Objektivitas Pemberitaan Partai Demokrat (Analisis Isi Pemberitaan Partai Demokrat pada Surat Kabar Sindo dan Media Online Okezone.com periode Januari 2014)
Neni Nuraeni (210000051)
Abstrak: Tahun 2014 merupakan tahun politik dimana kontestasi politik dalam bentuk pemilihan umum dilakukan. Komunikasi politik pun dilakukan oleh berbagai partai politik baik dalam bentuk iklan maupun pemberitaan. Pesan-pesan politik disampaikan melalui media massa. Media memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan perubahan sosial manusia juga didukung dan dipengaruhi dari peran media massa. Melihat fungsi media yang semakin vital, saat ini banyak pemilik media massa menjadi para politisi. Terdapat dua belas grup media besar yang menguasai industri media di Indonesia. Beberapa pemilik media tersebut dikuasai oleh politisi media. Hal ini menarik perhatian bagaimana pemilik media dapat memberikan pengaruh dan ruang dalam hal konten media. Hal ini menjadi menarik untuk diteliti, sejauh mana media yang dimiliki oleh partai politik tertentu bersikap objektif dalam memberitakan partai politik lain. Oleh karena itu, peneliti menetapkan okezone.com dan Sindo sebagai objek penelitian disebabkan media ini dimiliki oleh salah satu politisi partai tertentu yang memiliki grup media besar yang terintegrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat objektivitas pemberitaan partai Demokrat pada media online okezone.com dan surat kabar Sindo pada periode Januari 2014. Penelitian ini dilakukan dengan metode analisis isi kuantitatif, teknik pengumpulan data dilakukan dengan proses wawancara dan dokumentasi. Peneliti melakukan kategorisasi penelitian untuk melihat sejauh mana objektivitas dua media tersebut. Kategorisasi tersebut diantaranya adalah faktualitas, akurasi, relevansi, keseimbangan dan netralitas pemberitaan. Jumlah populasi dalam penelitian yakni berjumlah 179 berita dengan jumlah sampel 58 item berita okezone.com dan 9 berita surat kabar Sindo. Kesimpulan utama yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah adanya perbedaan hasil objektivitas pemberitaan media terutama pada media online yakni rendahnya tingkat faktualitas pemberitaan, relevansi berita serta rendah dalam aspek keberimbangan pemberitaan. Pada media Sindo ditemukan rendahnya aspek relevansi dan keberimbangan pemberitaan dilihat dari penyajian berita. Adanya mekanisme kerja yang berbeda antara media interaktivitas dan media cetak menghasilkan temuan yang berbeda pula, selain itu kode etik jurnalistik tidak sepenuhnya dijalankan oleh media online yang berdampak pada karya jurnalistik khususnya mengenai pemberitaan partai Demokrat.
Kata Kunci
: Media massa, Pemberitaan, Objektivitas
1
Pendahuluan Tahun 2014 merupakan tahun yang istimewa bagi seluruh rakyat Indonesia, sebab pada tahun ini Indonesia akan melakukan pemilihan umum bagi pemerintahan selanjutnya. Pemilihan umum diikuti oleh dua belas partai politik. Keduabelas partai tersebut merupakan partai yang telah lolos verifikasi berkas administrasi. Partai ini akhirnya melakukan komunikasi politik untuk memperkenalkan diri kepada masyarakat. Brian Mc Nair mengungkapkan pengertian komunikasi politik sebagai berikut: “Pertama, komunikasi politik adalah sebuah bentuk komunikasi yang dilakukan oleh aktor-aktor politik dengan untuk mencapai tujuan khusus. Kedua, komunikasi yang ditujukan pada politikus oleh non politikus seperti pemilih dan kolumnis surat kabar. Ketiga, komunikasi politik adalah komunikasi tentang politisi dan aktivitasnya seperti yang ada di berita-berita, editorial dan bentuk komunikasi lain tentang politik.” (Junaedi, 2013:25-26) Penjelasan Brian Mc Nair ini menguatkan bahwa komunikasi politik dilakukan oleh aktor politik dengan tujuan khusus, tujuan khusus ini bisa berbeda-beda sesuai dengan tujuan pengirim pesan. Bentuk komunikasi politik ini dilakukan dengan menggunakan media massa sebagai alat untuk mengkampayekan diri berupa transmisi pesan yang disampaikan kepada khalayak. Hal tersebut dikuatkan oleh Subiakto (2012:98) yang menyebutkan bahwa: “Media massa memiliki pengaruh besar dalam perpolitikan, media massa telah menggeser peran partai politik, koalisi pemilih, dan kekuatan politik lain. Media massa bukan hanya menentukan siapa yang akan dinominasikan dan dipilih namun media juga menentukan masalah sosial, ekonomi yang akan menjadi perhatian publik” (Subiakto, 2012:98). Media memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan agenda setting partai politik. Peran partai politik pun telah digantikan dengan kekuatan media untuk dapat memberikan pengaruh kepada masyarakat atas pesan-pesan yang didistribusikan. Terkait dengan hal tersebut, saat ini Indonesia telah memiliki tigabelas media. Dua belas media merupakan media yang dimiliki oleh swasta dan satu media dimiliki oleh pemerintah. Merlyna Lim (2012: 1) menyebutkan bahwa, “Penyiaran di Indonesia di dominasi oleh tiga belas grup besar, dua belas media grup merupakan grup media nasional dengan satu media milik pemerintah. Duabelas media grup besar ini memiliki seratus persen kontrol terhadap televisi share yang memiliki lima dari enam surat kabar dengan sirkulasi penjualan yang tinggi dan empat media online, memiliki mayoritas jaringan televisi dan jaringan media-media lokal.” Berdasarkan data tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa media telah dikuasai dan didominasi oleh beberapa grup besar. Beberapa media tersebut dimiliki oleh para politisi 2
yang bukan hanya jaringan media televisi yang dikuasai namun beberapa media cetak maupun media online oleh beberapa grup media besar yang dimiliki oleh para politisi. Pemilik media tersebut juga berperan sebagai bagian penting dari partai politik tertentu, independensi mediapun dipertanyakan sebab seringkali media bersikap tidak berimbang dalam menyampaikan informasi. Akhirnya dampak dari media yang dimiliki oleh politisi adalah adanya ketidakberimbangan informasi yang disebabkan oleh kepentingan pemilik media. Pada tahun 2013 partai Demokrat menjadi partai yang paling banyak diberitakan media massa. Tingginya angka pemberitaan partai Demokrat disebabkan karena kasus korupsi yang dilakukan oleh kader Partai Demokrat. Partai Demokrat merupakan partai besutan Susilo Bambang Yudhoyono yang menjadi partai penguasa selama dua periode pemerintahan. Merosotnya elektabilitas partai Demokrat disebabkan karena berbagai pemberitaan partai yang cenderung ke arah negatif. Bahkan ketua umum partai yang juga menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono mengungkapkan kegusarannya akan pemberitaan media massa mengenai pemberitaan partai demokrat. “SBY gusar atas pemberitaan media terhadap kader Demokrat. Pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono yang mulai mengkritik media dengan sangat keras ini menunjukkan adanya kepanikan. Memang, bila dilihat dari kajian analisis media yang dilakukan Indonesia Public Institute (IPI), dalam dua bulan terakhir menunjukkan citra negatif Partai Demokrat (PD) menempati posisi paling tinggi. (Sumber: http://www.tribunnews.com/nasional/2013/10/26/sby-gusar-ataspemberitaan-media-terhadap-kader-demokrat diakses pada tanggal 13 Januari 2013, pukul 08.17) Berdasarkan hal-hal diatas, dapat ditemukan bahwa akhirnya pemberitaan sebuah media memberikan pengaruh terhadap persepsi masyarakat kepada partai politik tertentu. Seperti yang terjadi pada partai Demokrat, banyaknya pemberitaan media yang bernada negatif dapat memberikan pengaruh terhadap image dan mengubah persepsi masyarakat terkait dengan partai ini. Oleh karena itu, peneliti memilih partai Demokrat sebagai partai untuk dijadikan sebagai objek penelitian untuk melihat bagaimana MNC grup memberitakan partai Demokrat. Penelitian ini mengambil judul “Objektivitas Pemberitaan Partai Demokrat di Surat Kabar Sindo dan Media Online Okezone.com” Judul ini pada dasarnya ingin melihat bagaimana media memberitakan partai Demokrat dalam bentuk objektif atau tidaknya suatu pemberitaan. Pemberitaan media secara sadar maupun tidak dapat memberikan pengaruh terhadap persepsi publik, sehingga berpengaruh terhadap elektabilitas partai tersebut. Selain 3
itu, media yang dipilih diantaranya adalah media online okezone.com dan media cetak yaitu Sindo. Pemilihan surat kabar Sindo sebagai bahan penelitian dengan beberapa pertimbangan, yaitu surat kabar sindo merupakan surat kabar yang dimiliki oleh Media Nusantara Citra pemilik Hary Tanoesudibyo. Selain itu, “Surat kabar Sindo memiliki sirkulasi kurang lebih 240.000 copy setiap harinya” (Merlyna Lym, 2012: 7). Artinya semakin banyak pembaca media maka semakin banyak pula pengaruh media terhadap masyarakat. Media online yang menjadi objek penelitian adalah okezone.com dari Media Nusantara Citra grup, Okezone.com merupakan salah satu media online yang banyak dikunjungi oleh pembaca berita. “Okezone.com menempati
posisi keempat pembaca
terbanyak media online. Okezone.com menempati jumlah pengunjung ke empat dengan hampir lebih dari 4.000.000 pengunjung setiap bulannya” (Lym, 2012: 8). Selain itu, okezone.com menempati urutan keempat dari portal berita online yang banyak dikunjungi oleh audiens per bulan Januari 2014 (http://www.alexa.com/topsites/countries;0/ID diakses pada tanggal 13 Januari pukul 14.00). Penelitian ini mengangkat mengenai objektivitas pemberitaan. Boyer (1981) dalam McQuail memperkuat makna objektivitas dengan menyebutkan enam elemen suatu berita dikatakan sebagai berita yang objektif diantaranya adalah: 1. 2. 3. 4.
Keberimbangan dan menyajikan sisi yang berbeda dalam sebuah isu Akurat dan laporan pemberitaan yang berdasarkan realitas Penyajian terhadap poin utama secara relevan Pembagian porsi yang rata atas sebuah fakta dari opini, namun juga membuat opini sebagai suatu hal yang relevan 5. Minimalkan mempengaruhi sikap penulis, opini ataupun keterlibatan penulis dalam penyajian berita 6. Menghindari tujuan yang tidak baik, dendam dan tujuan yang licik Keenam elemen diatas merupakan suatu batasan mengenai objektivitas pemberitaan media, adanya unsur keberimbangan, akurasi, relevansi, dan memberikan porsi yang seimbang antara fakta dan opini dalam suatu penulisan. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi kuantitatif. Metode ini digunakan untuk mengungkap informasi dibalik data yang disajikan di media/teks pada bulan Januari 2014. Pemilihan bulan Januari sebagai periode penelitian disebabkan karena bulan ini merupakan bulan pertama yang digunakan partai politik untuk berkampanye secara terbuka.
4
Kerangka Teoritis Penilaian terhadap suatu pemberitaan merupakan salah satu aspek penting terhadap memandang suatu kualitas kerja media massa. Seberapa jauh pengukuran yang dapat dilakukan untuk dapat menilai pemberitaan yang disampaikan media massa, atau bagaimana tolak ukur pemberitaan media, sebab hal ini menyangkut terhadap bagaimana media menyajikan konten yang dapat mempengaruhi masyarakat. Terkait dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu ukuran untuk menilai bagaimana kualitas media dalam hal pemberitaan. Mc Quail dalam Morrisan (2010:62) menyebutkan empat kriteria terhadap kualitas pemberitaan, diantaranya adalah Kebebasan media, keberagaman berita, gambaran realitas dan objektivitas berita. Westerstahl, 1983 membuat sebuah komponen-komponen objektivitas, yaitu: OBJECTIVITY
FACTUALITY
Truth
IMPARTIALITY Balance/NonPartisanship
Relevance
Neutrality
Informativeness Bagan 1 Komponen-komponen objektivitas (Sumber: Mc Quail, 2005:202) Berdasarkan hal tersebut maka Mc Quail membagi wilayah kognitif dengan mengukur faktualitas sebagai komponen objektivitas dan membagi wilayah evaluatif berdasarkan pada komponen Imparsialitas.Teori yang diungkapkan oleh Mc Quail juga mendukung kode etik jurnalistik Wartawan Indonesia yang berbunyi: “Wartawan Indonesia menyajikan berita secara berimbang dan adil, mengutamakan kecermatan dan ketepatan, serta tidak mencampurkan fakta dan opini sendiri. Tulisan berisi interpretasi dan opini wartawan agar disajikan dengan menggunakan nama jelas penulisnya.” Kode etik jurnalistik wartawan Indonesia tersebut merupakan suatu panduan bahwa wartawan Indonesia harus menyajikan berita secara seimbang dan adil sesuai dengan komponen-komponen objektivitas yang diungkapkan oleh Mc Quail.
5
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metdologi penelitian kuantitatif sebagai dasar utama penelitian. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian analisis isi kuantitatif yang melihat bagaimana makna dari isi pesan yang tampak pada teks. Peneliti menggolongkan sifat penelitian dalam sifat penelitian deskriptif dengan menggunakan teknik pengumpulan data studi dokumentasi dan wawancara. Pada studi dokumentasi, peneliti menggunakan dokumentasi berupa pemberitaan media yang terkait dengan partai Demokrat padaOkezone.com dan Sindo. Wawancara akan dilakukan dengan pihak redaktur pelaksana Sindo dan Okezone.com. Peneliti membuat indikator penelitian berdasarkan teori objektivitas pemberitaan dengan 23 indikator yang akan dianalisis pada penelitian ini Hasil Penelitian dan Pembahasan Penelitian ini dilakukan dengan menilai unsur faktualitas pemberitaan. Dimensi pertama faktualitas adalah nilai informasi yaitu density, breadth dan depth. Unsur density dikaitkan dengan jumlah sumber yang disajikan pemberitaan. Hasil analisis pemberitaan pada portal berita Okezone.com menunjukkan rendahnya tingkat density/kepadatan informasi pada pemberitaan tersebut. Sebanyak 82.2% pemberitaan yang tidak memenuhi unsur kepadatan informasi. Hal ini dilihat dari banyaknya pemberitaan yang hanya merujuk pada satu sumber berita sehingga berakibat pada isi pemberitaan yang tidak padat. Berbeda dengan hasil pemberitaan Sindo yang menunjukkan tingkat density surat kabar Sindo
sebesar 100%.
Artinya kualitas dari surat kabar Sindo dalam hal sumber berita dinilai baik. Unsur breadth merupakan salah satu unsur yang meilihat bagaimana keluasan informasi yang diukur dengan memperhitungkan keragaman informasi. Hasil penelitian mengindikasikan bahwa sebanyak 47 berita atau 81% pemberitaan di Okezone.com memiliki tingkat breadth yang rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa dalam penyajian pemberitaan partai Demokrat, Okezone.com menyajikan pemberitaan yang cenderung tidak memiliki perbedaan perspektif. Berbeda dengan surat kabar Sindo, penyajian surat kabar Sindo terhadap pemberitaan partai Demokrat cenderung memiliki tingkat breadth yang tinggi. Semua berita yang dianalisis memiliki keragaman informasi, hal ini menunjukkan bahwa surat kabar Sindo menempatkan berbagai perspektif pada satu pemberitaan. Unsur Depth merupakan kedalaman informasi dalam pemberitaan. Unsur ini diukur dengan melihat penyajian jumlah fakta yang mendukung poin utama. Jumlah Depth pada 6
Okezone.com sebesar 65.5% item berita atau sebesar 38 item berita. Kedalaman informasi ditunjukkan dari jumlah fakta yang mendukung poin utama dalam pemberitaan. Hal tersebut senada dengan pemberitaan yang disajikan oleh surat kabar Sindo Pemberitaan yang disajikan oleh surat kabar Sindo sebesar 88.9% item berita atau sebanyak 8 pemberitaan memenuhi unsur kedalaman informasi. Hal ini menunjukkan bahwa pemberitaan Sindo memenuhi unsur nilai informasi berdasarkan ketiga aspek yang telah dianalisis. Readability merupakan salah satu aspek yang mendukung objektivitas pemberitaan. Ukuran yang dilakukan untuk mengukur readability melalui tiga aspek, diantaranya adalah ada atau tidaknya pengulangan kalimat atau frase pada setiap item berita. Adanya fungsi anak kalimat serta ada atau tidaknya penggunaan istilah khusus dalam pemberitaan. Pada aspek pertama yakni pengulangan kalimat atau frasa dalam pemberitaan. Adanya pengulangan kalimat ini menyebabkan pemberitaan menjadi tidak efisien sehingga dapat mengurangi ruang pembaca. Selain itu, berita yang tidak efisien dapat berakibat pada informasi yang ingin dikomunikasikan menjadi terhambat karena ketidakefisiensinya tulisan/teks. Pemberitaan yang memiliki pengulangan kalimat atau frasa sebesar 13.8% item berita. Pengulangan kalimat atau frasa dalam pemberitaan pada surat kabar Sindo sebesar 11% item pemberitaan. Sebanyak 1 item pemberitaan yang memiliki pengulangan kalimat atau frasa pada pemberitaan. Jumlah ini merupakan prosentase yang lebih kecil ketimbang hasil yang diperoleh pada penelitian Okezone.com . Anak kalimat memiliki fungsi mendukung poin utama dalam pemberitaan. Anak kalimat berfungsi sebagai keterangan bagi kalimat pokok. Peneliti berpendapat, jika anak kalimat tidak mendukung pokok pemberitaan maka pemberitaan tidak menjadi satu kesatuan utuh. Temuan hasil analisis menyebutkan bahwa semua anak kalimat dalam item pemberitaan mendukung pokok pemberitaan, sehingga pemberitaan merupakan satu kesatuan yang utuh. Hasil yang sama juga didapatkan dari surat kabar Sindo dengan prosentase 100% item pemberitaan. Aspek readability ketiga yaitu adanya penggunaan istilah khusus dalam satu item pemberitaan. Penggunaan istilah khusus seringkali dapat mengganggu konsentrasi pembaca karena tidak dilengkapi dengan keterangan atau arti kata. Penggunaan istilah khusus dalam pemberitaan akan menyebabkan terjadinya kesalahan penafsiran. Penggunaan bahasa dalam 7
pemberitaan tergantung dari segmentasi media. Sebab media memiliki segmentasi tersendiri yang disesuaikan dengan gaya bahasa dan gaya penulisan dari konten media tersebut. Sebanyak 51.7% item berita yang menggunakan istilah khusus dalam pemberitaan. Total pemberitaan berjumlah 30 berita. Sebanyak 88.9% pemberitaan atau 8 item pemberitaan menggunakan istilah khusus dalam penulisan berita. Istilah khusus yang digunakan diantaranya menggunakan istilah diteken, Pandora, gratifikasi, pakta integritas. Penggunaan istilah tanpa membubuhi keterangan dapat mengakibatkan ketidakpahaman pembaca dalam memaknai sebuah berita. Checkability merupakan derajat atau tingkatan sejauh mana fakta yang ditampilkan dapat diperiksa atau didukung oleh sumber yang bernama dan bukti-bukti pendukung yang relevan. Dalam analisis ini, peneliti menggunakan dua dimensi pengukuran tingkat checkability yaitu Adanya data pendukung dalam pemberitaan serta adanya pencantuman identitas narasumber. Sebesar 24.1% pemberitaan menggunakan data pendukung yang digunakan sebagai rujukan dan dukungan data dalam pemberitaan. 75.9% berita tidak menggunakan data pendukung. Artinya lebih besar porsi berita yang tidak menggunakan data pendukung pemberitaan. Sindo menggunakan data pendukung sebesar 66.7% item berita atau sekitar 6 item berita. Surat kabar Sindo
memiliki prosentase yang lebih besar dari
Okezone.com dalam penggunaan data pendukung. Dalam sebuah pemberitaan idealnya sumber berita merupakan orang yang mengalami peristiwa langsung maupun ahli yang menguasai permasalahan sehingga sumber tersebut dapat dijadikan referensi terpecaya dalam pemberitaan. Sumber berita yang menguasai permasalahan dapat memberikan informasi yang lengkap dan akurat. Hasil analisis yang dilakukan pada media Okezone.com
diperoleh hasil bahwa
sebesar 72.4% item berita atau sekitar 42 berita pada Okezone.com menggunakan sumber berita yang berasal dari pelaku langsung. Perolehan hasil analisis surat kabar Sindo menunjukkan sebesar 66.7% item berita menampilkan pelaku langsung sebagai sumber utama pemberitaan. Berdasarkan hasil tersebut, maka peneliti menyimpulkan bahwa baik Okezone.com maupun surat kabar Sindo menempatkan pelaku utama dalam memberitakan partai Demokrat sebagai sumber utama dalam pemberitaan, sehingga akurasi dan kualitas pemberitaan terjaga.
8
Pada aspek kesalahan teknis pemberitaan, diperoleh sebesar 43.1% item berita yang menyajikan pemberitaan dengan kesalahan teknis dalam penulisan berita. Hal ini meunjukkan bahwa berita Okezone.com kurang memperhatikan penulisan secara teknis. Hasil penelitian dari surat kabar Sindo menunjukkan bahwa terdapat kesalahan teknis penulisan sebesar 33.3% atau sekitar 3 item berita dari jumlah sampel. Hasil ini lebih kecil dibandingkan dengan Okezone.com. Selanjutnya adalah kesesuaian judul dengan isi berita diukur dengan judul berita merupakan bagian dari kalimat maupun kutipan dari isi berita. Karena hal ini menyangkut dengan kebenaran pemahaman pembaca terhadap fakta yang disajikan. Sebesar 91.4% item berita menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan dengan judul yang ditulis dengan isi berita, sehingga pembaca dapat memahami isi berita yang ditulis dengan melihat judul yang disajikan jurnalis. Selain hasil yang diperoleh dari Okezone.com, surat kabar Sindo juga memiliki prosentase sebesar 88.9% item berita. Hanya satu berita yang terdapat unsur ketidaksesuaian antara judul dan isi. Indikator dalam pencantuman narasumber ini menyangkut dengan akurasi pemberitaan. Pada indikator ini terdapat kesalahan dalam pencantuman baik nama, profesi/pekerjaan narasumber atau tidak. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada kelalaian pencantuman narasumber dalam pemberitaan. Selain itu, hasil analisis memperoleh tidak ada sumber anonym dalam pemberitaan Okezone.com. Okezone.com
tidak
menghadirkan sumber anonym, sehingga sumber dicantumkan secara jelas dalam pemberitaan baik dari pencantuman nama, pekerjaan/profesi dan sebagainya. Hasil yang sama ditunjukkan pula pada analisis media Sindo, bahwa Sindo memperhatikan pencantuman narasumber pemberitaan. Hasil turut pula menunjukkan sejauh mana akurasi narasumber dalam pemberitaan. Relevansi Relevansi merupakan salah satu dimensi yang mendukung objektivitas suatu pemberitaan. Relevansi ini menyangkut bagaimana proses seleksi sebuah berita. Signifikansi merupakan salah satu nilai berita yang melihat apakah berita memiliki pengaruh terhadap orang banyak baik dari sisi sosial, ekonomi maupun politik. Hasil analisis tersebut menunjukkan bahwa Okezone.com menyajikan pemberitaan yang tidak memiliki pengaruh kepada masyarakat sebesar 87.9% item berita yang dinyatakan tidak memiliki pengaruh. 9
Selain hasil yang diperoleh pada Okezone.com, peneliti mendapatkan hasil pada surat kabar Sindo
sebesar 77.8% item berita dinyatakan tidak memiliki pengaruh terhadap
masyarakat baik dari sisi sosial, ekonomi maupun politik. Aspek lain adalah adanya Magnitude yang merupakan salah satu nilai berita dalam pemberitaan yang memiliki nilai atau angka dalam hitungan yang besar. Secara eksplisit disebutkan unsur magnitude/hitungan besar dalam pemberitaan. Hasil diatas menunjukkan bahwa pemberitaan yang memenuhi unsur magnitude sebesar 6.9% item berita atau 4 berita. Hal ini merupakan jumlah yang kecil dari jumlah pemberitaan. Artinya berita yang diangkat dalam pemberitaan tidak memiliki unsur magnitude. Selain itu, berita dari surat kabar Sindo lemah dalam pemberitaan yang memiliki unsur magnitude yang menunjukkan jumlah pemberitaan tidak menunjukkan aspek magnitude. Pada aspek Timeliness merupakan kecepatan media dalam memberitakan peristiwa. Aspek ini merupakan bagian dari nilai berita, sebab keterlambatan pemberitaan menyebabkan berita tidak kadaluarsa dan tidak memiliki nilai berita. Berdasarkan hasil penelitian diatas, menunjukkan sebesar 72.4% pemberitaan memiliki kecepatan waktu pemberitaan yang bagus. Artinya Okezone.com selalu menyajikan pemberitaan yang uptodate. Hasil penelitian surat kabar Sindo menunjukkan bahwa Sindo memperhatikan aspek timeliness dalam pemberitaan sehingga berita selalu disajikan dengan cepat. Aspek timeliness pada surat kabar Sindo, seringkali dibubuhi dengan keterangan yang tidak jelas. Kriteria selanjutnya adalah Proximity merupakan salah satu unsur dalam kriteria relevansi. Unsur ini melihat apakah pemberitaan memiliki kedekatan emosional dilihat dari kesamaan ras, golongan, suku, profesi dan sebagainya. Hasil menunjukkan bahwa jumlah berita dengan unsur proximity didalamnya sebesar 15.5% item berita dengan jumlah frekuensi berita sebesar 9 berita. Unsur Proximity dalam pemberitaan di surat kabar Sindo sebesar 44.4% atau sebesar 4 item berita. Proximity dengan indikator psikografis baik dari sisi profesi, golongan dan sebagainya. Imparsialitas Dalam dimensi keseimbangan pemberitaan, aspek sumber berita sangat penting karena pemberitaan menjadi seimbang jika menampilkan pendapat dari dua sisi sumber. Adanya 10
source bias pemberitaan dilihat dari ketidakseimbangan sumber berita yang dikutip. Pemberitaan Okezone.com cenderung mengarah pada berita yang tidak berimbang karena menampilkan aspek source bias dalam pemberitaan. Hal tersebut sesuai dengan hasil penelitian sebesar 81% item berita yang tidak berimbang dalam penyajian berita. Okezone.com
cenderung menampilkan berita mengenai partai Demokrat hanya dengan
menampilkan satu sisi berita. Hasil berita pada surat kabar Sindo sebesar 22.2% berita atau sebanyak 1 berita dinyatakan terdapat unsur source bias. Hal yang sama juga dilakukan oleh surat kabar Sindo pada hasil penelitian sebesar 33.3% item berita atau sebanyak 3 berita yang memasukkan unsur slant dalam pemberitaan. Ketidakseimbangan berita pada dimensi ini dilihat dari jumlah porsi alinea berita yang diberikan kepada sumber, pemakaian kata hiperbolik serta representasi narasumber. Pemberian porsi yang berbeda pada narasumber dapat menyebabkan pemberitaan menjadi tidak berimbang dilihat dari sisi penyajian berita. Hasil diatas merupakan analisis isi pemberitaan pada Okezone.com
yang
menunjukkan sebesar 22.4% item berita yang memiliki keseimbangan pemberitaan baik dari representasi narasumber maupun porsi alinea. Sebesar 77.6% item berita menunjukkan pemberitaan yang tidak memiliki unsur keseimbangan pemberitaan. Hasil analisis surat kabar Sindo menunjukkan sebesar 66.7% item berita menyatakan bahwa surat kabar Sindo tidak berimbang. Ketidakberimbangan ini ditunjukkan melalui porsi alinea sumber berita yang tidak berimbang. Indikator selanjurnya adalah emsionalisme. Berdasarkan hasil penelitian diatas, peneliti menumukan bahwa Okezone.com menulis pemberitaan dengan menampakkan sisi emosionalisme sebesar 55.2% item berita. Aspek emosionalisme dalam pemberitaan dengan tujuan untuk dapat mempengaruhi dan menarik perhatian pembaca melalui tulisan. Surat kabar Sindo mendapatkan porsi berita yang mengangkat emosional sebesar 11.1% item berita. Hanya sekitar 1 item berita yang didalamnya terdapat unsur emosional. Indikator selanjutnya adalah unsur dramatisasi pada Okezone.com yang menunjukkan hasil sebesar 36.2% item berita. Hal ini menunjukkan bahwa dramatisasi pemberitaan Partai Demokrat ditunjukkan untuk menarik pembaca, padahal hal ini dapat mengaburkan makna dari isi berita. Hasil analisis surat kabar Sindo menunjukkan sebesar 22.2% item berita memasukkan unsur dramatisasi dalam pemberitaan. 11
Kriteria imparsialitas terakhir adalah sterotype pemberitaan. Hasil yang ditunjukkan oleh aspek ini menunjukkan bahwa Okezone.com tidak memberikan atribut tertentu kepada sumber berita, sehingga unsur stereotype pun tidak ditemukan pada penelitian ini. Hal demikian juga tidak ditemukan dalam penelitian surat kabar Sindo yang menunjukkan tidak adanya unsur stereotype dalam pemberitaan Sindo . Kesimpulan Peneliti menyimpulkan hasil dari penelitian tersebut diantaranya mengenai dimensi Faktualitas. Pada indikator Density/kepadatan informasi, peneliti menemukan sebesar 82.8% atau 48 item berita tidak density pada okezone.com sedangkan surat kabar Sindo ditemukan tinggkat density yang tinggi yakni sebesar 100% pemberitaan dinyatakan memenuhi unsur density. Perbedaan ini muncul disebabkan oleh adanya perbedaan jenis media yang masingmasing media memiliki keunggulan sendiri atas medianya. Unsur Breadth/keberagaman informasi ditemukan sebesar 81% atau 47 item berita pada okezone.com memiliki tingkatan yang rendah dalam unsur breadth. Tingkat breadth dalam surat kabar Sindo sebesar 100% pemberitaan atau sebesar 9 item berita memiliki keberagaman informasi. Pada indikator depth/kedalaman informasi, sebesar 65.5% atau sekitar 38 pemberitaan memiliki tingkat depth yang cukup tinggi pada okezone.com begitupun dengan Sindo yang memiliki tingkat depth sebesar 88.9% atau 8 item berita memiliki tingkat kedalaman informasi. Pengukuran selanjutnya adalah readability pada pemberitaan, yakni adanya pengulangan kalimat/frasa pada pemberitaan peneliti menemukan hasil sebesar 13.8% atau 8 item berita pada okezone.com yang sering mengulangan kalimat/frasa pada item berita. Sedangkan Sindo hanya sekitar 11.1% atau 1 item berita yang memiliki kesalahan dalam pengulangan kalimat/frasa. Indikator selanjutnya adalah fungsi anak kalimat, hasil penelitian menemukan bahwa kedua media memiliki fungsi anak kalimat dalam satu pemberitaan sebesar 100% berita dinyatakan menggunakan fungsi anak kalimat dalam mendukung poin utama dengan baik. Penggunaan istilah khusus maupun istilah akademis dalam pemberitaan ditemukan sebesar 51.7% atau 30 item berita pada okezone.com menggunakan istilah khusus maupun akademis dalam teks berita. Sindo memiliki sebesar 88.9% atau 8 item berita yang menggunakan istilah khusus atau istilah akademis dalam setiap penulisan berita. Dalam penggunaan data pendukung pemberitaan, sebesar 24.1% atau 14 item berita menggunakan 12
data pendukung dalam penulisan baik berupa Undang-Undang, foto/gambar, grafik dan sebagainya. Sindo sebesar 66.7% atau 6 item berita yang menggunakan data pendukung dalam penulisan berita. Pada sub dimensi akurasi pemberitaan, peneliti menggunakan indikator-indikator penelitian yaitu pelaku langsung atau bukan pelaku langsung pada penulisan yang dijadikan sumber berita. Hasil yang ditemukan, sebear 72.4% atau 42 item berita pada okezone.com menjadikan pelaku langsung sebagai sumber utama pemberitaan. Surat kabar Sindo sebesar 66.7% atau 6 item berita menjadikan pelaku langsung sebagai sumber berita. Sebesar 43.1% atau 25 item berita dinyatakan memiliki kesalahan dalam penulisan teknis pemberitaan. Sindo sebesar 33.3% atau 3 item berita yang memiliki kesalahan dalam teknis penulisan berita. Indikator kesesuaian judul dengan isi, maka sebesar 91.4% atau 53 item berita dinyatakan sesuai antara judul dengan isi berita. Sindo sebesar 88.9% atau 8 item berita memiliki kesesuaian antara judul dengan isi berita. Pada indikator kesesuaian foto dengan isi, sebesar 89.7% atau 52 item berita dinyatakan sesuai dengan isi berita. Pada indikator relevansi pemberitaan, maka sebesar 12.1% atau 7 item berita merupakan berita yang memiliki pengaruh kepada pembaca baik dari sisi sosial, politik dan ekonomi. Surat kabar Sindo memiliki 55.6% atau 5 item berita yang berpengaruh terhadap pembaca. Pada aspek magnitude maka ditemukan hasil sebesar 6.9% atau 4 item berita yang dinyatakan memiliki magnitude dalam pemberitaan. Pada surat kabar Sindo sebesar 100% atau 9 item berita dinyatakan tidak magnitude. Pada indikator timeliness maka peneliti menemukan sebesar 72.4% atau 42 item berita yang dinyatakan timeliness sedangkan Sindo sebesar 9 item berita memiliki timeliness dalam pemberitaan. Pada aspek proximity berita, ditemukan sebesar15.5% atau 9 item berita memiliki proximity pemberitaan sedangkan Sindo sebesar 44.4% atau 4 item berita yang memiliki tingkat proximity pemberitaan. Dimensi Imparsialitas terdiri atas dua sub dimensi yakni keseimbangan dan netralitas. Pada sub dimensi keseimbangan, peneliti menemukan sebesar 81% atau 47 item berita dinyatakan memiliki sourcebias. Pada surat kabar Sindo sebesar 22.2% atau 2 item berita yang memiliki sourcebias pemberitaan. Aspek slant dalam berita ditemukan sebesar 13.8% atau 8 item berita yang dinyatakan memiliki slant dalam pemberitaan sedangkan Sindo ditemukan sebesar 33.3% atau 3 item berita. Bentuk-bentuk keseimbangan pemberitaan yakni berupa kalimat hiperbola, pembagian porsi alinea maka peneliti menemukan sebesar 77.6% 13
atau 45 item berita dinyatakan memiliki bentuk-bentuk keseimbangan pemberitaan. Pada Sindo ditemukan sebesar 66.7% atau 6 item berita yang memiliki bentuk-bentuk keseimbangan pada pemberitaan. Pada sub dimensi Netralitas, terdapat tiga indikator yang diukur dalam penelitian ini. Pada aspek emosionalisme, sebesar 55.2% atau 32 item berita yang memasukkan unsur emosional dalam pemberitaan. Sindo memiliki sebesar 11.1% atau 1 item berita dengan emosionalisme pemberitaan. Pada indikator dramatisasi, terdapat 36.2% atau 21 item berita yang memasukkan unsur dramatisasi dalam berita dan 22.2% atau 2 item berita yang memiki dramatisasi pemberitaan. Pada indikator stereotype, peneliti tidak menemukan stereotype yang berupa keberpihakan pada salah satu kelompok/golongan di dua media tersebut. Daftar Pustaka Junaedi, Fajar. (2013). Komunikasi Politik: Teori, Aplikasi dan Strategi di Indonesia. Yogyakarta: Buku Litera Yogyakarta Lim, Merlyna. (2012). The League of Thirteen: Media Concentration in Indonesia Mc Quail, Denis. (2005). McQuail’s Mass Communication Theory, London: Sage Publication Mc Quail, Denis. (2011). Teori Komunikasi Massa McQuail, Jakarta: Salemba Humanika Rahayu. (2006). Menyingkap Profesionalisme Kinerja Surat Kabar di Indonesia, Jakarta: Pusat Kajian Media dan Budaya Populer, Dewan Pers, dan Departemen Komunikasi dan Informasi Subiakto, Henry. (2012). Komunikasi Politik, Media, & Demokarasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group Sumber elektronik: Top Sites in Indonesia. 2013 (http://www.alexa.com/topsites/countries/ID diakses pada tanggal 25 November 2013, pukul 17.00). SBY gusar atas pemberitaan media terhadap kader demokrat. 26 Oktober 2013 (http://www.tribunnews.com/nasional/2013/10/26/sby-gusar-atas-pemberitaan-mediaterhadap-kader-demokrat diakses pada tanggal 13 Januari 2013, pukul 08.17)
14