HUKUM DAN KELANGSUNGAN MASYARAKAT DI MASA DEPAN Dr. Shinta Dewi Rismawati, SH., MH. Dosen Jurusan Syariah STAIN Pekalongan Peneliti dan Ketua Pusat Studi Gender (PSG) STAIN Pekalongan Abstraks Relasi antara law and society sangatlah erat, sebab hukum pada dasarnya merupakan produk masyarakat. Sebagai salah satu sub sistem dalam kehidupan masyarakat, maka hukumpun senantiasa berubah mengikuti dinamika masyarakatnya baik bersifat evolutif maupun revolutif. Hukum selain sebagai alat yang dapat difungsikan untuk menciptakan social order) juga dapat difungsikan sebagai alat untuk mendorong perubahan sosial yang dapat menjamin kelangsungan masyarakat di masa mendatang. Praktek hukum yang berorientasi pada masa depan ini dapat dilakukan oleh para yuris. Hukum yang dapat didayagunakan sebagai salah satu penjamin masa depan adalah hukum yang bercorak adanya mekanisme kerjasama baik di level individu, komunitas maupun antar negara serta mencakup wilayah baik lokal, nasional maupun internasional Kata Kunci , Hukum, Rekayasa, Masyarakat, Masa Depan A. Pendahuluan
sebelumnya?
Dunia bergerak dengan cepat dan tengah
mendekati
demikian
pernyataan
Wulfstan
yang
titik
nadirnya-
berbeda
Ya
saat
memasuki
ini
abad
memang
sungguh
kehidupan modern.
telah
Giddens
Uskup
Agung
melukiskan kehidupan modern sebagai
disampaikan
dalam
sebuah Juggernaut
(panser raksasa).
kotbahnya di New York pada tahun 19
Giddens mengatakan bahwa kehidupan
(Antony Giddens, 2000, 314). Bisa
kolektif modern ibarat panser raksasa
dibayangkan bahwa perasaannya yang
yang tengah melaju hingga taraf tertentu
sama juga diungkapkan pada zaman
bisa dikemudikan, tetapi juga terancam
sekarang.
dan
akan lepas kendali hingga menyebabkan
kegelisahan di setiap periode hanyalah
dirinya hancur lebur. Panser raksasa ini
salinan dari masa-masa sebelumnya?
akan
Apakah dunia tempat kita hidup di abad
menentangnya
ke-21 ini sungguh berbeda dengan waktu
kadang menempuh jalur yang teratur
Apakah
harapan
menghancurkan dan
orang meski
yang kadang-
1
namun ia juga sewaktu-waktu berbelok
langsung maupun tidak langsung telah
kearah
mempengaruhi kehidupan masa kini.
yang
tidak
terbayangkan
sebelumnya. Perjalanannya bukannya
Para
sama sekali tak menyenangkan atau
ajaran yang sederhana, menurut mereka,
tidak bermanfaat, adakalanya memang
semakin kita mampu memahami dunia
menyenangkan
pencerahan
mempunyai
berubah
sesuai
dan diri kita sendiri secara rasional,
diharapkan,
tetapi
semakin dapat kita membentuk sejarah
sepanjang institusi modernitas ini terus
untuk tujuan diri kita sendiri. Kita harus
berfungsi, kita tak akan pernah mampu
membebaskan diri dari kebiasaan dan
mengendalikan sepenuhnya baik arah
prasangka
maupun
mengendalikan
dengan
dan
filsuf
yang
kecepatan
perjalanannya.
Kitapun tak akan pernah sepeuhnya baik sama
sekali
dijelajahinya
karena penuh
kawasan dengan
lalu
masa
untuk
depan
(Pier
Stompka , 2006 , 210)
yang bahaya
masa
Paul Vriilo mengatakan bahwa saat
ini
dunia
tengah
mengalami
(George Ritzer dan Douglas J. Goodman
percepatan yang luar biasa, menurutnya
, 2005 , 552).
kecepatan
menjadi
sehingga
dia
Ada alasan kuat dan objektif
ciri
dapat
kemajuan membentuk
untuk mempercayai bahwa kita sedang
kemajuan-kemajuan yang lebih tinggi.
melalui sebuah periode besar transisi
Dalam hal ini, bagi Vrillo revolusi
sejarah. Selain itu, perubahan yang
industri hakikatnya tidak lebih dari
sedang
“revolusi
mempengaruhi
kita
tidak
dromokratik-revolusi
berbatas di satu wilayah saja di muka
kecepatan, demokrasi tidak lebih dari
bumi, tetapi menjangkau hampir setiap
dromokrasi,
tempat.
kita
artinya pemerintahan di mana kekuasaan
berkembang di bawah pengaruh ilmu,
tertinggi terletak pada kecepatan. Semua
teknologi dan pemikiran rasional yang
serba cepat, instant, masyarakat menjadi
berasal dari Eropa abad ke-17 dan ke-18.
bagian percepatan dan percepatan itu
Budaya industri Barat dibentuk oleh
sendiri akitabya perubahan yang tidak
pencerahan
oleh
dapat dideteksi, para futurology sudah
tulisan-tulisan pemikiran yang melawan
tidak dapat meramalkan masa depan
dominasi pengaruh agama dan dogma,
karena masa depan selalu membawa
serta ingin menggantikannya dengan
sesuatu yang mengejutkan. Oleh karena
pendekatan yang lebih berdasarkan akal
itu kompleksitas dunia begitu besar dan
budi dalam kehidupan praktis, baik
proyeksi belum tentu benar (Paul Vrillo ,
Kehidupan
jaman
(enlightenment),
“demos” dan “kratia”,
2
1977 , 68). Sementara Antoni Giddens
menjamin
kelangsungan
menyebutnya dengan Runway the world
dimasa mendatang tersebut?
atau dunia yang tidak terkendali (Antony
B. Pembahasan
Gidden,
1.
2006,
kekuasaan
7).
Tidak
pengetahuan
hanya
(knowing
power) tetapi juga kekuasaan pergerakan (moving
power)
telah
masyarakat
Koneksifitas Masyarakat Sekarang Dengan
Masyarakat
Di
Masa
Mendatang
membawa
Menurut Mac Iver dan Page
kemajuan pesat pada kehidupan manusia
mengatakan bahwa masyarakat adalah
(ST. Sularto , 2000 , 14).
suatu sistem dari kebiasaan dan tata cara,
Peringkasan jarak dan waktu
dari wewenang dan kerja sama antara
lewat kemajuan IPTEK menjadi sebuah
berbagai kelompok dan penggolongan,
realitas strategis yang menimbulkan
dari pengawasan tingkah laku serta
konsekuensi-konsekuensi
kebebasan manusia. Keseluruhan yang
sosial
di
bidang ekonomi, budaya, politis
dan
selalu
berubah
disebut
masyarakat.
hukum yang besar karena dia berkaitan
Masyarakat
dengan penolakan dan dekonstruksi
hubungan sosial dan masyarakat selalu
ruang.
menyimpulkan
berubah
(Achmad
bahwa pada masa itu, akan terjadi “The
Dengan
mengarisbawahi
Victory of technological Civilization has
selalu
also instilled a spiritual insecurity in us.
masyarakat
Its Gifts, but enslave us as well.
bersifat
Kemenangan dari peradapan teknologi
Kondisi ini tentu saja mempengaruhi
juga
masa
Solzhenitsyn,
telah
menciptakan
kecemasan
spritual, teknologi memang memperkaya kita tetapi sekaligus juga memperbudak kita (Solzhenitsyn , 2000 , 6). Menimbang
kenyataan
merupakan
berubah,
maka
bukanlah
statis di
Ali,
jalinan 2003,
masyarakat jelas
bahwa
sesuatu
melainkan
mana
89).
yang
dinamis.
masyarakat
yang
bersangkutan tersebut hidup. Kehidupan manusia dari masa ke masa tidaklah pernah sama, karena
hidup
perubahan
sosial
yang
terjadi
seperti yang diilustrasikan di atas, maka
didalamnya tidaklah statis melainkan
tulisan
dinamis.
ini
bermaksud
menganalisis
Konsekuensinya,
potret
terhadap beberapa pertanyaan mendasar
kehidupan manusia membuat tiap era
yakni , apakah
benar masyarakat
menjadi berbeda baik karena proses
sekarang memiliki koneksitas dengan
perubahan sosial yang bersifat evolutif
masyarakat di masa mendatang? serta
maupun
bagiamanakah peran para yuris untuk
bagaimanapun masyarakat diibaratkan
revolutif.
Logikanya
3
seperti organisme, dia lahir, kemudian
mendatang.
tumbuh
sikap yang tidak peduli serta tidak bijak
dan
berkembang
masyarakat
dari
sederhana-modern-
dalam
Sebagai
menjalani
contoh
kehidupan,
masyarakat
agraris ke industrialis (Pier Stompka ,
mengeksploitasi potensi-potensi sumber
2006 , 214). Lintasan perubahan sosial
daya alam dan sumber daya hayati hanya
dalam kehidupan masyarakat tersebut
untuk
tersaji secara gamblang dalam tesisnya
sekarang,
Emile
keberlanjutan
mekanik
ke
tentang
solidaritas
kebutuhan
tanpa serta
saja
masa
memperhatikan kelestariannya,
organis,
niscaya keberadaan mereka terancam
Ferninand Tonnies tentang gemainschaft
punah. Mereka hanya ada di masa
ke gesselschaft, Henry S. Maine tentang
sekarang tetapi tidak di masa mendatang.
from
Dengan kata lain apa yang ada di masa
status
solidaritas
memenuhi
dapat
maka
postmodern, maupun dari masyarakat
Durkheim
sekarang
dengan
to
contrac
dan
lain
sebagainya.
sekarang, akan menjadi mitos karena
Masa lalu adalah pijakan masa sekarang, sehingga masa depan adalah
hanya tersimpan rapi di musium maupun perpustakaan belaka.
kelanjutan dari masa sekarang. Edward
Dari ilustrasi tersebut di atas
Shill mengatakan bahwa masyarakat
maka hukum alam tentang ada sebab
sekarang memiliki keterkaitan yang erat
menimbulkan suatu akibat menjadi hal
dengan masyarakat di masa lalunya,
yang masuk akal. Suatu “sebab” yang
kaitan antara masa kini dan masa lalu
dilakukan
adalah basis tradisi (Piort Stompk, 2006 ,
menimbulkan “akibat” sebagai sebuah
65). Dengan ancangan
konsekuensi pada masa kini juga masa
seyogyanya
di atas maka
masyarakat
saat
ini
mendatang.
pada
maka
kini,
dapat
Dengan demikian apabila
memperlakukan masa sekarang sebagai
tindakan “rakus dan brutal” masyarakat
sesuatu yang dipinjam dari masyarakat
sekarang dalam menjalani kehidupannya
di masa mendatang. Sesuatu dipinjam
saat ini tidak diatur dan dikendalikan
adalah hutang dan harus dikembalikan
dengan norma-norma hukum dan norma-
seperti semula. Kalau masa sekarang
norma sosial lainnya, maka kehidupan
diperlakukan sebagai warisan nenek
manusia bisa saja berakhir di sini dan
moyang, maka masyarakat saat ini bisa
tidak ada lagi masa depan. Sebagai
saja memperlakukan masa kini secara
contohnya adalah apabila saat ini tidak
tidak bijak tanpa memikirkan bagaimana
diatur larangan terhadap pengunaan
masa
sejata nuklir, larangan terhadap senjata
depan
masyarakat
di
masa
4
pemusnah massal, larangan eksploitasi
sejumlah peluang sekaligus tantangan
SDA, serta anjuran untuk konservasi
yang
flora serta fauna. Ketiadaan larangan-
konteks sekarang. Hal ini selaras dengan
regulasi
lokal,
penglihatan Henry S. Maine tentang
nasional maupun internasional tersebut
masyarakat bukan sesuatu model atau
dapat menyebabkan manusia masa kini
tipe ideal yang permanen melainkan
akan
yang
sebagai suatu sistem variable yang tidak
dikuasainya untuk “menahlukkan dan
pernah bisa terbebas dari berlakunya
menjajah” manusia lainnya, dan ini bisa
dinamika proses. Masyarakat bukanlah
berarti “kiamat sudah dekat”.
sesuatu yang latent, melainkan sesuatu
baik
yang
bersifat
mempergunakan
IPTEK
Jurgen Athal mengatakan bahwa kehidupan
masa
jauh
berbeda
dengan
yang serba contingent. Dalam alam yang
adalah
serba kontigent (yang karena itu serba
konsekuensi dari apa yang kita lakukan
berkepastian untuk terjadi namun serba
sekarang, ini berarti bahwa segala
tak berketentuan dalam hal wujudnya)
perbuatan yang kita lakukan pada masa
itu masyarakat akan berlangsung secara
sekarang akan memiliki pengaruh baik
progresif dari awal kuno ke yang
secara langsung maupun tidak langsung
kompleks dan modern. Seiring dengan
terhadap kehidupan masa mendatang,
progresi tersebut, hukumpun berubah
dengan skala kecil maupun skala besar,
fungsinya
karena pada dasarnya masa kini menjadi
hubungan-hubungan
dasar bagi kehidupan di masa yang akan
masyarakat yang bersifat antar status ke
datang (Pier Stompka, 2006, 197).
hubungan
Dengan
depan
sangat
demikian
terhadap
permasalahan pertama, maka niscaya
untuk
baru
mengkukuhkan lama yang
dalam bersifat
konstraktual (Soetandyo Wignosoebroto, 2005, 35).
jawabannya adalah tidak, artinya mereka
Definisi
masyarakat
yang
tidak akan secara pasrah begitu saja
diidealkan menurut ukuran sekarang,
menerima definisi, konsep, model-model
seiring
yang
sekarang.
tentulah tidak akan ideal untuk ukuran
konteks
kehidupan masa mendatang. Lihat saja
kehidupan yang akan dihadapi oleh
evolusi bentuk pemerintahan yang dari
generasi mendatang sebagai konsekuensi
waktu ke waktu juga berbeda, apa yang
bahwa
senantiasa
dianggap ideal pada masanya, menjadi
berevolusi baik secara lambat maupun
sesuatu yang tidak ideal bahkan dijauhi
secara cepat, pastilah akan melahirkan
pada era berikutnya, misalnya evolusi
diciptakan
Alasannya
adalah
masyarakat
di
era bahwa
akan
dengan
berjalannya
waktu,
5
dan
peralihan
monarkhi
dari
pemerintahan
absolut
ke
monarkhi
komunitas (Brian Z. Tamanaha, 2006, 45).
konstitusional dan akhirnya berubah menjadi pemerintahan yang demokratis. Brian
Z.
Soetandyo
Wignosoebroto
memberikan penjelasan dengan bahasa
Tamanaha
sebagai berikut , bahwa realitas sosial itu
mengilustrasikan dengan konsep Negara
ada yang bersifat anorganik, organik dan
hukum
supra
berdasarkan
waktu
tidaklah
organik.
Gejala-gejala
sosial
statis. Ada dua versi Negara hukum yang
adalah gejala-gejala supraorganik yang
berkembang yaitu versi formal dan
sifatnya amat lebih abstrak dan bersifat
subtantif
masing-masing
“lebih tak teraba” dari pada gejala gejala
berkembang dalam tiga bentuk. Konsep
alam yang anorganik dan gejala-gejala
Negara hukum versi formal dimulai
hayati yang organik yang lebih kongkrit
dengan konsep rule of law dimana
sifatnya
hukum dimaknai sebagai instrument
sifatnya
supraorganik,
tindakan
hanyalah
berupa
yang
pemerintah.
berkembang
dalam
Kemudian
bentuk
itu. Karena realitas maka
suatu
sosial dia
konstruksi
formal
rasional yang bersifat imajinatif, oleh
legality, dimana konsep hukum diartikan
karena itu dia hanya dapat dikatakan
sebagai norma umum, jelas, prospektif
akan tetapi tidak akan segera dapat
dan pasti. Sedangkan perkembangan
diwujudkan
terakhir dari konsep Negara hukum versi
Definisi
formal adalah democracy and legality,
keadilan dan demokrasi, status sosial,
dimana
yang
kekuasaan, in-group feelings, kohesi
menentukan isi hukum. Sedangkan versi
kelompok, perilaku menyimpang, atribut
substantif
gender,
kesepakatanlah konsep
Negara
hukum
dari
individual
rights
berkembang
responsif,
dalam
kemiskinan,
kesehatan, pelarian
fenomenanya. kesejahteraan,
hukum modal
yang adalah
dimana privasi dan otonomi individu
beberapa saja dari sekian ribu contoh-
serta kontrak sebagai landasan yang
contoh fenomena sosial yang sifatnya
paling pokok. Kemudian berkembang
yang supraorganik itu akan jauh lebih
pada prinsip hak-hak atas kebebasan
sulit untuk ditegaskan dan dijelaskan
pribadi dan atau keadilan (dignity of
dalam konsep dan dengan definisi
man) serta berkembang menjadi konsep
apapun.
social
mengandung
kemiskinan atau wujud konstitusiolisme,
prinsip-prinsip substantive, persamaan,
tidaklah ada wujud-wujud fisik yang
kesejahteraan
akan dapat ditunjuk dan ditunjukkan
welfare
yang serta
kelangsungan
Misalnya
saja
mengenai
6
agar bisa lebih diamati cermat-cermat
berperan
secara indrawi, yang dapat ditunjukkan
tersebut. Apa yang dianggap “ideal” di
hanyalah beberapa manifestasinya saja
era sekarang di masa depan belum tentu
(itupun mungkin saja tidak bisa lengkap)
demikian, karena tergantung situasi,
dan bukan fenomena atau realitasnya
kondisi, nilai-nilai tertentu dan lain
yang
sebagainya.
utuh
itu
sendiri
(Soetandyo
menentukan
pilihan-pilihan
Meskipun demikian tidak
Wignosoebroto, 2006, 2). Lebih lanjut
berarti masyarakat sekarang menjadi
Soetandyo mengatakan bahwa selain
tidak
kesulitan verbalitas tersebut berangkat
masyarakat
dari sesuatu yang bersifat abstraks, akan
Fenomena perubahan sosial akan terus
tetapi juga karena gejala sosial sifatnya
ada,
sangat kompleks dan multidimensional
masyarakat
(Soetandyo Wignosoebroto, 2006, 4).
Menimbang perubahan sosial yang pasti
Masyarakat mendatang sangat mungkin
membangun
masyarakatnya demikian
sendiri,
mereka
peduli
dan
dengan
kehidupan
masa
mendatang.
di juga
menerpa
kehidupan
masa
mendatang.
di
akan terjadi maka sudah sepatutnya jika
tatanan
masyarakat di masa mendatang tetap
meskipun
diberi kebebasan dan kesempatan untuk
“tetap”
akan
membangun masyarakatnya berdasarkan
melonggok sejarah kehidupan masa kini
ukuran serta nilai-nilai mereka sendiri.
maupun masa lalu untuk dijadikan bahan
Meskipun demikian tidaklah berarti
referensi serta pembelajaran, selanjutnya
bahwa masyarakat sekarang bersikap
definisi tersebut mereka kritisi, dan
acuh dengan kehidupan masyarakat di
modifikasi agar lebih sesuai dengan
masa mendatang.
tuntutan kebutuhan pada masa itu.
memiliki
Definisi yang dibangun saat ini tidaklah
meletakkan pondasi atau konsep dasar
akan hilang begitu saja, dia akan tetap
yang kokoh dan bersifat universal untuk
menjadi
untuk
menjadi
dan
generasi
landasan
dasar
pembaharuan,
pengembangan
pembangunan
definisi
di
masa
berikutnya melalui proses dialektika.
Masyarakat saat ini
tanggung
pedoman
jawab
serta
mendatang.
untuk
pegangan Hawley
mengatakan bahwa perubahan sosial adalah
setiap
perubahan
yang
tak
Pembaharuan dan pembangunan
terulang dari sistem sosial sebagai satu
definisi masyarakat yang diidealkan
kesatuan (Hawley, 2003, 136). Agus
tersebut sangat tergantung dengan faktor
Salim mengatakan bahwa perubahan
perubahan sosial terhadap kehidupan
social adalah suatu bentuk peradaban
bersama pada masa mendatang juga ikut
manusia akibatnya adanya ekskalasi 7
perubahan alam, biologis serta fisik yang
dasarnya para yuris melalui
terjadi sepanjang kehidupan manusia
produk hukumnya seperti putusan hakim
(Agus Salim, 2002, 1). Dengan demikian
(yurisprudensi-judge
masyarakat
senantiasa
memproduksi
memiliki
perubahasan
sosialnya.
Kondisi
membuat
menyebabkan
besar
untuk
kebijakan-regulasi-hukum
mendatang dalam beberapa hal berbeda
masyarakat (social order), tidak saja
dengan kondisi di masa sekarang, namun
terbatas pada orientasi pada kehidupan
disisi
kondisi
masa sekarang tetapi juga di masa
masa
mendatang yang lebih sejahtera serta
sekarang
koneksitas
dengan
kondisi
di
mendatang.
berkeadilan. Pernyataan
2.
law),
sebagai suatu tata tertib kehidupan
ada
di
made
masa
lain
masyarakat
ini
kontribusi
produk-
Praktek-Praktek Hukum Yang Beroreintasi Pada Masa Depan Masyarakat
dan
di
atas
dilandasi
bahwa secara empirikal, produk-produk hukum baik dalam bentuk peraturan
hukum
perundang-undangan,
yurisprudensi
sesungguhnya memiliki hubungan yang
bahkan doktrin
sangat erat. Manusia dalam kehidupan
merupakan sumber hukum formil yang
masyarakat
memiliki
merupakan
pusat
dari
(pendapat para ahli)
peran
dalam
mendorong
pembangunan hukum itu sendiri. Erlich
terjadinya perubahan sosial di bidang
mengatakan aturan
bahwa
tidak
anggota
hukum
sebagai
nilai-nilai (values), perilaku (behavior)
diluar
angota-
dan tindakan atau perbuatan (action)
berada
masyarakat,
melainkan
manusia
dalam
kehidupan
diwujudkan dan diungkapkan dalam
bermasyarakat agar lebih menghargai
kelakuan mereka sendiri. Hukum lahir
masa depan dengan memperlakukan
dari rahim kesadaran masyarakat akan
masa sekarang secara lebih bijaksana.
kebutuhannya
56).
Penciptaan hukum pada dasarnya dalam
Masyarakat sesungguhnya adalah proses
rangka untuk memenuhi kebutuhan hajat
evolusioner
manusia, karena dengan adanya hukum
tatanan
(Erlich, random
sosial
yang
1962, yang
menuju
terus
menerus
(UU-regulasi-kebijakan)
masyarakat
diperbaharui dengan tindakan apa para
dapat diatur, kezaliman dapat dicegah,
yuris
hak-hak manusia dapat dijamin, keadilan
memperlakukan
hukum
dan
yurisprudensi sebagai praktek-praktek
dapat dilaksanakan. Dengan
intelektual dan atau professional untuk
inilah suatu bangsa dapat diarahkan
menuju
(Abdul
masa
depan,
maka
pada
Kadir,
1998,
56).
hukum Dengan 8
demikian fungsi umum dari
hukum
merupakan pengakuan bahwa hukum-
tidaklah semata-mata untuk menciptakan
justru sebagai dokumen manusia-maka
social order dan rekayasa sosial tetapi
dia tidak mungkin hanya dilihat sebagai
lebih dari itu hukum diciptkan untuk
unit terisolir yang lepas dari dimensi
melayani masyarakat dan memenuhi
sosial dan kemanusiaan. Asasnya adalah
kebutuhan-kebutuhan
masyarakat,
bahwa bangunan hukum ikut ditentukan
hukum diciptakan untuk mendatangkan
oleh kompleksitas hidup manusia itu
kebahagiaan bagi manusia (masyarakat)
sendiri. Hukum sejatinya merupakan
yang membuatnya (Satjipto Rahardjo,
upaya manusia dalam hidup bersama
2007, 21), yakni dengan terciptanya
untuk menata, menertibkan dan menjaga
kepastian,
kehidupan
keadilan
serta
keadilan
bersama
secara
tertib
(Achmad Ali , 2002 ,89). Sebagai asas
(Satjipto Rahardjo , 2000 , vi), tidak saja
berlakunya dalam arti materiil, UU
beroreintasi pada mengatasi persoalan di
merupakan
tool)
masa sekarang saja melainkan juga
semaksimal mungkin dapat mencapai
dimasa mendatang. Kondisi semacam ini
kesejahteraan
oleh Lon L. Fuller dikatakan bahwa
bagi
sarana
(as
a
spiritual dan material
masyarakat
maupun
individu
(Ahmad Sukarjo, 2000, 1) Hukum
hukum yang bermoral adalah hukum yang tidak bersifat ad hoc ( Lon L.
hanyalah
tatanan
Fuller , 1978 , 23)
manusiawi, artinya hukum hanyalah
Alih-alih simpulan di atas maka
wujud kehendak manusia belaka tentang
hukum sesungguhnya bicara tentang
bagaimana
masyarakat
tatanan ketertiban dari sudut pandang
dibina dan kemana harus diarahkan. Dari
manusia. Hukum bicara tentang pola-
paparan tersebut di atas maka, peranan
pola relasi-interaksi manusia apa yang
apa
seharusnya
seharusnya
yang
intelektual
dapat hukum
proses-proses
dimainkan untuk
oleh
mengatur
kemasyarakatan
terjadi
dan
yang
tidak
seharusnya terjadi dalam kehidupan
yang
bersama tersebut. Hukum bicara tentang
berlangsung secara terarah untuk menuju
apa yang boleh dilakukan serta apa yang
masa depan adalah mengunakan hukum
tidak boleh dilakukan, bukan bicara
sebagai sarana rekayasa sosial. Satjipto
dalam ranah apa yang baik atau buruk
Rahardjo mengatakan bahwa Law is a
sebagaimana yang menjadi kajian etika.
great anthropological document, maka
Pola interaksi hubungan antar manusia
sesungguhnya makna yang terkandung
tidak dapat dilepaskan dengan segala
di dalamnya cukup mendalam dan
bentuk interaksi yang berlangsung dalam 9
pergaulan
masyarakat,
dilakukan
oleh
yang
kemiskinan, kebodohan, pertumbuhan
kelompok
penduduk, penyakit menular, kerusakan
maupun negara. Pola interaksi ini dapat
lingkungan, perubahan iklim global,
berupa
perang nuklir, ketidakadilan gender dan
individu,
kerjasama
persaingan
baik
(cooperation),
(competion)
dan
lain
sebagainya.
Dengan
demikian
pertentangan (conflic) (T May Rudy,
hukum berbicara tentang manusia yang
2003, 45)
menciptakan dan mengunakan dengan
Dari ketiga bentuk interaksi ini
segala kompleksitasnya kehidupan masa
maka pola hubungan kerjasamalah yang
kini
diharapkan muncul ke permukaan dari
bagaimanapun masa depan merupakan
produk hukum yang dibuat oleh para
garis lineir masa sekarang, masa depan
yuris,
kentalnya
sangat “ditentukan” oleh model-model
yang
yang digunakan pada masa kini. Athal
memperlihatkan adanya keseimbangan
pun telah menegaskan bahwa masa
antar hak dan kewajiban baik dilevel
depan kita adalah segala konsekuensi
antar individu, komunitas maupun antar
apa yang kita lakukan sekarang (Jurgen
negara maka dimungkinkan kehidupan
Athal , 2003, 7).
sebab
mekanisme
dengan kerjasama
di masa mendatang lebih terjamin.
juga
masa
Dewasa
depan.
ini
Karena
peranan
Hukum sebagai alat rekayasa sosial di
dalam
sini dapat memerankan fungsi strategis
sangatlah
untuk memelihara, mempertahankan dan
mengintervensi segala aspek kehidupan
meningkatkan
yang
manusia, sebab pada dasarnya hukum
dan
merupakan suatu gejala yang sangat
menguntungkan. Sekaligus pula mampu
penting oleh karena dia menjadi dasar
menghindari serta mencegah konflik,
legalisasi maupun legislasi pelbagai
serta mampu mengubah kondisi-kondisi
gejala social lainnya yang juga menjadi
persaingan dan pertentangan menjadi
lembaga
kerjasama.
perkawinan, pewarisan dan seterusnya.
kerjasama
berlangsung
secara
adil
kehidupan
hukum
besar,
social
bermasyarakat
karena
dia
seperti
telah
keluarga,
Pola hubungan kerjasama yang
Hukum tertulis (UU), secara sosiologis
diatur dan dilahirkan dari hukum inilah
mempunyai dua fungsi yakni legalisasi
yang
dan
pada
akhirnya
menyelesaikan
akan
mampu
masalah-masalah
legislasi.
Legalisasi
berarti
mengesahkan gejala-gejala yang sudah
kemanusian di era global baik masa kini
ada
maupun
perundang-undangan merupakan sarana
masa
mendatang
seperti
dalam
masyarakat,
sehinga
10
untuk mengadakan pengendalian sosial
hanya merupakan “urusan keadilan”
(social-control)
dan
memperlancar
tetapi juga “urusan-urusan ekonomi,
interaksi
(social
interaction).
politik dan lain sebagainya (Donald
social
Legislasi merupakan proses mengadakan pembaharuan,
sehingga
perundang-undang
Black, 2002, 82).
peraturan
merupakan
sarana
Dari penyataan Donald Black di atas, maka sangat jelas bahwa
untuk menciptakan yang baru (social
hukum
engineering). Fungsi-fungsi ini biasanya
dogmatic yang melihat hukum semata-
tercermin dalam perundang-undangan,
mata bersifat logis dan konsisten, dengan
kadang-kadang
perundang-
pendekatan yang bersifat preskriptif
undangan yang memberikan tekanan
tanpa melihat dimensi lain dari hukum
pada salah satu fungsi saja (Soeryono
seperti apa yang menjadi basis social
Soekanto , 2002 , 82).
daripada
Dalam
dijumpai
mempersiapkan
yang
bersifat
kajian
hukum
nomatif
dan
atau
bagaimana
serta
bekerjanya hukum itu dalam masyarakat
memberdayakan hukum untuk masa
(Satjipto Rahardjo, 1982, 1) dengan
depan, maka hal yang harus diperhatikan
pendekatan
sekaligus dilakukan oleh para intelektual
menjadikan hukum itu suatu dunia yang
hukum (yuris) adalah pertama dia harus
“esoteric” yang hanya dapat dimasuki
mau bergeser dari paradigma normative
oleh
positisvisme
paradigma
keahlian khusus dan terdidik untuk
postpositivisme, dan kedua para yuris
menangani hukum (Philip Selznick ,
mau bekerjasama dan
berkolabarasi
1991 , 115).
dengan
bidang-bidang
non
lainnya,
agar
hukum
ke
produk
hukum yang
semacam
orang-orang
ini
yang
telah
mempunyai
Satjipto Rahadjo menambahkan bahwa
pemahaman
hukum
dilahirkan memiliki sifat efektifisme
legalistik-positivistik
yang tinggi dalam menata masa depan.
peraturan (rule bounded) tidak mampu
Donald
bahwa
menangkap kebenaran karena memang
hukum bukan semata-mata hanya rule
tidak mau melihat atau mengakui hal itu.
and logic, akan tetapi social structure
Dalam ilmu hukum yang legalitis-
and behavior, artinya hukum tidak bisa
positifistis,
hukum
sebagai
hanya dipahami secara sempit dalam
pengaturan
yang
kompleks
telah
prespektif aturan-aturan dan logika, akan
direduksi
menjadi
sesuatu
yang
tetapi juga melibatkan struktur sosial dan
sederhana,
linier,
mekanistik
dan
perilaku. Oleh karena itu hukum tidak
deterministic
Black
menegaskan
dan
secara
terutama
berbasis
intitusi
untuk 11
kepentingan
profesi,
membuat
hukum
tidak
akan
aspek-aspek
kemasyarakatan
lainnya
memanusiakan
maka kita sudah harus meninggalkan
manusia (Satjipto Rahardjo, 2002, 3)
kajian lama yang bersifat normative dan
melainkan justru hukum memperbudak
mulai memasuki kajian hukum yang
manusia.
bersifat
Hukum haruslah dipahami
sosiologis,
sehingga
dalam konteksnya, artinya menempatkan
pendekatannya tidak lagi perskriptif
hukum dalam konteks sosialnya yang
melainkan
bersifat
lebih besar. Dengan kata lain hukum itu
(Abdurahman,
1985,
tidak dipahami sebagai suatu intitusi
keberadaan tujuan hukum adalah untuk
yang esoteric dan otonomi melainkan
melayani dan memanusiakan manusia,
sebagai proses sosial yang lebih besar.
maka bantuan ilmu-ilmu non hukum
deskriptif 21).
Tujuan
Menimbang bahwa hukum dan
(ekonomi, sosiologi, antropologi, politik)
masyarakat merupakan suatu gejala yang
sangat diperlukan untuk mengkajian
tidak
hukum yang progresif.
dapat
dasarnya
dipisahkan,
hukum
masyarakat.
dan
pada
juga
merupakan
Soeryono
Soekanto
Pendekatan sosiologis terhadap hukum
perlu
dilakukan
sebelum
mengatakan bahwa secara sosiologis,
membuat peraturan perundangan, karena
hukum merupakan suatu lembaga social,
penelitian-penelitian terhadap hubungan-
artinya
hubungan
hukum
merupakan
kesatuan
yang
dilandaskan
pada
kaidah-kaidah yang bertujuan untuk
kekuasaan, penting bagi hukum yang
memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar
justru
manusia pada semua tingkatan yang
keadilan dari hubungan-hubungan itu
bertujuan untuk mencapai kedamaian
dan untuk mengaturnya agar tercapai
dalam masyarakat (Soeryono Soekanto ,
kepastian dan kesebandingan. Apabila
2002 , 67), maka pengkajian hukum
ingin disusun perundang-undangan yang
dengan cara “klasik“ tidaklah akan
berkaitan dengan hal itu, misalanya
memberikan pemahaman secara tuntas
terlebih
tentang hukum dan pelaksanaan hukum
landasan-landasan sosiologis kekuasaan.
dalam
karena
Apabila gejala itu tidak dipahami, maka
walaupun bagaimana bekerjanya hukum
cepat atau lambat perundang-undangan
dalam masyarakat tidak terlepas dari
itu akan menjadi huruf mati yang sama
aspek-aspek kemasyarakatan
sekali tidak mempunyai efektifitas.
suatu
masyarakat,
lainnya.
Bilamana kita mencoba melihat soal interdependensi
antara
hukum
dan
bertujuan
dahulu
Ehrlich
untuk
harus
menciptakan
dimengerti
menegaskan
bahwa
hukum yang baik adalah hukum yang 12
sesuai atau mencerminkan nilai-nilai
sah untuk mempengaruhi perilaku dan
yang hidup dalam masyarakat. hukum
pola
positif hanya akan efektif apabila serasi
Wignosoebroto, 2006 , vi).
atau sesuai dengan living law dalam masyarakat (Erlich , 1962 , 89), untuk mengetahui keadaan itu
dan maka
perilaku
sosial
(Soetandyo
Seruan agar para yuris agar mau “menengok dan menerima” bantuan dari bidang
ilmu-ilmu
social
lainnya,
bantuan dari ilmu-ilmu sosial (sosiologi)
sehingga keputusannya mencerminkan
diperlukan. Soetandyo Wignosoebroto
keadilan juga dilontarkan oleh Benjamin
menegaskan
Nathan
perlunya
ahli
hukum
Cardozo,
yang
mengatakan
bekerjasama dengan ahli-ahli ilmu sosial
bahwa perlunya ditumbuhkembangkan
lainnya dengan paparan sebagai berikut
kepekaan
pendekatan untuk saling menyapa dan
legislative pada realitas-realitas social
bertransaksi antara ilmu hukum dan ilmu
yang ada berikut segala perubahannya.
social terjadi di sana sini, dari waktu ke
Bagi Cardozo, perkembangan hukum tak
waktu, dalam wujud lintasan-lintasn dua
pelak lagi adalah suatu proses kejadians
arah. Para sarjana dan praktisi hukum
ejarah yang berlangsung di bawah
menimba
kondisi perubahan-perubahan sosial dan
fakta
temuan
penelitian-
peradilan
dan
lembaga
penelitian social untuk membuat legal
perubahan
judgements yang lebih realistic, tidak
masyarakat tentang apa yang harus
hanya dalam proses-proses penciptaan
diadatkan dan apa pula yang di pandang
hukum in abstracto akan tetapi juga
sebagai moral. Oleh sebab itu, hakim
dalam proses-proses penemuan hukum
dan pembuat undang-undang-yang tak
in concreto. Sementara itu di pihak lain,
dapat mengungkari kewajibannya untuk
kini mulai banyak juga ilmuawan social
berperan serta dalam perkembangan ini
yang menekuni upaya-upaya bagaimana
lewat
hasil-hasil temuan penelitian social yang
haruslah dengan sungguh-sungguh dan
bermakna
secara
meningkatkan masyarakat
untuk taraf dapat
menata
dan
kesejahteraan mencapai
pendapat-pendapat
penciptaan-penciptaan terus-menerus
kondisi-kondisi
sosial
hukum-
memperhatikan dan
kondisi-
dan
kondisi ekstenal lainya, berikut segala
diperhatikan para pengambil kata putus,
permasalahannya yang terkait. Hakim
sehingga temuan-temuan yang baik itu
sebagai
tidak hanya terhenti dalam wujudnya
memang
sebagai fakta semata, akan tetapi juga
mengarahkan
ikut terproses menjadi judgements yang
utamanya, ialah memenuhi kebutuhan
seorang harus
pencipta terus
hukum
hukum berupaya
ke
tujuan
13
banyak orang yang harus hidup di
tetapi juga menciptakan nilai-nilai, azas-
tengah-tengah masyarakat yang sedang
azas dan kaidah-kaidah sendiri, seperti
mengalami transformasi sebagai akibat
ketertiban,
ketentraman,
perubahan-perubahan
kebebasan
berkontrak
teknologi
dan
keamanan, dan
lain
industrialisasi. Hakim sebagai mana
sebagainya. Adanya nilai-nilai, asas-asas
ahli-ahli hukum modern lain pada
dan kaidah-kaidah itu menyebabkan
umumnya-harus tanpa ragu dan tanpa
timbulnya mekanisme perangkat peranan
kunjung putus menilai kegunaan sosial
dan kedudukan tertentu. Dengan dengan
setiap ayat hukum yang berlaku dan
demikian hukum bukanlah semata-mata
yang akan diberlakukan. The final cause
hanya merupakan suatu kekuatan yang
of is
mengamankan, akan tetapi justru suatu
the welfare of the society
(Soetandyo Wignosoebroto, 2006, 5) Ditengah situasi dunia yang kian
kekuatan yang menciptakan fasilitas untuk
menyederhanakan
dan
kompleks dan dinamis ini, para yuris
melancarkan proses interaksi social.
harus bersedia mengembangkan tata
Hukum bukan hanya merupakan sarana
hukum menjadi objek kajian yang tetap
untuk mencapai tujuan tertentu, akan
dalam konsepnya sebagai suatu sistem
tetapi
norma positif akan tetapi yang tak lagi
berkembang
dimodelkan
tujuan-tujuan tersendiri pula (C.J.M.
sebagai
sistem
tertutup
melainkan sistem yang terbuka. Sebagai
merupakan secara
gejala
yang
mandiri
dengan
Schuyt, 2003, 137).
sistem yang terbuka, hukum akan mudah
Kehidupan
damai
bersama
beradaptasi dan bertransaksi dengan
dengan hukum sebagai pengayom—dan
lingkungan sosial, dalam hal ihwal
tidak
meng-input-kan
sosial,
ketertiban (rust en orde), Artinya,
memprosesnya di dalam sistem sebagai
dinamika masyarakat tetap diakomodir
throughputs yang secara sosial relevan
oleh seperangkat nilai dan norma yang
untuk
meng-output-kan
juga dinamis, turut berkembang sejalan
kembali ke tengah masyarakat sebagai
dengan perkembangan masyarakat itu
suatu socio-legal judgement yang benar-
sendiri. Jadi bukan anomi dan bukan
benar fungsional.
pula status quo, melainkan hukum yang
fakta
kemudian
C.J.M
Schuyt
mengatakan
hukum sebagai lembaga social, dia tidak
semata-mata
keajegan
dan
hidup, tidak mati dalam kitab-kitab undang-undang semata.
hanya menciptakan keteraturan bagi lembaga-lembaga social lainnya akan
C. Penutup 14
1. Kesimpulan
beroperasinya hukum dalam masyarakat
a. Masyarakat
sekarang
merupakan
yang sebenarnya.
kelanjutan masyarakat di masa lalu melalui suatu proses evolusiner menuju
DAFTAR PUSTAKA
tatanan yang lebih tertib ternyata juga memiliki konektifitas yang erat dengan masyarakat di masa mendatang. Konsep serta model ideal masyarakat sekarang tetap
akan
pijakan
menjadi
dasar
mendatang
referensi
masyarakat
dalam
di
serta masa
menjalankan
kehidupannya. b. Para yuris memiliki peran besar untuk menjamin keberlangsungan masyarakat di
masa
mendatang
yakni
dengan
memfungsikan hukum sebagai alat untuk mendorong perubahan sosial baik dalam ranah values-behavior maupun action yang
berorientasi
pada
terjaminnya
masyarakat di masa mendatang a. Hukum yang diproduksi para yuris dapat bekerja secara efektif apabila para intelektual hukum (ahli hukum dan mau
serta
Studi Hukum dan Masyarakat, Media Sarana Press, Jakarta, 1985 Ali, Achmad, Menguak Tabir Hukum, Gunung Agung, Jakarta, 2003 Black, Donald, The Behavior of law, Academic Press, New York, 1976 juga J.W. Haris, Law and Legal Structure, An Inqury into the Concepts Legal Rule and Legal System, Clarendon Press, Qxford, 1982. Ehrlich, Eugen, Fundamental Prinsiples of The Sociology of Law, New York, Russell & Russell, 1962. Giddens, Antony, Runway The World
2. Saran
praktisi)
Abdurahman, Tebaran Pemikiran Tentang
mampu
berkolaborasi dengan pakar di bidangbidang sosial lainnya, sehingga produk hukum yang dilahirkan dapat menjamin kehidupan masa depan yang lebih baik dari masa sebelumnya. b. Kolaborasi serta sinergitas antara kajian hukum normatif dengan kajian hukum sosiologis justru akan memperlihatkan bagaimana sesungguhnya wajah serta
(Bagaimana Globalisasi Merombak Kehidupan Kita), Gramedia, Jakarta, 2000. Kadir,
Abdul
Islam
undangan,
dan
Perundang-
Tanpa
Tempat,
Internasional Islamic Federation of Student Organizations, 1978 Rahardjo, Satjipto, Wajah Hukum Di Era Reformasi, Citra Aditya Bandung, 2000………………….., Telaah
Sosial
Pidato
Pengukuhan
Sosiologi Hukum
Manfaat
Terhadap Guru
Hukum, Besar
pada FH UNDIP
Semarang, Semarang 1980. 15
……………………………, Realitas
Sosial
Pemikiran
Hukum Dalam
Para
Pakar
Amerika
(Holmes,
Pound),
Bahan
Sularto, ST., Manusia Indonesia Dalam
Alam
Dunia Yang Berubah Cepat, Kompas,
Hukum
Cardozo
Kuliah
dan
dan
Sztompka, Piotr, Teori-Teori Perubahan
Ilmi-Ilmu
Sosial, Pustaka Pelajar, Yogyakarta,
Sosial PDIH UNDIP, Semarang, 2006 Ritzer, George dan Douglas J. Goodman, Teori
Sosiologi
Modern,
Prenada
Media, Jakarta, 2005 Kontemporer dan Masalah-Masalah (Isu,
Konsep,
Paradigma),
2003. Tamanaha,
Brian
Z.,
A
General
Jurisprudence of Law and Society, Oxford University Press, New York,
Rudy, T. May Hubungan Internasional Global
28 Juni 2000
Teori
Refika
2006 Wignosoebroto Soetandyo, Ilmu Hukum dan
dan
Ilmu Pengetahuan Sosial (Positive
Aditama,
Jurisprudence versus Empirical Social
Bandung, 2003
Science), Bahan Kuliah Ilmu-ilmu
Salim, Agus Perubahan Sosial Sketsa Teori
Sosial
PDIH
UNDIP,
Semarang,
Dan Refleksi Metodologi Kasus Di
2006………………….,
Indonesia, Tiara Wacana, Yogyakarta,
Bertindak Otentik, dalam Kompas 23
2002
Maret 2002
Selznick, Philip, The Sociology of Law, dalam
Robert
K.
Merton
(Ed)
……………………………., Realitas Sosial Dalam Konsep Dan Teori Ilmu-Ilmu
Sociology Today, Basic Book Inc New
Sosial,
York, 1961
Sosial PDIH UNDIP, 2006.
Soekanto, Soeryono Pendekatan Sosiologi Terhadap Hukum, Alumni, Bandung,
Mulai
Bahan
Kuliah
Teori-Teori
Vrillo, Paul, Speed and Politics, Semiotex (e), New York, 1977
1986 Solzhenitsyn,
dalam
Tongkrongan
Bondan Global
Winarno, Paradigma
Lokal, Kompas, 28 Juni 2000. Sukarjo, Ahmad, Hukum Keluarga, Makalah disampaikan pada pelatihan teknis Yustisial Hakim Peradilan Tingkat Banding dan Hakim Peradilan Tingkat Pertama seluruh Indonesia, MA RI, Jakarta, 2000 16