PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Norita Citra Yuliarti, SE., MM Universitas Muhammadiyah Jember ABSTRAK Dalam usaha memperoleh keuntungan, para pengelola bank selalu dihadapkan pada pilihan yaitu memenuhi kebutuhan para mitra bisnis melalui penyaluran pembiayaan dengan risiko pembiayaan yang dihadapi cukup tinggi. Mengingat penyaluran pembiayaan tergolong aktiva produktif dengan penerimaan yang tinggi, sebagai konsekuensinya penyaluran juga memiliki risiko yang cukup tinggi. Resiko pembiayaan dalam hal ini diproksikan dengan Non Performing Financing (NPF) dijadikan variabel yang mempengaruhi profitabilitas karena mencerminkan kemampuan bank dalam mengelolah kualitas pembiayaan bank. Jadi besarnya risiko pembiayaan menurut (Dendawijaya, 2001 dalam Kusumawati, 2010:35) risiko pembiayaan dapat diukur dengan rasio Non Performing financing (NPF) yaitu membandingkan jumlah pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah.Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Dalam penelitian ini Quick Ratio dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Berdasarkan hasil analisis Diskriminan Score laporan keuangan bank konvensional memiliki angka lebih tinggi dari perhitungan Z Cut Off Score yang memperoleh nilai -0.191, sedangkan untuk bank syariah Diskriminan Score rata menunjukann hasil rata rata dibawah Z Cut Off Score, hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan kelompok bank konvensional lebih baik dari pada bank syariah terbukti dari hasil perhitungan Diskriminan Score Kata kunci : Kecukupan Modal, Resiko pembiayaan, Efisiensi operasional, fungsi intermediasi, profitabilitas, perbankan syariah ABSTRACT In an attempt to make a profit , the bank manager is always faced with choices that meet the needs of its business partners through financing with financing risks faced quite high . Given the distribution of funding earning assets classified with high acceptance , as a consequence, the distribution also has a fairly high risk . Financing risk in this case is proxied by the Non Performing Financing ( NPF ) used variables that affect profitability because it reflects the bank's ability to manage the quality of bank financing . So according to the magnitude of risk financing ( Dendawijaya , 2001 in Kusumawati , 2010:35 ) financing risk can be measured by the ratio of non-performing financing (NPF ) which compares the total amount of financing problems with financing . Management is required by bank financing , given the finance function as the largest revenue contributor to the bank syariah.Hasil this study suggest that this research could have a significant effect Quick Ratio in distinguishing the financial performance of conventional banking and Islamic banking . Based on the analysis of financial statements Discriminant Score conventional banks have a higher rate of Z Cut Off Score calculations that derive the JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
Page 27
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
value -0.191 , while for Islamic banks Discriminant Score average menunjukann results below average Z Cut Off Score , this suggests that the financial performance of banks conventional better than the Islamic banks is evident from the results of the calculation Discriminant Score Keywords: Capital adequacy, risk financing, operational efficiency, intermediation, profitability, Islamic banking I. PENDAHULUAN Latar Belakang Bank adalah lembaga perantara keuangan yang biasa disebut financial intermediary. Artinya lembaga bank adalah lembaga yang dalam aktifitasnya berkaitan dengan masalah uang yang merupakan alat pelancar terjadinya perdagangan. Salah satu kegiatan operasional bank adalah menghimpun dana dari pihak surplus dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau pembiayaan kepada pihak yang defisit baik untuk kegiatan investasi, sebagai modal kerja maupun untuk keperluan konsumsi. Kredit merupakan sumber utama penghasilan bank umum. Bila pengelolaan kredit berhasil, maka berhasil pula bisnis bank. Sebelum perbankan syariah ada, bank yang ada dalam pengelolaan kredit menganut sistem bunga. Sebagai lembaga mediasi sektor keuangan, bank memiliki peran penting dalam perekonomian. Mediasi keuangan pada sektor perbankan tentu sangat penting bagi setiap negara termasuk Indonesia. Di Indonesia sistem perbankan yang digunakan adalah dual banking sistem dimana beroperasi dua jenis usaha bank yaitu bank syariah dan bank konvensional. Dengan begitu kebijakan yang diambil pemerintah melalui Bank Indonesia tentu berbeda untuk kedua jenis bank tersebut. Pada bank syariah tidak mengenal sistem bunga, sehingga profit yang di dapat bersumber dari bagi hasil dengan pelaku usaha yang menggunakan dana dari bank syariah serta investasi dari bank syariah sendiri (Antonio, 2001). Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, mendefinisikan bank JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat, dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Berdasarkan Pasal 5 Undang-Undang No.10 Tahun 1998, tentang Perbankan, terdapat dua jenis bank, yaitu Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Kedua jenis bank tersebut dalam menjalankan kegiatan usahanya diklasifikasikan menjadi dua, yaitu bank konvensional dan bank dengan prinsip syariah. Bank Syariah pada awalnya dikembangkan sebagai suatu respon dari kelompok ekonom dan praktisi perbankan muslim yang berupaya mengakomodasi desakan dari berbagai pihak yang menginginkan agar tersedia jasa transaksi keuangan yang dilaksanakan sejalan dengan nilai moral dan prinsip-prinsip syariah dalam Islam. Secara filosofis bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba. Dengan demikian, penghindaran bunga yang dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang dihadapi dunia Islam. Oleh karena itu, didirikan mekanisme perbankan yang bebas bunga (bank Syariah). Perbankan Syariah didirikan berdasarkan alasan filosofis maupun praktik. Secara filosofis, karena dilarangnya pengambilan riba dalam transaksi keuangan maupun non keuangan. Secara praktis, karena sistem perbankan berbasis bunga atau konvensional mengandung kelemahan. Bank Syariah menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menjauhi praktik riba, untuk diisi dengan kegiatan investasi atas dasar bagi hasil dari pembiayaan perdagangan. Industri Page 28
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
perbankan syariah merupakan bagian dari sistem perbankan nasional yang mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Peranan perbankan syariah secara khusus antara lain sebagai perekat nasionalisme baru, artinya menjadi fasilitator jaringan usaha ekonomi kerakyatan, memberdayakan ekonomi umat, mendorong penurunan spekulasi di pasar keuangan, mendorong pemerataan pendapatan, dan peningkatan efisiensi mobilitas dana (Muhamad, 2005:16). Adanya tekanan yang cukup kuat pada perekonomian di pertengahan tahun 2008 akibat krisis global kemudian masih terus berlanjut pada awal Oktober 2010, menyebabkan pertumbuhan ekonomi di rentang tahun tersebut cenderung melambat. Namun demikian, secara nasional industri perbankan masih menunjukkan kinerja yang positif, dengan ditunjukkannya presentase kenaikan pertumbuhan volume usaha yang cukup tinggi, walaupun salah satu dampak daripada krisis tersebut adalah kondisi riil dunia usaha yang melemah yang dapat mendorong terjadinya negatif spread (Outlook Perbankan Syariah 2010). Sebagai bagian dari industri perbankan nasional, perkembangan perbankan syariah juga masih memperlihatkan pertumbuhan volume usaha yang cukup tinggi. Dalam Outlook Perbankan Syariah tahun 2010 dikatakan bahwa pertumbuhan volume usaha perbankan syariah mengungguli pertumbuhan volume usaha perbankan konvensional, yaitu sebesar 26,55% berbanding 12,53%. Hal ini cukup menunjukkan bahwa perkembangan perbankan syariah terus menguat walaupun dihadapkan pada kondisi perekonomian yang cenderung tidak stabil. Salah satu alasan yang menyebabkan keunggulan perbankan syariah itu sendiri adalah karena perbankan syariah tidak terkena negative spread yang mana disebabkan oleh tingkat bunga simpanan yang sangat tinggi sedangkan bunga kredit
JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
hanya ditentukan di bawah bunga simpanan tersebut (Wibowo, 2005:9). Pada akhir tahun 2003, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa yang menyatakan bahwa bunga yang dikeluarkan oleh bank, asuransi, pegadaian, pasar modal maupun individu termasuk salah satu bentuk riba dan riba hukumnya haram (Hanifah, 2005:6). Sejak dikeluarkannya fatwa tersebut, bisnis perbankan syariah makin berkembang. Ini terbukti dari tahun 2007 hingga akhir 2010, jumlah bank umum syariah (BUS) terus mengalami peningkatan. Dari 3 unit BUS menjadi 11 unit BUS. Jumlah tersebut belum termasuk jumlah BPRS dan Unit Usaha Syariah lainnya (Statistik Perbankan Syariah, November 2010). Dengan semakin bertambahnya jumlah bank, persaingan untuk menarik dana dari masyarakat semakin meningkat. Semua bank berlomba untuk menghimpun dana dari masyarakat yang nantinya akan disalurkan kembali kepada masyarakat yang memerlukannya baik untuk tujuan produktif maupun konsumtif. Mengingat sektor perbankan yang secara umum adalah sebuah lembaga keuangan yang langsung berhubungan dengan masyarakat sebagai nasabahnya, kepercayaan dari para nasabah merupakan hal yang paling mendasar dan harus dipelihara oleh setiap bank. Melalui kepercayaan inilah bank dituntut untuk dapat menjaga kinerjanya. Setiap perusahaan/bank yang dalam hal ini perbankan syariah harus menjaga keberlangsungan perusahaannya agar perusahaan ini dapat bertahan dan mengembangkan perusahaannya agar lebih maju. Salah satu menjaga keberlangsungan perusahaannya, mereka harus menjual produknya. Di dalam perbankan syariah, produk yang ditawarkan ke konsumen adalah pembiayaan. Perbankan syariah haruslah sangat selektif dalam menyalurkan kreditnya, terutama dalam memenuhi syarat pembiayaan yang tidak hanya berdasar pada aturan positif tetapi juga sesuai dengan syariah Islam. Pada perbankan Page 29
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
konvensional, pemberian kredit hanya mengacu pada hukum positif saja, tidak perlu menginvestigasi usaha yang dilakukan oleh nasabah, dalam hal ini peminjam apakah halal atau haram dan sebagainya. Dengan prinsip yang demikian membuat bank syariah semakin peduli dengan nasabah sebagai mitra kerjanya. Semakin sukses mitra kerja, semakin besar pula pendapatan bagi bank syariah (Hanifah, 2005:4). Dalam usaha memperoleh keuntungan, para pengelola bank selalu dihadapkan pada pilihan yaitu memenuhi kebutuhan para mitra bisnis melalui penyaluran pembiayaan dengan risiko pembiayaan yang dihadapi cukup tinggi. Mengingat penyaluran pembiayaan tergolong aktiva produktif dengan penerimaan yang tinggi, sebagai konsekuensinya penyaluran juga memiliki risiko yang cukup tinggi. Resiko pembiayaan dalam hal ini diproksikan dengan Non Performing Financing (NPF) dijadikan variabel yang mempengaruhi profitabilitas karena mencerminkan kemampuan bank dalam mengelolah kualitas pembiayaan bank. Jadi besarnya risiko pembiayaan menurut (Dendawijaya, 2001 dalam Kusumawati, 2010:35) risiko pembiayaan dapat diukur dengan rasio Non Performing financing (NPF) yaitu membandingkan jumlah pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan. Pengelolaan pembiayaan sangat diperlukan oleh bank, mengingat fungsi pembiayaan sebagai penyumbang pendapatan terbesar bagi bank syariah. Capital (modal) merupakan salah satu variabel yang dapat digunakan sebagai dasar pengukuran kinerja bank. Besarnya suatu modal suatu bank, akan mempengaruhi tingkat kepercayaan masyarakat terhadap kinerja bank. Penetapan Capital Adequacy Ratio (CAR) sebagai variabel yang mempengaruhi profitabilitas didasarkan hubungannya dengan tingkat risiko bank. Tingginya rasio capital dapat melindungi nasabah, sehingga dapat meningkatkan kepercayaan JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
nasabah terhadap bank (Wedaningtyas, 2002). Tingginya rasio modal dapat melindungi deposan, dan memberikan dampak meningkatnya kepercayaan masyarakat pada bank, dan akhirnya dapat meningkatkan Return On Assets (ROA). Manajemen bank perlu meningkatkan nilai Capital Adequacy Ratio (CAR) sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia minimal delapan persen karena dengan modal yang cukup, bank dapat melakukan ekspansi usaha dengan lebih aman dalam rangka meningkatkan profitabilitasnya (Yuliani,2007:33). Selain dari masalah pembiayaan dan besarnya modal, masalah yang tidak kalah peliknya adalah tentang efisiensi yang berkaitan dengan kegiatan operasional perbankan. Efisiensi operasional merupakan masalah yang kompleks dimana setiap perusahaan perbankan selalu berusaha untuk memberikan layanan yang terbaik kepada nasabah, namun pada saat yang sama bank harus berupaya untuk beroperasi secara efisien. Pada industri, kompetisi diantara perbankan bagaimanapun juga dapat menurunkan tingkat profitabilitas masing-masing bank. Dan apabila tingkat profitabilitas ini rendah maka akan dapat mengakibatkan mengalami kerugian yang cukup berarti dan ini tentunya dapat mengancam kelangsungan hidup dari entitas itu sendiri. Indikator efisiensi operasional yang lazim digunakan adalah BOPO (Biaya Operasional Pendapatan Operasional) (Sebatiningrum, 2006:6). Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas adalah ROA. Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur efektifitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar ROA menunjukkan kinerja keuangan yang semakin baik, karena tingkat pengembalian semakin besar. Apabila ROA meningkat, berarti profitabilitas perusahaan meningkat, sehingga dampak Page 30
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
akhirnya adalah peningkatan profitabilitas yang dinikmati oleh pemegang saham (Husnan, 1998: 557). Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan pokok permasalahan dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pengaruh risiko pembiayaan terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah? 2. Bagaimana pengaruh kecukupan modal terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah? 3. Bagaimana pengaruh efesiensi operasional terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah? 4. Bagaimana pengaruh fungsi intermediasi terhadap profitabilitas Bank Umum Syariah Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam kegiatan penelitian ini antara lain : a. Pengaruh variabel risiko pembiayaan terhadap profitabilitas bank umum syariah. b. Pengaruh variabel kecukupan modal terhadap profitabilitas bank umum syariah. c. Pengaruh variabel efesiensi operasional terhadap profitabilitas bank umum syariah. d. Pengaruh variabel fungsi intermediasi terhadap profitabilitas bank umum syariah. II.TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS Perbankan Syariah Dalam dunia internasional, perbankan syariah dikenal dengan istilah Islamic Banking atau Interest Free Banking. Bank syariah atau biasa disebut dengan bank tanpa bunga adalah lembaga keuangan yang kegiatan operasional dan produknya berdasarkan prinsip syariah atau dikembangkan berlandaskan pada Al Qur’an dan Hadist Nabi Muhammad JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
SAW. Menurut Undang-Undang No. 10 Tahun 1998, prinsip syariah adalah aturan perjanjian berdasar hukum Islam antara bank dan pihak-pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau Pembiayaan kegiatan usaha atau kegiatan lain yang dinyatakan sesuai syariah. Sedangkan menurut UU Nomor 21 Tahun 2008 bank syariah adalah bank yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut jenisnya terdiri atas bank umum syariah dan bank pembiayaan rakyat syariah. Bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Bank Islam atau yang disebut dengan Bank Syariah adalah bank yang beroperasi dengan tidak mengandalkan pada bunga. Bank syariah merupakan lembaga keuangan perbankan yang operasional dan produknya dikembangkan berlandaskan pada Al-Qur’an dan Hadist Nabi saw. Dengan kata lain Bank Umum Syariah adalah bank yang melakukan kegiatan usaha atau beroperasi berdasarkan prinsip syariah dan tidak mengandalkan pada bunga dalam memberikan pembiayaan dan jasa-jasa lainnya dalam lalu lintas pembayaran (Muhammad, 2005: 13). Prinsip Dasar Perbankan Syariah Batasan batasan bank syariah yang harus menjalankan kegiatannya berdasar pada syariah islam, menyebabkan bank syariah harus menerapkan prinsip-prinsip yang sejalan dan tidak bertentangan dengan syariat islam. Adapun prinsip prinsip bank syariah adalah sebagai berikut: 1) Prinsip Titipan Dan Simpanan (AlWadiah) 2) Prinsip Bagi Hasil (Profit Sharing) 3) Prinsip Jual Beli (Al-Tijarah ) 4) Prinsip Sewa (Al- Ijarah) 5) Prinsip jasa (fee-based service) Produk Bank Syariah Secara garis besar, hubungan ekonomi berdasarkan syariah Islam tersebut ditentukkan oleh hubungan aqad yang Page 31
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
terdiri dari lima konsep aqad. Bersumber dari lima konsep ini bank syariah dapat menerapkan produk-produk lembaga keuangan bank syariah dan lembaga keuangan bukan bank syariah yang dapat dioperasionalkan. Sumber Dana Bank Syariah Dalam Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 menyatakan bahwa prinsip syariah merupakan aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dengan pihak lain untuk penyimpanan dana dan atau pembiayaan kegiatan usaha. Sehingga dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, bank umum syariah tidak hanya menerapkan pembiayaan berprinsip syariah saja melainkan juga menerapkan penghimpunan dana dari masyarakat yang sesuai dengan syariah Islam. Penghimpunan dana ini berfungsi untuk menghimpun dana dari masyarakat dan kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat. Bagi bank konvensional selain modal, sumber dana lainnya cenderung bertujuan untuk “menahan” uang. Hal ini sesuai dengan pendekatan yang dilakukan Keynes yang mengemukakan bahwa orang membutuhkan uang untuk tiga kegunaan: transaksi, cadangan(jaga-jaga), dan investasi (John M. Keynes, 1936). Oleh karena itu, produk penghimpunan dana pun sesuai dengan tiga fungsi tersebut yaitu berupa giro, tabungan, dan deposito. Risiko Pembiayaan Tingkat kelangsungan usaha bank berkaitan erat dengan aktiva produktif yang dimilikinya, oleh karena itu manajemen bank dituntut untuk senantiasa dapat memantau dan menganalisis kualitas aktiva yang dimiliki. Kualitas aktiva produktif menunjukkan kualitas aset sehubungan dengan risiko pembiayaan yang dihadapi bank akibat pemberian pembiayaan dan investasi dana. Tingkat Kecukupan Modal Penilaian aspek permodalan merupakan penilaian terhadap kecukupan modal bank untuk mengantisipasi risiko JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
saat ini dan yang akan datang. Modal merupakan aspek penting bagi suatu unit bisnis bank. Hal itu dikarenakan beroperasi atau tidaknya dan dipercaya atau tidaknya suatu bank salah satunya dipengaruhi oleh kondisi kecukupan modal. Dalam kaitannya dengan fungsi dari modal bank, Brenton C. Leavitt menekankan ada 4 hal, yaitu (Muhammad, 2005: 245) : 1. Untuk melindungi deposan yang tidak diasuransikan, pada saat bank insolvable dan likuidasi. 2. Untuk menyerap kerugian yang tidak diharapkan guna menjaga kepercayaan masyarakat bahwa bank dapat terus beroperasi. 3. Untuk memperoleh sarana fisik dan kebutuhan dasar lainnya yang diperlukan untuk menawarkan pelayanan bank. 4. Sebagai alat pelaksanaan peraturan pengendalian ekspansi aktiva yang tidak tepat. Efesiensi Operasional Masalah efisiensi berkaitan dengan masalah pengendalian biaya. Efisiensi operasional berarti biaya yang dikeluarkan untuk menghasilkan keuntungan lebih kecil daripada keuntungan yang diperoleh dari penggunaan aktiva tersebut. Sebuah bank dituntut untuk memperhatikan masalah efisiensi karena meningkatnya persaingan bisnis dan standar hidup konsumen. Bank yang tidak mampu memperbaiki tingkat efisiensi usahanya maka akan kehilangan daya saing baik dalam hal mengerahkan dana masyarakat maupun dalam hal penyaluran dana tersebut dalam bentuk modal usaha. Fungsi Intermediasi Perbankan adalah salah satu sektor kunci yang berfungsi sebagai lembaga intermediasi, yaitu penyalur dana dari pihak yang kelebihan dana kepada pihak yang membutuhkan dana. Fungsi intermediasi adalah salah satu fungsi yang penting dalam dunia perbankan. Untuk mendeteksi fungsi intermediasi dapat digunakan indikator keuangan Financing Page 32
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
to Deposit Ratio (FDR), yaitu perbandingan antara jumlah pembiayaan yang disalurkan terhadap jumlah dana pihak ketiga yang dihimpun dari masyarakat. FDR adalah rasio antara jumlah kredit yang diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR ditentukan antara jumlah pinjaman yang diberikan dengan dana masyarakat yang dihimpun yaitu mencakup giro, simpanan berjangka (deposito, dan tabungan). Profitabilitas Profitabilitas sebagai salah satu acuan dalam mengukur besarnya laba menjadi begitu penting untuk mengetahui apakah perusahaan telah menjalankan usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah usaha baru dapat diketahui setelah membandingkan laba yang diperoleh dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. III.METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dipakai dalam penelitian ini dalah explanatory research yaitu metode yang digunakan untuk mengetahui besar, dan atau tidaknya pola hubungan antara dua peubah atau lebih, bahkan jika perlu metode ini dapat digunakan untuk mengetahui sifat dari dua peubah atau lebih karena itu jenis penelitian ini dapat digunakan untuk menguji teori bahkan untuk menemukan teori. Melalui penelitian eksplanatori ini dapat diketahui bagaimana korelasi antara dua atau lebih variabel baik pola, arah, sifat, bentuk, maupun kekuatan hubungannya (Wikipedia, 2011). Penelitian ini mencoba untuk menganalisis hubungan antara dua atau lebih variabel, yang terdiri dari Risiko Pembiayaan, Kecukupan Modal, Efesiensi Operasional, Fungsi Intermediasi, dan profitabilitas yang sudah dirumuskan menjadi beberapa hipotesis yang siap untuk diuji. Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah yang ada, karakteristik masalah yang diteliti dalam penelitian ini diklasifikasikan sebagai JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
explanatory research yaitu penelitian yang menjelaskan hubungan suatu variabel dengan variabel lain dan menguji keterkaitan antara beberapa variabel melalui pengujian hipotesis atau penelitian penjelasan (Singarimbun dan Effendi, 1995:256). Populasi dan Sampel penelitian Menurut Indriantoro dan Supomo (2002), populasi yaitu sekelompok orang, kejadian atau segala sesuatu yang mempunyai karakteristik tertentu. Sampel merupakan bagian dari populasi. Populasi penelitian ini adalah Bank Umum syariah (BUS) yaitu PT Bank Syariah Muamalat Indonesia, PT Bank Syariah Mandiri, PT Bank Syariah Mega Indonesia, PT Bank Syariah BRI, PT Bank Syariah Bukopin, PT Bank Panin Syariah, PT Bank Victoria Syariah, PT BCA Syariah, PT Bank Syariah BNI dan PT Bank Jabar dan Banten (Sumber: BI, Statistik Perbankan Syariah November 2010). Sampel yang dipilih dengan menggunakan metode Purposive Sampling. Purposive Sampling merupakan pengambilan sampel ditetapkan secara sengaja oleh peneliti dan didasarkan atas kriteria tertentu (Faisal, 1995:67). Pemilihan sampel berdasarkan kriteria yang telah ditentukan yaitu Bank Umum Syariah (BUS) yang berdiri dan mengeluarkan laporan keuangannya antara tahun 2008 dan 2012 serta selama periode tersebut tidak mengalami rugi. Jenis – jenis Variabel Dan Pengukuranya Definisi operasional merupakan penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur (Indriantoro dan Supomo, 2002). Definisi operasional untuk tiap-tiap variabel yang digunakan diperlukan untuk membatasi permasalahan dalam penelitian. Pada penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel laten eksogen dan variable laten endogen. Variabel laten eksogen terdiri dari Risiko Pembiayaan (NPF), Kecukupan Modal (CAR), Efesiensi Operasional (BOPO), dan Fungsi Page 33
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Intermediasi (FDR). Sedangkan variabel laten endogen adalah Profitabilitas (ROA). Definisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing variable penelitian adalah sebagai berikut: a. Dalam penelitian ini risiko pembiayaan diukur dengan rasio Non Performing Financing (NPF) (Muhammad,2009). NPF merupakan perbandingan antara pembiayaan bermasalah dengan total pembiayaan. NPF dalam penelitian ini diukur menggunakan skala pengukuran rasio dengan mencari jumlah yang terdapat pada tahun ke t pada laporan keuangan tahunan bank syariah. Adapun formulanya adalah (Muhammad,2005 :265): NPF = Pembiayaan yang bermasalah x 100% Total Pembiayaan b. Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko (Lukman Dendawijaya. 2009:121). Capital Adequacy Ratio (CAR) pada bank syariah dihitung dengan perbandingan antara modal sendiri terdiri dari modal inti dan modal pelengkap (maksimal 100% dari modal inti) dibanding dengan aktiva tertimbang menurut risiko (Muhammad,2009). CAR dalam penelitian ini diukur menggunakan skala pengukuran rasio dengan data mencari jumlah yang terdapat pada tahun ke t pada laporan keuangan tahunan bank syariah. Adapun formulanya adalah: CAR =
x 100%
Perhitungan CAR didasarkan pada prinsip bahwa setiap penanaman yang mengandung risiko harus disediakan jumlah modal sebesar JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
persentase tertentu terhadap jumlah penanamannya. c. Efisiensi operasional, dalam penelitian ini untuk mengukur efisiensi operasional bank digunakan rasio yang disebut dengan Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO). Semakin efisien operasional, maka semakin efisien pula dalam penggunaan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Efisiensi operasional bank syariah diukur menggunakan rasio BOPO yaitu perbandingan antara biaya operasional bank dengan pendapatan operasional. BOPO dalam penelitian ini diukur menggunakan skala pengukuran rasio dengan mencari jumlah yang terdapat pada tahun ke t pada laporan keuangan tahunan bank syariah. Adapun formulanya adalah: BOPO = x 100% d. Financing to Deposit Ratio (FDR) merupakan indikator Fungsi intermediasi bank syariah (Muhammad,2009). Variabel FDR diukur dengan membandingkan total pembiayaan yang disalurkan dengan total dana pihak ketiga yang dihimpun. FDR dalam penelitian ini diukur menggunakan skala pengukuran rasio dengan mencari jumlah yang terdapat pada tahun ke t pada laporan keuangan tahunan bank syariah. Berikut adalah rumus untuk mengukur Financing to Deposit Ratio (Muhamad, 2005 :265) : FDR =
x
100% Rasio ini menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana Page 34
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
yang dilakukan deposan dengan mengandalkan pembiayaan yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin rendahnya kemampuan bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan karena jumlah dana yang diperlukan untuk pembiayaan menjadi semakin besar (Adi Stiawan,2009). e. Profitabilitas yang dimaksud yaitu profitabilitas yang diukur dengan Return On Asset (ROA). ROA adalah rasio untuk mengetahui kemampuan bank menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan nilai total asetnya. ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset. (Lukman Dendawijaya,2009 : 118). ROA dalam penelitian ini diukur menggunakan skala pengukuran rasio dengan mencari jumlah yang terdapat pada tahun ke t pada laporan keuangan tahunan bank syariah. ROA dirumuskan sebagi berikut (Muhammad,2005): ROA =
x
100% Metode Analisis Data 1. Statistik Deskriptif Statistik deskriptif digunakan untuk memberikan informasi mengenai karakteristik dari variabelvariabel penelitian (Indriantoro dan Supono, 2002). Dalam penelitian ini, statistik deskriptif digunakan untuk menginterpretasikan variabel Risiko Pembiayaan (NPF), Kecukupan Modal (CAR), Efesiensi Operasional JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
(BOPO), dan Fungsi Intermediasi (FDR) dan Profitabilitas (ROA) dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi yang menunjukkan nilai minimum, nilai maksimum, rata-rata, median, dan stadar deviasi. 2.
Model Pengukuran atau Outer Model Dalam model PLS, pengukuran validitas diukur dengan covergent validity dan discriminant validity. Convergent validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan korelasi antara item score/component score dengan construct score yang dihitung dengan PLS. Ukuran refleksif individual dikatakan tinggi jika berkolerasi lebih dari 0,70 dengan konstruk yang ingin diukur. Namun demikian untuk penelitian tahap awal dari pengembangan skala pengukuran nilai loading faktor 0,5 sampai 0,60 dianggap cukup (Chin, 1998) dalam Ghozali (2011:25). Discriminant validity dari model pengukuran dengan refleksif indikator dinilai berdasarkan crossloading pengukuran dengan konstruk. Jika korelasi konstruk dengan item pengukuran lebih besar daripada ukuran konstruk lainnya, maka hal menunjukkan bahwa konstruk laten memprediksi ukuran pada blok mereka daripada ukuran pada blok lainnya. Metode lain untuk menilai discriminant validity adalah membandingkan nilai square root of average variance extracted (AVE) setiap konstruk dengan korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model. Jika nilai akar kuadrat AVE setiap konstruk lebih besar daripada nilai korelasi antara konstruk dengan konstruk lainnya dalam model, maka dikatakan memiliki nilai discriminant validity yang baik (Fornell dan Larcker, 1981) dalam Ghozali (2011:25)
Page 35
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Dalam model PLS, pengukuran reliabilitas diukur dengan menggunakan composite reliability. Composite reliability mengukur internal consistency dan nilainya harus diatas 0,60 (Ghozali, 2011:27).
3.
4.
Analisis Regresi Berganda PLS Metode analisis data yang dipakai adalah model statistik regresi linier berganda. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan metode alternatif Partial Least Square (Ghozali, 2008:59). Persamaan umum regresinya adalah: Y = β0 +β1NPF+β2CAR+ β3BOPO +β4FDR+ e Dimana: Y = Profitabilitas (ROA) β0 = Konstanta Regresi β1,2,3,4 = Koefisien Regresi NPF = Risiko Pembiayaan CAR = Kecukupan Modal BOPO = Efesiensi Operasional FDR = Fungsi Intermediasi e = Error Langkah selanjutnya adalah melakukan uji statistik yang terdiri dari : a. Uji t Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Priyatno 2010:59). Dasar pengambilan keputusan atas uji t yang dilakukan ditentukan sebagai berikut: H0 diterima jika -t tabel < t statistik < t tabel. H0 ditolak jika –t statistik < -t tabel atau t statistik > t tabel. b. R-Square
JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
Menurut Ghozali (2008:26), dalam menilai model dengan PLS kita mulai dengan melihat R-square untuk setiap variabel dependen. Interpretasinya sama dengan interpretasi pasca regresi. Perubahan nilai R-squares dapat digunakan untuk menilai pengaruh variabel independen tertentu terhadap variabel dependen apakah mempunyai pengaruh yang substantif. IV.HASIL DAN PEMBAHASAN Pembahasan Pengaruh Quick Ratio dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Quick Ratio rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban terhadap para deposan dengan harta yang paling likuid yang dimliki oleh suatu bank. Rasio ini didapat dari pengurangan persediaan terhadap Current Asset. Dengan pengurangan persediaan dalam perhitungan Quick Ratio maka akan terlihat kemampuan perusahaan dalam menutupi kebutuhan jangka pendeknya. Quick Ratio ini dapat lebih menggambarkan besarnya dana perusahaan yang dapat dicairkan dalam jangka waktu yang lebih pendek. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 Quick Ratio menunjukkan hasil yang signifikan dalam mengukur kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional. Artinya Quick Ratio dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini mendukung penelitian terdahulu yaitu penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) yang menunjukkan hasil yang siqnifikan, Pengaruh Loan To Deposit Ratio dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Ratio digunakan untuk mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana Page 36
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan, LDR merupakan indikator kerawanan suatu bank bagi investor. Jika LDR tinggi berarti banyak dana yang disalurkan dalam perkreditan sehinnga perbankan akan memperoleh laba bunga kredit. Laba yang tinggi pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya akan meningkatkan harga saham. Dan jika LDR rendah berarti banyak dana yang tidak produktif sehingga laba yang diperoleh rendah, pada akhirnya akan menurunkan harga saham. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 Loan To Deposit Ratio menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Artinya Loan To Deposit Ratio tidak dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini tidak mendukung penelitian sebelumnya yaitu Hardianto Wahyu Didiet (2003) dan Isna Rahmawati (2007) menunjukkan hasil yang signifikan. Pengaruh Primary Ratio dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Rasio ini digunakan untuk mengukur apakah permodalan yang dimiliki sudah memadai atau sejauh mana penurunan yang terjadi dalam total aset masuk dapat ditutupi oleh Capital Equity Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 Primary Ratio menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam mengukur kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah yang. Artinya Primary Ratio tidak dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, Penelitian ini mendukung penelitian yang sebelumnya yaitu Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang tidak signifikan.
JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
Pengaruh Capital Adequacy Ratio dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal menutupi kemungkinan terjadi kegagalan dalam perkreditan dan perdangangan surat berharga yang diakibatkan oleh bank, rasio ini diperoleh dengan cara membagi modal sendiri yang telah dikurangi dengan aktiva tetap dengan total kredit yang di tambah dengan surat berharga. Apabila CAR perusahaan perbankan cukup tinggi, hal tersebut menunjukkan bahwa perusahaan perbankan tersebut memiliki kecukupan modal, sehingga kepercayaan masyarakat akan semakin meninggkat. apabila perusahaan perbankan sudah Go Publik, peningkatan kepercayaan itu tercemin melalui kenaikan harga sahamnya. Bank selalu mendorong untuk memenuhi ketentuan di bidang permodalan. perhitungan penyediaan modal minimun (CAR) didasarka pada prinsip bahwa setiap penanaman dana bank yang mengandung resiko harus disediakan jumlah modal sebesar persentase tertentu dari jumlah penanamannya. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 Capital Adequacy Ratio menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Artinya Capital Adequacy Ratio tidak dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, peneitian ini tidak mendukung penelitian yang sebelumnya yaitu Hardianto Wahyu Didiet (2003) dan Isna Rahmawati (2007) menunjukkan hasil yang signifikan Pengaruh Risk Of Asset Ratio dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Ratio ini digunakan untuk digunakan untuk mengukur penurunan Page 37
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Risk Asset dalam suatu perusahaan atau bank, sedangkan berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Artinya Risk Of Asset Ratio tidak dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya yaitu penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menenunjukkan hasil yang tidak signifikan Pengaruh Deposit Risk Ratio dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Rasio ini digunakan untuk mengukur risiko kegagalan bank membayar kembali deposanya. Rasio ini diperoleh dengan cara membagi modal dengan total deposan, sedangkan berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Artinya Deposit Risk Ratio tidak dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini tidak mendukung penelitian yang sebelumnya yaitu penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Pengaruh Return On Asset dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Return On Assets merupakan rasio untuk mengukur bank memperoleh laba atas pemamfaatan aset yang dimiliki. Dan banyak yang mengatakan bahwa ratio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba yang berasal dari aktivitas investasi. Karena semakian tinggi/besartingkat keuntungan yang oleh perusahaan tersebut maka semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari penggunakan asset
JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah yang menunjukkan hasil yang tidak signifikan. Artinya Return On Asset tidak dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini mendukung penelitian yang sebelumnya yang menunjukkan hasil yang tidak siqnifikan, berbedan dengan penelitian Isna Rahmawati (2007) yang menunjukkan hasil yang signifikan Pengaruh Return On Equity dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Ratio ini adalah ratio perbandingan antara laba bersih dengan modal (modal inti) perusahaan. Rasio ini menunjukkan tingkat persentase yang dapat dihasilkan. ROE sangat penting bagi para pemegang saham dan calon investor, karena ROE yang tinggi berarti para pemegang saham akan memperoleh Deviden yang tinggi pula dan kenaikan ROE akan menyebabkan kenaikan saham. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Artinya Return On Equity tidak dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah,penelitian ini mendukung penelitian yang sebelumnya yaitu penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang tidak siqnifikan. Berbeda dengan penelitian Isna Rahmawati (2007) yang menunjukkan hasil yang signifikan. Pengaruh Leverage Multiplier dalam membedakan kinerja keuangan bank konvensional dan bank syariah Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan bank mengelola aktiva yang Page 38
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
dikuasai. Rasio ini di gunakan untuk dengan cara mambagi total asset dengan total modal. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7 menunjukkan hasil yang tidak signifikan yang mana ratio ini digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah. Artinya Leverage Multiplier tidak dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini mendukung penelitian yang sebelumnya yaitu penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang tidak siqnifikan. Perbandingan kinerja keuangan bank syariah lebih baik dari bank syariah Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.9 dan 4.10 di mana Diskriminan Score laporan keuangan bank konvensional memiliki angka lebih tinggi dari perhitungan Z Cut Off Score yang memperoleh nilai -0.191, sedangkan untuk bank syariah Diskriminan Score rata menunjukann hasil rata rata dibawah Z Cut Off Score, hal ini menunjukkan bahwa kinerja keuangan kelompok bank konvensional lebih baik dari pada bank syariah terbukti dari hasil perhitungan Diskriminan Score Sedangkan jika dilihat dari dilihat dari Clasifikasi results ketepatnya mencapai 80.8%, dan hasilnya menunjukkna bahwa Clasifikasi salah yaitu 2 dari bank syariah dan 3 dari bank konvensional V. KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan yang terdiri dari Quick Ratio (QR), loan To deposit Ratio (LDR), Primary Ratio (PR), Capital Edequacy Ratio (CAR), Risk Of Asset Ratio (RAR), Deposit Risk Ratio (DRR), Retur On Asset (ROA), Retur On Equity (ROE), Laverage multiplier (LM), dari 9 (sembilan) hipotesa yang di gunakan JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
hanya ada 1 (satu) hipotesa yang diterima sedangkan yang 8 (delapan ) dari hipotesa yang digunakan ditolak, berikut adalah kesimpulan dari penelitian ini. 1. Dalam penelitian ini Quick Ratio dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang signifikan. 2. Loan To Deposit Ratio tidak dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini tidak didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) dan Isna Rahmawati (2007) menunjukkan hasil yang signifikan 3. Primary Ratio tidak dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang signifikan 4. Capital Adequacy Ratio tidak dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini tidak didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) dan Isna Rahmawati (2007) menunjukkan hasil yang signifikan. 5. Risk Of Asset Ratio tidak dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang signifikan 6. Deposits Risk Ratio tidak dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan Page 39
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
7.
8.
9.
10.
perbankan syariah, penelitian ini tidak didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) yang menunjukkan hasil yang signifikan. Return On Asset tidak dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensiona. Berbeda dengan penelitian Isna Rahmawati (2007) menunjukkan hasil yang signifikan. Return On Equity tidak dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, penelitian ini didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003) menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional. Berbeda dengan penelitian Isna Rahmawati (2007) menunjukkan hasil yang signifikan leverage multiplier tidak dapat berpengaruh signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan konvensional dan perbankan syariah, ini didukung oleh penelitian Hardianto Wahyu Didiet (2003 menunjukkan hasil yang tidak signifikan dalam membedakan kinerja keuangan perbankan syariah dan perbankan konvensional. Berdasarkan hasil analisis Diskriminan Score laporan keuangan bank konvensional memiliki angka lebih tinggi dari perhitungan Z Cut Off Score yang memperoleh nilai 0.191, sedangkan untuk bank syariah Diskriminan Score rata menunjukann hasil rata rata dibawah Z Cut Off Score, hal ini
JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
menunjukkan bahwa kinerja keuangan kelompok bank konvensional lebih baik dari pada bank syariah terbukti dari hasil perhitungan Diskriminan Score Keterbatasan Penelitian Penelitian ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan yang dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi peneliti berikutnya agar mendapatkan hasil yang lebih baik lagi. Keterbatasan tersebut diantaranya: 1. Jumlah rasio keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah 9 (Sembilan) rasio keuangan sehingga tidak bisa mengukur kinerja keuangan secara meluas. 2. Rentang waktu yang digunakan dalam penelitian ini dikatakan terlalu singkat yaitu hanya selama tiga tahun 5.3 Saran 1. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar lebih banyak menggunakan sampel. 2. Disarankan bagi peneliti selanjutnya agar bisa memperbanyak rasio keuangan sebagai alat untuk mengukur kinerja dalam suatu perusahaan atau dalam perbankan sehingga kita lebih banyak mempunyai pandangan ke depan tentang kinerja keuangan yang kita teliti. 3. Disarankan bagi pihak bank syariah agar lebih meningkatkan kinerja keuangan karna dari hasil penelitian ini bank konvensional menunjukkan hasil yang lebih baik dari pada bank syariah. Khusus nya pada Quick Ratio yang dapat berpengaruh dalam membedakan kinerja keuangan antara bank syariah dan bank konvensional. DAFTAR PUSTAKA Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas, 2005, Analisis Rasio CAMEL Terhadap Prediksi Page 40
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Perbankan Perioda 2000-2002, Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.7, No. 2. Antonio, Muhammad Syafi’i (2001). Bank Syariah Dari Teori Ke Praktek. Jakarta: Gema Insani Press. Arifin, Z. 2005. Teori Keuangan dan Pasar Modal. Yogyakarta: Ekonisia. Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Gozali, Imam. 2007. Pengaruh CAR, FDR, BOPO, dan NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah Mandiri. Badan Penerbit Universitas Islam Indonesia. Yogyakarta. Ghozali, Imam. 2008. Structural Equation Modeling. Metode Alternatif dengan Partial Least Square. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Hadi, Rahadian. 2003. Analisis Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas Bank (Studi Kasus pada PT. Bank NISP, Tbk). Skripsi. Semarang: FE UNDIP. Hamid, Imam Noor. 2005. Pengaruh Likuiditas, Struktur Modal dan Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada PT. Bank Muamalat Indonesia, Tbk. Skripsi. Semarang: FIS UNNES. Husnan, Suad. 1998. Manajemen Keuangan: Teori Dan Penerapan (Keputusan Jangka Pendek). Yogyakarta: BPFE Indriantoro, Nur, Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi Dan Manajemen. BPFE-Yogyakarta. Yogyakarta. Kasmir, 2004, Manajemen Perbankan, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kuncoro, Mudrajad, dan Suhardjono. 2002. Manajemen perbankan teori dan aplikasinya. BPFE, Yogyakarta.
JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
Muhammad. 2005. Manajemen Pembiayaan Bank Syariah. Yogyakarta: UPP AMP YKPN. Munawir, Slamet. 2001. Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty. Nusantara, A.Buyung. Analisis Pengaruh NPL, CAR, LDR, Dan BOPO Terhadap Profitabilitas Bank. Tesis. Universitas Dipenogoro Semarang. Peraturan Republik Indonesia, 1998. Undang-Undang Perbanka. Jakarta Prastowo, D., dan Julianti, R. 2002. Analisis LaporanKeuangan: Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: UPP AMP YKPN . Priyatno, Duwi. 2010. Paham Analisa Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: MediaKom. Rahardjo, S. 2006. Kiat Membangun Aset Kekayaan. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Rahim, Rida & Irpa, Yuma. 2008. Analisa Efisiensi Operasional terhadap Profitabilitas pada Bank Umum Syariah dan Unit Syariah (Studi Kasus BSM dan BNI Syariah). Jurnal Bisnis & Manajemen Vol. 4, No. 3. Universitas Andalas. Riyanto, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan: Edisi Keempat. Yogyakarta: BPFE. Robinson, Thomas R., Paun Munter & Julia Grant. 2004. Finansial Statement Analysis : A Global Prespective.Pearson Education International : New Jersey. Sahara, Ratna, dan Hidayah, N. N. 2008. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia Periode 1992-1998 dan 1999-2006. Jurnal Akuntansi Syariah. Universitas Al Azhar Indonesia. Santoso, Rudy Tri. 2000. Prinsip Dasar Akuntansi Perbankan. Yogyakarta: Andi Offset. Sebatiningrum, Nur Khasanah. 2006. Pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Likuiditas, dan Efisiensi Page 41
PENGARUH KECUKUPAN MODAL, RISIKO PEMBIAYAAN, EFESIENSI OPERASIONAL, DAN FUNGSI INTERMEDIASI TERHADAP PROFITABILITAS PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA
Operasional Terhadap Profitabilitas Perusahaan Perbankan Yang Terdaftar Di BEJ. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Setiawan, Adi. 2009. Analisis Pengaruh Makroekonomi, Pangsa Pasar dan Karakteristik Bank SyariahTterhadap Profitabilitas. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Statistika Perbankan Syariah. November 2010. Bank Indonesia. Sudarini, Sinta (2005). Penggunaan rasio keuangan dalam memprediksi laba masa yang akan datang. Jurnal akuntansi dan manajemen, vol XVI No 3 desember 2005, 195-207. Werdaningtyas, H. 2002.”Faktor-Faktor yang mempengaruhi Profitabilitas Bank take over pre Merger” .Jurnal Manajemen Indonesia Vol.I No.2. Wibowo, Edy dan Untung Hendy Widodo. 2005. Mengapa Memilih Bank Syariah. Ciawi: Ghalia Indonesia. Yuliani. 2007.” Hubungan Efesiensi Operasional dengan Kinerja Profitabilitas pada sector perbankan yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Menejemen & Bisnis Sriwijaya Vol. 5 N0. 10 Desember 2007. Zainuddin, Jogiyanto Hartono. 1999. “Manfaat Rasio-Rasio Keuangan dalam Memprediksi Pertumbuhan Laba: Study Empiris pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Edisi Januari 1999. Hal 66-90. Internet Bank Indonesia. Sekilas perbankan Syariah Di Indonesia. http://www.bi.go.id/web/id/Perban kan/Perbankan+Syariah/
JurnalIllmiah PROGRESSIF, Vol.11 No.31 April 2014
Page 42