th.XIII/19 Desember 2015
100
Unika Soegijapranata
edisi digital
“NATAL”: REVOLUSI MENTAL Sugeng Krismis (Jawa), atau Wilujeng Natal (Sunda), atau Selamat Natal, atau Selamat Krismas (Malaysia), atau Maligayang Pasko (Filipina), atau Merry Christmas (Inggris), atau kata yang lain dalam bahasa dan dialek yang berbeda telah lazim dijadikan ucapan bagi umat Kristen di akhir tahun, khususnya di bulan Desember. Meski ada sebagian komunitas tertentu yang ‘mengharamkan’ ucapan tersebut, akan tetapi secara umum ucapan tersebut telah menjadi ucapan yang ‘taken for granted’ dalam memberikan apresiasi, toleransi, rasa bersaudara, bahkan pengakuan terhadap rasa bahagia, suka, senang, dan riang yang dirasakan oleh umat Kristen. Suasana kebahagiaan, kesukaan, kesenangan, dan keriangan tersebut menjadi sangat logis karena ucapan tersebut juga berpautan dengan masa untuk mensyukuri berbagai perjuangan di tahun yang telah berlalu serta harapan baru terhadap perjuangan di tahun yang akan datang. Oleh karena itu, ucapan Sugeng Krismis (Jawa), atau Wilujeng Natal (Sunda), atau Selamat Natal, atau Selamat Krismas (Malaysia), atau Maligayang Pasko (Filipina), atau Merry Christmas (Inggris) didampingkan dengan ucapan Sugeng Warsa Enggal (Jawa), atau
Wilujeng Taun Enggal (Sunda), Selamat Tahun Baru (Indonesia/Malaysia), atau Maligayang Bagong Taon (Filipina), atau Happy New Year (Inggris), atau yang lain. Pada kesempatan ini kami ucapkan Selamat Natal 25 Desember 2015 bagi para pembaca yang merayakan dan Selamat Tahun Baru 01 Januari 2016 untuk semuanya. Di bulan Desember tahun 2015 ini setiap mall dan super-market, bahkan beberapa mini-market dan lembagalembaga tertentu, telah menampilkan berbagai hiasan, hadiah dan ‘komoditi natal’ serta mengumandangkan instrumen atau lagu-lagu rohani Kristiani untuk menyemarakkan suasana Natal yang membahagiakan, menyukakan, menyenangkan, dan meriangkan tersebut. Memang, secara lahir suasana Natal adalah suasana yang dipenuhi oleh berbagai kebahagiaan, kesukaan, kesenangan, dan keriangan. Dalam memperingati hari Natal, secara lebih jauh Mgr. Albertus Soegijapranata (patron Universitas Katolik Soegijapranata) mengajak agar umat katolik untuk berani melakukan perubahan dalam diri dan dalam komunitas masingmasing, perubahan dari habitus lama ke habitus baru. Beliau menyitir kalimat Kronik Edisi 100/Th.XIII
dalam Bahasa Latin dalam sebuah pesan Natal (tanpa tahun): “...tempora mutantur, nos autem cum illis: zaman itu berubah, kitapun turut berubah pula... sebab masa dan manusia itu saling mempengaruhi.” Akan tetapi “...meskipun segala sesuatu yang bersifat fana, sementara, dan duniawi, baik di sekitar kita maupun pada diri kita sendiri, berubah terus menerus, di dalam hati kita terdapatlah suatu kehasratan dan kerinduan yang tak berubah, tetapi tetap tinggal sama sepanjang hidup”. Hasrat dan kerinduan yang tidak berubah bagi manusia adalah: kebahagiaan yang sempurna dan sejati. “Bukanlah pengetahuan, bukanlah kekayaan, bukanlah kehormatan, yang memberikan kebahagiaan (sempurna dan sejati?) kepada manusia, akan tetapi persatuan di antara manusia dan Tuhan yang erat dan mesra... Dalam persatuan itulah manusia merasa bahagia, sebab bersatu dengan sumber hidup, bersatu dengan sumber kebenaran, dengan sumber kebaikan dan keindahan”. Sungguh, sebuah ajakan yang sangat menyentuh nurani dan imani kita. Dalam konteks itulah Yesus lahir di dunia, untuk bersatu dengan umatnya, bersatu dalam kesusahan, bersatu 19 Desember 2015
1
dalam ketidak-beruntungan, bersatu dalam penderitaan lahir dan batin, dan bersatu juga dalam kesenangan dan keriangan agar manusia dapat mengalami kenyataan hidup bersama Yesus. Di balik fenomena perayaan kelahiran yang mewah dan gemerlapan di gereja-gereja, sebenarnya dalam sejarah kelahiran Yesus tercermin fenomena yang tidak menguntungkan, bahkan Yesus meninggal pula dalam kesengsaraan. Yesus lahir di palung(an) dan mati dalam palang kayu salib. Dua fenomena kehidupan yang sangat antagonis. Atas dasar fenomena tersebut, kiranya wajar manakala dalam renungan adven (renungan untuk persiapan Natal) 2015 Keuskupan Agung Semarang (KAS) mengajak umatnya untuk memahami ‘Gereja KAS’ sebagai Gereja Papa Miskin yang berpihak pada kaum KLMTD (kecil, lemah, miskin, tersingkir, dan difabel), kaum yang eksis dalam ketidak-berdayaan dan ketidak-beruntungan dari berbagai kalangan (lintas suku, lintas
etnis, lintas agama). Keberpihakan untuk kaum KLMTD adalah sebuah kebersamaan dan kebersatuan utuh terhadap kaum KLMTD. Keberpihakan ini membutuhkan sebuah perjuangan, bahkan perjuangan untuk mengubah mindset para pelaku yang melaksanakan keberpihakan, yakni umat Katolik Keuskupan Agung Semarang. Dalam konteks pembangunan bangsa dan kemanusiaan, termasuk keberpihakan terhadap kaum KLMTD, Mgr. Albertus Soegijapranata pernah menyatakan dalam sebuah pesan Natal di tahun yang berbeda (tanpa tahun), bahwa umat Katolik Keuskupan Agung Semarang dapat mengambil bahan dari pengajaran Gereja: “Kristus telah melaksanakan pembangunan semesta (penulis: konteks pada saat itu adalah pembangunan semesta) mulai dengan membangun manusia. Hendaknya kita dalam menyelenggarakan pembangunan seluruhnya mengutamakan atau
sekurang-kurangnya janganlah mengabaikan pembangunan mental dan rohani...” Pembangunan mental dan pembangunan rohani yang ditawarkan oleh Mgr. Albertus Soegijapranata adalah sebuah ‘revolusi mental’, yakni kemampuan dan kemauan untuk mengubah habitus lama (manusia tua) yang “...egoistis, individualistis, keloba-lobaan, gila akan hormat, pangkat dan sumat” menuju habitus baru (manusia baharu) yang “...bertata-tertib, bertata-susila, sadar akan kewajibannya, sadar akan tanggungannya, setia, lugu, jujur, bebas dari penyakit suap...berani mengambil resiko; meskipun selalu waspada dan bijaksana (bertindak dengan perhitungan yang masuk akal), bersemangat sosial, dan altruistis”. Di samping itu, dalam pesan Natal yang sama Mgr. Albertus Soegijapranata juga mengingatkan agar umat katolik Keuskupan Agung Semarang memiliki kemampuan untuk membangun rohaninya secara kuat.
“...barang siapa tak berkesediaan untuk menggembleng diri sendiri dengan giat dan tepat; barang siapa tak bermaksud memberangus nafsunya, yang berkeliaran dalam hatinya; barang siapa tak berniat memberantas egoisme, dengan lobanya yang meraja lela; barang siapa tak bersemangat rawe-rawe rantas malang-malang putung dalam mengatasi kesukaran, kesulitan, kesalahan dan kekilafan...; barang siapa tak berani menderita penghinaan ke-cuci-makian...dan hujat dalam melakukan yang sungguh baik dan masuk akal; barang siapa tak sampai hati untuk mengabdikan diri kepada sesama manusia dengan melupakan dan menyangkal diri sendiri, bahkan dengan berkorban... hendaknya jangan berkeyakinan jika ia itu sungguh melakukan pembangunan rohani”. Joko Widodo menyebut-nyebut istilah ‘revolusi mental’ yang dalam kampanyenya menuju Presiden RI yang ketujuh karena diinspirasi oleh pernyataan Bung Karno bahwa: “... Indonesia adalah bangsa besar, namun seringkali memberi nilai terlalu rendah pada bangsanya, alias bermental kecil. Bangsa Indonesia juga belum bisa terbebas dari mentalitas kaum terjajah, sehingga sering dihinggapi perasaan rendah diri. Atas mentalitas terjajah inilah, maka Bung Karno menyerukan pentingnya revolusi mental sebagai gerakan hidup baru, yakni perombakan cara berpikir, cara kerja, cara hidup, yang selama ini merintangi kemajuan” (Megawati dalam Suara Pembaruan Online, Oktober 2015). Kiranya ‘revolusi mental’ yang secara mendalam dijabarkan dalam pembangunan mental dan pembangunan rohani oleh Mgr. Albertus Soegijapranata tidak
saja memiliki dimensi nasionalitas, akan tetapi juga dimensi spiritualitas dan iman yang lebih mendalam sebagai bagian integral dari visi dan misi penggembalaan seorang Uskup pribumi di sebuah negara yang belum lama merdeka.
19 Desember 2015
Kronik Edisi 100/Th.XIII
2
Akhir kata, sebagai refleksi kritis untuk diri kita masing-masing, ucapan Sugeng Krismis (Jawa), atau Wilujeng Natal (Sunda), atau Selamat Natal, atau Selamat Krismas (Malaysia), atau Maligayang Pasko (Filipina), atau Merry Christmas (Inggris), atau kata yang lain dalam bahasa dan dialek yang berbeda mengandung makna toleransi, persaudaraan, pengakuan, dan/atau kebahagiaan bersama atas kelahiran Yesus Kristus Sang juru Selamat bagi orang yang mengucapkan ucapan tersebut. Akan tetapi, khususnya umat Katolik, perayaan Natal dan
ucapan ‘Selamat Natal’ tersebut tidak hanya mengandung makna toleransi, persaudaraan, pengakuan, dan/atau kebahagiaan akan tetapi membawa konsekuensi, yakni konsekuensi untuk melakukan revolusi mental. Sebuah janji, kemauan, dan keberanian untuk melakukan perubahan (pembangunan) mental dan rohani dari habitus lama (manusia lama dengan kebiasaan lama yang tidak/kurang baik) ke habitus baru (manusia baru yang lebih baik). Orangorang Katolik yang merayakan Natal dan menerima ucapan ‘Selamat Natal’ secara sadar hendaknya juga dibarengi dengan kesanggupan dan keberanian untuk meninggalkan ‘manusia lama’ berubah ke ‘manusia baru’ mereka. Berkah Dalem Gusti. Thomas Budi Santoso,
dosen Program Studi Manajeman (S1 dan S2) dan anggota The Soegijapranata Institute
Liputan wisudawan terbaik periode Desember 2015 R Arif Rahmad :
“Kuliah Untuk Mencari Ilmu Bukan Nilai” menempuh pendidikan di Fakultas Kedokteran Undip ini, memilih judul tesis yang berkaitan dalam bidang kesehatan. “Implementasi UU No 9 Tahun 2014 tentang klinik pada penyelenggararaan Poliklinik Kesehatan Desa (PKD) di kab. Batang”, demikian judul tesis yang diangkat oleh dr. Arif untuk meraih gelar S2 nya di Unika Soegijapranata. Dalam wawancara dengan tim kronik, alasan beliau mengambil judul tesis tersebut adalah karena bentuk pendekatan dalam bidang kesehatan desa di PKD (Poliklinik Kesehatan Desa) banyak memiliki kekurangan. Menurut beliau, jika menggunakan istilah PKD harus melengkapi syarat-syarat klinik yang telah ditentukan oleh pemerintah namun jika tidak mampu memenuhi kriteria tersebut, maka harus diganti menjadi poskesdes, hal tersebut diberlakukan untuk menaati aturan dari pemerintah. “Aplikasinya ya, agar sarana prasarana dan fasilitas dari PKD dapat lebih ditingkatkan untuk menjamin kesehatan dari masyarakat desa. Jika syarat nya terpenuhi maka akses masyarakat untuk menikmati fasilitas kesehatan menjadi lebih terbuka karena syarat yang sudah dipenuhi” tutur mahasiswa yang juga akrab dengan kegiatan bakti sosial ini. Pendidikan harus menekankan aspek Humanis!! menurut Ki Hajar Dewantara. Hal ini merujuk pada arti dari kehadiran pendidikan bukan sebagai ajang mencari aspek popularitas dalam kehimpitan globalisasi namun mampu mengaplikasikan ilmu agar bermanfaat bagi tiap insan. “Kuliah itu bukan untuk mencari nilai semata, namun untuk mencari ilmu yang nantinya bermanfaat bagi orang lain” tutur dr. R Arif Rahmad, salah satu wisudawan terbaik Magister Hukum Kesehatan Unika Soegijapranata. Hal ini merujuk pada makna eksistensi ilmu itu sendiri yaitu bukan sebagai hal yang disembunyikan dalam diri namun menjadi berguna dengan diaplikasikan bagi orang lain.“Pro Patria Et Humanitate”, demikian Unika menyebutnya. Lulus dengan IPK terbaik, dr Arif yang pernah
Sementara untuk kesulitan ketika menyelesaikan tesisnya, mahasiswa yang juga lulus di Magister Hukum Undip ini juga menuturkan bahwa kesulitan yang sulit adalah dalam mencari lokasi pengamatan yang meliputi daerah-daerah di perkotaan. Untuk lokasinya, beliau mengambil lokasi di 5 tempat yaitu di daerah pegunungan, kota, pantai, pantura timur, pantura barat. Dalam mengerjakan tesis, beliau menuturkan, waktu untuk menyelesaikannya juga tidak terlalu lama, pasalnya banyak pihak dari Unika sendiri yang membantu. “saya menyelesaikan tesis saya dalam waktu 1 semester” tutur beliau. “Saran saya untuk mahasiswa Unika adalah harus punya hati pada pilihan jurusannya. Ketika seseorang mulai memilih pada jurusan tersebut maka harus punya hati terhadap pilihan tersebut, artinya apapun akan dipilih hendaknya dilakukan dengan sepenuh hati” tutur beliau. (WL)
Kronik Edisi 100/Th.XIII
19 Desember 2015
3
Sita Dhantari :
Dimana Ada Kemauan di Situ Ada Jalan
berusaha untuk menjalaninya dengan sungguhsungguh dan mendapatkan hasil yang maksimal, untuk menunjukkan rasa terima kasih saya untuk mereka” ungkap gadis yang mempunyai motto UBI VOLUNTAS IBI VIA EST ET PERSEVERANTIA FAUSTUM EVENTUM FERET (dimana ada kemauan di situ ada jalan dan ketekunan akan menghasilkan buah yang sedap) – Saint Isidore. Dalam tesisnya, Sita memilih judul “Inkulturasi Budaya Pada Bangunan Religius Di Candi Hati Kudus Tuhan Yesus Ganjuran Bantul “.
F
akultas Arsitektur dan Desain, Program Studi Magister Sains Arsitektur mempunyai wisudawan terbaik yang bernama Sita Dhantari yang menyandang predikat Cumlaude dengan IPK 4,00. Gadis kelahiran Sleman, 27 Oktober 1985 ini mempunyai hobi bermain game dan memodifikasi motor. Kuliah di Magister Sains Arsitektur Unika Soegijapranata bagi Sita punya kesan tersendiri, karena ia bisa bertemu dengan rekan-rekan seprofesi yang baru dan bisa menjalin relasi dengan banyak orang, selain itu Sita juga dapat belajar dari para dosen senior sehingga ia bisa mempelajari ilmu yang berguna dan dapat diterapkan dalam pekerjaan dan karya -karyanya. “Dengan mendapatkan kesempatan dan beasiswa untuk bisa kuliah S2 merupakan suatu kebahagiaan dan berkat dari Tuhan, dimana masih ada orang yang mau memberikan kesempatan dan kepercayaan serta perhatian atas kemampuan saya, sehingga begitu saya mendapat kesempatan kuliah S2, saya
4
19 Desember 2015
Penelitian tesisnya berisi tentang Inkulturasi yang terjadi dalam Bangunan Religius Katolik, dan khususnya adalah Candi Hati Kudus Tuhan Yesus, Ganjuran-Bantul. Dalam Candi Hati Kudus Tuhan Yesus beserta beberapa fasilitas pendukungnya akan dilihat bagian per bagian sesuai dengan prinsip bangunan candi, selanjutnya akan dilihat dari bagian-bagian tersebut, budaya apa saja yang ada dalam proses inkulturasi. Akan diteliti pula Inkulturasi kaitannya dengan aturan-aturan dalam Agama Katolik. “Saya berharap dengan tesis ini maka akan ada manfaat yang bisa di ambil untuk kepentingan masyarakat umum” kata Sita yang ingin bercita-cita ingin menjadi seorang pengajar. Menurutnya dalam mengerjakan tesis pasti banyak ilmu baru yang dipelajari. Untuk itu Ia berusaha membuat penelitian dengan maksimal, tanpa berorientasi semata-mata kepada nilai akhir tetapi sebaliknya meneliti untuk mendapatkan manfaat dan belajar selama proses penelitian. Dalam rencana ke depan ia ingin berkarya sehingga ilmu yang dia dapatkan selama ini tetap bermanfaat untuk masyarakat luas. Sita juga berpesan untuk mahasiswa/mahasiswi agar kuliah bukan hanya sekedar untuk mendapatkan gelar, tetapi itu cara untuk belajar hidup dan membuka pikiran serta wawasan.(Adr)
Kronik Edisi 100/Th.XIII
Abdul Haris Fitri Anto :
Keberagaman adalah Kurnia
P
luralisme merupakan suatu keadaan masyarakat yang majemuk, demikian yang diartikan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pluralisme ini selalu menunjuk pada sebuah tingkatan kemajemukan dan keanekaragaman dalam lingkup kehidupan bermasyarakat. “Adalah multikulturalisme dan pluralisme yang mencakup realitas kehidupan di Indonesia. hal semacam ini menjadi bagian yang tak terpisahkan di sekitar kita” demikian menurut Abdul Haris Fitri Anto, salah satu wisudawan Magister Psikologis Unika Soegijapranata “Perbedaan framing identitas SARA terhadap intensi menolong dilihat dari kompleksitas identitas sosial (Studi eksperimental)”, demikian judul tesis dari pria yang akrab disapa dengan mas Haris Ini. Ia mengambil tema tesis tersebut karena aspek multikultural dan pluralisme dalam lingkup masyarakat Indonesia merupakan sebuah pioneer bagi peradaban nusa dan bangsa namun juga memiliki potensi untuk merusak keragaman dalam budaya Indonesia. “Dalam tesis saya ini, saya mengambil penelitian pada mahasiswa sendiri. Alasannya, karena saya merasa bahwa kehidupan mahasiaswa merupakan salah satu cerminan dari kehidupan pluralisme dan multikulturalisme di Indonesia meskipun hanya lingkup kampus saja.” Tutur Haris yang juga menjadi tenaga pengajar di salah satu Universitas Negeri di Semarang ini. Selain kuliah sebagai mahasiswa Magister Psikologi Unika Soegijapranata, Haris juga menjadi tenaga pengajar di salah satu perguruan tinggi negeri di Semarang. “jadi kalo pagi saya menjadi seorang dosen psikologi tapi ketika sore saya kembali menjadi mahasiswa, jadi saya tenaga pengajar iya, mahasiswa juga iya”
lanjutnya. Selain sebagai salah satu pengajar di Universitas Negeri Semarang, pria yang bernama lengkap Abdul Haris Fitrianto Ini juga mendirikan rumah buku simpul Semarang (www.simpulsemarang. org) yang kegiatannya menurutnya juga untuk mengembangkan intelektual mahasiswa agar aktif dan peka terhadap lingkungan. “dan ini juga menjadi sebuah eksperimen sosial yang benar-benar real” tutur mas haris saat diwawancarai oleh tim kronik. (WL)
Kronik Edisi 100/Th.XIII
19 Desember 2015
5
Raden Britendi Mulya Wibowo :
Kesuksesan Marketing Tergantung Komunikasi
dibilang kinerja staff marketing tersebut berhasil” kata Britendi saat ditemui oleh Kronik. Britendi yang kelahiran Cirebon, 10 Desember 1989 ini mempunyai hobi jalan-jalan dan main game. Saat ditanya alasannya memperdalam ilmu psikologi di Unika dia menjelaskan bahwa pada dasarnya Ia suka mengobrol dan suka berkenalan dengan orang-orang baru, dan dengan menjalin komunikasi dengan orang baru maka akan membangun relasi yang lebih luas. Selain itu, Unika mengajarkan Ilmu Psikologi secara aplikatif dan kebanyakan mata kuliah lebih banyak praktek ketimbang teori, “Bukan berarti teori itu tidak penting, tapi di Unika keduanya bisa di ramu dalam kurikulum sehingga mempunyai porsi yang ideal untuk diapikasikan” jelas alumnus SMAN 11 Semarang ini.
R
aden Britendi Mulya Wibowo adalah wisudawan terbaik pada program studi Magister Profesi Psikologi Unika Soegijapranata dalam Wisuda periode III tahun 2015, dengan masa studi 3,5 tahun dan IPK 3,7. Judul Tesis yang dipilih oleh Bretendi berjudul “Efektifitas Pelatihan Selling Skill terhadap Kinerja Penjualan Staff Marketing Kredit BPR Argo Dana Ungaran”. Dalam tesisnya, Britendi menerangkan bahwa kinerja penjualan tergantung pada Staff Marketing. “Kalau seorang marketing pintar dalam menjual produknya lewat komunikasinya, pasti deh, produk tersebut laku, atau bisa
6
19 Desember 2015
Unika Soegijapranata yang saat ini masih terus membangun, memang mempunyai fasilitas yang memadai bagi para mahasiswanya sehingga mahasiswa dimudahkan untuk mengerjakan tugas-tugas kuliah dan kegiatan lainnya. Disamping itu Unika sendiri saat ini juga berkembang pesat, maka dari itu Britendi berharap mahasiswa Unika bisa memanfaatkan fasilitas tersebut secara maksimal untuk keperluan perkuliahan mereka. “Tidak hanya mahasiswa saja, tetapi karyawan Unika pun harus saling melayani sepenuh hati terhadap semua warga Unika, agar kampus ini semakin maju dan banyak dikenal oleh masyarakat luas” kata pria yang mempunyai motto “buatlah kesan bagi semua orang”(Adr)
Kronik Edisi 100/Th.XIII
Yohanes Delta Tyatama :
Lakukan Segala Sesuatu dengan Cinta
B
ermula dari sebuah hobi kemudian menjadi ide yang cemerlang dalam membuat tugas akhir. Hal ini terbukti dengan kegiatan selama bersekolah hingga berkuliah yang diisi dengan kegiatan bermusik, khususnya dalam Band yang selalu ditekuninya. Dengan niatan coba-coba inilah, Ia mendapatkan inspirasi untuk mengangkat masalah bermusik dalam Tugas Akhirnya. Yohanes Delta ini ternyata memang sejak awal sudah tertarik akan dunia musik. Ia memiliki rasa ketertarikan untuk menggabungkan seni yang dipadukan dengan ilmu Fisika dengan mengangkat masalah akustik yang ideal untuk kegiatan belajar seni bermusik, Tugas akhir yang berjudul “Sekolah Tinggi Musik di Surakarta” berhasil membawa Yohanes Delta yang lahir di Tanjung Pinang Pada tanggal 12 Juli 1993 sebagai wisudawan terbaik periode III tahun 2015 dari Jurusan Arsitektur, Fakultas Arsitektur dan Desain (FAD). Disela-sela wawancara, Delta juga bercerita bagaimana ia mengenal Fakultas tempatnya belajar dan menemukan teman-teman baru. “Berawal dari penasaran saya saat masih di bangku SMK, sewaktu saya magang di kantor konsultan desain dan properti hampir setiap atasan saya lulusan unika. Maka dari itu saya penasaran bagaimana sih proses studinya di Unika sehingga bisa mencetak orang- orang yg sukses tersebut khususnya dalam bidang arsitektur.
juga. Selain keluarga, teman-teman saya yang tergabung menjadi satu geng yang bernama Wacana” Setiap orang pasti memilki motto tersendiri dalam hidupnya, begitu pula Delta. Dalam menjalani kehidupannya ia memiliki Motto “Amor Vincit Omnia” yang berarti segala sesuatu harus dilakukan dengan cinta. “Ketika kamu mengerjakan sesuatu dengan cinta, meskipun dalam keadaan lelah seperti apapun, kamu akan mencoba untuk berusaha mengerjakan sampai akhir dan mencintai semua apa yang dikerjakan. Jika dikerjaan dengan cinta dan berbahagia, pasti hasilnya baik. Karena hasil tidak akan mengkhianati usaha.” Ungkap singkatnya. Seperti contohnya ketika ia mengerjakan Tugas Akhirnya. Karena memiliki kecintaan akan dunia music membuatnya memiliki ide untuk membuat tugas akhir yang berhubungan dengan dunia music pula. Ini membuktikan bahwa melakukan sesuatu semuanya perlu dilandasi dengan cinta. Delta juga berbagi tips dengan teman-temannya, “Dalam segala hal itu perlu di coba, masalah benar atau salah itu kita akan tahu jika sudah mencobanya. Tidak ada ada salahnya untuk mencoba. Justru jika kita tidak pernah mencoba hal baru, kita tidak akan tahu mana yang salah dan mana yang benar.” Pungkasnya. (Ign)
Alumni SMK Negeri 5 Semarang ini bercerita mengenai pengalamannya semasa mengerjakan Tugas Akhirnya. “Semasa mengerjakan Tugas Akhir, Saya jadi teringat ketika harus lembur di Gedung Henricus Constant sampai jam 5 pagi bersama teman-teman. Saya sampai harus mandi di Kampus karena kesibukan dalam mengerjakan Tugas Akhir. Selama pengerjaan tugas ini, yang menjadi penyemangat saya adalah yang pasti keluarga yang selalu mendukung baik dukungan materil, moral dan dukungan semangat
Kronik Edisi 100/Th.XIII
19 Desember 2015
7
Kurnia Steven Wijaya :
Hidup adalah Anugerah yang Harus Dikembangkan
K
urnia Steven Wijaya, mengatakan, “Saya bukanlah lulusan terbaik, tetapi saya mewakili teman-teman angkatan saya.. semua, kami adalah lulusan yang terbaik.” Perkataan yang begitu rendah hati dan tetap menginjak bumi, walaupun dia merupakan wisudawan terbaik Unika Soegijapranata dari Fakultas Teknik program studi Teknik Sipil. Putra pasangan Michael Agus Widjaja dan Febe Ida Rahajoeni ini juga merupakan Ketua Keluarga Mahasiswa Teknik Sipil (KMTS) serta aktif sebagai anggota GLORY 5 (Group of Leader On Research and Society). Bahkan sebelum aktif di dunia perkuliahan, Steven telah bekerja sebagai freelance event organizer sejak lulus SMA. Dari rekam jejaknya selama berkuliah membuktikan bahwa kuliah juga dapat berjalan bersama dengan aktif di organisasi. Bersama partnernya Charles Ardianto Tjandra (di Teknik Sipil Unika 1 judul skripsi dikerjakan
2 mahasiswa) pria yang lahir di Semarang, 23 Maret 1993 ini memilih judul skripsi “Perencanaan Bangunan Struktur Gedung Bank Mandiri Jl. Veteran, Semarang”, karena ingin mempelajari lebih dalam mengenai perencanaan gedung sehingga dapat bermanfaat di dunia kerja konstruksi yang berhubungan dengan teknik sipil. Bersyukur ia memiliki dosen-dosen yang membagikan ilmunya dengan baik sehingga sangat bermanfaat di saat ia mengerjakan skripsinya. Pengalamannya selama belajar di Fakultas Teknik program studi Teknik Sipil, Steven mengatakan ada suka maupun dukanya. Sukanya ia memiliki teman satu angkatan yang sangat baik, perhatian, saling peduli, saling tolong menolong , kompak sejak dari awal. Ia juga memiliki partner sejak semester awal sampai skripsinya, yaitu Charles Ardianto Chandra yang sangat luar biasa dalam membuat skripsi bersama sehingga dapat terselesaikan. Sedangkan dukanya ia bercerita bahwa ia harus mengulangi kembali judul skripsi sebelumnya yang pernah dibuat, karena judul tersebut ditolak karena memiliki referensi yang hampir sama dengan kakak angkatan sebelumnya, sehingga target wisuda bulan April 2015 tidak tercapai. Ia juga berujar bahwa angkatannya tidak bisa wisuda bersama semuanya di bulan Desember 2015 ini, meskipun rekan-rekan angkatannya sudah hampir menyelesaikan skripsi semua. Ketika ditanya tips-tips apa saja agar bisa menjadi lulusan terbaik, pria alumni SMA Kristen Terang Bangsa mengatakan perhatikan dosen tiap kali mengajar karena saat ujian pada umumnya tidak jauh dari apa yang dosen jelaskan, kuliahlah dengan serius dan jangan titip absen, karena masih banyak teman-teman di luar yang sangat ingin kuliah tetapi terhalang biaya, kerjakanlah tiap tugas dengan baik, serta jalinlah hubungan dengan teman, kakak atau adik angkatan. Pemilik motto hidup “Saya hidup hanya karena anugerah dan oleh karena anugerah itu saya harus bekerja lebih keras”, setelah lulus dan sebelum wisuda, telah diterima bekerja di PT Wijaya Kusuma Contractors. Ia sangat berterima kasih terhadap Unika karena telah memberi ia pelajaran yang berharga selama mengikuti dinamika perkuliahan di Unika Soegijapranata. (Dhnes)
8
19 Desember 2015
Kronik Edisi 100/Th.XIII
Yoanna Dwitya Arsanti :
Ekspektasi Tinggi Namun Tetap Rendah Hati laporan TA tersebut”, ujar alumni SMK IPT Karangpanas Semarang, jurusan Teknik Elektronika Industri. Gadis yang memiliki hobi menyanyi dan membaca novel tersebut juga aktif di dunia organisasi kampus. Ia merupakan anggota dari Resimen Mahasiswa Yon 919/Pamungkas Unika Soegijapranata. Joana juga pernah merasakan dinamika bersama di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Teknologi Industri (yang sekarang Fakultas Teknik) tahun 2012. Ia juga pernah diikutsertakan oleh universitas dalam pelatihan Soegijapranata Advanced Leadership Training (SALT) III. Joana mengatakan, “Selama 2 tahun perkuliahan, saya habiskan sembari berjalan-jalan serta menemukan teman-teman baru dalam organisasi dan kepanitiaan.”
Y
oanna Dwitya Arsanti, yang akrab disapa Jojo atau Joana ini telah berhasil menyelesaikan masa perkuliahannya di Unika Soegijapranata dengan sangat baik. Mahasiswa Fakultas Teknik program studi Teknik Sipil ini dinobatkan sebagai salah satu lulusan terbaik Unika periode Desember 2015. Putri pasangan Hilarion Hartono dan Christiana Minaryanti ini mengangkat judul Tugas Akhirnya “Sistem Pompa Air Bertenaga Surya”. “Sebelum menentukan judul itu saya melalui proses yang panjang dalam pembuatan prototype alat. Jadi saya bukan memilih judul tetapi saya memilih teknologi apa yang ingin digunakan untuk diteliti. Saya diarahkan oleh dosen pembimbing saya untuk mempelajari Teknologi Chopper dan Inverter yang kemudian implementasinya untuk sistem pompa air. Dan kebetulan topik Tugas Akhir saya juga menjadi salah satu penelitian dosen Teknik Elektro, sehingga antara dosen dan mahasiswa bisa saling mendukung dalam proses pembuatan alat dari 0 sampai selesainya
Jika ditanya apa suka dukanya selama berkuliah dan menyusun Tugas Akhir, Joana mengatakan salah satu dukanya karena waktu yang dipakai untuk menyelesaikan TA terbilang lama, hampir satu tahun. Ia juga berujar karena Tugas Akhirnya memanfaatkan tenaga matahari melalui komponen bernama Photovoltaic, jadi apabila hendak melakukan percobaan tetapi tidak ada sinar matahari alias mendung, itu juga menghambat kelancaran. Dukanya tidak banyak, selebihnya suka. Joana bersyukur sekali mendapat bimbingan TA dari Bpk. Dr. Ir. Slamet Riyadi,MT karena beliau membimbing dengan cara yang detail. Hampir setiap hari beliau di laboratorium untuk memantau progress pembuatan alat untuk Tugas Akhir Joana. Teman-teman seperjuangan juga membuat ia tidak merasa sendirian, apa yang sulit dirasakan bersama-sama. Pemilik motto hidup “Terjadilah padaku menurut perkataan-Mu” mengatakan, “Saya suka mencoba banyak hal dengan ekspektasi yang tinggi, tetapi pengalaman mengajarkan kepada saya bahwa pada akhirnya yang kita cari tetap menjadi orang yang damai. Bermimpi boleh, menginginkan hasil yang maksimal wajib, tapi tetap down to earth atau rendah hati itu perlu.” (Dhnes)
Kronik Edisi 100/Th.XIII
19 Desember 2015
9
Raras Aristahardini :
Pengaruh Positif di Tengah Keberagaman
R
aras Aristahardini adalah anak pertama dari empat bersaudara, dan salah satu adiknya juga masih kuliah di Fakultas Hukum Unika Soegijapranata.
dirinya tetapi juga lingkungannya, hal itu terbukti dengan keinginan adiknya untuk mengikuti jejak dirinya untuk menjadi seorang notaris dengan belajar di Fakultas Hukum Unika.
Raras sejak semester 2 sudah bekerja paruh waktu di salah satu kantor notaris di kota Semarang. Beban kuliah dan bekerja dia jalani hampir 3 tahun lebih, dan baginya hal tersebut tentunya bukan hal mudah, tetapi kondisi tersebut dia jalani dengan penuh syukur dan suka cita, sehingga tidak ada beban, bahkan jadi pemacu semangat agar dapat selesai kuliah tepat waktu.
Hal lain, Raras merasa bahwa prestasi yang diraih menjadi wisudawan terbaik di Fakultas Hukum, sangat ideal baginya, walaupun mungkin hal itu bagi orang lain adalah hal biasa, tetapi bagi Dia prestasi tersebut sangat luar biasa dan untuk itu Dia sangat mensyukurinya.(Fys)
Raras yang merupakan wisudawan terbaik Fakultas Hukum dalam Wisuda periode III 2015, saat ditanya apa yang dilakukannya setelah wisuda, Dia menjelaskan keinginannya untuk bekerja terlebih dahulu sebelum melanjutkan studi ke jenjang notariat. Memang menjadi notaris adalah cita-citanya. Oleh karena itu sejak semester awal, Raras sudah terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan di bidang Notaris, sehingga bagi dia menanggung beban kuliah dan kerja dijalaninya dengan sungguh-sungguh dan bukan tanpa tujuan. “Harapannya setelah wisuda saya dapat bekerja di tempat yang baru, dan setelah itu saya akan melanjutkan studi notaris untuk mewujudkan cita-cita saya,” ungkapnya. Raras yang merupakan alumnus SMAN 2 Semarang, merasa bahwa kuliah di Fakultas hukum Unika Soegijapranata memberikan banyak pengaruh positif pada dirinya, tidak hanya dalam hal ilmu tetapi juga pemahaman dan pandangannya tentang keberagaman yang banyak ditemui di Unika Soegijapranata. Dalam keberagaman itu, ada suatu nilai yang terbangun dalam dirinya untuk lebih menghargai dan menghormati perbedaan, bahwa realitasnya kuliah di Unika banyak sekali hal positif yang didapat dan Raras merasakan apa yang dia dapat tidak hanya membangun 10
19 Desember 2015
Kronik Edisi 100/Th.XIII
Petrus Jean Fridolin :
Do Action and Do The Best
P
etrus Jean Fridolin, merupakan aktifis mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dengan program studi manajemen S1-S2 yang mendapatkan predikat mahasiswa terbaik untuk wisuda periode desember mendatang dengan IPK 3,71. Pria yang lahir 20 tahun silam, tepatnya tanggal 6 maret 1995 ini merupakan alumni dari SMA KOLESE SEMARANG yang juga merupakan aktifis di SMA nya dulu. Keikutsertaannya dalam berorganisasi, Frido, begitu sapaannya, tidak hanya di SMA saja, namun dia juga aktif di Badan Eksekutif Mahasiswaa Fakultas (BEMF) selama 2 periode, yakni pada tahun 2013/2014 dan 2014/2015. Pria yang dilahirkan dari keluarga sederhana ini tidak pernah terfikirkan olehnya untuk menjadi wisudawan terbaik apalagi dengan IPK yang sangat memuaskan, “Saya tidak menyangka menjadi wisudawan terbaik, saya hanya selalu berusaha melakukan yang terbaik pada setiap kegiatan baik dalam bidang akademik maupun non akademik” ujar anak dua bersaudara ini. Dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Size Effect dan Industri Sektoral Terhadap Month Of The Year Effect di Bursa Efek Indonesia” ini pernah mengalami beberapa masalah dalam menyelesaikan skripsinya, namun bagi pria yang mempunyai motto : Selalu Menghargai dan Mencintai Proses dalam Kehidupan, membuatnya tidak banyak menemui kesulitan. “Prosesnya unik, sedikit ada halangannya akan tapi memang yang namanya skripsi kalau misalkan tak ada halangannya kayaknya kurang menantang, halangannya tak lain pasti dari dosen penguji dan dosen pembimbing yang saya rasa harus membutuhkan pemahaman khusus dalam memahami apa yang disampaikan oleh pembimbing dosen tersebut”jelasnya.
yang ada di unika, karena banyak ormawa di unika yang dapat digunkan untuk mengembangkan diri” tambahnya. Anak dari pasangan Yohanes Eko Adi Nugroho dan Maria Endang Sri Lestari ini tidak serta merta menggantungkan hidupnya hanya meminta uang kepada kedua orang tua, Frido juga mempunyai bisbis yang dikelolanya. Selaian aktif di kampus, dia juga aktif di karang taruna yang berada di lingkup rumahnya, yakni Jalan Kawi gang V no 110 Semarang. Frido pun tak lupa memberikan tips untuk menjadi wisudawan terbaik "Selalu sertakan Tuhan dalam segala kegiatan karena tidak ada yang tidak mungkin jika menyertakan Tuhan". Buat target rencana untuk jangka pendek dan jangka panjang saat kuliah (bisa berisi target ipk persemester ataupun target kegiatan atau kepanitiaan yang diinginkan) Buat komitmen diri untuk mau belajar dan tidak cepat puas untuk pencapaian yang sudah didapat, Do Action, lakukan yang terbaik dan jangan banyak mengeluh. (Ajie)
Selama masa kuliahnya, dia juga mendapat banyak pengalaman dari keikutsertaannya dalam berbagai organisasi, tidak hanya hardskill yang didapat, tetapi softskill juga pasti didapat ketika mau meluangkan waktunya untuk berorganisasi, “Di kuliah memang temen-temen mendapatkan hardskill dan hardskill tersebut di dapat ketika kuliah di dalam kelas seperti contohnya ilmu pengetahuan dan semacam teori-teori, akan tetapi ketika berhadapan dengan perkembangan jaman yang sangat pesat seperti pada saat sekarang ini, hardskill saja tidak cukup, jadi butuh softskill, dan softskill tersebut didapat ketika temen-temen berada diluar kelas, so… tementemen maulah untuk rekoso sitik buat setidaknya ikut kepanitian, dan juga mengikuti ormawa Kronik Edisi 100/Th.XIII
19 Desember 2015
11
Stella Florensia :
Unika Soegijapranata Serius Tingkatkan Soft-skill Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang lahir di Jakarta, 12 November 1994 ini memilih judul skripsi tersebut karena, judul tersebut sesuai dengan konsentrasi yang dipilihnya yaitu Audit, selain itu Stella juga mengaku merasa tertantang untuk menyelesaikan masalah riil yang dihadapi oleh perusahaan. Selain merasa tertantang, Stella mengatakan, judul skripsi yang diambilnya ini juga sebagai sarana pengaplikasian ilmu yang telah didapat di dalam kelas ke praktek langsung. Selain itu judul ini juga berfungsi dalam menambah pengetahuan seputar Audit khususnya Audit Operasional. Dalam proses perkuliahan, pasti tidak terlepas dari yang namanya suka dan duka. Hal ini juga yang dialami oleh Stella.
“
Audit Operasional Proses Produksi dan Keselamatan Kerja pada PT Mafahtex Pekalongan untuk Meningkatkan Kinerja Perusahaan.” adalah judul skripsi yang berhasil membawa Stella Florensia menjadi salah satu wisudawan terbaik degan IPK 3,84.
12
19 Desember 2015
“Untuk sukanya, saya dapat mengenal dan menemukan sahabat-sahabat seperjuangan yaitu Odi, Claudia, Winda, Melsa, Felita, Rani dan Emil yang selalu menemani dan memberikan semangat selama proses kuliah dan proses penulisan skripsi. Saya juga senang dapat mengenal dosen-dosen luar biasa yang selalu membimbing dan memberikan semangat serta pengetahuan mengenai akuntansi dan ilmu lainnya, dan tidak lupa untuk dosen pembimbing skripsi yang sangat luar biasa rajin, sabar dan selalu mendorong saya untuk berusaha lebih keras dan tekun yaitu Ibu Stefani Lily Indarto,SE., MM.,Akt, tanpa beliau saya tidak akan dapat menyelesaikan skripsi saya dan wisuda dengan cepat serta tepat waktu. ” ucapnya.
Kronik Edisi 100/Th.XIII
Selain itu duka yang dialami oleh Stella seperti, tugas yang harus diselesaikan dalam waktu yang terbatas, yang mulai dirasakan pada awal semester 3 dan yang paling sulit saat semester 6 karena sudah ada pembagian konsentrasi mata kuliah ditambah dengan kegiatan KKU sehingga harus lembur untuk menyelesaikan tugas kuliah dan KKU. Dibalik kesuksesan Stella dalam meraih gelar wisudawan terbaik tidak lepas juga dari ‘Motto’ yang selalu memberikan semangat untuk mencapai kesuksesannya. Jesu Juva dan Soli Deo Gloria, yang memiliki arti Yesus, tolonglah saya dan Kemuliaan bagi Allah. Kata-kata inilah yang menjadi motto hidup Stella, yang jelas membawanya meraih gelar wisudawan terbaik. “Kata-kata ini selalu saya tuliskan di lembar ujian saya serta pada saat saya akan mulai mengerjakan tugas dan skripsi. Bagi saya kata-kata ini adalah sebuah doa yang memberikan saya keyakinan agar dapat mengerjakan dengan baik. Jika kita punya niat baik, Tuhan selalu berikan jalan.” ujarnya. Stella mengaku senang berkuliah di Unika Soegijapranata, hal ini dikarenakan Unika Soegijapranata benar-benar serius dalam membentuk karakter mahasiswanya. Tidak hanya itu, Unika Soegijapranata juga serius dalam meningkatkan yang namanya soft skill dan juga hard skill. Kesan dan pesan Stella untuk Unika Soegijapranata, “Semoga Unika Soegijapranata semakin berkembang dan melebarkan sayapnya sehingga bisa menjadi Universitas terbaik di Indonesia. Unika Soegijapranata memang Luar biasa! Penuh dengan kenangan, pengalaman dan pembelajaran berguna yang tidak akan pernah saya lupakan.” pungkasnya. (R.Jeff)
Windya Arga Riyan :
Bangun Karakter melalui Kegiatan Kampus
W
indya Arga Riyan adalah wisudawan terbaik dari Program Studi Diploma III Perpajakan, dengan IPK 3,58. Windya lahir tanggal 19 April 1993, dan merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara.
Windya yang alumnus SMAN 5 Semarang, sejak awal memang berkeinginan kuliah di Perpajakan Unika Soegijapranata. Hal tersebut karena Perpajakan Unika Soegijapranata memang terkenal berkualitas dan peluang kerja di bidang perpajakan sangat luas. Selain itu Windya sejak kecil memang suka mata pelajaran matematika, sehingga pilihannya kuliah di Perpajakan, menurutnya memang sudah tepat. Windya yang menjadi wisudawan terbaik dari perpajakan ini, dalam akhir masa kuliahnya sempat magang dan bekerja di salah satu perusahaan Jasa Konsultan Pajak di Kota Semarang. Dia bercerita bahwa dunia kuliah dengan dunia kerja jauh berbeda. Namun dengan bekal ilmu dan pengalaman selama berkegiatan organisasi kampus, maka segala kesulitan yang muncul dalam dunia kerja dapat teratasi. Sebagai contoh adalah dirinya saat bekarja di perusahaan, prestasi kerjanya cenderung lebih baik dibandingkan prestasi kerja dari karyawan lulusan Strata 1 Akuntansi dari pergurun Tinggi Swasta lainnya. Kegiatan-kegiatan kampus yang pernah diikutinya adalah SGS, HMPSP sebagai sekretaris, dan kepanitiaan lainnya, semacam: Welcome Day, Wisuda, Soty FEB dan lain-lain. Dan dari kegiatan tersebut dia dapat belajar sosialisasi, dan membangun karakter menjadi lebih percaya diri. Pengalaman menarik lainnya, Di Progdi Perpajakan mahasiswanya solid dan hubungan antara mahasiswa dengan dosen dekat, sehingga dalam suasana kuliah maupun diluar kuliah kami dapat santai tapi serius sehingga sangat menunjang dan dapat memaksimalkan prestasi kuliah. Pesannya untuk mahasiswa yang masih kuliah terutama yang kuliah di Progdi Perpajakan, jangan ragu-ragu untuk aktif dalam kegiatan kampus, karena dari situ kita dapat berlatih tanggung jawab, kerja tim, leadership serta banyak manfaat lainnya yang dapat membangun diri dan membentuk karakter kita menjadi lebih baik dan lebih tangguh.(Fas)
Kronik Edisi 100/Th.XIII
19 Desember 2015
13
Maria Prima Novita :
Di Atas Langit Masih Ada Langit
B
anyak diantara mahasiswa tidak suka berorganisasi karena takut nilainya akan menurun. Namun siapa sangka, berawal dari organisasi, justru berbuah hasil dan bisa menjadi lulusan terbaik untuk wisuda periode III tahun 2015. Maria Prima Novita, yang merupakan mantan Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Psikologi pada periode 2013/2014 berhasil menyelesaikan studinya dengan judul Skripsi “Stress pada Badan Pengurus Harian (BPH) Organisasi mahasiswa ditinjau dari Locus of Control Internal” ini berhasil menyabet gelar wisudawati terbaik dengan IPK 3,75. “Sebenarnya dulu saya sudah mengajukan judul bukan yang seperti sekarang ini. Ketika sudah sampai bab II dan bab III ternyata dari dosen pembimbing menyarankan untuk mengganti judul tersebut karena sesuatu hal. Saya jadi teringat saat berdinamika bersama dalam SMF kemarin, saya juga mengalami suatu kondisi stress yang dituntut untuk bekerja cepat dan dituntut deadline dan berusaha untuk menguji dengan variable Locus of Control Internal ini.”
Terkadang ketika sudah berjanji untuk bertemu namun pada beberapa jam sebelum bertemu ada yang dibatalkan. Sedangkan untuk penyemangat dalam mengerjakan skripsi, wanita yang akrab disapa Prima ini mendapatkan semangat dari keluarga dan temanteman kuliahnya. “Untuk penyemangat lebih besar sih, dari kakak saya. Dia terus menyemangati saya untuk menyusulnya untuk menyandang gelar sarjana dan berjanji akan memberikan hadiah jika saya berhasil mengerjakan skripsi ini. Saya tidak pernah menargetkan sesuatu secara rinci, namun dalam setiap langkah yang saya tempuh harus memiliki progress.” ungkapnya.
Untuk diketahui, Locus of Control Internal ini memiliki arti bahwa individu yang yakin bahwa mereka merupakan pemegang kendali atas apa-apa pun yang terjadi pada diri mereka. Dara kelahiran Semarang, 13 November 1993 ini pun juga bercerita pengalaman ketika akan sidang skripsi.
Ketika ditanya mengenai harapan untuk temanteman seperjuangan yang saat ini masih belum maksimal dalam pengerjaan skripsi, ia memberikan sepatah kata untuk teman-temannya.
“Saya sidang skripsi pada hari Senin, sedangkan hari Sabtu dan Minggu saya sedang lembur dengan banyak tugas pekerjaan yang ada di PPT (Pusat Psikologi Terapan Unika Soegijapranata). Jadi saya hanya belajar pada hari Senin pagi sebelum sidang. Namun puji Tuhan semua lancar dan saya bisa lulus.”
“Apa yang telah direncanakan pasti ada hambatan pada saat menjalankannya. Tapi jangan pernah menjadikan hambatan itu sebagai penunjuk bahwa kita harus berhenti. Justru dengan hambatan itu, kita diberikan kesempatan oleh Tuhan untuk memperbaiki rencana kita. Ingin bersedih boleh saja, namun jangan pernah berlarut larut. Tetap lanjutkan apa yang telah direncanakan, karena Tuhan memberikan hambatan itu untuk membentuk kita ke tujuan yang lebih baik dan pasti ada maksud baik dibalik rencanaNya” Imbuhnya. (Ign)
Tak hanya bercerita tentang pengalaman semasa menghadapi skripsi, pemilik hobi menonton film ini juga bercerita seputar pengerjaan skripsi dan suka duka dalam pengerjaannya. Ia bercerita ketika dalam pengambilan data, terkadang sering telat dikarenakan kesibukan dari subjeknya.
14
19 Desember 2015
Disela-sela wawancara ini, Prima memberikan kata-kata mutiara seperti berikut, “Jangan pernah bermimpi setinggi langit, namun bermimpilah setinggi bintang. Karena ketika kita jatuh, kita tidak akan jatuh terlalu jauh karena kita masih berada di langit. Dan jangan pernah kita merasa lebih hebat dan lebih segalanya dari orang lain, karena diatas langit, masih ada langit.”
Kronik Edisi 100/Th.XIII
Melita Mulyani :
Tetap Belajar dan Jangan Menyerah
S
udah mencapai tahap interview dalam perusahaan walaupun belum resmi menjadi sarjana (di wisuda). Inilah yang dialami oleh Melita Mulyani, mahasiswi Fakultas Teknologi Pangan yang menjadi wisudawan terbaik dalam wisuda periode ke-3 tahun ini. Anak dari pasangan Ingdarto dan Minanti Ariana
ini lulus dengan predikat cumlaude dengan nilai 3,92 dengan masa studi 3 tahun 2 bulan. Rasa senang yang dirasakan Melita tidak lepas dari dukungan orang-orang disekitarnya. Walaupun sempat mengalami kendala saat menyusun skripsi namun tidak membuatnya menyerah dengan penelitian yang dilakukannya. Ternyata sudah banyak pengalaman yang didapat ketika berkuliah di Unika Soegijapranata diantaranya pengalaman organisasi sebagai senat fakultas periode 2014/2015 devisi evaluasi anggaran, serta mengikuti berbagai kompetisi diantaranya dalam lomba Karya Ilmiah Food Explore di UPH Jakarta dan Foodball Quiz di Jogjakarta. Selain itu Melita juga tidak ketinggalan mengambil kesempatan menjadi asisten dosen dalam berbagai mata kuliah. Tidak pernah menyangka ketika Melita belum di wisuda namun sudah mendapat panggilan kerja dari sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Menjelang fase bekerja ini Melita baru menyadari betapa berharganya berkuliah sambil mencari banyak pengalaman saat berkuliah. Selain itu, banyak hal yang Melita pelajari dari berbagai aktivitas yang pernah diikutinya; diantaranya komunikasi dalam kelompok, standarisasi organisasi, dan pantang menyerah untuk memperkaya kompetensi dalam diri. Banyak lulusan S1 yang belum mendapat pekerjaan, namun tidak berlaku bagi Melita. Semua ilmu dan pengalamannya akan terpakai ketika menempuh dunia kerja dan berhadapan dengan orang-orang baru. Tetap belajar dan jangan menyerah itulah semangat Melita yang terus dikobarkannya. Sukses selalu untuk Melita!(jow)
Kronik Edisi 100/Th.XIII
19 Desember 2015
15
Yonetha Putri Tantowijaya :
Work Hard in Silence, Let Success be Your Noise
T
idak banyak bicara namun banyak bekerja, itulah karakter Yonetha Putri Tantowijaya yang merupakan wisudawan terbaik Fakultas Bahasa dan Seni. Rasa senang bercampur bangga. yang bisa digambarkan atas diri Yonetha saat ini. Dulu memang sempat berandaiandai dan memasang target menjadi wisudawan terbaik sehingga dalam kuliah pun juga berusaha excellent, giat belajar, pandai membagi waktu dan tidak bolos kuliah bila tidak diperlukan. Sehingga saat ini Yonetha sangat bersyukur bila boleh menyandang wisudawan terbaik periode ini.
Yonetha lahir di Pekalongan 17 Desember dua puluh satu tahun silam dari pasangan Yudhi Tantowijaya dan Yuli Wijaya. Bersekolah di SMA Santo Bernardus Pekalongan dan berkuliah di Unika Soegijapranata untuk menuntut ilmu dan mencari banyak pengalaman di dalamnya. Sungguh bukan perjalanan studi yang sia-sia, Yonetha boleh mengecap banyak kegiatan organisasi dan kompetisi yang memperluas wawasannya, diantaranya ; anggota SALT, Senat Universitas 2013/2014, Senat Fakultas 2014/2015, tim promosi SGS, menjuarai lomba Presentation Contest 2014, serta menjadi perwakilan fakultas untuk menjadi 7 besar peserta Student Of The Year 2015 dan masih banyak lagi. Banyak hal berkesan yang ditemui selama tinggal di Semarang salah satunya karena bertemu dengan keluarga Army of God (komunitas rohani di GMS Semarang) yang memberi warna dalam hidup serta keluarga civitas Unika yang menerima Yonetha apa adanya. Dari banyaknya kesempatan untuk belajar di Unika membuatnya siap menghadapi hal baru di dunia kerja, Yonetha bukan lagi anak manja dan terus diam dalam zona nyaman melainkan berani keluar untuk terus belajar dan bekerja memakai waktunya secara produktif. Pesan Yonetha untuk para mahasiswa yang masih menempuh studi di Unika adalah teruslah berharap pada Tuhan yang selalu memberikan kekuatan untuk menghadapi segala perkara dalam hidup, salah satunya perkara menyelesaikan tanggung jawab di perguruan tinggi, dan biarkan kesuksesanmu dinikmati oleh banyak orang. Sukses selalu Yonetha! (jow) SIDANG REDAKSI wakil rektor 1 unika, humas unika REDAKTUR PELAKSANA humas unika REPORTER boly, telis, andra, jojo, tika, richard, wahyu, adjie, dhanes, dhian, sita LAYOUT e®nanto KANTOR REDAKSI Humas Unika Gedung Mikael Lt. 3 Telp. 024 - 8441 555, 850 5003 ext. 1433 email :
[email protected]
16
19 Desember 2015
Kronik Edisi 100/Th.XIII