NEVER MISSING QUIET TIME (SAAT TEDUH YANG tak terabaikan) EDISI KEDUA
YAYASAN GEMA KRISTUS DAMAI INDONESIA JAKARTA 2010
Kutipan pasal 72: Sanksi Pelanggaran Undang-Undang Hak Cipta (UU No 19 Tahun 2002)
1. Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) atau pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidanan penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000.00.- (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp.5.000.000.000.00.- (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang pelanggaran Hak Cipta atau Hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp. 500.000.000.00.- (lima ratus juta rupiah).
NEVER MISSING QUITE TIME Copyright © 2010 Berean Media
ISBN : 978-979-18870-x-x Cetakan : I ©Hak Cipta dilindungi oleh undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruhnya isi buku ini tanpa ijin tertulis dari Penerbit Editor: Naek Sijabat Cover: Chaterine Meganis Setting & Lay Out: E. Mendrofa Cetakan Pertama : Mei 2010 Diterbitkan Oleh : Berean Media
Didedikasikan kepada sahabat-sahabatku yang sedang berduka. Damai dan sukacita dari Tuhan menyertai kalian.
SUKACITA DI DALAM TUHAN
oleh : NAEK R. SIJABAT
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
UCAPAN TERIMA KASIH
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada setiap orang yang terlibat di dalam penulisan buku ini: kepada setiap orang yang telah memberikan dukungan secara moral, spiritual, dan finansial kepada NMQT, kepada setiap pembaca, dan kepada setiap orang yang secara sengaja datang kepada penulis untuk menyampaikan ucapan terima kasih, pujian, dan penghargaan, baik secara lisan maupun tulisan. Kalian sangat menyemangati saya. Tuhan memberkati!
Naek R. Sijabat 6
PUJIAN DARI PEMBACA NMQT-I
Thanks brother Naek untuk buku NMQT edisi pertama yang sangat powerful.Thank you untuk Tuhan yang memberikan banyak orang bertalenta di GKDI dan salah satunya adalah brother Naek melalui talenta pengajaran. Buku rohani yang sangat bagus tentunya disamping Alkitab. Bahasa yang sangat simple dan mudah dicerna bahkan ketika membahas topik-topik sulit sekalipun. Gaya penulisan yang sangat enak di baca. Brother Naek juga membahas dengan sangat mendalam contohnya tentang penulis dan tahun perkiraan buku-buku di Alkitab ditulis. Buku ini juga kembali mengingatkan saya tentang pengorbanan Yesus diatas kayu salib untuk menebus dosa saya. Mengembalikan lagi semangat untuk bekerja di ladangnya Tuhan. Saya tunggu bukunya yang kedua... Harun (Denpasar, Bali)
Sukacita Di Dalam Tuhan
7
PUJIAN DARI PEMBACA NMQT-II
Brother, buku ini luarbiasa. Aku tidak berhenti membacanya. Buku ini menjawab pertanyaan-pertanyaan orang Kristen tentang sukacita yang sebenarnya. Aku terkesan dengan cara kamu menulis. Pasti banyak orang yang sangat relate. Terutama secara pribadi, aku merasa buku ini untuk aku. Waktu aku membaca ini sangat terharu tapi juga bersukacita karena Tuhan memang adalah satu-satunya sumber sukacita ku. Awesome brother ! Dari segi penulisan sangat terstruktur, perlahan membuka arti sukacita dan bagaimana sukacita bisa kita dapatkan. Aku bangga membaca ini dan yang menulisnya adalah saudaraku di dalam Kristus. Pierre Jacobs (Washington DC) Penyanyi dan Penulis Lagu SECRET OF LIFE
8
Sukacita Di Dalam Tuhan
DAFTAR ISI BAB SATU: DEFINISI SUKACITA Penggunaan Kata atau Istilah BAB DUA: SUKACITA DARI SORGA A. Gambaran Tentang Sorga B. Doa dan Janji Yesus C. Model Kerajaan yang Penuh Sukacita D. Tidak ada Sukacita Tanpa Pertobatan BAB TIGA: NUTRISI SUKACITA A. Manusia Tidak Hidup dari Roti Saja B. Model Pribadi Kaya Nutrisi C. Miskin Secara Rohani BAB EMPAT: PEMBAWA SUKACITA A. Bukti dan Tanda Penuh dengan Roh Kudus B. Penuh dengan Roh Kudus atau Tidak? BAB LIMA: SUKACITA DARI KRISTUS A. Sukacita dari Rasul B. Sukacita yang Berkelanjutan Sukacita Di Dalam Tuhan
9
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
BAB ENAM: SUKACITA DALAM KESESAKAN A. Penganiayaan B. Pencobaan C. Godaan untuk Marah BAB TUJUH: SUKACITA KARENA PERKARA DI ATAS A. Bukan Karena Achievement atau Pencapaian B. Karena Upah yang Ada di Sorga C. Sukacita yang Nyata di Masa Kini BAB DELAPAN: SUKACITA YANG PALSU A. Model Pribadi yang Tidak Materialis B. Mengapa Mistisisme Tidak Berhasil? BAB SEMBILAN: SUKACITA DI DALAM JEMAAT A. Sukacita di dalam Persekutuan B. Sukacita karena Orang Bertobat dan Bertumbuh C. Sukacita karena Saudara yang Bekerja Keras
10
PENDAHULUAN
A
ku belum siap…Aku belum mati…Aku belum mati…Kubilang aku belum mati…!”, teriak seorang pria dengan suara keras melengking, menggema dari dinding ke dinding. Siapa menyangka kalau suara itu adalah suara Sommerset Maugham seorang penulis sukses dan kaya raya.
Maugham menerima royalti-royalti yang mengalir dari seluruh dunia. Begitu juga surat-surat yang datang kepadanya - rata-rata 300 surat per hari. Ketenaran Maugham terus bertambah dari waktu ke waktu. Ia mempunyai vila yang indah di Mediterania - berbagai perabot, lukisan, dan benda-benda dengan harga selangit ada di sana. Selain itu, Maugham juga mempunyai 11 orang pelayan dan seorang juru masak terkenal. Maugham makan dengan piring-piring perak tetapi tetap masih merasakan ada sesuatu yang kosong yang tidak terpenuhi di dalam dirinya. Teriakan Maugham seperti sedang mengisyaratkan kepada kita bahwa ada kekosongan yang tidak dapat dipenuhi oleh halhal seperti makanan, kekayaan, kemewahan, seks, dan ketenaran. Kekosongan yang membuat orang-orang, tanpa disadari atau tidak, tampak menjadi bodoh, aneh, bahkan ekstrim - mengejar sesuatu tetapi tidak mendapatkannya, mencoba menggapai tetapi tidak dapat meraihnya. Fatamorgana! Yesus pernah berkata:”Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi, dari firman yang keluar dari mulut Allah.” Dengan kata lain, Yesus mengatakan bahwa ada satu kebutuhan yang hanya Sukacita Di Dalam Tuhan
11
dapat dipenuhi oleh Tuhan dan tidak ada apapun yang lain yang dapat memenuhinya. Itulah yang akan kita bahas lebih lanjut di dalam buku ini.
Selamat membaca.
BAGIAN SATU
SUKACITA DARI SORGA
BAB SATU DEFINISI SUKACITA
M
en-definisikan arti “sukacita” adalah sesuatu yang susahsusah mudah. Karena arti kata ini secara umum sering kali berganti atau bertukar tempat. Orang sering menyebut “sukacita” sebagai ganti kata dari perasaan “senang” atau “puas”. Tetapi, apakah arti dari kata-kata tersebut adalah sungguh berbeda? Saya akan menjelaskan lebih lanjut. Wikipedia merujuk kata “joy” dengan “happiness” yang mempunyai definisi sebagai berikut1: Happiness is a state of mind or feeling characterized by contentment, love, satisfaction, pleasure, or joy.
(Kebahagiaan adalah keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kesukaan, cinta, kepuasan, kesenangan, atau kegembiraan.) Wikipedia sendiri menyatakan bahwa berbagai pendekatan biologis, psikologis, agama, dan filsafat telah diupayakan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan mengidentifikasi sumber. Atau dengan kata lain bahwa sukacita atau kebahagiaan adalah sesuatu yang kira-kira dapat diketahui atau dimengerti namun masih tetap membutuhkan upaya untuk dapat dimengerti dengan lebih tepat dan lebih baik. 1 http://en.wikipedia.org/wiki/Joy Sukacita Di Dalam Tuhan
15
Stephen. R. Covey dalam bukunya 7 Habits of Highly Effective People mengatakan bahwa manusia mempunyai 4 (empat) dimensi di dalam hidup mereka2. Yang pertama adalah dimensi fisik atau jasmani, yang kedua adalah dimensi mental, yang ketiga adalah dimensi sosial, dan yang ke-empat adalah dimensi rohani. Dimensi fisik atau jasmani adalah dimensi yang nyata, jelas dan kelihatan dibandingkan dengan dimensi-dimensi yang lainnya yaitu dimensi mental, dimensi sosial, dan dimensi rohani. Bagaimana kita dapat melihat atau menemukan adanya dimensi tersebut adalah dari apa yang dilakukan oleh manusia sehari-hari pada umumnya. Covey menambahkan bahwa ke-empat dimensi itu butuh diasah seperti sebuah gergaji supaya manusia dapat menjalani kehidupan yang efektif. Jika tidak, maka hidup mereka akan menjadi pribadi seperti gergaji yang tumpul yang tidak efektif dalam keluarga, pernikahan, pekerjaan, pergaulan, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan jasmaninya, manusia mengkonsumsi makanan, berolah raga, dan sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan mental, manusia belajar, membaca buku, berekreasi, dan lain sebagainya. Untuk memenuhi kebutuhan sosial, manusia berkenalan, berbicara satu sama lain, bergaul, berinteraksi, berkelompok, dan lain sebagainya. Dan untuk memenuhi kebutuhan rohani, manusia melakukan aktifitas atau ritual keagamaan seperti berdoa, bermeditasi, dan lain sebagainya.
2 Stephen R. Covey, 7 Habits of Highly Effective People (Binarupa Aksara), 287-300
Penggunaan Kata atau Istilah Dari 4 (empat) jenis kebutuhan tadi maka penggunaan kata, istilah, atau ungkapan yang digunakan pun semestinya juga dapat dibedakan. Jika pada suatu ketika seseorang mendapatkan sesuatu yang memenuhi kebutuhan jasmaninya maka sangat tepat jika ia mengungkapkannya dengan mengatakan: nikmat atau enak. Jika itu tentang kebutuhan mental atau sosial, maka ungkapan yang paling tepat adalah: segar, senang atau happy. Jika itu terhadap kebutuhan rohani maka ungkapan yang paling tepat adalah: sukacita dan bahagia. Perhatikanlah tabel berikut ini untuk dapat mengerti lebih jelas lagi tentang hal tersebut: Dimensi
Aktifitas
(Sumber) Nutrisi
Ungkapan
Tubuh (Physical)
Makan Olah Raga
Vitamin, Mineral
Enak, Nikmat
Jiwa (Mental dan Sosial)
Membaca Rekreasi Gathering Menyanyi Sekuler)
Hiburan, Wawasan
Senang, Segar, Happy
Roh (Spiritual)
Doa Membaca Alkitab Fellowship Menyanyi (Rohani)
Firman, Roh Kudus
Sukacita, Bahagia
Realitanya, manusia cenderung lebih peduli dan lebih memerhatikan dimensi yang kelihatan yaitu dimensi fisik atau jasmani daripada dimensi rohani. Orang-orang lebih suka pergi ke restoran, ke tempat-tempat hiburan atau rekreasi, ke bioskop, dan lain sebagainya daripada pergi ke gereja. Mac Arthur dalam sebuah khotbahnya menyatakan bahwa orang Kristen Protestan di Eropa sekarang tinggal hanya 3% saja yang datang ke gereja pada hari Minggu. Aldo, seorang pembicara seminar Kristen asal Argentina beberapa waktu lalu menampilkan foto-foto gereja unik di Eropa untuk menjelaskan bahwa banyak gedung gereja di sana kini telah disulap menjadi bookstore, boutique, ataupun hotel. Seorang sahabat saya bersaksi tentang pengalamannya di Belanda bahwa ia disambut dengan sambutan yang sangat istimewa oleh orang-orang yang ada di gereja karena dia adalah satu-satunya anak muda yang hadir di sana. Saya percaya bahwa sebenarnya manusia mempunyai kebutuhan rohani dan kebutuhan akan hubungan dengan Tuhan dan dekat dengan Dia. Tetapi, tidak semua orang sensitif dan menyadari hal tersebut. Seringkali aktifitas-aktifitas yang dilakukan oleh manusia juga adalah karena kebutuhan rohani mereka yang tidak terpenuhi. Mereka mencari damai sejahtera dan sukacita melalui agama, entertainment, pencapaian dalam usaha atau pekerjaan, dan lain sebagainya. Ini semua terjadi salah satunya adalah demi memenuhi kebutuhan rohani yang kosong atau tidak terisi tadi. Dengan kata lain, manusia butuh jawaban atau solusi yang tepat mengenai hal tersebut karena kekurangan di dalam kebutuhan rohani yang jelas tidak dapat dipenuhi oleh makanan, asupan, atau nutrisi jasmani. Orang tidak akan kenyang secara rohani dengan cara makan buffet yang istimewa di restoran hotel bintang lima. Seperti halnya Yesus pernah menya-
Sukacita Di Dalam Tuhan
takan hal yang sangat brilian:”manusia tidak hidup hanya dari roti saja tetapi firman yang keluar dari mulut Allah.” Untuk dapat mengerti atau setidaknya mendapat gambaran tentang kebutuhan rohani yang tidak terpenuhi, kita dapat memperoleh gambaran tentang orang yang kurang atau tidak terpenuhi secara jasmani. Orang yang tidak terpenuhi kebutuhan jasmaninya akan merasa lapar, lemas, dan kurang gizi. Mereka juga mempunyai daya tahan tubuh yang lemah sehingga mudah terserang oleh penyakit. Khusus untuk balita, jika kebutuhan jasmaninya tidak terpenuhi maka pertumbuhan atau perkembangan fisik mereka akan terhambat atau terganggu. Hal itu juga dapat memengaruhi pertumbuhan mereka secara mental. Upaya memenuhi kebutuhan jasmani dengan mengkonsumsi nutrisi yang salah juga dapat menimbulkan masalah kesehatan dan mungkin akan menimbulkan penyakit bahkan kematian. Belajar, menulis buku-buku, mendalami filsafat dan ilmu pengetahuan juga adalah bukti dari adanya kebutuhan rohani dan upaya manusia memenuhi kebutuhan tersebut. Sebaliknya orang-orang yang bunuh diri, mengkonsumsi narkoba dan obatobatan menunjukkan upaya yang negatif dari kebutuhan rohani yang tidak terpenuhi. Mereka frustrasi, merasa putus asa, dan merasa tidak menemukan jalan keluar atau solusi dari beban atau masalah yang sedang mereka hadapi. Gambaran ini dapat dijadikan sebagai bahan pemikiran mengenai kebutuhan rohani dan segala sesuatu yang berkaitan dengan hal tersebut. Di Kisah Para Rasul pasal 17, rasul Paulus berkata kepada orang-orang di Athena bahwa mereka harus mencari Tuhan. Yeremia 29 ayat 13 mempertegas hal tersebut dengan mengatakan bahwa kita harus mencari Dia dengan segenap hati. Matius pasal 6 ayat 31 sampai 33 berkata bahwa mencari Tuhan, Kerajaan19
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Nya, dan kebenaran-Nya adalah hal yang paling penting dan semestinya lebih dicari terlebih dulu dibandingkan dengan yang lain. Dan Yesus berkata dalam Khotbah di Bukit bahwa orang yang lapar dan haus akan kebenaran akan dipuaskan. Demikian juga kepada seorang perempuan Samaria, Yesus berkata bahwa Ia dapat memberikan air hidup dan kepada banyak orang yang mengikuti-Nya, Ia berkata bahwa Ia adalah Roti yang berasal dari Sorga. Suatu pertanda adanya oase sukacita dari Yesus yang dapat memenuhi kebutuhan orang-orang yang haus dan lapar secara rohani. Kesimpulannya, berdasarkan penjelasan di atas, definisi sukacita adalah sebagai berikut: Sukacita adalah suatu keadaan dimana kebutuhan rohani terpenuhi dengan baik dan dapat diekspresikan oleh sikap dan tindakan yang mulia, emosi yang sehat, dan moralitas yang tinggi.
Orang-orang yang tertawa ketika menonton striptis tidak dapat disebut bersukacita karena moralitasnya yang rendah. Orang-orang yang berdansa dan berjoget sambil menenggak ekstasi juga tidak dapat disebut berbahagia meski menunjukkan emosi yang besar. Adalah sangat penting untuk dapat mengerti arti dari sukacita dan dapat membedakannya dari kata-kata yang tampak serupa dengannya. Di samping itu, penting juga untuk dapat mengerti bagaimana cara memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut tanpa menjadi salah dalam melakukannya.
20
BAB DUA
SUKACITA DARI SORGA
A
llah adalah sumber sukacita dan Dia adalah kekal. Demikian juga sukacita-Nya adalah kekal adanya. Jika Allah bukan sumber sukacita, itu berarti bahwa ada hal lain di luar Allah yang menjadi sumber sukacita bagi Allah sendiri, dan itu tidak mungkin. Jika sukacita Allah tidak bersifat kekal, itu juga berarti bahwa Allah akan mengalami masalah di masa depan karena sukacitanya akan berkurang atau menurun. Tetapi yang benar adalah bahwa Allah adalah sumber sukacita dan sukacita Allah adalah bersifat kekal. Adakah sumber sukacita selain Allah? Tidak. Dunia tidak menghasilkan sukacita, manusia yang berdosa juga tidak menghasilkan sukacita, bahkan Sorga pun tidak menghasilkan sukacita jika tanpa Allah. Sorga tidak dapat dipisahkan dengan Allah karena Sorga adalah tahta-Nya (band. Mzm 11:4). Dua buah ayat di kitab Wahyu berikut ini juga menyebutkan demikian bahwa Allah adalah the God of Heaven. And the same hour was there a great earthquake, and the tenth part of the city fell, and in the earthquake were slain of men seven thousand: and the remnant were affrighted, and gave glory to the God of heaven. (Rev 11:13 – KJV Bible) Sukacita Di Dalam Tuhan
21
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
And blasphemed the God of heaven because of their pains and their sores, and repented not of their deeds. (Rev 16:11 – KJV Bible)
Dengan kata lain bahwa sukacita ada melimpah di Sorga adalah karena Allah ada di sana. Jika tidak demikian maka siasialah manusia ada di Sorga. Itulah alasannya mengapa di dunia ini pun kita dapat merasakan sukacita seperti di Sorga jika Tuhan ada di dalam hidup kita. Perbedaannya, dunia kita tidak sempurna seperti di sorga. Kita masih menghadapi dan mengalami banyak tantangan, godaan, penderitaan, kesukaran, kematian, dan lain sebagainya tetapi di sorga tidak. Hal yang serupa disebutkan oleh Rasul Petrus dengan mengatakan bahwa ia masih ada di dalam kemah tubuh ini (band. 2 Petrus 1:13,14).
A. Gambaran tentang Sorga Kata Sorga identik dengan Tuhan. Orang Yahudi biasanya menggunakan kata tersebut sebagai kata ganti ketika akan menyebut nama Tuhan dalam pembicaraan secara lisan atau pun tulisan. Contohnya: Rasul Matius menyebut Kerajaan Allah dengan Kerajaan Sorga. Tetapi selain soal kata yang dibahas barusan, Sorga juga adalah gambaran pribadi Allah – natur dan atribut Allah. Dia adalah Maha Kudus, Maha Mengasihi dan melimpah dengan sukacita. Ia melimpahkan sukacita-Nya kepada kita. Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 28 mengatakan: …Engkau akan melimpahi aku dengan sukacita di hadapan-Mu.
22
Sukacita Di Dalam Tuhan
Seperti apakah sukacita yang ada di Sorga? Jelas saya tidak dapat menggambarkannya secara sempurna tetapi melalui suatu kontras terhadap apa yang kita alami di dunia, maka kita akan kira-kira dapat memeroleh gambaran seperti apakah Sorga itu? Yang pertama adalah bahwa sorga itu tidak membosankan dan tidak menjemukan. Yang kedua Sorga itu adalah sempurna. Tidak ada masalah, tidak ada cacat, tidak ada kekurangan ataupun kelemahan. Tidak ada kekhawatiran, tidak ada air mata, tidak ada ketakutan, dan tidak ada kesakitan. Tidak ada perkabungan, tidak ada ratap tangis, dan tidak ada dukacita. Bukankah hal-hal tadi yang biasanya kita anggap sebagai sesuatu yang mengganggu dan tidak kita harapkan? Semua itu tidak ada di Sorga. Manusia termasuk para nabi dan para rasul hanya dapat menggambarkannya dengan menggunakan lambang-lambang, perbandingan-perbandingan dengan cara menggunakan atau meng-asosiasi-kan dengan sesuatu yang pernah mereka lihat atau saksikan tetapi tentu saja mereka tidak dapat memberikan gambaran yang sempurna tentang surga itu sendiri. Contohnya, jika rasul Yohanes menyebutkan nama sejumlah batu atau permata yang indah di kitab Wahyu, itu tidak berarti bahwa Sorga adalah terdiri dari sejumlah batu atau permata yang disebutkan tadi melainkan ia mencoba menggambarkan keindahan dan kemegahan yang ada di sana.
B. Doa dan Janji Yesus Di dalam doa yang diajarkan oleh Yesus, Ia mengatakan:”... datanglah kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” Itu juga berarti bahwa datanglah sukacita yang berasal 23
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
daripada-Mu seperti di sorga. Mengapa? Karena salah satu kualitas atau natur daripada sorga adalah sukacita. Selain dalam doa, pembicaraan Yesus tentang Kerajaan Sorga pun terus berlanjut. Ia berulangkali membicarakan hal tersebut baik dalam perumpamaan atau pun penjelasan kepada muridmurid-Nya. Kisah Para Rasul pasal 1 ayat 3 menyebutkan:”Sebab selama empat puluh hari Ia berulang-ulang menampakkan diri dan berbicara kepada mereka tentang Kerajaan Allah.” Dengan kata lain, Kerajaan Sorga atau Kerajaan Sukacita itu adalah topik pembicaraan yang penting yang harus disampaikan oleh Yesus kepada murid-murid-Nya. Yang menarik adalah Yesus sebelumnya juga telah mengatakan:”Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria da sampai ke ujung bumi (lih. ayat 8 dari Kis 1). Dalam bentuk negatif, kalimat tersebut berarti bahwa murid-murid-Nya tidak atau belum memeroleh kuasa sebelum Roh Kudus turun atas mereka, demikian juga mereka belum dapat menjadi saksi Yesus di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria. Dari perkataan tersebut dapatlah disimpulkan bahwa turunnya Roh Kudus merupakan momen penting dan istimewa dari kedatangan Kerajaan Sorga yang membawa sukacita tersebut.
C. Model Kerajaan yang Penuh Sukacita Tidak sedikit orang Kristen yang tidak mengerti arti dari doa Yesus dan pembicaraan-Nya tentang Kerajaan Sorga. Banyak orang mengira bahwa Kerajaan Sorga adalah Kerajaan yang 24
Sukacita Di Dalam Tuhan
berada di Sorga. Itu saja. Padahal Yesus jelas sudah mendoakan dan menjanjikannya bahwa ia akan datang atau tiba di bumi dan tandanya adalah turunnya Roh Kudus. Dan inilah yang terjadi ketika Roh Kudus itu turun: rasulrasul Yesus berkata-kata dalam berbagai bahasa, Petrus berkhotbah, dan 3000 orang bertobat dan dibaptis. Yohanes pasal 16 ayat 8 mengatakan:”Dan kalau Ia (Roh Kudus) datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman.” Tidak heran ketika Roh Kudus turun, banyak orang-orang yang sadar akan dosa-dosa mereka dan bertobat dan Petrus dan rasulrasul yang lain adalah alat-Nya. Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 46 menggambarkan Kerajaan Sorga itu demikian:”Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan tulus hati.” Dengan kata lain, Kerajaan Sorga adalah Kerajaan yang penuh dengan sukacita, kegembiraan, keakraban, kebersamaan, ketekunan, kesehatian, ketulusan, dan lain sebagainya yang ber-kualitas dan ber-natur surgawi.
D. Tidak ada Sukacita tanpa Pertobatan Kerajaan Sorgawi bukanlah kerajaan yang berkualitas duniawi. Sukacitanya pun demikian, bukanlah sukacita yang seperti dimaksudkan oleh orang-orang yang duniawi pula. Orang-orang duniawi mengira bahwa tanpa pertobatan mereka dapat memperoleh sukacita, sebaliknya di dalam Tuhan sukacita itu tidak dapat diperoleh tanpa pertobatan. Orang-orang yang menden25
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
gar firman Tuhan harus bertobat. Jika tidak, itu berarti bahwa orang yang mendengarkan firman tersebut tidak mengerti apa yang ia dengar atau mungkin mengerti tetapi tidak menerima apa yang telah ia dengar. Kisah Para Rasul pasal 3 ayat 19 sampai 20 mengatakan:”Karena itu sadarlah dan bertobatlah, supaya dosamu dihapuskan, agar Tuhan mendatangkan waktu kelegaan, dan mengutus Yesus, yang dari semula diuntukkan bagimu sebagai Kristus.” Kisah Para Rasul pasal 2 ayat 37 menyebutkan hal yang sama yaitu bahwa orang-orang yang mendengarkan khotbah Petrus merasa sangat terharu (NIV Bible: convicted) karena bertobat baru kemudian merasakan sukacita dan kegembiraan. Demikian juga digambarkan di dalam kisah tentang raja Daud yang telah bertobat dari dosa-dosanya. Hubungannya dengan Tuhan kembali dipulihkan. Ia kembali merasakan sukacita dan kegembiraan dari Tuhan meskipun ia tetap harus menanggung konsekuensi dari kesalahan dan pelanggaran yang ia lakukan di masa yang lalu.
26
BAB TIGA
NUTRISI SUKACITA
N
utrisi sukacita adalah firman Tuhan. Pernyataan yang mungkin baru bagi Anda. Tetapi itulah yang dikatakan oleh Alkitab dengan sangat konsisten. Perhatikanlah Mazmur 19:8-9 berikut ini: Taurat Tuhan itu sempurna menyegarkan jiwa; peraturan Tuhan itu teguh, memberikan hikmat kepada orang yang tak berpengalaman. Titah Tuhan itu tepat, menyukakan hati; perintah Tuhan itu murni, membuat mata bercahaya.
Apakah kata lain dari jiwa yang segar, hati yang suka, dan mata bercahaya? Sukacita, bukan? Bagaimana dengan ayat-ayat berikut di bawah ini? Tetapi Ia berkata:”Yang berbahagia ialah mereka yang mendengarkan firman Allah dan yang memeliharanya.” (Luk 11:28) Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kamu menjadi sempurna. (Yoh 1:4)
Sukacita Di Dalam Tuhan
27
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Dan jadilah sama seperti bayi yang baru lahir, yang selalu ingin akan air susu yang murni dan yang rohani (firman Tuhan), supaya olehnya kamu bertumbuh dan beroleh keselamatan. (1 Pet 2:2)
Dengan kata lain, firman Tuhan adalah nutrisi bagi rohani kita sehingga kita dapat dikenyangkan, sehat, dan bertumbuh secara rohani.
A. Manusia Tidak Hidup dari Roti Saja Di padang gurun, ketika Yesus dicobai oleh Iblis, Ia menjawab demikian:”Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.” Ini mengartikan bahwa manusia membutuhkan makanan rohani yaitu firman Tuhan selain daripada makanan jasmani dalam hidup mereka. Bukan berarti bahwa manusia dapat hidup hanya dengan salah satu dari makanan tersebut. Seperti yang telah saya jelaskan dalam definisi sukacita, manusia mempunyai 4 (empat) dimensi yaitu physical, mental, sosial, dan spiritual. Adalah ideal jika semua dimensi ini dapat terpenuhi dengan baik. Tetapi, dimensi spiritual adalah yang pertama, yang utama, dan paling penting. Mengapa? Karena ketika seseorang telah mengenal Tuhan dan mengerti firman-Nya, maka itu juga akan memengaruhi dimensi-dimensi yang lain dari kehidupannya. Contohnya, orang yang membaca firman Tuhan juga akan memelajari bahwa ia tidak boleh malas tetapi tekun, rajin, dan bekerja keras; orang yang pendiam atau pemalu akan meninggalkan karakteristik tersebut karena firman Tuhan mengajarkannya untuk peduli dan memerhatikan orang lain; 28
Sukacita Di Dalam Tuhan
orang yang pemarah atau bertemperamen tinggi akan menjadi sabar dan penuh penguasaan diri karena firman Tuhan melatih dan membentuknya demikian. (band. 2 Tim 3:16-17)
B. Model Pribadi Kaya Nutrisi Mengapa Yesus berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam? Selama di dunia Yesus tidak hidup sesuai dengan kehendakNya sendiri. Matius pasal 4 ayat 1 menyebutkan bahwa Yesus dibawa oleh Roh. Di Ibrani pasal 5 ayat 8 disebutkan bahwa Yesus yang meskipun adalah Anak, telah belajar menjadi taat kepada Bapa. Yohanes pasal 5 ayat 19 mengatakan bahwa Yesus tidak mengerjakan sesuatu dari diriNya sendiri tetapi dari Bapa. Ia mengerjakan apa yang dikerjakan oleh Bapa. Dengan kata lain, Yesus ada di padang gurun, berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, dan dicobai oleh Iblis adalah sesuai dengan kehendak Bapa. Di kitab Ayub digambarkan bahwa pencobaan terhadap Ayub adalah sesuai izin dan kehendak Tuhan. Pertanyaannya, apakah maksud dan tujuan Tuhan? Apakah Ia menginginkan atau menghendaki hal yang buruk terjadi kepada kita? Tentu saja tidak. Di dalam pencobaan, maksud dan tujuan Tuhan berbeda dengan maksud dan tujuan Iblis. Melalui pencobaan, Tuhan bermaksud membangun, sedangkan Iblis bermaksud untuk menjatuhkan. Melalui pencobaan, Tuhan bertujuan untuk menumbuhkan iman dan kerohanian kita, tetapi Iblis bertujuan menimbulkan keraguan terhadap Tuhan dan menentang Dia. Melalui pencobaan Tuhan bermaksud baik, tetapi Iblis bermaksud jahat atau buruk. 29
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Pencobaan di padang gurun tidak disaksikan oleh siapapun kecuali Yesus dan Iblis. Matius pasal 4 ayat 1 sampai 10 adalah contoh pencobaan yang dilakukan oleh Iblis terhadap manusia. Kita dapat memelajarinya dari sana. Dari Yesus kita dapat memelajari bagaimana cara yang benar menghadapi pencobaanpencobaan di dalam hidup kita. Dia adalah contoh dan teladan kita termasuk di dalam hal menghadapi pencobaan. Seperti yang disebutkan oleh Ibrani pasal 4 ayat 15, Imam Besar yang kita punya yaitu Yesus, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan kelemahan-kelemahan kita, sebaliknya sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa. Yesus dicobai tiga kali oleh Iblis di padang gurun. Yang pertama, Ia dicobai untuk memerintahkan batu-batu menjadi roti, yang kedua, Ia dicobai untuk menjatuhkan diri dari bubungan Bait Allah, dan yang ketiga dicobai untuk menyembah Iblis. Ketiga pencobaan tersebut pada dasarnya mempunyai kesamaan dalam tujuannya. Iblis mencobai Yesus supaya Ia meragukan Bapa di dalam hal penyediaanNya dan di dalam hal penyertaan dan perlindunganNya, dan supaya Ia meragukan Bapa di dalam hal berkat dan kemuliaan dari atau oleh Dia. Dari manakah kita dapat mengetahui hal tersebut? Jawabannya adalah dari jawaban Yesus terhadap Iblis. Yesus tidak pernah tidak menyebut atau tidak melibatkan Bapa di dalam jawabanNya terhadap Iblis. Ia selalu mengutip ayat-ayat dari Kitab Suci sehingga kita pun dapat mengikuti contoh atau teladan yang diberikan oleh Yesus. Dan hal tersebut juga menunjukkan bahwa tulisan-tulisan di Kitab Suci adalah otoritatif dan penuh kuasa. Dengan kata lain, Yesus bukannya menjadi ragu terhadap Bapa tetapi justru mengalahkan dan mengusir Iblis dengan menyebut Bapa dan firmanNya sebagai kekuatan dan sandaranNya. Yesus menjawab 30
Sukacita Di Dalam Tuhan
bahwa manusia juga hidup dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. Ia berkata kepada Iblis:”Jangan mencobai Tuhan Allahmu!” dan yang terakhir yaitu yang ketiga, Ia mengusir Iblis dan berkata kepadanya:”Engkau harus menyembah Tuhan Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti.” Peristiwa ini juga memberikan gambaran bahwa pribadi yang kaya nutrisi rohani tidak akan mudah dapat dicobai oleh Iblis karena Ia kuat dan sehat secara rohani. Seperti halnya dengan orang yang sehat dan kuat secara jasmani, mereka tidak akan mudah diserang oleh penyakit. Sebaliknya orang yang kekurangan gizi secara rohani akan dengan mudah jatuh ke dalam dosa dan pencobaan. Itulah alasannya mengapa setiap orang Kristen penting untuk membaca firman Tuhan bukan karena keharusan semata atau sesuatu yang bersifat ritual atau legalistis melainkan karena kita memang membutuhkannya. Kita butuh sehat dan kuat secara rohani. Kita butuh bertumbuh di dalam Tuhan.
C. Miskin Secara Rohani Patrick Morley dalam bukunya Pria di Balik Cermin3 memberikan ilustrasi yang dapat menjelaskan tentang kemiskinan secara rohani. Bacalah dan perhatikanlah kutipan dari kisah yang disampaikannya berikut di bawah ini: Larry seorang pramuniaga yang ulet serta periang, menanjak karirnya dengan cepat di perusahaannya. Lima belas tahun mengejar impian memberinya imbalan berupa jabatan wakil presiden. Upahnya cukup untuk hal-hal yang penting, namun mereka berdua menginginkan lebih dari kehidupan yang baik… 3 Patrick Morley, Pria di Balik Cermin (Interaksara), 17-21
31
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Larry menyadari kompensasinya dengan jelas. Lebih banyak uang, kurang waktu untuk keluarga. Lebih banyak waktu untuk keluarga, kurang uang. Namun, mereka sungguh menginginkan kehidupan yang baik. Tetangga mereka membeli sebuah kapal pesiar dan kamar seluas dua puluh empat kaki persegi. Larry tidak menyangka bahwa mereka juga dapat memiliki sebuah, hanya dengan membayar $328 per bulan. Dengan berhemat selama lima bulan, bersama-sama mereka mengumpulkan $1,000, yang ketika dijumlahkan dengan tabungan mereka, cukup untuk uang muka sebesar $2,500. Larry sangat menyukai mobil. Ayahnya yang lembut selalu menyukai mobil. Jika sebuah mobil mengkilap berpintu dua berhenti di sebelah mobilnya di lampu merah, Larry selalu berdebardebar – ia sungguh dapat membayangkan dirinya memindahkan perseneling sebuah mobil mewah yang diimpor dari Eropa. Kebetulan ia menemukan bahwa hanya dengan membayar $423 sebulan, ia dapat menyewa – beli mobil impiannya – sebuah mobil balap impor! Sebelumnya, sewa-beli tak pernah terpikirkan olehnya. Carol mati-matian ingin berlibur ke Hawai tahun itu; pasangan bermain tenisnya setiap hari Selasa, telah pergi ke sana musim semi tahun lalu. Namun mereka tak dapat melakukan keduanya sekaligus. “Jika engkau mengalah untuk yang satu ini, aku akan menggantikannya, Carol! Aku berjanji!” kata Larry kepadanya, dengan senyum lebar di wajahnya. Carol terkenang akan senyum nakal anak laki-laki kecil yang begitu membuatnya tertarik kepada Larry. Selama ini, Larry selalu baik terhadapnya, begitu pikirnya. “Baiklah, silakan”, Carol memberitahukan Larry. Ayah Larry selalu menyukai mobil-mobil Chevrolet. Selera Larry telah berevolusi dengan berjalannya waktu.
32
Sukacita Di Dalam Tuhan
Carol mengimpikan tinggal di sebuah rumah bertingkat dua dengan sebuah kolam renang, namun, dengan angsuran mobil dan kapal yang begitu tingginya, itu tinggal impian selama bertahun-tahun. Larry bekerja bagai budak selama dua belas hingga empat belas jam seharinya – selalu memikirkan cara-cara untuk memperoleh uang lebih banyak demi rumah impian Carol. Ketika Carol bekerja, mereka jumlahkan upah mereka dan bergembira melihat bahwa akhirnya mereka dapat mencapai impian mereka. Tekanan untuk menjaga keutuhan rumah tangga mereka membuat mereka berkecil hati. Ada rekening-rekening yang harus dibayar, anak-anak yang harus dijemput dari tempat penitipan, batas-batas waktu yang harus dipenuhi, kuota-kuota penjualan yang harus dilampaui, namun tidak banyak waktu untuk menikmati kekayaan yang telah mereka kumpulkan…
Akhir cerita, hubungan Larry dan Carol menjadi retak. Pernikahan mereka hancur dan Carol minggat meninggalkan Larry. Saya percaya bahwa kisah yang seperti ini bukanlah kisah yang asing di telinga kita. Kisah tentang hubungan yang retak, pernikahan yang hancur, meski telah mempunyai banyak harta dan kemewahan. Semua itu terjadi karena manusia tidak mengetahui bagaimana memenuhi kebutuhan rohani mereka sehingga dapat memperoleh sukacita yang sejati dari Tuhan. Dari waktu ke waktu ada saja korban yang sama seperti Larry dan Carol yang mengira bahwa dengan mengumpulkan harta sebanyakbanyaknya dan meraih kemewahan hidup dapat memberi mereka sukacita, namun pada akhirnya mereka tidak menemukannya. 33
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
34
BAB EMPAT
PEMBAWA SUKACITA
D
asar atau alasan mengapa kita bersukacita adalah Roh Kudus. Yohanes 16 ayat 7 mengatakan ini:
Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu
Artinya, Yesus berkata bahwa Penghibur yaitu Roh Kudus akan datang setelah Ia pergi naik ke Sorga. Dialah yang akan memberikan sukacita, semangat, kekuatan rohani, dan keberanian kepada murid-murid Kristus di abad pertama hingga di masa kini. Hal ini terbukti dan tampak di dalam kehidupan muridmurid Yesus yang dikisahkan di dalam kitab Kisah Para Rasul. Lukas mencatat dengan sangat sistematis dan detil bagaimana Roh Kudus turun pada hari Pentakosta, menyertai rasul-rasul dan murid-murid Yesus dan bekerja di antara mereka dan juga terhadap jiwa-jiwa yang hilang yang diselamatkan. Berikut di bawah ini adalah sedikit gambaran tentang pekerjaan Roh Kudus di Kisah Para Rasul tersebut: Sukacita Di Dalam Tuhan
35
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Pasal dan Ayat (Kisah Para Rasul)
Peran Roh Kudus
Kis 1:2; Kis 16:6
Menuntun, memandu, mengarahkan murid-murid Kristus (Jemaat)
Kis 1:8
Memberi kekuatan dan kuasa rohani
Kis 2:4
Memberi kemampuan rohani
Kis 4:31
Memberi keberanian
Kis 5:32; Kis 28:25 Kis 9:31 Kis 11:24; 13:52 Kis 6: 5; 13:2; 15:28; 20:28
Menyampaikan firman bersama dengan murid Kristus Menolong dan menghibur Membawa sukacita Memilih dan menentukan pemimpin dan pelayan Tuhan
Dengan kata lain, janji Yesus tentang Roh Kudus sebagai Penghibur adalah benar dan nyata terbukti di dalam kehidupan murid-murid Kristus di abad pertama. Pertanyaannya, bagaimana dengan di masa kini? Apakah hal yang sama atau serupa juga akan terbukti atau terjadi? A. Bukti dan Tanda Penuh dengan Roh Kudus Berulang kali Alkitab menyatakan bahwa Yesus dibawa oleh Roh. Ia dipimpin oleh Roh, dan penuh dengan Roh Kudus (band. Mat 4:1; Mrk 1:12; Luk 4:1). Ini menandakan bahwa Yesus senantiasa bersama-sama dengan Roh Kudus. Ia satu dengan-Nya. Apapun yang Ia katakan atau lakukan senantiasa seiring sejalan dengan Roh Kudus. Tidak heran mengapa Yesus pernah berkata: apa yang Kukatakan tidak berasal dari diri-Ku 36
Sukacita Di Dalam Tuhan
sendiri tetapi Bapa di dalam Aku. Aku dan Bapa adalah satu. Aku di dalam Dia dan Dia di dalam Aku. Yesus tidak sendiri. Ia bersama dengan Bapa dan Roh Kudus. Ketiganya adalah satu: Bapa, Anak dan Roh Kudus. Itulah sebabnya mengapa ketika orang-orang Farisi menghujat Yesus, Ia menyatakan bahwa mereka menghujat Roh Kudus. Mengapa? Dapat dengan mudah dimengerti yaitu karena apa yang Yesus lakukan atau kerjakan juga adalah sama dengan Roh Kudus. Ia bersama-sama dengan-Nya. Sekarang, apa yang dimaksud dengan dipimpin oleh Roh Kudus atau penuh dengan Roh Kudus? Bacalah Alkitab Anda di Efesus 5:18-33; 6:1-9 dan Kolose 3:16-25; 4:1. Dari sana kita dapat mempelajari 2 (dua) hal penting yakni sebagai berikut: 1. Penuh dengan Roh Kudus ditandai atau dibuktikan oleh sikap dan tindakan seseorang. Efesus 5:18-33 dan Kolose 3:16-25 menuliskan daftar yang sama tentang tanda atau bukti-bukti tersebut. Orang yang penuh dengan Roh Kudus bermazmur bagi Tuhan, menyanyikan pujian, mengucap syukur. Jika ia adalah isteri, ia tunduk kepada suami. Jika ia suami, ia mengasihi isteri. Jika ia anak, ia hormat kepada orang tuanya. Jika ia bapa, ia tidak menanam kepahitan di hati anaknya. Jika ia hamba, ia taat dan tunduk kepada tuannya. Jika ia tuan, ia adil dan tidak semena-semena terhadap hambanya. 2. Penuh dengan Roh Kudus adalah sama dengan kaya akan perkataan Kristus di dalam hati dan pikiran (band Efesus 5:18 dan Kolose 3:16). 37
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Dua frase tersebut yaitu Penuh Roh Kudus dan Kaya akan perkataan Kristus adalah interchangeably. Keduanya dapat bertukar tempat. Karena keduanya menghasilkan yang sama, sikap dan tindakan yang sama seperti yang kita sebutkan barusan yaitu bermazmur, menyanyi, tunduk, taat, hormat, mengasihi, adil, tidak semena-mena, dan lain-lain. Bacalah dan perhatikanlah kedua ayat berikut di bawah ini: Efesus 5 - 6 (Penuh dengan Roh Kudus)
Kolose 3 – 4 (Penuh dengan Perkataan Kristus)
Berkata-kata dalam mazmur, kidung puji-pujian dan nyanyian rohani. Bernyanyi dan bersorak dengan segenap hati. (5:18-19); Merendahkan diri, takut di dalam Kristus (5:21)
Mengajar dan menegur dengan segala hikmat, menyanyikan mazmur, dan puji-pujian dan nyanyian rohani (3:16)
Mengucap syukur (5:20)
Mengucap syukur (3:16-17)
Bagi isteri, tunduk kepada suami (5:22)
Bagi isteri-isteri, tunduklah kepada suamimu (3:18)
Bagi suami, kasihilah isteri (5:25)
Bagi suami-suami, isterimu (3:19)
Bagi anak-anak, taatilah dan hormatilah orang tuamu di dalam Tuhan (6:1-2) Bagi bapa-bapa, janganlah bangkitkan amarah di dalam hati anak-anakmu (6:4)
kasihilah
Bagi anak-anak, taatilah orang tuamu (3:20) Bagi bapa-bapa, janganlah menyakiti hati anakmu (3:21)
Bagi hamba-hamba, taatilah tuanmu (6:5)
Bagi hamba-hamba, tuanmu (3:22)
Bagi tuan-tuan, jauhkan ancaman (6 :9)
Bagi tuan-tuan, berlakulah adil dan jujur terhadap hambamu (4:1)
38
taatilah
Sukacita Di Dalam Tuhan
Melalui 2 (dua) hal di atas kini dapat kita ketahui bagaimana cara men-deteksi apakah kita penuh dengan Roh Kudus atau tidak. Caranya adalah dengan memperhatikan kontrasnya. Jika kita tidak semangat bernyanyi pujian, tidak bersyukur, tidak suka memuji Tuhan, tidak suka dengan firman-Nya berarti kita tidak penuh dengan Roh Kudus. Bagi para isteri, jika ia tidak tunduk atau tidak taat kepada suami, berarti ia tidak penuh dengan Roh Kudus. Bagi suami, jika ia tidak mengasihi isteri, ia tidak penuh dengan Roh Kudus. Demikian seterusnya bagi hamba yang tidak taat kepada tuannya, bagi anak yang tidak hormat kepada orang tuanya, bagi tuan yang tidak adil dan semena-mena terhadap hambanya adalah tidak penuh dengan Roh Kudus. Sampai di sini, Anda tentunya telah mengerti tentang Tuhan kita yang satu, dan tentang bagaimana mendeteksi apakah Anda penuh dengan Roh Kudus atau tidak. Sekarang, mari pelajari dan mengerti satu hal lagi yakni bagaimana caranya agar kita penuh dengan Roh Kudus. Sesuai pengertian kita tentang 2 (dua) ayat yang interchangeably tadi yakni Efesus 5:18 dan Kol 3:16, maka kini dapat kita temukan bagaimana caranya. Jika orang yang penuh dengan Roh Kudus adalah orang yang kaya akan perkataan Kristus di dalam hati dan pikirannya, itu berarti bahwa orang tersebut tentunya adalah orang yang tekun membaca dan meneliti kebenaran firmanNya. Karena tidak mungkin seseorang kaya akan perkataan Kristus, padahal ia tidak pernah mendengar, membaca dan meneliti firman-Nya. Sebaliknya, orang yang mendengarkan, membaca, meneliti firman-Nya dengan sungguh, teliti, dan tekun tentunya akan menjadi kaya akan perkataan Kristus. Seperti halnya orang Berea, mereka disebut sebagai orang yang lebih baik hatinya. Karena mereka menerima firman dengan segala kerelaan 39
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
hati dan menyelidiki Kitab Suci setiap hari untuk mengetahui apa yang benar dan yang tidak. Mana yang sejati dan dan yang palsu, mana yang sungguh benar dan mana yang setengah benar. Dengan demikian, mereka dapat membedakan dan memisahkan di antara keduanya. Dengan kata-kata lain, jika Anda ingin penuh dengan Roh Kudus, bacalah firman-Nya dengan sungguh, teliti dan tekun, maka Anda kaya akan perkataan firman-Nya di dalam hati dan pikiran Anda. Itulah yang akan mempengaruhi Anda, men-drive Anda, memimpin dan menuntun Anda. Lagipula, bukankah firman-Nya adalah ilham dari Roh Kudus, yang menuntun, membawa, dan mengarahkan kita sehingga menghasilkan buah-buah Roh (band. 2 Pet 1:20-21; Gal 5:22-23)? B. Penuh dengan Roh Kudus atau Tidak? Pengertian penuh dengan Roh Kudus di masa kini perlu dibedakan dengan atraksi duniawi, spektakularisme, mistisisme, dan lain semacamnya. Alasannya karena keduanya berbeda pada dasarnya meski sama-sama menampilkan kekuatan, kuasa, dan kemampuan. Orang-orang Kristen harus waspada dan antisipatif. Karena penipu-penipu yaitu pengajar-pengajar yang sesat atau nabi-nabi palsu akan berupaya menggiring murid-murid Kristus untuk tidak tekun dan setia masuk melalui pintu yang sesak dan jalan yang sempit melainkan melalui pintu yang lebar dan jalan yang luas. Ayat 15 pasal 7 Injil Matius mengatakan;”Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” 40
Sukacita Di Dalam Tuhan
Orang-orang Kristen perlu waspada, teliti, detil dan spesifik terhadap kekristenan dan terhadap firman Tuhan (band. Kisah 17:11). Tidak semua pengajar, pengkhotbah, penginjil, pendeta, atau pemimpin Kristen adalah sejati. Saya tidak sedang menciptakan polemik dengan menyatakan ini, tetapi, Alkitab menyebutkan kata “menyamar seperti domba” terhadap nabi-nabi palsu. Itu artinya bahwa nabi-nabi palsu tersebut mempunyai kemiripan atau tampak serupa dengan yang asli. Jika mereka jelas-jelas nyata berbeda tentu Alkitab tidak perlu mengingatkan “Waspadalah!” Salah satu indikasi dari nabi-nabi palsu disebutkan di ayat 16 yaitu bahwa mereka dapat dikenali dari buah-buahnya yaitu sikap hidup mereka. Contohnya adalah sikap yang sombong, arogan, egois, materialistis, tidak tulus, penuh rekayasa, licik, manipulatif, dan lain sebagainya yang berbeda dan bertolak belakang dengan sikap seorang nabi yang sejati. Cobalah membaca dan memerhatikan sikap nabi-nabi yang sejati di kitab Perjanjian Lama. Mereka adalah orang yang patuh, taat, setia, rendah hati, tulus, murni, penuh pengabdian, dan penuh pengorbanan. Bahkan, nabi-nabi tersebut menderita penganiayaan di zaman mereka (band. Matius 5:12). Matius 7 ayat 15 mengatakan:”Waspadalah terhadap nabinabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas.” Nabi-nabi palsu tidak berpenampilan asing atau aneh dibandingkan dengan yang asli. Sebaliknya, mereka sangat sukar dibedakan karena sangat mirip atau persis menyerupai yang asli. Pertanyaannya, bagaimanakah kita dapat membedakan keduanya? Ada tiga ciri atau tanda yang utama dari nabi-nabi palsu. Ciri atau tanda yang pertama adalah bahwa mereka men41
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
gajarkan yang lain, yang tidak alkitabiah, dan berbeda dari firman Tuhan (band. 1 Tim 1:3; 1 Tim 6:3; 2 Tim 2:18). Dampak atau akibat dari ajaran-ajaran nabi-nabi palsu tersebut adalah kerusakan terhadap iman dan kefasikan yang semakin meningkat (band. 2 Tim 2:16, 18). Ciri atau tanda yang kedua adalah bahwa mereka mencari keuntungan secara finansial (band. Titus 1:11). Nabi-nabi palsu bukanlah orang-orang yang iseng atau kurang kerjaan melainkan mereka mempunyai tujuan yang sangat jelas yaitu mencari keuntungan secara finansial sehingga dengan demikian dapat memperkaya diri sendiri. Selanjutnya, ciri atau tanda yang ketiga dari nabi-nabi palsu adalah bahwa mereka berfokus kepada atraksi atau spektakularisme dari karuniakarunia seperti penglihatan, karunia mengusir setan, karunia mengadakan mujizat, bahasa roh, dan lain sebagainya. Atraksi atau spektakularisme tersebut bertujuan untuk mempesona dan mengelabui banyak orang sehingga mereka tertipu, diperdaya, dan disesatkan. Nabi-nabi palsu tidak fokus terhadap firman dan kehendak Tuhan (band. Matius 7:21, 24). Saya tidak subyektif dalam hal ini tetapi Alkitab-lah yang menyatakannya sebagaimana tertulis berikut di bawah ini ”Kedatangan si pendurhaka itu adalah pekerjaan Iblis, dan akan disertai rupa-rupa perbuatan ajaib, tanda-tanda dan mujizat-mujizat palsu, dengan rupa-rupa tipu daya jahat terhadap orang-orang yang harus binasa karena mereka tidak menerima dan mengasihi kebenaran yang dapat menyelamatkan mereka.” (2 Tes 2:9) ”…ia mengadakan tanda-tanda yang dahsyat, bahkan ia menurunkan api dari langit ke bumi di depan mata semua orang. Ia menyesatkan mereka yang diam di bumi dengna tanda-tanda, yang telah diberikan kepadanya untuk dilakukannya di depan mata binatang itu…” (Why 13:13)
42
Sukacita Di Dalam Tuhan
Kesimpulannya, penuh dengan Roh Kudus adalah selaras, seiring, dan sejalan dengan sukacita. Orang yang penuh dengan Roh Kudus adalah orang yang bersukacita di dalam Tuhan bukannya sedih, marah, kesal, murung, dan lain sebagainya. Hal tersebut ditunjukkan oleh ayat-ayat berikut di bawah ini: Kis 13:52 Dan murid-murid di Antiokhia penuh dengan sukacita dan dengan Roh Kudus Kis 11:21 karena Barnabas adalah orang baik, penuh dengan Roh Kudus dan iman. Sejumlah orang dibawa kepada Tuhan.
Dengan kata lain, orang-orang yang mengaku, meng-klaim atau menyatakan bahwa dirinya penuh dengan Roh Kudus semestinya juga menampilkan sukacita dari dalam dirinya. Tanpa bermaksud berpura-pura atau mengelabui orang lain, orangorang yang penuh dengan Roh Kudus juga menunjukkan buahbuah Roh dan kebenaran dari dalam diri mereka (band. Gal 5:22-23). Sebaliknya, orang-orang yang berpura-pura bersifat manipulatif dan mengupayakan kepentingan diri sendiri.
43
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
44
BAB LIMA
SUKACITA DARI KRISTUS Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. (Yoh 17:3)
Y
esus Kristus adalah dasar atau alasan mengapa orang Kristen bersukacita. Ia telah melimpahkan sukacita-Nya kepada kita. Kutipan ayat di atas adalah doa yang diucapkan-Nya sebelum ditangkap dan disalibkan. Di dalam doa-Nya saat itu, secara tidak langsung Yesus sedang menyatakan bahwa salib adalah cara Bapa mempermuliakan Anak (band. Yoh 17). Karena setelah Yesus disalib maka Ia akan dikuburkan, bangkit pada hari yang ketiga, naik ke Sorga, dan dosa-dosa kita pun akan diampuni. Sutradara film the Passion, Mel Gibson, juga memberikan gambaran yang sama yaitu ketika Yesus meskipun penuh luka dan berlumuran darah di Kalvari, Ia merangkak dengan sekuat tenaga dan kekuatan meraih kayu salib pertanda siap untuk mati bagi kita. Dengan kata lain, sukacita yang dimaksudkan oleh Yesus adalah erat kaitannya dengan hal ini: yaitu bahwa Ia telah menyampaikan segala firman yang disampaikan dari Bapa kepada kita, bahwa Ia telah menggenapi penyataan-Nya dengan Sukacita Di Dalam Tuhan
45
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
sempurna, bahwa Ia telah menebus kita, dan bahwa Ia telah menyediakan tempat bagi kita di Sorga. Lihatlah dan perhatikanlah betapa Yesus sangat tidak egois dan tidak mementingkan diri sendiri. Ia sangat mengasihi kita. Ia tidak berkorban dan mati di kayu salib untuk diri-Nya dan untuk kepentingan-Nya sendiri tetapi untuk kita yang berdosa yang butuh pengampunan dosa. A. Sukacita dari Rasul-rasul Di dalam doa Yesus sebelum Ia ditangkap dan disalibkan, inilah yang Ia katakan kepada Bapa di Sorga: Tetapi sekarang, Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. (Yoh 17)
Doa Yesus pada waktu itu sangat spesifik dan istimewa tentang rasul-rasul. Ada lebih kurang 18 hal istimewa yang Ia ucapkan di dalam doa-Nya tentang mereka yakni sebagai berikut: 1. Mereka (rasul-rasul) itu milik-Mu dan Engkau telah memberikan mereka kepada-Ku dan mereka telah menuruti firman-Mu. (ayat 6) 2. Mereka tahu, bahwa semua yang Engkau berikan kepadaKu itu berasal dari pada-Mu. (ayat 7) 3. Segala firman yang Engkau sampaikan kepada-Ku telah Kusampaikan kepada mereka dan mereka telah menerimanya. Mereka tahu benar-benar, bahwa Aku datang dari pada-Mu, dan mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. (ayat 8) 46
Sukacita Di Dalam Tuhan
4.
5. 6.
7.
8.
9.
10.
11. 12. 13. 14.
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan kepadaKu, sebab mereka adalah milik-Mu. (ayat 9) Aku telah dipermuliakan di dalam mereka. (ayat 10) Ya Bapa yang kudus, peliharalah mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu sama seperti Kita. (ayat 11) Aku memelihara mereka dalam nama-Mu, yaitu nama-Mu yang telah Engkau berikan kepada-Ku; Aku telah menjaga mereka dan tidak ada seorang pun dari mereka yang binasa selain dari pada dia yang telah ditentukan untuk binasa, supaya genaplah yang tertulis dalam Kitab Suci. (ayat 12) Aku datang kepada-Mu dan Aku mengatakan semuanya ini sementara Aku masih ada di dalam dunia, supaya penuhlah sukacita-Ku di dalam diri mereka. (ayat 13) Aku telah memberikan firman-Mu kepada mereka dan dunia membenci mereka, karena mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. (ayat 14) Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. (ayat 15) Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran. (ayat 17) Aku telah mengutus mereka ke dalam dunia; (ayat 18) Aku menguduskan diri-Ku bagi mereka, supaya mereka pun dikuduskan dalam kebenaran. (ayat 19) Aku berdoa, tetapi juga untuk orang-orang, yang percaya kepada-Ku oleh pemberitaan mereka; (ayat 20) 47
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
15. Supaya mereka semua menjadi satu, sama seperti Engkau, ya Bapa, di dalam Aku dan Aku di dalam Engkau, agar mereka juga di dalam Kita, supaya dunia percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku. 16. Aku telah memberikan kepada mereka kemuliaan, yang Engkau berikan kepada-Ku, supaya mereka menjadi satu, sama seperti Kita adalah satu: Aku di dalam mereka dan Engkau di dalam Aku supaya mereka sempurna menjadi satu, agar dunia tahu, bahwa Engkau yang telah mengutus Aku dan bahwa Engkau mengasihi mereka, sama seperti Engkau mengasihi Aku. (ayat 21-23) 17. Aku mau supaya, di mana pun Aku berada, mereka juga berada bersama-sama dengan Aku, 18. Aku telah memberitahukan nama-Mu kepada mereka dan Aku akan memberitahukannya, supaya kasih yang Engkau berikan kepada-Ku ada di dalam mereka dan Aku di dalam mereka. Inilah yang menjadi dasar atau alasan mengapa kita percaya kepada rasul-rasul yang diutus oleh Yesus. Karena Kristus sendiri telah berdoa dan berkata tentang mereka seperti tersebut di atas. Efesus pasal 2 ayat 19 sampai 20 mengatakan: “Demikianlah kamu bukan lagi orang asing dan pendatang, melainkan kawan sewarga dari orang-orang kudus dan anggota-anggota keluarga Allah yang dibangun di atas dasar para rasul dan para nabi, dengan Kristus Yesus sebagai batu penjuru.” Itulah juga yang dilakukan oleh jemaat di abad pertama, mereka belajar dan mendengarkan dan percaya kepada pemberitaan rasul-rasul sebagai pemimpin dan pembimbing mereka 48
Sukacita Di Dalam Tuhan
(band. Kis 2). Demikian juga kita hingga saat ini tetap masih melakukannya yaitu melalui tulisan-tulisan, injil, dan surat-surat yang mereka tuliskan yaitu alkitab. B. Sukacita yang Berkelanjutan Rasul Yohanes menuliskan dalam suratnya 1 Yohanes pasal 1 ayat 4 demikian: Dan semuanya ini kami tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna. Dengan kata lain, ia hendak menyampaikan sesuatu yang berkelanjutan yaitu sukacita yang berasal dari Kristus. Lihatlah dan perhatikanlah diagram sukacita berikut ini: SUKACITA DARI KRISTUS > RASUL - RASUL > KRISTEN (JEMAAT) Ia menginginkan adanya sukacita yang berkelanjutan dari mereka kepada orang-orang, dari generasi ke generasi termasuk kita. Ia mengadakan suatu duplikasi dan multiplikasi sehingga apa yang telah mereka ketahui, mereka terima, mereka peroleh, alami, dan miliki tentang Tuhan, tentang Kristus, dan tentang keselamatan dan hidup yang kekal juga dapat dimiliki oleh orang-orang yang percaya kepada pemberitaan mereka termasuk anda dan saya. Atas dasar pengertian ini maka kita tahu bahwa tidak ada sukacita tanpa Kristus dan tanpa pemberitaan firman melalui rasul-rasul. Kita tidak dapat memeroleh-nya dari tempat-tempat lain selain yang memang telah ditentukan oleh Tuhan yaitu melalui mereka dan pemberitaan yang telah mereka lakukan. 49
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Dengan demikian, dapatlah dimengerti berdasarkan hal ini bahwa upaya memeroleh sukacita dari tempat-tempat yang lain dengan cara-cara yang tidak alkitabiah adalah sia-sia.
50
Sukacita Di Dalam Tuhan
BAGIAN DUA
SUKACITA DALAM KERAJAAN-NYA
51
BAB ENAM
SUKACITA DALAM KESESAKAN
B
anyak hal yang dapat menghambat atau menghalangi seseorang untuk bersukacita. Diantaranya adalah penganiayaan, pencobaan, dan godaan. Di dalam diri orang Kristen perasaan tidak bersukacita semestinya tidak berlangsung lama dan berlarut-larut tanpa perubahan dan tanpa kemajuan. Dasar atau alasannya adalah karena Tuhanlah yang memberikan kita kemampuan dan kekuatan di dalam menghadapi semua itu. Bacalah dan perhatikanlah sejumlah ayat berikut di bawah ini: Tetapi dalam semuanya itu kita lebih dari pada orang-orang yang menang, oleh Dia yang telah mengasihi kita. (Roma 8:37) Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaanpencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya.” (1 Kor 10:13) Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku. (Fil 4:13) Sukacita Di Dalam Tuhan
53
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu difitnahkan segala yang jahat. (Mat 5:11)
Dari beberapa ayat ini dapatlah kita simpulkan bahwa orang-orang Kristen dimampukan Tuhan untuk dapat memeroleh sukacita meskipun menghadapi penganiayaan, pencobaan, dan godaan.
A. Penganiayaan Rasul Paulus tidak memandang penderitaan seperti orang duniawi. Orang duniawi memandang semua penderitaan sama saja. Semua negatif, semua merugikan, dan semua tidak berguna. Sebaliknya rasul Paulus menilai bahwa ada penderitaan tertentu yang merupakan sukacita dan kebahagiaan yaitu penderitaan di dalam Kristus. Di Kolose pasal 1 ayat 24 Paulus berkata:”…aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya yaitu jemaat.” Dengan kata lain Paulus mengerti apa yang sedang Ia lakukan. Ia tidak menjadi sedih, marah, kesal, atau mengumpat ketika ia sedang mengalami penolakan, penganiayaan, karam kapal, telanjang, tidak makan, dan lain sebagainya. Ia tahu bahwa semua itu adalah sukacita dan kebahagiaan baginya karena ia menyadari bahwa semua itu penting dan berguna dalam membangun jemaat Tuhan Yesus Kristus yang telah berjasa menebus dosa dan menyelamatkan dirinya. Di kitab Kisah Para Rasul dikisahkan bagaimana rasul Paulus dan Silas justru bersukacita meski mereka dianiaya dan dimasukkan ke dalam penjara. Mereka bernyanyi dan memuji Tu54
Sukacita Di Dalam Tuhan
han di sana. Sesuatu yang tidak dilakukan oleh orang lain yang juga seperti mereka ada di dalam penjara. Bahkan, dari dalam penjara Paulus masih dapat menuliskan surat kepada Jemaat yang berisi pesan bahwa mereka harus bersukacita senantiasa di dalam Tuhan (Yunani: pantote = terus menerus, pada segala waktu, segala keadaan)4. Ini adalah hal yang sangat luar biasa yang menunjukkan bahwa sukacita yang dimiliki oleh rasul Paulus tidak dapat dicuri atau diambil oleh situasi atau kondisi apapun melainkan tersimpan dengan aman dan terlindung di dalam dirinya.
B. Pencobaan Selain penganiayaan, pencobaan juga berpotensi menghambat dan menghalangi seseorang untuk bersukcita. Di sepanjang zaman, ada saja bencana atau malapetaka yang mengundang tanya tentang di mana Tuhan saat semuanya terjadi? Apakah Ia sedang tidur atau bersembunyi? Apakah Ia berdaya atau tidak? Tidakkah Ia tahu tentang pencobaan yang akan atau sedang datang? Jika Ia tahu mengapa Ia membiarkan-Nya? Tidakkah Ia dapat menghalanginya, menghentikan atau membatalkannya? Jika ya, mengapa Ia tidak melakukannya? Atau, jangan-jangan Ia tidak peduli dengan apa yang terjadi? Atau, siapa sesungguhnya dia yang ada di balik pencobaanpencobaan itu? Tuhan atau iblis? Jika Tuhan, bagaimana mungkin? Bukankah Ia - Allah yang Maha Mengasihi? Jika Iblis, mengapa Tuhan tidak menghalaunya? Mengapa Tuhan tidak turun tangan, berbuat sesuatu sehingga apa yang tidak diharapkan terjadi, tidak terjadi? Bukankah demikian? 4 Dr. J.L.Ch. Abineno, Surat Filipi (BPK Gunung Mulia), 131
55
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Sebut saja peristiwa WTC 911, tsunami, topan, badai, perang dunia atau perang antar bangsa, bombing, penganiayaan, dan banyak lagi yang tidak tersebutkan di buku ini. Semua itu dapat dijadikan bahan untuk menyerang Tuhan, berpikir negatif terhadap-Nya, curiga atau menyalahkan Dia. Seolah mendudukkan-Nya di kursi terdakwa. Guilty or Not guilty? Itulah reaksi spontan manusia terhadap bencana atau malapetaka di dunia pada umumnya, mungkin termasuk anda dan saya. Sebaliknya, jika Anda mengerti dan memahaminya berdasarkan Kitab Suci, Anda tidak akan menjadi kecewa dan putus asa. Melainkan, dapat melihat jauh ke depan sampai di ujung atau akhir dari pencobaan itu, bukannya fokus terhadap pencobaan yang sedang terjadi, pada prosesnya yang sukar, sulit atau bahkan menyakitkan. Mari baca dan pelajarilah kutipan ayat Alkitab tentang pencobaan berikut ini. Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaanpencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya. (I Korintus 10:13) …Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. (Roma 8:28) …Aku (TUHAN) ini mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Ku mengenai kamu, demikianlah firman TUHAN, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepadamu hari depan yang penuh harapan. (Yeremia 29:11)
56
Sukacita Di Dalam Tuhan
Anda tentunya telah mengerti, bukan? Janganlah menjadi seperti isteri Ayub atau teman-temannya. Di antara mereka ada yang menyalahkan Tuhan. Ada pula yang menyalahkan Ayub. Isteri Ayub dan teman-teman Ayub adalah gambaran dari orangorang yang tidak mengerti dan tidak menyadari bahwa bencana atau malapetaka bukanlah melulu soal hukuman atau konsekuensi logis. Tetapi juga, adalah peristiwa atau kejadian yang diizinkan Tuhan untuk menyempurnakan orang yang dikasihiNya. Sehingga dengan demikian orang tersebut menjadi lebih baik dari sebelumnya. Karakternya, hubungannya, perspektifnya atau imannya. Seperti halnya Ayub setelah pencobaannya berakhir. Selain memperoleh harta dan keturunan yang berlipat ganda, ia mendapat sesuatu yang sangat berharga. Mungkin paling berharga sepanjang hidupnya. Apakah itu? Pengalaman dengan Tuhan. Ia, setelah itu menjadi pribadi yang lebih baik. Jauh lebih baik dari sebelumnya. Bukan saja hanya mengerti Tuhan secara intelektual tetapi juga emosional. Hati dan jiwanya lebih dekat kepada-Nya. Jika sebelumnya, ia banyak melihat dan mendengar Tuhan, tetapi setelah pencobaan itu, ia lebih merasakan-Nya bahwa Ia baik, terlepas dari pencobaan yang sedang terjadi. Seperti yang digambarkan pemazmur di Mazmur 34:9 berikut ini: Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya TUHAN itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!
Anda mungkin bertanya, bagaimana dengan korban bencana atau korban jiwa? TUHAN adalah adil. Ia tahu yang final dan yang tidak final. Dan lagi kematian bukanlah keadaan yang final, bukan? 57
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Jika demikian apakah setiap peristiwa adalah pencobaan “Ayub”? Tidak. Ada terdapat 3 (tiga) rupa-rupa atau jenis peristiwa: 1. Peristiwa yang berupa konsekuensi logis dari kesalahan di masa lalu. Contohnya, banjir sebagai akibat dari membuang sampah sembarangan. 2. Peristiwa yang berupa hukuman atau disiplin. 3. Contohnya, pelaku kriminal ditangkap dan dijebloskan ke dalam penjara karena mencuri, merampok atau membunuh. 4. Peristiwa yang di-izinkan Tuhan untuk menyempurnakan kualitas pribadi, karakter, hubungan, perspektif, iman, kasih, dan pengharapan dari orang-orang yang dikasihiNya. Ringkasnya, kebenaran-kebenaran tentang pencobaan berdasarkan Kitab Ayub adalah seperti berikut: 1. Kontrol kehidupan ada di tangan Tuhan (Ada atau tidak ada pencobaan). 2. Pencobaan berasal dari iblis dengan seizin Tuhan. 3. Iblis bertujuan supaya manusia berbuat dosa, tidak percaya, apatis atau memusuhi Allah. Sedangkan TUHAN bertujuan menjadikan manusia lebih baik dan sempurna. 4. Pilihan dan keputusan manusia sangat menentukan hasil akhirnya.
58
Sukacita Di Dalam Tuhan
C. Godaan untuk Marah Kemarahan juga adalah salah satu godaan yang dapat menghambat dan menghalang-halangi seseorang untuk bersukacita. Kemarahan bukanlah hal yang asing bagi setiap orang. Banyak orang berpendapat bahwa kemarahan adalah hal yang wajar. Apalagi ketika disakiti atau dirugikan oleh orang lain. Kemarahan dapat terjadi kapan saja, di mana saja dan oleh siapa saja. Di jalan, saat orang menyalib kendaraan Anda dan mengagetkan Anda. Di rumah, saat Anda tengah mempersiapkan diri ke kantor, Anda tidak menemukan kunci mobil, sisir, atau kaos kaki di tempat yang biasa. Anda mencari ke sana kemari, tetapi Anda tidak menemukannya. Dalam pernikahan, Anda mungkin tidak mendapat respon seperti yang Anda inginkan. Anda mendapatkan sikap ketus atau bisu yang mengintimidasi. Kemarahan dapat dijelaskan melalui berbagai peristiwa dan keadaan. Oleh siapa saja dan kapan saja. Saya yakin, Anda mempunyai banyak cerita tentang kemarahan Anda atau kemarahan orang lain yang pernah Anda saksikan. Patrick Morley, penulis buku MAN IN THE MIRROR mengkategorikan kemarahan dalam 3 (tiga) bentuk atau jenis5. Pertama, kemarahan yang ditinjau dari frekwensi nya, sangat amat jarang terjadi, tetapi, ketika kemarahan itu terjadi, ia seperti ledakan bom yang eksplosif – besar, kuat dan tidak terkendali. Kedua, kemarahan yang ditinjau dari frekwensi nya sangat amat sering terjadi, tetapi, kekuatan atau intensitasnya relatif kecil. Banyak orang biasanya menyebutnya dengan istilah “cerewet”. Kemarahan yang ketiga adalah kemarahan yang sangat amat jarang terjadi, karena ia tersimpan, tersembunyi dan terpendam 5 Patrick Morley, Pria di Balik Cermin (Interaksara), 291-294
59
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
sangat dalam di dalam diri seseorang. Kita biasanya menyebutnya jenis ini dengan istilah “dendam”. Timbul pertanyaan, salahkah jika seseorang marah, baik terhadap situasi atau terhadap orang lain? Bukankah kemarahan adalah hal yang wajar dan manusiawi? Atau sebaliknya, baik-kah atau benarkah jika seseorang tidak pernah marah? Dapatkah ia disebut sebagai orang yang normal atau manusiawi? Alkitab berkata:”Berbahagialah orang yang lemah lembut karena mereka akan memiliki bumi (band. Mat 5:6)”. Kata lemah lembut dalam bahasa Yunani disebut dengan “praus”. Praus biasa digunakan untuk mengartikan atau menggambarkan tentang binatang liar yang telah menjadi jinak. Dengan kata lain, kata praus mengandung arti tentang potensi kekuatan yang terkendali atau terkontrol di dalam diri atau pribadi seseorang. Jadi, lemah lembut bukan berarti lemah, tidak berdaya, atau pengecut, melainkan kuat, handal dan tangguh namun penuh penguasaan diri. Perhatikanlah Yesus contoh yang sempuna dalam penguasaan diri. Ia tidak kesal ketika orang-orang Farisi mengintimidasi-Nya dengan pertanyaan-pertanyaan yang memojokkan. Ia tidak marah atau mendendam ketika Ia hendak dibunuh bahkan ketika Ia disalib, Ia berkata Bapa ampunilah mereka sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat. Tetapi, apakah itu berarti bahwa Yesus tidak bisa marah? Tidak. Ingatkah Anda tentang peristiwa Bait Suci yang dibersihkan oleh Yesus? Apakah yang Yesus lakukan? Ia menjalin tali dan membuat cambuk. Ia membalikkan meja-meja, melepaskan hewan dan ternak yang diperjual belikan di Bait Suci. Ia mengusir dan membubarkan 60
Sukacita Di Dalam Tuhan
aktifitas pebisnis liar yang mengatasnamakan Tuhan dan korban persembahan. Sebenarnya, apa yang sedang terjadi saat itu? Tuhan sedang direndahkan. Ia tidak dihormati tetapi disakiti dan dikecewakan. Dengan cara apa? Dengan cara menjual hewan korban dengan tarif yang tidak masuk akal termasuk kepada orang-orang miskin yang tidak sanggup membelinya. Orang yang hendak mempersembahkan korban dikenai tarif yang sangat amat mahal dan berlipat kali ganda. Belum lagi, tentang pendatang yang harus menukarkan uang untuk mempersembahkan korban, mereka bukan mendapatkan kemudahan melainkan nilai tukar yang sangat berat dan menekan. Waktu itulah Yesus marah, selain itu tidak. Anda mungkin telah mengerti sampai di sini. Yesus tidak marah ketika orang mengintimidasi-Nya, hendak membunuhNya, bahkan ketika orang menganiaya dan menyalibkan-Nya. Tetapi, Ia marah ketika imam-imam menjadi korup dan tidak menjadi perantara yang baik bagi umat-Nya. Ia marah ketika imam-imam mempersulit bahkan menghalang-halangi umatNya beribadah demi kepentingan dan keuntungan pribadi atau kelompok mereka. Jika Yesus saja tidak marah, mengapa sebagai pengikut-Nya kita seringkali tidak seperti Dia. Kita sering marah karena merasa kurang dihormati, kurang dihargai, kurang diperhatikan, kurang diperlakukan dengan baik, kurang dipedulikan, dan sebagainya. Kita sering marah karena hal-hal yang tidak sesuai harapan dan karena hal-hal yang tidak memenuhi ekspektasi kita. Tetapi, pernahkah kita marah seperti Yesus, dengan alasan-alasan yang 61
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
sama seperti Dia? Pernahkah kita marah karena hal yang kenamengena terhadap TUHAN bukan karena diri sendiri, karena kepentingan TUHAN bukan karena ego, urusan, privasi atau kepentingan pribadi? Pernahkah? Jika tidak, di manakah kesamaan kita dengan Yesus? Apakah yang ada di dalam diri kita yang serupa dengan-Nya? Kemarahan tidak membawa kebahagiaan. Ia membuat orang merasakan sesak di dada, tidak tenang dan susah tidur. Sebaliknya, orang-orang yang lemah lembut dan menguasai diri terbebas dari rasa sakit hati, kesal, dendam, atau tersinggung. Orang Kristen yang lemah lembut adalah orang yang jauh di dalam hati dan pikiran nya sadar dan mengerti bahwa ia hanyalah seorang yang berdosa. Sesungguhnya, ia tidak layak untuk dihormati, dihargai, diperlakukan dengan baik, adil, dipuji, disanjung, apalagi disembah. Melainkan, TUHAN saja. Ya, TUHAN saja yang layak, saya pun tidak.
62
BAB TUJUH
SUKACITA KARENA PERKARA DI ATAS
D
i Kolose pasal 3 ayat 1, rasul Paulus berkata:”carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah.” Pesan ini sangat konsisten dengan pesan-pesan lain di Alkitab. Alasannya, pertama Tuhan tidak ingin kita melupakan Dia dan hidup dalam dosa. Yang kedua adalah karena di Sorga adalah tempat tinggal yang kekal dan penuh dengan sukacita. Dan yang ketiga karena langit dan bumi akan berlalu sehingga tidak layak untuk diharapkan seperti surga. Henokh adalah orang yang pertama setelah Adam yang menggambarkan kepada kita bagaimana bersukacita karena perkara-perkara di atas. Di tengah generasi yang berdosa, korup, jahat dan bengkok hatinya, Henokh adalah satu-satunya orang yang bergaul dengan Allah dalam kurun waktu yang sangat lama yaitu 300 tahun (band. Kejadian 5:22). Di ayat 24 pasal 5 kitab Kejadian disebutkan lagi bahwa Henokh hidup bergaul dengan Allah, lalu ia tidak ada lagi, sebab ia telah diangkat oleh Allah.” Henokh adalah contoh pribadi yang bersukacita karena perkara di atas yaitu Tuhan. Tidak heran mengapa Tuhan mengangkatnya naik ke Surga. Ini juga untuk mengatakan kepada kita bahwa jika kita bergaul dengan Tuhan, mencintai Dia, Sukacita Di Dalam Tuhan
63
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
mengikut Dia, berjalan bersama dengan Dia, kita juga akan diselamatkan oleh Dia. Yudas pasal 1 ayat 14 mengatakan bahwa Henokh bernubuat demikian: “Sesungguhnya Tuhan datang dengan beribu-ribu orang kudus-Nya, hendak menghakimi semua orang dan menjatuhkan hukuman atas perbuatan fasik, yang mereka lakukan dan karena semua kata-kata nista, yang diucapkan orang-orang berdosa yang fasik itu terhadap Tuhan.”
Sesuatu yang menunjukkan bahwa Henokh juga peduli terhadap kehancuran moralitas orang-orang di zamannya dan ia bernubuat kepada mereka bahwa Tuhan akan datang dan mereka akan dihakimi.
A. Bukan karena pencapaian (Luk 10:20) Sepulang dari latihan misi yang diberikan oleh Yesus, 70 murid Yesus datang dan memberikan laporan dengan sukacita dan penuh kegembiraan. Di antara mereka ada yang berkata:”Tuhan, juga setan-setan takluk kepada kami demi nama-Mu.” Itu adalah laporan yang benar. Karena memang Iblis selalu gentar dan berteriak ketika mereka berhadapan dengan Yesus. Markus pasal 1 ayat 24 menyebutkan bahwa roh jahat berteriak demikian:”Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” Di Markus pasal 5 ayat 6 sampai 7 bahkan dikatakan bahwa orang yang kerasukan roh jahat menyembah Yesus dan berteriak keras:”Apa urusan-Mu dengan aku, hai Yesus, Anak Allah yang Mahatinggi? Demi Allah, jangan siksa 64
Sukacita Di Dalam Tuhan
aku.” Dengan kata lain bahwa Yesus tidak saja berkuasa atas dunia yang kelihatan tetapi juga atas dunia yang tidak kelihatan atau yang supranatural. Yesus berkata kepada mereka bahwa Ia melihat Iblis jatuh seperti kilat dari langit. Itu artinya bahwa iblis takut dan gentar dengan nama-Nya. Hal ini tidak berarti bahwa setiap orang siapa saja tanpa kecuali dapat menyebut nama Yesus untuk mengusir dan mengalahkan iblis. Karena di kitab Kisah Para Rasul, anakanak Skewa tidak berhasil melakukannya bahkan mereka dianiaya dan dijadikan bulan-bulanan oleh Iblis. Iblis berkata terhadap mereka:”Yesus aku kenal, Paulus aku kenal, tetapi kamu tidak aku kenal.” Sangat mungkin bahwa anak-anak Skewa bukanlah orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Tuhan, bertobat dan mengikut Dia dengan sungguh-sungguh. Meskipun pengalaman yang dialami oleh 70 murid Yesus adalah pengalaman yang dahsyat dan luar biasa, Yesus berkata kepada mereka bahwa mereka jangan bersukacita karena pencapaian itu yaitu bahwa roh-roh itu takluk kepada mereka. Melainkan, mereka sebaiknya bersukacita karena nama mereka terdaftar di Sorga. Hal ini menunjukkan bahwa Tuhan tidak ingin kita mempunyai sukacita yang salah. Tuhan juga tidak ingin kita terjebak di dalam suatu sukacita terhadap obyek atau sesuatu yang tidak semestinya. Tuhan mau kita bersukacita atas perkaraperkara di atas yang salah satunya adalah bahwa nama kita terdaftar di Sorga. Saya dapat memberikan Anda ilustrasi tentang nama yang terdaftar di institusi yang bergengsi seperti universitas, lembaga pemerintahan tingkat nasional atau internasional, tetapi tetap saja ilustrasi itu tidak akan pernah dapat menyamai keberuntungan yang kita peroleh apabila nama kita terdaftar di sorga. Kita 65
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
semestinya jauh-jauh lebih bersukacita karena hal itu dibandingkan dengan kelulusan, kesuksesan, atau keberhasilan apa pun yang ada atau pernah kita alami di dunia.
B. Karena upah yang ada di Sorga (Luk 6:23) Adalah hal yang manusiawi jika kita tertarik dengan upah. Orang-orang di kantor sering membicarakannya. Ketika seseorang sedang di-interview, ia membicarakan hal itu dengan pimpinan perusahaan atau personalia. Upah adalah sesuatu yang memotivasi seseorang untuk melakukan atau mengerjakan sesuatu. Upah dapat berupa uang, pujian, atau pun juga sesuatu semacam apresiasi atau penghargaan. Tetapi sebagai orang Kristen, upah yang demikian bukanlah sesuatu yang begitu besar bagi kita sehingga karena itu saja kita bersukacita. Tuhan ingin kita bersukacita karena upah yang Ia sediakan di Sorga (band. Luk 6:23). Bahkan seringkali, upah yang kita peroleh di dunia membuat kita menjadi salah di dalam motivasi dan alasan mengapa kita melakukan atau berbuat sesuatu. Contohnya, saya tidak sedang memberitakan injil untuk memeroleh bonus atau insentif. Saya tidak sedang melayani Tuhan supaya mendapat pujian atau penghargaan. Malahan, Yesus berkata bahwa orang-orang yang mengikut Dia suatu waktu (bukan setiap waktu) akan dianiaya. Rasul Paulus juga mengatakan hal yang sama bahwa orang yang beribadah dengan sungguh suatu waktu akan juga mendapat aniaya. Jadi, jelas bahwa pelayanan dan pemberitaan Injil dilakukan tidak berdasar atas upah di dunia, bukan? Upah yang ada di sorga lah yang semestinya menjadi motivasi dan sukacita kita. karena dia bersifat kekal 66
Sukacita Di Dalam Tuhan
dan besar tidak tertandingi dengan upah apapun yang dapat kita peroleh dari dunia.
C. Sukacita yang Nyata di Masa Kini Izinkan saya mengambil kesempatan untuk memberikan pujian dan penghargaan terhadap seseorang yang saya kenal baik dan memang sungguh saya saksikan bahwa hidupnya sangat bersukacita karena perkara di atas. Ary (bukan nama sebenarnya) adalah pria yang real tentang hidupnya. Ia merasakan kekosongan hidup meski terlibat banyak di dalam pelayanan. Suatu kali ia bertemu dengan seorang saudara yang mengajaknya makan malam sambil berdiskusi soal hidup. Ary awalnya kurang tertarik karena ia mengira bahwa pembicaraan orang kebanyakan adalah soal topik-topik yang memang ia sudah sering ketahui dan bicarakan. Tetapi topik pembicaran kali ini beda, meskipun tadinya ia mengira sama saja. Bicara tentang Tuhan, Kristen, dan alkitab tetapi juga benar-benar bicara tentang dia dan tentang dosa-dosanya. Ary yang awalnya sok tahu tentang alkitab dan kekristenan mulai berbicara tentang sesuatu yang real yaitu tentang pertobatan dan tentang mengikut Yesus dengan sungguh-sungguh. Ia semakin tertarik untuk berdiskusi bahkan pertemuan berubah meningkat menjadi dua kali seminggu. Satu hal yang sangat berat dan menantang buat Ary adalah mengakui dosa perzinahannya kepada isterinya. Tetapi akhirnya ia memutuskan untuk benar di hadapan Tuhan. Meski melalui masa yang sangat berat, isteri Ary akhirnya dapat memaafkan dia dan menerimanya kembali. 67
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Sejak saat itu hidup Ary jauh berubah. Ia senantiasa percaya dan bergantung kepada kebenaran Tuhan. Tidak lama setelah ia dibaptis, isterinya pun juga mengambil keputusan untuk menjadi murid Kristus dan dibaptis. Tidak hanya sampai di sana, mulai saat itu Ary tidak henti-hentinya berjibaku memberitakan kebenaran firman kepada siapapun orang yang ditemuinya: tetangga, sahabat, kenalan, teman kerja, bahkan keluarganya yang jauh, ke kota manapun ia bertugas untuk sementara, ia selalu meminta sanak familynya untuk datang ke gereja dan mempelajari alkitab. temannya sepasang suami isteri juga akan dibaptis dalam waktu dekat. Adiknya demikian juga mulai mengalami transformasi dan berhenti merokok karena pemberitaan firman yang ia lakukan. Ary bukan orang yang kaya secara financial bahkan sangat minim dan tidak jarang mengalami kekurangan. Tetapi ia adalah seorang yang rajin dan suka membantu. Ia mempunyai cukup banyak keahlian sehingga dari jasa yang ia berikan orangorang memberinya upah secara sukarela. Dari sana ia menutupi kekurangannya secara financial. Tetapi ia tidak pernah bersedih atau berduka karena ia tahu bahwa sukacitanya adalah karena perkara-perkara di atas. Sering ia berkata:”apalagi hidup ini.” Yang artinya tidak ada yang lebih penting daripada Tuhan dan Sorga yang Ia sediakan bagi kita anak-anak-Nya. Bersukacitalah karena perkara yang di atas seperti yang dikatakan Paulus dan Yesus Tuhan kita. Bersukacitalah seperti Henokh, murid-murid Yesus, dan seperti Ary.
68
BAB DELAPAN
SUKACITA YANG PALSU (Materialisme & Mistisisme)
A
da sejumlah upaya yang dilakukan oleh manusia demi memeroleh sukacita. Dalam tulisan ini saya ingin membahas dua bagian besar dari antaranya yaitu materialisme dan mistisisme. Dalam materialisme, manusia berupaya memeroleh sukacita melalui kekayaan materi atau kemewahan. Manusia berupaya mengumpulkan harta sebanyakbanyaknya, melakukan pencapaian posisi atau jabatan di berbagai bidang, dengan demikian mereka menyangka akan memeroleh sukacita dan kebahagiaan sebagai akibat langsung dari memeroleh kehormatan, penghargaan, kemudahan, dan lain sebagainya. Orang-orang materialis biasanya tidak mengutamakan Tuhan dan hal-hal rohani di dalam hidup melainkan fokus kepada hal-hal materi dan lahiriah saja.
Berbeda dengan mistisisme6, yang berupaya memeroleh sukacita dan kebahagiaan tanpa kebenaran firman Tuhan dan pertobatan. Orang-orang mistis percaya bahwa upaya mereka yang dapat menjangkau atau meraih Tuhan dengan upaya-upaya subyektif yang mereka lakukan. Dari sana timbul suatu kebiasaan atau aktifitas yang seringkali tanpa disadari hanya merupakan upaya memuaskan diri sendiri. 6 http://en.wikipedia.org/wiki/Mysticism Sukacita Di Dalam Tuhan
69
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
A. Model Pribadi yang Tidak Materialis Kualitas pribadi yang tidak materialistis dapat diperoleh dari gambaran hidup tokoh-tokoh alkitab seperti Abraham, Yusuf, Daud, dan lain-lain. Abraham tidak marah dan tidak bersikap sok kuasa terhadap Lot, meskipun hal tersebut sepertinya wajarwajar saja jika ia melakukannya. Ia dapat berkata kepada Lot: “Lot, saya yang membawa kamu ke tanah Kanaan, seharusnya kamu tahu diri. Tuhan yang membawa saya ke tempat ini, dan saya adalah orang pilihan-Nya. Sedangkan kamu, siapa? Kamu bukan siapa-siapa? Kamu mengerti?” Nyatanya, Abraham tidak mengindikasikan kemarahan sedikit pun. Tidak ada nada suara yang sombong, angkuh atau sok kuasa, meskipun, mungkin Lot dapat mengerti jika ia bersikap demikian terhadapnya. Tetapi, apa yang ia katakan kepada Lot. Baca dan simaklah apa yang dikatakannya berikut ini: Maka berkatalah Abram kepada Lot: “Janganlah kiranya ada perkelahian antara aku dan engkau, dan antara para gembalaku dan para gembalamu, sebab kita ini kerabat. Bukankah seluruh negeri ini terbuka untuk engkau? Baiklah pisahkan dirimu dari padaku; jika engkau ke kiri, maka aku ke kanan, jika engkau ke kanan, maka aku ke kiri. (Kej 13:8-9)
Dengan kata-kata lain, Abraham sesungguhnya punya banyak alasan atau dasar untuk marah terhadap Lot, tetapi, ia tidak melakukannya. Ia yang membawa Lot ke tanah Kanaan. Ia lah yang semestinya paling berhak atas tanah tersebut. Di samping itu, ia pun adalah pilihan Tuhan yang membawa nya ke sana. Tetapi, Abraham tidak marah, tidak sombong, dan tidak sok kuasa terhadap Lot. Ia mempunyai potensi, kekuatan dan otori70
Sukacita Di Dalam Tuhan
tas yang terkontrol dan terkendali. Sebaliknya, Lot mengambil kesempatan dari kebaikan Abraham, ia memilih tempat yang tampak lebih kaya, lebih nyaman, dan lebih menguntungkan ketimbang Abraham. Abraham sendiri tidak memilih terlebih dahulu tetapi menyerahkan kepada Lot apa yang dipandangnya lebih baik bagi dirinya sendiri. Betapa Abraham sangat tidak materialistis sama sekali. Demikian pula halnya dengan Yusuf, terhadap saudarasaudara nya yang kasar dan licik, yang telah menjualnya kepada pedagang budak, ia tidak membalas dendam. Ia justru bertanya tentang keadaan adiknya yaitu Benyamin. Dan bukan itu saja, ia juga menampung saudara-saudara nya yang jahat dan tidak mengasihi itu, tinggal di rumahnya. Padahal, ia punya banyak alasan untuk marah terhadap saudara-saudaranya tersebut. Mereka telah berbuat salah terhadapnya dan ia pun mempunyai kesempatan dan kemampuan untuk membalas dendam. Setidaknya memberi sedikit pelajaran sehingga mereka menderita dan akhirnya menyesal terhadap apa yang telah mereka lakukan. Tetapi, apakah ia melakukannya? Tidak. Daud pun tidak berbeda dengan Abraham atau Yusuf. Walaupun ia telah diurapi menjadi raja menggantikan Saul, ia tidak serta merta menghabisi nyawa Saul. Padahal, tampaknya ia mempunyai alasan untuk membunuh raja pertama Israel tersebut. Pertama, Saul telah berulang kali berusaha membunuhnya. Kedua, ia telah dipilih Tuhan untuk menjadi raja melalui Samuel. Dan ketiga, Daud mempunyai momen yang tepat untuk melakukannya di gua Adulam, yaitu ketika Saul sedang sendiri dan membuang hajat di sana. Lagipula, Daud juga ditemani teman-teman yang siap membantu dan mendukungnya. Tetapi, apakah Daud melakukannya? Tidak. 71
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Yusuf dan Daud tidak menjadi angkuh dan sombong karena posisi atau jabatan yang mereka miliki. Sebaliknya, di dalam diri mereka Tuhan-lah yang menjadi sukacita dan kebahagiaan. Hal-hal lain selain dari itu mereka pandang sebagai pemberian dan yang berasal atau bersumber dari Tuhan Yang Maha Kuasa.
B. Mengapa Mistisisme Tidak Dapat Berhasil? Ada terdapat dua hal yang mendasar tentang mistisisme. Yang pertama adalah keinginan mencari pengalaman langsung dengan Tuhan dan kedua adalah seluruh kebenaran agama adalah subyektif kepada pencari pengalaman. Yesaya pasal 59 ayat 2 mengatakan:”…tetapi yang merupakan pemisah antara kamu dan Allahmu ialah segala kejahatanmu, dan yang membuat Dia menyembunyikan diri terhadap kamu, sehingga ia tidak mendengar, ialah segala dosamu.” Roma pasal 3:23 mengatakan:”Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah.” Dengan kata lain, manusia terpisah dari Allah karena dosa, sehingga dengan demikian, upaya subyektif manusia seperti mistisisme yaitu mencari pengalaman langsung dengan Tuhan dengan cara meditasi dan lain sebagainya tidak akan pernah berhasil. Apa dasar saya menyatakannya demikian? Yang pertama adalah bahwa hubungan antara manusia dengan Tuhan adalah dimulai dari Tuhan, oleh Tuhan, atas inisiatif Tuhan dan penyataan Tuhan. Ibrani pasal 1 ayat 1 dan 2 mengatakan: ”…Allah berulang kali dan dalam pelbagai cara berbicara kepada nenek moyang kita dengan perantaraan nabi-nabi, maka pada zaman akhir ini Ia telah berbicara kepada kita dengan perantaraan AnakNya,…”
72
Sukacita Di Dalam Tuhan
2 Timotius pasal 3 ayat 15 berkata bahwa Alkitab dapat memberi hikmat dan menuntun manusia kepada keselamatan. 2 Petrus 1 ayat 20 sampai 21 mengatakan bahwa Alkitab adalah tulisan yang dihasilkan oleh Roh Kudus. Dengan kata lain, hubungan antara manusia dengan Tuhan hanya akan berhasil dengan atau melalui firmanNya bukan dengan mistisisme atau pencarian pengalaman yang subyektif terhadap Dia. Matius pasal 7 ayat 21 sampai 24 menggambarkan kegagalan manusia dalam upaya mereka untuk dapat berkenan di hadapan Tuhan. Mereka menyangka bahwa mereka berkenan dan diterima oleh Dia tetapi sebaliknya mereka ditolak bahkan Tuhan berkata kepada mereka bahwa Ia tidak mengenal mereka. Padahal di ayat 22 disebutkan bahwa orang-orang tersebut berseru-seru kepada Dia, bernubuat demi namaNya, mengusir setan demi namaNya, dan mengadakan banyak mujizat demi namaNya juga. Apa masalahnya? Di ayat 21 dan 24 disebutkan bahwa Tuhan hanya berkenan kepada mereka yang mendengar dan melakukan perkataanNya dan yang melakukan kehendak Bapa di Sorga. Dengan kata lain, mempraktekkan kebenaran firman Tuhan adalah mutlak dibutuhkan dalam membina hubungan yang harmonis dan akrab dengan Dia, bukan mistisisme atau pencarian pengalaman rohani yang subyektif. Sekalipun mungkin ada terdapat pengalaman-pengalaman rohani yang mempesona, dahsyat dan menggemparkan, tetapi jika itu tidak sesuai dengan firman Tuhan, maka orang Kristen patut menolak dan tidak menerimanya. Timbul pertanyaan, bagaimana dengan kesaksian Paulus di 2 Korintus 12 ayat 2 sampai 4 yang mengatakan:” Aku tahu tentang seorang Kristen; empat belas tahun yang lampau--entah di dalam tubuh, aku tidak tahu, entah di luar tubuh, aku tidak 73
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
tahu, Allah yang mengetahuinya--orang itu tiba-tiba diangkat ke tingkat yang ketiga dari sorga. Aku juga tahu tentang orang itu, --entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya-- ia tiba-tiba diangkat ke Firdaus dan ia mendengar kata-kata yang tak terkatakan, yang tidak boleh diucapkan manusia.” Gambaran yang semacam inilah yang seringkali kita dengar dari orang-orang Kristen tertentu yang menganut aliran atau unsur mistisisme di masa kini. Ada terdapat perbedaan yang pokok atau mendasar antara pengalaman Paulus dibandingkan dengan mereka yang seperti itu. Yang pertama, ditinjau dari jabatannya Paulus adalah seorang rasul sedangkan mereka bukan. Yang kedua, ditinjau dari cara mengkomunikasikannya Paulus tampak tidak ingin bermegah tentang pengalaman itu bahkan ia tidak menyebutkan namanya atau dirinya melainkan menyebutnya dengan kata “seorang Kristen”. Sangat berbeda halnya dengan orang-orang Kristen tertentu yang mengkomunikasikan pengalaman yang semacam itu secara besar-besaran melalui media masa seperti radio, televisi, rekaman audio-visual, buku, KKR, seminar, dan lain sebagainya. Yang ketiga, ditinjau dari segi waktu, rasul Paulus hidup di era apostolik, yaitu era pemberitaan firman yang diteguhkan atau di-verifikasi secara langsung dengan mujizat atau tanda-tanda ajaib. Sedangkan di masa kini, tanpa peneguhan atau verifikasi mujizat atau tanda-tanda ajaib lagi yang lain yang baru di masa kini, semestinya firman Tuhan sudah dapat diterima dan tidak perlu diragukan lagi. Ibrani pasal 2 ayat 4 mengatakan:”Allah meneguhkan kesaksian mereka oleh tanda-tanda dan mujizat-mujizat dan oleh berbagai-bagai penyataan kekuasaan dan karunia Roh Kudus, yang dibagi-bagikan-Nya menurut kehendak-Nya.” Dengan kata lain, 74
Sukacita Di Dalam Tuhan
peneguhan tersebut terjadi atau dilakukan Tuhan di masa yang lampau bukan di masa kini ataupun di masa yang akan datang. Yang ke-empat, ditinjau dari frekwensinya, pengalaman orangorang Kristen tertentu di masa kini yang bersaksi tentang pengangkatan atau kunjungannya ke Surga adalah jauh lebih besar dibandingkan dengan Paulus yang adalah seorang rasul. Setahu saya tidak ada ayat yang lain lagi yang menyatakan bahwa Paulus diangkat atau mengunjungi Surga kecuali satu kutipan ayat di surat 2 Korintus pasal 12 tadi. Selain itu, ada terdapat dua perbedaan besar lagi di antara mistisisme yaitu bahwa mereka menyangkal fakta Inkarnasi Kristus dan mereka juga bahkan menyangkal bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa sebagai penebus atau juruselamat. Mereka tidak percaya pada penebusan dan merasa bahwa mereka dapat dibuat benar dengan Tuhan melalui pengalaman mereka. Hal ini jelas sama sekali bertentangan dan tidak sesuai dengan Alkitab. Yesaya pasal 7 mengatakan bahwa Kristus dikandung oleh Roh Kudus dan lahir dari rahim seorang perawan. Ia disebut Yesus (Juruselamat) dan Immanuel (Allah beserta kita). Yesaya pasal 9 mengatakan bahwa Kristus adalah Allah yang Perkasa dan Bapa yang Kekal. Mikha pasal 5 mengatakan bahwa Ia akan lahir di Betlehem tetapi permulaannya sudah ada sejak dahulu kala. Di Yohanes pasal 8, Yesus berkata bahwa Ia sudah ada sebelum Abraham. Di pasal-pasal yang lain di Injil Yohanes, Yesus menyebut diriNya dengan “I AM” kata yang sama yang disebutkan oleh Allah Abraham, Ishak dan Yakub kepada nabi Musa. Sebutan itulah yang membuat geram orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat sehingga ingin melemparnya dengan batu. Sebutan itu juga yang membuat orang-orang yang ingin menangkapNya menjadi mundur dan jatuh ke tanah (band. Yoh 75
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
18:6). Dari sejumlah ayat tadi dapat disimpulkan bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah (the second member of trinity) yang ber-inkarnasi menjadi manusia. Ia adalah Allah di dalam daging (God in human flesh). Ia adalah 100% Allah dan 100% manusia (fully man and fully God). Yohanes pasal 5 ayat 22 sampai 23 mengatakan:”Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Bapa. Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia.” Kesimpulannya, mistisisme tidak dapat berhasil dalam upayanya karena yang pertama mereka tidak turut atau sesuai dengan firman Tuhan dan yang kedua karena tanpa pertobatan manusia tidak dapat mempunyai hubungan yang dekat dan harmonis dengan Tuhan, sebaliknya mistisisme terhalang oleh tembok dosa yang membatasi mereka (band. Yes 59:1-2; Luk 13:1-3; Kis 3:19-20; Kis 2:38-39).
76
BAB SEMBILAN
SUKACITA DI DALAM JEMAAT
T
uhan ‘merekrut’ kita secara pribadi masuk ke dalam jemaat yang terdiri dari saudara-saudari yang berasal dari berbagai latar belakang yang berbeda-beda. Sebagian saudara atau saudari di sana mungkin cocok dengan kita karena mungkin mereka mempunyai latar belakang yang sama, hobby, atau ketertarikan yang sama pula dengan kita. Tetapi terhadap sebagian besar orang yang lain, mungkin kita tidak atau belum merasakan adanya kecocokan antara satu dengan yang lain meskipun sebenarnya kita tidak sedang mempunyai masalah dengan mereka. Meskipun demikian, kita tidak dapat berkata “tidak” atau tawar menawar soal orang-orang yang ada di dalam jemaat-Nya. Mengapa? Karena mereka, anda, dan saya adalah keluarga Allah: anggota-anggota tubuh Kristus yang telah dipilih dan diselamatkan oleh Dia. Kita tidak dapat melakukan intervensi, menolak, atau tidak setuju akan hal tersebut. Sebaliknya, situasi yang berbeda yang mungkin tidak begitu kita inginkan justru dapat membawa kita bertumbuh menjadi semakin serupa dengan Kristus. Di dunia, tanpa disadari kita mungkin telah memelajari bahkan menganut faham diskriminasi dan anti-sosial terhadap orang-orang tertentu. Kita membeda-bedakan, negatif, curiga, Sukacita Di Dalam Tuhan
77
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
underestimated, dan lain sebagainya terhadap mereka. Tetapi di dalam Jemaat-Nya, kita sama sekali tidak boleh berpikir dan bersikap demikian. Kita harus melihat jemaat secara alkitabiah. Bahwa jemaat adalah tubuh Kristus dan kita adalah anggota-anggotanya. Meskipun kita berbeda-beda satu sama lain tetapi Tuhan melalui Roh Kudus-Nya memberikan kita karunia-karunia yang berbeda-beda. Bukan untuk kepentingan kita secara pribadi melainkan untuk kepentingan semua yaitu jemaat. Pengkhotbah tidak sedang berkhotbah untuk dirinya sendiri melainkan untuk membangun jemaat. Demikian juga pengajar, usher, penyanyi, pemimpin lagu, dan lain-lain tidak sedang melakukan atau mengerjakan segala sesuatu untuk dirinya tetapi untuk jemaat sehingga dengan demikian jemaat bersukacita karena Tuhan dan satu sama lain.
A. Sukacita di dalam Persekutuan Sukacita di dalam persekutuan bukanlah untuk anggotaanggota tertentu dan juga bukan oleh anggota-anggota tertentu saja. Jemaat adalah milik Tuhan dan bukan milik sebagian atau sejumlah orang di dalam jemaat. Kita harus mempunyai rasa memiliki di dalam jemaat bukan dalam arti yang negatif melainkan dalam arti yang rohani. Roma pasal 12 ayat 15 berkata: Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis. 1 Korintus pasal 12 ayat 26 mengatakan: …jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Dengan kata lain, sebagai jemaat kita adalah keluarga Tuhan. Kita satu dan dekat satu sama lain karena Tuhan. Kita 78
Sukacita Di Dalam Tuhan
bersukacita dan berbagi sukacita satu sama lain seperti halnya sebuah keluarga yang ideal dan sempurna. Jemaat yang sejati bukanlah jemaat yang egoistis, tidak peduli, dan saling irihati satu sama lain melainkan dapat bersukacita karena ada anggota yang lain juga bersukacita (band. 2 Kor 2:3; Fil 2:17-18) Saya sengaja mengambil kesempatan untuk bertanya kepada saudari Anna yang dikenal banyak saudara dan saudari di dalam jemaat kami sebagai orang yang ber-sukacita dan bersyukur kepada Tuhan. Ia bukanlah orang yang mempunyai kekayaan materi atau duniawi yang dapat diandalkan sehingga dapat dijadikan alasan atau dasar untuk bersukacita. Itulah yang menjadi alasan mengapa saya ingin mencari tahu apa sesungguhnya yang membuat dia dapat merasakan sukacita dan syukur senantiasa. Anna mengatakan bahwa tentu saja Tuhan adalah sumber sukacita dalam hidupnya. Tetapi sesuatu yang sangat kuat dan yakin yang ia sampaikan adalah tentang kelompok kecilnya. Ia menyebutkan nama mereka satu persatu, mengatakan apa yang ia hargai dan banggakan dari mereka. Ia dapat menjelaskannya dengan detil dan spesifik tentang mereka dan tentang apa yang mereka lakukan. Intinya ia mengatakan bahwa orang-orang di dalam kelompok kecilnya telah menjadi teladan, inspirasi, dan penghiburan bagi dirinya. Mereka adalah sukacita bagi dia. Sebelumnya saya bertanya cukup banyak pertanyaan kepada Anna. Hal itu mengakibatkan dia mengingat sejumlah peristiwa di masa lalu sehingga tidak kuasa menahan air mata. Ayahnya meninggal beberapa tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan. Sebelumnya mereka mengalami kehancuran secara finansial dalam kurun waktu bertahun-tahun lamanya demi membiayai ayah 79
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Anna yang dirawat di rumah sakit. Anna juga bercerita tentang pergumulannya secara finansial, mulai dari rumah yang digusur, keinginan kuliah yang tidak tersampaikan, sampai dengan pergaulan yang tidak membangun, dan juga tentang keinginan untuk mengakhiri hidupnya. Mempelajari firman bersama dengan kelompok kecilnya membawa hidup Anna berubah dan berbalik dari hidup yang penuh dengan kepahitan, skeptis, dan putus asa menjadi penuh dengan sukacita. Anna sekarang mempunyai impian untuk melayani dalam misi penginjilan, ia saat ini juga terlibat sebagai petugas usher setiap minggu di jemaat. Masalah finansial perlahan dapat diatasinya dengan cara bekerja di sebuah kantor dan menjual sejumlah produk dari orang-orang yang bekerjasama dengannya.
B. Sukacita karena Orang Bertobat dan Bertumbuh Selain karena kelompok kecil, kita juga semestinya bersukacita karena orang bertobat. Tuhan pun bersukacita jika ada orang yang bertobat. Tidak ada yang lebih berharga bagi Tuhan di bumi kecuali orang yang bertobat. Firman Tuhan berkata bahwa langit dan bumi akan berlalu dan itu berarti termasuk barang-barang berharga dan benda-benda mewah sekalipun akan berlalu. Jika demikian tidak ada alasan bagi kita untuk tidak bersukacita jika ada orang yang bertobat. Kita semestinya bersukacita akan hal tersebut. Bacalah dan perhatikanlah sejumlah perumpamaan tentang anak yang hilang, domba yang hilang, dirham yang hilang, dan lain sebagainya. Semua itu menggambarkan betapa Tuhan sangat 80
Sukacita Di Dalam Tuhan
bersukacita jika ada orang yang bertobat. Yesus makan bersama ketika Zakheus yang berdosa dan bertobat. Ia juga makan bersama ketika Matius pemungut cukai bertobat dan menjadi murid-Nya. Tuhan sangat bersukacita atas hal itu bahkan di alkitab disebutkan bahwa semua malaikat di Sorga turut berpesta dan bersukacita jika ada satu orang yang bertobat. Cukup hanya satu orang saja untuk membuat semua sorga berpesta dan bersukacita. Bukankah itu adalah hal yang istimewa dan luar biasa? Di dalam jemaat, kita juga semestinya bersukacita karena jemaat bertumbuh dan hidup dalam kebenaran. Rasul Yohanes pun demikian. Ini adalah ungkapannya sukacitanya terhadap orang-orang Kristen yang bertumbuh di zamannya: Aku sangat bersukacita, bahwa aku mendapati, bahwa separuh dari anak-anakmu hidup dalam kebenaran sesuai dengan perintah yang telah kita terima dari Bapa. (2 Yoh 1:4) Sebab aku sangat bersukacita, ketika beberapa saudara datang dan memberi kesaksian tentang hidupmu dalam kebenaran, sebab memang engkau hidup dalam kebenaran. Bagiku tidak ada sukacita yang lebih besar dari pada mendengar, bahwa anak-anakku hidup dalam kebenaran. (3 Yohanes 1:3-4)
Rasul Paulus juga mengatakan hal yang sama. Ia bersukacita karena jemaat bertumbuh dewasa di dalam pikiran dan perasaan mereka, di dalam iman dan karakter mereka. Inilah yang ia katakan tentang hal itu: Aku sangat bersukacita dalam Tuhan, bahwa akhirnya pikiranmu dan perasaanmu bertumbuh kembali untuk aku. Memang selalu ada perhatianmu, tetapi tidak ada kesempatan bagimu. (Fil 4:10)
81
Never Missing Quite Time Edisi ke 2
Sebab meskipun aku sendiri tidak ada di antara kamu, tetapi dalam roh aku bersama-sama dengan kamu dan aku melihat dengan sukacita tertib hidupmu dan keteguhan imanmu dalam Kristus. (Kolose 2:5)
C. Sukacita karena Saudara yang Luar Biasa Selain karena kelompok kecil, karena orang bertobat, kita juga semestinya bersukacita karena saudara yang bekerja keras. Tanpa bermaksud untuk pilih kasih terhadap saudara-saudara yang lain, Paulus memberikan penghormatan dan penghargaan kepada saudara-saudara tertentu di depan jemaat. Epafroditus7 bekerja melayani Paulus dan jemaat sebagai perantara atau pengirim pesan. Di zaman dahulu mereka belum mempunyai alat-alat komunikasi seperti handphone, fax, televise, radio, dan lain sebagainya melainkan sepucuk surat yang dikirimkan dari satu tempat ke tempat yang lain. Suatu ketika Epafroditus mengalami masalah. Ia jatuh sakit bahkan hampir mati di dalam tugas dan pelayanannya. Karena itu, ia cukup lama menghilang dan kembali ke rumah di kampung halamannya. Sejak saat itu tugas-tugas di dalam pelayanannya tidak dapat berjalan lancar seperti biasa. Hal itu tentu saja berpotensi menimbulkan pikiran negatif, marah atau pun kecewa terhadap dia. Itulah sebabnya mengapa Paulus mengatakan kepada jemaat Filipus demikian: “…aku lebih cepat mengirimkan dia (Epafroditus), supaya bila kamu melihat dia, kamu dapat bersukacita pula dan berkurang dukacitaku. Jadi sambutlah dia dalam Tuhan dengan segala sukacita dan hormatilah orangorang seperti dia. (Fil 2:28-29) 7 Dr. William Barclay, Surat Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika (BPK Gunung Mulia), 7882
82
Sukacita Di Dalam Tuhan
Paulus mengantisipasi pikiran-pikiran negatif, kecewa, atau marah terhadap Epafroditus oleh jemaat melainkan sukacita dan penghormatan karena ia yaitu Epafroditus sudah bekerja keras bahkan hampir kehilangan nyawanya selama bertugas dan melayani jemaat dan rasul Paulus. Sebagai jemaat kita pun semestinya demikian, kita harus menghargai, menghormati saudara-saudara yang bekerja keras dan melayani dengan luar biasa seperti Epafroditus. Perhatikanlah betapa penghormatan dan penghargaan terhadap saudara-saudari tertentu juga berpengaruh kepada saudarasaudari yang lain. Apa yang dilakukan oleh jemaat Korintus terhadap Titus berpengaruh juga kepada sukacita rasul Paulus (band. 2 Kor 7:13).
83
KESIMPULAN
S
ukacita adalah anugerah yang berasal dari Tuhan. Tidak ada sukacita yang dapat kita peroleh tanpa Dia. Anggapan banyak orang pada umumnya tentang sukacita seringkali bukanlah sukacita yang sesungguhnya. Kesenangan dan kenikmatan nyata bersifat sementara dan tidak mampu menyentuh sisi rohani manusia.
Sebagai orang Kristen yang mengerti akan hal ini, patutlah kita bersyukur akan kebenaran ini: bahwa sukacita kita berasal dari Bapa, Anak, dan Roh Kudus, yang dianugerahkannya melalui firman-Nya dan rasul-rasul Kristus sehingga kita dapat bersukacita secara pribadi, dan berbagi di antara sesama, keluarga dan jemaat. Adapun tantangan, godaan, ataupun pencobaan adalah ujian yang justru meneguhkan atau membuktikan bahwa sukacita dari Tuhan bersifat kekal, tahan uji, dan tidak tergantung situasi kondisi. Sukacita yang sejati tersimpan di dalam hati, aman dalam genggaman tangan Tuhan. Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah! (Rasul Paulus, Filipi 4:4)
84
Sukacita Di Dalam Tuhan
BIBLIOGRAPHY
® Stephen R. Covey, 7 Habits of Highly Effective People (Binarupa Aksara), 287-300 ® John F. Mac Arthur, Kemuliaan Sorga (Gospel Press), 2005 ® Patrick Morley, Pria di Balik Cermin (Interaksara), 17-21; 291-294 ® Dr. J.L.Ch. Abineno, Surat Filipi (BPK Gunung Mulia), 131 ® Dr. William Barclay, Surat Filipi, Kolose, 1 & 2 Tesalonika (BPK Gunung Mulia), 78-82 ® R. Kent Hughes, 1001 Kisah Inspirasi dan Kutipan (Gospel Press), 133-134 ® Wikipedia : http://en.wikipedia.org/wiki/Joy ; http:// en.wikipedia.org/wiki/Mysticism
Sukacita Di Dalam Tuhan
85
TENTANG PENULIS
Lahir di Medan, Sumatera Utara tahun 1975. Penulis mengadakan studi alkitab pribadi dengan intensif dan konsisten selama lebih dari 15 tahun terakhir. Secara formal, telah menyelesaikan studi alkitabiah dan menyandang gelar Master of Biblical Studies. Penulis juga pernah menjabat sebagai dosen praktisi dan pembicara di sejumlah institusi swasta berskala lokal dan internasional. Setelah sekian lama menjabat sebagai manajer di sejumlah perusahaan swasta, saat ini penulis menjabat sebagai manajer Berean Media dan juga produser dari sejumlah album musik dan lagu Kristen berjudul Blessed be You (Pierre Jacobs), dan lain-lain. Penulis, bersama isteri, Lenda Giroth, sekarang ini melayani sebagai pemimpin diskusi alkitab di Bekasi dan telah dikaruniai dua anak, Ellena dan Elton.
86
Sukacita Di Dalam Tuhan
Sukacita Di Dalam Tuhan
Copyright © 2010 by Naek R. Sijabat NEVER MISSING QUIET TIME 87