TELAAH PERANGKAT DAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN GURU BIOLOGI SMA KELAS X DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 BERDASARKAN PERMENDIKBUD NOMOR 65 DAN 81 A TAHUN 2013
Pramisya Indah Cahyahesti, Sri Endah Indriwati, Sunarmi Jurusan Biologi, FMIPA, Universitas Negeri Malang E-mail:
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRAK: Penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kesesuaian antara komponen perangkat pembelajaran, pengembangan isi perangkat pembelajaran, dan pelaksanaan pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X berdasarkan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan dokumentasi perangkat pembelajaran, observasi pelaksanaan pembelajaran, dan wawancara dengan Guru Biologi Kelas X dari SMAN 7 Malang, SMAN 1 Lawang, dan SMA Muhammadiyah 1 Malang serta dianalisis dengan teknik deskriptif dan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian komponen perangkat pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013, Guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang memperoleh kriteria “Baik”, guru SMAN 1 Lawang memperoleh kriteria “Baik”, dan guru SMA Muhammadiyah 1 Malang memperoleh kriteria “Sangat baik”. Kesesuaian pengembangan isi perangkat pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013, Guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang memperoleh kriteria “Cukup baik”, guru SMAN 1 Lawang memperoleh kriteria “Cukup baik”, dan guru SMA Muhammadiyah 1 Malang memperoleh kriteria “Cukup baik”. Kesesuaian pengembangan isi pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013, Guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang memperoleh kriteria “Sangat kurang baik”, guru SMAN 1 Lawang memperoleh kriteria “Sangat kurang baik”, dan guru SMA Muhammadiyah 1 Malang memperoleh kriteria “Sangat kurang baik”. Kata kunci: perangkat pembelajaran, Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 ABSTRAK: This study was conducted to know the suitability between the components and developments of the teaching instruments and the teaching implementation of Biology teacher of 10th grade students based on Permendikbud Number 65 and 81 A Year 2013.The data collection is done by documentation techniques of teaching instruments, observation of teaching implementation, and interview sessions of Biology teacher of 10th grade students from three Senior High Schools; SMAN7 Malang, SMAN 1 Lawang, and SMA Muhammadiyah 1 Malang that analyzed with descriptive and qualitative technique. The result of the study showed that the suitability between the components of the teaching instruments and the teaching implementation of Biology teacher of 10th grade students based on Permendikbud Number 65 and 81 A Year 2013 of SMAN 7 Malang has “Good” criteria, while in SMAN 1
1
Lawang also has “Good” criteria, and in SMA Muhammadiyah 1 Malang has “Very Good” criteria. The suitability frequency of the instruments development based on Permendikbud Number 65 and 81 A Year 2013, Biology teacher of 10th grade of SMAN 7 Malang has “Rather Good” criteria, while Biology teacher of SMAN 1 Lawang has “Rather Good” criteria, and Biology teacher of SMA Muhammadiyah 1 Malang has “Rather Good” criteria. The suitability frequency of the teaching implementation based on Permendikbud Number 65 and 81 A Year 2013 showed that the Biology teacher of 10th grade students of SMAN 7 Malang has “Very Bad” criteria, while the Biology teacher of 10th grade students of SMAN 1 Lawang has “Very Bad” criteria, and the Biology teacher of 10th grade students of SMA Muhammadiyah 1 Malang has “Very Bad” criteria. Keywords: Teaching Instruments, Permendikbud Number 65 Year 2013, Permendikbud Number 81 A Year 2013
Pengembangan dan perubahan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2006) menjadi Kurikulum 2013 memberi dampak kepada berbagai pihak. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan, baik pengawas, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan non guru, maupun siswa tentunya terkena dampaknya secara langsung dari setiap perubahan komponen kurikulum. Perubahan KTSP menjadi Kurikulum 2013 juga menyebabkan perubahan pada pengembangan perangkat pembelajaran. Semua guru dituntut untuk menyesuaikan format perangkat pembelajaran
sesuai
dengan
Standar
Proses
Kurikulum
2013
dalam
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di SMAN 7 Malang, SMAN 1 Lawang, dan SMA Muhammadiyah 1 Malang diketahui bahwa masih banyak permasalahan yang dihadapi
guru dalam mengimplementasikan
Kurikulum 2013 terutama dalam mengembangkan perangkat pembelajaran maupun melaksanakan pembelajaran sesuai dengan pendekatan saintifik. Beragam pelaksanaan Kurikulum 2013 yang terjadi di sekolah-sekolah menunjukkan perlunya evaluasi yang tidak hanya dilakukan oleh pemerintah namun juga dari mahasiswa sebagai bentuk usaha sadar untuk memajukan pendidikan Indonesia. Permendikbud No 81 A Tahun 2013 (2013: 83) tentang Implementasi Kurikulum menjelaskan bahwa “Evaluasi terhadap implementasi kurikulum ditujukan untuk mengkaji rancangan yang dibuat oleh satuan pendidikan, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan kegiatan pembelajaran”. Pengkajian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana proses pelaksanaan kurikulum mampu mencapai kompetensi siswa yang diharapkan. Termasuk dalam evaluasi ini adalah kajian 2
tentang seberapa
jauh
pedoman
implementasi
kurikulum
memfasilitasi
pengelolaan kurikulum secara optimal di lapangan serta untuk mengetahui sejauh mana proses pelaksanaan kurikulum mampu mencapai kompetensi siswa yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui kesesuian komponen dan pengembangan isi perangkat pembelajaran serta pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh Guru Biologi Kelas X dengan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini yaitu dapat menjadi informasi bagi guru Biologi SMA Kelas X untuk merencanakan, menyusun, dan mengevaluasi perangkat pembelajaran yang akan digunakan dalam proses belajar dan pembelajaran di kelas serta dapat menjadi bahan evaluasi untuk mengembangkan pembelajaran di kelas yang lebih inovatif serta dapat memberikan informasi bagi pengawas sekolah dalam mengawasi, memantau, dan mengevaluasi perangkat dan pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru.
METODE Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam mendeskripsikan fenomena yang diamati. Data untuk penelitian ini diperoleh menggunakan multistrategi yaitu dokumentasi, observasi, dan wawancara. Kehadiran peneliti dalam penelitian ini yaitu bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul data, serta peran peneliti adalah sebagai pengamat penuh. Penelitian ini dilakukan di 3 SMA yang ada di Malang yaitu SMAN 7 Malang, SMAN 1 Lawang, dan SMA Muhammadiyah 1 Malang. Observasi terkait
pelaksanaan pembelajaran materi
Kingdom
Animalia
khususnya
Avertebrata di SMAN 7 Malang dilaksanakan pada tanggal 2 Maret-6 April 2015 setiap hari Senin jam pelajaran ke 1-3. Pelaksanaan penelitian di SMAN 1 Lawang dilaksanakan pada tanggal 3 Maret 2015-7 April 2015 setiap hari Selasa jam pelajaran ke 4-6. Sedangkan pelaksanaan penelitian di SMA Muhammadiyah 1 Malang dilaksanakan pada tanggal 11 Februari 2015-2 April 2015 setiap hari Rabu jam pelajaran ke-2 dan hari Kamis jam pelajaran ke 5-6.
3
Secara singkat, data, sumber data, prosedur pengumpulan data, instrumen pengumpul data, dan analisis data yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1 Rangkuman Desain Penelitian No
Data
Sumber Data
1
Hasil telaah komponen perangkat pembelajaran
2
Hasil telaah pengembangan perangkat pembelajaran
3
Hasil telaah pelaksanaan pembelajaran
4
Hasil wawancara
Perangkat pembelajaran guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang, SMA Muhammadiyah 1 Malang, dan SMAN 1 Lawang Perangkat pembelajaran guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang, SMA Muhammadiyah 1 Malang, dan SMAN 1 Lawang Pelaksanaan pembelajaran oleh guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang, SMA Muhammadiyah 1 Malang, dan SMAN 1 Lawang Guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang, SMA Muhammadiyah 1 Malang, dan SMAN 1 Lawang
Prosedur Pengumpulan Data Dokumentasi
Instrumen Pengumpul Data Lembar pengecekan dokumen perangkat pembelajaran
Analisis Data
Dokumentasi
Rubrik penilaian silabus dan RPP
Teknik Analisis Presentase
Observasi
Lembar Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran
Teknik Analisis Presentase
Wawancara
Angket wawancara
Deskriptif
Teknik Analisis Presentase
Teknik pemeriksaan kredibilitas dan keabsahan data merujuk pada kriteria Moleong (2006) yang berisi 3 kriteria yaitu ketekunan pengamatan, pemeriksaan teman sejawat, dan triangulasi.
HASIL DAN PEMBAHASAN Kesesuaian
Komponen-Komponen
Perangkat
Pembelajaran
yang
Dikembangkan oleh Guru Biologi SMA Kelas X dengan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013 Hasil pengecekan komponen perangkat pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2.
4
Tabel 2 Hasil Pengecekan Komponen Perangkat Pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X Sekolah yang Diteliti
SMAN 7 Malang SMAN 1 Lawang SMA Muhammadiyah 1 Malang
Hasil Pengecekan Komponen Perangkat Pembelajaran Silabus RPP Lampiran RPP 8 13 4 9 12 4 8 13 5
𝚺 Skor
Skor Maksimal
24 25 26
28 28 28
Frekuensi Kesesuaian (%) 85,7 89,2 92,8
Frekuensi kesesuaian dari hasil pengecekan komponen perangkat pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X kemudian dikonversikan dalam bentuk kriteria penilaian yang dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Kriteria Hasil Pengecekan Komponen Perangkat Pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X Sekolah yang Diteliti
𝚺 Skor
Skor Maksimal
SMAN 7 Malang SMAN 1 Lawang SMA Muhammadiyah 1 Malang
24 25 26
28 28 28
Frekuensi Kesesuaian (%) 85,7 89,2 92,8
Kriteria Baik Baik Sangat baik
Silabus yang dikembangkan oleh guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang dan SMA Muhammadiyah 1 Malang tidak dilengkapi dengan identitas sekolah. Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 (2013) memaparkan bahwa silabus paling sedikit memuat identitas mata pelajaran, identitas sekolah, kompetensi inti, kompetensi dasar, materi pokok, pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Identitas sekolah meliputi nama satuan pendidikan dan kelas. Komponen RPP yang dikembangkan oleh Guru Biologi SMAN 7 Malang dan SMA Muhammadiyah 1 Malang sudah lengkap berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013. Komponen RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013 (2013) yaitu terdiri dari identitas sekolah, identitas mata pelajaran, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, KD dan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah pembelajaran, dan penilaian hasil pembelajaran. Dari 13 komponen yang diatur oleh Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, komponen RPP dari Guru Biologi Kelas X SMAN 1 Lawang tidak dilengkapi dengan komponen media pembelajaran. Guru Biologi
5
Kelas X SMAN 1 Lawang tidak menuliskan media pembelajaran yang digunakan pada RPP yang dikembangkan. Pengecekan silabus dan RPP juga dilengkapi dengan pengecekan lampiran RPP yang terdiri dari media pembelajaran, bahan ajar, dan instrumen penilaian yang digunakan oleh guru. Berdasarkan hasil pengecekan didapatkan bahwa lampiran RPP dari Guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang tidak dilengkapi dengan media pembelajaran dan bahan ajar yang digunakan. Guru SMAN 1 Lawang tidak mencantumkan media pembelajaran dan pedoman penskoran tes. Guru SMA Muhammadiyah 1 Malang tidak mencantumkan pedoman penskoran tes saja.
Kesesuaian Pengembangan Isi Perangkat Pembelajaran yang Dikembangkan oleh Guru Biologi SMA Kelas X dengan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013 Telaah perangkat pembelajaran ini dilakukan dengan menelaah pengembangan isi silabus terlebih dahulu yang dilanjutkan dengan telaah pengembangan isi RPP. Hasil telaah pengembangan isi silabus dan RPP dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4 Hasil Telaah Pengembangan Isi Perangkat Pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X
Sekolah yang Diteliti SMAN 7 Malang SMAN 1 Lawang SMA Muhammadiyah 1 Malang
Hasil Telaah Pengembangan Isi Perangkat Pembelajaran Silabus RPP 24 31 22 30 21 33
𝚺 Skor
Skor Maksimal
Frekuensi Kesesuaian (%)
55 52 54
72 72 72
76,3 72,2 75,0
Kriteria penilaian hasil perhitungan frekuensi kesesuaian pengembangan isi perangkat pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5 Kriteria Hasil Telaah Pengembangan Isi Perangkat Pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X Sekolah yang Diteliti
𝚺 Skor
Skor Maksimal
SMAN 7 Malang SMAN 1 Lawang SMA Muhammadiyah 1 Malang
55 52 54
72 72 72
6
Frekuensi Kesesuaian (%) 76,3 72,2 75,0
Kriteria Cukup baik Cukup baik Cukup baik
Hasil telaah pengembangan isi silabus menunjukkan bahwa pada identitas materi terdapat ketidaksesuaian dengan KD untuk materi tersebut. KD 3.8 pada Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013 yang mewakili kompetensi pengetahuan berbunyi “Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan hewan ke dalam filum berdasarkan pengamatan anatomi dan morfologi serta mengaitkan peranannya dalam kehidupan”. Namun pada silabus yang diterbitkan oleh pemerintah materi pembelajaran untuk KD 3.8 hanya berjudul Avertebrata begitu pula pada langkah-langkah pembelajaran dan penilaiannya hanya tentang Avertebrata sedangkan materi pokok tertulis Invertebarta dan Vertebrata. Ketidaksesuaian dalam satu topik ini sudah diperbaiki pada silabus Guru Biologi SMA Kelas X SMAN 7 Malang, judul materi sudah diganti dengan Animalia yang terdiri dari Avertebrata dan Vertebrata yang lebih mewakili KD 3.8. Judul materi yang sudah salah di awal menyebabkan ketidaksesuaian pada komponen lainnya seperti pada kegiatan pembelajaran dan penilaian yang hanya dituliskan untuk materi Avertebrata saja sehingga tidak sesuai dengan KD 3.8. Indikator pencapaian kompetensi pada ketiga RPP yang diteliti tidak sesuai dengan KD yang diminta oleh Permendikbud Nomor 69 Tahun 2013. KD 3.8 sudah pada level kognitif C3 yaitu penerapan prinsip klasifikasi sedangkan indikator yang dibuat oleh ketiga guru tersebut hanya sampai pada C2 yaitu menjelaskan dan mengklasifikasikan. Anderson dan Krathwohl (2001) menjelaskan bahwa tingkat C2 “Memahami” artinya mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. Sedangkan tingkat C3 “Mengaplikasikan” artinya menerapkan atau menggunakan suatu prosedur dalam keadaan tertentu. Materi pembelajaran harus memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi (Permendikbud Nomor 65 Tahun 2013, 2013). Berdasarkan hasil penelitian, SMAN 7 Malang hanya menulis materi pembelajaran seperti materi pokok pada silabus, sebaliknya dengan SMAN 1 Lawang yang ditulis terlalu banyak seperti handout. Berbeda dengan SMA Muhammadiyah 1 Malang
7
yang sudah menuliskan dalam bentuk butir-butir namun kurang materi prinsip saja. Telaah RPP ditemukan bahwa guru hanya mencantumkan media PPT yang dilengkapi dengan media gambar dan media video. Sedangkan KD 3.8 dan 4.8 menuntut adanya media realia sebagai bahan amatan bagi siswa dengan begitu pengetahuan siswa akan lebih kontekstual dengan kehidupan sehari-hari. Pentingnya media realia bagi pembelajaran yang sesuai dengan Kurikulum 2013 diperkuat oleh hasil penelitian dari Tindangen dan Sunyoto (2011) bahwa Ada keterkaitan erat antara pemanfaatan media pembelajaran lingkungan dalam hal ini lingkungan sekolah dalam memfasilitasi siswa-siswi sampai pada kemampuan berpikir tingkat tinggi yakni kemampuan pemecahan masalah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, tentunya akan lebih baik jika guru mencantumkan media realia baik itu dalam bentuk awetan basah hewan Avertebrata maupun hewan Avertebrata yang hidup di lingkungan sekolah untuk mendukung pembelajaran pada KD 3.8. Dalam menerapkan prinsip klasifikasi, tentunya guru harus menghadirkan lebih banyak media realia dibandingkan media lainnya.
Kesesuaian Pelaksanaan Pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X dengan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013 Hasil telaah pelaksanaan pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X dapat dilihat pada Tabel 6 yang kemudian dikonversikan dalam bentuk kriteria penilaian pada Tabel 7. Berdasarkan hasil telaah RPP, guru SMAN 7 Malang, SMAN 1 Lawang, dan SMA Muhammadiyah 1 Malang memang sudah menerapkan model pembelajaran inquiry pada langkah pembelajaran serta menggunakan kegiatan 5 M namun pada hasil observasi pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peneliti ternyata jauh dari perencanaan yang ada di RPP. Guru SMAN 7 Malang hanya memfokuskan kegiatan pembelajaran pada kegiatan presentasi, diskusi, dan tanya-jawab sedangkan SMAN 1 Lawang hanya menggunakan metode ceramah dan tanya-jawab. Metode pembelajaran yang digunakan di SMA Muhammadiyah 1 Malang mungkin lebih bervariasi seperti penugasan Teka-Teki Silang,
8
pengamatan langsung, game, dan presentasi, namun pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).
Tabel 6 Frekuensi Kesesuaian Rata-Rata Hasil Telaah Pelaksanaan Pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X
Waktu Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran SMAN 7 Malang
SMAN 1 Lawang
SMA Muhammadiyah 1 Malang
Senin, 2 Maret 2015 Senin, 9 Maret 2015 Senin, 30 Maret 2015 Selasa, 3 Maret 2015 Selasa, 10 Maret 2015 Selasa, 17 Maret 2015 Selasa, 31 Maret 2015 Rabu, 11 Februari 2015 Kamis, 12 Februari 2015 Rabu, 25 Februari 2015 Kamis, 26 Februari 2015 Rabu, 4 Maret 2015 Kamis, 5 Maret 2015 Kamis, 19 Maret 2015
𝚺 Skor
Skor Maksimal
Frekuensi Kesesuaian (%)
22 16 16 28 22 22 22 26 29 10 6 14 17 28
40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40 40
55,0 40,0 40,0 70,0 55,0 55,0 55,0 65,0 72,5 25,0 15,0 35,0 42,5 70,0
Frekuensi Kesesuaian Rata-Rata (%) 45,0
58,7
46,4
Tabel 7 Kriteria Hasil Telaah Pelaksanaan Pembelajaran Guru Biologi SMA Kelas X Sekolah yang Diteliti SMAN 7 Malang SMAN 1 Lawang SMA Muhammadiyah 1 Malang
Frekuensi Kesesuaian Rata-Rata (%) 45,0 58,7 46,4
Kriteria Sangat kurang baik Sangat kurang baik Sangat kurang baik
Pelaksanaan kegiatan mengamati ini biasanya overleaping dengan apersepi. Apersepsi hanya bertujuan untuk mengantarkan peserta didik kepada suatu permasalahn atau tugas yang akan dilakukan untuk mempelajari suatu materi sedangkan pada kegiatan mengamati guru sudah membawa siswa untuk memperhatikan objek atau fenomena yang akan dikumpulkan informasinya pada kegiatan pengumpulan data. Sedangkan kegiatan menanya yang diarahkan guru tidak menunjukkan adanya variasi pertanyaan mulai dari yang bersifat factual hingga hipotetik. Kegiatan menanya hanya sebatas C1 yang kurang melatih kemampuan berpikir siswa. Setelah proses mengumpulkan data seharusnya guru mengarahkan siswa untuk masuk dalam kegiatan mengasosiasi yaitu memproses informasi untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya baru kemudiaan 9
hasil asosiasi ini yang dikomunikasikan di depan kelas. Namun pada faktanya, presentasi yang dilakukan siswa hanya mempresentasikan hasil pengumpulan data bukan hasil asosiasi data. Mulyasa (2007) menyatakan bahwa metode inkuiri adalah suatu metode yang mempersiapkan peserta didik pada situasi untuk melakukan eksperimen sendiri secara luas agar melihat apa yang terjadi, ingin melakukan sesuatu, mengajukan pertanyaan-pertanyaan, dan mencari jawabannya sendiri, serta menghubungkan penemuan-penemuan yang satu dengan penemuan yang lain, membandingkan apa yang ditemukan siswa lain. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Masruro dan Mohammad (2014) menyatakan bahwa dengan penerapan metode inkuiri siswa menjadi lebih berani menyampaikan pendapat, lebih termotivasi, dan lebih memahami pembelajaran Biologi. Berdasarkan hasil observasi pelaksanaan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan oleh ketiga guru yang diteliti tentunya kurang sesuai dengan metode inquiry yang sebenarnya. Kegiatan mengumpulkan data seharusnya juga lebih ditonjolkan pada eksperimen atau praktikum bukan hanya presentasi dan diskusi karena kegiatan diskusi dan presentasi hanya akan mengumpulkan konsep tanpa adanya penerapan konsep dalam kehidupan nyata. Sedangkan permintaan KD 3.8 sudah berupa penerapan prinsip klasifikasi.
PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil paparan data, hasil temuan, dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan rumusan masalah adalah sebagai berikut. 1. Kesesuaian komponen perangkat pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013, Guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang memperoleh frekuensi kesesuaian sebesar 85,7% dengan kriteria “Baik”, guru SMAN 1 Lawang sebesar 89,2% dengan kriteria “Baik”, dan guru SMA Muhammadiyah 1 Malang sebesar 92,8% dengan kriteria “Sangat baik”. 2. Kesesuaian pengembangan isi perangkat pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013, Guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang memperoleh frekuensi kesesuaian sebesar sebesar 76,3% dengan kriteria “Cukup 10
baik”, guru SMAN 1 Lawang sebesar 72,2% dengan kriteria “Cukup baik”, dan guru SMA Muhammadiyah 1 Malang sebesar 75,0% dengan kriteria “Cukup baik”. 3. Kesesuaian pengembangan isi pelaksanaan pembelajaran berdasarkan Permendikbud Nomor 65 dan 81 A Tahun 2013, Guru Biologi Kelas X SMAN 7 Malang memperoleh frekuensi kesesuaian rata-rata sebesar sebesar 45,0% dengan kriteria “Sangat kurang baik”, guru SMAN 1 Lawang sebesar 58,7% dengan kriteria “Sangat kurang baik”, dan guru SMA Muhammadiyah 1 Malang sebesar 46,4% dengan kriteria “Sangat kurang baik”. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dikemukakan saransaran sebagai berikut. 1. Penyusunan indikator ketercapaian kompetensi seharusnya memperhatikan level kognitif dari KD yang ada. Jika tuntutan KD minimal sudah mencapai level C3 maka guru seharusnya juga mengembangkan indikator sampai level C3. Jika guru hanya mengembangkan indikator sampai level C2 maka kompetensi yang diinginkan dari KD tersebut tidak dapat tercapai. 2. Dalam menyusun materi pembelajaran seharusnya guru tidak hanya memindahkan isi buku atau tidak hanya mencantumkan judul sub materi namun guru seharusnya mampu mengklasifikasikan materi pembelajaran menjadi fakta, prinsip, konsep, dan prosedur sehingga pembelajaran tidak hanya berupa pemindahan informasi dari buku akan tetapi menghubungkan konsep yang didapat dengan penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari. 3. Tujuan pembelajaran sebaiknya ditulis tiap pertemuan sehingga guru dapat memiliki target pembelajaran yang harus dicapai tiap pertemuannya. 4. Bagi pengembang kurikulum, sebaiknya ketidaksesuaian pengembangan silabus menjadi bahan evaluasi dan koreksi karena silabus yang dikembangkan oleh pusat kurikulum merupakan pedoman utama yang secara umum digunakan oleh guru. 5. Bagi pengawas sekolah, sebaiknya evaluasi tidak hanya dilakukan pada perangkat pembelajaran yang dikembangkan guru saja namun juga perlu adanya evaluasi terhadap pelaksanaan pembelajaran, karena berdasarkan hasil telaah 11
frekuensi kesesuaian pelaksanaan pembelajaran lebih rendah jika dibandingkan dengan kesesuaian perangkat pembelajaran dengan ketentuan Permendikbud. Hal ini menunjukkan bahwa penerapan standar mutu perlu dipertegas lagi dalam pelaksanaannya. 6. Bagi peneliti lain, sebaiknya pada saat mengobservasi kegiatan pembelajaran, tidak cukup hanya dengan menggunakan rubrik penilaian. Sebaiknya saat kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti juga mendeskripsikan secara lengkap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru baru kemudian dikonversikan pada rubrik penilaian. Karena rubrik penilaian yang dikembangkan masih belum bisa mengakomodasi permasalahan atau temuan-temuan selama kegiatan pembelajaran berlangsung.
DAFTAR RUJUKAN Anderson L, W dan Krathwohl D. R. 2001. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen (Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom. Terjemahan agung Prihantoro. 2010. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Masruro, N. A. dan Mohammad A. 2014. Metode Inkuiri Terbimbing dan Inkuiri Bebas Termotivasi serta Hasil Belajar Biologi Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi (JPB), 5(2): 157-166. Moleong, L. J. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mulyasa. 2007. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Permendikbud RI Nomor 65 Tahun 2013. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2013 tentang Standar Proses. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Permendikbud No 69 Tahun 2013. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 69 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013. 2013. Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81 A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Tindangen, M. dan Sunyoto. 2011. Media Pembelajaran Sekolah Memfasilitasi Kemampuan Penerapan Konsep Biologi dalam Kehidupan Siswa. Jurnal Pendidikan Biologi (JPB), 3(1): 76-83.
12