STRATEGI: SUATU REVIEW TEORITIK PERKEMBANGAN DAN MASA DEPAN Teodora Winda Mulia Unika Widya Mandala Surabaya
PENDAHULUAN Strategi merupakan konsep yang mengalami evolusi panjang sejak kelahirannya disekitar tahun 1960an. Pandangan dinamis ini disebabkan karena kebutuhan akan strategi dari para praktisi yang mengalami perubahan begitu cepat seiring dengan perkembangan bisnis dan perkembangan bidang-bidang ilmu lainnya yang cukup banyak memberikan kontribusi terhadap konsep strategi. Strategi (Summer, 1990) didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan dan tujuan yang terkait dengan jangkauan dan pendekatan bisnis yang dipilih dan digunakan perusahaan untuk beroperasi. Dimensi-dimensi utama strategi:
Corporate strategy terkait dengan aktivitas seperti diversifikasi, merjer, dan akuisisi, sinergi sumberdaya, integrasi vertikal dan internal venturing
Business strategy terkait dengan isu seperti pilihan segmen produkatau pasar dalam industri, pilihan competitive weapons (harga, distribusi, gaya, image, dan lain-lain) dan pilihan waktu (preemption, first mover, quick follower, dan lain-lain)
Intended strategy adalah bagian dari tindakan yang akan diputuskan oleh manajer puncak dan dicoba untuk dilakukan
Realized strategy adalah pola dalam sebagian besar tindakan perusahaan.
Kontribusi disiplin ilmu yang membentuk strategi (Rumelt, et al): 1.
Ekonomika Subbidang ilmu ekonomi yang memberikan kedalaman pemahaman dan tema riset yang penting bagi manajemen strategik adalah:
Transaction
cost
economics,
merupakan
cabang
ilmu
ekonomi
organisasional yang paling dekat hubungannya dengan manajemen strategik. Hubungan tersebut dihasilkan dari kepentingan yang sama dalam bentuk organisasional (Chandler-Williamson: M Hypothesis), dan gaya intelektual yang sama (yang melegitimasi pencarian alasan untuk rincian institusional yang spesifik). Dalam manajemen strategik,
transaction cost economics merupakan dasar dimana pemikiran ekonomi, strategi dan teori organisasi bertemu. Karena fokusnya pada rincian institusional daripada gambaran matematis, maka transaction cost economics mempunyai pengikut non ekonomi yang lebih luas dibanding cabang organizational economics lainnya.
Agency theory, dibangun dalam dua cabang. Pertama, literatur principal agent yang berkaitan dengan desain kontrak insentif yang optimal antara prinsipal dan karyawan atau agennya. Kedua, literatur corporate control yang berkaitan dengan desain klaim keuangan dan keseluruhan struktur pengelolaan perusahaan. Corporate control merupakan cabang yang paling signifikan pengaruhnya terhadap manajemen strategik. Hipotesis corporate control yang paling dikenal adalah teori aliran kas bebas tentang leverage dan takeover. Perspektif corporate control memberikan kerangka kerja yang bernilai bagi riset manajemen strategik, melalui identifikasi adanya bad management, intrumen pengujian kembali, dan penekanan pada pentingnya pengaturan insentif yang akurat.
Game theory yang diterapkan pada industrial organization mempunyai tema dasar bagi manajemen strategik yaitu strategi komitmen dan reputasi. Komitmen strategi terkait dengan investasi dalam aset spesifik dan kelebihan kapasitas dengan dan tanpa merjer horisontal dan struktur keuangan. Reputasi menggambarkan hubungan dalam perusahaan, kumpulan keyakinan karyawan dan dapat disebut juga sebagai budaya.
Evolutionary
economics, memandang bahwa
kapasitas
organisasi
didasarkan pada rutunitas yang tidak dipahami secara eksplisit, tetapi dibangun dan diperbaiki dengan pengulangan dan praktik. 2. Organizational Sociology Sub bidang organizational sociology yang relevan dengan manajemen strategik adalah:
Resource
dependence,
organisasi
ditentukan
menyatakan oleh
bahwa
outsiders,
kebanyakan
yaitu
pekerjaan
pihak-pihak
yang
mengendalikan aliran sumber daya kritis tempat organisasi bergantung. Aktivitas manajemen yang strategik menurut perspektif ini adalah aktivitas yang mengakomodasi atau menemukan cara untuk membatasi
organisasi dari permintaan pihak-pihak yang mengendalikan sumberdaya kritis. Resource dependence menjelaskan merjer, joint ventures, diversifikasi, dan lainnya. Terdapat hubungan yang kuat antara teori resouce dependence dan teori transaction cost. Teori resource dependence juga menjelaskan distribusi kekuasaan dalam organisasi.
Organization ecology, memandang bahwa perusahaan tidak dapat beradaptasi dengan lingkungannya. Organization ecology lebih menerima konsep bahwa perusahaan mempunyai strategi yang tidak berubah sepanjang waktu. Kebanyakan peneliti dalam manajemen strategik diarahkan pada pengukuran tingkat kelahiran dan kematian organisasi dan tingkat ekspansi atau penurunan populasi.
New
institutionalism,
memberikan
pandangan
bahwa
dimanapun
organisasi bertahan hidup melalui efisiensi teknis, terdapat organisasi lain yang bertahan hidup melalui legitimasi 3. Political Science Dua perubahan dramatis dalam paradigma politik yang mempengaruhi manajemen strategik, revolusi perilaku dan new institutionalism dari ilmu politik sendiri. Aliran lain dalam ilmu politik yang menjadi perhatian dari manajemen strategik adalah studi bias atau kegagalan birokratik.
Permasalahan yang dihadapi atas perkembangam strategi seperti yang umum dihadapi bidang ilmu lainnya adalah kesenjangan antara perkembangan praktik bisnis dan teori baik dari horison waktu maupun pemahaman atau metodologi yang digunakan, sehingga isu utama dalam literatur strategi yang diidentifikasi adalah: 1. Mayoritas riset saat ini didasarkan pada konsep yang dikembangkan beberapa dekade lalu berbasis pada studi perusahaan dan lingkungan yang menjadi konstituennya. Konsep-konsep tersebut diterima sebagai paradigma untuk memahami strategi pada perusahaan walaupun sebetulnya konsep tersebut tidak mampu menangkap apa yang sesungguhnya terjadi hari ini dan esok 2. Riset-riset strategi saat ini umumnya ethnocentric. Riset-riset tersebut mengabaikan kenyataan bahwa dunia tidak berhenti pada batas negara Amerika Serikat, dan bahwa kebanyakan industri tersebut terlibat dalam beberapa bentuk persaingan global.
3. Asumsi positivis mengarahkan pada dominasi metode riset melebihi teori sebagai concern utama penelitian. Studi kualitatif memang muncul tetapi menjadi perkecualian. 4. Teori yang konvenien sering diajukan sebagai suatu pemikiran yang muncul kemudian untuk menyesuaikan outcome analisis statistik atau sebagai justifikasi awal bukannya mengembangkan pengujian yang tepat dan powerfull untuk teori yang berpotensi memiliki hubungan 5. Paper sering menawarkan penjelasan tetapi bukan prescription yg bermakna.
Pembahasan artikel ini akan dibagi menurut topik-topik yaitu lingkup dan batasan yang menunjukan isi, konsep dan proses, Isu-isu masa lalu, saat ini dan mendatang dalam strategi dan manajemen strategik dalam konteks kontijensi di negara berkembang dan negara maju, dan bagian terakhir berisi pertanyaan riset ditataran program doktoral yang hasilnya dapat memberikan kontribusi kepada dunia ilmu pengetahuan.
LINGKUP DAN BATASAN: ISI, KONSEP DAN PROSES Pertanyaan mengenai strategi merupakan perdebatan yang banyak diangkat pada berbagai tulisan maupun diskusi, kerena dengan merumuskan definisi strategi maka kita akan dapat menentukan dimanakah area kita dalam membahas topik strategi. Mengapa banyak sekali konsep dan mengapa diperlukan batasan serta asumsi, karena stategi ini mempunyai lingkup luas yang dapat dipandang dari berbagai paradigma, misalnya dari sudut pandang pembuat dan pelaku strateginya, seperti yang dituliskan oleh Mintberg (1987) mengenai pembuat strategi dan berbagai asumsi dan permasalahan dimana menggunakan asumsi formulasi strategi dilakukan oleh top management dan dilaksanakan oleh lower management sehingga timbul permasalahan apabila respon yang diberikan terlambat. Hax (1990) mendefinisikan konsep strategi yaitu penerjemahan pernyataan misi pribadi CEO, yang dirasionalisasikan dengan pereancaan perusahaan, dan disetujui oleh komite ekskutif dan para pemegang saham. Namun dibalik definisi tersebut terdapat beberapa pertanyaan, apakah mendefinisikan strategi hanyalah proses yang sederhana atau merupakan proses kompleks yang melibatkan interaksi berbagai pihak dan dimensi yang ada di perusahaan. Terdapat beberapa elemen strategi yang dapat diterapkan pada berbagai institusi, dimana elemen yang satu dan
yang lain saling berkaitan secara erat pada karakteristik perusahaan, konstituen didalamnya, struktur dan kultur. Keenam dimensi strategi tersebut adalah: 1.
Strategi sebagai suatu yang koheren, unifying dan pola integratif keputusan
2.
Strategi diartikan sebagai pembangunan tujuan organisasi dalam istilah tujuan jangka panjang
3.
Strategi didefinisikan sebagai domain kompetitif perusahaan
4.
Strategi sebagai respon pada kesempatan dan ancaman eksternal dan kekuatan dan kelemahan internal yang diartikan mencapai keunggulan kompetitif
5.
Strategi sebagai suatu sistem logis untuk membedakan tugas-tugas manajerial pada level korporat, bisnis dan fungsional
6.
Strategi didefinisikan sebagai kontribusi ekonomi dan non ekonomi yang merupakan niatan perusahaan bagi stakeholder Konsep strategi yang dikemukakan oleh Hambrick dan Fredrickson (1993)
yaitu strategi harus dibangun atas dasar elemen yang saling berintegrasi yang bisa saling menyatukan antara misi, tujuan, strategi, supporting organizational arrangement, yang merupakan proses linear, namun penekanannya bukan pada proses sekuensial semata tetapi lebih pada tercapainya konsistensi dan kekokohan diantara elemen yang membangun strategi. Terdapat lima elemen yang membangun strategi yang akan menjawab lima pertanyaan yaitu: 1.
Arenas: Where will be active?
2.
Vehicles: How will we get there?
3.
Differentiators: How will we win in the marketplace?
4.
Staging: What will be our speed and sequences of moves?
5.
Economic logic: How will we obtain our return? Hamel (1996) menawarkan filosofi strategi baru adalah revolusi, sedang hal-
hal lainnya adalah taktik. Terdapat sepuluh strategi yang diintepretasikan dan diterapkan oleh perusahaan dengan cara perusahaan itu sendiri. Prinsip tersebut merupakan cara berpikir tentang tantangan dalam menciptakan strategi untuk menjadi revolusioner industri. Prinsip tersebut adalah 1.
Perencanaan strategik bukan merupakan strategi
2.
Pembuatan strategi harus subversive
3.
Botteleneck ada di puncak botol itu sendiri yang berarti kita harus pandai menentukan pilihan
4.
Revolusi ada di setiap perusahaan
5.
Perubahan bukan suatu masalah tapi masalahnya ada pada keikutsertaan
6.
Pembuatan strategi harus demokratis
7.
Seseorang dapat menjadi aktivis strategi,
8.
Perspektif dinilai lima puluh IQ poin,
9.
Top down dan bottom up bukan lah suatu pilahan
10. Kita dapat melihat akhir dari suatu permulahan. Porter (1996) dalam artikel The Concpet of Strategy membedakan antara operational effectiveness dan strategi yang sering rancu dalam penggunaannnya. Operational effectiveness berarti melakukan kegiatan yang sama dengan cara yang lebih baik dari pada yang dilakukan oleh pesaing, sedangkan positioning strategic adalah melakukan kegiatan yang berbeda dari pesaing kegiatan yang serupa dengan cara yang berbeda. Strategi kompetitif adalah hal yang berbeda yaitu memilih satu kegiatan untuk menjalankan satu kegiatan untuk menjalankan bauran nilai yang unik. Jadi esensi strategi adalah kegiatannya sehingga diperlukan positioning baik variety based positionong, needs based positioning dan acces based positioning. Konsep fit dalam strategi berasal dari keunggulan kompetitif dimana suatu kegiatan akan saling memperkuat satu sama lain sehingga menghambat peniru strategi dengan menciptakan rantai hubungan sekuat mungkin sehingga keunggulan kompetitif dan profitabilitas yang unggul dan sustainability dapat tercapai. Grant (1995) mendifinisikan strategi adalah keseluruhan perencanaan untuk menggunakan sumber daya untuk membangun posisi yang menguntungkan. Karakteristik umumnya adalah penting melibatkan komitmen sumber daya signifikan, dan tidak mudah dibalikkan. Sedang taktik adalah skema atas tindakan spesifik. Dalam buku ini pembangunan strategi bisnis banyak menggunakan games theory oleh Von Neuman dan Morgensten dan teori conflict strategy. Dalam proses pembuatan strategi terdapat tiga pendekatan yang umum digunakan (Eisenhard dan Zbarack) yaitu pendekatan kognisi yang memfokuskan pada rasionalitas pengambil keputusan, pendekatan politis yang menekankan pada kekuatan dalam organisasi dan pendekatan garbage can dimana memandang proses organisasional sebagai acak dan anarkis. Pendekatan manajemen terhadap strategi haruslah dinamis, fleksibel dan inovatif. Analisis strategi tidak memberikan jawaban tetapi membantu memahami isu yang terjadi.
Perkembangan analisis bisnis strategi dipetakan sebagai berikut: Tahun Akhir 50an dan awal 60an Periode 60an dan 70an
Akhir 70an dan awal 80an Akhir 80an dan awal 90an
Fokus Mengatur korporasi besar dan kompleks, perencanaan jangka panjang Corporate planning: perencanaan dan manajemen pertumbuhan, keputusan strategik merupakan sorotan utama eksternal Prinsipal berfokus pada manajemen strategik Fokus pada kepentingan analisis keunggulan kompetitif
Dari berbagai pendapat dan pandangan mengenai strategi kita dapat menyarikan bahwa banyak sekali definisi strategi dengan area yang berbeda-beda, namun setiap definisi akan diikuti oleh asumsi atau pernyataan atau kondisi tertentu yang mendasari pembuatan definisi tersebut. Hal ini menunjukan bahwa strategi dapat dipandang dari berbagai sudut pandang yang sangat berbeda satu sama lain. Apabila kita memetakan berbagai definisi tersebut diatas maka akan dapat diringkas dalam tabel berikut: Definisi Hax (1990) Hambrick dan Fredericson (1993) Hamel (1996) Porter (1996) Grant (1997)
Pandangan Strategi sebagai perumusan, proses, plan dan visioner Strategi sebagai perumusan, proses, pola dan negosiasi Strategi sebagai perumusan, proses, pola dan mental Strategi sebagai pelaksanaan, isi, position dan analitis Strategi sebagai pelaksanaan, isi, plan dan transformasi
Isu-Isu Masa Lalu, Saat Ini dan Akan Datang Dalam Konteks Kontijensi di Negara Berkembang dan Negara Maju Ulasan yang dilakukan oleh Hoskinson et. Al., (1999) terhadap berbagai riset yang dilakukan sejak tahun 1932 memberikan kontribusi terhadap perkembangan konsep dan preposisi dalam strategi. Lingkup pembahasan meliputi bagaimana strategi mempengaruhi kinerja, peluang eksternal dan kemampuan internal, perbedaan praktik antara formulasi dan implementasi dan peran aktif manajer dalam manajemen strrategik.
Metodologi Awal Metodologi awal dari Ansoff dan Andrew dan Chandler: Normatif, Sebagian kurang normatif/prekristif, Mengidentifikasi dan mengembangkan best practice yang bermanfaat untuk manajer Goal Mengkomunikasikan pengetahuan kepada praktisi bukan untuk mengembangkan ilmu Variabel Kemampuan dan sikap Data Sekunder (materi publikasian) dan in depth interview Pendekatan Induktif, historis, studi kasus yang sangat detail Generalisasi Tidak dapat digeneralisasi karena studi yang dilakukan untuk satu perusahaan yang terlalu rumit dan unit Implikasi Disiplin ilmu yang lain seperti teknologi, ekonomi, psikologi, sosiologi, atau matematik tidak cocok digunakan untuk studi strategi karena tingkat generalisasi yang rendah Dimensi
Ketika Thomson (1967) memperkenalkan bahwa organisasi adalah open system maka pendekatan ini digunakan untuk memahami fenomena strategi lebih lanjut. Rumelt (1974) menguji hubungan antara tipe strategi dan struktur dan kinerja perusahaan dengan menggunakan metode kuantitatif
Menuju Industrial Organization Penelitian manajemen strategik menjadi semakin ilmiah dengan pergeseran metode riset dari induktif dan studi kasus menjadi deduktif dan menguji hipotesis berdasarkan model yang diabstraksi dari paradigma structure conduct kinerja. Hal ini karena manajemen strategik menjadi amalgamasi dari pemasaran dari Biggadike, dan perilaku administratif dan Ekonomi dari Porter
Teori-Teori Pertengahan
Structure conduct kinerja. Teori ini diawali oleh Porter dengan menggunakan structural analysis approach yang dikhususkan pada kompetisi dibalik persaingan langsung perusahaan. Porter mengembangkan melalui five forces model dan generic strategies.
Strategic growth diperkenalkan oleh Hunt yaitu sekelompok perusahaan dalam industri yang sama mengikuti strategi yang sama persis atau hampir sama. Pandangan ini menyatakan bahwa industri tidak lagi dipandang sebagai unit yang homogen karena konsep strategic growth mengekspose adanya struktur
dalam industri. Sampai sejauh ini strategic growth kurang didukung secara teoritis karena merupakan kompromi antara Industrial Organization dan management strategic. Pengembangan riset strategic growth menghasilkan beberapa perspektif antara lain menunjukkan karakteristik yang dinamik dan perspektif kognitif.
Competitive dynamics. Level analisis riset ini adalah perusahaan. Esensi dari aliran ini adalah pengakuan eksplisit bahwa kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan bisa memicu serangkaian kegiatan di perusahaan pesaing. Competitive dynamics ini dikembangkan oleh D’Aveni menjadi hyper competition untuk mendeskripsikan kondisi yang memiliki karakteristik yang meningkat secara sangat cepat di dalam suatu industri.
Metodologi Pertengahan Awal. Dengan mengadopsi istilah manajemen strategik menunjukkan ada pergerakan paradigma baru untuk menjadi lebih ilmiah, berorientasi empiris, positif, deduktif, memahami, menjelaskan, memprediksi fenomena dengan tujuan meningkatkan manajemen strategik menjadi lebih jelas dan lengkap dan merupakan disiplin akademik ilmiah.
Kembali ke Perusahaan: Organization Economics (Metodologi Pertengahan) Dua disiplin yang dikembangkan adalah transaction cost economics dan agency theory. Transaction cost economics dan agency theory mempengaruhi metodologi riset managemen strategik yang secara detail mengupas kelembagaan dan kegiatan manusia. Namun riset ini terbatas karena manajer tidak ingin mengakui bahwa motivasi agensi dilibatkan dalam pengambilan keputusan dan indikator yang jelas tentang dampak dari mekanisme otoritas terhadap perilaku perusahaan sulit diisolasi. Konsekuensinya peneliti harus bersandar pada teori yang lebih spekulatif dan riset tidak langsung terhadap mekanisme struktur otoritas.
Kembali ke Titik Awal
Resouce Based View (RBV). Perusahaan berusaha untuk menemukan karakter unik dari sumber daya yang heterogen. Sejak awal tahun 1980an peneliti mengembangkan konsep RBV dan menghubungkan bagaimana sumber daya
dapat meninggalkan keunggulan kompetitif perusahaan, menguji sumberdaya spesifik yang dapat meningkatkan keunggulan kompetitif yang berkelanjutan.
Strategic leadership dan Strategic decision theory. Sumber daya yang potensial unik adalah strategic leadership perusahaan. Strategic leadership berfokus pada individual-CEO atau manajer, kelompok-tim manajer papan atas atau otoritas dewan direktur.
Knowledge Based View of the Firm adalah ekstensi dari RBV dengan mengkonsepsikan perusahaan sebagai entitas yang memiliki pengetahuan heterogen.
Arah Masa yang Akan Datang Riset dibidang manajemen strategik sangat dipengaruhi oleh globalisasi untuk merespon masalah yang selalu berubah dan menyediakan jawaban untuk mengatasi masalah-masalah baru yang baru dengan area persaingan yang dinamis. Untuk itu perlu berbagi perspektif teoritis dan metodologis sehingga mampu menjelaskan kinerja perusahaan. RBV terfokus pada karakteristik internal perusahaan dan sumber daya internal perusahaan sebagai sumber keunggulan kompetitif. Teori-teori yang prospektif berkembang di masa yang akan datang, berhubungan dengan kondisi yang hypercompetitive. Konsekuensinya peneliti banyak yang menggunakan teori sustainability of competitive advantage dan dynamic process. Ketika perusahaan berkompetensi secara global maka competitive resource dan positioning bagi perusahaan akan semakin rumit dan sulit. Dengan demikian riset dibidang manajemen akan sangat sulit jika tetap menggunakan rerangka teoritis tunggal. Untuk itu dikembangkan teori networking, strategic alliances, comparative strategies, network strategies untuk skala internasional dan akuisisi pengetahuan dan tehnologi baru. Metodologi yang digunakan juga akan semakin komplit, mengingat permasalahan yang timbul juga akan semakin kompleks antara lain event history analysis, structural equation modelling, multi dimensional scalling, analisis data panel, repertory grid, cognitive mapping dan policy capturing. Juga dikembangkan metode yang paling baru yaitu network analysis, heterogenous diffusion model dan sample selection model.
Metode kuantitatif dan kualitatif masih menjadi kontroversi karena riset dibidang manajemen strategik lebih didominasi oleh alat-alat berbasis kuantitatif. Namun, untuk masalah-masalah intangible, para peneliti tetap menggunakan field study yang detail agar dapat menjelaskan fenomena yang tidak bisa dikualitatifkan Berkaitan dengan penggunaan model ekonomi dalam bidang strategik, Rumelt et. Al., (1991) mengidentifikasi terdapat dua alasan untuk perhatian terhadap masa depan strategi kompetitif yang banyak menggunakan model ekonomi apakah menjadi independen atau cabang dari ilmu ekonomi terapan: 1.
Parochial: hilangnya strategi dalam bidang manajemen strategi
2.
Integritas internal dari bidang tersebut dimana strategi kompetitif akan tetap menjadi bagian integral dari hubungannya dengan ilmu ekonomi dan mengambil bagian baru di masa depan.
Ketakutan absorbsi ilmu ekonomi tidak akan terjadi untuk lima alasan: 1.
Strategi bukan ilmu mikroekonomi terapan
2.
Economists tidak akan belajar tentang bisnis
3.
Ilmu mikro ekonomi adalah potongan gambar dan tidak memberikan teori perusahaan atau manajemen yang terintegrasi secara koheren
4.
Perubahan strategik sepanjang waktu Menguraikan perkembangan pemikiran strategi pada negara-negara yang
ekonominya sedang berkembang (emerging economies). Perkembangan negara industri baru terjadi pada awal 1980an yang memunculkan istilah baru yang lebih luas yakni emerging market economies, yakni suatu negara yang memenuhi dua kriteria pertumbuhan ekonomi yang cepat dan kebijakan pemrintah yang menguntungkan liberalisasi ekonomi dan adopsi sistem pasar bebas (Hoskinson, 2000). Dalam konteks ini terdapat tiga perspektif teori riset manajemen strategik yang diuji yakni 1. Institutional theory Teori institusional menekankan pada pengaruh sistem organisasi yang membentuk perilaku sosial dan organisasional. Kekuatan institusional mempengaruhi proses dan pengambilan keputusan organisasi. Perspektif diderivasi untuk menguji kekuatan institusional ini pada orientasi ekonomis dan sosiologis. Fokus ekonomi institusional baru: interaksi institusi dan hasil perusahaan dari pasar yang tidak sempurna. Peran institusi dalam sebuah ekonomi adalah untuk menurunkan biaya transaksi dan informasi melalui
penurunan ketidakpastian dan pembangunan sebuah struktur yang stabil yang memfasilitasi interaksi. Orientasi sosiologis: pertumbuhan internal perusahaan dalam transisi ekonomis dibatasi oleh batasan institusional, sebagai hasilnya strategi pertumbuhan network-based diharapkan lebih bersemangat dalam emerging economies. 2. Transaction cost economies Pada saat biaya transasksi pasar tinggi, maka hierarchial governance akan efisien, walaupun hierarki mempunyai biaya birokratis. Transaction cost economics juga menjelaskan timbulnya diversifikasi yang tidak berhubungan dan imbangan perdagangan (barter) dalam emerging economies. Agency theory in emerging economies. Teori agensi menyimpulkan bahwa sebuah perusahaan adalah sebuh “nexus contract”. Dalam teori agensi, manajer diharapkan untuk menuruti keinginan pemilik eksternal dari perusahaan privat. Tetapi sulit bagi pemilik untuk memastikan bahwa manajer menurutinya. Informasi asimetri yang terjadi antara manajer dan investor eksternal meningkatkan biaya monitoring dan memungkinkan manajer untuk mengejar tujuan mereka sendiri. 3. Resource-based view of the firm Sumber daya perusahaan dan kapabilitasnya dapat berbeda pada basis value, rareness, inimitability, dan substitutability. Perbedaan dalam konteks sosial dari emerging economies, sumber daya yang menciptakan keunggulan bersaing, sumber daya untuk keunggulan bersaing dalam emerging economies keseluruhannya adalah intangible. Hubungan yang baik dengan pemerintah setempat memberikan manfaat tangible, seperti akses untuk lisensi yang seringkali dibatasi oleh pemerintah. Emerging economies menyediakan sebuah konteks sosial untuk pengujian bagaimana perubahan institusional memberikan peluang yang jujur pada perubahan keunggulan bersaing. Beberapa keunggulan bersaing dalam emerging economies berdasarkan pada jaringan hubungan dan kedekatan ikatan bisnis-pemerintah, dan perusahaan menjadi efektif monopoli dalam pasar setempat.
Permasalahan dan Kontribusi kepada Dunia Ilmu Pengetahuan. Perkembangan dalam bidang manajemen strategik juga terkena permasalahan klasik berkaitan dengan senjangan antara kebutuhan dunia bisnis dan respon teoritisi dalam memberikan kontribusi berharga. Hal ini bukan disebabkan ketidakmampuan para teoritisi dalam menghasilkan riset-riset yang bernilai namun lebih disebabkan karena perbedaan paradigma kerja dan dinamisnya perubahan pada praktik yang sulit dikejar dengan berbagai penelitian. Praktisi melihat fenomena dan perubahan yang begitu cepat dan serentak, sedangkan para peneliti menggunakan seperangkat metode ilmiah dan analisis untuk menyakinkan validitas dan reliabilitas hasil temuannya. Permasalahan metodologis dalam riset strategi ini dijelaskan oleh Aldag dan Stearns (1988) dan dibahas dalam artikelnya menyoroti delapan topik dalam riset organisasi pada lima jurnal organisasi (baik yang publish maupun yang unpublish), yang diseleksi yaitu: Importance, Dynamism, dan Controversy. Hal yang dipertimbangkan
dalam
kajiannya
meliputi:
ketepatan,
keterkaitan
antara
permasalahan dan prospek. Podsakoff dan Dalton (1987) dalam Aldag dan Stearns (1988), menganalisis paper yang dipublikasikan pada 5 jurnal ditahun 1987 untuk menentukan range strategis dalam riset organisasi. Dari hasil kajiannya menyatakan bahwa secara relatif terdapat keterbatasan dalam riset yang strategis dan prosedur analisis yang dicerminkan oleh pemilihan metode dalam ilmu organisasi. Terdapat delapan isu berkaitan dengan metodologi riset pada bidang strategik, kedelapan isu ini dipilih karena kesemuanya merepresentasikan opini, area of significant change, promise and/or controversy yaitu: 1. Meta-analysis 2. Issues in sampling 3. Metodologi kualitatif 4. Gathering information about managerial cognition and decision processes 5. Pemodelan kausal 6. Event history analysis 7. Examination of moderating effects 8. Microcomputer aids for organizational research Untuk mengetahui pola-pola pembagian berbagai aliran dalam riset strategik sehingga kita dapat menentukan posisi pada saat ini atau untuk pengembangan lebih lanjut maka Summer et. Al., (1990) membagi kedalam sebelas aliran yaitu:
1. Dimensi pertama riset dikategorikan menurut bidang topik a.
Content issue
b.
Process issue
c.
A combination content issue dengan Process issue
d.
The formal planning process
2. Dimensi kedua riset dikategorikan menurut “level” of strategy a.
Korporat
b.
Bisnis
c.
Kombinasi korporat dan bisnis
3. Dimensi ketiga riset dikategorikan kedalam artikel yang tidak berorientasi dengan kinerja 4. Dimensi keempat riset dikategorikan kedalam artikel yang didesain untuk membangun teori atau untuk menguji teori yang ada. 5. Dimensi kelima riset dikategorikan kedalam artikel yang fokus pada: a.
Strategy formulation
b.
Strategy implementation
c.
Kombinasi strategy formulation dan implementation
6. Dimensi keenam riset dikategorikan kedalam satu topik riset yang spesifik. Untuk menyederhanakan, riset-riset ini dikelompokkan ke dalam lima area: a.
corporate strategy/content
b.
business strategy/content
c.
implementation and control process
d.
formal planning process
e.
strategy formation dan decission process
Temuan menyatakan bahwa riset empiris secara historis ditekankan pada strategy content issue, tetapi riset-riset sekarang lebih menekankan pada strategy process dan implementation. 7. Dimensi ketujuh riset dikategorikan kedalam artikel yang menekankan pada disain riset yang spesifisik. Disain Riset diklasifikasikan dalam lima kategori, yaitu: a.
Cross-sectional/correlation
b.
Longitudinal
c.
Qualitative/observational
d.
Experimental
e.
Field/quasi experimental
8. Dimensi kedelapan riset dikategorikan kedalam artikel yang menggunakan beberapa metode pengumpulan data. 9. Dimensi kesembilan riset dikategorikan berbasis pada ukuran sampel 10. Dimensi kesepuluh riset dikategorikan menurut teknik statistik utama yang digunakan. Teknik korelasi, utamanya analisis regresi dan analisis variansi mendominasi, sebanyak 50% dari pengujian statistik 11. Dimensi kesebelas riset dikategorikan menurut jenis penggunaan ukuran. Kategori ukuran kinerja meliputi: a.
Return measurement
b.
Marketshare measures
c.
Kombinasi Return dan Marketshare
d.
Stock value measures
e.
Subjective measures
Dari berbagai informasi diatas maka dapat dicoba dilakukan riset dengan memperhatikan aspek lingkungan, kinerja, strategi serta kepemimpinan dan organisasi. Riset dengan mempertimbangkan keempat variabel ini seringkali kita kenal dengan riset-riset kontijensi. Mengapa riset ini dipikirkan akan memberikan kontribusi dalam bidang ilmu pengetahuan karena lingkungan merupakan wadah sebuah organisasi beraktivitas dan dibutuhkan daya adaptasi organisasi terhadap lingkungannya, dimana strategi akan beroperasi dalam lingkungan, dan perlu adanya pemilihan didasari berbagai faktor yang dipertimbangkan
didukung
oleh kepemimpinan dan organisasi
yang
mengarahkan struktur dan kebijakan sehingga perencanaan dan pelaksanaan berjalan yang hasilnya akan terlihat dalam kinerja perusahaan. Lingkungan dipandang sebagai variabel kontijensi yang penting bagi hubungan antara strategi dan kinerja. Sampai saat ini belum banyak yang menggunakan lingkungan sebagai variabel yang memoderasi antara kedua variabel tersebut. Pada penelitian sebelumnya dipertimbangkan strategi yang mendasari pengendalian para manajer, namun timbul pandangan yang menganggap lingkungan sebagai hambatan dalam situasi tertentu bagi manajer yang dapat secara proaktif berubah (Venkratraman dan Grant, 1986). Bidang perekonomian pada organisasi industrial menekankan keterkaitan antara lingkungan dan kinerja dan selanjutnya
memandang lingkungan sebagai
bagian penting dari kinerja itu sendiri (Porter, 1986). Selanjutnya muncul upaya dalam rangka menguji hubungan antara lingkungan, strategi, dan variabel kinerja. Snow dan Hambrick (1980). Penelitian yang mendorong hubungan tersebut yang belum cukup mengarahkan isu-isu terkait lingkungan sebagai berikut: (1) Hubungan independen terkait dengan kinerja, (2) Moderator hubungan antara strategi dan kinerja, atau (3) Kombinasi dari keduanya. Hingga pada akhirnya terdapat pertanyaan riset sebagai berikut: Apakah lingkungan dapat memodifikasi kekuatan atau hubungan antara strategi dan kinerja? Pertanyaan ini mengarah pada inti teori kontijensi (Dess et. Al., 1995). Dalam kaitan ini dapat ditegaskan bahwa lingkungan mampu memodifikasi bentuk hubungan antara strategi dan kinerja untuk selanjutnya teori kontingensi berupaya mengidentifikasi dan membangun hubungan dengan kinerja. Dess et. Al., (1995) berupaya menguji secara terpisah dampak pemoderasian dua variabel, yakni grand strategy maupun corporate strategy dan jenis industrinya yakni dalam lingkup strategi yang penting dalam bidang fungsional dan kinerja perusahaan. Hasilnya menunjukkan bahwa keduanya baik grand strategy maupun jenis industri secara terpisah berdampak pada pemoderasiannya yang berpengaruh terhadap hubungan antara bidang fungsional dan kinerja. Jenis riset lainnya yang dapat dikembangkan adalah configuration issues (Dess et. Al., 1993) yang merepresentasikan sejumlah atribut yang spesifik dan terpisah yang lebih berarti kolektifitas dibanding secara individual. Configuration terbatas dalam jumlah dan merepresentasikan unik ketat, terintegrasi dan secara relatif seperangkat dinamika jangka panjang. Terdapat beberapa isu teoritis yang relevan seperti jumlah domain yaitu single vs multiple, stabilitas temporal konfigurasi dan isu kausalitas dalam konfigurasi. Berkaitan dengan isu metodologis terdapat beberapa hal yang mendapat perhatian yaitu spesifikasi konstruk kunci, efek agregasi data, unit analisis, kesesuaian metodologi riset. Harrigan (1983) menggambarkan kontinum metodologi riset mulai dari fine grained sampai dengan Coarse Grained Methodologies disatu sisi menunjukan riset yang sangat individu sampai dengan yang bersifat general.
KESIMPULAN Strategi merupakan bidang ilmu yang dinamis sehingga memahami strategi secara menyeluruh diperlukan perhatian yang menyeluruh terhadap dimensi-dimensi
dan juga berbagai sudut pandang. Bidang ilmu ini tidak berdiri sendiri melainkan juga memberikan kontribusi bagi bidang ilmu lainnya, dan praktik bisnis secara keseluruhan, dan sebaliknya perkembangan strategi juga mendapatkan sumbangan dari berbagai bidang ilmu lainnya. Secara spesifik perlu juga kita memberikan perhatian bagi latar belakang berdasar karakteristiknya dalam memberikan pemahaman strategi karena antara strategi dan konteksnya adalah hal yang saling berkaitan agar pemahaman dan pelaksanaan strategi dapat berjalan dengan lebih sesuai. Tugas teoritisi untuk mengembangkan dan memecahkan berbagai isu metodologi dan teori untuk memberikan sumbangan yang berharga terhadap praktik. Berbagai model baru telah banyak bermunculan, namun masih perlu perbaikanperbaikan agar dapat lebih digeneralisasi.
DAFTAR PUSTAKA Aldag, Raymon J., Timoty M. Streans. 1988. Issues in Research Methodology. Journal of Management, 14(2): 253-276 Dess, G.G.,Gupta A., Hennart J.F.,dan Hill C.W.L., 1995. Conducting and integrating strategy research at the international corporate and business level issues and direction, Journal of Management, 21:374-382 Dess, Gregory G., Stephani Newport, Abdul M.A. Rasheed. 1993. Configuration Research in Strategic Management: Key Issues and Suggestion, Journal of Management, 19(4): 775-795 Grant., R.M. 1995, Contemporary Strategy Analysis: Concept, Tehniques, Application, 2nd ed, Cambrige, MA: Blackwell Hambrick, Donald C. dan James W. Fredericson, 1993 Are sure you have a Strategy? , Havard Business Review, March- April: 75-84 Hamel, Gary. 1996, Strategy as Revolution, Havard Business Review, July- August, 69-82 Harrigan K.R. 1983. Research Methodologies for contingency approach to business strategy, Academy of management Review, 8: 398-405 Hax, A.C. 1990. Defining the concept of strategy, Planning Review, May.June:34-40 Hoskisson, Robert E., Lorraine Eden, Chung Ming Lau, Mike Wright. 2000, strategy in emerging economies, Academy of management journal, 43(3), 240-267 Hoskisson, Robert E., Michael A.Hitt, William P.Wan dan Daphne Yiu. 1999. Theory and Research in Strategic Management: Swings of a pendulum, Journal of Management, 25(3):417-456 Mintzberg, H. 1987, Crafting Strategy, , Havard Business Review, July- August, 6677 Porter, Michael E. 1996. What is Strategy?, Havard Business Review, Nov-Dec, 6178 Rumelt, Richard P., Dan Schendel, dan David J. Teece. 1991. Strategic Management and Economics, Strategic management journal, vol. 12, 5-29 Richard P. Rumelt, Dan E. Schendel, David Teece, Fundamental Issues in Strategy, Issues in Strategic Management Snow C.C., dan Hambrick D.C., 1980, Measuring organization strategies: Some theoretical and methodolocical problem, Academy of management Review, 5: 527-538
Summer, et al. 1990, Doctoral Education in the Field of Business Policy and Strategy, Journal of Management, Vol. 16, No. 2, 1990 Venkratraman, N dan Grant J.H. 1986 Construct Measurement in organizational strategy research: A Critique and proposal, Academy of management Review, 11: 71-87