perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/ 2011
SKRIPSI
Oleh: NURUL’AINI K5107030
PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 commit to user
i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/ 2011
Oleh: NURUL’AINI K5107030
Skripsi Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Luar Biasa Jurusan Ilmu Pendidikan
PENDIDIKAN LUAR BIASA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA commit to user 2011
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Nurul’aini. PENGARUH PENGGUNAAN KOMPUTER SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIDANG STUDI MATEMATIKA ANAK TUNARUNGU KELAS D4 SLB-B YRTRW SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010/ 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Maret 2011. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011. Variabel bebas adalah komputer sebagai media pembelajaran interaktif, variabel terikat adalah prestasi belajar bidang studi matematika. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan rancangan eksperimen One group pre test- post test design. Populasinya adalah anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011 yang berjumah 7 siswa. Sedangkan sampel dalam penelitian ini tidak digunakan karena seluruh anggota populasi dijadikan subyek penelitian (penelitian populasi). Teknik pengumpulan data menggunakan tes objektif berbentuk pilihan ganda untuk mengukur prestasi belajar bidang studi matematika. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik nonparametrik, yaitu Wilcoxon Signed Rank Test (Tes Ranking Bertandas Wilcoxon) dengan bantuan SPSS release 15. Hasil penelitian menunjukkan: nilai rata-rata prestasi belajar matematika anak tunarungu sebelum diberikan treatment (pretest) sebesar 19,43 dan sesudah diberikan treatment (posttest) sebesar 23,14. Dari hasil analisis data dapat diperoleh probabilitas nilai dari Z hitung adalah 0, 016 pada taraf signifikansi (α) 5% = 0,05, yang berarti H o ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian, hipotesis yang berbunyi ”Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011” terbukti kebenarannya. Jadi dari peneitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh secara signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011.
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT Nurul’aini. THE EFFECT OF COMPUTER USE AS AN INTERACTIVE LEARNING MEDIA ON THE MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT IN THE DEAF D4 GRADER OF SLB-B YRTRW SURAKARTA IN THE SCHOOL YEAR OF 2010/ 2011. Thesis, Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, March 2011. The objectives of research is to find out the effect of computer use as an interavtive learning media on the mathematics learning achievement in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 201/ 2011. The independent variable was computer as an interactive learning media, while dependent variable is mathematics learning achievement. The method employed in this research was experimental method with One Group pre test – post test desaign. The population was in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 2010/ 2011, consisting of 7 students. Meanwhile the sample was not used in this research because all members of population become the subject of research (population research). Technique of collecting data used was a multiple choice objective test to measure the mathematical learning achievement. Technique of analizing data used was non-parametrical statistical analysis, Wilcoxon Signed Rank Test with SPSS release 15 help. The result of research shows that mean score of mathematics learning before given treatment (pretest) of 19,43 and after given treatment (posttest) of 23,14. From the result of data anlysis, it can be obtained the Z statistic probability value of 0,016 at significance level (α) 5% = 0,05, meaning that Ho is not supported and Ha is supported. Thus, the hypothesis stating that “The use of computer as an interavtive learning media on the mathematics learning achievement in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 201/ 2011” is proved. So, from this research, it can be concluded that the use of computer as an interavtive learning media affects significantly the mathematics learning achievement in the deaf D4 grader of SLB-B YRTRW Surakarta in the school year 201/ 2011.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
Sesungguhnya perumpamaan apa-apa yang Allah mengutusku dengannya berupa petunjuk dan ilmu, bagaikan hujan deras yang menimpa bumi. Maka, di antara bumi ada yang baik, menyerap air dan menumbuhkan pepohonan kecil dan rerumputan yang banyak. Dan diantara bagian bumi, ada yang keras (gersang), ia menyerap air. Allah pun memberikan manfaat kepada orang-orang dengannya.... (Terjemahan HR. Al-Bukhori 1/ 42 no. 79)
commit to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan skripsi ini untuk:
Bapak dan ibu tercinta, yang mendidik dan membesarkan dengan tulus dan penuh kasih sayang. Pengorbanan yang bapak dan ibu berikan tak terbalaskan oleh suatu apapun
Khoiril Anwar Udin. Engkau adalah semangat bagiku.
Herman dan teman-teman PLB FKIP UNS Bersamamu, membangunkanku untuk menyelesaikan skripsi ini
Keluarga besar KSR PMI Unit UNS Sharing di antara kita sungguh memperkaya hati, spiritualitas dan intelektualitas
Almamaterku yang aku banggakan.
commit to user
viii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan
rahmat
dan
hidayah-Nya
sehingga
peneliti
dapat
menyelesaikan penyusunan skripsi ini guna memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Solawat serta salam semoga selalu tercurah pada junjungan kita, Nabi Muhammad SAW beserta para sahabat dan keluarganya. Hambatan dan kesulitan tak lepas selama penyusunan skripsi ini, namun atas bantuan berbagai pihak akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatulloh, M. Pd, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. R. Indianto, M.Pd. Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 3. Drs. A. Salim Choiri, M. Kes. Ketua Program Studi Pendidikan Luar Biasa Universitas Sebelas Maret Surakarta, dan Pembimbing I yang telah memberikan ijin, bimbingan dan saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. 4. Dra. B. Sunarti, M. Pd. Pembimbing II yang telah memberikan ijin, semangat, bimbingan serta saran-saran dalam penyusunan skripsi ini. 5. Drs. Sudakiem, M. Pd. selaku Penasehat Akademik atas bimbingan dan nasehatnya. 6. Misdi, S. Pd. Kepala Sekolah SLB-B YRTRW Surakarta yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. 7. Murtini, S. Pd. Guru kelas D4 yang telah memberi bantuan sehingga penuls dapat melaksanakan penelitian dengan baik 8. Bapak. Ibu dan kakak yang telah memberi dukungan baik moril maupun spirituil. 9. Herman Prahmono yang telah memberi semangat untukku dan memberikan media pembelajaran sehingga dapat mengerjakan skripsi dengan baik commit to user
ix
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10. Seluruh sahabat dan teman-teman seperjuangan di PLB FKIP UNS terima kasih untuk bantuan, semangat, saran, pengertian dan selalu mendukungku 11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Semoga Allah mengganti yang lebih baik untuk semua doa dan bantuan kalian semua.
Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna, untuk itu penulis menerima dengan terbuka semua saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terkait khususnya bagi kepentingan pendidikan.
Surakarta, 21 Maret 2011
Penulis
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL ................................................................................................................... i PENGAJUAN SKRIPSI ....................................................................................... ii PERSETUJUAN .................................................................................................. iii PENGESAHAN ................................................................................................... iv ABSTRAK ............................................................................................................v MOTTO .............................................................................................................. vii PERSEMBAHAN ............................................................................................. viii KATA PENGANTAR ........................................................................................ ix DAFTAR ISI ....................................................................................................... xi DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiii DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xv BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................... 1 B. Identifikasi Masalah ........................................................................... 3 C. Pembatasan Masalah .......................................................................... 3 D. Perumusan Masalah ........................................................................... 4 E. Tujuan penelitian ............................................................................... 4 F. Manfaat Penelitian ............................................................................. 4 BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 6 A. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 6 1. Tinjauan tentang Anak Tunarungu .............................................. 6 a. Pengetian Tunarungu ............................................................. 6 b. Klasifikasi Tunarungu ............................................................ 7 c. Penyebab Ketunarunguan ..................................................... 10 d. Karakteristik Anak Tunarungu ............................................. 11 2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Matematika............................ 15 a. Pengertian Belajar ................................................................ 15 to user b. Prestasi Belajarcommit ..................................................................... 16
xi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ............ 17 d. Fungsi Prestasi Belajar ......................................................... 20 e. Pengertian Matematika ......................................................... 20 3. Tinjauan tentang Komputer sebagai Media Pembelajaran Interaktif ..................................................................................... 22 a. Komputer .............................................................................. 22 b. Media Pembelajaran ............................................................. 27 c. Media Interaktif .................................................................... 33 B. Penelitian yang Relevan ................................................................... 35 C. Kerangka Berpikir ............................................................................ 36 D. Hipotesis ........................................................................................... 37 BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 38 A. Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 38 B. Populasi dan Sampel ........................................................................ 39 C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 39 1. Validitas ...................................................................................... 42 2. Reliabilitas .................................................................................. 43 D. Rancangan Penelitian ....................................................................... 44 1. Metode yang Digunakan ............................................................. 44 2. Desain Penelitian ........................................................................ 45 3. Variabel Penelitian ..................................................................... 47 E. Teknik Analisis Data ........................................................................ 47 BAB IV HASIL PENELITIAN .......................................................................... 49 A. Diskripsi Data Penelitian .................................................................. 49 B. Pengujian Hipotesis .......................................................................... 54 C. Rangkuman untuk Pembuktian Hipotesis ......................................... 55 D. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................ 56 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 58 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 60 LAMPIRAN commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Waktu Penyususunan Skripsi ............................................................... 38 Tabel 2. Kisi-Kisi Intrumen Prestasi Belajar Matematika .................................. 41 Tabel 3. Daftar Identitas Siswa Tunarungu Kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta ................................................................................................. 49 Tabel 4. Daftar Nilai Pre-test ............................................................................. 50 Tabel 5. Daftar Nilai Post-test ............................................................................ 51 Tabel 6. Daftar Nilai Pre-test dan Post-test ........................................................ 53 Tabel 7. Perhitungan Analisis Nilai Pre-test dan Post-test ................................ 54 Tabel 8. Hasil Tes Statistik Prestasi Belajar Matematika ................................... 54 Tabel 9. Kesimpulan Hasil Penelitian ……………………………………........ 55
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir ................................................................. 36 Gambar 2. Model Desain One Group Pre-test Post-Test…………………........ 45 Gambar 3. Grafik Histogram Nilai Pre-test ……………………………….….. 51 Gambar 4. Grafik Histogram Nilai Post-test ………………………………...... 52 Gambar 5. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar pada Pre-test dan Post-test ..... 53
commit to user
xiv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Instrumen Prestasi Belajar Matematika .......................................... 64 Lampiran 2. Data Try Out ................................................................................... 71 Lampiran 3. Uji Validitas ................................................................................... 72 Lampiran 4. Uji Reliabilitas ............................................................................... 73 Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran .............................................. 74 Lampiran 6. Instrumen Pre-Test dan Post-Test .................................................. 80 Lampiran 7. Data Pre-Test dan Data Post-Test .................................................. 86 Lampiran 8. Tabel Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ........................................... 87 Lampiran 9. Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ............................................... 88 Lampiran 10. Surat Keputusan Dekan ................................................................ 89 Lampiran 11. Surat Ijin Try Out ......................................................................... 90 Lampiran 12. Permohonan Ijin Try Out di SLB-B YAAT Surakarta ................. 91 Lampiran 13. Surat Ijin Penelitian ...................................................................... 92 Lampiran 13. Permohonan Ijin Penelitian di SLB-B YRTRW Surakarta .......... 93 Lampiran 14. Surat Keterangan Try Out ............................................................ 94 Lampiran 15. Surat Keterangan Penelitian ......................................................... 95
commit to user
xv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Menurut Murni Winarsih (2007: 23) tunarungu adalah seseorang yang kehilangan atau kekurangan kemampuan mendengar baik sebagian maupun seluruhnya sehingga ia tidak dapat menggunakan pendengarannya dalam kehidupan sehari-hari sehingga kemampuan bahasa sebagai alat komunikasi terganggu. Menurut Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 13) terbatasnya kemampuan bahasa yang mengakibatkan daya abstraksi anak tunarungu sering dikatakan kurang jika dibandingkan anak normal. Jika kemampuan bahasa anak tunarungu ditambah maka kemampuan mengabstrasikan juga akan meningkat. Ketunarunguan seseorang dapat menghambat perkembangan bahasa sehingga mengalami hambatan untuk berkomunikasi dengan orang mendengar, hal ini berpengaruh pada proses pendidikan, khususnya mengalami kesulitan dalam prestasi akademik. Salah satu faktor yang mempengaruhi prestasi akademik adalah tingkat intelegensi seseorang. Anak tunarungu ada yang memiliki intelegensi tinggi, ratarata,
dan
rendah.
Perkembangan
intelegensi
sangat
dipengaruhi
oleh
perkembangan bahasa sehingga perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama dengan cepatnya dengan anak normal lainnya. Rendahnya tingkat presatasi akademik anak tunarungu bukan karena kemampuan intelektual yang rendah (terbelakang mental), tetapi disebabkan karena intelegensinya tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang dengan maksimal. Akan tetapi untuk aspek intelegensi yang bersumber pada penglihatan dan motorik akan berkembang dengan baik. Menurut Parwoto (2007: 125) matematika adalah ilmu tentang strukturstruktur abstrak karena penelaahan bentuk-bentuk dalam matematika membawa matematika itu ke dalam struktur-struktur abstrak. Pengetahuan matematika commit to user
1
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak bagi peserta didik, terlebih bagi peserta didik tunarungu yang daya abstraksinya rendah. Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan seharihari. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak. Dalam pembelajaran matematika yang abstrak peserta didik khususnya anak tunarungu memerlukan media dan alat peraga yang dapat memperjelas apa yang akan disampaikan oleh guru sehingga lebih cepat dipahami oleh peserta didik. Penyampaian materi akan lebih tercapai dan lebih dimengerti jika disertai media. Oleh karena itu, pembelajaran matematika di sekolah merupakan hal yang abstrak bagi anak tunarungu, media sangat penting sebagai stimulus untuk merangsang kemampuan dan motivasi serta menjadikan matematika menjadi mata pelajaran yang lebih konkrit. Media pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan prestasi belajar, dan prestasi belajar akan kurang maksimal jika tidak menggunakan media pendidikan yang diperlukan. Dengan demikian guru membutuhkan suatu media pendidikan dalam proses belajar mengajar supaya materi dapat dimengerti oleh siswa. Dalam proses belajar mengajar, matematika merupakan suatu pengajaran yang memerlukan media pembelajaran dalam penyampaiannya. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif yang diharapkan dapat meningkatkan prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta. Karena media ini disajikan dengan kontrol yang meminta pebelajar mempraktekan ketrampilan dan menerima balikan serta memberi kesempatan kepada pebelajar untuk memberi respons aktif. Pembelajaran dengan menggunakan komputer dapat disesuaikan dengan kemampuan dan kecepatan belajar siswa. Komputer sebagai media pembelajaran commit to user interaktif juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk dapat terlibat
2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
langsung dalam pembelajaran, peserta didik juga bisa memperoleh balikan sehingga dapat mewujudkan iklim pembelajaran yang baik. Sebagaimana yang dikemukakan oleh Parwoto (2007: 127) ”Program komputer itu sendiri dapat memberikan pengaruh pada motivasi bermain anak”. Hal tersebut selaras dengan pendapat Ronald L. Taylor, Lydia R. Smiley dan Stephen B. Richard (2009: 275) yang mengemukakan teknologi komputer dapat digunakan untuk mendukung secara langsung pembelajaran peserta didik. Penggunaan komputer menurut Paul G. Geisert dan Mynga K. Futrell (1995: 3) dapat membantu guru dalam membentuk pembelajaran yang efektif, guru juga dapat melakukaan pekerjaannya lebih baik. Berdasarkan uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa anak tunarungu adalah anak yang mengalami gangguan pendengaran sehingga sulit menerima materi pelajaran khususnya mata pelajaran matematika yang sifatnya abstrak jika dalam penyampaiannya secara verbal, sedangkan daya abstraksi anak tunarungu rendah. Dengan demikian komputer sebagai media pembelajaran interaktif diharapkan dapat memaksimalkan anak dalam menangkap materi pelajaran. Dari penjelasan di atas, maka peneliti mengangkat penelitian yang berjudul ”Pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011.
B. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Kemampuan anak tunarungu untuk menerima pelajaran kurang maksimal sebagaimana anak normal 2. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak 3. Anak tunarungu mempunyai daya abstraksi yang rendah 4. Anak tunarungu mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata, akan tetapi prestasi mereka cenderung rendah. commit to user
3
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Pembatasan Masalah Agar masalah dapat dikaji secara mendalam, maka perlu pembatasan masalah. Pembatasan masalah tersebut adalah: 1. Matematika merupakan mata pelajaran yang bersifat abstrak 2. Anak tunarungu mempunyai tingkat kecerdasan rata-rata, akan tetapi prestasi mereka cenderung rendah.
D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, dapat penulis rumuskan: “Apakah
penggunaan
komputer
sebagai
media
pembelajaran
interaktif
berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011?”
E. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/1011.
F. Manfaat Penelitian Dengan mengadakan penelitian pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika ini, diharapkan penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a. Dapat memperkaya pengetahuan mengenai media pendidikan, khususnya media pembelajaran interaktif b. Dapat memberikan alternatif pemilihan media serta cara menggunakannya sesuai dengan kondisi peserta didik. commit to user
4
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2. Manfaat Praktis Dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif siswa menjadi lebih tertarik terhadap materi yang disampaikan karena komputer dapat menampilkan berbagai macam warna dan gambar yang dapat digerakkan.
commit to user
5
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 1. Tinjauan tentang Tunarungu a. Pengertian Tunarungu Istilah tunarungu diambil dari kata “tuna” yang artinya kurang dan “rungu” yang artinya pendengaran. Jadi anak tunarungu adalah anak yang kurang mampu mendengar atau tidak mampu mendengar suara. Tunarungu merupakan keadaan kehilangan pendengaran meliputi seluruh tingkatan baik ringan, sedang, berat dan sangat berat yang mengakibatkan gangguan pada komunikasi walaupun sudah menggunakan alat bantu dengar tetapi tetap memerlukan layanan pendidikan khusus. Menurut Donald F. Morees dalam Murni Winarsih (2007: 22) “Tunarungu adalah istilah umum yang menunjukkan kesulitan mendengar dari yang ringan sampai berat sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui
pendengaran
baik
menggunakan
alat
bantu
maupun
tidak
menggunakan alat bantu”. Mega Iswari (2007: 57) menyatakan istilah tunarungu ditujukan pada anak yang kehilangan kemampuan mendengar baik sebagian yang disebut kurang dengar maupun seluruhnya yang disebut tuli. Deafness means a hearing impairment that is so severe the child is impaired in processing linguistic information through hearing, with or without amplification, and that adversely affects a child’s educational performance. Hearing impairment means an impairment in hearing, whether permanent or fluctuating, that adversely affects a child’s educational performance but that isnot included under the definition of deafness.(Iindividual’s with Disabilities Education Act of 2004 [IDEA 04] dalam Ronald L. Taylor, Lydia R. Smiley, dan Stephen B. Richards, 2009: 256) Pernyataan di atas menjelaskan bahwa tuli adalah suatu gangguan pendengaran yang sangat berat yang dapat menghambat proses pemerolehan bahasa dan informasi dengan atau tanpa alat bantu dengar sehingga berdampak kurang baik dalam penyelenggaraan pendidikannya. Sedangkan kurang dengar adalah gangguan dalam mendengar yang bersifat menetap atau commit to user
6
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
tidak menetap yang juga berdampak pada pendidikannya akan tetapi tidak termasuk dalam golongan orang tuli. Mohammad Effendi (2006, 57) mengemukakan bahwa “Tunarungu adalah seseorang yang mengalami kerusakan gangguan atau kerusakan satu atau lebih organ telinga dalam proses pendengarannya sehingga organ tersebut tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya”. Dari pendapat beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan bahwa tunarungu
adalah
seseorang
yang
mengalami
hambatan
dalam
pendengarannya baik sebagain atau seluruhnya dengan menggunakan atau tanpa alat bantu dengar yang mengakibatkan gangguan pemerolehan bahasa dan informasi sehingga proses pendidikannya juga terganggu tidak sebagaimana mestinya anak normal lainnya yang tidak mengalami gangguan pendengaran.
b. Klasifikasi Tunarungu Derajat ketunarunguan seseorang sangat bervariasi, oleh sebab itu ada klasifikasi tunarungu diperlukan untuk layanan pendidikan. Klasifikasi menurut Boothroyd dalam Murni Winarsih (2007: 23) antara lain: 1) Kelompok I
: kehilangan 15-30 dB, mild hearing atau ketunarunguan ringan, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia masih normal.
2) Kelompok II :
kehilangan 31-60
dB,
moderate
hearing
losses/
ketunarunguan sedang, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia hanya sebagian. 3) Kelompok III :
kehilangan
61-90
dB,
severe
hearing
losses/
ketunarunguan berat, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada. 4) Kelompok IV : kehilangan 91-120 dB, profound hearing losses/ ketunarunguan sangat berat, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. commit to user
7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5) Kelompok V : kehilangan lebih dari 120 dB, total hearing losses/ ketunarunguan total, daya tangkap terhadap suara cakapan manusia tidak ada sama sekali. Sedangkan klasifikasi menurut Samuel A. Kirk dalam Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 29) adalah: 1) 0 Db
: menunjukkan pendengaran yang optimal
2) 0 – 26 dB
: menunjukkan seseorang yang masih mempunyai pendengarann yang normal
3) Tunarungu ringan (27 – 40 dB)
: mempunyai kesulitan mendengar
bunyi-bunyi yang jauh, membutuhkan tempat duduk yang strategis letaknya dan memerlukan terapi bicara 4) Tunarungu sedang (41 – 55 dB) tidak
: dapat
mengerti bahasa percakapan, mengikuti
diskusi
kelas,
membutuhkan alat bantu dengar dan terapi bicara 5) Tunarungu agak berat (56 – 70 dB) jarak
yang
: hanya bisa mendengar suara dari dekat,
masih
mempunyai
sisa
pendengaran untuk belajar bahasa dan bicara dengan menggunakan alat bantu mendengar serta dengan cara yang khusus 6) Tunarungu berat (71 – 90 dB)
: hanya bisa mendengar bunyi yang
sangat dekat, masih mempunyai sisa pendengaran untuk
belajar
bahasa
dan
bicara
dengan
menggunakan alat bantu mendengar serta dengan cara yang khusus 7) Tunarungu sangat berat (91 dB ke atas) : mungkin sadar akan adanya bunyi atau suara dan getaran, banyak tergantung pada penglihatan daraipada pendengaran untuk proses
menerima
informasi,
bersangkutan dianggap tuli commit to user
8
dan
yang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan klasifikasi menurut Ronald L. Taylor, dkk (2009: 257) adalah sebagai berikut: 1) 20 – 40 dB
: mild hearing loss (tunarungu ringan)
2) 41 – 60 dB
: moderate hearing loss (tunarungu sedang)
3) 61 – 80 dB
: severe hearing loss (tunarungu berat)
4) 81 dB ke atas : profound hearing loss (tunarungu sangat berat) Sharon Vaughn, Candace S. Bos, dan Jeanne Shay Schum (2002: 258) mengemukakan orang yang memiliki pendengaran normal jika mempunyai kemampuan mendengar antara 0-15 dB. Akan tetapi orang yang termasuk ke dalam kelas kehilangan kemampuan mendengar ringan dan sedang maka orang tersebut masih mempunyai kemampuan mendengar yang kecil atau dikatakan orang yang kurang dengar. Sedangkan seseorang yang termasuk ke dalam kelas kehilangan kemampuan mendengar berat dan sangat berat maka seseorang tersebut dapat dikatakan orang tuli. Dari beberapa pendapat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tunarungu mempunyai beberapa klasifikasi, tergantung dari kemampuan mendengar yang dimiliki seseorang. Klasifikasi tersebut antara lain: 1) Hard of hearing, terdiri dari: a) Slight hearing losses (15- 30 dB): memiliki kemampuan mendengar yang baik b) Mild hearing losses (31- 40 dB): mampu memahami percakapan biasa dari jarak dekat c) Moderate hearing losses (41- 60 dB): mampu memahami percakapan keras dari jarak dekat 2) Deaf, terdiri dari: a) Severe
hearing losses (61- 90 dB): daya tangkap terhadap suara
cakapan hanya sebagian b) Profound hearing losses (91- 120 dB): daya tangkap terhadap suara cakapan tidak ada c) Total hearing losses (120 dB ke atas): daya tangkap terhadap suara user dapat membaca bibir. cakapan tidak ada samacommit sekali,tohanya
9
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Penyebab Ketunarunguan Banyak sekali faktor yang menyebabkan seseorang menjadi tunarungu, akan tetapi penyebab khusus ketunarunguan yang dialami oleh seseorang sering tidak dapat teridentifikasi. Menurut Murni Winarsih (2007: 28-29) mengelompokkan penyebab ketunarunguan menjadi: 1) Faktor dari dalam diri anak, meliputi: a) Keturunan dari salah satu atau kedua orang tua b) Ibu menderita campak Jerman (rubella) ketika sedang mengandung c) Ibu menderita keracunan darah (toxaminia) ketika sedang mengandung 2) Faktor dari luar diri anak, meliputi: a) Anak mengalami infeksi pada saat dilahirkan b) Meningitis atau Radang Selaput Otak c) Otitis media (Radang telinga bagian tengah) d) Penyakit lain atau kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan alat pendengaran Sedangkan Mohammad Effendi (2006: 65-69) mengelompokkan penyebab ketunarunguan berdasarkan waktu terjadinya ketunarunguan, yaitu: 1) Ketunarunguan sebelum lahir yaitu terjadinya tunarungu ketika anak belum lahir atu masih berada dalam kandungan, kedaan yang mnyebabkan hal ini terjadi antara lain: a) Keturunan (hereditas) b) Penyakit cacar air Jerman (maternal rubella) c) Terlalu banyak menggunakan antibiotika d) Ibu menderita keracunan pada darahnya 2) Ketunarunguan saat lahir yaitu terjadinya tunarungu karena proses kelahiran yang tidak semestinya, seperti: a) Bayi lahir terlalu dini (prematur) b) Ketidakcocokan antara darah ibu dengan darah anak c) Proses kelahiran yang menggunakan alat bantu 3) Ketunarunguan setelah lahir yaitu terjadi tunarungu setelah anak commit to user dilahirkan, antara lain:
10
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
a) Radang selaput otak b) Setelah anak lahir terserang penyakit campak (measles), stuip, thypus, influenza, dan lain-lain c) Otitis media kronis. Dari penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa yang dapat menyebabkan seseorang menjadi tunarungu adalah antara lain: 1) Keturunan (anak yang mengalami ketunarunguan karena di antara anggota keluarganya ada yang mengalami ketunarunguan) 2) Campak Jerman (rubella) yang diderita ibu ketika sedang mengandung anaknya 3) Ketika masih dalam kandungan, ibu terlalu banyak menggunakan antibiotik 4) Ibu
menderita
toxaminia
ketika
mengandung
anaknya
sehingga
menyebabkan kerusakan plasenta atau janinnya 5) Pada saat dilahirkan anak mengalami infeksi 6) Anak menderita radang selaput otak 7) Telinga anak bagian tengah mengalami kerusakan 8) Bayi lahir prematur 9) Rhesus antara anak dengan ibu tidak cocok 10) Anak menderita penyakit seperti (campak, stuip, typus, dll) atau kecelakaan yang dapat menyebabkan kerusakan organ pendengaran.
d. Karakteristik Anak Tunarungu Secara fisik karakteristik anak tunarungu tidak nampak jelas jika dibandingkan dengan ketunaan yang lain karena secara sepintas mereka terlihat tidak mengalami kelainan. Akan tetapi anak tunarungu mempunyai karakteristik yang khas sebagai akibat dari ketunarunguannya tersebut. Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 34-39) melihat karakterisik anak tunarungu dari beberapa segi: commit to user
11
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
1) Karakteristik dalam segi intelegensi Anak tunarungu ada yang memiliki intelegensi tinggi, rata-rata dan rendah sama seperti halnya anak normal. Akan tetapi intelegensi mereka tidak mendapatkan kesempatan untuk berkembang, karena pendengaran mereka terganggu sehingga sedikit sekali informasi yang diperoleh anak tunarungu. Dengan demikian perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan anak normal lainnya. 2) Karakteristik bahasa dan bicara Kemampuan bahasa dan bicara anak tunarungu jauh berbeda dengan kemampuan bahasa dan bicara anak normal. Hal itu disebabkan karena anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa, kemampuan bahasanya tidak akan berkembang jika tidak dididik dan dilatih secara khusus. Perkembangan bahasa erat kaitannya dengan kemampuan mendengar. Akibat ketidakmampuannya untuk mendengar dibanding dengan anak normal sebayanya, maka perkembangan bahasa anak tunarungu tertinggal jauh. 3) Karakteristik dalam segi emosi dan sosial Tunarungu menyebabkan seseorang terasing dari aturan sosial dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat mereka, maka anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan kepribadian untuk menuju dewasa. Hal tersebut menimbulkan efek negatif bagi anak tunarungu, seperti: a) Egosentrisme melebihi anak normal Karena
anak
tunarungu
mengalami
hambatan
dalam
pendengarannya maka mereka lebih menggunakan penglihatannya dalam pengamatan, maka anak tunarungu mempunyai sifat ingin tahu yang besar yang seolah-olah mereka selalu ingin melihat, hal itu dapat meningkatkan sifat egosentrisme mereka, bahkan mereka ingin memilikinya, dan bisa terjadi ia langsung merebutnya dari tangan orang lain. commit to user
12
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Mempunyai perasaan takut akan lingkungan yang luas Anak tunarungu sering merasa tidak menguasai keadaan yang diakibatkan oleh pendengaran yang mengalami gangguan, maka ia sering merasa takut dan khawatir. c) Ketergantungan terhadap orang lain Sikap ketergantungan anak tunarungu menunjukkan bahwa ia putus asa dan ingin mencari bantuan. d) Perhatian sukar dialihkan Keterbatasan bahasa menyebabkan keterbatasan berpikir seseorang, pikiran anak tunarungu terpaku pada hal yang konkrit, seluruh
perhatiannya
tertuju
pada
sesuatu
dan
sulit
untuk
melepaskannya karena ia tidak mempunyai kemampuan lain. Sehingga jalan pikiran anak tunarungu sulit untuk berpindah ke hal lain yang belum nyata. e) Pada umumnya memiliki sifat yang polos, sederhana dan tidak banyak masalah Kemiskinan dalam bahasa mengakibatkan anak tunarungu dengan mudah meyampaiakan perasaan dan apa yang ada dalam pikirannya tanpa memandang segi-segi yang akan menghalanginya. f) Mudah marah dan mudah tersinggung Anak
tunarungu
sering
mengalami
kesulitan
dalam
menyampaikan perasaan dan apa yang dipikirkan serta kesulitan memahami apa yang disampaikan orang lain, maka hal tersebut diwujudkan dengan kemarahan. Dilihat dari pengaruh hilangnya kemampuan mendengar terhadap perkembangan anak tunarungu, Mega Iswari (2007: 61-63) menjelaskan karakteristik anak tunarungu dari segi: 1) Karakteristik intelegensi Anak tunarungu sering menunjukkan prestasi akdemik yang rendah, hal tersebut bukan disebabkan karena anak tunarungu mengalami commit to user
13
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
kecerdasan di bawah rata-rata akan tetapi disebabkan karena kesulitan memahami bahasa dan informasi yang diterimanya 2) Karakteristik dalam segi bahasa Anak tunarungu sangat bermasalah dalam berbahasa, mereka mengalami kesulitan memahami kalimat. 3) Prestasi akademik Anak tunarungu mengalami hambatan dalam bahasa sehingga menjadi kendala dalam memahami mata pelajaran, maka anak tunarungu mempunyai prestasi akademik yang rendah. 4) Penyesuaian sosial pribadi Anak
tunarungu
kehilangan
kemampuan
mendengar
yang
menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, sehingga mereka mengalami kesulitan sosial dan perilaku. Kemiskinan bahasa anak tunarungu juga dapat menyebabkan anak tunarungu kurang mampu memahami normanorma yang berlaku di lingkungannya. Oleh sebab itu anak tunarungu sering memperlihatkan kekhasannya seperti kekakuan, egosentrik, impulsif, keras kepala, dan tanpa ada kontrol diri. Dari penjelasan karakteristik di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa secara fisik anak yang mengalami ketunarunguan terlihat seperti anak normal yang mampu mendengar pada umumnya. Untuk lebih mudah memahami karakteristik anak tunarungu maka karakteristik anak tunarungu dapat dibagi menjadi beberapa segi yaitu: 1) Karakteristik dalam segi intelegensi Perkembangan intelegensi anak tunarungu tidak sama cepatnya dengan anak normal lainnya, karena pendengaran mereka terganggu sehingga sedikit sekali informasi yang diperoleh anak tunarungu. 2) Karakteristik bahasa dan bicara Karena anak tunarungu tidak dapat mendengar bahasa, kemampuan bahasanya tidak akan berkembang jika tidak dididik dan dilatih secara khusus. commit to user
14
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3) Karakteristik dalam segi emosi Anak tunarungu sering memperlihatkan kekhasannya seperti kekakuan, egosentrik, impulsif, keras kepala, dan tanpa ada kontrol diri. Selain itu juga anak tunarungu sering menggantungkan dirinya kepada orang lain, mudah marah dan tersinggung, jika ia sudah punya perhatian terhadap sesuatu maka perhatiannya tersebut sukar dialihkan, rasa takut jika berada pada lingkungan yang luas sering menghantui anak tunarungu dan kebanyakan dari mereka mempunyai sikap yang polos sederhana dan tidak merasa banyak masalah. 4) Penyesuaian sosial pribadi Tunarungu menyebabkan seseorang terasing dari aturan sosial dan pergaulan dalam kehidupan masyarakat mereka, maka anak tunarungu mengalami hambatan dalam perkembangan kepridian untuk menuju dewasa. Anak tunarungu kehilangan kemampuan mendengar yang menyebabkan masalah dalam berkomunikasi, sehingga mereka mengalami kesulitan sosial dan perilaku. Kemiskinan bahasa anak tunarungu juga dapat menyebabkan anak tunarungu kurang mampu memahami normanorma yang berlaku di lingkungannya.
2. Tinjauan tentang Prestasi Belajar Matematika a. Pengertian Belajar Sebelum membahas tentang prestasi belajar, terlebih dahulu membahas tentang pengertian belajar, belajar merupakan proses perubahan dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang buruk berubah menjadi baik, dan dari yang tidak dapat menjadi dapat. Para pakar pendidikan telah mengemukakan pengertian yang berbeda antara satu dengan yang lainnya. Namun demikian perbedaan pengertian tersebut selalu mengacu pada satu prinsip yaitu setiap orang yang melakukan proses belajar akan mengalami suatu perubahan dalam dirinya. Mulyati (2009: 5) mengemukakan bahwa ”Belajar merupakan usaha user sadar individu untuk mencapaicommit tujuan to peningkatan diri atau perubahan melalui
15
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
latihan-latihan dan pengulangan-pengulangan dan perubahan yang terjadi bukan karena peristiwa kebetulan”. Menurut Sharon E. Smaldino, James D. Russel, Robert Heinich dan Michael Molenda (2002: 6) “Learning is development of new knowledge, skills or attitude as individual interacts with information and the environment”. Pernyataan tersebut menjelaskan bahwa belajar adalah pemerolehan pengetahuan yang baru, ketrampilan dan tingkah laku sehingga pengetahuan, ketrampilan dan tingkah laku tersebut berkembang ke arah positif sebagai hasil dari interaksinya dengan informasi yang diperoleh dan dengan lingkungannya. Menurut M. Sobry Sutikno dalam Pupuh Fathurrohman dan M. Sobry Sutikno (2009: 5) ”Belajar adalah proses usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk memperoleh perubahan yang baru sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan”. Dalam konteks sekolah belajar merupakan usaha yang dilakukan siswa untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang belum pernah ia dapatkan secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya setelah berinteraksi dengan lingkungan. Sedangkan belajar menurut Mahmud (2010: 61) “Perubahan dalam kepribadian yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respons yang baru berbentuk ketrampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan, dan kecakapan.” Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah modifikasi kelakuan secara sadar melalui pengalaman yang berupa stimulus dan respon yang bersifat mekanisme yang bertujuan untuk membangun pemahaman, pengetahuan, ketrampilam, kecakapan, sikap dan tingkah laku serta aspek-aspek lain yang ada pada individu yang belajar sebagai hasil interaksinya dengan lingkungan.
b. Prestasi Belajar Prestasi dapat digunakan untuk mendapatkan gambaran yang jelas mengenai tujuan dari suatu kegiatan yaitu belajar. Kata prestasi berasal dari bahasa Belanda yaitu “prestatie” yang berarti hasil usaha. Menurut Lanawati commit to user dalam Reni Akbar dan Hawadi (2004: 169) “Prestasi belajar adalah hasil
16
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
penilaian pendidik terhadap proses belajar dan hasil belajar siswa sesuai dengan tujuan instruksional yang menyangkut isi pelajaran dan perilaku yang diharapakan”. Munawir Yusuf dan Edi Legowo (2006: 10) menyatakan bahwa “Prestasi belajar atau hasil belajar merupakan out put dari proses kegiatan belajar. Hasil belajar dalam bidang pendidikan di sekolah biasanya dinyatakan dengan angka. Angka yang diperoleh dari kegiatan belajar ini selanjutnya disebut hasil belajar atau prestasi belajar”. Sedangkan menurut Ign. Masidjo (2010: 40) “Prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja dan merupakan kemampuan yang sungguh-sungguh aktual diperoleh sewaktu mempelajari suatu bahan pelajaran sebagai hasil dari pengukuran”. Belajar yang efektif dapat membantu siswa untuk meningkatkan kemampuan yang diharapkan sesuai dengan tujuan instruksional yang ingin dicapai. Dengan tercapainya tujuan instruksional tersebut maka dapat dikatakan siswa yang dapat mencapai tujuan instruksional mempunyai prestasi belajar. Singgih Gunarsa (1995: 40) mengemukakan bahwa “Prestasi belajar adalah hasil proses belajar yang khas yang dilakukan secara sengaja sebagai hasil dari pengukuran”. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah output dari kegiatan belajar yang dapat menentukan tingkat kecakapan melalui penilaian dari pendidik sesuai dengan isi pelajaran dan perilaku yang diharapkan dari siswa dengan membandingkannya dengan norma tertentu dalam sistem penilaian yang telah dicapai yang berupa angka.
c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Prestasi belajar yang merupakan hasil proses belajar dari setiap individu diperoleh tidak sama oleh individu-individu tersebut, keadaan tersebut dikarenakan banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Miranda, Winkel, dan Santrock dalam Reni Akbar dan Hawadi (2004: commit to user
17
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
167-168), menyatakan bahwa prestasi belajar ditentukan oleh faktor-faktor berikut: 1) Faktor yang ada pada siswa, yaitu: (a)
taraf intelegensi
(b)
bakat khusus
(c)
taraf pengetahuan yang dimiliki
(d)
taraf kemampuan berbahasa
(e)
taraf organisasi kognitif
(f)
motivasi
(g)
kepribadian
(h)
perasaan
(i)
sikap
(j)
minat
(k)
konsep diri
(l)
kondisi fisik dan psikis
2) Faktor-faktor yang ada pada keluarga (a)
hubungan antar orang tua
(b)
hubungan orang tua dengan anak
(c)
jenis pola asuh
(d)
keadaan sosial ekonomi keluarga
3) Faktor-faktor yang ada di lingkungan sekolah (a)
guru: kepribadian guru, sikap guru terhadap siswa, ketrampilan didaktik guru, gaya mengajar guru
(b)
kurikulum
(c)
organisasi sekolah, sistem sosial di sekolah
(d)
keadaan fisik sekolah dan fasilitas pendidikan
(e)
lokasi gedung sekolah
4) Fator-faktor pada lingkungan sosial yang lebih luas (a)
keadaan sosial, politik, dan ekonomi
(b)
keadaan fisik: cuaca dan iklim. commit to user
18
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Sedangkan faktor utama yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Abdul Hadits dan Nurhayati (2010: 101) yaitu: 1) Faktor internal, yang meliputi: (a)
Psikologis, meliputi: bakat, intelegensi, sikap, perhatian, pikiran, persepsi, pengamatan, minat, motivasi
(b)
Sosiologis yang meliputi kemampuan guru dan siswa dalam melakukan interaksi sosial dan komunikasi sosial baik guru dengan siswa, siswa dengan siswa, guru dengan guru ataupun kepala sekolah
(c)
Fisiologis yang ada pada siswa sebagai pebelajar dan guru sebagai pembelajar
2) Faktor eksternal, (a)
Masukan lingkungan
(b)
Masukan peralatan
(c)
Masukan eksternal lainnya Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar menurut Robertus
Angkowo dan A. Kosasih (2007: 50-51) antara lain: 1) Faktor dari dalam diri anak: menyangkut kemampuan, motivasi, minat, perhatian, sikap, kebiasaan belajar, ketekunan, kondisi sosial ekonomi, kondisi fisik psikis 2) Faktor dari luar (lingkungan) yang menyangkut kualitas pengajaran 3) Pendekatan belajar yaitu upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode pembelajaran. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan untuk mencapai prestasi belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intern), dan faktor yang terdiri dari luar siswa (faktor ekstern). Faktor-faktor yang berasal dari dalam diri anak bersifat biologis sedangkan faktor yang berasal dari luar diri anak antara lain adalah faktor to user keluarga, sekolah, masyarakatcommit dan sebagainya.
19
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Fungsi Prestasi Belajar Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi, peranannya sangat penting untuk memantau perkembangan peserta didik dalam mengikuti proses belajar pembelajaran. Dengan diketahuinya prestasi peserta didik, maka pendidik akan lebih mudah memberikan tindak lanjut untuk kegiatan pembelajaran selanjutnya. Fungsi prestasi belajar menurut Zainal Arifin (1990: 3-4) antara lain: 1) Prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang dikuasai peserta didik 2) Prestasi belajar digunakan sebagai lambang pemuas hasrat ingin tahu 3) Prestasi belajar digunakan sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan, menjadi pendorong bagi siswa untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi 4) Prestasi belajar digunakan sebagai indikator intern dan ekstern
dari
intitusi pendidik atau indikator keberhasilan kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan pembangunan masyarakat 5) Prestasi belajar digunakan sebagai indikator terhadap daya tangkap (kecerdasan) siswa. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar dapat digunakan sebagai indikator keberhasilan proses belajar mengajar, sehingga dapat diketahui cara mengajar guru sudah sesuai atau belum serta dengan mengetahui prestasi belajar siswa maka dapat diketahui sejauh mana peserta didik dapat menangkap materi yang disampaikan oleh guru.
e. Pengertian Matematika Matematika menjadi salah satu mata pelajaran yang dimasukkan dalam kurikulum sekolah, baik itu sekolah dasar sampai sekolah tingkat lanjut. Matematika bukanlah ilmu, akan tetapi pengetahuan yang disusun secara konsisten berdasarkan logika deduktif dan dari cara bernalar. Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif yaitu kebenaran suatu konsep atau commit akibat to userlogis dari kebenaran sebelumnya pernyataan yang diperoleh sehingga
20
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Matematika berasal dari kata “mathema” dalam bahasa Yunani yang berarti sebagai sains, ilmu pengetahuan atau belajar, dan berasal dari kata “mathematikos” yang berarti suka belajar. Menurut Zamzaili dalam Parwoto (2007: 176) matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep bilangan dan ruang. Tugas matematika adalah menentukan hubunganhubungan di alam dan menganalisis pola-pola nyata sehingga pola-pola itu dapat dikenal dan muncul. Sedangkan menurut Anonymous dan Smith dalam Nzekwe Excel (2009) dalam www.cimt.plymouth.ac.uk. menyatakan bahwa “Mathematics is a subject that has shown it have significant impact on different matters and subject areas”. Dari pernyataan tersebut dapat diketahui bahawa matematika adalah sebuah materi yang dapat menunjukkan perubahan yang signifikan pada masalah dan area subyek yang berbeda. Sedangkan
menurut
Russefendi
dalam
Heruman
(2007:
1)
“Matematika adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, ilmu tentang pola keteraturan dan struktur yang terorganisasi, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan ke aksioma atau postulat dan akhirnya ke dalil”. Budi Manfaat (2010: 147) juga mengemukakan pendapatnya tentang matematika adalah suatu kumpulan konsep yang mempunyai struktur sistematis, urut dengan alur logika yang jelas dan mempunyai hirarki antara satu konsep dengan konsep yang lain, satu konsep tersebut dengan konsep yang lain saling berhubungan. Johnson
dan
Myklebust
sebagaimana
dikutip
oleh
Mulyono
Abdurrohman (2003: 252) mengemukakan bahwa “Matematika adalah bahasa simbolis yang fungsi praktisnya untuk mengekspresikan hubungan-hubungan kuantitatif dan keruangan sedangkan fungsi teoritisnya adalah untuk memudahakan berpikir.” Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang konsep bilangan dan ruang yang to userdeduktif untuk mengekspresikan merupakan bahasa simbolis commit serta ilmu
21
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
hubungan kuantitatif yang urut dengan alur logika yang jelas terstruktur secara sistematis sehingga dapat memungkinkan manusia dapat memikirkan, mencatat dan mengkomunikasikan ide mengenai elemen kuantitatif.
3. Tinjauan tentang Komputer sebagai Media Pembelajaran Interaktif a. Komputer 1) Pengertian Komputer Perkembangan teknologi yang semakin pesat menuntut manusia untuk berpikir lebih kreatif. Munculnya komputer merupakan akibat dari kekreatifan manusia untuk memunculkan alat yang dapat membantu pekerjaan manusia dengan cepat, tepat dengan cara efektif dan efisien. Komputer berasal bahasa latin “Computare” yang berarti menghitung (to compute atau reckon). Berdasarkan sifatnya Daryanto (2007: 11) mengemukakan “Kompuer adalah peralatan elektronik yang bekerja secara koordinatif dan integratif berdasar program, dapat menerima masukan berupa data, mengolahnya dalam memori dan menampilkan hasil berupa informasi. Andrew S. Tanenbaum (2001: 2) mengemukakan bahwa “Komputer adalah mesin yang dapat memecahkan berbagai masalah bagi manusia dengan memberikan instruksi-instruksi kepada mesin itu”. Menurut Donald H. Sanders dalam Jogiyanto Hartono (2004: 1) “Komputer adalah sistem elektronik untuk memanipulasi data yang cepat dan tepat serta dirancang dan diorganisasikan secara otomatis menerima dan menyimpan data input, memprosesnya, dan menghasilkan output di bawah pengawasan suatu langkah-langkah instruksi program tersimpan di memori”. Carl Hamacer, Zvonko Vranesic, dan Safwat Zaky (2004: 3) mengemukakan pendapatnya tentang pengertian komputer adalah mesin hitung elektronik cepat yang menerima informasi input terdigitalisasi, mengolahnya sesuai dengan daftar instruksi yang tersimpan secara internal dan memberikan informasi output hasil. Kemudian pengertian komputer commit menurut Hasyim Mulyono (2010:to1)user adalah “Seperangkat alat elektronik
22
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
yang terdiri atas peralatan input, alat yang mengolah input, dan peralatan output yang memberikan informasi serta bekerja secara otomatis”. Kemudian Azhar Arsyad (2005: 53) juga menjelaskan penngertian kompuer adalah “Mesin yang dirancang khusus untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan dan perhitungan sederhana dan rumit”. Dari pendapat beberapa ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa komputer adalah mesin elektronik yang dapat memecahkan masalah dari instruksi-instruksi yang ada dengan cepat, tepat yang cara kerjanya dirancang
dan
diorganisasikan
secara
koordinatif
dan
integratif
berdasarkan program secara otomatis menerima input berupa data, kemudian memproses dan mengolah data tersebut, sehingga menghasilkan output berupa informasi. Dari penjelasan pengertian komputer maka dapat dilihat bahwa komputer mempunyai empat komponen yaitu input data, prosesor yang merupakan unit untuk memproses input, memori untuk tempat menyimpan data yang akan diolah, serta output.
2) Kelebihan Pengguaan Komputer Secara umum penggunaan komputer dalam segala hal mepunyai kelebihan. Kelebihan komputer secara umum menurut Daryanto (2007: 12) antara lain: a) Dapat mengerjakan pekerjaan dengan cepat dan tepat b) Komputer tidak mengenal lelah c) Komputer dapat menyimpan dan mengolah data dalam jumlah banyak dan dapat diolah kembali. Sedangkan kelebihan komputer untuk media pembelajaran menurut Heinick dalam Iif Khoir Ahmadi dan Sofan Amri (2010: 119) antara lain: a) Memungkinkan pebelajar belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya dalam memahami pengetahuan dan informasi yang ditayangkan commit to user
23
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b) Pebelajar dapat melakukan kontrol terhadap aktifitas belajar c) Komputer dapat menayangkan kembali informasi yang diperlukan oleh pengguna d) Komputer dapat dibuat program memberikan umpan balik terhadap hasil belajar dan memberi penguatan terhadap prestasi belajar e) Dapat mengintegrasikan komponen warna, musik, dan animasi grafik f) Dapat meningkatkan hasil belajar. Kelebihan pemakaian komputer dalam proses pembelajaran menurut Ardan Sirodjuddin (2010) dalam
www.ardansirodjuddin.
blogspot.com antara lain: a) Pembelajaran berbantuan komputer bila dirancang dengan baik, merupakan media pembelajaran yang efektif, dapat memudahkan dan meningkatkan kualitas pembelajaran b) Meningkatkan motivasi belajar siswa c) Mendukung pembelajaran individual sesuai kemampuan siswa d) Dapat digunakan sebagai penyampai balikan langsung e) Materi dapat diulang-ulang sesuai keperluan, tanpa menimbulkan rasa jenuh Azhar Arsyad (2005: 54-55) menyebutkan kelebihan komputer yang digunakan untuk tujuan pembelajaran antara lain: a) Komputer dapat mengakomodasi siswa yang lamban menerima pelajaran b) Komputer dapat merangsang siswa untuk melakukan latihan c) Komputer dapat menyesuaikan tingkat kecepatan belajar siswa d) Komputer dapat merekam aktivitas penggunaan media pembelajaran sehingga dapat memantau perkembangan setiap siswa e) Dapat berhubungan dan mengendalikan alat lain. Sedangkan kelebihan komputer sebagai media pembelajaran menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 177) antara lain: a) Komputer memungkinkan pebelajar belajar sesuai dengan kemampuan dan kecepatannya
commit to user b) Kontrol aktivitas belajar terletak pada pebelajar 24
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Komputer dapat menayangkan kembali informasi yang diperlukan, karena mempunyai kapasitas memori yang tinggi d) Menciptakan iklim belajar yang efektif e) Komputer dapat diprogram memberikan umpan balik, skor hasil secara otomatis, saran untuk melakukan kegiatan belajar tertentu f) Dapat mengintegrasikan komponen warna, musik dan animasi grafik serta dapat menyampaikan informasi dengan realisme tinggi g) Komputer dapat meningkatkan hasil belajar Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa komputer yang digunakan untuk tujuan pembelajaran khususnya komputer yang digunakan untuk media pembelajaran mempunyai keistimewaan yang dapat membantu guru menyediakan media pembelajaran dan mendorong siswa untuk lebih agresif dalam proses pembelajaran. Komputer juga dapat menyesuaiakan kecepatan belajar siswa dengan dapat menampilkan kembali informasi yang ada pada komputer sehingga dapat
dilakukan
secara
individual
sehingga
dapat
mengetahui
perkembangan masing-masing individu.
3) Penggunaan Komputer dalam Pembelajaran Perkembangan teknologi yang sangat pesat ini, komputer menjadi salah satu alternatif media yang digunakan untuk pendidik dalam menyampaikan materinya. Komputer dewasa ini mempunyai kemampuan untuk menggabungkan dan mengendalikan berbagai peralatan lainnya, sehingga akan lebih efektif dan maksimal jika digunakan untuk pembelajaran. Giovannina Albano, Ciro D’ Apice, Rosanna Manzo (2009) dalam www.cimt.plymouth.ac.uk. menjelaskan bahwa komputer dapat digunakan sebagai alat pelengkap untuk pembelajaran sebagaimana baiknya media pembelajaran yang lainnya, komputer juga dapat menjelaskan materi dalam bentuk interaktif dan lebih mudah diterima oleh pebelajar untuk commit to user
25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mencari penjelasan lebih jauh dibandingkan dengan penjelasan secara tradisional dengan menggunakan buku teks. Penggunaan komputer dalam pembelajaran menurut Donald H. Anderson (1987: 206) dapat merangsang tiga aspek antara lain: a) Kognitif Komputer yang menggunakan bermacam-macam tipe terminal dapat mengontrol interaksi pengajaran mandiri. Digabungkan dengan media lain komputer dapat digunakan untuk mengajarkan pengenalan atau diskriminasi dari stimulus visual dan stimulus audio yang relevan. Kemampuan komputer untuk kegiatan pengajaran individual terutama didasarkan pada pengembangan dan keterbatasan media yang digunakan. b) Psikomotor Bila digunakan dengan peralatan yang disimulasikan komputer merupakan alat yang sangat bagus untuk menciptakan kondisi dunia yang sebenarnya. c) Afektif Digunakan untuk mengontrol bahan-bahan film dan video Sedangkan penggunaan komputer dalam pembelajaran menurut Daryanto (2010: 149) adalah: a) Kognitif Komputer dapat mengajarkan konsep-konsep, aturan, prinsip, langkahlangkah, proses, dan kalkulasi yang kompleks. Komputer juga dapat menjelaskan konsep tersebut dengan sederhana dengan penggabungan visual dan audio yang dianimasikan. b) Psikomotor Dengan bentuk pembelajaran yang dikemas dalam bentuk game dan simulasi sangat bagus digunakan untuk menciptakan kondisi dunia kerja. Beberapa contoh program antara lain; simulasi pendaratan pesawat, simulasi perang dalam medan yang paling berat dan commit to user sebagainya.
26
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Afektif Bila program didesain secara tepat dengan memberikan potongan klip suara atau video yang isinya menggugah perasaan, pembelajaran sikap/ afektif pun dapat dilakukan mengunakan media komputer. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa komputer dalam pembelajaran dapat mengubah pembelajaran lebih interaktif dan mudah diterima oleh pembelajar karena dapat menggugah perasaan melalui klip suara atau video yang ditayangkan. Komputer juga dapat melatih pebelajar untuk dapat merasakan dunia yang sebenarnya dan dapat menjadi bekal untuk dunia kerjanya kelak.
b. Media Pembelajaran 1) Pengertian Media Pembelajaran Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Kata media berasal dari bahasa Latin dan merupakan jamak dari kata medium yang artinya perantara atau pengantar. Menurut Bovee dalam Hujair AH Sanaky (2009: 3) mengemukakan ”Media adalah sebuah alat yang berfungsi menyampaikan pesan”. Sedangkan media pembelajaran adalah sebuah alat yang berfungsi dan digunakan untuk menyampaiakan pesan pembelajaran. Sedangkan media menurut Arif S. Sadiman, R. Rahardjo, Anung Haryono, dan Rahardjito (2007: 17) adalah sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim kepada penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Kemudian disambung dengan pendapat Sri Anitah (2008: 1) ”Media pemebelajaran berarti sesuatu yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan”. Sedangkan menurut Iif Khoir Ahmadi dan Sofan Amri. (2010: 116) Media merupakan alat yang memungkinkan anak muda untuk mengerti dan memahami to user sesuatu dengan mudah commit dan dapat mengingatnya dalam waktu lama
27
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
dibandingkan dengan penyampaian materi dengan cara tatap muka dan ceramah tanpa alat bantu. Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 14) menambahkan bahwa ”Media pembelajaran adalah suatu cara, alat, atau proses yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari sumber pesan yang berlangsung dalam proses pendidikan”. Media pembelajaran menurut David Buckingham (2008: 4-5) adalah sesuatu yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi dalam belajar dan pembelajaran, sesuatu tersebut tidak hanya yang dicetak tetapi juga sesuatu yang menggunakan sistem simbol dari gambar dan suara sehingga dapat meningkatkan pemahaman dan partisipasi aktif. Dari beberapa pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa media pembelajaran adalah sesuatau yang dapat digunakan sebagai alat perantara dan alat pembantu untuk menyampaikan informasi dalam pengajaran dari pembelajar kepada pebelajar sehingga pebelajar dapat menerima pengetahuan, ketrampilan, dan sikap yang mengakibatkan pebelajar dapat mengingat informasi tersebut dalam waktu lama jika dibandingkan dengan penyampaian materi yang tanpa menggunakan media pembelajaran.
2) Jenis Media Pembelajaran Media pembelajaran sangat banyak macam dan jenisnya. Jika dilihat dari sudut pandang yang luas media pembelajaran tidak hanya sekedar papan tulis, buku maupun alat tulis yang lainnya. Hujair AH. Sanaky (2009: 40) membagi jenis media pembelajaran menjadi 3, yaitu: a. Berdasarkan aspek bentuk fisik, terdiri: (1) Media elektronik seperti: televisi, komputer, film, radio, VCD, DVD, LCD, internet (2) Media non-elektronik seperti: buku, hand out, modul, diktat, media grafis, alat peraga commit to user
28
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Berdasarkan aspek panca indra, seperti: (1) Media audio (dengar) (2) Media visual (melihat) (3) Media audio-visual (dengar- melihat) c. Berdasarkan aspek alat dan bahan yang digunakan (1) Alat perangkat keras (hardware) sebagai sarana yang menampilkan pesan (2) Perangkat lunak (software) sebagai pesan atau informasi Sedangkan
pengelompokan
media
pembelajaran
menurut
Scrahman dalam Daryanto (2010: 17) yaitu: a) Liputan luas dan serempak seperti: TV, radio, dan facsimile b) Liputan terbatas pada ruangan seperti: film, vidio, slide, poster, audio tape c) Media untuk belajar individual seperti: buku, modul, program belajar dengan komputer dan telepon. Pengelompokan berbagai jenis media apabila dilihat dari segi perkembangan teknologi menurut Seels & Glasgow dalam Azhar Arsyad (2005: 33-34) dibagi ke dalam dua kategori luas, yaitu media tradisional dan media teknologi mutakhir. a) Media tradisional, terdiri (1) Visual diam yang diproyeksikan, meliputi: proyeksi opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrip (2) Visual yang tidak diproyeksikan, meliputi: gambar, poster, chart, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu (3) Audio, meliputi: rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge (4) Penyajian multimedia, meliputi: slide plus suara (tape), multiimage (5) Visual dinamis yang diproyeksikan, meliputi: film, televisi, video (6) Cetak, meliputi: buku teks, modul, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah, lembaran lepas (hand out) commit to user (7) Permainan, meliputi: teka-teki, simulasi, permainan papan
29
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
(8) Realia, meliputi: model, contoh (specimen), manipulatif (peta, boneka) b) Media teknologi mutakhir, terdiri: (1) Media berbasis telekomunikasi, meliputi: telekonferen, kuliah jarak jauh (2) Media
berbasis
mikroprosesor,
meliputi:
computer-assisted
instruction, permainan komputer, sistem tutor intelijen, interaktif, hypermedia, compact (video) disc. Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat bahwa jenis media pembelajaran banyak sekali jenisnya jika dilihat dari beberapa segi, maka penulis menarik kesimpulan bahwa jenis media pembelajaran antara lain: a) Media audio, meliputi: radio audio tape, rekaman piringan, pita kaset, reel, cartridge b) Media visual, terdiri: media visual, meliputi: buku, hand out, modul, diktat, media grafis, alat peraga, facsimile, slide, poster proyeksi opaque, proyeksi overhead, slides, filmstrip, poster, chart, grafik, diagram, pameran, papan info, papan-bulu, teks terprogram, workbook, majalah ilmiah c) Media audio-visual, meliputi: televisi, film, komputer, slide plus suara, VCD, DVD
3) Kriteria Pemilihan Media Ada bermacam-macam jenis media, oleh sebab itu tidak semua media pembelajaran dapat digunakan untuk suatu penyampaian materi pelajaran. Dengan demikian, ada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 14) antara lain: a) Sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan b) Ketepatgunaan untuk hasil dan pencapaian akademik c) Melihat keadaan siswa dan tidak tergantung dari beda individual antar commit to user siswa
30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Tersedia ketika dibutuhkan untuk memenuhi keperluan siswa dan guru e) Ada keseimbangan antara biaya yang digunakan untuk membuat media dengan hasil yang dicapai. Kriteria pemilihan media pembelajaran menurut Hujair AH. Sanaky (2009: 6) harus sesuai dengan: a) b) c) d) e) f) g) h)
Tujuan pengajaran Bahan pelajaran Metode mengajar Tersedia alat yang dibutuhkan Pribadi mengajar Minat dan kemampuan pembelajar Situasi pengajaran yang berlangsung Keterkaitan antara media pembelajaran dengan tujuan, metode, dan kondisi pembelajar.
Sedangkan kriteria dalam pemilihan media pembelajaran menurut Arif S. Sadiman, dkk (2007: 85-86) yaitu: sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, kondisi dan keterbatasan; tidak terlepas dari konteksnya bahwa media merupakan komponen dari sistem instruksional secara keseluruhan; ketersediaan sumber setempat; ada dana, tenaga, fasilitas untuk memproduksinya; keluwesan, kepraktisan dan ketahanan dalam waktu yang lama; efektifitas biaya dalam jangka panjang. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam memilih dan menggunakan media pembelajaran di kelas supaya efektif dan efisien maka ada beberapa hal yang menjadi kriteria pemilihan media pembelajaran yaitu adanya keterkaitan antara tujuan pengajaran,
metode pembelajaran, kondisi pebelajar dan kondisi
pembelajar. Selain itu juga harus memperhatikan ketersediaan dana, tenaga dan fasilitas untuk pengadaanya, keawetan dan ketahanannya, serta juga harus memperhatikan keseimbangan antara penggunaan media pembelajaran dengan hasil didapat.
commit to user
31
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4) Kegunaan Media Pembelajaran Penggunaan media pembelajaran dalam proses belajar-mengajar dapat membangkitkan motivasi keinginan dan minat yang baru, bahkan membawa
pengaruh-pengaruh
psikologis
terhadap
siswa.
Media
pembelajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian materi pelajaran pada saat itu. Menurut Arif S. Sadiman, dkk (2007: 17-18) kegunaan media pembelajaran dalam pembelajaran adalah: a) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu verbalitas b) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan panca indra c) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan variasi dapat mengatasi sikap pasif peserta didik d) Mengatasi keunikan setiap siswa dan perbedaan pengalaman siswa Sedangkan kegunaan media pembelajaran menurut Robertus Angkowo dan A. Kosasih (2007: 27-28) antara laian: a) Sebagai alat bantu pembelajaran yang ikut mempengaruhi situasi, kondisi dan lingkungan belajar dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran yang telah di desain oleh guru b) Memperjelas pesan supaya tidak terlalu bersifat verbal c) Dapat membangkitkan: minat baru, motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, serta membawa pengaruh psikologis terhadap siswa d) Membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa untuk belajar mandiri sesuai dengan minat dan kemampuan e) Meningkatkan dan memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksilbilitas dalam penyampaian pesan f) Sebagai alat komunikasi, sebagai sarana pemecahan masalah dan sebagai sarana pengembangan diri. Kegunaan media pembelajaran menurut Hujair AH. Sanaky (2009:5) antara lain: a) Meningkatkan motivasi pebelajar commit tovariasi user belajar pebelajar b) Memberikan dan meningkatkan
32
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c) Memberikan struktur materi pelajaran dan memudahkan pebelajar untuk belajar d) Memberikan inti informasi, pokok-pokok secara sistematik sehingga memudahkan pebelajar untuk belajar e) Merangsang pebelajar untuk berpikir dan beranalisis f) Menciptakan kondisi dan situasi belajar tanpa tekanan g) Pebelajar dapat memahami materi pelajaran dengan sistematis yang disajikan pengajar lewat media pembelajaran. Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat dilihat mengenai manfaat dan fungsi media pembelajaran tidak jauh berbeda. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fungsi dan manfaat media pembelajaran adalah sebagai jembatan penghubung pesan dari pembelajar kepada pebelajar, sehingga apa yang ingin disampaikan oleh pembelajar dapat tersampaikan melalui media tersebut dengan mudah, cepat dan tepat, sedangkan pebelajar pun juga dapat menerima dan memahami dengan baik.
c. Media Interaktif 1) Pengertian Media Interaktif Pengertian interaktif terkait dengan komunikasi dua arah atau lebih dari komponen-komponen komunikasi. Pengetahuan dan keterampilan, perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman yang pernah dialami sebelumnya. Menurut Ariesto Hadi Sutopo (2003: 56) media interaktif adalah media presentasi yang menggunakan satu komputer untuk satu orang, maka diperlukan untuk kontrol dengan keybord, mouse atau alat input lainnya sehingga user dapat memilih apa yang akan dikerjakan selanjutnya, bertanya dan mendapatkan jawaban yang mempengaruhi komputer untuk mengerjakan fungsi selanjutnya. Sri Anitah (2010: 59) mengemukakan bahwa media interaktif adalah media berbasis komputer dengan sistem penyajian pelajaran visual, commit to user mempraktekkan ketrampilan dan suara dan tulisan yang meminta pebelajar
33
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
menerima balikan serta memberi respon aktif sehingga dapat menciptakan lingkungan belajar yang baik. Niken Ariani dan Dany Haryanto (2010: 33) menyatakan “Media interaktif adalah suatu media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat dioperasikan oleh pengguna sehingga pengguna dapat memilih apa yang ingin dipelajari untuk proses selanjutnya.” Sedangkan media interaktif menurut Daryanto (2010: 51) adalah suatu media pembelajaran yang
disertai
dengan
sistem
kontrol
sehingga
pengguna
dapat
mengopresikannya sesuai dengan yang dikehendakinya untuk proses selanjutnya. Pengertian media interaktif menurut Azhar Arsyad (2005: 36) adalah “Suatu sistem penyampaian pelajaran dimana materi disajikan dengan pengendalian komputer kepada penonton (siswa) yang tidak hanya mendengar dan melihat gambar dan video, tetapi juga memberikan respon aktif , dan respon itu yang menentukan kecepatan dan sekuensi penyajian”. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa media interaktif adalah suatu media pembelajaran yang dirancang untuk media presentasi dari komputer dengan memadukan pelajaran visual, suara dan tulisan dan dilengkapi dengan sistem kontrol oleh pengguna sehingga pengguna dapat mempraktekkan ketrampilan menerima balikan dan memberi respon aktif serta pengguna dapat memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya, dengan demikian dapat menciptakan iklim belajar yang baik.
2) Kelebihan Media Interaktif Menurut Sri Anitah (2008: 65) kelebihan media interaktif antara lain: a) Teks, audio, grafis, gambar diam dan gambar
hidup dapat
dikombinasikan menjadi satu sistem yang mudah digunakan b) Peserta didik dapat berinteraksi melalui materi video c) Program bercabang sehingga dapat membuat peserta didik menempuh commit to user remidi semacam pengayaan
34
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d) Pengguna dapat memilih apa yang dipelajari dari menu e) Dapat digunakan untuk pengalaman simulasi dalam beberapa bidang. Sedangkan kelebihan media interaktif menurut Yudhi Munadhi (2010: 152-153) yaitu: a) Bersifat interaktif yang melibatkan partisipasi peserta didik b) Memberikan iklim afeksi secara individual c) Meningkatkan motivasi belajar d) Memberikan umpan balik e) Kontrol pemanfaatannya pada pengguna. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan media interaktif untuk pembelajaran mempunyai kelebihankelebihan yang dapat diambil oleh pebelajar maupun pembelajar. Dengan demikian pembelajar akan lebih dimudahkan dalam penyampaian materinya kepada pebelajar, sedangkan pebelajar juga akan lebih mudah mendapatkan pengalaman dan menerima materinya yang disampaikan oleh pembelajar.
B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang akan peneliti lakukan relevean dengan penelitian: Arif Ganda Nugroho mahasiswa Universitas Muhammadyah Surakarta pada tahun 2009 yang berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pemanfaatan Software Macromedia Flash 8 Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Kelas VII pada Pokok Bahasan Garis dan Sudut” Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan: 1. Terdapat pengaruh antara siswa yang menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash 8 dengan siswa yang menggunakan metode konvensional, siswa yang menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash prestasinya meningkat daripada siswa yang menggunakan media konvensional 2. Terdapat pengaruh aktivitas belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa commit to user
35
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari penelitian di atas mempunyai keterkaitan dengan penelitian yang peneliti lakukan. Dengan demikian dari penelitian di atas dapat mendukung hipotesis yang peneliti ajukan yaitu dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, karena dari penelitian di atas menunjukkan bahwa siswa yang menggunakan media pembelajaran matematika berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dengan pemanfaatan software Macromedia flash 8 prestasinya meningkat daripada siswa yang menggunakan media konvensional.
C.
Kerangka Berpikir
Untuk mengarahkan penalaran menuju jawaban sementara berdasarkan teori di atas dapat digambarkan urutan kerangka pemikiran sebagai berikut: Pre-test sebelum treatment
Prestasi belajar matematika rendah
Treatmen (komputer sebagai media pembelajaran interaktif)
Post-test sesudah treatment
Prestasi belajar matematika meningkat to user Berpikir Gambar 1. commit Bagan Kerangka
36
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D.
Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hypo yang berarti di bawah dan thesa yang berarti kebenaran, kemudian cara penulisannya disesuaikan ejaan Bahasa Indonesia menjadi hipotesa dan berkembang lagi menjadi hipotesis. Menurut Rony Kountur (2005: 93) “Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara atas permasalahan penelitian dimana memerlukan data untuk menguji kebenaran dugaan tersebut.” Sedangkan hipotesis menurut Suharsimi Arikunto (2006: 71) “Hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Kemudian Sugiyono (2008: 64) juga mengemukakan “Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah.”. Dari beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalah, yang mana permasalahan tersebut masih perlu diuji kebenarannya. Dengan demikiam, hipotesis penelitian di atas adalah “Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika pada siswa kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta.”
commit to user
37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian merupakan tempat di mana data diperoleh. Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi di SLB-B YRTRW Keluraham Gilingan Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.
2. Waktu Penelitian
Tabel 1. Waktu Penelitian 2010 No
Kegiatan
Des
2011 Jan
3 4 1 2 1
Pengajuan judul skripsi
2
Pengajuan proposal
3
Menyususun Bab I, Bab II, Bab III
4
3
Feb
x
x
x x X x x
x x
data Mengolah data
6
Menyususun Bab
x x x x
IV & V 7
Apr
4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
Pengumpulan
5
Mar
Laporan hasil
x x
penelitian
commit to user
38
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Suaharsimi Arikunto (2006: 130) menegaskan bahwa populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sedangkan menurut Moh. Nasir (2003: 271) populasi adalah kumpulan individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang telah ditetapkan. Menurut Ronny Kountour (2005: 137), “Popoulasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu obyek yang merupakan perhatian peneliti.” Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa populasi adalah semua elemen yang berada dalam wilayah penelitian dan memenuhi syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011 yang berjumlah tujuh orang yang terdiri dari tiga perempuan dan empat laki-laki.
2. Sampel Sampel dalam penelitian ini tidak digunakan karena penelitian ini termasuk penelitian populasi yang artinya semua individu dalam poplusi yang berjumlah tujuh siswa dijadikan subjek penelitian.
C. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data adalah suatau cara untuk mendapatkan data yang sama dan dapat dipertangggungjawabkan. Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik tes. Menurut Eko Putro Widoyok (2010: 45) ”Tes adalah suatu alat untuk melakukan pengukuran yaitu untuk mengumpulkan informasi karakteristik suatu obyek.” Menurut Ign. Masidjo (2010: 38) ”Tes adalah suatu alat pengukur yang berupa serangkaian pertanyaan yang harus dijawab secara sengaja dalam situasi yang distandarisasikan yang bertujuan untuk mengukur kemampuan dan hasil belajar individu atau kelompok”. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 150) ”Tes adalah serentetan pertanyan atau latihan serta alat lainnya yang digunakan untuk commit to user
39
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Sedangkan menurut Anas Sudijono (2008: 67) tes adalah cara atau prosedur yang digunakan atau ditempuh dalam rangka pengukuran dan panilaian di bidang pendidikan sehingga dapat menghasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi. Pre test adalah tes yang dilakukan sebelum diberi treatment, sedangkan post tes adalah tes yang dilakukan setelah ada pemberian treatment. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan tes adalah suatu alat, cara atau prosedur yang berupa pertanyaan atau pernyataan, atau latihan atau yang lainnya yang telah distandarisasikan yang digunakan dalam bidang pendidikan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat, hasil belajar sehingga menghasilkan nilai yang melambangkan prestasi individu atau kelompok. Menurut Anas Sudijono (2008: 75), penggolongan tes berdasarkan cara mengajukan dan memberikan jawaban adalah sebagai berikut: a. Tes tertulis yaitu tes dimana tester dalam mengajukan butir-butir pertanyaan atau soal dilakukan secara tertulis dan testee memberikan jawaban secara tertulis. b. Tes lisan yaitu dimana tester di dalam mengajukan pertanyaan atau soal dilakukan secara lisan dan testee memberikan jawaban secara lisan pula. Mengenai bentuk-bentuk tes, Ign Masidjo (2010: 46-53) menggolongkan jenis tes menurut bentuk/ tipe atau ragamnya, yaitu: a. Tes uaraian atau karangan (essay test) adalah hasil tes yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengorganisasikan jawabannya secara bebas sesuai dengan kemampuannya dengan bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relatif kecil dan tuntutan jawaban yang benar, relevan, lengkap, berstruktur dan jelas b. Tes objektif (objective test) adalah tes yang telah menyediakan sejumlah jawaban sehingga siswa tinggal memilih satu jawaban benar dari sejumlah commitbesar to user jawaban yang tersedia dari sejumlah item.
40
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Tes semi objektif atau semi karangan adalah tes yang memberi kesempatan kepada siswa untuk menghasilkan jawabannya sendiri secara singkat sesuai dengan kemampuan dan bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relatif agak besar. Menurut Eko Putro Widoyok (2010: 51-59) bentuk-bentuk tes obyektif terdiri dari: a. Tipe benar-salah (true-false test) yaitu tes butir soalnya terdiri pernyataan yang disertai alternatif jawaban atau pernyataan yang benar dan yang salah b. Tipe menjodohkan (matcing test) yaitu bentuk soal yang meminta siswa untuk mencari jawaban yang cocok atau sesuai dengan pernyataan atau pertanyaan c. Pilihan ganda yaitu tes (multiple choise test) dimana setiap butir soal memiliki jumlah alternatif jawaban lebih dari satu yaitu antara satu sampai lima alternatif jawaban Adapun tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes tertulis dengan bentuk tes obyektif yang berbentuk tes pilihan ganda. Dalam pemberian tes, berpedoman pada instrumen yang dibuat berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang sudah ada dalam standar isi yang ditetapkan oleh Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat Pembinaan Pendidikan Luar Biasa. Instrumen yang dibuat peneliti adalah sebagai berikut:
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Prestasi Belajar Matematika
No 1.
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Menggunakan Menentukan
Mengenal bangun
konsep luas
keliling dan
jajar genjang
bangun datar
luas jajar
sederhana
genjang
dalam pemecahan
Indikator
Jumlah Nomor soal soal 5 1, 2, 15, 20, 23
Menyebutkan sifatsifat jajar genjang commit to user
41
8
7, 10, 11, 12, 13, 14,
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
masalah
16, 18 Menghitung keliling
8
jajar genjang
3, 5, 6, 21, 22, 26, 27, 28
Menghitung luas jajar genjang
9
4, 6, 8, 17, 19, 24, 25, 29, 30
Cara penilaian: Jawaban benar skor 1 Jawaban salah skor 0 Skor total jika benar semua 30 NilaiAkhir
SkorPerolehan x100 SkorMaksimum(30 )
1. Validitas Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 168) ”Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen.” Sedangkan menurut Ign Masidjo (2010: 241) menjelaskan yang dimaksud dengan validitas suatu tes adalah sampai dimana suatu tes mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Dari pendapat diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa validitas suatu tes adalah instrumen yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur sehinga instrumen tersebut bisa dikatakan valid atau sahih. Sebelum tes diberikan kepada subyek penelitian tersebut terlibih dahulu di try-out kan ke sejumlah siswa yang mempunyai kemampuan setaraf dengan subyek penelitian. Try-out ini dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen (tes) yang digunakan tersebut mempunyai taraf validitas dan reliablitas yang baik atau commit to user tidak.
42
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Untuk mengetahui kevalidan instrumen yang digunakan maka peneliti menggunakan teknik korelasi antar item dengan total item yang diolah dengan rumus Korelasi Product Moment sebagai berikut”
N
rxy =
N
X2
XY ( X
2
X1 )( N
Y)
Y2
Y
2
Keterangan : rxy
= koefisien korelasi antara variable X dan Y
X = Jumlah skor dalam sebaran X
Y
= Jumlah skor dalam sebaran Y
XY = Jumlah perkalian skor X dan skor Y yang berpasangan X 2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran X
Y 2 = Jumlah skor yang dikuadratkan dalam sebaran Y N
= Jumlah subyek
2. Reliabilitas Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 178) ”Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik.” Sedangkan menurut Ign Masidjo (2010: 209) menjelaskan yang dimaksud dengan reliabilitas adalah taraf sampai dimana suatu tes mampu menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian hasil. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa suatu instrumen dapat dikatakan reliabel adalah suatu instrumen yang menunjukkan konsistensi hasil pengukurannya yang diperlihatkan dalam taraf ketepatan dan ketelitian sehingga dapat dipercaya untuk digunakan alat pengumpul data. Untuk menguji reliabel suatu tes prestasi belajar matematika, peneliti menggunakan teknik belah dua gasal genap milik Spearmen Brown. Teknik ini to user dilakukan dengan cara membagicommit hasil try out menjadi dua bagian berdasarkan
43
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
nomor gasal dan nomor genap pada soal tes. Peneliti mengelompokkan butir bernomor gasal menjadi belahan pertama dan kelompok butir genap sebagai belahan kedua. Untuk menghitung koefisien korelasi reliabel ( r11 ) digunakan rumus Spearmn Brown teknik belah dua gasal genap sebagai berikut: r11 =
2r1 / 2 1 / 2 1 r1 / 2 1 / 2
Keterangan: r11
= koefisien reliabilitas tes secara keseluruhan
r1/ 21/ 2
= koefisien korelasi product moment antara separoh tes (belahan I) dengan separoh tes (belahan II) dari tes tersebut
1 & 2 = bilangan konstan.
D. Rancangan Penelitian 1. Metode yang Digunakan Menurut Sumadi Suryabrata (2004: 11) “Metode penelitian adalah suatu proses yaitu serangkaian langkah yang dilakukan secara terencana dan sistematis guna mendapatkan pemecahan masalah atau mendapatkan jawaban terhadap pertanyaan tertentu.” Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 160) menyatakan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data dari penelitiannya. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data dari suatu penyelidikan yang terorganisir dan sistematis. Banyak sekali ragam penelitian yang dapat dilakukan oleh seorang peneliti. Ditinjau dari caranya, Suharsimi Arikunto (2006: 2) membagi jenis penelitian menjadi dua, yaitu: commit to user
44
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Operation Research (Action research): adalah suatu penelitian yang dilakukan oleh seseorang yang bekerja mengenai apa yang sedang ia laksanakan tanpa mengubah sistem pelaksanaannya. c. Eksperimen adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat (hubungan kausal) antara dua faktor yang sengaja ditimbulkan oleh peneliti dengan mengeliminasi atau mengurangi atau menyisihkan faktor-faktor lain yang mengganggu. Sedangkan Ronny Kountour (2005: 105) mengklasifikasikan jenis penelitian sesuai dengan maksud penelitian dilaksanakan: a. Penelitian diskriptif (memberikan gambaran) adalah jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. b. Penelitian korelasi (penelitian hubungan) adalah penelitian yang melihat hubungan antar variable c. Penelitian eksperimen (menunjuk sebab akibat) adalah penelitian dimana ada perlakuan (treatment terhadap variable independent) Dari pendapat di atas, maka metode penelitian yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode eksperimen karena penelitian ingin mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental.
2. Desain Penelitian Model desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah One Group Pretest Post-Test (Suharsimi Arikunto, 2002: 78) menjelaskan bagan rancangan penelitian sebagai berikut:
Gambar 2. Model Desain One Group Pre-test Post-Test T1
X commit to user
45
T2
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Keterangan: T1 : Tes yang diberikan sebelum diberi perlakuan X : Perlakuan yang diberikan oleh peneliti T2 : Tes yang diberikan setelah diberi perlakuan Prosedur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Kenakan T1 yaitu Pre-test untuk mengukur prestasi belajar matematika anak tunarungu sebelum menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif b. Kenakan subjek dengan (X) atau perlakuan (treatment) sebagai penerapan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif c. Berikan T2 yaitu Post-test untuk mengukur hasil belajar matematika setelah diberi perlakuan (treatment) dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interktif d. Bandingkan T1 dan T2 untuk mengetahui perbedaan antara sebelum dengan sesudah diberi perlakuan (treatment). Alasan peneliti menggunakan desain One Group Pre-test Post-Test adalah: a. Hanya terdapat satu kelompok yaitu kelompok eksperimen, tidak terdapat kelompok kontrol b. Pengumpulan data dalam penelitian ini melalui dua tahap, tahap pertama pemberian pre-test yang belum diberikan perlakuan (treatment), kemudian setelah diberikan perlakuan (treatment) disebut post-test c. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan hasil suatu perlakuan (treatment) antara sesudah dan sesudah diberi perlakuan berupa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dengan cara menganalisis skor yang diperoleh dari pelaksanaan pre-test dan post-test.
commit to user
46
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
d. Variabel Penelitian Menurut Moh. Nasir (2003: 123) “Variable adalah konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Variable dapat juga dibagi sebagai variable dependen dan variable bebas. Variable bebas adalah antecedent dan variable dependen adalah konsekuensi. Variable yang tergantung atas variable lain disebut variable dependen.” Variable bebas adalah variable penelitian yang diduga sebagai penyebab timbulnya variable lain. Variable bebas biasanya dimanipulasi, diamati dan diukur untuk mengetahui pengaruhnya terhadap variable lain. Adapun variable bebas dalam penelitian ini adalah komputer sebagai media pembelajaran interaktif. Variable terikat (variable tergantung) adalah variable yang timbul sebagai akibat langsung manipulasi dan pengaruh variable bebas. Ada juga yang mengatakan bahwa variable terikat adalah variable penelitian yang diukur untuk mengetahui besar efek atau pengaruh variable lain. Variable terikat dalam penelitian ini adalah “Prestasi belajar Matematika anak tunarungu kelas D4 SLBB YRTRW Surakarta”.
E. Teknik Analisa Data Sebagai teknik analisis data hasil penelitian yang peneliti gunakan adalah menggunakan analisis kuantitatif. Penelitian ini menggunakan teknik nonparametrik yaitu teknik analisis Tes Rangking Bertanda Wilcoxon. Dimana teknik ini cocok untuk menguji hipotesis tentang perbedaan dari dua variabel yang datanya tidak bebas. Subyek yang diteliti kurang dari 30, sehingga menggunakan teknik analisis non-parametrik. Langkah-langkah analisis Tes Rangking Bertanda Wilcoxon sebagai berikut: 1. Menentukan formulasi hipotesis Ho: Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif tidak berpengaruh terhadap peningkatan terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu commit to user
47
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Ha: Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu 2. Menentukan taraf signifikansi (α) 5% = 0,05 3. Menentukan kriteria pengujian Ha diterima apabila nilai uji statistik lebih kecil dari taraf signifikansi Ha ditolak apabila nilai uji statistik lebih besar dari taraf signifikansi 4. Menentukan nilai uji statistik 5. Membuat kesimpulan Menyimpulkan hipotesis alternatif (Ha) diterima atau ditolak.
commit to user
48
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Penelitian Tujuan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 di SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011. Penelitian ini berlokasi di SLB-B YRTRW Surakarta dengan responden penelitian adalah seluruh siswa kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta yang berjumlah tujuh orang yang terdiri dari empat laki-laki dan tiga perempuan. Data dari subyek penelitian sejumlah siswa tunarungu tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 3. Daftar Identitas Siswa Tunarungu Kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta No Inisial Siswa
Jenis Kelamin
1
FAS
Perempuan
2
JAS
Laki-laki
3
MTN
Laki-laki
4
NAS
Perempuan
5
DIP
Laki-laki
6
API
Perempuan
7
AL
Laki-laki
Penelitian ini termasuk ke dalam peneilitian eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan sebab akibat serta seberapa besar hubungan sebab akibat tersebut dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok eksperimental. Prosedur yang peneliti lakukan yaitu memberikan pre-test untuk mengetahui kemampuan awal siswa, dimana dari hasil pre-test tersebut diketahui presatasi belajar matematika siswa tunarungu rendah, kemudian diberi treatment berupa penggunaan komputer sebagai media commit to user
49
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pembelajar interaktif. Untuk mengetahui kemampuan akhir siswa setelah diberi treatment tersebut, maka peneliti memberikan tes akhir (post-test). Adapun waktu pelaksanaan penelitian ini adalah: 1. Perijinan kepada pihak sekolah pada tanggal 14 Februari 2011 2. Pelaksanaan tes awal (pre-test) pada tanggal 23 Februari 2011 3. Pemberian perlakuan (treatment) pada tanggal 24-26 Februari 2011 4. Pelaksanaan tes akhir (post-test) pada tanggal 28 Februari 2011 Dari hasil pre-test dan post-test inilah yang peneliti jadikan dasar untuk mengetahui peningkatan prestasi beajar matematika. Analisis data yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis non parametrik dengan Uji Rangking Bertanda Wilcoxon. Sebelum diolah dengan menggunakan Uji Rangking Bertanda Wilcoxon, terlebih dahulu penulis jabarkan deskripsi data pre-test dan post-test beserta grafik histogramnya. 1. Deskripsi Data Nilai dan Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika sebelum Treatment (Pre-Test) Data pre-test siswa tunarungu kelas D4 diperoleh sebagai berikut:
Tabel 4. Daftar Nilai Pre-test No Subyek
Prestasi Belajar
1
19
2
21
3
19
4
20
5
18
6
19
7
20
Data di atas setelah dihitung diperoleh hasil: rata-rata prestasi belajar sebesar 19,43 dengan skor tertinggi = 21 dan skor terendah = 18, dan simpangan baku commit to user atau standar deviasinya adalah 0,976. 50
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan table nilai pre-test di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:
Pre-Tes
21 20 19 18 17 16 Pre-Tes
1
2
3
4
5
6
7
19
21
19
20
18
19
20
Pre-Tes
Gambar 3. Grafik Histogram Nilai Pre-test
2. Deskripsi Data Nilai dan Grafik Histogram Prestasi Belajar Matematika sesudah Treatment (Post-Test) Data post-test siswa tunarungu kelas D4 diperoleh sebagai berikut:
Tabel 5. Daftar Nilai Post-test No Subyek
Prestasi Belajar
1
23
2
24
3
22
4
25
5
21
6
23
7
24 commit to user
51
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Dari data di atas setelah dihitung diperoleh hasil: rata-rata prestasi belajar sebesar 23,14 dengan skor tertinggi = 25 dan skor terendah = 21, dan simpangan baku atau standar deviasinya adalah 1,345. Berdasarkan table nilai post-test di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:
Post-Test 25 24 23 22 Post-Test 21 20 19 Post-Test
1
2
3
4
5
6
7
23
24
22
25
21
23
25
Gambar 4. Grafik Histogram Nilai Post-test
3. Deskripsi Data Nilai dan Grafik Peningkatan Prestasi Belajar Matematika sesudah dan sebelum Treatment Data nilai prestasi belajar matematika siswa tunarungu D4 sebelum treatment (pre-test) dan sesudah treatment (post-test) diperoleh diperoleh sebagai berikut:
commit to user
52
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Tabel 6. Daftar Nilai Pre-test dan Post-test No Subyek
Pre-Test
Post-Test
1
19
23
2
21
24
3
19
22
4
20
25
5
18
21
6
19
23
7
20
24
Dari data di atas setelah dihitung diperoleh hasil: rata-rata prestasi belajar mengalami peningkatan dari 19,43 menjadi 23,14. Berdasarkan table nilai posttest di atas dapat disajikan dalam bentuk grafik histogram berikut ini:
25
20
15 Pre-Tes
10
Post-Test 5
0
1
2
3
4
5
6
7
Pre-Tes
19
21
19
20
18
19
20
Post-Test
23
24
22
25
21
23
25
Gambar 5. Grafik Peningkatan Prestasi Belajar pada Pre-test dan Post-test
commit to user
53
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
B. Pengujian Hipotesis Untuk membuktikan hipotesis maka digunakan analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon. Hasil perhitungan SPSS release 15 analisis Uji Rangking Bertanda Wilcoxon adalah sebagai berikut: Tabel 7. Perhitungan Analisis Nilai Pre-test dan Post-test Descriptive Statistics
N
Mean
Std. Deviation
Minimum
Maximum
PRETEST
7
19.43
.976
18
21
POSTEST
7
23.14
1.345
21
25
Wilcoxon Signed Ranks Test Ranks
N POSTEST PRETEST
Negative Ranks
Mean Rank
Sum of Ranks
0(a)
.00
.00
Positive Ranks
7(b)
4.00
28.00
Ties
0(c)
Total
7
a POSTEST < PRETEST b POSTEST > PRETEST c POSTEST = PRETEST
Tabel 8. Hasil Tes Statistik Prestasi Belajar Matematika Test Statistics(b)
POSTEST PRETEST Z
-2.401(a)
Asymp. Sig. (2-tailed)
.016
a Based on negative ranks. b Wilcoxon Signed Ranks Test
Hasil uji hipotesis pada perhitungan nilai pre-test dan post-test tentang prestasi belajar matematika dihasilkan nilai Z hitung = -2,401 dengan P = 0,016 dengan taraf signifikansi (α) 5% commit = 0,05 maka to userdapat disimpulkan bahwa terdapat
54
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
pengaruh yang signifikan setelah digunakannya komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
C. Rangkuman untuk Pembuktian Hipotesis Dengan membandingkan Asymp.Sig. (2-tailed) dengan taraf signifikansi (α) maka dapat diketahui keputusan ditolak atau diterimanya hipotesis nihil. Berdasarkan analisis di atas maka Ho ditolak dan Ha diterima, seperti tampak dalam tabel berikut ini: Tabel 9. Kesimpulan Hasil Penelitian
Hipotesis
Asymp. Sig. (2 tailed) 0,016
Hipotesisi nihil : Penggunaan komputer sebagai
Taraf signifikansi (
Kesimpulan
) 0,05
Hipotesis nihil ditolak
media pembelajaran interaktif tidak berpengaruh terhadap peningkatan terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011 Hipotesis alternatif : Penggunaan komputer sebagai
Hipotesis
media pembelajaran interaktif
Alternatif
berpengaruh terhadap peningkatan
diterima
prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun commit to user ajaran 2010/2011
55
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Berdasarkan hasil analisis data di atas maka Ha yang berbunyi komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011 dapat diterima kebenarannya. Dari analisis deskriptif diketahui rata-rata setelah perlakuan mempunyai nilai yang lebih besar daripada nilai rata-rata sebelum perlakuan, yaitu rata-rata setelah perlakuan 23,14 dan rata-rata sebelum perlakuan 19,43. Dengan demikian, dari perbandingan data di atas dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/2011.
D. Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikaji pembahasan sebagai berikut: Berdasarkan hasil analisis hasil analisis data dapat diketahui bahwa ada pengaruh positif penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/201. Ketunarunguan mengakibatkan perkembangan anak terganggu dan mengakibatkan daya abstraksi anak tunarungu rendah. Berdasarkan berbagai penelitian Myklebust yang dikutip oleh Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1996: 13) bahwa “Daya abstraksi yang kurang pada beberapa tugas hanya akibat dari terbatasnya kemampuan berbahasa anak, bukan merupakan suatu keadaan mental retardation (terbelakang mental)”. Karena daya abstraksi yang rendah pada anak tunarungu sehingga dalam pembelajaran memerlukan media pembelajaran yang dapat mempermudah konsep dalam pelajaran matematika, yaitu komputer sebagai media pembelajaran interaktif yang merupakan suatu media pembelajaran yang dirancang untuk media presentasi dari komputer dengan sistem kontrol oleh pengguna sehingga pengguna dapat mempraktekkan commit to user ketrampilan menerima balikan dan memberi respon aktif serta pengguna dapat
56
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
memilih apa yang dikehendaki untuk proses selanjutnya, dengan demikian dapat menciptakan iklim belajar yang baik. Di dalam media tersebut mengajak siswa untuk menggali lebih lanjut tentang informasi yang ada dalam media tersebut juga menampilkan gambaran matematika secara konkrit, sehingga mampu membuat pelajaran matematika lebih konkrit, lebih interkatif dan mudah diterima oleh siswa. Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Arif Ganda Nugroho pada tahun 2009 yang berjudul “Eksperimentasi Pembelajaran Matematika Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dengan Pemanfaatan Software Macromedia Flash 8 Ditinjau dari Aktivitas Belajar Siswa SMP Kelas VII pada Pokok Bahasan Garis dan Sudut”. Subyek yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 75 siswa. Teknik analisis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis variansi dua jalur dengan sel tidak sama yang sebelumnya dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas. Dari hasil analisis variansi dua jalan dengan sel tidak sama pada taraf signifikansi α = 5% diperoleh Fhitung = 8,833 > Ftabel = 3,980 berarti terdapat pengaruh yang signifikan antara siswa yang menggunakan media pembelajaran Macromedia Flash 8 dengan siswa yang menggunakan metode konvensional terhadap prestasi belajar. Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dengan penelitian di atas samasama
menghasilkan
bahwa
penggunaan komputer
maupun softwarenya
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan prestasi belajar matematika siswa. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh positif terhadap peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika.
commit to user
57
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan Penelitian Berdasarkan perhitungan dengan teknik analisis menggunakan Uji Rangking Bertanda Wilcoxon dengan program SPSS release 15 data diketahui nilai rata-rata prestasi belajar matematika anak tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW
Surakarta
mengalami
mendapatkan perlakuan dengan
peningkatan
secara
signifikan
menggunakan komputer
sebagai
setelah media
pembelajaran interaktif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan komputer
sebagai
media
pembelajaran
interaktif
berpengaruh
terhadap
peningkatan prestasi belajar bidang studi matematika siswa tunarungu kelas D4 SLB-B YRTRW Surakarta tahun ajaran 2010/ 2011.
B. Implikasi Penelitian Penelitian ini membuktikan bahwa penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar matematika anak tunarungu, maka dapat diambil implikasinya sebagai berikut: 1. Penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat membantu anak tunarungu dalam pembelajaran matematika 2. Komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat mengatasi abstraksi pada matematika 3. Dengan menggunakan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dapat meningkatkan prestasi belajar matematika.
commit to user
58
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Saran Berdasarkan kesimpulan dan implikasi hasil penelitian ini maka dapat dikemukakan saran sebagai berikut: 1. Untuk guru: a. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dalam proses pembelajaran yang menggunakan komputer sebagai media pembelajarn interaktif b. Untuk dapat meningkatkan prestasi belajar matematika, guru perlu mengoptimalkan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif 2. Untuk siswa lebih memaksimalkan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran interaktif dalam pembelajaran matematika.
commit to user
59