Oleh: Gatot M. Soedradjat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi FOTO: SOBIRIN/ 2005
PENGERTIAN Manajemen Bencana Basis Berbasis Masyarakat Ancaman Bahaya Rentan Rawan Fenomena
: : : : : : :
pengelolaan, pengurusan, pengaturan, ketatalaksanaan kecelakaan, malapetaka, musibah, tulah dasar, pangkalan untuk melakukan operasi bersama-sama masyarakat setempat yang berpotensi terkena bencana sesuatu yang dapat mencelakakan (menyusahkan) sesuatu yg mendatangkan kecelakaan (bencana, kesengsaraan, kerugian) : mudah terkena pengaruh luar : tidak stabil, kritis : hal2 yg dapat disaksikan dengan pancaindra, dan dapat diterangkan dan dinilai secara ilmiah, bisa berarti juga gejala
Jadi pengertian bebas dari:
MANAJEMEN BENCANA BERBASIS MASYARAKAT adalah: ketatalaksanaan penanggulangan bencana bersama masyarakat setempat yang berpotensi terkena malapetaka. Kamus Umum Bahasa Indonesia susunan WJS Poerwadarminta, terbitan PN Balai Pustaka tahun1985/ dll
KEPMEN ESDM NO. 150, TH. 2001 PVMBG MEMPUNYAI TUGAS : MELAKSANAKAN PERUMUSAN KEBIJAKAN, STANDARISASI BIMBINGAN TEKNIS, DAN EVALUASI BIDANG VULKANOLOGI DAN MITIGASI BENCANA GEOLOGI KEGIATAN PVMBG DALAM PENANGGULANGAN BENCANA GEOLOGI : 1. SEBELUM BENCANA : * PEMETAAN DAERAH RAWAN GERAKAN TANAH * PEMANTAUAN GERAKAN TANAH * PEMETAAN KEGEMPAAN * PENYELIDIKAN TSUNAMI * PEMANTAUAN GUNUNG API * KEWASPADAAN MENGHADAPI BENCANA 2. SELAMA DAN SESUDAH TERJADI BENCANA : * PEMERIKSAAN TANAH LONGSOR * PEMERIKSAAN GEMPA BUMI * PENYELIDIKAN PASCA TSUNAMI * PENENTUAN STATUS / TINGKAT KEGIATAN GUNUNG API 3. UPAYA MITIGASI BENCANA GEOLOGI ADANNYA PROTAP : GUNUNG API, TANAH LONGSOR, GEMPA BUMI ISOE-MEI 2004
FAKTOR-FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA TANAH LONGSOR KONDISI
CURAH HUJAN
GEOLOGI
GERAKAN TANAH/TANAH LONGSOR
MORFOLOGI
PENGGUNDULAN HUTAN
Earthquake Volcanic eruption GEO-PROCESS Landslides
socioeconomical loss
HUMAN BEING
Floods
GEO-HAZARD
SOLUSI
BENCANA LONGSOR
MASALAH
SEBAB
KERUGIAN EKONOMI
KORBAN JIWA
AKIBAT
KONDISI ALAM
BERUBAHNNYA KESEIMBANGAN EKOSISTEM (VEGETASI, GEOSTRUKTUR) AKTIVITAS MANUSIA
SUMBER SEBAB/AKAR PERMASALAHAN
KURANG TERINTEGRASINYA INFORMASI DALAM RT/RW
KESADARAN RENDAH
LAW
KURANG INFORMASI LENGKAP & AKURAT
Lengkapi informasi (integrated database)
KURANG TERJANGKAUNYA ENFORCEMENT INFORMASI OLEH LEMAH MASYARAKAT & APARAT DAERAH
Peningkatan efektivitas sosialisasi
Penetapan hukum/peraturan
PREVENSI PROGRAM
• •
PENELITIAN
PEMETAAN
PENGINTEGRASIAN DATABASED SOSIALISASI & PELATIHAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENETAPAN PERATURAN/HUKUM
KONDISI ALAM/PROSES GEOLOGI AKTIVITAS MANUSIA
PREPAREDNESS SIMTOMP (Gejala Awal) premature gawat
RELIEF/REHABILITASI/ REKONSTRUKSI EVENT PASCA BENCANA BENCANA
MITIGASI
PREPAREDNESS
RELIEF/REHABILITASI/ REKONSTRUKSI
PELAKSANA
•
KONDISI ALAM/ PROSES GEOLOGI AKTIVITAS MANUSIA
SIMTOMP (Gejala Awal) premature gawat
EVENT BENCANA
PASCA BENCANA
PVMBG – BG - DESDM BAKOSURTANAL
? ?
PERGURUAN TINGGI
?
ORGANISASI PROFESI
?
BPPT LAPAN
? ?
BAKORNAS
?
KIMPRASWIL
?
PEMDA + MASYARAKAT
?
1 1
PAPUA
2 NUS A TENG GARA B ARAT
1
S ULAW ES I S ELATAN
5
S UMATERA UTARA
1
S UMATERA B ARAT
6
JAW A TIMUR
JAW A TENGAH
B ANTEN
JAW A B ARAT
DKI JAKARTA
TABEL KEJADIAN TANAH LONGSOR DI TIAP PROPINSI, TAHUN 2001 S/D 2003 95 100
90
80
70
60
41 50
40
30
20
1 10
0
JUMLAH KEJADIAN
TABEL KORBAN MANUSIA AKIBAT TANAH LONGSOR, TAHUN 2001 S/D 2003 396 400
350
300
250
200
131 150
100
50
0
MANUSIA MENINGGAL DUNIA MANUSIA LUKA-LUKA
393 Ha
S ALURAN IRIGAS I PUTUS
JALAN PUTUS
LAHAN PERTANIAN RUS AK
38
B ANG UNAN LAIN H ANC UR
B ANG UNAN LAIN RUS AK
RUMAH TERANC AM
RUMAH H ANC UR
TABEL KERUSAKAN AKIBAT TANAH LONGSOR, TAHUN 2001 S/D 2003 3000
2550 2500
2096 M 2000
1329 1500
1000
300 M 500
48 0
LANDSLIDE MITIGATION AND MONITORING Gatot Moch. Soedradjat – PVMBG-Badan Geologi DESDM
LEAFLET BENCANA ALAM TANAH LONGSOR SEBAGAI GUIDANCE UNTUK MASYARAKAT
PERISTIWA LEUWIGAJAH: LEBIH BANYAK YG SEKEDAR MENONTON FOTO: SOBIRIN/ 2005
KONSEP DASAR PENANGGULANGAN BENCANA DALAM UPAYA MITIGASI • Rumus alam:
Manusia akan selamat bila rumus alam diikuti, rumus Yang Maha Kuasa
• No fail, no accident • • • •
Contoh: Manusia membangun rumah utk perlindungan dan keamanan hidupnya. Seharusnya rumah tsb dibangun di tempat aman, dg konstruksi kuat. Tdk boleh ada kesalahan, tdk boleh ada korban (no fail, no accident). Tetapi kemudian terjadilah banjir dan longsor serta musibah yg membawa korban. Mengapa? Mungkin tempatnya yg salah, lingkungannya dirusak atau konstruksi bangunannya yg tdk kuat.
• May fail, no accident • • • •
Secara alami, dinamika bumi menyebabkan terjadinya gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, badai dan lain-lainnya. Berdasar sejarah kejadiannya, seharusnya manusia mengetahui tempat2 yg rawan gempa bumi, rawan letusan gunung berapi, rawan badai tsb. Tahu lokasi mana boleh dibangun, lokasi mana tdk boleh dibangun. Andaikan manusia memaksa berbudidaya di lokasi yg rawan tsb, dan suatu saat gempa bumi atau letusan gunung berapi terjadi, seharusnya tidak ada yg menjadi korban (may fail, no accident). DR. SURONO/ DVMBG (2005)
PERMUKIMAN DI JAYAGIRI, LEMBANG, MENGUNDANG MAUT FOTO: SOBIRIN/ 2005
Memperlihatkan longsoran Bahan Rombakan di Kab. Lebak, Banten. Longsor ini mengakibatkan jalan raya terputus
Memperlihatkan morfologi daerah perbukitan di Prop. Papua. Daerah ini rawan dan berpotensi terjadi longsor
a
Memperlihatkan Longsoran Bahan Rombakan di Gununghalu, Kab. Bandung mengakibatkan 5 rumah rusak
PARADIGMA LAMA DAN PARADIGMA BARU DLM PENANGGULANGAN BENCANA
ANDERSON AND WOODROW (1989)/ EKO TEGUH PARIPURNO (2004)
PARADIGMA LAMA, KONVENSIONAL, MASYARAKAT KORBAN DIANGGAP OBYEK FOTO: CS LEX/ 2002
PARADIGMA LAMA KONVENSIONAL • Korban:
dianggap obyek yg tdk berdaya dan membutuhkan barang yg harus segera berikan
• Taksiran kebutuhan:
dilakukan secara tergesa-gesa tanpa perhitungan rinci
• Kecepatan dan ketepatan:
kebutuhan begitu mendesak sehingga kecepatan dan efiensi adalah perioritas, tdk ada waktu untuk konsultasi dg melibatkan masyarakat setempat, sasaran kebanyakan tdk tepat
• Fokus yang dibantukan: benda fisik dan material
• Tujuan dan target akhir: keadaan segera kembali normal
PARADIGMA BARU, PEMBERDAYAAN, MASYARAKAT KORBAN ADALAH SUBYEK FOTO: PEPEY/ MEULABOH ACEH/ 2005
PARADIGMA BARU PEMBERDAYAAN • Korban:
manusia sebagai subyek yg aktif dg berbagai kemampuan dan kapasitas
• Taksiran kebutuhan:
dilakukan secara seksama dg memperhatikan kapasitas yg ada
• Kecepatan dan ketepatan:
tanggap darurat harus cepat, tetapi agar tepat sasaran maka sejak awal harus mempertimbangkan dampak jangka panjang bantuan dari luar, dan perlu menghormati gagasan dan kapasitas yg ada pd masyarakat setempat
• Fokus yang dibantukan:
walau kita membantu benda fisik dan material yg dibutuhkan, tetapi kita harus menyesuaikan dg kapasitas, sosial/ kelembagaan, sikap/ motivasi, dan budaya setempat
• Tujuan dan target akhir:
menghapus atau mengurangi kerentanan/ kerawanan/ ancaman/ bahaya, dan meningkatkan kapasitas/ kemampuan masyarakat dalam jangka panjang atau seterusnya.
MEKANISME INTERNAL DAN EKSTERNAL • Mekanisme internal
adalah pola penanggulangan bencana yg dilakukan oleh unsur2 masyarakat setempat di lokasi bencana; baik perorangan, keluarga, organisasi sosial masyarakat lokal. Mekanisme ini dikenal sbg mekanisme penanggulangan bencana secara alamiah
• Mekanisme eksternal
adalah penangulangan bencana di luar unsur-unsur mekanisme internal tersebut, antara lain mengharap dan menunggu bantuan dari luar • Manajemen bencana di Indonesia nampaknya adalah wujud sifat “baik hati” dan “terlalu ikut campur” alias manajemen bencana yg dilaksanakan dg pendekatan konvensional dan dilakukan dg mekanisme pola eksternal. Hasilnya sdh dpt diduga, bantuan yg tdk tepat atau salah sasaran, ancaman atau bahaya tetap besar, bencana akan selalu berulang
MEKANISME INTERNAL: KESIAPSIAGAAN OLEH WARGA LOKAL FOTO: SOBIRIN/ LEMBANG/ 2005
MEKANISME EKSTERNAL: KESIAPSIAGAAN DARI BANTUAN LUAR FOTO: www.yahoo.com/ 2005
HAKEKAT PENANGGULANGAN BENCANA • Manajemen dan Mitigasi bencana merupakan bagian penting dan strategis bagi kemanusiaan dan lingkungan hidup • Kemampuan penanganan bencana ditekankan pada peningkatan kemampuan masyarakat, khususnya masyarakat pada kawasan rawan bencana • Agar secara dini mampu mengenali, menghilangkan atau mengurangi ancaman/ bahaya dan tidak timbul korban bila terjadi bencana
LANGKAH2 •
• • • • • • •
Pengenalan jenis bencana di wilayah masing2 (bencana sosial, bencana ekonomi, bencana lingkungan, bencana alam) Memetakan daerah rawan bencana atau survey kampung sendiri (SKS) Melokalisir daerah bahaya dan prakiraan resiko bencana Menggali kearifan lokal dan sosial budaya masyarakat di daerah bahaya Penyusunan prosedur dan tata cara penanganan bencana Sosialisasi kesiagaan dan peningkatan kemampuan Mitigasi fisik atau menjinakkan ancaman/ bahaya Pengembangan teknologi tepat guna penanggulangan bencana
DAERAH RAWAN BENCANA KAB. BANDUNG
Rawan Kebakaran: • Rancaekek • Batujajar • Baleendah • Pangalengan • Margahayu • Ciwidey • Cikalongwetan • Solokanjeruk
Rawan Angin Ribut: • Soreang • Katapang
Rawan Banjir: • Baleendah • Dayeuhkolot • Bojongsoang • Solokanjeruk • Pameungpeuk • Rancaekek • Cicalengka • Ciparay • Katapang • Banjaran
Rawan Longsor: • Rongga • Gununghalu • Cililin • Soreang • Ciwidey • Lembang • Cisarua • Pangalengan • Pasirjambu • Batujajar • Cipeundeuy • Cipatat • Arjasari • Cipongkor • Sindangkerta • Cimaung • Kertasari
SUMBER: PIKIRAN RAKYAT/ 22 NOV 2005
TAHAPAN-TAHAPAN 1. pencegahan/ prevention 2. penjinakan/ mitigation
3. kesiapsiagaan/ preparedness 4. 5. 6. 7. 8. 9.
peringatan dini/ early warning • tanggap darurat/ emergency response • bantuan darurat/ relief pemulihan/ recovery rehabilitasi/ rehabilitation rekontruksi/ reconstruction • • •
YG TERJADI SAAT INI PADA TIAP TAHAPAN: memposisikan masyarakat sbg obyek kurang upaya penguatan masyarakat, tdk melibatkan masyarakat lokal, tdk memperhatikan potensi masyarakat “korban” kurang upaya mengurangi kerentanan perlengkapan “baku” dlm kegiatan operasional mungkin “aneh” dan tdk tepat bagi masyarakat setempat peralatan untuk antisipasi bencana yg disiapkan dan dipasang dilapangan, akhirnya tidak beroperasi dan mubazir
DARI PD MENYIAPKAN PERALATANPERALATAN MAHAL YG BLM TENTU BEROPERASI, LEBIH BAIK MEMPERSIAPKAN KAPASITAS MASYARAKAT YG TERANCAM BAHAYA FOTO: CS LEX/ 2002
APA TANTANGAN? Tantangannya bgmn melakukan sosialisasi pengalihan keterampilan kpd masyarakat yg bersangkutan? Kegiatan-kegiatan tersebut bukan sekedar dilakukan oleh para ahli dan aparat pemerintah saja, tetapi harus dilakukan secara partisipatoris, bersama, oleh dan utk masyarakat yg terancam bahaya Metoda partisipatif merupakan salah satu pendekatan yg dapat dilakukan utk mendukung mekanisme internal Asas yg melandasi mekanisme ini adalah “pemberdayaan”, yaitu membangun kapasitas masyarakat yg terancam bahaya Konsepnya adalah membantu masyarakat mampu menolong diri sendiri FOTO: PEPEY/ MEULABOH ACEH/ 2005
BENCANA MENGHANCURKAN KAPASITAS MASYARAKAT
Bencana dpt mengurangi kapasitas komunitas dalam menguasai maupun mengakses aset penghidupan (livelihood assets) Bahkan pd beberapa peristiwa bencana, seluruh kapasitas dan aset tersebut bisa hilang sama sekali Kapasitas yg menjadi hilang itu pula yg memungkinkan bencana cenderung akan hadir berulang di suatu kawasan dan komunitas Eko Teguh Paripurno (2004)/ Foto: SOBIRIN (2003)
5 ASET KAPASITAS UTK KEHIDUPAN BERKELANJUTAN • Aset setiap warga:
modal yg dimiliki masing2 warga
• Aset komunitas:
kekayaan sosial yg dimiliki komunitas (termasuk kearifan budaya)
• Aset alam:
persediaan sumber daya alam
• Aset fisik:
infrastruktur dasar dan mampu memproduksi barang-barang yg dibutuhkan
• Aset Finansial:
sumber-sumber keuangan yg digunakan oleh masyarakat utk mencapai tujuan kehidupannya Eko Teguh Paripurno (2004)
SOSIALISASI DI PERKOTAAN TEROBOSAN LEWAT PENDIDIKAN LINGKUNGAN LUAR SEKOLAH
ECO-SCHOOL SEKOLAH HIJAU
HAI NAK, JANGAN MERUSAK DUNIA AIR DONG !! Sumber: Our Daily Water/ Aquas-Brazil/ KIMPRASWIL/ tata-2001/ Foto2: BPLHD/ Power Point: S. SOBIRIN 2002
WARGA PEDULI LINGKUNGAN BOJONG BUAH CITARUM
SOSIALISASI DI HILIR
MENGGALI KEPEDULIAN CINTA SUNGAI
LOKASI: BOJONG TANJUNG/ WARGA PEDULI LINGKUNGAN/ PHOTO: SOBIRIN-2002
MENGGALI KEPEDULIAN LINGKUNGAN MELALUI MAJALAH DINDING DESA OLEH WPL
MENGGALI KEPEDULIAN LINGKUNGAN MELALUI POSTER LAPANGAN OLEH WPL
MENGGALI KEPEDULIAN LINGKUNGAN MELALUI KEGIATAN LUAR SEKOLAH OLEH WPL
MENGGALI KEPEDULIAN LINGKUNGAN MELALUI PAMERAN DI HARI BESAR OLEH WPL
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
TINJAUAN UMUM KEBENCANAAN ANCAMAN ATAU BAHAYA MITIGASI BENCANA KESIAPAN BENCANA TANGGAP DARURAT PASCA DARURAT MODUL TIAP JENIS BENCANA PELATIHAN DAN GLADI
Pelatihan Manajemen Bencana Berbasais Masyarakat Desa: Haurkoneng Kec: Cidahu Kab: Garut Prop: Jawa Barat
Prasyarat: • Adanya tokoh penggerak (aktivis atau tokoh RT/ RW setempat), • Konsep yg jelas dan obyek aktivitas yg jelas, • Kohesivitas masyarakat setempat, • Bahasa rakyat yg tepat berbasis kearifan budaya setempat, • Jaringan informasi yg mudah diakses setiap saat. TINJAUAN UMUM MANAJEMEN BENCANA/-UNDP-1992/ SOBIRIN-DPKLTS-2005/ DAN SUMBER LAIN
MENGAPA KWS LD BERBASIS KEARIFAN BUDAYA LOKAL •
•
BAHWA TELAH TERBUKTI BASIS KEARIFAN BUDAYA LOKAL MAMPU MENJAGA KELESTARIAN DAN KEUTUHAN EKOSISTEM KEWILAYAHAN CONTOH: KOMUNITAS BADUY, KAMPUNG NAGA, KAMPUNG DUKUH, KAMPUNG KUTA FOTO: KAMPUNG NAGA: SULIS SPATI/ 2000
BENCANA ACEH MENJADI SANGAT KOMPLEK
MANAJEMEN BENCANA KURANG EFEKTIF (KOMPAS, 30-12-2004) WASPADAI PERDAGANGAN ANAK KORBAN BENCANA (SUARA MERDEKA, 02-01-2005) MENKO KESRA: JENAZAH KORBAN BENCANA TDK DIBAKAR (JAGA2, 03-01-2005) ACEH BUTUH BANTUAN BUKAN UTANG BARU (JAGA2,03-01-2005) BMG BANTAH AKAN ADA TSUNAMI DI JABAR (DETIKCOM, Senin, 03-01-2005) PUTEH MINTA DIIJINKAN KE ACEH SBG RELAWAN (DETIKCOM, 03-01-2005) PRESIDEN MINTA LSM PERHATIKAN TRANSPARANSI PENGELOLAAN SUMBANGAN (JAGA2, 03-01-2005) GAM HADANG TIM KEMANUSIAAN (BISNIS DOT COM, 04-01-2005) KAPOLRI: 800 PERSON KE NAD ANTISIPASI PENJARAHAN (WASPADA, 04-01-2005) PENYALURAN BANTUAN KEMANUSIAAN TDK DI-KAIT2-KAN DNG KEPENTINGAN PENYEBARAN AGAMA (RADIO MEDIA WATCH, 04-01-2005) KTT TSUNAMI DAN PEMBENAHAN KE DALAM (UNI SOSIAL DEMOKRAT, 05-01-2005) KOORDINASI PENANGGULANGAN MASIH TDK EFFEKTIF (KOMPAS, 10-01-2005) HARUS DISUSUN STANDAR PENANGGULANGAN BENCANA (PIKIRAN RAKYAT, 10-01-2005) MENGUNGSI GARA-GARA WANGSIT (PIKIRAN RAKYAT, 10-01-2005) WARGA EKSODUS KE BANDA ACEH (KOMPAS, 11-01-2005) DUA PEKAN LEBIH MUSIBAH DI NAD DAN SUMUT, DEPDAGRI BELUM SELESAI MENDATA (KOMPAS, 12-01-2005) MILITER ASING DI ACEH CUKUP TIGA BULAN (KOMPAS, 12-01-2005) RESTRUKTURISASI UTANG RI DISETUJUI PARIS CLUB (KOMPAS, 12-01-2005) JADIKAN BENCANA ACEH MOMEN UBAH KARAKTER BANGSA (KOMPAS, 12-01-2005) BANTUAN TSUNAMI ITU TIDAK GRATIS (KOMPAS, 12-01-2005) RAPAT TERBATAS KABINET TENTUKAN MULAI 26 MARET 2005 RI TANGANI SENDIRI ACEH (PIKIRAN RAKYAT, 12-01-2005) PAHAMI DULU BUDAYA ACEH… (KOMPAS, 12-01-2005) PERLU KOORDINASI DAN “LEADERSHIP” (PIKIRAN RAKYAT, 13-01-2005)
BENCANA ACEH MENJADI SANGAT KOMPLEK
AKTIVIS LSM FARID FAQIH DITAHAN POLRES BANDA ACEH (KOMPAS, 27-01-2005) SITUASI TERAKHIR DI BANDA ACEH, PENJARAHAN MERAJALELA (KOMPAS, 30-012005)
Sekian dan terimakasih