Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
PENGARUH BESARNYA VOLUME PEMBIAYAAN OLEH LEMBAGA KEUANGAN MIKRO (KSP) TERHADAP PENINGKATAN VOLUME USAHA PETERNAK AYAM PETELUR DI DESA SURUHWADANG KECAMATAN KADEMANGAN KABUPATEN BLITAR Nur Fauziah dan Hendry Cahyono Program Studi Pendidikan Ekonomi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Surabaya e-mail :
[email protected]
Abstract The purpose of this research is to determine the extent of the influence of the large volume of financing by microfinance institutions (Credit Unions) against the increase in business volume breeder laying hens in the Suruhwadang-Kademangan Blitar. This type of research is descriptive quantitative analysis, using simple linear regression. Hypothesis test results obtained financing for the volume variable significance value of 0.0000 at α = 5 %. This means that the hypothesis that "there is a significant relationship between the dependent and independent variables" acceptable . While the results of simple regression equation of the form is Y=4955786.36782+0.923589766943*X. If there is an increase in the volume of financing of variables thousand dollars, it will result in an increase in the volume of business amounting to Rp 923,589,00. Assuming other variables held constant, and vice versa. Neither the results of interviews with members and chairman of the KSU Gunung Makmur which states that the volume of financing of the cooperative effect on the increase in business volume breeder laying hens. Keywords: volume of financing, business volume.
Abstrak Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sejauh mana pengaruh dari besarnya volume pembiayaan oleh lembaga keuangan mikro (Koperasi Simpan Pinjam) terhadap peningkatan volume usaha peternak ayam petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif dengan menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana. Hasil uji hipotesis untuk variabel volume pembiayaan diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,0000 pada α = 5%. Artinya hipotesis yang menyatakan “ada hubungan yang signifikan antara variabel independen dengan variabel dependen” diterima. Sedangkan persamaan hasil regresi sederhana berbentuk Y = 4955786.36782 + 0.923589766943*X. Apabila terjadi peningkatan pada variabel volume pembiayaan sebesar seribu rupiah, maka akan mengakibatkan peningkatan pada volume usaha sebesar Rp 923,589,00. Dengan asumsi variabel yang lain dianggap tetap dan sebaliknya. Begitupula hasil wawancara dengan anggota maupun ketua KSU Gunung Makmur yang menyatakan bahwa volume pembiayaan dari koperasi berpengaruh pada peningkatan volume usaha peternak ayam petelur. Kata Kunci: volume pembiayaan, volume usaha. untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
PENDAHULUAN
sosial perusahaan terutama dalam hal pemberian Koperasi merupakan salah satu penggerak pere-
kredit modal kerja kepada anggotanya (Andias,
konomian rakyat yang berfungsi untuk membangun
2010). Begitu pula keberadaan KSU dengan Unit
dan mengembangkan potensi serta kemampuan
Simpan Pinjam (USP) dengan manfaat keberadaanya
ekonomi para anggota khususnya dan masyarakat
sebagai pemberi pembiayaan kepada anggota yang
pada umumnya (UU Tentang Perkoperasian No. 25
membutuhkan. Kegiatan USP dalam memberikan
Tahun 1992). Selain itu, koperasi juga berfungsi
kredit modal kerja lebih sering dimanfaatkan oleh
1
Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
Usaha
Kecil
untuk
serta perawatan ayam hingga menghasilkan telur.
mengembangkan usahanya. Pemanfaatan kredit
Apalagi ayam petelur semakin berumur akan
modal kerja kepada UKM dikarenakan dalam
menghasilkan telur yang mengalami penurunan.
memberikan kredit, USP lebih mengena dikalangan
Permasalahan ini paling tidak harus diatasi sejak
usaha
yang
awal membuka usaha. Salah satu usaha yang
ditawarkannya. Mengingat peran keberadaan UKM
dilakukan untuk mengatasi masalah permodalan
yang
yaitu dengan cara menjadi anggota koperasi.
kecil
Menengah
dengan
mampu
perekonomian
segala
mampu
(UKM)
kemudahan
menjadi
Indonesia
ketika
penyelamat
dilanda
krisis
Seperti halnya pada KSU Gunung Makmur yang
moneter tahun 1998 (Wijono, 2005).
kebanyakan anggotanya berprofesi sebagai peternak
Salah satu USP di Kecamatan Kademangan yang
ayam petelur. Sekitar 80% anggota yang menjadi
menjadi lembaga pembiayaan bagi UKM yaitu Unit
peternak
Simpan Pinjam yang terdapat pada Koperasi Serba
pedagang ataupun petani. Secara tidak langsung
Usaha (KSU) Gunung Makmur. Pemanfaatan USP
KSU Gunung Makmur dibentuk dari perkumpulan
Gunung Makmur ditandai dengan tinggiya laju
para peternak ayam petelur yang mengalami nasib
perputaran modal koperasi. Hasil wawancara dengan
yang sama yaitu kekurangan modal sehingga
Ketua KSU Gunung Makmur (2013) menyatakan
membentuk suatu perkumpulan yang saling tolong-
bahwa laju perputaran modal di KSU Gunung
menolong. Peran KSU Gunung Makmur terutama
Makmur sampai saat ini hampir mencapai angka 1
pada
miliar per tahunnya. Laju perputaran modal yang
pembiayaan bagi para peternak ayam petelur.
tinggi dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan
Mengingat perputaran modal terbesar berasal dari
anggota sesuai dengan tujuan koperasi yang
unit simpan pinjam.
tercantum dalam UU Perkoperasian No. 25 Tahun
ayam
USP
petelur
dapat
dan
dijadikan
sisanya
sebagai
menjadi
lembaga
Jika dikaitkan dengan awal pendirian koperasi
1992.
berasal
dari
perkumpulan
orang-orang
yang
Berdasarkan hasil penelitian (2013), di Desa
memiliki nasib yang sama atau dalam hal ini
Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten
peternak yang kekurangan modal, adanya pendirian
Blitar
ayam.
koperasi bersumbangsih dalam hal pembiayaan
Perekonomian masyarakat yang paling utama berada
kepada anggotanya mempunyai pengaruh yang besar
pada usaha ayam petelur. Ketika usaha ini
kepada anggotanya. Salah satu pengaruhnya yaitu
mengalami
akan
anggota akan mengalami peningkatan hasil usaha.
berpengaruh pada perekonomian masyarakat di Desa
Pembiayaan yang diperoleh dari koperasi akan
Suruhwadang
pula
digunakan untuk kegiatan operasional anggotanya
dalam
dengan tujuan agar anggota mendapatkan nilai
terhadap
dapat
dijuluki
sebagai
kemunduran,
bahkan
paling
akan
perekonomian
desa
tidak
berpengaruh Blitar
menyumbangkan hasil telur.
tambahan baik berupa peningkatan volume usaha
Usaha beternak ayam petelur merupakan usaha
ataupun peningkatan laba dari usaha beterak ayam
yang memiliki banyak tantangannya terutama dalam
petelur.
hal modal. Modal ini digunakan untuk membeli lahan, mendirikan kandang dan membeli bibit ayam
2
Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
atau banyaknya sesuatu yang digunakan atau yang
Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang tersebut, adapun
berada pada satu tempat.
rumusan masalah yang dapat dirumuskan sebagai
Sedangkan pengertian pembiayaan menurut
acuan dalam penelitian ini yaitu apakah ada
Ahmad Sumiyanto (2008:165), ”Pembiayaan adalah
pengaruh
volume
aktivitas menyalurkan dana yang terkumpul kepada
mikro
anggota pengguna dana, memilih jenis usaha yang
(Koperasi Simpan Pinjam) terhadap peningkatan
akan dibiayai agar diperoleh jenis usaha yang
volume usaha peternak ayam petelur di Desa
produktif, menguntungkan dan dikelola oleh anggota
Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten
yang jujur dan bertanggung jawab”. Sementara itu,
Blitar.
menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan
pembiayaan
yang
kuat
oleh
dari
besarnya
lembaga
keuangan
Usaha Tujuan
Kegiatan
tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
Menengah
oleh
lembaga
keuangan
Usaha
No:
tentang
Petunjuk
Jasa
Keuangan
Koperasi
Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk
sejauh mana pengaruh dari besarnya volume
investasi atau kerjasama permodalan antar koperasi
mikro
dengan
(Koperasi Simpan Pinjam) terhadap peningkatan
anggota,
mewajibkan
volume usaha peternak ayam petelur di Desa
calon
penerima
anggotanya,
pembiayaan
yang
itu
untuk
melunasai pokok pembiayaan yang diterima kepada
Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten
pihak koperasi sesuai akad diserta pembayaran
Blitar.
sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari
Tujuan lain yang ingin dicapai peneliti
kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana
diantaranya untuk mengetahui besarnya pinjaman yang diberikan oleh KSU Gunung Makmur terhadap anggotanya terutama bagi mereka yang mempunyai
pengalokasian
modal
dari
modal
yang
digunakan
tersebut.
Adiwarman
Karim
Di
sisi
(2001:160),
lain,
menurut
“Pembiayaan
memberikan fasilitas yaitu pemberian fasilitas
awal
penyedia dana untuk memenuhi kebutuhan pihak
pembelian bibit hingga masa ayam bertelur, untuk membandingkan
pembiayaan
merupakan salah satu tugas pokok bank yaitu
usaha sebagai peternak ayam petelur, untuk mengetahui
Dan
91/Kep/M.KUKMI/IX/2004
Berdasarkan rumusan masalah di atas, adapun
pembiayaan
Kecil
defisit unit”.
para
Berdasarkan definisi tersebut di atas dapat
peternak ayam petelur dengan hasil yang diperoleh
disimpulkan bahwa volume pembiayaan adalah
para peternak dan untuk menghitung terjadinya
suatu besarnya atau banyaknya aktifitas penyaluran
peningkatan ataukah terjadi penurunan pada volume
dana
usaha ayam petelur.
(pembiayaan)
kepada
pihak
yang
membutuhkan, untuk dipergunakan dalam aktivitas yang produktif sehingga individu atau kelompok
KAJIAN PUSTAKA
dapat
Volume Pembiayaan
melunasi
pembiayaan
tersebut.
Jika
diaplikasikan pada penelitian ini, yang dimaksud
Volume adalah suatu indikasi mengenai luasnya
dengan volume pembiayaan yaitu besarnya atau
kapasitas penggunaan yang menerminkan besarnya
banyaknya mengenai aktifitas penyaluran dana
3
Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
(pembiayaan) yang dilakukan oleh USP-KSU
Pada penelitian yang dilakukan di Kecamatan
Gunung Makmur, untuk dipergunakan sebagai upaya
Kademangan Kabupaten Blitar, jenis lembaga
dalam meningkatkan hasil usaha dan aktivitas
keuangan mikro atau yang biasa disebut dengan
produktif hingga para peternak ayam petelur tersebut
lembaga pembiayaan para peternak ayam petelur
dapat melunasi pembiayaan tersebut.
yaitu pada Koperasi Serba Usaha yang didalamnya terdapat unit usaha simpan pinjam. Unit simpan
Lembaga Keuangan Mikro Definisi Lembaga Keuangan
pinjam (USP) menurut Pantoro (2008) adalah salah
Mikro atau
satu
disebut microfinance ditambahkan lagi oleh Asia
dibentuk
yang menyediakan jasa penyimpanan (deposits),
pengaturan
kredit (credits), pembayaran berbagai transaksi jasa
poorand
low
Sesuai
sudah
menyebutkan bahwa lembaga keuangan mikro di
kali
ini,
peneliti
lebih
vitamin. Karena kebanyakan dari para pengusaha ayam petelur yang terdapat di Desa Suruhwadang,
Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM), dan credit
namun
penelitian
dan sepeda motor, serta penyediaan pakan ayam dan
pola
pembiayaan Grameen, pola pembiayaan ASA,
LKM,
pelaksanaannya
unit took sembako, unit kredit alat-alat elektronik
(LDKP), Baitulmall Wattanwil (BMT), Lembaga
sebagai
jangkauan
banyak unit usaha diantaranya unit sampan pinjam,
Pinjam (USP), Lembaga Dana Kredit Pedesaan
dikategorikan
lembaga
Simpan Pinjam Gunung Makmur yang memiliki
Koperasi Simpan Pinjam (KSP), Unit Simpan
dan
berlaku,
memfokuskan pada Koperasi Serba Usaha/Unit
Sedangkan yang bersifat non bank adalah
desa
memperluas
Pada
BPR dan BKD (Badan Kredit Desa).
unit
yang
tercantum dalam UU Perbankan.
mikro yang berwujud bank adalah BRI unit desa,
BRI
ketentuan
bank, maka harus mengikuti ketentuan seperti yang
berwujud bank daan non bank. Lembaga keuangan
Meskipun
pembinaannya
melakukan kegiatan usaha sebagaimana layaknya
kategori yaitu lembaga keuangan mikro yang
union.
serta
pendirian,
kepada pihak lain di luar anggotanya serta
Indonesia menurut bank Indonesia dibagi menjadi 2
arisan,
pengawasan
Izin
para anggotanya. Namun apabila suatu koperasi
Berdasarkan hasil penelitian Pantoro (2008)
(LSM),
masyarakat.
umumnya
koperasi memberikan pelayanan terbatas kepada
2008).
Masyarakat
KSP/USP
tersebut
No.25 tahun 1992.
income
householdand their micro enterpiece) (Pantoro,
Swadaya
oleh
koperasi
Pembinaan Usaha Kecil berdasarkan UU Koperasi
ditujukan kepada masyarakat miskin dan pengusaha to
dari
dilaksanakan Kementrian Negara Koperasi dan
(payment service), serta money transfer yang
(insurance
usaha
(USP/KUD/KOPKAR).
Development Bank. Microfinance adalah lembaga
kecil
kegiatan
Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar menjadi
BPR
anggota dari KSU Gunung Makmur sehingga
akibat
mereka mendapatkan sumber pembiayaan dari KSU
persyaratan peminjam menggunakan metode bank
tersebut dalam memodali usaha ayam petelurnya.
konvensional, pengusaha mikro kebanyakan masih kesulitan mengaksesnya.
4
Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
apalagi dalam hal mendistribusikan hasil
Volume Usaha Kecil Usaha kecil merupakan salah satu penopang
telurnya.
aktivitas bisnis dalam suatu negara (Nilasari dan
Sedangkan kelemahan yang dimiliki usaha
Wiludjeng, 2006:47). Keberadaan usaha kecil
beternak ayam petelur bagi para pemiliknya, antara
mampu mendukung kelancaran operasi perusahaan-
lain:
perusahaan besar karena dapat bertindak sebagai
a. Kurang berorientasi pada masa depan, apalagi
pemasok maupun konsumen. Selain itu tidak
ketika terjadi wabah penyakit seperti flu
sedikitnya usaha kecil dapat berkembang pesat
burung dan lain sebagainya yang dapat
dalam bisnisnya sehingga dapat menjadi perusahaan
mematikan unggas.
besar maupun berskala internasional.
b. Jarang mendapatkan investasi, karena masih
Usaha kecil sering juga disebut sebagai small
dipertanyakan tentang jaminan yang diperikan
business merupakan suatu kegiatan bisnis yang
pada pemilik modal.
dilakuakn baik oleh perorangan maupun kelompok,
c. Jarang melakukan kaderisasi, karena usaha ini
dimana modal awalnya tidak bernilai besar dan
dapat dilakukan oleh siapapun tanpa harus
memiliki tujuan untuk memperoleh laba dengan
belajar terlebih dahulu. Asalkan memiliki
jumlah tenaga kerja dan asset yang relatif terbatas.
modal, siapapun mampu mendirikan udsaha
Yang dimaksudkan usaha kecil pada penelitian ini
ayam petelur.
yaitu berupa usaha peternakan ayam petelur yang
d. Struktur modal yang tidak memadai, karena
dilakukan oleh orang perorangan dengan modal
beternak ayam petelur memang membutuhkan
yang tertentu dan menghasilkan hasil tertentu pula
modal yang berlipat ganda, bai modal untuk
sesuai dengan
yang digunakan.
menyiapkan lahan, modal untuk membuat
Keunggulan yang dimiliki dalam usaha beterak
kandang hingga modal untuk membeli bibit
ayam petelur antara lain:
dan perawatan hingga masa panen telur tiba.
modal
awal
a. Mandiri, terutama dalam mengambil keputusan
Pengembangan suatu usaha baik itu usaha kecil,
mengenai usaha ayam petelurnya.
usaha menengah ataupun usaha besar harus dapat
b. Pemilik usaha kebanyakan ulet dan mau meningkatkan volume dari usahanya tersebut. Hal
bekerja keras c. Efisien dalam pengeluaran biaya tertentu,
itu tergantung dari masing-masing pemilik usaha
karena sebagian besar dari mereka masih
yang memiliki orientasi tersendiri dari usahanya.
menggunakan modal pinjaman dibandingkan Dan dapat dikatakan volume sebuah usaha menjadi
dengan modal sendiri d. Kebebasan bertindak dan membuat keputusan
tolak ukur dari setiap pengusaha baik usaha kecil
bisnis, apabila ayam sudah tidak bisa bertelur
dan menengah. UMKM adalah singkatan dari Usaha
lagi, ayam tersebut dimanfaatkan sebagai Mikro, Kecil, dan Menengah. UMKM diatur
penghasilan tambahan dengan cara dijual. e. Keakraban dan hubungan erat antar peternak
berdasarkan
yang satu dengan peternak yang lainnya
5
UU
Nomor
20
tahun
2008
Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
tentang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah. Berikut
HASIL DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum
kutipan dari isi UU 20/2008.
Berdasarkan hasil analisis regresi di atas Volume usaha ayam petelur yang menjadi
pengujian hipotesis yang terdiri dari uji t. Uji t
ukuran pada penelitian ini yaitu adanya peningkatan
merupakan pengujian untuk menunjukkan pengaruh secara individu variabel bebas yang ada di dalam
lahan usaha, peningkatan pembelian bibit ayam, dan
model terhadap variabel terikat. Hal ini dimaksudkan peningkatan telur yang dihasilkan. Banyak atau
untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu
sedikitnya pembelian bibit sangat berpengaruh pada
variabel bebas menjelaskan variasi variabel terikat. Apabila niali t hitung lebih besar dari t tabel dan
peningkatan telur yang dihasilkan ayam petelur.
nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 (sig<0,05), Pada akhirnya akn meningkatkan hasil usaha ayam
maka dapat disimpulkan variabel bebas secara
petelur yang berupa laba atau keuntungan.
parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel terikat.
METODE PENELITIAN
Hasil uji t untuk variabel volume pembiayaan
Penelitian yang digunakan yaitu menggunakan
diperoleh nilai signifikasi sebesar 0,0000 pada α =
pendekatan kuantitatif. Lokasi penelitian yang
5%. Artinya pada model regresi dinyatakan lolos uji
digunakan peneliti berada di Desa Suruhwadang,
t karena nilai signifikasi < 0,05. Jika dikaitkan
Kecamatan
Blitar.
dengan volume pembiayaan sebagai variabel bebas,
Sedangkan lokasi KSU Gunung Makmur berada di
maka hipotesis yang menyatakan “tidak ada
Jalan Trisula No. 99, RT/RW: 01/04 Suruhwadang.
hubungan
Telp: (0342) 7714436, Kademangan-Blitar. Teknik
independen dengan variabel dependen” ditolak.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Sedangkan
hipotesis
purposive sampling dengan jumlah responden
hubungan
yang
sebanyak 30 orang. Sampel lain yang dibutuhkan
independen dengan variabel dependen” diterima.
yaitu pada ketua KSU Gunung Makmur dan
Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel
pengurus KSU Gunung Makmur.
X (besarnya volume pembiayaan) dengan variabel Y
Kademangan
Kabupaten
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
yang
signifikan
yang
antara
variabel
menyatakan
signifikan
antara
“ada
variabel
(peningkatan volume usaha). Hasil analisis regresi
penelitian ini antara lain menggunakan dokumentasi,
sederhana dapat disajikan pada tabel di bawah ini:
wawancara dan kuesioner. Data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis Variable
regresi sederhana dengan memanfaatkan program
C X
Eviews 6.0.
Coefficien t Std. Error t-Statistic Prob. 4955786. 0.923590
1947930. 2.544130 0.0168 0.080110 11.52900 0.0000
Sumber: Data primer diolah 2013. Dari analisis data dengan menggunakan regresi sederhana
6
maka
dapat
dijelaskan
degan
Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
menggunakan persamaan Y = 4955786.36782 +
juga mengandalkan modal pembiayaan dari lembaga
0.923589766943*X. Dimana Y merupakan variabel
keuangan lainnya.
independen (peningkatan volume usaha) sedangkan X
merupakan
independen
Nilai
konstanta
terjadi
peningkatan
pada
variabel
(volume
volume pembiayaan sebesar seribu rupiah, maka
sebesar
akan mengakibatkan peningkatan pada volume
4955786,36782 dapat diartikan apabila variabel
usaha sebesar Rp 923,589,00. Dengan asumsi
volume pembiayaan dianggap konstan atau tidak
variabel yang lain dianggap tetap dan sebaliknya.
mengalami perubahan, maka volume usaha (Y) akan
Artinya terjadi pengaruh yang signifikan antara
bernilai sebesar 4955786,36782. Dengan asumsi
besarnya volume pembiayaan yang diberikan USP-
variabel yang lain dianggap tetap dan sebaliknya.
KSU
Sedangkan apabila terjadi peningkatan pada variabel
volume
volume pembiayaan sebesar satu rupiah, maka akan
Peningkatan volume usaha dapat ditentukan dengan
mengakibatkan peningkatan pada volume usaha
banyaknya penambahan bibit ayam pada setiap kali
sebesar 0.923589766943. Dengan asumsi variabel
periode peminjaman dan penambahan hasil telur
yang lain dianggap tetap dan sebaliknya.
yang dihasilkan dari penambahan bibit ayam
pembiayaan).
variabel
Apabila
Gunung usaha
Makmur para
terhadap
peternak
peningkatan
ayam
petelur.
Jika variabel X (volume pembiayaan) dianggap
tersebut. Peningkatan volume usaha yang terjadi
konstan, maka hasilnya tetap akan menghasilkan
akibat dari adanya pembiayaan oleh USP-KSU
nilai sebesar Rp 4.955.786,37,-. Artinya, ketika
Gunung Makmur hampir mencapai 100%dari
anggota tidak mendapatkan pembiayaan sama sekali
banyaknya volume pembiayaan yang diterima
dari pihak USP-KSU Gunung Makmur maka para
anggota.
peternak masih memperoleh peningkatan pada
Selain hasil analisis regresi, hasil wawancara
volume usahanya. Hal itu berarti meskipun dari
juga menyebutkan jika para peternak mengakui
pihak
tidak
bahwa peningkatan usaha memang terjadi pada
kepada
setiap periode peternakannya. Peningkatan volume
anggotanya, anggota masih memperoleh hasil usaha
usaha dapat dilihat dari penambahan jumlah
hampir sebesar 5 juta rupiah.
kandang, penambahan bibit ayam, pertambahan
USP-KSU
memberikan
Gunung
pembiayaan
Makmur
sama
sekali
Jika hasil analisis regresi sederhana dikaitkan
hasil panen telur hingga laba bersih yang didapatkan
dengan hasil wawancara dengan para peternak ayam
para peternak. Akan tetapi jika peningkatan volume
petelur, maka pembiayaan yang diajukan peternak
usaha dikaitkan dengan pembiayaan yang berasal
memang bukan hanya berasal dari USP-KSU
dari USP-KSU Gunung Makmur, para peternak
Gunung Makmur saja, tetapi juga berasal dari
masih belum meyakini. Hal ini karena perbandingan
lembaga
volume pembiayaan yang diterima dari koperasi
pembiayaan
lainnya
seperti
pihak
perbankan. Hasil wawancara dengan salah satu
lebih
peternak
pembiayaan yang diterima dari lembaga keuangan
ayam
petelur
mengakui
bahwa
sedikit
dibandingkan
Berdasarkan
dengan
peminjaman di koperasi memang dilakukan pada
lainnya.
setiap periode, namun tidak dipungkiri jika mereka
mengatakan jika volume pembiayaan dari koperasi berpengaruh
7
pernyataan
pada peningkatan
ketua
volume
volume
KSU
usaha
Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
peternak ayam petelur karena koperasi mampu
pemerintah entah bantuan berupa financial ataupun
memberikan berapapun pembiayaan yang diajukan
bantuan penyuluhan. Pemerintah benar-benar lepas
oleh anggota.
tangan akan keberadaan koperasi. Sehingga ketika
Jika
dibandingkan
dengan
beberapa
hasil
koperasi mengalami kerugian yang diakibatkan dari
penelitian, pada kenyataannya sering kali terjadi
kenakalan anggota koperasi, yang membangitkan
paradox yang terkait dengan hubungan antara
kembali
besarnya volume pembiayaan terhadap peningkatan
pengurusnya.
koperasi
tentu
saja
dari
seluruh
volume usaha. Seperti halnya hasil penelitian Sulaiman (2011), yang menyatakan bahwa semakin
PENUTUP
besarnya
Simpulan Hasil uji hipotesis untuk variabel volume
modal
kerja yang digunakan
akan
meningkatkan hasil produksi.
pembiayaan diperoleh nilai signifikasi sebesar
Ketua KSU Gunung Makmur mengungkapkan
0,0000 pada α = 5%. Artinya hipotesis yang
bahwa perputaran modal yang dimiliki koperasi
menyatakan “ada hubungan yang signifikan antara
amat sangat tinggi. Perputaran modal itu berasal
variabel independen dengan variabel dependen”
dari beberapa aspek, namun yang paling terbesar berasal dari unit simpan pinjamnya. Beliau mengaku koperasi memang menyediakan dana untuk modal
berbentuk
Y
=
hasil
regresi
4955786.36782
+
rupiah, maka akan mengakibatkan peningkatan pada
memberikan berapapun pinjaman yang diajukan
volume usaha sebesar Rp 923,589,00. Dengan
oleh anggota kepada koperasi.
asumsi variabel yang lain dianggap tetap dan
Namun, satu hal yang membuat pihak koperasi ketika
sederhana
persamaan
pada variabel volume pembiayaan sebesar seribu
dengan modal koperasi yang tinggi pasti mampu
kerugian
Sedangkan
0.923589766943*X. Apabila terjadi peningkatan
anggotanya dalam menjalankam usaha, apalagi
mengalami
diterima.
anggota
sebaliknya. Artinya terjadi pengaruh yang signifikan
tidak
antara besarnya volume pembiayaan yang diberikan
mengembalikan modal pinjaman tersebut. Bahkan
USP-KSU Gunung Makmur terhadap peningkatan
banyak sekali pengalaman yang didapat koperasi
volume
ketika anggota meminjam uang dengan nominal
usaha
para
peternak
ayam
petelur.
Peningkatan volume usaha yang terjadi akibat dari
tertentu, kemudian anggota tersebut keluar dari
adanya
keanggotaan koperasi dan menghilang. Sehingga
pembiayaan
oleh
USP-KSU
Gunung
Makmur hampir mencapai 100% dari banyaknya
ketika pihak koperasi menagih, tidak ada yang
volume pembiayaan yang diterima anggota.
dimintai pertanggungjawaban. Apalagi saat itu, peminjam tidak menyertakan agunan sama sekali. Sehingga saat ini peraturan untuk meminjam uang
Saran Terdapat beberapa saran yang dapat dilakukan
sedikit agak rumit dibandingkan peraturan dulu.
oleh peneliti selanjutnya yakni: Koperasi
Pihak pemerintahpun tidak ada perhatian sama
harus
memperhatikan
kebijakan
sekali terhadap koperasi yang sehat dan unit
penerapan bunga maupun biaya administrasi yang
usahanya berjalan dengan lancar dan menghasilkan
dibebankan pada setiap kali peminjaman, agar
omset yang besar. Tidak ada bantuan apapun dari
8
Pengaruh Besarnya Volume Pembiayaan oleh Lembaga Keuangan Mikro (KSP) terhadap Penngkatan Volume Usaha Peternak Ayam Petelur di Desa Suruhwadang Kecamatan Kademangan Kabupaten Blitar
anggota lebih condong melakukan pembiayaan
Sulaiman, Gunandi. 2011. Pengaruh Modal Kerja
kepada koperasi.
terhadap Hasil Produksi dan Dampaknya
Pemerintah
hendaknya
lebih
peka
kepada
pada Laba Kotor Perusahaan (Studi Kasus
koperasi yang aktif melakukan pembiayaan dan
Pada
membutuhkan dana besar, supaya diberikan dana
Tasikmalaya),
hibah untuk menjaga keberlangsungan usaha yang
(http://journal.unsil.ac.id%2F
dijalani oleh koperasi.
download.php%3Fid%3D296&ei=Te6AUoiE
Kepada
lembaga
hendaknya
pembiayaan
memberikan
pemerintah,
sumbangsih
Perusahaan
Penyerutan
KS
(Online),
McjVkgWTuYCADg&usg=AFQjCNE2PGJ
dalam
mRs5If95w2mhDXpSFdWi0g&sig2=HAPv8
pendanaan koperasi untuk menjaga keberlangsungan
mVcJoEw1GSHYmYbw&bvm=bv.56146854
operasional koperasi dan agar tidak mengalami
,d.dGI, diakses 11 November 2013). Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan
kekurangan modal.
Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
DAFTAR PUSTAKA
Triandanu dan Budisantoso. 2007. Bank dan
-------. 2011. Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Blitar
Daerah
Tahun
(RPJMD)
Kabupaten
2011-2016,
(Online),
(http://www.blitarkab.go.id,
diakses
Lembaga Keuangan Lain Edisi 2. Jakarta : Salemba Empat. Undang-undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha
8
Mikro, Kecil dan Menengah.
Februari 2013). ------.
2011.
Blitar
Dalam
Angka,
(Online),
Wiloejo, Wijono. 2005. Pemberdayaan Lembaga
(http://www.blitarkab.go.id/pdf/Blitar_Dalam
Keuangan Mikro Sebagai Salah Satu Pilar
_Angka_2011.pdf, diakses 9 Februari 2013.)
Sistem Keuangan Nasional: Upaya Konkrit
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian
Memutus Mata Rantai Kemiskinan. Kajian
Kuantitatif. Jakarta: Prenada Media.
Ekonomi
Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian
Ani.
2009.
Kebijakan
dan
Stratejik
2012).
Jurnal Inovasi, Vol. 6, No. 4, (Online), (http://jurnal.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/6409 235244.pdf, diakses 20 Desember 2012). dan
Wiludjeng.
2006.
(Online),
n%5Cwiloejo-1.pdf, diakses 2 November
Pengembangan Lembaga KEuangan Mikro.
Nilasari
Keuangan,
(http://www.fiskal.depkeu.go.id/webbkf/kajia
Kualitatif: Bandung: Rosdakarya. Muhar,
dan
Pengantar
Bisnis.Yogyakarta: Graha Ilmu. Pantoro, Setyo. 2008. Pendekatan Pengembangan Lembaga Keuangan Mikro dan Implikasinya. Jakarta: Kompas.
9