PENGARUH METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI ISI TEKS BACAAN PADA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDI AL IHSAN JAKARTA BARAT
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
oleh
NURUL AINI 1111018300022
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
PENGARUH METODE MEMBACA CEPAT TERHADAP KEMAMPUAN
MEMAHAMI ISI TEKS BACAAN PADA TvihTI PELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SDI AL IHSAN JAKARTA BARAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) oleh
Nurul Aini
NrM
1111018300022
Yang Mengesahkan, Pembimbing
tl Nafia Wafiqni, M.Pd NIP
1981 1003 20091 2
2 004
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 2015
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Metode Membaca Cepat terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat. Disusun oleh Nurul Aini NIM 1111018300022, Jurusan Pendidikan Guru MI/SD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan fakultas.
J
akarta, 28 Septemb er 201 5
Yang mengesahkan, Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd
NIP
1981 1003 200912
2 004
LEMBAR PENGESAHAN Skripsi yang berjudul Pengaruh Metode Membaca cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI AL Ihsan Jakarta Barat. Di susun oleh Nurul Aini NIM ll1l0l830OO22, Jurusan Pendidikan Guru MI/SD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarla dan telah dinyatakan lulus dalarn ujian munaqosah pada tanggal l6 Oktober 2015 di hadapan dewan penguji. Oleh karena itu, penulis berhak memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalarn pendidikan Guru MVSD (PGMr). Jakarta, 22 Oktober 2015
Panitia Ujian Munaqosah Ketua Panitia (Kerua Jurusan)
Tanggal
411>rr
Dr. Khalimi. M.Ae NIP. 19650s15 199403 I 006 S
Tanda Tangan
ekretaris (Sekretaris Jurusan)
LL'to-
Asep Ediana Latip, M.Pd NrP. 198t0623 2A09D I 003
(,tr
Penguji I
Dindin Ridwanuddin. M.Pd NrP. 1977112t201101 1 001 Penguji II
23-10 - 2.D/t
Mahmudah Fitrivah. M.Pd NIP. 19701215 200912 2 001
engetahui,
Dekan Fakultas
f. Dr. Ahma NIP. 195504
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI Yang berlanda tangan d i bawah ini:
Nama
Nurul Aini
NIM
11
Jurusan
Pendidikan Guru MI/SD
Judul Skripsi
Pengaruh Metode Membaca Cepat terhadap Kemampuan
I 1018300022
Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas
Dosen Pembimbing
Dengan
V SDI Al Ihsan Jakafia Barat
Nafia Wafiqni, M.Pd
ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri
dan saya berlanggung jawab secara akademik atas apa yang saya tulis
.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqosah.
Jakafta, 15 September 2075
Nurul Aini
NIM
1111018300022
ABSTRAK
Nurul Aini (1111018300022). Pengaruh Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat. Skripsi. Jurusan Pendidikan Guru MI/SD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SDI Al Ihsan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode quasi eksperimen dengan desain penelitian Pretest Posttest Control Group Design. Penelitian ini mengambil sampel sebanyak 14 siswa kelas eksperimen dan 15 siswa kelas kontrol. Instrumen penelitian ini berupa tes uraian yang berjumlah 10 soal. Validitas tes dihitung dengan validitas konstruks (construct validity). Untuk mengukur validitas konstruks dapat menggunakan pendapat dari ahli (Expert Judgement). Dalam hal ini ahli yang dimintai pendapatnya ialah dosen pembimbing. Setelah dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis independent samples T-Test diperoleh thitung sebesar 0,021 pada taraf signifikansi ρ < 0,05. Dengan demikian H1 diterima dan H0 ditolak karena 0,021 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan. Kata Kunci : Membaca Cepat, Memahami Isi Teks bacaan
i
ABSTRACT
Nurul Aini (1111018300022). Effect of Speed Reading Methods On the Ability to Understand the Contents of the Reading Text On the Subjects of Indonesian Students In the Fifth Grade of SDI Al Ihsan West Jakarta. Thesis. Elementary School Teacher Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teaching Science, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, 2015.
This study aims to determine the effect of applying the method of speed reading on the ability to understand the content of the reading text on the subjects of indonesian students in the fifth grade of SDI Al Ihsan West Jakarta. The method used in this study was a quasi-experimental research design with Pretest Posttest Control Group Design. This study took a sample of 14 students in experiments class and 15 students in the control class. This research instrument in the form of description test which amounts to 10 questions. The validity of the test is calculated by construct validity. To measure the construct validity may use the opinion of expert (expert judgement). In this case the polled expert is the thesis advisor lecturer. After testing the hypothesis by using technique of independent samples T-Test obtained t of 0,021 at a significance level of ρ < 0,05. Thus, H1 is accepted and H0 is rejected because 0,021 < 0,05, so it can be concluded that there are significant implementation of speed reading methods to the ability to understand the content of the reading text. Keyword : Speed Reading, Understand the Content of the Reading Text
ii
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan dan kekuatan kepada penulis serta karena dengan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat”. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada manusia panutan alam, penutup para anbiya, yakni Nabi Muhammad Saw, serta keluarga, sahabat, dan para pengikutnya yang senantiasa mengikuti ajaran serta tauladannya hingga akhir zaman. Skripsi ini diajukan untuk memenuhi salah satu syarat mencapai gelar sarjana pendidikan (S.Pd) Jurusan Pendidikan Guru MI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Karya ilmiah ini merupakan hasil usaha yang tidak lepas dari berbagai hambatan, ujian serta kesulitan. Namun dengan kesabaran, kesungguhan serta kegigihan, akhirnya penulis mampu menyelesaikannya dengan baik. Skripsi ini belum tentu selesai tanpa dukungan serta bantuan orang-orang sekitar. Maka dari itu, tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung serta membantu dalam penyusunan skripsi ini baik moral maupun material. Adapun ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada: 1. Dra. Nur Lena Rifa’i, MA, Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN syarif Hidayatullah Jakarta 2. Dr. Khalimi, M.Ag. Selaku ketua Jurusan Pendidikan Guru MI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 3. Nafia Wafiqni, M.Pd. Selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dan penuh pengertian dalam membantu, membimbing, mengarahkan, serta memberikan pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan skripsi ini.
iii
4. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Guru MI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu dan menyumbangkan ilmunya serta memberikan dukungan positif selama penulis mengikuti proses perkuliahan 5. Para staf perpustakaan, baik perpustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan maupun perpustakaan utama UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak membantu penulis dalam mencari referensi untuk menyelesaikan skripsi ini 6. Kepala Sekolah SDI Al Ihsan, guru kelas V, siswa-siswi kelas V, dan staf sekolah yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini 7. Orang tua tersayang, Ibu Hj. Masenah dan Bapak H. Asmin (Alm) yang selalu menjadi penyemangat penulis serta Ibu yang selalu mendoakan dan mendukung penuh penulis dalam menyelesaikan skripsi ini 8. Suami tercinta, Rahmat Al Farisyi yang juga tidak kalah hebatnya dalam memberikan dukungan, doa dan semangat serta bantuan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini 9. Para guru-guru penulis yang selalu mendoakan dan juga memberikan semangat serta dukungan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 10. Keluarga yang juga selalu memberikan doa dan dukungannya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini 11. Sahabat-sahabat terbaik, Halimah, Sisi, Ibad, Ratna, Mega, Icha, Yuli, Femi, dan semua kawan-kawan seperjuangan yang menjadi tempat berbagi ilmu kepada penulis selama proses penulisan skripsi. Dan seluruh rekan mahasiswa Jurusan Pendidikan Guru MI/SD Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2011. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, semoga bantuan, dukungan, semangat, bimbingan serta doa yang diberikan untuk penulis dibalas oleh Allah SWT.
iv
Kemudian, penulis pun menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi penyusunan maupun dari segi isi. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin.
Jakarta, 28 September 2015
Nurul Aini
v
DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................................. i ABSTRACT ................................................................................................................ ii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iii DAFTAR ISI .............................................................................................................. vi DAFTAR TABEL ................................................................................................... viii DAFTAR GRAFIK .................................................................................................... x DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xi BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A. Latar Belakang ....................................................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ............................................................................................... 4 C. Pembatasan Masalah .............................................................................................. 4 D. Perumusan Masalah ............................................................................................... 4 E. Tujuan Penelitian ................................................................................................... 5 F. Manfaat Penelitian ................................................................................................. 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS .......................................... 6 A. Tinjauan Pustaka .................................................................................................... 6 1. Hakikat Membaca Cepat .................................................................................. 6 2. Hakikat Memahami Isi Teks Bacaan ............................................................. 26 3. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD ....................................... 30 B. Kerangka Berpikir ................................................................................................ 35 C. Penelitian yang Relevan ....................................................................................... 36 D. Pengajuan Hipotesis ............................................................................................. 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 38
vi
A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................................. 38 B. Metode dan Desain Penelitian .............................................................................. 38 C. Populasi dan Sampel ............................................................................................ 39 D. Variabel Penelitian ............................................................................................... 40 E. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................... 40 F. Instrumen Penelitian ............................................................................................. 40 G. Uji Validitas ......................................................................................................... 42 H. Teknik Analisis Data ............................................................................................. 42 BAB IV HASL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................................... 46 A. Profil Sekolah ....................................................................................................... 46 B. Pelaksanaan Penelitian .......................................................................................... 47 C. Hasil Penelitian .................................................................................................... 49 D. Deskripsi Data ...................................................................................................... 52 E. Pengujian Persyaratan Analisis ............................................................................. 61 F. Pengujian Hipotesis ............................................................................................... 64 G. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................................................ 65 BAB V PENUTUP .................................................................................................... 70 A. Simpulan .............................................................................................................. 70 B. Saran ..................................................................................................................... 70 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 72 LAMPIRAN-LAMPIRAN ...................................................................................... 74
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1
: Tingkat Kecepatan Membaca .......................................................... 27
Tabel 2
: Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan KKM bahasa Indonesia ............................................. 35
Tabel 3
: Pretest Posttest Control Group Design .......................................... 41
Tabel 4
: Kisi-kisi Tes Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan ................. 43
Tabel 5
: Tingkat Kecepatan Membaca .......................................................... 45
Tabel 6
: Tabel kategori pemahaman isi bacaan ............................................ 46
Tabel 7
: Jumlah peserta didik SDI Al Ihsan ................................................. 48
Tabel 8
: Daftar Nama Tenaga Pengajar SDI Al Ihsan .................................. 49
Tabel 9
: Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen ....................... 51
Tabel 10
: Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .............................. 53
Tabel 11
: Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen ............................... 54
Tabel 12
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen .................................................................. 55
Tabel 13
: Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol ...................................... 56
Tabel 14
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol ... 57
Tabel 15
: Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen ............................. 59
Tabel 16
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen .................................................................. 60
Tabel 17
: Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol .................................... 61
viii
Tabel 18
: Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol .......................................................................... 62
Tabel 19
: Hasil Uji Normalitas Pretest ........................................................... 64
Tabel 20
: Hasil Uji Normalitas Posttest .......................................................... 65
Tabel 21
: Hasil Uji Homogenitas Pretest ........................................................ 65
Tabel 22
: Hasil Uji Homogenitas Posttest ...................................................... 66
Tabel 23
: Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ...................................................... 67
ix
DAFTAR GRAFIK Grafik 1
: Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen ............................. 56
Grafik 2
: Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol .................................... 58
Grafik 3
: Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen ........................... 60
Grafik 4
: Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol .................................. 63
x
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1
: RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 2
: RPP Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
Lampiran 3
: Teks Bacaan “Monyet Jadi Raja”
Lampiran 4
: LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Pertama
Lampiran 5
: LKS Kelas Kontrol Pertemuan Pertama
Lampiran 6
: RPP Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 7
: RPP Kelas Kontrol Pertemuan Kedua
Lampiran 8
: Teks Bacaan “Permainan Anak-anak Zaman Dahulu”
Lampiran 9
: LKS Kelas Eksperimen Pertemuan Kedua
Lampiran 10 : LKS Kelas Kontrol Pertemuan Kedua Lampiran 11 : Kisi-kisi Soal Pretest Instrumen Penelitian Lampiran 12 : Kisi-kisi soal Posttest Instrumen Penelitian Lampiran 13 : Teks Bacaan “Calon Presiden” Lampiran 14 : Soal Instrumen Penelitian Pretest Lampiran 15 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian Pretest Lampiran 16 : Soal Instrumen Penelitian Posttest Lampiran 17 : Kunci Jawaban Soal Instrumen Penelitian Posttest Lampiran 18 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
xi
Lampiran 19 : Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol Lampiran 20 : Daftar Nilai Tes Kemampuan Kecepatan Membaca Lampiran 21 : Hasil SPSS Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen Lampiran 22 : Hasil SPSS Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol Lampiran 23 : Hasil SPSS Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen Lampiran 24 : Hasil SPSS Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol Lampiran 25 : Hasil SPSS Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Lampiran 26 : Hasil SPSS Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Lampiran 27 : Hasil SPSS Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Lampiran 28 : Hasil SPSS Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Lampiran 29 : Hasil SPSS Uji Hipotesis Data Pretest Lampiran 30 : Hasil SPSS Uji Hipotesis Data Posttest Lampiran 31 : Gambar Proses Pembelajaran Kelas Eksperimen dan Kontrol
xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang “Bacalah!”. Perintah tersebut Allah SWT. berikan kepada Nabi Muhammad Saw. sebagai pelajaran. Firman tersebut bukan hanya ditujukan kepada Nabi Saw tetapi juga kepada seluruh umat manusia di dunia. Membaca menjadi perihal yang amat penting untuk dilakukan bukan sekedar untuk belajar tetapi juga kebutuhan manusia agar menjadi insan yang lebih baik dan lebih banyak mengetahui hal-hal lain di luar dirinya. Membaca sangat fungsional dalam hidup dan kehidupan manusia. Membaca adalah kunci ke arah gudang ilmu. Saat ini teknologi pun semakin canggih dan mendukung untuk berkembangnya manusia. Begitu pula dalam bidang percetakan, sekarang ini semakin banyak teknologi percetakan yang menghasilkan banyak buku sehingga semakin banyak pula informasi yang disediakan, hal tersebut semakin memudahkan manusia untuk mendapatkan informasi lebih banyak. Aktifitas membaca memberikan banyak sekali manfaat. Oleh sebab itu membaca menjadi aspek penting bagi manusia khususnya dalam dunia pendidikan. Dalam dunia pendidikan, aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tidak dapat ditawar-tawar. Sebagian pemerolehan ilmu dilakukan peserta didik melalui aktivitas membaca. Pada semua jenjang pendidikan, membaca menjadi skala prioritas yang harus dikuasai siswa terutama pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Bahkan sekarang ini sudah hampir seluruh SD menjadikan kemampuan membaca sebagai prasyarat seorang siswa untuk dapat diterima di sekolah, karena memang aspek membaca ini sangat penting dan akan sangat mempengaruhi aspek belajar lainnya. Pentingnya penekanan pembelajaran membaca sampai-sampai dalam SNP (Standar Nasional Pendidikan), pasal 6 dikemukakan pentingnya penekanan kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis pada sekolah
1
2
dasar.1 Isi pasal tersebut ialah “kurikulum dan silabus SD/MI/SDLB/Paket A, atau bentuk lain yang sederajat menekankan pentingnya kemampuan dan kegemaran membaca dan menulis, kecakapan berhitung, serta kemampuan berkomunikasi”. Dalam pembelajaran bahasa Indonesia dikenal empat keterampilan berbahasa, yakni keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis dan berbicara disebut dengan keterampilan produktif. Dengan menulis dan berbicara seseorang akan dapat menghasilkan informasi yang dapat diberikan kepada orang lain. Sedangkan keterampilan menyimak dan membaca disebut dengan keterampilan reseptif. Dengan menyimak dan membaca seseorang dapat menerima berbagai informasi yang ia butuhkan. Keterampilan membaca ini sangat dibutuhkan karena dengan membaca seseorang akan menyerap banyak pengetahuan dan memahami hal-hal yang sebelumnya tidak ia ketahui. Membaca bukan hanya sekedar melihat lambanglambang yang tertulis di buku semata, tetapi juga berupaya untuk mendapatkan informasi yang diinginkan atau juga memahami suatu bacaan tersebut. Kegiatan membaca harus dibiasakan sejak dini, yakni dari siswa pertama mengenal huruf. Kegiatan membaca harus menjadi suatu kebutuhan dan menjadi hal yang menyenangkan bagi siswa. Ada banyak jenis keterampilan membaca yang dapat dilakukan seseorang sesuai dengan kebutuhannya, di antaranya ialah:2 1) Keterampilan membaca berita secara kritis, 2) Keterampilan membaca petunjuk secara kritis, 3) Keterampilan membaca iklan secara kritis, 4) Keterampilan membaca dialog secara kritis, dan 5) Keterampilan membaca pidato secara kritis. Keterampilan membaca dibedakan menjadi beberapa klasifikasi: 1) membaca pemahaman; 2) membaca ekstensif; 3) membaca cepat. Secara
1
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE,2010) hlm. 369 2 Djago Tarigan, Pendidikan Keterampilan Berbahasa. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005) hlm. 4.1
3
praktis membaca juga dibedakan menjadi: 1) membaca lisan; dan 2) membaca dalam hati.3 Di zaman yang serba cepat saat ini menjadikan setiap orang dituntut untuk menghasilkan sesuatu yang banyak dalam waktu yang relatif singkat, begitu pula dalam mendapatkan informasi. Seseorang membutuhkan metode khusus dalam membaca guna mendapatkan informasi yang lebih banyak dalam waktunya yang sudah semakin sempit untuk membaca. Metode membaca yang cocok dalam keadaan tersebut ialah metode membaca cepat. Kesalahan yang banyak terjadi pada siswa ketika membaca ialah mereka hanya membaca sekadar melihat simbol-simbol ataupun deretan kata yang ada dalam bacaan tanpa melibatkan proses berpikir, sehingga sangat sedikit pemahaman serta informasi ataupun pengetahuan yang didapatnya. Seperti halnya di sekolah tempat penulis melakukan observasi, penulis mendapatkan masih banyaknya siswa yang membaca dengan suara yang keras, membaca dengan ditunjuk, masih banyak yang merasa sulit mengerjakan soal sesuai teks yang sudah dibacanya. Selain itu, pengajaran guru yang monoton yakni hanya dengan metode ceramah membuat kebanyakan siswa merasa bosan dan jenuh serta tidak termotivasi dalam belajar khususnya dalam pembelajaran membaca. Banyak siswa yang mengobrol saat guru memerintahkan siswa untuk membaca, hal ini disebabkan karena siswa kurang tertarik dengan aktivitas membaca tersebut. Sebelum memulai aktivitas membaca, guru perlu menumbuhkan minat serta motivasi siswa untuk membaca dan setelah itu fokuskan siswa untuk membaca. Untuk menarik minat serta motivasi siswa agar semangat membaca yang disertai dengan pemahaman terhadap teks bacaannya, maka diperlukan suatu metode yang berbeda agar pembelajaran membaca lebih menarik, terarah dan dapat mencapai tujuan yang diharapkan yakni pemahaman terhadap teks yang dibacanya. Kefokusan serta konsentrasi siswa dalam belajar yang mudah hilang juga perlu menjadi pertimbangan untuk memilih 3
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010). hlm. 77
4
metode yang tepat serta kesediaan waktu yang terbatas juga perlu dipertimbangkan dalam memilih metode yang sesuai. Oleh sebab hal-hal tersebut, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian mengenai pengaruh metode membaca cepat terhadap pemahaman isi teks bacaan. Penulis akan menuangkannya dalam skripsi ini dengan judul “Pengaruh Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah: 1. Kebiasaan-kebiasaan yang kurang baik dalam membaca yang dilakukan siswa sehingga menghambatnya dalam membaca cepat 2. Kemampuan memahami isi teks bacaan siswa yang masih kurang dalam pembelajaran Bahasa Indonesia 3. Konsentrasi serta semangat belajar siswa yang mudah cepat hilang 4. Cara guru mengajar yang masih monoton dan kurang efektif dalam pembelajaran membaca 5. Ketersediaan waktu yang terbatas untuk membaca di sekolah C. Pembatasan Masalah Berdasarkan
identifikasi
masalah
di
atas,
penulis
membatasi
permasalahan sebagai berikut: 1. Metode membaca cepat yang dimaksud dalam penelitian ini yakni metode membaca yang mengutamakan kecepatan namun tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya 2. Kemampuan memahami isi teks bacaan yang dimaksud dalam penelitian ini ialah siswa mampu mengetahui maksud dari isi bacaan baik yang tersurat maupun tersirat D. Perumusan Masalah Setelah dilakukan pembatasan masalah, dalam penelitian ini masalah dirumuskan menjadi: Seberapa signifikan pengaruh penerapan metode
5
membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat? E. Tujuan Penelitian Dengan melihat pokok permasalahan di atas, maka tujuan yang ingin penulis peroleh dari penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat. F. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi : 1. Pengembangan bidang pengajaran bahasa indonesia di Sekolah Dasar yang akan menjadi tempat penelitian, yakni dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi teks bacaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 2. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi positif bagi guru, yang nantinya dapat dijadikan pedoman dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. 3. Penulis, dapat menerapkan ilmu-ilmu baru yang diperoleh dari penelitian ini guna mengembangkan diri untuk menjadi pendidik yang lebih baik lagi. 4. Mahasiswa dan peneliti lain, sebagai bahan penelitian lebih lanjut dan bahan tambahan informasi tentang metode membaca cepat dan juga kemampuan memahami isi teks bacaan. 5. Menjadi bahan masukan bagi para pengambil kebijakan untuk merevisi dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR, PENELITIAN YANG RELEVAN, DAN PENGAJUAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Hakikat Membaca Cepat a. Pengertian Membaca Membaca merupakan satu dari empat keterampilan berbahasa. Pembagian membaca berdasarkan tingkatan dapat dibedakan menjadi dua yaitu membaca permulaan dan membaca pemahaman. Membaca adalah suatu proses berpikir, menilai, memutuskan, mengimajinasikan, memberi alasan, dan memecahkan masalah. Membaca juga merupakan proses pengolahan bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Namun, tidak sedikit siswa yang hanya membaca tanpa melibatkan proses berpikir. Proses membaca dipandang sebagai usaha menyerap informasi dari bacaan ke dalam ingatan. Seseorang dikatakan membaca ketika ia tahu maksud dari bacaan yang ia baca dan juga mengetahui pesan yang disampaikan bacaan tersebut. Menurut Anderson dalam Alek A dan H Achmad H.P, membaca ialah suatu proses untuk memahami yang tersirat dan yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis.1 Adapun menurut Tarigan dalam Kundharu S dan St. Y. Slamet, membaca ialah suatu proses yang dilakukan dan digunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.2 Sementara itu, Finochiaro dan Bunomo dalam Alek A dan H. Achmad H.P mengatakan bahwa membaca ialah memetik serta memahami arti atau 1
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 74 2 Kundharu Saddhono dan St. Y. Slamet, Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikas), (Bandung : KPD, 2012), hlm. 64
6
7
makna yang terkandung dalam bahan tertulis. Pendapat lain dikemukakan oleh Lado, membaca adalah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulis.3 Selain itu, Klein, dkk yang dikutip Rahim dalam Novi Resmini mengemukakan bahwa definisi membaca mencakup (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan kegiatan interaktif.4 Membaca merupakan suatu proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna.
Membaca merupakan strategis maksudnya bahwa dalam
kegiatan membaca, seorang pembaca efektif menggunakan strategi membaca yang sesuai dengan teks dan konteks dalam rangka mengkontruksi makna ketika membaca. Dan yang terakhir yakni membaca merupakan kegiatan interaktif maksudnya ialah bahwa keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteksnya. Berdasarkan beberapa pengertian yang telah dikemukakan oleh para ahli bahasa di atas dapat disimpulkan bahwa membaca ialah suatu proses dan kegiatan interaktif yang dilakukan seseorang untuk mendapatkan pesan atau informasi yang dibutuhkan yang terkandung dalam bahan tertulis dengan melibatkan proses berpikir. b. Tujuan Membaca Setiap orang pasti memiliki tujuan dan maksud tertentu dalam setiap melakukan aktivitas atau kegiatan. Begitu juga dengan membaca. Ada banyak tujuan orang membaca, misalnya karena ingin memperoleh dan menanggapi informasi, memperluas pengetahuan, memperoleh hiburan, menyenangkan hati, dan lain-lain.
3
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010). hlm. 75 4 Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hlm. 75
8
Tujuan membaca memang sangat beragam, bergantung pada situasi dan berbagai kondisi pembaca. Secara umum menurut Akhadiah tujuan membaca dapat dibedakan sebagai berikut:5 1) Mendapatkan informasi, yakni mencakup informasi tentang fakta dan kejadian sehari-hari sampai informasi tentang teori serta pengetahuan ilmiah yang canggih 2) Meningkatkan citra diri, yakni hanya sekedar meningkatkan gengsi. Membaca semacam ini biasanya bukan merupakan kebiasaan melainkan hanya sesekali saja 3) Melepaskan diri dari kenyataan, yakni ketika seseorang sedang merasa jenuh, sedih atau putus atas, mereka berusaha untuk mencari hiburan 4) Membaca untuk tujuan rekreatif, yakni untuk tujuan kesenangan dan hiburan 5) Mencari nilai-nilai keindahan atau pengalaman estetis. Setiap orang memiliki tujuan tertentu ketika ia melakukan kegiatan membaca. Berikut ini beberapa tujuan membaca yang dikemukakan oleh Anderson, antara lain:6 1) Membaca
untuk
menemukan
atau
mengetahui
penemuan-
penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts). 2) Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apaapa yang dipelajari atau yang dialami sang tokoh, dan merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk mencapai tujuannya (reading for main ideas). 3) Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa yang terjadi mula - mula pertama, 5
Ibid, hlm. 76 Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010). hlm. 75-76 6
9
kedua, dan ketiga untuk mengetahui urutan atau susunan organisasi cerita (reading for sequence or organization). 4) Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh sang pengarang kepada para pembaca, dan kualitas-kualitas para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference). 5) Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai seorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut membaca
untuk
mengelompokkan,
membaca
untuk
mengklasifikasikan (reading to classify). 6) Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu. ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate). 7) Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang ia kenal,
bagaimana dua
cerita mempunyai
persamaan, dan
bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk membandingkan atau mempertentangkan (reading to compare or contrast). Tujuan membaca setiap individu ditentukan oleh pengalaman, kecerdasan, pengetahuan bahasa, minat, serta kebutuhan siswa. Di samping itu, tujuan tersebut juga dipengaruhi oleh guru dan materi bacaan serta penyajiannya (topik, gambar, permasalahan, aspek kebahasaan).
10
Tujuan pembelajaran membaca di sekolah juga bermacammacam yang secara ringkas dapat dikatakan sejalan dengan jenis membaca yang dibelajarkan. Namun, tanpa bermaksud meremehkan pentingnya berbagai tujuan membaca di atas, membaca pemahaman tampaknya yang paling penting dan karenanya harus mendapat perhatian khusus. Kompetensi pemahaman terhadap berbagai ragam teks yang dibaca tidak akan diperoleh secara cuma-cuma tanpa ada usaha untuk meraihnya. Dengan berbagai macam tujuan membaca yang ada, membaca pemahaman menjadi ujung pangkal dari semua tujuan membaca tersebut. Karena seseorang membaca pada hakikatnya untuk mendapatkan informasi atau pemahaman mengenai sesuatu hal atau makna. c. Aspek-aspek Kemampuan Membaca Kemampuan dalam membaca terdiri dari sejumlah aspek kemampuan. Anderson dalam Sujanto, dkk mengadakan pembagian atas tujuh aspek kemampuan, yaitu: pengetahuan tentang makna, pengetahuan tentang fakta, kemampuan mengidentifikasi tema inti, kemampuan mengikuti tataan bacaan atau bagian bacaan, kemampuan menangkap hubungan kausal, kemampuan menarik kesimpulan, dan kemampuan menemukan maksud penulis.7 Berbeda dengan klasifikasi Anderson seperti tersebut di atas, Barret dalam Sujanto, dkk mengembangkan klasifikasi kemampuan pemahaman itu menjadi dua aspek, yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Dari dua aspek tersebut diturunkan menjadi lima aspek kemampuan, yaitu kemampuan memahami literal, kemampuan
7
Sujanto,Dkk., Kemampuan Berbahasa Indonesia (Membaca) Murid Kelas III Sekolah Menengah Atas (SMA) Jawa Timur, (Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1986) hlm.10
11
mereorganisasi,
kemampuan
menyimpulkan,
mengevaluasi, dan kemampuan mengapresiasi.
kemampuan
8
Secara garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu: 1) Keterampilan yang bersifat mekanis yang dianggap berada pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup: pengenalan bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase,
pola
klause,
kalimat,
dll.),
Pengenalan
hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi, dan Kecepatan membaca bertaraf lambat. 2) Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup: memahami pengertian sederhana (leksikal, gramatikal, retorikal), memahami signifikansi atau makna, evaluasi dan penilaian, dan kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.9 Dari penjelasan beberapa para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa aspek penting dalam membaca diantaranya yakni aspek yang bersifat pemahaman. Dari aspek pemahaman ini, seseorang
dapat
mengetahui
maksud
bacaan
serta
mampu
menyimpulkan isi bacaan yang ia baca serta mampu memahami makna kata yang terdapat dalam bacaan. d. Strategi Membaca 1) Strategi Pemahaman Bacaan Dalam teori membaca dikenal beberapa strategi membaca. Pada dasarnya, strategi membaca menggambarkan bagaimana
8
Ibid. hlm. 10 H.G. Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1987). hlm. 11-12 9
12
pembaca memproses bacaan sehingga dia memperoleh pemahaman terhadap bacaan tersebut.10 Strategi atau model membaca sangat berkaitan dengan proses membaca. Para ahli membaca mencari penjelasan yang lebih terinci mengenai proses membaca dan penjelasan teoritisnya mengenai hal tersebut. Model-model proses membaca tersebut menurut Harjasujana dalam Novi R dapat dikelompokkan ke dalam tiga klasifikasi model, yakni:11 a) Model Membaca Bawah Atas (MMBA) Pada MMBA struktur-struktur yang ada dalam teks itu dianggap sebagai unsur yang mencerminkan peran utama. Struktur-struktur yang ada dalam pengetahuan sebelumnya merupakan hal sekunder. Pembaca model ini mulai dari mengidentifikasi huruf-huruf, kata frasa, kalimat dan terus bergerak ketataran yang lebih tinggi, sampai akhirnya dia memahami isi teks. Pemahaman ini berdasarkan data visual yang berasal dari teks melalui tahapan yang lebih rendah ke tahapan yang ebih tinggi. Model membaca bawah atas ini umumnya digunakan dalam pembelajaran membaca awal. Model ini juga digunakan pembaca apabila teks yang dihadapi agak sulit. Kesulitan yang ditemui bisa menyangkut masalah bahasa, bisa pula isi teks. b) Model Membaca Atas Bawah (MMAB) Dalam MMAB kompetensi kognitif dan kompetensi bahasa mempunyai peran pertama dan utama dalam menyusun makna dari materi cetak. Makna atau pemahaman diperoleh dengan menggunakan informasi yang perlu saja dari system isyarat semantik, sintaksis dan grafik. Isyarat grafik diturunkan dari 10
materi
cetak.
Isyarat-isyarat
lainnya
berasal
dari
Novi Resmini dan Dadan Juanda, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi, (Bandung: UPI PRESS, 2007), hlm. 90 11 Ibid, hlm. 90
13
kompetensi kebahasaan pembaca yang sudah tersedia di dalam benaknya. Peranan latar belakang pengetahuan menjadi suatu variabel yang penting,. Oleh karena itu, hendaknya pilihan teks bacaan disesuaikan dengan latar belakang tempat mereka tinggal. c) Model Membaca Timbal Balik (MMTB) atau Interactive Model membaca timbal balik mereaksi dua model membaca sebelumnya. Menurut model ini, proses membaca tidak
menunjukkan
suatu
proses
yang
linear,
tidak
menunjukkan kegiatan yang berurut berlanjut, melainkan proses timbal balik secara simultan. Para penganut MMTB percaya bahwa pemahaman itu tergantung pada informasi grafis atau visual dan informasi nonvisual atau informasi yang sudah tersedia dalam pikiran pembaca. Oleh karena itu, pemahaman bisa terganggu jika ada pengetahuan yang diperlukan untuk memahami bacaan yang dibacanya itu tidak bisa digunakan, baik disebabkan pembaca lupa akan informasi tersebut
atau
Pemahaman
mungkin
yang
efisien
karena
skemanya
mempersyaratkan
terganggu. kemampuan
pembaca menghubungkan materi teks dengan pengetahuan yang telah dimilikinya. 2) Strategi KWL (Know – Want to know – Learned)12 Strategi KWL merupakan strategi yang berbasis keaktifan siswa. Melalui KWL siswa terus diarahkan untuk aktif secara mental pada sebelum membaca, saat membaca, dan sesudah membaca. Strategi ini membantu siswa memikirkan informasi baru yang diterimanya, tetapi juga mengeksplorasi apa yang telah diketahuinya. Bahkan strategi ini juga dapat memperkuat kemampuan siswa mengembangkan pertanyaan tentang berbagai topik serta bisa menilai hasil belajar mereka sendiri. Strategi KWL 12
Ibid, hlm. 92
14
melibatkan tiga langkah dasar, yaitu tentang apa yang mereka ketahui, menentukan apa yang ingin mereka ketahui, dan mengingat kembali apa yang mereka pelajari dari membaca. 3) Strategi DRA (Directed Reading Activity)13 Strategi ini didefinisikan sebagai kerangka berpikir untuk merencanakan pembelajaran membaca suatu mata pelajaran yang menekankan membaca sebagai media pengajaran dan sebagai alat belajar. Pada dasarnya langkah-langkahnya mengikuti petunjuk mempersiapkan siswa sebelumnya, saat membaca dalam hati, dan dilanjutkan kegiatan membaca dengan pengecekan pemahaman dan keterampilan memahami pelajaran. Strategi ini memiliki asumsi utama yaitu pemahaman bisa ditingkatkan dengan membangun latar belakang pengetahuan, menyusun
tujuan
khusus
membaca,
mendiskusikan
dan
mengembangkan pemahaman sesudah membaca. Komponen kegiatan membaca dengan DRA terdiri dari prabaca, saat membaca, dan pasca membaca. Sebelum membaca, ditentukan terlebih dahulu tujuan membaca, membangun latar belakang pengetahuan dan memotivasi siswa. Pada kegiatan saat membaca, guru mendorong keaktifan siswa menanggapi isi materi bacaan. Sedangkan pada kegiatan pasca membaca, guru memberikan penguasaan terhadap tanggapan siswa dan memperluas gagasangagasan. 4) Strategi DRTA (Directed Reading Thinking Activity)14 Strategi ini merupakan satu kritikan terhadap penggunaan DRA. Strategi DRA jarang memperhatikan keterlibatan siswa berpikir tentang bacaan. Sedangkan strategi DRTA memfokuskan keterlibatan siswa dengan teks, karena siswa memprediksi dan membuktikannya ketika mereka membaca. Stauffer menjelaskan 13 14
Ibid, hlm. 93 Ibid, hlm. 94
15
bahwa guru bisa memotivasi usaha dan konsentrasi siswa dengan melibatkan mereka secara intelektual serta mendorong mereka merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi dan mengevaluasi solusi sementara. e. Teknik Pengajaran Membaca Dalam menyelesaikan suatu pekerjaan ada baiknya kita menggunakan teknik-teknik tertentu sehingga apa yang kita inginkan dapat selesai lebih cepat dan lebih baik. begitu juga dengan membaca. Ada
teknik-teknik
mengajarkan
tertentu
aktivitas
dalam
membaca
membaca
tersebut.
Di
maupun
dalam
sekolah-sekolah,
pengajaran keterampilan pemahaman bacaan kurang mendapat perhatian yang layak. Dalam hal ini, para guru sebaiknya mengetahui dan mencamkan bahwa membaca itu tidaklah terjadi secara otomatis. Pertanyaan yang disusun sebaik-baiknya akan menimbulkan sikap penasaran dan ingin meneliti. Dengan pertanyaan itu, murid haruslah tumbuh kemampuannya untuk mengklasifikasikan informasi/kejadian, mengambil pesan yang terdapat dalam bacaan serta menyimpulkan isi bacaan yang ia baca. Dalam meningkatkan keterampilan membaca para pelajar maka sang guru mempunyai tanggung jawab berat, paling sedikit meliputi enam hal utama yaitu:15 1) Memperluas pengalaman para pelajar sehingga mereka akan memahami keadaan dan seluk-beluk kebudayaan 2) Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan makna-makna kata-kata baru 3) Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau simbol 4) Membantu para pelajar memahami struktur-struktur (termasuk struktur kalimat)
15
H.G. Tarigan, Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa, (Bandung: Angkasa, 1987), hlm. 15-16
16
5) Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman kepada para pelajar 6) Membantu para pelajar untuk meningkatkan kecepatan dalam membaca. Usaha yang dapat dilakukan untuk menjaga agar motivasi atau dorongan membaca selalu besar, maka pengajaran yang dilakukan oleh sang guru hendaknya berjalan dalam dua arus yang sejajar; Pertama, guru membantu para pelajar membaca bahan-bahan yang menarik serta bermanfaat
secepat
mungkin.
Kedua,
guru
secara
sistematis
mengajarkan korespondensi atau hubungan-hubungan bunyi dan lambang yang diperlukan oleh para pelajar untuk memahami serta mendorong mereka membaca sendiri.16 Jadi dalam hal ini, peran guru sangat besar serta dibutuhkan kreativitas serta inovasi dalam setiap pembelajaran agar pembelajaran membaca menjadi menarik dan dapat diikuti oleh siswa dengan baik. f. Mengembangkan Keterampilan Membaca Mengingat keterampilan membaca ini sangat penting dalam keterampilan
berbahasa,
maka
pengembangan-pengembangan
dalam
untuk
aktivitasnya
diperlukan
meningkatkannya.
Dalam
mengembangkan keterampilan, tugas guru ialah membimbing dan membantu
siswa
untuk
mengembangkan
dan
meningkatkan
keterampilan-keterampilan yang seharusnya dimiliki oleh siswa. Dalam hal ini adalah keterampilan membaca. Menurut Q Fathan A, Usaha-usaha yang dapat dilakukan agar siswa memiliki keterampilan membaca ialah :17 1) Membantu siswa untuk memperkaya kosakata dengan cara: a) Memperkenalkan sinonim, antonim, parafrase, kata-kata dasar yang mendasar sama 16
Ibid. hlm. 16 Q Fathan Alfatih, Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insane Kamil Bogor, (Jakarta: UIN, 2014) hlm. 28 17
17
b) Memperkenalkan imbuhan (awalan, sisipan dan akhiran) c) Mengira-ngira makna kata-kata dari konteks atau hubungan kalimat d) Menjelaskan arti suatu kata abstrak. 2) Membantu siswa untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat dan sebagainya. 3) Guru dapat memberikan penjelasan pengertian kiasan, sindiran, ungkapan, pepatah dan pribahasa. 4) Guru mengajukan pertanyaan menanyakan ide pokok suatu paragraf, menunjukkan kalimat yang kurang baik, menyuruh membuat rangkuman. 5) Guru menyuruh membaca dalam arti dengan waktu yang terbatas, bibir tidak boleh digerak-gerakkan. Agar hal ini dapat berhasil dengan baik diinformasikan kepada siswa tentang tujuan membaca itu, misalnya: dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan pikiran pokok dan sebagainya. Apabila langkah-langkah itu telah dilakukan oleh guru, besar kemungkinan keterampilan siswa dalam membaca akan meningkat. Maka perlu sekali calon guru memahami langkah-langkah seperti yang disebutkan di atas. Untuk meraih kompetensi membaca yang baik, kemampuan dan kemauan membaca mesti baik pula. Hal itu mesti dipersyarati oleh kemauan membaca berbagai bacaan. Intinya, peserta didik juga guru dan dosen, harus rajin membaca. Hal ini lebih banyak dipengaruhi oleh unsur sikap atau ranah afektif. Maka, selain guru membelajarkan dan kemudian mengukur kompetensi membaca peserta didik, aspek sikap haruslah pula tidak dilupakan.18 Kegiatan membaca dapat dikatakan berhasil jika melibatkan dan memanfaatkan sejumlah kemampuan. Menurut Nunan, membaca yang 18
Burhan Nurgiyantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 370
18
berhasil
tentu
melibatkan
kegiatan
yang
(1)
memanfaatkan
keterampilan untuk mengidentifikasi bunyi dan simbol-simbol yang saling berkaitan; (2) memanfaatkan pengetahuan gramatikal untuk mengungkapkan makna, sebagai contohnya untuk menafsirkan klausa non finite; (3) memanfaatkan teknik-teknik yang berbeda untuk kepentingan yang juga berbeda, sebagai contohnya penggunaan teknik skimming atau scanning untuk menemukan kata-kata atau informasi kunci; (4) mengaitkan isi teks dengan pengetahuan yang dimiliki seseorang; (5) mengidentifikasi elemen retorika atau fungsi pada masing-masing kalimat atau segmen tertentu sebuah teks, contohnya kemampuan mengenali definisi atau rangkuman yang ditawarkan oleh penulis meski tawaran ini tidak secara eksplisit ditunjukkan oleh frase, seperti misalnya „X‟ dapat didefinisikan sebagai „Y‟.19 g. Pengertian Membaca Cepat Pentingnya mengetahui dan menerapkan strategi membaca dengan baik akan membuat kita semakin cepat membaca dan mengerti apa yang dibaca. Sesungguhnya, tidak setiap kata yang tercetak dalam buku itu harus dibaca, dan tidak semua detail buku harus dipelajari. Sumber bacaan yang dipilih dan strategi membaca yang digunakan akan menentukan sejauh mana kita bisa dengan cepat memahami bacaan tersebut. Membaca cepat adalah perpaduan kemampuan motorik (gerakan mata) atau kemampuan visual dengan kemampuan kognitif seseorang dalam
membaca.20
Kemampuan
membaca
cepat
merupakan
keterampilan memilih isi bacaan yang harus dibaca sesuai dengan tujuan yang ada relevansinya dengan pembaca, tanpa membuangbuang waktu untuk menekuni bagian-bagian lain yang tidak diperlukan.
19
Anwar Efendi, Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif, (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008), hlm. 343 20 Irwan Widiatmoko, Super Speed Reading, (Jakarta: PT Gramedia, 2011), hlm. 19
19
Menurut Ibrahim, untuk membaca suatu bahan bacaan, ada beberapa cara berdasarkan tujuan-tujuannya, yaitu: (1) membaca teknis yang tujuan agar si pembaca memiliki kemampuan membaca yang diucapkan dan dilagukan secara tepat sesuai dengan isi dan makna bacaan; (2) membaca tanpa suara yang tujuannya agar si pembaca mampu memahami isi bacaan; (3) membaca indah tujuannya agar si pembaca mampu membaca yang menggambarkan pengahayatan keindahan bacaan; (4) membaca bahasa bertujuan agar si pembaca dapat meningkatkan kemampuannya di bidang berbahasa; (5) pemahaman bacaan tujuannya agar si pembaca mampu memahami isi bacaan yang sedang dibaca sehingga akhirnya menjadi tambahan pengetahuan bagi dirinya.21 Keterampilan membaca dibedakan menjadi beberapa klasifikasi: (1) membaca pemahaman; (2) membaca ekstensif; (3) membaca cepat. Secara praktis membaca juga dibedakan menjadi: (1) membaca lisan; dan (2) membaca dalam hati.22 Menurut Emy Purwanitaningrum, dkk, membaca cepat artinya membaca yang mengutamakan kecepatan dengan tidak mengabaikan pemahamannya.23 Seorang pembaca cepat tidak berarti menerapkan kecepatan membaca itu pada setiap keadaan, suasana, dan jenis bacaan yang dihadapinya. Namun, pembaca cepat tahu kapan maju dengan kecepatan tinggi, kapan mengerem, kapan harus berhenti sejenak, kapan kemudian melaju lagi, dan seterusnya. Nurhadi dalam Rahmat, mengungkapkan membaca cepat dan efektif yaitu jenis membaca yang mengutamakan kecepatan, dengan
21
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 91 22 Ibid. hlm. 77 23 Emy Purwanitaningrum, dkk. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. (Semarang: UNNES, 2014). hlm. 2
20
tidak meninggalkan pemahaman terhadap aspek bacaannya.24 Hal ini berarti dalam membaca tidak hanya kecepatannya yang menjadi patokan, namun juga disertai pemahaman bacaan. Membaca cepat merupakan sistem membaca dengan memperhitungkan waktu baca dan tingkat pemahaman terhadap bahan yang dibacanya. Apabila seseorang dapat membaca dengan waktu yang sedikit dan pemahaman yang tinggi maka seseorang tersebut dapat dikatakan pembaca cepat. Berdasarkan pendapat para ahli di atas, membaca cepat dapat diartikan sebagai cara yang dilakukan seseorang untuk membaca dengan waktu yang relatif cepat dengan menitikberatkan pada proses berpikir dan mengingat apa yang dibacanya. h. Langkah-Langkah Membaca Cepat Membaca cepat tidak hanya terkait dengan teknik mengenali kumpulan kata ataupun menghilangkan kebiasaan buruk yang menghambat. Salah satu aspek yang sering dilupakan adalah langkahlangkah serta sikap yang baik ketika membaca. Berikut ini langkahlangkah membaca cepat menurut Irwan Widiatmoko, yaitu:25 1. Rileks Tubuh yang rileks membantu penyerapan informasi yang lebih baik. posisi yang rileks sekaligus meningkatkan konsentrasi dan kecepatan. 2. Jarak antara mata dan tulisan Membaca akan menjadi lambat ketika mata sudah mulai lelah. Jika itu terjadi, cobalah keluar ruangan sebentar dan pandanglah daun pohon-pohon yang hijau, langit, gunung, bangunan, atau benda apa pun yang terjauh yang dapat Anda lihat. Tutup mata Anda, tarik nafas dalam-dalam, dan keluarkan sambil merasakan kehangatan dan kenyamanan yang menjalari tubuh. Jaga jarak antara mata dan 24
Rahmat Hidayat, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi Dengan Media Teks Bergerak Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Pleret. (Yogya: UNY, 2012), hlm. 7 25 Irwan Widiatmoko, Super Speed Reading, (Jakarta: PT Gramedia, 2011), hlm. 54-56
21
tulisan. Jarak yang terlalu dekat akan mengurangi bidang pandang dan membuat mata bekerja lebih keras. Sedangkan, jarak yang terlalu jauh membuat tulisan kurang jelas dan terlihat kabur. 3. Hindari gerakan tubuh yang tidak perlu Ketika membaca, terkadang seseorang melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat seperti menggerak-gerakkan pulpen, dsb. Hal-hal tersebut merupakan respons alami tubuh ketika sedang berpikir, menganalisis, gelisah, atau tidak yakin aka sesuatu. Di sisi lain, gerakan tersebut juga mengambil energy yang sebenarnya bisa difokuskan untuk kegiatan membaca itu sendiri. 4. Kerjasama dua tangan Ketika kecepatan membaca mulai meningkat, kecepatan dan kerjasama kedua tangan dalam memegang buku, mengarahkan mata untuk membaca tulisan, dan membolak-balik halaman menjadi penting. Dengan kerjasama dua tangan yang baik, akan menjadikan seseorang membaca dengan lebih cepat dan efektif. Sebelum melatih membaca cepat, kita perlu paham beberapa langkah membaca cepat, yaitu: 1. Langkah pertama adalah persiapan Tahap persiapan ini dimulai dengan membaca judul. Judul ini kita coba menafsirkannya sesuai dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah kita alami. Kita bisa menafsirkan isi bacaan dari judul yang dibaca. Hubungkan pengalaman/wawasan yang kita miliki sengan judul bahan bacaan yang akan dibaca. Kemudian perhatikan gambar dan keterangan gambar dari materi yang akan dibaca. Biasanya gambar atau ilustrasi dalam buku mengilustrasikan isi bacaan. Oleh karena itu symbol visual ini dapat membantu kita memahami isi bacaan. Selanjutnya kita perlu memperhatikan huruf cetak tebal/huruf miring. Huruf yang dicetak berbeda ini melambangkan kata/kalimat penting dalam isi bacaan. Langkah selanjutnya adalah membaca alinea awal dan akhir.
22
Alinea awal mengantarkan pembaca pada isi bacaan, sedangkan aliena akhir biasanya berupa pokok pikiran dari isi bacaan. Melalui aliena awal dan akhir ini dapat membantu kita menafsirkan keseluruhan isi bacaan. Kemudian kita perlu baca juga rangkuman bacaan. 2. Langkah kedua adalah pelaksanaan Jika kita telah melaksanakan tahap persiapan tadi, kita sudah bisa membayangkan gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan kita baca. Selanjutnya kita dapat memulai membaca cepat dengan menggunakan dua teknik tadi yaitu scaning dan skimming. Di sini kita bisa mencari kata-kata kunci yang ada dalam kalimat, selanjutnya dihubungkan melalui asosiasi dan imajinasi kita sehingga bisa dengan cepat mengambil intisari isi bacaan tanpa harus membaca seluruh isi buku. i. Manfaat Kemampuan Membaca Cepat Membaca
cepat
sangat
bergantung
pada
sikap,
tingkat
keseriusan, dan kesiapan untuk berlatih membaca cepat. Berikut ini berbagai kegunaan yang terkandung dari kemampuan membaca cepat ialah mengehemat waktu, membuahkan efisiensi dan efektivitas, memperluas cakrawala mental, membantu berbicara secara efektif, membantu menghadapi ujian/tes, menjamin selalu mutakhir, dan memiliki nilai yang menyenangkan dan berguna.26 Muhammad Noer dalam Yusandi menyebutkan ada tiga manfaat membaca cepat yaitu (1) Memilah Informasi Penting dan Tidak, (2) Menguasai Informasi dengan Cepat, (3) Meningkatkan pemahaman.27 Selain itu, Irwan Widiatmoko juga menjelaskan beberapa makna yang bisa diperoleh dari membaca cepat, yakni: 1) Mengenali topik bacaan, 2) Mengetahui pendapat orang lain (opini), 3) mendapatkan bagian penting yang dapat diperlukan, 4) Mengetahui organisasi 26
Kisyani Laksono, dkk. Membaca 2, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2008), hlm. 3.5-3.7 Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. (Pontianak: Universitas Tanjung Pura, 2014) 27
23
penulisan, 5) Melakukan penyegaran atas apa yang pernah dibaca, 6) Mencari informasi, 7) Menelusuri bahan halaman buku atau bacaan dalam waktu singkat, dan 8) Tidak banyak waktu yang terbuang.28 Selanjutnya Irwan juga menambahkan beberapa manfaat dari membaca cepat, yaitu: 1. Memperoleh kesan umum dari suatu buku, artikel, atau tuisan singkat 2. Menemukan hal tertentu dari suatu bacaan 3. Mencari informasi yang diperlukan dari suatu bacaan 4. Menelusuri bahan halaman buku atau bacaan dalam waktu singkat 5. Tidak membuang-buang waktu 6. Membaca cepat menciptakan efisien 7. Semakin sedikit waktu yang diperlukan untuk melakukan hal-hal rutin, semakin banyak waktu yang tersedia untuk mengerjakan hal penting lainnya 8. Membaca cepat memiliki nilai yang menyenangkan/menghibur 9. Membaca cepat memperluas cakrawala mental 10. Membaca cepat membantu berbicara secara efektif 11. Membaca cepat membantu dalam menghadapi ujian 12. Membaca cepat meningkatkan pemahaman 13. Membaca cepat menjamin kita untuk selalu meng-update informasi.29 j. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Membaca Cepat Ada tiga faktor yang menentukan kecepatan baca seseorang menurut Wiryodiyono dalam Rahmat, yaitu gerak mata, kosa kata, dan konsentrasi.30 Untuk meningkatkan kecepatan baca, ketiganya perlu dilatih.
28
Irwan Widiatmoko, Super Speed Reading, (Jakarta: PT Gramedia, 2011), hlm. 20-21 Ibid, hlm. 27 30 Rahmat Hidayat, Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi Dengan Media Teks Bergerak Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Pleret. (Yogya: UNY, 2012), hlm. 10 29
24
1. Gerak Mata Waktu membaca mata bergerak mengikuti tulisan, dari kiri ke kanan (untuk tulisan latin). Mata melihat tulisan guna mengenali kata demi kata untuk diketahui artinya, selanjutnya isi seluruh kalimat. Gerakan mata ini tidak sama antara pembaca yang satu dengan yang lain, ada yang cepat dan ada yang lambat. Pembaca yang terlatih dan terbiasa membaca gerak matanya lebih cepat dan sebaliknya. 2. Kosakata Hubungan kosakata dengan kecepatan membaca tentu mudah dimengerti. Apabila pembaca menghadapi bahan bacaan yang semua kata-katanya telah diketahui tentu dia dapat membaca dengan kecepatan yang maksimal tanpa terganggu pemahamannya. 3. Konsentrasi Agar dapat membaca dengan efektif pembaca harus memusatkan pikiran kepada apa yang dibaca. Membaca efektif harus dilakukan dengan kesungguhan. Perbuatan semacam ini mempergunakan ketrampilan membaca secara lengkap. Orang yang sedang membaca sebenarnya tidak senang diganggu perhatiannya. Buktinya kalau sedang membaca orang biasanya mencari tempat yang tidak terlalu sering terganggu. k. Kebiasaan-Kebiasaan Yang Kurang Baik Dalam Membaca Cepat Menurut Irwan W, ada beberapa kesalahan atau kebiasaankebiasaan buruk yang umumnya dilakukan orang ketika membaca cepat, antara lain:31 1. Vokalisasi Vokalisasi berarti melafalkan apa yang dibaca. Tingkat vokalisasi ini berbeda-beda pada tiap orang termasuk tinggi rendahnya bunyi 31
Irwan Widiatmoko, Super Speed Reading, (Jakarta: PT Gramedia, 2011), hlm.40-43
25
yang dilafalkan. Vokalisasi akan menyebabkan kecepatan baca turun drastic menjadi setara kecepatan berbicara. 2. Gerakan bibir Gerakan bibir sangat mirip dengan vokalisasi.bedanya adalah jika vokalisasi mengeluarkan suara, maka pada gerakan bibir hanya ada gerakan saja tanpa disertai suara. Karena alat berbicara yang digunakan pada dasarnya sama yakni menggunakan bibir dan lidah, dapat dipastikan kecepatan membaca dengan cara ini juga setara dengan kecepatan berbicara. 3. Gerakan kepala Kebiasaan ini relatif lebih ringan dari kedua kebiasaan yang telah dijelaskan sebelumnya. Menggerakkan kepala dari arah kiri secara teratur perlahan-lahan bergerak ke kanan mengikuti alur bahan bacaan akan mengurangi kecepatan baca karena gerakan kepala tersebut membutuhkan waktu tertentu untuk melakukannya. Dengan menghilangkan kebiasaan ini, biasanya sekaligus akan menghilangkan kebiasaan membaca kata per kata dan mulai berusaha menangkap beberapa kata sekaligus. 4. Regresi Regresi adalah sebuah kebiasaan membaca bahan bacaan kemudian mengulangnya kembali karena khawatir apa yang yang baru saja dibaca tidak terpahami. 5. Sub Vokalisasi Sub vokalisasi ialah membaca dalam hati yang akan menganggu kecepatan membaca jika seseorang membacanya dengan terlalu menghayati kata per kata. l. Mengukur Kecepatan Membaca Menurut Soedarso dalam Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar, rumus untuk menghitung kecepatan membaca menggunakan rumus dasar yaitu :
26
x 60 = jumlah kpm (kata per menit).32 Berikut ini disajikan tabel untuk mengetahui kategori kecepatan membaca seseorang, yaitu: Tabel 2.1 Tingkat Kecepatan Membaca33 No.
KECEPATAN MEMBACA Kata Per Menit (KPM)
KATEGORI
1.
201 - ….
Baik Sekali
2.
151 – 200
Baik
3.
101 – 150
Cukup Baik
4.
50 – 100
Kurang
2. Hakikat Memahami Isi Teks Bacaan a. Pengertian Memahami Isi Teks Bacaan Pemahaman bacaan ialah kegiatan dari proses komunikasi berpikir dalam memindahkan pemikiran penulis ke dalam pemikiran pembaca. Menurut Smith dalam Paradigma Bahasa, pemahaman merupakan proses perpaduan antara informasi lama dan informasi baru.34 Informasi lama terdiri dari pengetahuan pemakai bahasa tentang dunia dan pengetahuan ini terinternalisasi dan menyatu dengan sistem struktur kognitif. Informasi baru terdiri dari informasi auditif yang ditangkap alat pendengar, atau informasi visual yang ditangkap alat indra mata. Pemahaman bacaan bertujuan untuk memberikan penilaian terhadap karya tulis dengan jalan melibatkan diri dengan sebaik-baiknya pada bacaan dan membuat analisis yang dapat dihandalkan. Dalam memahami bacaan, pada dasarnya terdiri atas beberapa kemampuan, yaitu: kemampuan untuk memahami arti kata32
Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. (Pontianak: Universitas Tanjung Pura, 2014) 33 Vidya kamalasari, Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Dan Pemahaman Bacaan. (Medan: Unimed, 2012), hlm. 4 34 Tagor Pangaribuan, Paradigma Bahasa, (Jogjakarta: Graha Ilmu, 2008), hlm. 83
27
kata sesuai penggunaannya dalam wacana, mengenali susunan organisasi wacana dan antar hubungan bagian-bagiannya, mengenali pokok-pokok
pikiran
yang
terungkapkan,
mampu
menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya secara eksplisit terdapat di wacana, mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya terdapat dalam wacana meskipun diungkapkan dengan kata-kata yang berbeda, mampu menarik inferensi tentang isi wacana, mampu mengenali dan memahami kata-kata dan ungkapan-ungkapan untuk memahami nuansa sastra, mampu mengenali dan memahami maksud dan pesan penulis sebagai bagian dari pemahaman tentang penulis.35 Selain itu, pembaca harus memiliki empat persyaratan pokok untuk pemahaman bacaan. Hardjasujana mengungkapkan bahwa persyaratan pokok itu antara lain: pengetahuan tentang bidang ilmu yang disajikan dalam bahan yang sedang dibaca, sikap bertanya dan menilai yang tidak tergesa-gesa, penerapan berbagai metode analisis yang logis atau penelitian ilmiah, dan tindakan yang diambil berdasarkan analisis.36 Kemudian Siahaan mendefinisikan pemahaman bacaan secara lebih luas ialah proses mengolah bacaan secara kritis dan kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu, penilaian terhadap keadaan, dan dampak bacaan itu.37 Selanjutnya, Tarigan mengatakan bahwa, pemahaman bacaan ialah membaca dalam hati yang dibaginya atas dua bagian. Pertama, membaca ekstensif, yakni suatu kegiatan pemahaman bacaan yang tingkat pemahamannya bertaraf relatif rendah. Kedua, membaca intensif, yakni suatu kegiatan membaca dengan teliti dan terperinci
35
M. Soenardi Djiwandono, Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa, (Jakarta: Indeks, 2008), hlm. 116 36 Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm.80 37 Ibid. hlm. 79
28
yang dilaksanakan dalam kelas terhadap suatu tugas pendek kira-kira dua hingga empat halaman.38 Achadiah juga mengemukakan beberapa ciri pemahaman bacaan, yaitu: (1) pemahaman bacaan merupakan membaca pada tingkat bebas, artinya kegiatan berpikir yang terlihat bersifat individual dan personal, (2) berpusat pada masalah, (3) bersifat analitis, (4) didasarkan atas usaha yang terus menerus untuk menemukan kebenaran, (5) bersifat kreatif dan imajinatif, (6) terbuka terhadap gagasan terbaik, (7) beberapa pengalaman yang melibatkan diri pembaca, (8) peka terhadap kata dan memiliki perbendaharaan kata yang luas, dan (9) membaca untuk mengingat bukan untuk melupakan.39 Berdasarkan pendapat para ahli di atas, pemahaman bacaan dapat diartikan sebagai proses membaca yang bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mengenai hal-hal yang dibaca. Seseorang dapat dikatakan memahami isi bacaan ketika ia dapat menjawab pertanyaan seputar isi bacaan, dapat menjelaskan isi bacaan dengan bahasanya sendiri, dan dapat mengetahui maksud penulis dalam menulis bacaan tersebut. b. Pengukuran Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan Kemampuan membaca diartikan sebagai kemampuan untuk memahami informasi yang disampaikan pihak lain melalui sarana tulisan. Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur kompetensi peserta didik memahami isi informasi yang terdapat dalam bacaan. Oleh sebab itu, teks bacaan yang diujikan hendaklah yang mengandung informasi yang menuntut untuk dipahami.40 Berpikir jenjang pemahaman antara lain dimaksudkan untuk mengukur pemahaman peserta didik tentang adanya hubungan yang
38
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010), hlm. 89 39 Ibid. hlm. 81 40 Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm.371
29
sederhana di antara fakta-fakta atau konsep.41 Soal berpikir jenjang ini setingkat lebih tinggi dari soal jenjang hafalan. Secara teoritis diakatakan bahwa kemampuan berpikir jenjang hafalan dikatakan sebagai prasyarat untuk berpikir jenjang pemahaman. Butir-butir soal jenjang ini banyak dipakai untuk mengukur kemampuan pemahaman berbagai wacana dalam ujian menyimak dan membaca. Bahkan, secara umum dapat dikatakan tujuan untuk pembelajaran kemampuan berbahasa aktif
reseptif adalah untuk menerima informasi yang
disampaikan lewat lisan dan tulisan. Untuk dapat menerima informasi yang terkandung dalam suatu wacana dengan baik tentu diprasyarati oleh kemampuan untuk memahaminya yang dalam banyak hal, ia amat ditentukan oleh penguasaan terhadap bahasa yang dipergunakan. Ada banyak teknik mengukur kemampuan pemahaman terhadap suatu wacana, misalnya dengan menanyakan ide pokok, gagasan, tema, makna istilah yang dipergunakan, dll.42 Pemahaman wacana di sini juga mencakup makna tersurat dan tersirat sekaligus.43 Tes kemampuan pemahaman wacana dapat juga berupa kemampuan membedakan informasi dalam wacana yang berupa fakta dan pendapat, atau membedakan apakah informasi itu berupa laporan, penyimpulan, atau penilaian.44 Untuk mengetahui seberapa paham peserta didik terhadap teks bacaan yang ia baca, maka perlu dilakukan sebuah pengukuran. Jika sebuah tes sekadar menuntut peserta didik mengidentifikasi, memilih, atau merespon jawaban yang telah disediakan , misalnya bentuk soal objektif seperti pilihan ganda, tes itu merupakan tes tradisional. Sebaliknya, jika tes pemahaman pesan tertulis itu sekaligus menuntut siswa untuk mengkonstruksi jawaban sendiri, baik secara lisan,
41
Burhan Nurgiantoro, Penilaian (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm. 62 42 Ibid, hlm.63 43 Ibid, hlm. 64 44 Ibid, hlm. 381
Pembelajaran
Bahasa
Berbasis
Kompetensi,
30
tertulis, ataupun keduanya, tes itu menjadi tes otentik. Mengkonstruksi jawaban sendiri artinya peserta didik membuat jawaban sesuai dengan pemahamannya terhadap pesan dan kemampuannya membahasakan kembali baik secara lisan maupun tertulis. Pengukuran kemampuan pemahaman wacana (bacaan) dapat juga berupa membedakan informasi dalam wacana yang berupa fakta dan pendapat, atau membedakan apakah informasi itu berupa laporan, penyimpulan, atau penilaian.45 3. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD a. Pengertian Pembelajaran Bahasa Indonesia MI/SD Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan kognisi, sosial-emosional, dan bahasa anak. Ketika seorang anak memiliki kemampuan bahasa yang baik maka hal tersebut dapat menjadi penunjang keberhasilan dalam bidang studi lainnya. Karena dengan kemampuan bahasa yang ia miliki, anak akan mudah dalam mengartikan sebuah kata, mudah berkomunikasi, dan memahami materi-materi pelajaran. Pembelajaran diartikan sebagai upaya membelajarkan siswa. Upaya inilah yang akan mengakibatkan siswa mempelajari sesuatu hal dengan efektif dan efisien. Upaya –upaya yang dilakukan dapat berupa analisis tujuan dan karakteristik siswa, analisis sumber belajar, dll. Pembelajaran bahasa dipandang sebagai proses pemilikan pengetahuan secara sadar dan berasal dari proses belajar-mengajar secara formal.46 Pada hakikatnya belajar bahasa
Indonesia
ialah belajar
berkomunikasi. Oleh karena itu, pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan
untuk
meningkatkan
kemampuan
siswa
dalam
berkomunikasi. Jadi pembelajaran bahasa Indonesia di MI/SD dapat diartikan sebagai proses belajar-mengajar serta upaya membelajarkan 45
Alek A dan H. Achmad H.P, Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010),. hlm. 381 46 Dindin Ridwanudin, BAHASA INDONESIA, (Ciputat: UIN Press, 2015),, hlm. 2
31
siswa guna meningkatkan pengetahuan berbahasa Indonesia yang baik dan benar yang dilakukan secara sadar dan formal di MI/SD. Pembelajaran
bahasa
Indonesia
ini
diarahkan
untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan manusia Indonesia.47 Pembelajaran bahasa Indonesia ini memiliki beberapa tujuan yakni
agar siswa memiliki
kemampuan sebagai
berikut:
1)
Berkomunikas secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis; 2) Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara; 3) Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan; 4) Menggunakan bahasa Indonesia
untuk
meningkatkan
kemampuan
intelektual,
serta
kematangan emosional dan sosial; 5) Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa; dan 6) Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khasanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.48 b. Karakteristik Perkembangan Bahasa Anak Usia MI/SD Salah satu aspek penting dalam perkembangan kognitif anak adalah perkembangan bahasa. Perkembangan bahasa dianggap penting karena bahasa memiliki peran yang sangat besar dalam perkembangan kognitif anak. Perkembangan bahasa siswa-siswi MI/SD dapat dilacak dari kemampuan berbahasa yang terlihat sejak anak berusia 3 hari.49 Perkembangan bahasa tersebut akan terus meningkat hingga pada perkembangan selanjutnya anak sudah mulai menghasilkan kalimat yang berkembang ke kalimat-kalimat orang dewasa. 47
Dindin Ridwanudin, BAHASA INDONESIA, (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 123-124 Ibid, hlm. 124 49 Ibid, hlm. 17 48
32
Pada
usia
sekolah
dasar,
kemampuan
berbahasa
anak
berkembang lebih kompleks. Indikasi perkembangan tersebut terlihat pada kompleksitas kalimat dalam karangan siswa-siswi MI/SD serta implikatur percakapan yang dihasilkan oleh siswa-siswi MI/SD. Selama masa akhir anak-anak, perkembangan bahasa terus berlanjut. Dari berbagai pelajaran yang diberikan di sekolah, bacaan, pembicaraan dengan anak-anak lain, serta melalui radio dan televisi, anak-anak menambah perbendaharaan kosakata yang ia pergunakan dalam percakapan dan tulisan. Ketika anak masuk kelas satu sekolah dasar, perbendaharaan kosakatanya sekitar 20.000 hingga 24.000 kata. Pada saat anak duduk di kelas enam, perbendaharaan kosakatanya meningkat menjadi 50.000 kata.50 Di samping peningkatan dalam jumlah perbendaharaan kosakata, perkembangan bahasa anak usia sekolah juga terlihat dalam cara anak berpikir tentang kata-kata. Temuan Mujiyono yang dikutip oleh Dindin Ridwanudin dalam bukunya Bahasa Indonesia, tentang implikatur percakapan anak usia SD menemukan bahwa (i) bentuk lingual implikatur percakapan anak usia SD sudah bervariasi dan kompleks; (ii) implikatur percakapan anak usia SD mencakup dua belas macam mulai menginformasikan fakta sampai meyakinkan; (iii) implikasi
pragmatis
iplikatur
percakapan anak usia sekolah dasar mencakup enam macam; (iv) dalam penguasaan implikatur percakapan anak memakai empat strategi:
pelesapan,
pengembangan
ilokusi,
pembiasaan,
dan
penalaran.51 Berdasarkan paparan tersebut dapat disimpulkan bahwa anak usia sekolah dasar memiliki potensi berbahasa. Potensi tersebut dapat dilacak sejak anak dapat menghasilkan bunyi-bunyi yang merupakan cikal bakal bunyi-bunyi bahasa. Selanjutnya peran pembelajaran di 50
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana L, PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA MI/SD Teori dan Grand Design Pendidikan Berbasis Perkembangan (Education Based Child’s Development), (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 200 51 Dindin Ridwanudin, BAHASA INDONESIA, (Ciputat: UIN Press, 2015), hlm. 18
33
sekolah adalah mengoptimalkan berkembangnya potensi berbahasa yang dimiliki anak sehingga mereka mampu berbahasa secara kreatifkomunikatif. c. Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di MI/SD Standar kompetensi mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.52 Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didik untuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global. Menurut standar proses pada Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 41 Tahun 2007, indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.53 Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi adalah menggunakan acuan kriteria tertentu dalam menentukan kelulusan peserta didik. Kriteria paling rendah untuk menyatakan peserta didik mencapai ketuntasan dinamakan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).54 Acuan kriteria mengharuskan pendidik untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap hasil penilaian, yaitu
52
Ibid, hlm. 123 Akhmad Sudrajat, Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran, wordpress.com, Selasa 8 September 2015, jam. 09.28 54 Akhmad Sudrajat, Pengertian, Fungsi, dan Mekanisme Penetapan KKM, wordpress.com, Selasa 8 September 2015, jam. 09.26 53
34
memberikan layanan remedial bagi yang belum tuntas dan atau layanan pengayaan bagi yang sudah melampaui KKM. Berikut ini ialah tabel Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan KKM bahasa Indonesia dalam penelitian yang dilakukan penulis. Tabel 2.2 Standar Kompetensi (SK), Kompetensi Dasar (KD), Indikator dan KKM bahasa Indonesia Standar
Kompetensi
Kompetensi
Dasar
Memahami teks Menemukan dengan
gagasan
membaca
puisi
Mengetahui
utama gagasan
dibaca
dengan 1.2
membaca cepat kecepatan
dan
1.1
KKM
utama
teks suatu teks yang suatu bacaan
percakapan,
75
Indikator
kata/menit, kata per menit membaca
Mengetahui
75 tema suatu bacaan 1.3
Mengetahui
makna suatu kata yang terdapat dalam teks bacaan 1.4
Mengetahui
kalimat yang berupa fakta dan pendapat 1.5
Mengetahui
amanat yang secara langsung dalam
terdapat teks
(tersurat) 1.6
Mengetahui
amanat yang secara tidak
langsung
70
35
terdapat dalam teks (tersirat)
B. Kerangka Berpikir Membaca merupakan sebuah kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia. Karena untuk mendapatkan pengetahuan baru, seseorang harus beusaha mencarinya yakni dengan membaca. Membaca merupakan proses yang dilakukan untuk mendapatkan informasi, pesan, makna, ataupun pengetahuan melalui bahan tertulis. Membaca bukan hanya sekedar menggerakkan kedua mata, ataupun melihat bacaan belaka, melainkan membaca juga memerlukan proses berpikir. Di zaman yang serba cepat dan waktu yang semakin terbatas, manusia dituntut untuk bergerak lebih cepat. Begitu juga dengan hal membaca, akan sangat baik jika seseorang dapat memanfaatkan waktunya yang sempit untuk membaca, maka dari itu diperlukan kecepatan membaca yang memadai. Dengan membaca cepat, seseorang dapat menjadi semakin mudah dan cepat untuk mendapatkan informasi. Dalam proses pembelajaran, siswa sangat diharapkan dapat memahami isi teks bacaan yang ia baca, oleh karena itu keterampilan membaca siswa perlu dilatih dengan menggunakan teknik maupun metode yang dapat mendukung dan meningkatkan keterampilan membaca siswa. Selain itu tidak jarang siswa yang merasa malas, bosan dan kurang semangat dalam membaca, maka dari itu perlu dilakukan suatu hal yang baru dalam pembelajaran membaca. Membaca cepat menitikberatkan pada pemahaman, karena membaca cepat tidak hanya sekedar melihat bacaan melainkan memahami suatu bacaan itu sendiri. Membaca cepat juga dapat menyelesaikan masalah-masalah siswa dalam membaca dan dapat membantu siswa untuk lebih baik memahami isi teks bacaan. Oleh sebab itu, metode membaca cepat diharapkan dapat
36
meningkatkan kemampuan memahami isi teks bacaan pada siswa kelas V SD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. C. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian ini, yang pertama dilakukan oleh Hilma Silmy pada tahun 2014 dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat Terhadap Penemuan kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan”. 55 Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil tes keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf siswa kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol. Secara umum adanya perbedaan keterampilan membaca terhadap penemuan kalimat utama antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dikarenakan pada kelompok eksperimen diterapkan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada tiap paragraf. Perbedaan penelitian yang dilakukan Hilma Silmy dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan penelitian yang dilakukan Hilma Silmy bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan teknik membaca cepat terhadap penemuan kalimat utama pada siswa kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Selanjutnya, penelitian relevan yang kedua dilakukan oleh Yusandi pada tahun 2014 yang berjudul korelasi kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.56 Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara kemampuan
55
Hilma Silmy, Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat Terhadap Penemuan kalimat Utama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan, (Jakarta: UIN, 2014) 56 Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. (Pontianak: Universitas Tanjung Pura, 2014)
37
membaca cepat dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran bahasa Indonesia kelas V Sekolah Dasar Negeri 7 Sungai Raya. Perbedaan penelitian yang dilakukan Yusandi dengan penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, sedangkan penelitian yang dilakukan Yusandi bertujuan untuk mengetahui korelasi kemampuan membaca cepat dengan hasil belajar siswa pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar. D. Pengajuan Hipotesis 1. Hipotesis verbal Hipotesis verbal dalam penelitian ini adalah H0
= Tidak ada pengaruh metode membaca cepat terhadap
kemampuan memahami isi teks bacaan pada siswa kelas V SD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia H1
= Terdapat pengaruh metode membaca cepat terhadap kemampuan
memahami isi teks bacaan pada siswa kelas V SD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia 2. Hipotesis Statistik Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah: 1
= Rata-rata hasil kemampuan memahami isi teks bacaan siswa
dengan menggunakan metode membaca cepat 2
= Rata-rata hasil kemampuan memahami isi teks bacaan siswa
dengan tidak menggunakan metode membaca cepat H0
=
1=
2
H1
=
1≠
2
Keterangan : H0
= Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y
H1
= Ada pengaruh yang signifikan antara variabel X dan Y
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDI Al Ihsan yang berlokasi di Jl. Masjid Al Ihsan, Meruya Utara, Kembangan, Jakarta Barat. Penulis melakukan penelitian secara langsung ke sekolah tersebut, khususnya pada siswa kelas V tahun pelajaran 2015/2016. Berdasarkan waktu penelitian, pengumpulan data dilakukan pada satu waktu yakni pada Maret 2015 – Agustus 2015. B. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian Pada hakikatnya penelitian adalah suatu cara dari sekian cara yang pernah ditempuh dan dilakukan dalam mencari kebenaran. Cara mencari kebenaran itu ditempuh melalui metode ilmiah. Tujuannya adalah untuk meramalkan, mengontrol, dan menjelaskan gejala-gejala yang teramati guna mendapatkan kebenaran yang kita inginkan.1 Adapun metode yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuasi eksperimen, yaitu penelitian yang tidak dapat memberikan kontrol penuh2. Penelitian eksperimen ini dilakukan dengan membandingkan antara kelas eksperimen yaitu yang menerapkan metode membaca cepat dengan kelas kontrol yang hanya menggunakan metode konvensional. Penggunaan metode kuasi eksperimen dalam penelitian ini dievaluasi untuk melihat peningkatan pemahaman siswa terhadap teks bacaan setelah diterapkan metode membaca cepat dengan yang belum menerapkan metode tersebut. 2. Desain penelitian Dalam eksperimen ini, desain penelitian yang digunakan yaitu Pretest Posttest Control Group Design, dalam desain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pretest untuk
1
M. Subana dan Sudrajat, Dasar-dasar Penelitian Ilmiah, (Bandung: Pustaka Setia, 2009),
hlm. 10 2
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm 77
38
39
mengetahui keadaan awal adakah perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3.1 Pretest Posttest Control Group Design Kelompok
Pretest
Perlakuan
Posttest
Eksperimen
T1
E
T2
Kontrol
T1
-
T2
Keterangan
:
T1
: Tes awal yang sama pada kedua kelompok
E
: Perlakuan yang diberikan di kelas eksperimen dengan metode
membaca cepat T2
: Tes akhir yang sama pada kedua kelompok
C. Populasi dan Sampel Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.3 Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SDI Al Ihsan semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulanya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili)4
3
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 117 4 Ibid. hlm. 118
40
Dalam penelitian ini sampel yang diambil menggunakan teknik purposive sampling, yaitu mengambil sampel pada kelas yang tersedia tanpa melakukan sampel random sampling. D. Variabel Penelitian Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel dibedakan menjadi dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun yang menjadi variabel dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel Bebas Variabel bebas ialah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini ialah metode membaca cepat dan metode membaca konvensional. 2. Variabel Terikat Variabel terikat ialah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kemampuan memahami isi teks bacaan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siswa kelas V SD. Hasil pemahaman isi teks bacaan siswa ini dinyatakan dengan skor hasil tes. E. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik tes tertulis untuk mengetahui kemampuan memahami isi teks bacaan siswa. Tes ini dilakukan setelah selesai mengikuti program pembelajaran membaca teks di kedua kelas (eksperimen dan kontrol). Dari tes tersebut dapat diketahui tingkat kemampuan siswa memahami isi teks bacaan, baik yang di kelas eksperimen maupun di kelas kontrol. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes
41
non objektif (uraian) untuk mengetahui kemampuan memahami isi teks bacaan pada siswa kelas V SD. Dengan kisi-kisi tes sebagai berikut: Tabel 3.2 Kisi-kisi Tes Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan5 Kemampuan
Rincian Kemampuan
Mengukur
1.
Mampu
tingkat
pertanyaan tentang gagasan
kemampuan
utama suatu bacaan
memahami
2. Mampu menentukan tema
bacaan
suatu teks bacaan 3.
Mampu
pertanyaan kata
Nomor
Butir soal
Soal
1
1
1
2
3
3, 4, 5
3
6, 7, 8
1
9
1
10
menjawab
menjawab
tentang
sesuai
penggunaannya
Jumlah
makna dengan
dalam
teks
bacaan 4.
Mampu
kalimat
membedakan
yang
merupakan
pendapat dan kalimat yang merupakan fakta 5.
Mampu
pertanyaan yang
menjawab
tentang
tersurat
hal-hal
dalam
teks
bacaan 6.
Mampu
pertanyaan yang
menjawab
tentang
tersirat
dalam
hal-hal teks
bacaan
5
Burhan Nurgiantoro, Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi, (Yogyakarta: BPFE, 2010), hlm.63-64
42
G. Uji Validitas Validitas adalah pengukuran yang dilakukan untuk mengetahui kevalidan suatu instrument yang akan digunakan dalam penelitian. Valid berarti instrument dalam penelitiannya dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Menurut Sugiono, validitas internal instrument yang berupas test harus memenuhi construct validity (validitas konstruksi) dan content validity (vaiditas isi).6 Oleh sebab itu, instrument dalam penelitian ini menggunakan validitas konstruksi dan validitas isi. Untuk mengukur validitas konstruksi, dapat digunakan pendapat dari para ahli (judgment experts). Dalam hal ini, para ahli yang dimintai pendapatnya adalah dosen pembimbing. Selanjutnya untuk validitas isi dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi instrument dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. H. Teknik Analisis Data Analisis dalam penelitian jenis apapun, adalah merupakan cara berpikir. Hal itu berkaitan dengan pengujian secara sistematis terhadap sesuatu untuk menentukan bagian, hubungan antar bagian, dan hubungannya dengan keseluruhan.7 Teknik analisis data juga merupakan cara yang digunakan untuk menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh agar data tersebut dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, melainkan juga oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai berikut: 1. Pemberian Skor Peneliti memberikan skor terhadap jawaban siswa atas pertanyaan yang ada dalam tes. Tes sesuai dengan kisi-kisi yang ada. Soal tes pemahaman bacaan berjumlah 10 Soal. Masing-masing soal diberikan nilai 10. 2. Analisis Univariat
6
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 176 7 Ibid, hlm. 335
43
Analisis univariat adalah analisis yang dilakukan terhadap sebuah variabel. Analisis univariat dilakukan secara deskriptif dari masing-masing variabel. a. Kecepatan Membaca Tabel 3.3 Tingkat Kecepatan Membaca8 No.
KECEPATAN MEMBACA (KPM)
KATEGORI
1.
201 - ….
Baik Sekali
2.
151 – 200
Baik
3.
101 – 150
Cukup Baik
4.
50 – 100
Kurang
Adapun rumus yang dipergunakan dalam menghitung kecepatan membaca tersebut adalah: x 60 = Jumlah Kata Per Menit (KPM) b. Memahami Isi Teks Bacaan Untuk mengetahui tingkat kemampuan siswa dalam memahami bacaan, maka diberikan lembar tes uraian dengan kisi-kisi seperti yang ada pada tabel 3.2. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung hasil tes siswa adalah sebagai berikut:
S=
x 100%
Keterangan: S = Nilai yang diharapkan R = Jumlah skor dari soal yang dijawab benar N = skor maksimal dari tes tersebut
8
Vidya kamalasari, Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Dan Pemahaman Bacaan, (Medan: Unimed, 2012), hlm. 4
44
Tabel 3.4 Tabel kategori pemahaman isi bacaan9 Persensate jawaban
kategori
benar/tingkat penguasaan 91%-100%
Baik Sekali
81%-90%
Baik
71%-80%
Sedang
61%-70%
Kurang
…-60%
Kurang Sekali
3. Uji Analisis Deskriptif Analisis deskriptif statistic digunakan untuk mendeskripsikan data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest kedua kelompok, yaitu mean, median, modus, range, dan standard deviation. Dalam penelitian ini dilakukan dengan bantuan SPSS 22 for Windows. 4. Uji Persyaratan Analisis Sebelum dianalisis lebih lanjut, semua data yang telah dikumpulkan akan dilakukan uji persyaratan analisis data. Oleh karena itu sebelum pengujian hipotesis, maka terlebih dahulu akan dilakukan pengujian normalitas data dan uji linear.10 1) Uji Normalitas Data Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak. Analisis data ini menggunakan SPSS 22 for Windows dengan menggunakan teknik Shapiro-Wilk. Syarat suatu data dapat dikatakan normal adalah jika signifikansinya atau nilai probabilitasnya > 0,05.
9
Vidya kamalasari, Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Dan Pemahaman Bacaan. (Medan: Unimed, 2012), hlm. 4 10 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm. 172
45
2) Uji Homogenitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah kedua kelompok tersebut memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Jika hasil uji homogenitas menunjukkan tingkat signifikansi atau probabilitas > 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian yang dimiliki oleh sampelsampel yang bersangkutan tidak jauh berbeda, maka sampel-sampel tersebut homogen. 3) Uji Hipotesis Setelah dilakukan pengujian populasi data dengan menggunakan normalitas dan homogenitas, dan data populasi sudah diketahui berdistribusi normal dan homogen maka dilakukan uji hipotesis. Uji hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode membaca cepat dengan kemampuan memahami isi teks bacaan dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan pembelajaran konvensional. Uji hipotesis ini dilakukan dengan menggunakan SPSS 22 for Windows yaitu dengan teknik analisis independent samples TTest dengan taraf signifikannya adalah 0,05.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah 1. Lokasi Sekolah SDI Al Ihsan beralamat di Jl. Masjid Al-Ihsan Kav. DKI Blok.BZ, Kelurahan Meruya Utara, Kecamatan Kembangan, Kab/Kota Jakarta Barat. 2. Visi dan Misi Visi SDI Al Ihsan ialah : “Mewujudkan peserta didik Al Ihsan School yang cerdas, jujur, dan berakhlak mulia” Misi SDI Al Ihsan ialah : a. Mewujudkan pendidikan yang menghasilkan lulusan yang cerdas di bidang akademik dan non akademik b. Mewujudkan peserta didik yang memiliki kepribadian jujur dan berakhlak mulia c. Mewujudkan proses pembelajaran yang efektif dan efisien d. Mewujudkan peserta didik yang mampu berkompetisi di tingkat wilayah kota, provinsi, dan nasional e. Meningkatkan
kuantitas
dan
kualitas
sarana
dan
prasarana
pembelajaran yang modern f. Meningkatkan kompetensi dan profesionalisme pendidik dan tenaga kependidikan. 3. Siswa dan Guru Tabel 4.1 Jumlah peserta didik SDI Al Ihsan Kelas
I
II
III
IV
V
VI
Jumlah
Jumlah Siswa
64
54
52
42
29
40
281
46
47
Tabel 4.2 Daftar Nama Tenaga Pengajar SDI Al Ihsan No.
Nama Guru
1
Iin Suparti, S.Pd.SD
2
Ai Nurwedia, S.Pd.I
3
Ayanih, S.Pd
4
Rohyanah, S.Pd
5
Neneng Khoirunisa
6
Avipah Maisaroh, S.Pd
7
Dwi Hilwani, S.Pd
8
Anny Herawati, S.Pd.PAUD
9
Maimunah, S.Pd.I
10
Yulianah, S.Pd
11
Mutmainah, S.Pd.SD
12
Yelisna, S.Pd.SD
13
M. Soleh, S.Ag
14
Drs. M. Legiso
15
Achmad Yani
16
Rizky Nur Akbar
17
Wahyu Pramudyah Wardani
18
Robiatul Adawiyah
B. Pelaksanaan Penelitian Penelitian ini dilakukan pada saat pengajuan proposal dimulai yakni pada bulan februari dengan langkah awal yaitu melakukan observasi lapangan.
48
Kemudian pengambilan data lebih lanjut dilakukan pada bulan Maret tahun 2015 di SDI Al Ihsan, Jakarta Barat yang memiliki jumlah siswa kelas V semester genap sebanyak 42 siswa yang dibagi menjadi dua kelas, yaitu 21 siswa di kelas VA dan 21 siswa di kelas VB. Namun penelitian sesungguhnya baru dilaksanakan pada bulan Agustus, yakni siswa sudah memasuki semester ganjil dengan kata lain siswa sudah naik kelas satu level lebih tinggi. Oleh sebab itu, peneliti mengadakan observasi ulang di kelas V SDI Al Ihsan yang siswanya sudah berbeda agar peneliti dapat mengetahui kondisi nyata dari objek yang akan menjadi sasaran penelitian, dan dapat dipastikan kesesuaiannya. Siswa kelas V SDI Al Ihsan pada semester ganjil ini memiliki jumlah siswa sebanyak 29 siswa yang dibagi menjadi dua kelas, yakni kelas VA sebanyak 14 siswa dan kelas VB sebanyak 15 siswa. Kelas VA dijadikan sebagai kelas eksperimen dan kelas VB dijadikan kelas kontrol. Sebelum melakukan pembelajaran, peneliti memberikan pretest kepada kedua kelas ini untuk diuji kesamaan varian dan keduanya menunjukkan bahwa data yang diperoleh berdistribusi normal dan homogen. Hal ini menunjukkan jika sebelum diberi perlakuan kedua kelas ini memiliki kemampuan awal yang sama, terbukti dari varian yang tidak jauh berbeda diantara kedua kelas tersebut. Kemudian pada pertemuan pertama di kelas eksperimen, guru memberikan
penjelasan
tentang materi
yang
akan
dibahas
dengan
menggunakan metode membaca cepat. Guru menjelaskan materi tentang pengertian gagasan utama, tema dan makna kata dalam sebuah teks bacaan. Kemudia
guru
membagi
siswa menjadi
beberapa kelompok untuk
mengerjakan tugas berupa Lembar Kerja Siswa (LKS) yang telah disediakan. Di dalam LKS tersebut setiap kelompok dituntut untuk saling bekerja sama dalam mengerjakan soal-soal yang terdapat di dalamnya. Kemudian diakhir pembelajaran guru memberikan beberapa pertanyaan sebagai evaluasi guna mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari pada pertemuan hari itu.
49
Selanjutnya pada pertemuan kedua, guru memberikan penjelasan tentang pengertian kalimat fakta dan pendapat serta menjelaskan tentang amanat yang tersurat dan tersirat dalam sebuah teks bacaan. Kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan beberapa hal mengenai membaca cepat, seperti pengertian membaca cepat, hal-hal yang harus dihindari ketika membaca cepat, dan langkah-langkah dalam membaca cepat. Kemudian guru memanggil 3 siswa secara bergantian maju ke depan untuk membaca secara bersamaan dengan metode membaca cepat. Guru menyiapkan pengukur waktu untuk mengetahui kecepatan membaca pada tiap siswanya. Setelah itu, guru memberikan beberapa pertanyaan kepada masingmasing siswa mengenai gagasan utama, tema, dan juga amanat yang terdapat pada teks bacaan yang sudah dibaca siswa dengan metode membaca cepat tersebut. Di akhir pembelajaran, guru memberikan evaluasi terhadap pembelajaran yang sudah dilaksanakan pada pertemuan itu. Setelah proses pembelajaran dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, baik di kelas VA sebagai kelas eksperimen dengan perlakuan metode membaca cepat dan di kelas VB sebagai kelas kontrol dengan metode konvensional, kemudian dilanjutkan dengan tahap akhir yaitu pemberian posttest kepada kedua kelompok tersebut untuk mengetahui perbandingan yang terdapat pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
C. Hasil Penelitian Tabel 4.3 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest
Kecepatan Membaca
1
ADM
20
60
132 Kpm
2
ABR
40
60
96 Kpm
3
AR
70
80
119 Kpm
4
DNP
50
90
191 Kpm
50
5
IL
60
90
118 Kpm
6
JAT
60
80
140 Kpm
7
KDF
60
80
236 Kpm
8
KP
60
80
110 Kpm
9
MAA
40
60
111 Kpm
10
MSL
50
70
136 Kpm
11
NZR
60
70
73 Kpm
12
NY
80
90
102 Kpm
13
SDL
70
100
196 Kpm
14
ZAA
60
70
168 Kpm
Jumlah
780
1080
1928 Kpm
Rata-rata
55.7142857
77.1428571
137.714286
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan melalui metode membaca cepat dalam menentukan gagasan utama, tema, makna kata, fakta, pendapat dan amanat. Nilai terendah pada pretest yaitu siswa yang memiliki nilai 20, nilai sedang yang diperoleh siswa yaitu 50, nilai tertinggi yaitu 80. Setelah siswa diberi perlakuan (posttest) maka siswa memperoleh peningkatan dengan nilai terendah yaitu 60, nilai sedang yaitu 80 dan nilai tertinggi yaitu 100. Pada kelompok eksperimen ini diberi perlakuan dengan metode membaca cepat, adapun kecepatan membaca siswa yang diperoleh yaitu siswa yang memperoleh kecepatan 50-100 Kpm (kurang) terdapat 2 orang, siswa yang memperoleh kecepatan 101-150 Kpm (cukup baik) terdapat 8 orang, siswa yang memperoleh kecepatan 151 – 200 Kpm (baik) terdapat 3 orang, dan siswa yang memperoleh kecepatan di atas 200 Kpm (sangat baik) terdapat 1 orang.
51
Tabel 4.4 Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kelas Kontrol No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest
1
AAP
30
40
2
DMD
40
40
3
DRS
20
50
4
DNF
60
80
5
ENH
80
100
6
MPN
40
50
7
MRA
40
70
8
MDA
20
50
9
MDHA
40
50
10
QAP
70
80
11
RMA
40
60
12
RAS
30
50
13
RLA
50
70
14
RIF
60
90
15
TAP
50
60
Jumlah
670
940
Rata-rata
44.6666667
62.6666667
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol mengalami peningkatan setelah diberi perlakuan melalui metode konvensional dalam menentukan gagasan utama, tema, makna kata, fakta, pendapat dan amanat. Nilai terendah pada pretest yaitu siswa yang memiliki nilai 20, nilai sedang yang diperoleh siswa yaitu 50, nilai tertinggi
52
yaitu 80. Setelah siswa diberi perlakuan (posttest) maka siswa memperoleh peningkatan dengan nilai terendah yaitu 40, nilai sedang yaitu 70 dan nilai tertinggi yaitu 100. D. Deskripsi Data 1. Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Kelompok eksperimen adalah kelas yang dalam pembelajarannya menggunakan teknik membaca cepat, sedangkan kelompok kontrol menggunakan model pembelajaran konvensional. Pemberian pretest dilakukan sebelum masing-masing kelompok diberi perlakuan yang berbeda. Hasil analisis deskripsi data pretest kelompok eksperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini: Tabel 4.5 Deskripsi Data Pretest Kelompok Eksperimen N
Valid Missing
14 0
Mean
55.71
Median
60.00
Mode Std. Deviation Variance
60 15.046 226.374
Range
60
Minimum
20
Maximum
80
Sum
780
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest kelompok eksperimen , diperoleh banyak data 14 dengan jumlah data 780. Nilai rata-rata pretest kelompok eksperimen adalah 55.71 dengan varian 226.374 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 15.046. nilai maksimum adalah 80 dan nilai minimum adalah 20, maka rentang nilai pada data pretest kelompok eksperimen adalah 60. Median pada data
53
pretest kelompok eksperimen adalah 60 dan modus pada data pretest kelompok eksperimen adalah 60. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen Nilai Valid
Frekuensi
Persen (%)
20
1
7.1
40
2
14.3
50
2
14.3
60
6
42.9
70
2
14.3
80
1
7.1
14
100.0
Total
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 20 dengan frekuensi 1 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data pretest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
54
Grafik 4.1 Histogram Nilai Pretest Kelompok Eksperimen
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 20 dan 60, masing-masing hanya 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 40, 50, 70, dan 80 adalah masing-masing 2 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 60 adalah 6 orang. Selanjutnya hasil analisis deskripsi data pretest kelompok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.7 Deskripsi Data Pretest Kelompok Kontrol N
Valid Missing
15 0
Mean
44.67
Median
40.00
Mode Std. Deviation
40 17.265
55
Variance
298.095
Range
60
Minimum
20
Maximum
80
Sum
670
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil pretest kelompok kontrol, diperoleh banyak data 15 dengan jumlah data 670. Nilai rata-rata pretest kelompok kontrol adalah 44.67 dengan varian 298.095 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 17.265 nilai maksimum adalah 80 dan nilai minimum adalah 20, maka rentang nilai pada data pretest kelompok kontrol adalah 60. Median pada data pretest kelompok kontrol adalah 40 dan modus pada data pretest kelompok kontrol adalah 40. Untuk lebih jelasnya data pretest kelompok kontrol disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut : Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Kontrol
Valid
Persen
Nilai
Frekuensi
20
2
13.3
30
2
13.3
40
5
33.3
50
2
13.3
60
2
13.3
70
1
6.7
80
1
6.7
15
100.0
Total
(%)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai pretest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang
56
diperoleh siswa yaitu 20 dengan frekuensi 2 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 80 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data pretest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut : Grafik 4.2 Histogram Nilai Pretest Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 70 dan 80, masing-masing hanya 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 20, 30, 50, dan 60 adalah masing-masing 2 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 40 adalah 5 orang.
2. Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen Dan Kontrol Setelah dilaksanakan pretest dan dilajutkan dengan beberapa kali pertemuan, maka pada tahap terakhir yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pemberian posttest kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok eksperimen dapat dilihat dari tabel berikut ini :
57
Tabel 4.9 Deskripsi Data Posttest Kelompok Eksperimen N
Valid Missing
14 0
Mean
77.14
Median
80.00
Mode Std. Deviation Variance
80 12.666 160.440
Range
40
Minimum
60
Maximum
100
Sum
1080
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest kelompok eksperimen, diperoleh banyak data 14 dengan jumlah data 1080. Nilai rata-rata posttest kelompok eksperimen adalah 77.14 dengan varian 160.440 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 12.666. nilai maksimum adalah 100 dan nilai minimum adalah 60, maka rentang nilai pada data posttest kelompok eksperimen adalah 40. Median pada data posttest kelompok eksperimen adalah 80 dan modus pada data posttest kelompok eksperimen adalah 80. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok eksperimen disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut :
58
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Pretest Kelompok Eksperimen Persen
Nilai
Frekuensi
Valid 60
3
21.4
70
3
21.4
80
4
28.6
90
3
21.4
100
1
7.1
14
100.0
Total
(%)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kelompok eksperimen. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 60 dengan frekuensi 3 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data posttest kelompok eksperimen, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut : Grafik 4.3 Histogram Nilai Posttest Kelompok Eksperimen
59
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 100 hanya terdapat 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 60, 70, dan 90 adalah masing-masing 3 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 80 adalah 4 orang.
Hasil analisis deskripsi data posttest kelompok kontrol dapat dilihat dari tabel berikut ini : Tabel 4.11 Deskripsi Data Posttest Kelompok Kontrol N
Valid
15
Missing
0
Mean
62.67
Median
60.00
Mode Std. Deviation Variance
50 18.310 335.238
Range
60
Minimum
40
Maximum
100
Sum
940
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa untuk hasil posttest kelompok kontrol, diperoleh banyak data 15 dengan jumlah data 940. Nilai rata-rata posttest kelompok kontrol adalah 62.67 dengan varian 335.238 dan standar deviasi/simpangan baku sebesar 18.310. Nilai maksimum adalah 100 dan nilai minimum adalah 40, maka rentang nilai pada data posttest kelompok kontrol adalah 60. Median pada data posttest kelompok kontrol adalah 60 dan modus pada data posttest kelompok kontrol adalah 50. Untuk lebih jelasnya data posttest kelompok kontrol disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi sebagai berikut :
60
Tabel 4.12 Distribusi Frekuensi Perolehan Nilai Posttest Kelompok Kontrol
Persen
Nilai
Frekuensi
Valid 40
2
13.3
50
5
33.3
60
2
13.3
70
2
13.3
80
2
13.3
90
1
6.7
100
1
6.7
15
100.0
Total
(%)
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan distribusi frekuensi perolehan nilai posttest kelompok kontrol. Perolehan nilai terendah yang diperoleh siswa yaitu 40 dengan frekuensi 2 orang, dan nilai tertinggi yang diperoleh siswa yaitu 100 dengan frekuensi 1 orang. Selain bentuk tabel data posttest kelompok kontrol, juga digambarkan ke dalam bentuk grafik histogram sebagai berikut :
61
Grafik 4.4 Histogram Nilai Posttest Kelompok Kontrol
Berdasarkan tabel distribusi dan grafik histogram di atas dapat diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai 90 dan 100 masing-masing hanya terdapat 1 orang, siswa yang memperoleh nilai 40, 60, 70, dan 80 adalah masing-masing 2 orang, dan siswa yang memperoleh nilai 50 adalah 5 orang. E. Pengujian Persyaratan Analisis 1. Uji Normalitas a. Uji Normalitas Pretest Uji normalitas dilakukan apakah data hasil pretest kelompok eksperimen dan control berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan bantuan spss 22 for windows dalam menghitung uji normalitas hasil pretest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan metode Shapiro-Wilk. Syarat suatu data berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05. Hasil uji normalitas data pretest dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut:
62
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas Pretest Shapiro-Wilk
Kelompok
Pretest
Statistic
df
Sig.
Eksperimen
.914
14
.182
Kontrol
.945
15
.443
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa hasil pretest
kelompok
eksperimen
signifikannya
0,182.
Hal
itu
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikannya 0,182 > 0,05. Begitupun dengan hasil pretest kelompok kontrol signifikannya 0,443. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikannya 0,443 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil pretest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal. b. Uji Normalitas Posttest Uji normalitas data posttest juga dilakukan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak.pada penelitia ini, peneliti menggunakan bantuan SPSS 22 for windows dalam menghitung uji normalitas hasil posttest yang berfungsi untuk mengetahui sebaran data berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data menggunakan metode Shapiro-Wilk . syarat suatu data dikatakan berdistribusi normal jika signifikansi atau nilai ρ > 0,05. Hasil uji normalitas data posttest dari kedua sampel penelitian dapat disajikan dalam tabel berikut:
63
Tabel 4.14 Hasil Uji Normalitas Posttest Shapiro-Wilk
Kelompok
Statistic
df
Sig.
Eksperimen
.924
14
.253
Kontrol
.913
15
.150
Posttest
Berdasarkan hasil uji normalitas data di atas menunjukkan bahwa hasil posttest
kelompok
eksperimen
signifikannya
0,253.
Hal
itu
menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikannya 0,253 > 0,05. Begitupun dengan hasil posttest kelompok kontrol signifikannya 0,150. Hal itu juga menunjukkan bahwa data berdistribusi normal karena signifikannya 0,150 > 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa hasil posttest baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol keduanya berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas a. Uji Homogenitas Pretest Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data hasil kedua kelompok memiliki tingkat varian data yang sama atau tidak. Data yang akan diuji homogenitasnya adalah data hasil pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Kriteria pengambilan keputusan adalah jika signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 22 for windows yaitu One Way Anova. Tabel 4.15 Hasil Uji Homogenitas Pretest Levene Statistic
df1
df2
Sig.
.428
1
27
.519
64
Berdasarkan hasil uji homogenitas data pretest di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,519. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,519 > 0,05.
b. Uji Homogenitas Posttest Uji homogenitas juga dilakukan pada data hasil posttest. Data hasil posttest didapat dari nilai tes yang diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol setelah diberi perlakuan yaitu metode membaca cepat untuk kelompok eksperimen dan metode konvensional
untuk
kelompok
kontrol.
Kriteria
pengambilan
keputusan adalah signifikansinya lebih dari 0,05. Analisis ini menggunakan program SPSS 22 for windows yaitu One Way Anova. Tabel 4.16 Hasil Uji Homogenitas Posttest Levene Statistic 2.499
df1
df2 1
Sig. 27
.126
Berdasarkan hasil uji homogenitas data posttest di atas, menunjukkan bahwa tingkat signifikansinya adalah 0,126. Maka dengan hasil uji homogenitas di atas dapat disimpulkan bahwa varian yang dimiliki kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak jauh berbeda dan cukup homogen karena 0,126 > 0,05.
F. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan. Analisis data dengan uji t menggunakan program SPSS 22 for Windows yaitu Independent Samples T-
65
Test. Kriteria pengujian hipotesis ialah jika signifikansi uji t > 0,05 maka H0 diterima dan jika signifikansi uji t < 0,05 maka H0 ditolak atau H1 diterima. Selain melihat dari hasil signifikansinya, uji t juga dilihat dari hasil perhitungan t hitung dan t tabel. Jika t hitung lebih besar dari t tabel maka maka H0 ditolak atau H1 diterima dan jika t hitung lebih kecil dari t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak. Tabel di bawah ini merupakan hasil dari pengujian hipotesis penelitian pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Statistik
Pretest
Posttest
Eksperimen
Kontrol
Eksperimen
Kontrol
N
14
15
14
15
Mean
55,7
44,6
77,1
62,6
df
27
27
Thitung
1,831
2,458
Ttabel
2,06
2,06
Sig (2-tailed)
0,078
0,021
Kesimpulan
H0 diterima
H0 ditolak
Dari tabel di atas terlihat bahwa nilai pretest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf signifikan 0,05 menunjukkan bahwa H0 diterima atau H1 ditolak, artinya tidak ada pengaruh. Sedangkan nilai posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol pada taraf signifikan 0,05 menunjukkan bahwa H0 ditolak atau H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara metode membaca cepat dengan kemampuan memahami isi teks bacaan. G. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil analisis nilai tes keterampilan membaca untuk memahami isi teks bacaan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas V semester ganjil SDI Al Ihsan tahun ajaran 2015/2016 yang telah dibagi ke
66
dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol menunjukkan bahwa kedua kelas tersebut adalah homogen. Hal ini berarti bahwa data berdistribusi normal dan memiliki varian yang tidak berbeda secara signifikan. Sehingga menunjukkan bahwa kondisi awal siswa sebelum diberi perlakuan masih dalam kondisi sama. Kelompok eksperimen adalah kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan metode membaca cepat dan kelas kontrol adalah kelas yang menggunakan metode konvensional. Setelah diberi perlakuan pada kleompok eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan tes keterampilan membaca untuk memahami isi teks bacaan. Pembelajaran ini dilakukan dalam empat kali pertemuan yaitu dua kali pertemuan untuk melakukan pembelajaran dengan menggunakan metode membaca cepat untuk memahami isi teks bacaan dan dua kali pertemuan untuk melakukan pretest dan posttest. Dalam penggunaan metode membaca cepat pada kelas eksperimen ini, siswa menjadi lebih termotivasi dan tertarik dalam hal membaca. Selain itu, mereka juga dapat melakukan kegiatan membaca dengan sebenar-benarnya membaca, yakni bukan hanya sekedar melihat kata demi kata melainkan memahami dan memperoleh pemahaman dari teks yang mereka baca, hal tersebut ditunjukkan dengan perolehan hasil tes yang lebih baik dibandingkan dengan kelas kontrol yang tidak menggunakan metode membaca cepat melainkan menggunakan metode konvensional. Pada kelas eksperimen, siswa diberikan banyak teks bacaan yang harus dibaca dengan menggunakan metode membaca cepat, setelah itu siswa diberikan beberapa soal yang dimuat dalam Lembar Kerja Siswa (LKS) guna mengetahui tingkat pencapaian pemahaman siswa terhadap teks yang sudah dibacanya dengan menggunakan metode membaca cepat. Tes yang diberikan kepada siswa memuat soal-soal tentang gagasan utama, tema teks bacaan, makna kata yang terdapat dalam teks, kalimat fakta dan pendapat, dan juga amanat tersurat dan tersirat. Dalam penerapan metode membaca cepat ini, siswa dilatih untuk tidak membaca kata demi kata, kemudian dilatih untuk membaca dalam hati, membaca dengan waktu yang lebih cepat, membaca dengan melihat kata-kata
67
kunci dalam teks, serta diberikan penjelasan tentang hal-hal yang harus dihindari dalam membaca cepat. Siswa terlihat bersemangat dan tertarik dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dengan penerapan metode membaca cepat ini. Namun dalam pelaksanaannya, peneliti juga menemukan beberapa kendala seperti masih ada sedikit siswa yang malas untuk membaca dan merasa kesulitan dalam melakukan metode membaca cepat ini sehingga menyulitkan ia dalam memahami teks bacaannya. Hal tersebut masih terbilang wajar, karena memang sangat jarang sekali guru yang membiasakan kegiatan membaca cepat ini di sekolah sehingga siswa-siswa belum terbiasa untuk melakukannya, oleh sebab itu perlu adanya pembiasaan sehingga pemahaman siswa terhadap teks-teks yang dibacanya pun dapat lebih meningkat. Sedangkan pada kelas kontrol, pembelajaran dilakukan dengan menggunakan metode konvensional. Dalam metode ini, pera guru lebih banyak dibandingkan dengan peran siswa. Siswa lebih terlihat pasif dalam pembelajaran. Hampir seluruh kegiatan dipegang oleh guru. Dalam pembelajaran
ini,
guru
lebih
banyak
memberikan
penjelasan,
dan
menyampaikan banyak materi. Sedangkan siswa lebih banyak diam, duduk manis sambil mendengarkan penjelasan-penjelasan guru. Pembelajaran ini terkesan monoton dan membosankan karena hanya guru yang terlibat aktif sedangkan siswa tidak terlibat di dalamnya sehingga siswa tidak mendapatkan pengalaman langsung dalam belajar. Pembelajaran konvensional ini juga lebih mudah menimbulkan kebisingan dan keadaan kelas yang tidak kondsusif karena banyak siswa yang lebih memilih mengobrol dengan teman sebangkunya daripada mendengarkan penjelasan guru di depan kelas. Hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar siswa di kelas. Dari hasil penelitian dan pengolahan data dapat diketahui bahwa hasil tes membaca cepat dalam memahami isi teks bacaan pada kelompok eksperimen lebih baik dibandingkan kelompok kontrol. Hal tersebut dikarenakan pada kelompok eksperimen diterapkan metode membaca cepat sedangkan di kelompok kontrol hanya menggunakan metode konvensional.
68
Hasil pengolahan data pada nilai posttest kelompok eksperimen dan kontrol yang sudah dianalisis menunjukkan hasil yang signifikan dengan probabilitas dibawah 0,05 yaitu 0,021, yang berarti bahwa perlakuan yang diberikan pada kelompok eksperimen yaitu penerapan metode membaca cepat berpengaruh terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan. Hal ini juga ditunjukkan dari hasil nilai rata-rata pretest kelas eksperimen adalah sebesar 55,7 setelah diberi perlakuan dengan metode membaca cepat nilai posttest kelas eksperimen mengalami peningkatan menjadi 77,1. Hasil nilai rata-rata pretest kelas kontrol adalah sebesar 44,6 setelah diberi perlakuan dengan metode konvensional nilai posttest kelas kontrol mengalami peningkatan menjadi 62,6. Dari perhitungan nilai rata-rata tersebut, hasil tes kelompok eksperimen mengalami peningkatan sebasar 21,4%, sedangkan hasil tes kelompok kontrol mengalami peningkatan sebesar 18%. Dengan demikian, penerapan metode membaca cepat berpengaruh terhadap siswa dalam memahami isi teks bacaan. Hal ini terbukti dengan hasil penelitian dimana uji hipotesis menunjukkan bahwa hasil posttest kelompok eksperimen menunjukkan T hitung lebih besar dari T tabel. Hal tersebut selaras dengan teori yang dinyatakan oleh Muhammad Noer dalam Yusandi yakni ada tiga manfaat membaca cepat yaitu: 1. Memilah Informasi Penting dan Tidak, hal ini dapat terlihat pada jawaban siswa mengenai soal tes membedakan kalimat yang merupakan pendapat dan kalimat yang merupakan fakta. Pada soal tes bagian tersebut yang berjumlah tiga soal, sembilan siswa dari empat belas siswa menjawab benar semua pada tiga soal tes tersebut. Hal itu menandakan bahwa hampir semua siswa yang menggunakan metode membaca cepat dapat memilah informasi penting dan tidak penting. 2. Menguasai Informasi dengan Cepat, hal ini dapat terlihat pada saat siswa mengerjakan soal posttest yang diberikan. Waktu yang digunakan siswa cukup cepat dalam mengerjakan soal-soal tersebut dibandingkan saat mengerjakan soal pretest yang belum menggunakan metode membaca cepat.
69
3. Meningkatkan pemahaman, hal ini sangat terlihat pada nilai posttest siswa yang telah dikerjakan. Kenaikan nilai rata-rata dari soal pretest ke soal posttest menunjukkan bahwa pemahaman siswa terhadap teks bacaan yang diberikan relatif meningkat. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa hasil penelitian mengenai metode membaca cepat terhadap pemahaman isi teks bacaan sesuai dengan teori-teori yang ada mengenai metode membaca cepat.
BAB V PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh pada penerapan metode membaca cepat terhadap kemampuan memahami isi teks bacaan siswa kelas V SD dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Hal ini dilihat dari perbandingan nilai ratarata hasil pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rata-rata pretest yang diperoleh kelas eksperimen yaitu 55,7. Sementara itu rata-rata pretest yang diperoleh kelas kontrol yaitu 44,6. Setelah dilakukan tindakan pada kedua kelas, yaitu kelas eksperimen dengan menggunakan metode membaca cepat dan kelas kontrol dengan menggunaka metode konvensional, diperoleh nilai rata-rata posttest pada kelas eksperimen yaitu 77,1. Sementara nilai rata-rata posttest yang diperoleh kelas kontrol yaitu 62,6. Demikian juga berdasarkan perhitungan hasil uji-t atau uji hipotesis yang dilakukan pada nilai posttest kedua kelompok yaitu eksperimen dan kontrol dengan menggunakan bantuan SPSS 22 for Windows yang menghasilkan nilai probabilitas pada signifikan (2-tailed) adalah 0,021. Sehingga dapat disimpulkan bahwa H1 diterima dan H0 ditolak. Karena H1 dapat diterima jika ρ < 0,05, dan dari data menunjukkan bahwa 0,021 < 0,05. B. Saran Berdasarkan pada hasil penelitian, maka peneliti dapat memberikan saran yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dan sekaligus bahan uraian penutup skripsi ini ialah : 1. Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di SDI Al Ihsan Jakarta Barat sebaiknya menggunakan metode membaca cepat sebagai inovasi baru dalam pembelajaran membaca serta cara untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap bahan bacaan.
70
71
2. Lembaga yang berkaitan dengan pembuatan kurikulum dapat menjadikan hasil penelitian ini sebagai pertimbangan untuk menentukan standar kompetensi siswa. 3. Peneliti lain diharapkan dapat menemukan strategi pembelajaran membaca cepat yang lebih efektif, sehingga setiap siswa mampu mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.
DAFTAR PUSTAKA A, Alek dan Achmad, H. H.P. Bahasa Indonesia Untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010 Efendi, Anwar. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008 Fathan, Q Alfatih. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan Kemampuan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insane Kamil Bogor. Jakarta: UIN, 2014 G, H. Tarigan. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 1987 Hidayat, Rahmat. Peningkatan Keterampilan Membaca Cepat Wacana Deskripsi Dengan Media Teks Bergerak Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Pleret. Yogya: UNY, 2012 Kamalasari,Vidya. Latihan Membaca Cepat Sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan Membaca Cepat Dan Pemahaman Bacaan. Medan: Unimed, 2012 Laksono, Kisyani, dkk. Membaca 2. Jakarta: Universitas Terbuka, 2008 Nurgiyantoro, Burhan. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis Kompetensi. Yogyakarta: BPFE,2010 Pangaribuan,Tagor. Paradigma Bahasa. Jogjakarta: Graha Ilmu, 2008 Purwanitaningrum, Emy, dkk. Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Semarang: UNNES, 2014 Resmini, Novi dan Juanda, Dadan. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS, 2007 Ridwanudin, Dindin. BAHASA INDONESIA. Ciputat: UIN Press, 2015 Saddhono, Kundharu dan Y. Slamet, St. Meningkatkan Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikas). Bandung : KPD, 2012 Silmy, Hilma Pengaruh Penerapan Teknik Membaca Cepat Terhadap Penemuan kalimatUtama Pada Siswa Kelas IV SDN Cempaka Putih 1 Kota Tangerang Selatan. Jakarta: UIN, 2014 72
Soenardi, M. Djiwandono. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa. Jakarta: Indeks, 2008 Subana, M. dan Sudrajat. Dasar-dasar Penelitian Ilmiah. Bandung: Pustaka Setia, 2009 Sudrajat, Akhmad. Indikator Pencapaian Kompetensi dan Tujuan Pembelajaran, wordpress.com. Selasa 8 September 2015, jam. 09.28 Sudrajat, Akhmad. Pengertian, Fungsi, dan Mekanisme Penetapan KKM, wordpress.com. Selasa 8 September 2015, jam. 09.26 Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta, 2013 Sujanto, Dkk. Kemampuan Berbahasa Indonesia (Membaca) Murid Kelas III Sekolah Menengah Atas (SMA) Jawa Timur. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1986 Tarigan, Djago. Pendidikan Keterampilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka, 2005 Wafiqni, Nafia dan Ediana, Asep L. PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK USIA MI/SD Teori dan Grand Design Pendidikan Berbasis Perkembangan (Education Based Child’s Development). Ciputat: UIN Press, 2015 Widiatmoko, Irwan. Super Speed Reading. Jakarta: PT. Gramedia, 2011 Yusandi, Korelasi Kemampuan Membaca Cepat Dengan Hasil Belajar siswa Pembelajaran Bahasa Indonesia Di Sekolah Dasar. Pontianak: Universitas Tanjung Pura, 2014
73
DAFTAR REFERENSI
Nama
Nurul Aini
Nim
111I018300022
Jurusan
Pendidikan Guru MI/SD
Judul
Pengaruh Metode Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacaan Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas V SDI AI Ihsan Jakarta Barat
Pembimbing
Nafia Wafiqni, M.Pd
No
Paraf
Referensi
Pembimbing
Alek A, dan H. Achmad, H.P. Bahasa Indonesia 1
Perguruan Tinggi. (Jakarta:
Kencana Prenada
(Jntuk
Media
Group, 2010)
Yusandi, Korelasi Kemampttan Membaca Cepat Dengan 2
Hasil Belajar S e ko I ah
a
D as
siswa
Pembelajaran Bahasa Indonesia Di
ar. (Pontianak: Universitas Tanjung Ptr a, 20 I 4)
Anwar Efendi. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai
J
Perspektif. (Yogyakarta: Tiara Wacana, 2008)
4
Q Fathan Alfatih. Hubungan Antara Kebiasaan Membaca Dengan KemamptLan Pemahaman Bacaan Siswa Kelas XI SMA Insane Kamil Bogor. (Jakarta: UIN, 2014)
+ + +
Irwan Widiatmoko. Super Speed Reading.
.t
(Jakar-ta: PT.
5
Gramedia,20ll)
Rahmat Hidayat. Peningkatan Keterampilan Membaca
Deskripsi
Cepat Wacana
Dengan
+
MediaTeks Bergerak
6
Bagi Siswa Kelas Viii Smp Negeri 2 Pleret.
(Yogya:
LINY,
2012)
Vidya Kamalasari. Latihctn Membaca Cepat Sebagai Upaya 7
Meningkatkan Kemampuan P emahaman B
Membacct Cepat
Dan
acaan.(Medan: Unim ed, 20 12)
Kisyani Laksono, dl*.. Membaca 2. (Jakarta: Universitas
+
+
8
Terbuka, 2008)
Burhan Nurgiyantoro. Penilctian Pembelajaran Bahasa 9
Berbasis Kompetensi. (Yogyakarla: BPFE,2010)
Tagor Pangaribuan. Paradigma Bahasa. (Jogjakarla: Graha
4
+
10
Ilmu,2008) l1
+
Emy Purwanitaningrum, dkk. Jttrnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. (Semarang:
LNNES, 2014)
Novi Resmini dan Dadan Juanda. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Tinggi. (Bandung: UPI PRESS, 12
2007)
+
Dindin Ridwanudin. BAHASA II{DONESIA. (Ciputat: UiN t3
Press,2015)
* Kundharu Saddhono dan Slarnet
Y St. Meningkatkan
Keterampilan Berbahasa Indonesia (Teori dan Aplikas). 14
(Bandung: KPD,2012)
+
Hilma Silmy. Penganth Penerapan Teknik Membaca Cepat Terhadap Penemuan kalimatUtama
I5
SDN Cempaka Putih
Pada Siswa Kelas IV
I Kota Tangerang
Selatan. (Jakarla:
uIN,2014)
M 16
Soenardi Djiwandono. Tes Bahasa Pegangan Bagi
Pengajar Bahasa.(Jakarta: Indeks, 2008)
M
Subana dan Sudrajat. Dasctr-dasar Penelitian llmiah.
17
(Bandung: Pustaka Setia, 2009)
Akhmad Sudrajat. Indikator Pencapaian Kompetensi dan l98
Ttjuan Pembelajaran,wordpress.com. Selasa
8
+
+
+
September
2015, jam. 09.28
Akhmad Sudrajat. Pengertian, Fungsi, dan Mekanisme t9
Penetapan
KKM,
wordpress.com. Selasa
8
September
2015, jam.09.26
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, 20
KtLalitatif, dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2013) Sujanto, Dk
Murid Kelas III Sekolah Menengah 21
Atas (SMA)
Timur. (Jakarla: Pusat Pembinaan dan
Jawa
Pengembangan
Bahasa,1986)
Djago Tarigan. Pendidikan Keterampilan 22
Berbahasa.
(Jakarla: Universitas Terbuka, 2005)
Nafia Wafiqni dan Asep Ediana L.
PSIKOLOGI
PERKEMBANGAN ANAK USIA MI/SD Teori dan Grand 23
Design Pendidikan Berbasis Perkembangan (Education Based Child's Developmenl). (Ciputat:
UN Press, 2015)
+ + + +
H.G. Tarigan. Membaca Sebagui Suaht Keterampilan 24 B
erbahasa. (Bandung: Angkasa, 1 987)
Jakarla, I Oktober2015
Pembimbing,
lY-**: Nafia Wafiqni,"M.Pd
NIP
1981 1003 200912
2 004
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
:V/1
Pertemuan Ke-
: 1 (Pertama)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi B. KOMPETENSI DASAR Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Mengetahui gagasan utama suatu bacaan 2. Mengetahui tema suatu bacaan 3. Mengetahui makna suatu kata yang terdapat dalam teks bacaan D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penyampaian materi dan metode membaca cepat, siswa dapat mengetahui gagasan utama suatu bacaan 2. Melalui metode membaca cepat siswa dapat mengetahui tema suatu bacaan 3. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui makna suatu kata yang terdapat dalam teks E. MATERI AJAR
Materi Pokok
Gagasan Utama pada Suatu Teks Bacaan
Materi Ajar 1. Pengertian gagasan utama
2. Pengertian tema pada suatu bacaan 3. Makna kata pada suatu teks bacaan F. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah
Membaca Cepat
Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN: 1. Pendahuluan Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
Mengucap salam
-
Menjawab salam
Religius,
-
Berdo’a
-
Berdo’a
ingin tahu
-
Mengabsen
-
Menjawab absen
-
Menyampaikan tujuan -
Mendengarkan
pembelajaran
pembelajaran
-
apersepsi -
Melakukan dengan tanya
melakukan jawab
materi
seputar
yang
akan
disampaikan
Melakukan dengan
disiplin,
rasa
tujuan
apersepsi menjawab
pertayaan-pertanyaan yang
diajukan
guru
seputar
oleh materi
yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti Eksplorasi Kegiatan Guru -
Menjelaskan
materi -
Kegiatan Siswa Memperhatikan
tentang pengertian serta
penjelasan
contoh
mengenai
menemukan
Nilai Karakter Disiplin, tanggungjawab, guru komunikatif, kerjasama
gagasan antar anggota kelompok,
gagasan utama, tema
utama,
tema,
suatu bacaan, makna
kata.
kata pada suatu teks -
Melakukan
makna menghargai orang lain persiapan
pendapat
-
bacaan
dalam metode membaca
Mengajak siswa untuk
cepat
melakukan
persiapan
dalam
metode
membaca cepat, seperti membaca judul bacaan serta
melihat
huruf
yang
-
huruf-
metode
membaca cepat dengan
bercetak
teknik
miring atau tebal, dan kemudian
Melakukan
scanning
skimming
membaca
dan
dengan
mencari kata-kata kunci
alinea awal dan akhir
yang ada dalam teks
pada bacaan -
Mengarahkan untuk
siswa
melakukan
-
Menemukan/mengambil intisari isi bacaan
metode membaca cepat dengan teknik scanning dan skimming dengan mencari kata-kata kunci -
Membentuk kelompok
yang ada dalam teks -
Bersama-sama dengan
-
Membaca
teks
yang
sudah dibagikan
siswa menemukan/mengambil intisari isi bacaan -
Membagi
siswa
ke
dalam 3 kelompok -
Menugaskan
-
kepada
masing-masing kelompok membaca
untuk teks
yang
sudah dibagikan. -
Memberikan berupa
LKS
masing-masing
tugas kepada
mengerjakan LKS yang sudah dibagikan guru
kelompok
Elaborasi Kegiatan Guru -
Kegiatan Siswa
Meminta
setiap -
Menyampaikan
kelompok
untuk
kerja
menyampaikan
hasil
Nilai Karakter hasil Berani,
kelas
diri,
di tanggungjawab,
kelompok
depan kelas
menghargai
pendapat
orang lain
kerja kelompoknya di depan
percaya
secara
bergatian
Konfirmasi Kegiatan Guru -
-
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Memberikan tanggapan -
Memperhatikan
serta masukan terhadap
tanggapan dan masukan berani
hasil setiap kelompok
yang diberikan guru
Memberikan berupa
pertanyaan-
pertanyaan materi
feedback -
yang
percaya
diri,
Menjawab pertanyaanpertanyaan
mengenai
Disiplin,
yang
diajukan oleh guru
telah
diajarkan
3. Penutup Kegiatan Guru -
-
Memberikan kesimpulan materi
mengenai
yang
dipelajari
-
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Memperhatikan
Disiplin, berani, percaya yang diri, religius
kesimpulan
telah
diberikan
guru
serta
pada
ikut
memberikan
pertemuan ini
kesimpulan dari materi
Menutup pembelajaran
yang telah dipelajari
dengan
berdo’a -
Berdo’a bersama
bersama H. SUMBER BELAJAR: Buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD I. PENILAIAN Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes
Tulisan
1. Mengetahui gagasan utama suatu bacaan 2. Mengetahui tema suatu bacaan 3. Mengetahui makna suatu kata yang terdapat dalam teks bacaan
Jakarta, 28 Juli 2015 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Ayanih, S.Pd NIPY.111.414.159
Nurul Aini NIM :1111018300022 Mengetahui, Kepala SDI Al Ihsan
Hj. Enung Robiah, S.Pd NIPY: 111.414.014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL
Sekolah
: SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
:V/1
Pertemuan Ke-
: 1 (Pertama)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi
B. KOMPETENSI DASAR Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Mengetahui gagasan utama suatu bacaan 2. Mengetahui tema suatu bacaan 3. Mengetahui makna suatu kata yang terdapat dalam teks bacaan
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penjelasan guru, siswa dapat mengetahui gagasan utama suatu bacaan 2. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui tema suatu bacaan 3. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui makna suatu kata yang terdapat dalam teks
E. MATERI AJAR
Materi Pokok
Gagasan Utama pada Suatu Teks Bacaan
Materi Ajar 1. Pengertian gagasan utama 2. Pengertian tema pada suatu bacaan 3. Makna kata pada suatu teks bacaan
F. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah
Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN: 1. Pendahuluan Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
Mengucap salam
-
Menjawab salam
Religius,
-
Berdo’a
-
Berdo’a
ingin tahu
-
Mengabsen
-
Menjawab absen
-
Menyampaikan tujuan -
Mendengarkan
pembelajaran
pembelajaran
-
apersepsi -
Melakukan dengan tanya
melakukan jawab
materi
seputar
yang
akan
disampaikan
Melakukan dengan
disiplin,
rasa
tujuan
apersepsi menjawab
pertayaan-pertanyaan yang
diajukan
guru
seputar
oleh materi
yang akan disampaikan
2. Kegiatan Inti Eksplorasi Kegiatan Guru -
Menjelaskan
materi -
tentang pengertian dan
Kegiatan Siswa Mendengarkan memperhatikan
Nilai Karakter serta Disiplin, tanggungjawab, komunikatif,
kerjasama
cara
-
menemukan
penjelasan
guru antar anggota kelompok,
gagasan utama, tema
mengenai
gagasan menghargai
suatu bacaan, makna
utama,
tema
kata pada suatu teks
bacaan,
makna
bacaan
pada suatu teks bacaan
Menjelaskan pengertian -
Memperhatikan
membaca cepat serta
penjelasan guru tentang
hal-hal yang berkaitan
membaca cepat
pendapat
suatu orang lain kata
dengan membaca cepat -
Membagi
siswa
ke -
Membentuk kelompok
dalam 3 kelompok -
Menugaskan
kepada -
masing-masing
teks
yang
sudah dibagikan guru
kelompok membaca
Membaca
untuk teks
yang
sudah dibagikan. -
Memberikan berupa
LKS
tugas
-
kepada
masing-masing
Mengerjakan LKS yang sudah
diberikan
di
dalam kelompok
kelompok
Elaborasi Kegiatan Guru -
Kegiatan Siswa
Meminta
setiap -
Menyampaikan
kelompok
untuk
kerja
menyampaikan
hasil
kerja kelompoknya di depan
kelas
bergantian
secara
kelompok
depan kelas
Nilai Karakter hasil Berani,
percaya
diri,
di tanggungjawab, menghargai orang lain
pendapat
Konfirmasi Kegiatan Guru -
-
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Memberikan tanggapan -
Memperhatikan
serta masukan terhadap
tanggapan dan masukan berani
hasil setiap kelompok
yang diberikan guru
Memberikan berupa
pertanyaan-
pertanyaan materi
feedback -
yang
percaya
diri,
Menjawab pertanyaanpertanyaan
mengenai
Disiplin,
yang
diajukan oleh guru
telah
diajarkan
3. Penutup Kegiatan Guru -
-
Memberikan kesimpulan materi
mengenai
yang
dipelajari
-
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Memperhatikan kesimpulan
Disiplin, berani, percaya yang diri, religius
telah
diberikan
guru
serta
pada
ikut
memberikan
pertemuan ini
kesimpulan dari materi
Menutup pembelajaran
yang telah dipelajari
dengan
Berdo’a bersama
berdo’a -
bersama
H. SUMBER BELAJAR: Buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
I. PENILAIAN Indikator Pencapaian 1. Mengetahui
gagasan
utama suatu bacaan
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes
Tulisan
2. Mengetahui tema suatu bacaan 3. Mengetahui suatu terdapat
kata dalam
makna yang teks
bacaan
Jakarta, 28 Juli 2015 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Ayanih, S.Pd NIPY.111.414.159
Nurul Aini NIM :1111018300022
Mengetahui, Kepala SDI Al Ihsan
Hj. Enung Robiah, S.Pd NIPY: 111.414.014
Monyet Jadi Raja Hiduplah kawanan monyet dan kawanan kancil di dalam suatu daerah. Monyet terkenal jago memanjat. Kancil tenar karena kecerdikannya. Monyet bisa mencari makanan di bawah maupun di atas pohon. Kancil hanya bisa di bawah. Kedua kawanan itu belum mempunyai raja. Diadakanlah suatu perlombaan untuk pemilihan raja. Yang dapat mencari makanan paling banyak dan tercepat akan menjadi raja. Mulailah monyet-monyet dan kancil-kancil mencari makan. Seekor monyet dapat mengumpulkan makanan terbanyak dan tercepat. Diangkatlah monyet itu menjadi raja. Kedua kawanan itupun berpesta atas pengangkatan raja baru mereka. makanan hasil perlombaan mereka nikmati bersama. Pesta pengangkatan raja sudah selesai. Kini monyet pemenang perlombaan telah menjadi raja. Namun setelah menjadi raja, monyet itu tidak mau bekerja lagi. “apa gunanya aku menjadi raja jika masih harus bekerja keras? Raja cukup hanya memberi perintah saja! Ha…ha…!” seru monyet itu.
LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1. 2. 3. 4. 5.
Kelas
:
Monyet Jadi Raja Hiduplah kawanan monyet dan kawanan kancil di dalam suatu daerah. Monyet terkenal jago memanjat. Kancil tenar karena kecerdikannya. Monyet bisa mencari makanan di bawah maupun di atas pohon. Kancil hanya bisa di bawah. Kedua kawanan itu belum mempunyai raja. Diadakanlah suatu perlombaan untuk pemilihan raja. Yang dapat mencari makanan paling banyak dan tercepat akan menjadi raja. Mulailah monyet-monyet dan kancil-kancil mencari makan. Seekor monyet dapat mengumpulkan makanan terbanyak dan tercepat. Diangkatlah monyet itu menjadi raja. Kedua kawanan itupun berpesta atas pengangkatan raja baru mereka. makanan hasil perlombaan mereka nikmati bersama. Pesta pengangkatan raja sudah selesai. Kini monyet pemenang perlombaan telah menjadi raja. Namun setelah menjadi raja, monyet itu tidak mau bekerja lagi. “apa gunanya aku menjadi raja jika masih harus bekerja keras? Raja cukup hanya memberi perintah saja! Ha…ha…!” seru monyet itu.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat sesuai teks di atas! 1. Apa gagasan utama teks bacaan di atas? 2. Apa tema yang tepat pada teks di atas? 3. Perhatikan paragraf pertama pada teks di atas, kata “jago” memiliki arti sebagai ….
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah
: SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
:V/1
Pertemuan Ke-
: 2 (Kedua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi B. KOMPETENSI DASAR Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Menemukan gagasan utama pada suatu teks bacaan 2. Mengetahui kalimat yang berupa fakta dan pendapat 3. Mengetahui amanat yang secara langsung terdapat dalam teks (tersurat) 4. Mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks (tersirat) D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penugasan dan metode membaca cepat, siswa dapat menentukan gagasan utama suatu bacaan 2. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui kalimat yang berupa fakta dan pendapat 3. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui amanat yang secara langsung terdapat dalam teks 4. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks
E. MATERI AJAR
Materi Pokok
Gagasan Utama pada Suatu Teks Bacaan
Materi Ajar 1. Pengertian gagasan utama 2. Kalimat fakta dan pendapat 3. Amanat tersirat dan tersurat
F. METODE PEMBELAJARAN: Ceramah Membaca Cepat Penugasan G. KEGIATAN PEMBELAJARAN: 1. Pendahuluan Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
Mengucap salam
-
Menjawab salam
Religius,
-
Berdo’a
-
Berdo’a
ingin tahu
-
Mengabsen
-
Menjawab absen
-
Menyampaikan tujuan -
Mendengarkan
pembelajaran
pembelajaran
-
apersepsi -
Melakukan dengan tanya
melakukan jawab
materi
seputar
yang
akan
disampaikan
Melakukan dengan
disiplin,
rasa
tujuan
apersepsi menjawab
pertayaan-pertanyaan yang
diajukan
guru
seputar
oleh materi
yang akan disampaikan 2. Kegiatan Inti Eksplorasi Kegiatan Guru -
Menjelaskan tentang menentukan utama,
Kegiatan Siswa
materi -
Mendengarkan
cara
memperhatikan
gagasan
menjelaskan
penjelasan mengenai
Nilai Karakter serta Disiplin, tanggungjawab, komunikatif, kerjasama guru antar anggota kelompok,
gagasan menghargai pendapat
kalimat berupa fakta
utama, kalimat berupa orang lain
dan
dan
fakta dan pendapat, dan
menjelaskan
tentang
amanat yang tersirat dan
amanat
tersirat
tersurat
pendapat,
yang
dan tersurat -
Mengajak siswa untuk melakukan persiapan dalam
Melakukan
persiapan
membaca cepat
metode
membaca cepat, seperti membaca judul bacaan serta
melihat
huruf
yang
hurufbercetak
miring atau tebal, dan kemudian
membaca
alinea awal dan akhir pada bacaan -
dan -
Mengarahkan membimbing untuk
Melakukan
metode
membaca cepat dengan
siswa
teknik
melakukan
scanning
dan
metode membaca cepat
skimming
dengan
dengan teknik scanning
mencari kata-kata kunci
dan skimming dengan
yang ada dalam teks
mencari kata-kata kunci yang ada dalam teks -
Bersama-sama dengan -
Menemukan/mengambil
siswa
intisari isi bacaan
menemukan/mengambil intisari isi bacaan -
Membagi
ke -
siswa
Membentuk kelompok
dalam 5 kelompok -
Memanggil
tiap-tiap
kelompok membaca
untuk teks
yang
-
Membaca
teks
yang
sudah dibagikan guru dengan
metode
sudah dibagikan.
-
Guru
membaca cepat
menanyakan -
Menjawab
pertanyaan-
pertanyaan
pertanyaan
yang
beberapa
diberikan guru
secara lisan -
tugas -
Memberikan berupa
LKS
Mengerjakan LKS yang sudah
kepada
diberikan
di
dalam kelompok
masing-masing kelompok Elaborasi Kegiatan Guru -
Kegiatan Siswa
Meminta
setiap -
Menyampaikan
kelompok
untuk
kerja
menyampaikan
hasil
Nilai Karakter hasil Berani,
kelas
diri,
di tanggungjawab,
kelompok
depan kelas
menghargai
pendapat
orang lain
kerja kelompoknya di depan
percaya
secara
bergatian Konfirmasi Kegiatan Guru -
-
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Memberikan tanggapan -
Memperhatikan
serta masukan terhadap
tanggapan dan masukan berani
hasil setiap kelompok
yang diberikan guru
Memberikan berupa
pertanyaan-
pertanyaan materi
feedback -
yang
percaya
diri,
Menjawab pertanyaanpertanyaan
mengenai
Disiplin,
yang
diajukan oleh guru
telah
diajarkan 3. Penutup Kegiatan Guru -
Memberikan
Kegiatan Siswa -
Memperhatikan
Nilai Karakter Disiplin, berani, percaya
kesimpulan materi
mengenai
yang
dipelajari
-
kesimpulan
yang diri, religius
telah
diberikan
guru
serta
pada
ikut
memberikan
pertemuan ini
kesimpulan dari materi
Menutup pembelajaran
yang telah dipelajari
dengan
Berdo’a bersama
berdo’a -
bersama H. SUMBER BELAJAR: Buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD I. PENILAIAN Indikator Pencapaian
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
1. Menentukan gagasan utama pada suatu teks bacaan 2. Mengetahui
kalimat
yang
berupa fakta dan pendapat 3. Mengetahui secara
amanat
langsung
yang
Tes dan Non Tes
Tulisan dan Lisan
terdapat
dalam teks (tersurat) 4. Mengetahui secara
amanat
tidak
yang
langsung
terdapat dalam teks (tersirat) Jakarta, 28 Juli 2015 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Ayanih, S.Pd NIPY.111.414.159
Nurul Aini NIM :1111018300022 Mengetahui, Kepala SDI Al Ihsan
Hj. Enung Robiah, S.Pd NIPY: 111.414.014
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) KELAS KONTROL
Sekolah
: SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas / Semester
:V/1
Pertemuan Ke-
: 2 (Kedua)
Alokasi Waktu
: 2 x 35 menit
A. STANDAR KOMPETENSI Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi
B. KOMPETENSI DASAR Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata per menit
C. INDIKATOR PENCAPAIAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN 1. Menemukan gagasan utama pada suatu teks bacaan 2. Mengetahui kalimat yang berupa fakta dan pendapat 3. Mengetahui amanat yang secara langsung terdapat dalam teks (tersurat) 4. Mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks (tersirat)
D. TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Melalui penugasan, siswa dapat menentukan gagasan utama suatu bacaan 2. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui kalimat yang berupa fakta dan pendapat 3. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui amanat yang secara langsung terdapat dalam teks
4. Melalui penyampaian materi, siswa dapat mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks
E. MATERI AJAR
Materi Pokok
Gagasan Utama pada Suatu Teks Bacaan
Materi Ajar 1. Pengertian gagasan utama 2. Kalimat fakta dan pendapat 3. Amanat tersirat dan tersurat
F. METODE PEMBELAJARAN:
Ceramah
Penugasan
G. KEGIATAN PEMBELAJARAN: 1. Pendahuluan Kegiatan Guru
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
-
Mengucap salam
-
Menjawab salam
Religius,
-
Berdo’a
-
Berdo’a
ingin tahu
-
Mengabsen
-
Menjawab absen
-
Menyampaikan tujuan -
Mendengarkan
pembelajaran
pembelajaran
-
apersepsi -
Melakukan dengan tanya materi
melakukan jawab yang
disampaikan
seputar akan
Melakukan dengan
tujuan
apersepsi menjawab
pertayaan-pertanyaan yang
diajukan
guru
seputar
oleh materi
yang akan disampaikan
disiplin,
rasa
2. Kegiatan Inti Eksplorasi Kegiatan Guru -
Menjelaskan
Kegiatan Siswa
materi -
Mendengarkan
cara
memperhatikan
tentang menentukan utama,
gagasan
serta Disiplin, tanggungjawab, komunikatif,
penjelasan
menjelaskan
Nilai Karakter
guru antar anggota kelompok, gagasan menghargai
mengenai
kalimat berupa fakta
utama, kalimat berupa orang lain
dan
fakta dan pendapat, dan
pendapat,
dan
menjelaskan
tentang
amanat
amanat
tersirat
dan tersurat
yang
kerjasama
yang
pendapat
tersirat
dan tersurat -
Membagi
siswa
ke -
Membentuk kelompok
dalam 3 kelompok -
Menugaskan
kepada -
masing-masing
teks
yang
sudah dibagikan guru
kelompok membaca
Membaca
untuk teks
yang
sudah dibagikan. -
Memberikan berupa
LKS
tugas kepada
-
Mengerjakan LKS yang sudah
masing-masing
diberikan
di
dalam kelompok
kelompok Elaborasi Kegiatan Guru -
Kegiatan Siswa
Meminta
setiap -
Menyampaikan
kelompok
untuk
kerja
menyampaikan
hasil
kerja kelompoknya di depan bergatian
kelas
secara
kelompok
depan kelas
Nilai Karakter hasil Berani,
percaya
diri,
di tanggungjawab, menghargai orang lain
pendapat
Konfirmasi Kegiatan Guru -
-
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Memberikan tanggapan -
Memperhatikan
serta masukan terhadap
tanggapan dan masukan berani
hasil setiap kelompok
yang diberikan guru
Memberikan berupa
pertanyaan-
pertanyaan materi
feedback -
yang
percaya
diri,
Menjawab pertanyaanpertanyaan
mengenai
Disiplin,
yang
diajukan oleh guru
telah
diajarkan
3. Penutup Kegiatan Guru -
-
Memberikan kesimpulan materi
mengenai
yang
dipelajari
-
Kegiatan Siswa
Nilai Karakter
Memperhatikan kesimpulan
Disiplin, berani, percaya yang diri, religius
telah
diberikan
guru
serta
pada
ikut
memberikan
pertemuan ini
kesimpulan dari materi
Menutup pembelajaran
yang telah dipelajari
dengan
Berdo’a bersama
berdo’a -
bersama
H. SUMBER BELAJAR: Buku pembelajaran Bahasa Indonesia Kelas V SD
I. PENILAIAN Indikator Pencapaian 1. Menentukan gagasan utama pada suatu teks bacaan
Teknik Penilaian
Bentuk Instrumen
Tes
Tulisan
2. Mengetahui kalimat yang berupa fakta dan pendapat 3. Mengetahui amanat yang secara langsung terdapat dalam teks (tersurat) 4. Mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks (tersirat) Jakarta, 28 Juli 2015 Mengetahui Guru Mata Pelajaran
Peneliti
Ayanih, S.Pd NIPY.111.414.159
Nurul Aini NIM :1111018300022
Mengetahui, Kepala SDI Al Ihsan
Hj. Enung Robiah, S.Pd NIPY: 111.414.014
LEMBAR KERJA SISWA Nama Kelompok
: 1. 2. 3. 4. 5.
Kelas
:
Permainan Anak-anak Zaman Dahulu Anak-anak aman dahulu sering bermain di halaman rumah. Pada waktu itu hampir semua rumah memiliki halaman yang luas. Biasanya halaman itu ditumbuhi dengan aneka pohon buah –buahan, seperti pohon mangga, pohon jambu biji, dan jambu air. Pada waktu itu tidak ada pula anak-anak yang bermain play station atau permainan elektronik lainnya. Ketika itu teknologi belum secanggih seperti sekarang. Mainannya pun masih sangat sederhana, tidak ada mobil-mobilan yang memakai baterai. Yang ada Cuma mobil-mobilan yang dibuat dari kulit buah jeruk bali. Tidak ada pula boneka Barbie. Yang ada cuma boneka-boneka yang dibuat sendiri dari kain perca. Anak-anak perempuan biasanya bermain rumah-rumahan yang dibuat dari bekas kaleng biskuit, dengan mebelnya yang dibuat dari bekas bungkus korek api. Coba Tanya ayah atau ibumu. Apakah mereka masih ingat permainan pada saat mereka kecil. Permainan anak zaman dahulu itu kini disebut dengan permainan anak-anak pedesaan. Padahal, sebenarnya zaman dahulu permainan seperti itu tidak hanya dilakukan oleh anakanak desa. Anak-anak yang tinggal di kota juga melakukan permainan seperti itu. Nah, permainan anak-anak zaman dahulu itulah yang dimainkan di pusat perbelanjaan atau mal megah di kota Bandung. Kegiatan itu berjalan sangat meriah. Ratusan anak dari berbagai pelosok jawa barat mengikutinya. Kegiatan itu diselenggarakan di Mall Bandung Trade Centre (BTC), di jalan Dr. Djunjunan Bandung, pada hari minggu, tanggal 26 Juni 2006. Penyelenggaranya adalah Yayasan Surya Ceria.
Dalam kegiatan itu, mereka menyanyikan rangkaian lagu anak-anak dari jawa barat. Alat pengiringnya juga bersifat tradisional, seperti angklung dan calung. Keduanya merupakan alat musik tradisional sunda yang terbuat dari bambu. Setelah itu, mereka memeragakan berbagai jenis busana daerah jawa barat. Ada yang memakai baju kebaya bagi anak wanita. Anak laki-lakinya memakai baju berwarna hitam dengan tutup kepala. Gelak tawa dan canda ria para peserta menjadikan kegiatan itu lebih meriah. Kegiatan yang dilakukan di lantai dasar Mall BTC juga menarik perhatian para pengunjung. Sambil berbelanja, mereka menyempatkan diri untuk menyaksikanya. Salah seorang pengunjung bernama Dika. Ia murid SD Padasuka Cimahi. Dika mengaku sangat tertarik menyaksikan permainan itu. dirinya selama ini tidak mengenal permainan tersebut. “Aku heran ada permainan tradisional di mal. Tapi asyik juga yaa….,” kata Dika. Ia terus menyaksikan kegiatan tersebut.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat sesuai teks di atas! 1. Apa gagasan utama teks bacaan di atas? 2. Kalimat manakah yang merupakan kalimat fakta? 3. Apa amanat yang tersirat dalam teks bacaan tersebut?
Permainan Anak-anak Zaman Dahulu
Anak-anak aman dahulu sering bermain di halaman rumah. Pada waktu itu hampir semua rumah memiliki halaman yang luas. Biasanya halaman itu ditumbuhi dengan aneka pohon buah –buahan, seperti pohon mangga, pohon jambu biji, dan jambu air. Pada waktu itu tidak ada pula anak-anak yang bermain play station atau permainan elektronik lainnya. Ketika itu teknologi belum secanggih seperti sekarang. Mainannya pun masih sangat sederhana, tidak ada mobil-mobilan yang memakai baterai. Yang ada Cuma mobil-mobilan yang dibuat dari kulit buah jeruk bali. Tidak ada pula boneka Barbie. Yang ada cuma boneka-boneka yang dibuat sendiri dari kain perca. Anak-anak perempuan biasanya bermain rumahrumahan yang dibuat dari bekas kaleng biskuit, dengan mebelnya yang dibuat dari bekas bungkus korek api. Coba Tanya ayah atau ibumu. Apakah mereka masih ingat permainan pada saat mereka kecil. Permainan anak zaman dahulu itu kini disebut dengan permainan anak-anak pedesaan. Padahal, sebenarnya zaman dahulu permainan seperti itu tidak hanya dilakukan oleh anak-anak desa. Anak-anak yang tinggal di kota juga melakukan permainan seperti itu. Nah, permainan anak-anak zaman dahulu itulah yang dimainkan di pusat perbelanjaan atau mal megah di kota Bandung. Kegiatan itu berjalan sangat meriah. Ratusan anak dari berbagai pelosok jawa barat mengikutinya. Kegiatan itu diselenggarakan di Mall Bandung Trade Centre (BTC), di jalan Dr. Djunjunan Bandung, pada hari minggu, tanggal 26 Juni 2006. Penyelenggaranya adalah Yayasan Surya Ceria. Dalam kegiatan itu, mereka menyanyikan rangkaian lagu anak-anak dari jawa barat. Alat pengiringnya juga bersifat tradisional, seperti angklung dan calung. Keduanya merupakan alat musik tradisional sunda yang terbuat dari bambu.
Setelah itu, mereka memeragakan berbagai jenis busana daerah jawa barat. Ada yang memakai baju kebaya bagi anak wanita. Anak laki-lakinya memakai baju berwarna hitam dengan tutup kepala. Gelak tawa dan canda ria para peserta menjadikan kegiatan itu lebih meriah. Kegiatan yang dilakukan di lantai dasar Mall BTC juga menarik perhatian para pengunjung.
Sambil
berbelanja,
mereka
menyempatkan
diri
untuk
menyaksikanya. Salah seorang pengunjung bernama Dika. Ia murid SD Padasuka Cimahi. Dika mengaku sangat tertarik menyaksikan permainan itu. dirinya selama ini tidak mengenal permainan tersebut. “Aku heran ada permainan tradisional di mal. Tapi asyik juga yaa….,” kata Dika. Ia terus menyaksikan kegiatan tersebut.
KISI-KISI SOAL PRETEST INSTRUMEN PENELITIAN
Sekolah
: SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/Satu (1)
Alokasi Waktu
: 70 Menit
Jumlah Soal
: 10 Soal
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Memahami
Menemukan gagasan 3.1 Mengetahui
teks dengan
utama suatu teks
gagasan utama
membaca teks
yang dibaca dengan
suatu bacaan
percakapan,
kecepatan 75 kata
membaca
per menit
cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi
3.2 Mengetahui
Nomor
Jumlah
Soal
Soal
1
1
2
tema suatu
1
bacaan 3.3 Mengetahui makna suatu kata yang
3, 4, 5
3
terdapat dalam teks bacaan 3.4 Mengetahui kalimat yang berupa fakta
6, 7, 8
3
9
1
dan pendapat 3.5 Mengetahui amanat yang
secara langsung terdapat dalam teks (tersurat) 3.6 Mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks (tersirat)
10
1
KISI-KISI SOAL POSTTEST INSTRUMEN PENELITIAN
Sekolah
: SDI Al Ihsan
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Kelas/Semester
: V/Satu (1)
Alokasi Waktu
: 70 Menit
Jumlah Soal
: 10 Soal
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Memahami
Menemukan gagasan 3.1 Mengetahui
teks dengan
utama suatu teks
gagasan utama
membaca teks
yang dibaca dengan
suatu bacaan
percakapan,
kecepatan 75 kata
membaca
per menit
cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi
3.2 Mengetahui
Nomor
Jumlah
Soal
Soal
1
1
2
tema suatu
1
bacaan 3.3 Mengetahui makna suatu kata yang
3, 4, 5
3
terdapat dalam teks bacaan 3.4 Mengetahui kalimat yang berupa fakta
6, 7, 8
3
9
1
dan pendapat 3.5 Mengetahui amanat yang
secara langsung terdapat dalam teks (tersurat) 3.6 Mengetahui amanat yang secara tidak langsung terdapat dalam teks (tersirat)
10
1
CALON PRESIDEN
Terdengar suara wajan beradu dengan sendok dari dapur. Berarti Mama sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk mereka sekeluarga. Tetapi Agung tetap berbaring di tempat tidur nya. Dia malas sekali untuk bangun. “Agung. Bangun, Nak. Nanti kamu terlambat ke sekolah,” panggila Mama dengan suara lmebut. Sekolah, keluh Agung dalam hati. Hari sebelumnya bila Mama menyebut kata sekolah, maka dia akan bangun dengan bersemangat. Maklumlah, cita-citanya kalau sudah besar nanti mau jadi presiden. Kata Mama kalau mau jadi presiden, dia harus pintar, rajin, adil, dan bisa melindungi orang yang lemah. Itulah yang selalu dilakukannya setiap hari. Berangkat ke sekolah pagi-pagi sekali. Membantu teman yang kebagian tugas piket menyapu kelas. Kalau ada temannya yang belum mengerti dalam pelajaran matematika, dia dengan senang hati akan membantu temannya itu. tetapi pagi ini dia malas pergi ke sekolah. Semua itu gara-gara kehadiran Kohar di kelasnya. “Mulai hari ini kamu harus duduk di dekatku,” kata Kohar kemarin sambil menaruh tasnya di sebelah bangku Agung. “kamu harus memberikan contekan kepadaku kalau ada ulangan. Kamu harus mengerjakan PR-ku.” “kalau ketahuan Pak Guru bagaimana?” Tanya Agung. “Pak Guru tidak tahu kalau tidak ada yang memberi tahu. Awas kalau ada yang memberi tahu!” kata Kohar kepada anak yang lain. Anak-anak dikelas itu diam menutup mulut. Sudah tentu mereka tidak berani mengadu. Sebab mereka takut babak belur dihajar Kohar yang sok jagoan itu. Agung menggigil ketakutan. Ia tahu betul siapa Kohar. Anak itu bodoh dan pemalas, tapi sok nya minta ampun. Tetapi kalau dia menuruti perintah Kohar, itu berarti telah membantu Kohar menipu Pak Guru. Seorang presiden tidak boleh menipu orang lain. Akh, menghadapi satu orang seperti Kohar saja dia sudah ketakutan setengah mati. Dia memang tidak bisa menjadi presiden.
“Aku enggak sekolah Ma” kata Agung dengan suara sedih. “Apa kau sakit? Tanya Mama cemas, sambil meraba kening Agung. Agung menggeleng. “Aku tidak apa-apa Ma. Cuma malas saja” katanya. Dahi Mama berkerut. “pasti ada alasannya sampai kamu tiba-tiba malas ke sekolah. Coba ceritakan pada Mama. Siapa tahu Mama bisa membantu.” Bujuk Mama. Agung pun menceritakan masalah berat yang sedang dihadapinya. “Oo, jadi itu masalahnya,” kata Mama setelah Agung selesai bercerita. “kalau itu sih gampang mengatasinya”. “Bagaimana Ma?” Tanya Agung sambil menegakan tubuhnya. “kamu harus berani mengatakan “tidak” kepada Kohar. Ajak teman sekelasmu untuk bersatu melawannya. Sehebat apapun dia, kalau melawan teman sekelas, pasti nyalinya ciut juga. Nah, bangunlah dan pergi mandi. Seorang presiden harus sanggup mengatasi masalah dengan baik!” kata Mama. “siap Bos!” sahut Agung. Dia segera bangun dan berlari ke kamar mandi. Langkahnya tegap sekali ketika berjalan menuju ke sekolah. Tetapi begitu mendekati kelasnya, jantungnya berdebar kencang. Dilihatnya Kohar sudah duduk di dekat bangku yang biasa dia duduki. Dia ragu sesaat. Kemudian Agung duduk di samping Edi. Bangku itu memang kosong, karena Tiur sedang sakit, dan dia tidak masuk sekolah. “Hei, mengapa kamu duduk di sana? Tempatmu di sini!” tegur Kohar seraya menepuk bangku kosong di sebelahnya. Jantung Agung berdegup semakin keras. Dia takut Kohar meninju mukanya. Tetapi tiba-tiba kata-kata ibunya terngiang. Agung lalu menguatkan hatinya. Aku duduk di mana saja aku mau. Kamu tidak bisa memaksaku,” katanya dengan suara tegas. Anak-anak yang lain kelihatan terkejut dengan jawaban Agung. Apalagi Kohar. Tangannya mengepal siap untuk meninju. Tetapi tatapan mata Agung yang tajam itu membuat hatinya ragu untuk bertindak. “kamu juga tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap anak-anak yang ada di kelas ini. Kami tidak mau menerima orang yang sok jagoan!”
Sesaat ruang kelas itu sunyi. Tiba-tiba ada yang nyeletuk dari pojok. “Ya, benar! Kami tidak suka ada orang yang sok jago di sini!” Lalu disambung dengan celetukan anak-anak lain. Suasana di kelas itu menjadi riuh dengan suara amarah yang membuat nyali Kohar menjadi ciut. Akhirnya dia melepaskan kepalan tangannya. Dia duduk di tempatnya tanpa berkata apa-apa lagi. Agungpun bisa bernapas dengan lega. Akhirnya dia bisa mengatasi masalahnya. Cita-citanya menjadi presiden tidak akan dilepaskannya. Semoga dia bisa mencapainya.
SOAL INSTRUMEN PENELITIAN PRETEST
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/ Ganjil
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat sesuai teks di atas! 1. Apa gagasan utama teks bacaan “Calon Presiden”? 2. Apa tema yang tepat pada teks di atas? 3.
“kamu juga tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap anak-anak yang ada di kelas ini.” Apa arti kata yang bergaris bawah ada kalimat di atas?
4. Apa makna kata riuh pada kalimat “suasana di kelas itu menjadi riuh dengan suara amarah …..” ? 5. “Sebab mereka takut babak belur dihajar Kohar ….”. kata babak belur pada kalimat tersebut memiliki makna, yaitu …. 6. Sebutkan satu kalimat fakta yang terdapat pada teks di atas! 7. Sebutkan satu kalimat pendapat yang terdapat pada teks di atas! 8. “Jantung Agung berdegup semakin keras.” Kalimat tersebut termasuk fakta atau pendapat? 9. Apa amanat yang secara langsung terdapat pada teks di atas? 10. Apa amanat yang secara tidak langsung terdapat pada teks di atas?
KUNCI JAWABAN 1. Gagasan utama pada teks “Calon Presiden” ialah cita-cita menjadi seorang presiden jangan dilepas dan harus bisa dicapai 2. Tema yang tepat pada teks “Calon Presiden” ialah Mencapai cita-cita menjadi seorang presiden 3. Makna kata “sewenang-wenang” adalah seenaknya, semaunya, bertindak sesukanya 4. Makna kata “riuh” adalah ramai, berisik 5. Makna kata “babak belur” adalah lebab, terluka, biru-biru 6. Kalimat fakta yang terdapat pada teks : terdengar suara wajan beradu dengan sendok dari dapur, Agung tetap berbaring di tempat tidur, suasana di kelas itu menjadi riuh dengan suara amarah, jantung Agung berdegup semakin keras, Kohar adalah anak yang sok jagoan, dll 7. Kalimat pendapat yang terdapat pada teks : kata mama kalau mau jadi presiden harus pintar, rajin, adil, dan bisa melindungi orang yang lemah, semoga dia bisa mencapai cita-citanya, dll 8. Kalimat “jantung Agung berdegup semakin keras” mengandung kalimat fakta atau pendapat : Kalimat Fakta 9. Amanat yang tersurat pada teks adalah tidak boleh sewenang-wenang 10. Amanat yang tersirat pada teks adalah jangan menjadi sok jagoan, capailah cita-cita dengan sungguh-sungguh, harus berani membela kebenaran, dll
SOAL INSTRUMEN PENELITIAN POSTTEST
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/ Ganjil
Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan tepat sesuai teks di atas! 1. Apa gagasan utama teks bacaan “Calon Presiden”? 2. Apa tema yang tepat pada teks di atas? 3.
“kamu juga tidak boleh bersikap sewenang-wenang terhadap anak-anak yang ada di kelas ini.” Apa arti kata yang bergaris bawah ada kalimat di atas?
4. Apa makna kata riuh pada kalimat “suasana di kelas itu menjadi riuh dengan suara amarah …..” ? 5. “Sebab mereka takut babak belur dihajar Kohar ….”. kata babak belur pada kalimat tersebut memiliki makna, yaitu …. 6. Sebutkan satu kalimat fakta yang terdapat pada teks di atas! 7. Sebutkan satu kalimat pendapat yang terdapat pada teks di atas! 8. “Jantung Agung berdegup semakin keras.” Kalimat tersebut termasuk fakta atau pendapat? 9. Apa amanat yang secara langsung terdapat pada teks di atas? 10. Apa amanat yang secara tidak langsung terdapat pada teks di atas?
KUNCI JAWABAN 1. Gagasan utama pada teks “Calon Presiden” ialah cita-cita menjadi seorang presiden jangan dilepas dan harus bisa dicapai 2. Tema yang tepat pada teks “Calon Presiden” ialah Mencapai cita-cita menjadi seorang presiden 3. Makna kata “sewenang-wenang” adalah seenaknya, semaunya, bertindak sesukanya 4. Makna kata “riuh” adalah ramai, berisik 5. Makna kata “babak belur” adalah lebab, terluka, biru-biru 6. Kalimat fakta yang terdapat pada teks : terdengar suara wajan beradu dengan sendok dari dapur, Agung tetap berbaring di tempat tidur, suasana di kelas itu menjadi riuh dengan suara amarah, jantung Agung berdegup semakin keras, Kohar adalah anak yang sok jagoan, dll 7. Kalimat pendapat yang terdapat pada teks : kata mama kalau mau jadi presiden harus pintar, rajin, adil, dan bisa melindungi orang yang lemah, semoga dia bisa mencapai cita-citanya, dll 8. Kalimat “jantung Agung berdegup semakin keras” mengandung kalimat fakta atau pendapat : Kalimat Fakta 9. Amanat yang tersurat pada teks adalah tidak boleh sewenang-wenang 10. Amanat yang tersirat pada teks adalah jangan menjadi sok jagoan, capailah cita-cita dengan sungguh-sungguh, harus berani membela kebenaran, dll
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Eksperimen Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest
1
Adam Dafa Masyik
20
60
2
Ade Bayu Rosyana
40
60
3
Andini Rizkiyani
70
80
4
Davina Nayla Pelmi
50
90
5
Ilhamatussa'diah
60
90
6
Jihan Amira Tarigan
60
80
7
Keisya Dita Fadilla
60
80
8
Krisdian Pitaloka
60
80
9
Malik Aditya Ali
40
60
10
Muhammad Syafiq Luthfasyah
50
70
11
Nadhira Zahwa Rosikha
60
70
12
Nurfarani Yutqina
80
90
13
Shultan Dafa Lilwalid
70
100
14
Zahra Annisa Afandi
60
70
Jumlah
780
1080
Rata-rata
55.7142857
77.1428571
Daftar Nilai Pretest dan Posttest Kontrol Kelas V SDI Al Ihsan Jakarta Barat No.
Nama Siswa
Pretest
Posttest
1
Alif Argha Putra
30
40
2
Damar Muraajil Dainuri
40
40
3
Dwi Ramadhani Sujarwadi
20
50
4
Dzaky Naufal Firdaus
60
80
5
Esty Noor hasyati
80
100
6
Mahardika Putra Nazza
40
50
7
Mohammad Ridho Audiansyah
40
70
8
Muhammad Davva Abdilla
20
50
9
Muhammad Dhahyal Afkar
40
50
10
Qintana Alehandra P
70
80
11
Rafi Mahesa Adyaksa
40
60
12
Randy Arya Satya
30
50
13
Revania Laila Anggraeni
50
70
14
Richelle Ilona Fabiany
60
90
15
Traya Andaru Padmatama
50
60
Jumlah
670
940
Rata-rata
44.6666667
62.6666667
Daftar Nilai Tes Kemampuan Kecepatan Membaca
No.
Nama Siswa
Kecepatan Membaca
1
Adam Dafa Masyik
132 Kpm
2
Ade Bayu Rosyana
96 Kpm
3
Andini Rizkiyani
119 Kpm
4
Davina Nayla Pelmi
191 Kpm
5
Ilhamatussa'diah
118 Kpm
6
Jihan Amira Tarigan
140 Kpm
7
Keisya Dita Fadilla
236 Kpm
8
Krisdian Pitaloka
110 Kpm
9
Malik Aditya Ali
111 Kpm
10
Muhammad Syafiq Luthfasyah
136 Kpm
11
Nadhira Zahwa Rosikha
73 Kpm
12
Nurfarani Yutqina
102 Kpm
13
Shultan Dafa Lilwalid
196 Kpm
14
Zahra Annisa Afandi
168 Kpm
Jumlah
1928 Kpm
Rata-rata
137.714286
Deskripsi Data Pretest Kelas Eksperimen
N
Valid
14
Missing
0
Mean
55.71
Median
60.00
Mode
60
Std. Deviation
15.046
Variance
226.374
Range
60
Minimum
20
Maximum
80
Sum
780
Cumulative
Nilai Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
20
1
7.1
7.1
7.1
40
2
14.3
14.3
21.4
50
2
14.3
14.3
35.7
60
6
42.9
42.9
78.6
70
2
14.3
14.3
92.9
80
1
7.1
7.1
100.0
14
100.0
100.0
Total
Deskripsi Data Pretest Kelas Kontrol
N
Valid
15
Missing
0
Mean
44.67
Median
40.00
Mode
40
Std. Deviation
17.265
Variance
298.095
Range
60
Minimum
20
Maximum
80
Sum
670
Cumulative
Nilai Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
20
2
13.3
13.3
13.3
30
2
13.3
13.3
26.7
40
5
33.3
33.3
60.0
50
2
13.3
13.3
73.3
60
2
13.3
13.3
86.7
70
1
6.7
6.7
93.3
80
1
6.7
6.7
100.0
15
100.0
100.0
Total
Deskripsi Data Posttest Kelas Eksperimen
N
Valid
14
Missing
0
Mean
77.14
Median
80.00
Mode
80
Std. Deviation
12.666
Variance
160.440
Range
40
Minimum
60
Maximum
100
Sum
1080
Cumulative
Nilai Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
60
3
21.4
21.4
21.4
70
3
21.4
21.4
42.9
80
4
28.6
28.6
71.4
90
3
21.4
21.4
92.9
100
1
7.1
7.1
100.0
Total
14
100.0
100.0
Deskripsi Data Posttest Kelas Kontrol
N
Valid
15
Missing
0
Mean
62.67
Median
60.00
Mode
50
Std. Deviation
18.310
Variance
335.238
Range
60
Minimum
40
Maximum
100
Sum
940
Cumulative
Nilai Valid
Frequency
Percent
Valid Percent
Percent
40
2
13.3
13.3
13.3
50
5
33.3
33.3
46.7
60
2
13.3
13.3
60.0
70
2
13.3
13.3
73.3
80
2
13.3
13.3
86.7
90
1
6.7
6.7
93.3
100
1
6.7
6.7
100.0
Total
15
100.0
100.0
Uji Normalitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov faktor nilai
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
eksperimen
.255
14
.014
.914
14
.182
kontrol
.207
15
.085
.945
15
.443
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Tests of Normality a
Kolmogorov-Smirnov faktor nilai
Statistic
df
Shapiro-Wilk
Sig.
Statistic
df
Sig.
eksperimen
.161
14
.200
*
.924
14
.253
kontrol
.222
15
.045
.913
15
.150
*. This is a lower bound of the true significance. a. Lilliefors Significance Correction
Uji Homogenitas Data Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Test of Homogeneity of Variances nilai Levene Statistic
df1
.428
df2 1
Sig. 27
.519
ANOVA nilai Sum of Squares Between Groups
df
Mean Square
883.810
1
883.810
Within Groups
7116.190
27
263.563
Total
8000.000
28
F 3.353
Sig. .078
Uji Homogenitas Data Posttest Kelas Eksperimen dan Kontrol Test of Homogeneity of Variances nilai Levene Statistic
df1
2.499
df2 1
Sig. 27
.126
ANOVA nilai Sum of Squares
df
Mean Square
Between Groups
1517.504
1
1517.504
Within Groups
6779.048
27
251.076
Total
8296.552
28
F 6.044
Sig. .021
Uji Hipotesis Data Pretest
Uji Hipotesis Data Posttest
Gambar Proses Pembelajaran Kelas Kontrol dan Eksperimen SDI Al Ihsan Jakarta Barat
Proses pembelajaran
Kegiatan Tes Kemampuan Membaca
YAYASAN PERGURUAN AL . IHSAN MERUYA AKTA NOTARIS NOMOR : 5, TGL. 19 FEBRUART 2010 Jl. Raya Masjid JamiAl-lhsan Kav. DKt Blok Bz RT 002/010 Meruya utara Kec. Kembangan - Jakarta Barat 1162A Telp. : (021) 70602210, 5857083, 70618805, 70618806, 70618885
STIRAT KETERANGAN Nomor : I 7/Y-AU-SDYVIry20 I 5 Yang bertanda tangan di bawah ini kepala SDI
Al
Ihsan Menrya Utara Kecamatan
Kernbangaa Jakarta Barat Proviusi DKI Jakarta dengan ini menerangkanbahwa: Narna
Hj. Enung Robiah, S.Pd
NIPY
rI
Jabatan
Ke,palaSekolartr SDI
r.414.014
Al Ihsan
Pangkal/6oIorga& Urdt Kerja
SDI Al Ihsao Mwrya Utara Kecamatan Kembangaa Kota Jakarta Barat Provinsi DKI Jakarte
Menerangkan bahwa
Nama
Nurul Aini
Na\{
1
Jenis Kelamin
Perempuaa
Penelitian
Kelas
Jenjang Pendidikan
51/PGMI
Mahasiswa
UIN (Universitas Islam Negeri) Syarif Hidayatutlah Jakarta
I I 1018300022
V
Dengan lni nama di atas telah melakukan pnelitian skripsi deirgan judul : Peaganrh
Metods Membaca Cepat Terhadap Kemampuan Memahami Isi Teks Bacam pada Sisrra Kelas Y SD dalq$ Pembelqjararr Bah.asa Indqnesia
Demikiaa snrat ketenngan ioi kami buat agar dapet dipergunekan sebagaimana mestinya.
Jal€rta 26 Agustus 2015
JAr\/\ri
,ill,
l,
NIPY. rrmt?r..014
BIODATA PENULIS Nurul Aini, NIM 1111018300022, Jurusan Pendidikan Guru MI/SD, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Penulis lahir di Tangerang, 03 September 1993. Bertempat tinggal di jalan Kartika, Rt 003 Rw 04 No. 8, Meruya Utara, Kec. Kembangan, Jakarta Barat. Penulis merupakan anak ke empat dari empat bersaudara. Orang tua penulis yaitu Bapak H. Asmin (Alm) dan Ibu Masenah. Kini penulis sudah menikah dan tinggal bersama suami. Riwayat pendidikan penulis, diawali dari SDN Karang Mulya 01 tamat tahun 2005, SMPI Al Ihsan tamat tahun 2008, SMAN 101 Jakarta Barat tamat tahun 2011, Perguruan Tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta lulus tahun 2015. Pengalaman organisasi: Rohis, Osis, HMI cabang Ciputat, dan HMJ PGMI. Motto : Hidup Mulia, Mati Masuk Syurga. Bismillah, skripsi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua ku serta suami ku.