JUARA PIMNAS-UNIVERSITAS BRAWIJAYA TH.2009
DESAIN KANDANG ANTI BANJIR UNTUK MENCEGAH KERUGIAN USAHA PETERNAKAN ITIK DI SEKITAR DAERAH ALIRAN SUNGAI BENGAWAN SOLO Oleh :
Abdul Wachid Kurniawan Dani P. Wahyuni
(NIM. 090610098) (NIM. 090710006) (NIM. 090710012)
FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS ISLAM LAMONGAN 2009
KERANGKA PIKIR
MANFAAT BENGAWAN SOLO KERUGIAN
AKIBAT BANJIR Korban banjir yang ada di Kabupaten Lamongan Jawa Timur
Daerah
9 Kecamatan
Penduduk
40.000 Jiwa
Kerugian
85,8 Miliar Infokom online, 2008
• Pengmas Fapet Unisla (2007) mencatat: - Korban banjir mencapai 6.000 KK - 75 persennya memiliki 10 – 25 ekor itik per KK - Saat banjir sedikitnya 75% x 6000 KK x 10 ekor itik/KK = 45.000 ekor itik hilang. - Harga rata-rata itik dewasa= Rp.25.000,- /ekor, maka kerugian di sektor peternakan itik saja adalah 45.000 ekor x Rp.25.000,- = Rp.1.125.000.000,-.
Diperlukan alternatif solusi ; Memodifikasi kandang yang aman dari bahaya banjir.
Mengadopsi Konsep Rumah Anti-banjir : Rumah Lanting di Kalimantan Selatan serta rumah amfibi di negara Belanda.
TELAAH PUSTAKA • Konsep mengapung memungkinkan rumah secara fleksibel mengikuti ketinggian air. Rumah dapat berdiri di atas tanah dan mengapung di atas air dengan sama baiknya. Desain ini membuat rumah mampu mengikuti ketinggian permukaan air pada saat banjir. (Manurung, 2005)
Hukum Archimedes menyatakan bahwa ”Sebuah benda yang tercelup sebagian atau seluruhnya ke dalam zat cair akan mengalami gaya ke atas yang besarnya sama dengan berat zat cair yang dipindahkannya”. Besarnya gaya ke atas menurut Hukum Archimedes ditulis dalam persamaan : Fa = ρ v g keterangan : Fa = gaya ke atas (N) V = volume benda yang tercelup (m3) ρ = massa jenis zat cair (kg/m3) g = percepatan gravitasi (N/kg) ( ITB Online, 2006 )
• Setelah hampir sepuluh abad mengendalikan laut dengan membuat kanal, pompa air raksasa, dan kincir angin, negara Belanda memang belum benar-benar kering bahkan air laut semakin mengancam akibat pemanasan global. Akhirnya dikenalkan desain rumah amfibi rancangan arsitek Koen Olthuis yang bisa berada di atas tanah atau mengapung di air. (Ristek Online, 2008)
Gambar 4. Rumah Amfibi rancangan Koen Olthuis (Ristek Online, 2008)
METODE PENULISAN
Metode : Studi Kasus Pengumpulan data :
Kualitatif : Observasi Lapang dan Studi Pustaka
Kuantitatif : data sekunder dari Internet
Analisis : Content Analysis (Nazir, 1999)
ANALISIS DAN SINTESIS • Hasil observasi lapang : – Kepemilikan ternak itik adalah 10 - 25 ekor – Ketinggian air saat banjir 0,5 – 3 meter
MODIFIKASI KANDANG
• Konsep Mengapung Rumah Apung
Kandang Anti banjir
Seluruh bagian bangunan harus bisa terapung
Hanya bagian lantai yang terapung
Perlu Gaya keatas (Fa) yang sangat besar
Gaya keatas tidak terlalu besar
Lantai rumah dibuat menyerupai lambung kapal
lantai dari RAKIT BAMBU
• Bambu : – Mudah di dapat – Murah – Awet – berbentuk silinder dan mempunyai volume sehingga bisa berfungsi sesuai dengan Hukum Archimides.
• Desain Kandang Anti banjir – Ketinggian kandang 4,5 meter atau lebih. – Sesuai dengan standar ideal yaitu : 4 x 4 m untuk 100 ekor itik (Marhijanto, 2000) – Maka p x l kandang = 4,5 m x 4,5 m – Memenuhi Perhitungan Hukum Archimides : • Jika digunakan 40 bambu diameter @10cm maka besar gaya ke atas (Fa) rakit tersebut adalah : Fa = ρ v g = 1000 kg/m3 x 1,589 m3 x 9,81 N/Kg = 15588,09 N. Jika dikonversi dalam kilogram : 15588,09 N dibagi 9,81N/Kg = 1589 Kg.
• Gambar desain lantai kandang dari rakit bambu 0,25 m
4m
0,25 m
0,25 m
4m
0,25 m Tali pengikat rakit
Batang bambu diameter @ 10 cm
Lubang untuk tiang penyangga
• Gambar desain kandang anti banjir, saat tidak ada air Atap genting
Tiang penyangga
Tinggi tiang penyangga 4,5 m
Rakit bambu
Tinggi pagar 1m
Jembatan itik 0,5 m Tiang penyangga bawah
• Gambar desain kandang anti banjir, saat ketinggian air naik Atap genting
4m 4m
Tiang penyangga
4,5 m
Rakit bambu
Ketinggian air 3m
Tiang penyangga bawah
Jembatan itik
• Tabel Biaya Pembuatan Kandang Anti banjir kapasitas 100 ekor itik No
Uraian
Biaya (Rp)
1
Bambu lantai rakit 45 batang @ Rp.7.000,-
315.000
2
Bambu untuk tiang 4 batang @ Rp.10.000,-
40.000
3
Atap genting 500 buah @Rp.300,-
150.000
4
Paku 2 Kg. @ Rp.10.500,-
21.000
5
Tali pengikat rakit 3 Kg @ Rp. 18.000,-
54.000
6
Semen 1 sak
45.000
7
Pasir 2 sak @ Rp 7.500,-
15.000
8
Upah tenaga kerja 2 orang selama 4 hari @ Rp.35.000,Total Jumlah
280.000 920.000
• kerugian yang dicegah kandang antibanjir dalam Usaha Penggemukan itik jantan No Uraian Biaya (Rp.) 100 ekor 1.
Penyusutan Kandang Rp.920.000 : 30 periode (5 tahun)
2.
Penyusutan alat Rp.50.000 : 12 periode (2 tahun)
3.
Bibit DOD @ Rp. 1.800/ekor
4.
Pakan (ransum) Konsentrat 0.25Kg/ekor X Rp. 4.000/kg Pakan basal 3 kg/ekor x Rp. 200/kg
5.
Obat dan Lain-lain
25 ekor
10 ekor
30.666
30.666
30.666
4.116
4.116
4.116
180.000
45.000
18.000
100.000
25.000
10.000
60.000
15.000
6.000
10.000
2.500
1.000
Lanjutan No
Uraian
Biaya (Rp.) 100 ekor
25 ekor
10 ekor
5.
Penjualan itik Rp.11.000/ekor x 90%
990.000
253.000
99.000
6.
Keuntungan per periode (2 bulan)
705.218
130.718
29.218
7.
BEP Kandang
1,3 periode
7 periode
31 periode
8.
Kerugian yang dapat dicegah oleh kandang anti-banjir dalam kurun 5 tahun (30 periode)
21.156.540
3.921.540
876.540
HASIL KAJI TERAP
KESIMPULAN DAN SARAN • KESIMPULAN – Kerugian usaha peternakan itik akibat meluapnya Sungai Bengawan Solo bisa dicegah dengan membuat kandang anti banjir dengan desain terapung.
• SARAN – Perlu peran serta Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat dalam mengaplikasikan desain ini guna mencegah kerugian dari usaha peternakan itik tersebut. Kemudian perlu dilakukan penelitian maupun penulisan lebih lanjut tentang kandang anti banjir untuk ternak besar seperti sapi. Penggunaan drum bekas yang dirakit sebagai lantai kandang juga perlu di kaji lebih lanjut.