PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF DENGAN JURNAL BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA KONSEP SISTEM PERTAHANAN TUBUH Di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh Nuraini NIM 108016100045
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014
ABSTRAK
Nuraini, 108016100045. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif dengan Jurnal Belajar Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Pertahanan Tubuh. (Kuasi Eksperimen di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang). Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari penggunaan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013 di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain control group pretest-posttest design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik random sampling. Sampel penelitian berjumlah 30 siswa untuk kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar dan 30 siswa untuk kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Instrumen penelitian yang digunakan berupa tes tertulis objektif dan wawancara. Teknik analisis data menggunakan uji-t, diperoleh hasil thitung sebesar 5,14 dan ttabel pada taraf signifikan α = 0,05 sebesar 2,00, maka thitung > ttabel . Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar dalam pembelajaran sistem pertahanan tubuh terhadap hasil belajar siswa.
Kata kunci : Pembelajaran Kooperatif, Jurnal Belajar, Hasil Belajar Siswa
ABSTRACT Nuraini, 108016100045. The Influence of Cooperative Learning with Learning Journal for Students Learning Outcome in Body Defense System Concept. (A Quasi Experiment in Muhammadiyah 25 Setiabudi Senior High School, Pamulang). BA Thesis, Biology Education Study Program, Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta. The aim of this research is to know the influence of using cooperative learning with learning journal for students learning outcome in body defense system concept. This research was conducted at Muhammadiyah 25 Setiabudi Senior High School Pamulang. The research method was used quasi experiment and used control group pretest-posttest design for research design. Sampling was taken with random sampling. The research sample were 30 students for experiment class by using cooperative learning with learning journal and 30 students for control class by using cooperative journal. The instruments in taking the data; they were objective test and interview. The data analysis used a t-test, obtained tarithmetic 5,14 and using ttable on a significant level α = 0,05 amounted 2.00, then tarithmetic > ttable. This indicated that there is influence of cooperative learning with learning journal for students learning outcome in body defense system concept Key Words: Cooperative Learning, Learning Journal, Study Result of Students.
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan berbagai nikmat, karunia dan hidayah-Nya, sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa tercurah kepada nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan orang-orang yang mengikutinya di dalam kebaikan dan ketakwaan. Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd). Banyak pihak yang telah memberikan berbagai dukungan dan bantuan dengan caranya masing-masing dalam penyusunan skripsi ini dari awal hingga akhir. Oleh karena itu, dengan setulus hati penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Dra. Nurlena Rifa’i, MA., Ph.D, Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Baiq Hana Susanti, M.Sc, Ketua Jurusan Pendidikan IPA Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Dr. Zulfiani, M.Pd, Ketua Program Studi Biologi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan Dosen Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. 4.
Eny S. Rosyidatun, S.Si, M.A, Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, nasehat, motivasi, dan arahan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
5. Nengsih Juanengsih, M.Pd, Dosen Pembimbing Akademik Program
Studi
Biologi Kelas B Angkatan 2008 Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta 6. Hj. Zesmita Umar, SH. dan Bpk. M. Puji S., S.Pd, kepala sekolah dan wakil kepala sekolah bidang kurikulum SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang yang telah memberikan izin penelitian. i
7. Khusnul Khotimah, S.Pd., Guru bidang studi Biologi kelas XI SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang yang telah membimbing dalam melakukan penelitian. 8. Teruntuk kedua orang tua tercinta Ayahanda Hasanuddin dan Ibunda Mustikah, kedua adikku tersayang Husnul Khotimah dan Ihsan Wildan serta keluarga besar Aba Mawih dan Umi Hindun yang tiada hentinya mencurahkan kasih sayang, do’a, motivasi dan dukungan baik moril maupun materil sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Teruntuk Sahabat-sahabat terbaikku Ana Gustinawati, Nurma Apriyanti, dan Lu’luil Maknuun atas dukungannya dan persahabatan yang luar biasa. 10. Teruntuk Teman-teman terbaik Siti Bayinah, Abdul Hadi, Yuliana Widianti dan Hadi Dzikru Rohman atas bantuan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Teruntuk Teman-teman Biolicious Jurusan Pendidikan IPA Biologi B angkatan 2008 yang selalu memberikan semangat dan doa.
Karya ini dibuat sebaik-baiknya, tetapi penulis menyadari di dalamnya masih terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat diharapkan demi kesempurnaan. Akhir kata, penulis berharap karya ini dapat bermanfaat dan dicatat sebagai amal shalih di sisi-Nya. Aamiin. Jakarta, Oktober 2013 Penulis
Nuraini
ii
DAFTAR ISI
Halaman LEMBAR PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ..........................................................................
i
DAFTAR ISI .........................................................................................
iii
DAFTAR TABEL ...............................................................................
v
DAFTAR GAMBAR ............................................................................
vi
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................
vii
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .............................................
1
B. Identifikasi Masalah ...................................................
4
C. Pembatasan Masalah ..................................................
5
D. Perumusan Masalah ...................................................
5
E. Tujuan Penelitian .......................................................
5
F. Kegunaan Penelitian ...................................................
6
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Deskripsi Teoritik ......................................................
7
1. Pembelajaran Kooperatif .......................................
7
2. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw ..........................
13
3. Jurnal Belajar .........................................................
14
4. Hakikat Belajar ......................................................
28
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................
30
C. Kerangka Berpikir ......................................................
31
iii
D. Hipotesis Penelitian ................................................... BAB III
BAB IV
32
METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................
33
B. Metode dan Desain Penelitian ...................................
33
C. Populasi dan Sampel Penelitian .................................
34
D. Teknik Pengumpulan Data ........................................
34
E. Instrumen Penelitian ..................................................
34
F. Kalibrasi Instrumen .....................................................
37
G. Teknik Analisis Data .................................................
41
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..........................................................
47
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian
BAB V
Hipotesis ....................................................................
52
C. Pembahasan ...............................................................
56
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................
64
B. Saran ..........................................................................
64
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................
65
LAMPIRAN – LAMPIRAN ................................................................
68
iv
DAFTAR TABEL Halaman
Tabel 2.1 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Kooperatif ...............
10
Tabel 2.2 Perbandingan Pendekatan dalam Pembelajaran Kooperatif ....
11
Tabel 3.1 Desain Penelitian : control group pretest-post test desaign ....
32
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Test ..........................................................
34
Tabel 3.3 Daftar Pertanyaan Wawancara ................................................
35
Tabel 3.4 Rubrik Jurnal Belajar ..............................................................
44
Tabel 4.1 Hasil Pretest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ..................
47
Tabel 4.2 Hasil Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol ..................
48
Tabel 4.3 Presentase Peningkatan Hasil Belajar .....................................
49
Tabel 4.4 Rekapitulasi Analisis Jurnal Belajar dan Pencapaian Hasil Belajar Per Indikator ...............................................................
49
Tabel 4.5 Hasil Uji Normalitas Pretest ...................................................
52
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Postest ...................................................
52
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest ................................................
53
Tabel 4.8 Hasil Uji Homogenitas Postest ...............................................
54
Tabel 4.9 Hasil Uji-t Pretest ....................................................................
54
Tabel 4.10 Hasil Uji-t Postest ...................................................................
55
v
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Piramida Belajar Siswa .....................................................
8
Gambar 2.2 Tiga Tahap Model dari Pembelajaran Reflektif ...............
16
vi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Lampiran 1
Rencana Pelaksnaan Pembelajaran (RPP) ......................
68
Lampiran 2
Materi Kelompok dan Lembar Kerja Siswa (LKS) ........
88
Lampiran 3
Kisi-Kisi Instrumen Tes Konsep Pertahanan Tubuh .......
105
Lampiran 4
Rekapitulasi Analisis Butir Soal .....................................
120
Lampiran 5
Jurnal Belajar ..................................................................
121
Lampiran 6
Rubrik Penilaian Jurnal Belajar ......................................
123
Lampiran 7
Hasil Rubrik Penilaian Jurnal Belajar ............................
124
Lampiran 8
Grafik Hasil Rubrik Penilaian Jurnal Belajar .................
126
Lampiran 9
Daftar Pertanyaan Wawancara .......................................
127
Lampiran 10 Kutipan Hasil Wawancara dengan Siswa .......................
128
Lampiran 11 Penghitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Data Pretest Kelas Eksperimen .......................................
134
Lampiran 12 Penghitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Data Pretest Kelas Kontrol ............................................
138
Lampiran 13 Penghitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Data Postest Kelas Eksperimen ......................................
142
Lampiran 14 Penghitungan Mean, Median, Modus dan Standar Deviasi Data Postest Kelas Kontrol ............................................. Lampiran 15 Perhitungan
Uji Normalitas
Data Pretest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ..................................... Lampiran 16 Perhitungan
Uji Normalitas
Homogenitas Data Pretest
Homogenitas Data Postest
158
Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ..................................... vii
154
Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ..................................... Lampiran 18 Perhitungan Uji
150
Data Postest Kelas
Eksperimen Dan Kelas Kontrol ..................................... Lampiran 17 Perhitungan Uji
146
159
Lampiran 19 Perhitungan Uji Hipotesis ...............................................
160
Lampiran 20 Persentase pencapaian hasil belajar siswa per indikator Dan Analisis Hasil Jurnal Belajar ..................................
viii
164
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menjadi sebuah bangsa yang maju merupakan keinginan yang ingin dicapai oleh setiap negara di dunia. Salah satu kunci dari majunya sebuah negara adalah pendidikan. Kondisi pendidikan dapat menentukan tertinggal atau majunya sebuah negara. Semakin berkembang pendidikan suatu negara, maka semakin besar dan majulah negara tersebut. Sebagai kunci pembangunan, pendidikan yang menjadi skala prioritas akan menjadikan sebuah negara maju dan berkembang.1 Pada dasarnya keberhasilan pendidikan pada suatu negara, sebenarnya sudah menjadi cita-cita dan fungsi dari pendidikan nasional. Setelah terlaksananya suatu proses pembelajaran dalam sebuah pendidikan diharapkan dapat menjadikan siswa-siswa yang cerdas dan berkualitas, serta dapat berpikir kritis yang nantinya akan menimbulkan ide-ide cemerlang dan kreativitas yang tinggi. Belajar
adalah
perubahan
proses
pembentukan
pengetahuan
berdasarkan pengalaman yang dialami siswa sebagai hasil interaksi dengan lingkungan sekitar.2 Pada saat proses pembelajaran, seorang siswa bukanlah sebuah gelas kosong yang akan diisi pengetahuan-pengetahuan baru oleh sang guru. Siswa sebenarnya telah memiliki bekal pengetahuan sebelum proses pembelajaran dan mengkontruksi atau membangun pengetahuan tersebut dengan lingkungan sekitar serta mengembangkannya. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu bentuk pembelajaran yang sesuai dengan falsafah dari pendekatan konstruktivis. Pembelajaran kooperatif menggalakkan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam
1
Isjoni, Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2006), h. 21. 2 Lukmanul Hakiim , Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wacana Prima, 2009), h. 46
1
2
sebuah kelompok.3 Keaktifan siswa dapat terlihat dari berbagai kegiatan yang dilakukan serta diarahkan untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam suatu pembelajaran. Dengan demikian, guru harus menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga siswa aktif baik dalam bekerjasama dalam sebuah kelompok, bertanya maupun mengemukakan pendapatnya. Kegiatan belajar bersama dapat membantu memacu belajar aktif. Metode belajar bersama yang terbaik, semisal pelajaran menyusun potongan gambar (jigsaw), memenuhi persyaratan ini. Dalam sebuah kelompok, pemberian tugas yang berbeda kepada setiap siswa akan mendorong mereka untuk tidak hanya belajar bersama namun juga mengajarkan satu sama lain.4 Interaksi yang didapatkan antar satu siswa dengan siswa lain dalam sebuah kelompok, dapat menjadikan siswa aktif dan partisipatif. Pembelajaran kooperatif merupakan sebuah kelompok strategi yang disusun dalam sebuah usaha untuk meningkatkan partisipasi siswa, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi
dan
belajar
bersama-sama
siswa
yang
berbeda
latar
belakangnya.5 Interaksi antar siswa dalam sebuah kelompok serta interaksi dengan lingkungan dapat membentuk sebuah pengetahuan. Sedangkan guru nantinya akan membantu siswa mengkontruksi pengetahuan tersebut berdasarkan pengalaman masing-masing. Pada sebuah proses
pembelajaran, bila siswa diminta untuk
menggambarkan secara tertulis pengalaman belajar yang telah didapatkan, siswa akan terdorong untuk menyadari apa yang mereka alami dan mampu mengungkapkannya secara tertulis. Teknik yang banyak digunakan dalam hal ini adalah jurnal belajar, yakni sebuah catatan reflektif yang dibuat dari hari ke hari.6 Dengan siswa dapat menyadari apa yang telah dialami atau apa yang 3
Ibid., h. 53. Melvin L. Silberman, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung: Nusamedia, 2011), Cet.4, h.31. 5 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis – Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h.42. 6 Melvin L. Silberman, op. cit., h.205. 4
3
telah dipelajarinya selama proses pembelajaran, siswa dapat menelusuri kemajuan belajar yang telah dicapainya serta mengidentifikasi hal-hal yang dirasa belum dimengerti. Teknik pembelajaran dengan jurnal harian memiliki manfaat yang sangat luas. Namun sayang sekali teknik pembelajaran jurnal harian ini tidak terbiasa digunakan baik di perguruan tinggi atau pun di sekolah-sekolah di Indonesia. Tidak heran jika sampai hari ini banyak para guru yang asing dengan teknik pembelajaran ini. Apalagi ketika konsep penilaian portofolio cuma sekedar numpang lewat. Teknik ini sempat dibahas dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tetapi hilang menguap tidak berbekas pada implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Di Indonesia, yang umum tersedia adalah jurnal harian kelas yang harus diisi oleh setiap guru yang mengajar pada jam-jam tertentu, sesuai dengan jadwal mengajar hariannya tentang bahan ajar yang disampaikannya pada hari itu. Sebenarnya yang lebih penting adalah jurnal harian atau jurnal mingguan yang harus ditulis atau dikerjakan oleh para siswa. Pembelajaran dengan jurnal adalah suatu praktik penulisan atau pencatatan pada sebuah kertas (atau halaman dari suatu buku jurnal) tentang kumpulan pemikiran, pemahaman, dan penjelasan tentang sebuah gagasan atau konsep. Guru meminta para siswa untuk menyimpan jurnal tersebut dengan sebuah kesepakatan dan pemahaman bahwa siswa tersebut akan bertukar pikiran dengan guru tentang isi jurnal yang disusunnya. Guru dapat menggunakan jurnal tersebut menjadi semacam jendela untuk mengukur seberapa jauh para siswa tersebut berpikir tentang bahan-bahan ajar yang telah dipelajarinya. Jurnal siswa dapat merupakan sumber yang penting, terkait informasi tentang kesulitan pembelajaran, adanya miskonsepsi, kekuatan dan kelemahan pembelajaran, serta metakognisi (pemikiran tentang berpikir) dari para siswa. Dalam kaitannya dengan metakognisi atau berpikir tingkat tinggi (pemikiran tentang berpikir), kegiatan berupa memindahkan pemikiran, gagasan, dan perasaan para siswa baik selama ataupun setelah proses
4
pembelajaran untuk dijadikan sebuah dokumen tertulis semacam ini akan mendorong para siswa untuk merefleksikan proses belajarnya sendiri. Hal-hal tersebut juga memberikan kesempatan bagi para guru untuk lebih mendalami wawasannya sendiri terkait pemikiran atau konsep yang diperbincangkan bersama para siswa. Tidak berlebihan kiranya, jika Fulwiler menyatakan bahwa jurnal siswa semacam ini merupakan jantung bagi program kemelekan siswa terhadap berbagai hal terkait tugas pembelajarannya di sekolah.7 Dalam sebuah pembelajaran diperlukan adanya refleksi. Kenyataan yang terjadi di sekolah-sekolah pada saat ini, proses refleksi hanya dilakukan sekilas sebelum proses pembelajaran berakhir dengan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru untuk mengetahui konsep apa saja yang telah dimengerti serta yang belum dimengerti oleh siswa. Penggunaan jurnal belajar belum banyak diterapkan sebagai sarana refleksi pembelajaran maupun alat pengembangan kemampuan metakognisi siswa. Padahal banyak sekali keuntungan yang dapat diperoleh dari penggunaan jurnal belajar. Berdasarkan hal
yang telah dikemukakan, penulis bermaksud
melakukan penelitian tentang pengaruh pembelajaraan kooperatif dengan jurnal belajar terhadap hasil belajar. Adapun materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep sistem pertahanan tubuh manusia, konsep sistem pertahanan tubuh manusia merupakan salah satu materi yang memiliki kaitan erat dengan kehidupan sehari-hari (daily life). Sistem pertahanan tubuh merupakan materi yang bersifat abstrak dan sulit dipahami.
B. Identifikasi Masalah 1. Jarangnya penggunaan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) 2. Belum banyaknya pemanfaatan jurnal belajar 3. Terlalu singkatnya proses refleksi yang dilakukan oleh guru yakni hanya dengan mengajukan beberapa pertanyaan diakhir pertemuan
7
Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif: Teori dan Asesmen, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.38
5
C. Pembatasan Masalah Untuk menjaga agar masalah tidak terlalu meluas dan melebar, maka penulis membatasi masalah sebagai berikut : 1. Subjek penelitiannya adalah siswa SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang Kelas XI IPA. 2. Pembelajaran kooperatif yang digunakan tipe jigsaw 3. Jurnal belajar adalah sebuah tulisan yang memungkinkan siswa untuk mencatat pikiran, wawasan tentang pengalaman belajar dan berisi materi yang telah dipahami siswa. Pada penelitian ini jurnal belajar terdiri atas beberapa pertanyaan reflektif yang harus dijawab siswa. Pertanyaan yang digunakan merupakan gabungan antara pengembangan jurnal belajar yang dilakukan oleh Melvin Silberman, Jennifer Moon dan Sudrajat. 4. Hasil belajar yang akan diukur meliputi ranah kognitif berdasarkan taksonomi bloom. Ranah kognitif diukur melalui tes objektif berupa pilihan ganda dengan lima options yang berjumlah 20 soal meliputi jenjang C1, C2, C3 dan C4.
D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : “Apakah pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah pembelajaran kooperatif dengan penggunaan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh di Kelas XI (Sebelas) IPA SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang.
6
F. Kegunaan Penelitian Adapun manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi peneliti, dapat bertambahnya wawasan tentang penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar. 2. Bagi sekolah, diharapkan akan menjadi bahan masukan untuk guru-guru, khususnya guru biologi agar dapat menerapkan jurnal belajar sebagai sarana refleksi. 3. Bagi dunia pendidikan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk pengembangan jurnal belajar selanjutnya.
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritik 1. Pembelajaran Kooperatif a. Konsep Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif dilandasi oleh teori konstruktivisme. Pendekatan
teori
konstruktivisme
dalam
belajar
adalah
suatu
pendekatan di mana siswa harus secara individual menemukan dan mengubah informasi yang kompleks, memeriksa informasi dengan aturan yang ada dan memperbaikinya bila perlu (Soejadi dalam Teti Sobari, 2006:15). Menurut Slavin (2007), pembelajaran kooperatif menjadikan siswa berinteraksi secara aktif dan positif dalam kelompok. Selama terjadi interaksi antar siswa dibolehkan adanya pertukaran ide dan pemahaman ide sendiri dalam suasana nyaman yang tidak terancam, sesuai dengan falsafah konstruktivisme.1 Adanya pertukaran ide antara satu siswa dengan siswa lainnya dalam satu kelompok, nantinya akan terbentuklah suatu pengetahuan. Siswa akan memeriksa ide mereka masing-masing serta menafsirkannya. Keaktifan dan rasa ingin tahu serta proses interaksi dengan lingkungan yang terjadi secara terus-menerus
akan
menjadikan
pengetahuan
yang
semakin
berkembang. Pembelajaran
kooperatif
merupakan
pembelajaran
yang
melibatkan siswa dengan beragam kemampuan, untuk bekerja sama dalam sebuah kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama. Tujuan utamanya adalah tahap pembelajaran yang maksimum bukan saja untuk diri sendiri, tetapi juga untuk teman-teman lain dalam
1
Rusman, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013), h.201.
7
8
kelompok. Pembelajaran kooperatif merupakan pembelajaran aktif yang menekankan aktivitas siswa bersama-sama secara kelompok dan tidak individual. Siswa secara berkelompok mengembangkan kecakapan hidupnya, seperti menemukan dan memecahkan masalah, pengambilan keputusan, berpikir dengan tepat dan benar, berkomunikasi secara efektif dan bekerja sama.2 Siswa dikondisikan agar selalu melakukan pembelajaran aktif yang bermakna serta dapat berpikir tentang apa yang akan dilakukan dan apa yang telah dilakukan selama pembelajaran. Hasil riset dari National Training Laboratories di Bethel, Maine (1954), Amerika Serikat menunjukkan dalam kelompok pembelajaran berbasis guru (teacher centred learning) mulai dari ceramah, tugas membaca, presentasi guru dengan audovisual dan bahkan demonstrasi oleh guru, maksimal siswa dapat mengingat materi pembelajaran sebanyak 30%. Pembelajaran dengan diskusi yang tidak di dominasi guru, siswa dapat mengingat 50%. Jika para siswa diberi kesempatan melakukan sesuatu (doing something) mereka dapat mengingat 75%. Praktik pembelajaran belajar dengan caramengajar (learning by teaching) menyebabkan mereka mempu mengingat sebanyak 90% materi. Hai ini tergambar dari kerucut pengalaman Edgar Dale di bawah ini. 3
Gambar 2.1 Piramida Belajar Siswa Edgar Dale 2 3
Warsono dan Hariyanto , Pembelajaran Aktif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012), h.12 Lukmanul Hakiim , Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: CV. Wahana Prima, 2009), h.54
9
Menurut
Eggen
dan
Kauchak,
pembelajaran
kooperatif
merupakan sebuah kelompok strategi pengajaran yang melibatkan siswa bekerjasama dengan siswa lainnya untuk mencapai tujuan bersama. Pembelajaran
kooperatif
disusun
dalam
sebuah
usaha
untuk
meningkatkan keikutsertaan siswa dalam pembelajaran, memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepemimpinan dan membuat keputusan dalam kelompok, serta memberi kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-sama dengan perbedaan latar belakang.4 Dengan perbedaan latar belakang yang ada, siswa diharapkan untuk dapat saling menghargai perbedaan itu sendiri. Terlebih pada perbedaan yang akan timbul karena adanya perbedaan pendapat dari masing-masing siswa. Di dalam kelompok kooperatif siswa belajar bersama dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa sederajat tetapi dengan beraneka ragam kemampuan, jenis kelamin, suku/ras, dan satu sama lain saling membantu. Tujuan dibentuknya kelompok tersebut adalah untuk memberikan kesempatan kepada semua siswa untuk dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan kegiatan belajar. Selama bekerja dalam kelompok, tugas anggota kelompok adalah mencapai ketuntasan materi yang disajikan oleh guru dan saling membantu teman sekelompoknya untuk mencapai ketuntasan belajar.5 Pembelajaran
kooperatif
mendorong
siswa
agar
dapat
saling
menghargai dan menjalin persahabatan antara siswa yang satu dengan lainnya khususnya dalam sebuah kelompok belajar, mendorong siswa agar dapat secara aktif bertukar pikiran dan saling bertukar informasi. Pembelajaran kooperatif bertitik tolak dari pandangan John Dewey dan Herbert Thelan yang menyatakan pendidikan dalam masyarakat
yang
demokratis
seyogyanya
mengajarkan
proses
demokratis secara langsung. Tingkah laku kooperatif dipandang oleh 4
Trianto, Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik: Konsep, Landasan Teoritis – Praktis dan Implementasinya, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), h.42 5 Ibid., h. 41
10
Dewey dan Thelan sebagai dasar demokrasi, dan sekolah dipandang sebagai laboratorium untuk mengembangkan tingkah laku demokrasi.6 Demokrasi adalah setiap siswa memiliki hak yang sama dan setiap siswa berkewajiban untuk menghargai siswa lain dengan perbedaan yang ditimbulkan. Demokrasi dalam pembelajaran kooperatif dapat tercermin dari kebebasan siswa untuk mengajukan pendapatnya dalam sebuah kelompok, serta siswa lain yang menghargai perbedaan pendapat yang ada. Pada pembelajaran kooperatif siswa perlu diajarkan keterampilanketerampilan kooperatif, agar pembelajaran kooperatif dapat berjalan sesuai harapan dan siswa dapat bekerja secara produktif dalam kelompok.
Keterampilan
kooperatif
tersebut
berfungsi
untuk
melancarkan peranan hubungan kerja dan tugas. Peranan hubungan kerja dapat dibangun dengan mengembangkan komunikasi antar anggota kelompok, sedangkan peranan tugas dapat dilakukan dengan membagi tugas antar anggota kelompok.7 Disinilah fungsi guru dalam pembelajaran kooperatif, guru berfungsi memfasilitasi dengan berbagai cara agar dapat membangun pengetahuan dari berbagai interaksi yang terjalin antar siswa. Keterampilan-keterampilan kooperatif yang diajarkan akan membawa sebuah pelajaran kooperatif sejalan dengan tujuan yang diinginkan.
b. Tahapan Pembelajaran Kooperatif Terdapat enam langkah utama atau tahapan di dalam pelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif. Langkah tersebut di tunjukan pada tabel berikut : 8
6
Ibid., h. 45 Ibid. 8 Ibid., hal 48. 7
11
Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif Fase Fase-1 Menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa
Fase-2 Menyajikan informasi Fase-3 Mengorganisasikan siswa
Tingkah Laku Guru Guru menyampaikan semua tujuan pelajaran yang ingin dicapai pada pelajaran tersebut dan memotivasi siswa belajar Guru
menyampaikan
kepada
siswa
informasi
dengan
jalan
demonstrasi atau lewat bahan bacaan Guru
menjelaskan
bagaimana
kepada
caranya
siswa
membentuk
ke dalam kelompok
kelompok belajar dan membantu
kooperatif
setiap kelompok agar melakukan transisi secara efisien
Fase-4 Membimbing kelompok bekerja dan belajar Fase-5 Evaluasi
Fase-6 Memberikan penghargaan
Guru
membimbing
kelompok-
kelompok belajar pada saat mereka mengerjakan tugas mereka Guru mengevaluasi hasil belajar tiap kelompok mempresentasikan hasil kerjanya Guru
mencari
cara-cara
untuk
menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompoknya.
c. Jenis-jenis Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki beberapa jenis dengan prinsip dasar pembelajaran kooperatif yang tidak berubah. Setidaknya terdapat empat pendekatan yang seharusnya merupakan bagian dari kumpulan strategi guru dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif. Yaitu
12
STAD, JIGSAW, Investigasi Kelompok (Teams Games Tournaments atau TGT) dan Pendekatan Struktural yang meliputi Think Pair Share (TPS) dan Number Head Together (NHT). 9
Tabel 2.2 Perbandingan pendekatan dalam pembelajaran kooperatif
Jigsaw
Investigasi Kelompok
Pendekatan Struktural
Informasi akademik sederhana
Informasi akademik tingkat tinggi & keterampilan inkuiri
Informasi akademik sederhana
Kerja kelompok dan kerjasama
Kerja kelompok dan kerjasama
Kerjasama dalam kelompok kompleks
Keterampilan kelompok dan keterampilan sosial
Struktur Tim
Kelompok belajar heterogen dengan 4-5 orang anggota
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 orang anggota menggunakan pola kelompok „asal‟ dan kelompok „ahli‟
Kelompok belajar heterogen dengan 5-6 anggota heterogen
Bervariasi, berdua, bertiga, kelompok dengan 4-5 orang anggota
Pemilihan Topik
Biasanya guru
Biasanya guru
Biasanya siswa
Biasanya guru
Tugas Utama
Siswa dapat menggunakan lembar kegiatan & saling membantu untuk menuntaskan
Siswa mempelajari materi dalam kelompok „ahli‟ kemudian membantu anggota
Siswa menyelesaikan inkuiri kompleks
Siswa mengerjakan tugas-tugas yang diberikan secara sosial dan kognitif
STAD
Tujuan Kognitif
Tujuan Sosial
9
Ibid., h. 49.
Informasi akademik sederhana
13
materi belajarnya
kelompok asal mempelajari materi
Penilaian
Tes mingguan
Bervariasi dapat berupa test mingguan
Pengakuan
Lembar pengetahuan dan publikasi lain
Publikasi lain
Menyelesaikan proyek dan menulis laporan, dapat menggunakan test essay
Bervariasi
Lembar pengakuan dan publikasi lain
Bervariasi
2. Model Pembelajaran Tipe Jigsaw Jigsaw telah dikembangkan dan diuji coba oleh Elliot Aroson beserta teman-temannya dari Universitas Texas, dan diadopsi oleh Slavin dan teman-teman di Universitas John Hopkins. Adapun langkah pada pembelajaran Jigsaw adalah sebagai berikut : a. Siswa dibagi atas beberapa kelompok kecil b. Materi pembelajaran diberikan kepada siswa dalam bentuk teks yang telah dibagi-bagi menjadi beberapa sub bab c. Setiap anggota kelompok membaca sub bab yang ditugaskan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya. d. Anggota dari kelompok lain yang telah mempelajari sub bab yang sama bertemu dalam kelompok-kelompok ahli untuk mendiskusikannya. e. Setiap anggota kelompok ahli setelah kembali ke kelompoknya bertugas mengajar teman-temannya. f. Pada pertemuan dan diskusi kelompok asal, siswa-siswa dikenali tagihan berupa kuis individu. 10
10
Ibid., h. 56.
14
3. Jurnal Belajar Pada suatu waktu seorang mungkin akan diminta untuk merefleksikan belajar dengan menuliskan sebuah jurnal reflektif (terkadang disebut log belajar).11 Dalam kamus besar bahasa Indonesia, salah satu pengertian dari jurnal adalah catatan (buku) harian. Jurnal reflektif atau jurnal belajar merupakan sebuah dokumen yang terus berkembang yang ditulis oleh seseorang pelajar untuk merekam kemajuan belajar.12 Sebuah dokumen jurnal belajar sering ditemukan dalam bentuk tulisan, namun tidak jarang dokumen jurnal belajar berbentuk rekaman ataupun lainya yang berisi berbagai refleksi pembelajaran dari hari ke hari. Jurnal belajar adalah kumpulan catatan, observasi, pikiran dan lainnya yang relevan yang dibangun dalam satu periode dan mungkin hasil dari periode studi, pembelajaran dan atau pengalaman kerja. Dengan tujuan untuk meningkatkan pembelajaran melalui proses menulis dan berpikir tentang proses pengalaman belajar.13 Hasil dari pemikiranpemikiran reflektif yang tertuang dalam sebuah dokumen jurnal belajar memunginkan siswa untuk dapat mencapai kemajuan dikarenakan siswa telah memahami dirinya sendiri, memahami letak kelemahan yang nantinya akan diperbaiki dengan strategi tertentu dan memahami kelebihan yang dimiliki dan memaksimalkannya. Belajar merupakan proses yang aktif dan bukan proses yang pasif. Berpartisipasi dalam jurnal membutuhkan seorang pembelajar aktif yang mengambil kontrol atas pengalaman belajarnya, sebagian dengan jurnal
11
Anon, Writing a Journal or Learning Log, 2012 , p.1, (http://rmit.edu.au/studyandlearning centre) 12 Anon, What is Reflective Journal?, 2012, (http://www.audiencedialogue.net/journal.html) 13 Anon, Learning Journals, 2012, (http://www.worc.ac.uk/studyskills/documents/Learning _Journals _2011.pdf)
15
pembelajaran reflektif, menetapkan tujuan, mengambil tindakan tertentu untuk memperbaiki efektifitas belajar dan kinerja tim.14 Les Pang dari University of Maryland University College, menyatakan bahwa jurnal refleksi belajar merupakan sebuah tulisan yang memungkinkan siswa untuk mencatat pikiran dan wawasan tentang pengalaman mereka belajar sendiri. Mendorong siswa untuk meninjau dan mengkonsolidasikan belajar, untuk mengevaluasi kinerja serta untuk merencanakan masa depan belajar berdasarkan pengalaman masa lalu belajar.15 Michael Phaton dari University of Sydney Australia dalam Symposium Presentation yang berjudul Reflective Journals and Critical Thinking menyatakan bahwa dalam jurnal siswa diminta untuk mengidentifikasi nilai-nilai, sikap dan keyakinan yang mendasari reaksi mereka terhadap berbagai situasi belajar mereka sendiri untuk merefleksikan bagaimana nilai-nilai, keyakinan dan sikap sehingga dapat mempengaruhi studi mereka dan dunia pada umumnya. Dengan demikian, para siswa disarankan bahwa jurnal tidak boleh hanya ringkasan informasi yang di kumpulkan dari kelas. Siswa juga diberitahu untuk tidak menggunakan gaya akademik untuk jurnal seperti itu dan dengan demikian harus ditulis seperti refleksi pribadi. 16 Sebuah jurnal belajar dapat disebut dalam beberapa hal yang berbeda contohnya, log belajar, buku harian kerja lapangan, atau rencana pengembangan pribadi. Bidang studi yang berbeda mungkin akan meminta fokus pada aspek yang berbeda dari pengalaman dan juga mungkin memiliki format yang berbeda. Sebuah jurnal dapat menjadi
14
Robert Loo and Karran Thorpe, Using Reflective Learning Journals to Improve Individual and Team Performance, vol.8, 2012, p.139, (http://www.emeraldinsight.com/journals.htm?artic leid=88286) 15 Les Pang, Application of Web 2.0 Technologies to Support Reflective Learning Journals, , 2012, p.3, (http://deoracle.org/online-pedagogy/teaching-strategies/application-of-blogs.html) 16 Michael Paton, “Reflective Journals and Critical Thinking”, Uniserve Science Assessment Symposium Proceedings, 2012, p. 98 (http://www.science.uniserve.edu.au/pubs/procs/2006 /paton .pdf)
16
catatan, dokumen elektronik, atau terkadang dapat direkam dengan menggunakan tape. 17 Jurnal belajar datang dalam berbagai bentuk dan ukuran, termasuk kaset, video dan dalam bentuk elektronik. Secara umum apa yang membedakan jurnal belajar dengan tulisan lain adalah bahwa jurnal belajar berfokus pada isu-isu yang sedang berlangsung dari waktu ke waktu akan ada beberapa niat untuk belajar dari salah satu proses baik melakukannya atau dari hasil itu.18 Hal ini menunjukkan bahwa jurnal belajar bukan hanya suatu buku harian peristiwa, catatan atau log. Perbedaan antara jurnal pembelajaran dan buku harian kegiatan belajar adalah jurnal merekam renungan dan refleksi dari pikiran seseorang sedangkan buku harian merekam peristiwa dan kegiatan belajar dari waktu ke waktu.19 Jurnal bukan hanya sebuah buku harian atau log tetapi sebuah narasi yang diartikulasikan
mengikuti dari
cerminan dan berpikir kritis tentang suatu pengalaman belajar atau peristiwa belajar tertentu.
PROSES REFLEKTIF
KESADARAN Sekarang
ANALISIS KRITIS
PEMBELAJARAN
Menghubungkan sekarang dengan Masa lalu dan masa depan
Masa depan
Gambar 2.2 Tiga Tahap Model dari Pembelajaran Reflektif
17
Anon, Learning Journals, op. cit. Jennifer Moon, Assessment: Learning Journal and Logs, 2012, (http://www.ucd.ie/t4cms /ucdtla0035. pdf) 19 Anon, Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna, 2012, h.61 (http://mbscenter .or.id/sources/372007%20DBE3%20Integrasi%20Kecakapan%20Hidup%20dalam%20Pembelajar an.pdf) 18
17
Jurnal, log, buku harian, portofolio merupakan wadah untuk menulis yang dicatat selama periode tertentu. Penulisan mungkin menyertai program pembelajaran, pekerjaan, lapangan kerja, atau penempatan pengalaman atau sebuah proyek penelitian. Jurnal atau log dan buku harian dapat datang dalam bentuk yang berbeda dan digunakan untuk memenuhi tujuan yang berbeda. Jurnal belajar atau buku harian dan portofolio semakin digunakan dalam pendidikan tinggi sebagai sarana memfasilitasi atau menilai pembelajaran. Jurnal belajar atau buku harian dan portofolio memiliki berbagai tujuan dan struktur yang diperkenalkan dengan kebutuhankebutuhan yang sesuai untuk tujuan-tujuan
mereka dan untuk gaya
belajar mereka. Secara umum, jurnal belajar atau buku harian dan portofolio tampaknya untuk membantu dalam personalisasi dan memperdalam kualitas pembelajaran dan dalam membantu peserta didik untuk mengintegrasikan materi pembelajaran, seperti dari modul yang berbeda atau belajar teoritis dan praktis. Jurnal belajar atau buku harian dan portofolio mungkin sangat terstruktur atau “bebas” dan mereka telah digunakan untuk meningkatkan pembelajaran di hampir setiap area subyek termasuk matematika dan sains, dan khususnya di pengembangan profesi.20 Log belajar merupakan dasar dari sebuah log atau rekaman atau jurnal dari belajar. Hal ini tidak selalu formal „akademis‟ bagian dari pekerjaan. Hal ini merupakan catatan pribadi dari belajar. Karena itu merupakan dokumen unik yang tidak bisa menjadi „benar‟ atau „salah‟. Log belajar membantu untuk mencatat menyusun, berpikir dan refleksi, merencanakan, mengembangkan dan bukti belajar seseorang. Sebuah log belajar merupakan sebuah jurnal sebagai bukti belajar dan pengembang keterampilan. Ini bukan hanya sebuah buku harian yang 20
Jennifer Moon, op. cit.
18
mencatat „apa yang telah anda lakukan‟ tapi mencatat apa yang telah dipelajari, di coba dan refleksi kritis. 21 Jurnal belajar, log dan buku harian reflektif adalah istilah yang sering digunakan secara bergantian. Namun tujuan dari ketiganya mungkin sedikit berbeda. Ketika membuat jurnal belajar, penekanannya adalah pada membuat eksplisit dan merekam pembelajaran yang terjadi. Buku harian reflektif, seperti namanya lebih fokus dengan menunjukan refleksi dari pengalaman, sedangkan log adalah catatan peristiwa yang telah terjadi. Mereka semua memiliki aspek refleksi di dalamnya.22 Pada dasarnya sebuah jurnal belajar, membantu merefleksikan pembelajaran. Ini berarti bahwa jurnal belajar tidak harus menjadi catatan yang murni deskriptif dari apa yang dilakukan, melainkan kesempatan untuk mengkomunikasikan proses berpikir yakni
bagaimana dan
mengapa melakukan apa yang dilakukan serta apa yang dipikirkan tentang apa yang dilakukan.23 Jurnal diterima dan secara luas digunakan mata pelajaran dasar kemanusiaan. Hal ini terutama berlaku dalam kasus profesi yang memerlukan beberapa pengalaman kerja praktik seperti pendidikan, perawatan, kerja sosial dan kementrian agama. Refleksi ini memberikan kesempatan untuk belajar dari kasus-kasus sebelumnya dan untuk memaksimalkan manfaat dari pengalaman melalui refleksi.24 Pembelajaran reflektif adalah proses belajar yang membutuhkan waktu dan latihan. Hal ini merupakan proses aktif yang melibatkan pemikiran melalui masalah diri sendiri, mengajukan pertanyaan, dan mencari informasi
yang relevan untuk
membantu pemahaman.
Pembelajaran reflektif bekerja paling baik apabila seorang berpikir
21
Anon, Learning Log or Learning Journals, 2012, (www.hull.ac.uk/php/cesagh/documents/ LEARNINGLOG.doc) 22 Jennifer Moon, op. cit. 23 Anon, Learning Journals, op. cit. 24 Susan E. George, Learning and the Reflective Journal in Computer Science, 2012, (http://crpit. com/confpapers/CRPITV4George.pdf)
19
tentang apa yang ia lakukan sebelum, selama dan yang akan dilakukan setelah belajar. 25 Menulis reflektif adalah sumber daya serbaguna. Menulis tidak hanya mendukung refleksi dan pembelajaran profesional dalam banyak peraturan mengajar, itu juga bisa menjadi aktivitas yang menyenangkan dan sociable. Banyak guru yang tidak yakin dengan apa yang mereka pikirkan sebelum mereka menulis, tetapi menemukan bahwa praktik menulis membawa wawasan baru dan pemahaman, selera pribadi dan pencapaian profesional, dan kesiapan untuk berbagi wawasan dengan orang lain.26 Refleksi sangat penting untuk mengembangkan kemampuan yang mengharuskan seseorang untuk berpikir bagaimana seorang secara pribadi berkaitan dengan proses pembelajaran.27 Refleksi yang dilakukan pada saat belajar, dapat membantu seorang meningkatkan pemahaman dan membantu untuk merenungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang
seseorang coba untuk mencapai sesuatu. Selain itu dapat
mendorong seseorang untuk berpikir tentang topik yang dibahas dalam kelas serta mengambil posisi pada masalah dan berpikir kritis. 28 Jurnal
refleksi
adalah
rekaman
pribadi
dari
pengalaman-
pengalaman pembelajaran. Para siswa biasanya ditanya oleh instruktur mereka untuk merekam pembelajaran mereka antara lain kejadiankejadian yang berhubungan, biasanya selama proses pembelajaran tetapi lebih sering ketika kejadian tersebut baru saja berlangsung.29 Dalam pengajaran profesional dan pengajaran bermakna disebutkan bahwa jurnal refleksi pembelajaran merupakan sebuah dokumen yang hidup dan tumbuh yang selalu ditulis untuk merekam pembelajaran. 25
Anon, Learning Journals, op. cit. Jill Burton, “Reflective Writing – Getting to The Heart of Teaching and Learning”, dalam Jill Burton., et al., (ed.), Reflective writing ‘A way to lifelong teacher learning’, 2012, p. 1, (http:// tesl-ej.org/books/reflective_writing.pdf). 27 Anon, Learning Journals, op. cit. 28 Anon, Writing a Journal or Learning Log, op. cit., p.1. 29 Anon, Reflective Journals and Learning Logs, 2012 (http:/www.niu.edu/facdev/resour ces/guide/assessment/reflective_journals%20and_learning_logs.pdf). 26
20
Jurnal refleksi pembelajaran bukan merupakan rangkuman bahan ajar, melainkan biasanya difokuskan pada tanggapan atau penilaian tentang apa yang sudah dipelajari dari pada hanya menjelaskan apa yang sudah dibaca dan juga bukan sebuah buku harian kegiatan belajar.30 Penggunaan jurnal belajar reflektif merupakan pendekatan umum dan bernilai. Saat membuat jurnal belajar reflektif dapat mengadopsi struktur untuk setiap jurnal, yakni mencakup pengaturan dan tanggal, apa yang dilakukan, kunci catatan kritis pada refleksi kegiatan, apa yang dipikirkan telah dipelajari. 31 Dalam jurnal dan pembelajaran atas dasar pengalaman (learning log) dapat didorong oleh pertanyaan-pertanyaan mengenai konten pelajaran, tugas-tugas, ulangan-ulangan, ide-ide milik para siswa, dan proses pemikiran siswa-siswa tentang apa yang telah terjadi di kelas dalam periode waktu tertentu. Jurnal dan pembelajaran atas dasar pengalaman (learning log) kemudian dikumpulkan kepada instruktur untuk dijadikan feedback (umpan balik). Paper-based dan jurnal atau log online dapat dikembalikan sebelum atau sesudah periode kelas atau pada waktu lain yang telah ditentukan.32 Kegiatan untuk menyusun jurnal belajar (learning journal), menurut Sudrajat dapat berupa hal-hal sebagai berikut: a. Mencatat hal-hal yang menarik dan ingin ditindaklanjuti secara lebih dalam dari suatu buku atau artikel yang dibaca. b. Mencatat pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam benak seputar topik materi yang dibaca atau dipelajari. c. Mencatat tentang hal-hal utama yang baru saja diketahui dari bahan yang telah dipelajari. d. Mencatat bahan yang relevan dari sumber lain yang telah dibaca, seperti artikel dalam surat kabar. 30
Anon, Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna, op, cit., h.61. Anon, Keeping a Reflective Journal, 2012, (http://www.open.ac.uk/skillsfor study/be-aware -of-your-habits.php) 32 Anon, Reflective Journal and Learning Logs, op. cit. 31
21
e. Mencatat tentang refleksi atas apa yang telah dipelajari, hingga sejauh mana telah dapat memenuhi kebutuhan belajarnya. 33 Dalam sebuah jurnal belajar, yang harus ditulis adalah beberapa hal yang dianggap menarik dalam kegiatan pembelajaran dan direncanakan untuk menikdaklanjutinya secara mendalam pada masa mendatang, beberapa pertanyaan yang muncul dalam pikiran sebagai dampak dari apa yang dibaca, sesuatu yang sudah dipelajari, komentar tentang suatu program dan seberapa jauh program itu dapat memenuhi kebutuhan proses pembelajaran, serta seberapa jauh pelajaran dalam suatu program berkaitan dengan pelajaran lain yang dipelajari dengan pendekatan lain. Dalam pengajaran profesional bermakna, disebutkan bahwa jurnal pembelajaran dapat memiliki format dengan berbagai pertanyaan, diantaranya: a. Apa yang saya pelajari hari ini? b. Apa yang saya rasakan menarik? c. Apa yang masih membingungkan? d. Apakah saya menemukan masalah dan issu yang tidak diharapkan? e. Apa jenis pembelajaran tingkat tinggi yang saya alami? f. Apa jenis pembelajaran tingkat rendah yang saya alami? g. Apa yang saya rasakan dengan pendekatan yang digunakan untuk membahas issu, topik pelajaran? h. Bagaimana saya memperbaiki teknik pembelajaran? i. Apa yang ingin dan perlu ku ketahui lebih banyak lagi? j. Apa sumber belajar yang memberi ilham dan menyenangkan saya? (photo, websites, dll)34
33
Kartono dan Ali Imron, Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Segiempat, 2012, h. 60-61 (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/ 1246 /1298) 34 Anon, Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna, op. cit., h.62
22
Selain berbagai pertanyaan yang telah disebutkan di atas, pada jurnal belajar juga mungkin mengandung unsur-unsur seperti : a. Informasi, yaitu sebuah jurnal harus menunjukkan bahwa seorang telah menghadiri kelas, telah membaca, memahami masalah dan teori yang ada, dan harus mencakup interpretasi pribadi dari program kerja b. Observasi, berupa deskripsi dari apa yang dibaca atau aktivitas yang telah dilakukan c. Spekulasi, yaitu siswa bertanya-tanya tentang makna dan implikasi dari peristiwa, bacaan, masalah, diskusi yang terkait d. Memahami, yakni membuat pengertian sendiri dari masalah dan konsep e. Pertanyaan, yakni mencakup pertanyaan akademik, keraguan diri sendiri, hal-hal yang ingin seorang cari tahu f. Sintesis, yakni siswa secara bersama-sama menarik ide untuk menemukan keterkaitan dan hubungan. g. Kritik, yakni identifikasi kekuatan dan kelemahan teori, bacaan dan aktivitas h. Revisi, berupa perwujudan ide-ide yang telah berubah serta memperluasnya dalam beberapa cara. 35 Penulisan reflektif tidak memerlukan gaya tulisan resmi. Karena tulisan reflektif merupakan pengembangan pemahaman seseorang. Jurnal belajar berisi tentang catatan pengalaman belajar siswa, apa yang telah dimengerti, apa yang belum dimengerti oleh siswa beserta alasan maupun kendala yang tengah dihadapi. Serta apa yang akan dilakukan selanjutnya oleh siswa terutama berkaitan dengan apa yang belum dimengerti oleh siswa. Tulisan resmi akan membuat siswa menjadi lebih kaku dan tidak merasa leluasa mengungkapkan apa yang ada dipikirannya.
35
Anon, Writing a Journal or Learning Log, op. cit., p.1.
23
Berikut ini merupakan contoh prosedur penggunaan jurnal belajar seperti tertulis pada buku yang ditulis oleh Silberman (2006) yaitu : a. Menjelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti menjadi guru terbaik dan bahwa sangatlah penting untuk merenungkan kembali pengalaman guna menyadari apa yang kita dapatkan dari pengalaman itu. b. Memerintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang bagaimana belajar mereka c. Menyarankan agar mereka menulis dua kali seminggu, sebagian dari apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang hal-hal yang mereka pelajari. d. Memerintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa atau semua kategori dibawah ini : 1) Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak setujui. 2) Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan pribadi mereka. 3) Bagaimana pengalaman belajar terefleksikan dalam hal-hal lain yang mereka baca, lihat dan kerjakan. 4) Apa yang mereka amati tentang diri mereka dan orang lain semenjak merasakan pengalaman belajar. 5) Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar. 6) Apa yang hendak mereka kerjakan sebagai hasil dari pengalaman belajar. e. Mengumpulkan, membaca, dan mengomentari jurnal tersebut secara berkala agar siswa menjadi merasa bertanggung jawab untuk
24
menyimpannya dan agar guru dapat menerima umpan balik dari hasil belajar mereka.36 Mount Mercy Colage (MMC) memiliki klasifikasi dari jenis jurnal yang meliputi: a. Jurnal pribadi – buku harian dari pikiran, aktifitas, respon emosional, catatan kehidupan sehari-hari. b. Jurnal respon – menanggapi sebuah literatur; peristiwa, rangkaian perstiwa atau pengalaman. c. Log belajar – ringkasan tidak resmi dari apa yang telah dipelajari; terkadang mendetil dengan pengetahuan dan pendapat
yang
ditentukan. d. Jurnal dialog – ruang untuk dua orang (dua orang murid, guru atau lainnya) berkomentar tentang tugas, peristiwa, dan lainnya sebagai tanggapan terhadap satu sama lain. e. Catatan ganda jurnal – ruang untuk komentar awal dengan ruang yang berdekatan untuk komentar selanjutnya setelah refleksi atau waktu selanjutnya yang ditentukan. f. Jurnal membaca – tempat untuk meringkas dan mengomentari untuk bacaan di kelas, pribadi dan minat akademik, paper atau persiapan tugas. g. Jurnal menulis – sebuah ringkasan dari pengamatan, pemikiran, wawasan dan lain-lain mencatat dari waktu ke waktu dalam persiapan tugas. Mount Mercy College (MMC) mengklasifikasi beberapa hasil belajar yang dapat diamati siswa mereka. Termasuk peningkatan berikut ini : a. Deskripsi situasi, peristiwa dan hubungan b. Meningkatkan kesadaran diri dan kemampuan untuk menganalisis kemampuan diri sendiri 36
Melvin L. Silberman, Active learning : 101 cara belajar siswa aktif, (Bandung: Nusamedia, 2011), h. 205-206.
25
c. Mengidentifikasi dan „verbalisasi‟ salah satunya adalah pengetahuan yang telah ada dan baru diperoleh d. Mensintesis dan mengintegrasi informasi lebih ringkas e. Menilai, membuat pertimbangan, mengevaluasi peristiwa pada satu kehidupan dan aktivitas pendidikan f. Perkembangan baru, tambahan atau alternatif perspektif pada satu hubungan, interaksi dan peristiwa g. Personalisasi
pengalaman
pendidikan
(lab,
percobaan
klinis,
praktikum, grup diskusi) dan lebih mengetahui apa yang sedang dipelajari h. Mendorong pembentukan hubungan antar teori, penelitian, observasi, dan percobaan i. Mengkomunikasikan apa yang sedang dipelajari dan untuk menilai suatu pengalaman, dan j. Menghargai pembelajaran mereka sendiri, berkembang, menghargai diri sendiri37 Menulis sebuah jurnal belajar ada beberapa hal yang disarankan, diantaranya: a. Menulis jurnal secara teratur, bahkan dengan catatan pendek. b. Fokus pada peristiwa tertentu atau masalah yakni berpikir bagaimana bisa mengatasi atau menyelesaikan masalah tersebut, atau bagaimana cara meningkatkannya. c. Gunakan pertanyaan atau petunjuk untuk fokus pada tugas. d. Hindari penulisan deskriptif – mengambil pendekatan analisis. e. Gunakan teknik seperti peta pikiran, diagram, sketsa atau kartun. Gunakan warna untuk membuat lebih menarik dan mengesankan. f. Ulaslah catatan yang telah ditulis, apakah dapat menemukan tema dan dapat mengenali tindakan yang mungkin diambil untuk jangka
37
Susan E. George, op. cit.
26
panjang. (misalnya untuk meningkatkan keterampilan pelajaran tertentu). g. ingatlah bahwa menulis dapat digunakan sebagai alat belajar, menulis dapat digunakan untuk mengeksplorasi ide-ide sebagai cara untuk memahaminya. Dalam Keeping a reflection journal ditulis bahwa „Apapun yang anda pilih untuk ditulis, jangan lepaskan penilaian – ingat bahwa tidak ada jawaban benar atau salah, bersikap jujur, terbuka, dan langsung. Refleksi yang efektif adalah apabila anda bisa menjadi diri sendiri‟.38 Menurut
Jennifer
Moon
dalam
sumber
pengajaran
dan
pembelajaran UCD yang berjudul Learning Journals and Logs, jurnal belajar memiliki beberapa tujuan, yakni: a. Merekam pengalaman b. Mengembangkan pembelajaran yakni dengan cara yang meningkatkan pembelajaran lainnya c. Memperdalam kualitas pembelajaran, dalam bentuk pemikiran kritis atau mengembangkan sikap mempertanyakan d. Mengaktifkan peserta didik untuk memahami proses belajar mereka e. Memfasilitasi belajar dari pengalaman f. Meningkatkan keterlibatan aktif dalam pembelajaran dan kepemilikan pribadi belajar g. Meningkatkan kemampuan untuk merefleksikan dan meningkatkan kualitas pembelajaran h. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah i. Sebagai sarana penilaian dalam pendidikan formal j. Meningkatkan praktik profesional atau profesional diri dalam praktek k. Mengeksplorasi diri, membangun makna pribadi dan salah satunya memandang dunia. Untuk meningkatkan penilaian pribadi menuju pemberdayaan diri
38
Anon, Keeping a Reflective Journal, op. cit.
27
l. Sebagai sarana memperlambat pembelajaran, mempertimbangkan situasi yang lebih menyeluruh m. Meningkatkan kreativitas dengan membuat lebih baik penggunaan pemahaman intuitif n. Menyediakan 'suara' alternatif bagi mereka yang tidak pandai mengekspresikan diri mereka sendiri o. Membina interaksi reflektif dan kreatif dalam kelompok39 Universty of Worcester dalam Learning Journals mengungkapkan beberapa hal yang menjadi alasan kenapa seorang menggunakan jurnal belajar, yakni : a. Untuk memberikan „gambaran hidup‟ dari perkembangan pemahaman dari mata pelajaran atau pengalaman b. Untuk menunjukkan bagaimana mengembangkan belajar c. Untuk menyimpan catatan pikiran dan ide-ide dari pengalaman belajar d. Untuk membantu mengidentifikansi kekuatan, kelemahan, dan keinginan dalam belajar40 Dengan membuat sebuah jurnal belajar atau pembelajaran reflektif serta mengembangkannya ada keuntungan yang didapat, yakni : a. Menjadi termotivasi, mengetahui apa yang coba mereka capai dan kenapa b. Menjadi lebih aktif dalam memperluas pemahaman mereka tentang topik dan subjek c. Menggunakan kemampuan yang telah ada untuk membantu mereka mengembangkan pemahaman tentang ide-ide baru d. Memahami konsep baru dengan mengaitkannya dengan pengalaman mereka sebelumnya e. Memahami bahwa penelitian tambahan dan membaca secara luas dapat meningkatkan pemahaman mereka
39 40
Jennifer Moon, op. cit. Anon, Learning Journals, op. cit.
28
f. Mengembangkan
pembelajaran
dan
berpikir
mereka
dengan
membangun penilaian kritis dari pengalaman belajar sebelumnya g. Menjadi lebih sadar diri, mampu mengidentifikasi, menjelaskan, dan mengatasi kelebihan serta kelemahan mereka sendiri.41
4. Hakikat Belajar Belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah itu mengarah pada yang lebih baik atau pun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman, pengalaman yang berbentuk interaksi dengan orang lain atau lingkungannya. Unsur perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan dalam rumusan atau definisi tentang belajar, yang dikemukakan para ahli. Menurut Witherington “belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan”. Pendapat yang hampir sama dikemukakan oleh Crow dan Hilgard. Menurut Crow “belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru”, sedang menurut Hilgard “belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul atau berubah karena adanya respons.42 Beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang belajar, yaitu : a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, di mana perubahan itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk.
41
Anon, Learning Journals, op. cit. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2011), cet. 24, h. 155-156 42
29
b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi. c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi perubahan itu hendaknya berakhir dari satu periode yang mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahuntahun. Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang biasanya hanya berlangsung sementara. d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti; perubahan dalam pengertian, pemecahan suatu masalah berpikir, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, ataupun sikap. 43 Menurut Oemar Hamalik, hasil belajar menunjuk pada prestasi belajar, sedangkan prestasi belajar itu merupakan indikator adanya dan derajat perubahan tingkah laku siswa.44 Sedangkan menurut Nana Syaodih Sukmadinata hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun keterampilan motorik. Hampir sebagian terbesar kegiatan atau perilaku yang diperlihatkan seseorang merupakan hasil belajar.45
43
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), Cet. 24,
h. 85 44 45
Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009). h.159 Nana Syaodih Sukmadinata, op. cit., h.102-103
30
Evaluasi hasil belajar sebagai keseluruhan kegiatan pengukuran, pengolahan, penafsiran dan pertimbangan untuk membuat keputusan tentang tingkat hasil belajar yang telah dicapai siswa memiliki beberapa tujuan tertentu, yaitu: 1) Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar. 2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut 3) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa, menetapkan kesulitannya dan menyarankan kegiatan remedial 4) Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk mendorong motivasi belajar siswa dengan mengenal kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan perbaikan 5) Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa, sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga masyarakat dan pribadi yang berkualitas. 6) Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa memilih sekolah atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, minat dan bakatnya46
B. Hasil Penelitian yang Relevan Penelitian jurnal belajar sebelumnya dilakukan oleh Kartono dan Ali Imron dengan judul “Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Segiempat”. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIIC SMPN 3 Karanglewas. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode tes dan metode observasi yang kemudian dilakukan analisis untuk merumuskan 46
Oemar Hamalik, op. cit., h 160
31
hasil penelitian. Hasil penelitian tersebut bahwa penerapan teknik penilaian learning journal pada model pembelajaran berbasis masalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas VII C SMPN 3 Karanglewas pada materi segiempat efektif. Selain itu ada penelitian Yenny anjar jayadi dengan judul “Penggunaan Jurnal Belajar Dengan Macromedia Flash Dalam Pembelajaran Biologi Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa Kelas X-6 SMA Negeri 2 Surakarta Tahun Ajaran 2007/2008 (Penelitian tindakan Kelas)”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Penerapan penggunaan jurnal belajar pada pembelajaran biologi dengan media macromedia flash dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang dapat dilihat dari peningkatan motivasi belajar dan partisipasi siswa yang berdampak pada peningkatan penguasaan konsep.
C. Kerangka Berpikir Pada dasarnya pembelajaran biologi menuntut peserta didik berpikir kritis dengan segala fenomena yang dibahas dalam mata pelajaran biologi. Seringkali pembelajaran biologi dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah belum sepenuhnya mengembangkan proses berpikir tingkat tinggi siswa yang mampu mengkonstruksi aspek kognitifnya. Jurnal belajar adalah wadah yang memuat hasil refleksi dalam bidang pembelajaran yang diperuntukan bagi peserta didik. Peserta didik mengisinya dengan hasil bacaan, hasil diskusi, refleksi terhadap temuan dalam pembelajaran, hasil pengamatan, hasil abstraksi atau apa saja yang berkaitan dengan pembelajaran di sekolah. Bila perlu bukan hanya peserta didik yang mempunyai karya yang berkualitas dapat mengisinya. Akan tetapi kesempatan diberikan kepada semua peserta didik, walaupun menurut guru apa yang dituliskan peserta didik itu pada awalnya hanya cerita yang kelihatannya kurang bermakna bagi guru. Jurnal belajar tidak hanya berorientasi pada pengembangan kemampuan akademis semata akan tetapi
32
diharapkan melalui kebiasaan menuliskan pengalaman belajar, peserta didik tersebut terbiasa mengekspresikan perasaan, pemikiran ataupun harapannya tentang pembelajaran yang diberikan guru. Jadi lebih dekat sebagai alat untuk komunikasi dan diseminasi informasi, temuan, pemikiran, hasil pengamatan tentang pembelajaran. Setiap peserta didik dapat mengisi jurnal belajar, meskipun belum mampu menulis dengan kriteria ilmiah. Dengan jurnal belajar, siswa dapat menilai apa yang ia mengerti dari proses pembelajaran yang telah berlangsung, begitu pula dengan hal yang belum dimengerti. Setelah itu siswa diharapkan dapat menentukan cara untuk memahami apa yang belum dimengerti. Siswa belajar memikirkan strategi yang tepat untuk mengatasi kesulitan belajar. Siswa yang menilai proses belajarnya sendiri diharapkan akan lebih efektif dalam usaha untuk memahami hal-hal yang belum ia pahami dibandingkan jika penilaian dilakukan oleh guru.
D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan permasalahan dan kerangka berpikir yang telah diuraikan sebelumnya serta didukung oleh kajian empirik yang relevan, hipotesis penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: “Pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh di Kelas XI (Sebelas) IPA SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang”.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Jl. Surya Kencana No.29 Pamulang Barat – Pamulang – Kota Tangerang Selatan. Penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2012-2013.
B. Metode dan Desain Penelitian Penelitian yang ini akan dilaksanakan dengan menggunakan metode quasi eksperimen (eksperimen semu), yaitu metode penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol
variabel-variabel
luar
yang
mempengaruhi
pelaksanaan
1
eksperimen. Dalam pelaksanaan penelitian ini, sampel terdiri atas kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Adapun desain penelitian disajikan dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.1 Desain Penelitian : control group pretest-post test desaign. Kelompok
Pretest
Perlakuan
Postest
Eksperimen
Q1
X1
Q2
Kontrol
Q1
X2
Q2
Keterangan: X1 : Perlakuan pembelajaran kooperatif dengan menggunakan jurnal belajar X2 : Perlakuan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan jurnal belajar Q1 : Pemberian pretest Q2 : Pemberian postest
1
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), Cet. 18, h. 114.
33
34
C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.2 Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang tahun pelajaran 2012-2013. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.3 Dari dua kelas XI IPA SMA Muhammadiyah 25 Setiabudi Pamulang, dilakukan pengundian untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah pengundian, didapatkan kelas XI IPA 1 sebagai kelompok eksperimen (kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar) sebanyak 30 siswa dan kelas XI IPA 2 sebagai kelompok kontrol (kelas yang menggunakan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan jurnal belajar) sebanyak 30 siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dari penelitan berupa skor hasil belajar biologi siswa yang diperoleh melalui tes hasil belajar biologi bentuk PG serta Non tes melalui wawancara berupa respon siswa.
E. Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes objektif dan wawancara. Tes hasil belajar biologi ialah tes yang digunakan untuk mengukur tingkat ranah kognitif siswa, sejauh mana siswa menguasai materi yang telah diberikan. Adapun bentuk instrumen yang digunakan untuk mengukur hasil belajar adalah tes tertulis objektif yakni berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan 5 option. Soal-soal mengacu pada memperhatikan ranah kognitif yang meliputi C1, C2, C3, dan C4. Sebelum tes ini digunakan sebagai alat pengumpul data, terlebih dahulu dilakukan uji coba untuk 2
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), h. 173. 3 Ibid., h. 174.
35
mengetahui apakah soal tersebut memenuhi persyaratan validitas dan reabilitas.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes No 1.
Konsep Sistem pertahanan tubuh
C1 2
Jenjang Kognitif C2 C3 1, 3*
C4
Jumlah Soal 1
4*
2
Sistem kekebalan tubuh 2. 3.
Antigen dan antibodi
4.
Struktur dan fungsi antibodi Pembentukan antigen dan
5.
5,6*
non-spesifik dan spesifik 8*, 9
7*
2
11*, 12*
10
2
13*, 15*
16
14*
19
18*
17, 20* 22*, 23*, 24
antibodi
6.
Kekebalan aktif
7.
Kekebalan pasif Kegagalan mekanisme
8. 9.
25, 26*
pertahanan tubuh Alergi
3 21*
2
27,
28*, 29*
3
30, 31*
32*
2
Jumlah *adalah soal yang valid (digunakan) setelah uji validitas Selain menggunakan instrumen berupa tes, wawancara juga dijadikan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara. Wawancara digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya sikap terhadap sesuatu.4 Pada penelitian ini pertanyaan yang disajikan dalam bentuk semi terstruktur, yakni perpaduan antara terstruktur dan tidak terstruktur. 5
4
Ibid., h. 198. Ibnu Hadjar, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999), h. 191-192. 5
3
20
36
Tabel 3.3 Daftar pertanyaan wawancara No.
Kategori
Pertanyaan Apakah kamu menyukai pelajaran biologi? Jika ya, apa yang membuat menarik!
1.
Konten
Apakah kamu merasa kesulitan dalam belajar biologi? Apakah kamu merasa bersemangat selama ini saat belajar biologi? Apakah sebelumnya saat belajar di kelas, kamu sudah pernah menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)?
Pembelajaran 2.
Kooperatif (Jigsaw)
Apa kelebihan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut kamu? Apa kelemahan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut kamu? Apakah kamu merasa kesulitan saat belajar di kelas dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)? Apakah sebelumnya saat belajar di kelas kamu sudah pernah menggunakan jurnal belajar? Apakah dengan mengisi jurnal belajar kamu mengetahui materi pelajaran yang belum dimengerti?
3.
Jurnal Belajar
Apakah jurnal belajar membuat kamu lebih bersemangat belajar? Apakah menurut kamu perlu atau tidak menggunakan jurnal belajar? Apakah kamu merasa kesulitan dalam mengisi jurnal belajar? Apakah setelah ini kamu ingin menulis jurnal belajar?
37
F. Kalibrasi Instrumen 1. Analisis Instrumen Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data harus dimantapkan kualitasnya melalui suatu langkah yang disebut uji coba. Dari data hasil uji coba perangkat tes dipilih butir soal yang memenuhi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda. a. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity, dapat diartikan tepat atau sahih, yakni sejauh mana ketepatan dari kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. 6 Untuk mengukur validitas soal pilihan ganda dalam penelitian ini menggunakan rumus Koefisien Point Biserial. Rumus yang digunakan adalah : 7
rpbis =
M p Mt SDt
p q
Keterangan : rpbi
: Koefisien
korelasi
Mp
: Mean responden yang menjawab benar
Mt
: Mean secara keseluruhan
SDt : Standar deviasi
6
p
: Proporsi responden yang menjawab benar
q
: Proporsi responden yang menjawab salah
Ahmad Sofyan, Tonih Feronika, dan Burhanudin Milama, Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006), h. 105. 7 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013), h. 93.
38
Berdasarkan hasil uji coba yang telah dilakukan, dari 30 soal yang telah digunakan pada uji validitas dengan menggunakan program Anates menunjukkan 20 butir soal valid dan 10 butir soal tidak valid. Hasil uji validitas instrumen dapat dilihat pada lampiran 4. 8 b. Uji Reliabilitas Reabilitas bermakna keterpercayaan, keterandalan, kestabilan atau konsistensi; dapat diartikan sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya dan konsisten.9 Uji reliabilitas untuk butir soal objektif pilihan dilakukan dengan menggunakan rumus Kuder Richardson atau yang dikenal dengan K-R 20, yaitu: 10 2 pq r11 = n S 2
n 1
S
Keterangan: r11
= reliabilitas tes secara keseluruhan
p
= proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q
= proporsi subjek yang menjawab item dengan salah
(q = 1 - p) ∑pq = jumlah hasil perkalian antar p dan q
8
n
= banyaknya item
S
= standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
Lampiran hal. 117 Ahmad Sofyan, dkk., op. cit., h.105 10 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 115 9
39
Kriteria validitas dan reliabilitas adalah sebagai berikut: (a)
Antara 0,80 sampai dengan 1,00 : sangat tinggi
(b)
Antara 0,60 sampai dengan 0,80 : tinggi
(c)
Antara 0,40 sampai dengan 0,60 : cukup
(d)
Antara 0,20 sampai dengan 0,40 : rendah
(e)
Antara 0,00 sampai dengan 0,20 : sangat rendah
Perhitungan uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Anates dan didapatkan hasil 0,89. Hasil uji reabilitas instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 4. 11
c. Uji Tingkat Kesukaran Tingkat kesukaran merupakan salah satu analisis kuantitatif konvensional paling sederhana dan mudah. Hasil hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Untuk dapat mengukur tingkat kesukaran suatu soal digunakan rumus : 12
Keterangan: P = Indeks kesukaran B = Banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar N = Jumlah seluruh siswa peserta tes
11 12
Lampiran hal. 117 Ahmad Sofyan, dkk., op. cit., h.103
40
Klasifikasi indeks kesukaran: 13 0.00 – 0.30 = soal termasuk kategori sukar 0.30 – 0.70 = soal termasuk kategori sedang 0.70 – 1.00 = soal termasuk kategori mudah. Perhitungan pengujian taraf kesukaran dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Anates. Hasil penguji taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 4. 14 d. Daya Pembeda Soal daya pembeda soal, adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah. 15 Rumus untuk menentukan indeks diskriminasi adalah: 16
Keterangan :
13
D
= Daya pembeda soal
JA
= Banyaknya peserta kelompok atas
JB
= Banyaknya peserta kelompok bawah
BA
= Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal benar
BB
= Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal benar
PA
= Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB
= Proporsi peserta kelomok bawah yang menjawab benar
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 225 Lampiran hal. 117 15 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 226 16 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 228 14
41
Klasifikasi Daya Pembeda: D : 0,00 – 0,20 : jelek D : 0,21 – 0,40 : cukup D : 0,41 – 0,70 : baik D : 0,71 – 1,00 : baik sekali17 Pengujian daya pembeda dalam penelitian ini menggunakan bantuan program Anates. Hasil penguji taraf kesukaran instrumen tes dapat dilihat pada lampiran 4. 18
G. Teknik Analisis Data 1. Analisis Data Kuantitatif Sebelum melakukan uji hipotesis, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas menggunakan Uji Liliefors dan uji homogenitas varians menggunakan Uji Fisher. Sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan Uji-t. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti adalah teknik analisis dengan uji kesamaan dua rata-rata populasi dengan menggunakan Uji-t. Sebelum melakukan Uji-t, terlebih dahulu harus dilakukan uji pemenuhan asumsi Uji-t (Uji persyaratan analisis untuk Uji-t). Uji persyaratan analisis untuk Uji-t ada dua yaitu, kedua populasi berdistribusi normal (uji normalitas) dan kedua populasi memiliki varians yang sama (uji homogenitas). Sebelum data dianalisis, terlebih dahulu disusun ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi, yaitu penyusunan sistematis dari pengukuran individual dari nilai yang tinggi ke rendah. Tabel distribusi frekuensi ini dapat dilihat
17 18
Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan...... h. 232 Lampiran hal. 117
42
bentuk distribusinya, yakni apakah nilai yang diperoleh terbagi secara merata ataukah cendrung berkelompok. a. Uji Normalitas Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Liliefors.19 Zi
=
xi – x S
Zi = Simpangan baku untuk kurva normal standar Xi = Data X
= Rata-rata data tunggal
S
= Simpangan baku
b. Uji Homogenitas Uji Homogenitas dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara dua keadaan atau populasi. Uji homogenitas ini mengenai sama tidaknya variansi-variansi dua buah distribusi atau lebih. Uji homogenitas yang digunakan adalah uji Fisher, yaitu: 20
F
F
S1 S 22
2
: Homogenitas
S12 : Varian terbesar S22 : Varian terkecil
19 20
Sudjana. Metoda Statiska, (Bandung: Tarsito, 2005), h.466 Ibid.h.249
43
c. Uji Hipotesis Teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Uji t (parametrik), yaitu:21
X1 X 2
t hitung Sg
1 1 n1 n2
(n1 1) S1 (n2 1) S 2 n1 n2 2 2
Dengan Sg =
2
Keterangan: X 1 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan menggunakan jurnal belajar
X 2 : Rata-rata hasil belajar siswa dengan tanpa jurnal belajar
S12 : Variansi kelompok eksperimen S22 : Variansi kelompok kontrol n1 : Jumlah siswa kelompok eksperimen n2 : Jumlah siswa kelompok kontrol d. Uji Normal Gain Gain adalah selisish antara nilai posttest dengan nilai pretest, gain menunjukkan peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran dilakukan guru. Untuk menghindari hasil kesimpulan
21
Ibid., h.239
44
yang akan menimbulkan bias penelitian, karena pada nilai pretest kedua kelompok penelitian sudah berbeda, digunakan uji normal gain.22 N- Gain = skor postest – skor pretest skor ideal – skor pretest
dengan kategori: g tinggi : nilai (g) ≥ 0,70 g sedang : 0,70 > nilai (g) > 0,30 g rendah : nilai (g) ≤ 0.30
2. Analisis Data Kualitatif a. Analisis Rubrik Jurnal Belajar Untuk mengetahui adanya peningkatan pada jurnal belajar bagi tiap siswa digunakan rubrik. Rubrik adalah perangkat pemberian skor yang secara eksplisit menyatakan kinerja yang diharapkan bagi tugas-tugas yang diberikan atau bagi suatu hasil karya para siswa. Suatu rubrik memberikan deskripsi yang jelas dari karakteristik hasil karya yang terkait dengan masing-masing komponen tugas pembelajaran pada berbagai tingkatan penguasaan siswa terhadap tugas yang diberikan. 23 Dalam rubrik ada pemberian nilai atau skor, tidak ada ketentuan baku tentang pemberian skor atau nilai dalam rubrik. Ketantuan umum yang disepakati para ahli adalah makin besar skornya makin sempurna hasil karya seorang siswa. Ada rentang skor atau nilai dalam rubrik yang mulai dari 0 (nol), 1, 2 dan 3. Ada juga yang memberikan rentang nilai mulai dari 1, 2, 3 dan 4 (ini yang paling umum) adapula yang memulai dari 1, 2, 3, 4 sampai 5. Sementara itu Diane Elbert-May membuat rentang nilai
22
Richard R. Hake, Analyzing Change/Gain Scores, 2013, (http://physics.indiana.edu/sdi/ Analyzing ChangeGain.pdf) 23 Warsono dan Hariyanto, Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen, (Bandung: Remaja Rosda Karya 2012), hal. 279.
45
rubrik mulai dari 0 (tidak ada jawaban) langsung ke 3 (perlu perbaikan), kemudian 4 (sepadan) dan 5 (patut dicontoh). 24 Pada penelitian ini rubrik jurnal belajar digunakan tidak untuk menilai benar atau salahnya jurnal belajar yang telah diisi oleh siswa. Melainkan untuk mengetahui sisi positif dari pembelajaran serta apakah jurnal belajar yang telah diisi siswa mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan jurnal belajar pada pertemuan selanjutnya. Tabel 3.4 Rubrik Jurnal Belajar No.
Kriteria Penilaian Apa yang saya pelajari
1.
hari ini?
Mengetahui apa yang dipelajari 1
Apa yang saya rasakan 2.
tentang yang saya
Dapat mengungkapkan perasaannya secara positif
pelajari?
0
Merasa menarik & dapat mengungkapkannya
Merasa tidak menarik / Tidak diisi
1
0
Tidak merasa bingung
Mengungkapkan perasaan bingungnya / Tidak diisi
saya?
1
0
Apa hal-hal yang baru
Ada hal-hal baru yang
Tidak ada hal baru yang
saya ketahui setelah
didapat setelah belajar
didapat / Tidak diisi
belajar hari ini?
1
0
Apa yang saya ingin ketahui lebih banyak lagi pada materi ini?
Ingin mengetahui lebih lanjut
dari pelajaran ini? Apa yang masih
4.
membingungkan bagi
5.
6.
Apakah saya telah belajar dengan baik, apa yang harus saya lakukan agar lebih baik lagi?
7.
Tidak mengetahui apa yang dipelajari / Tidak diisi 0 Tidak dapat mengungkapkan perasaannya secara positif / tidak diisi
1 Apa hal-hal menarik 3.
Skor Maksimal
Tingkatan / Rating Skor
Tidak ingin mengetahui lebih lanjut / Tidak diisi
1
0
Ada keinginan agar dapat belajar lebih baik lagi
Tidak ada keinginan untuk belajar lebih baik lagi / Tidak diisi
1
Ibid., hal. 279-280.
1
1
1
1
1
1
0 JUMLAH
24
1
7
46
b. Analisis Jurnal Belajar dan Pencapaian Hasil Belajar Per Indikator Analisis untuk tiap indikator dilakukan pada hasil jurnal belajar yang telah diisi oleh siswa pada pertemuan pertama dan kedua serta dilakukan pada hasil belajar postest.
Indikator
Analisis
Pencapaian
Jurnal Belajar
Hasil Belajar
Menjelaskan materi sesuai konsep
Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh Mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dan spesifik Membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi Menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
Tidak menjelaskan
Menjawab
Menjawab
benar pada
salah pada
soal postest
soal postest
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
Menentukan kekebalan aktif
1
0
1
0
Menentukan kekebalan pasif
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
Menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh Menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
c. Teknik Analisis Wawancara Wawancara ini bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap penggunaan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar. Wawancara dilakukan dengan perwakilan dari kelas eksperimen sebanyak 9 siswa berdasarkan nilai yang didapat saat posttest, yaitu 3 siswa dengan nilai teratas, 3 siswa dengan nilai rata-rata dan 3 siswa dengan nilai terendah. Hasil wawancara tersebut disajikan dalam bentuk deskripsi dan dilampirkan dalam bentuk kutipan wawancara.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Rubrik Jurnal Belajar Untuk mengetahui adanya peningkatan pada jurnal belajar bagi tiap siswa digunakan rubrik. Penggunaan rubrik diterapkan untuk pertemuan pertama dan pertemuan kedua, diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.1 Hasil Rubrik Pertemuan Pertama Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
1
2
Kriteria*) 3 4 5
1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0
0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1
47
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1
6
7
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0
Jumlah 5 5 6 5 6 2 6 4 4 6 6 6 5 4 6 5 6 6 5 6 5 3 6 5 5 3 4
48
28 29 30
1 1 1
1 1 1
0 1 1
1 0 1
1 1 0
1 1 0
1 0 0
JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE
6 5 4
150 5 71%
Tabel 4.2 Hasil Rubrik Pertemuan Kedua Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1
2
Kriteria 3 4 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
JUMLAH RATA-RATA PERSENTASE
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6
7
1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 6 6 7 6 6 5 6 6 7 6 6 6 5 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 6 6 6 7 7 6 6
189 6,3 90%
*) Kriteria berdasarkan pertanyaan yang dikembangkan Melvin Silberman dan Jennifer Moon, hal 45
49
Berdasarkan tabel 4.1 dan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa untuk rubrik jurnal belajar pada pertemuan pertama dan kedua baik secara keseluruhan pada persentase maupun tiap siswa mengalami peningkatan pada jumlah kriteria untuk pertanyaan yang ada pada jurnal belajar. 2. Rekapitulasi Analisis Jurnal Belajar dan Pencapaian Hasil Belajar Tabel 4.3 Rekapitulasi Analisis Jurnal Belajar dan Pencapaian Hasil Belajar Per Indikator Persentase (%) Indikator
Analisis
Pencapaian
Jurnal Belajar
Hasil Belajar
Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh Mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dan spesifik Membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh
-
100
20.8
70
50
85
Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi
63.3
96.7
Menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
21.7
82.2
Menentukan kekebalan aktif
76.7
90
Menentukan kekebalan pasif
78.3
93.3
35
90
50
86.7
49.5
88.2
Menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh Menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh Rata-rata
*Data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 20 (hal. 164)
50
Berdasarkan tabel 4.3, diketahui bahwa rata-rata persentase hasil belajar siswa per indikator lebih besar dibandingkan dengan analisis jurnal belajar per indikator.
3. Pretest dan Postest Berdasarkan hasil pretest pada kelompok eksperimen dan kontrol sebelum diberikan perlakuan yang berbeda dan hasil postest pada kelompok eksperimen dan kontrol setelah diberikan perlakuan yang berbeda diperoleh data sebagai berikut: Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Postest Kelompok Eksperimen dan Kontrol Pretest
Postest
Data Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol
Nilai Terendah
25
20
65
60
Nilai Tertinggi
75
70
100
95
Rata-rata
51,9
46,9
87,3
76,1
Median
59,5
55,1
89,3
82
Modus
53,3
47,5
91,3
81
Simpangan Baku
12,4
13,9
8,15
8,68
30
30
30
30
Jumlah Siswa
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa nilai terendah pretest pada kelompok ekperimen 25 dan pada kelompok kontrol 20, sedangkan nilai terendah postest pada kelompok eksperimen 65 dan pada kelompok kontrol 60. Nilai tertinggi pretest pada kelompok eksperimen adalah 75 dan pada kelompok kontrol adalah 70 sedangkan nilai tertinggi postest pada kelompok eksperimen adalah 100 dan pada kelompok kontrol adalah 95. Hasil rata-rata pretest pada kelompok eksperimen adalah 51,9 dan kelompok kontrol adalah
46,9 sedangkan hasil rata-rata postest pada
51
kelompok eksperimen adalah 87,3 dan kelompok kontrol adalah 76,1. Hal ini menunjukkan bahwa hasil pretest kedua kelompok tidak jauh berbeda karena kedua kelompok tersebut belum diberikan perlakuan yang berbeda, sedangkan untuk hasil postest kedua kelompok berbeda, dimana rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.
3. Data Peningkatan Hasil Belajar Perhitungan N-gain dilakukan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan pemahaman konsep siswa. Hasil perhitungan N-gain pada kelompok eksperimen didapatkan rata-rata 0,74 menunjukan bahwa nilai rata-rata N-Gain kelompok eksperimen adalah tinggi. Sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan nilai rata-rata 0,53 menunjukkan bahwa nilai rata-rata N-Gain kelompok kontrol adalah sedang. Tabel 4.5 Presentas e Peningkatan Hasil Belajar Frekuensi Presentase (%) Kategori Eksperimen
Kontrol
Tinggi
60
16,7
Sedang
40
73,3
Rendah
0
10
5. Hasil Wawancara Hasil wawancara dengan siswa setelah proses pembelajaran pada pertemuan satu dan dua hasilnya adalah sebagai berikut: Banyak siswa menyukai pelajaran biologi dengan berbagai alasan yang membuat biologi menarik, dikarenakan pada mata pelajaran biologi lebih membahas secara mendalam tentang kehidupan terlebih makhluk hidup khususnya manusia, yang nantinya dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari dan dapat mengenal diri sendiri lebih dalam. Namun pada kenyataannya siswa banyak
52
mengalami kesulitan dalam belajar biologi, banyaknya materi yang harus dihafal terlebih banyaknya nama ilmiah dalam bahasa latin serta materimateri tertentu yang memiliki pokok bahasan yang banyak dan rumit seperti sistem saraf. Meski merasa kesulitan ada beberapa hal yang membuat siswa bersemangat belajar biologi yakni guru dengan metode pembelajaran yang tepat sehingga membuat materi yang rumit menjadi lebih menyenangkan. Siswa sebelumnya belum pernah menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw, pembelajaran yang sudah pernah mereka dapatkan adalah pembelajaran dengan pembentukan kelompok biasa yang terdiri dari 4 sampai 6 orang. Menurut siswa pembelajaran kooperatif Jigsaw memiliki kelebihan, yakni dengan mendapat penjelasan dari teman sebaya bahasa yang digunakan lebih mudah dimengerti, lebih bersemangat dalam proses pembelajaran, dapat memupuk kepercayaan diri dengan memberikan penjelasan materi kepada teman serta lebih memiliki tanggung jawab untuk menguasai materi. Namun menurut siswa pembelajaran kooperatif juga memiliki kelemahan, yakni jika ada teman yang tidak serius dalam belajar sehingga memberikan penjelasan yang sulit untuk dimengerti. Siswa sebelumnya belum pernah menggunakan jurnal belajar, jurnal yang mereka ketahui sebelumnya hanya jurnal kelas yang harus diisi oleh guru. Dengan mengisi jurnal belajar siswa lebih memahami materi apa yang belum dimengerti serta dapat mengevaluasi diri sendiri. Beberapa siswa merasa lebih bersemangat belajar dengan menggunakan jurnal belajar namun beberapa lagi merasa biasa saja. Beberapa siswa merasa perlu menggunakan jurnal belajar agar dapat mengetahui lebih jauh kemampuan diri mereka, namun beberapa siswa juga merasa tidak perlu menggunakan jurnal belajar dikarenakan mereka sudah meiliki cara belajar sendiri. Dalam pengisian jurnal belajar, siswa tidak mengalami kesulitan. Beberapa siswa kedepannya ingin menulis jurnal belajar mereka sendiri bahkan untuk mata pelajaran lain.
53
B. Hasil Pengujian Prasyarat Analisis dan Pengujian Hipotesis 1. Uji Normalitas Setelah data nilai tes terkumpul pada saat pretest dan Postest, maka dapat dilakukan uji prasyarat analisis data yaitu uji normalitas menggunakan rumus liliefors dan diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas Pretest dan Postest Eksperimen Data
a
Pretest 0,05
Postest 0,05
Kontrol
Lhitung
Ltabel
Lhitung
Ltabel
(L0)
(Lt)
(L0)
(Lt)
0,11
0,14
0,16
0,16
0,11
0,14
Keterangan
0,16
Sampel berdistribusi normal
0,16
Sampel berdistribusi normal
Dari hasil perhitungan uji normalitas data (lampiran 15)1, untuk normalitas pretest kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung (L0) lebih kecil dari Ltabel (Lt). Karena L0 < Lt (0,11 < 0,16) maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji normalitas pretest kelas kontrol diperoleh nilai Lhitung (L0) lebih kecil dari Ltabel (Lt). Karena L0 < Lt (0,11 < 0,16) maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal. Dari hasil perhitungan uji normalitas data (lampiran 16)2, untuk normalitas postest kelas eksperimen diperoleh nilai Lhitung (L0) lebih kecil dari Ltabel (Lt). Karena L0 < Lt (0,14 < 0,16) maka sampel pada kelas 1 2
Lampiran hal. 147 Lampiran hal. 151
54
eksperimen berdistribusi normal. Untuk uji normalitas postest kelas kontrol diperoleh nilai Lhitung (L0) lebih kecil dari Ltabel (Lt). Karena L0 < Lt (0,14 < 0,16) maka sampel pada kelas eksperimen berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok sampel berasal dari populasi yang homogen atau tidak. Uji homogenitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji fisher, dengan kriteria pengujian yaitu apabila Fhitung < Ftabel diukur pada taraf signifikansi dan tingkat kepercayaan tertentu maka kedua kelompok dikatakan homogen dan jika Fhitung > Ftabel maka kedua kelompok tidak homogen. Berdasarkan pengujian homogenitas hasil belajar pretest yakni sebelum diberi perlakuan yang berbeda dan postest setelah diberi perlakuan yang berbeda pada kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh hasil sebagai berikut: Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Postest Varians Data Eksperimen Kontrol
Taraf F Signifikansi hitung
Ftabel
Keterangan
Pretest
153,7
192,4
0,05
1,25
1,84
Data Homogen
Postest
66,4
75,3
0,05
1,13
1,84
Data Homogen
Dari hasil perhitungan (lampiran 17)3 Fhitung < Ftabel (1,25 < 1,84) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan pretest kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen.
3
Lampiran hal.151
55
Dari hasil perhitungan (lampiran 18)4 Fhitung < Ftabel (1,13 < 1,84) maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat dilakukan pretest kedua kelompok berasal dari populasi yang homogen. 3. Uji Hipotesis Penelitian Uji-t pretest dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya, untuk menguji H0 yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar dengan rata-rata hasil belajar biologi siswa yang diberi model pembelajaran kooperatif digunakan uji-t posttest. Dengan kriteria pengujian yaitu, jika thitung < ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak, sedangkan jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan H0 ditolak. Hasil pengujian uji-t pretest dan postest kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.8 Hasil Uji-t pretest dan postest Data
thitung
ttabel
Kesimpulan
Pretest
1,46
2,00
H0 diterima dan Ha ditolak
Postest
5,14
2,00
H0 ditolak dan Ha diterima
Berdasarkan perhitungan (lampiran 19)5, diperoleh thitung < ttabel. Sehingga thitung berada di dalam daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0 diterima dan Ha ditolak. artinya, nilai rata-rata pretest kedua kelas sama. Dengan mengasumsikan niali pretest konsep sistem kekebalan tubuh
4 5
Lampiran hal.156 Lampiran hal. 157
56
manusia sebagai kemampuan awal, maka kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama. Berdasarkan perhitungan (lampiran 19)6, diperoleh thitung > ttabel. Sehingga thitung berada di luar daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0 ditolak. Artinya, pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh. C. Pembahasan Berdasarkan hasil rubrik jurnal belajar dari jumlah 210 dengan persentase 100%, pada pertemuan pertama diperoleh hasil 150 dengan persentase 71% dan pada pertemuan kedua diperoleh hasil 189 dengan persentse 90%. Data tersebut menunjukan bahwa telah terjadi peningkatan sebesar 19%, hal ini terjadi dikarenakan pada pertemuan sebelumnya sebagian besar siswa telah merefleksikan belajarnya. Hasil rekapitulasi analisis jurnal belajar dan pencapaian hasil belajar per indikator pada tabel 4.4 didapatkan hasil rata-rata untuk hasil analisis jurnal belajar sebesar 49,5% sedangkan untuk pencapaian hasil belajar sebesar 88,2%. Dengan kata lain hasil rata-rata pencapaian hasil belajar lebih besar dibandingkan dengan rata-rata analisis jurnal belajar, begitupula jika dilihat dari rata-rata per indikator menunjukkan hasil pencapaian hasil belajar lebih besar dari analisis jurnal belajar. Hasil ini dapat terjadi karena beberapa faktor, pertama dengan siswa mengisi jurnal belajar, siswa menuliskan kembali materi yang telah dipelajarinya, siswa merefleksikan kembali pembelajaran serta mendapatkan feed back dengan mengusahakan secara optimal dan maksimal pembelajaran, dan siswa memperoleh kembali materi yang belum dimengerti pada pertemuan selanjutnya.
6
Lampiran hal. 157
57
Rekapitulasi analisis jurnal belajar dan pencapaian hasil belajar per indikator memperlihatkan bahwa pada indikator pertama pada analisis jurnal belajar, siswa tidak ada satupun yang menuliskan pengertian sistem pertahanan tubuh, sedangkan pada analisis hasil belajar siswa pada indikator pertama diperoleh hasil 100%, hasil ini dikarenakan pada soal indikator pertama memiliki kategori tingkat kesukaran yang sangat mudah. Selain itu juga, adanya 3 indikator yang memiliki kenaikan nilai yang signifikan yakni mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh non spesifik dan spesifik, menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi, serta menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh. Kenaikan nilai yang signifikan ini dikarenakan selain pada soal tersebut memiliki katergori tingkat kesukaran soal mulai dari sangat mudah, mudah dan sedang, siswa sangat tertarik untuk mengetahui lebih lanjut pada ketiga indikator ini, dengan rasa ketertarikan yang lebih, siswa akan lebih mencari tahu materi ini, selain itu peneliti menjelaskan kembali materi ini dengan mengaitkannya pada kehidupan seharihari. Hasil rubrik jurnal belajar memperlihatkan adanya peningkatan dari kriteria jurnal belajar pada pertemuan pertama dan kedua. Selain itu pada rekapitulasi hasil analisis jurnal belajar per indikator dan pencapaian hasil belajar siswa per indikator menunjukan bahwa pencapaian belajar siswa lebih besar jika dibandingkan dengan konsep yang terlihat pada jurnal belajar. Dari hasil yang didapatkan ada keterkaitan antara rubrik jurnal belajar serta hasil analisis jurnal belajar per indikator dan pencapaian hasil belajar siswa per indikator. Peningkatan pemenuhan kriteria pada rubrik jurnal belajar serta penulisan kembali konsep yang telah dipelajari per indikator pada jurnal belajar menyebabkan peningkatan pada pencapaian hasil belajar siswa per indikator. Hasil ini menunjukan bahwa penggunaan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
58
Berdasarkan pengujian hipotesis pretest yang telah dilakukan diperoleh thit berada di dalam daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0 diterima. Dengan demikian, mengindikasikan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama sebelum diberikan perlakuan yang berbeda. Hasil perhitungan pengujian hipotesis postest yang telah dilakukan diperoleh thit berada di luar daerah penerimaan H0 atau dengan kata lain H0 ditolak. Dengan demikian, hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem pertahanan tubuh diterima pada taraf signifikan 5%. Pada pembelajaran kooperatif (Jigsaw) dengan jurnal belajar ada beberapa langkah yang dilakukan siswa. Sebelumnya siswa harus diberi pengetahuan tentang kooperatif jigsaw, apa saja yang menjadi peran serta tugas yang akan mereka lakukan. Karena model pembelajaran yang baru diterapkan tidak dipungkiri membuat siswa merasa bingung dan jika tidak benar-benar diberi pengetahuan awal jigsaw membuat siswa pada proses belajar dari awal sampai akhir sulit untuk diatur dan menjadi tidak maksimal. Sedangkan pemahaman awal tentang jurnal belajar juga harus ditanamkan, terutama manfaat dari jurnal belajar itu sendiri, agar hasil dari jurnal belajar dapat sesuai dengan yang diinginkan. Langkah pertama, siswa dibagi menjadi 8 kelompok asal. Pembagian kelompok dalam pembelajaran kooperatif (Jigsaw) dilakukan secara heterogen, sehingga cukup seimbang dalam setiap kelompok yang dikelompokkan berdasarkan tingkat kemampuan dan gender. Pembagian kelompok merupakan langkah yang cukup memakan banyak waktu, oleh karenanya peneliti sudah menyiapkan segala sesuatunya yang berkaitan dengan pembagian kelompok, untuk memaksimalkan waktu. Sebelumnya peneliti telah meminta dafar nama siswa dan data yang diperlukan, baik untuk kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Baik daftar nama ataupun data lain yang menunjang diperlukan
59
untuk pembagian kelompok yang heterogen. Pemilihan anggota kelompok oleh peneliti
lebih
diterima
oleh
sebagian
besar
siswa
dibanding
jika
menyerahkannya pada siswa. Langkah kedua,
siswa dibagi menjadi 8 kelompok ahli yang juga
dikelompokkan secara heterogen. Setelah setiap siswa mengetahui anggota kelompoknya dalam kelompok asal, setiap kelompok diberikan beberapa gulungan kertas sesuai dengan jumlah anggota yang ada dalam satu kelompok asal. Setiap gulungan kertas berisi angka yang mewakili kelompok ahli yang nantinya setiap siswa akan menggambil gulungan kertas tersebut. Setelah pembagian kelompok untuk kelompok asal dan kelompok ahli selesai, maka selanjutnya adalah tahap diskusi. Langkah ketiga, siswa yang memiliki angka yang sama setelah mengambil gulungan kertas maka akan berkumpul pada sebuah kelompok ahli untuk berdiskusi membahas sebuah bahan ajar serta lks dengan waktu yang telah ditentukan sebelumnya. Pada tahap ini siswa dilatih untuk berpikir serta bertanggung jawab terhadap tugas yang telah diberikan. Pada tahap ini pula guru mengawasi, memberikan bantuan pada kelompok yang mengalami kesulitan serta memberi peringatan pada siswa yang tidak menjalankan kewajibannya. Pada tahap ini ada beberapa siswa yang tidak fokus dan serius berdiskusi, peneliti mencoba memberi arahan dan menyadarkannya untuk dapat memahami bahwa setelah diskusi pada kelompok ahli ada tanggung jawab besar yang diemban oleh setiap siswa. Tanggung jawab yang besar dikarenakan nantinya pada kelompok asal setiap siswa berkewajiban menyampaikan apa yang telah didiskusikan pada kelompok ahli serta berusaha sekuat tenaga menjadikan teman yang ada pada kelompok asal memahami materi yang telah disampaikan. Langkah keempat, setelah diskusi selesai dilakukan pada kelompok ahli, tiap siswa kembali pada kelompok asal untuk menjelaskan pemahaman yang telah didapatkan setelah berdiskusi di kelompok ahli dengan waktu yang telah
60
ditentukan. Pada tahap diskusi, kondisi kelas agak riuh, namun menurut peneliti ini bukanlah sebuah hal yang perlu dipermasalahkan dikarenakan keriuhan ini terjadi karena setiap siswa dari setiap kelompok berusaha memberikan penjelasan yang terbaik. Namun ada beberapa siswa yang merasa kurang puas dengan penjelasan yang telah didapatkan dari temannya, di sini diskusi berjalan dengan baik yakni bahkan siswa yang tidak seharusnya memberi penjelasan (contoh materi A) justru mencoba untuk saling membantu, saling berbagi untuk mencapai satu pemahaman yang sama. Peneliti mencoba untuk berkeliling kelas, dari kelompok satu ke kelompok lainnya. Peneliti menyimak penjelasan yang diberikan oleh siswa untuk memberikan persetujuan jika materi yang disampaikan siswa kepada temannya benar dan memberi penjelasan secara singkat apabila materi yang disampaikan siswa kepada temannya keliru. Langkah kelima, siswa bersiap menerima instruksi guru untuk maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil pemahaman yang didapat secara singkat. siswa yang maju berdasarkan hasil pengocokan, ada 4 orang yang maju pada setiap pertemuan untuk tiap konsep. Di sini siswa dilatih untuk percaya diri serta berani mengemukakan pendapatnya, guru juga memberikan apresiasi pada siswa yang presentasi di depan kelas. Untuk setiap kocokan terdiri dari 4 gulungan kertas, tiap gulungan kertas terdiri dari satu kalimat, yaitu 3 gulungan kertas bertuliskan “Bukan aku ” dan satu gulungan kertas bertuliskan “yes, I’m ”. Gulungan kertas yang bertuliskan “Bukan aku ” memiliki makna bahwa siswa yang mendapatkan gulungan kertas ini kurang beruntung karena tidak dapat maju ke depan kelas untuk menjelaskan materi yang telah didiskusikan di kelompok asal. Sedangkan gulungan kertas yang bertuliskan “yes, I’m ” memiliki makna bahwa siswa yang mendapat gulungan kertas ini menjadi siswa yang beruntung pada hari ini karena dapat maju ke depan kelas untuk dapat menjelaskan materi yang telah didiskusikan di kelompok asal. Dengan cara ini, pada saat pengocokan selain siswa merasakan harap-harap cemas setelah membuka
61
gulungan kertas ada sensasi yang berbeda setelah membaca kalimat yang ada, ini terlihat dari ekspresi para siswa yang sangat senang jika dilihat dari mimik wajah mereka. Langkah enam, siswa diberi waktu untuk mengisi jurnal belajar yang telah disediakan sebelumnya. Saat pengisian jurnal berlangsung tidak ada siswa yang bertanya tentang pertanyaan yang ada pada jurnal belajar, ini dikarenakan sebelumnya peneliti mencoba untuk menjelaskan apa sebenarnya dari hakikat jurnal belajar. Namun masih ada siswa yang tidak percaya diri dengan jawaban yang telah ditulisnya pada jurnal belajarnya sendiri dan mencoba untuk mencontek jawaban temannya. Peneliti menjelaskan kembali bahwa tidak ada jabawan yang benar ataupun salah untuk menjawab pertanyaan reflektif yang ada pada jurnal belajar dan jurnal belajar merupakan cerminan diri dari berbagai perasaan dan pikiran yang ada dan bersifat pribadi. Setelah jurnal belajar selesai diisi, jurnal belajar dikumpulkan untuk dibaca oleh peneliti dan diberikan komentar. Komentar-komentar yang dituliskan bersifat lebih memotivasi para siswa serta dalam rangka untuk mendapatkan ikatan batin dengan para siswa. Komentar yang dituliskan mendapat respon dan feedback yang baik dari para siswa, ada beberapa siswa yang mengomentari kembali komentar yang telah dituliskan peneliti. Setelah jurnal belajar selesai dibaca dan diberikan komentar, maka jurnal belajar dikembalikan pada hari itu juga untuk disimpan siswa dan dikumpulkan kembali saat ulangan harian, ini dimaksudkan agar siswa merasa bertanggung jawab terhadap jurnal belajar mereka. Pembelajaran kooperatif yang digunakan dalam sebuah pembelajaran membuat siswa lebih apresiatif terhadap pembelajaran. Siswa merasa lebih bersemangat dan tidak bosan. Pembelajaran kooperatif jigsaw juga membuat siswa memiliki tanggung jawab tersendiri dalam belajar karena wajib untuk memberikan penjelasan kepada teman yang ada di kelompok asal dengan kata lain siswa wajib untuk memahami materi yang didapatkan pada kelompok ahli.
62
Pembelajaran kooperatif jigsaw juga secara tidak langsung memberikan motivasi bagi siswa, motivasi merupakan kekuatan maha dahsyat yang ada dalam diri manusia. Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno mengutip pernyataan Bobbi de Potter, bahwa terdapat beberapa cara menumbuhkan budaya berprestasi, dalam rumus TANDUR, yakni salah satunya adalah “demonstrasikan”. Demontrasikan yang dimaksud di sini adalah menyediakan kesempatan bagi anak didik untuk menunjukkan bahwa mereka tahu, jangan biarkan anak menjadi pendengar pasif.7 Saat siswa menjelaskan bahan ajar pada kelompok asal, mereka menunjukkan kemampuan mereka. Pembelajaran kooperatif jigsaw mengharuskan setiap siswa untuk dapat mengajarkan teman sebaya mereka dalam satu kelompok. Dengan mengajarkan teman sebaya yang lain, siswa diharuskan mengerti terlebih dahulu apa yang akan mereka bagi dengan teman yang lain. Selain itu dengan mengajarkan, baik audio, visual ataupun kinestetik siswa bekerja. Dalam piramida belajar siswa Edgar Dale, praktik pembelajaran belajar dengan cara mengajar, siswa dapat mengingat 90 % materi yang dipelajari. Dengan menggunakan pembelajaran kooperatif Jigsaw, pembelajaran menggunakan komunikasi banyak arah. Komunikasi banyak arah tidak hanya melibatkan interaksi dinamis antara guru dan siswa tetapi juga melibatkan interaksi yang dinamis antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Proses komunikasi banyak arah mengarah kepada proses pengajaran yang mengembangkan kegiatan siswa secara optimal, sehingga menumbuhkan siswa belajar aktif. 8 Pemberian jurnal belajar yang harus diisi oleh setiap siswa merupakan tahap yang membedakan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Pada kelompok eksperimen yang melakukan pengisian jurnal belajar, siswa merasa lebih memahami dirinya sendiri. Dengan mengisi jurnal belajar 7
Pupuh Fathurrohman dan Sobry Sutikno, Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami, (Bandung: Refika Aditama, 2007), h.100 8 Ibid., h.40
63
siswa mengetahui pada bahasan apa sekiranya yang masih lemah atau membingungkan. Sehingga siswa merasa lebih tertantang untuk memperbaiki cara belajar mereka dan belajar lebih baik lagi. Dengan mengisi jurnal belajar, siswa juga dapat mengekspresikan bagaimana perasaannya saat belajar dalam bentuk tulisan, ini membuat mereka lebih bersemangat lagi untuk mengikuti rangkaian pelajaran selanjutnya. Tidak hanya bagi siswa, guru juga merasa terbantu dengan pengisian jurnal belajar ini. Dengan siswa dapat mengungkapkan secara nyatadan jelas poin-poin di mana mereka merasa lemah atau bingung pada materi pelajaran tersebut, guru dapat membahas poin-poin tersebut tanpa menghabiskan waktu lebih banyak untuk membahas poin-poin lain yang telah dipahami oleh siswa. Pada jurnal belajar, guru juga dapat menuliskan komentar-komentar yang dapat membangun siswa. Dengan komentar tersebut siswa merasa tulisan mereka diapresiasi tulisan dari apa yang mereka rasakan, dibangkitkan lagi semangat mereka serta merasa lebih diperhatikan. Penggunaan jurnal belajar pada pembelajaran kooperatif mempengaruhi hasil belajar siswa, ini sejalan dengan penelitian Kartono dan Ali Imron yang berpendapat bahwa jurnal belajar disatu pihak berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran dan sebagai instrumen penilaian untuk mencapai tujuan tersebut. 9 Pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar, jika dilihat dari teoriteori yang ada sudah ada memberikan pengaruh yang baik bagi siswa jika dijalankan sesuai dengan aturan yang ada. Penggunaan jurnal belajar pada pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar menjadikan pengaruh yang baik menjadi lebih baik lagi.
9
Kartono dan Ali Imron, Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal Pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Segiempat, 2012, h. 60-61, (http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreano/article/download/ 1246/1298)
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan Berdasarkan analisis data penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar pada konsep sistem pertahanan tubuh berpengaruh positif terhadap hasil belajar dengan α = 0,05 dan thitung > ttabel (5,14 > 2,00). Hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif menggunakan jurnal belajar lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang diajar dengan pembelajaran kooperatif tanpa menggunakan jurnal belajar.
B. Saran Adapun saran yang diajukan untuk pencapaian penggunaan jurnal belajar pada pembelajaran kooperatif yang lebih baik dapat dilakukan dengan memanage waktu dengan sebaik-baiknya, menjelaskan kepada siswa sebelum proses pembelajaran tahapan-tahapan pembelajaran kooperatif jigsaw serta menjelaskan manfaat jurnal belajar yang akan didapat siswa jika benar-benar diterapkan.
64
DAFTAR PUSTAKA
Anon Keeping a Reflective Journal. http://www.open.ac.uk/skillsforstudy/beaware-of-your-habits.php, 19 Februari 2012. Anon Learning Journals. http://www.worc.ac.uk/studyskills/documents/Learning_ Journals_2011.pdf, 25 Februari 2012. Anon Learning log or learning journals. www.hull.ac.uk/php/cesagh/documents/ LEARNINGLOG.doc, 20 Februari 2012. Anon Reflective journals and learning logs. http:// www.niu.edu/facdev /resources /guide/assessment/reflective_journals%20and_learning_logs.pdf, 20 Februari 2012 Anon What is reflective journal?. http://www.audiencedialogue.net/journal, 20 Februari 2012. Anon Writing a Journal or Learning Log. http://www.rmit.edu.au/studyand learningcentre, 19 Februari 2012. Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2013. Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Burton, Jill. Reflective writing ‘A way to lifelong teacher learning’. USA: TESOL Publications, 2009. Fathurrohman, Pupuh & Sutikno, Sobry. Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum dan Konsep Islami. Bandung: Refika Aditama, 2010. George, Susan E. “Learning and reflective journal in computer science”. http://crpit.com/confpapers/CRPITV4George.pdf, 19 Februari 2012. Hadjar, Ibnu. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kwantitatif dalam Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999.
65
66
Hake, Richard R. Analyzing Change / Gain Scores. http://physics.indiana.edu /~sdi/Analyzing Change-Gain.pdf, 10 Agustus 2013 Hakiim, Lukmanul. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima, 2009. Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2009. Isjoni. Pendidikan Sebagai Investasi Masa Depan. Jakarta: YOI, 2006. Kartono dan Imron, Ali. Penerapan Teknik Penilaian Learning Journal pada Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Segiempat. Semarang: UNNES, 2010. Loo, Robert and Thorpe, Karran. Using Reflective Learning Journals to Improve Individual and Team Performance. Team Performance Management An International Journal, 8, 2002, http://www.emeraldinsight.com/journals. htm?articleid=882861, 19 Februari 2012. Moon, Jennifer. “Learning Journals and Logs”. http://www.ucd.ie/t4cms/ucdtla 0035.pdf, 19 Februari 2012. Pang, Les. Application of Web 2.0 Technologies to Support Reflective Learning Journal. Maryland: UMUC, 2008. Paton, Michael. “Reflective Journals and critical thinking”. http://science. uniserve.edu.au/pubs/procs/2006/paton.pdf, 20 Februari 2012. Pengajaran Profesional dan Pembelajaran Bermakna. Jakarta: DBE3 USAIDIndonesia, 2006. Purwanto, Ngalim. Psikologi Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003. Rusman. Model-Model Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2013. Silberman, Melvin L. Active learning : 101 cara belajar siswa aktif. Bandung: Nusamedia, 2011. Sofyan, Ahmad. dkk. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi. Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006. Sudjana. Metoda Statiska. Bandung: Tarsito, 2005.
67
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2007. Sukmadinata, Nana Syaodih. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya, 2009. Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007. Warsono dan Hariyanto. Pembelajaran Aktif Teori dan Asesmen. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2012.
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen
Sekolah
: SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XI (Sebelas) / 2
Mata Pelajaran
: IPA / Biologi
Alokasi Waktu
: 2 X 45’ (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan / atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
Indikator Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh Mengidentifikasi
sistem
kekebalan
tubuh
nonspesifik
dengan
pertahanan tubuh spesifik Membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi Menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
68
sistem
69
Tujuan Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh Siswa dapat mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dengan sistem pertahanan tubuh spesifik Siswa dapat membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi antibodi Siswa dapat menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi Karakter siswa yang diharapkan : Kerja Sama dan Tanggung jawab Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif – Jigsaw
Metode Pembelajaran
: Diskusi informasi
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I A. Kegiatan Awal (10 menit) - Motivasi dan Apersepsi Guru
Siswa
Pada musim pancaroba, seseorang ada yang mudah sekali terserang penyakit flu sedang seorang yang lain ada yang jarang sekali terserang penyakit flu, mengapa bisa demikian?
Menjawab dengan menaruh sikap hormat dan memberikan perhatian
Waktu 5 menit
- Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai - Persepakatan kegiatan : menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan Siswa dibagi kedalam kelompok ahli dan kelompok asal Kelompok ahli : - Kelompok A1
- Kelompok A2
- Kelompok B1
- Kelompok B2
- Kelompok C1
- Kelompok C2
- Kelompok D1
- Kelompok D2
70
Kelompok asal : - Kelompok 1 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 2 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 3 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 4 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 5 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 6 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 7 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 8 (Anggota A2, B2, C2, D2)
Keterangan bahasan kelompok : -
Kelompok A: kekebalan spesifik dan nonspesifik
-
Kelompok B: pengertian antigen dan antibodi
-
Kelompok C: struktur dan fungsi antibodi
-
Kelompok D: pembentukan antigen dan antibodi
Diskusi yang akan dilakukan saat berada di kelompok ahli dan kelompok asal dilakukan dengan kerjasama dan tanggung jawab Setelah diskusi kelompok asal selesai, beberapa siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi B. Kegiatan Inti ( 70 menit ) 1. Eksplorasi (10 menit) Guru 1) Menjelaskan pengertian dari sistem pertahanan tubuh 2) Membahas tentang lapisan pertahanan tubuh yang dimiliki oleh manusia “apakah kalian mengetahui pertahanan pertama yang dimiliki oleh tubuh?” 3) Meluruskan jawaban siswa
Siswa 1) Mendengarkan 2) Menjawab dengan menaruh sikap hormat dan memberikan perhatian.
3) Mendengarkan.
71
2. Elaborasi (50 menit) Guru
Siswa
1) Memfasilitasi siswa untuk melakukan 1) Ikut berpartisipasi pada pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif – jigsaw jigsaw a) Memperhatikan a) Memberi instruksi singkat b) Bersiap untuk menerima b) Memberikan Lembar Kerja Siswa untuk tiap kelompok ahli yang telah dipersiapkan sebelumnya 2) Menginstruksikan kepada siswa 2) Saling bekerja sama untuk untuk melakukan kegiatan diskusi melakukan diskusi dan dengan pada kelompok ahli penuh tanggung jawab 3) Memberikan motivasi kepada peserta 3) Mengapresiasi petunjuk yang didik yang kurang atau belum diberikan guru berpartisipasi aktif dalam kelompok serta membantu menyelesaikan masalah yang timbul 4) Memberikan instruksi untuk kembali 4) Mempersiapkan kelompok kepada kelompok asal 5) Menginstruksikan kepada siswa 5) Saling bekerja sama untuk untuk melakukan diskusi pada melakukan diskusi dan dengan kelompok asal penuh tanggung jawab 6) Memberikan motivasi kepada peserta 6) Mengapresiasi petunjuk yang didik yang kurang atau belum diberikan guru berpartisipasi aktif dalam kelompok serta membantu menyelesaikan masalah yang timbul 7) Meminta beberapa siswa untuk 7) Mempresentasikan hasil diskusi mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas mereka
3. Konfirmasi (10 menit) Guru
Siswa
1) Meluruskan jawaban siswa jika ada 1) Memperhatikan jawaban siswa yang keliru serta memberikan penguatan
72
C. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru
Siswa
1) Meminta siswa untuk memberikan 1) Memberikan kesimpulan kesimpulan 2) Memberikan penguatan pada 2) Memperhatikan kesimpulan sebelumnya 3) Menginstruksikan untuk mengisi 3) Mengisi jurnal belajar jurnal belajar Media dan Sumber Belajar
1. Saktiyono. 2007. Seribu Pena BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga 2. Faidah rachmawati. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: BSE Departemen Pendidikan Nasional 3. Siti Nur Rochmah. 2009. IPA Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: BSE Departemen Pendidikan Nasional 3. Lembar Kerja Siswa
Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Lisan
Uraian
1. Bagaimanakah pembentukan antibodi dalam tubuh?
Guru Biologi,
Jakarta , 25 Maret 2013 Peneliti,
Khusnul K, S.Pd
Nuraini
73
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Eksperimen
Sekolah
: SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XI (Sebelas) / 2
Mata Pelajaran
: IPA / Biologi
Alokasi Waktu
: 2 X 45’ (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan / atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
Indikator
Menentukan kekebalan aktif
Menentukan kekbalan pasif
Menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
Menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
Tujuan
Siswa dapat menentukan kekebalan aktif
Siswa dapat menentukan kekbalan pasif
Siswa dapat menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
Siswa dapat menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
74
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja Sama dan Tanggung jawab Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif – Jigsaw
Metode Pembelajaran
: Diskusi informasi
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 2 A. Kegiatan Awal (10 menit) - Motivasi dan Apersepsi Guru
Siswa
Waktu
1) Mengajak siswa untuk mengingat 1) Memperhatikan kemabali materi pada pertemuan dengan sebelumnya sesuai dengan jurnal seksama belajar yang telah dibuat siswa. ..............
5 menit
2) Mengajukan pertanyaan “Apakah 2) Menjawab diantara kalian ada yang saat dengan kecil tidak diimunisasi?” “Untuk menaruh sikap apa sebenarnya saat kecil kita hormat dan diimunisasi?” memberikan perhatian .......
2 menit
3) Memberikan penjelasan penting- 3) Memperhatikan dengan sesama nya imunisasi saat masih kecil
3 menit
- Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai - Persepakatan kegiatan : menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan Siswa dibagi kedalam kelompok ahli dan kelompok asal Kelompok ahli : - Kelompok A1
- Kelompok A2
- Kelompok B1
- Kelompok B2
- Kelompok C1
- Kelompok C2
- Kelompok D1
- Kelompok D2
Kelompok asal : - Kelompok 1 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 2 (Anggota A1, B1, C1, D1)
75
- Kelompok 3 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 4 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 5 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 6 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 7 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 8 (Anggota A2, B2, C2, D2) Keterangan bahasan kelompok : - Kelompok A: kekebalan aktif - Kelompok B: kekebalan pasif - Kelompok C: kegagalan mekanisme pertahanan tubuh - Kelompok D: alergi Diskusi yang akan dilakukan saat berada di kelompok ahli dan kelompok asal dilakukan dengan kerjasama dan tanggung jawab Setelah diskusi kelompok asal selesai, beberapa siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi B. Kegiatan Inti ( 70 menit ) 1. Eksplorasi (10 menit) Guru
Siswa
1) Mengajukan pertanyaan “sistem 1) Menjawab pertahanan tubuh kita aman dari penyakit diibaratkan sebuah senjata, bagaimana mekanisme pertahanan tubuh kita?” 2) Memperhatikan dengan seksama 2) Meluruskan jawaban dari siswa 2. Elaborasi (50 menit) Guru
Siswa
1) Memfasilitasi siswa untuk melakukan 1) Ikut berpartisipasi pada pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif – jigsaw jigsaw a) Memperhatikan a) Memberi instruksi singkat b) Bersiap untuk menerima b) Memberikan Lembar Kerja Siswa untuk tiap kelompok ahli yang
76
telah dipersiapkan sebelumnya 2) Menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan kegiatan diskusi pada kelompok ahli 3) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam kelompok serta membantu menyelesaikan masalah yang timbul 4) Memberikan instruksi untuk kembali kepada kelompok asal 5) Menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan diskusi pada kelompok asal 6) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam kelompok serta membantu menyelesaikan masalah yang timbul 7) Meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka
2) Saling bekerja sama untuk melakukan diskusi dan dengan penuh tanggung jawab 3) Mengapresiasi petunjuk yang diberikan guru
4) Mempersiapkan kelompok 5) Saling bekerja sama untuk melakukan diskusi dan dengan penuh tanggung jawab 6) Mengapresiasi petunjuk yang diberikan guru
7) Mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas
3. Konfirmasi (10 menit) Guru
Siswa
1) Meluruskan jawaban siswa jika ada 1) Memperhatikan dengan seksama jawaban siswa yang keliru serta memberikan penguatan
C. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru
Siswa
1) Meminta siswa untuk memberikan 1) Memberikan kesimpulan kesimpulan 2) Memberikan penguatan pada 2) Memperhatikan kesimpulan sebelumnya 3) Menginstruksikan untuk mengisi 3) Mengisi jurnal belajar jurnal belajar
77
Media dan Sumber Belajar
1. Saktiyono. 2007. Seribu Pena BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga 2. Faidah rachmawati. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: BSE Departemen Pendidikan Nasional 3. Siti Nur Rochmah. 2009. IPA Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: BSE Departemen Pendidikan Nasional 3. Lembar Kerja Siswa
Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Lisan
Uraian
1. Apakah perbedaan kekebalan aktif dengan kekebalan pasif ?
Guru Biologi,
Khusnul K. S.Pd
Jakarta , 25 Maret 2013 Peneliti,
Nuraini
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol
Sekolah
: SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XI (Sebelas) / 2
Mata Pelajaran
: IPA / Biologi
Alokasi Waktu
: 2 X 45’ (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan / atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
Indikator Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh Mengidentifikasi
sistem
kekebalan
tubuh
nonspesifik
dengan
sistem
pertahanan tubuh spesifik Membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi Menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
Tujuan Siswa dapat menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh Siswa dapat mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dengan sistem pertahanan tubuh spesifik Siswa dapat membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh 78
79
Siswa dapat menjelaskan struktur dan fungsi antibodi Siswa dapat menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja Sama dan Tanggung jawab Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif – Jigsaw
Metode Pembelajaran
: Diskusi informasi
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan I A. Kegiatan Awal (10 menit) - Motivasi dan Apersepsi Guru
Siswa
Pada musim pancaroba, seseorang ada yang mudah sekali terserang penyakit flu sedang seorang yang lain ada yang jarang sekali terserang penyakit flu, mengapa bisa demikian?
Menjawab dengan menaruh sikap hormat dan memberikan perhatian
Waktu 5 menit
- Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai - Persepakatan kegiatan : menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan Siswa dibagi kedalam kelompok ahli dan kelompok asal Kelompok ahli : - Kelompok A1
- Kelompok A2
- Kelompok B1
- Kelompok B2
- Kelompok C1
- Kelompok C2
- Kelompok D1
- Kelompok D2
80
Kelompok asal : - Kelompok 1 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 2 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 3 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 4 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 5 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 6 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 7 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 8 (Anggota A2, B2, C2, D2)
Keterangan bahasan kelompok : -
Kelompok A: kekebalan spesifik dan nonspesifik
-
Kelompok B: pengertian antigen dan antibodi
-
Kelompok C: struktur dan fungsi antibodi
-
Kelompok D: pembentukan antigen dan antibodi
Diskusi yang akan dilakukan saat berada di kelompok ahli dan kelompok asal dilakukan dengan kerjasama dan tanggung jawab Setelah diskusi kelompok asal selesai, beberapa siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi B. Kegiatan Inti ( 70 menit ) 1. Eksplorasi (10 menit) Guru 1) Menjelaskan pengertian dari sistem pertahanan tubuh 2) Membahas tentang lapisan pertahanan tubuh yang dimiliki oleh manusia “apakah kalian mengetahui pertahanan pertama yang dimiliki oleh tubuh?” 3) Meluruskan jawaban siswa
Siswa 1) Mendengarkan 2) Menjawab dengan menaruh sikap hormat dan memberikan perhatian.
3) Mendengarkan.
81
2. Elaborasi (50 menit) Guru
Siswa
1) Memfasilitasi siswa untuk melakukan 1) Ikut berpartisipasi pada pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif – jigsaw jigsaw a) Memperhatikan a) Memberi instruksi singkat b) Bersiap untuk menerima b) Memberikan Lembar Kerja Siswa untuk tiap kelompok ahli yang telah dipersiapkan sebelumnya 2) Menginstruksikan kepada siswa 2) Saling bekerja sama untuk untuk melakukan kegiatan diskusi melakukan diskusi dan dengan pada kelompok ahli penuh tanggung jawab 3) Memberikan motivasi kepada peserta 3) Mengapresiasi petunjuk yang didik yang kurang atau belum diberikan guru berpartisipasi aktif dalam kelompok serta membantu menyelesaikan masalah yang timbul 4) Memberikan instruksi untuk kembali 4) Mempersiapkan kelompok kepada kelompok asal 5) Menginstruksikan kepada siswa 5) Saling bekerja sama untuk untuk melakukan diskusi pada melakukan diskusi dan dengan kelompok asal penuh tanggung jawab 6) Memberikan motivasi kepada peserta 6) Mengapresiasi petunjuk yang didik yang kurang atau belum diberikan guru berpartisipasi aktif dalam kelompok serta membantu menyelesaikan masalah yang timbul 7) Meminta beberapa siswa untuk 7) Mempresentasikan hasil diskusi mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas mereka
3. Konfirmasi (10 menit) Guru
Siswa
1) Meluruskan jawaban siswa jika ada 1) Memperhatikan jawaban siswa yang keliru serta memberikan penguatan
82
C. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru
Siswa
1) Meminta siswa untuk memberikan 1) Memberikan kesimpulan kesimpulan 2) Memberikan penguatan pada 2) Memperhatikan kesimpulan sebelumnya
Media dan Sumber Belajar
1. Saktiyono. 2007. Seribu Pena BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga 2. Faidah rachmawati. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: BSE Departemen Pendidikan Nasional 3. Siti Nur Rochmah. 2009. IPA Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: BSE Departemen Pendidikan Nasional 3. Lembar Kerja Siswa
Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Lisan
Uraian
1. Bagaimanakah pembentukan antibodi dalam tubuh?
Guru Biologi,
Jakarta , 25 Maret 2013 Peneliti,
Khusnul K, S.Pd
Nuraini
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Kelas Kontrol
Sekolah
: SMA Muhammadiyah 25 Pamulang
Mata Pelajaran
: Biologi
Kelas / Semester
: XI (Sebelas) / 2
Mata Pelajaran
: IPA / Biologi
Alokasi Waktu
: 2 X 45’ (1 x Pertemuan)
Standar Kompetensi 3. Menjelaskan struktur dan fungsi organ manusia dan hewan tertentu, kelainan dan / atau penyakit yang mungkin terjadi serta implikasinya pada Salingtemas
Kompetensi Dasar 3.8 Menjelaskan mekanisme pertahanan tubuh terhadap benda asing berupa antigen dan bibit penyakit
Indikator
Menentukan kekebalan aktif
Menentukan kekbalan pasif
Menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
Menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
Tujuan
Siswa dapat menentukan kekebalan aktif
Siswa dapat menentukan kekbalan pasif
Siswa dapat menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh
Siswa dapat menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh
84
Karakter siswa yang diharapkan : Kerja Sama dan Tanggung jawab Model Pembelajaran
: Pembelajaran Kooperatif – Jigsaw
Metode Pembelajaran
: Diskusi informasi
Langkah-langkah Pembelajaran Pertemuan 2 A. Kegiatan Awal (10 menit) - Motivasi dan Apersepsi Guru
Siswa
1) Mengajak siswa untuk mengingat 1) Memperhatikan kemabali materi pada pertemuan dengan sebelumnya seksama........... 2) Mengajukan pertanyaan “Apakah 2) Menjawab diantara kalian ada yang saat dengan kecil tidak diimunisasi?” “Untuk menaruh sikap apa sebenarnya saat kecil kita hormat dan diimunisasi?” memberikan perhatian ....... 3) Memberikan penjelasan penting- 3) Memperhatikan dengan sesama nya imunisasi saat masih kecil
Waktu 5 menit
2 menit
3 menit
- Menyampaikan tujuan atau kompetensi yang akan dicapai - Persepakatan kegiatan : menginformasikan kegiatan yang akan dilakukan Siswa dibagi kedalam kelompok ahli dan kelompok asal Kelompok ahli : - Kelompok A1
- Kelompok A2
- Kelompok B1
- Kelompok B2
- Kelompok C1
- Kelompok C2
- Kelompok D1
- Kelompok D2
Kelompok asal : - Kelompok 1 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 2 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 3 (Anggota A1, B1, C1, D1)
85
- Kelompok 4 (Anggota A1, B1, C1, D1) - Kelompok 5 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 6 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 7 (Anggota A2, B2, C2, D2) - Kelompok 8 (Anggota A2, B2, C2, D2) Keterangan bahasan kelompok : - Kelompok A: kekebalan aktif - Kelompok B: kekebalan pasif - Kelompok C: kegagalan mekanisme pertahanan tubuh - Kelompok D: alergi Diskusi yang akan dilakukan saat berada di kelompok ahli dan kelompok asal dilakukan dengan kerjasama dan tanggung jawab Setelah diskusi kelompok asal selesai, beberapa siswa diminta untuk mempresentasikan hasil diskusi B. Kegiatan Inti ( 70 menit ) 1. Eksplorasi (10 menit) Guru
Siswa
1) Mengajukan pertanyaan “sistem 1) Menjawab pertahanan tubuh kita aman dari penyakit diibaratkan sebuah senjata, bagaimana mekanisme pertahanan tubuh kita?” 2) Meluruskan jawaban dari siswa 2) Memperhatikan dengan seksama 2. Elaborasi (50 menit) Guru
Siswa
1) Memfasilitasi siswa untuk melakukan 1) Ikut berpartisipasi pada pembelajaran kooperatif pembelajaran kooperatif – jigsaw jigsaw a) Memberi instruksi singkat a) Memperhatikan b) Memberikan Lembar Kerja Siswa untuk tiap kelompok ahli yang b) Bersiap untuk menerima telah dipersiapkan sebelumnya
86
2) Menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan kegiatan diskusi pada kelompok ahli 3) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam kelompok serta membantu menyelesaikan masalah yang timbul 4) Memberikan instruksi untuk kembali kepada kelompok asal 5) Menginstruksikan kepada siswa untuk melakukan diskusi pada kelompok asal 6) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dalam kelompok serta membantu menyelesaikan masalah yang timbul 7) Meminta beberapa siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi mereka
2) Saling bekerja sama untuk melakukan diskusi dan dengan penuh tanggung jawab 3) Mengapresiasi petunjuk yang diberikan guru
4) Mempersiapkan kelompok 5) Saling bekerja sama untuk melakukan diskusi dan dengan penuh tanggung jawab 6) Mengapresiasi petunjuk yang diberikan guru
7) Mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas
3. Konfirmasi (10 menit) Guru
Siswa
1) Meluruskan jawaban siswa jika ada 1) Memperhatikan dengan seksama jawaban siswa yang keliru serta memberikan penguatan
C. Kegiatan Penutup (10 menit) Guru
Siswa
1) Meminta siswa untuk memberikan 1) Memberikan kesimpulan kesimpulan 2) Memberikan penguatan pada 2) Memperhatikan kesimpulan sebelumnya
87
Media dan Sumber Belajar
1. Saktiyono. 2007. Seribu Pena BIOLOGI Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Erlangga 2. Faidah rachmawati. 2009. Biologi SMA/MA Kelas XI Program IPA. Jakarta: BSE Departemen Pendidikan Nasional 3. Siti Nur Rochmah. 2009. IPA Biologi SMA/MA Kelas XI. Jakarta: BSE Departemen Pendidikan Nasional 3. Lembar Kerja Siswa
Penilaian Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Contoh Instrumen
Lisan
Uraian
1. Apakah perbedaan kekebalan aktif dengan kekebalan pasif ?
Guru Biologi,
Khusnul K. S.Pd
Jakarta , 25 Maret 2013 Peneliti,
Nuraini
88
Lampiran 2
Materi Kelompok Ahli I
ANTIGEN dan ANTIBODI Berbagai organisme dan substansi asing yang masuk ke dalam tubuh dinamakan antigen. Antigen merupakan protein dan permukaan polisakarida berbagai mikroba meliputi molekul yang dimiliki virus, bakteri, fungi, protozoa dan cacing parasit. Selain itu, antigen dapat pula berwujud protein asing seperti racun lebah atau serbuk sari yang dapat menyebabkan alergi atau hipersensitivitas.
Apabila antigen masuk ke dalam tubuh, secara otomatis tubuh meningkatkan sistem petahanannya. Peningkatan sistem pertahanan dilakukan untuk melawan serangan-serangan dari organisme dan substansi asing tersebut. Caranya yakni dengan memproduksi suatu zat sejenis protein atau polisakarida yang dihasilkan oleh limfosit. Zat yang demikian dinamakan antibodi. Sebuah antigen mempunyai bagian pada permukaan suatu organisme atau substansi tertentu yang dapat berikatan dengan antibodi. Bagian
89
tersebut dinamakan epitop atau determinan antigenik. Semua epitop tentu akan berikatan dengan antibodi yang sesuai. Sehingga permukaan bakteri, misalnya, yang berperan sebagai antigen seluruhnya dapat ditutupi oleh banyak jenis antibodi. Antibodi merupakan protein yang terdiri atas satu atau lebih molekul yang berbentuk huruf Y . empat rantai proteinnya disusun oleh ikatan sulfida. Dua rantai berat yang identik merupakan batang dan sebagian lengan Y. Sedangkan dua rantai ringan yang identik berada pada bagian lainnya. Pada kedua molekul berbentuk Y terdapat daerah variabel (V) rantai berat dan rantai ringan. Dinamakan seperti itu karena pada bagian V memiliki urutan asam amino yang bervariasi dari satu antibodi ke antibodi lainnya.
90
Materi Kelompok Ahli II
D
E
M
A
G
Manusia memiliki beberapa tipe imunoglobulin dengan berbagai struktur. Adapun tipe-tipe imunoglobulin tersebut meliputi imunoglobulin D (IgD), imunoglobulin E (IgE), imunoglobulin M (IgM), imunoglobulin A (IgA) dan imunoglobulin G (IgG). Yang disingkat menjadi D-E-M-A-G.
Imunoglobulin D (IgD) diduga berfungsi untuk merangsang pembentukan antibodi oleh sel plasma, kemungkinan bertindak sebagai reseptor pada membran sel.
Imunoglobulin E (IgE) masih belum jelas. IgE penting dalam pertahanan tubuh terhadap parasit dan infeksi-infeksi lainnya. Kadar IgE meningkat pada penyakit-penyakit alergi. IgE disekresi oleh sel plasma dikulit, mukosa dan tonsil dan mengakibatkan sel melepaskan histamin.
91
Imunoglobulin M (IgM) memiliki berat molekul yang besar terutama terdapat dalam darah. Merupakan antibodi yang pertama muncul setelah masuknya antigen yang pertama kali ke dalam tubuh (respon primer), sebagai antibodi utama terhadap bakteri gram negatif, sebagai aglutinator dan pembentuk opsonin. Imunoglobulin A (IgA) banyak terdapat pada cairan-cairan sekresi membran mukosa dan serosa (colostrum air susu ibu, air mata, sekret usus dan bronchus, air ludah) dengan demikian dapat melindungi membran seromukosa dari serangan bakteri dan virus. IgA juga terdapat dalam darah dan merupakan antibodi utama pada air susu ibu. Imunoglobulin G (IgG) dapat menembus plasenta sehingga dapat melindungi janin dan bayi terhadap penakit-penyakit tertentu, merupakan antibodi yang paling banyak terdapat pada serum darah.
92
Materi Kelompok Ahli III
Kekebalan Non Spesifik dan Spesifik Kekebalan tubuh dapat dibagi menjadi dua tipe, yaitu kekebalan bawaan (Non Spesifik) dan kekebalan adaptasi (Spesifik).
Kekebalan bawaan (Non Spesifik) Kekebalan non spesifik yakni daya tahan terhadap berbagai bibit penyakit Yang tidak selektif, artinya “tubuh tidak harus mengenal dahulu jenis bibit penyakitnya dan tidak harus memilih hanya satu bibit penyakit tertentu saja untuk dihancurkan”. Kekebalan ini merupakan garis utama tubuh yang pertama melawan semua agen asing yang masuk ke dalam tubuh.
93
-
Kulit menyekresi zat-zat yang bersifat asam dan minyak yang dapat menghambat dan membunuh bakteri.
-
Ludah dan Air Mata mengandung lisozim yang dapat mencerna bakteri.
-
Mukosa Lambung mengandung HCl dan enzim pencerna protein yang dapat membunuh mikroba patogen
-
Saluran pencernaan dan saluran pernapasan menghasilkan lendir yang dapat menangkap mikroba patogen
Jika agen asing berhasil menembus pertahanan pertama tubuh, maka pertahanan tubuh berikutnya akan menghadapinya, -
Fagosit merupakan sel darah putih pemakan mikroba, seperti bakteri, protozoa dan virus. Fagosit misalnya neutrofil, eosinofil dan makrofag.
-
Sel Natural killer merupakan suatu jenis sel darah putih yang mampu mengenali perubahan pada permukaan sel yang terinfeksi oleh virus atau sel kanker, mampu mengikatnya dan kemudian membunuhnya melalui senyawa kimia yang dilepaskannya. Sel ini diaktifkan oleh interferon.
-
Protein
Anti
Mikroba
contohnya adalah interferon, yang
dihasilkan oleh sel tubuh dan beberapa limfosit yang terinfeksi virus. Interferon bekerja dengan cara menghambat replikasi virus di mana antibodi tidak dapat masuk, beberapa dapat mengaktifkan sel natural killer dan dapat menginduksi ketahanan terhadap virus di dalam sel yang tidak terinfeksi.
Kekebalan Adaptasi (Spesifik) Jika garis pertama kekebalan tubuh mendapat serbuan maka sel, molekul dan organ dari sistem imun menghasilkan suatu imun yang spesifik untuk melawan agen yang disesuaikan dengan agen penyerang tersebut. Sehingga sistem imun ini akan bekerja untuk melawan bila agen asing menyerang lagi. Contohnya sel B yang menghasilkan antibodi.
94
Materi Kelompok Ahli IV
PEMBENTUKAN ANTIGEN DAN ANTIBODI Di dalam tubuh manusia, antibodi dihasilkan oleh organ limfoid sentral yang terdiri atas sumsum tulang dan kelenjar timus, terutama oleh selsel limfosit. Ada dua macam sel limfosit, yaitu sel limfosit B dan sel limfosit T. Kedua sel ini bekerja sama untuk menghasilkan antibodi dalam tubuh. Baik antibodi maupun antigen keduanya mempunyai hubungan spesifik yang sangat khas. Keadaan ini terlihat sewaktu antigen masuk ke dalam tubuh.
Saat
itu,
dengan
seketika
sel
limfosit
T
mendeteksi
karakteristik dan jenis antigen. Kemudian sel limfosit T bereaksi cepat dengan cara mengikat antigen tersebut melalui permukaan reseptornya. Setelah itu, sel limfosit T membelah dan membentuk klon. Sementara pada permukaannya menghasilkan immunoglobulin monomerik. Berikutnya, molekul antigen dan molekul antibodi saling berikatan dan ikatan kedua molekul ini ditempatkan pada makrofaga. Secara berurutan, makrofaga menghadirkan antigen pada sel limfosit B. lantas, sel limfosit B berpoliferasi dan menjadi dewasa, sehingga mampu membentuk antibodi untuk masing-masing antigen. Sementara itu, pembuangan antigen setelah diikat antibodi dapat menggunakan berbagai cara, yakni: 1) Netralisasi yakni cara yang digunakan antibodi untuk berikatan dengan antigen supaya aktivitasnya terhambat. Contoh, antibodi melekat pada molekul yang akan digunakan virus untuk menginfeksi inangnya. Pada proses ini, antibodi dan antigen dapat mengalami proses opsonisasi yakni proses pelenyapan bakteri yang diikat antibodi oleh
95
makrofaga melalui fagositosis. 2) Aglutinasi atau penggumpalan yakni proses pengikatan antibodi terhadap bakteri atau virus sehingga mudah dinetralkan dan diopsonisasi. 3) Presipitasi atau pengendapan merupakan pengikatan silang molekul-molekul antigen yang terlarut dalam cairan tubuh. Setelah diendapkan, antigen tersebut dikeluarkan dan
dibuang
melalui
fagositosis.
4)
Fiksasi
komplemen
yakni
pengaktifan rentetan molekul protein komplemen karena adanya infeksi. Prosesnya menyebabkan virus dan sel-sel patogen yang menginfeksi bagian tubuh menjadi lisis.
96
Lampiran 2
Materi Kelompok Ahli I
Kekebalan Aktif Kekebalan aktif merupakan kekebalan tubuh yang diperoleh dari dalam tubuh, karena tubuh membuat antibodi sendiri. Jenis kekebalan ini dapat terbentuk baik secara alami ataupun buatan. Kekebalan aktif alami (natural immunity) adalah kekebalan tubuh yang diperoleh tubuh setelah seseorang sembuh dari serangan suatu penyakit. Sebagai contoh, orang yang pernah terserang penyakit seperi cacar air, campak, dan gondongan tidak akan terserang penyakit yang sama untuk kedua kalinya. Sebab, tubuh yang terserang sudah begitu kenal atau tidak asing dengan antigen yang menyerang. Akibatnya, darah membentuk kembali antibodi untuk melawan antigen tersebut.
Selain secara alami, kekebalan aktif dapat diperoleh secara buatan. Kekebalan aktif buatan (induced immunity) diperoleh dari luar tubuh, yakni setelah tubuh mendapatkan vaksinasi.
Vaksinasi
merupakan
proses
memasukan vaksin ke dalam tubuh supaya tubuh membentuk antibodi sehingga kebal terhadap suatu penyakit. Sementara vaksin ialah kuman penyakit yang sudah dilemahkan atau diijinkan sehingga tidak berbahaya bagi tubuh.
97
Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan vaksin disebut imunisasi. Orang yang mengembangkan imunisasi pertama kali adalah dr. Edward Jenner, seorang dokter berkebangsaan Inggris. Teknik ini seringkali diberikan kepada semua umur supaya kebal terhadap antigen tertentu. Ada beberapa penyakit yang dapat dilawan dengan vaksin, misalnya vaksin BCG yang melawan antigen penyakit TBC. Imunisasi mempunyai beberapa tipe, imunisasi yang diberikan kepada individu dari spesies yang sama disebut isoimun. Sedangkan imunisasi yang diberikan pada individu yang berbeda dan dari spesies yang berbeda pula disebut heteroimun.
98
Materi Kelompok Ahli II
Kekebalan Pasif Kekebalan pasif merupakan kekebalan yang diperoleh bukan dari antibodi yang disintesis dalam tubuh, melainkan tinggal memakainya saja. Seperti halnya kekebalan aktif, kekebalan pasif juga terjadi secara alami dan buatan.
Kekebalan pasif alami adalah kekebalan yang diperoleh bukan dari tubuhnya sendiri, melainkan dari tubuh orang lain. Misalnya kekebalan bayi yang diperoleh dari ibunya. Ketikan masih dalam kandungan, bayi mendapatkan antibodi dari ibunya melalui plasenta dan tali pusat. Kemudian setelah lahir, bayi mendapatkan antibodi dari ASI ekslusif melalui proses menyusui.
Kekebalan pasif buatan adalah kekebalan yang diperoleh dari antibodi yang sudah jadi dan terlarut dalam serum. Sepintas antibodi ini mirip dengan vaksin. Perbedaannya yakni vaksin bersifat sementara, sedangkan serum dapat digunakan dlaam jangka waktu yang relatif lebih lama. Bahkan dapat digunakan seumur hidup, sebagai contoh adalah suntikan ATS (Anti Tetanus Serum) dan suntikan IG (Globulin Imun).
99
Materi Kelompok Ahli III Kegagalan Mekanisme Pertahanan Tubuh Sistem pertahanan tubuh ibarat benteng yang melindungi tubuh dari serangan berbagai macam antigen. Akan tetapi, adakalanya sistem pertahanan tubuh justru menyerang dan merusak tubuh itu sendiri. Keadaan semacam ini disebut dengan autoimun. Penyakit
ini
tidak
menular,
namun
memiliki
kecendrungan
bersifat
menurun.
Seseorang
dikatakan
menderita
autoimun
pertahanan kesalahan. dengan
apabila
tubuhnya Kesalahan
penyerangan
sistem
mengalami ini
ditandai
antibodi
hasil
sintesis tubuh terhadap sel, jaringan dan organ di dalam tubuh yang sama. Akibatnya,
sistem
kekebalan
tubuh
mengalami peradangan.
Autoimun pada manusia kebanyakan menyebabkan timbulnya penyakit. Hasil publikasi dari Lembaga Penyakit Infeksi dan Alergi Nasional (NIAID)
Amerika
Serikat,
menyatakan
bahwa
penyakit
yang
disebabkan oleh autoimun menyerang tubuh dengan cara berlainan. Misalnya, apabila autoimun terjadi di otak, maka akan menyebabkan penyakit multiple sclerosis. Kemudian, apabila autoimun terjadi dalam usus dapat menyebabkan penyakit crohn. Beberapa jenis penyakit autoimun semakin parah apabila mengalami infeksi oleh virus, paparan sinar matahari, faktor usia, stres kronis, gangguan hormon, dan kehamilan.
100
Materi Kelompok Ahli IV
ALERGI (Hypersensitif) Ialah suatu reaksi antigen (disebut juga
allergen)
dengan
antibodi
ataupun dengan sel-T yang berlebihan sehingga menimbulkan gejala-gejala sakit dan kerusakan pada sel-sel tubuh. Apabila
seorang
terkena
alergen,
antibodi IgE akan merangsang
sel
mast mengeluarkan histamin. Karena pengaruh histamin ini, maka orang akan
merasa
gatal-gatal,
kulit
melepuh, kulit merah-merah, bersinbersin, dan mata bengkak. Untuk meringankan penderitaan ini, biasanya akan diberi antihistamin untuk menghalangi efek histamin.
AIDS Acquire Immuno Deficiency Syndrome hingga saai ini masih menjadi penyakit paling mematikan nomor satu di dunia. Penyakit yang belum juga ditemukan obatnya ini merupakan gabungan berbagai penyakit yang diidap seseorang akibat menurunnya fungsi kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh virus HIV (Human immunodeficiency Virus), menginfeksi beberapa jenis sel kekebalan pada tubuh manusia, terutama sel darah putih jenis limfosit T. Berkurangnya sel limfosit T dalam tubuh inilah yang menyebabkan berkurangnya fungsi kekebalan tubuh seseorang terhadap serangan berbagai penyakit.
101
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa (LKS)
Carilah 12 kata yang berkaitan dengan materi pertahanan tubuh berikut ini, kemudian jelaskan!
A B
A L
D R
N A T U R A L
T
E R G I
U T W R B Y P
H H I
S
T A M I
P
W I I
A G J O L
M M U N I
S I
T Y N
W C
U X Y Z R Q P
N E
N R
T I H O D U
Y
W H O A X V A K
S
V
A I
Q S Q U I S M R E
D F X E T Y
H E
S E
R U M M A G
R
I
T E
M O F L
P
U A U T O I L
F
K
I
T O X I
I
P
N A S I
O S V
K N C X Z
H F C
A W T A T A O D
M U N I
U O M P
E
E J A I
P
I
R P M G R M
O Z
X D I
O B M
I
S
O I
M U N D M U
N Y
U I V C Z
K
L
Y S R F M N
W I
L
P
F
B
U A T A N I
M L
O V
E T O G J
R
U V
P
G
T
I
D
L
A S I
A S I
F A L
A M I
R
N I
C I D M Z T
G D B O F L
S Y
102
1. _______________________ ___________________________________________________ 2. _______________________ ___________________________________________________ 3. _______________________ ___________________________________________________ 4. _______________________ ___________________________________________________ 5. _______________________ ___________________________________________________ 6. _______________________ ___________________________________________________ 7. _______________________ ___________________________________________________ 8. _______________________ ___________________________________________________ 9. _______________________ ___________________________________________________ 10. _______________________ ___________________________________________________ 11. _______________________ ___________________________________________________ 12. _______________________ ___________________________________________________
103
Lampiran 2
Lembar Kerja Siswa (LKS) Carilah 12 kata yang berkaitan dengan materi pertahanan tubuh berikut ini, kemudian jelaskan! A
A
N
T
I
B
O
D
I
P
F
C
X
S
L
S
N
P
L
I
S
O
Z
I
M
P
A
S
I
I
D
T
O
H
C
L
T
Y
U
I
Z
R
S
M
M
F
I
I
L
K
J
H
G
L
F
S
O
I
U
F
E
G
U
M
V
Z
E
P
I
T
O
P
N
N
O
Y
E
Y
N
C
A
F
G
M
O
X
S
G
O
I
E
N
T
B
X
S
D
H
F
P
C
O
S
G
D
I
N
T
E
R
F
E
R
O
N
V
N
D
L
P
P
Q
R
A
S
D
F
G
S
H
J
I
V
O
L
W
W
E
N
E
T
R
A
I
S
A
S
I
B
Z
R
F
A
G
O
S
I
T
A
S
D
A
H
U
X
B
H
J
K
L
O
V
C
X
I
R
S
X
L
C
A
G
L
U
T
I
N
A
S
I
P
I
Z
I
V
J
K
L
M
N
O
Q
W
E
R
T
Y
U
N
B
104
1. _______________________ ___________________________________________________ 2. _______________________ ___________________________________________________ 3. _______________________ ___________________________________________________ 4. _______________________ ___________________________________________________ 5. _______________________ ___________________________________________________ 6. _______________________ ___________________________________________________ 7. _______________________ ___________________________________________________ 8. _______________________ ___________________________________________________ 9. _______________________ ___________________________________________________ 10. _______________________ ___________________________________________________ 11. _______________________ ___________________________________________________ 12. _______________________ ___________________________________________________
105
Lampiran 3 Kisi-kisi Instrumen Tes Konsep Sistem Pertahanan Tubuh
No.
Indikator
Indikator Soal
1.
Menjelaskan pengertian
Menjelaskan pengertian
sistem pertahanan tubuh
sistem kekebalan tubuh
Soal 1. Sistem kekebalan tubuh yakni .... a.
kemampuan
mempertahankan
tubuh dari penyakit b. keberhasilan tubuh memproduksi sel kekebalan c. kemampuan memakan antigen yang masuk d. berhasil menjalani persaingan dalam kehidupan e. keberhasilan limfosit dewasa
menghasilkan
Jawaban
Jenjang
A
C2
106
Menyebutkan ilmu yang mempelajari sistem kekebalan tubuh
2. Ilmu yang
mempelajari sistem
D
C1
B
C2
B
C4
kekebalan tubuh dinamakan .... a. vaksinasi
d. immunologi
b. embriologi
e. infeksi
c. virologi Menjelaskan pengertian imunitas
3. Kemampuan tubuh untuk melawan semua jenis benda asing yang masuk ke dalam tubuh yakni …. a. alergi
d. imunisasi
b. imunitas
e. infeksi
c. vaksinasi 2.
Menjelaskan sistem
Menganalisis sistem
4. Tubuh kita tidak mudah terkena
kekebalan tubuh non-
kekebalan tubuh non-
infeksi
spesifik dengan sistem
spesifik
masuk bersama makanan karena ....
berbagai
patogen
yang
pertahanan tubuh
a. adanya tonsil di pangkal mulut
spesifik
b. lambung menghasilkan HCL dan enzim pencerna protein c. air ludah mengandung ptialin d. patogen hancur melalui pencerna-
107
an mekanis e. patogen dalam makanan akan diserang oleh limfosit Mejelaskan sistem pertahanan tubuh pertama
5. Mikroba patogen yang akan masuk
C
C2
A
C2
ke dalam tubuh akan menghadapi sistem
pertahanan
tubuh
yang
pertama, yaitu .... a. sel darah putih b. sel-sel fagosit c. kulit dan membran mukosa d. sel natural killer e. protein anti mikroba Menjelaskan peran kelenjar 6. Kelenjar ludah dan kelenjar air mata ludah dan kelenjar air mata
turut
berperan
dalam
sistem
dalam sistem pertahanan
pertahanan tubuh karena ....
tubuh
a. menyekresi cairan yang mengandung enzim lisozim yang dapat mencerna bakteri b. menyekresi lendir yang kental
108
dan lengket untuk memerangkap mikroba c. menghasilkan larutan HCL yang dapat membunuh mikroba d. menghasilkan larutan garam yang dapat membunuh mikroba e. tersusum dari epitelium yang berlapis keratin 3.
Membedakan antigen
Menjelaskan
dan antibodi pada sistem
antibodi
pertahanan tubuh
pengertian 7. Yang dimaksud dengan antibodi adalah .... a. asam amino yang dihasilkan monosit bila ada antigen yang masuk ke dalam tubuh b. asam amino yang dihasilkan limfosit bila ada antigen yang masuk ke dalam tubuh c. protein yang mampu memakan antigen d. protein yang dihasilkan monosit
E
C2
109
bila ada antigen yang masuk ke dalam tubuh e. protein yang dihasilkan limfosit bila ada antigen yang masuk ke dalam tubuh Menyebutkan nama lain 8. Zat asing seperti virus, protein asing, zat asing
D
C1
A
C1
B
C2
mikroorganisme dan bakteri disebut ....
Menyebutkan faktor pembentukan antibodi
a. leukosit
c. antibodi
b. imunitas
d. antigen
e. vaksin
9. Sebagai sistem pertahanan, sel-sel tubuh yang terinveksi virus mampu menghasilkan .... a. antibodi b.interferon
d. limfosit e. sel natural killer
c. makrofag 4.
Menjelaskan struktur dan Menjelaskan fungsi epitop fungsi antibodi
10. Epitop merupakan bagian antigen yang berfungsi sebagai .... a. penyebar penyakit
110
b. pengikat antibodi yang sesuai c. penyerang antibodi d. melemahkan sistem pertahanan tubuh e. penyebab penyakit Menyebutkan tipe immunoglobin
11. Berikut yang bukan merupakan tipe-tipe
immunoglobulin
A
C1
A
C1
C
C1
pada
manusia adalah .... a. IgX
d. IgD
b. IgA
e. IgE
c. IgG Menyebutkan nama lain 12. Protein antibodi disebut dengan .... protein antibodi
a. immunoglobulin d. limfa b. antigen
e. plasma
c. histamine 5.
Menjelaskan
Menyebutkan sel penghasil 13. Sel penghasil antibodi ialah ....
pembentukan antigen
antibodi
dan antibodi
a. leukosit
d. basofil
b. monosit
e. isograf
c. limfosit
111
Menentukan proses aglutinasi
14. Pada tahap pelenyapan antigen terdapat
proses
D
C3
C
C1
E
C2
penggumpalan
yakni pengikatan bakteri atau virus sehingga mudah dinetralkan. Proses ini dinamakan .... a. presipiasi b. filtrasi komplemen c. opsonisasi d. aglutinasi e. makrofaga Menyebutkan organ penghasil antibodi
15. Organ penghasil antibodi di dalam tubuh ialah .... a. hipotalamus & sumsum tulang b. tulang selangka c. kelenjar timus & sumsum tulang d. kelenjar pankreas e. kelenjar tiroid & paratiroid
Menjelaskan pengertian opsonisasi
16. Proses pelenyapan bakteri yang diikat antibodi oleh makrofaga
112
melalui fagositosis dinamakan .... a. netralisasi
d. aglutinasi
b. makrofaga
e. opsonisasi
c. presipitasi 6.
Menentukan kekebalan
Menentukan
aktif
aktif alami
kekebalan 17. Salah satu faktor seseorang dapat
B
C3
A
C2
mengalami kekebalan aktif alami, yaitu .... a. tubuh diberi vaksin b. tubuh sudah mengenali antigen penyebab penyakit c. antibodi yang dimiliki sangat kuat d. sistem pertahanan tubuh sangat baik e. Limfosit dan monosit yang berkembang lebih matang
Menjelaskan vaksinasi
pengertian 18. Tindakan membentuk kekebalan dalam tubuh seseorang dengan memberikan antigen yang telah
113
dilemahkan dinamakan .... a. vaksinisasi b. imunisasi c. isoimun d. heteroimun e. autoimun Menyebutkan nama pengembang imunisasi
19. Pengembang imunisasi pertama
C
C1
B
C3
kali ialah .... a. Aristoteles b. Charles Darwin c. Edward Jenner d. Rudolph Virchow e. Gregor Johann Mendel
Menentukan kekebalan aktif buatan
20. Tubuh akan memperoleh kekebalan aktif buatan setelah .... a. disuntik serum antitetanus b. divaksinasi c. sembuh dari penyakit cacar
114
d. disuntik globulin imun e. minum ASI
Menganalisis pemberian vaksin
21. Pemberian vaksin polio menyebab-
D
C4
D
C3
kan seorang anak .... a. sembuh dari penyakit polio b. memperoleh zat antivirus polio c. menularkan penyakit polio d. membentuk antibodi pencegah polio e. terkena polio
7.
Menentukan kekebalan Menentukan pasif
pasif alami
kekebalan 22. ASI dapat menjadikan tubuh bayi memiliki kekebalan .... a. adaptif b. aktif alami c. aktif buatan d. pasif alami e. pasif buatan
115
Menentukan
kekebalan 23.
dapat
C
C3
kekebalan 24. Penerimaan serum pada tubuh dapat
D
C3
A
C2
pasif alami
Kekebalan
pasif
alami
diperoleh dari .... a. plasenta dan vaksin b. vaksin dan serum c. plasenta dan ASI d. ASI dan vaksin e. imunisasi dan serum
Menentukan pasif buatan
menimbulkan kekebalan .... a. aktif alami b. aktif buatan c. pasif alami d. pasif buatan e. adaptif
8.
Menjelaskan mekanisme tubuh
kegagalan Mencontohkan penyakit pertahanan autoimun
25. Contoh penyakit yang disebabkan antibodi
menyerang
organnya
sendiri adalah .... a. lupus
d. TBC
b. tiroiditas
e. leukimia
116
c. cacar Menjelaskan
penyebab 26. Penyakit autoimun adalah penyakit
terjadinya autoimun
B
C2
E
C3
C
C4
yang disebabkan .... a. transplantasi organ b. antibodi
yang
menyerang
jaringannya sendiri c. transfusi darah d. antigen yang berhasil masuk ke dalam tubuh e. kerusakan limfosit Menentukan penyebab penyakit AIDS
27. Penyakit AIDS disebabkan oleh human
immunodeficiency
virus
(HIV) yang menyerang .... a. eritrosit
d. plasma darah
b. hemoglobin
e. antibodi
c. trombosit Menganalisis
penyebab 28. Autoimunitas dapat terjadi apabila
terjadinya autoimunitas
.... a. antigen dari luar tubuh diserang
117
oleh antibodi b. antibodi tidak mengenali antigen di luar sehingga tubuh terserang penyakit c. molekul dalam tubuh dianggap sebagai antigen oleh antibodi d. terbentuk kompleks antibodiantigen di dalam tubuh e. antibodi tidak bereaksi terhadap antigen dari luar Menganalisis akibat penyakit AIDS
29. Penyakit AIDS dapat menyebabkan kematian karena .... a. terjadi kerusakan pada jaringan darah b. menyerang sistem pernapasan c. menyebabkan kanker paru-paru d. sistem kekebalan tubuh tidak berfungsi
D
C4
118
e. kerja otot jantung terganggu 9.
Menjelaskan alergi
Menentukan fungsi
terkait dengan sistem
antibodi
kekebalan tubuh
30. Antibodi yang terlibat dalam reaksi
E
C3
C
C3
B
C4
alergi adalah .... a. Imunoglobulin A b. Imunoglobulin D c. Imunoglobulin E d. Imunoglobulin G e. Imunoglobulin M 31. Dalam peristiwa alergi, zat yang dikeluarkan sel mast adalah .... a. autoimun
d. imunoglobulin
b. antihistamin
e. antibodi
c. histamin Menganalisis alergi terkait 32. Apabila seorang terkena suatu dengan sistem kekebalan
alergen, maka ia akan merasa gatal-
tubuh
gatal, kulit melepuh, kulit merahmerah, bersin-bersin, dan mata
119
bengkak. Untuk meringankannya maka diberi .... a. autoimun
d. imunoglobulin
b. antihistamin
e. antibodi
c. histamin
120
Lampiran 4 Rekapitulasi Analisis Butir Soal
Reabilitas Tes : 0,89 No Soal 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32
Tingkat Kesukaran Presentase Kategori 93,33 Sangat Mudah 96,67 Sangat Mudah 93,33 Sangat Mudah 50,00 Sedang 83,33 Mudah 63,33 Sedang 56,67 Sedang 86,67 Sangat Mudah 36,67 Sedang 50,00 Sedang 73,33 Mudah 70,00 Sedang 66,67 Sedang 76,67 Mudah 66,67 Sedang 0,00 Sangat Sukar 26,67 Sukar 53,33 Sedang 33,33 Sedang 63,33 Sedang 83,33 Mudah 73,33 Mudah 73,33 Mudah 36,67 Sedang 33,33 Sedang 80,00 Mudah 70,00 Sedang 66,67 Sedang 80,00 Mudah 6,67 Sangat Sukar 50,00 Sedang 36,67 Sedang
Daya Beda Presentase 12,50 12,50 25,00 50,00 25,00 37,50 62,50 37,50 -12,50 12,50 62,50 75,00 62,50 87,50 50,00 0,00 25,00 37,50 -12,50 87,50 62,50 87,50 87,50 12,50 37,50 75,00 0,00 87,50 62,50 -12,50 87,50 75,00
Korelasi
Sign. Korelasi
0,295 0,270 0,365 0,473 0,086 0,464 0,612 0,553 0,021 -0,041 0,600 0,634 0,595 0,899 0,496 NAN 0,272 0,377 -0,273 0,719 0,745 0,851 0,877 -1,49 0,223 0,888 -0,055 0,793 0,757 -0,225 0,637 0,409
Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan NAN Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan Sangat Signifikan
121
Lampiran 5
122
Nama : _______________
Tanggal
: _______________
Kelas : _______________
Materi
: _______________
Apa yang saya pelajari hari ini ?
Apa yang saya rasakan tentang yang saya pelajari ?
Apa hal-hal menarik dari pelajaran ini ?
Apa yang masih membingungkan bagi saya?
Apa hal-hal yang baru saya ketahui setelah belajar hari ini?
Apa yang saya ingin ketahui lebih banyak lagi pada materi ini?
Apakah saya telah belajar dengan baik, apa yang harus saya lakukan agar lebih baik lagi?
123
Lampiran 6 RUBRIK PENIALAIAN JURNAL BELAJAR
Kriteria yang dinilai Apa yang saya pelajari hari ini ?
Apa yang saya rasakan tentang yang saya pelajari ?
Apa hal-hal menarik dari pelajaran ini ?
Apa yang masih membingungkan bagi saya ? Apa hal-hal yang baru saya ketahui setelah belajar hari ini?
Tingkatan / Rating skor Mengetahui apa yang dipelajari 1 Dapat mengungkapkan perasaannya secara positif 1 Merasa menarik serta dapat mengungkapkannya 1 Tidak merasa bingung 1 Ada hal-hal baru yang didapat setelah belajar 1
Tidak mengetahui apa yang dipelajari / Tidak diisi 0
1
Tidak dapat mengungkapkan perasaannya secara positif / Tidak diisi 0
1
Merasa tidak menarik / Tidak diisi 0
1
Mengungkapkan perasaan bingungnya / Tidak diisi 0
1
Tidak ada hal baru yang didapat / tidak diisi 0
1
1
Apa yang saya ingin ketahui lebih banyak lagi pada materi ini?
Ingin mengetahui lebih lanjut 1
Tidak ingin mengetahui lebih lanjut / tidak diisi 0
Apakah saya telah belajar dengan baik, apa yang harus saya lakukan agar lebih baik lagi?
Ada keinginan agar dapat belajar lebih baik lagi
Tidak ada keinginan agar belajar lebih baik lagi / tidak diisi
1
Skor Maksimal
0 JUMLAH
1
7
124
Lampiran 7 Rubrik Jurnal Belajar Pertemuan I Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1
2 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1
3 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 0 0 1 1
Kriteria 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1
5 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0
6 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
7 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 0 0
Jumlah 5 5 6 5 6 2 6 4 4 6 6 6 5 4 6 5 6 6 5 6 5 3 6 5 5 3 4 6 5 4
125
Rubrik Jurnal Belajar Pertemuan II Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Kriteria 4 1 1 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
6 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Jumlah 6 6 7 6 6 5 6 6 7 6 6 6 5 7 7 6 7 7 6 6 7 7 7 6 6 6 7 7 6 6
126
Lampiran 8
Grafik Rubrik Jurnal Belajar 8
7
Jumlah Kriteria Terpenuhi
6
5
4
Series1 Series2
3
2
1
0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Subjek
127
Lampiran 9 Daftar Pertanyaan Wawancara
No.
Kategori
Pertanyaan Apakah kamu menyukai pelajaran biologi? Jika ya, apa yang membuat menarik!
1.
Konten
Apakah kamu merasa kesulitan dalam belajar biologi? Apakah kamu merasa bersemangat selama ini saat belajar biologi? Apakah sebelumnya saat belajar di kelas, kamu sudah pernah menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)?
Pembelajaran 2.
Kooperatif (Jigsaw)
Apa kelebihan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut kamu? Apa kelemahan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut kamu? Apakah kamu merasa kesulitan saat belajar di kelas dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)? Apakah sebelumnya saat belajar di kelas kamu sudah pernah menggunakan jurnal belajar? Apakah dengan mengisi jurnal belajar kamu mengetahui materi pelajaran yang belum dimengerti?
3.
Jurnal Belajar
Apakah jurnal belajar membuat kamu lebih bersemangat belajar? Apakah menurut kamu perlu atau tidak menggunakan jurnal belajar? Apakah kamu merasa kesulitan dalam mengisi jurnal belajar? Apakah setelah ini kamu ingin menulis jurnal belajar?
Lampiran 10 Kutipan Hasil Wawancara dengan Siswa
1. Apakah kamu menyukai pelajaran biologi? Jika ya, apa yang membuat menarik! A
: ya, karena materinya mempelajari makhluk hidup
B
: ya, karena saya ingin menjadi dokter jadi bisa menjadi bekal
C
: ya, karena mempelajari manusia jadi bisa diaplikasikan di kehidupan
D
: biasa saja
E
: ya, karena ada yang membahas penyakit jadi dapat menjaga kesehatan
F
: ya, karena saya suka animalia
G
: ya, karena dapat belajar di labolatorium seperti para ahli
H
: ya, karena materinya mempelajari seluk beluk kehidupan
I
: tergantung guru yang mengajarkan
2. Apakah kamu merasa kesulitan dalam belajar biologi? A
: sulit jika harus menghafal nama ilmiah dengan bahasa latin
B
: sulit jika harus menghafal nama ilmiah dengan bahasa latin
C
: sulit jika harus menghafal istilah-istilah kedokteran
D
: sulit pas materi sist. Saraf karena materinya banyak
E
: sulit pada materi yang terlalu banyak sehingga ulangannya sulit
F
: tidak
G
: biasa saja tergantung suasana hati
H
: sulit untuk istilah-istilah yang tidak biasa
I
: tergantung mood, guru yang mengajar dan materinya
128
129
3. Apakah kamu merasa bersemangat selama ini saat belajar biologi? A
: ya, semangat
B
: tergantung siapa gurunya
C
: tergantung bagaimana suasana hati dan suasana kelas
D
: tergantung cara guru mengajar (yang gak bikin bosan)
E
: ya, semangat
F
: ya, semangat
G
: ya, semangat
H
: tergantung materinya
I
: tergantung bagaimana guru mengajarkannya
4. Apakah sebelumnya saat belajar di kelas, kamu sudah pernah menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)? A
: belum pernah, kalaupun pernah buat kelompok ya biasa saja
B
: belum pernah yang memakai kelompok ahli sama asal
C
: belum pernah
D
: belum pernah
E
: belum pernah
F
: belum pernah
G
: belum pernah
H
: belum pernah
I
: belum pernah
5. Apa kelebihan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut kamu? A
: mendapat penjelasan dari teman jadi lebih mudah dipahami
B
: belajar jadi lebih semangat
C
: jadi punya tanggung jawab untuk mengajarkan teman
130
D
: jadi harus mengerti materinya dan jadi lebih paham
E
: karena berkelompok jadi gak bikin bosan
F
: karena harus maju menjelaskan jadi harus lebih percaya diri
G
: belajarnya jadi lebih semangat karena seru
H
: saat pengundian untuk maju itu bikin nervous jadinya seru
I
: jadi lebih mengerti karena dijelaskan teman sendiri
6. Apa kelemahan pembelajaran kooperatif (Jigsaw) menurut kamu? A
: tidak ada
B
: tidak ada
C
: tidak ada
D
: tidak ada
E
: jika ada teman yang tidak serius imbasnya satu kelompok tidak mengerti
F
: tidak ada
G
: tidak ada
H
: tidak ada
I
: jika tidak mengerti akan merugikan orang lain (terutama kelompok asal)
7. Apakah kamu merasa kesulitan saat belajar di kelas dengan menggunakan pembelajaran kooperatif (Jigsaw)? A
: tidak
B
: tidak
C
: tidak
D
: tidak
E
: tidak
F
: tidak
G
: tidak
131
H
: tidak
I
: tidak
8. Apakah sebelumnya saat belajar di kelas kamu sudah pernah menggunakan jurnal belajar? A
: belum pernah, yang saya tahu jurnal kelas bukan jurnal belajar
B
: belum pernah
C
: belum pernah
D
: belum pernah
E
: belum pernah
F
: belum pernah
G
: belum pernah
H
: belum pernah
I
: belum pernah
9. Apakah dengan mengisi jurnal belajar kamu mengetahui materi pelajaran yang belum dimengerti? A
: ya, jadi bahan introspeksi
B
: ya, jadi lebih sadar mana yang sudah paham dan belum paham
C
: ya
D
: ya, jadi bisa review
E
: ya lebih tau poin-poin mana yang belum mengerti
F
: ya
G
: ya
H
: ya
I
: tanpa jurnal belajar juga sudah tau
10. Apakah jurnal belajar membuat kamu lebih bersemangat belajar? A
: ya, jadi seperti janji pada diri sendiri untuk belajar lebih baik lagi
132
B
: lebih bersemangat pastinya
C
: ya semangat, kalau mau belajar lihat komentar dari ibu
D
: ya semangat, kalau belajar jurnal belajarnya dibaca-baca lagi
E
: ya lebih semangat
F
: biasa saja
G
: biasa saja
H
: ya lebih semangat
I
: biasa saja
11. Apakah menurut kamu perlu atau tidak menggunakan jurnal belajar?\ A
: perlu untuk bahan evaluasi
B
: perlu, supaya jadi pembangkit semangat
C
: perlu
D
: perlu
E
: perlu
F
: perlu
G
: tidak tahu
H
: perlu
I
: tidak, karena dengan cara belajar sendiri sudah merasa baik
12. Apakah kamu merasa kesulitan dalam mengisi jurnal belajar? A
: tidak
B
: tidak
C
: tidak
D
: tidak
E
: tidak
F
: tidak
133
G
: tidak
H
: tidak
I
: tidak
13. Apakah setelah ini kamu ingin menulis jurnal belajar? A
: ya sangat ingin
B
: ya
C
: ya
D
: ya
E
: ya
F
: ya
G
: ya
H
: ya
I
: tidak
Lampiran 11
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n)
= 30
2. Data pretest siswa kelas eksperimen
25
35
35
35
35
35
45
45
45
45
45
45
50
50
50
55
55
55
55
55
60
60
60
60
65
65
65
70
70
75
3. Nilai terbesar
= 75
4. Nilai terkecil
= 25
5. Rentang data (R)
= nilai terbesar – nilai terkecil = 75 – 25 = 50
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,8741 = 5, 8741 = 6 7. Panjang interval kelas (i) = R k
= 45 = 8,33 = 8 6 134
135
8. Tabel distribusi frekuensi Interval
F
X
Fx
x2
25 – 32
1
28,5
28,5
33 – 40
5
36,5
41 – 48
6
49 – 56
kelas
Batas nyata
fkb
fka
Frekuensi relatif
Bawah
Atas
812,25
24.5
32.5
30
1
3,33
182,5
1332,25
32.5
40.5
29
6
16,67
44,5
267
1980,25
40.5
48.5
24
12
20
8
52,5
420
2756,25
48.5
56.5
18
20
26,67
57 – 64
4
60,5
242
3660,25
56.5
64.5
10
24
13,33
65 – 72
5
68,5
342,5
4692,25
64.5
72.5
6
29
16,67
73 – 80
1
76,5
76,5
5852,25
72.5
80.5
1
30
3,33
Total
30 (N)
1559 (∑fx)
Keterangan: f
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx
: Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
x2
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fka
: Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
=
fx N
136
Keterangan: Mx
: Mean
∑fx
: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N
: Number of cases
Mx
=
fx N
= 1559 30
= 51,97
10. Perhitungan nilai median Mdn
½N - fx b = fi
i
Keterangan: Mdn
: Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Mdn
½N - fx b = fi
i
= 48,5 + 15- 4 x 8 8 = 48,5 + 9 = 59,5
137
11. Perhitungan nilai modus
f = a fa fb
M0
i
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa
:
frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb
:
frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i
:
Panjang interval kelas
M0
f = a fa fb
i
= 48,5 +
6
x8
6+4 = 48,5 + 4,8 = 48,5 + 4,8 = 53,3
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel SD SD
= STDEV ( . . . : . . . ) = 12,4
13. Varians (S2) S2
= SD2 = 153,71
Lampiran 12
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA PRETEST KELAS KONTROL
1. Banyaknya data (n)
= 30
2. Data pretest siswa kelas kontrol
20
25
25
30
35
35
35
35
35
40
40
45
45
45
45
50
50
50
50
50
55
55
60
60
60
60
65
70
70
70
3. Nilai terbesar
= 70
4. Nilai terkecil
= 20
5. Rentang data (R)
= nilai terbesar – nilai terkecil = 70 – 20 = 50
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,8741 = 5, 8741 = 6 7. Panjang interval kelas (i) = R k
= 50 = 8,3 = 8 6 138
139
8. Tabel distribusi frekuensi Interval
F
X
Fx
x2
20 – 27
3
23,5
70,5
28 – 35
6
31,5
36 – 43
2
44 – 51
kelas
Batas nyata
fkb
fka
Frekuensi relatif
Bawah
Atas
552,25
19,5
27,5
30
3
10
189
992,25
27,5
35,5
27
9
20
39,5
79
1560,25
35,5
43,5
21
11
6,67
9
47,5
427,5
2256,25
43,5
51,5
19
20
30
52 – 59
2
55,5
111
3080,25
51,5
59,5
10
22
6,67
60 – 67
5
63,5
317,5
4032,25
59,5
67,5
8
27
16,67
68 – 75
3
71,5
214,5
5112,25
67,5
75,5
3
30
10
Total
30 (N)
1409
Keterangan: f
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx
: Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
x2
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fka
: Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
=
fx N
140
Keterangan: Mx
: Mean
∑fx
: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N
: Number of cases
Mx
=
fx N
= 1409 30 = 46,97
10. Perhitungan nilai median Mdn
½N - fx b = fi
i
Keterangan: Mdn
: Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Mdn
½N - fx b = fi = 43,5 + 15- 2 9 = 43,5 + 11,56 = 55,06
i x8
141
11. Perhitungan nilai modus
f = a fa fb
M0
i
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa
:
frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb
:
frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i
:
Panjang interval kelas
M0
f = a fa fb = 43,5 +
i
2
x8
2+2 = 43,5 + 4 = 47,5
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel SD SD
= STDEV ( . . . : . . . ) = 13,87
13. Varians (S2) S2
= SD2 = 192,41
Lampiran 13
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA POST-TEST KELAS EKSPERIMEN
1. Banyaknya data (n)
= 30
2. Data postest siswa kelas eksperimen
65
75
75
80
80
80
80
80
85
85
85
85
85
85
85
90
90
90
90
90
90
90
90
95
95
95
95
100
100
100
3. Nilai terbesar
= 100
4. Nilai terkecil
= 65
5. Rentang data (R)
= nilai terbesar – nilai terkecil = 100 – 65 = 35
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,8741 = 5, 8741 = 6 7. Panjang interval kelas (i) = R k
= 35 6 142
143
= 5,83 = 6 8. Tabel distribusi frekuensi Interval
F
X
65 – 70
1
67,5
67,5
71 – 76
2
73,5
77 – 82
6
83 – 88
kelas
Fx
x2
Batas nyata
fkb
fka
Frekuensi relatif
Bawah
Atas
4556,25
64,5
70,5
30
1
3,33
147
5402,25
70,5
76,5
29
3
6,67
79,5
477
6320,25
76,5
82,5
27
9
20
6
85,5
513
7310,25
82,5
88,5
21
15
20
89 – 94
8
91,5
732
8372,25
88,5
94,5
15
23
26,67
95 – 100
7
97,5
682,5
9506,25
94,5
100,5
7
30
23,33
Total
30 (N)
2619
(∑fx)
Keterangan: f
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx
: Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
x2
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fka
: Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
=
Keterangan:
fx N
144
Mx
: Mean
∑fx
: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N
: Number of cases
Mx
=
fx N
= 2619 30 = 87,3
10. Perhitungan nilai median Mdn
½N - fx b = fi
i
Keterangan: Mdn
: Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Mdn
½N - fx b = fi
i
= 82,5 + 15 – 6 x 6 8 = 82,5 + 6,75 = 89,25 11. Perhitungan nilai modus M0
f = a fa fb
i
145
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa
:
frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb
:
frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i
:
Panjang interval kelas
M0
f = a fa fb = 88,5 +
i
6
x6
6+7 = 88,5 + 2,77 = 91,27
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel SD SD
= STDEV ( . . . : . . . ) = 8,15
13. Varians (S2) S2
= SD2 = 66,4
Lampiran 14
PENGHITUNGAN MEAN, MEDIAN, MODUS DAN STANDAR DEVIASI DATA POST-TEST KELAS KONTROL
1. Banyaknya data (n)
= 30
2. Data postest siswa kelas kontrol
60
60
60
60
65
65
65
70
70
70
70
70
70
75
75
75
75
80
80
80
80
80
80
85
85
85
85
85
90
95
3. Nilai terbesar
= 95
4. Nilai terkecil
= 60
5. Rentang data (R)
= nilai terbesar – nilai terkecil = 95 – 60 = 35
6. Jumlah interval kelas (k) = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 30 = 1 + 3,3 (1,477) = 1 + 4,8741 = 5, 8741 = 6 7. Panjang interval kelas (i) = R k
= 35 6 146
147
= 5,83 = 6
8. Tabel distribusi frekuensi Interval
F
X
Fx
x2
60 – 65
5
62,5
312,5
66 – 71
6
68,5
72 – 77
4
78 – 83
kelas
Batas nyata
fkb
fka
Frekuensi relatif
Bawah
Atas
3906,25
59,5
65,5
30
5
16,67
411
4692,25
65,5
71,5
25
11
20
74,5
298
5550,25
71,5
77,5
19
15
13,33
8
80,5
644
6480,25
77,5
83,5
15
23
26,67
84 – 89
5
86,5
432,5
7482,25
83,5
89,5
7
28
16,67
90 – 95
2
92,5
185
8556,25
89,5
95,5
2
30
6,67
Total
30 (N)
2283 (∑fx)
Keterangan: f
: Frekuensi yang mengandung median
x
: Titik tengah
fx
: Hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
x2
: Hasil dari pengkuadratan titik tengah
fkb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fka
: Frekuensi kumulatif yang terletak di atas skor yang mengandung median
9. Perhitungan nilai mean Rumus mean metode panjang Mx
=
fx N
148
Keterangan: Mx
: Mean
∑fx
: Jumlah dari hasil perkalian antara frekuensi dari masing-masing interval dengan titik tengah
N
: Number of cases
Mx
=
fx N
= 2283 30 = 76,1 10. Perhitungan nilai median Mdn
½N - fx b = fi
i
Keterangan: Mdn
: Median
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung median
N
: Number of Cases
fxb
: Frekuensi kumulatif yang terletak di bawah skor yang mengandung median
fi
: Frekuensi dari interval yang mengandung median
i
: Panjang interval kelas
Mdn
½N - fx b = fi
i
= 71,5 + 15- 8 x 6 4 = 71,5 + 10,5 = 82 11. Perhitungan nilai modus M0
f = a fa fb
i
149
Keterangan: M0
: Modus
: Batas bawah nyata dari interval yang mengandung modus
fa
:
frekuensi yang terletak di atas interval yang mengandung modus
fb
:
frekuensi yang terletak di bawah interval yang mengandung modus
i
:
Panjang interval kelas
M0
f = a fa fb = 77,5 +
i
4
x8
4+5 = 77,5 + 3,6 = 77,5 + 3,6 = 81,1
12. Standar deviasi dengan Microsoft Excel SD SD
= STDEV ( . . . : . . . ) = 8,68
13. Varians (S2) S2
= SD2 = 75,32
Lampiran 15 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Pretest Kelas Eksperimen No
xi
xi-mean
zi
luas zi
fzi
szi
│fzi- szi│
1
25
-26,97
-2,18
0,4854
0,01
0,03
0,02
2
35
-16,97
-1,37
0,4147
0,09
0,07
0,02
3
35
-16,97
-1,37
0,4147
0,09
0,10
0,01
4
35
-16,97
-1,37
0,4147
0,09
0,13
0,05
5
35
-16,97
-1,37
0,4147
0,09
0,17
0,08
6
35
-16,97
-1,37
0,4147
0,09
0,20
0,11
7
45
-6,97
-0,56
0,2123
0,29
0,23
0,05
8
45
-6,97
-0,56
0,2123
0,29
0,27
0,02
9
45
-6,97
-0,56
0,2123
0,29
0,30
0,01
10
45
-6,97
-0,56
0,2123
0,29
0,33
0,05
11
45
-6,97
-0,56
0,2123
0,29
0,37
0,08
12
45
-6,97
-0,56
0,2123
0,29
0,40
0,11
13
50
-1,97
-0,16
0,0636
0,44
0,43
0,00
14
50
-1,97
-0,16
0,0636
0,44
0,47
0,03
15
50
-1,97
-0,16
0,0636
0,44
0,50
0,06
16
55
3,03
0,24
0,0948
0,59
0,53
0,06
17
55
3,03
0,24
0,0948
0,59
0,57
0,03
18
55
3,03
0,24
0,0948
0,59
0,60
0,01
19
55
3,03
0,24
0,0948
0,59
0,63
0,04
20
55
3,03
0,24
0,0948
0,59
0,67
0,07
21
60
8,03
0,65
0,2422
0,74
0,70
0,04
22
60
8,03
0,65
0,2422
0,74
0,73
0,01
23
60
8,03
0,65
0,2422
0,74
0,77
0,02
24
60
8,03
0,65
0,2422
0,74
0,80
0,06
150
151
25
65
13,03
1,05
0,3531
0,85
0,83
0,02
26
65
13,03
1,05
0,3531
0,85
0,87
0,01
27
65
13,03
1,05
0,3531
0,85
0,90
0,05
28
70
18,03
1,45
0,4265
0,93
0,93
0,01
29
70
18,03
1,45
0,4265
0,93
0,97
0,04
30
75
23,03
1,86
0,4686
0,97
1,00
0,03
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. = 0,11
Lhitung
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
= 0,086 = 0,086 = 0,162 √30
5,48
Lhitung < Ltabel (0,11 < 0,162), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.
152
Data Pretest Kelas Kontrol
No
xi
xi-mean
zi
luas zi
fzi
szi
│fzi- szi│
1
20
-26,97
-1,94
0,4738
0,0262
0,03
0,01
2
25
-21,97
-1,58
0,4429
0,0571
0,07
0,01
25
-21,97
-1,58
0,4429
0,0571
0,10
0,04
4
30
-16,97
-1,22
0,3888
0,1112
0,13
0,02
5
35
-11,97
-0,86
0,3051
0,1949
0,17
0,03
6
35
-11,97
-0,86
0,3051
0,1949
0,20
0,01
7
35
-11,97
-0,86
0,3051
0,1949
0,23
0,04
8
35
-11,97
-0,86
0,3051
0,1949
0,27
0,07
9
35
-11,97
-0,86
0,3051
0,1949
0,30
0,11
10
40
-6,97
-0,50
0,1915
0,3085
0,33
0,02
11
40
-6,97
-0,50
0,1915
0,3085
0,37
0,06
12
45
-1,97
-0,14
0,0557
0,4443
0,40
0,04
13
45
-1,97
-0,14
0,0557
0,4443
0,43
0,01
14
45
-1,97
-0,14
0,0557
0,4443
0,47
0,02
15
45
-1,97
-0,14
0,0557
0,4443
0,50
0,06
16
50
3,03
0,22
0,0871
0,5871
0,53
0,05
17
50
3,03
0,22
0,0871
0,5871
0,57
0,02
18
50
3,03
0,22
0,0871
0,5871
0,60
0,01
19
50
3,03
0,22
0,0871
0,5871
0,63
0,05
3
20
50
3,03
0,22
0,0871
0,5871
0,67
0,08
21
55
8,03
0,58
0,2190
0,7190
0,70
0,02
22
55
8,03
0,58
0,2190
0,7190
0,73
0,01
23
60
13,03
0,94
0,3264
0,8264
0,77
0,06
24
60
13,03
0,94
0,3264
0,8264
0,80
0,03
25
60
13,03
0,94
0,3264
0,8264
0,83
0,01
26
60
13,03
0,94
0,3264
0,8264
0,87
0,04
27
65
18,03
1,30
0,4032
0,9032
0,90
0,00
153
28
70
23,03
1,66
0,4515
0,9515
0,93
0,02
29
70
23,03
1,66
0,4515
0,9515
0,97
0,02
30
70
23,03
1,66
0,4515
0,9515
1,00
0,05
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. Lhitung
= 0,11
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
= 0,086 = 0,086 = 0,162 √30
5,48
Lhitung < Ltabel (0,11 < 0,162), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
Lampiran 16 PERHITUNGAN UJI NORMALITAS DATA POSTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Data Postest Kelas Eksperimen No
xi
xi-mean
zi
luas zi
fzi
szi
│fzi- szi│
1
65
-22,3
-2,74
0,4969
0,0031
0,03
0,03
2
75
-12,3
-1,51
0,4345
0,0655
0,07
0,00
3
75
-12,3
-1,51
0,4345
0,0655
0,10
0,03
4
80
-7,3
-0,90
0,3159
0,1841
0,13
0,05
5
80
-7,3
-0,90
0,3159
0,1841
0,17
0,02
6
80
-7,3
-0,90
0,3159
0,1841
0,20
0,02
7
80
-7,3
-0,90
0,3159
0,1841
0,23
0,05
8
80
-7,3
-0,90
0,3159
0,1841
0,27
0,08
9
80
-7,3
-0,90
0,3159
0,1841
0,30
0,12
10
85
-2,3
-0,28
0,1103
0,3897
0,33
0,06
11
85
-2,3
-0,28
0,1103
0,3897
0,37
0,02
12
85
-2,3
-0,28
0,1103
0,3897
0,40
0,01
13
85
-2,3
-0,28
0,1103
0,3897
0,43
0,04
14
85
-2,3
-0,28
0,1103
0,6103
0,47
0,14
15
85
-2,3
-0,28
0,1103
0,6103
0,50
0,11
16
90
2,7
0,33
0,1293
0,6293
0,53
0,10
17
90
2,7
0,33
0,1293
0,6293
0,57
0,06
18
90
2,7
0,33
0,1293
0,6293
0,60
0,03
19
90
2,7
0,33
0,1293
0,6293
0,63
0,00
20
90
2,7
0,33
0,1293
0,6293
0,67
0,04
21
90
2,7
0,33
0,1293
0,6293
0,70
0,07
22
90
2,7
0,33
0,1293
0,6293
0,73
0,10
23
90
2,7
0,33
0,1293
0,6293
0,77
0,14
24
95
7,7
0,94
0,3264
0,8264
0,80
0,03
154
155
25
95
7,7
0,94
0,3264
0,8264
0,83
0,01
26
95
7,7
0,94
0,3264
0,8264
0,87
0,04
27
95
7,7
0,94
0,3264
0,8264
0,90
0,07
28
100
12,7
1,56
0,4406
0,9406
0,93
0,01
29
100
12,7
1,56
0,4406
0,9406
0,97
0,03
30
100
12,7
1,56
0,4406
0,9406
1,00
0,06
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. Lhitung
= 0,14
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
= 0,086 = 0,086 = 0,162 √30
5,48
Lhitung < Ltabel ( 0,14 < 0,162), sehingga dapat disimpulkan bahwa data postest kelas eksperimen berdistribusi normal.
156
Data Postest Kelas Kontrol
No 1
xi 60
xi-mean -16,1
zi -1,85
luas zi 0,4678
fzi 0,0322
szi 0,03
│fzi- szi│ 0,00
2
60
-16,1
-1,85
0,4678
0,0322
0,07
0,03
3
65
-11,1
-1,28
0,3997
0,1003
0,10
0,00
4
65
-11,1
-1,28
0,3997
0,1003
0,13
0,03
5
65
-11,1
-1,28
0,3997
0,1003
0,17
0,07
6
70
-6,1
-0,70
0,2580
0,242
0,20
0,04
7
70
-6,1
-0,70
0,2580
0,242
0,23
0,01
8
70
-6,1
-0,70
0,2580
0,242
0,27
0,02
9
70
-6,1
-0,70
0,2580
0,242
0,30
0,06
10
70
-6,1
-0,70
0,2580
0,242
0,33
0,09
11
70
-6,1
-0,70
0,2580
0,242
0,37
0,12
12
75
-1,1
-0,13
0,0517
0,4483
0,40
0,05
13
75
-1,1
-0,13
0,0517
0,4483
0,43
0,01
14
75
-1,1
-0,13
0,0517
0,4483
0,47
0,02
15
75
-1,1
-0,13
0,0517
0,4483
0,50
0,05
16
80
3,9
0,45
0,1736
0,6736
0,53
0,14
17
80
3,9
0,45
0,1736
0,6736
0,57
0,11
18
80
3,9
0,45
0,1736
0,6736
0,60
0,07
19
80
3,9
0,45
0,1736
0,6736
0,63
0,04
20
80
3,9
0,45
0,1736
0,6736
0,67
0,01
21
80
3,9
0,45
0,1736
0,6736
0,70
0,03
22
80
3,9
0,45
0,1736
0,6736
0,73
0,06
157
23
80
3,9
0,45
0,1736
0,6736
0,77
0,09
24
85
8,9
1,03
0,3485
0,8485
0,80
0,05
25
85
8,9
1,03
0,3485
0,8485
0,83
0,02
26
85
8,9
1,03
0,3485
0,8485
0,87
0,02
27
85
8,9
1,03
0,3485
0,8485
0,90
0,05
28
85
8,9
1,03
0,3485
0,8485
0,93
0,08
29
90
13,9
1,60
0,4452
0,9452
0,97
0,02
30
95
18,9
2,18
0,4854
0,9854
1,00
0,01
1. Lo/Lhitung diambil dari nilai l Fzi-Szi l terbesar. Lhitung
= 0,14
2. Menentukan Ltabel dari nilai kritis uji Liliefors. Ltabel
= 0,886 = 0,886 = 0,162 √30
5,48
Lhitung < Ltabel (0,14 < 0,162), sehingga dapat disimpulkan bahwa data postest kelas kontrol berdistribusi normal.
Lampiran 17
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
30
30
x
51,97
46,97
SD
12,4
13,9
Varians
153,7
192,4
2
1. F hitung =
S1 2 S2
=
varians terbesar varians terkecil
= 192,4
153,7 = 1,25 2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang
= n-1 = 30-1 = 29
db penyebut
= n-1 = 30-1 = 29
Ftabel adalah 1,84 Fhitung < Ftabel (1,25 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data pretest kedua kelas memiliki varians yang homogen.
158
Lampiran 18
PERHITUNGAN UJI HOMOGENITAS DATA POSTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS KONTROL
Kelas Eksperimen
Kelas Kontrol
N
30
30
x
87,3
76,1
SD
8,15
8,68
Varians
66,4
75,3
2
1. F hitung =
S1 2 S2
= =
varians terbesar varians terkecil
75,3 66,4
= 1,13 2. Menentukkan Ftabel dari db (derajat bebas). db pembilang
= n-1 = 30-1 = 29
db penyebut
= n-1 = 30-1 = 29
Ftabel adalah 1,84 Fhitung < Ftabel (1,13 < 1,84), sehingga dapat disimpulkan bahwa data postest kedua kelas memiliki varians yang homogen.
159
Lampiran 19 PERHITUNGAN UJI HIPOTESIS
Rumus uji t X1 - X 2
t=
dsg
1 1 n1 n 2
, dimana dsg =
(n1 - 1)V1 (n 2 - 1)V2 n1 n 2 - 2
Keterangan:
X1
: Rata-rata data kelompok 1
X2
: Rata-rata data kelompok 2
dsg : Nilai standar deviasi gabungan kelompok 1 dan 2 n1
:
n2
: Banyaknya data kelompok 2
Banyaknya data kelompok 1
Data Pretest 1.
Menentukkan thitung
dsg =
(n 1 - 1)V1 (n 2 - 1)V2 n1 n 2 - 2
=
(30-1) 153,7 + (30-1) 192,4 30+30-2
=
(29) 153,7 + (29) 192,4 58
=
4457,3 +5579,6 58
=
10036,9 58
=
173,05
= 13,15
160
161
X1 - X 2
t =
dsg
1 1 n1 n 2
=
51,97 – 46,97 13,15 1 + 1 30 30
=
5 13,15 2 30
=
5 13,15 (0,26)
=
5 3,42
= 1,46 2.
Menentukkan ttabel dk = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58 ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.
thitung
<
ttabel (1,46 < 2,00), sehingga Ho diterima. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan pengetahuan awal siswa sebelum menggunakan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar pada konsep sistem imun pada kelas eksperimen.
162
Data Postest 1.
Menentukkan thitung (n1 - 1)V1 (n 2 - 1)V2 n1 n 2 - 2
dsg = =
(30-1) 66,4 + (30-1) 75,32 30+30-2
=
(29) 66,4 + (29) 75,32 58
=
1925 + 2184 58
=
4109 58
=
70,8
= 8,4
t =
X1 - X 2 1 1 n1 n 2
dsg
=
87,3 – 76,1 8,4
=
1 + 1 30 30 11,2
8,4
2 30
=
11,2 8,4 (0,26)
= 11,2 2,18 = 5,14
163
2.
Menentukkan ttabel dk = n1 + n2 – 2 = 30 + 30 – 2 = 58 ttabel pada taraf signifikan α = 0.05 adalah 2,00.
thitung
>
ttabel (5,14 > 2,00), sehingga Ho ditolak. Dengan demikian, dapat
disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran kooperatif dengan jurnal belajar pada konsep sistem pertahanan tubuh terhadap hasil belajar biologi.
Lampiran 20 Persentase Pencapaian Hasil Belajar Siswa Per Indikator Indikator Subjek 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Persentase (%)
1 No. 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 30 100
2 No. 2 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0
No. 3 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 0 0 1 42 70
3 No. 4 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 0
No. 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 51 85
4 No. 6 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
No. 7 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 58 96.7
Indikator 1. Menjelaskan pengertian sistem pertahanan tubuh 2. Mengidentifikasi sistem kekebalan tubuh nonspesifik dan spesifik 3. Membedakan antigen dan antibodi pada sistem pertahanan tubuh 4. Menjelaskan struktur dan fungsi antibodi 5. Menjelaskan pembentukan antigen dan antibodi 164
No. 8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 No. 9 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 0 74 82.2
No. 10 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Lampiran 20 Persentase Pencapaian Hasil Belajar Siswa Per Indikator Indikator Subjek
6 No. 11
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Persentase (%)
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7
8
9
No. 12
No. 13
No. 14
No. 15
No. 16
No. 17
No. 18
No. 19
No. 20
1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 81 90
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1
0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 78 86.7
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1
56 93.3
Indikator 6. Menentukan kekebalan aktif 7. Menentukan kekebalan pasif 8. Menjelaskan kegagalan mekanisme pertahanan tubuh 9. Menjelaskan alergi terkait dengan sistem kekebalan tubuh 165
54 90
Lampiran 20 Analisi Hasil Jurnal Belajar
Persentase
(%)
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 7
1 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 14
25 20.8
0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0 11 45 50
166
1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 1 1 0 20
1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 1 1 19 63.3
Pelenyapan antigen
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
Indikator 5
Pembentukan antibodi
0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
Indikator 4 Immunoglobulin
0 1 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 6
Antibodi
Contoh
Pengertian
Antigen
Contoh
Kekebalan Spesifik Pengertian
Kekebalan Non Spesifik
Indikator 3
Contoh
Jml
-
Indikator 2
Pengertian
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
Pengertian Sistem
Subjek
Pertahanan Tubuh
Indikator 1
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 1 0 1 0 0 0 6
0 1 0 1 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 1 0 0 0 0 0 7 13 21.7
Lampiran 20
Analisis Hasil Jurnal Belajar
Subjek
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 Jumlah Persentase (%)
Indikator 6
Indikator 7
Indikator 8
Indikator 9
Kekebalan Aktif
Kekebalan Pasif
Kegagalan Mekanisme Pertahanan Tubuh
Alergi
Alami
Buatan
Alami
Buatan
Autoimun
AIDS
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 23
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 23
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 24
1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 23
1 0 0 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 16
0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 0 0 0 5
46 76.7
47 78.3
167
21 35
0 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 15 50
FOTO-FOTO PENELITIAN
Diskusi pada kelompok Ahli
Diskusi pada kelompok Asal
Kegiatan menulis jurnal belajar