Definisi
L/O/G/O
Pengelolaan Limbah Week 9 Khamdi Mubarok, S.T, M.Eng
• Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga) • Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah. • Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat • Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. • Tingkat bahaya keracunan yang ditimbulkan oleh limbah tergantung pada jenis dan karakteristik limbah. • Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya limbah adalah volume limbah, kandungan bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah.
Teknik Industri - UTM www.themegallery.com
Jenis-jenis Limbah
Limbah Organik
• Jika didasarkan asalnya, limbah dikelompokkan menjadi 2 yaitu : 1. Limbah Organik 2. Limbah Anorganik
Limbah ini terdiri atas bahan‐bahan yang besifat organik seperti dari kegiatan rumah tangga, kegiatan industri. Limbah ini juga bisa dengan mudah diuraikan melalui proses yang alami. Limbah pertanian berupa sisa tumpahan atau penyemprotan yang berlebihan, misalnya dari pestisida dan herbisida, pemupukan yang berlebihan. Limbah ini mempunyai sifat kimia yang stabil sehingga zat tersebut akan mengendap kedalam tanah, dasar sungai, danau, serta laut dan selanjutnya akan mempengaruhi organisme yang hidup didalamnya. Limbah rumah tangga seperti kertas, plastik, air cucian, minyak goreng bekas dan lain‐lain. Limbah tersebut ada yang mempunyai daya racun yang tinggi misalnya : sisa obat, baterai bekas, dan air aki. Limbah tersebut tergolong B3.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Limbah Anorganik
Jenis-jenis Limbah
Limbah ini terdiri atas limbah industri atau limbah pertambangan. Limbah anorganik berasal dari sumber daya alam yang tidak dapat diuraikan dan tidak dapat diperbaharui. Air limbah industri dapat mengandung berbagai jenis bahan anorganik, seperti: • Garam anorganik : magnesium sulfat, magnesium klorida yang berasal g p g dari kegiatan pertambangan dan industri. • Asam anorganik : asam sulfat yang berasal dari industri pengolahan biji logam dan bahan bakar fosil. • Limbah anorganik yang berasal dari kegiatan rumah tangga seperti botol plastik, botol kaca, tas plastik, kaleng dan aluminium.
Berdasarkan sumbernya limbah dikelompokkan menjadi 3 yaitu: 1. Limbah Pabrik Limbah ini bisa dikategorikan sebagai limbah yang berbahaya karena limbah ini mempunyai kadar gas yang beracun, pada umumnya limbah ini dibuang di sungai‐sungai disekitar tempat tinggal y j g g y p g masyarakat dan tidak jarang warga masyarakat mempergunakan sungai untuk kegiatan sehari‐hari, misalnya MCK (Mandi, Cuci, Kakus) dan secara langsung gas yang dihasilkan oleh limbah pabrik tersebut dikonsumsi dan dipakai oleh masyarakat. 2. Limbah Rumah tangga Limbah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah tangga limbah ini bisa berupa sisa‐sisa sayuran seperti wortel, kol, bayam, slada dan lain‐ lain bisa juga berupa kertas, kardus atau karton. Limbah ini juga memiliki daya racun tinggi jika berasal dari sisa obat dan aki.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
1
Jenis-jenis Limbah 3. Limbah Industri Limbah ini dihasilkan atau berasal dari hasil produksi oleh pabrik atau perusahaan tertentu. Limbah ini mengandung zat yang berbahaya diantaranya asam anorganik dan senyawa orgaik, zat‐zat tersebut jika masuk ke perairan maka akan menimbulkan pencemaran yang dapat membahayakan makluk hidup pengguna air tersebut misalnya, ikan, bebek dan makluk hidup lainnya termasuk juga manusia
www.themegallery.com
• Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian 1. Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan anorganik. 2. Limbah padat 3. Limbah gas dan 4. Limbah partikel • Di antara berbagai jenis limbah ini ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3).
www.themegallery.com
Pencemaran Udara • Macam Limbah B3 – Limbah mudah meledak adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan. * – Limbah mudah terbakar adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat dalam waktu lama. – Limbah reaktif adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu t i k i t li b h ik k id tid k t bil d l h tinggi. – Limbah beracun adalah limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3 dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan, kulit atau mulut. – Limbah penyebab infeksi (infectant) adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang terkena infeksi. – Limbah yang bersifat korosif adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Pencemaran Air
Dampak Pencemar Udara Pencemar Karakteristik, Jenis Udara Partikulat • Partikel solid dan liquid (mist) tersuspensi di atmosfer • Tanah, timbal, asbestos, tetes asam sulfat, dan produk kimia serbuk Nitrogen • Hasil reaksi kimia nitrogen Oksida dan oksigen, berwarna ((NOx)) kemerahan ((NO2) • Lebih berat dari udara, dan larut dalam air • NO, NO2, N2O, N2O3, N2O4, N2O5 Sulfur oksida (SOx)
• Lima cemaran primer yang secara total memberikan sumbangan lebih dari 90% pencemaran udara global adalah: a. Karbon monoksida (CO), b. Nitrogen oksida (Nox), c. Hidrokarbon (HC), d. Sulfur oksida (SOx) e. Partikulat. • Cemaran sekunder yang dapat mengakibatkan dampak penting baik lokal,regional maupun global yaitu: a. CO2 (karbon monoksida), b. Cemaran asbut (asap kabut) atau smog (smoke fog), c. Hujan asam d. CFC (Chloro‐Fluoro‐Carbon/Freon), e. CH4 (metana).
• Reaksi sulfur dan oksigen • SO2 tidak berwarna, tidak mudah terbakar, tidak meledak, relative stabil di atmosfer, berbau tajam, dan membuat iritasi • SO, SO2, SO3, SO4, S2O3, S2O7
Sumber di Industri Unit penggilingan, pengeringan serbuk, pembakaran
Sumber lain Kendaraan bermotor, pembakaran sampah
Pembakaran
Kendaraan bermotor
Dampak • Mengurangi visibilitas • Korosi logam • Merusak bangunan pernapasan • Gangguan dan kesehatan • Menghambat pertumbuhan tanaman Gangguan gg kesehatan •G • Photochemical smog • Hujan Asam • Pemanasan global • Korosi logam • Merusak pakaian • Hujan Asam • Korosi logam • Merusak bebatuan dan tumbuhan • Mengganggu pernapasan
Pembakaran, Gunung berapi terutama pembakaran batu bara dan minyak bumi
• Pada umumnya air lingkungan yang telah tercemar kandungan oksigennya sangat rendah. • Hal itu karena oksigen yang terlarut di dalam air diserap oleh mikroorganisme untuk memecah/mendegradasi bahan buangan organik sehingga menjadi bahan yang mudah menguap (yang ditandai dengan bau busuk). • Selain dari itu, bahan buangan organik juga dapat bereaksi dengan oksigen yang terlarut di dalam air organik yang ada di dalam air, makin sedikit sisa kandungan oksigen yang terlarut di dalamnya. • Bahan buangan organik biasanya berasal dari industri kertas, industri penyamakan kulit, industri pengolahan bahan makanan (seperti industri pemotongan daging, industri pengalengan ikan, industri pembekuan udang, industri roti, industri susu, industri keju dan mentega), bahan buangan limbah rumah tangga, bahan buangan limbah pertanian, kotoran hewan dan kotoran manusia dan lain sebagainya.
11
www.themegallery.com
www.themegallery.com
2
Dengan melihat kandungan oksigen yang terlarut di dalam air dapat ditentukan seberapa jauh tingkat pencemaran air lingkungan telah terjadi. Cara yang ditempuh untuk maksud tersebut adalah dengan uji : 1. COD, singkatan dari Chemical Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen kimia untuk reaksi oksidasi terhadap bahan buangan di dalam air. 2. BOD singkatan dari Biological Oxygen Demand, atau kebutuhan oksigen biologis untuk memecah bahan buangan di dalam air oleh mikroorganisme. 3. DO singkatan dari Dissolved Oxygen (Oksigen terlarut) yaitu jumlah oxygen dibutuhkan oleh semua jasad hidup untuk pernapasan, proses metabolisme atau pertukaran zat yang kemudian menghasilkan energi untuk pertumbuhan dan pembiakan.
www.themegallery.com
Untuk menjaga keseimbangan air terhadap lingkungannya diperlukan standar parameter secara umum yang perlu mendapat perhatian : ¾ BOD < 75 ppm ¾ COD < 100 ppm ¾ DO > 3 ppm ¾ pH 6 – 9 (idealnya 6,5 6 5 – 7,5) 7 5) • ‘ppm’ adalah ‘part per million’ yaitu satuan kadar atau konsentrasi. Kalau tidak disebut apa‐apa (hanya ‘ppm’), umumnya diartikan sebagai ppm volume. 200 ppm volume berarti kadar / konsentrasi adalah 200/ 10^6 dalam volume; 200 ppm mass berarti kadar/ konsentrasi adalah 200 / 10^6 dalam massa.
www.themegallery.com
Mengukur COD
Mengukur BOD
• COD dihitung dengan menambahkan oksidan seperti potassium permanganate (KMNO4) atau Potassium dichromate (k2Cr2O4) dengan sulphuric acid (H2SO4) ke dalam sampel • Sampel dititrasi dengan standar interval untuk S l ditit i d t d i t l t k menghitung oksidan yang tersisa. • Dari hal tsb, jumlah total material yang teroksidasi dapat di hitung
• BOD adalah metode yang biasa digunakan untuk menghitung kebutuhan oksigen dari sampah organik • Konsentrasi oksigen salam sampel diukur sebelum d dan sesudah digesti bakterial selama beberapa d h di ti b kt i l l b b waktu (contohnya 3 atau 5 hari). • Hal ini memberikan penghitungan langsung oksigen yang digunakan untuk degradasi oleh bakteri
www.themegallery.com
www.themegallery.com
Sampah (Limbah Padat) Sampah adalah semua limbah padat yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dan binatang yang biasanya padat dan dibuang karena tidak berguna atau tidak diinginkan lagi. Sampah atau limbah padat mempunyai tiga kategori yang umum yaitu; 1.
Sampah perkotaan (municipal waste)
2.
Sampah Industri (industrial waste)
3.
Sampah atau Limbah bahan berbahaya dan beracun (hazardous waste)
www.themegallery.com
www.themegallery.com
3
Sampah Industri • Sampah industri adalah limbah padat yang dihasilkan oleh aktivitas industri, termasuk sampah, abu, demolition, limbah spesial dan sampah bahan berbahaya dan beracun (B3). • Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) Limbah padat yang secara subtansial berbahaya bagi kehidupan manusia, binatang dan tumbuhan dalam kurun waktu tertentu. Karakteristik limbah B3 sbb; • Mudah terbakar • Korosivitas • Reaktivitas • Toksisitas • Pada saat yang lalu kelompok limbah B3 adalah sbb,
www.themegallery.com
– Senyawa radioaktif – Senyawa kimia – Limbah biologi – Limbah dapat terbakar www.themegallery.com – Mudah meledak
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
www.themegallery.com
4
www.themegallery.com
• Reduksi penggunaan bahan baku Reduksi penggunaan bahan baku dilakukan dengan menganut prinsip konservasi massa yang mana input sama dengan output. Hal ini dilakukan dengan mengefisienkan dan mengoptimalkan suatu proses dalam produksi. • Reduksi kuantitas limbah padat Reduksi kuantitas limbah padat dapat dilakukan Reduksi kuantitas limbah padat dapat dilakukan dengan beberapa cara: – Jumlah bahan yang digunakan dalam pabrik dari suatu produk dapat direduksi. – Umur penggunaan produk ditingkatkan – Jumlah bahan yang digunakan untuk packaging dan marketing dari barang dikurangi
www.themegallery.com
www.themegallery.com
• Penggunaan kembali Dengan melakukan daur ulang bahan sampah akan dapat membantu mengurangi limbah padat. • Recovery bahan Sejumlah sampah yang terdapat di perkotaan dan industri cocok untuk direcovery dan penggunaan kembali • Recovery Energi Karena 70 % sampah adalah bahan organik yang potensial untuk recovery energi. Energi yang mengandung bahan organik sangat mudah diubah menjadi bentuk yang dapat digunakan secara mudah • Manajemen limbah padat dari hari ke hari Sampah dari perkotaan adalah sulit untuk ditangani. Aktivitas lansungnya meliputi; kecepatan timbulnya limbah, on‐site storage, collection, transfer dan transpor, processing, dan disposal. www.themegallery.com
• Faktor‐faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan limbah pada perkotaan adalah sbb; – Rencana penggunaan lahan – Kepadatan dan penyebaran penduduk – Karakteristik lingkungan fisik, biologi dan sosial ekonomi – Kebiasaan masyarakat – Peraturan perundang‐undangan nasional dan daerah setempat – Karakteristik limbah padat – Sarana pengumpul, penganngkutan pengolahan dan pembuangan – Lokasi pembuangan akhir – Biaya yang tersedia – Rencana tata ruang dan pengembangan kota – Iklim dan musim www.themegallery.com
www.themegallery.com
5
• TEKNIK PEMEROSESAN SAMPAH • Teknik pemerosesan sampah bertujuan untuk: – Meningkatkan sistem disposal limbah padat – Meperoleh sumber daya (penggunaan kembali bahan), dan p p p – Mempersiapkan bahan untuk perolehan konversi dan energi • Reduksi volume mekanik Reduksi volume mekanik adalah faktor yang paling utama dalam pengembangan operasi sistem manajemen limbah padat. Peralatan mobil dengan mekanisme kompaksi digunakan untuk pengumpulan sampah perkotaan dan untuk meningkatkan umur penggunaan dari landfills. Plastik dan kertas dapat didaur ulang. www.themegallery.com
Kerugiaan • Biaya operasi tinggi • Harus memiliki teknologi yang dapat mencegah terjadinya pencemaran udara. • Masih ada sisa‐sisa pembakaran berupa padatan‐ padatan kecil. • Jika tidak betul perencanaan lokasi pengelolaan, Jika tidak betul perencanaan lokasi pengelolaan kemungkinan kendaran pengangkut sampah akan terpusat di dekat insinerator. • Bila karena suatu hal sampah tidak tersedia, tempat pembakaran tidak dapat digunakan untuk tujuan lainnya. www.themegallery.com
PEMBUANGAN AKHIR SAMPAH Landfilling adalah metode pembuangan yang terbanyak digunakan untuk limbah perkotaan; Metode landfarming dan deep well injection telah digunakan untuk limbah industri. Landfilling dengan limbah padat Aspek yang penting dalam implementasi dari sanitary landfill adalah: 1. ‐Site selection 2. ‐Metode landfilling dan operasi 3. ‐Kejadian Gas dan pelinding landfill 4. ‐Pergerakan dan kontrol gas dan pelindihan landfill Evaluasi site landfill yang potensial adalah: ‐Daerah yang tersedia ‐Jarak ‐Kondisi tanah dan topografi ‐Hidrologi air permukaan ‐Kondisi geologi dan geohidrologi ‐Kondisi iklim ‐Kondisi linkungan sosial ‐Penggunaan akhir site www.themegallery.com
• Reduksi volume thermal (insinerasi) • Volume limbah perkotaan dapat diurangi lebih dari 90% dengan insinerasi. Keuntungan • Saniter • Lahan diperlukan tidak luas • Dapat dibangun semenarik mungin, sehingga nilai estetika konstruksinya dapat ditampilkan • Dapat penghasilan sampingan • Energi dapat dimanfaatkan
www.themegallery.com
Syarat sifat sampah yang dibutuhkan untuk insinerasi adalah sbb: 1. Kadar air 35‐55% 2. Panas pembakaran 955‐2150 Kcal/kg 3. Kadar abu 10‐30% Pemisahan komponen secara menual Pemilihan pada sumber limbah adalah cara yang paling positif untuk mencapai penggunaan bahan kembali. Sejumlah dan jenis komponen dapat dipilih, sangat tergantung kepada lokasi dan kesempatan untuk daur k d l k d k kd ulang dan penjualan kembali. Teknologi pengolahan sampah perkotaan yang terbaru yang sekarang berkembang adalah: ¾ Integrated Waste to Composting ¾ Integrated Waste to energy www.themegallery.com
Pemilihan akhir site biasanya berdasarkan hasil prelimanary site survey, hasil perencanaan teknik dan studi biaya dan pengujian dampak linkungan
• • • • • • •
Kejadian gas dan pelindihan di landfill Kejadian gas secara biologi, fisika, kimia bila limbah padat ditempatkan dalam sanitary landfill sbb: Pelapukan biologi dari bahan organik baik secara aerobik atau anaerobik dengan menghasilkan gas dan cairan. Oksidasi kimia bahan limbah Oksidasi kimia bahan limbah Mengalir gas dari lokasi Pengerakan cairan akibat perbedaan tinggi Larut dan melindihnya bahan organik dan anorganik oleh air keluar dari lokasi Pergerakan dan pelarutan bahan oleh perbedan konsetrasi dan osmosis Tidak meratanya penempatan yang disebabkan konsolidasi bahan
www.themegallery.com
6
Pengambilan air tanah tercemar
S Sampah h Infiltrasi air sampah/lindi Sumur penduduk
Muka airt tanah
Garis aliran
Pengolahan biologi aerobik air sampah Bantar Gebang, Bekasi
www.themegallery.com
Pengelolaan Limbah B3 • Sistem pengelolaan limbah B3 dilaksanakan dengan menggunakan suatu pendekatan yang bertujuan untuk keselamatan terhadap semua tahap dan operasi yang melibatkan keseluruhan tahapan. • Tahapan dasar dalam pengelolaan limbah B3 tergantung pada: Jenis limbah Perlakuan pendahuluan Pengolahan P l h Stabilisasi, dan Disposal. • Masing‐masing tahap harus dengan hati‐hati direncanakan dan dilaksanakan, serta pengaruh aktivitas pengelolaan limbah B3 masa datang, terutama disposal harus dipertimbangkan dengan hati‐hati.
www.themegallery.com
Fasilitas pengolahan komersil untuk limbah B3
www.themegallery.com
Karakteristik limbah B3 ‐Mudah terbakar ‐Korosivitas ‐Reaktivitas ‐Toksisitas
www.themegallery.com
Beberapa limbah berbahaya & beracun yang dihasilkan beberapa industri
1. Pengolahan thermal Rotary kiln incenerators Liquid injection incinerators Plasma arc incinerators Wet air oxidation Fluidazed bed conbustion 2. Pengolahan kimia ‐ Netralisasi ‐Detoksifikasi ‐Presipitasi (Pengendapan) P i it i (P d ) ‐Penukar ion 3. Pengolahan Fisika ‐Filtrasi ‐Flokulasi ‐Sedimentasi ‐Sentrifugasi 4. Disposal Langsung ke landfill (penimbunan) Perlakuan pendahuluan dan kemudian ke lanfill ‐Pembuangan air limbah ‐Pembuangan ke Udara www.themegallery.com
www.themegallery.com
7
www.themegallery.com
Kegiatan pengelolaan limbah B3 meliputi pengumpulan limbah, pemindahan, penyimpanan, pengolahan, pengurangan limbah, daur ulang dan pembakaran. Operasi Pengelolaan limbah meliputi sejumlah kegiatan, antara lain; 1. Sistem pengangkutan yang aman dan dioperasikan oleh staf yang dilatih secara khusus. 2. Pemeriksaaan awal dan pemerikasan ulang limbah yang memungkinkan untuk mengetahui jenis limbahnya dan bagaimana mengolahnya. 3. Sistem pencatatan yang akan menyimpan data tentang pengiriman, pengolahan dan proses pembuangan limbah yang dilakukan. 4. Sistem pengawasan yang akan memastikan bahwa operasinya tidak merusak lingkungan maupun kesehatan karyawan.
www.themegallery.com
www.themegallery.com
PROSES PENGOLAHAN LIMBAH B3 Jenis teknologi proses yang umum digunakan dan disesuaikan dengan kebutuhan setempat; ‐ Secure landfill (lahan penimbunan terkendali) ‐ Stabilisasi/Solidifikasi ‐ Destruksi Termal 1. SECURE LANDFILL • Teknologi secure landfill dilaksanakan dengan mengurung Teknologi secure landfill dilaksanakan dengan mengurung ("encapsule") limbah B3 dalam suatu lahan penimbunan (landfill). • Bagian dasar dari landfill tersebut dilapisi berbagai tingkatan lapisan pengaman yang berfungsi untuk mengurung limbah B3, agar polutan tidak terdistribusi ke lingkungan sekitarnya melalui proses perembesan ke dalam air tanah. • Jenis limbah B3 yang dapat lansung ditimbun dan landfill sangat sedikit (misalnya : limbah asbes). Sebagian besar limbah B3 anorganik harus diproses terlebih dahulu dengan cara stabilisasi/solidifikasi untuk mengurangi /menghilangkan sifat racun limbah B3. www.themegallery.com
Sistem pelapisan landfill Standar yang digunakan oleh pemerintah Indonesia melalui Keputusan Kepala BAPEDAL No.04/BAPEDAL/1995. 1. Sistem pelapisan dasar yang digunakan adalah sbb: Subbase untuk landfill terbuat dari tanah liat yang dipadatkan dengan konduktivitas hidrolika jenuh maksimum 1 x 10‐9 m/det. Ketebalan lapisan ini paling kurang 1 m Secondary Geomembrane adalah berupa lapisan High Density P l th l Polyethylene (HDPE) d (HDPE) dengan ketebalan 1,5 mm . Lapisan ini dirancang k t b l 15 L i i i di untuk menahan segala instalasi, operasi dan penutupan akhir landfill. Primary Soil Liner adalah terdiri dari lapisaan tanah liat geosintesis (geosynthetic clay liner, GCL). GCL ini tebuat dari lempung bentonit yang diapit oleh lapisan geotekstil. Dalam keadaan basah jika terjadi kebocoran, lempung ini mengembag dan kemudian menyumbat kebocoran lapisan atasnya. Primary Geomembrane adalah lapisan yang mempunyai ketebalan 1,5 mm. Hal ini dirancang untuk menahan segala tekanan sewaktu instalasi, konstruksi,operasi dan penutupan akhir landfill. www.themegallery.com
2. Sistem pelapisan penutup akhir landfill Dilaksanakan sebagai berikut: • Intermediate Soil Cover akan ditempatkan diatas timbunan limbah setelah lapisan terakhir limbah terbentuk. Lapisan ini terbuat dari tanah setempat dengan ketebalan paling sedikit 25 cm. • Cap soil Barrier adalah lapisan yang ternbentuk dari lempung yang di d tk dipadatkan seperti yang terpasang pada pelapisan dasar landfill. ti t d l i d l dfill • Cap geomembrane adalah lapisan HDPE dengan ketebalan 1,0 mm. • Cap drainage layer ditempatkan diatas cap geomembrane. Cap drainage ini terbuat dari HDPE geonet dengan transmissivitas planar paling rendah 30 cm, dan granular soil dengan konduktivitas hidrolika minimum 1 x 10‐4 m/det. Komponen paling atas dari cap geomembrane adalah geotekstil yang dirancang untuk meminimisasi penyumbatan. • Vegetative layer adalah lapisan tanah setempat dengan ketebalan 60 cm yang ditempatkan diatas cap drainege layer. • Vegetation adalah lapisan penutup landfill www.themegallery.com
8
Sistem pengendalian dan pemantauan air lindi (leachate) Lindi adalah air hujan yang jatuh ke area landfill, yang kontak dengan limbah B3 baik lansung maupun tidak lansung dikumpulkan dan dipompa. Tahap pemeliharaan dan pemantauan akhir sampai 30 tahun kemudian. 2. STABILISASI/SOLIDIFIKASI Proses stabilisasi dilakukan untuk menjamin bahwa sifat‐sifat kimia dan fisika limbah B3 yang diolah adalah sesuai dengan kriteria landfill limbah B3. Jika sesuatu hal terjadi terhadap landfill, limbah B3 yang telah distabilisasi ini akan menjamin tidak adanya mobilisasi komponen‐komponen limbah B3 ke lingkungan. Inti dari proses stabilisasi ini adalah adanya pencampuran antara limbah B3 dengan bahan‐bahan kimia (stabilization reagents). Proses stabilisasi menghasilkan suatu campuran yang aman
www.themegallery.com
www.themegallery.com
LIMBAH MEDIS (Rumah Sakit) 3.DESTRUKSI TERMAL • Destruksi termal atau insinerasi adalah suatu proses penghancuran polutan organik yang terkandung dalam limbah B3 (misalnya oil sludge, PCB, dll.) dengan cara pembakaran atau insenerasi pada suhu dan waktu tinggal yang tepat. Umumnya suhu yang aman untuk proses insenarasi ini adalah di atas 1250oC dan waktu tinggal gas/uap minimum 2 detik. • Dua tahap dalam pengolahan limbah B3 secara destruksi termal ini yaitu tahap pencampuran (blending) dan tahap insenerasi (pembakaran). tahap pencampuran (blending) dan tahap insenerasi (pembakaran). Parameter‐parameter fisika dan kimia yang dikendalikan dalam pencampuran meliputi: ‐Berat jenis ‐viskositas ‐nilai kalori ‐Kandungan sulfur ‐Kandungan senyawa halida (Cl, Br dan F) ‐Kandungan abu ‐Kandungan logam‐logam berat (As, Cd, Cr, Pb, Hg, Tl dan Zn) www.themegallery.com
• • • • •
Limbah medis berbahaya terdiri dari kelompok bahan limbah berbahaya seperti berikut; Obat‐obatan yang kedaluarsa atau obat yang tidak digunakan lagi Bahan infektif /patogen Cytostatic Benda‐benda tajam Limbah klinik gigi Cytostatic adalah bahan yang dapat menimbulkan pengembangan Cytostatic adalah bahan yang dapat menimbulkan pengembangan kanker. Limbah dihasilkan dari sejumlah daerah yang berbeda seperti; Rumah pribadi,Rumah orang tua‐tua dan dalam bentuk lain dari rumah perawat, Klinik dokter, Pabrik Farmasi, Agen farmasi/obat di Rumah sakit
www.themegallery.com
Pengelolaan limbah medis dapat dilakukan sbb; 1. 2. 3.
Insinerator khusus adalah untuk limbah berbahaya dan cytostatica Daur ulang adalah untuk limbah kimia dan limbah cytostatic p g Instalasi pengolah limbah
TERIMA KASIH SEMOGA BERMANFAAT
www.themegallery.com
www.themegallery.com
9