PENGARW NPV Helio this armigera TERHADAP POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN LARVA Heliothis armigera Kbn. (Lepidoptera : Noctuidae) PAD# TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill. )
Oleh
:
IDAH PARIDAH A 28 0598
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 1996
RINGKASAN
IDAH PARIDAH.
Pengaruh NPV Heliothis armigera terhadap
Populasi dan Tingkat Serangan Larva Heliothis armigera Hbn. (Lepidoptera: Noctuidae) pada Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) (Di bawah bimbingan TEGUE SANTOSO) . ..( Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh NPV Heliothis armigera terhadap populasi dan mortalitas larva H. armigera, tingkat serangannya pada buah dan bunga tomat serta pengaruhnya terhadap hasil panen; disamping itu juga
untuk menguji pengaruh jelaga terhadap stabili-
tas virus di lapangan. Isolat NPV H. armigera
diperbanyak
secara massal
dengan menggunakan larva H. armigera yang diberi pakan jagung muda yang telah dikontaminasi PIBs. sudah mati
Larva yang
dikumpulkan dan digerus, kemudian disaring
dengan kain nilon halus, berupa suspensi kasar PIBs.
sehingga dihasilkan
filtrat
PIBs yang diperoleh dari
larva dihitung dengan hemasitometer, dan kemudian ditentukan konsentrasi PIBs yang akan diperlakukan di lapangan. Ke dalam suspensi virus ini ditambahkan bahan perekat yaitu alkilaril poliglikol eter 40%
("Agristick") dan
jelaga sebagai bahan pelindung stabilitas virus.
Untuk
perlakuan berbagai
tanpa
jelaga,
setiap
konsentrasi PIBs
minggu
diamati
dengan dan
populasi larva hidup,
mortalitas larva ( 1 , intensitas kerusakan bunga dan buah serta produksi buah tomat.
Perlakuan dengan suspensi virus
(NPV) berpengaruh
nyata terhadap populasi larva sehat, intensitas kerusakan bunga dan buah serta produksi buah tomat. yang efektif menekan 6,4 x lo8 PIBs/ml.
Konsentrasi
populasi larva H. ax-migera adalah
Pada urnumnya antara dua perlakuan kon-
sentrasi Cl (1,28 x lo8 ~ I B s / m l )dan C2 (6,4x108 P I B s / r n l ) tidak menunjukkan perbedaan yang nyata pada setiap variabe1 pengamatan.
Demikian juga jelaga sebagai bahan pelin-
dung virus, kurang t e r l i h a t perbedaannya antar perlakuan.
PENGARUH NPV Heliothis armigera TERHADAP POPULASI DAN TINGKAT SERANGAN LARVA Heliothis armigera W n . (Lepidoptera Noctuidae) PADA TANAMAN TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill. )
Oleh
:
:
Idah Paridah A 28 0598
Skripsi Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor 1996
Judul
:
Pengaruh NPV Heliothis azmigera terhadap Populasi dan Tingkat Serangan Larva H e l i o t h i s amigera Ebn. (Lepidoptera: Noctuidae) pada Tanaman Tomat (Lycopersicon esculentum Mill. )
Nama
:
Idah Paridah
Nrp
:
A 28 0598
Menyetuj u i
Dr. 1
Teguh Santoso
NIP. 130 814 496
Mengetahui -
nyakit Tumbuhan
NIP. 130 937 091
Tanggal Lulus
:
2 6 Jut. 1996
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Banj arsari,
KabupatenCiamis,
Jawa Barat, pada tanggal 14 Oktober 1972.
Penulis merupa-
kan anak ke-2 dari keluarga Bapak Tapsir dan Ibu Patimah. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN IV Banjarsari pada tahun 1985,
SMPN I Banjarsari pada tahun 1988,
SMAN 2 Tasikmalaya pada tahun 1991.
dan
Ketiganya ini berada
di Propinsi Jawa Barat. Pada tahun 1991 penulis diterima di Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI). Pada
tahun
1992
penulis
mulai menekuni
bidang keahlian
Hama dan Penyakit Tumbuhan di Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.
KATA PENGANTAR
Bismillaahirrahmaanirrahiim Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang
telah
melimpahkan
rahmat
dan
karunia-Nya
sehingga
penulis dapat menyelesaikan masalah khusus dan menyusun laporan ini. Pada
kesempatan
ini,
tak
lupa
penulis
mengucapkan
terimakasih kepada Bapak Dr. Ir. Teguh Santoso yang telah membimbing
dan memberikan
arahan
kepada
penulis
penelitian hingga penyusunan laporan ini. mengucapkan
terimakasih
kepada
selama
Penulis juga
seluruh keluarga
di
Banj arsari yang selama ini memberikan do' a dan dorongan kepada penulis; kepada rekan seperjuangan, Wawan,
Pak Slamet,
Pak Ucup,
Pak Agus,
Sholihah;
Marwa,
Pak
Ex C-3,
Ciqeb dan semua pihak yang telah membantu penulis selama penelitian
berlangsung
hingga
terselesaikannya
laporan
ini. Penulis berharap, yang membutuhkan.
semoga laporan ini bermanfaat bagi
Akhirnya kepada Alloh jualah kita semua
berserah diri dan kembali. kita.
Semoga Alloh meridhoi langkah
Amin.
Penulis
Bogor, 26 Juli 1996
DAFTAR lSI
Halaman KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i
DAFTAR lSI... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
PENDAHULUAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
TINJAUAN PUS TAKA . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
3
Heliothis armigera Hbn.............. .........
3
Nuclear polyhedrosis Virus...................
6
Mekanisme Kerja NPV..................... Gej ala Serangan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . Jenis dan Kisaran Inang NPV...... . . . . . . .
6 7 9
BAHAN DAN METODE. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
Tempat dan Waktu Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
Bahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
10
Metode. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
11
HASIL DAN PEMBAHASAN.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
15
KESIMPULAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
25
SARAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
25
DAFTAR PUSTAKA.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
26
LAMP IRAN. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
28
DAFTAR TABEL
Halaman
No.
1.
2.
3. 4. 5.
Populasi H. armigera per Unit Contoh pada Pertanaman Tomat, Sebelum dan Sesudah Aplikasi NPV... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
15
Persentase Mortalitas Larva H. armigera per Unit Contoh pada Pertanaman Tomat Setelah Aplikasi NPV. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
19
Intensitas Kerusakan Buah Tomat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV ...
21
Intensitas Kerusakan Bunga Tomat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV ...
21
Produksi Buah Tomat Setelah Perlakuan NPV H.
armigera.................................
24
Lampiran 1.
2.
3.
4.
5. 6.
Populasi H. armigera per Unit Contoh pada Pertanaman Tomat, Sebelum dan Sesudah Aplikasi NPV... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
29
Analisis Ragam Populasi Larva H. armigera per Unit Contoh pada tanaman Tomat Setelah Tanam. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
30
Persentase Mortalitas Larva H. armigera per Unit Contoh pada Pertanaman Tomat Setelah Aplikasi NPV...... ......... . ................
31
Analisis Ragam Mortalitas Larva H. armigera per Unit Contoh pada tanaman Tomat Setelah Aplikasi NPV. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
32
Intensitas Kerusakan Buah Tomat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV ...
33
Analisis Ragam Intensitas Kerusakan Buah Tomat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV.. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 34
7. 8.
Intensitas Kerusakan Bunga Tomat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV ...
35
Produksi Buah Tomat Setelah Perlakuan NPV H.
armigera.................................
36
DAFTAR GAMBAR
Halaman
No.
1.
Gejala Kerusakan Buah Tomat Akibat Serangan H. armigera.................................
5
2.
Gejala Larva H. armigera yang Terinfeksi NPV
8
3.
Keadaan Petak Contoh untuk Aplikasi NPV di Lapangan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
13
Perkembangan Populasi Larva H. armigera per Unit Contoh pada Tiap Petak Perlakuan.......
17
Mortalitas Larva H. armigera pada Tiap Petak Perlakuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
20
Intensitas Kerusakan Buah Tomat pada Tiap Petak Perlakuan.... . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
22
Intensitas Kerusakan Bunga Tomat pada Tiap Petak Perlakuan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23
4. 5. 6. 7.
PENDAHULUAN
Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) merupakan
tanaman
intensif di
hortikultura Indonesia
yang banyak
diusahakan
(Tugiyono, 1995)
secara
Dalam usaha me-
ningkatkan produksi tomat terdapat berbagai kendala yang dapat menurunkan kuantitas dan kualitas produksi buahnya, salah satu di antaranya adalah adanya serangan hama perusak buah Heliothis armigera Hbn..
Berdasarkan pengamatan,
perkiraan kehilangan hasil tomat akibat serangannya sebesar 27-55,3% yang baik,
(Aminah,
1987).
Tanpa usaha
pengendalian
nilai kehilangan tersebut akan semakin besar.
Pengendalian hama tersebut sampai saat ini masih mengandalkan
insektisida
yang
seringkali
menimbulkan
dampak
negatif seperti resistensi, resurjensi hama dan pencemaran lingkungan (Sosromarsono, 1992).
Untuk mengatasi pengaruh
samping tersebut maka diperlukan cara pengendalian lain yang lebih efektif dan tidak merugikan lingkungan. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
sebagai konsep kebi-
jakan pemerintah dalam setiap perlindungan tanaman merupakan salah satu alternatif dalam mengurangi akibat buruk pestisida
(Untung,
1993).
Dalam konsep ini pengendalian
hayati dengan menggunakan musuh alami seperti patogen hama dianggap sebagai salah satu komponen utama. Penggunaan patogen untuk mengendalikan populasi H.
armigera telah lama dipertimbangkan,
di antaranya adalah
2
penggunaan
Bacillus
entomopatogen (NPV).
thuringiensis
Berliner
dan
Dari beberapa negara lain,
virus
termasuk
Cina, dilaporkan keberhasilan penggunaan patogen hama ini (Greathead, 1981). NPV H.
Santoso et al.
(l995) melaporkan bahwa
armigera mempunyai potensi untuk dij adikan bioin-
sektisida. NPV
mudah
terdegradasi
oleh
radiasi
ultraviolet,
sehingga diperlukan bahan pelindung yang akan meningkatkan persistensi virus tersebut di lapangan (Greathead,
1981).
Hasil
jelaga
percobaan
Kania
(l993)
menunjukkan
bahwa
merupakan bahan pelindung yang terbaik dibandingkan dengan arang, tinta, tanah liat, molasse, kanji, gula dan pewarna tekstil "wantek". Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh NPV H. armigera terhadap populasi dan mortalitas larva H.
armigera,
tingkat serangannya pada buah dan bunga tomat
serta pengaruhnya terhadap hasil panen; disamping itu juga untuk menguji pengaruh jelaga terhadap stabilitas virus di lapangan.
TINJAUAN PUS TAKA Heliothis armigera Hhn.
armigera bersifat polyfagus,
H.
lebih dari 200 spe-
sies tanaman diserang hama ini; di antaranya adalah kapas, jagung,
tomat, alfalfa, buncis,
kacang polong, ken tang ,
sorghum,
melon,
diserangnya,
semanggi, kacang panjang,
kacang tanah,
lada,
labu,
dll.
misalnya
bunga
gladiol,
tembakau,
terung,
Beberapa bunga krisan
dan
juga bunga
lainnya. Telur.
Telur
H.
armigera
hampir
berbentuk
bola
dengan dasar rata, sehingga terlihat seperti kubah (Jayaraj,
1981).
garis
Pada permukaan telur tersebut
longitudinal
(Tunstall,
1977).
terdapat
Telur
yang
24
baru
diletakkan berwarna kuning muda, berkilau, kemudian berubah menjadi coklat kemerahan sebelum menetas 1982).
Diameter telur sekitar 0,4 - 0,55 mm.
(Susilowati, Telur dile-
takkan satu per satu secara terpisah pada permukaan atas daun tanaman inang (Kalshoven, 1981).
Telur juga diletak-
an pada pucuk,
bunga dan antara kelopak dan buah.
inkubasi
pada
telur
musim panas
lebih
musim dingin, yaitu antara 2-8 hari.
pendek
Masa
daripada
Viabilitasnya berva-
riasi antara 63-90% (Jayaraj, 1981). Larva.
Larva H.
Larva yang masih
muda
armigera rnemiliki keragaman warna. umumnya berwarna hijau terang, dan
4
larva yang lebih tua memiliki warna hijau, hijau kekuningan, keeoklatan atau kehitaman (Kalshoven, 1981).
Walaupun
warnanya sangat beragam, larva H. armigera mempunyai eiri tersendiri yaitu pada tubuh bagian dorsal terdapat garisgaris gelap yang diselingi garis-garis terang
(Tunstall,
1977) . Dalam perkembangannya, larva melewati
6 ins tar yang
Larva H. armigera bersifat kani-
berlangsung 15-30 hari.
bal sehingga bila menyerang jagung jarang sekali terdapat lebih dari 1981).
2
larva
pada
tongkol
yang
sarna
(Kalshoven,
Larva instar akhir tinggal pada tanaman,
kadang-
kadang menjatuhkan diri ke tanah dan masuk ke dalam tanah sedalam 2,5-17,5 em (Jayaraj, 1981). Pupa.
Pupa
terbentuk
terang dan mempunyai
dalam
tanah,
berwarna
eoklat
rumah kepompong yang terbuat
be nang sutera (Tunstall,1977).
dari
Panjang pupa sekitar 14-18
mm (Jayaraj, 1981). Imago.
Imago
H.
armigera
mempunyai
rentang
sayap
sekitar 2,5 - 3,75 em dengan warna dan tanda pada sayap .. yang beragam (Maryana, 1985).
Warna imago biasanya eoklat
atau kuning tua dengan bagian tepi sayap berwarna lebih tua dan terdapat bintik-bintik.
Panjang tubuh imago rata-
rata 20 mm dengan rentang sayap rata-rata 40 mm
(Susilo-
wati, 1982). Menurut Kalshoven (1981), pada umumnya ngengat makan dan meletakkan telur pada tanaman yang sedang berbunga,
5
sehingga larva hidup pada saat buah sedang tumbuh. siklus hidup H. armigera dari telur sampai imago memerlukan waktu ± 35 hari
(Maryana, 1985).
Larva H.
armigera lebih menyukai bagian reproduktif
tanaman inang seperti bunga dan buah. larva 1977) .
juga
memakan
daun-daun
tanaman
Walaupun demikian inang
(Tunstall,
Larva mempunyai ciri khas pada saat makan,
yaitu
sebagian tubuhnya berada di luar buah yang sedang dimakannya (Kalshoven, 1981).
Gambar 1.
Gejala Kerusakan Buah Tomat Akibat Serangan H.
armigera
6
Nuclear Polihedrosis Virus (NPV)
Virus mempunyai potensi sebagai agens pengendali seVirus yang dipertimbangkan penggunaannya secara
rangga.
komersil adalah NPV dari famili Baculoviridae
(Baculovi-
rus) yang mengandung asam deoksiribonukleat (DNA). kel
DNA terletak dalam kapsid.
Kapsid yang mengandung
partikel DNA disebut nukleokapsid. kus
oleh
selubung
(envelope)
protein yang disebut virion. terbungkus
dalam
Nukleokapsid terbung-
yang
ditutupi
virus
ini
oleh
tubuh inklusi yang disebut
umumnya
sekitar (200-700) x
berbentuk
(20-70)
bahan
Sekelompok virion tersebut
atau PIB (Polyhedra Inclusion Bodies). kel
Parti-
nm.
polihedra
Virion atau parti-
batang
dengan
ukuran
Polihedra berbentuk ku-
bus, dodekahedra, tetrahedra atau berbentuk tidak beraturan, tergantung dari partikel virusnya. adalah sekitar 0,5-15
urn
Diameter polihedra
(Tanada & Kaya, 1993).
Polihedra
dapat dilihat di bawah mikroskop cahaya. Mekanisme Kerja NPV NPV pada umumnya menyerang larva ordo Lepidoptera. NPV tertular pada serangga melalui makanan yang mengandung polihedra. luran nya.
Makanan yang terkontaminasi akan
masuk ke sa-
pencernaan, dan membebaskan virion yang dikandungVirion akan masuk ke dalam sel mesenteron dan meng-
infeksinya,
selanjutnya
melakukan
replikasi.
Akibatnya
7
sel-sel akan rusak dan terbentuk polihedra yang banyak. Pada serangga Lepidoptera, NPV menyebabkan infeksi sistemik pada beberapa jaringan dan organ.
Jaringan yang peka
terhadap NPV di antaranya; trakhea, hipodermis, mak dan sel-sel hemolimfa.
tubuh le-
Pada proses infeksi lebih lan-
jut, organ jaringan lain seperti tabung Malpighi dan organ reproduksi dapat diserangnya. lai
infeksi
sampai
Masa inkubasi NPV dari mu-
larva mati
ditentukan
oleh beberapa
faktor terutama instar larva, temperatur, virulensi virus, konsentrasi
virus,
dan
nutrisi
inang
(Tanada
& Kaya,
1993) . Gejala Serangan Serangga yang terinfeksi memperlihatkan gejala morfologi,
fisiologi,
dan
doptera yang terinfeksi
perilaku.
Umumnya
larva
Lepi-
oleh NPV menunjukkan gejala 2-5
hari setelah larva makan bagian tanaman yang telah mengandung polihedra (Tanada & Kaya, 1993). Larva
yang
terinfeksi
NPV menunjukkan
gej ala
khas hingga beberapa jam menjelang kematiannya.
yang
Pada be-
berapa spesies serangga, infeksi larva menyebabkan aktivitas makan berkurang atau berhenti, gerakan lamban, integumen berubah warna menjadi buram, serta hemolimfa menj adi
keruh.
tubuh lemas dan lembek, Integumen
sangat mudah
pecah dan hancur; kalau hal ini terjadi, dari tubuh larva akan keluar
cairan berisi
polihedra.
Larva
yang mati
8
karena virus NPV, posisi tubuhnya menggantung pada bagian tanaman dengan tungkai palsunya (Gambar 2) .
Gambar 2.
Gejala Larva H. armigera yang Terinfeksi NPV a. Posisi tubuh larva yang terinfeksi NPV,
menggantung dengan tungkai palsunya b. Jika integumen sobek, dari tubuhnya keluar cairan keruh yang mengandung banyak tubuh inklusi
9
Jenis dan Kisaran lnang NPV NPV
menginfeksi
lebih
dari
400
spesies
serangga.
Jenis-jenis inang yang rentan terutama dari ordo Lepidoptera, sedikit dari ordo Hymenoptera, Diptera, Coleoptera, Neuroptera,
Trichoptera,
dan
Tysanura
(Tanada
& Kaya,
1993) . NPV H. armigera terbukti efektif untuk mengendalikan larva H. armigera instar 1 dan LC 90 1,9S x lOS PlBs/ml.
dengan LC SO 1,3 x 10 PlBs/ml Jenis NPV ini juga efektif
terhadap larva C. chalcites dengan LC SO 1,83 x lOS PlBs/ml dan LC 90 2,1 x 10 10 PlBs/ml (Santoso et al., 1994). Percobaan
di
mengetahui LC SO NPV larva H. (L5)
laboratorium
telah
dilakukan
untuk
H. armigera terhadap beberapa instar
armigera pada buah tomato
adalah 3 x 10 8 PlBs/ml.
LC SO larva ins tar S
Perlakuan NPV
H.
armigera
pada buah kapas menunjukkan bahwa konsentrasi 2x10 5 dapat menginfeksi
83,3%
larva instar 3
(L3),
10x10 4 dapat menginfeksi larva instar 1 (Coaker, 1958).
dan konsentrasi (L1)
H.
armigera
Campuran NPV S. litura 10 7 PlBs/ml dengan
NPV H. armigera 10 7 PlBs/ml terbukti efektif untuk menginfeksi larva ins tar 1 (L1) pada tanaman kedelai (Wijayanti, 1995)
BAHAN DAN METODE
Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Desa Tugu,
Cisarua, Bogor
dan di Laboratorium Pengendalian Rayati, Jurusan Rama dan Penyakit Tumbuhan,
Institut Pertanian Bogor.
Penelitian
ini berlangsung dari bulan Agustus sampai dengan Nopember 1995.
Bahan
Penyiapan Suspensi Virus Isolat NPV H. Pengendalian
armigera
Rayati,
Faperta
berasal dari Laboratorium IPB)
diperbanyak
secara
massal dengan menggunakan larva H. armigera yang diperoleh dari
tanaman j agung di
lapang.
Penularan
inokulum NPV
dilakukan secara per oral melalui tehnik kontaminasi makanan (buah jagung muda).
Larva yang mati oleh NPV dikum-
pulkan dan digerus dalam air dengan menggunakan mortar. Gerusan
larva
disaring
dengan
kain
nilon
yang
halus,
sehingga dihasilkan filtrat berupa suspensi kasar PIBs. Penghitungan Konsentrasi PIBs Konsentrasi PIBs dalam suspensi dihitung dengan hemasitometer Neubauer di bawah mikroskop cahaya dengan perbesaran 400 kali.
Untuk mempermudah perhitungan, dilakukan
pengenceran berseri
dari
suspensi
induk
dengan
faktor
11
pengenceran
10- 1 .
Pertama-tama
diambil
satu mililiter
suspensi induk dan ditambah sembilan mililiter air.
Sus-
pensi hasil pengenceran berturut-turut diencerkan kembali, sehingga pada
didapatkan
kelipatan
10- 1
suatu dari
seri
dengan
konsentrasi
konsentrasi suspensi
PIBs
induk.
Suspensi diambil dengan pipet dan diteteskan pada hemasitometer yang telah diberi gelas penutup, kemudian diamati di bawah mikroskop dan dihitung jumlah PIBs-nya. Suspensi yang digunakan dalam penelitian ini memiliki konsentrasi 1,28 x 10 8 PIBs/ml (C2).
(C1) dan 6,4 x 10 8 PIBs/ml
Suspensi virus yang akan diaplikasikan di lapangan
diberi bahan perekat yaitu alkilaril poliglikol eter 40% ("Agristick") (v/v).
hingga
konsentrasi
akhir
mencapai
0,004
Ke dalam campuran suspensi perekat ini juga ditam-
bahkan jelaga dengan konsentrasi 0,001 (w/v) untuk meningkatkan persistensi virus di lapangan. Metode
Penanaman Tomat Bibit tomat ditanam di persemaian sebelum dipindahkan ke lapangan.
Sebelum bibit tomat ini ditanam di lapangan,
tanah yang telah diolah diberi pupuk kandang yang dicampur merata.
Petak perlakuan dibuat bedengan-bedengan untuk
memudahkan perawatan dan mencegah agar air tidak menggenang, kemudian lubang-lubang penanaman dipersiapkan.
12
Penanaman dilakukan mulai
tanggal
20 Agustus
1995.
Budidaya tanaman tomat dilakukan sesuai dengan praktek petani setempat.
Jarak tanam yang dipakai adalah 30x30 em.
Untuk merangsang pertumbuhan tanaman, diberikan pupuk NPK dengan perbandingan 1 yang
1 dan Urea.
2
Tanaman tomat
sudah tumbuh dan berumur 3 -4 minggu
diberi
aj ir atau lanj aran pada
setelah tanam
setiap batangnya,
dan 4
ajir diikat menjadi satu unit (4 tanaman) . Pemeliharaan terhadap tanaman tomat seperti pengendalian ulat tanah, penyiraman, pemupukan dan pemangkasan tunas-tunas muda dilakukan lian
oleh petani setempat.
Pengenda-
terhadap ulat tanah dilakukan dengan aplikasi insek-
tis ida profenofos
500
hari setelah tanam.
Selain itu juga dilakukan penyemprot-
an dengan
gil
fungisida maneb
(Curaeron 500 EC)
80% (Polyram 80 WP)
pada 5-12
untuk me-
ngendalikan penyakit layu (Phythopthora sp.). Aplikasi Suspensi NPV H. armiqera Suspensi
NPV diaplikasikan dengan menyemprotkan sus-
pensi virus pada tanaman tomat yang ditanam di Desa Tugu, Cisarua, Bogor (Gambar 3) . berdasarkan
raneangan
aeak
Petak-petak perlakuan disusun lengkap.
2 ditentukan dengan luas ±6x3.5m.
satu perlakuan. suspensi jelaga but.
NPV
Petak
perlakuan
Tiap petak menerima
Sebagai perlakuan adalah dua konsentrasi
(C1
(J+ dan J-)
dan C2),
penambahan
jelaga
dan
tanpa
pada masing-masing konsentrasi terse-
Perlakuan tanpa jelaga dilakukan untuk perbandingan.
13
Percobaan ini secara rinci dipilah sebagai berikut: Kontrol
(KJ- )
Kontrol + Jelaga (KJ+) Suspensi NPV H. armigera (1,28 x 10 8 (C1J -) Suspensi NPV H. armigera (1,28 x 10 8 ) + Jelaga (C1J+) Suspensi NPV H. armigera (6,4 x 10 8 (C2J-) Suspensi NPV H. armigera (6,4 x 10 8 ) + Jelaga (C2J+)
Gambar 3.
Keadaan Petak Contoh untuk Aplikasi NPV di Lapangan
Penyemprotan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 3 minggu setelah tanam hingga menj elang panen mst) dengan menggunakan alat semprot kecil merk
Tudor.
Penyemprotan
frekuensi satu minggu.
dilakukan
(11
(hand sprayer)
berjadwal
dengan
14
Pengamatan dilakukan sebelum penyemprotan pertama dan satu
minggu
tanaman
dipanen.
H.
bunga
dan
terhadap
Variabel
buah
dan
buah tomat
secara diagonal. yang
bioinsektisida
pengamatan
mortalitas
serta
populasi
dan
tanaman
penyemprotan
armigera,
larva
bunga
setelah
larva,
produksi
buah
mortalitas dilakukan
pada
adalah populasi
tingkat tomat.
larva
hingga
kerusakan Pengamatan
serta
satu
kerusakan
unit
tanaman
Satu unit tanaman contoh terdiri dari 4
berdekatan.
Pengamatan
terhadap
produksi
buah dilakukan pada semua tanaman dalam tiap petak yang dimulai sejak 7 mst yang
diperoleh
(saat mulai tampak buah masak).
dari
tiap
perlakuan
Rancangan Acak Lengkap Faktorial.
dianalisis
Data dengan
HASIL DAN PEMBARASAN
Pengamatan setelah
pertama
tanam,
pertama.
sehari
dilakukan sebelum
Data populasi
pada
minggu
dilakukan
Heliothis
ketiga
penyemprotan sebelum dan
armigera
sesudah penyemprotan NPV dapat dilihat pada Tabel 1,
dan
data yang lebih lengkap dapat dipelajari pada Tabel Lampiran 1. Tabel 1.
Populasi Heliothis armigera per Unit Contoh* pada Pertanaman Tomat, Sebelum dan Sesudah Aplikasi NPV Jumlah
Serangg~
Porlakuan Tan~ -
- Minggu Setelah
3··
,
5
4
,
•
7
10
KJ-
2.
1.96
b
1,52 b
1,60 b
0,68 b
0,52 b
0
•
0
KJ+
2.1
l.,92
b
1.,28 b
1,56 b
1,08 b
0,68 b
0,02 a
0
C1J-
1.'
1,24 ab
0,08 a
0
a
0,08 a
0,04
•
0
CIJ+
1.7
1,24 ab
0,28 a
0,16
0
a
0
C2J-
1.'
0,72 a
0,16
•
0,04
•
0
2.2
1,16 a
0,28 a
0,32
0,08 a
0
• •
o,oa
C2J+
• • •
0,08 a
0
0
•
•
11
• •
0
0,04 a
0
• • •
0
0
•
0
a
0
0 0
Keterangan *
Satu unit contoh
=
empat tanaman yang saling berdekatan
** : Populasi larva sebelum perlakuan NPV Dalam kolom, angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95%. Populasi larva hidup sebelum aplikasi pada tiap unit tanaman contoh rata-rata adalah 2 larva per unit contoh (Tabel 1).
Hal ini menunjukkan bahwa populasi larva H.
armigera telah melewati batas ambang ekonomi, yang menurut
16
Pogram Nasional PHT adalah 1 larva per 10 tanaman.
Satu
minggu setelah penyemprotan NPV, populasi larva mengalami penurunan pada tiap perlakuan. perlakuan,
populasi
larva
di
Di petak
populasi tertinggi yang tercapai. kontrol
terus
menurun
pada
antara
semua petak
kontrol
merupakan
Populasi larva di petak
setiap
pengamatan,
sehingga
pada minggu ketujuh setelah penyemprotan larva H. armigera sudah tidak ditemukan lagi di petak tersebut. penurunan
ini
terjadi
disebabkan
oleh
Kemungkinan
kondisi
tanaman
tomat yang sudah mulai menua dan terserang penyakit layu sehingga imago kurang tertarik untuk meletakkan telur pada tanaman tomat lagi.
Selain itu,
di
sekitar pertanaman
tomat terdapat tanaman jagung milik petani setempat, yang sudah mulai berbunga.
Dugaan ini didasarkan pada hasil
pengamatan di lapang yang menunjukkan bahwa populasi larva H.
armigera cukup tinggi pada tanaman j agung
tersebut.
NPV H.
armigera tetap mem-
pengaruhi populasi larva H. armigera.
populasi larva pada
Meskipun keadaannya demikian,
petak perlakuan suspensi NPV menurun lebih cepat, dan mulai minggu kelima setelah penyemprotan praktis larva H.
armigera
sudah tidak ditemukan lagi
tersebut (Gambar 4) .
di
petak perlakuan
17
2.4 2.2
2 1.8
"";.£' 1.[; ;:: lA ~
"- 1 ., .,
1 0.8 0.6 0.4
0.2
0
.)
:3
,1
9
10
11
\Iinggu ::if't Flab Tanam
---- 1,')-
--.t.- 1,.1+
-+- Ujt ---*-
Gambar 4.
l·:~.J-
~-=
l'l.f-
0
C2.f+
Perkembangan Populasi Larva Heliothis armigera per unit Contoh pada ~iap Petak Perlakuan
Analisis statistik menunjukkan bahwa antara kontrol dan perlakuan suspensi virus terdapat perbedaan yang nyata -(p
~
0,05), dan antar perlakuan sendiri (Cl dan C2) tidak
ditemukan perbedaan yang nyata. dan
C2
mungkin
Perbedaan konsentrasi C1
terlalu kecil sehingga kurang berpenga-
ruh terhadap beberapa variabel pengamatan.
Jelaga sebagai
b~han
tambahan merupakan bahan pelindung virus yang ter-
baik
dibandingkan
dengan
bahan-bahan
lain
yang
diuji
(Kania, 1993), tetapi pada pengujian lapangan ini kurang
18
terlihat pengaruhnya. kan penggunaan satunya yaitu
Beberapa kemungkinan yang menyebab-
jelaga kurang populasi
hama
terlihat pengaruhnya, salah di
lapangan
pada
saat
itu
masih cukup rendah. Percobaan
di
laboratorium
telah
untuk
armigera terhadap beberapa instar
mengetahui LC SO NPV H.
H. armigera pada buah tomato
larva
dilakukan
adalah 3 x 10 8 PIBs/ml.
LC SO larva ins tar S
Pada percobaan lapang diberikan
dua konsentrasi, yaitu 1,28x10 8 PIBs/ml (C1) dan 6,4 x 10 8 PIBs/ml (C2). Berdasarkan pengamatan, tanam
pada minggu keempat setelah
(satu minggu setelah aplikasi NPV)
konsentrasi
6,4 x
10 8
PIBs/ml
(C2)
menekan populasi larva di lapangan. 1,28 x 10 8 PIBs/ml
(C1)
terlihat bahwa
cukup
efektif untuk
Sedangkan konsentrasi
tidak menunjukkan perbedaan yang
nyata dengan kontrol (Tabel 1). Penyemprotan NPV
armigera menyebabkan
H.
larva
H.
armigera yang ada di pertanaman terinfeksi oleh NPV dan mati,
meskipun
tidak
selalu
nyata di antara perlakuan.
menunjukkan
perbedaan yang
Akan tetapi pada pengamatan
minggu ketiga setelah penyemprotan dengan NPV, persentase mortalitas suspensi
larva virus
berbeda
nyata
(C1 dan C2)
antara
petak
perlakuan
dengan kontrol,
dan tidak
berbeda nyata antar perlakuan C1 Gambar S) suspensi
Angka virus
dan
C2
(Tabel
2
dan
kematian larva pada petak perlakuan
beragam
antara
11-100%,
sedangkan
pada
19
Adanya infeksi larva oleh NPV
petak kontrol hanya 6-13%.
di petak kontrol kemungkinan karena terjadi "drift"
(bu-
tiran-butiran suspensi yang terbawa angin) pada waktu peSelain itu kondisi tanaman
nyemprotan di petak C1 dan C2. berdekatan, kontrol
bahkan
ada
yang
bersinggungan
dengan petak perlakuan
suspensi
antara
virus
petak
sehingga
larva yang sudah terinfeksi di petak C1 dan C2 mungkin dapat pindah dan mati di petak kontrol. Tabel 2.
Persentase Mortalitas Larva H. armigera per Unit Contoh pada Pertanaman Tomat Setelah Aplikasi NPV MortalitaQ Hingguan (%1 Sotolah Aplikaai
Perluuan 2
1
KJ·
••
0
•
KJ+
8 •
0
• • • • •
C1J-
26
•
4
C1J+
U.
0
C2J-
33 •
0
C2J+
,. •
Pengaruh
0
• •• 7
100 b
so
0
4 0
b
0
.0 b
0
47 b
0
pemberian
•
5
4
3
• • • • • •
jelaga
7
•
3
•
0
0
0
0
• • • • •
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0
0 0 0 0
sebagai
protektan
virus
tidak dapat dibedakan dengan nyata melalui variabel pengamatan infeksi larva oleh NPV antar petak perlakuan.
Hal
ini kemungkinan disebabkan karena populasi larva Heliothis armigera masih cukup rendah jika dimaksudkan untuk peneli-
tian efikasi bioinsektisida.
20
100
80
6'
60
00
~
"
0 40
~
'"
20
o~~~~~~~~~~~~______~ 1
')
:3
·1
;)
fj
7
\Iinggll Self>lah Aptikasi
--- I,') -I-
Gambar 5.
-k- I,J+
l'l j+
~
(,2J-
::: (' j .1:::
Mortalitas Larva H. armigera pada Tiap Petak Perlakuan
Kerusakan
bunga
dan
buah
tomat
tingkat populasi larva di pertanaman. menunjukkan nyata
('2.1+
bahwa
antara
umumnya
kontrol
tidak
dengan
berhubungan
dengan
Analisis statistik
terjadi
perlakuan
perbedaan suspensi
yang
virus,
kecuali pada minggu ketiga dan kelima setelah penyemprotan; pada minggu tersebut terlihat ada perbedaan yang nyata antara kontrol dengan petak perlakuan NPV. jukkan
bahwa
bagaimanapun
juga
NPV
Hal ini menun-
berpengaruh
nyata
21
terhadap tingkat kerusakan buah dan bunga
akibat serangan
H. armigera (Tabel 3 dan Tabel 4) . Tabel 3.
Intensitas Kerusakan Buah Tomat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV Intonaitaa Keruaakan
(%)
Setoh.h Aplikasi
Perlakuan 1
2
3
KJ-
6,97
•
4,82
KJ+
10,58
•
3,43
C1J-
6,68 a
2,43
C1J+
9,46
C2J-
S,33
C2J+
6,32
Tabel 4.
• • •
• • •
1S,33 b
5,89
•
13,84 b
3,85
15,29 b
5,85
• •
10,37 b
6,49
• •
2,49
3,28
5,23 a
8,25
• •
3,47
4,27 4,24
,
5
4
6,57
• • • •
1,97 4,54
2,54 2,66
• • •
2,43
2,74
3,42
7
8
• • • •
7,59
b
0,51
4,67
b
1,45
2,66 ab
0,35
1,26 ab
0,22
• • • •
1,15 a
2,8
a
0,17
•
0,87 a
1,71 a
3,33
•
2,1
•
0,'
•
Intensitas Kerusakan Bunga Tomat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV IntenBita. Keruaakan (%)
Set.lah Aplikaai
Perlakuan
1+
2
•
3
,
5
•
7,65 b
KJ-
1,03 a
6,98 b
0,4
KJ+
1,47 a
6,53 b
1,99 a
4,5
b
1,1
C1J-
0,49
J.,42
•
0,15 a
0,65
•
1
C1J+
1,79
0,77
0,84 a
C2J-
1,37 a
1,11
0,49 a
0
•
C2J+
0,46 a
0,16
• • •
0,32 a
0,18 a
1,01 a
*
• •
0
7
• • •
8
2,07
a
0
0
•
0
1,12t\.
0
1,71 a
1,09 a
0
0,98 a
0
•
0
0,8
a
0
2,43
•
Minggu pertama belum diamati
Intensitas kerusakan buah dan bunga tomat pada petak kontrol dan 7).
lebih tinggi daripada petak perlakuan
(Garnbar 6
Intensitas kerusakan buah dapat mencapai 15,73%
pada petak kontrol.
Angka ini merupakan angka tertinggi
selama pengamatan, yang terjadi telah penyemprotan.
pada minggu
ketiga
se-
Angka kerusakan tertinggi pada petak
22
Cl
dan
C2
terjadi
pada
minggu
pertama
setelah
pe-
nyemprotan, yaitu 9,46% untuk Cl dan 8,33% untuk C2.
16
-,", I -" ~
.:;
g
~
B
- "
2
3
456
7
8
Minggu Sf'telah Aplikasi
- - I,J--+- Cljt
Gambar 6.
---,10;~
I\J+ C2J-
== CIJz
C2Jt
Intensitas Kerusakan Buah Tomat pada Tiap Petak Perlakuan
23
B
..:: 2
I)t-----:~==::::::::;:~=~~:::::::::::"",.~~~~~r--=::::~1
'J:t
7
;)
\Iillggu SrI f'lah
:\plika~i
=
--- I\.J-- . . . 1\.1+ -+- Ilj-t ~ U.J
~:
CIJ('2.1+
Gambar 7. Intensitas Kerusakan Bunga Tomat pada Tiap Petak Perlakuan Kerusakan buah masih
tampak
pada
petak
Cl
dan
C2
sampai akhir pengamatan (Tabel 3), meskipun populasi larva sudah
tidak
(Tabel 1).
ditemukan
lagi
akibat
toksikasi
virus
Hal ini disebabkan karen a larva H.
NPV
armigera
masih sempat makan buah tomat sebelum kematiannya, meskipun sedikit. Heliothis armigera biasanya lebih memilih buah tomat
daripada bunga dan daun tanaman.
Hal ini ditunjukkan pada
24
Tabel 3 dan Tabel 4 bahwa tingkat
armigera
serangan H.
pada buah lebih tinggi daripada bunga. Produksi buah tomat yang masak dan sehat pada petak perlakuan (C1 dan C2) lebih tinggi daripada kontrol (Tabel 5) .
Pada tabel,
ditunjukkan adanya perbedaan yang nyata
antara kontrol dengan petak perlakuan NPV. tif
pada
petak
perlakuan
C1
rata-rata
Hasil kumula-
mencapai
4629,3
gram, dan C2 mencapai 5807 gram buah tomat,
sedangkan un-
tuk
2788,5
Data
kontrol
produksi
produksi
pertanaman
dan
ini
buah
hanya
mencapai
berhubungan dengan populasi
tingkat
kerusakan
Penimbangan terhadap buah tomat
yang
gram.
larva
di
ditimbulkannya.
ini dilakukan pada buah
yang sudah masak sejak minggu ketujuh setelah penyemprotan sampai panen. Tabel 5.
Produksi Buah Tomat Setelah Perlakuan NPV H.armigera (per 21 m')
Perlakuan KJKJ+
C1JC1J+ C2JC2J+
Berat Buah Tomat Rata-rata (gram) 2390,2 3186,8 4325,4 4933,2 6254 5360,8
a a b b b b
,
KESIMPULAN
NPV Heliothis armigera PIBs/ml (C2) pada volume
dengan
semprot ± 400 l/ha cukup efektif
untuk mengurangi populasi larva H. Data yang
diperoleh
konsentrasi
armigera di lapangan.
pada setiap variabel pengamatan
nunjukkan perbedaan yang nyata antara kontrol
(K)
me-
dengan
perlakuan suspensi virus (Cl dan C2) . Perbedaan konsentrasi Cl dan C2 terlalu kecil sehingga
tidak menimbulkan pengaruh yang nyata.
digunakan sebagai bahan tambahan, pangan
kurang
terlihat
Jelaga yang
pada percobaan di la-
perbedaannya
antar
perlakuan,
karena populasi larva H. armigera masih cukup rendah.
SARAN
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut tentang peranan NPV sebagai bioinsektisida dalam usaha pengembangan PHT.
Perlakuan
NPV dengan dan tanpa jelaga dilaksanakan
pada saat populasi larva di lapangan tinggi dengan beberapa
konsentrasi
jelas terlihat.
(lebih
dari
dual
sehingga
perbedaannya
DAFTAR PUS TAKA
Aminah, S. 1987. Pengamatan Hama Heliothis armigera (Hbn.) dan Agrotis ipsiion (Lepidoptera:Noctuidae) pada Pertanaman Tomat di Kecamatan Sukanagara, Cianjur. Laporan Praktek Lapang. Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Coaker, T. H. 1958. Experiments with a virus disease of the cotton Bollworm Heliothis armigera (RBN.) In The Annals of Applied Biology. Edited by R.W. Marsh and I Thomas. Cambrige . Univ. Press, London. Greathead, D. J. 1981. Prospects for Future International Cooperation. In Proceedings of the International Workshop on Heliothis Management. International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics. ICRISAT Center. Patancheru, India. Jayaraj, 1981. Biology and Ecological Studies of Heliothis. In Proceedings of the International Workshop on Heliothis Management. International Crops Research Institute for the Semi-Arid Tropics. ICRISAT Center. Patancheru, India. Kalshoven, L. G. E. 1981. The Pests of Crops in Indonesia. Revised by P.A. Van Der Laan. P.T. Ichtiar Baru - Van Roeve, Jakarta. Kania, L. S. 1993. Pengaruh Berbagai Bahan Tambahan terhadap Stabilitas NPV Spodoptera Ii tura pada Kedelai. Skripsi, Jurusan Rama dan Penyakit Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor. Maryana, N. 1985. Biologi Heliothis armigera (Lepidoptera: Noctuidae) pada Tanaman Kedelai. Skripsi Jurusan Rama dan Penyakit Tumbuhan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Santoso, T., Sunjaya, S. Widayanti. 1994. Studi Kisaran Inang Virus Entomopatogen pada Larva Perusak Daun dan Polong Kedelai. Laporan Penelitian BIOTROP. Bogor. Santoso, T., Sunjaya, & S. Widayanti. 1995. Efikasi Virus Entomopatogen pada Beberapa Ulat Rama Kedelai. Laporan Penelitian BIOTROP. Bogor.
Sosromarsono, S. 1992. Perkernbangan pengelolaan hama terpadu di Indonesia. Makalah seminar Sehari Himasita, IPB. Bogor. susilowati, E. S. 1982. Biologi Heliothis armigera pada jagung dan Tomat. Skripsi, Jurusan Hama dan Penyakit Turnbuhan. Institut Pertanian Bogor. Bogor. Tanada, Y & H. K. Kaya. 1993. Insect Academic Press, Inc. , New York. Tugiyono, H. 1995. Jakarta.
Bertanam Tomat.
Pathology.
Penebar Swadaya,
Tunstall, J. P. 1977. Heliothis a-rmigera (Hbn.), pp: 479 - 48l. In Diseases, Pests and Weeds in Tropical Crops. John Wiley and Sons, Chichester. Untung, K. 1993. Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu. Universitas Gajah Mada. Yogjakarta. Wijayanti, R. 1995. Efektifitas Campuran NPV Spodoptera litura dengan NPV Heliothis armigera terhadap Tiga Spesies Hama Kedelai. Skripsi, Jurusan Hama dan Penyakit Turnbuhan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
L A M p I
R A N
Tabel Larnpiran 1. Populasi Larva Heliothis armigera per Unit Contoh* pada Pertanarnan Tornat, Sebelurn dan Sesudah Aplikasi NPV
Jumlah serangga Perla-
Ulangan
kuan
KJ-
Minggu
a
2,2
3,2
1,2
0,6
o
1,B
0,4
1,4
0,2
0,6
3
2
2,4
0,6
1
0,6
0,4
4
1,4
1,4
0,4
3
0,
a
2
3
1,4
1,2
0, a o,a
9
o o o o
o
10
11
o o o o o
o o o o o o o
o
1
1,a
1,B
0,2
1,4
0,2
0,6
o
2
3,0
3
1,6
3,2
1,2
0,4
o
3
2, B
2
1,e
1,a
1,4
1,2
0,2
4
1
1
1,2
0,2
0,4
0,2
1
1,6
1,2
2
1
o o
o o o o o
o o
0,2
o
o
o o o
o o o
o o o
o o
o
0,2
o
0,2
o o
o
o
o
o
o
o
o
o o o o
o
o o
o o
o
o
o
o o
1
2
1,4
o
2
1
2,6
0,2
3
0,5
0,4
4
3,B
1
o o
0,
a
0,2
0,2
1
0,2
O,B
0,4
2
1,6
2
o o
o o
3
1,B
0, B
0,2
0,2
3,4
2
o o o
o
0,2
0,6
1
0,6
o
o o
o
o
o
0,2
o o o
0,2
o o
o o o o o
o o o o o
o o,a o o o
5
1
2,4
1
0,4
2
1,2
0,6
0,4
3
2,2
0,6
4
1,a
o o o
0,2 1,2
5
C2J+
Tanam
1,4
4
C2J-
7
3,2
5
Cl.J+
6
2
5
C~J-
5
1
5
KJ+
Se~elah
4
0,2
1
2,2
1,2
o
0,2
0,2
2
3,2
o,a
1
1
o
3
1
2
0,2
0,2
o
4
2,4
1
o
o
0,2
0,2
0,2
o
5
0,
a
Satu unit contoh = 4 tanaman yang saling berdekatan Populasi larva sebelum perlakuan NPV
Tidak ada perlakuan
o o o
o o
o
o
o
o
o
o o o o o
o
o o
o o o o o
o
o o
o o o o
Tabel Lampiran 2.
MST
Sumber
4
A B AB
5
6
7
8
9
Analisis Sidik Ragam Populasi Larva H. armigera per Unit Contoh pada Tanaman Tomat Setelah Tanam db
JK
Galat
2 1 2 24
4,403 0,048 0,536 9,728
Total
29
14,715
Galat
2 1 2 24
9,608 0,005 0,275 11,712
Total
29
21,6
Galat
2 1 2 24
14,067 0,133 0,131 8,224
Total
29
22,555
Galat
2 1 2 24
4,275 0,161 0,179 2,864
Total
29
7,479
Galat
2 1 2 24
2,323 0,012 0,056 1,168
Total
29
3,559
Galat
2 1 2 24
0,083 0,012 0,008 0,592
Total
29
0,695
A B AB
A B AB
A B AB
A B AB
A B AB
Keterangan
:
KT
F hit
Ftab 0.05
2,201 0,048 0,268 0,405
5,43* 0,12 0,66
3,4 4,26 3,4
4,804 0,005 0,137 0,488
9,84* 0,01 0,28
3,4 4,26 3,4
7,033 0,133 0,065 0,343
20,53* 0,39 0,19
3,4 4,26 3,4
2,137 0,161 0,089 0,119
17,91* 1,35 0,75
3,4 4,26 3,4
1,161 0,012 0,028 0,049
23,86* 0,25 0,58
3,4 4,26 3,4
0,041 0,012 0,004 0,025
1,68 0,49 0,16
3,4 4,26 3,4
* berbeda nyata pada selang kepercayaan
95~
Tabel Lampiran 3. Persentase Mortalitas Larva H. armigera per Unit Contoh pada Pertanaman Tomat Setelah Aplikasi NPV l1ortalitao Larva (\) pada Hng9u KePerla-
ulangan
kuan
KJ-
KJ+
CJ.J-
1
6
7
o o o o o
o o o
o o o o o
o o o o
o
o o
o o o
o o o
o o
o
o
o
o
o o o
o o o o o
o o
o o
o o o
o
o
o 35
3 4
o o
5
o
o o o o
1
25
o
30
2
C
o o o o
o o
3
o J.6,7
5
o
1
25
o o o
o 14,3
o
100
o
100
o o o
100
o
o o
o
o o o o o
o o o o o
o
32,9
5
32,9
20
100
o
1
20
o o o o o
eo
o
60
o o
o o o o o
100
o o o o o
20
',1
5
o
1
39,5
2
25
3
o
4
50
5
49,4
1
33,3
2
33,3
3
o
4
28,6
5
o
o
o
30
4
o o o o o
o
4
8,1
o
6
3
7,1
15
15
o o o o
3
C2J+
5
30
2
C2J-
4
1
4
,
3
2
2
Cl.J+
2
100
30
eo o
o o
100
o o o o
100
o
75
o o
100
o
o o
o
o o o
o
o
o o
o
o o o o o
o o o o
o o o o o
o o o o o
o
100
o
o
o o o o
o
o
o
o
o
o
o
o o
o o o
58,6
o
o o o
o
o
o o o o
o
Tabel Lampiran 4.
MSA 1
3
Sumber
Analisis Sidik Ragam Mortalitas Larva (%) H. armigera per Unit Contoh pada Tanaman Tomat Setelah Aplikasi NPV db
JK
A B AB Galat
2 1 2 24
1779,21 552,12 447,62 5020,29
Total
29
7799,29
A B Galat
2 1 2 24
670,67 50,75 31,01 417,28
Total
29
7799,29
AB
KT
F hit
889,62 552,12 223,81 209,18
4,25* 2,64 1,07
335,34 50,75 15,51 17,39
19,29* 2,92 0,89
Ftab 0.05 3,4 4,26 3,4
Tabel Lampiran 5. Intensitas Kerusakan Buah Tomat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV Intensitas Kerusakan pada Ming9u KePerla-
Ulangan
kuan KJ-
KJ+
CIJ-
C1J+
C2J-
C2J+
1
1
5,06
2
16,05
3
10,26
2
3
4
5
6
7
8
5,66
14,79
7,31
11,11
5,06
9,62
o
1,69
13,92
5,99
14,28
2,31
7,79
o
9,72
4,46
15,92
3,98
5,71
1,06
19,47
5,84
l.2,23
3,3
4,84
o o
18,70
5,80
15,69
4,79
10
4
o
5
3,51
10,SB
2,58
o
1
19,05
3,19
10,53
2,53
18
1,73
3
2
8,75
5,36
22,15
4,04
13,78
5,2
6,04
o
3
9,09
5,55
14,91
5,76
13,39
3,73
o
7,34
4
13,04
1,16
6,93
5,52
2,4
9,09
5,53
5
3,33
3,51
22,22
12 f 04
4,76
o o
1
7,14
o
4,68
0,29
3,17
0,45
1,3
2
3,5
o
1,12
1,92
4,14
1,37
3,76
o o
14,61
•
3
4,5
4,55
1,01
1,88
0,6
3,8
o
1,7
4
11,9
2,74
2,63
4,58
3, 05
5,59
3,64
5
6,4
4,31
5,61
1,32
1,22
1,16
5
o o
1
9
3,13
5,97
5,71
0,77
3,67
2,47
2
B,16
1,43
5,93
0,43
2,39
o
1,06
o o
3
10,53
9,61
B,OS
4,89
2,84
6,84
o
1,11
6,4l.
4,08
4,32
o
o
1,34
o
15,02
8,06
S,31
6,79
2.09
o
4
8
5
12
6,6
1
6,9
5,04
4,37
3,86
0,23
4,37
o
o
2
2,22
3,02
1,77
2,01
1,54
1,54
0,85
1,11
3
22,64
3,OS
2,37
3,91
1,72
3,03
4
6,25
6,53
1,64
1,12
3,.
3,03
5
3,08
3,BS
7,25
0,55
1,28
1,18
o o o
o o
1
5,66
7,77
9,3
1,01
1,65
2,41
1,14
o
2
8,82
2,74
5,81
3,03
0,33
2,7
3,82
1,39
3
4,08
2,74
9,29
0,86
1,69
1,92
2,9
0,6
4
7,41
5,49
3,33
4,74
1,06
5,61
o
o
5
6,01
1,69
4,76
3,92
4,47
4,35
2,27
0,89
Analisis Sidik Ragam Intensitas Kerusakan Buah Tomat Akibat Serangan H. annigera Setelah Aplikasi
Tabel Lampiran 6.
MSA 1.
JK
KT
F hit
1.1.,374 1.8,44 43,948 636,309
5,687 1.8,44 21.,974 26,51.3
0,21. 0,7 0,83
3,4 4,26 3,4
Galat
2 1. 2 24
Total
29
710,07
A B
0.901. 2,834 24,336 1.70,248
0,45 2,834 1.2,1.68 7,094
0,06 0,4 1,72
3,4 4,26 3,4
Galat
2 1 2 24
Total
29
1.98,31.9
A B
71.3,286 66,692 34,1.86 389,36
356,643 66,692 1.7,093 1.6,223
21.,98* 4,1.1. 1.,05
3,4 4,26 3,4
Galat
2 1. 2 24
Total
29
1203,525
A B
8,61.1. 3,745 0,467 73,1.1.4
1.,41. 1.,23 0,08
3,4 4,26 3,4
Galat
2 1. 2 24
Total
29
85,937
A B
60,088 7,1.54 1.0,934 1.1.7,376
30,044 7,1.54 5,467 4,891
6,1.4* 1.,46 1.,1.2
3,4 4,26 3,4
Galat
2 1. 2 24
Total
29
1.95,552
A B
51.,637 25,465 1.6,48 1.83,858
25,818 25,465 8,24 7,66
3,37 0,32 1.,08
3,4 4,26 3,4
Galat
2 1 2 24
Total
29
277,441.
Sumber A B AB
2
AB
3
AB
4
AB
5
AB
6
AB
db
4,306 3,745 0,233 3,046
Ftab 0.05
Tabel Lanjutan MSA
7
Sumber
db
A B AB Galat
2 1 2 24
Total
29
JK
KT
60,019 2,291 14,17 63,399
30,01 2,291 7,085 2,642
139,88
F hit
Ftab 0.05
11,36* 0,87 2,68
3,4 4,26 3,4
Tabel Larnpiran 7. Intensitas Kerusakan Bunga Tornat Akibat Serangan H. armigera Setelah Aplikasi NPV Intensitaa Kerusakan pada Minggu KePerla-
Ulangan
kuan KJ·
KJ+
C1J-
1
C2J-
C2J+
4
3
5
•
7
•
1
o
7,09
0,85
7,14
o
1,79
6,09
9,71
o
0,78
6,19
,
4
3
o o
o o o
o
2
5,26
4
1,79
6,42
1,19
7,41
o
o
5
2,04
9,28
o
8,16
o
0,69
o o o
1
0,69
4,84
o
6,51
o
2
O,8S
13,02
0,96
3
1,82
4,2
o
•
o
6,29
o
o o o
4
3,01
2,73
3,37
0, ,
2,92
o
5
1,07
7~a9
5,62
2,03
2,86
o
1
2,21
o o
1,09
o
o
o
2,2
o
o
o o
3
o o o
0,93
0,78
o
2,49
o
o
4
2,51
0,83
5,'
o
2,86
o o
2,5
5
o o
o
o
o o
1
1,69
o
6,87
5,'
o
1.31
o o
o
2
2,42
3
1,69
0,95
0,81
4
4,48
o
0,79
o o
o o o
5
0,63
1,75
o
2,1
2,1
o o o o
1
1,2
0,72
0,78
o
o
2
o
0,67
0,8l
o
2,94
3
0,75
0,85
1,05
o
2
C1J+
2
4
4,84
0,72
5
o
2,45
o o
o o o
1,59
o
o
o o o o o
o
o
0,91
1,98
o
o
2
1.,33
0,75
o
2,96
o
3
o
o
0,41
o
4
1,06
o
o
5,97
o o
5
o
o
o o o o
2,66
2,58
4
Minggu pertama belum diamati
o o o o o
o o o o o
1
* :
o o o o o
o o o o
Tabel Lampiran 8. Produksi Buah Tomat Setelah Perlakuan NPV H. armigera (per 21 m2)
Berat Buah Tomat (gram)
Perlakuan
Ulangan
KJ-
1 2 3 4 5
3132 2730 3157 1397 1535
KJ+
1 2 3 4 5
2322 6867 3333 2238 1174
C1J-
1 2 3 4 5
1435 4239 7703 4196 4054
C1J+
1 2 3 4 5
4008 7539 4288 5866 2965
C2J-
1 2 3 4 5
5161 10377 5380 7163 3189
C2J+
1 2 3 4 5
5398 7133 7261 4286 2726