Newsletter Quality Standard for Management Education
Vol. 3 No. 1 Juni 2015
Sarasehan APMMI Mengenai Permendikbud No 49 tahun 2014 Pada tanggal 14 Desember 2014 APMMI melakukan pertemuan di Hotel Bumi Surabaya terkait Peraturan Menteri No 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT), terutama standar pendidikan pasal 17 yang menyebutkan bahwa untuk memenuhi capaian pembelajaran program magister, mahasiswa wajib menempuh beban studi sebesar 72 SKS dengan masa studi satu setengah hingga empat tahun. Pada pertemuan tersebut dilakukan paparan dari empat program Magister Manajemen Anggota APMMI yaitu MM-UGM, MM-UNPAD, MM-PPM dan MM-UB tentang pandangan dan sikap terkait permendikbud tersebut dilanjutkan dengan diskusi dan sharing dari seluruh anggota APMMI yang hadir. Berikut ini beberapa hal penting yang dicatat di dalam diskusi: 1. Beban 72 SKS untuk program magister didasarkan atas asumsi bahwa mahasiswa belajar selama 8-9 jam per hari. Asumsi ini dinilai tidak sesuai untuk mahasiswa program eksekutif/kelas sore.
2. Beberapa prodi akan menjalankan permendikbud tersebut dengan menyiapkan strategi alokasi SKS tambahannya diantaranya memperhitungkan beban matrikulasi sebagai tambahan SKS dan memunculkan tiga mata kuliah baru yang terkait dengan tesis dan publikasi hasil penelitian. Sementara beberapa prodi berkeberatan dan tidak menyiapkan strategi apapun. Umumnya prodi tersebut mempermasalahkan tujuan yang ingin dicapai dari aturan yang ditetapkan di dalam permendikbud tersebut. 3. Peserta sepakat bahwa isu terbesar ada pada biaya, waktu studi dan ketersediaan jurnal untuk publikasi. Secara umum anggota APMMI sependapat bahwa diperlukan naskah akademik dari APMMI untuk menanggapi permendikbud tersebut. Akhir-akhir ini muncul wacana bahwa Kemenristek dan Dikti telah meminta Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk mengkaji ulang Permen 49. Sejauh ini BSNP baru mendapatkan masukan dari UI dan UGM berupa penyampaikan keberatannya. BSNP berencana akan mengundang Perguruan Tinggi untuk FGD sebagai rekomendasi ke Kemenristek dan Dikti.
Sarasehan APMMI mengenai Permendikbud No. 154 tahun 2014 Sebagaimana surat Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan - Dirjen Dikti No. 0404/F3.2/2015 tertanggal 2 Februari 2015 bahwa dengan adanya Perubahan Nomenklatur Kementerian Pendidikan Tinggi dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menjadi Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi, maka perlu dilakukan penyelarasan berbagai peraturan menteri yang diantaranya adalah Permendikbud No. 154 tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi.
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - Dirjen Dikti masih memberikan kesempatan kepada perguruan tinggi untuk memberikan usulan terkait nomenklatur tersebut. Oleh karena itu Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI), telah mengadakan sarasehan/diskusi di MB-IPB pada tanggal 20 Februari 2015. Hasil sarasehan telah dituangkan dalam surat dan dikirimkan ke Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Pendidikan TinggiKemenristek dan Dikti. Berikut adalah butir-butir rekomendasi dan usulan APMMI kepada Dirjen Dikti.
Berdasarkan draft lampiran Peraturan Menteri tersebut disebutkan bahwa gelar MM yang selama ini kita kenal hanya untuk Program Studi S2 Manajemen, tanpa membedakan orientasinya apakah program studi tersebut “More Scientific Development” atau “More Problem Solving Oriented”. Sebagai alternatif Program Studi MM yang kita kenal selama ini dapat menggunakan gelar MAB atau M.Bns.
Newsletter
1
Nomor Lampiran Perihal
: 006/APMMI/02.2015 :: Usulan Penyesuaian Gelar Magister Manajemen (MM)
Kepada Yth. Dr. Ir. Illah Sailah Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi - Kemenristek dan Dikti di Jakarta Sehubungan dengan surat Nomor 0404/E3.2/2015 tertanggal 2 Februari 2015 perihal Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi, Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI) telah menyelenggarakan simposium pada tanggal 20 Februari 2015 di MB-IPB dengan menghasilkan rekomendasi sebagai berikut: 1. Selama ini gelar Magister Manajemen (MM) digunakan oleh program studi Magister dalam bidang manajemen yang berorientasi pemecahan masalah (problem solving oriented), sedangkan program studi yang lebih mengedepankan sains manajemen menggunakan gelar Magister Sains/Ilmu Manajemen (MSM atau MIM). Kedua program studi S2 ini merupakan jalur pendidikan akademik dan telah berjalan beriringan dengan harmonis dan telah dikenal baik oleh masyarakat perbedaan diantara keduanya. 2. Gelar Magister Manajemen yang telah dikenal masyarakat (bahkan masyarakat internasional) selama lebih dari dua dekade telah menjadi sebuah “brand” yang diasosiasikan dengan harapan tertentu di benak konsumen. Gelar Magister Manajemen diperkenalkan pertama kali oleh Direktorat Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan pada tahun 1988. Sesuai dengan sejarahnya, gelar MM diasosiasikan sebagai adaptasi Indonesia terhadap program Master of Business Administration (MBA) yang banyak dikenal di negara lain. Oleh karena itu, beberapa program studi yang masih menggunakan gelar MBA atau MAB seperti ITB dan UGM tetap bernaung (bahkan menjadi salah satu pendiri) Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI). 3. Berdasarkan Permendikbud No. 154 tahun 2014, gelar Magister Manajemen telah ditetapkan sebagai gelar Magister untuk seluruh program studi Manajemen sehingga tidak dapat lagi terbedakan oleh pasar antara MSM/MIM dengan MM. Jika keputusan ini diimplementasikan, maka dikhawatirkan konsumen akan mengalami kekecewaan karena memilih program studi yang dalam kenyataannya berbeda dengan yang mereka harapkan. 4. Disadari bersama bahwa membangun sebuah “brand” bukanlah pekerjaan yang mudah karena diperlukan upaya khusus untuk mengedukasi konsumen dan waktu yang lama untuk dapat diterima masyarakat. Dengan demikian, program yang menawarkan gelar MM dengan segala asosiasi dan ekspektasi yang dikandungnya akan memerlukan upaya yang keras dan waktu yang lama untuk melakukan re-branding. Jauh lebih mudah untuk mereposisi gelar Magister Manajemen untuk S2 Manajemen secara keseluruhan dengan mengintroduksi gelar baru Magister Sains/Ilmu Manajemen dalam Permendikbud. Gelar tersebut tidak memerlukan sosialisasi lagi karena memang selama ini telah dikenal masyarakat berdampingan dengan gelar MM. Jika pencantuman Ilmu ingin dihindarkan dalam gelar dan nama program studi, maka Permendikbud sendiri menjadi tidak konsisten karena masih banyak ditemukan nama program studi/gelar yang mengandung kata “Ilmu” seperti Sains/Ilmu Kepolisian (M.I.K), Sains/Ilmu Studi Pemerintahan (M.I.P), Sains/Ilmu Komputasi (M.Si.Kom), dan Sains/Ilmu Komunikasi (M.I.Kom). 5. Jika gelar MM ingin direposisi menjadi MAB (sudah terakomodasi dalam Permendikbud), maka berbagai universitas yang telah memiliki Fakultas Ilmu Administrasi (kasus UB dan UNPAD) atau FISIP (kasus UI) yang telah lama menawarkan PS Magister Administrasi Bisnis/Niaga akan menghadapi masalah. Berdasarkan butir-butir argumen di atas, maka APMMI mengusulkan: 1. Ada kerancuan dan ketidak-konsistenan dalam pencantuman kode PS Manajemen dalam Permendikbud. Dalam Permendikbud, PS Manajemen diberi kode 6 pada kolom ketiga yang berarti termasuk dalam rumpun ilmu Terapan, sedangkan menurut SISDIKNAS seharusnya diberi kode 3 karena PS Manajemen termasuk dalam rumpun ilmu Sains Sosial. 2. Gelar MM tetap seperti saat ini diperuntukkan untuk PS Manajemen dengan orientasi problem solving. Untuk PS Manajemen dengan orientasi sains diusulkan untuk menggunakan MSM seperti yang selama ini telah berjalan sehingga perlu ditambahkan dalam Permendikbud. 3. Karena ruh program MM adalah program MBA di negara lain yang ditunjukkan oleh Capaian Pembelajaran (CP) MM dan MAB/MBA yang lebih kurang sama, maka secara alamiah MAB dan MM akan didorong untuk melebur menjadi satu. Berapa lama proses dan konsekuensi penamaan PS dan gelar akan dibicarakan dan disepakati diantara para pihak yang terkait. Suatu perguruan tinggi didorong untuk hanya memiliki satu Program Studi MM atau MAB/MBA saja. Demikian usulan dari kami. Atas perhatian dan kerjasama yang baik, kami ucapkan terima kasih. Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec Dr. Ir. Tengku Ezni Balqiah, M.E Ketua Sekretaris
2
Newsletter
Vol. 3 No. 1 Juni 2015
Quality Standard for Management Education
Edaran Menristekdikti tentang Penundaan Implementasi Permendikbud No 49, 73, 95 dan 154 Tahun 2014 Tepat pada hari Kebangkitan Nasional, 20 Mei 2015, pemerintah memberikan angin segar kepada segenap pemangku kepentingan, pengguna dan masyarakat yang terkait dengan empat permendikbud yaitu nomor 49. 73, 95 dan 154. Terkait Permendikbud No 49 tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Permendikbud No. 154 tahun 2014 mengenai Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi, Kemenristekdikdi menetapkan agar perguruan tinggi menunda implementasi kedua permendikbud tersebut. Surat edaran Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia
Nomor 01/M/SE/V/2015 tersebut juga mencakup permendikbud nomor 73 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan Nomor 95 tentang Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta. Selengkapnya mengenai surat edaran tersebut disampaikan dibawah ini :
MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA SURAT EDARAN NOMOR: 01/M/SE/V/2015 TENTANG EVALUASI PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN Yth: 1. Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri di lingkungan Kemenristekdikti 2. Koordinator Kopertis I s.d. XIV 3. Pimpinan Perguruan Tinggi di Kementerian dan Lembaga Lain Landasan Hukum: 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 2. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi Dalam rangka evaluasi beberapa Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan yang berkaitan dengan Pendidikan Tinggi, dengan hormat kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: 1. Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi telah menerima berbagai masukan dari pemangku kepentingan, pengguna, dan masyarakat terhadap implementasi Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan: a) Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; b) Nomor 73 Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 55 Tahun 2013 tentang Biaya Kuliah Tunggal dan Uang Kuliah Tunggal pada Perguruan Tinggi Negeri di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; c) Nomor 95 Tahun 2014 tentang Pendirian, Perubahan, dan Pembubaran Perguruan Tinggi Negeri serta Pendirian, Perubahan, dan Pencabutan Izin Perguruan Tinggi Swasta; dan d) Nomor 154 Tahun 2014 tentang Rumpun Ilmu Pengetahuan dan Teknologi serta Gelar Lulusan Perguruan Tinggi. 2. Menindaklanjuti hal tersebut di atas, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi akan mengevaluasi kembali Peraturan Menteri sebagaimana yang dimaksud pada angka 1. 3. Dengan ini dimohon perhatian Saudara terhadap ha1-ha1 sebagai berikut: a) Agar perguruan tinggi menunda implementasi Peraturan Menteri sebagaimana dimaksud pada angka 1 huruf a dan huruf d; b) Uang Kuliah Tunggal untuk mahasiswa PTN, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi tetap akan meilindungi mahasiswa yang kurang mampu secara ekonomi, paling sedikit 20% dari mahasiswa baru; c) Uang kuliah Tunggai yang ditanggung oleh 80% mahasiswa baru (di luar huruf b di atas) disesuaikan dengan kemampuan ekonomi orang tua mahasiswa atau pihak lain yang membiayai. Demikian surat edaran ini untuk dipedomani dan mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan. Atas perhatian dan kerja sama yang baik kami ucapkan terima kasih. Jakarta, 20 Mei 2015, Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia, Mohamad Nasir
Newsletter
3
APMMI workshop on
“Online and Blended Education for MBA/MM Programs” Didorong oleh kemajuan teknologi internet dan komunikasi (ICTs) yang sangat cepat serta tantangan global yang dihadapi oleh program MBA/MM, platform pembelajaran secara online dan “blended learning” yang efisien dan dan efektif memiliki potensi yang sangat besar dalam meningkatkan kualitas pendidikan pascasarjana manajemen dan bisnis. Namun sayang bahwa sejauh ini pemanfaatan ICTs dalam pembelajaran dalam pendidikan pascasarjana manajemen dan bisnis belum merata dan belum optimal. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya penggunaan ICTs dalam pembelajaran. Relevan dengan hal tersebut di atas, Asosiasi Program Magister Manajemen Indonesia (APMMI) pada tanggal 5 Juni 2015 menyelenggarakan workshop yang membahas strategi dan model yang tepat dalam memanfaatkan pedagogi dan teknologi terdepan dalam mendorong inovasi dalam pembelajaran bertempat Telkom Group Leadership BuildingBandung dengan tuan rumah Program Magister Manajemen Universitas Telkom (MM Tel-U). Workshop ini sangat relevan bagi para pengelola sekolah bisnis (MBA/MM) dan staf pengajar yang tertarik dalam menggunakan teknologi pembelajaran yang mutakhir berbasis ICT dalam rangka meningkatkan kualitas
pembelajaran dan memperluas akses program MBA/ MM dan program pendidikan eksekutif non-gelar yang ditawarkan. Peserta mendapatkan wawasan tentang bagaimana meningkatkan program online yang ada dan menggabungkan komponen “blended learning” ke dalam program tatap muka yang selama ini dilaksanakan. Hadir sebagai pembicara pada sesi-1 Prof. Tian Belawati (Rektor Universitas Terbuka) dengan paparan “Emergent models of Massive Online Open Courses (MOOCS) in management and business education” dan pembicara sesi-2 Dr. Arief Daryanto, MEc (Ketua APMMI dan Direktur MB-IPB) dengan topik “Blended learning models in management and business education”. Siang hari akan dilanjutkan dengan Workshop-1 oleh Dekan FEB Universitas Telkom (Dodie Tricahyono, Ph.D) tentang “Blended learning for MBA/MM education: Facing challenges and finding solutions” dilanjutkan Workshop-2 terkait peranan Digital Business Division Telkom dalam mendukung peningkatan kualitas pembelajaran. Kegiatan diakhiri dengan dinner, ramah tamah dan performance di Saung Udjo.
ABEST21 Accreditation Seminar in Indonesia 2015
Menyadari pentingnya akreditasi internasional, berbagai perguruan tinggi/program studi anggota APMMI berupaya untuk meningkatkan sistem penjaminan mutu yang diakui secara internasional, salah satunya melalui akreditasi internasional oleh Alliance on Business Education and Scholarship for Tomorrow, a 21th Century Organization (ABEST21). Beberapa prodi
4
Newsletter
MM yang telah memperoleh akreditasi internasional ABEST21 adalah MM-Universitas Indonesia, MMUniversitas Brawijaya, MM-Universitas Padjajaran dan MM-Universitas Diponegoro sedangkan tujuh prodi MM anggota lainnya sedang mempersiapkan Self Evaluation Report (SER) setelah pada tanggal 4 -6 November 2014 lalu telah mempresentasikan Accreditation Plan (AP) di Tokyo. Prodi tersebut adalah MB-IPB, MM-Sekolah Tinggi Manajemen PPM, MM-Telkom University, MMUniversitas Airlangga, MIE-Universitas Brawijaya, MMUniversitas Lampung dan MM-Universitas Sebelas Maret. Dalam rangka memberikan pemahaman terkait prinsip dan langkah-langkah proses akreditasi, utamanya mengingat terdapat perubahan mendasar
Vol. 3 No. 1 Juni 2015
Quality Standard for Management Education tentang kriteria/indikator dalam proses akeditasi internasional ABEST21, maka pada tanggal 7 April 2015 diselenggarakan “ABEST21 Accreditation Seminar in Indonesia 2015” di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya (FEB UB). Beberapa perubahan yang disampaikan dalam penyusunan dokumen akreditasi meliputi (1). The outline of the accreditation plan pada bab satu ditambahakan
penjelasan mengenai indikator uniqueness in the school’s management education; (2). The Strategies for enhacing the Quality of Management Education pada bab dua terdapat indikator baru yaitu globalizing the School’s Management Education, Humanizing the School’s Management Education, dan Collaborating with Industries in Management Education.
IPB Buka Program Sarjana Sekolah Bisnis
Tahun Akademik 2015/2016, Institut Pertanian Bogor (IPB) membuka Program Studi Sarjana (S1) Bisnis yang merupakan bagian dari Sekolah Bisnis IPB (SB-IPB). Program studi ini dirancang untuk merespon tuntutan bangsa dan pasar agar lahir para wirausahawan muda yang handal, yang mampu mengelola kekayaan sektor pertanian, kelautan dan bio-sains tropika yang dimiliki oleh Indonesia secara profesional dan berkelanjutan. Jumlah wirausahawan muda dalam bidang bisnis dan industri berbasis pertanian, kelautan dan biosains tropika, saat ini dinilai masih sangat kurang dibandingkan dengan kebutuhan bangsa. Bekal ilmu pengetahuan yang komprehensif dan implementatif belum cukup dalam mempersiapkan para mahasiswa untuk menjadi entrepreneur. Untuk itu, di SB-IPB mahasiswa diyakinkan bahwa bisnis merupakan jalan karir mereka yang menjanjikan. Dimulai sejak dalam proses pendidikan, mahasiswa diajarkan untuk mendirikan dan menjalankan bisnis secara riil. Program S1 Bisnis IPB dirancang untuk menghasilkan lulusan yang bermoral, berjiwa entrepreneur, berpikir strategis, bertindak taktis dan berkarya inovatif. Dengan kompetensi tersebut, setiap lulusan dididik untuk :
1. Mampu melihat peluang dan memiliki keberanian untuk memulai bisnis. 2. Memiliki kemampuan manajerial dalam mengelola bisnis. 3. Mampu berkomunikasi secara efektif dalam menjalankan bisnis. 4. Mampu berpikir analitis untuk mengambil keputusan bisnis dan pengembangan potensi pribadi. 5. Mampu memutuskan dan berpikir strategis serta berani mengambil risiko. 6. Memiliki kepedulian dan rasa tanggung jawab yang besar terhadap aspek lingkungan dan etika dalam menjalankan bisnis. Alasan memilih SB-IPB Program Sarjana Bisnis diselenggarakan oleh SB-IPB. SB-IPB merupakan perluasan mandat dari Program Pascasarjana Manajemen dan Bisnis IPB (MB-IPB) yang selama ini telah memiliki keunggulan diantaranya : 1. Sekolah Bisnis memiliki reputasi yang sangat baik (Tersertifikasi ISO 9001:2008, Akreditasi A BANPT, Sekolah Bisnis terbaik di negara-negara CIVETS (Colombia, Indonesia, Vietnam, Egypt, Turkey, South Africa) dan terbaik kedua se-ASEAN versi Webometrics. 2. Sumberdaya pengajar yang berpengalaman termasuk pengalaman bisnis yang nyata. 3. Memiliki link & match dengan industri/perusahaan ternama (studi banding, magang, employment opportunity). 4. Program kemahasiswaan yang khas (CEO Talk Series and Entrepreneurial Development, Field Trips, Klub Kewirausahaan dan Kompetisi Ide Bisnis). 5. Berkesempatan mengikuti Dual Degree Program dengan berbagai universitas ternama di dunia.
Newsletter
5
Metode Pembelajaran
Kurikulum, Gelar Lulusan dan Jalur Karir
Untuk mencapai kompetensi tersebut, racikan kurikulum yang inovatif disampaikan oleh pengajar dan praktisi yang berpengalaman serta didukung dengan fasilitas lengkap. Kuliah dan praktikum di kelas diperkaya dengan praktik-praktik bisnis dan kunjungan serta benchmarking ke berbagai perusahaan ternama. Selain itu mahasiswa mendapatkan pendidikan softskills mengenai cara mengorganisasi diri sendiri maupun orang lain, bekerja dalam tim, kemampuan dalam bidang strategi komunikasi, serta bagaimana mengambil keputusan sulit di tengah kondisi yang rumit, baik secara klasikal maupun melalui kegiatan ekstra kurikuler di dalam atau di luar kampus.
Kurikulum dirancang secara komprehensif untuk membekali para mahasiswa belajar bagaimana mengidentifikasi peluang pasar, strategi eksekusi solusi yang inovatif, pengelolaan sumberdaya perusahaan yang efisien, mitigasi faktor risiko dan isu-isu kelayakan berdasarkan prinsip creating shared values. Lulusan akan bergelar Sarjana Bisnis (S.Bns). Program S1 Bisnis ini akan menghasilkan seorang entrepreneur, yang tidak hanya handal dalam keahlian manajemen tapi juga memiliki mentalitas seorang . Peluang karir untuk lulusan Sarjana Bisnis antara lain menjadi entrepreneur yang mampu mendirikan perusahaan atau usaha sendiri, menempati posisi-posisi strategis dalam manajemen dan eksekutif di berbagai instansi atau perusahaan, maupun menjadi konsultan bisnis yang handal.***
Keanggotaan APMMI Sampai dengan akhir 2014 anggota APMMI tercatat sebanyak 35 Program MM/MAB seluruh Indonesia yang memiliki nilai akreditasi BAN-PT minimal “B”. Jumlah tersebut akan bertambah menjadi 38 dengan bergabungnya Magister Manajemen Universitas Andalas Padang, Program Magister Manajemen Fakultas Ekonomi dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Program Magiester Manajemen FEB-UGM Kampus Jakarta, dimana ketiganya telah divisitasi dan sedang proses penetapan. Program
Permintaan anggota baru APMMI juga datang dari program MM Universitas Bhayangkara-Jakarta Raya, MM UPN “Veteran” Jakarta, dan MM Fakutas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta yang sedang menyusun dokumen aplikasi. Beberapa prodi MM/MAB anggota APMMI telah mengalami pergantian pimpinan dan selengkapnya terkait daftar prodi berikut ketua prodi anggota APMMI dapat dilihat pada tabel di bawah. Website
Direktur/Ketua Program Studi
MM-Universitas Airlangga, Surabaya
www.mm.feb.unair.ac.id
Sri Gunawan, DBA
MB-Institut Pertanian Bogor, Bogor
www.mb.ipb.ac.id
Dr. Ir. Arief Daryanto, MEc
MM-Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
www.mm.feb.ugm.ac.id
Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmesta, MBA
MBA-Institut Teknologi Bandung, Bandung
www.sbm.itb.ac.id/mba
Reza Ashari Nasution, Ph.D
MM-Universitas Diponegoro, Semarang
www.mm.undip.ac.id
Prof. Dr. Sugeng Wahyudi, MM
MM-Sekolah Tinggi Manajemen PPM, Jakarta
www.ppm-manajemen.ac.id
Dr. Ningky Sasanti Munir, MBA
MM-Universitas Negeri Padang, Padang
www.fe.unp.ac.id
Prof. Dr. Yasri, MS
MM-Universitas Sriwijaya, Palembang
www.mm.unsri.ac.id
H. Isnurhadi, SE, MBA, Ph.D
MM-Universitas Padjadjaran, Bandung
www.mm.fe.unpad.ac.id
Popy Rufaidah, SE, MBA, Ph.D
MM-Universitas Lampung, Bandarlampung
www.fe.unila.ac.id
Dr. Irham Lihan, SE, MSi
MMT-Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya
www.mmt.its.ac.id
Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, MAppSc
MMT-Universitas Tanjungpura, Pontianak
http://mm.feuntan.ac.id
Dr. Barkah, SE.MSi
MM-Universitas Indonesia, Jakarta
www.mm.fe.ui.ac.id
Dr. Harryadin Mahardika
MM-Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto
www.mm.unsoed.ac.id
Drs. Achmad Sudjadi, M.Sc, Ph.D
MM-Universitas Mataram, Mataram
www.pascasarjana-unram-blogpsot.com
Ir. I Gde Ekaputra Gunartha, M.Agr., Ph.D (dirangkap oleh Direktur Sekolah Pascasarjana)
MM-Universitas Sumatera Utara, Medan
www.mm.usu.ac.id
Prof. Dr. Ir. Darwin Sitompul, MEng
6
Newsletter
Vol. 3 No. 1 Juni 2015
Quality Standard for Management Education Program
Website
Direktur/Ketua Program Studi
MM-Universitas Bengkulu, Bengkulu
www.mm.unib.ac.id
Dr. Slamet Widodo, SE, MS
MM-Universitas Jambi, Jambi
www.unja.ac.id/mm
Dr. Edward, MSi
MM-Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta
www.fecon.uii.ac.id
Dr. Zaenal Arifin, MSi
MM-Universitas Hasanuddin, Makassar
www.unhas.ac.id/mm-unhas
Prof. Dr. Abdul Rahman Kadir
MM-Universitas Muhammadiyah Surakarta, Solo
www.pasca.ums.ac.id
Dr. M. Farid Wajdi
MM-Universitas Sebelas Maret, Solo
www.mm.uns.ac.id
Dr. Hunik Sri Runing Sawitri, MS (sementara dirangkap oleh Dekan FEB)
MM-Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya, Jakarta
www.atmajaya.ac.id
Dr. Christiana Fara Dharmastuti, SE.,MM
MM-Universitas Pendidikan Nasional, Denpasar
www.pasca-undiknas.ac.id
Dr.Dra. Ni Nym Sunariani, MM
MM-Universitas Riau, Pekanbaru
www.um.unri.ac.id
Dr. Susi Hendriani, SE, MSi
MM-Universitas Sam Ratulangi, Menado
www.mmunsrat.com
Dr. Lisbeth Mananeke, SE, MS
MM-Universitas Tarumanagara, Jakarta
www.tarumanagara.ac.id
Dr. Indra Widjaya, SE, MM
M2B-Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung
www.m2b.sps.upi.edu
Prof. Dr. H. Eeng Ahman, MS.
MM-Telkom Universitas (Tel-U), Bandung
www.mm.telkomuniversity.ac.id
Dr. Dadan Rahadian, ST, MM
MM-Universitas Udayana, Denpasar
www.fe.unud.ac.id/mm
Dr. Desak Ketut Sintaasih, SE, MSi
MM-Universitas Mulawarman, Samarinda
www.mm.fe.unmul.ac.id
Dr. Hj. Syarifah Hudaya, SE, MSi
MM-Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga
www.feb.uksw.edu
Prof. Christantius Dwiatmaja, SE, ME, Ph.D
MM-Universitas Mercubuana, Jakarta
www.pasca.mercubuana.ac.id
Dr. Augustina Kurniasih, ME
MM-Universitas Surabaya, Surabaya
www.ubaya.ac.id
Dr. Putu Anom Mahadwartha
MM-Universitas Brawijaya, Malang
www.manajemen.ub.ac.id
Dr. Dodik Wirawan
Pengurus APMMI Tahun 2013–2016 Ketua Wakil Ketua Sekretaris Bendahara
: Dr. Ir. Arief Daryanto, M.Ec (MB-IPB) : Reza A. Nasution, Ph.D (MBA-ITB) : Dr. Tengku Ezni Balqiah (MM-UI) : Sri Gunawan, DBA (MM-UNAIR)
Bidang Kerjasama : Dr. Ibnu Widiyanto, MA
(MM-UNDIP)
Bidang Organisasi : Yudi Azis, Ph.D
(MM-UNPAD)
Dewan Pertimbangan APMMI Tahun 2013–2016 Bidang Pengembangan Akademik : Dr. Ningky Sasanti Munir, MBA / Dr. Alexander Liang,M.Eng
(MM-PPM)
Informasi lebih lanjut tentang APMMI, kunjungi website APMMI http://apmmi.or.id/
Ketua : Prof. Dr. Basu Swastha Dharmmesta, MBA (MM-UGM) Anggota : Prof. Dr. Yulinah Trihadiningrum, M.App.Sc (MMT-ITS) Prof. Christantius Dwiatmadja,SE,ME, Ph.D (MM-UKSW) 7 Dr. Lisbeth Mananeke, SE, MS (MM-UNSRAT) Newsletter
8
Newsletter