PENERAPAN KONSELING KETERAMPILAN HIDUP (LIFESKILLS COUNSELLING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER (Penelitian dilakukan pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo Tahun Ajaran 2014/2015)
JURNAL
Oleh: HIMAWAN CATUR YOGA NIM : K3109040
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014
PENERAPAN KONSELING KETERAMPILAN HIDUP (LIFESKILLS COUNSELLING) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KARIER (Penelitian dilakukan pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo Tahun Ajaran 2014/2015) Himawan Catur Yoga Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret ABSTRAK Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan profil keterampilan pengambilan keputusan karier dan menguji keefektifan penerapan konseling keterampilan hidup untuk meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan karier siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo Tahun Ajaran 2014/2015 Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain pre-test dan post test. Penelitian dilakukan dalam 5 tahap konseling keterampilan hidup yaitu Develop, Assess, State, Intervene, dan Emphasize. Subyek pada penelitian ini adalah 5 orang siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan instrumen angket dan wawancara konseling. Analisis data menggunakan teknik analisis statisitik deskriptif dan non parametrik dengan uji Wilcoxon. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keterampilan pengambilan keputusan karier meningkat sebesar atau 48,20 atau 28,506 %, skor keterampilan pengambilan keputusan karier meningkat dari skor rata-rata 170,2 sebelum diberikan perlakuan menjadi 218,4 setelah diberikan perlakuan konseling keterampilan hidup. Hasil uji hipotesis antara skor pre-test dan skor post-test menunjukkan nilai Z skor -2,023 dengan asymp sig (2-tailed) = 0,043 < = 0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya bahwa ada perbedaan keterampilan pengambilan keputusan karier pada siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo sebelum dan sesudah diberi perlakuan konseling keterampilan hidup Simpulan hasil penelitian ini adalah penerapan konseling keterampilan hidup meningkatkan keterampilan pengambilan keputusan karier siswa kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4 Sidoarjo Tahun Ajaran 2014-2015. Kata Kunci: karier, keterampilan hidup
keterampilan
pengambilan
keputusan,
konseling
THE IMPLEMENTATION OF LIFESKILLS COUNSELLING TO IMPROVE THE CAREER DECISION MAKING SKILLS (A Research on the XII-3rd Grade Science Students of SMAN 4 Sidoarjo in The 2014/2015 Academic Year). Himawan Catur Yoga Guidance and Counselling Study Program Faculty of Teacher Training and Education Sebelas Maret University ABSTRACT
The purpose of this research is to describe the profile of career decisionmaking skills and to examine the effectiveness of the implementation of life skills counselling to improve the career decision-making skills of XII-3rd grade science students of SMAN 4 Sidoarjo. This research is an experimental study with pre-test and post-test. The research is conducted in five stages of the lifeskills counselling, namely Develop, Assess, State, Intervene, and Emphasize. Subjects in this research are 5 students of XII-3rd Grade Science Students of SMAN 4 Sidoarjo. Technique of collecting the data using questionnaires instrument and interviews counselling. Analysis of the data using descriptive statistics technique and non parametric-Wilcoxon test. The results shows that the career decision-making skills increased by 48,20 points or 28,506 %, career decision-making skills scores increased from mean score of 170.2 before being given treatment to mean score of 218.4 after being given life skills counseling treatment. The results of efectivenees test between the scores of pretest and post-test scores showed by a Z score of -2.023 with asymp sig (2-tailed) = 0,043 < = 0,05, so that Ho is rejected and Ha accepted. This means that there are differences in the career decision-making skills of the students of class XII IPA 3 SMA 4 Sidoarjo before and after life skills counseling treatment were given. The Conclusion of this research is the implementation of lifeskills counselling improve career decision making skills XII-3rd Grade Science Students of SMAN 4 Sidoarjo in The 2014/2015 Academic Year. Keywords: career, decision making skills, lifeskills counseling
mengambil tindakan langsung daripada
A. PENDAHULUAN
yang
Masa remaja merupakan masa
memikirkan
rentan
panjangnya, dan tidak mau mengambil
dengan
pengambilan
keputusan. Pada masa remaja, klien
menyangkut
dengan
jangka
risiko (1995).
dihadapkan pada permasalahan hidup yang
konsekuensi
Kondisi tidak dapat mengambil
masa
keputusan secara tepat atau kegagalan
depannya. Permasalahan yang pada
remaja dalam mengambil keputusan
umumnya dialami remaja diantaranya
dapat membawa remaja pada kondisi
adalah
kesulitan-kesulitan
stress.
memilih
teman,
dalam
menentukan
studi
Salah
satu
faktor
yang
mempengaruhi stress tersebut ialah
lanjut, dan pemilihan arah karier
adanya
setelah lulus.
pengambilan keputusan terutama dari
Kegagalan menghadapi mengambil
remaja
dalam
masalah suatu
keputusan
berbagai
eksternal
tekanan
(lingkungan).
dalam
Lingkungan
dengan
seperti pengaruh orang tua atau teman
yang
sebaya mempunyai peranan dalam
terbaik bagi masa depannya berpotensi
pengambilan
membawa
keputusan
sehingga
pada
kondisi
remaja kurang mampu mengambil
emosional
terhadap
keputusan yang sesuai dengan bakat
orang lain. Ketergantungan ini terlihat
dan minatnya sendiri. Bahkan tidak
ketika remaja bergantung pada orang
jarang remaja terpaksa mengambil
tua
remaja
ketergantungan
teman
sebaya
dalam
keputusan-keputusan yang salah karena
mengambil
suatu
keputusan
yang
dipengaruhi oleh orientasi masyarakat
sebenarnya
penting
dirinya
terhadap remaja dan kegagalannya
sendiri. Scott, Reppucci, & Woolard
untuk memberi remaja pilihan-pilhan
mengemukakan
atau
pengambilan cenderung
untuk
bahwa
dalam
yang
keputusan
remaja
Sehingga dapat ditarik kesimpulan
mudah
menyerah
pada
tekanan teman sebaya, lebih berfokus
bahwa
memadai
remaja
mengalami
(Desmita,
pada
masalah
2008).
umumnya pengambilan
karier yaitu remaja cenderung ikut-
memandirikan peserta didik melalui
ikutan dalam pengambilan keputusan;
pengambilan
mengambil keputusan yang bersifat
mewujudkan kehidupan yang produktif
emosional/tanpa didasari alasan yang
dan sejahtera (Kemendiknas, 2013: 7).
cukup
Yusuf
realistik;
dan
kurang
keputusan
berpendapat
untuk
bahwa
remaja
mandiri/bergantung dalam mengambil
masih kurang memiliki pemahaman
keputusan.
atau
Masalah
karier
yang
wawasan
tentang
diri
dan
dialami oleh remaja SMA menurut
lingkungannya serta pengalaman dalam
Khofifah, yaitu masalah jurusan yang
menentukan arah kehidupannya (2009).
akan dipilih, persiapan karier, belum mengetahui bakat yang cocok untuk jabatan/pekerjaan (2013).
Santrock bahwa
perlunya
mengungkapkan remaja
memiliki
peluang untuk terlibat dalam praktek
Remaja perlu dibekali dengan
dan
diskusi-diskusi
keterampilan pengambilan keputusan
keputusan
agar dapat memiliki kemandirian dalam
Desmita,
memecahkan masalah dan memutuskan
membekali remaja meskipun remaja
suatu pilihan-pilihan yang dilematis
berada dalam kondisi eksternal yang
dan
kurang
rumit.
Remaja
memanfaatkan
yang
pengambilan
2008).
baik
realistik
(dalam
Keterampilan
(seperti
ke-tidak
keterampilan pengambilan keputusan
harmonisan
dalam kehidupan sehari-hari, salah
ekonomi yang terbatas).
satunya dalam mengambil keputusan
pengajaran keterampilan pengambilan
karier setelah lulus SMA. Remaja SMA
keputusan merupakan kegiatan yang
rentan untuk mengalami permasalahan
secara efektif menyampaikan langkah-
jika
menentukan
langkah dalam proses pengambilan
peminatan yang akan menghambat
keputusan untuk menjamin bahwa anak
proses
tidak
mampu
belajar.
terjadinya pelayanan
hal BK
keluarga
ini
dan
atau
sosial
Kegiatan
Untuk
mencegah
memahami
mempraktekkan
tersebut
diperlukan
keterampilan yang diperlukan untuk
yang
membantu
membuat keputusan (Mincemoyer and
kemampuan
Perkins, 2003).
dikembangkan” (2014: 16). Layanan
Pentingnya
konseling
keterampilan pengambilan keputusan agar remaja tidak diarahkan secara terus-menerus keputusan,
dalam
melainkan
pengambilan juga
remaja
memiliki kebebasan yang bertanggung jawab
untuk
hidupnya
menentukan
sendiri.
bimbingan
yang
karier
harus
melalui
bimbingan/konseling diperlukan
kelompok
klien
mengembangkan
teknik
untuk keterampilan
pengambilan keputusan karier yang dimilikinya.
jalan
Pengambilan keputusan dapat
Pengambilan
ditingkatkan melalui layanan konseling
keputusan adalah suatu keterampilan,
yang
yang dapat
dipelajari, dimodifikasi,
Bimbingan dan konseling bertujuan
konseling menyajikan
membantu individu untuk menjadi
dan
proses
suatu
situasi
konselor
yang
untuk
mengambil
diberikan
oleh
guru
BK.
ideal
bagi
insan yang mandiri yang memiliki
membantu
klien
kemampuan
keputusan
dalam
mengambil
(Nursalim,
keputusan secara tepat dan bijaksana
2005). Oleh karena itu, perlunya
yang berguna dalam kehidupannya
remaja dikembangkan dalam suatu
(Prayitno dan Amti, 2004: 114). Jones
keterampilan pengambilan keputusan
dan Myer menyatakan bahwa klien
yang efektif, sehingga tanpa bantuan
memerlukan konseling ketika klien
siapapun remaja dapat menentukan
membutuhkan bantuan dalam membuat
arah
pilihan-pilihan
hidupnya
sendiri
melalui
(dalam
Yusuf
dan
keputusan-keputusan yang realistik dan
Nurihsan 2008). Atas dasar tersebut
bertanggung jawab.
konseling
Supriatna menyatakan
dan
bahwa
Budiman “Kemampuan
individu untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan bawaan, tetapi
diperlukan
meningkatkan
untuk
keterampilan
pengambilan keputusan karier. Sesuai dengan tujuan untuk mengembangkan
keterampilan
pengambilan keputusan karier dipilih
karier adalah “konseling keterampilan
model konseling yang menggunakan
hidup (lifeskills counselling)”.
jenis intervensi berpusat pada klien dan perubahan pada kognitif perilakunya. Pemilihan
model
konseling
ini
didasarkan atas prinsip bahwa klien memiliki kebebasan dalam melakukan pilihan-pilihan yang terbaik atas masa depan
kariernya
dan
pengembangan
bahwa
keterampilan
pengambilan keputusan harus didasari dengan perubahan cara berpikir dan bertindak. Intervensi berpusat pada klien memungkinkan klien dapat secara aktif dan penuh dalam membentuk keterampilannya sebab klien diberikan kebebasan
dalam
menentukan
arah
sendiri.
memilih hidup
Perubahan
dan
kariernya
pada
kognitif
diperlukan agar klien benar secara sadar melakukan perubahan dengan alasan-alasan yang logis dan rasional, perubahan kognitif akan diikuti oleh perubahan tindakan. Sesuai dengan tuntutan pendekatan digunakan
penelitian konseling untuk
ini,
maka
yang
cocok
meningkatkan
keterampilan pengambilan keputusan
Konseling keterampilan hidup (lifeskills
counselling)
yang
dikembangkan oleh Richard NelsonJones mengemukakan bahwa semua masalah
klien
merupakan
pada
masalah
hakekatnya keterampilan
(2005). Konseling keterampilan hidup bertujuan
untuk
mengembangkan
konseli yang terampil (skilled person) dalam rangka membantu dirinya sendiri (self-helping). Konseling keterampilan (lifeskills
hidup
counselling)
menekankan keterampilan berpikir dan bertindak
yang
efektif
dengan
mengubah defisit-defisit keterampilan menjadi kekuatan-kekuatan atau tujuan dari pelaksanaan perlakuan konseling. Konseling (lifeskills
keterampilan counselling)
hidup berupaya
mengubah keterampilan berpikir yang tidak
efektif
tindakan berpikir
yang
mempengaruhi
seseorang.
Keterampilan
yang
menyebabkan
tidak klien
efektif mengambil
keputusan yang tidak tepat, yang pada
akhirnya mengambil tindakan yang
klien dapat menceritakan masalah
juga tidak tepat.
yang dialami dengan lebih terbuka; Mengidentifikasi
pokok yang akan dipecahkan dalam
B. METODE PENELITIAN
sesi konseling atau fokus pada satu
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji keefektifan penerapan penerapan
konseling
permasalahan
masalah;
dan
Mengklarifikasi
masalah yang dihadapi oleh klien.
keterampilan
hidup (lifeskills counselling) untuk
2. Assess.
Pada
tahap
ini
klien
keterampilan
didorong untuk dapat mengenali
pengambilan keputusan karier Oleh
perasaan-perasaan dan reaksi fisik,
karena itu, metode penelitian yang
mengenali pikiran-pikiran, menilai
sesuai dengan tujuan penelitian adalah
komunikasi dan tindakan. Konselor
metode eksperimen dengan desain
dapat
penelitian Pre Test-Post Test.
keterampilan yang dimiliki oleh
meningkatkan
Konseling keterampilan hidup (lifeskills
counselling)
dilakukan
melalui lima tahap konseling yaitu DASIE
Asess,
(Develop,
Intervene,
Emphasize).
State, Adapun
penjelasan kelima tahap tersebut dapat diuraikan
sebagai
berikut:
(Jones,
menemukan
defisit-defisit
klien, lalu merumuskannya dalam bahasa keterampilan sehingga
mudah
pada tabel
dipahami
oleh
klien. Hasil ases ini adalah klien dapat
memahami
defisit
keterampilan yang dimilikinya. 3. State.
Pada
tahap
ini
klien
2010)
merumuskan tujuan yaitu harapan
1. Develop. Pada tahap ini konselor
yang ingin dicapai atau yang ingin
mengembangkan konseling
yang
Bekerjasama dengan
hubungan suportif.; klien
agar
dihindari
setelah
konseling.;
Konselor
mengikuti dan
klien
bersama-sama memilih perlakuan yang sesuai dengan tujuan yang dirumuskan.
4. Intervene. Pada tahap ini konselor memberikan
keterampilan-
keputusan karier sebelum dan sesudah diberikan
perlakuan hidup
konseling
keterampilan yang dibutuhkan klien
keterampilan
melalui tiga kegiatan yaitu: latihan
diperoleh
berulang (rehearsal), menunjukkan
digunakan teknik statistik deskriptif.
keterampilan
Penggunaan
pada
yang
telah
penelitian
yang
dimiliki
(demonstrasi),
dan
latihan
dimaksudkan untuk mendeskripsikan
keterampilan
berbicara
atau
data apa adanya dan tidak untuk
mengemukakan keterampilan yang
membuat kesimpulan yang berlaku
dimiliki. Pada tahap ini, konselor
untuk populasi dimana sampel diambil.
juga memperbaiki dan mengubah
Pengujian
pikiran-pikiran klien yang tidak
keterampilan pengambilan keputusan
realistik
karier sebelum dan sesudah diberikan
atau
negatif
menjadi
statistik
ini
terhadap
deskriptif
perbedaan
pikiran-pikiran yang realistik atau
perlakuan
positif.
Latihan-latihan
yang
hidup digunakan uji Wilcoxon dengan
diberikan
juga
diberikan
menggunakan perangkat lunak PASW
dapat
konseling
keterampilan
Statistics 18.
melalui tugas rumah. 5. Emphasize. Pada tahap ini klien didorong untuk merumuskan sendiri tentang hasil yang diperoleh yaitu
C. HASIL DAN PEMBAHASAN Pelaksanaan
manfaat-manfaat yang didapatkan
konseling
setelah mengikuti sesi konseling
dilaksanakan dalam bentuk konseling
keterampilan hidup dan perubahan-
kelompok selama lima kali pertemuan
perubahan perasaan, reaksi fisik,
dengan menggunakan teknik konseling
pikiran,
keterampilan
dan
menilai
kembali
komunikasi dan tindakannya;
penelitian keterampilan pengambilan
(lifeskills
counselling) tahap Develop, Assess, State,
Untuk menganalisis data hasil
hidup
Layanan
Intervene
dan
konseling
beranggotakan
lima
Emphasize.
kelompok siswa
ini yang
memiliki masalah dalam pengambilan
karier sebelum dan sesudah diberikan
keputusan karier.
perlakuan presentase perubahan rata-
pre-test
Hasil
menunjukkan
rata subyek penelitian setelah diberikan
bahwa 2 orang subyek memiliki skor
perlakuan sebesar 48,20 atau 28,506 %,
pengambilan kepurusan karier pada
Skor
kategori baik, sementara 3 orang
keputusan karier meningkat dari skor
subyek memiliki skor pengambilan
rata-rata 170,2 menjadi 218,4.
keputusan karier pada kategori cukup. Rata-rata
subyek
keterampilan
Analisis
pengambilan
perbedaan
terhadap
memiliki
hasil penelitian sebelum dan sesudah
keterampilan pengambilan keputusan
diberikan perlakuan dilakukan dengan
karier pada kategori cukup. Setelah
menggunakan Uji Wilcoxon. Hasil
diberi
konseling
analisis Uji Wilcoxon menunjukkan
(lifeskills
bahwa nilai asymp sig = 0,043 < =
counseling), 3 orang subyek memiliki
0,05, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
skor pengambilan keputusan karier
yang berarti bahwa ada perbedaan
pada kategori “sangat baik”, sementara
keterampilan pengambilan keputusan
2
skor
karier pada siswa kelas XII IPA 3 SMA
pengambilan keputusan karier pada
Negeri 4 Sidoarjo sebelum dan sesudah
kategori
diberi
perlakuan
keterampilan
orang
hidup
subyek
“baik”.
memiliki
Rata-rata
subyek
perlakuan
memiliki keterampilan pengambilan
keterampilan
keputusan karier pada kategori “baik”.
counselling).
hidup
konseling (lifeskills
Hasil perhitungan skor angket pre-test dan post-test keterampilan pengambilan
keputusan
menunjukkan
adanya
karier perubahan
D. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan
hasil
penelitian
presentase yang meningkat. Perubahan
yang telah dilakukan, dapat dapat
presentase ini menunjukkan bahwa
disimpulkan
adanya
konseling keterampilan hidup (lifeskills
perubahan
pada
tingkat
keterampilan pengambilan keputusan
counselling)
bahwa
efektif
penerapan
untuk
meningkatkan
keterampilan
konselingnya
dan
memiliki
pengambilan keputusan karier siswa
pengalaman dalam menghadapi
kelas XII IPA 3 SMA Negeri 4
situasi
Sidoarjo
berbeda-beda.
tahun
ajaran
2014/2015.
Hipotesis yang berbunyi: “Konseling Keterampilan
(Lifeskills
Hidup
Counselling)
efektif
meningkatkan
untuk keterampilan
b. Konselor
permasalahan
yang
keterampilan
hidup
sebaiknya memiliki pengetahuan dan
keterampilan
yang
baik
terutama berkaitan dengan defisit
pengambilan keputusan karier”, secara
keterampilan
empirik dapat diterima kebenarannya”.
dilatihkan kepada klien. Pada
Berdasarkan hasil dan proses penelitian hidup,
konseling
maka
peneliti
keterampilan memberikan
beberapa saran baik bagi pelaksanaan konseling keterampilan hidup maupun penelitian berkenaan tentang konseling keterampilan hidup selanjutnya, yaitu:
a. Konseling keterampilan hidup (lifeskills counselling) sebaiknya dilakukan oleh konselor yang dalam
memberikan
konseling keterampilan hidup, sehingga
akan
konseling
keterampilan
hidup
(lifeskills
counselling)
untuk
meningkatkan pengambilan konselor
keterampilan keputusan
hendaknya
informasi
karier
memiliki
pengalaman
karier
memiliki
yang
luas, dalam
berkarier, dan dapat mengambil keputusan karier yang baik.
1. Bagi Konselor:
terlatih
yang
latihan-latihan
keterampilan konseling secara intensif diperlukan agar konselor dapat meningkatkan keterampilan
c. Penggunaan instrumen konseling keterampilan
hidup
(lifeskills
counselling) dan alat perekam diperlukan
dalam
proses
Konseling keterampilan hidup (lifeskills counselling) terutama pada tahap Develop dan Assess. d. Konselor perlu memberikan tugas rumah yang sudah dirancang
dalam
konseling
keterampilan
hidup pada tahap Intervene. e. Penerapan
counselling)
hidup
individual sebab
(lifeskills
hidup
lebih
konselor
secara
disarankan, dapat
mengambil
keputusan
karier.
konseling
keterampilan
dalam
lebih
3. Bagi Peneliti Lain: a. Bagi peneliti lain diharapkan dapat
memperbaiki
konseling
proses
keterampilan
hidup
(lifeskills counselling) .
berfokus untuk mengidentifikasi
b. Bagi peneliti lain diharapkan
masalah secara lebih mendalam
dapat mengembangkan instrumen
serta mengases perasaan, pikiran
konseling
dan tindakan dengan lebih tepat.
(lifeskills counselling).
keterampilan
hidup
c. Bagi peneliti lain disarankan 2. Bagi Siswa:
dapat
a. Siswa diharapkan untuk dapat lebih intensif dalam mencari informasi karier yang lebih luas misalnya
melalui
pencarian
informasi di internet, bertanya pada
senior,
pertimbangan
meminta
orang
tua
dan
bertanya pada profesional di bidang pekerjaan tersebut. b. Siswa disarankan mengikuti sesi konseling
keterampilan
hidup
(lifeskills
counselling)
secara
individual untuk lebih mendalami masalah-masalah mengiringi
lain
kesulitan
yang dalam
melakukan
penelitian
konseling
keterampilan
hidup
(lifeskills
counselling)
dalam
meningkatkan kepercayaan diri, keterbukaan
diri,
kemantapan
pengambilan keputusan karier, keterampilan keterampilan
komunikasi, belajar,
keterampilan bekerja.
dan
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Pusat Pengembangan Tenaga Kependidikan, Kementerian Pendidikan Nasional. (2013). Peminatan Peserta Didik. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Desmita.(2008). Psikologi Perkembangan.Bandung: Remaja Rosdakarya. Khofifah, Aulia, dkk. (2013). Permasalahan yang Disampaikan Oleh Siswa Kepada Guru BK/Konselor. Jurnal Ilmiah Konseling. Volume 2 Nomor 2 Juni 2013. : 26 – 33 Jones, Richard Nelson. (2010). Konseling Keterampilan Hidup. Dalam Stephen Palmer (Ed.), Konseling dan Psikoterapi. (hlm. 221-245). Terj. Haris H. Setiadjid.Yogyakarta: PustakaPelajar. (buku asli diterbitkan 2010) Jones, Richard Nelson. (2005). Practical Counselling and Helping Skills. London: Sage Publications. Mincemoyer, Claudia C. and Perkins, Daniel F. (2003). Assessing Decision making Skills of Youth.The Forum for Family and Consumers Issues.January 2003, Vol. 8, No. 1 ISSN 1540 5273. Nursalim, Mochammad, dkk. (2005). Strategi Konseling. Surabaya: Unesa University Press. Prayitno dan Amti, Erman.(2004). Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta. Scott, E., Reppucci, N., &Woolard, J. (1995).Evaluating Adolescent Decision Making in Legal Contexts. Law and Human Behavior 19, 221-244. Supriatna, Mamat dan Nandang, Budiman. (2014). Bimbingan Karier di SMK. Diperoleh dari http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI_PEND_DAN_BIMBING AN/197102191998021NANDANG_BUDIMAN/BIMBINGAN_KARIER_DI_SMK.pdf Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, Juntika. (2008). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja Rosdakarya. Yusuf, Syamsu. (2009). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya.