PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF METODE PERMAINAN BINGO UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN TUNAS MEKAR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Pencapaian Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: RESTU PERTIWI 1110018300031
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
I,EMBAR PENGESAHAN Skripsi berjudul "Penerapan Pembelajaran
Aktif Metode Permainan Bingo
untuk Nteningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Nlekar", disusun oleh Restu Pertirvi, NIM 1110018300031, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah; Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinvatakan lulus dalam LIjran Munaqasah pada tanggal l6 Januan 2015 dihadapan dervan penguji. Karena itu. penulis berhak memDeroleh gelar sarjana
Sl (S.Pd)
dalam bidang
P.endidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).
Jakarta, l6 Januari 2015
Panitia Ujian Munaqasah Ketua Panitia (Ketua Jurusan)
Tanggal
Dr. Fauzan. MA MP. 19761107 200701 I 013
!?/e:r::t
Sekretaris (Sekretaris Jurusan) Asep Ediana Latip. M.Pd NIP. 19810623 200912 I 003
*/* *u*
Penguji I
29/ bls
Dra. Afidah Mas'ud 198603 2 004
/04
MP. 196t0926 Penguji Il
Firdausi.SSi.MPd
NIP
19690629 200,s01
I 003
't " ""' '"'' "91,r-ot-{ Mengetahui,
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Hrdayatullah Jakarta
9591402 198603 2 001
Tanda Tangan
,rO{uur
W
,W
PENERAPAN PEMBELAJARAN AKTIF METODE PERIT{AINAN BINGO
T]NTI'K MEI\IINGKATKAI\i AKTTVITAS BELAJAR MATEMATIKA SIS1VA KELAS
III
SDN TUNAS MEKAR
Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Saiah Satu Syamt Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh: Restu Pertiwi
NIM. I110018300031
Dibawah Bimbingan
Dr. Gcfar llwirahavu. M.Pd NIP. 1979060t 200604 4 A04
JURUS$I PENDIDIKAN GURU MADRASAII IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBTYA}I I}AI\I KEGURUAN UNIYERSITAS ISLAM NEGERI SYARIT HIDAYATULLAII
JAKARTA 20r5
SURAT PERNYATAAN KARYA
ILMIAII
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Pertiwi
Nama
: Restu
NIM
:
11
Jurusan
:
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Angkatan Tahun
:2010
Alamat
:
10018300031
Kp. Jarnpang Pulo RT. 003/003 Kec. Kemang Kab. Bogor
MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA Bahwa skripsi yang berjudul Penerapan Pembelajaran
Aktif Metode
Permainan Bingo untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Kelas
III
SIIN Tunas Mekar adalah benar hasil karya sendiri di
bawah
bimbingan dosen:
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd
Nama
:
NIP
: 19790601 20A604 2 004
Dosen Jurusan
: Pendidikan
Matematika
Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap menerima segala konsekuensi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya sendiri.
Jakafia,05 Januari 2015 Yang Menyatakan,
ffiremzu IffiMPEL
ffi;*;;;;;
mp Restu Pertiwi
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi berjudul "Penerapsn Pembelajaran
Aktif Metode Permainan
Bingo untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III sDN Tunas Mekar" disusun oleh Restu Pertiwi, NIM. l t 10019300031, jurusan Pendidikan Guru Madrasah IbJidaiyah, Universitas Islam Negeri Jakarta. Telah melakukan bimbingan dan dinyatakan syah sebagai karya ilmiatr yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqosah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakart4 05 Januari 2015
Yang Mengesahkan,
Pembimbing
Dr. Gelar lhivirahavu. M.Pd NrP. 19790601 200604 2 W4
ABSTRAK Restu Pertiwi (1110013800031). “Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar”. Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui 1) Peningkatan aktivitas belajar matematika melalui penerapan pembelajaran aktif metode permainan Bingo. 2) Respon siswa terhadap penerapan pembelajaran aktif metode permainan Bingo pada pembelajaran matematika. Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tunas Mekar tahun ajaran 2014/2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dua siklus dan tiap siklusnya terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi aktivitas, tes hasil belajar, pedoman wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1) Aktivitas belajar matematika siswa dalam mengikuti proses pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran aktif metode permainan Bingo mengalami peningkatan. Pada siklus I rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa sebesar 66% dan meningkat pada siklus II menjadi 85,20%. 2) Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode permainan bingo dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena belajar matematika jadi tidak membosankan tetapi justru menyenangkan dan menantang, dimana matematika menjadi permainan bukan pekerjaan atau tugas. Siswa juga jadi lebih tertarik karena dengan permainan siswa dapat termotivasi untuk bersaing sehat terhadap teman-temannya. Kesimpulan penelitian ini adalah pembelajaran aktif metode permainan Bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Kata kunci: Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo, Aktivitas Belajar Matematika Siswa
i
ABSTRACT Restu Pertiwi (1110013800031). “Implementation of Active Learning with Bingo Games to Improve Students’ Activities in Learning of Mathematics at 3rd grade State Elementary Schools Tunas Mekar”. A Thesis, Primary School Teachers’ Education Departement, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. The purpose of this study was to determine 1) Increased activity of learning mathematics through the application of active learning methods Bingo game. 2) The student response to the application of active learning methods Bingo games on mathematics learning. The research was conducted in SDN Tunas Mekar 2014/2015 academic year. The method used in this research is the Classroom Action Research (CAR) two cycles and each cycle consists of four stages of planning, action, observation, dan reflection. The research instrument used is the observation sheet activity, achievement test, interview sheet, and documentation. Results of the study revealed that 1) Students' mathematics learning activities in the learning process by applying active learning methods Bingo game. In the first cycle the average percentage of students' mathematics learning activity by 66% and increased in the second cycle into 85.20%. 2) Learning mathematics using bingo games can create a fun learning environment for learning mathematics so not boring but rather fun and challenging, where mathematics becomes a game instead of a job or task. Students also become more interested because the games students can be motivated to compete well against his friends. The conclusion of this study is an active learning method Bingo games can improve students' mathematics learning activities. Keywords: Active Learning Method Bingo Games, Activities Learning Math Students
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah segala puji hanya bagi Allah SWT. Tuhan semesta alam yang menggenggam setiap kejadian, penyempurna setiap kebahagiaan, tempatku bersandar dan bersyukur atas seluruh nikmat tanpa batas bilangan. Shalawat serta salam senantiasa menyelimuti Rasullah SAW tercinta beserta seluruh keluarga, sahabat, dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Selama penulisan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan dan hambatan yang dialami. Namun, berkat kerja keras, do’a, dan kesungguhan hati serta dukungan dari berbagai pihak untuk penyelesaian skripsi ini., semua dapat teratasi. Oleh sebab itu, penulis mengucapkan terimakasih kepada: 1.
Dra. Nurlena, MA.,Ph.D selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2.
Dr. Fauzan, MA., Ketua Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3.
Asep Ediana Latip, M.Pd. Sekretaris Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Dr. Gelar Dwirahayu, M.Pd., Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran dan perhatian telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, arahan, dan nasehat bagi penulis.
5.
Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis selama mengikuti perkuliahan, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan mendapatkan keberkahan dari Allah SWT.
6.
Kepala SDN Tunas Mekar, Bapak Bambang Suherman, S.Pd beserta guru dan stafnya yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam proses penelitian skripsi ini.
iii
7.
Teristimewa untuk kedua orang tuaku ayahanda Herdi Suryadi dan ibunda Nengsih yang selalu penulis banggakan. Mereka tak henti-hentinya mendoakan, melimpahkan kasih sayang, dan memberikan dukungan moril maupun materiil kepadaku. Hanya Allah SWT yang dapat membalasnya, semoga penulis dapat memberikan yang terbaik untuk kalian.
8.
Sahabat-sahabatku Roro, Nc, Erien, Fika, Hilma, Vina, Wilky,
Nufus,
Zizah, Fitri, Ai, Lina, Aila, dan teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2010 kelas A dan B yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terimakasih atas kebersamaannya dalam berjuang melewati hari-hari kuliah yang penuh suka duka, semoga persahabatan kita abadi. 9.
Kakak-kakak kelas Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2009 dan 2008, terimakasih atas ketersediaannya dalam memberikan dukungan, kasih sayang, serta perhatian kepada penulis.
10.
Adik-adik kelas Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah angkatan 2011, terimakasih atas ketersediaannya dalam memberikan dukungan, kasih sayang, serta perhatian kepada penulis. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, mudah-
mudahan bantuan, bimbingan, dukungan, semangat, dan do’a yang telah diberikan menjadi pintu datangnya ridho dan kasih sayang Allah SWT di dunia dan akhirat. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi khazanah ilmu pengetahuan umumnya. Aamiin Yaa Rabbal ‘Alalamiin.
Jakarta, Januari 2015
Penulis,
iv
DAFTAR ISI ABSTRAK ............................................................................................................
i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................
iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................
v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ vii DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ viii DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... BAB I
xi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................................
1
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian .............................................
4
C. Pembatasan Fokus Penelitian ............................................................
4
D. Perumusan Masalah Penelitian ..........................................................
5
E. Tujuan Penelitian ...............................................................................
5
F. Manfaat Penelitian ............................................................................
5
BAB II KAJIAN
TEORITIK
DAN
PENGAJUAN
KONSEPTUAL
INTERVENSI TINDAKAN A. Deskripsi Teoritik ..............................................................................
6
1. Aktivitas Belajar .........................................................................
6
a. Pengertian Aktivitas Belajar .................................................
6
b. Jenis-jenis Aktivitas Belajar .................................................
7
c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran .........................................
10
2. Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo ............................
11
a. Pembelajaran Aktif ...............................................................
11
b. Metode Permainan ................................................................
14
c. Metode Permainan Bingo .....................................................
17
3. Operasi Hitung Bilangan ..............................................................
20
a. Penulisan Bilangan dalam Bentuk Panjang ..........................
20
b. Operasi Penjumlahan ............................................................
21
c. Operasi Pengurangan ............................................................
23
d. Menjumlahkan dan Mengurangkan Tiga Bilangan atau Lebih 25 e. Menyelesaikan Soal Cerita ....................................................
v
25
4. Penerapan Metode Permainan Bingo dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika ...................................................... 26 B. Hasil Penelitian yang Relevan ..........................................................
28
C. Kerangka Berpikir .............................................................................
29
D. Hipotesis Penelitian .......................................................................... 32 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..........................................................
33
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian ........................................ 33 C. Subjek Penelitian ..............................................................................
36
D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ......................................
36
E.
Tahapan Intervensi Tindakan ..........................................................
36
F.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ...................................
39
G. Data dan Sumber Data ..................................................................... 39 H. Instrumen Pengumpulan Data .........................................................
40
I.
Teknik Pengumpulan Data ..............................................................
48
J.
Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ..................................................
48
K. Analisis Interpretasi Data ................................................................
49
L.
50
Pengembangan dan Perencanaan Tindakan .....................................
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksaan Penelitian .........................................................
51
B. Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan ..................................
72
C. Keabsahan Data .................................................................................
77
D. Keterbatasan Penelitian ....................................................................
78
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ......................................................................................
79
B. Saran ................................................................................................
79
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 80 LAMPIRAN ......................................................................................................... 82
vi
DAFTAR TABEL Tabel 2.1
Indikator Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 3.1
Rincian Kegiatan Penelitian
Tabel 3.2
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Reliabilitas
Tabel 3.5
Interpretasi Tingkat Kesukaran
Tabel 3.6
Klasifikasi Daya Pembeda
Tabel 3.7
Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa
Tabel 4.1
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus I
Tabel 4.2
Deskriptif Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I
Tabel 4.3
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I
Tabel 4.4
Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I
Tabel 4.5
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus II
Tabel 4.6
Deskriptif Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II
Tabel 4.7
Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II
Tabel 4.8
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
Tabel 4.9
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa
Tabel 4.10
Rekapitulasi Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa
vii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1
Papan Permainan Bingo
Gambar 2.2
Ilustrasi pembagian kelompok
Gambar 2.3
Kerangka Konseptual
Gambar 3.1
Siklus Penelitian Tindakan Kelas
Gambar 3.2
Tahapan dalam Penelitian
Gambar 4.1
Aktivitas Siswa Mengerjakan LKS secara Individu pada Pertemuan ke-1
Gambar 4.2
Aktivitas Siswa saat Melakukan Tanya Jawab
Gambar 4.3
Aktivitas Siswa pada saat Melakukan Permainan Bingo
Gambar 4.4
Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I
Gambar 4.5
Aktivitas Siswa Mengerjakan Soal di Papan Tulis
Gambar 4.6
Aktivitas Siswa Melakukan Permainan Bingo
Gambar 4.7
Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus II
Diagram 4.1
Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Diagram 4.2
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II
viii
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I
83
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa Siklus I
93
Lampiran 3
Soal dan Kunci Jawaban Bingo Babak Penyisihan Siklus I
95
Lampiran 4
Soal dan Kunci Jawaban Bingo Babak Final Siklus I
99
Lampiran 5
Uji Instrumen Siklus I
102
Lampiran 6
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus I
106
Lampiran 7
Soal Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I
107
Lampiran 8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II
108
Lampiran 9
Lembar Kerja Siswa Siklus II
122
Lampiran 10
Soal dan Kunci Jawaban Bingo Babak Penyisihan Siklus II
128
Lampiran 11
Soal dan Kunci Jawaban Bingo Babak Final Siklus II
131
Lampiran 12
Uji Instrumen Siklus II
134
Lampiran 13
Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Siklus II
138
Lampiran 14
Soal Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II
138
Lampiran 15
Lembar Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa
141
Lampiran 16
Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Siklus I dan Siklus II
144
Lampiran 17
Nilai Tes Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
146
Lampiran 18
Lembar Pedoman Wawancara dengan Guru
148
Lampiran 19
Lembar Pedoman Wawancara dengan Siswa
150
ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang dan berusaha beradaptasi dengan gerak perkembangan yang dinamis tersebut. Oleh karenanya pendidikan yang diterapkan pada waktu sekarang tidak akan sama dengan pendidikan pada masa yang lalu ataupun masa yang akan datang. Sehingga akan selalu ada perubahan yang mengarah pada kemajuan pendidikan yang lebih baik. Hal ini seharusnya diikuti keberhasilan kegiatan pembelajaran, baik berupa peningkatan prestasi, motivasi, kreativitas, dan aktivitas peserta didik. Sesuai dengan Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Fungsi Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1 Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi dalam mewujudkan tujuan tersebut. Salah satunya faktor guru dan siswa dalam melaksanakan pembelajaran. Pembelajaran merupakan proses belajar antara guru dan siswa, hubungan interaksi antara guru dan siswa terlihat jelas dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Kegiatan pembelajaran akan berhasil apabila terjadi perubahan tingkah laku pada peserta didik dan sesuai dengan tujuan yang akan di capai. Perubahan tingkah laku pada anak terjadi apabila dalam proses pembelajaran siswa melakukan aktivitas.
1
Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, (Jakarta: Sinar Grafika, 2003), h. 5-6.
1
2
Namun untuk mewujudkan fungsi pendidikan nasional tersebut masih mendapatkan berbagai macam persoalan, salah satunya yaitu masih rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran matematika. Matematika merupakan bagian dari ilmu pengetahuan, sebagai mata pelajaran yang diajarkan pada semua tingkat pendidikan dasar hingga jenjang pendidikan tinggi. Dari masing-masing jenjang tersebut, banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mempelajari matematika sehingga wajar jika matematika termasuk dalam nominasi mata pelajaran yang tidak disenangi bahkan ditakuti oleh sebagian peserta didik. Pembelajaran matematika di kelas pada umumnya lebih mengutamakan pada
penyampaian
informasi
bukan
penekanan
proses
pembelajaran.
Pembelajaran seperti itu kemudian akan melahirkan model pembelajaran pasif dan tidak demokratis, karena peran inti di tangan guru dan bahkan guru seringkali bersikap otoriter. Peserta didik selama ini hanya dianggap anak-anak yang dapat dikembangkan secara mekanik. Dengan sikap guru yang demikian memperkuat daya tekan yang dapat mematikan aspek positif yang semestinya dimiliki siswa. Akibatnya siswa tidak dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal, kehilangan kemampuan mandiri (self-reliance), toleransi terhadap perbedaan pendapat, dan mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di kelas III-A Sekolah Dasar Negeri Tunas Mekar Bogor, terdapat beberapa masalah yang muncul, khususnya dalam proses pembelajaran matematika. Kegiatan pra penelitian ini dilakukan selama kurang lebih dua minggu dan setiap minggunya terdapat dua kali pertemuan untuk pelaksanaan proses pembelajaran matematika. Pembelajaran yang terlihat saat itu ialah pembelajaran konvensional yang hanya terpusat pada guru semata (teacher centered). Disisi lain keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya pun masih sangat rendah. Sehingga aktivitas siswa belum nampak pada saat pembelajaran. Menyikapi hal demikian, seorang guru matematika seharusnya dapat melakukan tindakan alternatif yang berguna untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam
menerima
pembelajaran
matematika.
Sebaiknya
guru
berupaya
3
menciptakan proses pembelajaran yang terpusat pada siswa. Dengan kata lain, guru dapat menerapkan strategi pembelajaran yang memandang siswa sebagai subjek belajar yang dinamis, sedangkan guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Selain itu, selama proses pembelajaran berlangsung, guru juga hendaknya mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga terjadi interaksi antara guru dan siswa. Salah satu strategi pembelajaran yang dianggap tepat untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo. Dengan menerapkan metode permainan diharapkan siswa menjadi aktif berpartisipasi, tidak hanya sebagian siswa tetapi semua siswa yang hadir pembelajaran. Selain itu diharapkan agar komunikasi siswa dengan siswa lain dan guru dapat terjalin dengan baik sehingga pesan yang disampaikan guru sama dengan pesan yang diterima siswa. Ada beberapa jenis metode permainan, salah satunya adalah metode permainan bingo. Permainan ini berupa tabel bernomor, dimana apabila siswa dapat menyelesaikan soal dengan benar dalam deretan secara horisontal, vertikal, maupun diagonal, maka akan mendapatkan poin yang akan berpengaruh terhadap nilai kelompoknya. Dengan bermain, siswa lebih mudah dalam belajar dan termotivasi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dan aktivitas siswa. Selain itu dengan metode ini, diharapkan proses pembelajaran dapat mewadahi siswa untuk bekerja sama, toleransi, saling menghargai, mampu mengendalikan emosi, berkomunikasi serta bersifat kreatif dalam pembelajaran, sehingga lebih mudah menguasai materi pelajaran matematika. Berdasarkan dari uraian di atas peneliti ingin melakukan suatu penelitian tindakan kelas guna meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika melalui pembelajaran aktif metode permainan bingo pada siswa kelas III SDN Tunas Mekar Bogor. Adapun judul penelitian ini yaitu “Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo untuk Meningkatkan Aktitivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar Bogor”.
4
B. Identifikasi Area dan Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat di identifikasikan beberapa masalah yang timbul, antara lain: 1. Rendahnya aktivitas siswa dalam pembelajaran, khususnya dalam mata pelajaran matematika. 2. Matematika merupakan mata pelajaran yang tidak disenangi bahkan ditakuti oleh sebagian peserta didik. 3. Pembelajaran matematika di kelas pada umumnya lebih mengutamakan pada penyampaian informasi bukan penekanan proses pembelajaran. 4. Pembelajaran di SD/MI saat ini masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yang hanya terpusat pada guru semata (teacher centered). 5. Keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya khususnya dalam pelajaran matematika masih sangat rendah. C. Pembatasan Fokus Penelitian Agar penelitian ini lebih terfokus dan terarah, diperlukan adanya pembatasan fokus penelitian. Adapun hal-hal yang dibatasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Metode pembelajaran yang diterapkan adalah metode permainan bingo. Metode tersebut merupakan salah satu metode yang terdapat dalam pembelajaran aktif. 2. Aktivitas siswa dibatasi pada kegiatan yang dilakukan sehari-hari dalam kelas
atau dalam istilah proses belajar mengajar. Aktivitas dalam belajar dilakukan apabila ada guru dan siswa. Aktivitas tersebut berupa memperhatikan, diskusi, mengajukan dan menanggapi pertanyaan, memecahkan masalah, membuat keputusan, menulis serta minat dan antusias siswa dalam proses pembelajaran matematika. D. Perumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan fokus penelitian yang di kemukakan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah yang diajukan adalah:
5
1. Apakah penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa? 2. Apakah penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa? 3. Bagaimana respon siswa terhadap penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo pada pembelajaran matematika? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini yaitu: 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar matematika melalui penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar matematika melalui penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo. 3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo pada pembelajaran matematika. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian terkait penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa ini diharapkan memberikan manfaat, antara lain: 1. Siswa menjadi lebih aktif dan termotivasi dalam kegiatan pembelajaran 2. Siswa berani dalam mengungkapkan pendapat, dan mengajukan pertanyaan, sehingga siswa mendapatkan pengalaman dalam belajar, khususnya dalam pembelajaran matematika. 3. Siswa tidak merasa jenuh atau bosan selama proses pembelajaran berlangsung. 4. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi sekolah (guru) untuk meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa dengan memberikan inovasi baru berupa penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo.
BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL INTERVENSI TINDAKAN
A. Deskripsi Teoritik 1. Aktivitas Belajar a. Pengertian Aktivitas Belajar Dalam proses pembelajaran, keaktifan peserta didik merupakan hal yang sangat penting dan perlu diperhatikan oleh guru sehingga proses pembelajaran yang ditempuh benar-benar memperoleh hasil yang optimal. Keaktifan tersebut dapat terlihat dalam aktivitas belajar siswa. Menurut Mulyono, aktivitas artinya kegiatan atau keaktifan. Segala kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.1 Menurut Slameto dalam Desi Sumiati, dalam proses pembelajaran guru perlu menimbulkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun berbuat. Penerimaan pelajaran jika dengan aktivitas siswa sendiri, kesan itu tidak akan berlalu begitu saja tetapi dipikirkan diolah kemudian dikeluarkan lagi dalam bentuk yang berbeda, atau siswa akan bertanya, mengajukan pendapat, menimbulkan diskusi dengan guru. Dalam berbuat siswa dapat menjalankan perintah, melaksanakan tugas, membuat grafik, diagram, inti sari dari pelajaran yang disajikan oleh guru, bila siswa menjadi partisipasi yang aktif maka ia memiliki ilmu pengetahuan itu dengan baik. Dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dengan peserta didik. Interaksi tersebut menimbulkan aktivitas.2 Membahas mengenai belajar, Sardiman menyebutkan bahwa belajar dalam pengertian luas dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar 1
Anton M. Mulyono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2000), h.
26. 2
Desi Sumiati, ”Studi Tentang Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman”, Maret 2013, h. 5
6
7
dimaksudkan sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya.3 Belajar memerlukan proses dan tahapan serta kematangan diri para siswa. Belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan saja. Baik dilakukan di sekolah secara formal maupun dilakukan di alam sekitar. Sesuai dengan pendapat Masitoh dan Laksmi Dewi yang menjelaskan bahwa belajar merupakan suatu proses atau kegiatan yang dilakukan sehingga membuat suatu perubahan perilaku yang berbentuk kognitif, afektif, maupun psikomotorik4 Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas belajar adalah seluruh kegiatan siswa dalam proses belajar, mulai dari kegiatan fisik sampai psikis yang tergolong dalam kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif. Aktivitas yang timbul dari siswa diharapkan mengakibatkan pula terbentuknya pengetahuan dan keterampilan yang akan mengarah pada peningkatan hasil maupun prestasi belajar peserta didik.
b. Jenis-Jenis Aktivitas dalam Belajar Keinginan untuk mempelajari matematika dapat dilihat dari aktivitas belajar siswa. Aktivitas merupakan hal penting dalam pembelajaran, tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak akan berlangsung dengan baik. Aktivitas siswa tidak hanya dinilai dari partisipasi dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru. Aktivitas siswa juga dapat dilihat dari kemampuan siswa berpikir kritis dan kreatif. Hal demikian dapat terjadi dalam sekolah, karena sekolah adalah salah satu pusat kegiatan belajar. Sekolah merupakan arena untuk mengembangkan 3
Sardiman A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. Ke-19, h. 20-21. 4 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 4.
8
aktivitas. Oleh karena itu, banyak jenis aktivitas yang dapat dilakukan oleh siswa di sekolah. Untuk melihat adanya aktivitas siswa dalam pembelajaran, Paul D. Diedrich membuat suatu daftar yang berisi 177 macam kegiatan siswa, antara lain dapat digolongkan sebagai berikut:5 1) Visual activities, seperti: membaca, memperhatikan gambar, demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain. 2) Oral activities, seperti: menyatakan, merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, mengadakan interview, diskusi, interupsi. 3) Listening activities, seperti mendengarkan uraian, percakapan, diskusi, music, pidato. 4) Writing activities, seperti menulis cerita, karangan, laporan, tes, angket, menyalin. 5) Drawing activities, seperti menggambar, membuat grafik, peta, diagram. 6) Motor activities, seperti melakukan percobaan, membuat konstruksi, model, mereparasi, bermain, berkebun, memelihara binatang, dan sebagainya. 7) Mental activities, seperti menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan. 8) Emosional activities, seperti menaruh minat, merasa bosan, gembira, berani, tenang, gugup. Jadi, dengan klasifikasi seperti diuraikan diatas, menunjukkan bahwa aktivitas disekolah cukup kompleks dan bervariasi. Jika berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah, tentu pembelajaran disekolah akan lebih dinamis, tidak membosankan dan benar-benar menjadi pusat aktivitas belajar yang maksimal.
5
h. 101.
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2002), cet. ke-1,
9
Selain itu keaktifan siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan atau motivasi siswa untuk belajar. Siswa dikatakan memiliki keaktifan apabila ditemukan ciri-ciri perilaku seperti:6 1) Sering bertanya kepada guru atau siswa lain 2) Mau mengerjakan tugas yang diberikan guru 3) Mampu menjawab pertanyaan 4) Senang diberi tugas belajar 5) Berani maju ke depan kelas tanpa disuruh oleh guru 6) Siswa berbuat sesuatu untuk memahami materi pembelajaran 7) Pengetahuan dipelajari, dialami, dan ditemukan oleh siswa 8) Mencoba sendiri konsep-konsep 9) Siswa mengomunikasikan hasil pemikirannya. Lebih lanjut dapat dijelaskan indikator keaktifan siswa dalam proses pembelajaran adalah: 1. Siswa tidak hanya menerima informasi tetapi lebih banyak mencari dan memberikan informasi. 2. Siswa banyak mengajukan pertanyaan baik kepada guru maupun kepada siswa lainnya. 3. Siswa lebih banyak mengajukan pendapat terhadap informasi yang disampaikan oleh guru atau siswa lain. 4. Siswa memberikan respon yang nyata terhadap stimulus belajar yang dilakukan guru. 5. Siswa berkesempatan melakukan penilaian sendiri terhadap hasil pekerjaannya, sekaligus
memperbaiki
dan menyempurnakan hasil
pekerjaan yang belum sempurna. 6. Siswa membuat kesimpulan pelajaran dengan bahasanya sendiri. 6
Wasik Islamiyah, Aktivitas Belajar, diakses dari https://www.academia.edu/4570365/Aktivitas_Belajar, pada tanggal 19 Agustus 2014 pukul 10.47.
10
7. Siswa memanfaatkan sumber belajar atau lingkungan belajar yang ada disekitarnya secara optimal. Dari ciri-ciri diatas, perlu diperhatikan bahwa peserta didik belajar dengan gaya belajar masing-masing. Sehingga kepekaan dan keahlian guru dalam menentukan strategi dan metode pembelajaran sangatlah penting agar aktivitas belajar siswa lebih optimal. Prinsip aktivitas yang diuraikan di atas didasarkan pada pandangan psikologis bahwa segala pengetahuan harus diperoleh melalui pengamatan (mendengar, melihat, meraba, dan sebagainya) sendiri dan pengalaman sendiri.
c. Nilai Aktivitas dalam Pengajaran Aktivitas siswa merupakan salah satu aspek yang penting diperhatikan untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada proses pembelajaran. Sehingga, suatu aktivitas memiliki beberapa nilai bagi pengajaran. Cucu Suhana menjelaskan bahwa aktivitas dalam belajar memberikan nilai tambah (added value) bagi peserta didik, antara lain:7 1) Peserta didik memiliki kesadaran (awareness) untuk belajar sebagai wujud adanya motivasi internal atau driving force untuk belajar sejati. 2) Peserta didik mencari pengalaman dan langsung mengalami sendiri, yang dapat memberikan dampak terhadap pembentukan pribadi yang integral. 3) Menumbuhkembangkan
sikap disiplin dan suasana belajar
yang
demokratis dikalangan peserta didik. 4) Pembelajaran
dilaksanakan
menumbuhkembangkan
secara
pemahaman
kongkrit dan
sehingga
berpikir
kritis
dapat serta
menghindarkan terjadinya verbalisme. 5) Menumbuhkembangkan sikap kooperatif di kalangan peserta didik, sehingga sekolah menjadi hidup, sejalan, serasi dengan kehidupan masyarakat disekitarnya.
7
Cucu Suhana, Konsep Strategi Pembelajaran, (Bandung: PT. Refika Aditama, 2014), Cet. keempat, h. 22.
11
Nilai-nilai aktivitas tersebut diatas menegaskan kembali bahwa pelajaran tidak berpusat pada guru saja, melainkan siswa dituntut aktif dalam proses belajar. Dengan demikian, pengajaran yang menjadikan aktivitas sebagai acuannya dapat berdampak positif bagi siswa.
2. Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo a. Pembelajaran Aktif Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Selanjutnya, Kunandar menjelaskan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik.8 Dalam pembelajaran tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku bagi peserta didik. Disisi lain, menurut Mohammad Surya pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.9 Corey pun menyebutkan bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu. Pembelajaran merupakan subjek khusus dari pendidikan.10 Mencermati beberapa konsep pembelajaran sebagaimana yang dikemukakan diatas, dapat dimaknai bahwa didalam pembelajaran terdapat interaksi antara peserta didik dan pendidik, melibatkan unsur-unsur yang
8
Kunandar, Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007), h. 287. 9 Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2009), h. 8. 10 Masitoh dan Laksmi Dewi. Ibid., h. 9.
12
saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan atau kompetensi yang diharapkan. Belajar aktif menuntut siswa untuk bersemangat, gesit, menyenangkan, dan penuh gairah, bahkan siswa sering meninggalkan tempat duduk untuk bergerak leluasa dan berfikir keras (moving around and thinking aloud). Selama proses belajar siswa dapat beraktivitas, bergerak dan melakukan sesuatu dengan aktif. Hal tersebut didukung oleh pernyataan Pat Hollingsworth dan Gina Lewis, yang menjelaskan bahwa siswa belajar aktif ketika mereka secara terus menerus terlibat, baik secara mental ataupun fisik. Pembelajaran aktif itu penuh semangat, hidup, giat, berkesinambung, kuat, dan efektif. Pembelajaran aktif melibatkan pembelajaran yang terjadi ketika siswa bersemangat, siap secara mental, dan bisa memahami pengalaman yang dialami.11 Belajar aktif adalah salah satu cara untuk mengikat informasi yang baru kemudian menyimpannya dalam otak. Faktor kelemahan otak manusia untuk menyimpannya informasi baru cepat dilupakan, sebagaimana terdapat dalam konsep belajar aktif menurut Confusius filosof kenamaan dari Cina, mengatakan: Apa yang saya dengar, saya lupa Apa yang saya lihat, saya ingat Apa yang saya lakukan, saya pahami. Dalam pembelajaran aktif, cara belajar dengan mendengar saja akan cepat lupa, dengan mendengar dan melihat akan ingat sedikit, dengan mendenggar dan melihat akan ingat sedikit, dengan mendengar, melihat, dan mendiskusikan dengan siswa lain akan paham, dengan cara mendengar, melihat, diskusi, dan melakukan akan memperoleh pengetahuan dan keterampilan. Melvin L. Silberman telah memodifikasi dan memperluas pernyataan Confisius tersebut menjadi apa yang ia sebut paham belajar aktif, 11
Pat Hollingsworth dan Gina Lewis, Pembelajaran Aktif, Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas, (Jakarta: PT. Indeks, 2008), h. viii.
13
Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami. Dari yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan. Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.12 Ada beberapa alasan yang dikemukakan mengenai penyebab kebanyakan orang cenderung melupakan apa yang mereka dengar. Salah satu jawaban yang menarik adalah karena adanya perbedaan antara kecepatan berbicara guru dengan tingkat kemampuan siswa terhadap apa yang disampaikan guru. Mel Silberman menjelaskan bahwa pada umumnya guru berbicara dengan kecepatan 100-200 kata per menit, sementara anak didik hanya mampu mendengarkan dengan penuh perhatian terhadap 50-100 kata per menitnya, karena siswa mendengarkan pembicaraan guru sambil berfikir.13 Jadi dari definisi terkait belajar aktif yang telah dipaparkan, maka dalam pembelajaran aktif, proses pembelajaran haruslah menumbuhkan suasana
sedemikian
rupa
sehingga
peserta
didik
aktif
bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Belajar memang proses aktif bagi siswa untuk membangun proses pengetahuannya, bukan proses pasif yang hanya menerima ceramah guru dari materi yang diajarkan. Seperti yang diungkapkan oleh Dimyati, bahwa sekolah yang melakukan pembelajaran aktif dengan baik harus mempunyai karakteristik, yaitu pembelajaran berpusat pada siswa, guru membimbing dalam terjadinya pengalaman pembelajaran, tujuan kegiatan tidak hanya sekedar mengejar standar akademis, pengelolaan kegiatan pembelajaran, dan penilaian.14
12
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Jakarta: Nuansa, 2012), cet. VI, h. 23. 13 Melvin L. Silberman, Ibid., h. 24. 14 Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), h. 120-121.
14
Siswa berperan aktif dalam mengembangkan cara-cara belajar mandiri dan guru bukan satu-satunya sumber informasi dalam proses pembelajaran, guru hanya membimbing siswa, memotivasi siswa untuk memperoleh pengetahuan keterampilannya melalui usaha mereka sendiri sehingga proses belajar lebih bermakna untuk siswa. Pembelajaran aktif mengacu kepada bagaimana menciptakan proses pembelajaran yang memperbanyak aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber, untuk dibahas dalam proses pembelajaran dalam kelas, sehingga memperoleh berbagai pengalaman yang tidak saja menambah pengetahuan, tapi juga kemampuan analisis dan sintesis. Secara umum pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya beberapa hal. Pertama, penekanan proses pembelajaran bukan pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang dibahas. Kedua, peserta didik tidak hanya mendengarkan materi secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi pembelajaran. Ketiga, penekanan pada eksplorasi nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran, selain itu peserta didik lebih banyak dituntut untuk berpikir kritis, menganalisa, dan melakukan evaluasi, sehingga umpanbalik yang lebih cepat akan terjadi pada proses pembelajaran.
b. Metode Permainan Metode mengajar dapat diartikan sebagai cara yang digunakan oleh guru dalam mengadakan interaksi dengan siswa pada saat berlangsungnya proses pembelajaran, hal tersebut dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam kegiatan belajar mengajar metode perlu diperlukan oleh guru, penggunaan bervariasi sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setelah pengajaran berakhir. Menurut Ali Hamzah dan Muhlisrarini, metode adalah suatu cara yang teratur atau yang telah dipikirkan secara mendalam untk digunakan dalam mencapai suatu tujuan. jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan
15
pendidikan.15 Maka, metode didefinisikan sebagai seperangkat cara ataupun jalan yang digunakan oleh pendidik dalam proses pembelajaran agar peserta didik mencapai tujuan pembelajaran atau kompetensi tertentu yang dirumuskan dalam perencanaan pembelajaran. Sedangkan membahas mengenai permainan, kebanyakan orang menganggap bahwa permainan atau bermain hanyalah sebagai kegiatan yang tidak memiliki manfaat dan hanya dianggap sebagai kegiatan yang dilakukan oleh anak untuk mengisi waktu luang. Sejalan dengan perkembangannya, ilmu pengetahuan dan para ahli pun mulai mengemukakan pendapat mengenai manfaat bermain sebagai nilai praktis yang mendukung perkembangan anak, para ilmuan telah menunjukkan bahwa bermain merupakan pengalaman belajar yang berharga. Maka bermain tidak lagi dianggap sebagai kegiatan yang membuang-buang waktu. Sedangkan definisi khusus mengenai permainan ialah setiap kontes antara para pemain yang berinteraksi satu sama lain dengan mengkuti aturan-aturan tertentu untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula.16 Menurut Ruslin Badru, bermain merupakan cara bagi anak untuk memperoleh
pengetahuan
tentang
segala
sesuatu.
Bermain
akan
menumbuhkan anak untuk melakukan eksplorasi, melatih pertumbuhan fisik serta imajinasi, serta memberikan peluang yang luas untuk berinteraksi dengan orang dewasa dan ternan lainnya, mengembangkan kemampuan berbahasa dan menambah kata-kata, serta membuat belajar yang dilakukan sebagai belajar yang sangat menyenangkan.17 Selain itu, Frobel lebih menekankan pentingnya bermain dalam belajar karena berdasarkan pengalamannya sebagai guru, dia menyadari bahwa
15
Ali Hamzah dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2014) h. 257. 16 Arief S. Sadiman dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007), h. 75. 17 Ruslin Badru, “Pengembangan Model Pelatihan Permainan Tradisional Edukatif Berbasis Potensi Lokal dalam Meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan Orang Tua Anak Usia Dini di Paud Kota Gorontalo”, dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 08, No. 1, 2011, h. 71.
16
kegiatan bermain maupun mainan yang dinikmati anak dapat digunakan untuk menarik perhatian serta mengembangkan pengetahuan mereka.18 Permainan sebagai metode pembelajaran juga memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1. Permainan adalah sesuatu yang menyenangkan untuk dilakukan, sesuatu yang menyenangkan (menghibur) 2. Permainan memungkinkan adanya partisipatif aktif dari siswa untuk belajar 3. Permainan dapat memberikan umpan balik langsung 4. Permainan bersifat luwes, yaitu permainan yang dapat dipakai untuk berbagai tujuan pendidikan dengan mengubah sedikit alat, aturan, maupun persoalannya 5. Permainan dapat dengan mudah dibuat dan diperbanyak.19 Melihat dari sisi kelebihan permainan sebagai metode pembelajaran, maka metode permainan ini dapat bermanfaat bagi siswa, karena dengan permainan ini dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, berfikir kritis, dan kreatif. Siswa juga akan termotivasi untuk belajar berhitung dan semangat saat belajar melalui permainan yang menyenangkan dan menantang tersebut. Dengan demikian nampak bahwa metode permainan dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. Dan apabila dikaitkan dalam pembelajaran, maka metode permainan merupakan salah satu cara untuk menyajikan bahan pengajaran dengan memposisikan siswa sebagai pemain yang dapat berinteraksi satu sama lain dengan mengikuti aturan-aturan tertentu dan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu pula. Tujuan yang dimaksud dapat berupa tujuan instruksional matematika yang menyangkut aspek kognitif, psikomotorik, ataupun afektif.
18
Mayke S. Tedjasaputra, Bermain, Mainan, dan Permainan (Jakarta: Grasindo 2006), h.
19
Arief S. Sadiman dkk., Media Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada 2007),
1-2. h. 78-81.
17
c. Metode Permainan Bingo Metode permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika tidaklah sedikit. Salah satu metode permainan tersebut adalah metode permainan bingo, metode ini diadopsi dari pembelajaran aktif yang dikembangkan oleh Melvin L. Silberman. Ia, menyebutkan bahwa metode ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran, dengan menggunakan format permainan bingo.20 Selain itu Melvin L. Silberman juga menyebutkan terkait prosedur dan variasi metode permainan bingo, diantaranya:21 1) Prosedur Permainan Bingo Metode permainan bingo dapat diterapkan dengan langkah-langkah sebagai berikut: a) Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran anda yang bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam mata pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh istilahnya: Angka penyebut yang paling sedikit, Hieroglifik, Inflasi, Otokrasi, Database, Hokum humurabi, Byte, dan lain-lain. b) Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan dengan huruf B-I-N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini mesti mirip betul dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah tengah “Kosong”). c) Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang siswa memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan benar, maka dia dapat mengisi celah tersebut. d) Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal), siswa tersebut boleh meneriakkan “Bingo”. Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah tersebut terisi.
20
Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Jakarta: Nuansa, 2012), cet. VI, h. 265. 21 Melvin L. Silberman, Ibid., h. 265-266.
18
19
kelompok pemenang dari tiap grup akan di adu kembali dalam babak final dan didapatkan sebuah kelompok sebagai pemenang. Pembagian kelompok dapat dilihat pada gambar berikut. Jumlah siswa kelas III B = 20 siswa
A
B
Berkompetisi
C
D
Berkompetisi
Kelompok yang menang akan masuk final Gambar 2.2 Ilustrasi pembagian kelompok
Para pemain memilih angka yang terdapat dalam papan bingo dan dapat beradu strategi untuk mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan baik secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. Namun apabila kesempatan tersebut tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain jawabannya salah, maka strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan menutup jalan (memilih angka) agar kelompok lawan pun tidak dapat membuat deretan angka secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. Bagi kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar akan menempelkan simbol kelompok diatas papan bingo hingga membuat deretan secara horizontal, vertikal, atau diagonal, kemudian berteriak “BINGO” dan kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang.
20
21
b. Operasi Penjumlahan Ketika sudah mengenal bentuk panjang suatu bilangan. Bentuk panjang tersebut akan digunakan untuk menjumlahkan bilangan. Khususnya bilangan tiga angka. 1) Menjumlahkan Tanpa Teknik Menyimpan Menjumlahkan bilangan tiga angka, dapat dilakukan dengan cara bersusun panjang dan pendek. Langkah-langkah penjumlahan bersusun panjang adalah sebagai berikut: a) Uraikan bilangan menjadi bentuk panjangnya. b) Jumlahkan satuan dengan satuan; puluhan dengan puluhan; ratusan dengan ratusan. c) Jumlahkan seluruh hasil yang diperoleh. Sedangkan langkah-langkah penjumlahan bersusun pendek adalah sebagai berikut: a) Susunlah ke bawah bilangan-bilangan yang akan dijumlahkan. b) Jumlahkan satuan dan satuan; puluhan dan puluhan; ratusan dan ratusan. Agar lebih jelas, mari perhatikan contoh berikut! 273 + 326 = …. Jawab: (1) Cara bersusun panjang 273 = 200 + 70 +3 326 = 300 + 20 + 6
+
500 + 90 + 9 = 599 (2) Cara bersusun pendek 273 326 + 599 3+6=9 7+2=9 2+3=5
Jadi, 273 + 326 = 599
22
2) Menjumlahkan dengan Satu Kali Teknik Menyimpan a) Menjumlahkan dua bilangan Untuk menjumlahkan dua bilangan dengan teknik menyimpan, bisa gunakan cara bersusun pendek. Agar lebih jelas, perhatikan contoh berikut! 368 + 25 Jawab: 1
368 25 + 393 8 + 5 = 13, ditulis 3 simpan 1 1+ 6 + 2 = 9 Jadi, 368 + 25 = 393 b) Menjumlahkan tiga bilangan, dapat dilakukan dengan cara bertahap atau cara langsung. Perhatikan contoh berikut! 27 + 49 + 601 = …. Jawab: Cara bertahap Jumlahkan 27 + 49, kemudian hasilnya ditambah 601. Langkah 1
Langkah 2
1
76 601 + 677
27 49 + 76 Cara langsung: 1
27 49 601 + 677 7 + 9 + 1 = 17, tulis 7 simpan 1 1+2+4+0=7 Jadi, 27 + 49 + 601 = 677
23
24
25
d. Menjumlahkan dan Mengurangkan Tiga Bilangan atau Lebih Bagaimanakah cara menghitung 438 + 275 – 321? Soal ini diselesaikan dengan langkah penjumlahan dan pengurangan sekaligus dengan aturan sebagai berikut. 1) Jika penjumlahan di depan pengurangan, kerjakan dahulu penjumlahan. 2) Jika pengurangan di depan penjumlahan, kerjakan dahulu.
e. Menyelesaikan Soal Cerita Dalam kehidupan sehari-hari, kita menemukan banyak persoalan penjumlahan dan pengurangan. Tentunya, kita harus bisa menyelesaikannya. Untuk itu, mari kita perhatikan contoh-contoh berikut! Contoh: Di suatu daerah jumlah penduduk laki-laki 372 orang dan perempuan 149 orang. Jika yang ikut transmigrasi sebanyak 245 orang. Berapa orang penduduk daerah tersebut sekarang? Jawab: Kalimat matematika penyelesaian di atas adalah: 372 + 149 – 245 = …. Kerjakan 372 + 149 dahulu, kemudian hasilnya dikurangi 245. Langkah 1 1 1
372 Dalam pe 149+ 521
Langkah 2 4 11
521 245+ 276
Dalam penelitian ini, seluruh materi yang telah dijabarkan diatas akan dijelaskan oleh guru. Dan setelah itu permainan bingo pun akan dimulai. Permainan bingo ini akan mengemas pertanyaan sesuai materi yang telah dijelaskan, pertanyaan terdapat dalam kartu bingo. Angka yang telah dipilih pada papan bingo menunjukan amgka yang terdapat dalam kartu bingo, dan siswa atau kelompok yang memilih angka tersebut haruslah menjawab pertanyaan dengan benar demi mencapai sebuah deretan secara horizontal, diagonal, maupun vertikal.
26
4. Penerapan Metode Permainan Bingo dapat Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit untuk dipelajari oleh beberapa siswa disekolah, apalagi dengan rumus-rumus atau persoalan dalam matematika terlalu banyak dan sukar untuk dipahami. Selain itu siswa merasa bosan dengan pembelajaran matematika yang monoton, sehingga siswa pun cenderung tidak menyukai matematika. Agar hal tersebut tidak terus berulang maka para guru senantiasa selalu mencoba dan terus berusaha mencari metode atau strategi yang tepat yang sesuai dengan materi dalam pelajaran matematika, sehingga proses belajar mengajar akan lebih efisien, efektif, dan bermakna. Para guru juga selalu berusaha kreatif mencari strategi pembelajaran yang menarik, menyenangkan dan bervariasi sehingga dapat menghidupkan aktivas siswa dan akhirnya menumbuhkan minat siswa untuk lebih menyenangi pelajaran matematika dan terus ingin belajar matematika agar dapat mencapai keberhasilan yang terus membaik dan dapat mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran aktif metode permainan bingo merupakan salah satu strategi pembelajaran yang menyenangkan, rileks dan menarik yang diyakini dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, dapat membuat siswa menjadi lebih aktif, lebih berani dalam mengungkapkan gagasan, dan lebih rileks karena adanya doingmath dalam proses pembelajaran. Penerapan metode permainan bingo dalam pembelajaran matematika akan terlihat dalam penyelesaian soal-soal yang terdapat dalam papan bingo. Sebelum melakukan permainan, guru menjelaskan tentang materi yang akan dibahas, setelah itu guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan permainan bingo pun dimulai. Dalam pelaksanaan pembelajaran ini terdapat beberapa jenis aktivitas belajar yang akan diamati. Aktivitas tersebut mencakup aktivitas fisik dan aktivitas mental yang saling berkaitan hingga membuahkan aktivitas belajar yang optimal. Akan tetapi aktivitas mental cukup sulit untuk diamati secara langsung.
27
Ketika seorang siswa berpikir mengenai pemecahan masalah, maka siswa sedang melakukan aktivitas mental. Proses berlangsungnya aktivitas mental tersebut sulit untuk diamati secara langsung, namun peneliti merujuk pada teori Paul D. Dierich bahwa dampak dari aktivitas tersebut dapat dilihat dari jawaban yang dikemukakan siswa atau pertanyaan yang diajukan siswa sebagai bentuk kegiatan menanggapi permasalahan. Selain itu, kemampuan siswa dalam mengingat informasi dan memecahkan soal menurutnya juga dipandang sebagai hasil aktivitas mental siswa yang dapat diamati. Berdasarkan kondisi tersebut, maka pada penelitian ini aktivitas yang diamati meliputi aktivitas fisik dan mental yang dijabarkan dalam klasifikasi aktivitas belajar menurut Paul D. Dierich. Kemudian, peneliti kembali membatasi klasifikasi aktivitas belajar tersebut berdasarkan indikator aktivitas belajar yang akan muncul dalam penerapan metode permainan bingo ini. Indikator aktivitas tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: Tabel 2.1 Indikator Aktivitas Belajar Siswa No. 1.
2.
3.
4. 5. 6.
Jenis Aktivitas Visual Activities
Indikator Aktivitas Belajar Siswa (1) Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. (2) Memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman. Oral Activities (1) Berdiskusi dalam kegiatan kelompok. (2) Mengajukan pertanyaan. (3) Menanggapi penjelasan/menjawab pertanyaan guru atau teman. Mental Activities (1) Memecahkan/menyelesaikan soal yang didapatkan. (2) Mengambil keputusan atas keberagaman pendapat dan keinginan antar siswa. Writing Activities (1) Menuliskan proses atau cara dalam menemukan jawaban. Motor Activities (1) Menempelkan simbol kelompok kedalam papan bingo. Emotional Activities (1) Semangat dan antusias siswa selama belajar.
28
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar khususnya melalui penerapan metode permainan bingo dalam pembelajaran matematika ini. Dalam penerapan metode tersebut, peserta didik diajak untuk turut serta dan berperan aktif dalam semua proses pembelajaran hingga seluruh aktivitas yang diharapkan dapatlah terwujud. Berdasarkan uraian di atas maka dapat diasumsikan bahwa pembelajaran matematika dengan menggunakan pembelajaran aktif metode permainan bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penerapan permainan bingo ini telah di uji cobakan oleh Bety Rosidah dengan judul penelitian “Pengaruh Aktivitas Siswa dalam Pelaksanaan Model Pembelajaran Bingo terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPS SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Hasil penelitian dari aktivitas-aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran bingo yang diterapkan pada kelas VII termasuk dalam kriteria aktif dengan rata-rata skor aktivitas belajar siswa sebesar 41. Para siswa mulai menunjukkan keaktifan belajarnya sejak awal. Dimulai dari tahap pembagian kelompok belajar hingga tahap permainan merebutkan skor kelompok. Siswa juga dapat belajar secara individu, beraktivitas dalam kelompok, menyampaikan pendapat secara lisan, dan kemampuan berfikir dalam memecahkan masalah, serta andil dalam tim untuk menjadi yang pertama. Selain itu dari hasil penelitian dijelaskan bahwa ada pengaruh positif antara aktivitas belajar siswa dalam pelaksanaan model pembelajaran permainan bingo terhadap hasil belajar. Dalam proses pembelajaran permainan bingo menimbulkan sikap aktif kepada siswa, sehingga salah satu cara yang ditempuh oleh siswa yaitu dengan meningkatkan keaktifan didalam proses pembelajaran. Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran dapat menyelesaikan masalah dengan cepat, tepat, dan dapat meningkatkan hasil belajar. Siswa yang aktif dalam model pembelajaran yang inovatif seperti model pembelajaran permainan bingo
29
tersebut dapat melatih siswa menyelesaikan masalah-masalah yang ditemui dalam proses belajar dan menghargai waktu untuk belajar sehingga dapat memperoleh hasil belajar optimal.
C. Kerangka Berpikir Matematika merupakan mata pelajaran yang mempunyai peranan penting, baik dalam kehidupan akademis maupun kehidupan sehari-hari. Namun sayangnya pembelajaran di SD/MI saat ini masih banyak menggunakan pembelajaran konvensional yang hanya terpusat pada guru semata (teacher centered). Pembelajaran ini masih sering diterapkan oleh guru dengan alasan pembelajaran ini adalah yang paling praktis dan tidak menyita waktu yang banyak, sehingga siswa tidak dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal, siswa menjadi pasif, kehilangan kemampuan mandiri (self-reliance), kurangnya toleransi terhadap perbedaan pendapat, serta tidak berani mengambil keputusan yang bertanggung jawab. Disisi lain keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya pun masih sangat rendah. Sehingga aktivitas siswa belum nampak pada saat pembelajaran. Dalam lembaga pendidikan formal, guru diharapkan dapat mengajar dan mendidik siswanya dengan tidak mengabaikan proses atau aktivitas yang terjadi dalam pembelajaran. Aktivitas dalam pembelajaran juga memiliki peranan yang penting demi terwujudnya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Salah satu cara terbaik untuk menghidupkan aktivitas belajar tersebut ialah dengan memberikan kegiatan yang menantang, menyenangkan, serta menyediakan bahan pelajaran yang majemuk yang melibatkan siswa secara aktif. Hal tersebut dapat ditemukan dalam penerapan metode permainan. Secara psikologis dan pendagogis, ada nilainilai yang sangat berharga yang anak dapatkan dalam bermain, diantaranya:23
23
Syamsu Yusuf, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004, Cet. 5, h. 172.
30
1. Anak memperoleh perasaan senang, puas, bangga 2. Anak dapat mengembangkan sikap percaya diri, tanggung jawab, dan kooperatif (bekerja sama) 3. Anak dapat mengembangkan daya fantasi, atau kreativitas 4. Anak dapat mengenal aturan, atau norma yang berlaku dalam kelompok serta belajar untuk menaatinya 5. Anak dapat memahami bahwa dirinya maupun orang lain, sama-sama mempunyai kelebihan dan kekurangan, 6. Anak dapat mengembangkan sikap sportif, tenggang rasa, atau toleran terhadap orang lain. Salah satu metode permainan yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika adalah permainan bingo. Permainan bingo ini bermanfaat bagi siswa karena dapat merangsang berfikir siswa dalam memecahkan permasalahan terutama dalam berhitung, menumbuhkan sikap percaya diri sehingga mampu mengemukakan gagasan atau pertanyaan, berani mengambil keputusan, serta menumbuhkan sikap kooperatif dalam berdiskusi dan berkompetisi antar kelompok dalam pembelajaran. Permainan bingo yang digunakan dalam pembelajaran matematika ini bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami konsep tentang penjumlahan dan pengurangan, karena melalui permainan kegiatan belajar mengajar dikelas menjadi lebih menyenangkan dan image siswa yang menyatakan bahwa belajar matematika sulit dapat berubah menjadi belajar matematika itu asyik. Dengan demikian, diharapkan
pembelajaran matematika dengan
menggunakan metode permainan bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.
31
Berdasarkan kerangka berfikir di atas dapat disimpulkan dengan bagan kerangka konseptual berikut:
Teacher Centered
Siswa menjadi pasif Kehilangan kemampuan mandiri (self-reliance) Kurangnya toleransi terhadap perbedaan pendapat Tidak berani mengambil keputusan yang bertanggung jawab Keberanian dan inisiatif siswa untuk bertanya masih sangat rendah.
Aktivitas siswa rendah
Metode Permainan Bingo
Visual Activities Oral Activities Mental Activities Writing Activities Emotional Activities
1. Merangsang berfikir siswa untuk memecahkan permasalahan 2. Menumbuhkan sikap percaya diri 3. Berani mengambil keputusan 4. Menumbuhkan sikap kooperatif dalam berdiskusi 5. Menumbuhkan sikap kompetisi antar kelompok dalam pembelajaran.
Aktivitas belajar siswa meningkat
Gambar 2.3 Kerangka Konseptual
32
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kajian teoritik dan penyusunan kerangka berpikir yang telah dipaparkan, maka dirumuskan hipotesis penelitian yaitu dengan menerapkan pembelajaran aktif metode permainan bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tunas Mekar yang berlokasi di jalan Jabon Mekar RT.02/05 Kecamatan Parung Kabupaten Bogor. Adapun waktu penelitian ini dimulai dari bulan September-Oktober 2014. Berikut merupakan rincian kegiatan penelitian: Tabel 3.1 Rincian Kegiatan Penelitian Kegiatan
Apr
Mei
Persiapan dan perencanaan
√
√
Jun
Jul
Agus
Sep
Okt
Nov
√
√
√ √
Observasi
√
Kegiatan Penelitian Analisis Data
√
Laporan Penelitian
B. Metode dan Rancangan Siklus Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK berusaha mengkaji dan merefleksi suatu pendekatan, strategi, model ataupun teknik pembelajaran dengan tujuan untuk meningkatkan proses dan produk pelajaran di kelas. Peneliti memilih metode PTK karena pada saat observasi awal, ditemukan permasalahan pada pembelajaran di kelas yang pada umumnya lebih mengutamakan pada penyampaian informasi bukan penekanan proses pembelajaran. Pembelajaran seperti itu kemudian melahirkan model pembelajaran pasif, akibatnya siswa pun tidak dapat melakukan aktivitas belajar secara optimal. Oleh karena itu peneliti memilih metode penelitian tindakan kelas untuk memperbaiki proses pembelajaran yang memberikan pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa. Selain itu Hopkins menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas
33
34
adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.1 Penelitian ini diawali dengan melakukan penelitian pendahuluan (Pra Penelitian) dan akan dilanjutkan dengan 2 siklus. Menurut Kunandar, dalam setiap siklus terdiri dari tahapan perencanaan (planning), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection).2 Adapun kerangka dari setiap tahapan yang akan menjadi gambaran dari proses penelitian ini meliputi: 1. Perencanaan (Planning) Pada tahap ini, peneliti merencanakan tindakan berdasarkan tujuan penelitian. Selain itu, peneliti menyiapkan skenario pembelajaran berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), instrumen penelitian yang terdiri atas lembar kerja siswa (LKS), tes akhir siklus, lembar observasi, dan pedoman wawancara. 2. Tindakan (Action) Dalam pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan kolaborasi dengan guru kelas yang mengajar matematika. Pelaku tindakan adalah peneliti, sedangkan observer adalah guru kelas yang mengajar matematika. Pada tahap ini digunakan rancangan metode dan RPP yang sudah disusun pada tahap perencanaan. 3. Pengamatan (Observation) Tahap ketiga dilakukan selama tahap pelaksanaan tindakan. Peneliti dengan dibantu seorang observer mengamati segala aktivitas dan respon siswa terhadap skenario pembelajaran yang telah dibuat peneliti dengan menggunakan lembar observasi. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan mengamati, mengenali, dan mendokumentasikan segala aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
1
Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosda Karya Offset, 2009), h. 11. 2 Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010), Cet. Ke-5, h. 63.
36
C. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas III-B dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 11 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Alasan pemilihan subjek penelitian pada kelas III-B berdasarkan belum terlaksananya pembelajaran operasi penjumlahan dan pengurangan, selain itu pada saat observasi awal peneliti melihat terdapat permasalahan mengenai rendahnya aktivitas belajar siswa. Hal ini dikarenakan metode guru dalam mengajar yang bersifat teacher centered sehingga pembelajaran pun berlangsung pasif. D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian Peran peneliti dalam penelitian ini sebagai pengkaji permasalahan, mendiagnosis masalah, perencana tindakan, dan pelaksana tindakan. Dan berkolaborasi dengan guru matematika yang mengajar dikelas III, untuk bersamasama meneliti dan menganalisis data yang diperoleh. Pada penelitian ini dibantu pula oleh seorang observer yang mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran sekaligus sebagai sumber data guna menguji keabsahan data. Peneliti, guru kelas dan guru bidang studi, masing-masing memiliki kedudukan yang setara, artinya masing-masing mempunyai peran dan tanggung jawab yang saling membutuhkan satu sama lain dan saling melengkapi untuk mencapai tujuan. E. Tahapan Intervensi Tindakan Sebelum penelitian tindakan kelas ini dilakukan, peneliti melakukan penelitian pendahuluan (pra penelitian), kemudian akan dilanjutkan dalam dua siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu tahap perencanaan tindakan, tahap pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan atau observasi, dan tahap refleksi terhadap tindakan. Jika pada saat refleksi dari siklus I terdapat masalah dalam tindakan, dan indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan tindakan ulang melalui siklus berikutnya (siklus II) yang meliputi tahap perencanaan tindakan, tahap
37
pelaksanaan tindakan, tahap pengamatan atau observasi, dan tahap refleksi terhadap tindakan dengan hasil dari siklus I sebagai acuannya. Jika pada saat refleksi dari siklus II terdapat masalah dalam tindakan, dan indikator keberhasilan belum tercapai, maka dilakukan tindakan ulang melalui siklus III, dimana hasil refleksi siklus II sebagai acuannya. Tetapi, jika pada saat refleksi dari siklus II sudah tidak ditemukan masalah, dan indikator keberhasilan sudah tercapai, maka penelitian dicukupkan dan diberhentikan. Adapun tahap penelitian tindakan kelas yang akan dilaksanakan digambarkan sebagai berikut: 1. Penelitian Pendahuluan (Pra Penelitian) a) b) c) d) e) f) g) h) i)
Kegiatan Pendahuluan Observasi di sekolah yang akan menjadi tempat pelaksanaan penelitian. Pembuatan surat izin penelitian. Pembuatan instrumen penelitian. Menghubungi kepala sekolah dan guru kelas yang akan menjadi kolaborator. Mengobservasi proses belajar mengajar matematika di kelas. Menentukan kelas subjek penelitian. Wawancara guru tentang aktivitas dan hasil belajar siswa. Melakukan diagnosa mengenai timbulnya permasalan yang muncul. Mensosialisasikan hasil observasi kepada wali kelas.
2. Siklus I, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: Tahap Perencanaan a) Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan pembelajaran aktif metode permainan bingo. b) Menyusun lembar kerja siswa (LKS). c) Menyiapkan media pembelajaran. d) Membuat lembar observasi aktivitas siswa. e) Menentukan indikator keberhasilan siklus bersama wali kelas. f) Menyiapkan dokumentasi kegiatan pembelajaran.
a) b) c) d)
Tahap Pelaksanaan Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat. Menerapkan pembelajaran aktif metode permainan bingo yang terbagi menjadi 2 babak yaitu babak penyisihan dan babak final. Memberikan tes akhir siklus I
38
Tahap Pengamatan a) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus I berlangsung, dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator. Dalam hal ini peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung untuk melihat aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. b) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa di kelas.
Tahap Refleksi a) Peneliti bersama kolaborator mendiskusikan hasil pengamatan atau merefleksikan untuk menentukan keberhasilan serta dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut. b) Peneliti melakukan evalusi proses pembelajaran siklus I. Apabila indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan ke siklus II dengan hasil evaluasi siklus I digunakan sebagai acuannya. b. Siklus II, dilakukan dengan susunan kegiatan sebagai berikut: a) b) c) d) e)
e) f) g) h) i)
Tahap Perencanaan Merencanakan pembelajaran dengan membuat RPP menggunakan metode permainan bingo yang telah diperbaiki berdasarkan pada siklus I. Menyusun lembar kerja siswa (LKS). Menyiapkan media pembelajaran. Membuat lembar observasi aktivitas siswa. Menentukan indikator keberhasilan siklus bersama wali kelas.
Tahap Pelaksanaan Memastikan seluruh siswa siap untuk mengikuti pembelajaran. Menyampaikan materi sesuai dengan RPP yang dibuat. Menerapkan pembelajaran aktif metode permainan bingo yang terbagi menjadi 2 babak yaitu babak penyisihan dan babak final. Memberikan tes akhir siklus II Mencatat hal-hal penting yang terjadi di kelas.
39
Tahap Pengamatan c) Mengamati dan mencatat proses yang terjadi selama pembelajaran siklus II berlangsung, dilakukan oleh peneliti dan dibantu oleh kolaborator. Dalam hal ini peneliti juga melakukan pengamatan secara langsung untuk melihat aktivitas belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran. d) Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran dan aktivitas belajar siswa di kelas.
Tahap Refleksi a) Mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan dari hasil pengamatan untuk dilakukan perbaikan-perbaikan dari tindakan tersebut. b) Setelah proses analisis dan evaluasi, peneliti dan guru membuat kesimpulan dari hasil penelitian. Gambar 3.2 Tahapan dalam Penelitian F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan Hasil intervensi tindakan yang diharapkan ialah sesuai dengan tujuan penelitian ini yakni meningkatkan aktivitas siswa melalui pembelajaran matematika dengan metode permainan bingo. Jika hasil yang diharapkan sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan atau siklus berakhir. Penelitian ini berakhir atau dihentikan jika kedua indikator keberhasilan berikut ini telah tercapai, yaitu: 1. Persentase rata-rata aktivitas belajar matematika siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan metode permainan Bingo mencapai ≥ 70 %. 2. Seluruh siswa mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran matematika yang telah ditetapkan yaitu ≥ 65. G. Data dan Sumber Data Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah berupa data kualitatif dan data kuantitatif. 1. Data kualitatif Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi proses pembelajaran, hasil observasi aktivitas belajar siswa, wawancara, dan hasil dokumentasi jalannya proses pembelajaran.
40
2. Data kuantitatif Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes belajar setiap akhir siklus ataupun hasil lembar kerja siswa (LKS). Sumber data penelitian ini diperoleh dari peneliti, siswa kelas III, dan guru kelas yang sekaligus sebagai observer.
H. Instrumen Pengumpulan Data Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini yaitu: 1. Lembar Observasi Observasi merupakan kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memperoleh gambaran langsung mengenai aktivitas siswa selama proses pembelajaran aktif metode permainan bingo. Hal-hal yang diobservasi mengenai aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi yang digunakan terdiri dari 10 poin terkait aktivitas belajar siswa. Instrumen ini di adopsi dari jenis-jenis aktivitas belajar yang diungkapkan oleh Paul B. Diedrich.
Tabel 3.7 Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa No. 1.
Jenis Aktivitas Visual Activities
(1) (2)
2.
Oral Activities
(1) (2) (3)
3.
Mental Activities
(1) (2)
4.
Writing Activities
(1)
5.
Emotional Activities (1)
Indikator Aktivitas Belajar Siswa Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru. Memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman. Berdiskusi dalam kegiatan kelompok. Mengajukan pertanyaan. Menanggapi penjelasan/menjawab pertanyaan guru atau teman. Memecahkan/menyelesaikan soal yang didapatkan. Mengambil keputusan atas keberagaman pendapat dan keinginan antar siswa. Menuliskan proses atau cara dalam menemukan jawaban. Semangat dan antusias siswa selama belajar.
41
2. Tes Formatif Bentuk tes yang digunakan dalam instrumen ini berupa tes formatif, yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus. Tes ini bertujuan untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap seluruh materi yang telah diberikan pada kedua siklus dengan impilikasi dari PTK. Instrumen tes yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 10 butir soal yang berbentuk uraian, berikut kisi-kisi instrumen tes siklus I dan siklus II: Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus I Aspek yang diukur (Nomor Soal)
Indikator
Ingatan
1.1.1 Mengurutkan bilangan yang terdiri dari tiga angka pada garis bilangan 1.1.2 Membandingkan dua bilangan yang terdiri dari tiga angka 1.1.3 Menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan 1.1.4 Menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan 1.1.5 Menentukan pola bilangan pada garis bilangan Jumlah Soal
Pemahaman
Penerapan
1
2
3
4 5
7
8
9
10
3
4
6
3
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Tes Siklus II Aspek yang diukur (Nomor Soal)
Indikator Ingatan
1.2.1 Menuliskan bentuk panjang suatu bilangan 1.2.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka
Pemahaman
1 2
Penerapan
42
1.2.3 Menebak angka pada operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan hasil yang tepat 1.2.4 Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan tiga angka 1.2.5 Menebak angka pada operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan hasil yang tepat 1.2.6 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan 1.2.7 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan 1.2.8 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan Jumlah Soal
3
4
7 5
6
8
9
10 4
3
3
Sebelum intrumen dipergunakan dalam pelaksanaan tindakan, instrumen tersebut dikonsultasikan terlebih dahulu pada dosen pembimbing, dosen ahli, dan guru matematika yang telah berpengalaman. Selain melalui pengujian validitas isi oleh ahli atau pakar, instrumen tes tersebut juga diujicobakan secara empirik guna mengetahui kualitas ataupun kelayakan instrumen untuk digunakan. Hasil uji coba instrumen tersebut kemudian akan diolah guna mengetahui serta mengukur validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. Adapun hasil uji validitas ahli dan cara pengolahan data hasil uji coba instrumen tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Uji Validitas Validitas adalah ketetapan alat penilaian pada suatu konsep yang akan dinilai sehingga menilai sesuai dengan keharusan mana yang harus dinilai. Untuk mengetahui kesejajaran tersebut peneliti menggunakan teknik korelasi product moment sebagai berikut:4 4
Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. ketiga, h. 254.
43
r=
( √*
) ( (
)(
) +*
) (
) +
Keterangan: r
= koefisien korelasi = jumlah skor item = jumlah skor total = jumlah responden
Perhitungan validitas menggunakan program Microsoft Excel. Setelah diperoleh harga rxy (r hitung) kemudian dikembalikan dengan r product moment dengan taraf α = 5 % dan
ketentuan jika rhitung > rtabel, maka soal
dikatakan valid. Untuk soal uji siklus I dari 10 item yang di ujikan terdapat 1 item yang tidak valid (lampiran), sehingga peneliti hanya menggunakan 9 item yang valid begitupun pada uji tes siklus II dari 10 item yang diujikan terdapat 9 item yang valid dan 1 soal yang tidak valid (lampiran).
b. Uji Reliabilitas Reliabilitas juga dapat diartikan sama dengan konsistensi atau keajegan. Suatu instrumen evaluasi, dikatakan mempunyai nilai reabilitas tinggi, apabila tes yang dibuat mempunyai hasil yang konsisten dalam mengukur yang hendak diukur.5 Selain itu, Nana Syaodih mengatakan bahwa reliabilitas berkenaan dengan tingkat keajegan atau ketetapan hasil pengukuran. Suatu tes memiliki tingkat reliabilitas yang memadai, bila instrumen tersebut digunakan mengukur aspek yang diukur beberapa kali hasilnya sama atau relatif sama.6 Untuk mengukur reliabilitas instrumen tes hasil belajar matematika digunakan Rumus Alpha, yaitu:7
5
Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet. 7, h. 43. 6 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2010), Cet. ke-6, h. 230. 7 Anas Sudjiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. ke-13, h. 208.
44
r11= [
][
]
Keterangan:
r11 si2
= Reliabilitas yang dicari = Jumlah varians skor tiap-tiap item
st2
= Varians total
n
= Jumlah soal yang valid Tabel 3.4 Kriteria Koefisien Reliabilitas Interval
Kriteria
0,80 ≤ r ≤ 1,00
Sangat tinggi
0,70 ≤ r < 0,80
Tinggi
0,40 ≤ r < 0,70
Sedang
0,20 ≤ r < 0,40
Rendah
r ≤ 0,20
Sangat rendah (tidak valid)
Berdasarkan hasil perhitungan, diperoleh hasil uji reliabilitas yaitu 0,79 pada siklus I dan hasil uji reliabilitas pada siklus II yaitu 0,83. Dengan nilai reliabilitas demikian, maka instrumen tersebut memiliki reliabilitas yang tinggi dan memenuhi persyaratan instrumen yang baik. c. Taraf Kesukaran Bermutu atau tidaknya butir-butir item tes hasil belajar pertama-tama dapat diketahui dari derajat kesukaran atau taraf kesulitan yang dimiliki oleh masing-masing butir item tersebut. Butir-butir item tes hasil belajar dapat dinyatakan sebagai butir-butir item yang baik, apabila butir-butir item tersebut tidak terlalu sukar dan tidak pula terlalu mudah dengan kata lain derajat kesukaran
45
item itu adalah sedang atau cukup.8 Tingkat kesukaran dapat diperoleh dengan rumus: 9 P= Keterangan : P = Angka indeks kesukaran item B = Banyaknya testee yang dapat menjawab dengan betul terhadap butir item yang bersangkutan JS = Jumlah testee yang mengikuti tes hasil belajar Mengenai bagaimana cara memberikan penafsiran (interpretasi) terhadap angka indek kesukaran item, Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen dalam bukunya berjudul Measurement and Evaluation in Psychology and Education mengemukakan sebagai berikut:10 Tabel 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran Besarnya P Kurang dari 0,30 0,31-0,70 Lebih dari 0,70
Interpretasi Terlalu Sukar Cukup (Sedang) Mudah
Dari perhitungan uji taraf kesukaran pada siklus I terdapat 9 butir soal yang valid dengan kriteria mudah 4 butir soal dan dengan kriteria sedang 5 butir soal. Pada siklus II dari perhitungan uji taraf kesukaran terdapat 9 butir soal yang valid dengan kriteria mudah 4 butir soal dan dengan kriteria sedang 5 butir soal. d. Daya Pembeda Pengujian daya pembeda soal digunakan untuk mengetahui kemampuan soal dalam membedakan siswa ynag pandai dengan siswa yang kurang pandai.
8
Anas Sudjiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. ke-13, h. 370. Anas Sudjiono, ibid. h. 372. 10 Anas Sudjiono, ibid. h. 372. 9
46
Angka yang menunjukan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi, disingkat D. Adapun cara menentukan daya pembeda dapat menggunakan rumus:
-
D=
Keterangan: D
= Daya pembeda
BA
= Total skor yang diperoleh peserta kelas atas
BB
= Total skor yang diperoleh peserta kelas bawah
JA
= Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas atas
JB
= Skor maksimum yang dapat diperoleh siswa kelas bawah
Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada tabel berikut:11 Tabel 3.6 Klasifikasi Daya Pembeda Nilai D
Klasifikasi
Kurang dari 0,20
Jelek (poor)
0,20-040
Cukup (satisfactory)
0,40-0,70
Baik (good)
0,70-1,00
Baik sekali (excellent)
Bertanda negatif
-
Interpretasi Butir item yang bersangkutan daya pembedanya lemah sekali (jelek), dianggap tidak memiliki daya pembeda yang baik. Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang cukup (sedang). Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik. Butir item yang bersangkutan telah memiliki daya pembeda yang baik sekali. Butir item yang bersangkutan daya pembedanya negatif (jelek sekali).
Berdasarkan perhitungan daya pembeda 9 butir soal tes siklus I, diperoleh 1 butir soal termasuk dalam kriteria baik sekali, 5 butir soal termasuk dalam kriteria baik, dan 2 butir soal termasuk dalam kriteria cukup, serta 1 butir soal termasuk dalam kriteria jelek. Pada perhitungan daya pembeda 9 butir soal tes 11
Anas Sudjiono, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), Cet. ke-13, h. 389
47
siklus II, diperoleh 7 butir soal termasuk kriteria cukup dan 2 butir soal termasuk kriteria jelek. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa setelah melalui proses interpretasi dan revisi dari data hasil uji validitas empiris diperoleh 9 butir soal uraian valid bagi masing-masing tes akhir siklus. Untuk tes akhir atau tes hasil belajar mengenai urutan bilangan siklus I diperoleh butir soal valid dari soal nomor 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian untuk tes akhir atau tes hasil belajar mengenai operasi hitung penjumlahan dan pengurangan siklus II diperoleh butir soal valid dari soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, dan 10. 3. Pedoman Wawancara Wawancara dilaksanakan kepada guru mata pelajaran matematika pada kegiatan pra penelitian untuk mengetahui metode belajar yang digunakan guru dalam mengajar matematika, keaktifan belajar siswa, dan motivasi belajar matematika
siswa.
Wawancara
juga
dilakukan
kepada
siswa
sebelum
dilaksanakannya penelitian dan sesudah akhir setiap siklus penelitian. I. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah: 1. Observasi aktivitas belajar matematika siswa, data diperoleh dari lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, yang diisi oleh guru kelas yang bertindak sebagai observer dengan memberi skor pada setiap aspek aktivitas yang dinilai pada setiap pertemuan. 2. Nilai hasil belajar, data diperoleh dari tes akhir yang dilakukan pada setiap akhir siklus. 3. Wawancara, data diperoleh dengan mewawancarai guru bidang studi matematika dan beberapa siswa kelas III pada penelitian pendahuluan dan pada setiap akhir siklus. 4. Dokumentasi, diperoleh dengan cara mengambil gambar segala aktivitas yang dilakukan oleh guru dan siswa selama proses pembelajaran.
48
Setelah semua data terkumpul, peneliti bersama guru kolaborator melakukan analisis dan evaluasi data untuk mengambil kesimpulan tentang perkembangan aktivitas belajar matematika siswa, serta tentang kelebihan dan kekurangan penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan. J. Teknik Pemeriksaan Keterpercayaan Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan instrumen yang berkualitas baik pula. Instrumen yang baik dapat ditinjau dari validitas. Suatu instrumen disebut valid apabila instrumen tersebut mampu mengevaluasi apa yang seharusnya dievaluasi. Untuk memperoleh data yang valid digunakan teknik triangulasi, yaitu dengan: 1. Menggali data dari sumber yang sama dengan menggunakan cara yang berbeda. Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data tentang aktivitas siswa dilakukan dengan mengobservasi siswa, wawancara siswa, dan memeriksa hasil kerja dalam mengerjakan soal. 2. Menggali data dari sumber yang berbeda untuk informasi tentang hal yang sama. Untuk memperoleh informasi tentang pemahaman siswa dengan memeriksa hasil tes siswa dan mengadakan wawancara dengan guru. 3. Memeriksa kembali data-data yeng terkumpul, baik tentang kejanggalankejanggalan, keaslian maupun kelengkapan. 4. Mengulang pengolahan dan analisis data yang sudah terkumpul.
K. Analisis Interpretasi Data Data yang diperoleh dalam peelitian, selanjutnya diiterpretasikan melalui analisis perhitungan. Langkah-langkah yang ditempuh dalam menganalisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel kemudian dianalisis menggunakan nilai persentase. Rumus persentase yang digunakan adalah: Persentase =
x 100%
49
Kategori persentase penilaian aktivitas siswa secara keseluruhan adalah sebagai berikut12: 0% - 20%
: Sangat Kurang
21% - 40%
: Kurang
41% - 60%
: Sedang
61% - 80%
: Baik
81% - 100%
: Sangat Baik
Untuk mendapatkan jumlah skor pada setiap akhir siklus, peneliti berpedoman pada kriteria skor yang telah ditetapkan, yaitu: 1 = Buruk
(hanya 1-4 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang
(hanya 5-8 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup
(hanya 9-12 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik
(siswa yang melakukan aktivitas 13-16 siswa)
5 = Sangat Baik (seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 17 siswa melakukan aktivitas) 2. Tes Formatif Data ini didapatkan dari data hasil tes siswa yang telah dianalisis pada setiap siklus yang telah dilakukan. Data berupa hasil belajar siklus I akan dikoreksi sesuai dengan pedoman penskoran yang telah ditetapkan. Analisis data secara kuantitatif dapat dilakukan melalui tahapa-tahapan sebagai berikut: a. Tingkat keberhasilan siswa berdasarkan skor tes yang ditetapkan dalam nilai dengan menggunakan rumus: Nilai Akhir (NA) = b. Untuk memperoleh nilai rata-rata, rumus yang digunakan yaitu: Rata-rata tes hasil belajar siswa =
12
Estina Ekawati dan Sumaryanta, Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Matematika SD/SMP, (Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2011), h. 45.
50
c. Peneliti mencari persentase ketuntasan dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Persentase Ketuntasan = 3. Wawancara Data hasil wawancara dideskripsikan dalam kalimat kemudian disusun dalam bentuk rangkuman hasil wawancara.
L. Pengembangan dan Perencanaan Tindakan Setelah tindakan pertama (siklus I) selesai dilakukan dan hasil yang diharapkan belum mencapai kriteria keberhasilan yaitu peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran matematika maka akan ditindak lanjuti untuk melakukan tindakan selanjutnya sebagai rencana perbaikan pembelajaran. Siklus ini terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanakan tindakan, observasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis dan refleksi pada siklus I, apabila indikator keberhasilan belum tercapai maka penelitian akan dilanjutkan dengan siklus II. Penelitian ini berakhir, apabila peneliti menyadari bahwa penelitian ini telah berhasil menguji penerapan pembelajaran aktif metode permainan bingo dalam meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian 1. Penelitian Siklus I Pembelajaran siklus I ini terdiri dari 4 pertemuan. Pembelajaran dengan menggunakan metode permainan Bingo terdiri dari 4 bagian, yaitu penjelasan materi, pemberian LKS individu, melakukan permainan Bingo, serta tes yang diadakan pada akhir siklus. Dalam penelitian ini, keempat bagian tersebut dilaksanakan secara terpisah, sehingga dalam 4x pertemuan terdapat 2x pembahasan materi dan pemberian LKS, 1x pertemuan untuk melakukan permainan Bingo babak penyisihan, dan 1x pertemuan untuk melakukan permainan Bingo babak final serta mengerjakan tes akhir siklus. Sub pokok bahasan yang dipelajari siswa pada pembelajaran siklus I yaitu mengurutkan bilangan pada garis bilangan, membandingkan dua bilangan, menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan, menaksir bilangan, serta menentukan pola bilangan. Uraian pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan Pembelajaran 1) Pertemuan ke-1 Pertemuan ini dilaksanakan pada Senin, 15 September 2014, berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Penelitian diawali dengan berdo’a, salam dan sapa, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Tercatat seluruh siswa hadir pada pertemuan ini. Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan. Kegiatan selanjutnya adalah tahap penjelasan materi mengenai urutan bilangan pada garis bilangan. membandingkan dua bilangan serta menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti. Di tengah penjelasan, siswa diberikan pertanyaan menyebar. Beberapa siswa menjawab secara bersamaan dan beragam, sehingga tidak dapat di dengar
51
52
53
Setelah seluruh siswa selesai mengerjakan soal, peneliti bersama siswa mengkoreksi hasil kerja tersebut. Peneliti meminta beberapa siswa untuk mengerjakan hasil kerjanya di papan tulis, siswa yang lain diminta untuk membandingkan hasil kerjanya dari soal nomor 1 dan seterusnya. Ketika ada siswa yang berbeda jawaban, siswa tersebut diminta untuk menyebutkan jawabannya, dan peneliti bersama siswa pun meluruskan sesuai dengan jawaban yang tepat. Sebagai penutup pelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan, bertanya, mengkonfirmasi pemahaman siswa, dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya, kemudian ditutup dengan berdo’a beserta salam.
2) Pertemuan ke-2 Pertemuan ini dilaksanakan pada Selasa, 16 September 2014 berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Penelitian diawali dengan berdo’a, salam dan sapa, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Tercatat seluruh seluruh siswa pun hadir. Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan. Tahap selanjutnya yaitu mengulas materi pelajaran yang lalu, mengenai urutan bilangan. Siswa memperhatikan penjelasan peneliti. Pada tahap ini, peneliti bersama siswa melakukan tanya jawab. Terlihat yang benar-benar aktif hanya beberapa orang saja, yang lain diam dan bersuara dengan volume yang cukup kecil. Untuk mengatasi hal tersebut, peneliti mengeluarkan gambar bintangbintang, bagi siswa yang berani mengungkapkan pendapat atau jawabannya, maka akan mendapatkan sebuah bintang dan bintang tersebut dapat terus dikumpulkan selama siswa aktif dalam pembelajaran.
54
55
3) Pertemuan ke-3 Selain hari Senin dan Selasa, pelajaran matematika dijadwalkan pada hari Kamis, sehingga penelitian ke-3 kali ini dilaksanakan pada Kamis, 18 September 2014. Pada kegiatan ini, peneliti mulai menerapkan metode permainan Bingo babak penyisihan, yang diawali dengan membagi siswa menjadi 4 kelompok heterogen. Masing-masing kelompok mendapatkan gambar atau simbol sebagai penanda kelompok. 4 kelompok tersebut akan dikelompokkan kembali menjadi 2 grup yang akan di adu dalam babak penyisihan ini, kelompok pemenang dari tiap grup tersebut akan di adu kembali dalam babak final dan didapatkan sebuah kelompok sebagai pemenang. Sebelum
permainan
dimulai,
peneliti
dibantu
dengan
observer
menjelaskan aturan dan cara bermain Bingo, adapun cara bermain Bingo sebagai berikut: (1) Para pemain memilih angka yang terdapat dalam papan Bingo dan dapat beradu strategi untuk mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan baik secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. (2) Apabila kesempatan tersebut tidak dapat dilakukan atau dengan kata lain jawabannya salah, maka strategi lain yang dapat dilakukan adalah dengan menutup jalan (memilih angka) agar kelompok lawan pun tidak dapat membuat deretan angka secara horizontal, vertikal, maupun diagonal. (3) Bagi kelompok yang dapat menjawab pertanyaan dengan benar akan menempelkan simbol kelompok diatas papan Bingo hingga membuat deretan secara horizontal, vertikal, atau diagonal, kemudian berteriak “BINGO” dan kelompok tersebut dinyatakan sebagai pemenang. (4) Permainan disesuaikan dengan waktu yang tersedia. Masing-masing kelompok telah menerima 1 paket alat permainan Bingo yang terdiri dari papan Bingo, kartu Bingo (soal dan kunci jawaban), dan simbol kelompok. Pada grup 1, kelompok A mendapatkan giliran pertama untuk memilih nomor pada papan Bingo, nomor yang dipilih oleh anggota kelompok tersebut adalah nomor 1, mereka mendapatkan pertanyaan “Bandingkan dengan menggunakan simbol >, <, dan =, yaitu 399 … 421” dan siswa menjawab “<”,
56
57
4) Pertemuan ke-4 Pertemuan keempat ini dilaksanakan pada Jumat, 19 September 2014, hal tersebut dikarenakan peneliti menggantikan guru kelas yang berhalangan hadir pada hari itu. Peneliti melanjutkan permainan Bingo babak final, siswa telah mendapatkan satu paket alat permainan Bingo. Perwakilan dari masing-masing kelompok melakukan undian, dan kelompok D berhasil mendapatkan giliran pertama untul memilih nomor yang ada pada papa Bingo. Kelompok D mendapatkan soal cerita “Aku sebuah bilangan ganjil. Terletak di antara 998 dan 1000. Bilangan berapakah aku?”, soal tersebut ada di dalam kotak nomor 8. Anggota kelompok D berdiskusi terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan berikut, terdengar ada anggota kelompok yang berbisik “989” namun siswa lain langsung menjawab “ih… bukan tau, habis 998 mah 999 baru deh 1000”, siswa yang lain setuju dan mereka menjawab “999”. Kelompok A pun berkata “benar”, karena mereka telah melihat kunci jawaban yang ada di kartu Bingo. Setelah beberapa nomor telah terpilih dan telah ditandai dengan simbol kelompok baik kelompok A dan kelompok D. Selanjutnya saat giliran kelompok A memilih nomor 25, mereka mendapatkan “Maaf anda kurang beruntung, kelompok lawan berhak mengambil nomor soal berikutnya”. Seorang anggota kelompok A sempat protes dan tidak menerima hal tersebut, suasana jadi gaduh, peneliti dan observer pun memberikan penjelasan kepada siswa. Permainan berlangsung kurang lebih 30 menit, dan telah didapatkan pemenangnya yaitu kelompok D. Kelompok D berhasil membuat deretan secara mendatar (horisontal) pada nomor 6, 7, 8, 9, dan 10. Selanjutnya pada kesempatan kali ini, peneliti memberikan tes akhir siklus I dengan materi mengurutkan bilangan pada garis bilangan. membandingkan dua bilangan, menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan, menaksir bilangan, serta menentukan pola bilangan. Siswa mengerjakan soal secara individu. Setelah pelaksanaan tes selesai dan jam belajar mengajar matematika berakhir, peneliti mengadakan wawancara dengan beberapa siswa, siswa yang dipilih berdasarkan prestasi yang didapat dalam pembelajaran matematika, yaitu siswa yang hasil
58
belajarnya tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dapat mewakili siswa-siswa dalam kelas secara keseluruhan. Adapun aktivitas siswa saat mengerjakan soal tes siklus I dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.4 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus I b. Tahap Observasi dan Analisis Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan motivasi melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.1 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus I No.
Aspek Aktivitas
1. Visual Activities 2. Oral Activities 3. Mental Activities 4. Writing Activities 5. Emotional Activities Jumlah Persentase (%) Rata-rata Persentase (%)
P.1 2,5 1,5 5 2 2 13 52
P.2 2,5 2,5 4 3 2 14 56
Skor P.3 4 4 3,5 4 4 17,5 78 66
P4 4 4 4,5 4 3 19,5 78
Persentase Rata-rata (%) 65 60 85 65 55 330 66
59
Keterangan: P.1 = Pertemuan 1
P.3 = Pertemuan 3
P.2 = Pertemuan 2
P.4 = Pertemuan
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus I yang termasuk dalam aspek visual activities sebesar 65%, yang termasuk dalam aspek oral activities sebanyak 60%, yang termasuk dalam aspek mental activities sebanyak 85%, yang termasuk dalam aspek mental activities sebanyak 65%, yang termasuk dalam aspek emotional activities sebanyak 55%. Selanjutnya, hasil rata-rata persentase pada siklus I ini dapat dikatakan belum baik, karena rata-rata persentase yang diperoleh hanya 67%, sedangkan standar rata-rata aktivitas yang diharapkan sebesar 85%, sehingga perlu adanya perbaikan pada siklus II. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan tiga orang siswa yang dipilih berdasarkan prestasi dalam pelajaran matematika dan dilihat dari hasil ulangan harian yang pernah dilaksanakan, serta hasil diskusi dengan guru kolaborator, semua siswa yang diwawancarai menyatakan senang belajar matematika dengan menggunakan metode permainan Bingo, kebanyakan siswa mengatakan senang belajar matematika karena pembelajaran matematika dilakukan melalui bermain membuat mereka semangat dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar matematika. Pada pertemuan keempat, setelah pelaksanaan permainan Bingo babak final selesai, siswa mengerjakan soal sebanyak 9 soal isian yang harus dikerjakan dalam waktu 30 menit. Semua siswa kelas III-B yang berjumlah 20 orang siswa mengikuti tes akhir siklus I ini, siswa terlihat tekun dalam menjawab soal. Berikut disajikan deskriptif nilai matematika yang diperoleh siswa pada siklus I: Tabel 4.2 Deskriptif Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siklus I No. 1. 2. 3.
Hasil Tes Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata
Nilai 55,55 100 79,30
60
Berdasarkan tabel 4.4 diatas maka diperoleh rata-rata ketuntasan belajar siswa mencapai 79,30 dengan nilai tertinggi yang diperoleh beberapa siswa yaitu 100 dan nilai terendah yang diperoleh seorang siswa yaitu 55,55. Selain itu, berikut disajikan tabel yang menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa yang didapat dari hasil tes akhir siklus I setelah dilaksanakannya pembelajaran aktif metode permainan Bingo. Tabel 4.3 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I No.
Keterangan
Jumlah Siswa
Tuntas
Belum Tuntas
Persentase (%)
1.
17 siswa
√
-
85
2.
3 siswa
-
√
15
Dari tabel 4.3 diatas dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebanyak 23 siswa atau 85%, sedangkan siswa yang belum tuntas berjumlah 3 siswa atau 15%. Ketuntasan tersebut beracuan pada KKM yang telah ditetapkan untuk pelajaran matematika yaitu ≥ 65. Dan hasil yang diperoleh belum mencapai tujuan yang diharapkan yaitu seluruh siswa berhasil mencapai nilai diatas KKM.
c. Tahap Refleksi Tahap ini dilakukan oleh peneliti dan guru kolaborator setelah melakukan analisis pada siklus I. Berdasarkan hasil analisis pada lembar observasi, hasil wawancara serta catatan lapangan ditemukan beberapa permasalahan yang ada pad siklus I. Hasil refleksi tersebut dijelaskan dalam tabel berikut:
61
Tabel 4.4 Refleksi Tindakan Pembelajaran pada Siklus I No. Permasalahan 1. Beberapa siswa tidak setuju dengan pembagian kelompok yang ditentukan oleh guru. 2. Siswa mash malu untuk mengangkat tangannya ketika bertanya kepada peneliti. 3. Ramainya siswa saat memilih dan menjawab pertanyaan pada saat permainan Bingo berlangsung membuat suasana kelas tidak kondusif. 4. Masih ada beberapa siswa dalam setiap kelompok yang hanya diam menunggu hasil kerjaan teman sekelompoknya
Rencana Perbaikan Pada pertemuan sebelumnya harus disepakati terlebih dahulu mengenai aturan pembagian kelompok tersebut. Memberikan reward berupa bintang prestasi pada siswa yang berani mengangkat tangannya untuk bertanya. Memberikan peraturan permainan “tepuk diam” untuk mengatasi apabila siswa sudah mulai berisik.
Memberikan poin tambahan agar siswa termotivasi dan ikut aktif pada saat permainan Bingo berlangsung.
Berdasarkan hasil refleksi tindakan pembelajaran pada siklus I terlihat bahwa masih banyak kekurangan dan kendala yang dihadapi peneliti, sehingga dapat dinyatakan bahwa siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan. Karena target yang harus dicapai yaitu aktivitas siswa yang diamati melalui lembar observasi siswa pada setiap akhir siklus harus mencapai lebih ≥ 70%, selain itu hasil belajar seluruh siswa harus mencapai nilai diatas KKM yaitu ≥ 65. Sehingga perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya dengan hasil refleksi siklus I digunakan sebagai perbaikan. 2. Tindakan Pembelajaran Siklus 2 Kegiatan pembelajaran matematika pada siklus II dimulai pada Selasa, 23 September 2014. Pokok bahasan pada siklus II ini terdiri dari menuliskan bentuk panjang suatu bilangan, penjumlahan bilangan tiga angka, pengurangan bilangan tiga angka, memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan, memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung
62
pengurangan, serta memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Pembelajaran dengan menggunakan metode permainan Bingo terdiri dari 4 bagian, yaitu penjelasan materi, pemberian LKS individu, melakukan permainan Bingo, serta tes yang diadakan pada akhir siklus. Dalam penelitian ini, keempat bagian tersebut dilaksanakan secara terpisah, sehingga dalam 5 kali pertemuan terdapat 3 kali pembahasan materi dan pemberian LKS, 1 kali pertemuan untuk melakukan permainan Bingo babak penyisihan, dan 1 kali pertemuan untuk melakukan permainan Bingo babak final serta mengerjakan tes akhir siklus. Pembahasan pelaksanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: a. Pelaksanaan Pembelajaran 1) Pertemuan ke-5 Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) pada Selasa, 23 September 2014. Pembelajaran diawali dengan berdo’a, salam dan sapa, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Tercatat ada 2 orang siswa yang tidak hadir pada pertemuan ini yaitu S5 dan S17. Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan. Materi pada pertemuan kali ini telah memasuki operasi penjumlahan. Operasi penjumlahan telah dipelajari sejak kelas 1 SD, maka peneliti pun mengawali pelajaran hari ini dengan tanya jawab penjumlahan yang telah dipelajari. Hampir seluruh siswa masih mengingat materi tersebut. Namun sebelum memasuki pada materi penjumlahan yang lebih konkrit, peneliti memberikan contoh soal kepada siswa mengenai penulisan bentuk panjang suatu bilangan. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut, melalui kegiatan ini siswa mengurutkan bilangan ratusan, puluhan, dan satuan hingga nanti siswa dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan mudah. Peneliti juga memberikan contoh lain di papan tulis untuk dikerjakan oleh siswa.
63
64
siswa hadir pada pertemuan kali ini. Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan. Tahap selanjutnya yaitu peneliti melakukan apersepsi, mengulas kembali materi yang telah dipelajari pada pertemuan yang lalu. Apersepsi dilakukan dengan metode tanya jawab, dan dilanjutkan dengan mengkoreksi bersama tugas rumah yang telah dikerjakan. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya sebelum melanjutkan materi baru. Ada siswa yang bertanya, “Bu, penjumlahan sama tambah-tambahan sama kan bu?”. Siswa yang lain dengan serentak menjawab, “iya, samaaa…” Memasuki materi baru yaitu operasi hitung pengurangan. Peneliti memberikan contoh soal pengurangan kepada siswa. Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar hingga mendapatkan hasil pengurangan yang tepat. Siswa diminta membantu peneliti menyelesaikan soal tersebut. Siswa juga diminta untuk mengisi kotak-kotak pengurangan yang telah disediakan hingga mendapatkan hasil pengurangan yang tepat. Sebagai evaluasi, peneliti memberikan beberapa soal latihan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS). Sebagai penutup pelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan, mengkonfirmasi pemahaman siswa, peneliti juga memberikan tugas rumah, dan meminta siswa untuk mempelajari materi selanjutnya. Dan pembelajaran ditutup dengan berdo’a beserta salam.
3) Pertemuan ke-7 Pertemuan ketujuh dilaksanakan pada Selasa, 30 September 2014. Pertemuan ini berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Pembelajaran diawali dengan berdo’a, salam dan sapa, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Tercatat seluruh siswa hadir pada pertemuan kali ini. Sebelum menyampaikan materi, terlebih dahulu siswa siswa dijelaskan mengenai tujuan pembelajaran pada materi yang akan disampaikan.
65
Tahap selanjutnya yaitu mengulas pelajaran lalu, mengenai operasi penjumlahan. Kemudian membahas PR bersama-sama. Siswa juga diberi kesempatan untuk bertanya jika ada pembahasan yang akan disampaikan. Siswa dijelaskan materi baru yaitu memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Untuk mengawali penjelasan materi, peneliti melakukan eksplorasi dengan bertanya “siapa yang bisa menyebutkan contoh penjumlahan atau pengurangan dalam kehidupan
sehari-hari?”.
Beberapa
siswa
mengangkat
tangannya
dan
menyebutkan contohnya seperti, “itu bu, saya beli permen 6 tapi pas dirumah saya kasih adik saya 2, jadi permen saya tinggal 4 dah bu…” dan siswa lain berpendapat “bu, kalau saya mah main kelereng menang bu, sebelumnya saya cuma punya 33 trus saya menang 14 jadi kelereng saya semuanya 47 bu…”. Peneliti pun langsung mengkonfirmasi dan mengapresiasi pendapat beberapa siswa, “yaa.. bagus sekali, itu semua merupakan contoh dari penjumlahan dan pengurangan dalam kehidupan sehari-hari”. Selanjutnya, peneliti juga memberikan contoh soal kepada siswa mengenai pemecahan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan, pengurangan, serta contoh soal yang menggabungkan keduanya, yaitu operasi hitung penjumlahan dan pengurangan. Siswa diminta membantu peneliti untuk menyelesaikan soal tersebut. Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS). Sebagai penutup pelajaran, peneliti mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan, mengkonfirmasi pemahaman siswa, dan memberitahu kepada siswa bahwa pertemuan selanjutnya ialah melakukan permainan bingo babak penyisihan. Dan pembelajaran ditutup dengan berdo’a beserta salam.
4) Pertemuan ke-8 Pertemuan kedelapan ini dilaksanakan pada Kamis, 01 Oktober 2014. Rutinitas mengawali pembelajaran yaitu berdo’a, salam dan sapa, menanyakan kabar siswa, serta mengabsen kehadiran siswa. Ternyata ada 1 siswa yang izin pada pertemuan kali ini. Pada kegiatan ini, peneliti menerapkan kembali metode
66
permainan Bingo babak penyisihan, yang diawali dengan membagi siswa menjadi 4 kelompok heterogen. Masing-masing kelompok mendapatkan gambar atau simbol sebagai penanda kelompok. 4 kelompok tersebut akan dikelompokkan kembali menjadi 2 grup yang akan di adu dalam babak penyisihan ini, kelompok pemenang dari tiap grup tersebut akan di adu kembali dalam babak final dan didapatkan sebuah kelompok sebagai pemenang. Aturan dan cara permainan Bingo ini masih sama dengan permainan Bingo sebelumnya, namun agar siswa lebih mengerti maka peneliti dibantu dengan observer menjelaskan kembali aturan dan cara bermain Bingo. Grup 1 yang terdiri dari kelompok B dan C, kelompok C adalah kelompok yang mendapatkan giliran pertama untuk memilih nomor pada papan Bingo, nomor yang dipilih adalah nomor 8, mereka mendapatkan pertanyaan “549 + 229 = ……”. Sebelum menjawab soal tersebut, seorang anggota kelompok C bertanya kepada peneliti, “bu… pakai cara engga? Caranya yang bersusun panjang apa pendek bu?”. Dan peneliti menjawab, “pakai cara yah, gunakan buku tulis kalian untuk menulis caranya, nanti caranya akan ibu nilai. Cara yang kalian pakai sesuai yang kalian mengerti”. Selanjutnya seluruh anggota kelompok C bergegas mengerjakan soal tersebut, cara yang mereka gunakan adalah penjumlahan bersusun pendek dan jawaban yang diperoleh adalah “778”, kelompok lawan yaitu kelompok B pun membuka kunci jawaban nomor 8, dan jawabannya benar yaitu 778. Maka kelompok C berhak menempelkan simbol kelompok berupa bintang berwarna kuning pada kotak nomor 8. Kelompok yang mendapatkan giliran berikutnya ialah kelompok B. Kelompok B mempunyai strategi untuk menutup jalan kelompok C dengan memilih soal nomor 9, soal yang didapat ternyata sebuah keberuntungan, “selamat anda beruntung! Tanpa menjawab pertanyaan, anda berhak menempelkan simbol kelompok anda dikotak nomor 9”. Suasana permainan berubah menjadi ramai. Kelompok C sempat protes dengan penyataan tersebut, sehingga peneliti mengeluarkan jargon “tepuk diam”, serentak mereka bertepuk dan terdiam, kemudian beberapa siswa menjelaskan yang sedang terjadi. Peneliti juga mengulang kembali aturan permainan yang telah disebutkan bahwa memang ada
67
beberapa nomor yang berisi keberuntungan ataupun jebakan, untuk meyakinkan bahwa kelompok B mendapat keberuntungan maka peneliti meminta kelompok C sebagai kelompok lawan membuka kunci jawaban nomor 9, setelah dicek melalui kartu jawaban nomor 9 ternyata memang pernyataannya sama yaitu, “selamat anda beruntung! Tanpa menjawab pertanyaan, anda berhak menempelkan simbol kelompok anda dikotak nomor 9”. Hingga akhirnya kelompok C pun dapat menerima kenyataan tersebut. Dan dengan cepat kelompok B menempelkan simbol kelompok berupa bintang berwarna orange. Dokumentasi aktivitas siswa melakukan permainan Bingo dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.6 Aktivitas Siswa Melakukan Permainan Bingo Permainan berlanjut hingga pada grup 1 ditemukan satu kelompok pemenang yaitu kelompok C dan pada grup 2 yang menang adalah kelompok A. Maka kelompok yang berhasil bertanding kembali dalam permainan Bingo adalah kelompok A dan kelompok C. Dan pembelajaran ditutup dengan berdo’a beserta salam.
68
5) Pertemuan ke-9 Pembelajaran dilaksanakan selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) pada Senin, 06 Oktober 2014. Peneliti melanjutkan permainan Bingo babak final. Siswa telah mendapatkan satu paket alat permainan Bingo. Perwakilan dari masing-masing kelompok melakukan undian dan pada grup 1, kelompok A berhasil mendapatkan giliran pertama untuk memilih nomor yang ada pada papan Bingo. Kelompok A memilih kotak nomer 1 dan mendapatkan soal cerita “di suatu daerah, banyaknya siswa sekolah dasar 452 orang. Siswa perempuan 267 orang. Jika siswa laki-laki bertambah 125 orang, berapa jumlah siswa laki-laki sekarang?”. Anggota kelompok A berdiskusi terlebih dahulu untuk menjawab pertanyaan tersebut, mereka terlihat bingung hingga membaca berulang-ulang soal yang didapatkan. Setelah dihitung, akhirnya kelompok A menjawab “844”. Untuk membuktikan kebenaran jawaban tersebut, kelompok bergegas mengambil kunci jawaban nomor 1, dan ternayata jawabannya adalah “310”, kelompok A mendapatkan jawaban tersebut dari menjumlahkan seluruh angka yang ada pada soal, yaitu “452 + 267 + 125”, maka jawaban kelompok A salah dan kotak nomor 1 pun diberi tanda silang. Selanjutnya giliran kelompok C memilih nomor, begitu seterusnya hingga diperoleh kelompok pemenang. Namun, setelah beberapa nomor telah terpilih dan telah ditandai dengan simbol kelompok baik kelompok A dan kelompok C hingga jam pembelajaran hampir berakhir, dari masing-masing grup belum ada yang berhasil meneriakan “Bingo”, karena siswa belum bisa menempelkan simbol kelompoknya secara berderet horizontal, vertikal, maupun diagonal. Namun, yang dijadikan pemenang adalah kelompok yang paling banyak menempelkan simbol kelompoknya di papan Bingo, dan pemenangnya adalah kelompok C. Tahap berikutnya yaitu peneliti memberikan tes akhir siklus II dengan materi menuliskan bentuk panjang suatu bilangan, penjumlahan bilangan tiga angka, pengurangan bilangan tiga angka, memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan, memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan, serta memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan.
69
Setelah pelaksanaan tes selesai dan jam belajar mengajar matematika berakhir, peneliti mengadakan wawancara dengan beberapa siswa, siswa yang dipilih berdasarkan prestasi yang didapat dalam pembelajaran matematika, yaitu siswa yang hasil belajarnya tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh dapat mewakili siswa-siswa dalam kelas secara keseluruhan. Adapun aktivitas siswa saat mengerjakan soal tes siklus II dapat dilihat pada gambar di bawah ini:
Gambar 4.7 Aktivitas Siswa pada Pelaksanaan Tes Akhir Siklus II
b. Tahap Observasi dan Analisis Tahap ini berlangsung bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan oleh guru kolaborator yang mencatat seluruh aktivitas siswa dan semua hal yang terjadi selama proses pembelajaran. Hasil pengamatan motivasi melalui lembar observasi dapat dilihat pada tabel berikut:
70
Tabel 4.5 Rekapitulasi Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa Pada Pembelajaran Siklus II No.
Aspek Aktivitas
1. Visual Activities 2. Oral Activities 3. Mental Activities 4. Writing Activities 5. Emotional Activities Jumlah Persentase (%) Rata-rata Persentase (%)
P.1 3,5 3 5 4 4 19,5 78
P.2 3,5 3,5 5 5 4 21 84
Skor P.3 4 4,5 3,5 5 4 21 84 85,2
P.4 3 5 4,5 5 4 21,5 86
P.5 4 5 4,5 5 5 23,5 94
Persentase Rata-rata (%) 72 84 90 96 84 426 85,2
Keterangan: P.1 = Pertemuan 1
P.4 = Pertemuan 4
P.2 = Pertemuan 2
P.5 = Pertemuan 5
P.3 = Pertemuan 3 Berdasarkan tabel 4.5 di atas, diperoleh informasi bahwa aktivitas belajar siswa pada siklus II yang termasuk dalam aspek visual activities sebesar 72%, yang termasuk dalam aspek oral activities sebanyak 84%, yang termasuk dalam aspek mental activities sebanyak 90%, yang termasuk dalam aspek mental activities sebanyak 96%, yang termasuk dalam aspek emotional activities sebanyak 84%. Jika dihitung rata-rata persentase aktivitas pada siklus II ini sebesar 85,2%. Dalam hal ini siswa sudah menunjukkan aktivitas yang sangat baik dalam belajar matematika dengan diterapkannya pembelajaran aktif metode permainan Bingo. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan tiga orang siswa yang dipilih berdasarkan prestasi dalam pelajaran matematika dan dilihat dari hasil ulangan harian yang pernah dilaksanakan, serta hasil diskusi dengan guru kolaborator, semua siswa yang diwawancarai menyatakan senang belajar matematika dengan menggunakan metode permainan Bingo, kebanyakan siswa mengatakan senang belajar matematika karena pembelajaran matematika dilakukan melalui bermain membuat mereka semangat dan menghilangkan
71
kejenuhan dalam belajar matematika. Dan mereka merasa termotivasti dengan pemberian bintang prestasi. Pada pertemuan kesembilan, setelah pelaksanaan permainan Bingo babak final selesai, siswa mengerjakan soal sebanyak 9 soal isian yang harus dikerjakan dalam waktu 30 menit. Semua siswa kelas III-B yang berjumlah 20 orang siswa mengikuti tes akhir siklus II ini, siswa terlihat tekun dalam menjawab soal. Berikut disajikan deskriptif nilai matematika yang diperoleh siswa pada siklus II: Tabel 4.6 Deskriptif Nilai Tes Hasil Belajar Matematika Siklus II No. 1. 2. 3.
Hasil Tes Nilai Terendah Nilai Tertinggi Nilai Rata-rata
Nilai 69,44 100 87,63
Berdasarkan tabel 4.6 diatas maka diperoleh rata-rata ketuntasan belajar siswa mencapai 87,636 dengan nilai tertinggi yang diperoleh beberapa siswa yaitu 100 dan nilai terendah yang diperoleh seorang siswa yaitu 69,44. Selain itu, berikut disajikan tabel yang menunjukkan ketuntasan hasil belajar siswa yang didapat dari hasil tes akhir siklus I setelah dilaksanakannya pembelajaran aktif metode permainan Bingo. Tabel 4.7 Ketuntasan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus II No. 1.
Keterangan
Jumlah Siswa
Tuntas
Belum Tuntas
Persentase (%)
20 siswa
√
-
100
Dari tabel 4.7 diatas, dapat diketahui bahwa siswa yang sudah tuntas belajar sebanyak 100%. Hal tersebut menunjukan, indikator pembelajaran pada siklus II ini sudah sepenuhnya tercapai, hingga tidak ada siswa yang mendapatkan nilai kurang dari 65. Ketuntasan tersebut beracuan pada KKM yang telah ditetapkan untuk pelajaran matematika.
72
c. Tahap Refleksi Pembelajaran matematika berlangsung dengan baik, siswa secara aktif terlibat dalam pembelajaran dan apabila mengalami kesulitan siswa tidak enggan untuk bertanya kepada penelti maupun temannya. Ramainya siswa pada saat pembelajaran dapat teratasi dengan diberikannya “tepuk diam”, dan pemberian bintang prestasi dapat memotivasi siswa untuk lebih berprestasi. Berdasarkan pengamatan melalui lembar aktivitas siswa dengan pembelajaran menggunakan metode permainan Bingo diperoleh hasil rata-rata persentase sebesar 84,7%. Nilai rata-rata persentase ini sudah menunjukkan bahwa aktivitas belajar matematika cukup tinggi dan sudah memenuhi indikator aktivitas belajar yang sangat baik. Nilai tes hasil belajar yang diperoleh pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata yang cukup tinggi yaitu 87,63 dan semua siswa mendapatkan nilai diatas kriteria ketuntasan minimal hasil belajar matematika yang ditetapkan sekolah yaitu ≥ 65. Pada siklus II ini indikator keberhasilan
pembelajaran
matematika
sudah
tercapai.
Dengan
adanya
peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dan indikator pembelajaran sudah tercapai maka penelitian ini dihentikan pada siklus II sesuai dengan target yang telah direncanakan.
B. Interpretasi Hasil Penelitian dan Pembahasan Tahap analisis dimulai dengan membaca keseluruhan data yang ada, yang diperoleh dari berbagai sumber. Diantaranya sebagai berikut: 1. Aktivitas Belajar Siswa Aktivitas belajar siswa dianalisis berdasarkan lembar hasil observasi aktivitas belajar matematika siswa, yang bertujuan untuk mengetahui persentase aktivitas belajar matematika siswa. Lembar observasi juga digunakan untuk menganalisis dan merefleksi setiap tindakan pada akhir siklus. Adapun hasil observasi aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:
73
Tabel 4.8 Hasil Observasi Aktivitas Belajar Matematika Siswa No. 1. 2. 3. 4. 5.
Aspek Aktivitas Visual Activities Oral Activities Mental Activities Writing Activities Emotional Activities Rata-rata
Persentase Siklus I 65 60 85 65 55 66
Siklus II 72 84 90 96 84 85,2
Dari tabel diatas terlihat adanya peningkatan persentase pada tiap aspek aktivitas. Aspek yang memperoleh persentase paling tinggi dari setiap siklusnya ialah aspek mental activities, hal ini dikarenakan dalam pembelajaran baik siklus I maupun siklus II, sebagian besar siswa telah berhasil memecahkan/menyelesaikan soal yang didapatkan serta dapat mengambil keputusan atas keberagaman pendapat dan keinginan antar siswa. Selain itu, peningkatan yang cukup signifikan terlihat pada aspek writing activities, aspek tersebut meningkat sebanyak 31% dikarenakan pada siklus I siswa yang menuliskan proses atau cara dalam menemukan jawaban masih sangat sedikit, namun setelah diadakannya refleksi dan siswa diingatkan untuk menuliskan proses atau cara dalam menemukan jawaban, maka setiap pertemuan dalam pembelajaran siswa pun menuliskan cara atau prosesnya, sehingga penilaian terhadap pengamatan dalam aspek writing activities juga terus meningkat hingga mencapai skor 5 yang artinya hampir semua siswa melakukan writing activities tersebut (lampiran). Selanjutnya, dilihat dari perolehan persentase paling rendah pada siklus I ditempati oleh aspek emotional activities dengan persentase 55%. Hal ini dikarenakan semangat dan antusias siswa selama belajar masih rendah. Masih banyak siswa yang terlihat belum antusias dalam proses pembelajaran, terlebih saat pertemuan pertama dan kedua saat metode permainan bingo belum dilaksanakan, hingga pada pertemuan tersebut hanya mendapatkan skor 2. Namun skor pada setiap pertemuan terus meningkat, sehingga rata-rata persentase pada siklus II pun cukup tinggi yaitu 84% (lampiran). Persentase tersebut dapat
74
mengeser peringkat persentase terendah dalam siklus II, sehingga perolehan persentase paling rendah pada siklus II ditempati oleh aspek visual activities, yang termasuk dalam aspek ini adalah memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman, persentase rataratanya ialah 72%. Pada siklus II ini perolehan skor aspek visual activities meningkat dan menurun, skor menurun pada pertemuan keempat. Namun skor naik kembali pada pertemuan kelima (lampiran). Dan dalam aktivitas memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman, skor yang didapatkan masih tergolong rendah, masih banyak siswa yang acuh dan mengobrol saat temannya bertanya atau memberi tanggapan. Selain itu, pada lembar observasi aktivitas belajar siswa, jumlah rata-rata untuk siklus I terlihat masih rendah yaitu 66%. Akan tetapi, pada siklus II jumlah rata-rata aktivitas belajar matematika siswa meningkat menjadi 85,2%. Hal ini membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan strategi pembelajaran aktif metode permainan Bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Peningkatan rata-rata aktivitas belajar matematika siswa sebesar 19,2%. Perbandingan persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus I dan siklus II disajikan dalam diagram sebagai berikut: 120 100 80 60
Siklus I
40
Siklus II
20 0 Visual Activities
Oral Activities
Motor Activities
Writing Activities
Emotional Activities
Diagram 4.1 Perbandingan Persentase Aktivitas Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II
75
Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dari siklus I ke siklus II yang terlihat pada diagram 4.1 menunjukkan bahwa seluruh aspek aktivitas siswa mengalami peningkatan. Persentase rata-rata tertinggi pada siklus I yaitu aspek motor activities dan persentase rata-rata tertinggi pada siklus II yaitu aspek writing activities. Sedangkan persentase rata-rata terendah pada siklus I yaitu aspek emotional activities dan persentase rata-rata terendah pada siklus II yaitu aspek visual activities.
2. Tes Hasil Belajar Untuk tes hasil belajar digunakan tes formatif yaitu tes yang dilaksanakan pada setiap akhir siklus, dan tes subsumatif yang diberikan pada akhir pembelajaran yaitu berupa soal latihan pada LKS (Lembar Kerja Siswa). Adapun hasil tes tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.9 Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa No.
Hasil Tes
Siklus I
Siklus II
1.
Nilai Terendah
55,55
69,44
2.
Nilai Tertinggi
100
100
3.
Nilai Rata-rata
79,30
87,63
Berdasarkan tabel 4.9 tersebut diperoleh informasi bahwa rata-rata hasil belajar siswa siklus I yaitu 79,30 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus II sebesar 87,63. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan yaitu lebih dari 65, namun pada siklus II nilai terendahnya adalah 69,44 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. Peningkatan hasil belajar jika disajikan dalam diagram batang sebagai berikut:
76
90 88 86 84 Siklus I
82
Siklus II
80 78 76 74
Diagram 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa pada Siklus I dan Siklus II Sedangkan hasil lembar observasi dan aktivitas belajar matematika siswa dan hasil belajar siswa disajikan dalam tabel berikut: Tabel 4.10 Rekapitulasi Rata-Rata Aktivitas Belajar Siswa dan Hasil Belajar Siswa No.
Aspek yang dinilai
Siklus I
Siklus II
1.
Rata-rata aktivitas belajar siswa
66%
85,20%
2.
Rata-rata nilai tes hasil belajar siswa
79,30
87,63
Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh informasi bahwa rata-rata aktivitaas belajar matemetika siswa pada siklus I sebesar 66%, sedangkan ratarata nilai hasil belajar siswa pada akhir siklus I sebesar 79,30. Akan tetapi, ratarata aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II sebesar 85,20%, sedangkan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada akhir siklus II sebesar 87,63. Karena seluruh indikator keberhasilan telah tercapai yaitu untuk aktivitas belajar matematika dan rata-rata persentase aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dan telah mencapai batasan indikator 70% sedangkan untuk hasil belajar rata-rata nilai tes akhirs siklus juga telah mencapai indikator, yaitu 65 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai di bawah KKM maka penelitian ini tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.
77
3. Wawancara Wawancara dilakukan pertama kali saat pra penelitian dan setelah dilakukannya tindakan pada akhir siklus. Wawancara dilakukan terhadap guru kolaborator dan siswa. Dari hasil wawancara saat pra penelitian diperoleh informasi bahwa sebagian siswa cukup antusias dengan matematika, tetapi sebagian siswa ada yang kurang senang dengan matematika karena mereka menganggap matematika itu sangatlah sulit, siswa masih merasa takut untuk bertanya jika ada pembahasan yang belum dipahami, siswa juga pernah merasa bosan pada saat pembelajaran matematika dikarenakan cara mengajar guru cenderung monoton. Dari hasil wawancara saat akhir siklus I diperoleh informasi bahwa pembelajaran aktif metode permainan Bingo sangat baik digunakan karena siswa merasa senang belajar matematika, pembelajaran matematika dilakukan melalui bermain membuat mereka semangat dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar matematika, selain itu siswa sudah tidak malu untuk bertanya, meskipun masih ada beberapa siswa yang masih malu. Adapun hasil wawancara saat akhir siklus II diperoleh informasi bahwa siswa cukup antusias dengan pembelajaran matematika khususnya dengan pembelajaran aktif metode permainan Bingo dan guru kolaborator mengatakan bahwa pembelajaran aktif metode permainan Bingo sudah dilaksanakan dengan cukup baik sehingga dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. . C. Keabsahan Data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 3 instrumen penelitian yaitu lembar observasi aktivitas belajar matematika siswa, tes hasil belajar matematika siswa, dan lembar wawancara. Berdasarkan hasil lembar observasi terjadi peningkatan aktivitas belajar matematika siswa pada tiap siklus. Kenyataan ini ditunjukkan dengan perolehan skor rata-rata aktivitas siswa selama pembelajaran siklus I dan siklus II adalah 66% dan 85,2%. Lembar observasi ini mencatat semua aktivitas siswa selama proses pembelajaran dengan metode permainan Bingo berlangsung pada siklus I dan siklus II.
78
Berdasarkan hasil belajar matematika siswa, terdapat peningkatan hasil belajar pada tiap siklus. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata nilai yaitu 79,30 pada siklus I dan 87,63 pada siklus II. Tes diadakan pada setiap akhir siklus I dan II dengan soal tes yang terdiri dari 9 soal isian. Sedangkan berdasarkan hasil wawancara terhadap siswa, menunjukkan bahwa siswa cukup antusias dengan pembelajaran matematika khususnya dengan pembelajaran aktif metode permainan bingo. Siswa merasa senang belajar matematika, pembelajaran matematika dilakukan melalui bermain membuat mereka semangat dan menghilangkan kejenuhan dalam belajar matematika. Dari ketiga instrumen yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu lembar observasi, tes hasil belajar, dan wawancara telah terbukti keabsahannya karena menunjukkan adanya peningkatan aktivitas belajar matematika siswa dengan menggunakan pembelajaran aktif metode permainan Bingo. D. Keterbatasan Penelitian Peneliti menyadari bahwa penelitian ini belum sempurna, dikarenakan penelitian ini mempunyai keterbatasan. Temuan yang diperoleh dilapangan, menunjukkan suasana kelas selama melaksanakan kegiatan belajar matematika dengan menggunakan permainan menjadi ramai. Hal ini terjadi karena pada metode permainan menekankan keaktifan siswa dalam belajar. Suara-suara yang terdengar umumnya adalah berupa pertanyaan-pertanyaan, tetapi tidak dipungkiri bahwa aktivitas diluar kegiatan belajar seperti bercanda, mengganggu temannya yang lain, dan bercakap-cakap dengan teman. Sehingga untuk mengatasinya, peneliti memperkenalkan tepuk diam agar siswa mau diajak diam bukan merupakan aturan tetapi sebagian dari permainan. Selain itu, keterbatasan waktu penelitian juga membuat siswa belum terlalu merasakan manfaat belajar kelompok dan terkesan membuat siswa belum puas melakukan permainan, karena mereka menganggap permainan belum selesai jika belum menemukan pemenang dalam permainan bingo tersebut.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Penerapan pembelajaran aktif metode permainan Bingo dapat meningkatkan aktivitas belajar matematika siswa. Hal ini dapat terlihat dari aktivitas belajar matematika siswa yang meningkat 19,2%, berdasarkan data diperoleh rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa yaitu sebesar 66%, dan rata-rata persentase aktivitas belajar matematika siswa pada siklus II sebesar 85,20%. 2. Penerapan pembelajaran aktif metose permainan Bingo dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat terlihat dari rata-rata hasil belajar siswa siklus I yaitu 79,30 sedangkan rata-rata hasil belajar siswa siklus II sebesar 87,63. Rata-rata nilai pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Selain itu, pada siklus I masih ada siswa yang mendapat nilai dibawah KKM yang ditetapkan yaitu lebih dari 65, namun pada siklus II nilai terendahnya adalah 69,44 dan sudah tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. 3. Pembelajaran matematika dengan menggunakan metode permainan bingo dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan karena belajar matematika jadi tidak membosankan tetapi justru menyenangkan dan menantang, dimana matematika menjadi permainan bukan pekerjaan atau tugas. Siswa juga jadi lebih tertarik karena dengan permainan siswa dapat termotivasi untuk bersaing sehat terhadap teman-temannya.
79
B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, peneliti dapat memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Guru mempunyai kreativitas dalam memberikan dorongan dan semangat belajar siswa-siswinya, serta menciptakan suasana yang menyenangkan sehingga anak tidak jenuh dan dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran. 2. Dalam proses pembelajaran di kelas perlu diciptakan suasana pembelajaran yang kompetitif/bersaing antar siswa, agar dapat memberikan semangat belajar. 3. Guru hendaknya dapat terus menerapkan pembelajaran aktif metode permainan Bingo ini sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran matematika, dan tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan metodemetode pembelajaran yang lain dalam kegiatan pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada peserta didik.
80
DAFTAR PUSTAKA
A.M., Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2011. Arifin, Zainal, Evaluasi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2011. Arikunto, Suharsimi dkk., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2007. Badru, Ruslin, Pengembangan Model Pelatihan Permainan Tradisional Edukatif Berbasis
Potensi
Lokal
dalam
Meningkatkan
Kemampuan
dan
Keterampilan Orang Tua Anak Usia Dini di Paud Kota Gorontalo, dalam Jurnal Penelitian Pendidikan, Vol. 08, No. 1, 2011. Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang SISDIKNAS 2003, Jakarta: Sinar Grafika, 2003. Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Ekawati, Estina
dan
Sumaryanta,
Pengembangan Instrumen Penilaian
Pembelajaran Matematika SD/SMP, Yogyakarta: PPPPTK Matematika, 2011. Hamzah, Ali dan Muhlisrarini, Perencanaan dan Strategi Pembelajaran Matematika, Jakarta: Rajawali Pers, 2014. Hollingsworth, Pat dan Gina Lewis, Pembelajaran Aktif, Meningkatkan Keasyikan Kegiatan di Kelas, Jakarta: PT. Indeks, 2008. Islamiyah,
Wasik,
Aktivitas
Belajar,
diakses
dari
https://www.academia.edu/4570365/Aktivitas_Belajar, pada tanggal 19 Agustus pukul 10.47. Kunandar,
Guru
Profesional
Implementasi
Kurikulum
Tingkat
Satuan
Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2007. Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi Guru, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2010. Masitoh dan Laksmi Dewi, Strategi Pembelajaran, Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI. 2009.
81
82
Mulyono, Anton M., Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2000. Putri, Y. dan H. Siregar, Matematika untuk Siswa SD/MI Kelas III, Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. Sadiman, Arief S., dkk., Media Pendidikan, Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada 2007. Silberman, Melvin L. Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Jakarta: Nuansa, 2012. Sudjiono, Anas, Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2013. Suhana, Cucu, Konsep Strategi Pembelajaran, Bandung: PT. Refika Aditama, 2014. Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya, Jakarta: Bumi Aksara, 2012. Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2010. Sumiati, Desi, Studi Tentang Aktivitas Belajar Siswa dalam Pembelajaran Geografi di SMA Negeri 1 Ulakan Tapakis Kabupaten Padang Pariaman, 2013. Tedjasaputra, Mayke S., Bermain, Mainan, dan Permainan Jakarta: Grasindo 2006. Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: Remaja Rosda Karya Offset, 2009. Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004.
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1 (Satu)
Pertemuan Ke-
:1
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1.
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar 1.1
:
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator
:
1.
Mengurutkan bilangan yang terdiri dari tiga angka pada garis bilangan
2.
Membandingkan dua bilangan yang terdiri dari tiga angka
3.
Menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan
D. Tujuan Pembelajaran 1.
:
Siswa diharapkan mampu mengurutkan bilangan yang terdiri dari tiga angka pada garis bilangan.
2.
Siswa diharapkan mampu membandingkan dua bilangan yang terdiri dari tiga angka.
3.
Siswa diharapkan mampu menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan.
E. Materi Ajar
: Urutan bilangan
F. Model Pembelajaran
: Active Learning
G. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
83
84
H. Kegiatan Pembelajaran : Tahap
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memerikasa kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi mengurutkan bilangan yang pernah dilakukan pada kelas II.
Kegiatan Inti
Guru menggambarkan garis bilangan. Melalui garis bilangan tersebut, guru menjelaskan mengenai konsep garis bilangan, bahwa urutan bilangan pada garis bilangan menunjukkan makin kekanan maka bilangannya makin besar, begitupun sebaliknya. Dan bilangan yang terletak di sebelah kanan lebih besar daripada bilangan yang terletak di sebelah kiri. Guru menuliskan beberapa bilangan dengan nilai yang berbeda, kemudian guru meminta siswa untuk mengurutkan bilangan tersebut pada garis bilangan. Melalui konsep garis bilangan tersebut, siswa mengajak siswa untuk membandingkan dua bilangan dengan menggunakan lambang “>” dan “<”. Selain itu, guru juga memberikan beberapa contoh bilangan yang rumpang diantara dua bilangan agar siswa dapat menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan. Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan
85
yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS), yang dikerjakan secara individu. Kegiatan Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan berikutnya yaitu mengenai menaksir bilangan dan menentukan pola bilangan. Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran. Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
I.
Media/Alat dan Sumber Belajar
:
a. Media/Alat 1. Garis bilangan 2. Lembar kerja siswa (LKS) b. Sumber Belajar 1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. www.guruparents.com J.
Penilaian 1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. 2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1 (Satu)
Pertemuan Ke-
:2
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
2.
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar 1.2
:
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator
:
1.1.4 Menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan 1.1.5 Menentukan pola bilangan pada garis bilangan D. Tujuan Pembelajaran 1.
:
Siswa diharapkan mampu menaksir bilangan yang ditentukan bilangannya pada garis bilangan
2.
Siswa diharapkan mampu menentukan pola bilangan pada garis bilangan.
E. Materi Ajar
: Garis bilangan
F. Model Pembelajaran
: Active Learning
G. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab,
86
87
H. Kegiatan Pembelajaran : Tahap
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memerikasa kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi sebelumnya.
Kegiatan Inti
Guru memberikan beberapa contoh agar siswa dapat menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan. Selain itu, guru juga memberikan contoh bilangan loncatan yang akan membentuk pola bilangan dan barisan bilangan pada garis bilangan. Selanjutnya guru menjelaskan secara keseluruhan tentang menaksir bilangan, pola bilangan serta barisan bilangan pada garis bilangan Sebagai evaluasi guru memberikan beberapa soal latihan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS), yang dikerjakan secara individu.
Kegiatan Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari. Guru memberitahukan kegiatan yang akan dilakukan pada pertemuan berikutnya yaitu melakukan permainan bingo.
88
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran. Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
I. Media/Alat dan Sumber Belajar
:
c. Media/Alat 1. Garis bilangan 2. Lembar kerja siswa (LKS) d. Sumber Belajar 1.
Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
2.
Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
3.
www.guruparents.com
J. Penilaian 1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui
lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa. 2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab pertanyaan dalam permainan bingo.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Nama Sekolah
: SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1 (Satu)
Pertemuan Ke-
: 3 dan 4
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
3.
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar 1.3
Menentukan letak bilangan pada garis bilangan
C. Indikator 1.
:
:
Mengurutkan bilangan yang terdiri dari tiga angka pada garis bilangan melalui permainan bingo
2.
Membandingkan dua bilangan yang terdiri dari tiga angka melalui permainan bingo
3.
Menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan melalui permainan bingo
4.
Menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan melalui permainan bingo
5.
Menentukan pola bilangan pada garis bilangan melalui permainan bingo
D. Tujuan Pembelajaran 1.
:
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat mengurutkan bilangan yang terdiri dari tiga angka pada garis bilangan
2.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat membandingkan dua bilangan yang terdiri dari tiga angka
89
90
3.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menentukan bilangan yang terletak diantara dua bilangan
4.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan
5.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menentukan pola bilangan pada garis bilangan
E. Materi Ajar
: Urutan bilangan dan garis bilangan
F. Model Pembelajaran
: Active Learning
G. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab, dan Permainan.
H. Kegiatan Pembelajaran Tahap
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Awal
:
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memerikasa kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi sebelumnya.
Kegiatan Inti
Guru mengajak siswa untuk beradu strategi dalam permainan “Bingo”. Dengan tata cara dan aturan permainan sebagai berikut: 1. Guru telah mempersiapkan sumber, alat, dan bahan yang digunakan untuk menerapkan metode permainan bingo, berupa papan bingo, kartu bingo yang berisi soal-soal
91
sesuai materi yang sedang dibahas, serta kartu bingo yang berisi kunci jawaban. 2. Guru membagi siswa (secara heterogen) menjadi 4 kelompok, gambar
masing-masing
atau
simbol
kelompok
sebagai
mendapatkan
penanda
kelompok.
(Kelompok 1=bintang, kelompok 2=bulan, kelompok 3=matahari, kelompok 4=bunga). 3. Dalam pertemuan kali ini, siswa berada dalam babak penyisihan dengan cara membagi 4 kelompok tersebut menjadi 2 grup, yang nantinya setiap kelompok dalam grup tersebut akan beradu strategi untuk mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal) dan berhak menempelkan simbol kelompok dalam papan bingo kemudian berteriak “Bingo”, hingga mendapatkan satu kelompok masingmasing grup yang paling unggul dan akan beradu kembali dalam babak final. 4. Permainan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia.
Setelah permainan selesai, guru mengajak siswa untuk melakukan tes siklus 1 dengan cara menjawab beberapa pertanyaan yang telah disiapkan dalam sebuah LKS.
Kegiatan Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan berkutnya, yaitu operasi hitung penjumlahan. Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran. Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
92
I. Media/Alat dan Sumber Belajar
:
a. Media/Alat 1. Papan bingo 2. Kartu bingo berisi pertanyaan 3. Kartu berisi kunci jawaban 4. Simbol kelompok
b. Sumber Belajar 1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. www.guruparents.com
J. Penilaian 1. Penilaian
proses
pembelajaran
dapat
dilakukan
melalui
lembar
pengamatan aktivitas belajar siswa saat permainan bingo berlangsung. 2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab pertanyaan dalam permainan bingo dan nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab soal tes siklus 1 yang terdapat dalam LKS.
Bogor, Guru Kelas III
Peneliti
Kiki Pratiwi, S.Pd
Restu Pertiwi
2014
Lampiran 2
Lembar Kerja Siwa ”Garis Bilangan” Nama: _____________ 1.
Kelas: ____
Gambarlah garis bilangan lalu urutkan dan letakkan bilangan pada garis bilangan! a.
b.
119
121
120
117
123
118
116
122
715
713
710
712
711
716
709
714
2. Ayo, mengisi dengan tanda “>”, “<“, atau “=”! a. 108 …… 200 b. 909 …… 888 c. 208 + 11 …… 89 – 6 d. 312 – 12 …… 200 + 100 3. Bilangan yang terletak diantara 56 dan 58 adalah …… 4. Bilangan yang terletak diantara 559 dan 561 adalah …… 5. Aku adalah sebuah bilangan genap. Terletak di antara 777 dan 789. Bilangan berapakah aku? 6. Ano, Ato, dan Avo adalah anggota tim sepakbola. Pada suatu pertandingan, Ano dan Avo datang lebih awal. Ano dan Avo masingmasing memakai kaos dengan nomor punggung 54 dan 56. Ato mendapat kaos dengan nomor punggung sebelum Avo dan sesudah Ano. Coba kamu cari, berapakah nomor punggung Ato?
93
96
13.
Nomor rumahku terletak di antara nomor 299 dan 301. Berapakah nomor rumahku?
14.
Bandingkan dengan menggunakan simbol “>, <, dan =” 211 … 199
15. 16.
516 517 … 519 …
521 … …
524
Buatlah garis bilangan dengan pola membilang loncat ke kanan lima-lima dari 20 sampai 55!
17.
Bandingkan dengan menggunakan simbol “>, <, dan =” 27 – 6 … 8 + 8
18.
Bilangan yang terletak di antara 79 dan 81 adalah ....
19.
Isilah titik dalam garis bilangan dibawah ini!
20.
Tentukan pola dari bilangan berikut!
Polanya … 21.
Gambarlah garis bilangan lalu urutkan dan letakkan bilangan pada garis bilangan!
22.
48
52
49
51
47
46
50
53
Catatlah tanggal lahir teman sekelompokmu. Lalu urutkan tanggal lahir tersebut mulai dari yang terkecil. Siapakah yang tanggal lahirnya paling besar? Dan siapakah yang tanggal lahirnya paling kecil?
23.
Gambarlah garis bilangan lalu urutkan dan letakkan bilangan pada garis bilangan!
24.
221
203
215
209
212 224 206 218 Buatlah garis bilangan dengan pola membilang loncat ke kanan tujuh-tujuh dari 14 sampai 63!
25.
Buatlah garis bilangan dengan pola membilang loncat ke kanan enam-enam dari 0 sampai 42!
KUNCI JAWABAN BINGO BABAK PENYISIHAN SIKLUS I 1.
<
2.
233
3.
=
4.
815
5. 104
105 106
107 108 109 110
111
19
39
6. 4 7.
120
8.
>
9.
570
9
14
24
29
34
85 86 87 88 89 90 91 92 93
10. 11.
945 dan 946
12.
Polanya adalah membilang loncat ke kanan dua puluh-dua puluh dari 0.
13.
300
14.
>
15.
516
517
518
519
520
521
522
523
524
45
50
55
16. 20 17. 18.
25
30
35
40
> 80
19. 20.
0 9 18 27 36 45 54 63 Polanya adalah membilang loncat ke kanan seratus-seratus dari 0.
21. 22.
46 47 48 49 50 51 52 53 (Sesuai dengan tanggal lahir teman sekelompok) 97
98
23. 203
206
209 212 215
14
21
28
0
6
12
218
221 224
24. 35
42
49
56
63
24
30
36
42
25. 18
Lampiran 4 SOAL BINGO BABAK FINAL SIKLUS I 1.
Andi mempunyai 37 buah kelereng, dan Ari mempunyai 43 buah kelereng. Bandingkan banyak kelereng Andi dan Ari!
2.
Gambarlah garis bilangan lalu urutkan dan letakkan bilangan pada garis bilangan!
899
894
901
897
895
898
900
896
3.
Bilangan yang terletak di antara 901 dan 899 adalah ....
4.
Sinta dan Santi pergi ke Bank Nasional, mereka mendapatkan nomer antrian 78 dan 79. Saat sedang mengantri, ternyata sebelumnya ada 2 orang yang sedang mengantri juga, berapakah nomer antrian kedua orang tersebut?
5.
Bandingkan dengan menggunakan simbol “>, <, dan =” 90 … 99 – 10
6.
Bilangan yang terletak di antara 665 dan 667 adalah ....
7.
Anda Sedang Beruntung!!! Tanpa menjawab pertanyaan, kelompok anda berhak menempelkan simbol di nomer ini.
8.
Aku sebuah bilangan ganjil. Terletak di antara 998 dan 1000. Bilangan berapakah aku?
9. 10.
57 … 59 … 61 … 63 … 65 Bandingkan dengan menggunakan simbol “>, <, dan =” 481 + 3 … 230 + 110
11.
Saat bermain kartu bilangan, Lucky mendapatkan angka 602. Sedangkan Robert mendapatkan tiga angka sebelum angka yang didapatkan Lucky. Berapakah angka tersebut?
99
100
Lampiran 5 UJI VALIDITAS SIKLUS I
NO.
NO. SOAL 5 6 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 1 4 1 4 1 2 2 2 3 0 4 1 2 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 1 4 1 2 3 2 1 2 2 2
2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 2 4 2 1 3 3
3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 0 1 0
4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 0 1 0
∑
59
66
62
59
56
rhitung
0.623
0.580
0.758
0.777
0.332
rtabel ket
7 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 2 4 2 3 3 4 0 1 0
8 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 1 0 0 0 3 0 3
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3
10 4 4 3 3 2 2 4 2 3 2 4 3 0 3 4 2 2 1 3 1 1
59
59
53
80
53
0.774
0.757
0.518
0.777
0.486
valid
valid
valid
valid
valid
0.433 valid
valid
valid
valid
invalid
102
JML 38 37 37 36 35 33 33 32 32 31 30 29 29 29 27 25 24 24 16 15 14 606
UJI RELIABILITAS SIKLUS I
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ Si Si2 ∑Si St
NO. SOAL JML 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 3 4 4 4 4 4 4 4 4 35 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35 4 4 4 4 4 4 3 3 4 34 4 4 4 4 4 3 4 4 4 35 3 4 4 1 4 2 3 3 4 28 3 4 3 1 1 3 4 3 4 26 2 3 3 2 2 3 3 3 4 25 3 2 2 4 4 1 3 2 4 25 0 1 3 4 4 1 4 4 4 25 2 0 4 2 3 3 4 2 4 24 4 1 2 0 4 2 3 4 4 24 2 2 4 4 1 4 2 0 4 23 1 4 2 2 4 4 2 0 3 22 4 2 2 3 1 3 2 2 1 20 4 4 0 3 1 3 2 1 2 20 1 1 2 3 1 2 2 2 4 18 3 2 2 2 0 3 1 2 3 18 2 0 2 1 1 2 2 2 4 16 0 1 3 1 0 1 3 4 3 16 57 55 62 57 55 59 63 57 76 541 1.347 1.499 1.117 1.347 1.596 1.030 0.949 1.309 0.805 1.814 2.248 1.248 1.814 2.548 1.062 0.900 1.714 0.648
2
St2 r11 ket
13.995 6.877 47.290 0.79206525 tinggi
103
TINGKAT KESUKARAN SIKLUS I
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ JS P ket
NO. SOAL JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 39 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38 4 3 4 4 1 4 2 3 3 4 32 4 3 4 3 1 1 3 4 3 4 30 4 2 3 3 2 2 3 3 3 4 29 4 3 2 2 4 4 1 3 2 4 29 4 0 1 3 4 4 1 4 4 4 29 4 2 0 4 2 3 3 4 2 4 28 4 4 1 2 0 4 2 3 4 4 28 4 2 2 4 4 1 4 2 0 4 27 4 1 4 2 2 4 4 2 0 3 26 4 4 2 2 3 1 3 2 2 1 24 3 4 4 0 3 1 3 2 1 2 23 4 1 1 2 3 1 2 2 2 4 22 3 3 2 2 2 0 3 1 2 3 21 4 2 0 2 1 1 2 2 2 4 20 4 0 1 3 1 0 1 3 4 3 20 81 57 55 62 57 55 59 63 57 76 622 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 0.96 0.68 0.65 0.74 0.68 0.65 0.70 0.75 0.68 0.90 m s s m s s s m s m
104
DAYA BEDA SIKLUS I
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 BA JA 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 BB JB D
2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 41 44 3 3 2 2 2 2 1 1 0 0 16 40 0.53
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 43 44 2 2 2 2 1 1 1 1 0 0 12 40 0.68
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 44 3 3 2 2 2 2 2 2 2 0 20 40 0.45
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 42 44 3 2 2 2 2 1 1 1 1 0 15 40 0.58
Ket.
baik
baik
baik
baik
NO. SOAL 6 7 8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 44 39 41 44 44 44 3 3 3 2 3 3 1 3 3 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 1 1 2 0 1 2 0 1 1 11 20 22 40 40 40 0.73 0.39 0.38 baik cukup cukup sekali
105
9 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 41 44 3 2 2 2 2 2 2 1 0 0 16 40 0.53
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 44 44 4 4 4 4 4 3 3 3 2 1 32 40 0.20
baik
jelek
Lampiran 6 KISI-KISI TES HASIL BELAJAR SIKLUS I
Satuan Pendidikan : SDN Tunas Mekar Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1
Bentuk Soal
: Isian Singkat
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka Kompetensi Dasar
: 1.1 Menentukan letak bilangan pada garis bilangan Aspek yang diukur (Nomor Soal)
Indikator Ingatan
Pemahaman
1.1.1 Mengurutkan bilangan yang terdiri
2
dari tiga angka pada garis bilangan 1.1.2 Membandingkan
dua
Penerapan
bilangan
3
yang terdiri dari tiga angka 1.1.3 Menentukan bilangan yang terletak
4
5
diantara dua bilangan 1.1.4 Menaksir bilangan yang ditentukan letaknya pada garis bilangan 1.1.5 Menentukan pola bilangan pada garis bilangan Jumlah Soal
106
7
8
9
10
3
3
6
3
Lampiran 8 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1 (Satu)
Pertemuan Ke-
:5
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1.
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar 1.2
:
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator
:
1.2.1 Menuliskan bentuk panjang suatu bilangan 1.2.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka 1.2.3 Menebak angka pada operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan hasil yang tepat D. Tujuan Pembelajaran
:
1.
Siswa diharapkan mampu menuliskan bentuk panjang suatu bilangan
2.
Siswa diharapkan mampu melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka
3.
Siswa diharapkan mampu menebak angka pada operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan hasil yang tepat
E. Materi Ajar
: Operasi hitung penjumlahan
F. Model Pembelajaran
: Active Learning
G. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
108
109
H. Kegiatan Pembelajaran : Tahap
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memerikasa kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi penjumlahan yang pernah dilakukan pada kelas II.
Kegiatan Inti
Guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai penulisan bentuk panjang suatu bilangan Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut, melalui kegiatan ini siswa mengurutkan bilangan ratusan, puluhan, dan satuan hingga nanti siswa dapat melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan dengan mudah Masuk dalam materi penjumlahan, guru memberikan contoh soal kepada siswa mengenai penjumlahan Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar hingga mendapatkan hasil penjumlahan yang tepat. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut Siswa juga diminta untuk mengisi kotak-kotak penjumlahan yang
telah
disediakan
hingga
mendapatkan
hasil
penjumlahan yang tepat Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS)
110
Kegiatan Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya
yaitu
mengenai
operasi
hitung
pengurangan. Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran. Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
I. Media/Alat dan Sumber Belajar a.
:
Media/Alat 1. Lembar kerja siswa (LKS) 2. Spidol 3. White board
b.
Sumber Belajar 1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. www.guruparents.com
J. Penilaian 1.
Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan aktivitas belajar siswa.
2.
Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1 (Satu)
Pertemuan Ke-
:6
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1.
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar 1.2
:
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator
:
1.2.4 Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan tiga angka 1.2.5 Menebak angka pada operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan hasil yang tepat D. Tujuan Pembelajaran 1.
:
Siswa diharapkan mampu melakukan operasi hitung pengurangan bilangan tiga angka
2.
Siswa diharapkan mampu menebak angka pada operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan hasil yang tepat
E. Materi Ajar
: Operasi hitung pengurangan
F. Model Pembelajaran
: Active Learning
G. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
111
112
H. Kegiatan Pembelajaran : Tahap
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memerikasa kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi pengurangan yang pernah dilakukan pada kelas II.
Kegiatan Inti
Guru memberikan contoh soal pengurangan kepada siswa Siswa diminta untuk meletakkan urutan bilangannya dengan benar hingga mendapatkan hasil pengurangan yang tepat. Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut Siswa juga diminta untuk mengisi kotak-kotak pengurangan yang
telah
disediakan
hingga
mendapatkan
hasil
pengurangan yang tepat Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS) Kegiatan Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari. Guru memberitahukan materi yang akan dibahas pada pertemuan
berikutnya
pengurangan.
yaitu
mengenai
operasi
hitung
113
Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran. Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
I. Media/Alat dan Sumber Belajar
:
a. Media/Alat 1. Lembar kerja siswa (LKS) 2. Spidol 3. White board b. Sumber Belajar 1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. www.guruparents.com
J. Penilaian 1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. 2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1 (Satu)
Pertemuan Ke-
:7
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1.
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar 1.2
:
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator
:
1.2.6 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan 1.2.7 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan 1.2.8 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan D. Tujuan Pembelajaran 1.
:
Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan
2.
Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan
3.
Siswa diharapkan mampu memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
E. Materi Ajar
: Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
F. Model Pembelajaran
: Active Learning
114
115
G. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, dan Tanya Jawab
H. Kegiatan Pembelajaran : Tahap
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memerikasa kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru melakukan kegiatan apersepsi.
Kegiatan Inti
Guru memberikan contoh soal kepada siswa
mengenai
pemecahan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut Guru memberikan contoh soal kepada siswa
mengenai
pemecahan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut Guru memberikan contoh soal kepada siswa
mengenai
pemecahan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan Siswa diminta membantu guru menyelesaikan soal tersebut Sebagai evaluasi, guru memberikan beberapa soal latihan yang terdapat dalam lembar kerja siswa (LKS) Kegiatan Penutup
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
116
Guru memberitahukan kegiatan pada pertemuan berikutnya yaitu melakukan permainan bingo. Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran. Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
I. Media/Alat dan Sumber Belajar
:
a. Media/Alat 1. Lembar kerja siswa (LKS) 2. Spidol 3. White board b. Sumber Belajar 1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. www.guruparents.com
J. Penilaian 1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan aktivitas belajar siswa. 2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab pertanyaan yang terdapat dalam LKS.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Nama Sekolah
: SDN Tunas Mekar
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1 (Satu)
Pertemuan Ke-
: 8 dan 9
Alokasi Waktu
: 4 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1.
Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka
B. Kompetensi Dasar 1.2
:
Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka
C. Indikator
:
1.2.1 Menuliskan bentuk panjang suatu bilangan melalui permainan bingo 1.2.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka melalui permainan bingo 1.2.3 Menebak angka pada operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan hasil yang tepat melalui permainan bingo 1.2.4 Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan tiga angka melalui permainan bingo 1.2.5 Menebak angka pada operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan hasil yang tepat melalui permainan bingo 1.2.6 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan melalui permainan bingo 1.2.7 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan melalui permainan bingo
117
118
1.2.8 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan melalui permainan bingo
D. Tujuan Pembelajaran 1.
:
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menuliskan bentuk panjang suatu bilangan
2.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka
3.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menebak angka pada operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan hasil yang tepat
4.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat melakukan operasi hitung pengurangan bilangan tiga angka
5.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat menebak angka pada operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan hasil yang tepat
6.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan
7.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan
8.
Melalui permainan bingo, siswa diharapkan dapat memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
E. Materi Ajar
: Operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
F. Model Pembelajaran
: Active Learning
G. Metode Pembelajaran
: Ceramah, Diskusi, Penugasan, Tanya Jawab, dan
Permainan.
119
H. Kegiatan Pembelajaran : Tahap
Langkah Kegiatan
Pembelajaran Kegiatan Awal
Guru masuk kelas dengan mengucapkan salam. Sebelum pelajaran dimulai, guru mempersilakan ketua kelas untuk memimpin doa. Guru memerikasa kehadiran siswa. Guru melakukan kegiatan motivasi atau ice breaking. Guru menyampaikan topik yang akan dibahas pada pertemuan ini. Guru melakukan kegiatan apersepsi yaitu mengulas materi sebelumnya.
Kegiatan Inti
Guru mengajak siswa untuk beradu strategi dalam permainan “Bingo”. Dengan tata cara dan aturan permainan sebagai berikut: 5. Guru telah mempersiapkan sumber, alat, dan bahan yang digunakan untuk menerapkan metode permainan bingo, berupa papan bingo, kartu bingo yang berisi soal-soal sesuai materi yang sedang dibahas, serta kartu bingo yang berisi kunci jawaban. 6. Guru membagi siswa (secara heterogen) menjadi 4 kelompok, gambar
masing-masing
atau
simbol
kelompok
sebagai
penanda
mendapatkan kelompok.
(Kelompok 1=bintang, kelompok 2=bulan, kelompok 3=matahari, kelompok 4=bunga). 7. Dalam pertemuan kali ini, siswa berada dalam babak penyisihan dengan cara membagi 4 kelompok tersebut menjadi 2 grup, yang nantinya setiap kelompok dalam
120
grup tersebut akan beradu strategi untuk mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertikal, horizontal, maupun diagonal) dan berhak menempelkan simbol kelompok dalam papan bingo kemudian berteriak “Bingo”, hingga mendapatkan satu kelompok masingmasing grup yang paling unggul dan akan beradu kembali dalam babak final. 8. Permainan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia. Setelah permainan selesai, guru mengajak siswa untuk melakukan tes siklus 2 dengan cara menjawab beberapa pertanyaan yang telah disiapkan dalam sebuah LKS. Kegiatan
Guru mengarahkan siswa untuk membuat kesimpulan bersama mengenai materi yang telah dipelajari.
Penutup
Guru memberitahukan materi atau pembelajaran yang akan dibahas pada pertemuan berkutnya. Bersama siswa, guru berdoa untuk mengakhiri pelajaran. Guru mengucapkan salam, dan menutup pelajaran.
I. Media/Alat dan Sumber Belajar a. Media/Alat 1. Papan bingo 2. Kartu bingo berisi pertanyaan 3. Kartu berisi kunci jawaban 4. Simbol kelompok 5. Spidol 6. White board
:
121
b. Sumber Belajar 1. Fajariyah, Nur dan Devi Triratnawati. 2008. Cerdas Berhitung Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 2. Y. Putri, H. Siregar. 2009. Matematika untuk Kelas III SD/MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. 3. www.guruparents.com
J. Penilaian 1. Penilaian proses pembelajaran dapat dilakukan melalui lembar pengamatan aktivitas belajar siswa saat permainan bingo berlangsung. 2. Penilaian hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab pertanyaan dalam permainan bingo dan nilai atau skor yang didapatkan saat menjawab soal tes siklus 2 yang terdapat dalam LKS.
Bogor, Guru Kelas III
Peneliti
Kiki Pratiwi, S.Pd
Restu Pertiwi
2014
Lampiran 9
LEMBAR KERJA SIWA 1 ”Operasi Hitung Penjumlahan” Nama: _____________
Kelas: ____
1. Ayo, kita tulis bentuk panjang bilangan-bilangan berikut! Lambang a. 250 b. 999
Bentuk Panjang …… ratusan + …… puluhan + …… satuan …… + …… + …… …… ratusan + …… puluhan + …… satuan …… + …… + ……
2. Ayo, kita sederhanakan bentuk panjang berikut! a. 623 + 65 = ………
b. 467 + 170 = ………
c. 300 100 + ......
d. 537 266 + ......
e. 223 324 + ......
f. 430 279 + ......
122
123
LEMBAR KERJA SIWA 3 ”Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan” Nama: _____________
Kelas: ____
Ayo hitunglah soal-soal dibawah ini dengan cermat dan teliti! 1. 736 + 526 – 457 = ……
2. 628 – 573 + 621 = ……
3. Pak Anton memanen pepaya dari kebun. Pepaya-pepaya itu ditempatkan pada 2 buah keranjang besar. Masing-masing keranjang memuat 578 buah dan 439 buah pepaya. Berapakah buah pepaya yang dipanen Pak Anton? Jawab:
4. Seorang peternak mempunyai 3 rak telur. Rak pertama berisi 376 butir. Rak kedua berisi 265 butir. Rak ketiga berisi 985 butir telur. Berapa telur yang disimpan peternak di dalam rak? Jawab:
125
126
5. Seorang peternak mempunyai 3 rak telur. Rak pertama berisi 376 butir. Rak kedua berisi 265 butir. Rak ketiga berisi 985 butir telur. Berapa telur yang disimpan peternak di dalam rak? Jawab:
6. Suatu rangkaian gerbong kereta api mengangkut 563 penumpang. Sampai di Stasiun A diturunkan 418 penumpang. Berapa banyak penumpang yang masih ada dalam kereta api? Jawab:
7. Kantor Tata Usaha Sekolah mempunyai 856 lembar kertas. Sebanyak 573 di antaranya digunakan untuk mencetak pengumuman. Berapakah sisa kertasnya? Jawab:
8. Banyak murid SD Jati adalah 320 orang. SD Jati merencanakan kegiatan darmawisata. Banyak siswa yang telah mendaftar adalah 256 anak. Berapakah banyak siswa yang belum mendaftar? Jawab:
127
9. Di suatu daerah, banyaknya siswa sekolah dasar 452 orang. Siswa perempuan 267 orang. Jika siswa laki-laki bertambah 125 orang, berapa jumlah siswa laki-laki sekarang? Jawab:
10. Pak Munar mempunyai sawah di dua tempat. Dari sawah yang satu dipanen 756 kg gabah. Dari sawah yang lain dipanen 145 kg gabah. Setelah menjadi gabah kering, berat seluruhnya 668 kg. Susut berapa kilogram berat gabah tersebut? Jawab:
129
KUNCI JAWABAN BINGO BABAK PENYISIHAN SIKLUS II 1. 618 = 6 ratusan + 1 puluhan + 8 satuan =
600 +
10
+
8
2. 903 = 9 ratusan + 0 puluhan + 3 satuan =
900 +
0
+
3
3. 774 4. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan 5. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan 6. 421 7. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan 8. 778 9. 700 + 70 + 7 10. 551 11. Anda berhak menempelkan simbol kelompok anda dikotak nomor 9 12. 299 13. 898 14. 892 15. 1071 16. 999 17. 641 18. 309 19. 471 20. 152 21. 1617 22. Kelompok lawan berhak mengambil soal berikutnya 23. 11 24. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan 25. 500 + 10 + 0 130
132
JAWABAN BINGO BABAK FINAL SIKLUS II 1. 310 2. 500 + 90 + 0 3. 283 4. 399 5. 416 = 4 ratusan + 1 puluhan + 6 satuan =
400
+
10
+
6
6. 235 7. 561 8. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan 9. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan 10. 736 11. 109 = 1 ratusan + 0 puluhan + 9 satuan =
100
+
0
+
9
12. 400 + 0 + 0 13. 948 14. 313 15. 70 16. 340 17. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan 18. 189 19. 851 20. Sesuai angka dan hasil yang dituliskan 21. 170 22. 422 23. 600 + 80 + 9 24. 336 25. 78 133
Lampiran 12 UJI VALIDITAS SIKLUS II
NO.
NO. SOAL 5 6 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 2 3 3 4 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 3 1 4 1 4 1 2 2 2 3 0 4 1 2 0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 4 4 4 4 4 4 2 4 3 3 3 1 4 1 2 3 2 1 2 2 2
2 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 1 3 2 4 2 1 3 3
3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 0 1 0
4 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 4 0 1 0
∑
59
66
62
59
56
rhitung
0.623
0.580
0.758
0.777
0.332
rtabel ket
7 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 2 3 2 4 2 3 3 4 0 1 0
8 3 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 1 0 0 0 3 0 3
9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 3
10 4 4 3 3 2 2 4 2 3 2 4 3 0 3 4 2 2 1 3 1 1
59
59
53
80
53
0.774
0.757
0.518
0.777
0.486
valid
valid
valid
valid
0.433 valid
valid
valid
valid
invalid
134
valid
JML 38 37 37 36 35 33 33 32 32 31 30 29 29 29 27 25 24 24 16 15 14 606
UJI RELIABILITAS SIKLUS II
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ Si Si2 ∑Si St
NO. SOAL JML 1 2 3 4 6 7 8 9 10 4 4 4 3 4 4 3 4 4 34 4 4 4 3 3 3 4 4 4 33 4 4 3 4 4 3 4 4 3 33 4 4 4 4 3 4 3 4 3 33 4 4 3 4 3 4 3 4 2 31 4 4 4 3 3 3 4 4 2 31 2 4 3 4 4 3 2 4 4 30 4 4 3 3 3 4 3 4 2 30 3 3 3 4 3 3 4 4 3 30 3 3 3 3 3 4 3 4 2 28 3 3 2 2 4 2 3 4 4 27 1 3 4 3 2 3 3 4 3 26 4 3 4 2 4 2 4 4 0 27 1 1 4 3 3 4 3 4 3 26 2 3 3 3 4 2 1 4 4 26 3 2 3 3 4 3 0 4 2 24 2 4 3 3 2 3 0 4 2 23 1 2 4 4 2 4 0 4 1 22 2 1 0 0 0 0 3 4 3 13 2 3 1 1 1 1 0 1 1 11 2 3 0 0 0 0 3 3 1 12 59 66 62 59 59 59 53 80 53 550 1.123 0.964 1.244 1.209 1.250 1.250 1.436 0.680 1.167 1.262 0.929 1.548 1.462 1.562 1.562 2.062 0.462 1.362
2
St2 r11 ket
12.210 6.831 46.662 0.830633228 sangat tinggi
135
TINGKAT KESUKARAN SIKLUS II
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 ∑ JS P ket
NO. SOAL JML 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 38 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 37 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 37 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3 36 4 4 3 4 4 3 4 3 4 2 35 4 4 4 3 2 3 3 4 4 2 33 2 4 3 4 3 4 3 2 4 4 33 4 4 3 3 2 3 4 3 4 2 32 3 3 3 4 2 3 3 4 4 3 32 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 31 3 3 2 2 3 4 2 3 4 4 30 1 3 4 3 3 2 3 3 4 3 29 4 3 4 2 2 4 2 4 4 0 29 1 1 4 3 3 3 4 3 4 3 29 2 3 3 3 1 4 2 1 4 4 27 3 2 3 3 1 4 3 0 4 2 25 2 4 3 3 1 2 3 0 4 2 24 1 2 4 4 2 2 4 0 4 1 24 2 1 0 0 3 0 0 3 4 3 16 2 3 1 1 4 1 1 0 1 1 15 2 3 0 0 2 0 0 3 3 1 14 59 66 62 59 56 59 59 53 80 53 606 84 84 84 84 84 84 84 84 84 84 0.70 0.79 0.74 0.70 0.67 0.70 0.70 0.63 0.95 0.63 m s s m s s s m s m
136
DAYA BEDA SIKLUS II
NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 BA JA 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 BB JB D ket
NO. SOAL 1 2 3 4 6 7 8 9 10 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 2 4 4 4 3 3 3 4 4 2 2 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 2 4 2 3 4 4 39 41 36 37 37 37 36 44 33 44 44 44 44 44 44 44 44 44 1 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 2 4 2 4 4 0 1 1 4 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 4 2 1 4 4 3 2 3 3 4 3 0 4 2 2 4 3 3 2 3 0 4 2 1 2 4 4 2 4 0 4 1 2 1 0 0 0 0 3 4 3 2 3 1 1 1 1 0 1 1 2 3 0 0 0 0 3 3 1 20 25 26 22 22 22 17 36 20 40 40 40 40 40 40 40 40 40 0.39 0.31 0.17 0.29 0.29 0.29 0.39 0.10 0.25 cukup cukup jelek cukup cukup cukup cukup jelek cukup
137
Lampiran 13 KISI-KISI TES HASIL BELAJAR SIKLUS II
Satuan Pendidikan : SDN Tunas Mekar Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/Semester
: III/1
Bentuk Soal
: Isian Singkat
Standar Kompetensi : 1. Melakukan operasi hitung bilangan sampai tiga angka Kompetensi Dasar
: 1.2 Melakukan penjumlahan dan pengurangan tiga angka Aspek yang diukur (Nomor Soal)
Indikator
Ingatan
1.2.1 Menuliskan bentuk panjang suatu bilangan 1.2.2 Melakukan operasi hitung penjumlahan bilangan tiga angka 1.2.3 Menebak angka pada operasi hitung penjumlahan sehingga menunjukkan hasil yang tepat 1.2.4 Melakukan operasi hitung pengurangan bilangan tiga angka 1.2.5 Menebak angka pada operasi hitung pengurangan sehingga menunjukkan hasil yang tepat 1.2.6 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan 1.2.7 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung pengurangan 1.2.8 Memecahkan masalah sehari-hari dengan melibatkan operasi hitung penjumlahan dan pengurangan Jumlah Soal
138
Pemahaman
Penerapan
1 2 3
4
7 6 8 9 10 4
3
3
140
8. Pada sore hari Anton pergi kerumah Rendy untuk bermain kelereng, dan Anton pun membawa 230 kelereng, namun saat diperjalanan kelereng Anton terjatuh sebanyak 16 kelereng. Berapakah sisa kelereng Anton sekarang? 9. Di sebuah perpustakaan jumlah buku pelajaran dan buku cerita adalah 952 buah. Jumlah buku cerita adalah 451 buah. Dan kemudian Pak Tono menyumbangkan 120 buku pelajaran, berapa buah buku pelajaran sekarang?
Lampiran 15 LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SISWA Nama Observer
:
Materi Pokok
:
Hari/Tanggal
:
Pertemuan ke-
:
Petunjuk: Berilah tanda Check List (√) pada skor yang Ibu/ibu anggap sesuai dengan kegiatan aktivitas siswa yang diamati. Adapun kriteria skor sebagai berikut: 1 = Buruk
(hanya 1-4 siswa yang melakukan aktivitas)
2 = Kurang
(hanya 5-8 siswa yang melakukan aktivitas)
3 = Cukup
(hanya 9-12 siswa yang melakukan aktivitas)
4 = Baik
(siswa yang melakukan aktivitas 13-16 siswa)
5 = Sangat Baik
(seluruh siswa melakukan aktivitas/lebih dari 17 siswa melakukan aktivitas)
A. Visual Activities 1.
Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru 1
2
3
4
5
Komentar/Saran:
2.
Memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman 1
2
3
141
4
5
142
Komentar/Saran:
B. Oral Activities 1.
Berdiskusi dalam kegiatan kelompok
Komentar/Saran:
2.
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Mengajukan pertanyaan
Komentar/Saran:
3.
Menanggapi penjelasan/menjawab pertanyaan guru atau teman 1
2
3
4
5
Komentar/Saran:
C. Mental Activities 1.
Memecahkan/menyelesaikan soal yang didapatkan 1
2
3
4
5
143
Komentar/Saran:
2.
Mengambil keputusan atas keberagaman pendapat dan keinginan antar siswa 1
2
3
4
5
Komentar/Saran:
D. Writing Activities 1.
Menulis proses atau cara dalam menemukan jawaban 1
2
3
4
5
Komentar/Saran:
E. Emotional Activities 1.
Semangat dan antusias siswa selama belajar 1
Komentar/Saran:
2
3
4
5
Lampiran 16 REKAPITULASI PERSENTASE AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS I
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek yang diamati
Skor Skor Skor Skor Pert. Pert. Pert. Pert. 1 2 3 4
Visual Activities Memperhatikan penjelasan 3 4 yang disampaikan oleh guru Visual Activities Memperhatikan pertanyaan 2 1 atau tanggapan teman Oral Activities Berdiskusi dalam kegiatan 0 0 kelompok Oral Activities 1 2 Mengajukan pertanyaan Oral Activities Menanggapi 2 3 penjelasan/menjawab pertanyaan guru atau teman Mental Activities Memecahkan/menyelesaikan 5 4 soal yang didapatkan Mental Activities Mengambil keputusan atas 0 0 keberagaman pendapat dan keinginan antar siswa Writing Activities Menuliskan proses atau cara 2 3 dalam menemukan jawaban Emotional Activities Semangat dan antusias siswa 2 2 selama belajar Jumlah Persentase Rata-rata Kriteria
144
5
RataRatarata rata tiap (%) aspek
4
3
4
4
5
0
0
4
3
4
5
3,25
65
3
60
4,25
85
3
4
4
4
3,25
65
4
3
2,75
55 330 66 Baik
REKAPITULASI PERSENTASE AKTIVITAS BELAJAR MATEMATIKA SIKLUS II
No.
1.
2.
3.
4.
5.
Skor Skor Skor Skor Skor Pert. Pert. Pert. Pert. Pert. 1 2 3 4 5
Aspek yang diamati Visual Activities Memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru Visual Activities Memperhatikan pertanyaan atau tanggapan teman Oral Activities Berdiskusi dalam kegiatan kelompok Oral Activities Mengajukan pertanyaan Oral Activities Menanggapi penjelasan/menjawab pertanyaan guru atau teman Mental Activities Memecahkan/menyelesaikan soal yang didapatkan Mental Activities Mengambil keputusan atas keberagaman pendapat dan keinginan antar siswa Writing Activities Menuliskan proses atau cara dalam menemukan jawaban Emotional Activities Semangat dan antusias siswa selama belajar
4
4
5
4
Ratarata tiap aspek
Ratarata (%)
3,6
72
4,2
84
4,37
90
5
3
3
3
2
3
0
0
5
5
5
2
3
0
0
0
4
4
4
5
5
5
5
4
5
5
0
0
3
4
4
4
5
5
5
5
4,8
96
4
4
4
4
5
4,2
84
Jumlah Persentase Rata-rata Kriteria 145
423,5 84,7 Sangat Baik
Lampiran 17 NILAI TES HASIL BELAJAR SIKLUS I No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nilai
Hasil Tes Akhir
KKM
Siklus I
65
72,22
Tuntas
S2
65
97,22
Tuntas
S3
65
80,55
Tuntas
S4
65
55,55
Belum Tuntas
S5
65
83,33
Tuntas
S6
65
66,66
Tuntas
S7
65
77,77
Tuntas
S8
65
72,22
Tuntas
S9
65
100
Tuntas
S10
65
80,55
Tuntas
S11
65
58,33
Belum Tuntas
S12
65
100
Tuntas
S13
65
100
Tuntas
S14
65
91,66
Tuntas
S15
65
100
Tuntas
S16
65
66,66
Tuntas
S17
65
80,55
Tuntas
S18
65
72,22
Tuntas
S19
65
72,22
Tuntas
S20 Jumlah
65
58,33
Belum Tuntas
Nama S1
1586,04 79,30
Rata-rata Nilai
146
Keterangan
NILAI TES HASIL BELAJAR SIKLUS II No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20.
Nilai
Hasil Tes Akhir
KKM
Siklus II
65
94,44
Tuntas
S2
65
100
Tuntas
S3
65
77,77
Tuntas
S4
65
69,44
Tuntas
S5
65
88,88
Tuntas
S6
65
75,00
Tuntas
S7
65
72,22
Tuntas
S8
65
100
Tuntas
S9
65
100
Tuntas
S10
65
86,11
Tuntas
S11
65
77,77
Tuntas
S12
65
91,66
Tuntas
S13
65
100
Tuntas
S14
65
83,33
Tuntas
S15
65
100
Tuntas
S16
65
83,33
Tuntas
S17
65
83,33
Tuntas
S18
65
100
Tuntas
S19
65
97,22
Tuntas
S20 Jumlah
65
72,22
Tuntas
Nama S1
1752,72
Rata-rata Nilai
87,636
147
Keterangan
Lampiran 18 LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU Tahap
: Pra Penelitian
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa dan
permasalahan
yang
terjadi
pada
pembelajaran
matematika dikelas tersebut. Daftar Pertanyaan
:
1. Apakah Ibu membuat perencanaan pembelajaran terlebih dahulu sebelum mengajar di kelas? 2. Metode apa saja yang sering Ibu gunakan dalam pembelajaran matematika, mengapa? 3. Apakah ibu pernah menggunakan metode permainan dalam proses pembelajaran matematika? 4. Apakah siswa memperhatikan penjelasan materi pelajaran yang Ibu sampaikan? 5. Apakah ada siswa yang bertanya tentang materi yang Ibu sampaikan? 6. Apakah siswa lain memperhatikan saat ada salah satu siswa bertanya atau memberi tanggapan? 7. Apabila Ibu memberikan pertanyaan, bagaimana respon atau antusias siswa terhadap pertanyaan Ibu? 8. Apakah setiap tugas yang diberikan oleh Ibu selalu dikerjakan dengan baik oleh siswa? 9. Apakah Ibu memberikan kesempatan siswa untuk bertanya, berapa banyak ratarata siswa bertanya? 10. Bagaimana respon siswa selama pembelajaran matematika berlangsung?
148
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN GURU Tahap
: Penelitian (Siklus I dan Siklus II)
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui perkembangan tingkat aktivitas belajar matematika
siswa,
tanggapan
guru
mengenai
“Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo”, dan permasalahan yang terjadi pada pembelajaran matematika di kelas tersebut. Daftar Pertanyaan
:
1. Bagaimana pendapat Ibu terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan penerapan pembelajaran aktif metode permainan Bingo? 2. Apakah ada perkembangan aktivitas belajar matematika siswa setelah diterapkan pembelajaran aktif metode permainan Bingo? Jika ada, perkembangan apa saja? 3. Menurut Ibu apa kelebihan dan kekurangan dalam penerapan pembelajaran aktif metode permainan Bingo? 4. Apa yang harus dilakukan untuk memperbaiki pembelajaran selanjutnya?
149
Lampiran 19 LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA Tahap
: Pra Penelitian
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa, minat
siswa
terhadap
pelajaran
matematika
dan
permasalahan yang dihadapi siswa terkait dengan pelajaran matematika sebelumnya. Daftar Pertanyaan
:
1. Apakah kamu suka dengan pelajaran matematika? Berikan alasan! 2. Apakah kamu bertanya tentang materi pelajaran yang disampaikan guru, jika masih kurang jelas atau belum paham? 3. Apabila guru memberi pertanyaan, apakah kamu berusaha ingin menjawabnya? 4. Pernahkah kamu merasa bosan pada saat pelajaran matematika? Jika iya, pada saat atau kondisi apa? 5. Apakah kamu selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru? a. Selalu b. Kadang-kadang
c. Tidak pernah
Jika jawabannya b dan c, berikan alasannya!
150
LEMBAR PEDOMAN WAWANCARA DENGAN SISWA Tahap
: Penelitian (Siklus I dan Siklus II)
Tujuan Wawancara
: Untuk mengetahui tingkat aktivitas belajar matematika siswa, antusias siswa terhadap pelajaran matematika.
Daftar Pertanyaan
:
1. Apakah kamu menyukai pelajaran matematika setelah diterapkan pembelajaran aktif permainan Bingo? 2. Ketika Ibu menjelaskan, apakah kamu dapat memahami dengan baik? 3. Apakah kamu merasa bosan ketika pembelajaran berlangsung? 4. Apakah kamu dapat mengerjakan soal-soal pada permainan Bingo dengan baik? 5. Bagaimana menurut kamu setelah mengikuti proses belajar matematika dengan permainan Bingo?
151
LEMBAR U.II REFERENSI
Nama
Restu Pertiwi
NII\4
r r r0018300031
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Judul Skripsi
Penerapan Pembelaiaran
Aktif Metode Permainan Bingo untuk
Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar
Referensi
Departemen Pendidikan Nasional.
Undang-Lindang
SlSi)IKNAS 2003. (Jakarta: Sinar Grafika. 2003). h. 5-6.
Kunandar, Guru Profesional lmplementasi Knrikulum Tingkat Satttun Pendidikan (KTSP) dun Suk^res dalam Serti/ikasi Guru. (Jakarta: PT. Raiagrafindo Persada. 2007). h.287.
w
Masitoh dan Laksmi Dewi. Strategi Pemhelaiarcn" (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama Rl. l
?v
200er. h.4. h. tl. h. 9.
,
l-*-
r4.
P"t FI"tti"gr*;rrth
da. Gina Lewis. Pembelaiarun Aktif,
Meningkatkan Keasyikan Kegiotan
di
Kelus. (Jakarta: PI'.
fiu
Indcks, 2008), h. ',iii.
Melvin L. Silberman, Active Learning Aktit.
1J'akarta: Nuansa, 2012). cet.
l0l
Cara Belajur Siswzr
VI, h. 23. h.24.h.265-266.
oimlati. Betaiii 200et, h.
Ali
120-llr.
tlamzah dan Muhlisrarini, Perencsnuun dan Strategi
Pemhelajarcn Matematika" (Jakarta: Persada. 2014\ h. 251 .
P"f. Reia
Grafindo
+L
8. 9.
Ari,
r'
S. Sadinran dkk.. Mediu Pendidikan. (.lakarta: Pl-,
i Rus,rn Badru. "Pengemhangan Model Pelutihan Permuinan , Tru'iisional l'.dukatif' Berbasis Potensi 1,
i
Lokal
dolttnt ,1,
,\!et ingkulkutr Kernctmpuon clon Ke,terumpilan Orang Tutt Anuk
', {-'.tt,t
lr
rri
Ra.ia
Pen
Ol-ivr", iIrr0.
1
Dini di l'uud Kata Gorontalo ". dalam Jurnal Penelitian
I
t//
t,,-z
iidikan. Vol. 08" No. 1. 2011. h. 71.
(.
S. T."\itup"t u. Ar*uin, It{ainun- dan
Permarnan
i
(.lal arta: (irlr.ittdo 2006). h. I -2.
LL
da., FL .iitegar. ltfokmqtika untuk Siru'a SD,L'fi Kt'lus Tt.lV.l',,tri t-. Pendidikan , -r i il\. (Jakarta: Pusat Perbukuan. Departemen :
i
8-29.
i t, 'Jrl .qni,,n Na-t,trn,l\.fllu_. uut.L Indonesii ,r*. tl'att,ni: l\Ll,r,Ll,, uc.tqt Brhc,to t"*^*..*. o"o. xnr*r*^oi , Na:r'rnal. 20091. h.
I
Bal,ri Pustaka. 1000).
l-i.
lt
' n.?
V
I
i
h.26.
;
i
"b.z
i
firlL
ll
-
Desr Sumiati. ",\tudi Tentang Aktivitus Belu.iar Slsu'a dttlunt Perr:ltsl6jovun (ieografi
di
Sl'{A i\'egeri
I
,, /,1
L'lakan Tapukis
L5-
Kui'upaten PuLlung Pariaman "- Maret 2013. h. 5.
I
14. ,sar,liman A.i\,1.. lnteraksi dan Motitasi Balaiar l{engttlur^
(JaL.rrta:PT''RrrjaGratlndoPersada.20l1).(.et.Ke-l9.h.]()-.A:
i
, l2l.r. l0l.
Ii
(ltg(,t ,Pembelaioran. otrt.r.tulut ut,. Konsep t)tt Strutegi d. I\lrllJvl,, Cu,rr Suhana. it0. ii iI .^rrr ,,------^,-
i
i Rel
rka Aditama.
(Bandung: \uq)
-
PT.
^ ^ keempar.h.22. ^. l0l4). Cet.
'
I '
'lltU"
l
A ,q_
,1 I
,h -
f
17. , Srr,r'rsu Yusul. l'.sikologi Perkembongan .4nak dan Remttitt(Ba:rdung: PT. llcmaja Rosdakar.va. 2004,Cet. 5.
h.172. i
4ft-
18. : Ror hiati \\'iriaatmadja. Metode Penelitian Tindukan (e /r.r.s. (Bti:idung: Rema.ia Rosda Karya Offset. 2009). h. 11.
11
1
I
i
rndar. Langkuh Mudah Penelitian Tindokan Kelas sehugai
ymbangan l'rtdbsi Guru. (Jakarta: P1". Raja Gralindo
^lt V.
rda,2010). C'et. Ke-5. h.63. Suharrsimi
A
Arikunto dkk." Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta:
Pl'. IBumi Aksara.2007), Cet. keempa1 h.
16.
lvL,
I Arifin, Evalua.si Pembela.iaran. (Bandung: PT. Remaja Rosdakaryarkarya- 201 I ). Cet. ketiga- h. 254.
rrdi. Uvalrnsi Pendidiknn Prinsip dan Operasionalnya. arta: Bumi Aksara.20l2). Cet.7. h.43. Nanar Syaodih Sukmadinata- Melode
Penelitian Pendidikan.
(Bantdung: Remaja Rosdakarya Offset,2010), Cet. ke-6. h. 230.
1* 1fr 1vt
Ana: Sudjiono. Evaluasi Pendidiksn (Jakarta: Rajawali Pers,
20t-l ). Cet. ke-l 3, h. 208, h. 370, h. 372. 389.
fin-
ra Ekawati dan Sumaryanta. Pengemhangan Instrumen Estina
Penila I ai an
P e m h e I ai ar an
hl at e mct ikn S D/ S M P . ( Yogyakarta:
1L
PPPP. []TK Matematika. 2011). h. 45.
Pembimbing , t)
.4^*,#rin. lv,rar-vv.. U Dr. Gelar Dwirahavu. M.Pd NIP. 19790601 200604 2 004
r.d}. L1itrl
KEMENTERIAN AGAMA UIN.JAKARTA
l,',)fr,"*"
*" ns
No. Dokumen Tgl. No. Revisi:
:
FITK-FR-AKD-082
:
01
Terbit :
FORM (FR)
ciputar1s412 tndonesia
Hal
1 Maret 2010 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN Nomor : Un.O liF. I/KM.O I 31 119U201 4 Lamp. : Outline/Proposal Hal : Permohonan Izin Penelitian
Jakarta, I
I
September 2014
Kepada Yth.
Kepala SDN Tunas Mekar di Tempat As salamu'
alaikum wr.wb.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Nama
NIM Jurusan Semester
Judul Skripsi
Restu Pertiwi 1 I 1001830003r
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IX (Sembilan) Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar
adalah benar mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakarta yang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) di instansi/sekolah/madrasah yang Saudara pimpin.
Oleh karena itu, kami mohon kesediaan Saudara untuk menerima mahasiswa tersebut dan memberikan bantuannya.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih. Wassalamu' alaikum wr.w b. a.n. Dekan
'( ;,':
$eu\',
[rt*-"-p',ilu24n, MA Tembusan: Dekan FITK 2. Pembantu Dekan Bidang Akademik 3. Mahasiswa yang bersangkutan
l.
3\$1.1.r,1'
to7 2oo7or r or 3
PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR UPT PENDIDIKAN X KECAMATAN PARUNG
$EIOLAH DA$AR ]IEOERI TllIIA$ IIEIfiR Jl. Tunus Mekar RT. 02/05 Kec. Parung Bogor
16330
SURAT KETERANGAI\ SELESAI PENELITIAN Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama
Bambang Suherman, S.Pd
Jabatan
Kepala Sekolah SDN Tunas Mekar
Dengan ini mene rangkan bahwa mahasiswa yang beridentitas: Nama
Restu Pertiwi
NIM
I I 10018300031
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah
Universitas
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Telah selesai melakukan penelitian di SDN Tunas Mekar selama 3 minggu, terhitung
mulai tanggal 15 September 2014 sampai dengan 06 Oktober 2014 untuk memperoleh data dalam rangka penyusunan skripsi yang berjudul "Penerapan Pembelajaran
Ahif
Permainan Bingo untuk Meningkatkan Alaivitas Belajar Matematika Siswa Kelas
Metode
III
SDN
Tunas Mekar"'
Demikian surat keterangan ini dibuat dan diberikan kepada yang bersangkutan untuk dipergunakan sebagaimana mestinya.
Oktober 2014
580315197803100s
Biodata Penulis
Restu Pertiwi Lahir di Bogor, 06 September 1992. Anak Pertama dari 2 bersaudara dari pasangan Bapak
Herdi
Suryadi
dan
Nengsih.
Penulis
beralamat di Kp. Pulo RT. 003 RW. 003 Desa Jampang Kecamatan Kemang Kabupaten Bogor. Penulis menempuh pendidikan sekolah dasar di SDN Jampang 04 (1998-2004), Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 1 Kemang (2004-2007), dan Sekolah Menengah Atas di SMK Negeri 1 Bogor (2007-2010), dan melanjutkan S1 tahun 2010 pada Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Judul skripsi penulis ialah “Penerapan Pembelajaran Aktif Metode Permainan Bingo Untuk Meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika Siswa Kelas III SDN Tunas Mekar”.