Jurnal EKBIS /Vol. X/ No.1/edisi Maret 2014
| 512
TINGKAT PEMAHAMAN AKUNTANSI (STUDI EMPIRIS MAHASISWA AKUNTANSI PADA UNIVERSITAS SWASTA DI LAMONGAN)
*( Abdul Ghofur Fakultas Ekonomi Universitas Islam Lamongan ABSTRAKSI Kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami secara efektif dalam penerapan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Seperti halnya pada mahasiswa, Kecerdasan Emosional memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional yang diukur dengan pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan ketrampilan sosial terhadap tingkat pemahaman akuntansi yang diukur menggunakan nilai huruf mutu pada KHS baik secara parsial maupun simultan. Penelitian ini menggunakan data primer yaitu dengan menyediakan pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang dibagikan kepada responden yang merupakan mahasiswa yang masih aktif dijurusan akuntansi fakultas ekonomi pada Universitas Swasta di Lamongan. Dan data sekunder yang digunakan untuk mengetahui jumlah mahasiswa jurusan akuntansi dibagian akademik pada masing-masing Universitas. Populasi penelitin ini adalh mahasiswa jurusan akuntansi fakultas ekonomi pada Universitas Islam Lamongan dan Universitas Islam Darul „Ulum. Sampel dipilih menggunakan metode purposive sampling. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa S1 jurusan akuntansi angkatan 2010 yang masih aktif, telh menyelesaikan mata kuliah Pengantar Akuntansi I , Pengantar Akuntansi II, Akuntansi Keuangan Menengah I, Akuntansi Keuangan Menengah II, Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Akuntansi Keuangan Lanjutan II, Akuntansi Manajemen, Akuntansi Biaya, Audit I dan Audit II dn telah menempuh miniml 120 SKS. Sebanyak 100 kuesioner disebarkan dan 85 kuesioner yang kembali. Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa baik secara parsial maupun simultan kecerdasan emosional yang terdiri dari pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, dan ketrampilan sosial berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi. Kata Kunci : Pengenalan diri, pengendalian diri, motivasi, empati, ketrampilan social dan tingkat pemahaman akuntansi Pendahuluan Dunia globalisasi sekarang telah membawa pengaruh yang besar dalam sistem pendidikan akuntansi. Banyaknya teknologi yang berkembang sekarang ini seperti internet, komputerisasi dan sebagainya sangat memudahkan seorang mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuannya. Namun, teknologi yang semakin berkembang tersebut bukanlah jaminan bagi dunia pendidikan untuk berhasil dan mencapai hasil yang maksimal. Hal ini sangat tergantung dari konsistensi dunia pendidikan di Indonesia itu sendiri. Salah satu faktor yang dapat mendukung keberhasilan pendidikan tinggi akuntansi adalah sikap dan mental mahasiswa dalam mengembangkan kepribadiannya. Kemampuan untuk mengembangkan kepribadian mahasiswa pada masa sekarang ini lebih dikenal dengan istilah Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosional.
Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan taraf hidup ke arah yang lebih sempurna. Pendidikan akuntansi khususnya pendidikan tinggi akuntansi yang diselenggarakan di perguruan tinggi ditujukan untuk mendidik mahasiswa agar dapat bekerja sebagai seorang Akuntan Profesional yang memiliki pengetahuan di bidang akuntansi. Untuk dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas maka perguruan tinggi harus terus meningkatkan kualitas pada sistem pendidikannya. Banyak contoh disekitar kita membuktikan bahwa orang yang memiliki kecerdasan otak saja atau banyak memiliki gelar yang tinggi belum tentu sukses berkiprah didunia pekerjaan. Bahkan sering kali yang berpendidikan formal lebih rendah ternyata banyak yang lebih berhasil. Kebanyakan program pendidikan hanya berpusat pada kecerdasan akal (IQ) saja, padahal yang perlu
Jurnal EKBIS /Vol. X/ No.1/edisi Maret 2014
sebenarnya adalah kecerdasan hati seperti: ketangguhan, inisiatif, optimisme, kemampuan beradaptasi yang kini telah menjadi dasar penilaian baru. Saat ini banyak orang yang berpendidikan dan tampak begitu menjanjikan, namun karirnya terhambat atau tersingkir akibat rendahnya kecerdasan emosional mereka. (Melandy & Azizah,2006:2) Menurut Hasil survey yang dilakukan oleh Usaid di Amerika serikat tentang kecerdasan emosional menjelaskan bahwa apa yang diinginkan oleh pemberi kerja tidak hanya keterampilan teknik saja melainkan dibutuhkan kemampuan dasar untuk belajar dalam pekerjaan yang bersangkutan. Di antaranya, adalah kemampuan mendengarkan dan berkomunikasi lisan, adaptasi, kreatifitas, ketahanan mental terhadap kegagalan, kepercayaan diri, motivasi, kerjasama tim dan keinginan memberi kontribusi terhadap perusahaan. Seseorang yang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi akan mampu mengendalikan emosinya sehingga dapat menghasilkan optimalisasi pada fungsi kerjanya (Melandy & Azizah,2006:2) Menurut Goleman dalam Nggermanto (2002:98) bahwa Kecerdasan emosional merupakan kemampuan merasakan, memahami secara efektif dalam penerapan daya dan kepekaan emosi sebagai sumber energi, informasi, koneksi dan pengaruh yang manusiawi. Dengan kemampuan tersebut maka mahasiswa akan mampu mengenal siapa dirinya, mengendalikan dirinya, memotivasi dirinya, berempati terhadap lingkungan sekitarnya dan memiliki keterampilan bersosialisasi dengan didasarkan kemampuan mahasiswa itu sendiri untuk meningkatkan kualitas pemahaman mereka tentang akuntansi. Seperti halnya pada mahasiswa, Kecerdasan Emosional memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar mahasiswa. Kecerdasan emosional ini mampu melatih kemampuan untuk mengelola perasaannya, kemampuan untuk memotivasi dirinya, kesanggupan untuk tegar dalam menghadapi frustasi, kesanggupan mengendalikan dorongan dan menunda kepuasan sesaat, mengatur suasana hati yang reaktif, serta mampu berempati dan bekerja sama dengan orang lain. Kecerdasan ini yang mendukung seorang mahasiswa dalam mencapai tujuan dan citacitanya. Kuliah dan pekerjaan adalah dua hal yang saling berkaitan. Banyak mahasiswa menempuh jalur kuliah untuk mendapatkan title kesarjanaan dan pada akhirnya digunakan untuk memenuhi salah satu syarat untuk dapat bekerja
| 513
di suatu perusahaan. Berdasarkan beberapa pengalaman penulis, banyak pencari kerja yang mengeluh karena banyak mahasiswa yang memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) yang tinggi tetapi kepribadiannya kurang. Salah satu aspek kepribadian dapat dilihat dari kecerdasan emosionalnya. Fakta-fakta inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti kecerdasan emosional mahasiswa akuntansi dalam hubungannya dengan pemahaman mata kuliah akuntansi. Pemahaman mata kuliah akuntansi yang baik akan mempengaruhi kemampuan mahasiswa akuntansi saat terjun ke dunia kerja. Menurut Suryanti & Ika dalam Anggun Yuniani (2010: 5) Dalam program studi akuntansi, mahasiswa akan diberi bekal mengenai penyusunan dan pemeriksaan laporan keuangan, perencanaan perpajakan, dan analisis laporan keuangan. Hal tersebut ditunjukkan oleh manajer dalam mengambil keputusan, penyusunan dan pengembangan sistem informasi akuntansi, dan bagaimana memanfaatkan informasi akuntansi. Akuntansi banyak disalah artikan, sebagai bidang studi yang banyak menggunakan angka-angka untuk menghasilkan laporan keuangan. Padahal akuntansi tidak hanya memfokuskan pada masalah perhitungan semata, namun lebih pada penalaran yang membutuhkan logika berpikir. Penelitian ini difokuskan pada kepada mahasiswa akuntansi dikarenakan penulis saat ini fokus pada bidang akuntansi. Dari latar belakang diatas maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul pengaruh kecerdasan emosional terhadap tingkat pemahaman akuntansi (studi empiris pada mahasiswa akuntansi di Lamongan) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi di Lamongan. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling. Variabel independen adalah Kecerdasan emosional yang terdiri dari beberapa variabel yaitu Pengenalan diri (X1), pengendalian diri (X2), motivasi (X3), empati (X4) dan ketrampilan sosial (X5) dan variabel dependen adalah Tingkat Pemahaman Akuntansi yang terdiri dari KHS/IP mata kuliahPengantar Akuntansi I, Pengantar akuntansi II, Akuntansi Keuangan Menengah I, Akuntansi Keuangan Menengah II, Akuntansi Keuangan Lanjutan I, Akuntansi Keuangan Lanjutan II, Pengauditan I, Pengauditan II, Akuntansi Manajemen, Teori Akuntansi. Dalam melihat pengaruh kecerdasan emosional
Jurnal EKBIS /Vol. X/ No.1/edisi Maret 2014
terhadap tingkat pemahaman akuntansi pada Mahasiswa pada Universitas Swasta di Lamongan menggunakan Analisis Regresi Linear Berganda PEMBAHASAN Setelah dilakukan pengujian statistik dengan menggunakan uji t dan uji F maka analisis lebih lanjut dari hasil analisis regresi adalah: 1. Pengaruh Pengenalan diri terhadap Pemahaman Akuntansi Hasil uji regresi menunjukkan variabel pengenalan diri berpengaruh dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan pengenalan diri maka pemahaman akuntansi juga akan meningkat. Pengenalan diri yang baik berarti bahwa mahasiswa lebih memahami akan keberadaan diri mereka sendiri seperti misalnya : menyukai diri sendiri apa adanya, mengetahui dengan benar akan kemampuan diri sendiri, tidak mudah khawatir akan kondisi diri, tidak meragukan akan kemampuan diri sendiri, merasa akan mampu melakukan suatu pekerjaan, tidak khawatir akan masa depan, berani tampil beda diantara teman-teman, mempunyai kemampuan untuk mendapatkan apa yang diinginkan dan memiliki kemauan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan tanggung jawab dan pantang menyerah. Dengan begitu faktor kecerdasan emosional yang diukur melalui pengenalan diri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi. 2. Pengaruh Pengendalian diri terhadap Pemahaman Akuntansi Hasil uji regresi menunjukkan variabel pengendalian diri berpengaruh dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini menjelaskan bahwa semakin baik pengendalIan diri yang dilakukan oleh mahasiswa akan semakin baik akan memungkinkan mahasiswa akan memperoleh tingkat pemahaman akuntansi yang baik. Pengendalian diri yang baik berarti bahwa mahasiswa lebih mampu dalam mengendalikan emosi diri pada saat menghadapi suatu peristiwa atau masalah dengan lebih dahulu mampy mempertimbangkan dampak dari tindakan yang akan dilakukannya. Kemampuan untuk melakukan pengendalian diri mahasiswsa diantaranya adalah dengan adanya kesabaran dalam menghadapi orang lain, tidak cepat merasa kecewa, mampu
3.
| 514
memikirkan apa yang diinginkan sebelum bertindak, tetap tetang bahkan pada kondisi dimana orang lain dapat marah, mampu mengendalikan hidup, lebih cepat tenang, tidak cepat bosan dalam melakukan sesuatu, tetap bersemangan dalam persaingan, dapat menunda pemuasan diri sesaat dan memiliki kemauan untuk menyelesaikan pekerjaan yang sudah direncanakan. Padangan kemampuan dalam pengendalian diri yang baik yang dimiliki mahasiswa, maka kejernihan dalam pengambilan keputusan akan dapat dilakukan dengan baik. Pengambilan keputusan dan upaya untuk menciptakan kesabaran dalam diri dapat menjadikan pertimbangan akan keuntungan dan kerugian sebelum bertindak dapat diperkirakan sebelumnya, sehingga dapat meminimalkan dampak negatif dari setiap tindakan dan sebaliknya dapat memaksimalkan dampak positifnya. Dengan pengendalian diri yang kuat, mahasiswa menjadi lebih tanggung jawab dalam mengendalikan suasana hati, manajemen waktu, agar dapat mentatati jadwal kuliah dan tugas – tugas kuliah. Dengan begitu faktor kecerdasan emosional yang diukur melalui pengendalian diri merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi. Pengaruh Motivasi terhadap Pemahaman Akuntansi Hasil uji regresi menunjukkan variabel emosi berpengaruh dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar motivasi yang dimiliki mahasiswa akan memungkinkan mahasiswa akan memperoleh prestasi akademik yang baik. Motivasi yang tinggi berarti bahwa mahasiswa lebih memiliki keinginan untuk melakukan sebuah tindakan demi mencapai apa yang menjadi tujuannya. Motivasi diri mahasiswa diantaranya adalah ditunjukkan dengan dimilikinya pengetahuan akan apa yang menjadi tujuan hidup, suka mencoba halhal baru, terus berusaha jika gagal, berperan serta dalam informasi dan gagasan, senang menghadapi tantangan untuk memecahkan masalah, akan berusaha menerobos hambatan yang ada, sulit menyerah pada saat menjalankan tugas yang sulit, tidak takut gagal, tertarik pada pekerjaan yang menuntut adanya ide baru dan sering melakukan instropeksi diri. Dengan adanya motivasi diri yang kuat dalam diri mahasiswa, maka semangat dan optimisme
Jurnal EKBIS /Vol. X/ No.1/edisi Maret 2014
4.
5.
untuk mendapatkan hasil yang diinginkan akan selalu menjadi tujuan mahasiswa. Motivasi menjadi penting dalam menjalankan pekerjaan sebagai seorang akuntan, tanpa motivasi kendala pekerjaan dapat terabaikan yang kemudian dampaknya dapat merugikan prestasi diri sendiri, lingkungan organisasi dan organisasi itu sendiri. Dengan begitu faktor kecerdasan emosional yang diukur melalui motivasi merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi. Pengaruh Empati terhadap Pemahaman Akuntansi Hasil uji regresi menunjukkan variabel empati tidak berpengaruh dan tidak signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini menjelaskan bahwa semakin besar empati yang dimiliki mahasiswa tidak langsung berkaitan dengan prestasi akademik yang baik. Empati yang besar berarti bahwa mahasiswa memiliki perhatian dan penghargaan yang besar pada orang lain. Besarnya empati dapat ditunjukkan diantaranya dengan banyaknya teman, kemampuan memahami perasaan orang lain, tidak ada perasaan bahwa orang lain akan menjatuhkan, dapat memahami sudut pandang orang lain, tidak canggung pada saat berbicara dengan orang lain yang tidak kenal, dapat membuat orang lain yang tidak dikenal berbicara tentang diri mereka, memiliki penyampaian yang menarik perhatian orang lain, dapat melihat rasa sakit orang lain, banyak yang meminta nasihat dan dapat menempatkan diri pada posisi orang lain. Mahasiswa mempunyai kemampuan dalam hal penolakan sinyal – sinyal emosi tubuh sendiri mulai dari mendengar, memahami yang berasal dari lingkungan pendidikan tinggi. Empati yang tinggi memberi mahasiswa banyak informasi dan semakin banyak informasi yang didapat, mahasiswa semakin dapat memahaminya. Namun demikian faktor kecerdasan emosional yang diukur melalui empati bukan merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi. Pengaruh Ketrampilan sosial terhadap Pemahaman Akuntansi Hasil uji regresi menunjukkan variabel ketrampilan social berpengaruh dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan ketrampilan sosial maka pemahaman akuntansi juga akan
6.
| 515
meningkat. Karena ketrampilan social menuntut diri untuk belajar bersosialisasi dengan orang lain dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Dengan begitu faktor kecerdasan emosional yang diukur melalui ketrampilan sosial merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi. Pengaruh Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, Empati, dan Ketrampilan sosial terhadap Pemahaman Akuntansi Hasil uji regresi menunjukkan variabel Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, empati dan Ketrampilan sosial terhadap Pemahaman Akuntansi berpengaruh dan signifikan terhadap pemahaman akuntansi. Hal ini berarti dengan semakin baiknya penerapan Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, empati dan Ketrampilan sosial terhadap Pemahaman Akuntansi maka pemahaman akuntansi juga akan meningkat. Karena Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, empati dan Ketrampilan sosial terhadap Pemahaman Akuntansi menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan untuk menanggapinya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Dengan begitu faktor kecerdasan emosional yang diukur melalui Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, empati dan Ketrampilan sosial terhadap Pemahaman Akuntansi merupakan suatu faktor yang akan mempengaruhi pemahaman akuntansi
KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN Berdasarkan uraian-uraian yang telah diungkapkan pada pembahasan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan yaitu: 1. Variable Pengenalan diri (X1) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) karena thitung untuk variabel pengenalan diri lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 3,252>2,015 dan probabilitas <α yaitu 0,002 < 0,05 2. Variable pengendalian diri (X2) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) karena thitung untuk variabel pengendalian diri lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,276>2,015 dan probabilitas <α yaitu 0,026< 0,05 3. Variable motivasi (X3) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) karena thitung
Jurnal EKBIS /Vol. X/ No.1/edisi Maret 2014
4.
5.
6.
untuk variabel motivasi lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,637>2,015 dan probabilitas <α yaitu 0,010< 0,05. Variable empati (X4) secara parsial mempunyai tidak berpengaruh signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) karena thitung untuk variabel empati kurang dari dari ttabel yaitu sebesar 0,116 < 2,015 dan probabilitas > α yaitu 0,908 > 0,05 Variable ketrampilan sosial (X5) secara parsial mempunyai pengaruh signifikan terhadap Pemahaman Akuntansi (Y) karena thitung untuk variabel ketrampilan sosial lebih besar dari ttabel yaitu sebesar 2,457>2,015 dan probabilitas <α yaitu 0,014< 0,05. Variabel Pengenalan diri, Pengendalian diri, Motivasi, Empati, dan Ketrampilan sosial secara simultan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi karena Fhitung 7,888 > Ftabel 6,61 maka H0 ditolak dan Ha diterima.
SARAN Adapun saran yang diberikan dari penelitian ini, adalah sebagai berikut: 1. Berdasarkan kesimpulan penelitian diharapkan menambahkan variable lain yang memungkinkan berpengaruh terhadap tingkat pemahaman akuntansi 2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sample yang lebih banyak dan menambahkan lokasi penelitian 3. Bagi masing-masing Universitas dapat dijadikan masukan untuk lebih mengembangkan system pendidikan Akuntansi yang ada dalam rangka menciptakan sumber daya manusia atau SDM yang berkualitas 4. Bagi mahasiswa dapat dijadikan masukan agar dapat mengembangkan kecerdasan emosional (EQ) atau merubah perilaku belajar mahasiswa untuk pemahaman akuntansi yang lebih baik. 5. Perlunya peningkatan dan pengembangan mata kuliah dalam pendidikan yang dapat menunjang proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Anggun Yuniani, 2010, "Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi", Skripsi Undip, Semarang Nggermanto, Agus, 2002,"Quantum Quotient: Kecerdasan Quantum", Bandung, Yayasan Nuansa Cendekia Rissyo Melandy & Nurna Aziza, 2006, " Pengaruh Kecerdasan Emosional
| 516
Terhadap Tingkat Pemahaman Akuntansi, Kepercayaan Diri Sebagai Variabel Pemoderasi", Simposium Nasional Akuntansi IX Padang.
Jurnal EKBIS /Vol. X/ No.1/edisi Maret 2014
| 517
Jurnal EKBIS /Vol. X/ No.1/edisi Maret 2014
| 518