1
PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBANGUNAN MELALUI PROGRAM NASIONAL PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MANDIRI PERDESAAN (PNPM MANDIRI PERDESAAN) DI DESA SILIWANGA KECAMATAN LORE PEORE KABUPATEN POSO I Gede Adi Saputra1 Dahlia Syuaib2 Imran3 Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSRTAK Tujuan penelitian ini adalah 1) mengetahui partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga. 2) mengetahui fakor penghambat dan pendukung partisipasi masyarakat dalam pembangunan melalui PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga. Subjek/informan dalam penelitian ini adalah tim pengelola PNPM Mandiri Perdesaan yang ada di Desa Siliwanga yang berjumlah 6 orang yaitu ketua tim pengelola kegiatan (TPK), ketua kader pemberdayaan masyarakat desa (KPMD), badan perwakilan desa (BPD), tim penulis usulan (TPU), tim pemantau dan tim pemelihara. Serta satu orang yang penulis tetapkan sebagai informan kunci yaitu kepala desa siliwanga. penetapan informan dengan menggunakan tehnik purposive sampling, dengan pertimbangan bahwa informan yang dipilih adalah anggota masyarakat yang berkompeten dan mengetahui secara mendalam mengenai implementasi program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga. Variabel dalam penelitian ini terdiri atas variabel bebas yaitu partisipasi Masyarakat dan variabel terikat PNPM Mandiri Perdesaan. Tehnik pengumpulan data digunakan tehnik pengamatan dan wawancara. Tehnik analisis data menggunakan tehnik reduksi data, penyajian data dan verifikasi data. Hasil penelitian menunjukan bahwa partisipasi masyarakat terhadap PNPM Mandiri Perdesaan cukup tinggi. partisipasi ini diimplementasikan dalam tahap perencanaan, pelaksanaan dan pelestarian pembangunan. Adapun bentuk partisipasi masyarakat yaitu partisipasi non fisik berupa gagasan dan ide-ide dan partisipasi fisik berupa tenaga, tanah dan tanaman, uang serta partisipasi dalam bentuk simpan pimjam perempuan. Factor penghambat partisipasi masyarakat yaitu masih rendahnya kesadaran sebagaian anggota masyarakat, rendahnya tingkat pendidikan dan kesibukan masyarakat. serta factor pendukung seperti tersedianya SDA dan SDM, rasa malu dan kerja sama antar masyarakat dan aparat desa, serta implementasi pendidikan kewarganegaraan oleh masyarakat ditunjukan dalam bentuk sikap berpartisipasi, sikap kemandirian dan sikap bertanggung jawab. Kesimpulan dalam penelitian ini bahwa partisipasi masyarakat merupakan sikap sadar, kemandirian serta kerja sama antar masyarakat maupun aparat desa dalam memanfaatkan dan mengelola setiap sumber daya yang ada dengan memanfaatkan PNPM Mandiri Perdesaan. Kata kunci: Partisipasi Masyarakat, Pembangunan dan PNPM Mandiri Perdesaan
1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
2
I. PENDAHULUAN Permasalahan yang dihadapi bangsa indonesia yang sejak lama dirasakan sulit untuk diatasi salah satunya adalah masalah pengangguran dan kemiskinan. Upaya pemerintah untuk menanggulangi kemiskinan dan pengangguran ini dilakukan dengan berbagai cara, seperti program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR), Proyek Peningkatan Pendapatan Petani dan Nelayan Kecil (P4K), Inpres Desa Tertinggal (IDT), Kelompok Usaha Bersama (KUB), Usaha
Peningkatan
Pendapatan
Keluarga
(UP2K),
Tabungan
Keluarga
Sejahtera
(TAKESRA), dan Kredit Keluarga Sejahtera (KUKESRA). Namun program-program tersebut relatif belum berhasil menekan angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia yang hingga saat ini masih tergolong cukup tinggi. Tahun 2007, Pemerintah Indonesia mencanangkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM Mandiri) yang terdiri dari PNPM Mandiri Perdesaan, PNPM Mandiri Perkotaan, serta PNPM Mandiri wilayah khusus dan desa tertinggal. Program ini mengedepankan partisipasi, kemandirian dan kreatifitas masyarakat secara aktif. Masyarakat merupakan subjek pembangunan, yang mengetahui segala persoalan yang sedang dihadapi, adapun pemerintah berperan sebagai fasilitator yang menampung dan menyediakan berbagai fasilitas yang dibutuhkan masyarakat. melalui PNPM-MP angka pengangguran dan kemiskinan dapat diminimalisir khususnya di Desa Siliwanga dengan membuka lapangan kerja dan pemberian modal bagi rumah tangga miskin, dengan demikian masyarakat menjadi optimis dan mendukung sepenuhnya program ini guna meningkatkan kesejahteraannya. Hasil observasi menunjukan, didesa siliwanga masih ada sebagian masyarakat yang bersikap apatis, seolah mereka tidak merasa memiliki terhadap program-program pembangunan di desanya, selain karena aktifitas yang padat, membuat mereka lebih mengutamakan aktifitas pribadi, mereka juga terkendala dalam hal pengetahuan. Sehingga mereka kurang peduli dan enggan menelusuri setiap informasi terkait dengan program pembangunan yang dilaksanakan. Berdasarkan masalah-masalah tersebut yang menjadi alasan sehingga peneliti tertarik ingin mengetahui lebih jauh keterlibatan atau partisipasi masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan di desa siliwanga, kecamatan lore peore, kabupaten poso, dengan mengambil judul : “Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan Melalui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) di Desa Siliwanga, Kecamatan Lore Peore, Kabupaten Poso”. 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
3
II. METODE Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif-kualitatif. Pendekatan deskriptif memungkinkan bahwa
dalam
penelitian ini
bermaksud untuk
menjelaskan atau
mendeskripsikan suatu keadaan, peristiwa atau subjek yang menjadi focus penelitian. Sedangkan pendekatan kualitatif, peneliti lebih menekankan bahwa permasalahan atau focus penelitian yang didalami berdasarkan keadaan alamiah dilapangan akan ditafsirakan atau diinterpretasikan dan dianalisis dalam bentuk kata-kata atau uraian naratif. Subjek/informan dalam penelitian ini berjumlah 6 orang dan 1 orang sebagai informan kunci yaitu kepala desa siliwanga, informan ditetapkan dengan menggunakan tehnik purposif sampling. informan yang dipilih adalah aparat desa dan anggota masyarakat yang telah dipilih menjadi tim pengurus PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga yaitu Tim pengelolah kegiatan, tim pemantau, tim pemelihara, tim penulis usulan, BPD dan KPMD. pemilihan informan didasarkan atas pertimbangan bahwa kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki mengenai PNPM-MP sehingga dapat memberikan informasi yang akurat mengenai permasalahan yang diteliti. Tehnik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi dan wawancara. Sedangkan analisis data dilakukan dengan 3 tahapan dengan menggunakan tehnik reduksi data, penyajian data dan verifikasi data (Milles dan Huberman, 1992:19). III. HASIL A. Bentuk Partisipasi Masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan 1. Partisipasi Non Fisik (Gagasa/Ide-ide) dalam Perencanaan PNPM Mandiri Perdesaan Keberhasilan suatu pembangunan, bagaimana bentuk dan hasilnya tidak dapat dilepaskan oleh adanya putusan-putusan yaitu melalui tahapan-tahapan pengambilan keputusan. Pada tahap-tahap tertentu keterlibatan masyarakat sangatlah dibutuhkan, mengingat gagasan dan pemikiran-pemikiran masyarakat akan menjadi bahan pertimbangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa keaktifan masyarakat berpartisipasi dalam bentuk non fisik seperti mengikuti rapat, menyampaikan gagasan-gagasan terhadap kelangsungan program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga dapat dikatakan cukup tinggi. masyarakat sangat antusias mendukung mengikuti rapat ataupun pertemuan-pertemuan. Hal ini tidak lepas dari pada kerja sama yang baik antara masyarakat dengan aparat Desa. Selain 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
4
itu, salah satu prinsip PNPM Mandiri Perdesaan yang menghendaki adanya transparansi dan demokrasi, sehingga peran dan peluang masyarakat dalam berbagai aspek menjadi sangat besar. Kenyataan ini didukung oleh pernyataan bapak I Made Wina selaku tim pengelola kegiatan sekaligus sebagai anggota badan perwakilan Desa yang mengatakan bahwa : Setiap kali ada rapat atau pertemuan-pertemuan yang menyangkut program PNPM Mandiri Perdesaan, masyarakat selalu diundang baik secara langsung maupun arahan dari ketua RT masing-masing. Begitupun halnya dalam rapat, setiap anggota masyarakat diberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan atau ide-idenya selain yang disampaikan melalui perwakilan (BPD) (Wawancara tanggal 4 september 2013). Berdasarkan wawancara langsung terhadap beberapa informan serta anggota masyarakat, maka diketahui bahwa anggota masyarakat yang aktif mengikuti rapat, tidak secara keseluruhan aktif memberikan tanggapan ataupun pemikiran-pemikirannya. Yang biasa aktif memberikan gagasan adalah mereka yang berlatar belakang aktif dalam organisasi, aparat Desa dan masyarakat yang berpendidikan. Sedangkan yang lainnya lebih aktif menyampaikan gagasan lewat anggota masyarakat yang aktif atau aparat Desa yang hadir atau dapat dikatakan sebagian masyarakat lebih fasif dalam memberikan gagasan secara langsung karena tidak mempunyai kemampuan berbicara di depan umum. Penggalian gagasan dalam rapat musrenbang
Desa (musyawarah rembug
pembangunan Desa) di Desa siliwanga dilakukan dengan system pembagian kelompok sesuai dengan jumlah dusun yang ada yaitu dusun lengaro dan dusun malame. Berdasarkan daftar gagasan masing-masing dusun tersebut, akan menjadi rencana pembangunan jangka menengah Desa (RPJM Desa) sekaligus menjadi pertimbangan yang nantinya akan diseleksi untuk pengajuan program usulan sebagai dasar untuk memohon bantuan PNPM Mandiri Perdesaan. Tidak semua gagasan tersebut akan disusulkan ke tingkat kecamatan, melainkan akan dievaluasi sesuai dengan kebutuhan orang banyak dan unsur keutamaan. 2. Partisipasi Masyarakat secara Fisik dalam Pelaksanaan dan Pelestarian PNPM Mandiri Perdesaan a. Partisipasi dalam Bentuk Tenaga Partisipasi masyarakat dalam bentuk tenaga terhadap pelaksanaan pembangunan program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga dapat diketahui dalam dua bentuk yaitu : pertama partisipasi sebagai buruh harian, masyarakat dalam hal ini bertindak sebagai buruh (tenaga kerja), yang mana atas jasa ini masyarakat digajih sesuai dengan harian orang 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
5
kerja (HOK). Dalam kesempatan ini tenaga kerja yang diprioritaskan adalah masyarakat internal atau masyarakat penerima program. Keterlibatan masyarakat sebagai buruh harian dalam program PNPM Mandiri Perdesaan tidak seperti buruh-buruh pada umumnya, yakni masyarakat digajih sesuai dengan pasaran yang berlaku. Namun dalam hal ini masyarakat akan digajih setengah dari pasaran buruh pada umumnya dan sebagian partisipasi tersebut adalah bentuk swadaya masyarakat. hal ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan bapak I Made Wina yang mengatakan bahwa : partisipasi masyarakat dalam bentuk sumbangan tenaga menjadi pendukung yang sangat berpengaruh terhadap efektifitas pembangunan. Untuk memberikan kesempatan kerja bagi masyarakat, program ini melaksanakan dengan prinsip HOK dan swadaya masyarakat. sehingga selain masyarakat bertindak sebagai tenaga kerja, masyarakat juga berswadaya sebagai bentuk rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap keberhasilan pembangunan (wawancara tanggal 4 september 2013). Kedua partisipasi dalam bentuk tenaga secara murni. Kegiatan ini lasim disebut dengan kerja bakti atau gotong royong. Partisipasi masyarakat dalam hal ini adalah murni swadaya tanpa ada balas jasa. Kegiatan yang dilakukan dalam program PNPM Mandiri Perdesaan seperti pengukuran badan jalan, perehaban BAK penampungan air bersih, pembuatan badan jalan produksi, pemarasan lokasi bangunan dan pengukuran luas penampungan air irigasi. Kegiatan seperti ini dilakukan masyarakat secara berkelompok. Seperti pembuatan badan jalan produksi, ini dilakukan oleh setiap masyarakat yang ladangnya dilewati jalan produksi tersebut. b. Partisipasi dalam Bentuk Tanah dan Tanaman pembangunan fisik program PNPM Mandiri Perdesaan seperti pembuatan BAK penampungan air irigasi, penimbunan jalan irigasi maupun penimbunan jalan produksi, tidak sedikit yang melewati perkebunan masyarakat, sehingga bagi kelompok penerima bantuan dan pelaksana kegiatan membuat kesepakatan seperti menghibahkan tanah ataupun tanaman yang dilewati jalan produksi sesuai ukuran yang disepakati. Dengan kesepakatan ini, sehingga tidak ada kejanggalan atau rasa ketidakpuasan yang menimbulkan protes atau ketidakterimaan masyarakat terhadap pembangunan jalan produksi tersebut. karena pada hakikatnya pemerintah melalui PNPM Mandiri Perdesaan tidak bertanggung jawab atau mengganti kerugian atas pembangunan yang dilakukan. hal ini sesuai dengan hasil wawancara bersama Bapak I Made Wina, mengatakan bahwa : “masyarakat juga 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
6
menghibahkan tanah dan tanaman yang ada di atasnya, sebagai bentuk swadayanya dalam mendukung PNPM-MP ini” (wawancara tanggal 3 september 2013). c. Partisipasi Masyarakat dalam Bentuk Uang Pembangunan berdasarkan bantuan PNPM Mandiri Perdesaan dialokasikan sepenuhnya untuk pelaksanaan pembangunan. Karena telah dibiayai oleh PNPM-MP, dalam pelaksanaannya masyarakat tidak lagi dipungut atau berpartisipasi berupa uang. Partisipasi ini dilakukan setelah pembangunan telah selesai dilaksanakan, yakni pada saat musyawarah serah terima dari tim pengelola kegiatan kepada masyarakat selaku pemilik pembangunan tersebut, sehingga partisipasi dalam bentuk uang ini nantinya akan digunakan untuk biaya operasional pemeliharaan dan pelestarian pembangunan. Karena pada hakikatnya PNPM-MP tidak lagi bertanggung jawab atas pembangunan tersebut atau menyediakan dana perawatan. Sebagaimana diungkapkan oleh I Gusti Ngurah Budi Arsana selaku tim pemelihara, yaitu : Pelestarian hasil pembangunan adalah tanggung jawab masyarakat terlepas dari adanya bantuan PNPM Mandiri Perdesaan tersebut. Masyarakat menjadi meperan utama terhadap kebutuhan pelestarian. Kebutuhan dalam bentuk dana pemeliharaan dan tenaga operasional semuanya berasal dari masyarakat, sehingga dalam hal ini masyarakat berperan sebagai pemilik dan penentu nasib hasil pembangunan (wawancara tanggal 14 september 2013). 3. Partisipasi Masyarakat dalam Program Simpan Pinjam Perempuan (SPP) Selain pembangunan fisik yang menjadi prioritas usulan masyarakat Desa, partisipasi kaum perempuan pun mengambil andil yang sangat strategis dalam PNPM Mandiri Perdesaan. Program yang mengedepankan partisipasi sebagai salah satu prinsip utama tidak hanya menempatkan kaum pria sebagai kunci vital keberhasilan pembangunan. Dalam program PNPM Mandiri Perdesaan, menempatkan perempuan sebagai pendukung terwujudnya kesejahteraan masyarakat. SPP merupakan bantuan modal khusus diperuntukan bagi kaum perempuan untuk membangun dan mengembankan usahanya. Mekanisme memperoleh bantuan ini dilakukan dengan cara mengajukan proposal bantuan dana simpan pinjam berdasarkan kelompok yang telah dibentuk dengan anggota maksimal 10 orang. Kelompok penerima bantuan simpan pinjam dikenal ada dua yaitu : pertama kelompok perguliran, ini merupakan kelompok lama yang sudah pernah menerima dana bantuan simpan pinjam (SPP), karena waktu peminjaman telah berakhir dan angsuran anggotanya telah lunas tanpa ada suatu kecacatan, kelompok ini 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
7
kembali memohon untuk dana perguliran selanjutnya tanpa melalui prantara proposal. Kedua kelompok SPP regular. kelompok ini, merupakan kelompok perdana dan pertama kali memohon bantuan dana perguliran. Kelompok regular ini harus menyusun proposal sebagai perantaranya. Sedangkan untuk tanggung jawab pengembalian dana diwakili oleh bendahara Tim Pengelola Kegiatan (TPK) selanjutnya diteruskan kepada Unit Pengelola Kegiatan (UPK). Program simpan pinjam perempuan (SPP) mendapatkan dukungan yang sangat baik. Hingga saat ini sudah ada tiga kelompok penerima yang terbentuk dengan keanggotaan yang silih berganti. Selain itu, kontribusi nyata program ini juga Nampak terhadap penggunaan dana tersebut seperti membuka warung, membeli bibit ternak, obat-obat pertanian dan kebutuhan lain yang mendukung usaha keluarga. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I Wayan Purna Sanjaya, mengatakan bahwa “Dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan khususnya program simpan pinjam perempuan (SPP), sangat membantu kaum perempuan dan keluarga umumnya dalam mengembangkan potensi usaha ataupun memajukan usaha yang telah sigeluti” (wawancara tanggal 6 september 2013). B. Faktor Penghambat dan Pendukung Partisipasi Masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan 1. Faktor Penghambat meliputi : a. masih Rendahnya Kesadaran sebagian Anggota Masyarakat Kesadaran menyangkut kemauan dan dorongan dalam diri untuk turut peduli terhadap kondisi yang sedang dihadapi. Kenyataan dilapangan menunjukan bahwa pada umumnya masyarakat telah memiliki kesadaran yang tinggi untuk berpartisipasi dalam program pembangunan melalui PNPM Mandiri Perdesaan. Namun disisi lain tingkat kesadaran ini juga dipengaruhi oleh beberapa hal seperti status pekerjaan masyarakat dalam program tersebut. masyarakat akan lebih aktif berpartisipasi apabila hal tersebut dilakukan secara gotong royong. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I Made Wina, mengatakan bahwa : “masih ada sebagaian anggota masyarakat yang acuh tak acuh mengenai program pembangunan ini, padahal mereka mengetahui bahwa hasilnya akan dinikmati oleh mereka sendiri yang sebelumnya telah disosialisasikan pada rapat perencanaan” (wawancara tanggal 4 september 2013).
1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
8
b. Kesibukan Masyarakat secara umum masyarakat di Desa Siliwanga berprofesi sebagai petani. Baik ladang, sawah, buruh tani dan aktifitas sampingan lainnya seperti berternak, berdagang dan lain sebagainya. Waktu yang dimiliki sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan tersebut. masyarakat sangat jarang meluangkan waktu untuk bersantai, kecuali pada saat istirahat, hari raya dan kegiatan adat lainnya. Apalagi saat musim panen tiba, masyarakat lebih mengutamakan pekerjaannya di kebun maupun disawah ketimbang mengikuti kegiatan lain diluar aktifitas kesehariannya, meskipun kegiatan tersebut cukup penting. Sama halnya dalam PNPM Mandiri Perdesaan. tidak sedikit masyarakat yang jarang hadir dalam kerja bakti karena alasan tersebut di atas. Dalam keadaan tertentu, hanya 1 anggota keluarga saja yang diutus menghadiri kerja bakti dan yang lainnya mengerjakan pekerjaannya masing-masing. hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I Made Wina, mengatakan bahwa : Masyarakat Desa Siliwanga memiliki kesibukan yang sangat padat. Mereka kurang menyia-nyiakan waktu untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Begitupun halnya dengan pembangunan program PNPM Mandiri Perdesaan, partisipasi masyarakat merupakan komponen pokok yang tidak dapat digantikan. Sehingga perlu dilakukan penyadaran agar masyarakat dapat tetap terlibat ditengah-tengah kesibukannya (wawancara tanggal 4 september 2013). c. Rendahnya Tingkat Pendidikan Masyarakat Pemahaman dan pola pikir masyarakat sangat besar pengaruhnya terhadap kesuksesan pembangunan baik pada perencanaan, pelaksanaan maupun pemanfaatan hasil pembangunan tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak jarang terjadi pertentangan antara masyarakat satu dengan yang lainnya mengenai pembangunan yang dilaksanakan, terutama yang sifatnya kelompok. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman dan pengetahuan yang mendasari jalannya pembangunan, selain itu masyarakat menjadi apatis terhadap informasi mengenai program pembangunan di Desanya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Bapak I Nengah Sutastra, mengatakan bahwa : Tingkat pendidikan masyarakat yang ada di Desa Siliwanga rata-rata berpendidikan SD yakni sekitar 60%. Perbedaan ini sangat Nampak terutama dalam hal perencanaan pembangunan, ketika ada rapat, masyarakat sangat jarang menyampaikan ide-idenya secara langsung. Selain itu, masyarakat yang kurang peduli atau kurang memiliki pengetahuan dan pemahaman mengenai proses pembangunan yang akan dilaksanakan, sangat jarang hadir dalam kegiatan rapat dan kegiatankegiatan lainnya(wawancara tanggal 10 september 2013). 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
9
2. Faktor Pendukung Partisipasi Masyarakat dalam PNPM Mandiri Perdesaan a. Kerja Sama antar Masyarakat dan Aparatur Desa Masyarakat dan aparat desa merupakan satu komunitas yang bertanggung jawab atas keberhasilan program pembangunan. Hasil penelitian menunjukan bahwa di Desa Siliwanga terjadi Sinergi yang cukup erat antara masyarakat dan aparat desa. wujud konkret dilakukan dalam bentuk saling mengingatkan antar sesama anggota masyarakat, arahan aparat desa secara langsung pada saat evaluasi tenaga kerja maupun kerja bakti dilapangan maupun oleh masing-masing kader desa. b. Tersedianya SDA dan SDM Desa Siliwanga memiliki potensi yang cukup besar. baik hutan maupun padang rumput dan juga lokasi persawahan. Namun masyarakat masih sebagian kecil yang memanfaatkan potensi tersebut, masih banyak lahan tidur dan hamparan padang yang tidak difungsikan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh keadaan sarana dan prasarana yang kurang memadai, seperti kurangnya akses jalan, tidak adanya sarana irigasi dan pengetahuan serta keterampilan masyarakat yang kurang. c. Rasa Malu terhadap sesama Anggota Kelompok Hasil penelitian menunjukan bahwa semakin banyak keanekaragaman atau pluralisme dalam suatu masyarakat maka semakin besar pula kompetisi yang terjadi didalamnya. Dalam pelaksanaan PNPM Mandiri Perdesaan di Desa Siliwanga, masyarakat satu dengan yang lainnya senantiasa saling menilai. Dan tidak segan-segan saling menceritakan kekurangan anggota masyarakat lainnya. Selain itu, mereka juga saling menegur satu sama lain manakala ada anggota kelompok yang tidak atau kurang berpartisipasi. IV. PEMBAHASAN Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan atau PNPM-Perdesaan atau Rural PNPM) merupakan salah satu mekanisme program pemberdayaan masyarakat yang digunakan PNPM Mandiri dalam upaya mempercepat penanggulangan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja di wilayah perdesaan. Dalam PNPM Mandiri Perdesaan, seluruh anggota masyarakat diajak terlibat dalam setiap tahapan kegiatan secara partisipatif, mulai dari proses perencanaan, pengambilan keputusan dalam penggunaan dan pengelolaan dana sesuai kebutuhan paling prioritas di desanya, sampai pada pelaksanaan kegiatan dan pelestariannya. 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
10
Berdasarkan prinsip PNPM Mandiri Perdesaan, program ini mengedepankan partisipasi sebagai landasan dasar pelaksanaannya, sehingga operasionalnya program ini mengacu pada prinsip “participatory rural appraisal (PRA)”. Dimana kunci kesusksesan berada ditangan masyarakat sebagai subjek maupun objek pembangunan (Chanbers, 1992:7). Banyak dampak positif yang dirasakan masyarakat Desa khususnya Desa Siliwanga sebagai salah satu Desa yang sangat antusias mendukung sekaligus Desa yang melaksanakan program ini. Program ini melihat setiap permasalahan dari cara pandang masyarakat sesuai dengan kondisi yang dialami. Secara tidak langsung masyarakat dipacu dan dimobiliasasi agar mampu melihat, memiliki kesadaran dan kemandirian terhadap kondisi kehidupan yang mereka alami. Desa Siliwanga merupakan salah satu Desa yang cukup aktif memperoleh bantuan dan melaksanakan program PNPM Mandiri Perdesaan dalam setiap tahunnya. Sejak digulirkannya program ini pada tahun 2007, Desa Siliwanga hingga tahun 2012 telah melaksanakan delapan program pembangunan fisik dengan intensitas 1 sampai dengan 2 pelaksanaan program pembangunan dalam setiap tahunnya ditambah 1 program perguliran, sebagai bentuk partisipasi kaum perempuan. Program ini dikenal dengan program simpan pinjam perempuan. Berbagai bukti pembangunan tersebut, mengindikasikan bahwa respon dan antusias masyarakat Desa Siliwanga dalam mendukung program ini sangat tinggi. berbeda dengan program lainnya yang kurang mendapatkan apresiasi. Keterlibatan masyarakat sebagai subjek pembangunan dalam program ini sangat Nampak mulai dari perencanaan, dimana masyarakat merupakan sentral dari pada ide dan gagasan pembangunan, setiap ide pembangunan digali atau berasal dari orientasi dan pengamatan masyarakat terhadap kendala dan permasalahan yang mereka hadapi. Selain itu, aspek yang paling penting dan sangat menentukan yaitu dalam pelaksanaan pembangunan. Usulan perencanaan pembangunan merupakan seleksi dari sekian banyaknya permasalahan yang dihadapi sesuai dengan priotitas dan mendesaknya persoalan tersebut. dalam pelaksanaan program, apapun bentuk program tersebut semuanya adalah aspirasi masyarakat. oleh karena itu masyarakat adalah pemiliki sekaligus bertanggung jawab terhadap keberhasilan pelaksanaan program tersebut. selain pada tahap perencanaan dan pelaksanaan, bentuk nyata partisipasi masyarakat juga terlihat pada tahap pemeliharaan atau pelestariaan hasil pembangunan. Setelah adanya serah terima, pemerintah tidak lagi bertanggung jawab terhadap pemeliharaan hasil program. Melainkan diserahkan 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
11
kepada masyarakat sebagai pemiliknya. Meskipun demikian, ini menjadi sentral bagi tim evaluasi dalam menentukan nasib kelanjutan program PNPM Mandiri Perdesaan di Desa tersebut. Berdasarkan keterangan dan hasil penelitian yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa pelaksanann PNPM Mandiri Perdesaan sangat ditentukan oleh kesadaran, kepeduliaan dan kemandirian masyarakat. semakin tinggi kepedulian, kesadaran dan kemandirian masyarakat maka semakin baik pula hasil pembangunan yang akan dihasilkan. Selain itu, program PNPM Mandiri Perdesaan sifatnya berkelanjutan. Program ini tidak selesai seiring rampungnya pelaksanaan pembangunan. Melainkan program yang dilaksanakan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan sehingga tidak hannya dapat memberikan kesejahteraan pada saat program dilaksanakan, akan tetapi dapat bermanfaat kedepannya bagi generasi yang akan datang. Hasil penelitian menunjukan bahwa manfaat yang dirasakan masyarakat Desa Siliwanga dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan sangat besar dan nyata, terutama terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat sebagai sasaran utamanya. Aktifitas masyarakat menjadi lebih produktif, lahan yang dulunya tidak diolah sudah mulai difungsikan dengan adanya sarana jalan yang memadai, waktu beraktifitas menjadi lebih padat, distribusi hasil pertanian menjadi lebih lancar, semangat kerja masyarakat semakin tinggi dan banyak manfaat lainnya.
1. Implementasi Pendidikan Kewarganegaraan oleh Masyarakat Desa Siliwanga dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan) A. Sikap Partisipasi Dampak positif yang secara tidak langsung dirasakan masyarakat dengan adanya program PNPM Mandiri Perdesaan khususnya bergerak dalam bidang pembangunan, akan membangkitkan rasa kolektifitas terhadap sesama masyarakat maupun masyarakat dengan aparat desa. selain itu, program ini juga menambah kepercayaan serta rasa memiliki setiap anggota masyarakat dengan saling memberikan dukungan dan perhatian untuk bersama-sama mewujudkan program pengentasan kemiskinan dan pengangguran melalui pembangunan terhadap persoalan-persoalan yang mendesak dan prioritas oleh masyarakat. 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
12
Menurut H.A.W, Widjaja, 2000: 32 mengatakan bahwa : Pembangunan tidak akan berhasil apabila kita berpangkut tangan saja, atau berdiam diri, apatis, pasrah tanpa melakukan sesuatu. Masyarakat yang adil dan makmur tidak akan datang dengan sendirinya tanpa kita semua berbuat dan bertindak serta berperan dan berpartisipasi aktif, dengan memanfaatkan keahlian, kemampuan dan keterampilan yang dimiliki agar peranan nilainilai pancasila dalam kehidupan nasional, berbangsa dan bermasyarakat dapat terwujud. Partisipasi dan kolektifitas yang terbentuk dari anggota masyarakat serta aparat desa merupakan eksistensi dari dampak persoalan serta latar belakang kehidupan yang lambat mengalami perkembangan akibat minimnya sarana dan prasarana penunjang kehidupan. Seperti masyarakat desa siliwanga yang pada umumnya masyarakat berprofesi sebagai petani. Sehingga masyarakat menjadi semakin antusias mendukung dan mewujudkan program pembangunan yang mengutamakan sarana dan prasarana tersebut. B. Sikap Kemandirian Kemandirian adalah salah satu kunci keberhasilan. Kemandirian merupakan wujud atau implementasi dari sikap sadar untuk berbuat sesuatu dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki baik yang sifatnya eksternal maupun internal tanpa adanya tekanan dari pihak luar. “Kemandirian merupakan salah implementasi nilai-nilai pancasila khususnya terkait dengan aspek social budaya yang berperan sebagai nilai-nilai yang matang mendukung pembangunan nasional atas kekuatan sendiri” (H.A.W, Widjaja, 2000:34). Masyarakat yang mandiri mampu melihat dan menentukan langkah apa yang harus ditempuh dalam mewujudkan harapan atau cita-citanya tanpa harus mengabaikan tatanan atau nilai-nilai kehidupan bermasyarakat. Selain dalam kehidupan sehari-hari, kemandirian dan kreaktifitas masyarakat sangat diperlukan dalam program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan (PNPM Mandiri Perdesaan). karena selain masyarakat tersebut antusias melibatkan diri baik dalam bentuk menghadiri rapat, memberikan bantuan dana, tenaga dan lain sebagainya didalam program tersebut, masyarakat juga harus bersikap mandiri. Seperti halnya dalam penelitian ini, bentuk kemandirian masyarakat ditunjukan dalam bentuk perencanaan program yaitu usulan atau ide-ide yang nantinya berguna sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan program pembangunan apa yang tepat dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yang prioritas. Bentuk kemandirian lain yang juga ditunjukan masyarakat
1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
13
dalam mendukung program ini yaitu menjadi pelopor pembangunan jalan tani dan bak penampungan air untuk sarana pengairan sawah dll. C. Sikap Tanggung Jawab Tanggung jawab merupakan sikap yang harus dimiliki oleh setiap warga Negara, khususnya anggota masyarakat dalam pranata social yang
kecil. Tanggung jawab
mengindikasikan sejauh mana integritas (kepribadian/konsistensi diri) seseorang dalam memandang dan menyikapi sesuatu hal tentang diri maupun lingkungannya. Tanggung jawab bukan hanya kepada diri sendiri melainkan kepada lingkungan khusunya kepada anggota masyarakat lainnya. Tanggung jawab merupakan refleksi (pancaran) dari hak dan kewajiban seseorang. Disisi lain manusia memiliki hak yang harus diakui dan dihormati oleh individu lainnya, namun disisi itu pula ia mengemban kewajiban yang harus dilaksanakan terhadap individu lainnya. Dengan adanya keseimbangan tersebut, maka tujuan yang diharapkan manusia dapat terwujud. Ruang lingkup kehidupan bermasyarakat,berbangsa dan bernegara yang terdiri atas pemerintah, warga Negara, wilayah dan pengakuan dari Negara lain tentunya memiliki tujuan yang harus dicapai baik dalam skala kecil maupun secara nasional sebagaimana tujuan nasional bangsa Indonesia yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu “mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan social”. Usaha Negara mewujudkan tujuan ini tentu dibarengi dengan tekat dan kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakatnya. Program nasional pemberdayaan masyarakat mandiri perdesaan yang dilaksanakan di Desa Siliwanga yang menempatkan masyarakat sebagai subjek pembangunannya merupakan salah satu perwujudan tanggung jawab pemerintah terhadap warga negaranya sebagaimana tertuang dalam pasal 27 ayat (2) UUD 1945 yaitu “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan”, tidak lepas dari tanggung jawab pemerintah baik pemerintah pusat, daerah, aparat desa dan masyarakat sasaran program. Tanggung jawab pemerintah dalam program ini dilaksanakan dalam bentuk penyediaan dana bantuan, program pendampingan dan pelatihan bagi kader-kader masyarakat. sedangkan masyarakat adalah elemen yang bertanggung jawab dalam menyusun program, mengelolah, melaksanakan, memanfaatkan dan melestarikan hasil pembangunan. Tanggung jawab masyarakat desa siliwanga dalam program ini tercermin melalui sikap kepedulian untuk memperbaiki kondisi lingkungan yang kurang produktif dengan mengobservasi setiap 1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
14
persoalan yang dirasa dominan dan prioritas bagi masyarakat desa siliwanga serta memiliki pengaruh signifikan terhadap kesejahteraan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Milles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: U.I Press. Rahardjo. 2004. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. H.A.W, Widjaj. 2000. Penerapan Nilai-Nilai Pancasila dan HAM di Indonesia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Winarno. 2007. Paradigma Baru Pendidikan Kewarganegaraan. Panduan Kuliah di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Bumi Aksara.
1
Penulis ini adalah Mahasiswa FKIP Universitas Tadulako Program Studi PPKn, Jurusan Pendidikan IPS, Semester Akhir yang bernama : I Gede Adi Saputra No Stambuk A 32109015. Pembimbing I 3 Pembimbing II 2