ANALISIS FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN MIE INSTAN MEREK INDOMIE ( Studi pada anak kos yang tinggal di wilayah Kota Lamongan )
Noer Rafikah Zulyanti *) *)
Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan
ABSTRAKSI Penelitian Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Mie Instan Merek Indomie bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku konsumen (budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi) secara simultan dan secara parsial terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada anak kos yang tinggal di wilayah di Kota Lamongan. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian exsplanatory dengan penyebaran kuisoner. Data diolah menggunakan software SPSS versi 16.0 Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik penarikan sampel secara kebetulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa variabel budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada anak kos yang tinggal di wilayah Kota Lamongan. Dari hasil uji parsial didapatkan bahwa variabel status sosial (X2), kondisi ekonomi (X3), motivasi (X5) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian. Hal ini dapat dilihat dari t hitung > t tabel 2,011 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel budaya (X1), gaya hidup (X4) tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y) mie instan merek Indomie pada anak kos yang tinggal di wilayah Kota Lamongan. Kata Kunci: budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup, motivasi dan keputusan pembelian PENDAHULUAN Pada era kemajuan teknologi seperti saat ini, membuat konsumen menjadi semakin mudah dalam melakukan aktivitasnya. Tidak terkecuali dalam proses pemenuhan kebutuhan konsumsi. Kepraktisan yang disuguhkan oleh produsen makanan membuat banyak kemudahan bagi konsumen. Salah satu segmen pasar yang menjadikan produk makanan instant sebagai alternative pemenuhan kebutuhan makanan adalah anak kos. Dengan fenomena seperti ini produsen makanan selalu berlomba dan terus melakukan pengembangan produk makanan yang ada. Pada umumnya perusahaan mengalami kesulitan dalam memonitor, memaham dan menganalisis perilaku konsumen secara tepat dan benar, mengingat banyaknya faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dan adanya perbedaan perilaku untuk masing-masing individu. Dengan demikian perusahaan dituntut untuk dapat memantau perubahan-perubahan perilaku konsumennya, termasuk perilaku konsumen untuk mendapatkan atau memilih produk.
Menurut Philip Kotler (2013:166) : Perilaku konsumen yaitu studi bagaimana tentang individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumen diantaranya adalah budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi. Dari uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pembelian Mie Instan Merek Indomie”. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku konsumen (budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi) secara simultan terhadap keputusan pembelian dan untuk menganalisis pengaruh perilaku konsumen (budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi) secara parsial terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada anak kos yang tinggal di wilayah Kota Lamongan.
TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pemasaran Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok bagi perusahaan, yang secara langsung berhubungan dengan konsumen. Suatu organisasi atau perusahaan dikatakan berhasil dalam usahanya bila perusahaan telah berhasil memasarkan hasil produksinya kepada masyarakat. Untuk mencapai itu semua, perusahaan harus mengadakan kegiatan pemasaran. Menurut Kotler (2013) pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dari definisi di atas dapat diterangkan bahwa pemasaran merupakan suatu kegiatan di mana terjadi suatu proses pertukaran arus barang dan jasa dari produsen ke konsumen. Dalam kegiatan pemasaran terkandung pengertian adanya kebutuhan dan keinginan manusia yang harus dipuaskan berupa barang dan jasa. Dalam kegiatan pemasaran setiap perusahaan yang ingin berhasil harus memiliki suatu konsep atau wawasan/pandangan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, berarti perusahaan tidak hanya mencapai tingginya penjualan saja tetapi harus memfokuskan pada kepuasan pelanggan. Pentingnya konsep pemasaran akan diuraikan pada bagian berikut ini. Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap keinginan dan kebutuhan konsumen. Dari konsep pemasaran di atas, jelaslah bahwa perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya, dengan mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya, agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang. Dengan adanya persaingan yang ketat saat ini perusahaan tidak dapat hanya bertumpu pada konsep penjualaan semata, untuk mencapai kesuksesan dalam jangka panjang perusahaan harus berorientasi pada kepuasan konsumen. Unsur pokok yang mendasari konsep pemasaran terbagi menjadi tiga bagian yaitu (Kotler,2013) : a). Orientasi pada konsumen (Consumer Orientation) b). Penyusunan kegiatan pemasaran yang integral (Integrated marketing) c). Kepuasan Konsumen (Consumer satisfaction)
Perilaku Konsumen Menurut Philip Kotler (2013:166) : Perilaku konsumen yaitu studi bagaimana tentang individu,
kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Menurut Fandy Tjiptono (2008:19): Perilaku konsumen merupakan tindakantindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh, menggunakan, dan menentukan produk dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan tersebut. Sedangkan menurut Setiadi (2008 : 3) perilaku konsumen adalah tindakan yang terlibat langsung dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Jadi dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan individu untuk mendapatkan barang atau jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan tindakan – tindakan tersebut. Pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis. Faktor-faktor tersebut tidak dapat sepenuhnya dikendalikan oleh pemasar, akan tetapi harus diperhitungkan. Menurut Kotler (2013 : 153) faktor utama yang mempengaruhi perilaku pembelian konsumen yaitu faktor budaya, faktor sosial, faktor pribadi dan faktor psikologis. Menurut Sunarto (2004 : 97) pembelian konsumen secara kuat dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi dan psikologis. a. Faktor budaya Kebudayaan mempunyai pengaruh paling luas dan mendalam terhadap prilaku konsumen. Budaya merupakan faktor yang paling penting dari suatu sosial yang membedakannya dari kelompok budaya lain menjadi penentu dan keinginan dan perilaku yang paling mendasar. b. Faktor sosial (status sosial) Pada umumnya konsumen sering meminta pendapat dari orang sekitar dan lingkungannya tentang produk apa yang harus dibeli. Karena itulah status sosial memberikan pengaruh terhadap prilaku konsumen. c. Faktor pribadi Faktor pribadi meliputi kondisi ekonomi dan gaya hidup. Mulai dari bayi hingga dewasa dan menjadi tua, manusia selalu membutuhkan barang dan jasa. Pilihan barang yang dibeli secara otomatis dipengaruhi oleh kondisi ekonomi dan gaya hidup yang bersangkutan. Gaya hidup adalah cara hidup seseorang yang terlihat melalui aktivitas sehari-hari, minat dan
pendapat seseorang. Seseorang dengan pendapatan yang tinggi dan gaya hidup mewah tentunya akan menetukan pilihan pada barang dan jasa yang berkualitas. d. Faktor psikologis (motivasi) Motivasi merupakan kebutuhan yang mendorong seseorang dalam melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Melalui motivasi proses pengamatan dan belajar seseorang memperoleh kepercayaan terhadap suatu produk yang secara otomatis mempengaruhi prilaku pembelian konsumen. Keputusan Pembelian Menurut Ujang Sumarwan (2004:294) bahwa keputusan konsumen untuk memutuskan membeli atau mengkonsumsi produk tertentu akan diawali oleh langkah-langkah yaitu pengenalan kebutuhan, waktu, perubahan situasi, pemilikan produk, konsumsi produk, perbedaan individu, pengaruh pemasaran,pencarian informasi, pencarian internal, dan pencarian eksternal. Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya menurut Fandy Tjiptono (2008:20). Menurut Kotler (2013: 226) keputusan pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Dalam membeli suatu produk, seorang konsumen biasanya melalui 5 (lima) tahap proses keputusan pembelian. Walaupun hal ini tidak selalu terjadi dan konsumen bisa melewati beberapa tahap urutannya, namun kita akan menggunakan model dibawah ini, karena model itu menunjukkan proses pertimbangan selengkapnya yang muncul pada saat seorang konsumen melakukan pembelian. Menurut Kotler (2013: 170) ada lima tahap dalam proses keputusan pembelian, yaitu : pengenalan kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan membeli, dan perilaku pasca pembelian. Menurut Fandy (2008:21), sebuah proses pengambilan keputusan pembelian tidak hanya berakhir dengan terjadinya transaksi pembelian, akan tetapi diikuti pula oleh tahap perilaku purnabeli (terutama dalam pengambilan keputusan yang luas), dalam tahap ini konsumen merasakan tingkat kepuasan atau ketidakpuasan tertentu yang akan mempengaruhi perilaku pembelian berikutnya, jika konsumen merasa puas ia akan memperlihatkan peluang yang besar untuk melakukan pembelian ulang. Seseorang konsumen yang merasa puas cenderung akan mengatakan kepada orang lain.
Hipotesis Menurut Narimawati (2010) hipotesis merupakan asumsi atau dugaan sementara yang harus di uji kebenarannya dalam suatu analisis statistik. Berdasarkan landasan teori di atas, maka diperoleh hipotesis sebagai berikut: H1 : Diduga Perilaku konsumen (budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada Anak Kos di Kabupaten Lamongan. H2 : Diduga Perilaku konsumen (budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada Anak Kos di Kabupaten Lamongan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian exsplanatory. Menurut Singarimbuan (2005:5) penelitian exsplanatory adalah penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabelvariabel melalui pengujian hipotesis. Populasi dalam penelitian ini adalah Anak Kos di Kabupaten Lamongan tahun 2015-2016 yang berjumlah 3.675 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik accidental sampling yaitu teknik penarikan sampel secara kebetulan, artinya siapa saja yang kebetulan ditemui peneliti pada lokasi kos-kosan di Kabupaten Lamongan. Kuisoner dibagikan kepada anak kos yang kebetulan pernah mengkonsumsi produk mie instan merek Indomie dengan melalui wawancara awal yang dilakukan penulis. Sumber data yang digunakan adalah data primer. Menurut Sugiyono (2008: 137) data primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Peneliti memperoleh langsung data-data yang dibutuhkan berdasarkan dari keterangan dan informasi yang diberikan kepada reponden melalui kuisoner. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara, kuisoner dan dokumentasi. Dalam penelitian ini terdiri dari lima variabel bebas (X) dan satu variabel terikat (Y) yaitu budaya (X1), status sosial (X2) kondisi ekonomi (X3), gaya hidup (X4), motivasi (X5) dan keputusan pembelian (Y). Untuk mencari pengaruh perilaku konsumen (budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi) terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie, maka dalam penelitian ini menggunakan beberapa alat uji statistik, yaitu uji kualitas data (uji validitas dan reliabilitas), dan uji
hipotesis (regresi linear berganda, uji F dan uji t).
Analisis Regresi Linear Berganda Variabel
HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL 1. Uji Kualitas Data Sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur dari variabel yang diteliti. Teknik yang digunakan untuk uji validitas ini adalah korelasi product moment dari pearson dengan tingkat kepercayaan 95% (@ = 0,05) dilakukan dengan cara mengkorelasikan skor masing-masing item dengan skor totalnya. Dari hasil pengujian SPSS 16, dapat diketahui bahwa keseluruhan item variabel penelitian mempunyai r hitung > r tabel yaitu pada taraf signifikan 95% ( @ = 0.05) dan n = 50 diperoleh r tabel = 0,279 dan dapat diketahui r hasil tiap-tiap item > 0,279 atau signifikan < 0,05 (0,000 < 0,05) sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variabel penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian atau pertanyaanpertanyaan yang diajukan dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam penggunaanya atau dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berakli-kali. Dari hasil pengujian SPSS 16, dapat diketahui bahwa semua indikator pertanyaan dari semua variabel yang terdiri atas variabel budaya (X1), status sosial (X2) kondisi ekonomi (X3), gaya hidup (X4), motivasi (X5) dan keputusan pembelian (Y) mempunyai koefisien alpha lebih dari 0,6. Dengan demikian indikator pertanyaan untuk semua variabel dinyatakan reliabel.
2.
Uji Hipotesis a. Regresi Linear Berganda Tabel 1
Budaya Status sosial Kondisi ekonomi Gaya hidup Motivasi N Konstata F hitung Adjust R2 R Square (R2) R
Koefisien regresi 0,324 0,418 0,208 0,264 0,211 50 -2,711 20,772 0,617 0,649 0,805
thitung
Sig.
Beta
1,384 3,729 2,215 1,432 2,440
0,548 0,001 0,039 0,106 0,019
0,349 0,366 0,229 0,240 0,296
Menurut tabel rangkuman hasil regresi di atas dapat dibuat sebuah persamaan regresi berganda adalah sebagai berikut : Y = -2,711 + 0,324X1 + 0,418X2 + 0,208X3 + 0,264X4 + 0,211X5+ e Dari persamaan di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : a = -2,711 artinya nilai konstanta yang menyatakan apabila variabel budaya (X1), status sosial (X2), kondisi ekonomi (X3), gaya hidup (X4), motivasi (X5) sama dengan nol atau konstan maka keputusan pembelian (Y) adalah -2,711 atau bisa diterjemahkan bahwa jika konstanta bernilai nol maka tidak ada anak kos yang membeli mie instan merek indomie. b1 sebesar 0,324 artinya jika variabel budaya dinaikkan satu unit maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0,324 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi sama dengan nol. b2 sebesar 0,418 artinya jika variabel status sosial dinaikkan satu unit maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0,418 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi sama dengan nol. b3 sebesar 0,208 artinya jika variabel kondisi ekonomi dinaikkan satu unit maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0,208 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi sama dengan nol. b4 sebesar 0,264 artinya jika variabel gaya hidup dinaikkan satu unit maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0,264 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi sama dengan nol. b5 sebesar 0,211 artinya jika variabel motivasi dinaikkan satu unit maka keputusan pembelian akan naik sebesar 0,211 dengan asumsi variabel lain yang mempengaruhi sama dengan nol. b. Uji F Berdasarkan tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa signifikansi F < 5% (0,000 < 0,05) atau Fhitung > Ftabel (20,772 > 2,58). Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti secara
c.
simultan variabel budaya (X1), status sosial (X2) kondisi ekonomi (X3), gaya hidup (X4), motivasi (X5) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Uji t Dari tabel di atas, variabel budaya (X1) menunjukkan bahwa signifikan b1 > 5% (0,548 > 0,05) atau thitung < ttabel (1,384 < 2,011), maka dengan demikian pengujian menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain variabel budaya (X1) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Variabel status sosial (X2) menunjukkan bahwa signifikan b2 < 5% (0,001 < 0,05) atau thitung > ttabel (3,729 > 2,011), maka dengan demikian pengujian menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel status sosial (X2) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Variabel kondisi ekonomi (X3) menunjukkan bahwa signifikan b3 < 5% (0,039 < 0,05) atau thitung > ttabel (2,215 > 2,011), maka dengan demikian pengujian menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel kondisi ekonomi (X3) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Variabel gaya hidup (X4) menunjukkan bahwa signifikan b4 > 5% (0,106 > 0,05) atau thitung < ttabel (1,432 < 2,011), maka dengan demikian pengujian menunjukkan Ho diterima dan Ha ditolak atau dengan kata lain variabel gaya hidup (X4) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y). Variabel motivasi (X5) menunjukkan bahwa signifikan b5 < 5% (0,019 < 0,05) atau thitung > ttabel (2,440 > 2,011), maka dengan demikian pengujian menunjukkan Ho ditolak dan Ha diterima atau dengan kata lain variabel motivasi (X5) berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pembelian (Y).
PEMBAHASAN Uji validitas menunjukkan bahwa r hitung > r tabel sebesar 0,279 sehingga dapat dikatakan bahwa keseluruhan item variabel penelitian adalah valid untuk digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Uji reliabilitas menunjukkan bahwa nilai cronbach alpha dari masing-masing item pertanyaan
lebih dari 0,60 yang berarti indikator pertanyaan untuk semua variabel dinyatakan reliabel. Hipotesa pertama dalam penelitian ini adalah diduga perilaku konsumen (budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada Anak Kos di Kabupaten Lamongan. Hal ini dapat dilihat dari F hitung yang menunjukkan nilai 20,772 lebih besar dari F tabel 2,58 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti secara simultan variabel budaya (X1), sosial (X2), pribadi (X3), psikologi (X4) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) mie instan merek Sedaap. Hipotesa kedua dalam penelitian ini adalah diduga perilaku konsumen (budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada Anak Kos di Kabupaten Lamongan. Hal ini dapat dilihat dari tabel uji t yang menunjukkan nilai variabel status sosial (X2) = 3,729 lebih besar dari 2,011. Artinya t hitung > t tabel (3,729 > 2,011). Nilai variabel kondisi ekonomi (X3) = 2,215 lebih besar dari 2,011. Artinya t hitung > t tabel (2,215 > 2,011). Nilai variabel motivasi (X5) = 2,440 lebih besar dari 2,011. Artinya t hitung > t tabel (2,440 > 2,011). Sehingga Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti secara parsial bahwa variabel status sosial (X2), kondisi ekonomi (X3), motivasi (X5) berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) mie instan merek Indomie. Sedangkan nilai variabel budaya (X1) = 1,384 lebih kecil dari 2,011. Artinya t hitung < t tabel (1,384 < 2,011). Nilai variabel gaya hidup (X4) = 1,432 lebih kecil dari 2,011. Artinya t hitung < t tabel (1,432 < 2,011). Sehingga Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti secara parsial bahwa variabel budaya (X1), gaya hidup (X4) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian (Y) mie instan merek Indomie. Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui bahwa koefisien beta variabel budaya sebesar 0,349. Koefisien beta variabel status sosial sebesar 0,366. Koefisien beta variabel kondisi ekonomi sebesar 0,229. Koefisien gaya hidup variabel status sosial sebesar 0,240. Koefisien beta variabel motivasi sebesar 0,296. Artinya variabel status sosial mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan pembelian dengan koefisien beta sebesar 0,366. Dengan diketahui bahwa variabel status sosial mempunyai pengaruh yang signifikan dan dominan terhadap keputusan pembelian maka dalam
hal ini yang perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh perusahaan atau produsen untuk meningkatkan penjualannya dengan selalu berupaya untuk memahami sosial konsumen maupun calon konsumen melalui lingkungan sosial produk, kelompok referensi tentang produk maupun pengaruh status sosial tentang mengkonsumsi mie instan merek Indomie. Produk mie instan yang dijual dengan berbagai macam rasa terbukti mampu memotivasi konsumen untuk membeli. Hal ini terlihat dari respon konsumen terhadap kuisoner yang diberikan, melalui variabel perilaku konsumen yang terdiri dari budaya, status sosial, kondisi ekonomi, gaya hidup dan motivasi. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, pengolahan data dan analisis serta pembahsan, maka penulis dapat simpulkan sebagai berikut : 1. Dari hasil analisis didapatkan bahwa perilaku konsumen (budaya, sosial, pribadi dan psikologi) berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada Anak Kos di Kabupaten Lamongan. Hal ini dapat dilihat dari F hitung yang menunjukkan nilai 20,772 lebih besar dari F tabel 2,58. 2. Dari hasil uji parsial didapatkan bahwa variabel status sosial (X2), kondisi ekonomi (X3), motivasi (X5) berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie pada Anak Kos di Kabupaten Lamongan. Hal ini dapat dilihat dari t hitung > t tabel 2,011 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Sedangkan variabel budaya (X1), gaya hidup (X4) tidak berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian (Y) mie instan merek Indomie pada Anak Kos di Kabupaten Lamongan. SARAN Dari hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan di atas, maka terdapat beberapa saran yaitu : 1. Berdasarkan kelima variabel yang secara simultan berpengaruh terhadap keputusan pembelian mie instan merek Indomie, dapat menjadikan dasar bagi produsen dalam melakukan survey pasar untuk memasuki pasar yang baru. 2. Pada penelitian ini terbatas pada lima variabel yaitu budaya, status sosial, kondisi ekonomi,
gaya hidup dan motivasi. Untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan variabel independen lain selain kelima variabel tersebut. DAFTAR PUSTAKA Kotler, Philip (2013). Manajemen Pemasaran. Edisi 13. Jakarta : Erlangga Setiadi, Nugroho (2008). Perilaku Konsumen Konsep dan Implikasi untuk Strategi dan Penelitian Pemasaran. Jakarta : Kencana Prenada Group. Sumarwan, Ujang (2004). Perilaku Konsumen. Cetakan 2. Bogor Selatan : Ghalia Indonesia. Tjiptono, Fandy (2008). Staregi Pemasaran. Edisi III. Yogyakarta : C.V Andi Offset.