STUDI TENTANG TATA CARA MASYARAKAT TO KAILI RAI DALAM MEMPERTAHANKAN BUDAYA DAN ADAT MELALUI UPACARA NOGUNTI VO DI KELURAHAN BAIYA KECAMATAN PALU UTARA DITINJAU DARI NILAI-NILAI PANCASILA Oleh: Rivzal Putra Sakti Mahasiswa Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako Abstrak: Tujuan penelitian ini yaitu; 1) Mendeskripsikan makna simbol-simbol dan nilai- nilai yang terkandung dalam upacara Nogunti Vo pada masyarakat to Kaili Rai di Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara, ditinjau dari nilai-nilai Pancasila, dan 2) Mendeskripsikan upaya masyarakat to Kaili Rai di Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara dalam mempertahankan adat atau budaya upacara Nogunti Vo. Metode yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian, menunjukkan: 1) Simbol simbol yang digunakan pada upacara Nogunti Vo yang dilakukan oleh masyarakat to Kaili Rai Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara yaitu; Kelapa, pakaian warna kuning, gunting, telur, beras kuning, beras putih, daun siranindi, lilin, pinang dan sirih, serta Al-Quran dan 2) Nilai-nilai Pancasila pada upacara Nogunti Vo yaitu; a) Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mencerminkan nilai keimanan, ketaqwaan dan keselarasan; b) Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab mencerminkan nilai Keselarasan dan Keberadaban; c) Sila Persatuan Indonesia mencerminkan nilai Kebersamaan dan nilai persatuan dan kesatuan; d) Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan mencerminkan nilai kedamaian, musyawarah untuk mencapai mufakat, dan kebijaksanaan; dan e) Sila Keadilan Sosial Bagi seluruh Rakyat Indonesia mencerminkan nilai keadilan dan kesejahteraan. Selanjutnya, upaya yang untuk mempertahankan dan melestarikan adat atau budaya yaitu melaksanaan upacara adat Nogunti Vo secara turun temurun sesuai tata cara, kaidah pelaksanaan dan persyaratan simbol-simbol yang digunakan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu upacara adat Nogunti Vo merupakan ucapan selamat kedua, pemberian nama melalui pengurbanan hewan, dan ungkapan rasa syukur atas karunia Allah SWT yang mencerminkan nilai-nilai Pancasila. Kata kunci: Masyarakat Kaili, Upacara No Gunti Vo, Nilai-nilai Pancasila Pendahuluan Kebudayaan sebagai warisan menurut penulis, merupakan keharusan sistem yang telah di kembangkan oleh para leluhur selama berabad-abad yang lalu, yang di dalamnya mengandung banyak ilmu pengetahuan yang perlu diresapi dan dilestarikan serta dijadikan acuan dalam merancang suatu bentuk kerangka kehidupan, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang baik yang bernorma. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 1
Sebagai bangsa yang memiliki warisan budaya yang timbul dan berkembang dalam ratusan suku bangsa dengan ciri khas tersendiri, maka sewajarnyalah jika sebagai bangsa Indonesia selalu berusaha menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur dari budaya segenap suku bangsa tersebut, sebagai bagian yang sangat penting dari kebudayaan nasional. Selain menjalankan salah satu dari syariat agama, nogunti Vo adalah salah satu unsur budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya dan sampai saat ini masih eksis dilakukan. Semua aspek budaya suku Kaili di dikaji lebih dalam dan dilestarikan berdasarkan nilainilai pancasila yang harus di lestarikan, sebagai upaya pelestarian dan pengembangan. Adat atau budaya daerah merupakan aset kebudayaan nasional yang tidak lepas dari peranan masyarakat sebagai pendukung kebudayaan tersebut. Oleh karena itu, kesadaran masyarakat mempunyai arti penting dalam kelestarian kebudayaan suatu daerah. Salah satu contohnya adalah pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo (gunting rambut) oleh masyarakat to Kaili di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara. Upacara adat Nogunti Vo (gunting rambut) adalah salah satu budaya atau tata cara/adat istiadat yang diwariskan oleh para leluhur yang dianggap salah satu tradisi yang patut dilestarikan karena dianggap sebagai kewajiban bagi orang tua yang mempunyai anak (bayi), yang dilakukan berdasarkan syarat-syarat tertentu dan berdasarkan syariat agama Islam. Berdasarkan latar belakang tersebut di atas mendorong peneliti untuk mengkaji salah satu aspek yaitu berkaitan dengan tata cara masyarakat to Kaili Rai Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara dalam mempertahankan budaya dan adat di ditinjau dari nilai-nilai Pancasila dengan melakukan penelitian yang berjudul “Studi Tentang Tata Cara Masyarakat to Kaili Rai dalam Mempertahankan Budaya dan Adat melalui Upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari Nilai-Nilai Pancasila”. Metode Penelitian Berdasarkan pada masalah, tujuan dan manfaat penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang menggambarkan masalah-masalah yang berhubungan dengan kajian penelitian ini dengan memberi penjelasan yang lengkap tantang tata cara masyarakat to Kaili dalam mempertahankan budaya dan adat di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari nilai-nilai Pancasia. Jenis penelitian yang digunakan adalah Interaktif dan Partisipatoris yang melibatkan beberapa sumber informasi, termasuk tokoh adat dan masyarakat di Kelurahan Baiya Kecamatan Palu Utara.
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 2
Analisis data dilakukan selama dan setelah penelitian karena penelitian ini adalah kualitatif. Data yang terkumpul akan dianalisis melalui tiga tahap, yaitu: reduksi, penyajian, kemudian penyimpulan data dan diinterpresentasikan. Ketiga tahapan analisis data tersebut, oleh I.G.A.K. Wardani, dkk. (2006:2.31). Hasil Penelitian Gambaran Umum Pemerintahan Tanah Kaili Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dalam rangkah studi tentang tata cara masyarakat To Kaili Rai dalam mempertahankan budaya dan adat melalui upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari nilai Pancasila”. Selanjutnya Nur Djarudin Abdullah (1976:10 ) menyatakan bahwa Nogunti Vo merupakan upacara adat kedua bagi seorang bayi. Dalam upacara adat ini, sekaligus dilakukan pemberian nama kepada Bayi melalui pemotongan kambing yang disebut Aqiqah. Segala persiapan dilakukan sebagaimana mestinya. Berdasarkan tata cara pelaksanaan upacara No Gunti Vo tersebut, maka berikut di paparkan hasil penelitian berdasarkan hasil observasi tentang nilai-nilai yang terkandung dalam upacara adat No Gunti Vo. a. Hasil Observasi Upacara Adat Nogunti Vo Berdasarkan hasil observasi pada pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo, nilai-nilai Pancasila tercermin dari segala aktivitas yang berlangsung. Nilai-nilai yang dimaksud seperti sebelas nilai yang dipaparkan oleh Amiruddin Umar Said (2009:10) yaitu nilai kedamaian, keimanan, ketakwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, kebeberdaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, kebijaksanaan dan kesejahteraan. Nilai-nilai tersebut merupakan cerminan nilai-nilai Pancasila yaitu: 1) Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” Nilai-nilai yang merupakan cerminan dari sila “Ketuhanan Yang Maha Esa” yaitu: Nilai Keimanan. Pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo melibatkan unsur-unsur keagamaan atau adanya pembacaan ayat-ayat suci Al- Quran dan pembacaan do’a. 2. Sila Kedua “ Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” Nilai- nilai yang merupakan cerminan dari sila “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” yaitu: Keselarasan merupakan keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 3
ketaatan, karena setiap mahkluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan porposional, sehingga timbul suasana harmoni, tentram, dan damai. 3. Sila Ketiga “Persatuan Indonesia” Nilai- nilai yang merupakan cerminan dari sila “Persatuan Indonesia” yaitu: Kebersamaan. Kerja sama dan gotong royong dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo meruapakan hal yang paling penting agar upacara adat dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan serta syarat yang ditetapkan dan Persatuan dan kesatuan. Pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo dilakukan bagi agama Islam merupakan sunnah Rasul yang wajib dilakukan. 4. Sila
Keempat
“Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan” Nilai yang merupakan cerminan dari sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan” yaitu: kedamaian.
Dalam pelaksanaan
upacara adat Nogunti Vo tidak terdapat konflik atau kekerasan. Sikap sosial yang dilaksanakan secara selaras, serasi dan seimbang menimbulkan keteraturan, ketertiban, dan ketentraman. Semua unsur yang terlibat memiliki pengendalian diri yang tinggi tidak ada perebutan kepentingan. Musyawarah untuk mencapai mufakat, Setiap keputusan yang diambil merupakan menggambarkan hasil olah pikir dan olah rasa yang bersumber dari hati nurani dan bersendi pada kebenaran, keadilan dan keutamaan dan memberi ketentraman. 5. Sila Kelima “ Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia” Nilai yang merupakan cerminan dari sila “ Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia” yaitu: Keadilan. Dalam upacara adat Nogunti Vo, nilai-nilai keadilan tercermin dalam suatu sikap yang tidak membeda-bedakan. Semua kalangan masyarakat yang melaksanakan upacara adat Nogunti Vo mendapat perlakuan yang sama dan menerima sikap sosial yang sama dari setiap unsur dalam masyarakat. Keadilan merupakan hal yang paling utama dalam upacara adat Nogunti Vo. Hasil Wawancara Wawancara dilakukan terhadap dua belas informan yang sudah ditetapkan. Wawancara dilakukan untuk memperoleh penjelasan pembanding dengan temuan peneliti berdasarkan hasil observasi, memperkuat validitas hasil observasi.
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 4
1. Simbol-simbol dalam upacara Nogunti Vo tersebut yaitu: Kelapa,Pakaian adat warna kuning, Gunting, Telur, Beras Kuning, Beras Putih, Daun Siranindi, Lilin, Pinang dan Sirih, AlQuran. 2. Masyarakat to Kaili Rai melaksanakan upacara adat Nogunti Vo selain sebagai budaya yang dilakukan secara turun temurun warisan leluhur atau nenek moyang juga dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur orang tua dikaruniai seorang anak baik laki-laki maupun perempuan. 3. Masyarakat Kaili Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara mengganggap upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya. Alasan yang mendasari pernyataan tersebut menurut salah satu informan, bahwa upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya karena jika tidak dilestarikan maka akan berdampak lunturnya nilai-nilai atau adat-istiadat. 4. Apakah upacara adat Nogunti Vo dilakukan oleh masyarakat to kaili Rai tanpa kecuali? pertanyaan tersebut mempunyai perolehan jawaban yang yang sama, yang menyatakan “ya” memberikan alasan bahwa adat tersebut harus dilaksanakan tanpa terkecuali, karena apabila tidak dilaksanakan berarti tidak melaksanakan salah satu syariat agama dan tidak menghargai dan ikut melestarikan budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang kita. 5. Apakah orang akan menderita beban mental apabila tidak melaksanakan Nogunti Vo? Alasan informan menjawab “ya” karena jika tidak dilakukan orang tua akan terus menerus merasa tidak menyelesaikan kewajibannya sebagai orang tua. 6. Apakah semua syarat harus dipenuhi ketika melakukan upacara adat Nogunti Vo? yang menjawab “ya” memberikan alasan bahwa jika tidak memenuhi semua persyaratan menurut adat istiadat setempat, pelaksanaan upacara tidak tidak dapat dilaksanakan. 7. Apakah upacara adat Nogunti Vo memberikan dampak yang tidak baik jika tidak dilakukan sesuai dengan tata cara pelaksanaannya, tidak memenuhi semua persyaratan yang ditentukan, atau tidak dilaksanakan sama sekali. Jawaban “ya” disertai alasan alasan yaitu dampak yang tidak baik jika dilakukan upacara tidak sesuai dengan tata cara pelaksanaannya yaitu memungkinkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. 8. Apakah semua masyarakat To Kaili Rai melakukan upacara adat Nogunti Vo? “ya” informan memberikan alasan bahwa jika tidak melakukan adat istiadat setempat maka masyarakat memiliki filterisasi sehingga tidak mudah terpengaruh dan salah menafsirkan perkembangan
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 5
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga dapat terkontaminasi dengan budaya luar sebagai salah satu dampak globalisasi. 9. Apakah masyarakat To Kaili Rai merasakan manfaat upacara adat Nogunti Vo? Semua informan memberikan jawaban “ya”. Pernyataan tersebut disertai alasan bahwa suatu upacara adat adalah kewajiban yang harus dilakukan untuk melestarikan budaya yang diwariskan nenek moyang atau para leluhur. 10. Apakah ada upaya lain yang dilakukan masyarakat To Kaili Rai ditinjau dari nilai-nilai pancasila selain melestarikan upacara adat Nogunti Vo? Semua informan menjawab “Ya”. Alasannya sama, Sebelum pada tahapan Nogunti Vo, dilakukan upacara ketika bayi dalam kandungan “Nilama/Nolengga, setelah lahir; Nikama, Nisawiraka, dan Patampuluh, dan berikutnya barulah Nogunti Vo. 11. Apakah ada sanksi dari ketua adat jika ada masyarakat To Kaili Rai yang tidak melakukan upacara adat Nogunti Vo? Semua instrumen menjawab ya, dengan alasan yang sama bahwa jika tidak melaksanakan upacara adat Nogunti Vo, maka akan diberi teguran dan merasa dikucilkan dalam lingkungan masyarakat setempat. I.
PEMBAHASAN Penelitian melalui observasi dan wawancara dilakukan oleh peneliti sebagai untuk
menetapkan sumber informasi tentang tata cara masyarakat to Kaili Rai dalam mempertahankan budaya dan adat melalui upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara ditinjau dari Nilai-nilai Pancasila. Sebagaimana hasil penelitian yang dikemukakan di atas, hasil tersebut akan dibahas untuk mengetahui
bagaimana keterkaitan antara teori-teori serta
penafsiran dan penjelasan dengan temuan atau teori yang terungkap di lapangan. Berikutnya nilai-nilai Pancasila yang tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo, dijelaskan dalam pembahasan berikut. 1. Sila Pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa”. Nilai keimanan, ketaqwaan dan keselarasan tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu unsur kebudayaan bangsa. Pembacaan ayat-ayat suci AL- Quran dan pembacaan do’a menunjukkan suatu sikap yang menggambarkan keyakinan akan adanya kekuatan transedental yang disebut Tuhan Yang Maha Esa. Upacara adat Nogunti Vo, merupakan bagian dari wujud keimanan serta doa yang dipanjatkan hanya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 6
2. Sila Kedua “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab”. Nilai Keselarasan dan Keberadaban tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo. Demi menuju keselarasan hidup, maka dalam behubungan dengan orang lain telah dikembangklan sikap dan perilaku “pengendalian diri” keselarasan merupakan keadaan yang menggambarkan keteraturan, ketertiban dan ketaatan. Setiap mahkluk melaksanakan peran dan fungsinya secara tepat dan porposional, agar tercipta suasana keharmonisan, ketentraman, dan kedamaian. 3. Sila Ketiga “Persatuan Indonesia”. Nilai Kebersamaan dan Nilai Persatuan dan kesatuan tercermin dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo. Kerja sama dan gotong royong dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo meruapakan hal yang paling penting agar upacara adat dapat dilaksanakan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan dan syarat yang ditetapkan. 4. Sila
Keempat
“Kerakyatan
yang
Dipimpin
oleh
Hikmat
Kebijaksanaan
dalam
Permusyawaratan/Perwakilan”. Nilai kedamaian, Musyawarah untuk mencapai mufakat, dan Kebijaksanaan
tercermin dalam
sila “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat
Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan”. Dalam pelaksanaan upacara adat Nogunti Vo tidak terdapat konflik atau kekerasan, yang ada hanyalah suatu sikap sosial yang dilaksanakan secara selaras, serasi dan seimbang sehingga menimbulkan keteraturan, keterlibatan, dan ketentraman. Nilai yang terkandung pada sila ini adalah menutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan cara bermusyawarah untuk mencapai kata mufakat (Ruliana Kuswartinah, 2009: 14). 1 5. Sila Kelima “ Keadilan Sosial basi seluruh Rakyat Indonesia”. Nilai Keadilan dan Kesejahteraan merupakan cerminan dari sila “ Keadilan Sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia”. Dalam upacara adat Nogunti Vo, nilai keadilan tercermin dalam suatu sikap yang tidak membeda-bedakan. Semua kalangan masyarakat yang melaksanakan upacara adat Nogunti Vo mendapat perlakuan yang sama dan menerima sikap sosial yang sama dari setiap unsur dalam masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan sepuluh butir pertanyaan yang diajukan oleh peneliti kepada, beberapa alasan yang mendasari jawaban pertanyaan. Alasan penjasan tersebut diantaranya:
1
Ruliana Kuswartinah, 2009. Ayo Belajar Kewarganegaraan. Solo: Penerbit PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, hal 14.
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 7
1. Upacara adat Nogunti vo menggunakan simbol-simbol dan yang mempunyai manfaat dan makna yang sangat tinggi. Simbol simbol tersebut yaitu: a. Kelapa; agar anak yang digunting rambutnya akan menjadi anak yang berguna bagi orang tua dan keluarganya sesuai dengan kegunaan kelapa. Manfaatnya adalah digunakan sebagai tempat untuk menyimpan rambut. b. Pakaian adat warna kuning; Melambangkan warna Emas (kerajaan) c. (dahulunya hanya digunakan oleh keturunan raja, namun demi sekarang sudah digunakan untuk
semua kalangan) untuk menjaga kelestarian dari syarat ini, saat ini sudah
digunakan
oleh semua kalangan, yang melambangkan tidak adanya perbedaan.
Manfaatnya lambang kebesaran. d. Artinya semua manusia diciptakan sama sebagai mahkluk yang paling mulai di atas semua mahkluk dan mempunyai kedudukan yang sama dihadapan Tuhan Yang Maha Esa. e. Gunting untuk menggunting rambut. f. Telur; melambangkan keselamatan bayi. Sebagai simbol keselamatan. g. Beras Kuning melambangkan keselamatan bayi sebagai simbol keselamatan. h. Beras Putih; agar makanan yang dimakan kelak dapat membuat anak sehat dan tumbuh besar. Manfaatnya sebagai simbol kesehatan dan pertumbuhan. i. Daun Siranindi; agar anak tersebut keberadaanya di tengah keluarga dapat menjejukkan. Manfaatnya sebagai simbol kesejukkan. j. Lilin; agar masa depan anak akan terang seperti nyala lilin. Manfaatnya sebagai simbol terang. k. Pinang dan Sirih; agar anak tersebut mulus perjalanan hidupnya dan kuat, seperti pinang dan sirih. Manfaatnya sebagai sibol perjalanan hidu yang kuat dan kokoh. l. Al-Quran; agar anak tersebut kelak dapat menjadi anak yang saleh dan saleha serta dapat membaca Al-Quran dengan baik dan lancar. Manfaatnya sebagai simbol keagamaan. 2. Masyarakat to Kaili Rai melaksanakan upacara adat Nogunti Vo selain sebagai budaya yang dilakukan secara turun temurun warisan leluhur atau nenek moyang juga dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur orang tua dikaruniai seorang anak baik laki-laki maupun perempuan. Oleh karena itu, rasa syukur tersebut diwujudkan dengan melaksanakan aqiqah yang seperti yang disunnatkan oleh Nabi Muhammad dan dilakukan berdasarkan syariat agama Islam. Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 8
3. Masyarakat Kaili Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara mengganggap upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya. Alasan yang mendasari pernyataan tersebut menurut salah satu informan, bahwa upacara adat Nogunti Vo sebagai salah satu upaya menjaga dan melestarikan budaya karena jika tidak dilestarikan maka akan berdampak lunturnya nilai-nilai atau adat-istiadat yang menanamkan
nilai
keagamaan dan dapat memberikan peluang kepada generasi kita menerima budaya lain yang tidak sesuai dengan tradisi atau budaya kita yang memiliki pola atau kaidah berdasasarkan syariat agama Islam. 4. Apakah upacara adat Nogunti Vo dilakukan oleh masyarakat to kaili Rai tanpa kecuali? pertanyaan tersebut mempunyai perolehan jawaban yang yang sama, yang menyatakan “ya” memberikan alasan bahwa adat tersebut harus dilaksanakan tanpa terkecuali, karena apabila tidak dilaksanakan berarti tidak melaksanakan salah satu syariat agama dan tidak menghargai dan ikut melestarikan budaya bangsa yang diwariskan oleh nenek moyang kita. 5. Apakah orang akan menderita beban mental apabila tidak melaksanakan Nogunti Vo? Alasan informan menjawab “ya” karena jika tidak dilakukan orang tua akan terus menerus merasa tidak menyelesaikan kewajibannya sebagai orang tua. Dan adat dapat memberikan kepribadian yang baik kepada anak. 6. Apakah semua syarat harus dipenuhi ketika melakukan upacara adat Nogunti Vo? yang menjawab “ya” memberikan alasan bahwa jika tidak memenuhi semua persyaratan menurut adat istiadat setempat, pelaksanaan upacara tidak tidak dapat dilaksanakan. Oleh karena itu harus memerlukan kesiapan secara rohani maupun secara material. 7. Apakah upacara adat Nogunti Vo memberikan dampak yang tidak baik jika tidak dilakukan sesuai dengan tata cara pelaksanaannya, tidak memenuhi semua persyaratan yang ditentukan, atau tidak dilaksanakan sama sekali. Jawaban “ya” disertai alasan alasan yaitu dampak yang tidak baik jika dilakukan upacara tidak sesuai dengan tata cara pelaksanaannya yaitu memungkinkan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya si tidak menurut atau patuh pada orang tua. 8. Apakah semua masyarakat To Kaili Rai melakukan upacara adat Nogunti Vo? “ya” informan memberikan alasan bahwa jika tidak melakukan adat istiadat setempat maka masyarakat memiliki filterisasi sehingga tidak mudah terpengaruh dan salah menafsirkan perkembangan
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 9
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sehingga dapat terkontaminasi dengan budaya luar sebagai salah satu dampak globalisasi. 9. Apakah masyarakat To Kaili Rai merasakan manfaat upacara adat Nogunti Vo? Semua informan memberikan jawaban “ya”. Pernyataan tersebut disertai alasan bahwa suatu upacara adat adalah kewajiban yang harus dilakukan untuk melestarikan budaya yang diwariskan nenek moyang atau para leluhur. 10. Apakah ada upaya lain yang dilakukan masyarakat To Kaili Rai ditinjau dari nilai-nilai pancasila selain melestarikan upacara adat Nogunti Vo? Semua informan menjawab “Ya”. Alasannya sama, banyak upaya yang dilakukan ditinjau dari nilai Pancasila selain upacara adat Nogunti Vo. Sebelum pada tahapan Nogunti Vo, dilakukan upacara ketika bayi dalam kandungan “Nilama/Nolengga, setelah lahir; Nikama, Nisawiraka, dan Patampuluh, dan berikutnya barulah Nogunti Vo. 11. Apakah ada sanksi dari ketua adat jika ada masyarakat To Kaili Rai yang tidak melakukan upacara adat Nogunti Vo? Semua instrumen menjawab ya, dengan alasan yang sama bahwa jika tidak melaksanakan upacara adat Nogunti Vo, maka akan diberi teguran dan merasa dikucilkan dalam lingkungan masyarakat setempat. II. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa upacara adat Nogunti vo adalah ucapan selamat kedua sekaligus pemberian nama melalui pengurbanan hewan dan ungkapan rasa syukur atas karunia Allah SWT, kemudian nilai-nilai yang terkandung dalam upacara Nogunti Vo di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara, dan keterkaitannya dengan dengan nilai-nilai Pancasila adalah nilai kedamaian, keimanan, ketaqwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, serta kebijaksanaan dan kesejahteraan serta upaya masyarakat To Kaili Rai di Kelurahan Baiyah Kecamatan Palu Utara dalam mempertahankan dan melestarikan adat atau budaya Upacara Nogunti Vo adalah melakukan upacara adat secara turun temurun sesuai dengan tata cara pelaksanaan, persyaratan dan alat atau bahan yang digunakan.
Adapun saran-saran yang diajukkan yaitu: Hendaknya kita menyadari bahwa sebagai bagian dari suku bangsa dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dalam diri tertanam nilai-nilai Pancasila yang penerapannya dapat dilihat dari nilai kedamaian, keimanan, Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 10
ketaqwaan, keadilan, kesetaraan, keselarasan, keberadaban, persatuan dan kesatuan, musyawarah untuk mencapai mufakat, serta kebijaksanaan dan kesejahteraan. Sebagai bagian dari keberagaman Suku Bangsa dalam Bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kita dapat melaksanakan, memelihara dan melestarikan adat istiadat atau budaya daerah setempat terutama adat istiadat atau budaya yang di dalammnya terdapat nilai-nilai Pancasila dan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber inspirasi untuk mengkaji keberagaman yang merupakan ciri khas dan karakteristik Bangsa Indonesia ditinjau dari nilai-nilai Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA
Amiruddin Umar Said, 2009 Buku Ajar Pendidikan Kewarganegaraan (berlaku di lingkungan sendiri), Palu; Sulawesi Tengah. Nur Djarudin Abdullah, 1976. Hukum Adat Kaili, Palu; Sulawesi Tengah. Ruliana Kuswartinah, 2009. Ayo Belajar Kewarganegaraan. Solo: Penerbit PT. Tiga Serangkai Pustaka Mandiri. Wardani, I.G.A.K. Dkk. 2006 Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta; Penerbit Departemen Pendidikan Nasional, Universitas Terbuka.
Rivzal Putra Sakti: Studi tentang Tata Cara To Kaili Rai dalam Mempertahankan ……………….. Page 11