifat monoton, tidak bervariasi, tidak ada kriteria yang jelas, dan yang lebih parah adalah tidak mudah bagi guru untuk mendokumentasikan kemajuan yang dicapai oleh masing-masing siswa. d) Secara tidak disadari, guru pun biasanya mengabaikan penanaman kesadaran siswa yang didasarkan pemahaman secara kognitif dan afektif terhadap program kebugaran jasmani. Melihat permasalahan diatas, bahwa tanpa melihat keterbatasan waktu yang tersedia, program pendidikan jasmani yang berkaitan dengan kebugaran harus meliputi ranah tujuan pembelajaran, yaitu siswa harus menjadi bugar, mampu
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11
mempertahankan tingkat kebugarannya, mempunyai pengetahuan yang berhubungan dengan kebugaran, dan yang paling penting dari kesemuanya adalah menghargai nilai-nilai kebugaran dalam seluruh hidupnya.
c. Pengembangan Aspek Kognitif
Pendidikan jasmani yang tradisional banyak menekankan pengajarannya pada peningkatan keterampilan gerak. Padahal, salah satu tugas dari pendidikan jasmani menurut Samsudin (2008: 25) adalah meningkatkan pengertian anak tentang tubuh dan kemungkinan geraknya, serta berbagai faktor yang mempengaruhinya. Itu dari segi konsep gerak. Lebih lanjut Samsudin (2008: 25)
menjelaskan dari konsep
kebugaran anak yang diharapkan memiliki pengertian tentang pengaruh latihan atau kegiatan fisik terhadap kesehatan tubuh yang berguna bagi mereka untuk menjalani hidup yang aktif. Pelaksanaan pembelajaran aspek kognitif dalam pendidikan jasmani tidak hanya dilaksanakan di dalam kelas dengan menghafal fakta-fakta tentang teknik dasar dan ukuran lapangan. Akan tetapi, kesemuanya dapat dilaksanakan di dalam praktik pendidikan jasmani, diintegrasikan dengan pembelajaran keterampilan gerak. Isi atau materi aspek kognitif dalam pendidikan jasmani bukan hanya berkaitan dengan apa dan bagaimana tentang fenomena gerak, tetapi meliputi aspek mengapa hal itu bisa terjadi termasuk faktor apa yang berpengaruh. Berkaitan dengan pengetahuan yang lengkap tersebut guru dapat mengajarkannya langsung di lapangan ketika anak sedang mengalami gerak. Karena dengan pengetahuan yang dipelajari melalui pengalaman langsung yang relevan akan bertahan lebih lama daripada hanya melaui mendengar atau membaca. Lebih dari itu, pembelajaran akan lebih cepat terjadi ketika siswa mengerti prinsip-prinsip yang terlibat dalam pelaksanaan keterampilan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12
d. Konsep Gerak Pengajaran konsep akan membantu siswa dalam pembelajaran pendidikan jasmani secara keseluruhan, terutama dengan memilih isi atau materi yang dapat ditransfer pada situasi-situasi lain yang identik. Misalnya jika anak sudah menguasai konsep gerak tentang bagaimana menerima data dalam situasi, maka mereka akan mampu menerapkan konsep itu pada situasi lain seperti saat melakukan pass bawah, servis dalam bolavoli. Kemampuan mentransfer tersebut adalah faktor yang sangat penting baik dalam pembelajaran mandiri maupun pemecahan masalah. Istilah konsep gerak menunjuk pada gagasan-gagasan kognitif yang memiliki nilai transfer. Menurut Samsudin (2008: 27) bahwa “ konsep gerak dalam pendidikan jasmani dapat berupa sebuah label atau nama suatu kelompok respons gerak, seperti menangkap, melempar, atau perpindahan tempat, yang hanya sebuah nama dari keterampilan gerak yang bisa digunakan dalam berbagai situasi”. Lebih lanjut Samsudin (2008: 27) menjelaskan terdapat enam kategori konsep gerak yang berguna dalam pendidikan jasmani yang harus tercakup dalam penmgajaran konsep yaitu; a) rangkaian aksi, b) kualitas gerak, c) prinsip gerak, d) strategi gerak, e) pengaruh gerak, f) emosi gerak. Rangkaian aksi merupakan kategori atau penjenisan gerakan secara luas yang mencakup respons khusus yang beragam. Kuliatas gerak merupakan kelompok respons yang mengandung kualitas tertentu dilihat dari berbagai aspek, seperi aspek ruang, aspek usaha, aspek keterhubungan. Prinsip gerak adalah pengelompokkan konsep secara meluas yang mamasukkan prinsip-prinsip yang mengatur efisiensi dan efektifitas gerak. Strategi gerak adalah konsep yang berhubungan dengan bagaimana gerakan digunakan dalam kaitannya dengan benda atau orang lain. Pengaruh gerak merupakan konsep yang dikaitkan dengan pengaruh pengalaman gerak pada pelaku. Sedangkan emosi gerak merupakan pengelompokkan khusus dari konsep yang berfokus secara khusus pada wilayah efektif dari perkembangan manusia.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13
2. Pendekatan Pembelajaran
a.
Pengertian Pendekatan Pembelajaran Menurut Depdikbud (1990: 180) pendekatan dapat diartikan, “sebagai proses, perbuatan, atau cara untuk mendekati sesuatu”. Sedangkan pembelajaran menurut H.J.Gino dkk. (1998: 32) bahwa, “pembelajaran atau instruction merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan mengaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar”. Sukintaka (2004: 55) bahwa, “pembelajaran mengandung pengertian, bagaimana para guru mengajarkan sesuatu kepada peserta didik, tetapi di samping itu juga terjadi peristiwa bagaimana peserta didik mempelajarinya”. Berdasarkan pengertian pendekatan dan pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa, pendekatan pembelajaran merupakan cara kerja yang mempunyai system untuk memudahkan pelaksanaan proses pembelajaran dan membelajarkan siswa guna membantu dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Syaiful Sagala (2005: 68) berpendapat bahwa “pendekatan pembelajaran merupakan jalan yang akan ditempuh oleh guru dan siswa dalam mencapai tujuan intruksional untuk suatu satuan instruksional tertentu”. Berdasarkan pengertian pendekatan pembelajaran yang dikemukakan dua ahli tersebut menunjukkan bahwa, dalam suatu peristiwa pembelajaran terjadi dua kejadian secara bersama yaitu : (1) ada satu pihak yang memberi, dalam hal ini guru, (2) pihak lain yang menerima adalah peserta didik atau siswa. Kedua komponen tersebut tidak dapat dipisahkan dalam proses belajar mengajar.
b. Pentingnya Pendekatan Pembelajaran Dalam proses pembelajaran terdapat komponen siswa sebagai objek yang sedang belajar dan guru sebagai pengajar untuk memberikan materi pelajaran guna terjadi perubahan pada diri siswa. Mengajar merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang yang memiliki pengetahuan atau keterampilan yang lebih
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14
dari pada yang diajar, untuk memberikan suatu pengertian, kecakapan atau ketangkasan. Seperti dikemukakan oleh slameto (1995: 97) bahwa “kegiatan mengajar meliputi penyampaian pengetahuan, menularkan sikap, kecakapan atau keterampilan yang diatur sesuai dengan lingkungan dan yang menghubungkannya dengan subyek yang sedang diajar”. Upaya untuk menyampaikan materi atau keterampilan kepada siswa, maka harus diterapkan pendekatan pembelajaran yang tepat. Pendekatan pembelajaran yang diterapkan hendaknya mengacu pada penemuan yang terarah dan pemecahan masalah. Penemuan dan pemecahan masalah tersebut merupakan pendekatan yang membantu tercapainya dengan mengacu pada pendekatan pembelajaran yang terkendali, dengan seksama menyusun seri-seri pembelajaran yang member urutan pembelajaran terhadap tujuan yang telah dirumuskan. Pendekatan pembelajaran merupakan salah satu bagian integral yang dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar. Berhasil dan tidaknya tujuan pembelajaran dapat dipengaruhi oleh pendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru. Penerapan metode pembelajaran yang dilakukan seorang guru akan mempengaruhi pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Dengan metode pembelajaran yang tepat akan dapat membangkitkan motifasi belajar siswa, sehingga akan mendukung pencapaian hasil belajar lebih optimal.
3. Belajar dan Pembelajaran
a. Belajar Dalam kamus umum bahasa indonesia secara etismologis belajar memiliki arti “Berusaha supaya mendapat suatu kepandaian” definisi ini memeliki arti atau pengertian bahwa : “Belajar adalah sebuah kegiatan dalam rangka mencapai kepandaian atau mencari ilmu. Sehingga dengan belajar manusia menjadi tahu serta memiliki pengetahuan yang luas dan menjadikan manfaat bagi dirinya dan orang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
lain”. Sedangkan Azhar Arsyad (2004: 1) menyampaikan bahwa : “Belajar adalah proses yang komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya dan proses belajar terjadi apabila ada interaksi antara seseorang dengan lingkungannya”. Menurut Agus Kristiyanto (2010: 68) dalam hukum kesiapan belajar (law of readines) telah amat jelas ditekankan bahwa : “Belajar (termasuk berlatih didalamnya ).akan berlangsung sangat efektif jika siswa /seseorang telah siap untuk memberikan respon, kesiapan yang dimaksud adalah kesiapan untuk adaptasi terhadap stimulus dan juga kesiapan dari sisi kematangan fisik-biologis-antropometrik anak.” Dryden dan Vos yang dikutip dalam M. Furqon Hidayatullah (2009 : 147) mengemukakan bahwa belajar harusnya memiliki tiga tujuan, yaitu (1) mempelajari keterampilan dan pengetahuan tentang materi – materi pelajaran spesifik; (2) mengembangkan
kemampuan
konseptual
umum,
sehingga
mampu
belajar
menerapkan konsep yang sama atau berkaitan dengan bidang-bidang yang lain yang berberda; (3) mengembangkan kemampuan dan sikap pribadi yang secara mudah dapat digunakan dalam segala tindakan. Untuk itu perlu dapat disimpulkan bahwa belajar wajib dilakukan oleh semua orang baik anak-anak maupun orang dewasa dengan cara berinteraksi dengan lingkungan. Dalam proses belajar yang baik siswa diharapkan mengalami atau melakukan serangkaian kegiatan belajar secara keseluruhan, tidak hanya sekedar bersifat verbalistik. misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru, melakukan dan lain sebagainya. Salah satu bukti bahwa seseorang melakukan proses belajar apabila seseorang itu telah siap beradaptasi terhadap respon yang diterima dan menjadikan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang itu, yang mungkin disebabkan oleh terjadinya perubahan pada tingkat pengetahuan, keterampilan atau sikapnya (kognitif, psikomotor, afektif). b. Pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16
Pembelajaran mempuyai pengertian yang mirip dengan belajar ,walaupun mempuyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan meguasai isi pembelajaran, sehingga siswa mampu mencapai suatu objektif atau tujuan yang ditentukan. Menurut kamus besar bahasa Indonesia (2003:17) ”pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar” Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2001: 57) bahwa: ” Pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran” Berdasarkan pernyataan diatas bahwa pembelajaran merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memfasilitasi, meningkatakan intensitas dan kualitas belajar pada diri peserta didik yang bisa terjadi karena proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu pembelajaran merupakan upaya sistematis dan sistematik untuk memfasilitasi dan meningkatkan proses belajar. Maka kegiatan pembelajaran berkaiatan erat dengan jenis belajar serta hasil belajar tersebut. c. Prinsip Belajar dan Pembelajaran Belajar dan pembelajaran mempunyai kaitan erat yang terjadi antara guru dan siswa dan tidak akan terlepas dari situasi saling mempengaruhi dalam pola hubungan antara dua subjek. Kegiatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk memfasilitasi proses belajar, sementara kegiatan belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa, dengan melalui kegiatan itu siswa akan mengalami perubahan pada perilakunya. Menurut Nasution yang dikutip H.J. Gino dkk (1998: 51) bahwa, “Perubahan akibat belajar tidak hanya mengenai jumlah pengetahuan, melainkan juga dalam bentuk kecakapan, kebiasaan, sikap, pengertian, penghargaan, minat, penyesuaian diri, pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17
Perubahan akibat dari belajar adalah menyeluruh pada diri siswa. Untuk mencapai perubahan atau peningkatan pada diri siswa, maka dalam proses pembelajaran harus diterapkan prinsip-prinsip pembelajaran yang tepat. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) bahwa, “Prinsip-prinsip pembelajaran meliputi perhatian dan motivasi, keaktifan siswa, keterlibatan langsung, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa, prinsip-prinsip pembelajaran meliputi tujuh aspek yaitu perhatian dan motivasi, keterlibatan langsung atau berpengalaman, pengulangan, tantangan, balikan dan penguatan serta perbedaan individual. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka prinsip-prinsip pembelajaran tersebut harus diterapkan dalam pembelajaran dengan baik dan benar. Untuk lebih jelasnya prinsip-prinsip pembelajaran tersebut diuraikan secara singkat sebagai berikut:
1) Perhatian dan Motivasi Belajar Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhan siswa. H.J. Gino dkk. (1998: 52) menyatakan, “Perhatian siswa waktu belajar akan sangat mempengaruhi hasil belajar. Belajar dengan penuh perhatian (konsentrasi) pada materi yang dipelajari akan lebih terkesan lebih mendalam dan tahan lama pada ingatan”. Perhatian mempunyai peran penting untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Apabila pelajaran yang diterima siswa dirasakan sebagai kebutuhan, maka akan membangkitkan motivasi siswa untuk mempelajarinya. Sedangkan yang dimaksud motivasi menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 42) adalah, “Tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang”. Dengan motivasi belajar yang tinggi, maka siswa akan lebih bersemangat dalam belajar. Belajar yang dilakukan dengan penuh semangat akan dapat mencapai hasil belajar yang optimal. 2) Keaktifan Siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dituntut untuk selalu aktif dalam mengikuti proses pembelajaran. Untuk dapat memproses dan mengolah perolehan belajarnya secara efektif siswa dituntut untuk atif secara fisik, intelektual dan emosional. Tanpa ada keaktifan dari siswa, maka tidak akan terjadi proses belajar. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk. (1998: 52) bahwa, “Dari semua unsur belajar, boleh dikatakan keaktifan siswalah prinsip yang terpenting, karena belajar sendiri merupakan suatu kegiatan. Tanpa adanya kegiatan tidak mungkin seorang belajar”. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran bermacam-macam bentuknya. Hal ini sesuai dengan jenis atau masalah yang dipelajari siswa. Menurut S. Nasution (1988:93) yang dikutip H.J. Gino dkk. (1998: 52) macam-macam keaktifan belajar siswa antara lain: “Visual activities, oral activities, listening activities, drawing activities, motor activities, mental activities, emotional activities”. Keaktifan-keaktifan siswa dalam proses pembelajaran tersebut tidak terpisah satu dengan lainnya. Misalnya dalam keaktifan motoris terkandung keaktifan mental dan disertai oleh perasaan tertentu. Dalam setiap pelajaran dapat dilakukan bermacam-macam keaktifan. 3) Keterlibatan Langsung Siswa Belajar adalah suatu proses yang terjadi dalam diri siswa. Dalam proses belajar sangat kompleks. Belajar adalah suatu proses yang memungkinkan organorgan siswa mengubah tingkah lakunya sebagai hasil pengalaman yang diperolehnya. Dapat dikatakan bahwa, belajar merupakan hasil pengalaman, sebab pengalamanpengalaman yang diperoleh itulah yang menentukan kualitas perubahan tingkah laku siswa. Jadi peristiwa belajar terjadi apabila terjadi perubahan tingkah laku pada diri siswa. Belajar adalah tanggungjawab masing-masing siswa, sebab hasil belajar adalah hasil dari pengalaman yang diperoleh sendiri, bukan pengalaman yang didapat oleh orang lain. Oleh karena itu, kualitas hasil belajar berbeda-beda antara siswa satu dengan lainnya tergantung pada pengalaman yang diperoleh dan kondisi serta kemampuan setiap siswa.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
4) Pengulangan Belajar Salah satu prinsip belajar adalah melakukan pengulangan. Dengan melakukan pengulangan yang banyak, maka suatu keterampilan atau pengetahuan akan dikuasai dengan baik. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006: 52) bahwa, “Penguasaan secara penuh dari setiap langkah memungkinkan belajar secara keseluruhan lebih berarti. Dari pernyataan inilah pengulangan masih diperlukan dalam kegiatan pembelajaran”. Sedangkan Suharno HP. (1993: 22) berpendapat, “Untuk mengotomatisasikan penguasaan unsur gerak fisik, teknik, taktik dan keterampilan yang benar atlet harus melakukan latihan berulang-ulang dengan frekuensi sebanyak-banyaknya secara kontinyu”. Mengulang materi pelajaran atau suatu keterampilan adalah sangat penting. Dengan melakukan pengulangan gerakan secara terus menerus, maka gerakan keterampilan dapat dikuasai dengan secara otomatis. Suatu keterampilan yang dikuasai dengan baik, maka gerakan yang dilakukan lebih efektif dan efisien. 5) Tantangan Tantangan merupakan salah satu bagian yang penting dalam pembelajaran. Dengan adanya tantangan maka akan memotivasi siswa untuk memecahkan permasalahan dalam pembelajaran tersebut. Hal ini sesuai pendapat H.J. Gino dkk (1998: 54) bahwa, “Materi yang dipelajari oleh siswa harus mempunyai sifat merangsang atau menantang. Artinya, materi tersebut mengandung banyak masalahmasalah yang merangsang untuk dipecahkan. Apabila siswa dapat mengatasi masalah yang dihadapinya, maka ia akan mendapatkan kepuasan”. Memberikan tantangan dalam proses belajar mengajar adalah sangat penting. Dengan adanya tantangan yang harus dihadapi atau dipecahkan siswa dalam belajar, maka siswa akan berusaha semaksimal mungkin untuk memecahkan masalah tersebut. Jika siswa mampu memecahkan masalah yang dipelajarinya, maka siswa akan memperoleh kepuasan dan mencapai hasil belajar yang optimal. 6) Balikan dan Penguatan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
Pemberian balikan pada umumnya memberi nilai positif dalam diri siswa, yaitu mendorong siswa untuk memperbaiki tingkah lakunya dan meningkatkan usaha belajarnya. Tingkah laku dan usaha belajar serta penampilan siswa yang baik, diberi balikan dalam bentuk senyuman ataupun kata-kata pujian yang merupakan penguatan terhadap tingkah laku dan penampilan siswa. Penguatan (reinforcement) adalah respon terhadap tingkah laku yang dapat meningkatkan kemungkinan berulangnya kembali tingkah laku tersebut. Memberi penguatan dalam kegiatan belajar kelihatannya sederhana sekali, yaitu tanda persetujuan guru terhadap tingkah laku siswa. Namun demikian, penguatan ini sangat besar manfaatnya terhadap peningkatan hasil belajar siswa. 7) Perbedaan Individu Setiap siswa memiliki karakteristik sendiri-sendiri yang berbeda satu dengan lainnya. Karena hal inilah, setiap siswa belajar menurut tempo atau kecepatannya masing-masing. Kesadaran bahwa dirinya berbeda dengan siswa lain akan membantu siswa menentukan cara belajar serta sasaran belajar bagi dirinya sendiri. Manfaat pembelajaran akan lebih berarti jika proses pembelajaran yang diterapkan, direncanakan dan dilaksanakan berdasarkan karakteristik dan kondisi masing-masing siswa. Untuk mencapai hasil belajar yang optimal, maka guru harus memperhatikan perbedaan setiap individu dan dalam membelajarkannya harus disesuaikan dengan kemampuan masing-masing individu.
d. Ciri-Ciri Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses kegiatan menyampaikan informasi atau pengetahuan dari seorang guru kepada siswa agar terjadi perubahan pengetahuan atau keterampilan pada diri siswa. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam pembelajaran terdapat ciri-ciri tertentu. Ciri-ciri pembelajaran pada dasarnya merupakan tandatanda upaya guru mengatur unsur-unsur dinamis dalam pembelajaran, sehingga dapat mengaktifkan siswa dalam kegiatan belajar mengajar agar terjadi proses belajar dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21
tujuan belajar dapat tercapai. Menurut H. J. Gino dkk (1998: 36) menyatakan, “ Ciriciri pembelajaran terletak pada adanya unsur-unsur dinamis dalam proses belajar siswa yaitu (1) motivasi belajar, (2) bahan belajar, (3) alat bantu belajar, (4) suasana belajar dan (5) kondisi subyek belajar ”. Berdasarkan pendapat tersebut menunjukkan bahwa, ciri-ciri pembelajaran terdiri dari lima macam yaitu, motivasi belajar, bahan belajar, suasana belajar dan kondisi siswa belajar. Ciri-ciri pembelajaran tersebut harus
diperhatikan dalam proses belajar mengajar. Jika dalam pelaksanaan
pembelajaran keterampilan ciri-ciri tersebut diperhatikan dengan baik, maka akan diperoleh hasil belajar yang optimal. Secara singkat ciri-ciri pembelajaran dijelaskan sebagai berikut: 1) Motivasi Belajar Dalam kegiatan belajar mengajar, bila seorang siswa tidak dapat melakukan tugas pembelajaran, maka perlu dilakukan upaya untuk menemukan sebabsebabnya dan kemudian mendorong siswa tersebut mau melakukan tugas ajar dari guru. Dengan kata lain siswa tersebut perlu diberi rangsangan agar tumbuh motivasi pada dirinya. Motivasi dapat dikatakan sebagai serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang mau dan ingin melakukan sesuatu dan bila tidak suka, maka akan berusaha untuk mengelakkan perasaan tidak suka tersebut. Jadi motivasi dapat dirangsang oleh faktor dari luar, tetapi motivasi itu tumbuh di dalam diri seseorang. Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjalin kelangsungan dan memberikan arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh siswa dapat tercapai 2) Bahan Belajar Bahan belajar merupakan isi dalam pembelajaran. Bahan atau materi belajar perlu berorientasi pada tujuan yang akan dicapai siswa dan memperhatikan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22
karakteristik siswa agar dapat diminati siswa.
Bahan pengajaran merupakan
segala informasi yang berupa fakta, prinsip dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain bahan yang berupa informasi, maka perlu diusahakan isi pengajaran dapat merangsang daya cipta atau yang bersifat menantang agar menumbuhkan dorongan pada diri siswa untuk menemukan atau memecahkannya masalah yang dihadapi dalam pembelajaran. 3) Alat Bantu Belajar Alat bantu belajar atau media belajar merupakan alat alat yang dapat membantu siswa belajar untuk mencapai tujuan belajar. Alat bantu pembelajaran adalah semua alat yang digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dengan maksud menyampaikan pesan dari guru kepada siswa. Guru harus berusaha agar materi yang disampaikan atau disajikan mampu diserap dengan mudah oleh siswa. Apabila pengajaran disampikan dengan bantuan alat-alat yang menarik, maka siswa akan merasa senang dan pembelajaran dapat berlangsung dengan baik. 4) Suasana Belajar Suasana belajar sangat penting dan akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan pembelajaran. Suasana belajar akan berjalan dengan baik, apabila terjadi komunikasi dua arah yaitu antara guru dengan siswa. Di
samping itu juga,
adanya kegairahan da n kegembiraan belajar. Suasana belajar mengajar akan berglangsung dengan baik, dan isi pelajaran disesuaikan dengan karakteristik siswa, maka tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik. 5) Kondisi Siswa yang Belajar Siswa atau anak memiliki sifat yang unik atau sifat yang berbeda, tetapi juga memiliki kesamaan yaitu memiliki langkah-langkah perkembangan dan memiliki potensi yang perlu diaktualisasikan melalui pembelajaran. Dengan kondisi siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23
yang demikian akan dapat berpengaruh pada partisipasi siswa dalam proses belajar. Untuk itu, kegiatan pengajaran lebih menekankan pada peranan dan partisipasi siswa bukan peran guru yang dominan, tetapi lebih berperan sebagai fasilitator, motivator dan sebagai pembimbing. e. Hasil Belajar
Salah satu tugas pokok seorang guru adalah mengevalusai taraf keberhasilan rencana pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar. Untuk dapat melihat sejauh mana taraf keberhasilan mengajar guru dan belajar siswa secara tepat dan dapat dipercaya maka diperlukan sebuah informasi yang didukung oleh data yang objektif dan memadahi tentang indikator perubahan perilaku dan pribadi siswa. Identifikasi wujud perubahan perilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat bersifat
fungsional-struktural,
material-substansial,
dan
behavioral.
Untuk
mempermudah dalam sistematika penjabaran hasil belajar siswa dapat menggunakan penggolongan perilaku menurut Bloom yang terdiri atas kawasan atau ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Abin Syamsyuddin yang dikutip dalam A. Tabrani Rusyan (1989 : 22) beberapa indikator dan kemungkinan cara pengungkapan dari hasil belajar dijabarkan dalam tabel berikut: Tabel 1. Penjabaran Sitematika Hasil Belajar Siswa Jenis Hasil Belajar a. -
Indikator
Cara Pengungkapan
Kognitif Pengamatan/ perceptual
Dapat menunjukan, membandingkan , menghubungkan.
commit to user
Tugas, tes, observasi.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24
-
Hafalan / ingatan
Dapat menyebutkan dan
Pertanyaan, tugas tes
menunjukan lagi -
Pengertian/ pemahaman
Dapat menjelaskan dan
Pertanyaan
mengidentifikasikan dengan kalimat sendiri -
Aplikasi/ penggunaan
Dapat memberikan contoh,
Soal, tes tuga
menggunakan dengan tepat, memecahkan masalah -
Analisis
Dapat menguraikan, dan
Tugas, persoalan, tes
mengklasifikasikan -
Sitesis
Dapat menghubungkan, dan
Tugas, persoalan, tes
menyimpulkan, mengeneralisasikan -
Evaluasi
Dapat menginterprestasikan,
Tugas, persoalan, tes
memberikan kritik, memberikan pertimbangan penilaian b. -
Afektif Penerimaan
Bersikap menerima, menyetujui,
Pertanyaan, tes skala sikap
atau sebaliknya -
Sambutan
Bersedia terlibat, berpartisipasi,
Tugas, observasi dan tes
memanfaatkan, atau sebaliknya -
Penghargaan/ Apresiasi
Memandang penting, bernilai,
Skala penilaian, tugas, dan
berfaedah indah, harmonis,
observasi.
kagum, atau sebaliknya. -
-
Internalisasi/
Mengakui, mempercayaai,
Skala sikap, tugas ekspresif, pro
Pendalaman
meyakinkan, atau sebaliknya
efektif
Karakterisasi/
Melembagakan, membinasakan,
observasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25
Penghayatan
menjelmakan dalam pribadi dan perlakuanya sehari – hari
c.
Psikomotorik -
-
Keterampilan bergerak/
Koordinasi mata, tangan, dan
bertindak
kaki
Keterampilan ekspresi
Gerak, mimic, ucapan
Tugas, observasi, tindakan
Tugas, observasi, tindakan
verbal dan non verbal
3. Media Pembelajaran a.
Pengertian Media Pembelajaran Media merupakan kata yang berasal dari bahasa latin medius, yang secara
harfiah berarti “tengah, perantara, atau pengantar” (arsyad, 2002). Sedangkan Gerlach & Ely (dalam Arsyad, 2002) Bahwa “media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membengun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap”. Dalam dunia pendidikan (pembelajaran) seringkali istilah alat bantu atau media komunikasi digunakan secara bergantian atau sebagai penganti istilah media pendidikan /media pembelajaran. Association for Educational Communications and Technology (AECT,1977) memberikan pengetian tentang media merupakan sebagai segala bentuk yang digunakan untuk menyalurkan informasi. Azhar Arsyad (2004 : 10-11) menjelaskan tingkat keabstrakan jumlah indra yang turut serta dalam penerimaan isi pengajaran, dalam piramida atau kerucut pengalaman Edgar Dale.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26
Abstrak
Kongkret
Gambar 1. Kerucut Pengalaman Edgar Dale Sumber : Azhar Arsyad (2004 : 11) Dalam suatu proses belajar mengajar, pesan yang disalurkan oleh media dari sumber pesan ke penerima pesan itu ialah materi pelajaran. Media disusun berdasarkan prinsip bahwa pengetahuan yang ada pada setiap manusia itu diterima atau ditangkap melalui panca indra. Semakin banyak indera yang digunakan untuk menerima sesuatu maka semakin banyak dan semakin jelas pula pengertian atau pengetahuan yang diperoleh. Dengan kata lain, media dimaksudkan untuk mengarahkan indra sebanyak mungkin kepada suatu objek sehingga mempermudah persepsi Melalui pengertian media, oleh Azhar Arsyad (2004 : 6-7) mengemukakan ciri – ciri umum yang terkandung dalam batasan pengertian media, diantaranya :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
27
1) Media pendidikan memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat keras), yaitu seuatu benda yang dapat dilihat, didengar dan diraba dengan panca indra. 2) Media pendidikan memiliki pengertian nonfisik yang dikenal sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa. 3) Penekanan media pendidikan terdapat pada visual dan audio 4) Media pendidikan memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik didalam maupun diluar kelas. 5) Media pendidikan digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran. 6) Media pendidikan dapat digunakan secara missal, (missal : radio, televisi) kelompok besar dan kelompok kecil (missal : film, slide, video, OHP) atau perorangan (Misal : modul, computer, radio, video recoreder) 7) Sikap, perbuatan, organisasi, strategi, dan manajemen yang berhubungan dengan penerapan suatu ilmu.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran Menurut Hamalik (1986) yang dikutip dalam buku media pembelajaran ,Azhar Arsyad (2004: 15) mengemukakan bahwa pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar dapat meningkatkan keinginan dan minat yang baru ,membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar,dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dari segi Teori belajar ,berbagai kondisi dan prinsip-prinsip psikologis yang perlu dipertimbangkan dalm pemilihan media adalah memuat isi: motivasi, tujuan pembelajaran, organisasi isi, persiapan sebelum belajar, emosi, partisipasi, umpan balik, penguatan (Reinforcement), Latihan , dan penerapan. Fungsi utama media pembelajaran adalah sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi, dan lingkungan belajar yang ditata dan diciptakan oleh guru. Menurut Dale (1969: 180) dalam buku media pembelajaran Azhar Arsyad (2004: 23) mengemukakan bahawa bahan–bahan Audio-visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28
guru-siswa tetap merupakan elemen paling penting dalam sistem pendidikan modern atau pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi. Dalam pembelajaran Guru harus selalu hadir dalam penyajian matei pembelajaran. Tujuan media pembelajaran menurut Mulyani Sumantri (2001: 153), bahwa media pembelajaran dimaksudkan agar peserta didik yang terlibat dalam kegiatan belajar terhindar dari gejala verbalisme, yakni mengetahui kata-kata yang disampaikan oleh guru tetapi tidak memahami arti atau maknanya. Namun secara khusus media pembelajaran digunakan dengan tujuan sebagai berikut : 1. Penyampaian materi ajar menjadi lebih standar. 2. Penyusunan media yang terencana dan terstuktur dengan baik membantu pengajar untuk mnyampaikan materi dengan kualitas dan kuantitas yang sama dari satu kelas ke kelas yang lain. 3. Kegiatan pembelajaran menjadi menarik . 4. Kegiatan belajar dapat menjadi lebih interaktif 5. Materi pembelajaran dapat dirancang, baik dari sisi pengorganisasian materi maupun pennyajiannaya yang melibatkan siswa, sehingga siswa menjadi lebih aktif di kelas. 6. Media dapat mempersingkat penyajian materi pembelajaran yang kompleks, misalnya dengan bantuan media audio visual seperti VCD, video. Dengan demikian informasi dapat disajikan secara menyeluruh dan sistematis kepada siswa . 7. Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan 8. Dengan media yang semakin lama makin canggih maka kegiatan pembelajaran tidak hanya dilakukan didalam kelas saja tetapi bisa dimana saja . Ada tujuan khusus yang ada dalam pembelajaran dengan mengunakan media pembelajaran yang pada umumnya dipahami oleh seorang guru-guru penjas, yang pada umumnya seorang guru penjas masih mengunakan metode atau pengajaran yang yang bersifat klasikal tanpa terlalu memikirkan aspek-aspek yang membuat belajar mengajar menjadi pembelajaran yang PAIKEM (pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan). c.
Jenis Media pembelajaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
Banyak tokoh yang mengemukakan berbagai klasifikasi tentang media pembelajaran, karena didalam sebuah media pembelajaran memiliki tujuan dan kegunaan sendiri-sendiri. Diera modern ini telah banyak media yang dapat digunakan untuk membantu seorang guru dalam menyampaikan materi pembelajaran, diantara media pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut: 1) Media Visual Media visual juga disebut dengan media pandang,karana seseorang dapat menghayati media tersebut melalui penglihatannya. Jadi media audio visual adalah media yang mana berupa gambar-gambar didalam penyampaian materi pembelaran .Media ini dapat dibedakan menjadi 2,yaitu ·
Media visual yang tidak diproyeksikan’termasuk dalam jenis ini adalah: 1. Gambar mati atau gambar diam (still picture) 2. ilustrasi 3. Karikatur 4. Poster 5. bagan,dll
·
Media yang diproyeksikan, berapa jenis yang banyak digunakan dilapangan contoh dari media visual yang diproyeksikan adalah sebagai berikut: 1. Overhead projector(OHP) 2. slide 3. filmstrip
2) Media Audio Media audio merupakan media yang dapat deterima oleh pendengaran .menurut Mulyani sumantri (2001: 160) Media audio memiliki karakteristik memanipulasi pesan hanya dilakukan melalui bunyi atau suara-suara.Adapun yang termasuk media audio diantaraya: Radio, tape dll
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30
3) Media Audio-visual Yakni media yang dapat diterima oleh indera pendengaran,maupun indera penglihatan.jenis media ini diantara lainnya adalah : televisi, video dll 4) Media Asli atau Orang Yakni media yang meruapakan benda sebenarnya, sesungguhnya yang diperagakan melalui model atau alat peraga . Macam dari media ini adalah: a) Speciment, merupakan bagian atau pecahan dari benda yang sebenarnya . b) Mock-up adalah model tiruan suatu benda yang menonjolkan bagian-bagian tertentu dari suatu benda asli dan mehilangkan bagian lain dengan maksud menghilangkan perhatian peserta didik terhadap bagian-bagian lain yang tidak dipentingkan, serta memusatkan perhatian pada bagian yang dimaksud. c) Dioroma adalah model pemandangan yang dibuat seperti keadaan aslinya.dll d. Penggunaan Media Pembelajaran Passing Atas Bolavoli Dalam pembelajaran passing atas bolavoli seoarang guru pendidikan jasmani haruslah mampu menguasai berbagai pendekatan pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, kreatif, mampu memahami dan mengikuti pembelajaran dengan baik. Pendekatan pembelajaran yang dapat memberikan pemahaman tentang konsep gerak dasar passing atas bolavoli secara bertahap adalah pendekatan pembelajaran dengan pendekatan media audio-visual. Dengan kreatifitas guru di dalam mendisain materi pembelajaran dengan baik maka siswa akan tertarik dan aktif di dalam pembelajaran, sehingga lebih efektif dalam pencapaian tujuan pembelajaran.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31
4. Bolavoli a.
Pergertian Permainan Bolavoli Permainan bolavoli merupakan suatu permainan bola besar yang dimainkan
oleh 2 regu dimana tiap regu terdiri dari 6 pemain, diawali dengan servis dan dengan net sebagai pembatas, pelaksanaan bola dipantulkan sebelum bola menyentuh tanah. Permaianan Bolavoli merupakan olahraga permainan yang sudah berkembang dan banyak digemari oleh masyarakat di Indonesia. Permainan yang mengunakan tangan ini banyak dimainkan oleh semua kalangan, dari pedesaan, kalangan perkantoran, dan bahkan menjadi mata pelajaran disekolah-sekolah dari sekolah dasar sampai sekolah menengah atas. Menurut Nuril Ahmadi bahwa (2007: 19) “Permainan bolavoli merupakan suatu permainan yang kompleks yang tidak mudah untuk dilakukan oleh setiap orang. Diperlukan pengetahuan tentang teknik-teknik dasar dan teknik lanjutan untuk dapat melakukan permainan bolavoli secara efektif”. Maka dengan pengertian itu untuk dapat melakukan permaianan bolavoli dengan baik maka harus menguasai teknik dasar permaianan bolavoli dengan baik. b. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Prestasi Bolavoli Faktor yang mempengaruhi pencapaian prestasi bolavoli adalah meliputi unsur teknik, kondisi fisik, taktik dan mental. Untuk mencapai prestasi bolavoli semaksimal mungkin, maka unsur-unsur tersebut harus dilatih dan dikembangkan secara baik dan teratur. Secara singkat unsur-unsur yang mendukung pencapaian prestasi bolavoli dijelaskan sebagai berikut: 1) Unsur Kondisi Fisik Dalam setiap cabang olahraga tentu membutuhkan kualitas fisik yang prima. Dengan kualitas fisik yang prima akan dapat mendukung pencapaian prestasi secara optimal. M. Yunus (1992: 61) menyatakan bahwa. “tanpa persiapan kondisi fisik yang memadai maka akan sulit mencapai prestasi yang tinggi. Jika kondisi fisik tidak
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32
dipersiapkan secara khusus sebelumnya, maka akan sulit dan terlalu lama bagi atlet untuk dapat menguasai teknik dan taktik dalam bermain bolavoli”. Pendapat tersebut menunjukkan bahwa,
kemampuan kondisi fisik
merupakan faktor yang sangat penting untuk mengembangkan unsur teknik, dan taktik permainan bolavoli. Kualitas fisik yang baik akan mendukung secara langsung terhadap kualitas gerak yang dapat ditampilkan, karena keberadaan kualitas fisik selalu beroperasi dengan fungsi psikomotor. Oleh karena itu untuk mencapai prestasi olahraga komponen-komponen kondisi fisik harus dilatih dan dikembangkan secara baik dan teratur.
2) Unsur Teknik Penguasaan teknik dasar bolavoli merupakan unsur yang sangat penting untuk mendukung penampilan seorang pemain, baik secara individu maupun secara tim. M. Yunus (1992: 68) teknik dalam permainan bolavoli dapat diartikan “sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai hasil yang optimal”. Menurut Suharno HP. (1985: 11) bahwa, “penguasaan teknik dasar permainan bolavoli merupakan salah satu unsur yang ikut menentukan menang atau kalahnya satu regu di dalam suatu pertandingan…”. Berdasarkan dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa, menguasai teknik dasar bolavoli merupakan faktor yang penting Unsur-unsur teknik dasar bermain bolavoli yang harus dikuasai oleh pemain bolavoli, menurut Suharno HP. (1985:51) adalah sebagai berikut : 1) Teknik dengan bola : a) Pass atas b) Set-up/umpan c) Pass bawah d) Smash/spike e) Block/bendungan f) Servis 2) Teknik tanpa bola :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
a) b) c) d)
Langkah awalan smash, block Langkah sebelum mengambil bola Loncatan dan gerak tipu Pengambilan posisi
Pada dasarnya teknik dasar bolavoli dibedakan menjadi dua macam yaitu, teknik dengan bola dan teknik tanpa bola. Teknik dengan bola merupakan cara memainkan bola dengan anggota badan secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan yang berlaku. Sedangkan teknik tanpa bola berupa gerakan-gerakan khusus yang mendukung teknik dengan bola. Dalam pelaksanaan permainannya, kedua teknik tersebut memiliki keterkaitan yang erat menurut kebutuhannya.
3) Unsur Taktik Dalam permainan bolavoli, kemampuan dalam taktik permainan mutlak diperlukan untuk memperoleh kemenangan. Berdasarkan macamnya, taktik dalam permainan bolavoli dikelompokkan menjadi beberap amacam. Menurut Suharno HP (1985: 1) taktik permainan bolavoli terdiri atas “(1) Pertahanan, (2) Penyerangan, (3) Perorangan, (4) Kelompok dan (5) Tim”. Taktik pertahanan adalah siasat yang dilakukan dalam upaya menjaga agar mempertahankan dari serangan lawan. Taktik pertahanan dalam permainan bolavoli diantaranya dilakukan dengan teknik blocking yang dapat dilakukan secara perorangan atau kelompok. Taktik penyerangan adalah siasat yang dilakukan dalam upaya untuk mematikan regu lawan dengan mengadakan serangan melalui smash atau lewat servis. Taktik individual adalah siasat perorangan dalam menggunakan kemampuan fisik, teknik dan mental dengan proses yang cepat untuk menghadapi problematika dalam mencari kemenangan pertandingan bolavoli secara sportif. Taktik kelompok adalah suatu siasat yang dilakukan oleh dua sampai lima pemain dalam bentuk-bentuk pertahanan atau penyerangan untuk mencapai kemenangan secara sportif dalam
pertadingan, misalnya grop taktik dalam smash, block, bertahan
lapangan belakang dan lain-lain. Taktik tim atau kolektif taktik adalah suatu siasat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34
yang dijalankan oleh suatu regu atau enam orang dalam kerja sama untuk mencari kemenangan secara sportif. Tatik tim merupakan tujuan akhir suatu regu dalam usaha mencapai prestasi maksimal. 4) Unsur Mental Mental merupakan faktor kejiwaan atau psikologis dari seseorang yang ikut berpengaruh pada penampilannya dalam suatu pertandingan. Sebaik apapun fisik, teknik dan taktik
yang dimiliki, jika mentalnya tidak baik, maka prestasi yang
optimal sulit tercapai. Harsono (1988:101) mengemukakan “betapa sempurna perkembangan fisik, teknik dan taktik atlet, apabila mentalnya tidak turut berkembang, prestasi tinggi tidak mungkin akan dapat dicapai”. Kesiapan aspek psikologis atau mental harus diperhatikan dalam program pembinaan. Mental yang baik tidak dapat diperoleh secara cepat, tetapi melalui proses pembinaan dan latihan secara teratur. Dalam hal ini peranan seorang guru atau pelatih untuk membentuk mental yang baik bagi siswa atau anak didiknya cukup besar. Seorang guru atau pelatih harus memberikan pengertian-pengertian dan latihan mental secara baik dan tepat.
c.
Teknik Dasar Permainan Bolavoli Tenik dasar merupakan salah satu faktor yang sangat penting didalam
pencapian prestasi. Perkembangan teknik diarahkan pada peningkatan keterampilan gerak, Jika gerakan dapat dikuasai dengan benar, maka pemain akan mudah mengkombinasikan dan mengembangkan berbagai gerakan. Menurut M. Yunus (1992 : 68) “ Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efisien dan efektif. Teknik permainan bolavoli dapat diartikan sebagai cara memainkan bola dengan efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan permaianan yang berlaku untuk mencapai hasil yang maksimal”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35
Teknik permainan yang baik selalu berdasarkan pada teori dan hukum-hukum yang berlaku dalam ilmu dan pengetahuan yang menunjang pelaksanaan teknik tersebut. Dalam permainan bolavoli ada beberapa bentuk teknik dasar yang harus dikuasai. Teknik dasar permainan bolavoli terdiri atas: 1. Servis 2. Passing bawah 3. Passing atas 4. Block 5. Smash
1) Pengetian Passing Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 22) Passing adalah upaya seseorang pemain dengan mengunakan suatu teknik tertentu untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri. Sedangkan umpan adalah usaha atau upaya seseoarang pemain bolavoli dengan mengunakan suatu teknik tertentu yang dimilikinya dengan tujuan menyajikan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya yang selanjutnya dapat melakukan serangan smash terhadap lawan. Passing merupakan teknik dasar bolavoli yang paling penting di dalam permainan bolavoli, karena passing merupakan faktor utama untuk dapat bisa memainkan permainan bolavoli. Dengan teknik dasar passing yang baik maka permainan akan sulit untuk dimatikan, sehingga permainan menjadi menarik. 2) Passing Atas Bolavoli Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 25) “Passing atas adalah upaya seseorang pemain dengan jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
hampir berhadapan untuk mengoperkan bola yang dimainkannya kepada teman seregunya untuk dimainkan dilapangan sendiri”. Cara melakukan teknik passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan berada di muka setinggi hidung, sudut antara dan badankurang lebih 45 derajat, bola disentuhkan dengan tangan cara meluruskan kedua kaki denagn lengan, sikap pergelangan tangan dan jari-jari tidak berubah. Tahap-Tahap Melakukan Passing Atas Bolavoli. 1). Persiapan a. Bergerak ke arah datangnya bola, tepat di bawahnya. b. Siapkan posisi. c. Bahu sejajar sasaran. d. Kaki merenggang santai. e. Bengkokkan sedikit lengan , kaki, dan pinggul f. Tahan tangan 6 atau 8 inci di depan pelepis. g. Tahan tangan di depan pelepis. h. Melihat melalui “jendela” yang di bentuk tangan i. Ikuti bola Ke sasaran
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
37
Gambar 2. Tahap persiapan sebelum melakukan passing atas bolavoli. Sumber: Nuril Ahmadi (2007: 25 ) 2). Pelaksanaan a. Terima bola pada bagian belakang bawah. b. Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari. c. Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran. d. Pindahkan berat badan kearah sasaran. e. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan . f. Arahkan bola kegaris atau ke tangan penyerang.
Gambar 3. Tahap pelaksanaan passing atas bolavoli. Sumber: Nuril Ahmadi (2007: 25 ) 3).Gerakan lanjutan a. Luruskan tangan an sepenuhnya. b. Arahkan bola ke arah sasaran. c. Pinggul bergerak maju ke arah sasaran. d. Pindahkan berat badan ke arah sasaran. e. Bergerak ke arah umpan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38
Gambar 4. Tahap gerak lanjut passing atas bolavoli Sumber: Nuril Ahmadi (2007: 26 ) 3)
Kesalahan Umum Melakukan Passing Atas Bolavoli
Menurut Nuril Ahmadi (2007 : 25) Kesalahan Umum dalam melakukan passing atas bolavoli adalah sebagai berikut : a. Kurang cepat menempatkan badan di bawah bola dan malas menekuk lutut dalam sikap persiapan pelaksanaan. b. Membuka jari-jari terlalu lebar dan lurus sehingga tidak terbentuk suatu cekungan setengah lingkaran dari jari-jari dan telapak tangan. c. Siku terlalu keluar ke samping atau terlalu rapat ke dalam sehingga cekungan jari dan telapak tangan datar. d. Pergelangan tangan kurang lentur ke samping dalam sehingga cekungan jari dan telapak tangan kurang sempurna. e. Perkenaan bola waktu passing pada ujung jari sehingga kuku sering sobek. f. Lengan telah lurus ke atas sebelum perkenaan bola, sehingga tidak ada kekuatan untuk mendorong bola ke depan-atas. g. Kurang harmonisnya gerak beraturan antara jari, pergelangan tangan, lengan, badan, dan kaki. h. Penguasaan koordinasi gerakan yang sangat kurang akibat kurangnya latihanlatihan fisik. i. Pemain mudah jemu menjalankan passing atas bolavoli. j. Jari-jari rapat dan lemas terutama pada wanita.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39
k. Perkenaan bola pada telapak tangan, bukan pada ujung-ujung jari, sehingga terdengar bunyi “plak” dalam melakukan passing atas. l. Mengerakan pergelangan tangan tidak je arah depan atas melainkan hanya ke depan saja.
B. Kerangka Berfikir Pembalajaran yang efektif adalah pembelajaran yang mampu menciptakan suasana pembelajaran yang nyaman bagi guru maupun siswa, serta menimbulkan keaktifan atau keikutsertaan siswa.. Pembelajaran yang di dalamnya tersebut memiliki ilmu pengetahuan serta memiliki tujuan pendidikan. Sehingga di dalam proses belajar mengajar ilmu pengetahuan tersebut dapat terdistribusi atau tersalur kepada siswa dengan baik dan siswa pun mampu memahami dan mengaplikasikan pada kehidupan nyata baik dalam hal pengkonsepan dan aplikasi gerak. Tidak bisa dipungkiri bahwa dalam pembelajaran yang bersifat klasikal akan menghadapi permasalahan yang heterogen dilihat dari sudut pandang kemampuan siswa. Pembelajaran penjas yang kurang kreatif serta menarik dari guru penjas merupakan salah satu problem yang sering dialami oleh seorang siswa didalam menerima materi yang telah disampaikan oleh seorang guru. Karena dalam ini seorang guru penjas hanya menyampaikan materi dengan verbal, adapun pemberian demonstrasi atau contoh kurang dapat ditangkap oleh siswa, khususnya dalam pokok bahasan passing atas bolavoli. Kreatifitas dari seorang guru penjas adalah hal yang paling penting guna meningkatkan minat belajar siswa. membuat siswa menjadi lebih senang dan berantusias di dalam belajar maupun berlatih. Di dalam sebuah proses belajar mengajar di dalam dan di luar kelas guru bukanlah satu-satunya sumber belajar bagi siswa, siswa diberikan keluasaan di dalam mengembangkan proses berfikirnya dalam menyelesaikan masalah sesuai dengan materi yang dianjarkan. Teknologi informatika atau teknologi modern sekarang ini juga dapat digunakan sebagai sumber belajar siswa selain seorang guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40
Pemanfaatan media belajar yang menarik adalah solusi untuk guru dalam meningkatkan motivasi belajar dalam diri siswa. Dalam hal ini dengan pemanfaatan media audio-visual yang dapat dirancang di dalam penyampaian materi, karena dengan media audio-visual materi passing atas bolavoli yang menjadi bahasan penelitian ini dapat ditayangkan melalaui video yang di donwload melalui situs internet atau dalam bentuk slide-slide yang telah direncanakan oleh seorang peneliti sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan. Dengan adanya tampilan pembelajaran melalui alat bantu video siswa setidaknya mampu melihat serta mengoreksi bagaimana gerakan passing atas yang baik dan benar. Dengan media pembelajaran yang canggih kegiatan apa pun yang akan, sedang, maupun yang sudah dilaksanakan bisa direview ulang sebagai umpan balik untuk kegiatan yang selanjutnya (bisa dimunculkan dengan media audio –visual). Dengan pemanfaatan media audio-visual dalam proses evaluasi, seorang guru juga dapat menayangkan kembali gerakangerakan passing atas yang dilakukan seorang siswa apakah sudah sesuai dengan gerakan passing atas bolavoli yang baik dan benar. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara seorang peneliti melakukan pengambilan gambar maupun video dari serangkaian gerakan siswa dengan mengunakan kamera digital dan menayangkan kembali kepada siswa sebagai bentuk proses evaluasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41
Secara garis besar kerangka berfikir dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat dijabarkan dalam diagram berikut ini: Siswa :
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Guru : Kurang mampu mengkontrol keaadan siswa pada materi passing atas bolavoli
Menerapkan Model pendekatan pembelajaran menggunakan bantuan media video (audio-visual)
Melaui instruksi pendekatan pembelajaran dengan bantuan media video (audio-visual), siswa lebih mudah menganalisis gerakan passing atas bolavoli, sehingga mampu menirukan dan mempraktekannya secara mandiri
- Tidak mampu menyerap serta menganalisis materi gerakan passing atas bolavoli yang disampaikan oleh guru. - Hasil belajar penjas rendah - Kualitas gerakan serta aktivitas passing atas bolavoli siswa kurang
Siklus I : guru dan peneliti menyusun bentuk pengajaran yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan dasar passing atas bolavoli, melalui pendekatan pembelajaran berbantukan media audio-visual dan menampilkan kembali kegiatan belajar siswa Siklus II dan III : upaya perbaikan dari tindakan silkus I sehingga meningkatkan kemampuan dan keterampilan passing atas bolavoli, melalui pendekatan pembelajaran berbantukan media audio-visual.
Gambar 2. Kerangka Berfikir
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42
C. Hipotesis Tindakan
Melalui kerangka pemikiran yang telah disusun sebelumnya maka dapat dirumuskan hipostesis atau jawaban sementara terhadap penelitian adalah sebagai berikut : “ Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010 / 2011 ”
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Waktu Penenlitian
Pelaksanaan penelitian pada siklus I dimulai tanggal 11 April dan 25 April. Sedangkan pelaksanaan pada siklus II dimulai tanggal 2 Mei dan 9 Mei 2011. Sebelum pelaksanaan dilakukan survey ke lapangan sampai penyusunan proposal. Kemudian melakukan seleksi informan dan menyiapkan istrumennya. Untuk lebih jelasnya rincian waktu dan jenis kegiatan. Bulan No 1
Kegiatan Persiapan survei awal
Janu
Febr
X
Mar
Apr
Mei
X
X
Jun
X
sampai penyusunan proposal 2
Seleksi informan,
X
penyiapan instrumen dan alat 3
Pengumpulan data dan
X
pelaksanaan tindakan. 4
Analisis data
X
5
Penyusunan laporan
X
Tabel 2 : Rincian Kegiatan, Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
2. Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan di SMA Negeri 1 Karanganyar yang beralamat di Jl. AW. Monginsidi No.3 Karanganyar 57714.Telp 0271495068. commit to user Alasan peneliti memilih tempat penelitian di SMA Negeri 1 Karanganyar, karena 43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
hasil pembelajaran passing atas bolavoli di sekolah tersebut masih rendah sehingga perlu ditingkatkan.
B. Subjek Penelitian Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah siswa kelas X-3
SMA Negeri 1 Karanganyar tahun Pelajaran 2010/2011. yang
berjumlah 34 Siswa, yang terdiri atas 12 siswa putra dan 22 siswa putri.
C. Sumber Data Sumber data yang dipergunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah sebagai berikut : 1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh melaui observasi langsung di lokasi penelitian mengenai proses pembelajaran passing atas bolavoli di SMA Negeri I Karanganyar. 2. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari dokumen, referensi dan literatur, serta arsip yang ada pada SMA Negeri 1 Karanganyar.
D. Teknik Pengumpulan Data Adapun tekik pengumpulan data penelitian ini diantaranya; Tes praktek, observasi lapangan. Menurut H.E Mulyasa (2009: 183) data penelitian kumpulkan dan disusun melalui teknik pengumpulan data meliputi: Sumber data, Jenis data, Teknik pengumpulan data , Pengumpulan data, dan instrument yang digunakan. Secara terperinci teknik pengumpulan data pada penelitian dapat didiskripsikan dalam tabel berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Tabel 3 .Teknik Pengumpulan Data Penelitian Sumber No
Teknik
Data
Siswa 1
Siswa 2
Jenis Data
Pengumpulan
Instrumen
Kemampuan
Test praktek/hasil
Tes passing atas
melakukan passing
tes selama
bolavoli
atas bolavoli
mengajar
Hasil belajar passing
Keaktifan,
atas bolavoli
pemahaman dan
(proses)
unjuk
Pedoman Observasi
kerja.(Afektif, kognitif dan psikomotor)
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi informasi tentang keadaan siswa dilihat dari aspek kuantitatif dan kualitatif. Aspek kuantitatif yakni hasil pengukuran kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri I Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Sedangkan aspek kualitatif didasarkan atas hasil pengamatan dan catatan pembelajaran selama penelitian berlangsung. Data penelitian dikumpulkan dari berbagai sumber, diantaranya : 1) Wawancara. Metode ini digunakan untuk mewawancarai : (a) Kepala Sekolah dan wakil kepala sekolah, untuk mendapatkan informasi mengenai sejarah dan latar belakang sekolah yang dipimpinnya, visi dan misi, kurikulum yang digunakan, kompetensi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
guru-gurunya,hambatan-hambatan dalam melaksanakan pembelajaran sehingga dapat mencapai tujuan pendidikan. (b) Guru, untuk mengetahui sejauhmana pengembangan kompetensinya, keterlibatan dalam merencanakan dan melaksanakan visi, misi sekolah, kurikulum yang digunakan, perencanaan pembelajaran, kendala-kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pengajaran serta hal-hal yang dilakukan sekolah sebagai upaya peningkatan mutu pendidikan. (c) Siswa, untuk mengetahui sejauhmana kompetensi yang telah dimiliki gurunya diterapkan dalam pembelajaran, untuk mengetahui prestasi yang telah dicapai, kesiapan guru-gurunya dalam menjalankan kurikulum sekolah, kendala dalam kegiatan belajar mengajar. 2) Metode Dokumentasi Metode ini digunakan untuk melihat situasi dan kondisi lainnya yang terkait dengan data-data tertulis tentang karakteristik siswa kelas X-3 SMA Negeri I Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. 3) Observasi Observasi adalah tahap mengamati kejadian yang ada pada saat melakukan tindakan (Agus kristiyanto, 2010:57). Teknik observasi (pengamatan) ini digunakan untuk mengamati secara langsung tentang perilaku siswa dalam pelaksanaan melakukan passing atas bolavoli pada bidang studi penjasorkes. E. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah deskriptif kualitatif. Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (dalam Lexy J. Moleong, 2007 : 248) adalah “upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah – milahnya dengan satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan menemukan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain”. Analisis data kualitatif menurut Seiddel, (dalam Lexy J. Moleong, 2007 : 248) prosesnya berjalan sebagai berikut : 1. 2. 3.
Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. Mengumpulkan, memilah – milah, mengklasifikasikan, mensintesiskan, membuat ikhtisar, dan membuat indeksnya, Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola dan hubungan – hubungan dan membuat temuan temuan umum.
F. Prosedur Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research (CAR). Menurut Agus Kristiyanto (2010 : 54) yakni penelitian tindakan yang diawali dengan perencanaan tindakan (planning), pelaksanaan tidakan (action), observasi (observation), dan refleksi (reflecting). Penjelasan mengenai alur penelitian tindakan tersebut dipaparkan memalui penjelasan sebagai berikut : 1. Perencanaan (Planing) adalah sebuah langkah untuk merencanakan tindakan yang telah dipilih untuk memperbaiki keadaan. 2. Penerapan Tindakan (Action) adalah tahap implementasi atau pelaksanaan rencana yang telah disusun pada tahap perencanaan sebelumnya. 3. Observasi dan Evaluasi Tindakan (Observation and Evaluation) adalah tahap pengamatan dan evaluasi atas tindakan yang telah dilakukan selama penelitian berlangsung. 4. Refleksi (Reflection) adalah tahap pengungkapan kembali hasil observasi dan evaluasi dalam penerapan tindakan dalam diskusi, sehingga dapat digunakan untuk merancang program penelitian pada siklus berikutnya Keempat tahap yang telah dipaparkan diatas tersebut merupakan commit to user rancangan tindakan dalam satu siklus penelitian, pada siklus berikutnya rancangan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
program penelitian yang digunakan berpedoman pada hasil refleksi yang dihasilkan pada siklus sebelumnya, begitu seterusnya hingga target penelitian tercapai. Prosedur penelitian adalah langkah – langkah yang harus dilalui oleh peneliti dalam menerapkan metode yang akan digunakan dalam penelitian. Dalam Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan tindakan yang berlangsung secara terus menerus kepada subjek penelitian. Langkah – langkah PTK secara prosedurnya dilaksanakan secara partisipatif atau kolaboratif antara (guru dengan tim lainya) bekerjasama, mulai dari tahap orientasi hingga penyusunan rencana tindakan dalam siklus pertama, diskusi yang bersifat analitik, kemudian dilanjutkan dengan refleksi – evaluatif atas
kegiatan
mempersiapkan
yang
dilakukan
rencana
pada
modifikasi,
siklus koreksi,
pertama, atau
untuk
kemudian
pembetulan,
dan
penyempurnaan pada siklus berikutnya. Untuk memperoleh hasil penelitian tindakan seperti yang diharapkan, prosedur penelitian secara keseluruhan meliputi tahap – tahap sebagai berikut: 1. Tahap persiapan survay awal Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah mengobservasi sekolah atau kelas yang akan dijadikan sebagai tempat Penelitian Tindakan Kelas. Meninjau sebagaimana pelaksanaan pembelajaran passing atas bolavoli diterapkan dalam sekolah. 2. Tahap seleksi informen, penyiapan instrument, dan alat Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini, adalah : a. Menentukan Subjek penelitian b. Menyiapkan metode dan instrumen penelitian serta evaluasi 3. Tahap Pengumpulan Data atau Tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengumpulan dan tabulasi data penelitian yang terdiri atas; a. Hasil Kondisi awal keterampilan passing atas bolavoli b. Kemampuan siswa terhadap pembelajaran commitproses to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
c. Pelaksanaan pembelajaran d. Partisipasi dan keaktifan siswa 4. Tahap analisis data Dalam tahap ini analisis data yang dikumpulkan adalah diskriptif kualitatif .Teknik analisis tersebut dilakukan karena data yang terkumpul berupa uraian diskriptif tentang perkembangan belajar serta tes keterampilan passing atas bola voli. Serta hasil tes keterampilan passing atas bolavoli yang didiskripsikan melalui hasil Kualitatif. 5. Tahap penyusunan laporan Pada tahap ini disusun laporan pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dari awal survey hingga menganalisis data yang dilakukan dalam penelitian 6. Deskripsi tiap siklus Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas dan hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X 1 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran 2010/2011. Setiap tindakan upaya pencapaian tujuan tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap ,yakni; (1) Perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) analisis dan refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. a. Siklus Ke-I 1.Tahap perencanaan Pada tahap ini peneliti dan guru kelas menyusun skenario pembelajaran yang terdiri dari : a. Menyusun Rencana Program Pembelajaran (RPP) passing atas bolavoli. b. Menyusun instrument tes keterampilan passing atas bolavoli. c. Menyusun lembar penilaian dan hasil pembelajaran. d. Menyusun lembar observasi. commit to user e. Menyiapkan lembar tes
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
f. Menyiapkan media serta sarana prasarana yang diperlukan untuk membantu pengajaran( Medi Audio – visual dan sarana prasana pembelajaran bolavoli ) g. Penyiapan tempat penelitian. h. Penetapan alokasi waktu pelaksanaan. i. Sosialisasi kepada subjek. 2. Tahap Pelaksanaan. Tahap
pelaksanaan
dilakukan
dengan
melaksanakan
skenario
pembelajaran yang telah direncanakan. Tahap ini dilakukan bersama dengan tahap observasi terhadap dampak tindakan. Pada tahap pelaksanaan ,kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses pembelajaran dilapangan dengan langkahlangkah kegiatan adalah: a) Memberikan motivasi kepada siswa. b) Menjelaskan
kegiatan
belajar
secara
umum
melalui
pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual di dalam kelas. 1) Pertemuan pertama: Guru bersama peneliti menjelaskan materi pembelajaran
yang
telah
dipersiapkan
melalui
pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual (slide/video) dengan materi sebagai berikut; (1) perkenaan bolavoli pada telapak, (2) passing atas dengan cara menangkap lalu mendorong bolavoli yang diawali dengan bola dilambung sendiri di tempat, dan (3) melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi. 2) Pertemuan kedua: Guru bersama peneliti menjelaskan materi pelajaran yang telah dipersiapkan melalui pendekatan pembelajaran dengan dengan media audio-visual dengan materi sebagai berikut; (1) praktik latihan perkenaan bola pada tangan dengan berpasangan, (2) praktik teknik dasar passing atas secara berpasangan, dan (3) praktik passing atas bolavoli dengan dipantulkan ke tembok dalam waktu 30 detik commit userI. sebagai pengambilan data dari to siklus
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
c) Melakukan pemanasan. d) Melakukan teknik dasar passing atas sesuai dengan scenario pembelajaran yang telah direncanakan. e) Tahap-Tahap melakukan passing atas 1).persiapan a. Bergerak ke arah datangnya bola,tepat di bawahnya. b. Siapkan posisi. c. Bahu sejajar sasaran. d. Kaki merenggang santai. e. Bengkokkan sedikit lengan , kaki, dan pinggul f. Tahan tangan 6 atau 8 inci di depan pelepis. g. Tahan tangan di depan pelepis. h. Melihat melalui “jendela” yang di bentuk tangan i. Ikuti bola Ke sasaran
2).Pelaksanaan a. Terima bola pada bagian belakang bawah. b. Terima dengan dua persendian teratas dari jari dan ibu jari. c. Luruskan lengan dan kaki ke arah sasaran. d. Pindahkan berat badan kearah sasaran. e. Arahkan bola sesuai ketinggian yang diinginkan . f. Arahkan bola kegaris atau ke tangan penyerang. 3).Gerakan lanjutan a. Luruskan tangan an sepenuhnya. b. Arahkan bola ke arah sasaran. c. Pinggul bergerak maju ke arah sasaran. d. Pindahkan berat badan ke arah sasaran. e. Bergerak ke arah umpan. f. Melaksanakan diskusi kelas commit to user g. Penilaian yang dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung.
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
h. Melaksanakan pendinginan. 3.Tahap observasi. Tahap obseravasi dilakukan bersama dengan kegiatan pelaksanaan tindakan. Pada tahap ini dilakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran pendidikan jasmani berbantukan media audio-visual (video) yang diterapkan terhadap proses pembelajaran teknik dasar passing atas bolavoli. 4. Tahap Evaluasi (Refleksi) Dilakukan dengan menganalisis hasil observasi dan interpretasi
dari
proses belajar mengajar untuk mengetahui kegiatan belajar-mengajar yang dilakukan oleh siswa. Sehingga diperoleh kesimpulan apa saja perlu diperbaiki dan apa saja yang perlu dipertahankan. Pada tahap ini mengemukakan hasil penemuan dari pelaksanaan tindakan 1 yang memerlukan perbaikan pada siklus berikutnya. Prosentase indikator pencapaian keberhasilan penelitian pada tabel berikut: Prosentase target capaian Aspek yang diukur
Cara Mengukur Siklus I
Siklus II
Kemampuan melakukan passing atas bolavoli
50%
65%
Melalui tes passing atas bolavoli
Hasil belajar siswa (proses)
60%
70%
Melalui hasil penjumlahan aspek afektif, kognitif dan psikomotorik sesuai dengan pedoman observasi rubrik penilaian RPP, KKM sekolah : 70
Tabel 4. Indikator Pencapaian Hasil Belajar Siswa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Rancangan Siklus ke -II Pada rancangan siklus II tindakan dikaitkan dengan hasil yang telah dicapai pada tingkatan siklus I sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut dengan materi pembelajaran yang sesuai dengan silabus mata pelajaran pendidikan jasmani.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Tiap Siklus
1. Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian tindakan kelas, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan survey awal untuk mengetahui keadaan nyata yang ada di lapangan. Hasil kegiatan survey awal tersebut adalah sebagai berikut. a. Siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun ajaran 2010 / 2011, yang mengikuti materi passing atas bolavoli adalah 34 Siswa, yang terdiri atas 12 siswa putra dan 22 siswa putri. Dilihat dari proses pembelajaran passing atas bolavoli, dapat dikatakan proses pembelajaran dalam kategori kurang berhasil. b. Siswa kurang memiliki perhatian dan motivasi dalam pembelajaan passing atas bolavoli,
sebab
guru
kurang
mengetahui/memiliki
motode
pendekatan
pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi passing atas bolavoli. Selain itu keterbatasan sarana seperti; bolavoli dan net, dsb, menjadi kendala lain dalam memperoleh hasil yang maksimal dalam materi passing atas bolavoli tersebut. c. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh bahwa mata pelajaran pendidikan jasmani kurang begitu diperhatikan daripada mata pelajaran lainya. Hal ini dapat dibuktikan dengan terpenuhinya semua sarana-prasarana pembelajaran di dalam kelas yang begitu lengkap seperti; LCD, Komputer, Sound, dll. Tetapi sebaliknya kurangnya sarana-prasarana yang menunjang mata pelajaran penjas seperti; terbatasnya jumlah bola, net dsb. Hal tersebut menjadi kendala lain dalam memperoleh hasil yang maksimal dalam materi pembelajaran passing atas bolavoli. 54
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
d. Dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa cenderung sulit diatur saat materi passing atas berlangsung. Hal ini dapat dibuktikan oleh peneliti saat melakukan pengamatan secara langsung di lapangan. Saat mengikuti materi passing atas bolavoli, siswa menunjukkan sikap seenaknya sendiri dalam materi passing atas, tidak memperhatikan penjelasan guru sehingga hasilnya kurang baik. e. Dilihat dari hasil penilaian guru pendidikan jasmani pada passing atas bolavoli, kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar, rata – rata kemampuan siswa dalam kemampuan teknik dasar bolavoli hanya 18%. Selebihnya siswa kurang mampu melakukan gerakan passing atas bolavoli. f. Guru kurang bisa menghandel keadaan kelas, sebab jumlah siswa yang terlampau banyak dengan situasi tempat belajar yang cukup ramai, menjadikan situasi belajar menjadi kurang dapat diatur dengan baik. Sehingga tingkat kemampuan siswa dalam renang gaya dada tidak dapat maksimal g. Guru kurang bisa dapat menarik perhatian siswa dalam pembelajaran passing atas bolavoli. Guru kurang kreatif untuk membuat cara agar siswa tertarik dan senang mengikuti materi passing atas bolavoli. h. Guru sedikit kesulitan menemukan pendekatan pembelajaran yang baik kepada siswa. pembelajaran yang monoton atau konvensional mengakibatkan motivasi belajar siswa menurun, sehingga akan berdampak pada rendahnya kemampuan passing atas siswa. i. Guru kesulitan menemukan contoh/model gerakan passing atas bolavoli yang baik dan benar. Seringkali contoh yang disampaikan oleh guru melalui peragaan langsung, kurang dapat dicermati oleh siswa secara baik, sebab siswa kurang dapat melihat kondisi gerakan passing atas bolavoli yang diperagakan oleh guru, baik karena kurangnya antusiasme siswa. Sebelum melakukan pelaksanaan tindakan maka peneliti dan guru melakukan observasi dan pengamatan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas-3. Ini dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal hasil belajar passing
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56
atas kelas X-3 pada materi passing atas bolavoli. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; (1) Hasil kemampuan melakukan passing atas bolavoli (secara produk, dan (2) Hasil belajar passing atas bolavoli (secara proses).
a. Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar
Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Pendekatan
Pembelajaran dengan Media Audio-Visual. Kondisi awal kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar
sebelum diberikan tindakan melalui pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 5. Diskripsi Data Awal Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Sebelum Diberikan Tindakan Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual. Rentang Nilai 91-100 80 – 89 70 – 79 60 – 69 < 60
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang Sekali
Kriteria Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Jumlah
Jumlah Anak 1 2 2 26 3 34
Prosentase 2.94% 5.88% 5.88% 76.47% 8.83% 100%
Kemampuan melakukan Passing Atas Bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar sebelum diberikan tidakan adalah Kurang dengan prosentase ketuntasan 14.70%
b. Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Siswa Kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar
Sebelum Diberikan
Tindakan Melalui Pendekatan
Pembelajaran dengan Media Audio-Visual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57
Kondisi hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri I Karanganyar tahun pelajaran
2010/2011 sebelum diberikan tindakan melalui
pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 6. Diskripsi Data Awal Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Sebelum Diberikan Tindakan Melalui pendekatan Pembelajaran Dengan Media Audio-Visual. Rentang Nilai 91 – 100 80 – 90 70 – 79 60 – 69 < 60
Keterangan Sangat Baik Baik Cukup Kurang Kurang sekali
Kriteria Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Jumlah
Jumlah Anak 0 2 4 19 9 34
Prosentase 0% 5.88% 11.77% 55.88% 26.47% 100%
Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal hasil belajar passing atas bolavoli sebelum diberikan tindakan. Maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukan hasil yang baik, dengan prosentase ketuntasan belajar 17.65% siswa. Melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh tersebut masing masing aspek menunjukan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka akan dilakukan tindakan dalam rangka untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran passing atas bolavoli pada siswa kelas X-3 Negeri Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, dengan pendekatan pembelajan dengan media Audio-Visual. Pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak 2 siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi.
2. Siklus I Pembelajaran passing atas dengan mengunakan pembelajaran melalui pendekatan pembelajaran dengan media Audio-Visual pada Siklus I adalah perkenalan teknik dasar passing atas bolavoli yang meliputi; (1) Mempraktikkkan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58
Teknik perkenaan bolavoli pada passing atas bolavoli, (2) Mempraktikkan teknik dasar passing
atas bolavoli secara berpasangan, (3) Mempraktikkan permainan
bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi. Tindakan Siklus I dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 x 45 menit) dalam waktu 2 minggu pada bulan April, dengan 1 pertemuan menggunakan satu RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Rencana Tindakan I Kegiatan perencanaan tindakan I dilaksanakan pada hari Senin, 11 April 2011, di SMA Negeri I Karanganyar. Peneliti dan guru pendidikan jasmani yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus I termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus I, melalui RPP siklus I tersebut maka disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada silkus I diadakan selama dua kali pertemuan. dengan 1 pertemuan menggunakan 1 RPP. Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi terhadap proses pembelajaran dan hasil belajar sebelum tindakan, dapat diperoleh sebagai data awal. Hasil pencatatan menunjukkan bahwa dari siswa kelas X-3 Negeri I Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 sebanyak 34 siswa, terdapat 28 siswa yang masih belum mencapai batas ketuntasan belajar. Dengan jumlah siswa yang tuntas hanya 6 Orang. Setelah dilakukan pemeriksaan pada lembar pekerjaan siswa dan pengamatan, ternyata sebagian siswa masih belum dapat memahami dan mempraktekkan konsep yang diajarkan. Sebagian besar siswa yang mengikuti tes belum dapat melakukan teknik gerak dasar passing atas bolavoli dengan baik dan benar. Pada Siklus I Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan I sebagai berikut;
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran melalui model pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-Visual (dalam bentuk video maupun slide-slide), untuk meningkatkan motivasi, penyerapan materi, pemahaman dan kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran passing atas bolavoli. Dengan alur pembelajaran sebagai berikut : a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar. b) Guru mendemonstrasikan materi keterampilan passing atas dengan benar, yang ditampilkan tahap demi tahap. 2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) keterampilan teknik dasar passing atas bolavoli. 3) Peneliti dan guru menyiapkan media, serta video yang diunduh melalui situs www.youtube.com maupun slide-slide yang akan digunakan dalam pelaksanaan proses pembelajaran Passing atas seperti; bolavoli, net, bilah, dan sebagainya. 4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai berdasarkan tes keterampilan (psikomotor). Unsur-unsur yang dinilai dalam tes keterampilan adalah Kemampuan melakukan passing atas bolavoli, kesempurnaan melakukan gerakan dan ketepatan melakukan gerakan. Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian/rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP. 5) Peneliti dan guru menyusun/menetapkan standar penilaian pada penguasaan teknik dasar passing atas bolavoli. 6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan I, yakni di lapangan olah raga dan aula/gedung olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60
b. Pelaksanaan Tindakan I Tindakan I dilaksanakan 2 kali pertemuan, selama 3 minggu yakni pada hari Senin tanggal 11 April 2011 dan 25 April 2011, Tanggal 18 April 2011 tidak dilaksanakan tindakan, karena pada hari itu bersamaan dengan berlangsungnya Ujian Akhir Nasional untuk kelas XII. Pertemuan ke-1 Tindakan 1 di laksanakan di dalam kelas dan lapangan olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar. Sedangkan pertemuan ke-2 Tindakan 1 dilaksanakan di dalam kelas dan aula/gedung olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar, sekaligus sebagai Pengambilan data dari siklus 1. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus I ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan pertama (Senin, 11 April 2011)
adalah (1) Mempraktikkkan latihan perkenaan bola pada telapak tangan
dengan posisi badan/sikap permulaan passing atas bolavoli, (2) Mempraktikkan passing atas dengan cara menangkap lalu mendorong bolavoli yang diawali dengan bola dilambung sendiri di tempat, (3) Mempraktikkan gerakan passing atas bolavoli secara keseluruhan dengan keseluruhan gerakan. Urutan pelaksaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut;
1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa di dalam kelas. 2) Peneliti dan guru menyampaikan kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. 3) Peneliti dan guru menyampaiakan motivasi dan tujuan pembelajaran. 4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi pertama yakni latihan
perkenaan bola pada tangan dengan posisi badan/sikap permulaan
passing atas bolavoli, passing atas dengan cara menangkap lalu mendorong yang diawali dengan bola dilambung sendiri di tempat dan passing atas bolavoli secara keseluruhan gerakan dengan menggunakan media audio-visual dalam
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61
bentuk slide maupun video. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 5) Siswa menuju ke lapangan bolavoli SMA Negeri 1 Karanganyar untuk melakukan materi pembelajaran praktik passing atas bolavoli. 6) Peneliti dan guru mempersiapkan siswa di lapangan bolavoli dan melakukan periksa kerapian bagi siswa sebelum pembelajaran praktik dimulai. 7) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran dan dilanjutkan dengan pemanasan permainan, yakni permainan berantai. a) Siswa membentuk lingkaran besar dan dihadapkan ke kanan. b) Siswa berlari searah jarum jam c) Siswa membentuk rantai setelah mendengar instruksi dari peneliti. 8) Siswa diminta mempraktekkan latihan perkenaan bola pada jari-jari dengan posisi badan/sikap permulaan passing atas bolavoli dengan mendorong bola keatas tanpa melepas bola, sesuai dengan materi yang telah diberikan di dalam kelas. 9) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukan siswa. 10) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi pertama. 11) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua yakni mempraktikan latihan perkenaan bola pada jari-jari dengan memegang bolavoli dengan kedua tangan, mendorong bolavoli keaatas kira-kira 2-3 meter, dan menangkap kembali bolavoli dengan kedua tangan. Sesuai dengan dengan materi yang telah dijelaskan di dalam kelas. 12) Siswa disuruh mempraktikkan latihan perkenaan bola pada jari-jari dengan siswa memegang bolavoli dengan kedua tangan, mendorong bolavoli ke atas dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62
ketingian kira-kira 2-3 meter, dan menangkap kembali bolavoli dengan dua tangan (dilakukan dengan berulang-ulang). 13) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukannya, serta memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang belum paham terhadap materi. 14) Peneliti dan guru menyampaikan materi ketiga yakni keterampilan teknik dasar passing atas bolavoli dengan keseluruhan gerakan, peneliti sedikit mempraktikkan gerakan keseluruhan passing atas bolavoli. 15) Siswa memperhatikan pelaksanaan contoh gerakan yang dilakukan oleh peneliti. 16) Siswa diminta melakukan gerakan teknik dasar passing atas bolavoli dengan keseluruhan gerakan, sesuai dengan contoh yang ditayangkan pada video dan demonstrasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru. 17) Sebelum melakukan gerakan passing atas bolavoli, dengan jumlah siswa 34 siswa, siswa dibagi menjadi 4 kelompok, sedangkan masing – masing kelompok terdiri atas 8 atau 9 orang siswa. 18) Siswa disuruh melakukan keseluruhan gerakan teknik dasar passing atas sesuai dengan kelompoknya. 19) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan teknik dasar bolavoli dengan baik dan benar bola ke lantai yang telah dilakukan serta memberikan kesempatan bertanya kepada siswa apabila terjadi kesulitan. 20) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa yaitu melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi, hanya dengan menggunakan teknik passing atas bolavoli yang diawali dengan servis. 21) Sebelum siswa melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi, siswa dibagi 4 tim/kelompok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63
22) Siswa disuruh melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi untuk pertama main adalah tim/kelompok 1 dan 2, Kemudian untuk Tim/kelompok 3 dan 4. 23) Siswa yang tidak main diharapkan memberikan dukungan bagi tim yang sedang main. 24) Siswa duduk santai dengan kaki lurus dan saling memijat pundak temannya secara bergantian 25) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. 26) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya.
Pertemuan II Materi pada pelaksanaan tindakan I, pertemuan kedua (25 April 2011) adalah; pengulangan materi yang telah disampaikan minggu sebelumnya, (1) praktik latihan perkenaan bola pada tangan dengan berpasangan, (2) praktik teknik dasar passing atas secara berpasangan, dan (3) praktik passing atas bolavoli dengan dipantulkan ke tembok dalam waktu 30 detik sebagai pengambilan data dari siklus I. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan berdoa dan dilanjutkan presensi di dalam kelas. 2) Peneliti dan guru menyampaikan motivasi dan tujuan pembelajaran, serta kompetensi dasar dan indikator yang harus dicapai siswa secara singkat. 3) Peneliti dan guru menyampaiakan motivasi dan tujuan pembelajaran dengan video-video motivasi. 4) Peneliti dan guru melakukan evaluasi serta mengecek pelaksanaan tugas yang dilakukan oleh siswa, serta memberikan umpan balik (feedback) kepada siswa yang melakukan tugas, serta menyiapkan materi selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64
5) Peneliti dan guru memulai pembelajaran dengan mengulang materi yang telah disampaiakan
pada
pertemuan
sebelumnya,
serta
menampilkan
hasil
pembelajaran passing atas pada pertemuan sebelumnya yang telah diambil hasilnya dengan kamera digital sebagai bentuk evaluasi terhadap siswa. 6) Peneliti dan guru menyampaikan materi kedua pada pertemua ke dua yakni (1) praktik latihan perkenaan bola pada tangan dengan berpasangan, (2) praktik teknik dasar passing atas secara berpasangan, dan (3) praktik passing atas bolavoli dengan dipantulkan ke tembok dalam waktu 30 sebagai pengambilan data dari siklus I. dengan menggunakan bantuan video. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 7) Siswa menuju ke Aula/gedung olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar untuk melakukan materi pembelajaran praktik passing atas bolavoli. 8) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran dan dilanjutkan dengan pemanasan permainan yang mengarah pada teknik dasar passing atas bolavoli, yakni permainan kucingan. 9) Siswa diminta melakukan latihan perkenaan passing atas dengan berpasangan sesuai dengan contoh yang telah ditayangkan dengan media audio-visual (video/slide). 10) Sebelum siswa melakukan latihan perkenaan passing atas bolavoli siswa memilih pasangan sendiri-sendiri. 11) siswa ke 1 mendorong bola dengan kedua lengan, posisi bola di atas pelepis,lengan sampai lurus, dan Posisi badan agak jongkok. Siswa ke 2 menahan dari atas dengan kedua lengan, dan posisi badan berdiri lurus. 12) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan yang dilakukannya, serta memberikan kesempatan bertanya bagi siswa yang belum paham.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65
13) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi pertama. 14) Siswa di minta melakukan passing atas bolavoli berpasangan dengan bola di lempar melambung dari teman, sesuai dengan contoh yang telah ditayangkan dan demonstrasi dari peneliti dan guru. yakni siswa berpasangan, melempar bolavoli dengan arah lambung, dan siswa yang ke 2
siswa ke 1 melakukan
passing atas bolavoli. Apabila telah 20 lemparan maka siswa yang melempar ganti melakukan passing atas bolavoli.. 15) Peneliti dan guru memberikan bimbingan dan evaluasi kepada siswa tentang gerakan bagaimana cara melempar bola agar arah melambung, dan cara melakukan gerakan passing atas bolavoli dengan baik dan benar. serta memberikan kesempatan bertanya kepada siswa yang belum paham. 16) Para siswa mengulang-ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan peneliti dan guru 17) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi kedua. 18) Siswa di minta melakukan passing atas bolavoli berpasangan, yakni siswa berpasangan, melakukan passing atas bolavoli berpasangan dengan jarak 2-3 meter. 19) Para siswa mengulang ulang gerakan tersebut sampai waktu yang telah ditentukan peneliti dan guru. 20) Serasa pengulangan materi telah cukup. Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk melakukan passing atas bolavoli dengan tembok dengan waktu 30 detik, di tempat yang telah disiapkan sebelumnya. (Sebagai pengambilan data pada siklus pertama)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66
21) Siswa di minta melakukan passing atas bolavoli dengan tembok sesuai dengan urutan absen dan absent berikutnya menghitung jumlah perolehan nilai passing atas bolavoli. 22) Peneliti dan guru mencatat perolehan nilai passing atas bolavoli dan menilai kualitas gerakan passing atas pada blangko penilaian yang telah disiapkan. 23) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. c. Observasi Dan Interpretasi Tindakan I Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpretasi tindakan I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan I, yakni : Observasi dan interpretasi tindakan I dilakukan selama Tindakan I berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpretasi tindakan I peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan I, yakni : 1) Peneliti mengamati proses pembelajaran passing atas pada siswa kelas X-3 SMA Negeri Karanganyar. Pada pertemuan pertama (Senin, 11 April 2011 selama 2 x 45 menit), Peneliti mengajarkan teknik perkenaan bola pada telapak tangan pada passing atas bolavoli, mengajarkan teknik dasar passing atas bolavoli yang dimulai dari sikap permulaan, sikap saat perkenaan bola, dan sikap akhir gerakan passing atas bolavoli. Pada pertemuan kedua (Senin,25 April 2011, selama 2 x 45 menit) peneliti memberikan materi kelanjutan dari gerak dasar passing atas praktik latihan perkenaan bola pada tangan dengan berpasangan, mengajarkan teknik dasar passing atas secara berpasangan dan mengajarkan passing atas bolavoli dengan dipantulkan ke tembok dan mengambil nilai passing atas bolavoli dengan dipantulkan ketembok dalam waktu 30 detik, sebagai pengambilan data dari siklus I.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
2) Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. 3) Sebelum tindakan I dilaksanakan peneliti dan guru melaksanakan observasi dan pengamatan terhadap hasil belajar passing bolavoli untuk mengetahui kondisi awal passing atas bolavoli guna sebagai acuan seberapa besar peningkatan hasil belajar passing atas bolavoli setelah adanya tindakan model pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual. 4) Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, yakni dengan melihat tampilan materi passing atas bolavoli melalui media audio-visual (bentuk slide/ video) yang disertai dengan demonstrasi dari peneliti dan guru. 5) Sebelum materi passing atas bolavoli peneliti dan guru memberikan video animasi kartun guna memberikan motivasi kepada siswa. 6) Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh permainan dengan benar. Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut; a) Siswa yang aktif selama melakukan unjuk kerja passing atas bolavoli sebesar 45%, sedangkan 55% lainya belum aktif di dalam unjuk kerja passing atas bolavoli. b) Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di antara mereka ada yang kurang menyukai materi karena siswa merasa tidak bisa untuk melakukan praktik passing atas bolavoli dengan baik, Siswa tersebut bermain sendiri mencari tempat yang teduh dengan temannya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68
dan malu melakukan ujuk kerja praktik passing atas terutama siswa perempuan. 7) Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar observasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran passing atas bolavoli melalui model pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual. Berdasarkan hasil pengamatan/observasi selama pelaksanaan Tindakan I berlangsung, berdasarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi: a) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli yang mencapai kriteria Sangat Baik adalah 8.83%, sedangkan sisanya (Baik 11.76%; Cukup 50%; Kurang 29.41%). b) Hasil belajar siswa dalam materi passing atas setelah Tindakan II dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria kriteria Sangat Baik 11.76%; Baik 32.36%; Cukup 41.18%; Kurang 14.70%; Kurang Sekali 0%. Sejumlah 29 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5 siswa Tidak Tuntas. Dalam pelaksanaan Tidakan I terdapat kelebihan yang dapat diguanakan sebagai tolak ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan I, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan I diantaranya : 1) Siswa merasa tertarik dengan metode baru yang disampaikan oleh peneliti yakni dengan penyampaian materi dengan bantuan media video, sebab siswa dapat melihat secara detail passing atas bolavoli dengan benar, melalui penjelasan guru dan peneliti, disamping itu model pelaksanaan pembelajaran ini dianggap langka dan jarang digunakan dalam peruses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) pada mata pelajaran Pendidikan jasmani. 2) Siswa mudah dalam menyerap pelaksanaan kegiatan karena materi telah di scenario, ditayangkan dengan disertai demonstrasi dan penjelasan dari peneliti dan guru, sehingga pelaksanaan KBM menjadi terpimpin dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69
terkomando dengan baik, dan siswa dapat secara cepat mengadaptasi materi karena sudah melihat gerakan yang diinstruksikan sebelumnya oleh peneliti. 3) Situasi kelas lebih tertata, dan terkomando dengan baik, sehingga materi yang diberikan terarah. 4) Melalui pemanasan yang di kemas dalam bentuk permainan siswa lebih berantusias dan mendapatkan respon yang lebih baik. Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan I ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan I tersebut adalah: 1) Mayoritas siswa belum dapat mempraktekan beberapa gerakan passing atas bolavoli yang diperlihatkan dalam video dan didemonstrasikan oleh peneliti secara benar. 2) Siswa kurang paham dengan bentuk penjelasan peneliti dan guru sebab sebagian siswa kurang konsentrasi dalam menerima materi yang diberikan oleh peneliti dan guru. 3) Siswa seringkali lupa dengan teknik gerakan yang telah diajarkan pada pertemuan sebelumnya, sehingga peneliti dan guru seringkali mengulangi pelaksanaan materi pada minggu lalu. 4) Siswa kurang aktif bertanya sehingga kekurangan atau kesalahan gerakan maupun teknik dasar yang dilakukan siswa kurang dapat pantau oleh guru dan peneliti. 5) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan yang dicontohkan oleh peneliti dan guru. 6) Masih banyak siswa yang kurang berani melakukan gerakan teknik dasar karena malu. 7) Siswa kurang mampu mencermati dan memahami contoh pelaksanaan gerakan passing atas bolavoli yaitu dari sikap permulaan, sikap saat perkenaan bola, dan sikap akhir gerakan passing atas bolavoli, sehingga sebagian siswa belum dapat menunjukan kualitas gerakan yang maksimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70
d. Analisis dan Refleksi Tindakan I Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan I tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut:
1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus I telah menujukkan hasil yang sesuai, mengingat jumlah materi yang disampaikan cukup banyak dan bervariasi serta alokasi waktu dalam mengajar yang sedikit. 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I. 3) Melalui observasi dan pengamatan terhadap hasil belajar passing atas bolavoli kelas X-3, sebelum di berikan tindakan
cukup mengambarkan kondisi awal
sebelum mendapatkan tindakan. 4) Model pembelajaran yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal. 5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan I belum menunjukkan hasil yang maksimal walaupun telah menujukkan peningkatan. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan I, dijelaskan sebagagai berikut : a) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli yang mencapai kriteria Sangat Baik adalah 8.83%, sedangkan sisanya (Baik 11.75%; Cukup 50.00%; Kurang 29.41%). Sehinga pada Tidakan I kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli meningkat
41.17%
dengan
prosentase
ketuntasan
55.88%
apabila
dibandingkan dengan data awal. b) Hasil belajar siswa dalam Passing atas setelah Tindakan I dilakukan menunjukkan hasil bahwa yang mencapai kriteria Sangat Baik 2.94%; Baik 11.76; Cukup 38.24; Kurang 44.12%; Kurang sekali 2.94%. Dalam hal ini sejumlah 18 siswa telah masuk dalam kriteria Tuntas, dan sedangkan 16 siswa masuk dalam kriteria Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71
proses Siklus I hasil belajar passing atas bolavoli siswa meningkat 35.29% bila dibandingkan dengan data awal, dengan prosentase ketuntasan 52.94% dan rata-rata nilai akhir 71. 6) Kelebihan dan keberhasilan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus I, akan dipertahankan dan ditingkatkan. 7) Dalam mengantisipasi kelemahan dan kekurangan yang ditemukan selama pelaksanaan Tidakan I, maka disusun langkah antisipatif, yakni : a) Siswa diminta mengcopy video/materi yang telah disampaikan untuk dapat dipelajari sendiri di rumah. b) Guru dan peneliti memberikan reward bagi siswa yang dapat melakukan teknik gerakan passing atas secara benar. c) Peneliti tidak hanya berada di depan saat memberikan penjelasan kepada siswa. Peneliti juga harus memonitor siswa yang berada di bagian belakang, agar mereka juga ikut aktif dalam kegiatan belajar mengajar. d) Peneliti meminta bantuan kepada beberapa teman untuk dapat membantu mengatur jalannya proses pembelajaran. e) Peneliti dan guru sepakat menyusun tindakan perbaikan dan menganulir sebagian materi yang dianggap sudah dapat dilaksanakan siswa dengan baik diantaranya; sikap permulaan, sikap perkenaan bolavoli pada telapak tangan, Sikap akhir atau gerak lanjutan setelah bolavoli terlepas dari tangan.
Berdasarkan kemampuan dan hasil belajar yang dicapai siswa pada siklus I dapat diketahui bahwa masih belum menunjukkan hasil yang memuaskan sehingga pembelajaran perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. e. Diskripsi Data Tindakan I Selama pelaksanaa Tindakan I maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data penelitian. Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; kemampuan melakukan passing atas bolavoli dan hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72
a) Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah Diberikan Tidakan Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Mudio-Visual. Kondisi awal kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar
setelah diberikan tidakan melalui pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 7. Deskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Tindakan I. Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Prosentase Anak 91-100 Sangat Baik Tuntas 3 8.83% 80 – 89 Baik Tuntas 2 5.88% 70 – 79 Cukup Tuntas 14 41.17% 60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 15 44.12% < 60 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0% Jumlah 34 100% Berdasarkan hasil deskripsi data awal, kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan I meningkat 41.18% dengan prosentase ketuntasan 55.88% atau 19 siswa. b) Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Tidakan Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual. Kondisi hasil belajar servis atas setelah diberikan Tidakan I dengan pendekatan pembelajaran dengan media Audio-Visual, disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73
Tabel 8. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Tindakan I Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Prosentase Anak 91-100 Sangat Baik Tuntas 1 2.94% 80 – 90 Baik Tuntas 4 11.76% 70 – 79 Cukup Tuntas 13 38.24% 60 – 69 Kurang Tuntas 15 44.12% < 60 Kurang sekali Tidak Tuntas 1 2.94% Jumlah 34 100% Berdasarkan hasil diskripsi data awal, hasil belajar siswa kelas X-3 Negeri I Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 setelah diberikan Tidakan I adalah; Sangat Baik 2.94%, Baik 11.76%, Cukup 38.24%,
Kurang 44.12% dan Kurang Sekali
2.94%. Dapat disimpulkan hasil belajar siswa meningkat 35.29% dengan dengan prosentase ketuntasan 52.94% atau 18 siswa. 3. Siklus II
Siklus II merupakan, tidak lanjut dari hasil analisis dan refleksi yang dilakukan pada Siklus I, dimana dalam pelaksanaan tindakan dalam Siklus I, rata – rata siswa menunjukkan hasil yang kurang maksimal. Pelaksanaan Siklus II mengacu pada pelaksanaan Siklus I, karena merupakan perbaikan dari Siklus I. Adapun tahapan yang dilakukan pada Siklus II ini diantaranya; a. Rencana Tindakan II Kegiatan perencanaan Tidakan II dilaksanakan pada hari Sabtu, 30 April 2011, di SMA Negeri 1 Karanganyar. Peneliti dan guru penjas yang bersangkutan (mitra kolaboratif) mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam proses penelitian ini, seluruh rencana tindakan pada siklus II, mengacu pada hasil analisis dan refleksi tindakan I yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) siklus II.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74
Melalui hasil pengukuran tersebut maka Peneliti dan Guru merancang rencana pelaksanaan tindakan Siklus II sebagai berikut;
1) Peneliti bersama guru merancang skenario pembelajaran dengan model pendekatan pembelajaran dengan Media Audio-Visual melalui bantuan media video/slide, untuk meningkatkan motivasi serta kemampuan siswa dalam keterampilan passing atas bolavoli. Dengan alur pembelajaran sebagai berikut : a) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, informasi latar belakang pelajaran, pentingnya pelajaran, mempersiapkan siswa untuk belajar b) Guru mendemonstrasikan keterampilan passing atas bolavoli dengan benar, atau menyajikan informasi tahap demi tahap. c) Guru merencanakan dan memberi bimbingan pelatihan awal. d) Mencek apakah siswa telah berhasil melakukan tugas dengan baik, memberi umpan balik. 2) Peneliti dan guru penyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II passing atas bolavoli dengan pendekatan pembelajaran dengan Media AudioVisual. 3) Peneliti dan guru menyiapkan media, slide maupun video yang akan digunakan dalam pelaksaan proses pembelajaran passing atas bolavoli, yang diunduh melalui situs www.youtube.com, serta menyiapkan sarana lain yang akan digunakan seperti; net, bolavoli, dll. 4) Peneliti dan guru menyusun media pembelajaran yakni berupa tes dan non tes. Instrumen tes dinilai hasil peningkatan kemampuan passing atas dengan model pembelajaran inovatif melalui pendekatan pembelajaran dengan media Audiovisual (aspek psikomotor). Sedangkan instrumen non tes dinilai berdasarkan pedoman observasi yang dilakukan oleh peneliti dengan mengamati keaktifan dan sikap siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung dan melalui formulir penilaian / rubrik penilaian siswa yang tercantum dalam RPP.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75
5) Peneliti dan guru menyusun standar penliaian pada penguasaan passing atas bolavoli. 6) Peneliti dan guru menentukan lokasi pelaksanaan tindakan II, yakni pada lapangan olahraga dan Aula/gedung olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar.
b. Pelaksanaan Tindakan II Tindakan II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan selama 2 minggu yakni pada setiap hari Senin tanggal 2 Mei 2011,dan 9 April 2011, di lapangan olah raga SMA Negeri I Karanganya. Pertemuan pertama Tindakan II di laksanakan di dalam kelas dan lapangan olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar. Sedangkan pertemuan kedua Tindakan II dilaksanakan di dalam kelas dan lapangan olahraga SMA Negeri 1 Karanganyar, sekaligus sebagai Pengambilan data dari siklus II. Masing-masing pertemuan dilaksanakan selama 2 x 45 menit. Sesuai dengan RPP pada siklus II ini pembelajaran dilakukan oleh peneliti dan guru yang bersangkutan, dan sekaligus melakukan observasi terhadap proses pembelajaran. Seluruh proses pembelajaran dalam Tindakan II ini adalah penguatan materi sebab materi secara dasar telah diberikan pada Tindakan sebelumnya.
Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan pertama (Senin, 2 Mei 2011) yaitu Melakukan latihan variasi dan kombinasi teknik dasar passing atas bolavoli berpasangan dan berkelompok menggunakan bolavoli dengan koordinasi yang baik dan benar, yakni (1) passing atas berpasangan melewati net dengan umpan dari pasangannya, (2) passing atas berpasangan melewati net langsung secara berulangulang dan melakukan permainan bolavoli dengan aturan yang dimodifikasi. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa di dalam kelas. 2) Peneliti dan guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator yang harus dicapai dan tujuan pembelajaran siswa secara singkat.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
76
3) Peneliti dan guru menyampaiakan motivasi dengan video animasi kartun yang memiliki nilai terkandung didalamnya. 4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan materi yakni passing atas berpasangan melewati net dengan umpan dari pasangannya, passing atas berpasangan melewati net langsung secara berulang-ulang dan melakukan permainan bolavoli dengan aturan yang dimodifikasi dengan menggunakan media audio-visual dalam bentuk slide maupun video. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 5) Siswa menuju ke lapangan bolavoli SMA Negeri 1 Karanganyar untuk melakukan materi pembelajaran praktik passing atas bolavoli. 6) Peneliti dan guru mempersiapkan siswa di lapangan bolavoli dan melakukan periksa kerapian bagi siswa sebelum pembelajaran praktik dimulai. 7) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran dan dilanjutkan dengan pemanasan permainan yang mengarah pada teknik dasar passing atas bolavoli, yakni kompetisi melempar bolavoli dengan dua tangan melewati net. Siswa dibagi menjadi 3 regu/ kelompok, misalkan kelompok A, B dan kelompok C Setiap kelompok berbaris menjadi satu berbanjar. a) Siswa melakukan kompetisi melempar bolavoli dengan melewati net sampai dengan selesai. b) Regu/kelompok yang kalah akan mendapatkan hukuman. 8) Peneliti dan guru memberikan contoh dan menyampaikan kembali materi pertama secara singkat sesuai dengan penjelasan materi di dalam kelas, yakni passing atas berpasangan melewati net dengan umpan dari pasangannya. 9) Sebelum melakukan gerakan passing atas berpasangan, siswa dibagi menjadi 4 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 8 siswa. Kemudian di jadikan dua baris berhadapan yang di pisahkan oleh net.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77
10) Siswa melakukan gerakan passing atas berpasangan melewati net dengan umpan dari pasangannya dengan benar dari jarak 1 meter dari net 11) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang gerakan passing atas yang akan dilakukannya. 12) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar, sebelum memasuki materi selanjutnya. 13) Peneliti dan guru memperisapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa sebagai bentuk tindak lanjut dari hasil yang diperoleh pada pelaksanaan materi kedua. 14) Peneliti dan guru memberikan contoh dan menyampaikan materi kedua secara singkat, yakni passing atas bolavoli berpasangan dengan melewati net yang dilakukan secara langsung. Siswa diminta menyimak secara detail pelaksanaan contoh yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 15) Siswa diminta melakukan passing atas bolavoli berpasangan dengan melewati net, sesuai dengan contoh yang di tampilkan melalui media Audio-visual dan penjelasan yang dilakukan oleh peneliti dan guru. 16) Siswa secara bergantian sesuai dengan urutan melakukan gerakan passing atas berpasangan dengan melewati net 17) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang passing atas yang akan dilakukannya. 18) Peneliti dan guru memberikan penguatan kepada siswa yang belum dapat melakukan gerakan dengan baik dan benar serta maksimal. 19) Peneliti dan guru mempersiapkan materi lanjutan yang akan diberikan kepada siswa yaitu melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi, hanya dengan menggunakan teknik passing atas bolavoli yang diawali dengan servis. 20) Siswa disuruh melakukan permaianan bolavoli dengan peraturan yang dimodifikasi untuk pertama main adalah tim/kelompok 2 dan 4, dan kedua antara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78
tim/kelompok 1 dan 3 (sesuai hasil pada pertandingan pada pertemuan sebelumnya: menang lawan menang dan kalah lawan kalah) 21) Siswa yang tidak main diharapkan memberikan dukungan bagi tim yang sedang main. 22) Siswa duduk santai dengan kaki lurus dan saling memijat pundak temannya secara bergantian 23) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan serta memberikan informasi mengenai materi yang akan disampaikan minggu depan. 24) Pelajaran di akhiri dengan berdoa dan siswa di bubarkan untuk selanjutnya mengikuti pelajaran selanjutnya. 25) Materi pada pelaksanaan tindakan II, pertemuan kedua (Senin, 9 Mei 2011) adalah (1) Melakukan passing atas secara langsung berpasangan, berkelompok, membentuk formasi lingkaran, dan berbanjar, (2) Melakukan passing atas sendiri dengan tembok di hitung dalam 30 detik. (Sebagai Pengambilan data Siklu II) . Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut : 1) Peneliti dan guru menyiapkan siswa dengan mempresensi, serta memulai proses pembelajaran dengan berdoa di dalam kelas. 2) Peneliti dan guru menyampaikan kompetensi dasar, indikator yang harus dicapai dan tujuan pembelajaran siswa secara singkat. 3) Peneliti dan guru menyampaiakan motivasi dengan video animasi kartun yang memiliki nilai terkandung didalamnya. 4) Peneliti dan guru menyampaikan penjelasan mengenai materi yakni passing atas berpasangan dan passing atas bolavoli dengan formasi lingkaran dengan menggunakan media audio-visual dalam bentuk slide maupun video. Siswa diminta menyimak secara
detail pelaksanaan contoh yang dilihat melaui
video dan pelaksanaan demonstrasi yang dilakukan oleh guru dan peneliti. 5) Siswa menuju ke lapangan bolavoli SMA Negeri 1 Karanganyar untuk melakukan materi pembelajaran praktik passing atas bolavoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79
6) Peneliti dan guru mempersiapkan siswa di lapangan bolavoli dan melakukan periksa kerapian bagi siswa sebelum pembelajaran praktik dimulai. 7) Peneliti dan guru memulai proses pembelajaran diawali dengan proses stretching atau penguluran dan dilanjutkan dengan pemanasan permainan yang mengarah pada teknik dasar passing atas bolavoli yakni; Pemanasan permaianan yang diberi nama “serangan” Cara :Kelompok di bagi menjadi 2, setengah di didalam kotak bagian setengahnya berada di luar kotak. Menggunakan 2 bola, bola dipegang oleh kelompok siswa bagian luar, dan di lemparkan pada kelompok siswa bagian dalam, dan harus berusaha mengenai kelompok dalam. Begitu juga dengan kelompok dalam jangan mau dikenai bola oleh kelompok luar. 8) Peneliti dan guru memberikan contoh dan menyampaikan kembali materi pertama secara singkat sesuai dengan penjelasan materi di dalam kelas, yakni; passing atas berpasangan secara langsung, dan passing atas formasi lingkaran dengan satu siswa ditengah sebagai pengumpan. 9) Siswa melakukan gerakan passing atas berpasangan secara langsung, dan passing atas formasi lingkaran dengan satu siswa ditengah sebagai pengumpan. 10) Peneliti dan guru memberikan bimbingan kepada siswa tentang passing atas yang akan dilakukannya. 11) Peneliti dan guru menyiapkan siswa untuk melakukan passing atas bolavoli dengan tembok dengan waktu 30 detik, di tempat yang telah disiapkan sebelumnya. (Sebagai pengambilan data pada siklus ke dua) 12) Siswa di minta melakukan passing atas bolavoli dengan tembok sesuai dengan urutan absen dan absent berikutnya menghitung jumlah perolehan nilai passing atas bolavoli. 13) Peneliti dan guru mencatat perolehan nilai passing atas bolavoli dan menilai kualitas
gerakan
passing atas pada
blangko penilaian
yang telah
disiapkan.Peneliti dan guru mencatat perolehan nilai passing atas bolavoli dan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80
menilai kualitas gerakan passing atas pada blangko penilaian yang telah disiapkan. 14) Diakhir pertemuan peneliti dan guru melakukan evaluasi tehadap hasil pembelajaran yang telah dilakukan. d. Observasi Dan Interpretasi Tindakan I Observasi dan intepretasi tindakan II dilakukan selama Tindakan II berlangsung. Dalam melakukan observasi dan interpelasi tindakan II peneliti berkolaborasi dengan guru yang bersangkutan sebagai pengelola kelas, adapun pelaksanaan tindakan II, yakni a. Peneliti mengamati proses pembelajaran passing atas
bolavoli melalui
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran dengan media Audio-Visual pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. b. Sebelum pembelajaran dilangsungkan peneliti dan guru bersangkutan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II, sebagai pedoman atau acuan dalam proses pelaksanaan pembelajaran. c. Peneliti melakukan proses pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual (alur pembelajaran) , yakni adanya penjelasan materi, demonstrasi / unjuk kerja contoh di skenario sesuai penjelasan dengan media audio-visual. d. Peneliti dan guru memberikan motivasi kepada siswa agar mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Sebelumnya peneliti dan guru memberikan contoh materi passing atas bolavoli dengan media audio-visual (video/slide). Siswa dengan semangat melakukan apa yang di perintah oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar diperoleh gambaran tentang motivasi dan aktivitas siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu siswa yang aktif selama pemberian teknik passing atas sebesar 80%, sedangkan 20% lainnya masih memberikan respon yang kurang serius terhadap materi. Dari hasil wawancara dengan siswa yang kurang aktif selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, diperoleh penjelasan bahwa di
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
81
antara mereka ada yang kurang menyukai materi, dan tidak bisa melakukan unjuk kerja praktik passing atas karena malu khususnya siswa perempuan. e. Guru, peneliti dan siswa selalu memberikan applause pada setiap penampilan siswa. Guru dan peneliti juga memberikan reward berupa pujian, seperti: “Bagus sekali”, “Ayo semangat”, “ Ya Bagus”, dan lain-lain. Suasana tampak hidup dengan semangat dan antusiasme siswa yang tinggi. f. Peneliti bersama guru melakukan penilaian melalui lembar obeservasi siswa, dengan tujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam menerima pembelajaran passing atas melalui model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran dengan media Audio-Visual. Berdasarkan hasil pengamatan / observasi selama pelaksanaan Tindakan II berlangsung, bersarkan hasil pekerjaan siswa dapat identifikasi: c) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli yang mencapai kriteria Sangat Baik adalah 8.83%, sedangkan sisanya (Baik 14.70%; Cukup 61.77%; Kurang 14.70%). d) Hasil belajar siswa dalam materi passing atas setelah Tindakan II dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria kriteria Sangat Baik 11.76%; Baik 32.36%; Cukup 41.18%; Kurang 14.70%; Kurang Sekali 0%. Sejumlah 29 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5 siswa Tidak Tuntas. Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan. Dalam pelaksanaan Tidakan II terdapat kelebihan yang dapat digunakan sebagai tolok ukur keberhasilan pelaksanaan tindakan II, adapun kelebihan dan pelaksanaan Tindakan II diantaranya : 1) Sebagian siswa telah mampu menunjukkan gerakan passing atas bolavoli dengan baik. Walau ada sebagian kecil siswa yang sama sekali belum dapat menunjukkan gerakan passing atas bolavoli.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
82
2) Melalui video motivasi dalam bentuk video animasi kartun siswa berantusias dan termotivasi dalam memperhatikan materi yang diberikan. 3) Dengan dibantu oleh beberapa teman peneliti dan guru tidak kerepotan dalam proses transfer materi kepada siswa. Melalui penguatan kegiatan permainan siswa lebih berani dan beradaptasi dengan gerakan passing atas bolavoli. Akan tetapi dalam pelaksanaan Tindakan II ini masih terdapat kelemahan sehingga membuat kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II, adapun kelemahan dan kekurangan dalam pelaksanaan Tindakan II tersebut adalah: Masih ada siswa yang kurang serius sehingga penerimaan materi pembelajaran kurang maksimal diterima.
c. Analisis dan Refleksi Tindakan II Berdasarkan hasil observasi pada Tindakan II tersebut, peneliti melakukan analisis dan refleksi sebagai berikut: 1) Jumlah dan frekuensi pertemuan pada Siklus II telah menujukan hasil yang sesuai yakni 2 kali pertemuan, sebab materi yang diberikan sedikit hanya penguatan pada sebagian siswa sedangkan sebagian lain adalah penyempurnaan gerakan. 2) Pelaksanaan proses belajar mengajar telah sesuai dengan rencana yang dibuat apa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II. 3) Model pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual (video/slide) yang diterapkan oleh peneliti dan guru mampu mengatur kondisi kelas, memberikan motivasi belajar kepada siswa, sehingga proses belajar mengajar serta transfer materi dapat berlangsung lebih maksimal, serta penguatan materi yang dilakukan pada siklus II dapat terlaksana dengan baik. 4) Motivasi siswa selama mengikuti proses belajar mengajar pada Tindakan II, cenderung naik menjadi 80% sedangkan antusias siswa selama mengikuti proses belajar naik menjadi 70%. Adanya antusias dan respon siswa terhadap materi karena peneliti dan guru meminta bantuan teman dalam membantu memberikan pengawasan dan control terhadap siswa dalam belajar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
83
5) Hasil pekerjaan siswa pada Pelaksanaan Tindakan II menunjukkan hasil yang meningkat dibandingkan dengan hasil yang diperoleh pada siklus I. Secara lebih detail hasil kerja siswa selama Tindakan II, dijelaskan sebagagai berikut : a) Kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli yang mencapai kriteria Sangat Baik adalah 8.83%, sedangkan sisanya (Baik 17.65%; Cukup 58.82%; Kurang 14.70%). Sehinga pada Tidakan II kemampuan siswa dalam melakukan teknik dasar passing atas bolavoli meningkat
27.62%
dengan
prosentase
ketuntasan
83.50%
apabila
dibandingkan dengan data Siklus I. b) Hasil belajar siswa dalam materi passing atas setelah Tindakan II dilakukan menunjukan hasil bahwa yang mencapai kriteria Sangat Baik 11.76%, sedangkan sisanya Baik 32.36%; Cukup 41.18%; Kurang 14.70%; Kurang Sekali 0%. Dalam Hal ini Sejumlah 29 Siswa mencapai kriteria Tuntas sedangkan 5 siswa Tidak Tuntas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada proses Siklus II hasil belajar passing atas bolavoli siswa meningkat 30.56% bila dibandingkan dengan data siklus I, dengan prosentase ketuntasan 83.50% dan rata-rata nilai akhir 80. Melihat hasil yang diperoleh pada Tidakan II maka penelitian tidakan kelas telah memenuhi target dari rencana target yang diharapkan.
d. Diskripsi Data Tindakan II Selama pelaksanaan Tindakan II maka peneliti dan guru melakukan pengambilan data penelitian Adapun diskripsi data yang diambil terdiri dari; tes unjuk kerja kemampuan passing
atas bolavoli (psikomotor), pengamatan
sikap/aktivitas siswa (afektif), pemahaman konsep gerak (kognitif) sesuai yang tercantum dalam RPP pada siswa kelas X-3 SMA Negeri I Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. a) Kemampuan Melakukan Passing Atas Setelah Diberikan Tidakan Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
84
Kondisi awal kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar
setelah diberikan tidakan II melalui pendekatan
pembelajaran dengan media audio-visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut: Tabel 9. Diskripsi Data Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Tindakan II. Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah Prosentase Anak 91-100 Sangat Baik Tuntas 3 8.83% 80 – 89 Baik Tuntas 6 17.65% 70 – 79 Cukup Tuntas 20 58.82% 60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 5 14.70% < 60 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0% Jumlah 34 100% Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, Kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan meningkat 27.62% dengan prosentase ketuntasan 85.30% atau 29 siswa. b). Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Tidakan Melalui Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual. Kondisi hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri I Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. setelah diberikan Tindakan II pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual disajikan dalam bentuk tabel sebagai berikut Tabel 10. Deskripsi Data Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Tindakan II. Rentang Keterangan Kriteria Jumlah Anak Prosentase Nilai 91-100 Baik Sekali Tuntas 4 11.76% 80 – 90 Baik Tuntas 11 32.36% 70 – 79 Cukup Tuntas 14 41.18% 60 – 69 Kurang Tidak Tuntas 5 14.70% < 60 Kurang Sekali Tidak Tuntas 0 0% Jumlah 34 100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
85
Berdasarkan hasil deskripsi data siklus I, hasil belajar passing atas siswa kelas X-3 SMA Negeri I Karanganayar tahun pelajaran 2010/2011 setelah diberikan Tidakan II adalah Sangat Baik 11.76%, sedangkan sisanya Baik 32.36%; Cukup 41.18%; Kurang 14.70%; Kurang Sekali 0%. Dapat disimpulkan hasil belajar meningkat 30.56% dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II
dapat
disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing atas siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011. Berikut ini disajikan pembahasan dari masing-masing permasalahan yang ada dalam penelitian sebagai berikut:
1. Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Melalui pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual pada materi passing atas bolavoli kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar pelajaran 2011/2011, mampu meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli. Sebab pembelajaran ini menitik beratkan pada proses pembelajaran. Guru pertama kali mendemonstrasikan gerakan dan teknik dasar passing atas bolavoli melalui pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, selanjutnya siswa diminta melakukan gerakan sesuai dengan yang di tayangkan melalui video/slide serta demonstrasi dari guru. Adapun perbandingan hasil yang diperoleh selama proses tindakan serta sebelum diberikan tindakan dijabarkan dalam tabel berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
86
Tabel 11. Diskripsi Kemampuan Melakukan Passing Atas Bolavoli Sebelum Dan Setelah Diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Siklus I, dan Siklus II Prosentasi Rentang Keterangan Nilai Data Awal Siklus I Siklus II 91-100 Sangat Baik 2.94% 8.83% 8.83% 80 – 90 Baik 5.88% 5.88% 17.65% 70 – 79 Cukup 5.88% 41.17% 58.82% 60 – 69 Kurang 76.47% 44.12% 14.70% < 60 Kurang Sekali 8.83% 0% 0% Dengan melihat diskripsi kemampuan melakukan passing atas bolavoli yang terjadi peningkatan sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, dan II dapat disimpulkan
bahwa
pendekatan
pembelajaran
dengan
audio-visual
dapat
meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar.
2. Hasil Belajar Passing Atas Bolavoli Disamping mempengaruhi peningkatan kemampuan Passing atas bolavoli siswa, Pendekatan Pembelajaran dengan media audio-visual juga berpengaruh terhadap pemahaman siswa, tingkat keaktifan siswa, dan kemampuan psikomotor siswa dalam teknik dasar passing atas bolavoli . Pengaruh pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual tersebut tercermin dalam tabel peningkatan hasil belajar siswa berikut: Tabel 12.
Diskripsi Hasil Belajar Passing Atas Sebelum dan setelah diberikan Pendekatan Pembelajaran dengan Media Audio-Visual Siklus I dan Siklus II Prosentasi Rentang Keterangan Nilai Data Awal Siklus I Siklus II 90-100 Sangat Baik 0% 2.94% 11.76% 80 – 99 Baik 5.88% 11.76% 32.36% 70 – 79 Cukup 11.77% 38.24% 41.18% 60 – 69 Kurang 55.88% 44.12% 14.70% < 60 Kurang Sekali 26.47% 2.94% 0%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
87
Dengan melihat tabel diskripsi hasil belajar passing atas bolavoli yang terjadi peningkatan sejak kondisi awal hingga diberikan tindakan I, dan II dapat disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan audio-visual dapat meningkatkan Hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Penelitian Tindakan Kelas pada siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011 dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahapan, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh pembahasan hasil penelitian pada BAB IV disimpulkan bahwa pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual dapat meningkatkan hasil belajar passing atas siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar tahun pelajaran 2010/2011, dengan pembahasan dari masing-masing permasalahan yang ada dalam penelitian sebagai berikut:
1. Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, sangat baik untuk meningkatkan kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan dari siklus I dan
siklus II. Pada siklus I
kemampuan
Kemampuan melakukan passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan
terjadi peningkatan sebesar 41.18%,
dengan prosentase ketuntasan 55.88% atau 19 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 27.62%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa. 2. Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual, sangat baik untuk meningkatkan hasil belajar passing atas bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar. Dari hasil analisis yang diperoleh terjadi peningkatan yang dari siklus I dan siklus II. Pada siklus I hasil belajar passing atas 88
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
89
bolavoli siswa kelas X-3 SMA Negeri 1 Karanganyar setelah diberikan tidakan terjadi peningkatan sebesar 35.29%, dengan prosentase ketuntasan 52.94% atau 18 siswa. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 30.56%, dengan prosentase ketuntasan 83.50% atau 29 siswa. B. Implikasi
Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diketahui bahwa penerapan model pendekatan pembelajaran dengan mengunakan media audio-visual
merupakan salah satu cara yang efektif untuk
meningkatkan hasil kemampuan dan hasil belajar passing atas bolavoli. Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas ini adalah: 1. Penelitian ini memberikan suatu gambaran yang jelas bahwa keberhasilan proses pembelajaran tergantung pada beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru maupun siswa serta alat/media pembelajaran yang digunakan. Faktor dari pihak guru yaitu kemampuan guru dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, metode yang digunakan guru dalam proses pembelajaran, serta teknik yang digunakan guru sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Sedangkan faktor dari siswa yaitu minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Ketersediaan alat/media pembelajaran yang menarik dapat juga membantu motivasi siswa belajar siswa sehingga akan diperoleh hasil belajar yang optimal. 2. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga harus diupayakan dengan maksimal agar semua faktor tersebut dapat dimiliki oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran yang berlangsung di kelas maupun di lapangan. Apabila guru memiliki kemampuan yang baik dalam menyampaikan materi dan dalam mengelola kelas serta didukung oleh teknik dan sarana dan prasarana yang sesuai, maka guru akan dapat menyampaikan materi dengan baik. Materi tersebut akan dapat diterima oleh siswa apabila
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
90
siswa juga memiliki minat dan motivasi yang tinggi untuk aktif dalam proses pembelajaran. Dengan demikian, kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar, kondusif, efektif, dan efisien. 3. Penelitian ini juga memberikan deskripsi yang jelas bahwa dengan penerapan model Pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual (video/slide) dalam pembelajaran passing atas bolavoli dapat meningkatkan kemampuan, dan hasil belajar siswa dalam passing atas bolavoli(baik proses maupun hasil), sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru yang ingin mengembangkan proses pembelajaran passing atas bolavoli kepada para siswanya. Bagi guru bidang studi Pendidikan Jasmani dan Olahraga, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu alternatif dalam melaksanakan proses pembelajaran Penjas khususnya yang berkaitan dengan peningkatan hasil belajar renang gaya dada bagi pemula yang lebih efektif. Apalagi bagi guru yang memiliki kemampuan yang lebih kreatif dalam membuat model-model pembelajaran yang lebih banyak. 4. Melalui deterapkannya model Pendekatan pembelajaran dengan media audiovisual (video/slide) dalam pembelajaran passing atas bolavoli, maka siswa memperoleh pengalaman baru dan berbeda dalam proses pembelajaran Penjas. Pembelajaran Penjasorkes yang pada awalnya membosankan bagi siswa, menjadi pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, dan siswa juga dapat mencermati lebih jelas konsep gerak yang ada pada passing atas bolavoli, sehingga mampu memahami dan menirukan dengan baik. 5. Pemberian tindakan dari siklus I dan II memberikan deskripsi bahwa terdapatnya kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan-kekurangan tersebut dapat diatasi pada pelaksanaan tindakan pada siklus-siklus berikutnya. Dari pelaksanaaan tindakan yang kemudian dilakukan refleksi terhadap proses pembelajaran,
dapat
dideskripsikan
terdapatnya
peningkatan
kualitas
pembelajaran Penjas (baik proses maupun hasil) dan peningkatan motivasi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
91
belajar siswa. Dari segi proses pembelajaran Penjas, penerapan model pendekatan pembelajaran dengan media audio-visual ini dapat merangsang aspek motorik siswa. Dalam hal ini siswa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran Penjas yang nantinya dapat bermanfaat untuk mengembangkan kebugaran jasmani, mengembangkan kerjasama, mengembangkan skill dan mengembangkan sikap kompetitif yang kesemuanya ini sangat penting dalam pendidikan jasmani.
C. Saran
Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan penguasaan belajar, khususnya bidang studi penjasorkes, maka dapat disampaikan saran-saran: 1.
Bagi Guru a)
Guru hendaknya terus berusaha untuk meningkatkan kemampuannya dalam mengembangkan materi, menyampaikan materi, serta dalam mengelola kelas, sehingga kualitas pembelajaran yang dilakukannya dapat terus meningkat seiring dengan peningkatan kemampuan yang dimilikinya. Selain itu, guru hendaknya mau membuka diri untuk menerima berbagai bentuk masukan, saran, dan kritikan agar dapat lebih memperbaiki kualitas mengajarnya.
b) Dalam proses pembelajaran harusnya guru memperhatikan kondisi siswa dan menggunakan strategi mengajar yang bervariasi. Dengan demikian motivasi dan keaktifan siswa akan meningkat pada mata pelajaran pendidikan jasmani. c)
Guru
hendaknya
lebih
inovatif
dalam
menerapkan
metode
untuk
menyampaikan materi pembelajaran. d) Kepada guru yang belum menerapkan model pembelajaran dengan pendekatan media audio-visual dapat menggukan model pembelajaran tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
92
sebagai salah satu model pendekatan pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas. 2.
Bagi Siswa a)
Siswa harus siap untuk mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran apapun yang diberikan guru dan selalu bersedia dengan kesadaran sendiri untuk mengikuti petunjuk dan arahan yang diberikan guru.
b) Siswa perlu lebih meningkatkan berbagai aktivitas dan mengembangkan berbagai metode belajar sekaligus sebagai sarana memperluas pengetahuan dan wawasannya dan belajar secara mandiri, mengerjakan tugas-tugas dari guru untuk berlatih untuk mempraktikan teknik dan gerakan yang ada dalam pelajaran. 3.
Bagi Peneliti berikutnya Disarankan bagi peneliti di masa mendatang untuk dapat mengembangkan
penelitian tentang model pembelajaran yang lebih kreatif, dengan pembelajaran yang lebih kreatif diharapkan mampu meningkatkan hasil pembelajaran menjadi lebih baik..
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
93
DAFTAR PUSTAKA A Tabrani Rusyan. 1989. Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung : CV Remadja Karya Arsyad Azhar. 2004. Media Pembelajaran. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada Agus Kristiyanto. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan jasmani & Kepelatihan Olahraga. Cetakan 1. Surakarta. UNS Press. 2010. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan(2009). Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. Surakarta. UNS Press. H.J. Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 1998. Belajar dan Pembelajaran I. Surakarta: UNS Press. Lexy J. Moleong, M. A. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung : PT Remaja Rosdakarya M. Yunus (1992), Olahraga Pilihan Bola Voli, Yogyakarta M Furqon Hidayatullah 2009, Guru Sejati Membangun insane berkarakter kuat dan cerdas. Surakarta : Yuma Pustaka Mulyani Sumantri. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Bandung : CV Maulana Mulyasa. 2009. Praktek Penelitian Tindakan Kelas. Bandung : Remaja Rosda Karya Nuril Ahmadi. Panduan Olahraga Bola Voli. Surakarta . Era pustaka. 2007 Samsudin. 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SMA/MA. Jakarta: Litera. Suharno HP. 1985. Dasar-Dasar permainan Bolavoli. Yogyakarta : Percetakan Siliwangi. Toho cholik dan Rusli lutan. 2001. Pendidikan jasmani dan kesehatan .Bandung: CV. Maulana
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
94
commit to user