Nutrigenomics |1
NUTRIGENOMIK: STRATEGI CERDAS REGULATOR MEKANISME INTERAKSI GENOMIK DAN NUTRISI DALAM PENANGANAN KESEHATAN DI MASA DEPAN
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Genetika Molekular Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya
Oleh: Fatchiyah
Disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Universitas Brawijaya Malang, 12 Februari, 2013
Nutrigenomics |2
NUTRIGENOMIK: STRATEGI CERDAS REGULATOR MEKANISME INTERAKSI GENOMIK DAN NUTRISI DALAM PENANGANAN KESEHATAN DI MASA DEPAN
Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar dalam Ilmu Genetika Molekular Pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Brawijaya
Oleh: Fatchiyah
Disampaikan pada Rapat Senat Terbuka Universitas Brawijaya Malang, 12 Februari, 2013
Nutrigenomics |3
Bismillaahirrahmaanirrahiim Yang terhormat, Bapak Rektor UB Para Guru Besar dan Bapak/Ibu Anggota Senat UB Para Pembantu Rektor, Pimpinan Fakultas, Jurusan dan Lembaga di Lingkungan UB Para Dosen dan segenap Civitas Akademika UB Para undangan dan hadirin yang saya muliakan. Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh Alhamdulillaahirabbil’ala-min. Pada hari yang berbahagia dan penuh rahmat ini, marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena hanya dengan rahmat dan hidayah-Nyalah kita dapat hadir pada rapat senat terbuka UB dalam kondisi sehat walafiat. Tak lupa shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan besar kita nabi besar Muhammad SAW yang telah menjadi suri tauladan bagi kehidupan kita di dunia ini. Pada kesempatan ini, perkenankanlah saya menyampaikan pidato pengukuhan jabatan saya sebagai Guru Besar di bidang Ilmu Genetika Molekuler di Fakultas MIPA UB, dengan judul: “Nutrigenomik: Strategi Cerdas Regulator Mekanisme Interaksi Genomik dan Nutrisi dalam Penanganan Kesehatan di Masa Depan“
Nutrigenomics |4
PENDAHULUAN Bapak Rektor dan hadirin yang saya hormati, izinkan saya mencoba untuk membaca & mengupas pesan Allah SWT dalam QS: At-Thiin (95:4) “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Allah telah menciptakan manusia sebagai makhluk sempurna, yang memiliki gen-gen yang yang tidak kasat mata, yang tidak kita ketahui apa dan bagaimana peran gen itu, sehingga manusia menjadi makhluk yang dapat mengalami tumbung – kembang yang sempurna. Gen merupakan cetak biru kehidupan tidak hanya pada manusia, tapi juga makhluk Allah yang lain, seperti hewan, tanaman dan mikrobia. Gen-gen pada manusia terpilin rapih di dalam 23 pasang kromosom dalam setiap selsel tubuh (22AA,XX atau 22AA,XY) dan 23 komosom pada sel-sel kelamin (22A,X atau 22A,Y). Kode genetik yang kita miliki tersusun atas 3x109 urutan DNA yang menyimpan informasi genetik yang kompleks. Saya sebagai seorang peneliti mencoba mengidentifikasi gen-gen yang berperan dalam berbagai mekanisme dalam sel, menelaah inti pesan gengen tersebut, dan meneliti metabolisme dalam jaringan tubuh yang berkaitan dengan ekspresi gen yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lingkungan. Roadmap penelitian yang saya kembangkan merupakan salah satu kajian ilmiah roadmap research Universitas Brawijaya yang telah ditetapkankan, yaitu bidang “kesehatan, gizi dan obat-obatan.” Fokus dari kelompok penelitian saya, nutrigenomic group, adalah menganalisis interaksi genom dengan nutrisi alami terkait dengan pemanfaatan potensi
Nutrigenomics |5
sumber daya lokal untuk pengembangan terapi suatu penyakit dengan bahan alami nabati dan hewani Untuk itu, izinkan saya menguraikan apa dan bagaimana peran gen-gen dalam tubuh kita dan hubungannya dengan nutrisi yang kita makan dan pengaruhnya terhadap kesehatan kita, yang saya rangkai dalam untaian kalimat pada pidato saya hari ini. Latar belakang 1. Apa dan bagaimana peran gen? Gen adalah materi genetik dari rangkaian molekul asam deoxiribonukleat (DNA) yang membawa sifat yang diwariskan dari orang tua ke anak keturunannya baik pada organisme tingkat rendah maupun tinggi, kecuali beberapa virus yang memiliki materi genetik berupa molekul asam ribonukleat (RNA). Pada saat ini, kami peneliti biologi molekuler telah memiliki cara dan keahlian untuk membaca cetak biru DNA dari tubuh manusia maupun organisme lain. Walaupun pada awalnya kami percaya bahwa dengan menafsirkan kode genetik itu akan memecahkan misteri kehidupan, tetapi semakin lama ternyata tidak sesederhana hal tersebut. Semakin dalam mempelajari, walau dalam satu sel saja, semakin banyak yang bisa dipelajari dalam tingkat kerumitan struktur, fungsi, dan mekanisme yang sangat tinggi. Jadi kita, atas izin Allah SWT, hanyalah membuka dan mempelajari ilmu-ilmuNYA semata. Kita tahu ilmu-ilmu Allah sangatlah luas seperti pada QS: Al-Kahfi (18:109) “Katakanlah, sekiranya lautan menjadi
Nutrigenomics |6
tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).” Ilmu pengetahuan dan teknologi dipelajari untuk kesejahteraan manusia, seperti anjuran di dalam ayat-ayat AlQur’an, dimana obyek ilmu merupakan batas-batas alam materi (physical worlds) sehingga kita dianjurkan untuk melakukan observasi dan eksperimen (QS Al-Ankabuut 29:20) dan penelitian yang dikerjakan untuk dianalisis dengan menggunakan akal dan intuisi (QS An-Nahl16:78). Hadirin sekalian yth. Untuk mempelajari suatu fungsi gen atau mengetahui apa yang gen lakukan dalam sel kita adalah dengan melihat apa yang terjadi pada organisme ketika gen tersebut dihilangkan dengan menyisipkan gen lain atau menghilangkan sebagian susunan basa nukleotidanya. Untuk mempelajari organisme mutan yang telah memperoleh perubahan atau penghapusan dalam urutan nukleotida gen tersebut adalah langkah eksperimen yang dihormati dalam komunitas biologi. Organisme mutan ini dipakai untuk menguji mekanisme metabolisme dalam tubuh di tingkat molekuler. Meskipun mutasi sendiri dapat mengganggu proses seluler, tetapi dengan melakukan proses mutan sering merupakan kunci untuk memahami fungsi gen. Misal mengapa terjadi perubahan fenotip pada individu XY (laki-laki) sehingga tampak seperti perempuan, apakah terjadi perubahan genetis? Penelitian dengan menggunakan hewan transgenic dan knockout menunjukkan bahwa perubahan sex-reversal male to female ini akibat adanya kelainan gen-gen pada awal
Nutrigenomics |7
perkembangan embrio saat setelah terjadi fertilisasi sel telur oleh sperma. Gen-gen ini bukan pada kromosom kelamin tapi pada kromosom autosomal, dan apabila perubahan ini berlangsung pada trimester pertama kehamilan akan mempengaruhi penentuan kelamin embrio dalam kandungan pada trimester kedua dan selanjutnya. Pada berbagai studi dari beberapa laboratorium, melaporkan bahwa hewan coba yang telah dihilangkan gen-gennya pada kelainan tersebut akan menyebabkan peningkatan kematian embrio sesaat setelah lahir. Hal ini disebabkan karena ketiadaan produksi mineralkortikoid dan glukocortikoid dari kelenjar adrenal sebagai sumber nutrisi untuk tumbuh kembang individu yang baru lahir (Fatchiyah et al., 2006). Adanya kelainan ekspresi pada gen-gen trimester pertama kehamilan dapat pula menyebabkan kelenjar adrenal tidak berfungsi sebagaimana mestinya dalam menyediakan kebutuhan nutrisi dan energi yang diperlukan untuk tumbuh kembang jabang bayi dalam rahim sang ibu (prenatal) maupun awal postnatal. 2. Nutrisi apa yang tepat berbasis gen yang kita miliki Masyarakat dewasa ini semakin meyakini bahwa melalui konsumsi makanan mereka bisa memelihara kesehatan dan menghindarkan diri dari risiko menderita sakit. Bagi keluarga yang mempunyai bakat atau resiko yang tinggi terhadap suatu penyakit tertentu, yang mana penyakit ini akan timbul akibat mengkonsumsi makanan dengan kandungan baik kolesterol, karbohidrat, maupun lemak yang tinggi, maka tindakan preventif memilih diet serat tinggi atau diet yang dikonsultasikan ke dokter ahli nutrisi, adalah tindakan yang
Nutrigenomics |8
’cerdas’. Mereka yang mencoba untuk mengendalikan kadar kolesterol darahnya, maka berusaha menghindari makanan lemak hewani. Untuk mencegah risiko kanker usus besar (kolon) mereka akan mengonsumsi makanan serat tinggi. Dan bila ingin mengendalikan berat badan akan memperhatikan nilai kalori makanannya. Nutrisi yang baik sangat vital untuk kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan yang optimum, juga untuk pertahanan terhadap penyakit. Jenis makanan yang sama dikonsumsi oleh individu yang berbeda menimbulkan efek yang berbeda pula. Pengontrolan jumlah bahan makanan yang dimakan dipengaruhi oleh polimorfisme gen-gen yang mengekspresikan reseptor rasa atau sitokin yang berperan pada sarana komunikasi antar sel-sel pada sinyal perifer. Regulasi metabolik, ekspresi suatu gen mengatur aktivitas fungsi metabolik biokimiawi secara individual. Oleh karena itu, komposisi genetik dan kebutuhan metabolik penting dalam menentukan diet yang dipilih untuk hasil yang optimum bagi setiap individu. Hal ini menunjukkan pengontrolan antara faktor genetik dan lingkungan (makanan) tergantung pada kerentanan ataupun ketahanan tubuh secara individual (Go et al, 2005; Ferguson, 2006; Fatchiyah, 2008). Kajian aplikasi ilmu genetika terhadap kesehatan dan nutrisi manusia diharapkan mengeksplorasi bahan-bahan alami baik dari herbal maupun bioaktif peptide produk alami hewan. Pada dasarnya senyawa dari makanan dapat dipelajari dan dikembangkan sebagai modulator dari ekspresi gen dibandingkan sebagai nutrisi sederhana bagi ilmu gizi dasar.
Nutrigenomics |9
Contohnya penambahan folat dalam diet wanita hamil, dan genistein, suatu senyawa isoflavone dalam kedelai, yang bertindak sebagai antioksidan. Komponen genetik secara individual diturunkan dari nenek moyangnya mempunyai kemampuan yang bervariasi terhadap makanan dan kerentanan terhadap penyakit kronis seperti diabetes mellitus (DM) tipe 2 (Kaput et al, 2007b), obesitas, dan penyakit lain yang rentan terhadap pola susunan gizi makanan. Perumusan masalah Hadirin sekalian yang saya muliakan. Berdasarkan ulasan di atas, apakah kajian nutrigenomik perlu dilakukan dengan memfokuskan hubungan antara nutrisi dan gen-gen target yang spesifik dalam memperbaiki metabolisme dalam tubuh penderita degeneratif seperti diabetes, jantung, dan obesitas, sehingga seseorang dapat menetapkan manajemen nutrisi yang baik dan benar untuk mengontrol penyakit tertentu agar tidak memburuk. Bagaimana menyelaraskan nutrisi berbasis materi genetik yang dimiliki, pola makan sehat yang ditetapkan, produk-produk farmasi yang dikonsumsi, dan sumber nutrisi lain.
N u t r i g e n o m i c s | 10
1.
Apa yang dimaksud dengan Nutrigenomik Nutrigenetik?
dan
Para hadirin yang kami hormati. Kajian ilmu tentang genomik dan gen-gen spesifik dalam interaksinya dengan nutrisi menurut Chadwick (2004) dibagi menjadi dua kelompok yaitu nutrigenetik dan nutrigenomik. Definisi Nutrigenetik adalah ilmu tentang variasi genetik terhadap respon diet, dengan memfokuskan pada studi individu yang berbeda yang memiliki satu atau lebih mutasi gen tunggal polimorfisme (SNP: Single Nucleotide Polymorphism) yang dapat mempengaruhi respon terhadap diet. Komponen genetik yang dimiliki individu tersebut mempunyai kemampuan menginduksi metabolisme komposisi gizi atau zat-zat bioaktif dalam makanan (Fatchiyah, 2008). Nutrigenetik lebih ditujukan untuk pola diet tertentu untuk individu tertentu dengan peta polimorfisme yang spesifik. Definisi Nutrigenomik adalah ilmu yang mempelajari hubungan antara faktor genetik dengan nutrisi yang memiliki komposisi spesifik dan yang mampu menginduksi ekspresi gen dalam tubuh. Nutrigenomik merupakan aplikasi genomik dalam pengembangan teknologi baru, seperti transkriptomik, proteomik, metabolomik, dan epigenomik berbasis pada analisis fungsi gen dan ekspresinya (Chadwick, 2004; Burton and Steward, 2004). Variasi genetik mempengaruhi bagaimana tubuh menyerap, menggunakan, dan menyimpan zat-zat gizi yang masuk ke dalam tubuh (Kaput, 2008; Mutch et al., 2005). Kajian nutrigenomik diharapkan dapat memfasilitasi pemahaman “bagaimana komponen nutrisi dapat
N u t r i g e n o m i c s | 11
mempengaruhi mekanisme pensinyalan genes cascade pada metabolisme dalam tubuh” dan “bagaimana pula proses pengontrolan faktor genetik pada penyakit dengan diet tertentu.” Pada pidato ini saya akan memfokuskan pembicaraan pada kajian nutrigenomik yang merupakan disiplin ilmu yang berisi informasi tentang genom dan molekul biologi lainnya serta interaksi gen dan diet dalam tubuh manusia. Pengetahuan tentang nutrigenomik ini akan membantu mengetahui makanan dan minuman yang sesuai untuk gen tubuh, sehingga penyakit seperti diabetes dapat dihindari. Nutrigenomik melibatkan teknologi yang beragam dalam mengupas program genetik yang berperan dalam sel dan jaringan yang dipengaruhi oleh diet. Intervensi diet dapat menghambat pada awal onset penyakit merupakan goal yang ambisius tidak hanya bagaimana nutrisi tunggal mungkin berefek pada sistem biologi, tetapi juga bagaimana berbagai nutrisi yang beragam berinteraksi untuk memodulasi fungsi biologi. Nutrigenomik meliputi pembelajaran yang luas dengan dua tujuan utama. Tujuan yang pertama adalah untuk “menganalisis karakter dari masing-masing individu.” Tujuan yang kedua adalah untuk “menggunakan informasi tersebut dalam pencegahan penyakit yang berhubungan dengan gaya hidup dengan efektifitas dari konsumsi dan komponen makanan”. Nutrisi berbasis genomik dapat meningkatkan pengetahuan untuk melakukan diet dan pemilihan gaya hidup yang mungkin dapat mengubah kerentanan terhadap penyakit dan meningkatkan potensi kesehatan (Kato, 2008).
N u t r i g e n o m i c s | 12
Pada studi nutrigenomik memerlukan pengujian dengan analisis DNA dengan biaya yang relatif mahal, meskipun demikian telah ada beberapa riset nutrigenomik yang membuktikan bahwa antara peran gen dalam DNA, diet yang dikonsumsi, dan penyakit-penyakit tertentu mempunyai keterkaitan yang sangat kuat. Pengetahuan tentang nutrigenomik ini akan membantu kita untuk mengetahui makanan dan minuman apa yang cocok untuk gen tubuh kita.sehingga penyakit obesitas, diabetes, jantung, kanker, osteoporosis, alzheimer, dan penyakit karena penuaan dapat dihindari. Kajian nutrigenomik memberitahu makanan apa yang kita butuhkan dan makanan apa yang harus kita hindari, apabila dikaji berdasarkan database gen yang berasosiasi dengan suatu penyakit. Makanan yang kita makan tersusun atas molekul kimia yang mampu menginduksi ekspresi gen. Komposisi kebutuhan gizi berbasis profil genotip akan memberian pengetahuan tentang jenis-jenis pangan apa saja yang sesuai untuk dikonsumsi. Pengetahuan ini penting untuk menjaga kesehatan dan menghindarkan dari potensi penyakit kronis yang mungkin menyerang sehingga kebutuhan terhadap obat juga dapat dikurangi. Efek dari variasi genetik ini dipengaruhi oleh lokasi gen tersebut dan ekspresi protein dari gen tersebut dan berefek terhadap proses matobolisme gen-gen terkait (genes cascade). Perubahan dalam gen juga memberikan dampak yang berbeda terhadap populasi (ras) yang berbeda. Susunan DNA tertentu juga memiliki ketahanan terhadap penyakit tertentu. Oleh
N u t r i g e n o m i c s | 13
karena itu, perkembangan ilmu nutrigenomik merupakan momen yang krusial untuk merevolusi pemahaman manusia terhadap apa yang dimakannya. Beberapa komponen nutrisi essensial juga dapat mempengaruhi perubahan aktivitas gen dan kesehatan, seperti karbohidrat, asam amino, asam lemak, kalsium, zinc, selenium, folate dan Vitamin A, C & E, dan juga komponen bioaktif non-essesial mempengaruhi secara signifikan terhadap kesehatan (Corthésy Theulaz et al., 2005; Törrönen et al., 2006). Komponen bioaktif makanan (essensial dan non-essensial) telah diketahui mampu memodifikasi sejumlah proses seluler dalam meningkatkan kesehatan seseorang dan mencegah suatu penyakit, contohnya memicu metabolism zat-zat dalam tubuh, meningkatkan keseimbangan hormon, pensinyalan dalam sel-sel, kontrol siklus sel, apopotosis dan angiogenesis. Komponen bioaktif ini juga dapat berperan secara simultan dalam proses seluler tersebut (Kaput and Rodriguez, 2004).
2. Nutrisi Berbasis pada Gen-gen terkait Penyakit Diabetes & Kontrol Kadar Glukosa Hadirin dan pimpinan yth. Nutrisi yang dikonsumsi berpengaruh terhadap beberapa penyakit salah satunya adalah diabetes melitus. Menurut penelitian Fatchiyah et al. (2009) terjadi peningkatan level mRNA gen proinsulin pada tikus diabet dengan pemberian tepung porang. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Vuksan, et al. (2000) dinyatakan bahwa
N u t r i g e n o m i c s | 14
pemberian glukomanan dapat menyebabkan kadar glukosa menurun secara signifikan. Komponen genetik secara individual diturunkan dari nenek moyangnya mempunyai kemampuan yang bervariasi terhadap makanan dan kerentanan terhadap penyakit kronis seperti diabetes mellitus tipe 2 (DM tipe 2) (Kaput et al, 2007b). Lebih lanjut Kaput melaporkan ada 52 kandidat gen yang diduga berperan dalam mekanisme biokimiawi, regulasi, dan jalur signal transduksi mengasilkan interaksi antara gen & faktor lingkungan mempunyai kontribusi terhadap onset DM tipe 2 seperti insulin (INS) yang berperan dalam metabolisme glukosa dalam tubuh. Jumlah penderita diabetes di Indonesia tergolong tinggi dan semakin meningkat setiap tahunnya. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh badan kesehatan dunia (WHO), bahwa jumlah penderita diabetes di Indonesia saat ini mencapai 8,6 juta orang dan menduduki empat terbesar di dunia. Besarnya jumlah penderita diabetes di Indonesia ini akan menurunkan derajat, kualitas serta produktivitas manusia Indonesia. Hubungan antara konsumsi makanan yang mengandung karbohidrat dengan DM tipe 2 telah kita ketahui cukup kompleks, sehingga banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan diet yang tepat untuk menurunkan glukosa darah. Salah satunya adalah diet serat tinggi yang bekerja lebih baik dalam mengontrol diabetes dibanding dengan diet lain yang direkomendasikan American Diabetes Association (ADA, 1999). Aktivitas insulin menurun 12% dan level glukosa menurun 10% pada pasien DM tipe 2 yang mengkonsumsi diet
N u t r i g e n o m i c s | 15
serat tinggi dibanding diet group lain. Hal ini mengindikasi peningkatan sensitifitas tubuh terhadap insulin. Menurut Chandallia et al. (2000) melaporkan peningkatan konsumsi diet serat tinggi dapat mempengaruhi kontrol glisemik, penurunan hyperinsulinemia, dan penurunan konsentrasi plasma lipid pada penderita DM tipe 2. Suplemen serat tinggi yang telah digunakan dalam diet tinggi serat misalnya psyllium dari kacang-kacangan, pektin dari buah-buahan, oat brand, dan glucomannan dapat memperbaiki toleransi glukosa dari beberapa studi yang telah dilakukan. Walaupun demikian, pengaruh dari penambahan diet bahan makanan yang mengandung banyak serat terhadap pengontrolan indeks glisemik pada pasien dm tipe 2 masih kontroversi. Hasil studi awal suatu group (Fatchiyah et al., 2009) diet yang mengandung glucomannan dapat menunda rasa lapar dan meningkatkan secara gradual absorbsi diet gula sehingga berpengaruh mengurangi peningkatan level gula darah setelah makan. Pada studi lain, glucomannan 8-13g per 100g kalori per hari dapat menstabilkan gula darah individu dengan sindrom resisten insulin (syndrome-x). Konsentrasi glucomannan yang lebih tinggi bisa menyebabkan menurunnya gula darah secara cepat dan menyebabkan hypoglicemia. Glucomannan adalah serat tanaman konjac atau porang bersifat tidak larut dalam air, berbentuk seperti gel. Tubuh tidak bisa menyerap glucomannan, sehingga menghasilkan massa lunak yang besar bergerak menembus usus dan merangsang kontraksi otot usus dan sekaligus menangkap molekul-molekul yang berlebih dan tidak diperlukan dalam tubuh.
N u t r i g e n o m i c s | 16
Penelitan nutrigenomik pada group saya menunjukkan bahwa pada hewan coba tikus diabetes yang diperlakukan dengan pemberian glukomanan dalam porang dengan dosis 0.06 g/kg BB dan 0.12 g/kg BB berpengaruh terhadap peningkatan level mRNA gen proinsulin pada tikus yang diinduksi streptozotozin (STZ). Peningkatan level mRNA ini menstimulus terjadinya penurunan kadar glukosa darah pada tikus. Kerusakan sel-sel beta pankreas pada tikus diabet terjadi perbaikan dengan pemberian porang 0.06 g/kg BB dan makin membaik pada porang 0.12 g/kg BB. Ekspresi downstream gene Irs-1 mengalami penurunan sesuai dengan kerusakan selsel beta pankreas pada kelompok tikus diabetes tanpa perlakuan. Peningkatkan ekspresi gen Irs-1 pada tikus diabetes yang diberi porang 0.12 g/kg BB sesuai dengan perbaikan selsel beta pancreas. Ekspresi Irs-1 pada hepar tidak mengalami gangguan yang signifikan pada semua kelompok kajian (Fatchiyah et al., 2009). Hasil perlakuan pada kelompok tikus normal sangat menarik, pemberian porang dengan konsentrasi yang sama tidak memperlihatkan kemampuan metabolisme yang seharusnya. Untuk itu, diet serat tinggi glucomannan dari tepung porang tidak disarakan untuk tindakan preventif tetapi baik untuk langkah dini terapi kuratif. Hal ini mengindikasikan bahwa glucomannan dari tepung porang dapat digunakan sebagai terapi alternatif diet serat tinggi untuk penyakit diabetes. Hasil riset Chen et al. (2003) mengindikasikan Konjac-mannan dapat memperbaiki level lemak darah dengan meningkatkan ekskresi feses dan mengurangi level gulkosa pada pada pasien diabetes. Konjac-mannan juga diberikan untuk penderita diabetes dengan hyperlipidemia.
N u t r i g e n o m i c s | 17
Masalah utama yang dihadapi pemanfaatan glucomannan dalam tepung porang yang ada di Indonesia adalah kandungan kalsium oksalat. Kalsium oksalat pada tepung porang dapat menyebabkan rasa gatal dan iritasi bila dikonsumsi. Konsumsi makanan yang mengandung kalsium oksalat dapat menyebabkan kristalisasi dalam ginjal (Bhandari et al., 2002; Nakata, 2002). Jadi dalam hal ini, untuk mendapatkan glucomannan yang aman terhadap kalsium oksalat, perlu pengolahan lebih spesifik terhadap tepung porang, sehingga aman untuk dikonsumsi.
3. Regulasi Ekspresi IGF-1 dan Reseptornya dengan Diet Catechin Teh untuk Penurunan Obesitas Kegemukan untuk sebagian orang mungkin tidak bermasalah karena mereka menikmatinya. Tapi kita tahu bahwa kegemukan atau obesitas merupakan kondisi kelebihan massa jaringan lemak tubuh akibat kelainan metabolik tubuh yang dapat meningkatkan resiko morbiditas beberapa system pada manusia, seperti hipertensi, jantung coroner, stroke, depresi dan kurang percaya diri dll. Mereka yang terlanjur gemuk memilih untuk melakukan diet maupun olahraga untuk mengurangi berat badannya. Banyak penelitian dilakukan untuk mengurangi kegemukan dengan mengeksplorasi sumber herbal sebagai bahan minuman sehat, seperti teh hijau, teh hitam, mix-jus buah & sayuran atau lainnya. Pada penelitian tentang pengaruh catechin dari teh seduh hitam yang diberikan selama 90 hari pada tikus obese (Firdausi
N u t r i g e n o m i c s | 18
et al., 2012), menunjukkan bahwa pemberian teh seduh hitam menurunkan berat badan tikus obese secara signifikan. Hal ini didukung oleh penelitian secara in vitro dengan mengkultur sel adiposa menunjukkan penghambatan adipogenesis dan meningkatkan apoptosis dengan perlakuan EGCG 200 µM (Lin et al., 2005). Lebih lanjut Firdausi melaporkan hasil analisis imunohistokimia pada jaringan lemak tikus obese terdapat pengaruh yang signifikan teh seduh hitam dengan konsentrasi 0,03 g/hari dan 0,045 g/hari. Ekspresi protein IGF-1 lebih rendah dibanding tikus kontrol dan terjadi penurunan jumlah pada sel-sel adipose. Hal ini diduga cathecin pada teh seduh hitam menghambat IGF-1 sebagai ligan berikatan dengan reseptornya. Apakah penghambatan cathecin pada ligan atau pada reseptor IGF-1? Untuk memperjelas catechin dalam penghambatan adipogenesis, penelitian dilanjutkan dengan analisis in silico (Firdausi et al., 2012) menghasilkan catechin (EC, EGC and EGCG) menghambat IGF-1R tetapi tidak pada protein IGF-1. Hasil ini mengindikasikan bahwa teh seduh hitam memiliki potensi sebagai bioaktif alami untuk preventif terapi mengurangi kegemukan. Detoksifikasi saluran pencernaan dengan mix-jus buahbuahan dan sayuran untuk meningkatkan antioksidan dan menghancurkan lemak-lemak maupun sisa nutrisi yang tidak diperlukan tubuh. Setiap saat tubuh kita selalu berproses, metabolism berlangsung secara kontinyu untuk penyediaan nutrisi & energi yang dibutuhkan tubuh kita. Untuk menghancurkan sisa nutrisi, zat radikal bebas, zat racun maupun bakteri yang berlebih, maka langkah detoksifikasi yang sehat sangat diperlukan. Detoksifikasi dengan sayuran &
N u t r i g e n o m i c s | 19
buah-buahan ini dapat merangsang gen-gen penghasil ensimensim yang dapat mendegradasi zat-zat sampah itu menjadi protein-protein yang berguna, dan mendukung kerja sel-sel dalam proses degradasi tersebut dan membuangnya bila tidak digunakan. Enzim-enzim dalam sel-sel juga akan terstimulasi untuk mencerna zat-zat berbahaya kemudian membuangnya keluar dari sel-sel tubuh kita. Pada akhirnya zat-zat sampah ini dikeluarkan dalam bentuk feses, urin atau keringat. Bila metabolism tubuh dibiasakan dengan langkah detoksifikasi, maka berat badan akan terjaga dengan baik, meningkatkan system kekebalan tubuh dan tetap sehat.
4. Bioaktif Peptida dari Susu Kambing Peranakan Etawah dan Terapi Penyakit Rheumatoid Arthritis Rheumatoid arthritis (RA) adalah penyakit kronis multisistem yang telah diketahui penyebabnya. Meskipun beberapa kejadian manifestasi sistemiknya bervariasi, karakter yang utama dari RA adalah persistent inflammatory synovitis, termasuk persendian perifer dari distribusi simetris. Potensi dari peradangan synovial menyebabkan kerusakan tulang rawan dan erusi tulang dan perubahan integritas persendian yang merupakan penanda penyakit RA ini. Selain itu potensial kerusakan merupakan penyebab RA sangat bervariasi (Fishman and Bar-Yehuda, 2010). RA diinisiasi oleh sel-sel CD4+ yang mengamplifikasi respon imun dengan stimulasi sel-sel mononuklear yang lain, fibroblas cynovial, kondrosit dan osteoklas. Sitokin yang dihasilkan adalah TNF-α, interleukin-1,
N u t r i g e n o m i c s | 20
and interleukin-6, sebagai penyebab peradangan synovial. Kerusakan persendian adalah hasil dari degradasi jaringan ikat yang tersususn oleh matrix metalloproteinases dan stimulasi osteoclastogenesis oleh sel-sel T-CD4+ T yang aktif (Choy and Panayi, 2001). Adanya perubahan gaya hidup dan pola makan masyarakat yang lebih memperhatikan kesehatan, memberi dampak pada industri pangan yaitu berkembangnya produk pangan dengan label ”pangan nutrasetika” yang diyakini dapat memberikan efek pada kesehatan. Salah satu aspek kesehatan yang dapat diperoleh melalui konsumsi pangan nutrasetika adalah meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Susu merupakan pangan nutrasetika alami yang mengandung bahan-bahan bioaktif terutama protein yang mempunyai manfaat penting untuk kesehatan. Protein susu yang sudah diidentifikasi meliputi Caseins (α, β and κ), α-Lactalbumin, β-Lactoglobulin, Immunoglobulins A, M and G, Lactoferrin, Lactoperoxidase, dan Lysozyme. Beberapa penelitian yang sudah dilakukan selama periode 10 tahun terakhir melalui identifikasi dan karakterisasi komponen susu yang dapat mempengaruhi fungsi sistem immun menunjukkan bahwa komponen yang paling berperan adalah protein susu (Gill et al. 2000). Secara in vitro , , dan casein, whey protein, lactoferrin, dan endogenus IgG susu terbukti dapat memodulasi proliferasi limfosit. Efek ini dapat terjadi pada beberapa spesies ruminan dan non ruminan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa potensi immunomodulator protein susu secara filogenetik tidak terbatas, namun terdapat variasi pada pengaruh antar spesies (Marriot, 2000).
N u t r i g e n o m i c s | 21
Penelitian nutrigenomik yang saat ini sedang berjalan memfokuskan pada eksplorasi bioaktif peptide dari susu kambing peranakan ethawah (PE) untuk bahan alami terapi immunomodulator penyakit RA (Fatchiyah et al., 2012). Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan telah dilakukan identifikasi bahwa pada susu segar dan yogurt kambing PE terdapat protein alpha-S2 Casein (CSN1S2) dan alpha-S1 casein (CSN1S1), yang terisolasi dari pita 36kDa hasil pemisahan dengan sodium dodecyle sulfate-polyacrylamide gel electrophoresis (SDS-PAGE) dan dianalisis sekuen peptidanya dengan MALDI-TOF. Hasil identifikasi sekuen bioaktif peptida dari protein dengan BM 36kDa: ada 8 sekuen peptide dari protein CSN1S2 susu kambing segar dan ada 7 sekuen peptide dari protein CSN1S2 yogurt susu kambing. Masing masing sekuen bioaktif peptida diduga memiliki fungsi yang spesifik sebagai antimicrobial, immunomodulator and antihipertensi. Prelimenary study pada uji fungsi bioaktif peptida itu secara in vitro dengan cell line osteoblast mengindikasikan bahwa sel-sel yang telah dirusak dengan methyl glyoxal, dapat memperbaiki diri dan berkembang menjadi sel-sel normal, diduga ada perbaikan gen-gen dan protein terkait yang berperan dalam metabolisme sel-sel osteoblast menjadi normal kembali (Fatchiyah et al., 2012). Data ini dikukung pada sel-sel osteoblast normal juga terjadi proliferasi yang meningkat. Kondisi ini mendukung dugaan kami bahwa bioaktif peptide baik pada susu segar maupun yogurt dari susu kambing dapat digunakan sebagai terapi dini untuk mengontrol ekspresi gengen yang berperan pada perbaikan peradangan synovial dan
N u t r i g e n o m i c s | 22
system imun pada persendian pada penderita RA maupun orang normal.
5. Farmakogenomik menuju nutrigenomik Kemikalia dalam makanan dapat menginduksi ekspresi gen secara langsung atau tidak langsung. Pada level selular, makanan mungkin (1) bereaksi secara langsung sebagai ligand untuk reseptor factor transkripsi, (2) dimetabolisir oleh jalur metabolik primer maupun sekunder dalam regulasi gen aau pensinyalan selular, dan (3) dapat mengubah signal tranduksi dan pensinyalannya (Törrönen et al., 2006). Peningkatan pengetahuan tentang nutrisi berbasis gen diharapkan pemilihan diet dan gaya hidup dapat mengubah kerentanan terhadap penyakit dan meningkatkan potensi kesehatan. Hal ini dilandasi oleh beberapa fakta yang telah diketahui hingga saat terakhir ini: 1. zat-zat kimia pada makanan berpengaruh pada gen-gen manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung, yang bisa mengganggu ekspresi gen. 2. dalam kondisi tertentu atau pada individu tertentu, zat-zat bioaktif makanan bisa menjadi pemicu yang menyebabkan sakit. 3. sejauh mana zat makanan berpengaruh menyehatkan atau menyebabkan sakit bagi individu tergantung pada kondisi genetik masing-masing.
N u t r i g e n o m i c s | 23
4. Dan konsumsi makanan tertentu yang didasarkan pada pengetahuan kebutuhan gizi, status gizi, dan genotipe individu bisa diarahkan untuk mencegah, mengendalikan, atau bahkan menyembuhkan penyakit kronis (Kato, 2008). Meskipun nutritional genomics masih dalam perdebatan dan kontroversi, namun, sepertinya nutrigenomik merupakan kepanjangan dari farmakogenomik yang berbasis obat. Farmakogenomik menuju nutrigenomik, dapat dikatakan bahwa prinsip-prinsip nutrigenomik merupakan lanjutan dari prinsip farmakogenomik (Kaput et al., 2007a). Perubahan perilaku pasien yang diagnosis penyakit tertentu menjadi konsumen yang sehat, tampak ada perbedaan yang signifikan antara manajemen suatu penyakit, tindakan preventif terhadap suatu penyakit, maupun optimalisasi fungsi fisiologis tubuh. Perubahan dari pasien menjadi konsumen sehat pada konsep nutrigenetik menjadi salah satu langkah strategis untuk menunda terjadinya onset suatu penyakit dan manifestasi klinis, sehingga mungkin dapat dikatakan pendekatan preventif lebih baik dari pada pengobatan.
6. Penyakit Degeneratif dan Diet Serat Tinggi Penyakit degeneratif adalah penyakit yang timbul sejalan dengan perubahan fisiologis tubuh. Semakin bertambah umur seseorang, daya kerja sel juga mengalami penurunan, akibatnya akan muncul berbagai penyakit seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, ginjal, rematik, tumor, batu
N u t r i g e n o m i c s | 24
empedu, gangguan prostate, dan osteophorosis (tulang keropos). Penduduk Indonesia yang memiliki penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) masih menjadi salah satu penyebab kematian utama. Angka kematian yang disebabkan penyakit jantung dan penyakit degeneratif lainnya di Indonesia terus meningkat, sedangkan yang disebabkan oleh penyakit menular menurun. Saat ini telah dikembangkan terapi herbal untuk kanker dengan menitik beratkan pada pengobatan tradisional, prinsip utama pengobatan untuk meningkatkan kekebalan/ketahanan tubuh sehingga dapat melawan sel-sel kanker. Untuk pengobatan kanker dengan ramuan herbal adalah suatu pengobatan dengan menggunakan berbagai macam ekstrak dari tumbuh-tumbuhan, contohnya, ekstrak dari keladi tikus (ekstrak Typhonium flagelliforme) yang dikombinasikan dengan bahan alami lainnya yang diolah secara modern, yang dapat membantu detoksifikasi jaringan darah dan menstimulasi sistem kekebalan tubuh untuk bersama-sama memberantas sel kanker. Studi pada sekelompok volunteer diberi diet serat tinggi mengindikasikan bahwa diet dengan biji gandum dan selulosa mengurangi konsetrasi fecal secondary bile acids, dimana bile acids, merupakan faktor stimulan terjadinya kanker usus dan peningkatan proliferasi sel-sel epitel usus. Kelebihan diet biji gandum dan selulosa tidak mempengaruhi pada ekskresi fecal setiap harinya (Reddy et al., 1989). Inisiasi terapi atas faktor resiko individu seperti dyslipidemia, hypertensi atau hypotensi dalam prakteknya diterapkan strategi nutrigenomik dan non-farmakologis. Terapi
N u t r i g e n o m i c s | 25
lebih sering difokuskan mengubah perilaku individu agar mengurangi berat badan dengan pola diet yang tepat dan peningkatan aktivitas fisik atau olah raga. Untuk meningkatkan keberhasilan terapi nutrigenomik, biasanya dilakukan ada 3 metode pendekatan, yaitu: (1) diet tinggi karbohibrat-rendah lemak, (2) berbagi kalori antara monounsaturated fat dan complex carbohydrate, atau (3) suplemen tinggi karbohibratrendah lemak disertai olahraga (ADA, 1999; Vuksan etal., 2000). Terapi dengan diet serat tinggi (high fiber diet) telah juga diterapkan. Studi epidiomologi menemukan hubungan diet serat tinggi dapat mengurangi resiko meningkatnya penyakit diabetes dan jantung coroner. Diet serat terlarut, secara klinik menunjukkan penuruanan aktivitas insulin, perbaikan glicemia, dan penurunan kadar kolesterol LDL serum (Vuksan et al., 2000). Diet tinggi serat dengan viskositas serat terlarut adalah faktor penting untuk kontrol metabolism faktor genetik yang terkait penyakit. Diet tinggi serat sangat efektif untuk memperlambat penyerapan glukosa ke dalam sirkulasi darah sehingga mengurangi sekresi insulin. Kombinasi dari diet karbohidrat dan serat yang tinggi dapat mengurangi kebutuhan akan insulin (Khan and Safdar, 2003). Konjac-mannan dan/atau glukomanan sebagai senyawa kimia yang terdiri dari glukosa dan manosa, serat terlarutnya dapat menurunkan kadar kolesterol dan sebagai agen hipoglikemik. Glukomannan membentuk gel dengan adanya ketersediaan air, yang merupakan serat diet untuk meningkatkan viskositas komponen yang ada dalam rongga gastrointestinal, memperlambat pengosongan zat-zat makanan yang ada dalam perut (menunda
N u t r i g e n o m i c s | 26
rasa lapar). Glukomanan dapat mencegah penyerapan kolesterol, asam empedu, logam berat, zat-zat warna dalam dinding usus dan menghilangkannya dari tubuh sehingga menurunkan level kolesterol dan trigliserida dalam serum (Yoshida et al., 2006). Vuksan et al. (2000) juga melaporkan hasil risetnya bahwa secara metabolik diet rendah lemak yang terkontrol dan dikombinasikan dengan diet serat-terkarut Konjac-mannan secara simultan akan memperbaiki faktorfaktor resiko yang berperan dalam penyakit jantung koroner dan diabetes tipe 2. Kajian riset yang difokuskan pada komposisi genetik dan kebutuhan metabolik penting dalam menentukan diet yang dipilih untuk hasil yang optimum bagi setiap individu. Hal ini menunjukkan pengontrolan antara faktor genetik dan lingkungan (makanan) tergantung pada kerentanan ataupun ketahanan tubuh secara individual. Nutrisi berbasis genomik individu ini dapat berkontribusi untuk studi tentang nutrisi manusia pada berbagai level dari bayi, anak-anak, dewasa dan manula. Sebagai contohnya, nutrigenomik dapat membantu untuk menentukan batas atas dan bawah untuk nutrisi esensial dan mikronutrien. Nutrigenomik juga dapat memberikan beberapa indikasi dari suatu gen yang polimorfisme dengan mengidentifikasi gen kunci yang mempengaruhi dietary responses (Fatchiyah, 2008; Kaput, 2008). Nutrigenomik dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana nutrisi mempengaruhi homeostatis. Sehingga dapat dikembangkan strategi yang lebih baik untuk pencegahan atau terapi dari suatu penyakit (Fatchiyah et al., 2009).
N u t r i g e n o m i c s | 27
7. Pendekatan Etik, Legal, dan Sosial Nutrigenomik dan nutrigenetik sangat disarankan merupakan bagian strategi kesehatan masyarakat (public health strategy) untuk mengurangi insiden terjadinya penyakit tertentu terkait dengan diet. Gaya hidup sehat dengan olah raga yang teratur dan diet sehat akan mengontrol komposisi genetik yang terkait penyakit secara langsung maupun tidak langsung. Konsentrasi utama dari strategi ini adalah akses pendataan genetika populasi dan kesehatan individu. Hal ini berdampak pada issue etik, legal dan social (ELSI: Ethics, Legal, & Social Implications Issue) (Gosh, 2009). Bagaimana mengontrol informasi yang penting dan memahami dampak potensial hubungan antara individual dan makanannya. Bagaimana legalitas yang akan ditetapkan? Bagiamana pula dampak social bila masyarakat diminta peran aktifnya untuk mengontrol penyakit terkait diet pada dirinya atau lingkungannya? Profil genetik dapat menjelaskan resiko individu dalam perkembangan suatu penyakit. Populasi dengan perbedaan polimorfisme gen merupakan faktor penting penyebab penyakit yang terkait diet. Kita tahu sampai saat ini, ilmu nutrisi belum mempunyai kemampuan untuk memahami mekanisme interaksi diet dengan penyakit. Teknologi genomik dan postgenomics menawarkan kesempatan untuk memahami aturan peranan komponen makanan di level selular maupun molecular termasuk peran genom dari individu atau populasi (Chadwick, 2004). Hal ini juga dapat berdampak pada ELSI. Untuk itu, perlu didiskusikan lebih lanjut pengembangan manual prosedur dan standarisasi analisis yang merupakan the state-of-the-art
N u t r i g e n o m i c s | 28
yang mampu mewadahi ilmuwan atau peneliti yang terlibat di dalamnya, agar bila terjadi replikasi data antara beberapa laboratorium yang terlibat akan memberikan dampak positif pada fasilitas database untuk sampel dan informasi yang lain. Pasar nutrigenomik juga punya dampak implikasi yang harus diperhitungkan terhadap ELSI. Pengetahuan baru meningkat tajam di lingkup nutrigenomik selanjutnya akan berdampak pada makin tipisnya batasan antara makanan dan obat. Perbedaan definisi obat dan makanan yang sekarang ada akan mendapat tantangan baru dengan makin majunya nutrigenomik pada dekade mendatang (Radish, 2004; Gosh, 2009). Bagaimanakah dampak munculnya nutrigenomik terhadap industri pangan? Seperti halnya pemasaran produkproduk makanan fungsional yang mulai banyak beredar dan dikonsumsi masyarakat segmen tertentu, maka nutrigenomik akan menjadi dasar untuk membuka era baru industri makanan kesehatan di masa depan. Hanya segmen tertentu dari konsumen yang akan memiliki peluang untuk mencoba menggunakan produk-produk yang didasari oleh pengetahuan nutrigenomik. Pada tahap awalnya yang diperlukan konsumen adalah adanya layanan bagi mereka untuk mengetahui profil genetik yang berbeda secara spesifik antar individu. Perkembangan pengetahuan menuju tersedianya metode monitoring terhadap penanda biologis untuk mengetahui sejauh mana latar belakang genetik memberikan respons terhadap makanan. Pada saat yang bersamaan, industri makanan akan mulai mengembangkan, memproduksi, dan menghadirkan produk-produk baru dengan muatan nutrigenomik yang makin
N u t r i g e n o m i c s | 29
kuat. Akhirnya masyarakat konsumen memerlukan layanan konsultasi atau konseling untuk memahami arti hasil uji latar belakang genetik dan hubungannya dengan pilihan makanan yang memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Bagi industri pengolah produk pangan jelas bahwa munculnya nutrigenomik tidak bisa lagi dihadapi dengan cara produksi dengan pola lama, tetapi harus dijaga unsur protein, gizi dan mineralnya agar tidak rusak karena proses penanganan yang tidak tepat, pengemasan ataupun lainnya.
PENUTUP A. Kesimpulan Hadirin yth. Berdasarkan uraian di atas, maka perkenankanlah saya menyampaikan kesimpulan sbb berikut: 1. Aktivitas gen-gen yang berperan dalam perkembangan penyakit biasanya sangat sensitive terhadap intervensi diet, fungsi gen-gen bervariasi dalam setiap tahapan metabolisme sistem biologi, dan polimorfisme dapat meningkatkan prevalensi pada tingkat populasi. 2. Nutrisi berbasis genomik individu dapat berkontribusi untuk studi tentang nutrisi manusia pada berbagai level dari bayi, anak-anak, dewasa dan manula. 3. Nutrigenomik juga dapat memberikan beberapa indikasi dari suatu gen yang polimorfisme dengan mengidentifikasi gen kunci yang mempengaruhi dietary responses.
N u t r i g e n o m i c s | 30
4. Nutrigenomik dan nutrigenetik merupakan bagian strategi kesehatan masyarakat untuk mengurangi insiden terjadinya suatu penyakit terkait dengan diet. B. Saran-saran 1. Penelitian nutrigenomik dan nutrigenetik masih terbuka lebar untuk dikaji lebih dalam, meliputi interaksi antara profil genomik dan/atau polimorfisme gen dengan diet nutrisi yang tepat dan secara langsung/tidak dapat mengontrol gen-gen target penyebab suatu penyakit. 2. Rekomendasi diet yang tepat pada pasien maupun orang sehat sebaiknya berbasis pada profil genetik individu, epidimiologi dan status klinis serta hasil analisis laboratorium pada berbagai populasi
N u t r i g e n o m i c s | 31
UCAPAN TERIMA KASIH Hadirin Yth, Sebagai penutup pidato ini, perkenankanlah saya untuk mengucapkan terima kasih kepada: Pemerintah Republik Indonesia, khususnya Menteri Pendidikan Nasional, yang telah memberi kepercayaan kepada saya untuk memangku jabatan guru besar di bidang Ilmu Genetika Molekular di Fakultas MIPA UB. Rektor Universitas Brawijaya: Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito, Ketua Badan Pertimbangan Senat (BPS), para anggota Badan Pertimbangan Senat, segenap anggota Senat Universitas Brawijaya dan Senat Fakultas MIPA UB, atas perkenannya mengusulkan saya menjadi Guru Besar. Dekan Fakultas MIPA UB Prof. Dr. Marjono, M.Phil. beserta para pembantu Dekan dan staf dekanat, atas dorongan dan bantuan yang diberikan, sehingga saya dapat menapak karir sampai jenjang ke Guru Besar ini. Kajur Biologi periode yang lalu Dr. Sri Rahayu, M.Kes. yang telah mengoreksi dokumen pengajuan Guru Besar, dan Kajur Biologi yang baru Widodo, M.Si., Ph.D., Tim Reviewer, serta para teman sejawat dosen dan karyawan di Fakultas MIPA UB, atas bantuan, dukungan dan kerjasama yang baik selama ini. Semoga saya dapat menjalankan tugas ini dengan sebaik-baiknya. Prof. Sutiman Bambang Sumitro, SU, D.Sc., Prof Dr.Ir. Bambang Guritno, Prof.Drs. Hasyim Baisuni, Prof.dr. Djoko W. Soeatmadji, SpPD. KEMD, Prof.Dr.dr. Achmad Rudiyanto,
N u t r i g e n o m i c s | 32
SpPD., KEMD., Prof.Dr.drh. Aulanni’am, DES. Dr.Ir. Gatot Ciptadi, DESS., Prof. Win Darmanto, M.Si.,PhD., Prof.Dr.Ir. Bambang Suharto,MS., Prof.Dr.Ir. Hanif Machdi, MS., Dr.Ir. Estri Laras Arumingtyas, MSc.St., Dr.dr. Masruroh Rahayu, M.Kes. Ir. Chaerurodhi Fatah, Aty Muyassaroh, M.Sc., Akhmad Saifudin, M.Si., Dr. Sri Widyarti, M.Si., Luchman Hakim, M.Ag.,PhD. yang selalu mendorong & mendukung pengajuan Guru Besar ini. Hari Hartiko, Ph.D. (UGM)., Prof. Ken-Ichirou Morohashi, PhD. (Kyusu University, Japan) dan Mohamad Zubair, PhD. (Michigan University, USA) yang telah banyak menanamkan prinsip-prinsip penelitian dalam bidang Sains dan IPTEK berbasis pada kajian molekuler. Ananda Lina Firdausi,M.Si., Praba Sanjaya Putra, S.Si., Choirunil Chotimah, S.Si., Wahyu Nur Laili Fajriani, M.Si. serta bagian personalia, baik di Fakultas MIPA UB maupun di kantor pusat UB yang telah membantu memproses pengusulan Guru Besar saya. Semua guru dan dosen saya mulai dari Sekolah dasar, Sekolah Menengah, Perguruan Tinggi sampai Pasca Sarjana atas jasajasanya mendidik dan membimbing saya, sehingga saya bisa mencapai pendidikan akademik tertinggi ini. Ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya saya sampaikan kepada ayahanda H. Abdul Fatah bin Abdulah Faqih (Alm) yang telah tiada di saat saya belum lahir & masih berada di kandungan bunda, dan ibunda Hj. Kibtiyah binti Basuni (Alm), semasa hidupnya, beliau senantiasa mendoakan dan membimbing saya setiap waktu, sehingga saya dapat mencapai jabatan Guru Besar saat ini. Semoga Allah SWT
N u t r i g e n o m i c s | 33
berkenan mengampuni dosa beliau berdua, menerima seluruh amalannya dan menempatkan beliau di tempat yang terbaik di sisi-Nya. Kepada suami Syahri M. Wicaksono dan ananda Akhmad Kresna Gumilar terkasih, terima kasih dengan penuh cinta atas dukungan, semangat, perhatian, dan pengertiannya selama ini. Demikian juga kepada keluarga Uwak H. Tamim bin Basuni (Alm) & Uwak H. Achmad Ch. bin Basuni yang telah membiayai sekolah saya dari SD sd S1-UGM, Ibu Subikis (Alm), kakak & adik saya serta keluarga besar saya atas segala bantuan, dan dorongannya selama ini. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan yang terbaik dan melimpahkan rahmat serta ridhlo-Nya. Tak lupa kepada semua pihak yang telah membantu saya dan tidak dapat saya sebutkan satu per satu, dari lubuk hati saya yang paling dalam saya ucapkan terima kasih. Terakhir saya ucapkan terima kasih atas kesediaan bapak/ibu untuk meluangkan waktu dan dengan sabar mengikuti prosesi pengukuhan ini, semoga kehadiran bapak/ibu sekalian menambah kebaikan dan mendapat balasan dari Allah SWT. Amin. Semoga pidato ini bermanfaat dan mohon maaf apabila ada yang kurang berkenan di hati bapak/ibu sekalian.
Wabillaahit-taufiq wal hidayah, Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
N u t r i g e n o m i c s | 34
DAFTAR PUSTAKA
ADA. 1999. Review: Position Statement: nutrition recommendations and principles for people with diabetes mellitus. Diabetes Care 22:S42-5 Bhandari, A., Koul, S., and Sekhon, A., 2002. Effects of Oxalate on HK-2 Cells, a Line of Proximal Tubular Epithelial Cells from Normal Human Kidney from Normal Human Kidney. Journal Urol, 168, 253–259 Bulton H., and Steward A. 2004. Nutrigenomics: Report of a workshop hosted by The Nuffield Trust and organised by the Public Health Genetics Unit on 5 February 2004. The Nuffield Trust, Canbridge. 1-27 Chandalia M., Garg A., Lutjohann D, Bergmann K, Grundy SM., and Brinkley LJ. 2000. Beneficial Effects of High Dietary Fiber Intake in Patients with Type 2 Diabetes Mellitus. The New England Journal of Medicine 342 (19):1392-1398 Chadwick R. 2004. Nutrigenomics, individualism and public health. Proceedings of the Nutrition Society 63:161-166. Chen H-L, Sheu WHH, Tai TS, Liaw Y-P, and Chen Y-C. 2003. Konjac Supplement Alleviated Hypercholesterolemia and Hyperglycemia in Type 2 Diabetic
N u t r i g e n o m i c s | 35
Subject: A Randomized Double-Blind Trial. Journal of the American College of Nutrition, 22 (1), 36–42 Choy EHS. and Panayi GS. 2001. Cytokine pathway and Joint Imflamation of RA. The New England Journal of Medicine, 344(12): 907-1006. CorthésyTheulaz I., den Dunnen JT., Ferré P., Geurts JMW., Müller M., van Belzen N., van Ommen B. 2005. Nutrigenomics: the impact of biomics technology on nutrition research. Ann Nutr Metab 49, 355265 Fatchiyah, M. Zubair, Y. Shima,, S. Oka, S. Ishihara, Y. Fukui-Katoh, and Ken-ichirou Morohashi. 2006. Differential Gene Dosage effects of Ad4BP/SF-1 on target tissue development. Elsevier: BBRC 341: 1036– 1045. Fatchiyah. 2008. Nutrigenomik: Ketika DNA Berbicara Makanan Sehat. Univ Brawijaya. Malang. Fatchiyah, and Soeatmadji, DW. 2009. Peran Glucomannan Terhadap Kadar Gula dan Ekspresi Gen Proinsulin pada Tikus Diabetes: Kajian Nutrigenomik. UB, Malang. (Laporan StragNas thn Anggaran 2009, Unpublish). Fatchiyah, Padaga MC., Hidayat N, Permatasari M, and Ayu SP. 2012. Pangan Nutrasetika Alami Berbasis Bioaktif Peptida Susu Kambing untuk Terapi Sehat Rheumatoid
N u t r i g e n o m i c s | 36
Arthritis : Kajian Nutrigenomik. UB. Malang. (Laporan Riset Unggulan PT thn anggaran 2012, Unpublish) Ferguson LR. 2006. Nutrigenomics: Integrating Genomic Approaches into Nutrition Research. Mol. Diagn. Ther. 10 (2): 101-8 Firdausi L., Indra, MR., Widodo and Fatchiyah. 2012. Inhibition of IGF-1R Binding Igf-1 by Cathecin in Black Tea Solution. JTROLIS (In-Press). Fishman B. and Bar-Yehuda S.. 2010. Rheumatoid Arthritis: History, Molecular Mechanisms and Therapeutic Applications. Adenosine Receptors from Cell Biology to Pharmacology and Therapeutics, DOI 10.1007/978-90481-3144-0_15. Springer Science+Business Media B.V. Gill H.S., Doull F., Rutherfurd K.J. and Cross M.L. 2000, Immunoregulatory Peptides in Milk. British Journal of Nutrition, 84 (supplement 1), 111–117 Go VLW, Nguyen CTH. Harris DM, and Lee WNP. 2005. Nutrient - Gene Interaction: Metabolic GenotypePhenotype Relationship. J.Nutr. 135: 3016S-3020S Marriot B.M. 2000. Functional Foods: An Ecological Perspective. Am.J.Clin.Nutr. 71(suppl):1728s-1734s.
N u t r i g e n o m i c s | 37
Mutch DM. Wahli W, and Williamson G. 2005. Review: Nutrigenomics and nutrigenetics: the emerging faces of nutrition. Faseb Journal, 19: 1602 – 1616 Kato, H. 2008. Nutrigenomiks: The Cutting Edge and Asian Perspectives. Asia Pasific Journal. 17 (S1):12-15. Kaput J. and Rodriquez RL. 2004. Nutritional genomics: the next frontier in the postgenomic era. Physiol Genomics 16, 166177, Kaput J., Perlina A., Hatipoglu B., Bartholomew A. and Nikolsky Y. 2007a. Nutrigenomic: Concept & Applications to Pharmacogenomics & Clinical Medicine. Pharmacogenomics, 8(4): 369-390. Kaput J., Noble J., Hatipoglu B., Kohrs K., Dawson K. and Bartholomew A. 2007b. Application of Nutrigenomic Concepts to Type 2 DM. Nutr. Metab. Cardiovasc Dis. 17(2):89-103 Kaput J. 2008. Nutrigenomics Research for Personalized Nutrition & Medicine. Curr. Opn. Biotechnology 19 (2): 110-120 Khan A, and Safdar M. 2003. Role of Diet, Nutrients, Spices and Natural Products in Diabetes Mellitus. Pakistan Journal of Nutrition 2 (1): 1-12
N u t r i g e n o m i c s | 38
Lin, J., Mary ADF. and Clifton AB. 2005. Green tea polyphenol Epigallocatechin Gallate Inhibits Adipogenesis and Induces Apoptosis in 3T3-L1 Adipocytes. Obesity Research, 13(6):982-990 Nakata, PA. 2003. Advances in Our Understanding of Calcium Oxalate Crystal Formation and Function in Plant. Journal Plant Science, 164, 901–909 Reddy B, Engle A, Katsifis S, Simi B, Bartram Hans-Peter, Ferrino P, and Mahan C. 1989. Biochemical Epidemiology of Colon Cancer: Effect of Types of Dietary Fiber on Fecal Mutagens, Acid, and Neutral Sterols in Healthy Subjects. Cancer Research 49: 46294635 Törrönen R., Kolehmainen M., and Poutanen K. 2006. Nutrigenomics – New Approaches for Nutrition, Food and Health Research. Food and Health Research Centre, ETTK / Department of Clinical Nutrition. University of Kuopio. pp 1-43 Vuksan, V., Sievenpiper JL., Owen, R., Swilley JA., Spadafora, P., Jenkins, DJA., Vidgen, E., Brighenti, F., Josse, RG., Leiter, LA., Xu, Z., and Novokmwt, R. 2000. Beneficial Effects of Viscous Dietary Fiber from KonjacMannan in Subjects with the Insulin Resistance Syndrome. Diabetes care, 23, (1): 9 -14
N u t r i g e n o m i c s | 39
Yoshida M., Vanstone CA, Parsons WD., Zawistowski J, and Jones PJH. 2006. Effect of Plant Sterols and Glukomanan on Lipids In Individuals With and Without Type II Diabetes. European Journal of Clinical Nutrition: 1-9
“Allah menciptakan segala sesuatu dan Dia memelihara segala sesuatu” (QS. Az-Zumar 39:62)
N u t r i g e n o m i c s | 40
DAFTAR RIWAYAT HIDUP 1. Data Pribadi Nama Lengkap NIP NIDN Tempat/Tgl. Lahir Agama Pangkat / Gol. Jabatan Akademik Alamat Kantor Telepon/E-mail Website Nama Suami Nama Anak Alamat Rumah Telepon/E-mail
: Prof. Fatchiyah, M.Kes.,Ph.D. : 19631127 198903 2 001 : 0027116307 : Pekalongan, 27 November 1963 : Islam : Pembina Utama, Gol. IV/b : Guru Besar : Jur. Biologi FMIPA UB, Jl. Veteran, Malang : (0341) 575841/
[email protected] : http://fatchiyah.lecture.ub.ac.id : H. Syahri Maujuli Wicaksono : Akhmad Kresna Gumilar : Jl. Giri Palma II/29, Perum Unibraw, Karangwidoro, Kab. Malang 65151 : (0341) 580876/
[email protected]
2. Riwayat Pendidikan a. Pendidikan Akademik Thn
Strata
Pendidikan
Jurusan
Tempat
1975 1979
SD SMP
SD Islam SMP Ma’had Islam
-
Pekalongan Kodya Pekalongan
N u t r i g e n o m i c s | 41
1982
SLTA
SMU N I
1988 1995
S-1 S-2
2006
S-3
Fak. Biologi, UGM Pascasarjana Kedokteran UNAIR NIBB, School of Life Sciences, The Graduate University for Advanced Studies
IPA Biologi Keshtn Reprod. Molecular Biomechani cs
Kodya Pekalongan Yogyakarta Surabaya Okazaki, Aichi, Japan
b. Pendidikan Non-Akademik Thn 2012
2012 2012 2012
2010 2009
Bidang Studi Pendidikan Asesor Laboratorium Penguji dan Kalibrasi SNI ISO/IEC 17025:2008 Training Needs Analysis CFX 96 Training: Experimental Design to Data Analysis Advance Course on Evaluation of Safety and Efficacy of Traditional Medicines, Food Supplements & Functional Foods : Safety & Efficacy related to Claims Workshop ISO 17025:2005, GLP and GMP management Penanganan Bahan Kimia
Institusi BSN/KAN
RC Chem Learning Centre Bio-Rad Lab. Singapore University of Indonesia
Universitas Brawijaya LPPT UGM
N u t r i g e n o m i c s | 42
2009
2009 2009
2008 2008 2007 2007 2007
2005
Berbahaya dan Keselamatan Kerja Laboratorium Staff University Development: Management Laboratory and Research Management Training ISO 17025:2005, GLP and GMP management Pelatihan Penulisan dan Publikasi Artikel Ilmiah pada Jurnal Internasional Bagi Dosen UB Training Management Review and Internal Audit Laboratory Frontier of Cancer Research. Pelatihan Etik Penelitian Kesehatan. Pelatihan Pembelajaran Berbasis Multimedia (3.1) bagi Dosen UB Symposium and Workshop on Forensic DNA Identification and Medicolegal Aspect Scientific Writing for Publication
Kassel University German LPPT UGM UB
LPPT UGM, UPH, Jakarta FK UB LP3 UB. Eijkman, Jakarta Sokendai, Japan
3. Riwayat Pekerjaan a. Riwayat Jabatan Akademik No. Pangkat dan Jabatan 1 2
Penata Muda/CPNS Penata Muda/Asisten Ahli
Gol. Ruang III-A III-A
Berlaku TMT. 1-3-1989 1-12-1990
N u t r i g e n o m i c s | 43
Madya Penata Muda Tk.I/ Asisten Ahli Penata/Lektor Penata Tk. I/Lektor Pembina/Lektor Kepala Pembina Utama/Guru Besar
3 4 5 6 7
III-B
1-4-1992
III-C III-D IV-A IV/b
1-4-1997 1-4-1999 1-10-2002 1-11-2012
b. Riwayat Pekerjaan dan Jabatan Thn 1989-
Jabatan Struktural Dosen S1, S2 & S3
19982000 19981999
Senat Fakultas Researcher Fellowship
20022005
Assistant Researcher
20072012 2007
Direktur LSIH UB Komisi
Institusi FMIPA-UB
FMIPA-UB Hiroshima University, Japan National Inst. For Basic Biology Japan Universitas Brawijaya Universitas
Keterangan MK: Genetika Molekuler, Biomol, TABM, Bioinformatika, TAGM, Immunologi, Barcoding & Forensik Pengganti Antar Waktu JSPS Fellowship, Japan
MEXT Japan
SK Rektor SK Rektor, sbg Wakil
N u t r i g e n o m i c s | 44
20102014 2010
2010
20122012-
Etik Brawijaya Penelitian IGN-TTRC Kassel Univ. & UB Collab. Visiting Kassel Researcher University, German Evaluator UNICEF program UNICEF Dirut. Lab Universitas BIOSAINS Brawijaya Assesor Komite KAN SNI Nasional EIC/ISO Akriditasi
Ketua KEP UB Coordinator Indonesia German Networking Molecular Genetics
UNICEF Program Indonesia-Japan Universities SK Rektor Manajemen Lab. SNI EIC/ ISO 17025:2008
17025:2008
2012-
Tim Penilai Universitas PLP UB Brawijaya
SK Rektor: Tim Penilai Kenaikan Pangkat PLP
4. Tanda Penghargaan Tahun 2007 2007 2006 1997
Nama Penghargaan Dosen Berprestasi III UB Dosen Berprestasi I FMIPA UB Satya Lencana Karya Satya 10 Tahun Dosen Teladan III FMIPA UB,
UB UB Presiden RI UB
N u t r i g e n o m i c s | 45
5. Keanggotaan Profesi Tahun 19881995-
19881998200020022006 200220092010-
Nama Organisasi Persatuan Biologi Indonesia Konsorsium Bioteknologi Indonesia Kagama Pusat Perkeni Malang Molecular Diabetology Society ISA-Japan
Kedudukan
Biochemistry & Mol. Biology Society INDOSTAFF NutrigenomicNutrigenetics Society
Tempat KorCab Jatim UB Malang Anggota Indonesia
Anggota Anggota Anggota
UGM Yk Malang Malang
Anggota
Japan
Anggota
Japan
Anggota Anggota
Indonesia AsiaPasific
6. Pengalaman di Bidang Penelitian Tahun Judul penelitian & Sumber Pendanaan 2012- Pangan Nutrasetika Alami Berbasis Bioaktif Peptida 2014 Susu Kambing untuk Terapi Sehat Reumathoid Arthritis: Kajian Nutrigenomik. Grant: Riset Unggulan Perguruan Tinggi, DIKTI, Desentralisasi UB 2012- Kit Diagnostik Monoklonal antibody GAD65 untuk
N u t r i g e n o m i c s | 46
2013 2011
2010
20082009 20022005 19982000 19981999 19951996
deteksi dini DM Tipe 1 (Anggota Riset) Grant: PT. Biofarma, Bdg Analisis In Silico Model Struktur Insulin Receptor dan Ligand Berbasis Data hINSR Gene Sequence Pasien Diabetes Mellitus. Grant: WCU UB Peran Glucomannan Terhadap Kadar Gula dan Ekspresi Gen Proinsulin pada Tikus Diabetes: Kajian Nutrigenomik. Grant: Strategi nasional Analisis Kelainan Fungsi Insulin Reseptor Family pada Penderita Diabetes Mellitus. Grant: PHB Gene Dosage effects of Ad4BP/SF-1 on target tissue development, using FtF1-KO mice & BACAd4BP/SF1 transgenic mice. Grant: MEXT Japan Detection of GAD65 autoantibodies of type-1 diabetes using anti GAD65 autoantibodies produced from bovine brain tissues. (Anggota Riset) Grant: RUT Possible role of small heat shock protein HSP25 in development of neoplasticity of proliferate lung cells. (Anggota Riset) Grant: RUT Molecular analysis of HLA-DQB1 gene and its genetic susceptibility with DM type1. Grant: Iptekdok/Depkes
7. Pengalaman di Bidang Pengabdian Kepada Masyarakat Tahun Judul Pengabdian Kepada Masyarakat 2012 Tim Analisis dan Fasilitator “Forum Group Discussion dan Survey Curriculum dan penerapan MKU di berbagai PT di Indonesia” (Belmawa-DIKTI)
N u t r i g e n o m i c s | 47
2012 2010
2009
20082010 2008
2008
20072012 20072011 19952012
Pembelajaran Dini Materi DNA dan Kromosom pada Siswa dan Guru SD se Malang Raya (DPP-SPP) Indostaff Activity: International Seminar cum Workshop on University networking for Enhancing International Competitiveness of Indonesian Universities, Batu (DAAD, DGHE, UB) Pendalaman Materi Biologi dalam Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat kepada Guru-guru SMA se-Kab. Madiun. (Pemateri) Workshop Basic Diabetology pada Kongres Nasional PERKENI & Persadia (Pemateri & Instruktur) Pelatihan dalam Non Degree Training (NDT) IMHERE Program Laboratory Management kepada Dosen dan Laboran UNIPA (sebagai Pemateri & Instruktur) Penyuluhan kepada Masyarakat Umum dalam Dialog Interaktif tentang Makanan, Minuman dan Obatobatan Palsu/Illegal (sebagai Narasumber). Pengampu OSN: Pendalaman Materi Bidang Biologi kepada Siswa SMP Se-Jawa Timur dalam Program Pembinaan Kompetensi Siswa Pelatihan dalam Confocal Laser Scanning Microscope (CLSM) kepada Peneliti Muda (Pemateri & Instruktur) Pelatihan TABM & Construction of Molecular Probe (DNA/RNA) kepada Peneliti (Pemateri & Instruktur)
N u t r i g e n o m i c s | 48
8. Pengalaman sebagai konsultan Tahun 20102012 20082011 20082012 20082009 20082008
Konsultan Bidang Konsultan Ahli Genetik Kedokteran untuk Kelainan Kromosom, Unit Bedah Urologi, RSSA Malang Konsulan Riset Genetika Molekuler pada Mekanisme Penyakit Manusia, untuk Para Mahasiswa S3 FK UNAIR Konsulan Riset Genetika Molekuler pada Mekanisme Penyakit Manusia, untuk Para Mahasiswa S3 FK UB Konsultan untuk Desain Lab. Genetika Kedokteran dan Bimbingan Riset Peneliti Muda, di FK UWK, Surabaya. Konsultan Nasional Manajemen laboratorium GLP & GMP Konsultan manajemen laboratorium Universitas Papua, Manokwari, Papua.
9. Karya Ilmiah, berupa: a. Jurnal Tahun Judul Publikasi Jurnal 2013 Fajri WNL., Rofi’i A., and Fatchiyah. 2013. BZLF1 Expression of EBV with PARP-1 Regulation on Nasopharyngeal Carcinoma Tissues. JTROLIS, January 2013 (In-Press). 2012 Firdausi L., Indra, MR., Widodo and Fatchiyah. 2012. Inhibition of Igf-1r Binding Igf-1 by Cathecin in Black Tea Solution. JTROLIS, September 2012 (In-Press).
N u t r i g e n o m i c s | 49
2012
2010
2009
2009
2007
2006
Prenggono MD., Kalim H, Soeatmadji DW,. Sudoyo AW and Fatchiyah. Pengaruh Peningkatan Ekspresi HIF-1α terhadap Ekspresi EPO Intraseluler & VEGF pada Penderita Kanker Anemia: Kanker Payudara sebagai Model. Berkala Kedokteran, Agustus 2012 (InPress) Herlina E, Fatchiyah, and Indra MR. Pengaruh Sari Seduh Teh Hitam (Camelia sinensis) Terhadap Penghambatan PPARγ Sel Adiposa Jaringan Lemak Visera Rattus novergicus strain Winstar. J. Farmasains UMM 1: 426-518. Fatchiyah, Widyarti S., Mustofa I., Kusumowardhani IY., Fatimah R., Firdausi L., Ayu S. P., Aulani’am and Soeatmadji DW. “Point Mutations to Frameshift Mutation of INSR Genes Exon 22 of Diabetes Mellitus Patients”. Berkala Penelitian Hayati, 14 (2): 143-145 Fatchiyah, Mohamad Zubair and Ken-Ichiro Morohashi. “Revealing Spleen Ad4BP/SF1 Knockout Mouse by BAC-AdBP-tTAZ Transgene”. IFMBE Springer, Berlin, Vol 23: 1920-1923, DOI 10.1007/978-3-540-92841-6_477 Fatchiyah, Rahayu S, Indriati DW, Indriani DW. dan Yunita A.. “Mitokondria DNA Analysis of Banteng (Bos Javanicus) from National Park of Alas Purwo Forest are Early Mapping of Endogenous Genes Resources" J. Natural 11(1): 1-6 Fatchiyah, M. Zubair, Y. Shima,, S. Oka, S. Ishihara, Y. Fukui-Katoh and Ken-ichirou Morohashi. Differential Gene Dosage effects of Ad4BP/SF-1 on
N u t r i g e n o m i c s | 50
2005
1998
1998
1998
target tissue development. Elsevier: BBRC 341 (2006) 1036–1045 Soeatmadji WS., Aulaniam, Fatchiyah and Sumitro SB.. Detection of GAD65 autoantibodies of type-1 diabetes using anti GAD65 autoantibodies produced from bovine brain tissue. Medical Journal of Indonesia 2005, 14(4): 195-266 Fatchiyah, Soeatmadji DW, Hakim L and Rahayu M. Analysis of HLA DQB1 gene on Indonesian Population by PCR technique. J of Natural 1998 2(1): 1-5 Fatchiyah, Soeatmadji DW. and Hakim L. Dot blot analysis of codon 57 HLA DQB1 gene with 5703 (GAC) and 5704 (GAT) oligoprobes. J of Natural 1998 2(1): 6-14. Sumitro, S.B., M. Handaru and Fatchiyah, 1998. Possible role of small heat shock protein HSP25 in development of neoplasticity of proliferate lung cells. Berkala Kedokteran XIII (3): 21-27
b. Buku, diktat dan CD interactif hasil penelitian Tahun Judul Buku & Penerbit 2011 Biologi Molekuler: Prinsip Dasar Analisis. Penerbit Erlangga, Jakarta 2010 Pengantar Bioinformatika Kedokteran. Penerbit FP UB, Malang 2009 Nutrigenomik Dalam Bahasa DNA. Penerbit FP UB, Malang
N u t r i g e n o m i c s | 51
2008
2008 19902012
Buku Praktis: Mengenal Polymerase Chain Reaction Dasar teknik Amplifikasi DNA & Aplikasinya. UB, Malang Dasar-dasarAnalisis Biologi Molekuler. Penerbit FP UB Diktat Praktikum Genetika, JB UB Diktat Kuliah Biologi Molekuler, JB UB Diktat Praktikum TABM, JB UB Diktat Praktikum Immunologi, JB UB Diktat Praktikum TAGM (Genetic Engineering), Pascasarjana Biologi, JB UB
2006
Diktat Praktikum Teknik Analisis Forensik dan Barcoding DNA, Pascasarjana, JB UB Integrasi Material Instruksional Berbasis Internet dalam Proses Pembelajaran Biologi Molekuler (CD Interactive & Virtual Learning, Grant: Inherent-K1)
c. Makalah disajikan dalam seminar/lokakarya Tahun Judul Makalah 2012 “Nutrigenomic for Healthy Life”. ICLS UB, July 1415 2012 “In silico Analysis on Structure & Function Prediction of Tyrosine Kinase Domain on Insulin Reseptor of DM Patients. The 1st IGN-TTRC International
N u t r i g e n o m i c s | 52
2011
2011
2011
2010 2010 2010
2009
2008
2008
Conference ‘Biotechnology for Human Life”, IPB Bogor. “Glucomannan as Herbal Therapy for Control Blood Glucose of Diabetes”. The 7th Asia Pacific Conference on Clinical Nutrition (7th APCCN 2011) 5-9 June, 2011 in Bangkok, Thailand. “Function of hINSR Mutants Against Tyrosine Kinase Precede Abnormality on Onset DM: In silico Analysis. ICBS UGM, 23-24 Sept “In silico Prediction of IR Gene on DM Type 2 Patients Capability on IRS-1 Activation. ICBS UGM, 23-24 Sept “Study of Glucomannan as Preventive Alternative to Regulate DM Disease”. BSS UB, February. Malang. UNESCO Conference on Capacity Building in Life Science. Yogyakarta, 24 May. “Analysis In Silico: Superimpose Structure of Tyrosine Kinase Receptor region of Insulin Normal & Abnormal”. BSS UB, February. Malang “Genomic & Proteomic Characterization of Insulin Receptor (hINSR) of DM Patients ", 16-17 Oct ICBS UGM, Yogya. “Revealing Spleen Ad4BP/SF1 Knockout Mouse by BAC-Ad4BP-tTAZ transgene”. The 13th International Conference on Biomedical Engineering, 3 - 6 Dec, Singapore " Molecular Biomechanice of Sex Differentiation ", The 4th Indonesia Biotechnology Conference. August, IPB Bogor.
N u t r i g e n o m i c s | 53
2008
2007
2006
2006
2005
2005
2004
“Transgenic and Knockout Mice in Human Disesae Research Novel Insights into Pathophysiology and Perspectives ", 3-4 June, ISMA- UNAIR Surabaya "Tet-Off System Drive The Inactivity Gene Target Of BACAd4BPTTAZ Transgenic Mice ", The ICMBLS 19-21 November, di UB Malang. "The Role of Knockout Gene Animal in Understanding Pathogenesis of Endocrine Disease " KongNas. PERKENI VII, 30 Juni - 2 Juli di Malang. “The Ad4BP/SF-1 Function of Testes BACAd4BPtTAZ Transgenic-Knockout Mice Normally Regulated during Development" The Int. Conf. on Math. and Nat. Sci. 29 - 30 November at ITB Bandung. “Tet-off System Drives The Inactivity Gene Target of BACAd4BPtTAZ transgenic mice”. The ISA-Japan Scientific Meeting, Nagoya, September 3-4. “Gonad Embryo of FtzF1 Knockout Mice was Rescued with BACAd4BPtTAZ Transgenic”. The ISA-Japan Scientific Meeting, Nagoya, September 3-4 “Characteristics of BAC-Ad4BPtTAZ Mice Lines”, Seminar of Molecular Biomechanics, School of Life Sciences, The Graduate University for Advanced Studies, Tsumagoi-Sizuoka, Japan, November 1-3rd’.
10. Paten:
N u t r i g e n o m i c s | 54
2009
Aulanni’am, Sutiman BS, Djoko WS. dan Fatchiyah. Sertifikat Paten Untuk “Kit Diagnostik Antibodi GAD65 Untuk Pasien Pre Diabetes Mellitus”, Kep. Menkumham No. ID.0.022556 Tanggal 19 Pebruari 2009
11. Kunjungan ke Luar Negeri Tahun Tempat Tujuan 2012 1. Tokyo, Japan (Training) 2. Singapore, (Training) 2011 Bangkok, Thailand (Guest Speaker 7th APCCN) 2010 Nothingham Univ. Campus Malaysia, Kualalumpur 2010 Kassel Uni, German (Visiting Researcher & MOU signed) 2009 Witsenhauzen Kassel Univ. German. “University Staff Development Programme". UNISTAFF - DAAD. 2008 The 13th ICBME 2, Singapore (Oral Speaker) 2006 Singapore, (Training)