Upaya Meningkatakan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Strategi Pembelajaran Inkuiri (SPI) dengan Metode Observasi Langsung (Pada Mata Pelajaran Ekonomi Siswa Kelas X SMA N 4 Payakumbuh). Nofrizal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui penerapan startegi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA N 4 Payakumbuh. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini berhasil mencapai indikator yang ditargetkan dalam satu siklus penelitian yang terdiri atas perencanaan (Planning), pelaksanaan (Action), pengamatan (Observation) dan refleksi (Reflection). Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X2 SMA N 4 Payakumbuh yang berjumlah sebanyak 36 orang. Instument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket untuk mengukur motivasi belajar siswa, dan soal tes untuk mengukur hasil belajar siswa. Dari pengolahan data primer, didapatkan hasil untuk tiap-tiap variabel yaitu motivasi belajar dan juga hasil belajar. Motivasi belajar siswa meningkat dari 66,07% pada pertemuan pertama menjadi 75,47% pada
pertemuan kedua. Hal ini menunjukkan selama mengikuti proses pembelajaran siswa menunjukkan minat dan motivasi yang tinggi. Untuk variabel hasil belajar siswa, nilai rata-rata hasil belajar siswa juga mengalami peningkatan dari 63,13 sebelum perlakuan, menjadi 82,08 setelah diberi perlakuan dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung. Kata kunci : motivasi belajar, hasil belajar, strategi pembelajaran inkuiri, metode observasi langsung.
ABSTRACT This study aims to improve students' motivation and learning outcomes through the implementation of inquiry learning strategy (SPI) by the method of direct observation on economic subjects class X SMA N 4 Payakumbuh. This research is a classroom action research (CAR). This study successfully achieving the targeted indicators in the research cycle consisting of planning (Planning), implementation (Action), observation (Observation) and reflection (Reflection). Subjects in this study were all high school students of class X2 N 4 Payakumbuh numbering as many as 36 people. Instument research used in this study was a questionnaire to measure students' motivation, and test questions to measure student learning outcomes. From the primary data processing, obtained the results for each variable are learning motivation and learning outcomes. Students' motivation increased from 66.07% to 75.47% to the first meeting at the second meeting. It showed during the learning process of students show interest and motivation. For variable in student learning outcomes, the average value of student learning outcomes also increased from 63.13 before treatment, to 82.08 after treated with inquiry learning strategy (SPI) with direct observation method.
Keywords: motivation learning, learning outcomes, inquiry learning strategy, direct observation method Page 1
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam menentukan maju atau tidaknya pembangunan suatu negara, karena pembangunan sangat dipengaruhi oleh sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan. Untuk itu, dalam rangka mencapai kemajuan pembangunan, maka pendidikan harus mendapatkan perhatian yang besar pula dari pemerintah. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan tidak akan tercapai dengan maksimal bila dalam praktek pengajaran di lapangan (sekolah), tidak berjalan dengan baik. Guru sebagai ujung tombak dari proses pendidikan itu sendiri, hendaknya mampu merealisasikan dan menciptakan sebuah proses pembelajaran yang benar-benar dapat menggali kompetensi yang dimiliki oleh siswa. Masalah yang dihadapi dunia pendidikan adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir mereka. Proses pembelajaran di kelas diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi. Otak siswa dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diterimanya dan menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. Pendidikan tidak diarahkan untuk membangun dan mengembangkan karakter serta potensi yang dimiliki. Berdasarkan observasi yang penulis lakukan di SMA N 4 Payakumbuh, terlihat bahwa strategi mengajar yang digunakan guru dalam pemberian meteri bersifat strategi yang hanya menumpuk informasi kepada siswa. Guru relatif lebih banyak menggunakan strategi pembelajaran ekspositori dengan metode ceramah. Dengan penggunaan metode ceramah, komunikasi yang terjadi hanyalah komunikasi satu arah, sehingga proses belajar mengajar banyak yang berpusat pada guru, dan siswa hanya menerima apa yang disampaikan guru.
Penerapan strategi pembelajaran yang ada selama ini membuat siswa tidak terpancing untuk mengembangkan kreatifitas mereka. Siswa menjadi jenuh dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga minat dan motivasi mereka dalam belajar menjadi sangat rendah. Untuk mengatasi hal tersebut, maka guru diharapkan dapat merancang suatu strategi pembelajaran yang kreatif sehingga menarik minat siswa untuk lebih aktif dan berfikir kreatif serta dapat memusatkan perhatiannya terhadap materi yang sedang dipelajari. Dengan menerapkan strategi pembelajaran yang banyak melibatkan keaktivan siswa, dan penggunaan metode yang melibatkan siswa secara aktif, diharapkan motivasi siswa untuk belajar akan semakin baik. Dengan tingginya motivasi belajar, hasil belajar yang didapat diharapkan akan lebih tinggi pula. Pada penelitian ini, penulis mencoba menerapkan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung dan diharapkan dengan penerapan strategi ini minat dan motivasi siswa untuk belajar akan semakin tinngi, sehingga hasil belajar yang didapat juga akan semakin baik. Menurut Sanjaya (2006:196), Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Menurut Gulo (Dalam Trianto, 2009:166) “Strategi inkuiri adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analisis, sehingga, mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri”. Untuk mendukung pelaksanaan dan penerapan strategi pembelajaran inkuiri agar berjalan sesuai dengan harapan, guru juga diharapkan mampu memilih metode belajar yang akan digunakan. Menurut Sanjaya (2006:146) metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Page 2
Salah satu metode belajar untuk membantu dan memudahkan siswa dalam melakukukan analisis dan merumuskan hipotesis inkuiri serta untuk menghindari kesalahan persepsi adalah dengan memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Pengalaman langsung adalah pengalaman yang diperoleh melalui aktivitas sendiri pada situasi sebenarnya. Melalui pengalaman langsung ini akan dihasilkan proses pembelajaran yang bermanfaat, karena dengan melihat dan mengalami langsung akan memudahkan siswa untuk melihat fakta di lapangan dan menghindari kesalahan persepsi. Belajar dapat terjadi dimana saja dan kapan saja. Hal yang menandakan seseorang telah belajar adalah terjadi perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh perubahan tingkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Menurut Arsyad (2009:7), pemerolehan pengetahuan dan keterampilan, perubahan-perubahan sikap dan perilaku dapat terjadi karena interaksi antara pengalaman baru dengan pengalaman sebelumnya. Dalam pembelajaran ada beberapa tingakatan utama sebagai modus dalam pembelajaran. Bruner dalam Arsyad (2009:7) menjelaskan ada tiga tingkatan utama modus belajar, yaitu pengalaman langsung (enactive), pengalaman pictorial/gambar ( iconic), dan pengalaman abstrak (symbolic). Proses belajar mengajar yang selama ini terjadi di sekolah masih banyak yang bersifat penyampaian informasi secara verbal. Penyampaian informasi dengan hanya menggunakan bahasa verbal akan membuat tingkat keabstrakan di otak siswa semakin tinggi. Azhar Arsyad (2009:10) mengemukakan bahwa pengalaman langsung akan memberikan kesan paling utuh dan paling bermakna mengenai informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan indera penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba yang dikenal dengan learning by doing. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kerangka konseptual yang dikemukakan, maka rumusan hipotesis penelitian ini adalah penerapan strategi pembelajaran inkuiri dengan metode observasi langsung dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Menurut Arikunto (2010:130) menjelaskan penelitian tindakan kelas melalui paparan definisi dari ketiga kata “Penelitian, Tindakan, Kelas” sebagai berikut : Penelitian adalah kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan aturan atau metodologi tertentu untuk memperoleh data/informasi yang bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan adalah sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu yang dalam penelitian ini berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan untuk siswa. Kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Tempat, Waktu dan Subjek Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMA N 4 Payakumbuh. Penelitian dilakukan pada semester ganjil Juli-Desember tahun ajaran 2012/2013. Waktu penelitian disesuaikan dengan kalender akademik karena SK-KD yang direncanakan membahas tentang pasar. Subjek penelitian ini adalah seluruh siswa/siswi dikelas X2 yang berjumlah 36 orang siswa yang terdiri dari 15 orang laki-laki dan 21 orang perempuan. Alasan penulis memilih kelas ini karena dari sekian banyak kelas yang ada, kelas X2 adalah kelas dengan nilai rata-rata kelas terendah dan dirasa perlu untuk ditingkatkan. Sasaran Tindakan Sasaran tindakan penelitian adalah terjadinya peningkatan motivasi dan hasil belajar pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X2 SMA N 4 Payakumbuh dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dengan metode observasi langsung. Rancangan Tindakan Rencana tindakan merupakan gambaran tentang langkah-langkah nyata yang akan dilakukan dalam tindakan. Ada 4 tahap yang Page 3
akan dilalui dalam penelitian tindakan kelas yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrument Penelitian Instrumen atau alat yang digunakan dalam penelitian sebagai pengumpul data adalah: 1. Angket atau kusioner Angket atau kusioner adalah lembaran yang berisi daftar pertanyaan yang didasarkan pada indikator variable untuk memperoleh data yang didapat secara langsung dari objek atau responden penelitian yaitu siswa kelas X SMA N 4 Payakumbuh. Pernyataan angket atau kusioner berkaitan dengan motivasi belajar siswa. Sebelum angket dibagikan, terlebih dahulu harus dilakukan uji coba untuk mengukur validitas dan juga reabilitas angket. Untuk menentukan validitas item digunakan rumus corelation product moment (Arikunto,2010:137), sementara untuk menentukan reliabilitas angket digunakan rumus Alpha seperti yang dikemukakan oleh Arikunto (2010: 236) 2. Lembar observasi aktivitas guru dalam mengajar Lembar observasi aktivitas guru dalam mengajar digunakan untuk melihat aktivitas dan kemampuan guru dalam mengajar. 3. Tes Tes yang diberikan berbentuk pertanyaan dengan pilihan ganda. Guru memberikan penilaian terhadap pertanyaan-pertanyaan yang dijawab siswa dengan jawaban yang betul. Penilaian ini bertujuan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi yang disampaikan
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan yang peneliti gunakan di dalam penelitian ini adalah terjadinya peningkatan motivasi dan hasil belajar siswa. Adapun indikator keberhasilan tersebut adalah : 1. Rata-rata motivasi belajar atau Total Capaian Responden (TCR) siswa telah sampai pada klasifikasi baik yaitu 6180% (Riduwan, 2005:89). 2. Sekurang-kurang 80% siswa telah mencapai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM).
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian 1. Perencanaan (Planning) Sebelum hari penelitian, penulis merencanakan dan mempersiakan hal-hal yang diperlukan, diantaranya : a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk 2X pertemuan yang sebelumnya telah didiskusikan dengan dosen pembimbing dan guru bidang studi. b. Lembar angket untuk mengukur motivasi belajar siswa setelah diberi perlakuan pada tiap pertemuan. c. Soal untuk tes pemahaman siswa diakhir siklus. d. Lembar observasi siswa untuk memudahkan siswa dalam melakukan observasi kelapangan. e. Lembar observasi aktivitas guru yang diisi guru bidang studi untuk menilai proses pembelajaran yang penulis lakukan. f. Bahan ajar, media pembelajaran dan hal-hal lain yang dirasa perlu 2. Pelaksanaan (Action) Pelaksanaan pertemuan dalam penelitian ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan. Pertemuan pertama dilaksanakan pada tanggal 1 Desember 2012, dan pertemuan kedua dilaksanakan pada tanggal 8 Desember 2012. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung. Penulis membagi siswa kedalam kelompok kerja, dan membawa mereka untk melakukan observasi langsung di lapangan (pasar). Setiap kelompok kerja mengamati, menganalisis, dan menuliskan hasil pengamatan mereka didalam lembar observasi dan melaporkannya kepada guru dan siswa yang lain di kelas. 3. Pengamatan (Observation) 1. Motivasi Belajar a. Motivasi Belajar Pertemuan Pertama. Pengolahan data primer dari angket yang diisi oleh siswa pada pertemuan pertama dapat dapat dilihat pada tabel berikut. Page 4
Tabel 1. Variabel motivasi belajar pertemuan satu. No Indikator Rerata TCR Kategori (Mean) (%) 1 Tekun 2,84 56,81 Cukup 2 Ulet 3,57 71,39 Baik 3 Menunjukkan 3,44 68,89 Baik minat Lebih senang 3,59 4 71,85 Baik bekerja mandiri Senang dengan 5 3,69 73,89 Baik adanya pembaharuan Mampertahankan 2,68 6 53,61 Cukup pendapat Rata-rata 3,30 66,07 Baik Sumber : pengolahan data primer 2012.
Dari tabel 1 di atas, bisa dilihat bahwa untuk indikator ketekunan dalam belajar masih berada dalam rentang klasifikasi cukup. Rerata butir item pernyataan pada indikator tekun adalah sebesar 2,81, sedangkan Total Capaian Responden (TCR) sebesar 56,81%. Untuk indikator Ulet, reratanya adalah 3,57 dengan Total Capaian Responden (TCR) adalah 71,39. Dengan demikian, untuk indikator ulet sudah berada dalam klasifikasi baik. Indikator menunjukkan minat belajar siswa menunjukkan rerata pada angka 3,44 dengan Total Capaian Responden (TCR) 68,89, dan sudah ada dalam klasifikasi baik. Rerata untuk indikator lebih senang bekerja mandiri adalah 3,59 dan Total Capaian Responden (TCR) adalah 71,85 dan tergolong baik. Selanjutnya untuk indikator senang dengan adanya pembaharuan reratanya adalah 3,69 dan Total Capaian Responden (TCR) adalah 73,89 dengan klasifikasi baik. Sedangkan untuk indikator mempertahankan pendapat, masih tergolong dalam klasifikasi cukup yakni dengan rerata 2,68, dan Total Capaian Responden (TCR) 53,61. Secara keseluruhan, rata-rata motivasi belajar siswa pada pertemuan pertama ini sudah baik, rerata keseluruhannya adalah 3,30 dan ratarata Total Capaian Responden(TCR) adalah 66,07, namun masih tedapat 2 indikator motivasi belajar yaitu indikator tekun dan mempertahankan pendapat yang masih berada dalam klasifikasi cukup.
b. Motivasi Belajar Pertemuan Kedua. Pengolahan data primer dari angket yang diisi oleh siswa pada pertemuan kedua dapat dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2. Variabel motivasi belajar pertemuan dua. No Indikator Rerata TCR Kategori (Mean) (%) 1 Tekun 3,52 70,42 Baik 2 Ulet 3,88 77,50 Baik 3 Menunjukkan 3,83 76,67 Baik minat 4 Lebih senang 3,90 77,96 Baik bekerja mandiri 5 Senang dengan 3,96 79,17 Baik adanya pembaharuan 6 Mampertahankan 3,56 71,11 Baik pendapat Rata-rata 3,77 75,47 Baik Sumber : pengolahan data primer 2012.
Dari tabel 2 di atas bisa kita lihat bahwasanya siswa sudah mempunyai motivasi belajar dengan klasifikasi baik. Rata-rata motivasi belajar siswa sebesar 3,77, sedangkan rata-rata capaian siswa dari enam indikator motivasi belajar adalah 75,47. Untuk indikator tekun, rata-rata siswa adalah 3,52 atau dengan Total Capaian Responden (TCR) adalah 70,42. Rata-rata motivasi belajar siswa untuk indikator ulet adalah 3,88 atau Total Capaian Responden (TCR)nya adalah 77,50. Rata-rata motivasi belajar siswa untuk indikator menunjukkan minat adalah 3,83 dengan Total Capaian Responden (TCR) adalah 76,67. Untuk indikator lebih senang bekerja mandiri, rata-rata motivasi siswa adalah 3,90 atau 77,96 untuk Total Capaian Responden (TCR). Indikator senang dengan adanya pembaharuan adalah indikator dengan rata-rata dan TCR tertinggi dibandingkan dengan indikator yang lainnya. Rata-rata motivasi siswa untuk indikator ini adalah 3,96 dan Total Capaian Responden (TCR) adalah 79,17. Indikator mempertahankan pendapat yang pada pertemuan sebelumnya masih berada dalam klasifikasi cukup meningkat dengan rata-rata siswa sebesar 3,56 dan Total Capaian Respondennya adalah 71,11.
Page 5
2. Hasil Belajar Setelah proses belajar dan pembahasan materi selesai, diakhir pertemuan kedua, penulis memberikan tes untuk melihat hasil belajar siswa. Berikut adalah hasil belajar siswa diakhir siklus 1. Tabel 3. Distribusi frekuensi variabel hasil belajar siswa. Frekuensi (F1) Interval No Nilai F1 % 1 52-58 1 2,78 2 59-65 5 13,89 3 66-72 1 2,78 4 73-79 2 5,56 5 80-86 14 38,89 6 87-93 8 22,22 7 94-100 5 13,89 Mean 82,36 Median 77,05 Modus 85 Maximum 100 Minimum 55 % Ketuntasan 83,33
Tabel 4. Peningkatan motivasi belajar siswa. No
Indikator
Pertem uan I TCR (%)
1
Tekun
56,51
70,42
13,91
2
Ulet
71,39
77,50
6,11
68,89
76,67
7,78
71,85
77,96
6,11
73,89
79,17
5,28
53,61
71,17
17,56
66,07
75,47
9,45
3
4
5
6
Menunjuk kan minat Lebih senang bekerja mandiri Senang dengan adanya penbaharu an Memperta hankan pendapat Rata-rata
Pertem uan II TCR (%)
Selisih/ kenaikan TCR (%)
Ket
Meningkat Meningkat Meningkat
Meningkat
Meningkat
Meningkat
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2012
Sumber : Pengolahan Data Primer, 2012
Dari tabel hasil belajar siswa di atas terlihat bahwa nilai terendah siswa berada pada interval 52-58 sebanyak hanya satu orang atau 2,78%. Nilai tertinggi siswa berada pada interval 94-100 dan yang mendapatkan nilai pada interval ini sebanyak 5 orang atau 13,89% dari total siswa. Modus atau nilai yang sering muncul yang didapatkan siswa berada pada interval 8086 yaitu sebanyak 14 orang atau 38,89% dari total keseluruhan siswa. Persentase ketuntasan kelas dari tes yang diberikan yaitu nilai ≥ 70 adalah 83,33% dan rata-rata kelas adalah 82,36, ini sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu minimal 80% dari siswa telah mencapai KKM. Median atau nilai tengah dari tes yang diberikan terletak pada angka 77,05. 4. Refleksi (Reflection). 1. Motivasi Belajar Baerikut tabel peningkatan motivasi belajar siswa dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua.
Dari tabel di atas, dapat kita lihat peningkatan motivasi belajar siswa dari pertemuan pertama ke pertemuan kedua. Indikator motivasi tekun pada pertemuan pertama dengan TCR 56,51% (klsasifikasi cukup) meningkat pada pertemuan kedua dengan TCR 70,54% dengan selisih TCR 13,91. Untuk indikator ulet TCR 71,39% meningkat pada pertemuan kedua menjadi 77,50% dengan selisih peningkatan 6,11. Sedangkan untuk indikator menunjukkan minat pada pertemuan pertama yang sudah berada dalam klasifikasi baik TCRnya 68,89% meningkat pada pertemuan kedua TCR 76,67%. Selisih peningkatan untuk indikator menunjukkan minat7,78. Selanjutnya indikator lebih senang bekerja mandiri,TCR siswa adalah 71,85%, meningkat pada pertemuan kedua dengan TCR sebesar 77,96%. Sedangkan selisih 6,11. Indikator senang dengan adanya pembaharuan, pada pertemuan pertama sebesar 73,89% naik menjadi 79,17% pada pertemuan kedua dengan selisih peningkatan sebesar 5,28. Page 6
Untuk indikator terakhir yaitu mempertahankan pendapat, yang pada pertemuan pertama masih berada dalam klasifikasi cukup dengan TCR pada pertemuan pertama adalah 53,61% meningkat pada pertemuan kedua menjadi 71,17% dengan selisih 17,56. 2. Hasil Belajar Hasil belajar siswa tidak bisa dilepaskan dari motivasi belajar siswa itu sendiri. Motivasi yang tinggi untuk belajar akan menumbuhkan minat dan semangat belajar yang tinggi yang tentunya akan berdampak terhadap hasil belajar siswa. Dari pemberian perlakuan yang telah penulis berikan dengan penerapan strategi pembelajaran inkuiri dengan metode observasi langsung dapat kita lihat peningkatan motivasi belajar siswa. Setelah proses pembelajaran dan diberikan tes terlihat bahwa strategi ini terbukti berhasil dan mampu meningkatkan motivasi dan juga hasil belajar yang diraih oleh siswa. Hasil belajar ulangan harian 2 siswa yang masih rendah meningkat setelah diberikan perlakuan dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dengan metode observasi langsung. Berikut tabel peningkatan hasil belajar siswa. Tabel 5. Peningkatan hasil belajar siswa Keterangan Nilai Ratarata Jumlah siswa yang tuntas Ketuntasan klasikal
Sebelum Perlakuan
Setelah Perlakuan
Kesimpulan
62,13
82,08
Meningkat
17
30
Meningkat
47,22
83,33
Meningkat
Dari tabel diatas, dapat kita lihat peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan setelah perlakuan. Rata-rata kelas yang sebelumnya hanya 62,13 meningkat menjadi 82,08. Siswa yang sebelumnya melewati batas minimal KKM sebanyak 17 orang meningkat menjadi sebanyak 30 orang setelah diberi perlakuan. Sedangkan ketuntasan klasikal sebelumnya 47,22% naik menjadi 83,33% setelah diberikan perlakuan pembelajaran dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri dengan metode observasi langsung.
Dari hasil pengolahan data yang didapat dan setelah dilakukan pengamatan terhadap perkembangan motivasi dan hasil belajar siswa, penulis dan juga guru bidang studi sebagai observer penelitian melakukan diskusi. Berdasarkan hasil yang telah didapat yang telah penulis jabarkan sebelumnya, penulis dan guru bidang studi menyimpulkan bahwasanya hasil yang dadapatkan telah mencapai target yang telah direncanakan yakni klasifikasi baik untuk motivasi belajar siswa (61%-80%) dan sekurang kurangnya 80% dari siswa telah mencapai KKM. Dengan demikian, penelitian tidak perlu dilanjutkan ke siklus berikutnya. Pembahasan Dalam proses pembelajaran, motivasi dan semangat siswa merupakan salah satu unsur yang sangat penting dan menentukan kesuksesan proses belajar untuk mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Interakasi siswa dengan lingkungannya yaitu guru dan siswa lainnya adalah sebuah unsur penting dalam proses belajar. Siswa dituntut untuk aktiv dalam proses pembelajaran. Untuk itu, seorang guru harus mampu menjadi fasilitator dan menciptakan suasana pembelajaran yang menampung kreatifitas dan keaktifan siswa agar mereka lebih termotivasi untuk belajar dan mengeluarkan semua kompetensi yang mereka miliki. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menerapkan strategi pembelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa. Dari penelitian yang telah penulis laksanakan dengan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung, dapat kita lihat terjadinya peningkatan motivasi belajar dan tingkat pemahaman siswa yang dilihat dari hasil belajar yang didapatkan siswa. Hal ini sejalan dengan pendapat Indrawati (dalam Sanjaya, 2006:165), yang menyatakan bahwasanya suatu pembelajaran pada umumnya akan lebih efektif bila diselenggarakan melalui model-model pembelajaran yang termasuk rumpun pemrosesan informasi. Dalam strategi pembelajaran inkuiri (SPI), informasi tidak diberikan langsung kepada Page 7
siswa. Strategi pembelajaran inkuiri (SPI) lebih menekankan bagaimana siswa mencari, menganalisis, dan menemukan sendiri hipotesis dari suatu topik yang dibahas, tentunya dengan bimbingan dan arahan dari guru agar pembelajaran tidak melenceng dari konsep. Menurut Sanjaya (2006:196), Strategi Pembelajaran Inkuiri adalah kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analisis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Dengan membagi siswa kedalam beberapa kelompok kerja dan meminta siswa siswa untuk menemukan jawaban dan menganalisis dari suatu permasalahan, siswa menjadi tertantang untuk belajar. Siswa menjadi terdorong untuk melakukan aktivitas belajar dan bersaing dengan kelompok lainnya. Ini adalah bukti bahwasanya strategi pembelajaran inkuiri (SPI) mampu meningkatkan motivasi belajar siswa, terutama motivasi eksrinsik. Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang akan aktif apabila ada rangsangan dari luar diri individu, tanpa adanya rangsangan, motivasi ekstrinsik ini tidak akan berkembang. Hal ini terlihat dari ratarata motivasi belajar siswa dari dua kali pertemuan sebesar 3,53 dan Total Capaian Responden (TCR) sebesar 70,77 yang tergolong dalam klasifikasi baik. Selain itu, penggunaan metode observasi langsung yang penulis terapkan dalam penelitian ini mempunyai dampak yang sangat besar dalam upaya meningkatkan motivasi dan juga hasil belajar siswa. Dengan penerapan metode ini, penulis menyediakan wahana bagi siswa untuk melakukan observasi inkuiri. Dengan metode observasi langsung, siswa merasakan sendiri bagaimana situasi dan kondisi di lapangan. Informasi yang diterima siswa menjadi lebih konkret karena mereka merasakan dan langsung melihat langsung dari apa yang mereka pelajari.
4 Payakumbuh dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar siswa. SARAN Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research) yang telah penulis laksanakan di SMA N 4 Payakumbuh, bagi guru disarankan agar menerapkan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung terutama untuk SK-KD yang memungkinkan untuk melakukan pengamatan/observasi langsung. Bagi Kepala Sekolah untuk dapat memberikan dorongan dan fasilitsas bagi guru bidang studi yang akan menerapkan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung agar siswa dapat lebih termotivasi dalam pembelajaran. Bagi siswa diharapkan agar antusias mengikuti pembelajaran dengan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung karena terbukti dapat meningkatkan motivasi dan juga hasil belajar. Bagi orang tua siswa agar memberikan dukungan, karena strategi pembelajaran inkuiri dengan metode observasi langsung akan memerlukan tambahan biaya untuk melakukan observasi kelapangan. Disarankan untuk melakukan penelitian lanjutan pada mata pelajaran lainnya yang memungkinkan menggunakan strategi pembelajaran inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta: Jakarta. ________________. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi. Rineka Cipta: Jakarta.
KESIMPULAN
Arsyad, Azhar. 2009. Media Pembelajaran.PT. Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, disimpulkan bahwa strategi pembelajarn inkuiri (SPI) dengan metode observasi langsung pada mata pelajaran ekonomi siswa kelas X2 SMA N
Rianto, Yatim. 2009. Paradigma Pembelajaran. Kencana: Jakarta.
Baru
Page 8
Riduwan. 2005. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Alfabeta: Bandung. Sanjaya,Wina.2010.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Kencana: Jakarta. Trianto.2009.Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Kencana Prenada Media Group: Jakarta.
Page 9