Terbitan No. 1, Mei 2009
newsletter Mengapa Kebudayaan? Tujuan, Komponen Utama Bagaimana cara kerjanya?, Tentang PNPM Mandiri Perdesaan, Kegiatan‐Kegiatan Mendatang Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan Desa
Perkembangan Terkini Dari bulan Mei sampai Agustus 2008, tim Inisiatif Komunitas Kreatif menghadiri putaran pertama lokakarya pelatihan Komunitas Kreatif di Jakarta, Solo, Padang dan Kupang. Dengan menggunakan pendekatan berpikir aset (asset‐based thinking), para pelatih dari Inspirit Innovation Circles mengajak peserta untuk mengidentifikasi dan memetakan kekuatan dan aset budaya di kecamatan mereka, dan mengembangkan strategi untuk memanfaatkan sumber daya tersebut untuk memenuhi kebutuhan lokal. Para pelatih menggunakan berbagai alat bantu – mulai dari majalah dan film sampai puisi dan pertunjukan teater – untuk menciptakan lokakarya yang menyegarkan dan membangkitkan minat. Setelah pelatihan, tim‐tim lokal menyampaikan informasi tentang Komunitas Kreatif melalui berbagai pertemuan formal, kunjungan dari rumah ke rumah, bahkan pasar budaya dan pertunjukan‐pertunjukan. Setiap komunitas memilih sebuah Tim Kreatif dan Kader Budaya yang pada gilirannya akan menjelaskan program kepada masyarakat. Untuk informasi lebih lanjut tentang Komunitas Kreatif, silahkan hubungi: Yayasan Kelola Jalan Cikatomas II No. 33, Jakarta 12180 Melalui Website: www.dayabudaya.com Tel. 021‐7399311 Email:
[email protected]
Di beberapa lokasi, sebagian tim masih membahas gagasan‐gagasan kegiatan dengan masyarakat namun beberapa tim lain telah menyampaikan gagasan mereka berupa proposal untuk diverifikasi. Di Jawa Tengah, fasilitator bekerja sama dengan kelompok‐kelompok kebudayaan untuk menyampaikan tujuan dan proses PNPM Mandiri Perdesaan, seperti melalui pagelaran musik dengan pesan‐pesan sosial dan pasar produk kerajinan untuk memperlihatkan bakat‐bakat kreatif lokal. Beberapa gagasan yang telah diajukan sejauh ini meliputi festival kesenian dan budaya, film dokumenter tentang pertanian organik, dokumentasi tradisi lokal, pembelajaran keterampilan kreatif bagi kaum muda, dan kegiatan‐kegiatan yang terkait dengan wisata budaya. Di tingkat lokal, kegiatan‐kegiatan Komunitas Kreatif yang diadakan bersamaan dengan kegiatan‐kegiatan PNPM Mandiri Perdesaan telah meningkatkan angka kehadiran dan partisipasi secara signifikan.
Tentang Komunitas Kreatif Diluncurkan pada bulan Mei 2008, Komunitas Kreatif adalah suatu program percontohan yang unik dengan tujuan memanfaatkan perspektif kebudayaan dalam Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perdesaan. Komunitas Kreatif mengakui bahwa pembangunan sosial dan ekonomi berhubungan erat dengan kebudayaan, dan bahwa memobilisasi nilai‐nilai sosial dan ekonomi dari kebudayaan dalam berbagai bentuknya yang berbeda‐beda dapat membantu memberdayakan dan memberikan manfaat kepada rakyat miskin atau yang termarjinalkan di Indonesia. Komunitas Kreatif juga merupakan kolaborasi yang luar biasa antara program pemerintah Indonesia berskala besar, Bank Dunia dan organisasi swasta nirlaba Indonesia Yayasan Kelola, dengan dukungan dari Japan Social Development Fund. Yayasan Kelola merupakan organisasi manajemen kesenian di Indonesia dengan berbagai program yang meningkatkan dan mendorong vitalitas kesenian dan kebudayaan Indonesia. Yayasan Kelola melaksanakan inisiatif, yang memberikan hibah‐hibah dalam jumlah kecil (seluruhnya mencapai $822.000) kepada masyarakat di kecamatan‐kecamatan di Jawa Tengah, Sumatra Barat dan Nusa Tenggara Timur. Hibah‐hibah ini mendukung kegiatan‐kegiatan budaya dan industri kreatif kecil.
Mengapa Kebudayaan? Apa hubungan antara kebudayaan dengan kemiskinan? Kebudayaan dan kemiskinan dapat dipahami dalam arti yang sangat berbeda. Kemiskinan bukan sekadar terbatasnya penghasilan atau pengeluaran. Bagi orang miskin, keluar dari kemiskinan antara lain membutuhkan visi untuk hidup keluar dari kemiskinan dan solusi yang Untuk informasi lebih lanjut tentang Komunitas Kreatif, silahkan hubungi: Yayasan Kelola Jalan Cikatomas II No. 33, Jakarta 12180 Melalui Website: www.dayabudaya.com Tel. 021‐7399311 Email:
[email protected]
kreatif untuk mewujudkan visi tersebut. Di pihak lain, kebudayaan bukan hanya berarti kesenian. Kebudayaan adalah istilah yang kompleks dan, dalam penerapannya secara umum, dapat mengacu kepada nilai‐nilai; perilaku sendiri, masyarakat dan bagaimana dunia bekerja; serta praktek‐prkatek sosial, ritual dan simbolis. Maka, dalam penggunaannya yang paling luas, kebudayaan dapat juga mencakup bidang ekonomi, hukum, agama dan politik. Sama halnya dengan setiap masyarakat, Indonesia mempunyai keragaman budaya dan kaya akan ekspresi artistik – hanya sebagian dari apa yang kita sebut kebudayaan. Kegiatan‐kegiatan budaya sangat banyak dan dapat kita jumpai di sekitar kita – mulai dari contoh‐contoh yang jelas seperti musisi gamelan Jawa tradisional atau penenun kain ikat di Flores, sampai kepada musisi jalanan, pembuat film, penulis dan jurnalis, bahkan orator yang mudah ditemukan di pertemuan‐ pertemuan desa yang memperlihatkan keterampilan retorik luar biasa dari orang‐ orang Indonesia. Inisiatif Komunitas Kreatif bertujuan untuk menggali bagaimana kegiatan‐kegiatan budaya yang kreatif dapat membantu kaum miskin. Proyek percontohan ini menyebarluaskan asumsi program PNPM Mandiri Perdesaan bahwa pembangunan sosial dan ekonomi muncul dari aspirasi masyarakat lokal dan bukan dari atas ke bawah (top‐down). Inisiatif Komunitas Kreatif menjawab sejumlah pertanyaan pembangunan. Apakah kebudayaan dapat membantu memfokuskan konsep perilaku moral atau aspirasi masa depan masyarakat? Apakah kesenian – teater, pagelaran, seni visual, desain dan media digital – dapat membantu meningkatkan keterampilan kepemimpinan secara etis, mendorong kebanggaan kelompok secara positif, atau menganjurkan keharmonisan antar kelompok? Bagaimana energi kreatif dapat dimanfaatkan untuk memperluas ruang gerak masyarakat, mendorong partisipasi masyarakat yang lebih luas dalam pengambilan keputusan, atau meningkatkan pembahasan publik dan pengawasan masyarakat terhadap program‐program pemerintah, termasuk PNPM Mandiri Perdesaan itu sendiri? Apakah kegiatan‐kegiatan budaya, bila diartikan secara luas, dapat membantu melibatkan kaum perempuan serta kelompok‐kelompok yang sangat miskin dan termarjinalkan lainnya dalam program PNPM Mandiri Perdesaan pemerintah? Apakah kegiatan‐kegiatan budaya tersebut dapat meningkatkan partisipasi, meningkatkan penghasilan, menyediakan pekerjaan, dan menarik perhatian kepada masalah‐masalah sosial yang sulit?
Untuk informasi lebih lanjut tentang Komunitas Kreatif, silahkan hubungi: Yayasan Kelola Jalan Cikatomas II No. 33, Jakarta 12180 Melalui Website: www.dayabudaya.com Tel. 021‐7399311 Email:
[email protected]
Tujuan Komunitas Kreatif: • Memperkuat masyarakat dengan mengembangkan aset‐aset budaya • Menyediakan saluran ekspresi dan memberikan kesempatan bagi kelompok‐kelompok miskin dan yang termajinalkan untuk terlibat • Mendorong pembangunan yang menyeimbangkan kebutuhan pokok sosial dan budaya. • Meningkatkan kesadaran pekerja pembangunan, pejabat pemerintah dan stakeholder lain tentang nilai dari sumber daya budaya, dan meningkatkan kapasitas mereka untuk memanfaatkan sumber daya tersebut
Komunitas Kreatif Mendukung: • Kegiatan‐kegiatan masyarakat yang mengembangkan nilai‐nilai sosial dan/atau ekonomi dari kebudayaan • Kolaborasi antara staf kecamatan PNPM Mandiri Perdesaan dan kelompok‐kelompok budaya lokal untuk menyelesaikan masalah‐masalah sosial seperti partisipasi kaum perempuan, pemberantasan korupsi atau diskriminasi. • Kegiatan‐kegiatan budaya oleh organisasi lokal untuk memperkuat masyarakat dan menyelesaikan masalah‐masalah sosial lokal. • Paket‐paket pelatihan untuk industri kreatif lokal
Untuk informasi lebih lanjut tentang Komunitas Kreatif, silahkan hubungi: Yayasan Kelola Jalan Cikatomas II No. 33, Jakarta 12180 Melalui Website: www.dayabudaya.com Tel. 021‐7399311 Email:
[email protected]
Bagaimana Cara Kerjanya? Komunitas Kreatif menyediakan hibah untuk kegiatan‐kegiatan sosial dan budaya melalui suatu proses yang didasarkan atas struktur program PNPM Mandiri Perdesaan. Namun, tidak seperti PNPM, dana disalurkan langsung dari organisasi swasta nirlaba, Yayasan Kelola (penerima hibah dari Japan Social Development Fund), kepada unit‐unit manajemen kecamatan. 1. Pelatihan dan Komunikasi
• Pelatihan diberikan kepada tim‐tim IKK kecamatan • Tim‐tim lokal mengkomunikasikan tujuan dan proses Komunitas Kreatif kepada masyarakat • Masyarakat memilih Tim Kreatif di tingkat kecamatan dan Koordinator Budaya di tingkat desa • Pelatihan Tim Kreatif dan Koordinator Budaya
5. Pemantauan & Evaluasi • Pemantauan melalui pengawasan di lapangan dan laporan berkala oleh Koordinator Provinsi • Audit independen & studi evaluasi dilakasanakan oleh pihak luar di akhir proyek
2. Mengidentifikasi Aset Budaya Warga desa mengidentifikasi dan memetakan sumber daya budaya
4. Pelaksanaan Warga desa melaksana‐ kan proposal‐proposal yang terpilih
3. Penetapan Visi dan Rencana • Warga desa membahas visi budaya dan mengembangkan strategi untuk mencapainya • Gagasan-gagasan dikembangkan menjadi proposal; Yaysan Kelola memverifikasi bahwa proposal memenuhi kriteria proyek, dan Tim Kreatif lokal membuat pilihan final
Kegiatan-Kegiatan Mendatang Januari‐Maret 2009 • Verifikasi proposal • Pencairan hibah kepada masyarakat dan organisasi lokal • Pelaksanaan kegiatan yang terpilih • Pelaksanaan paket pelatihan untuk industri budaya kecil April‐Mei 2009 • Acara budaya antar desa • Studi evaluasi • Audit eksternal Juni 2009 • Presentasi temuan‐temuan evaluasi
Tentang PNPM
Pada bulan Agustus 2006, Pemerintah Indonesia meluncurkan Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM), suatu program pembangunan masyarakat nasional yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan dan meningkatkan tata kelola pemerintahan tingkat lokal di Indonesia. PNPM beroperasi di daerah pedesaan dan perkotaan, yang mencakup pengalaman keberhasilan dalam penerapan pendekatan pembangunan berbasis masyarakat selama bertahun‐tahun. PNPM Pedesaan berfokus pada masyarakat pedesaan termiskin di Indonesia. Program ini menyediakan hibah blok yang bernilai sekitar Rp 500 juta sampai 1,5 milyar (US$50.000 sapai US$150.000) bagi kecamatan‐ kecamatan berdasarkan jumlah penduduk. Warga desa ikut serta dalam perencanaan partisipatif dan proses pengambilan keputusan untuk mengalokasikan sumber daya ini dalam memenuhi kebutuhan pembangunan dan prioritas yang mereka tetapkan sendiri. Kegiatan PNPM akan mencakup seluruh wilayah nasional pada tahun 2009, yang terdiri dari 363 kabupaten, 4.290 kecamatan dan 59.166 desa atau sekitar 140 juta orang. PNPM didanai melalui alokasi anggaran pemerintah, hibah donor dan pinjaman dari Bank Dunia.
Untuk informasi lebih lanjut tentang Komunitas Kreatif, silahkan hubungi: Yayasan Kelola Jalan Cikatomas II No. 33, Jakarta 12180 Melalui Website: www.dayabudaya.com Tel. 021‐7399311 Email:
[email protected]
Kegiatan Budaya Meramaikan Pertemuan Desa Di sejumlah kecamatan yang tersebar di seluruh Jawa Tengah, acara PNPM Mandiri Perdesaan mengalami perubahan. Suasana pertemuan desa ini menjadi kurang formal dan jumlah yang hadir meningkat. “Musyawarah seperti ini biasanya sangat formal. Tidak ada yang tersenyum,” kata Agus Susanto, seorang tenaga pendamping lokal untuk Kecamatan Karangtengah di Wonogiri. Ketika inisiatif Komunitas Kreatif pertama kali dimulai pada tahun 2008, Agus dan beberapa fasilitator PNPM Mandiri Perdesaan lokal mengundang beberapa kelompok penyanyi untuk mengisi acara di pertemuan masyarakat. Sekarang, warga desa sendiri yang bernyanyi. Partisipasi telah meningkat. Di tingkat kecamatan, jumlah undangan yang hanya 30 orang telah melonjak menjadi 100 orang. Di lima desa di Karangtengah, di mana pertemuan PNPM Mandiri Perdesaan hanya dihadiri rata‐rata 50 sampai 60 peserta, acara gabungan PNPM Mandiri Perdesaan dan Komunitas Kreatif telah menarik pengunjung yang seluruhnya berjumlah 675 orang, lebih dari dua kali jumlah biasanya. “Semua orang di desa datang,” kata Agus. “Kaum perempuan dulu hanya duduk di belakang karena malu. Tetapi sekarang, mereka duduk di depan, dan mereka berani berbicara.”
Acara sosialisasi desa di kecamatan Gondangrejo seperti yang didokumentasikan oleh Koordinator Provinsi dalam bentuk alur cerita komik. Fasilitator mengenakan kostum adat Jawa untuk melakukan lakon pendek yang menjelaskan program. Sebuah pasar seni diadakan untuk memamerkan hasil kerajinan kreatif dari desa‐desa.
Di Kecamatan Tawangmangu, Karanganyar, Komunitas Kreatif memberikan suara baru dalam proses pembangunan. “Pertemuan desa kami telah berubah,” kata Sandi, seorang pendamping lokal. “Biasanya pertemuan bersifat dari atas ke bawah, dengan hanya satu orang pembicara. Sekarang, ada dialog dua arah.” Pemuda mendapatkan posisi yang penting dalam Komunitas Kreatif, yang dulunya tidak termasuk dalam PNPM Mandiri Perdesaan di Tawangmangu. Di Kecamatan Kalijambe, Sragen, lebih dari 400 orang – kebanyakan belum pernah menghadiri pertemuan PNPM Mandiri Perdesaan– bergerombol datang untuk menyaksikan atraksi lokal yang disebut Menara Pandang Sragen selama sehari pertunjukan dan pameran oleh artis lokal dan kelompok anak‐anak. Sambil melawak, sang pembawa acara menyampaikan informasi tentang PNPM Mandiri Perdesaan dan Komunitas Kreatif kepada orang banyak. “Inilah seni! Setiap orang menginginkannya,” kata Ibu Warini, seorang anggota Tim Kreatif Kalijambe. “Semua orang datang, dan jika tidak datang, mereka akan merasa rugi.”
Untuk informasi lebih lanjut tentang Komunitas Kreatif, silahkan hubungi: Yayasan Kelola Jalan Cikatomas II No. 33, Jakarta 12180 Melalui Website: www.dayabudaya.com Tel. 021‐7399311 Email:
[email protected]