[64] Bulan Perjuangan dan Kemenangan Thursday, 03 November 2011 14:37
Nabi dan para sahabat menjadikan bulan ini bulan meraih kemuliaan tertinggi. Tidak sekadar memperbaiki diri sendiri.
Secara logika, badan orang berpuasa akan jauh lebih lemah dibandingkan dengan yang tidak berpuasa. Namun energi spiritual puasa bisa membalik itu semua. Orang yang berpuasa mampu mengeluarkan kekuatan yang luar biasa. Inilah fakta sejarah yang tak bisa dipungkiri.
Para sahabat dan generasi setelahnya, menjadikan Ramadhan sebagai momentum jihad fii sabilillah. Mereka tidak menyendiri di sudut-sudut masjid atau terus menerus berdzikir bagi dirinya sendiri, namun mereka maju ke medan perang dan mendakwahkan Islam demi kemuliaan Islam dan kaum Muslimin. Perilaku seperti ini telah ditanamkan sejak masa Nabi SAW.
Tercatat sejumlah peristiwa penting pada bulan Ramadhan. Tujuh belas bulan setelah Hijrah, Nabi mengirim detasemen Hamzah yang membawa bendera pertama yang diserahkan oleh baginda SAW. Detasemen ini dikirim untuk menghadang rombongan kaum Quraisy yang datang dari Syam menuju ke Makkah. Perang Badar Kubra yang disebut dalam al-Qur’an sebagai Yaum al-Furqan (Hari Pembeda) meletus pada Hari Jum’at, 17 Ramadhan 2 H. Jumlah pasukan kaum Muslim saat itu hanya 313, terdiri dari 1 menunggang kuda, sisanya jalan kaki. Tercatat 14 di antara mereka sebagai syuhada’ Badr. Sementara pasukan kaum Kafir Quraisy berjumlah 1000 orang; 80 orang pasukan berkuda, sisanya jalan kaki; 70 orang gugur, 70 lainnya menjadi tawanan perang. Dalam peristiwa ini, pasukan kaum Muslim dibantu oleh 5.000 malaikat (QS. Ali ‘Imran [3]: 125).
1/5
[64] Bulan Perjuangan dan Kemenangan Thursday, 03 November 2011 14:37
Pada tahun ke-8 Hijrah, Rasulullah dan para sahabat berhasil menaklukkan kota Makkah, tepat hari ke-10 di bulan Ramadhan. Penaklukan kota Makkah ini juga disebut penaklukan agung (alfath al-a’dham ). Kaum Kafir Quraisy pun berbondong-bondong masuk Islam, termasuk Abu Sufyan dan para pemuka Kafir Quraisy. Pada saat itulah, turun perintah untuk menghancurkan berhala dari sekitar Ka’bah. Karena itu, bulan Ramadhan juga dikenal sebagai syahru al-jihad wa al-intishar (bulan Jihad dan Kemenangan).
Di bulan yang sama Khalid bin Walid menghancurkan tempat penyembahan Al-Uzza di Nakhlah. Peristiwa ini terjadi pada lima hari terakhir di bulan Ramadhan. Saat itu Khalid berkata kepada Nabi SAW: “Itulah Al-Uzza. Ia tidak akan lagi disembah lagi selama-lamanya.”
Sekitar 80 tahun kemudian, tepat 28 Ramadhan 92 Hijrah, pasukan kaum Muslimin berhasil menaklukkan Andalusia—yang kini dikenal sebagai Spanyol. Pasukan Muslim dipimpin oleh Panglima Thariq bin Ziyad. Pasukan Islam berhasil mengalahkan Roderick dan pasukannya dalam perang yang berlangsung sangat sengit. Perang ini dikenal sebagai ‘Perang Buhairah’. Kemenangan didapatkan pasukan Islam setelah menguasai Selat Jabal Thariq (Gibraltar) dan membakar semua armada kapal perangnya. Pidatonya yang terkenal: “Wahai saudara-saudaraku, lautan ada di belakang kalian, musuh ada di depan kalian, ke manakah kalian akan lari?”
Ramadhan 584 H, pasukan kaum Muslimin di bawah pimpinan Salahuddin Al-Ayyubi mendapat kemenangan besar atas tentara Salib di Palestina. Tentara Islam menguasai daerah-daerah yang sebelumnya dikuasai oleh tentara Salib. Ketika bulan Ramadhan, penasihat-penasihat Salahuddin menyarankan agar dia istirahat karena risau ajalnya tiba. Tetapi Salahuddin menjawab “Umur itu pendek dan ajal itu senantiasa mengancam”. Pasukan Islam yang dipimpinnya terus berperang dan berjaya merampas Benteng Shafad yang kuat. Peristiwa ini terjadi pada pertengahan bulan Ramadhan.
Banyak lagi peristiwa sejenis yang terjadi di bulan Ramadhan. Kaum Muslimin sejak generasi pertama menyadari betul betapa besar pahala di bulan ini. Makanya mereka pun beramal tidak
2/5
[64] Bulan Perjuangan dan Kemenangan Thursday, 03 November 2011 14:37
ala kadarnya. Mereka pun memilih amalan-amalan yang tergolong berat demi mendapatkan pahala yang jauh lebih besar.
Memperjuangkan Islam Di masa sekarang, tantangan kaum Muslim sebenarnya tak kalah beratnya. Kaum Muslimin di seluruh dunia menghadapi berbagai persoalan pelik. Persoalan tersebut berakar pada ketiadaan penerapan syariah Islam dalam wadah yang syar’i yakni khilafah.
Kaum Muslim masih dicengkeram oleh penjajahan model baru sehingga mereka tak mampu berbuat banyak. Penguasa-penguasa yang mengaku Muslim pun larut dalam arus penjajahan itu sendiri dan bertindak sebagai penghalang penerapan Islam.
Maka, menjadi sangat penting terus mengumandangkan penegakan syariah dan khilafah untuk menyadarkan umat apalagi di bulan Ramadhan. Sebab, inilah saatnya kaum Muslimin memiliki kedekatan kepada Allah. Dakwah di bulan agung dan berkah ini pun akan berpahala besar di sisi Allah, melihat beratnya usaha mengembalikan kehidupan Islam di tengah kerusakan seperti sekarang.
Bahkan dakwah bisa mencapai derajat pahala syuhada bila itu disampaikan kepada para penguasa zalim. Rasulullah bersabda: ”Jihad yang paling utama adalah mengutarakan perkataan yang adil di depan penguasa atau pemimpin yang zalim.” (HR. Abu Daud, At Tirmidzi, Ibnu Majah, Ahmad). Juga hadits lainnya: ”Penghulu para syuhada adalah Hamzah bin Abdul Muthalib dan laki-laki yang berdiri di depan penguasa yang zalim, ia menasihatinya lalu penguasa itu membunuhnya.”
Maka, Ramadhan adalah momentum dakwah yang luar biasa guna mengokohkan perjuangan syariah dan khilafah sebagai solusi terhadap persoalan umat. Hanya dengan syariah dan khilafah sajalah, kaum Muslimin akan bisa menikmati Ramadhan yang penuh keberkahan dan terhindar dari segala kesempitan seperti sekarang.
Apakah Anda tidak mau menjadi para penghulu-penghulu syuhada? Ramadhan inilah saatnya makin gencar dakwah untuk melangsungkan kehidupan Islam.[] Mujiyanto
3/5
[64] Bulan Perjuangan dan Kemenangan Thursday, 03 November 2011 14:37
Ketakwaan Membawa Kemenangan Tepat 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah, kaum Muslimin memperoleh kemenangan besar untuk pertama kalinya. Ini terjadi dalam perang Badar. Pagi buta, saatnya orang selesai bersantap sahur dan shalat subuh, peristiwa bersejarah itu dimulai.
Perang ini berkobar setelah kaki milik Al Aswad bin Abdul Asad putus oleh pedang Sayyidina Hamzah. Aswad berusaha menerobos pertahanan kaum Muslimin yang sedang mengawal tempat penampungan air. Itu dilakukan karena ia telah berjanji kepada berhalanya, “Aku harus bisa minum airnya atau aku hancurkan tempat itu." Setelah putus sebelah kakinya, ia pun masih memaksa merangkak menuju tempat penampungan air. Maka Hamzah pun segera membunuhnya hingga tidak bergerak lagi. Setelah Aswad tewas, majulah tiga pemimpin Quraisy mendekati barisan Islam seraya berteriak-teriak menantang. Tiga orang itu adalah Utbah bin Rabi'ah, Syaibah bin Rabi'ah dan Walid bin Utbah. Permintaan mereka segera disambut oleh orang-orang Anshar dengan penuh semangat. Akan tetapi ketiga orang Quraisy ini dengan congkak meminta lawan yang sepadan dan berasal dari bangsa mereka. Maka majulah Hamzah bin Abdul Muthalib, Ali bin Abi Thalib dan Abu Ubaidah bin Al Harits. Perang tandingpun berjalan tidak lama. Hanya hitungan menit, ketiga pimpinan Quraiys itu tewas.
Rupanya tewasnya ketiganya mendorong orang Quraisy lainnya menyerbu kaum Muslimin. Dari sisi jumlah, sebenarnya tidak berimbang. Kaum Muslimin hanya berjumlah 300 orang lebih, sedangkan Quraisy berkekuatan lebih dari 1.000 pasukan. Makanya, Rasulullah berdoa kepada Allah agar bisa memenangi peperangan ini.
”Ya Allah, penuhilah janji Mu. Ya Allah, jika pasukan Islam ini Engkau kalahkan, pasti Engkau tak akan disembah lagi oleh penduduk bumi ini, setelah hari ini."
Allah lalu mengabulkan doa itu dan menurunkan wahyu-Nya (Q.S Al Anfal : 9) bahwa pasukan Islam akan dibantu pasukan malaikat. Kemudian Allah berfirman: "Dan Allah tidak menjadikan pemberian bala bantuan itu melainkan sebagai kabar gembira bagi (kemenangan)mu, dan agar
4/5
[64] Bulan Perjuangan dan Kemenangan Thursday, 03 November 2011 14:37
tentram hatimu karenanya, dan kemenanganmu itu hanyalah dari Allah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (TQS Ali Imran: 126) Pada petang hari 17 Ramadhan 2 Hijriyah, tercatat korban di pihak Quraisy ada 70 orang. Di antara mereka adalah Abu Jahal. Menurut sejarah, ketika Abdullah bin Mas'ud membawa kepala Abu Jahal, Rasulullah SAW pun turun dari kudanya lalu sujud syukur. Abu Lahab pun mati setelah mendengar kekalahan ini.
Berkat ketakwaan kaum Muslimin, Allah memberikan pertolongan. Dan ingat, doa orang yang berpuasa adalah makbul.[] emje
5/5