LAPORAN DELEGASI DPR-RI KE THE INTERNATIONAL CONFERENCE “FROM A NUCLEAR TEST BAN TO A
NUCLEAR-WEAPONS-FREE WORLD” TANGGAL 26 – 30 AGUSTUS 2012 DI ASTANA – KAZAKHSTAN I.
PENDAHULUAN Pengiriman Delegasi DPR-RI ini berdasarkan Surat Keputusan (SK) Pimpinan
DPR-RI No. 93/PIMP/I/2012-2013 tentang Penugasan Delegasi DPR-RI untuk menghadiri Forum of the International Day Against Nuclear Test di Astana, Kazakhstan. Delegasi DPR-RI terdiri dari : 1. H. Andi Anzhar Cakra Wijaya, SH (Ketua Delegasi/Wakil Ketua BKSAP DPR-RI/ F-PAN) 2. Nazarudin Kiemas (Anggota BKSAP/Komisi VII/F-PDI Perjuangan) II.
SEKILAS JALANNYA KONFERENSI
The International Conference “From a Nuclear Test Ban to a Nuclear-WeaponsFree World”
diselenggarakan pada tanggal 26 – 30 Agustus 2012 di Palace of
Independence, Astana. Pertemuan dihadiri oleh sekitar 200 peserta dari sekitar 40
1
negara yang terdiri dari Ketua dan Anggota Parlemen serta organisasi-organisasi internasional yang concern terhadap senjata nuklir. Acara pertama untuk seluruh delegasi adalah Welcome Dinner oleh Walikota Astana, Mr. Imangali Tasagambetov, pada hari Senin tanggal 27 Agustus 2012 bertempat di Satti Restaurant. Acara dinner diisi dengan cultural performance berupa musik tradisional Kazakhstan. Acara hari kedua di Kazakhstan adalah kunjungan lapangan ke Semipalatinsk di kota Semey dan Kurchatov, wilayah Kazakhstan Timur. Rombongan Delegasi termasuk Delegasi DPR-RI pun dibagi dua program : seluruh Ketua Delegasi dibawa ke Kurchatov dengan helikopter sedangkan anggota Delegasi yang lain dibawa berkeliling kota Semey (melihat museum dan rumah sakit korban radiasi nuklir). Kota Semey dan Kurchatov merupakan kota dimana tempat uji coba nuklir pada masa Kazakhstan berada di bawah Uni Soviet (USSR). Di „SEMIPALATINSK Nuclear
Test Site‟ inilah Uni Soviet melakukan uji coba nuklir pertama pada tanggal 29 Agustus 1949 dan percobaan-percobaan lainnya yang berdampak pada radiasi nuklir. Radiasi yang ditimbulkan hingga sekarang
mengakibatkan bencana di
Kazakhstan khususnya di kota Semey dan Kurchatov yaitu cacat fisik bagi korban, bayi-bayi yang lahir dalam keadaan cacat/abnormal, cacat mental, kerusakan dan tercemarnya ekologi lingkungan di Kazakhstan Timur, dan seterusnya. Oleh sebab itu, pada tanggal 29 Agustus 1991, Presiden Republik Kazakhstan, H.E. Nursultan Nazarbayev, menutup „SEMIPALATINSK Nuclear Test Site‟ guna mewujudkan Kazakhstan dan dunia yang bebas senjata nuklir. Pada tanggal 29 Agustus itu pula Kazakhstan berhasil mengusulkan melalui Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk dijadikan Hari Internasional Melawan Tes-tes Nuklir (International Day against
Nuclear Tests). Di kota Semey pula tepatnya di depan monument “Stronger than Death”, Delegasi bersama-sama dengan Pimpinan Parlemen (Mazhilis) Kazakhstan, Walikota Kazakhstan Timur, ribuan masyarakat Kazakhstan dan para veteran perang, melakukan upacara memperingati 21 tahun Penutupan Semipalatinsk tersebut yang 2
berlangsung sangat meriah. Acara peringatan yang dibuka oleh Walikota Kazakhstan Timur, Mr. Berdibek Saparbayev, dilanjutkan dengan sambutan dari Anggota Parlemen Jepang sebagai perwakilan delegasi yang hadir. Peringatan ditutup pada sore hari dan seluruh delegasi ke ibukota Kazakhstan, Astana city.
Gambar 1 : Delegasi DPR-RI tampak sedang mengikuti upacara Peringatan 21 tahun penutupan Lokasi Nuklir Semipalatinsk di kota Semey, Kazakhstan Timur.
Pada hari ketiga tanggal 29 Agustus pukul 11.00 waktu setempat Konferensi Internasional dibuka secara resmi oleh tuan rumah yaitu Ketua Mazhilis Parlemen Republik Kazakhstan, H.E. Mr. Nurlan Nigmatulin. Dalam pidato pembukaannya, Nigmatulin menyatakan bahwa diperlukan political will yang kuat untuk menghapus senjata nuklir yang ada di dunia saat ini. 21 tahun yang lalu, bersamaan dengan penutupan lokasi tes nuklir Semipalatinsk, Kazakhstan merupakan negara muslim 3
pertama
yang menolak nuklir. Penolakan tersebut dikarenakan tragedi uji coba
senjata nuklir yang terjadi di Kazakhstan telah banyak menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan cacat fisik serta mental. Dalam akhir pidatonya H.E. Nigmatulin berharap konferensi ini dapat meletakkan salah satu dasar bagi terciptanya dunia yang lebih aman tanpa senjata nuklir. Selanjutnya adalah Pidato Presiden Republik Kazakhstan, H.E. Mr. Nursultan Nazarbayev, yang mengemukakan 3 (tiga) poin penting, yaitu :
1. Nuklir merupakan setan (evil) bagi Kazakhstan dan sangat menyakitkan. Dampak radiasi uji coba nuklir di Semipalatinks hingga sekarang telah menelan korban sebanyak 1,5 juta jiwa.
2. Tanggal 29 Agustus merupakan momentum yang sangat penting bagi Kazakhstan untuk melepaskan diri dari bahaya nuklir. Setelah itu, Kazakhstan menjadi negara muslim pertama yang menolak nuklir dan merupakan salah satu negara pionir yang menandatangani perjanjian pelarangan senjata nuklir atau
Comprehensive Nuclear Test Ban Treaty (CTBT). Presiden Nazarbayev prihatin karena saat ini di belahan dunia lain masih berlangsung tes nuklir, padahal kita perlu memikirkan bahaya yang ditimbulkannya. Oleh karena itu Presiden mengusulkan Nuclear Umbrella harus segera dihapus.
3. Mengenai energy nuklir (nuclear energy) dunia yang saat ini masih belum ada regulasi atau pengaturannya. Menurut Presiden Nursultan Nazarbayev perlu ada langkah-langkah untuk proliferasi nuklir mulai dari sekarang karena masih banyak negara/pihak yang belum sadar akan bahaya nuklir.
4
Gambar 2 : Ketua Parlemen Kazakhstan sedang menyampaikan sambutan pembukaan
Setelah pidato Presiden Republik Kazakhstan selesai, dilanjutkan dengan pidato dari utusan khusus Sekjen PBB, Mr. Miroslav Jenca (Head of the UN Regional Centre
for Preventive Diplomacy for Central Asia); kemudian pidato-pidato dari : Mrs. Valentina Matvienko (Chairperson of the Council of the Federation of the Federal
Assembly of the Russian Federation); Mr. Guido Westerwelle (Minister of Foreign Affairs of the Federal Republic of Germany); Mr. Eni Faleomaga (Member of the US Congress); Mr. Douglas Roche (Chairman Emeritus of the Middle Powers Iniative, former Canadian Ambassador for Disarmament, Honorary Senator, former Chairman of the UN Disarmament Committee).
5
Sesi Panel I, tanggal 29 Agustus 2012 (Tema : CTBT – a Building block for
a nuclear-weapons-free world) Sesi I di-moderatori oleh Mr. Gareth Evan (Co-Chair of the International
Commission on Nuclear Non-Proliferation and Disarmament, former Minister of Foreign Affairs of Australia), yang menghadirkan 8 orang panelis, yaitu : Mr. Olzhas Suleimenov (Founder of “Nevada-Semipalatinsk” Anti nuclear Movement, Permanent
Representative of the Republic of Kazakhstan to the UNESCO); H.E. Mr. Abdul Rauf Ibrahimi (The President of the Wolesi Jirga (House of Representatives) of the
National Assembly of Afghanistan); Mr. Georgi Pirinski (Vice President of the Parliament of Bulgaria); Mrs. Christine Beerli (Vice President of the International Committee of Red Cross); Mr. Karipbek Kuyukov (artist, nuclear test victim); Mr. Hiroyuki Moriyama (Member of the Parliament of Japan); Mr. Coskun Coruz (Member of the House of Representatives of the Parliament of the Netherlands,
Chairman of the Parliamentary Delegation to OSCE); Mr. Lassina Zerbo (Director of the International Data Centre Division of the CTBTO). Sesi Panel II, tanggal 29 Agustus 2012 (Tema : Security without nuclear
weapons – Nuclear Weapon Free zones) Sesi II di-moderatori oleh Mr. Jonathan Granoff (President of the Global Security
Institute USA), yang menghadirkan 8 orang panelis, yaitu : Mr. Kanat Saudabayev (Chairman of the State Commission on Non-Proliferation under the President of
Kazakhstan); Mr. Matt Robson (former New Zealand Minister for Disarmament and Arms Control); Mrs. Tarja Cronberg (Member of the European Parliament from Finland); Mrs. Gioconda Ubeda Rivera (Secretary General of the Agency for Prohibition of the Nuclear Weapons in Latin America and the Carribean (OPANAL); Mr. Daniel Ben-Simon (Member of the Parliament of Israel/Knesset); Mr. Feramuz Ustun (Member of the Grand National Assembly of Turkey); Mr. Jargalsaikhan Enkhsaikhan (Permanent Representative of Mongolia to the United Nations in
6
Vienna); Mr. Mohammed Ibrahim Shaker (Chairman at Egyptian Council for Foreign Affairs).
Gambar 3 : Suasana Sesi Panel II
Sesi Panel III, tanggal 29 Agustus 2012 (Tema : On the way towards
nuclear-weapons-free world- Phasing out nuclear deterrence and the development of cooperative security) Sidang Sesi III di-moderatori oleh Ms. Togzhan Kassenova (Associate on the
Nuclear Policy Program at the CarnegieEndowment for International Peace), yang menghadirkan 7 orang panelis, yaitu : Ms. Yenielys Regueiferos Linares (Member of
the Cuban National Assembly of the People‟s Power, Secretary of the Foreign Affairs Committee); Mr. Mani Shankar Aiyar (Member of the Upper Chamber of the India 7
Parliament, Chairman of the Rajiv Ghandi Action Plan for Nuclear-Weapons-Free World); Mrs. Christine Muttonen (Member of the National Council of the Parliament of Austria); Mrs. Uta Zapf (Member of the Germany Parliament/Bundestag, CoPresident of PNND); Mr. Randy Rydell (Senior Political Affairs Officer in the UN Office of the High Representative for Disarmament Affairs); Mr. Viron Polydoras (Member of the Parliament of Greece, former Minister of Public Order, former Speaker of the House of Representatives of the Philppines). Namun dengan waktu Konferensi yang sangat terbatas yaitu hanya 1 hari, maka waktu yang disediakan oleh Parlemen Tuan Rumah Kazakhstan sangatlah tidak mencukupi untuk melakukan diskusi, tanya jawab atau berbagi pengalaman (sharing
experiences). Waktu 1 hari tersebut hanya habis untuk presentasi para Panelis, itupun masing-masing panelis hanya dibatasi bicara 5 menit, sehingga terkesan konferensi dilaksanakan dengan terburu-buru. Akan tetapi mengenai pandangan dan posisi Indonesia terhadap isu senjata nuklir telah disampaikan kepada pihak Parlemen Tuan Rumah. Selanjutnya, penutupan The International Conference “From
a Nuclear Test Ban to a Nuclear-Weapons-Free World” dilaksanakan pada sore hari ditandai dengan adopsi Parliamentary Appeal for Nuclear Abolition : From a
Nuclear Test Ban to a Nuclear Weapons Free World, sebagai keluaran atau hasil konferensi.
III.
KESIMPULAN DAN SARAN
1. Dengan peringatan 21 tahun penutupan tempat uji nuklir Semipalatinsk tanggal 29 Agustus, yang kemudian diadopsi PBB sebagai International Day Against
Nuclear Test, telah menempatkan peran Kazakhstan sebagai negara yang terkemuka di dalam gerakan bebas senjata nuklir dunia. 2. Indonesia memiliki komitmen yang kuat mengenai dunia yang lebih aman tanpa senjata nuklir yang ditandai dengan Ratifikasi implementasi Comprehensive 8
Nuclear-Test-Ban Treaty (CTBT) di DPR-RI pada tanggal 4 Januari 2012 (UU No. 1 Tahun 2012). Sebagai Ketua ASEAN tahun 2011, Indonesia juga berhasil memfasiliasi negosiasi antara negara-negara ASEAN dengan Nuclear Weapon
States (NWS) yang terdiri dari RRC, Perancis, Rusia, Inggris dan Amerika Serikat, untuk menyetujui Protocol Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone (SEANWFZ). 3. Delegasi DPR-RI aktif dalam mengikuti seluruh agenda konferensi termasuk kunjungan ke kota Semey dan Kurchatov dimana kawasan tempat uji coba nuklir Semipalatinsk berada.
Delegasi juga aktif berkenalan dan menjalin
komunikasi dengan Parlemen Tuan Rumah dan seluruh peserta konferensi. IV. PENUTUP Demikian Laporan Delegasi DPR-RI ke The International Conference “From a
Nuclear Test Ban to a Nuclear-Weapons-Free World”
yang telah berlangsung
dengan baik dan lancar. Sebagai penutup dari laporan ini, Delegasi DPR-RI mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak terkait yang telah membantu kesuksesan kunjungan terutama kepada Kementerian Luar Negeri RI yaitu Dirjen Multilateral, KBRI Astana - Kazakhstan khususnya kepada KUAI, Bapak Irwan Iding beserta staf, atas bantuan yang telah diberikan kepada Delegasi selama konferensi berlangsung, serta bantuan dari KBRI Abu Dhabi dan KBRI Beijing selama Delegasi transit. Jakarta,
September 2012
KETUA DELEGASI, TTD H. ANDI ANZHAR CAKRA WIJAYA, S.H. A-114 9