1
PROSES PENYIDIKAN TINDAK PEMBUNUHAN BERENCANA (Studi Kasus di Polres Karanganyar) Oleh :
ROSIAN YULIANTO NIM : 11100095
ABSTRACT: The process of investigation can be carried out by Police officers Karanganyar, police reports and Warrant Investigation and found the bodies of the victims were found by residents in a state are no longer intact alleged criminal act has occurred murder. Further checks on the scene and know that felony murder is really happening. Examination of suspects and witnesses by summons witnesses and suspects arrest warrant which was then reported for investigation. Arrest, based on an arrest warrant which was then reported for arrest. Detention, based on an arrest warrant which was then reported for detention. Searches, based on a search warrant which was then reported for shakedown. Submit docket handed out prior to the Police Police Karanganyar. Then Karanganyar Police Police investigators handed the case file to the District Attorney Karanganyar. Obstacles faced in handling Crime Murder with planned and or theft with violence resulting in the loss of lives of others (victims) are: 1) The difficulty of collecting evidence and witnesses, 2) lack of personnel, the officer who is in the process of processing in place events sometimes less scrupulous or less ignore something signs of objects or traces and others at the scene, and thus complicate the investigator himself in processing at the crime scene. And lack of Infrastructures. Keywords: Investigation, Murder Plans LATAR BELAKANG MASALAH Pembunuhan berencana adalah kejahatan yang tidak manusiawi yang mendatangkan keresahan dan rasa tidak nyaman masyarakat. Meskipun demikian cara penegakan hukum atas perbuatan kejahatan pembunuhan itu, harus tetap berdasarkan hukum yang berlaku dan cara hukum yang rasional, tidak main hakim sendiri. Karena betapapun kejahatan yang dilakukan pelaku, namun pelaku tetap manusia yang mempunyai hak untuk diperlakukan secara manusiawi. Di dasarkan atas hukum dasar sebagai manusia, dimana semua warga negara sama kedudukannya di dalam hukum
dan pemerintahan
serta wajib menjunjung
2
hukum dengan baik tidak ada kecualinya. Oleh karena itu di perlukan adanya aparatur penegak hukum yang memiliki kemampuan profesional, menjunjung tinggi
kejujuran,
kebenaran
dan
keadilan,
bersih
berwibawa
dan
bertanggungjawab. Sesuai dengan konsiderans dalam pertimbangan UndangUndang No. 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (KUHAP) dimana tercantum antara lain : “ Negara Republik Indonesia adalah negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 yang menjunjung tinggi hak-hak asasi manusia serta menjamin segala warga negara bersama kedudukannya dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung tinggi hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya”1. Penyidikan tindak pidana merupakan serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk mencari serta mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya. Penyidikan merupakan tahap awal dari rangkaian proses penyelesaian perkara pidana yang nantinya akan berpengaruh bagi tahap proses peradilan selanjutnya. Pasal 1 butir 2 KUHAP menjelaskan: “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang undang ini untuk mencari serta mengumpulkan bukti, yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi dan guna menemukan tersangkanya”. Di dalam menjalani pemeriksaan baik di tingkat penyidikan maupun dipersidangan, seorang tersangka harus dianggap tidak bersalah sesuai dengan prinsip hukum praduga tak bersalah sampai ditetapkan kesalahannya dengan kekuatan hukum tetap, sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman dan Undang-Undang No. 8 Tahun 1
R. Soesilo, 1998, Pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-Delik Khusus, Bogor: Politeia, halaman 1.
3
1981 tentang KUHAP. Oleh karena itu Pejabat yang berwenang dalam menyusun dan menyelesaikan Berita Acara suatu perkara ditingkat penyidikan dilakukan upaya untuk memenuhi persyaratan hukum guna menentukan apakah seseorang yang telah menjadi tersangka itu pantas disangka telah melakukan kejahatan pembunuhan berencana berdasar alat bukti yang sah dan cukup menurut hukum (M. Yahya Harahap, 1997:27). PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini akan dirumuskan Bagaimana proses penyidikan tindak pidana pembunuhan berencana
oleh aparat kepolisian di Polres
Karanganyar ? Hambatan-hambatan apa yang timbul dalam proses penyidikan tindak pidana pembunuhan berencana oleh aparat kepolisian di Polres Karanganyar ? METODE PENELITIAN Lokasi penelitian di Polres Karanganyar. Hal ini berdasar pertimbangan bahwa lokasi penelitian tersebut mudah dicapai dan tersedianya data yang diperlukan sehingga lebih memudahkan dalam pelaksanaan penelitian. Penelitian hukum ini dilihat dari jenisnya merupakan penelitian yuridis normatif, yaitu dilakukan dengan cara meneliti bahan-bahan pustaka. Penelitian ini penulis mengkaji dan mendeskripsikan tentang proses penyidikan tindak pidana pembunuhan. Penelitian yang dilakukan ini mempunyai sifat deskriptif. Pengertian penelitian deskriptif yaitu penelitian yang hanya terbatas pada suatu usaha mengungkapkan suatu masalah atau keadaan peristiwa yang sebenarnya terjadi,
4
sehingga penelitian ini hanya bersifat untuk mengungkapkan fakta. Hasil penelitian ini ditekankan untuk memberikan gambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diselidiki (Hadari Nawawi, 1995:31).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Proses Penyidikan Tindak Pidana Pembunuhan Berencana Oleh Aparat Kepolisian Di Polres Karanganyar Benar tersangka NANANG HARJANTORO Als. NANANG bin PRAWITO SUKARDI lahir di Karanganyar, pada tanggal 24 November 1992, umur 20 tahun agama Islam, pekerjaan tidak bekerja kewarganegaraan Indonesia, Suku Jawa, Alamat tempat tinggal : Dk. Tunggulrejo RT 02 RW 06 Kel. Salam Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar. Adalah pelaku yang harus bertanggungjawab atas perbuatanya menghilangkan nyawa korban Ari Munadi beserta menguasai sepeda motor Suzuki Satria milik korban. Maka terhadap tersangka NANANG HARJANTORO Als. NANANG Bin PRAWITO SUKARDI dapat diduga telah melakukan perbuatan “Barangsiapa dengan sengaja dan dengan rencana lebih dahulu merampas nyawa orang lain diancam, karena pembunuhan dengan rencana dan atau Barangsiapa dengan sengaja menghilangkan nyawa orang lain dan Barangsiapa mengambil suatu barang, yang sama sekali atau sebagian termasuk kepunyaan orang lain, dengan maksud akan memiliki barang itu dengan melawan hak, yang didahului, disertai dan diikuti dengan kekerasan atau ancaman kekerasan terhadap orang dengan maksud memudahkan pencurian sendiri atau kawannya turut melakukan kejahatan itu akan melarikan diri atau supaya barang yang dicuri tetap ada ditangannya.
5
Berdasarkan
Laporan
Polisi
No.
Pol.
:
LP/A/28/XII/2012/Res.
Karanganyar./Sek.Krpd, tanggal 20 Desember 2012 dan Surat Perintah Penyidikan No. Pol : Sp.Dik/381/XII/2012/Reskrim tanggal 20 Desember 2012;6750, yaitu secara kronologis pada tanggal 02 November 2012 sekitar pukul 02.30 wib, bertempat di area lahan kosong yang terletak dusun Gedangan Desa Salam Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar Telah terjadi tindak pidana pembunuhan berencana. Setelah menerima laporan dari masyarakat bahwa Tersangka NANANG HARJANTORO
Als.
NANANG
Bin.
PRAWITO
SUKARDI
lahir
di
Karanganyar, pada tanggal 24 November 1992, Umur 20 Th, Agama Islam, Pekerjaan tidak bekerja, Kewarganegaraan Indonesia, Suku Jawa, Alamat tempat tinggal : Dk. Tunggulrejo Rt. 02 Rw. 06 Kel. Salam Kec. Karangpandan Kab. Karanganyar. korban Sdr. ARI MUNADI lahir di Sukoharjo, 22 Agustus 1992, Umur 20 tahun, Agama Islam, pekerjaan swasta, alamat Dk. Plumbon, Rt. 06/II, Ds. Siwal, Kec. Baki, Kab. Sukoharjo. Adapun proses penyidikan tindak pidana pembunuhan berencana pada kasus tersebut adalah sebagai berikut: 1. Pemanggilan Di dalam kasus yang saya teliti disini tidak dilakukan pemanggilan seperti kasus-kasus yang lain, dikarenakan pelaku atau tersangka apabila dilakukan pemanggilan akan melarikan diri, sehingga kepolisian langsung melakukan penyergapan atau penangkapan ketika ada laporan dan bukti kuat yang mengarah kepada pelaku atau terduga.
6
2. Penangkapan Penangkapan dilakukan pada hari Jumat 21 Desember 2012
oleh
Aparat Kepolisian Resor Karanganyar dari bagian Reskrim dengan senjata lengkap. Pada saat sebelum dilakukan penangkapan dilakukan penyelidikan terlebih dahulu oleh Intel dari Polres Karanganyar ketika Intel dari Polres Karanganyar ini melakukan tugas ternyata tersangka telah mencium gerak gerik dari Polisi ini, sehingga tersangka segera bergegas menyiapkan beberapa baju yang dimasukan dalam tas dan kabur dari rumah membawa sepeda hasil kejahatannya ke arah barat atau arah Kota Karanganyar. Selang lima atau sepuluh menit tim buser dari Polres Karanganyar mendatangani rumah tersangka dan hasilnya nihil, dan berencana kembali ke kantor, ketika di daerah jalan Karangpandan pelaku dengan sepeda hasil kejahatannya melintas dari arah barat ke timur dan aparat Kepolisian mengetahui itu langsung putar arah dan terjadi kejar-kejaran, tetapi tersangka lebih gesit sehingga polisi gagal menangkapnya. Kemudian polisi kembali ke rumah orang tua pelaku dan mencari informasi. Karena ini termasuk kasus yang serius di Karanganyar Kepolisian Karanganyar meminta bantuan dari Polda Jateng untuk mengetahui dimana pelaku berada dengan cara melacak HP yang dibawanya setelah titik koordinatnya diketahui dan dikaitkan dengan informasi orang tuanya ternyata pelaku berada di tempat saudaranya, malam itu juga Satu Tim Reskrim dari Polres Karanganyar meluncur, sekira pukul 04.00 WIB pelaku ditangkap dalam keadaan tidur, karena kelelahan dan tanpa perlawanan. Penangkapan dilakukan di Dukuh Sidonorejo Desa Wonosari Kecamatan Sine Kabupaten Ngawi Jawa Timur.
7
3. Penahanan Keadaan kesehatan fisik dan mental tersangka sebelum dimasukan ke dalam ruang tahanan “DALAM KEADAAN SEHAT JASMANI ROHANI”, setelah itu dilakukan sidik jari dan pemotretan kemudian hasilnya ditandatangi oleh tersangka dan penyidik pembantu di Karanganyar pada hari Sabtu tanggal 22 Desember 2012. Dikarenakan pemeriksaan saksi-saksi dan tersangka belum selesai Kepolisian di waliki oleh Kasat Reskrim meminta penahanan tersangka dapat diperpanjang selama 40 (empat puluh) hari dari tanggal 11 Januari 2013 sampai dengan tanggal 19 Februari 2013 kepada Kepala Kejaksaan Negeri Karanganyar. 4. Penyitaan Karena
Polisi
mempertimbangkan
bahwa
untuk
kepentingan
penyidikan tindak pidana, penuntutan peradilan, dilakukan penyitaan bendabenda yang diduga ada kaitanya langsung dengan tindak pidana yang telah terjadi. Adapun barang bukti yang disita berupa : a. 1 (satu) buah ikat pinggang warna hitam sepanjang ± 120 cm b. 1 (satu) buah tali tambang plastik warna kuning sepanjang ± 180 cm c. 1 (satu) buah kalung terbuat dari logam besi warna perak dengan bandul besi berbentuk scorpio d. 1 (satu) potong celana jeans warna biru e. 1 (satu) potong celana dalam warna biru muda
8
Setelah itu dilakukan pembukusan dan penyegelan dilanjutkan membuat berita acara penyitaan dan atau berita acara pembungkusan barang bukti. Adapun tambahan barang bukti yang disita : a. 1 (satu) buah jaket kulit warna hitam, pada bagian depan jaket terdapat tulisan “BLACK RECING” serta pada jaket bagian perut terdapat dua sobekan bekas senjata tajam. b. 1 (satu) unit SPM Suzuki Satria FU warna hitam, NoPol : AD 6217 HW, No. Rangka : MH8BG41CACJ69347, No. Mesin : G 420 – AD756236 c. 1 (satu) buah tas ransel warna hitam merk “POLO HOMME” yang didalamnya terdapat kupasan sticker striping warna biru. d. 1 (satu) jam tangan berwarna perak dengan merk bertuliskan “fosil. e. 1 (satu) utas tali tambang terbuat dari plastik warna kuning kecoklatan dengan panjang ± m (satu) meter). 5. Keterangan Saksi Dalam kasus tindak pidana pembunuhan berencana ini ada beberapa saksi yaitu antara lain : a. Nama : DIAN SAPUTRA Bin JOKO TRIYONO, lahir di Surakarta, 02 Desember 1981, Agama Islam, Pekerjaan Karyawan Swasta, alamat Kampung Sewu RT 03/07/Kel. Kampung Sewu Kecamatan Jebres Kota Surakarta. b. Nama UNTUNG BASUKI, SH, lahir di Sragen 12 Juni 1974 agama Islam, pekerjaan Polri, kewarganegaraan Indonesia, pendidikan Sarjana, alamat :
9
Suwono RT 002/007 Desa Doplang Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar. c. Ariyanto Als. ARI Bin SUNARDI lahir di Sukoharjo, tanggal 04 Nopember 1984, umur 28 tahu, jenis kelamin laki-laki, kewarganegaran Indonesia, Suku Jawa, Agama Islam, Pekerjaan Swasta, pendidikan terakhir STM, Alamat tempat tinggal Dk. Tumpuk RT 04 RW 03, Kel. Padarangin, Kec. Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. d. Sunardi Bin Wiro Dikromo (Alm) lahir Di Sukoharjo, tanggal 31 Desember 1961, umur 51 tahun, Jenis Kelamin laki-laki, Kewarganegaran Indonesia, Suku Jawa, Agama Islam, Pekerjaan Swasta, Pendidikan terakhir SD, Alamat tempat tinggal Dk. Plumbon RT 06 RW 012 Kel. Siwal Kec. Baki Kabupaten Sukoharjo. Selanjutnya keterangan para saksi di atas telah menerangkan dengan sebenarnya bahwa pada intinya pada tanggal 20 Desember 2012 sekira pukul 14.00 WIB bertempat di Dusun Gedangan Desa Salam Kec. Karangpandan, mencium bau busuk yang menyengat, setelah dicari sumber bau tersebut berasal dari saluran air irigasi sawah yang terletak tepat persis di belakang tembok pagar bangunan rumah, sehingga beberapa saksi di atas bersama-sama mencari penyebab bau yang menyengat dan ditemukannya mayat. 6. Keterangan tersangka Keterangan tersangka NANANG HARJANTORO als. NANANG Bin PRAWITO SUKARDI lahir di Karanganyar, pada tanggal 24 November 1992, umur 20 tahun agama Islam, pekerjaan tidak bekerja kewarganegaran Indonesia, Suku Jawa, Alamat tempat tinggal : Dk. Tunggulrejo RT 02 RW 06
10
Kel. Salam Kecamatan Karangpandan Kabupaten Karanganyar.
Adapun
tersangka menerangkan sebagai berikut: a. Tersangka telah melakukan perbuatan menghilangkan nyawa seorang yang telah tersangka kenal. b. Adapun korbannya adalah Sdr. Ari Munadi, umur ± 20 tahun, Islam, swasta (Marketing di Mall Solo Square bagian alat olah raga), alamat setahu tersangka di wilayah Sukoharjo. Hubungan tersangka dengan korban Sdr. Ari Munadi adalah hanya sebatas teman kerja dan tidak ada hubungan keluarga. c. Tersangka menghilangkan nyawa Sdr Munadi, yaitu pada hari Jumat, tanggal 02 November 2012 sekira pukul 01.30 Wib dini hari di area lahan kosong, alamat : Dk. Gedangan Kel. Salam Kec. Karangpandan Kabupaten Karanganyar berbatasan dengan Dk. Tunggulrejo Kel. Salam Kecamatan Karangpandang Kab. Karanganyar. d. Tersangka melakukan perbuatan menghilangkan nyawa Sdr Ari Munadi dengan cara mencekik dengan tangan kanan yaitu jari-jari menekan kerongkongan leher korban selama ± 2 (dua) menit dan
tangan kiri
tersangka menekuk atau mengunci tangan kiri korban dari belakang ditarik ke atas posisi badan tersangka adalah berdiri membelakangi badan korban yang juga berdiri dan kemudian tersangka mendorong kaki kiri korban tersangka menjegal dengan kaki kanan hingga terjatuh dengan keadaan tengkurap. e. Tersangka menggunakan alat berupa : 1 (satu) buah pisau jenis sangkur dengan gagang terbuat dari kayu warna coklat pada bagian atas dan gagang
11
bagian bawah terbuat dari besi Stainless dengan panjang ± 11 (sebelas) centimeter dan ujung pisau runcing tersebut dari besi stainless bertuliskan Stainless steell dengan panjang ± 13 (tiga belas) centimeter lebar ± 2,5 (dua setelah) centimeter. Dan 1 (satu) utas tali jemuran plastik warna kuning dengan panjang ± 2 (dua) meter. f. Tersangka melakukan perbuatan tersebut sendirian tanpa ada bantuan dari orang lain Dengan demikian bahwa proses penyidikan pada kasus pembunuhan berencana di atas yang dilakukan oleh Kepolisian polres Karanganyar telah dianggap cukup, selanjutnya membuat berita acara. Pada berita acara penyidikan sekaligus pula dilampirkan semua berita acara yang dibuat sehubungan dengan tindakan-tindakan yang diperlukan dalam rangka penyidikan. Setelah lengkap semua berita acara yang diperlukan, maka penyidik menyerahkan berkas perkara kepada penuntut umum yang merupakan penyerahan dalam tahap pertama yaitu hanya berkas perkaranya saja. Berkas tersebut juga berisi keterangan saksi-saksi, keterangan tersangka sendiri, barang bukti dan pembahasan yang memuat adanya unsur-unsur tindak pidana yang dilakukan tersangka, selanjutnya menjadi keterangan terdakwa, berkas perkara tindak pidana pembunuhan berencana dengan terdakwa NANANG HARJANTORO als. NANANG Bin PRAWITO SUKARDI diserahkan kepada Kejaksaan Negeri Karanganyar yang selanjutnya untuk dijadikan dasar penuntutan jaksa di Pengadilan Negeri Karanganyar.
12
B. Hambatan-hambatan yang timbul dalam proses penyidikan tindak pidana pembunuhan berencana oleh aparat kepolisian di Polres Karanganyar Proses penyidikan oleh Kepolisian Polres Karanganyar terhadap tindak pidana pembunuhan berencana mengalami beberapa hambatan. Menurut keterangan AKP FADLI, SH.SI jabatan Kepala Kesatuan Reskrim selaku penyidik pada Kepolisian Polres Karanganyar, hambatan-hambatan proses penyidikan tindak pidana pembunuhan berencana, antara lain : 1. Sebelum
dilakukannya
langkah–langkah
Penyidikan,
penyidik
telah
melakukan serangkaian tindakan kepolisian terhadap tempat kejadian perkara (TKP). Dalam pelaksanaan olah TKP tersebut, terdapat kendala dalam hal pengumpulan barang bukti dan saksi-saksi. 2. Kurangnya Personil, petugas yang sedang melakukan proses pengolahan pada tempat kejadian terkadang kurang teliti ataupun kurang menghiraukan sesuatu tanda-tanda dari benda-benda ataupun jejak dan lain sebagainya di TKP, sehingga pada akhirnya menyulitkan penyidik sendiri dalam pengolahan di Tempat Kejadian Perkara. 3. Minimnya Sarana
dan Prasarana, dalam penanganan tindak pidana
pembunuhan berencana oleh Aparat Kepolisian di Polres Karanganyar kurang/minim dukungan dalam hal sarana dan prasarana dalam pencarian bukti yang ada ditempat kejadian perkara (Hasil wawancara prinbadi dengan AKP FADLI, SH.SI, Senin, 15 Desember 2014 Jam 10.00 WIB).
PENUTUP 1. Proses Penyidikan tindak pidana pembunuhan berencana, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 340 jo 365 KUHP. Proses penyidikan dapat dilakukan oleh aparat Kepolisian Resor Karanganyar, antara lain :
13
a. Penyelidikan Telah terjadi tindak pidana pembunuhan berencana Laporan Polisi No. Pol. : LP/A/28/XII/2012/Res.Kra./Sek.Krpd, tanggal 20 Desember 2012 dan Surat Perintah Penyidikan No. Pol : Sp.Dik/381/XII/2012/ Reskrim dan
diketemukan jenasah korban diketemukan oleh warga
masyarakat dalam kondisi sudah tidak utuh lagi. Setelah membuat laporan Polisi Petugas Polres Karanganyar melakukan pengecekan di tempat kejadian dan mengetahui bahwa tindak pidana kejahatan pembunuhan berencana tersebut benar-benar terjadi. b. Penyidikan 1) Membuat surat perintah penyidikan sebelum dimulainya penyidikan kejahatan pembunuhan berencana. 2) Membuat surat perintah tugas setelah dikeluarkannya surat perintah penyidikan (Sprindik) guna melaksanakan tindakan kepolisian yang berkaitan dengan penyelidikan dan penyidikan. 3) Membuat surat pemanggilan dan melakukan pemanggilan terhadap saksi-saksi dan tersangka 4) Melakukan pemeriksaan dan membuat berita acara pemeriksaan terhadap tersangka dan saksi-saksi berdasarkan surat pemanggilan saksi serta surat penangkapan tersangka yang kemudian dibuatkan berita acara pemeriksaan. 5) Melakukan upaya paksa berupa : Penyitaan, berdasarkan surat perintah penyitan yang kemudian dibuatkan berita acara penyitaan serta surat tanda
penerimaan.
Penangkapan,
berdasarkan
surat
perintah
14
penangkapan yang
kemudian dibuatkan berita acara penangkapan.
Penahanan, berdasarkan surat perintah penahanan yang dibuatkan berita acara penahanan. perintah penggeledahan yang
kemudian
Penggeledahan, berdasar surat
kemudian dibuatkan berita acara
penggeledahan. 6) Menyusun sampul berkas perkara setelah proses penanganan perkara selesai. 7) Menyerahkan berkas perkara yang dilimpahkan terlebih dahulu kepada Kepolisian Polres Karanganyar. Kemudian penyidik Kepolisian Polres Karanganyar menyerahkan berkas perkara tersebut ke Kejaksaan Negeri Karanganyar. 2. Hambatan-hambatan yang timbul dalam proses penyidikan tindak pidana pembunuhan berencana oleh Aparat Kepolisian di Polres Karanganyar Hambatan yang dihadapi dalam penanganan
Tindak Pidana
Pembunuhan dengan direncanakan dan atau pencurian dengan kekerasan yang mengakibatkan hilangnya nyawa orang lain (korban) adalah : a. Sulitnya pengumpulan barang bukti dan saksi-saksi b. Kurangnya Personil, petugas yang sedang melakukan proses pengolahan pada tempat kejadian terkadang kurang teliti ataupun kurang menghiraukan sesuatu tanda-tanda dari benda-benda ataupun jejak dan lain sebagainya di TKP, sehingga pada akhirnya menyulitkan penyidik sendiri dalam pengolahan di Tempat Kejadian Perkara. c. Minimnya Sarana dan Prasarana. dalam penanganan tindak pidana pembunuhan berencana di oleh Aparat Kepolisian Polres Karanganyar
15
kurang/minim dukungan dalam hal sarana dan prasarana dalam pencarian bukti yang ada ditempat kejadian perkara. Saran 1. Pemerintah diharapkan dapat memberikan suatu fasilitas dan sarana yang diperlukan oleh setiap penegak hukum, yakni berupa segala perlengkapan yang diperlukan oleh penyidik. 2. Terhadap aparat kepolisian sebagai penyidik sendiri, meskipun fasilitas yang diberikan oleh pemerintah dikatakan minim tetapi tetap untuk berpegang dalam meningkatkan keadilan. Di samping itu untuk mendapatkan informasi mengenai kejahatan ini sering dilakukan komunikasi dan sosialisasi dengan masyarakat, sehingga menimbulkan suatu kepercayaan kepada pihak kepolisian dalam memberikan informasi.
DAFTAR PUSTAKA Dari Buku
Abdulsyani, 1987, Sosiologi Kriminologi, Remadja Karya, Bandung Adami Chazawi. 2002. Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. ______________, 2010, Kejahatan terhadap Tubuh & Nyawa, Jakarta: Sinar Grafika Andi Hamzah, 1997, Asas Hukum Pidana, Jakarta : PT. Rineka Cipta ___________, 2000, Hukum Acara Pidana Indonesia, Jakarta : Sinar Grafika Gatot Supramono. 2000. Hukum Acara Pengadilan Anak. Jakarta: Djambatan Hadari Nawawi, 1995, Penelitian Terapan, Yogyakarta : Gajah Mada University Press, Bulak Sumur.
16
H.A.K Moch Anwar, 1989, Hukum Pidana Bagian Khusus (KUHP buku II), Bandung: PT Citra Aditya Bakti Lamintang P.A.F., 1997. Dasar-Dasar Hukum Pidana Indonesia, Bandung, PT. Citra Aditya Bakti _______________, 2010, Kejahatan terhadap Nyawa, Tubuh & Kesehatan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, Poerwadarminta W.J.S, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Pustaka.
Jakarta: Balai
M. Yahya Harahap, 1997, Pembahasan Permasalahan dan Penerpan KUHAP, Jakarta : Pustaka Kartini, R. Soesilo, 1998, Pokok Hukum Pidana Peraturan Umum dan Delik-Delik Khusus, Bogor: Politeia Romli Atmasasmita, 1994, Strategi Pembinaan Pelanggar Hukum Dalam Konteks Penegakan Hukum di Indonesia, Bandung : Alumni Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Perss Sudarto, 1990, Hukum Pidana I, Semarang : Yayasan Sudarto Fakultas Hukum Universitas Diponegoro Winarno Surachmad, 1990, Pengantar Penelitian Ilmiah, Bandung Perundang-Undangan Undang-Undang No. 1 Tahun 1946 Tentang KUHP Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981 Tentang KUHAP Undang-Undang RI Nomor 2 Tahun 2002 Tentang Kepolisian Undang-undang No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman