USULAN PERBAIKAN TATA LETAK FASILITAS PADA INDUSTRI SANDAL IMPROVEMENTS PROPOSAL OF FACILITY LAYOUT ON SANDAL INDUSTRY Eko Hadi Nur Effendy (30408307) Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Gunadarma Jl. Margonda Raya No. 100 Pondok Cina, Depok 16424
[email protected]
ABSTRAK Perancangan tata letak fasilitas merupakan pengaturan dari fasilitas-fasilitas produksi dengan memanfaatkan keterbatasan area dalam penempatan mesin-mesin, bahan baku, perlengkapan operasi, dan fasilitas produksi. Hal ini dilakukan untuk melancarkan proses produksi, sehingga dalam perancangan tata letak harus memperhatikan pola aliran bahan. Pola aliran bahan yang kurang efisien akan berdampak dengan biaya penanganan bahan yang sanggat tinggi. Penelitian ini, mengusulkan perbaikan tata letak fasilitas dengan menggunakan metode CRAFT dan Kualitatif untuk menurunkan biaya penanganan bahan. Selain itu untuk mendekatkan hubungan setiap area fasilitas berdasarkan aliran proses produksi. Total biaya penanganan bahan pada tata letak fasilitas industri sandal sebelum perbaikan adalah Rp 1.882.812,5. Sedangkan total biaya penanganan bahan pada usulan perbaikan tata letak fasilitas industri sandal adalah Rp 1.556.984,375. Berdasarkan hasil dari biaya penanganan bahan sebelum dan sesudah perbaikan, maka presentasi selisih biaya penanganan bahan adalah sebesar 17,305 %. Kemudian pola aliran bahan yang digunakan pada industri sandal ini yaitu pola aliran bahan dengan bentuk zig-zag, dikarenakan panjangnya suatu lintasan produksi dan ketersediaan luas area. Kata Kunci: Tata Letak Fasilitas, Metode CRAFT, Metode Kualitatif, Industri Sandal
ABSTRACT The facility layout design is the setting of the production facilities to take advantage of limitations in the area of placement machines, standard materials, operating supplies, and production facilities. This is done to smooth the production process, resulting in a design layout should consider the material flow pattern. A less efficient material flow pattern will lead to high handling costs. In this research, an improvement of the layout proposed by using CRAFT and Qualitative methods to reduce the material handling cost. Additionally to the close relationship of each area based on the flow of the production facility. The total cost of material handling industry on facility layout slippers before the improvement is Rp. 1,882,812.5. While the total cost of the proposed improvements in materials handling facility layout is Rp. 1,556,984.375. Based on the results of the cost of material handling before and after improvement, the cost reduction amounted of 17.305%. Then the flow pattern of the material used on this sandal industry is the material flow pattern with a zig-zag type, by regarding the length of production line and space available. Keywords: Facility Layout, CRAFT Methods, Qualitative Methods, Sandal industry
PENDAHULUAN Perancangan tata letak dalam industri manufaktur merupakan awalan utama dalam mengatur tata letak fasilitas produksi dan memanfaatkan area semaksimal
1
mungkin. Hal ini dibuat untuk menciptakan kelancaran aliran bahan, sehingga nanti dapat diperoleh aliran bahan yang efisien dan kondisi kerja yang teratur. CV. Indra Jaya merupakan salah satu industri kecil menengah yang bergerak dalam pembuatan sandal. Produk sandal yang dihasilkan merupakan produk pesanan dari suatu industri sandal lainnya seperti Sophie Martin dan Bata, atau dapat disebut juga sebagai subkontrak. Permasalahan yang terjadi pada CV. Indra Jaya yaitu tata letak fasilitas yang belum sesuai dengan aliran bahan, sehingga terjadi suatu arus bolak-balik, gerakan memotong, dan penumpukan barang setengah jadi. Selain itu, jauhnya jarak area fasilitas yang sesuai dengan aliran proses dapat menimbulkan biaya penanganan bahan yang sangat tinggi. Oleh sebab itu, peneliti ingin melakukan usulan perbaikan tata letak fasilitas pada industri sandal ini. Usulan perbaikan tata letak fasilitas yang akan dilakukan menggunakan metode CRAFT dengan bantuan software WinQSB v2.0 dan metode kualitatif. Perbaikan tata letak fasilitas ini nantinya akan merubah beberapa posisi area fasilitas yang sesuai dengan aliran bahan, sehingga nanti dapat mengurangi jarak perpindahan bahan dan menurunkan biaya penanganan bahan pada industri sandal ini. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada CV. Indra Jaya yang berlokasi di jalan Perum Bukit Asri No. 32 A Bogor. Data yang diambil merupakan data primer yaitu wawancara dan pengukuran luas area bangunan. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan dalam proses penelitian.
Gambar 1 Diagram Alir Penelitian
2
PEMBAHASAN Proses produksi sandal yang dilakukan oleh CV. Indra Jaya menggunakan bahan baku kain Aper, Bensol, dan Sol sandal. Bahan baku kain yang digunakan adalah kain jenis Piyu A1006 yang digunakan dalam membuat kaitan atap kaki. Sedangkan bahan baku Bensol terdiri dari bahan Tekson dan kain jenis Piyu A1006 yang digunakan dalam membuat alas kaki sandal. Ketiga bahan tersebut nantinya diproses menjadi berbagai macam jenis produk sandal. Gambar 2 menjelaskan peta proses operasi pembuatan sandal.
Gambar 2 Peta Proses Operasi Pembuatan Sandal
3
9m 3m
7m
7m
4m
6m
5m
11 m
3m
9m
6m
3m
Tata letak fasilitas industri sandal ini memiliki beberpa kekurang dalam penerapannya, diantaranya yaitu digunakan area yang bersamaan antara gudang bahan baku dengan gudang barang setengah jadi. Hal tersebut dapat menimbulkan ketidak teraturan dalam penataan fasilitas, bahan baku, dan barang setengah jadi. Penggunaan area bersamaan juga membuat aliran proses menjadi bolak-balik, sehingga membuat gerakan aktivitas lintasan menjadi kurang efisien. Selain itu juga terdapat area fasilitas yang sangat berjauhan dari area fasilitas yang lain berdasarkan aliran proses produksinya. Gambar 3 menjelaskan tata letak fasilitas sebelum perbaikan.
Gambar 3 Tata Letak Fasilitas Sebelum Perbaikan
Keterangan: = Dinding bangunan = Tanpa dinding bangunan Identifikasi permasalahan pada tata letak fasilitas industri sandal ini yaitu mengukur jarak antar area fasilitas berdasarkan aliran prosesnya. Hal ini dilakukan untuk mengetahui besar biaya penanganan bahan sebelum melakukan usulan perbaikan tata letak fasilitas pada industri sandal. Selain itu juga untuk mengetahui alternatif lintasan yang lebih efisien dalam mendekatkan area fasilitas berdasarkan aliran prosesnya.
4
Jarak antara fasilitas satu dengan fasilitas lainnya ditentukan berdasarkan jarak garis lurus (rectilinear). Jarak tersebut dihitung dari titik pusat area departemen satu ke titik pusat area departemen lainnya yang dituju. Penentuan titik pusat setiap area fasilitas dibuat berdasarkan titik koordinat dari luas area bangunan. Berikut ini merupakan keterangan mengenai jarak antara area departemen dari tata letak industri sandal sebelum perbaikan. Tabel 1 Jarak Antar Area Fasilitas Tata Letak Awal
Departemen Departemen Jarak Antar Asal Tujuan Departemen (meter) A B 9,0 B D 9,0 B C 24,5 C E 12,5 D F1 11,5 D F2 7,5 E F1 8,5 E F2 6,5 F1 G 9,0 F2 G 13,0 G H1 3,5 G H2 6,0 Total 120,5
Keterangan: A. Kantor B. Gudang bahan baku dan gudang bahan setengah jadi C. Tempat pembuatan pola aper D. Tempat proses bensol E. Tempat proses menjahit F. Tempat proses perakitan sandal G. Tempat pengemasan sandal H. Gudang barang jadi I. Toilet
Setelah menentukan titik koordinat dan mengetahui jarak aliran bahan dari setiap departemenya, maka selanjutnya area departemen dibuat berdasarkan bangunan persegi atau dipisahkan menjadi bangunan persegi seperti departemen proses perakitan sandal (F). Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam menghitung biaya penanganan bahan yang berdasarkan jarak dari aliran bahannya. Berikut ini Gambar 4 menjelaskan tata letak fasilitas industry sandal sebelum perbaikan.
5
Gambar 4 Tata Letak Fasilitas Sebelum Perbaikan
Selanjutnya menghitung biaya penanganan bahan yang dikeluarkan pada tata letak industri sandal ini. Biaya penanganan bahan merupakan biaya yang dibutuhkan dalam aktivitas pemindahan bahan, dimana biaya tersebut menyangkut biaya tenaga kerja dan biaya alat angkut pemindahan. Alat angkut yang digunakan pada industri sandal ini menggunakan tenaga manusia atau operator dari setiap departemen, sehingga biaya alat angkut tersebut masuk kedalam biaya tenaga kerja. Biaya tenaga kerja pada industri sandal ini berdasarkan jumlah sandal yang dihasilkan yaitu dengan harga Rp 25.000 per kodinya. Rata-rata hasil produksi sandal dalam sehari yaitu 5 kodi sandal, sehingga biaya tenaga kerja perharinya sebesar Rp 125.000. Selain itu jam kerja proses produksi pada industri sandal ini selama 8 jam. Biaya penanganan bahan pada industri sandal ini didapat dari pengeluaran biaya tenaga kerja dalam sehari. Kemudian waktu penanganan bahan pada industri sandal ini selama 1 jam dari 8 jam kerja. Sehingga formulasi biaya penanganan bahan pada 1 industri sandal ini adalah Rp125.000 Rp15.625 8
6
Tabel 2 Biaya Penanganan Bahan Sebelum Perbaikan
Jarak Tempuh Biaya Departemen Departemen Antar Departemen Penanganan Asal Tujuan (meter) Bahan (Rp) A B 9,0 15.625,0 B D 9,0 15.625,0 B C 24,5 15.625,0 C E 12,5 15.625,0 D F1 11,5 15.625,0 D F2 7,5 15.625,0 E F1 8,5 15.625,0 E F2 6,5 15.625,0 F1 G 9,0 15.625,0 F2 G 13,0 15.625,0 G H1 3,5 15.625,0 G H2 6,0 15.625,0 Total 120,5 -
Total Biaya Penanganan Bahan (Rp) 140.625,0 140.625,0 382.812,5 195.312,5 179.687,5 117.187,5 132.812,5 101.562,5 140.625,0 203.125,0 54.687,5 93.750,0 1.882.812,5
Total biaya penanganan bahan yang dikeluarkan CV. Indra Jaya pada tata letak fasilitas sebelum perbaikan dengan menggunakan jarak garis lurus adalah Rp 1.882.812,5 per hari. Hal ini merupakan biaya yang sangat besar jika dibandingkan dengan luas area bangunan yang dimiliki industri sandal tersebut. Oleh sebab itu, perlunya melakukan perancangan ulang tata letak fasilitas industri sandal ini untuk meminimumkan biaya penanganan bahan. Perancangan usulan perbaikan pada tata letak fasilitas industri sandal ini menggunakan metode CRAFT dengan alat bantu software WinQSB v2.0. Hal ini dilakukan untuk mengurangi biaya penanganan bahan pada industri sandal tersebut dan juga merancang penempatan area fasilitas yang sesuai dengan aliran prosesnya. Selain itu perancangan tata letak dengan metode CRAFT ini membutuhkan data masukan seperti jarak antar area fasilitas berdasarkan aliran prosesnya dan juga biaya penanganan bahan per satuan jarak. Berikut ini merupakan gambar hasil dari tata letak fasilitas perbaikannya.
7
Gambar 5 Tata Letak Fasilitas Perbaikan Software WinQSB
Gambar 6 Tata Letak Perbaikan Perbaikan
8
Terdapat perubahan posisi area fasilitas pada usulan tata letak fasilitas perbaikan industri sandal ini, yaitu area tempat pembuatan pola aper, tempat proses menjahit, dan tempat perakitan sandal. Perubahan posisi area fasilitas ini merupakan solusi optimal dalam mengurangi jarak perpindahan aliran bahan dan juga mendekatkan area fasilitas berdasarkan aliran proses, sehingga biaya penanganan bahan industri sandal ini dapat berkurang. Total jarak perpindahan aliran bahan berdasarkan jarak garis lurus yaitu sebesar 99,647 meter. Selain itu biaya penanganan bahan yang dihasilkan pada usulan tata letak perbaikan industri sandal ini adalah Rp 1.556.984,375 per hari. Berikut ini merupakan keterangan biaya penanganan bahan pada setiap area fasilitasnya. Tabel 3 Biaya Penanganan Bahan Sesudah Perbaikan
Departemen Departemen Asal Tujuan A B B C D D E E F1 F2 G G
B D C E F1 F2 F1 F2 G G H1 H2 Total
Jarak Tempuh Antar Departemen (meter) 9,000 9,004 13,502 5,326 15,362 7,500 6,820 4,044 6,589 13,000 3,500 6,000 99.647
Biaya Penanganan Bahan (Rp)
Total Biaya Penanganan Bahan (Rp)
15.625 140.625,000 15.625 140.687,500 15.625 210.968,750 15.625 83.218,750 15.625 240.031,250 15.625 117.187,500 15.625 106.562,500 15.625 63.187,500 15.625 102.953,125 15.625 203.125,000 15.625 54.687,500 15.625 93.750,000 1.556.984,375
Selain itu penempatan peralatan fasilitas seperti mesin jahit, rak sandal, rak bahan baku, dan lain-lain pada tata letak perbaikan ini ditempatkan sedemikian rupa berdasarkan asumsi-asumsi kelonggaran. Sehingga penataan peralatan fasilitasnya mempertimbangkan jarak setiap peralatan dan area lintasan dalam melakukan pemindahan bahan. Hal ini dilakukan untuk menciptakan kenyamanan rasa bekerja dan juga kepuasan dalam bekerja yang nantinya dapat meningkatkan produktivitas kinerja dari pekerjanya. Kemudian lintasan aliran bahan pada tata letak fasilitas perbaikan ini lebih efisien dibandingkan dengan tata letak fasilitas sebelumnya, hal ini dilihat dari tidak adanya gerakan arus bolak-balik dan gerakan memotong antar departemen. Gambar 7 menjelaskan penempatan peralatan fasilitas pada tata letak perbaikan beserta lintasan aliran bahannya.
9
9m
3m
3m
7m
4m
2m
3m
15 m
8m
3m
6m
3m
3m 8m 7m
Gambar 7 Penempatan Fasilitas Pada Tata Letak Perbaikan
Keterangan: = Dinding bangunan = Tanpa dinding bangunan
Langkah selanjutnya dalam memberi usulan perbaikan tata letak fasilitas pada industri sandal ini yaitu dengan metode kualitatif, dimana metode ini mengatur mengenai tata letak dari setiap masing-masing departemen. Hal ini didasari untuk melancarkan aliran bahan dari industri sandal tersebut. Pengukuran aliran bahan secara kualitatif guna untuk mengetahui tolak ukur derajat kedekatan hubungan dari masingmasing departemen. Gambar 8 memberikan gambaran hubungan aktivitas dari masingmasing departemen.
10
KODE
Kantor
5
U
E
9
4,5
Tempat Pembuatan Pola
O
E
E
6
6
U
E
9
Tempat Mesin Jahit 6
A
Tempat Pengemasan
6
U 9
Gudang Bahan Setengah Jadi U 9
Gudang Bahan Jadi
4,5
6
Tempat Proses Bensol
Tempat Perakitan Sandal
E
U
U 9
U 9
U 9
U 9
U 9
U 9
Mutlak Sangat Penting
9
U
9
U
9
U
9
E
4,5
9
U
3
U
9
I 5,6
U
E
U
9
5,6
U
9
U
A
9
5,6
U
U
9
U
I
Penting
O
Cukup/biasa
U
Tidak Penting
X
Tidak Dikehendaki
U
U
5,6
O
KETERANGAN
E
A
Gudang Bahan Baku
WARNA
A
O
A
9
3
U
U
9
A 4,5
U
U 9
9
9
9
9
9
9
Toilet Umum
KODE ALASAN
KETERANGAN
1 2
Menggunakan catatan secara bersamaan Menggunakan tenaga kerja yang sama Menggunakan space area yang sama Derajat kontak personal yang sering dilakukan Derajat kontak kertas kerja yang sering dilakukan Urutan aliran kerja Melakukan kegiatan kerja yang sama
3 4 5 6 7 8 9
Menggunakan peralatan kerja yang sama Kemungkinana adanya bau yang tidak diinginlan, ramai, dll
Gambar 8 Peta Hubungan Aktivitas
Setelah mengetahui hubungan kedekatan atau keterkaitan antara masing-masing departemen, langkah selanjutnya yaitu membuat diagram hubungan aktivitas. Diagram hubungan aktivitas merupakan diagram yang menggambarkan penempatan alokasi dari masing-masing departemen berdasarkan hubungan kedetakannya. Gambar 9 menjelaskan diagram hubungan aktivitas.
Gambar 9 Diagram Hubungan Aktivitas
11
Penempatan alokasi departemen pada diagram hubungan aktivitas berdasarkan dari peta hubungan aktivitas dan aliran bahan. Kemudian simbol yang terdapat pada diagram hubungan aktivitas menjelaskan tentang area dari fasilitas industri sandal, seperti area fasilitas kantor disimbolkan dengan O. Area fasilitas gudang bahan baku dan barang setengah jadi disimbolkan dengan R. Area fasilitas proses pembuatan pola disimbolkan dengan F001. Area fasilitas proses bensol disimbolkan dengan F002. Area fasilitas proses menjahit disimbolkan dengan F003. Area fasilitas proses perakitan sandal disimbolkan dengan F004. Area fasilitas proses pengemasaan disimbolkan dengan F005. Area fasilitas gudang barang jadi disimbolkan dengan S. Tipe tata letak fasilitas yang digunakan pada industri sandal ini adalah tipe tata letak proses. Hal ini dilihat berdasarkan dari proses pembuatan sandal pada CV. Indra Jaya, dimana proses pembuatan sandal terdiri dari beberapa tahap dan setiap tahapnya melalui area fasilitas-fasilitas yang berbeda. Selain itu pola aliran bahan yang digunakan pada industri sandal ini berbentuk zig-zag. Hal ini dikarenakan panjangnya aliran proses dalam pembuatan sandal dan juga terbatasnya suatu luas area bangunan dari industri sandal tersebut. Kemudian tahap selanjutnya dalam melakukan perbaikan tata letak fasilitas industri sandal ini dengan pendekatan kualitatif yaitu membuat diagram alokasi wilayah. Diagram alokasi wilayah merupakan pengaturan dalam merancang tata letak bangunan secara terperinci. Tujuannya yaitu untuk meningkatkan efisiensi dari ruanganruangan yang dibutuhkan dalam suatu kegiatan pada proses produksi secara terpadu. Gambar 10 menjelaskan diagram alokasi wilayah pada CV. Indra Jaya. 2m
5m
2m
3m
3m
9m
3m
Toilet
3m
6m
F004
F002
9m
3m
2m
F001
15 m
R
5m 3m
F003
F004
2m
8m
8m
5m
3m
2m
3m
S
3m
7m
7m
F005
4m
7m
O
9m
Skala
9m
: 1 : 50
Satuan : meter Tanggal : 8 Agustus 2012
Digambar : Eko Hadi Nur E. KETERANGAN: PRODUKSI NPM : 30408307 SANDAL Kelas : 4ID01 CV. INDRA JAYA
TEKNIK INDUSTRI
Gambar 10 Diagram Alokasi Wilayah
12
NO. 01
A4
Hasil dari perhitungan jarak perpindahan bahan berdasarkan jarak garis lurus pada usulan tata letak fasilitas perbaikan mengalami penurunan total jarak perpindahan bahan antar area fasilitas. Hal ini dikarenakan terjadinya perubahan posisi pada area fasilitas tempat pembuatan pola aper, tempat proses menjahit, dan tempat perakitan sandal. Total jarak perpindahan bahan mengalami penurunan yang sangat signifikan yaitu sebesar 20,853 meter. Hal tersebut berdasarkan selisi dari total jarak tata letak awal 120,5 meter dengan total jarak tata letak perbaikan 99,647 meter. Penurunan total jarak perpindahan bahan ini sangat menguntungkan jika usulan tata letak perbaikan dapat diterapkan pada industri sandal ini. Karena selain dapat mengurangi jarak perpindahan bahan sebesar 17,305%, usulan tata letak perbaikan ini juga dapat mengurangi atau menurunkan biaya penanganan bahan pula nantinya. Pendeknya suatu jarak lintasan juga dapat meningkatkan efisiensi waktu perpindahan bahan dan juga mengurangi arus bolak-balik, sehingga nanti dapat meningkatkan hasil dari produktivitas produksinya dan juga menciptakan suasana kerja yang kondusip. Selain itu hasil dari perhitungan biaya penanganan bahan pada tata letak awal dengan tata letak usulan perbaikan memiliki penurunan dari total biayanya. Penurunan biaya penanganan bahan ini dikarenkan penurunan jarak perpindahan bahan antar area fasilitas pula. Total penurunan biaya penanganan bahan sebesar Rp 325.828,125 pada usulan tata letak perbaikan. Hal ini menyatakan bahwa usulan tata letak perbaikan dapat mengurangi biaya penanganan bahan dan juga dapat meningkatkan efisiensi aliran perpindahan bahan pada industri sandal tersebut. Selain itu tidak hanya menghemat biaya penanganan bahan saja dalam usulan tata letak perbaikan ini, akan tetapi juga dapat menghemat waktu dalam penanganan bahan. Karena pendeknya jarak antar area fasilitas yang dapat menyingkatkan waktu dalam pemindahan bahan. Oleh sebab itu usulan perbaikan tata letak ini dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan suatu produktivitas proses produksi sandal, karena waktu yang terbuang dalam penanganan bahan dapat diminimasikan. Perancangan tata letak fasilitas dengan pedekatan kualitatif yaitu perancangan yang didasarkan atas pengamatan suatu obyek. Hal ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keterkaitan dari suatu departemen yang dilihat dari peta hubungan aktivitas dan diagram hubungan alokasi wilayah. Peta hubungan aktivitas ini digunakan untuk menganalisa aktivitas yang saling berkaitan dari suatu departemen ke departemen lainnya. Keterkaitan suatu aktivitas antar departemen didasari atas alasan-alasan tertentu, dimana pada peta hubungan aktivitas ini menggunakan kode alasan dan kode hubungan dari setiap departemen. Kode alasan berisi mengenai alasan keterkaitan aktivitas dari departemen satu ke departemen lainnya. Sehingga dari alasan tersebut dapat dipahami tingkat keterkaitan antar departemen pada peta hubungan aktivitas. Tingkat keterkaitan antar departemen diperjelas lagi pada kode hubungan, dimana diberikannya suatu simbol warna untuk dapat memahami tingkat keterkaitan antar departemen. Setelah mengetahui tingkat keterkaitan antar masing-masing departemen, hal selanjutnya yaitu membuat diagram hubungan aktivitas. Diagram hubungan aktivitas ini mengambarkan penempatan dari departemen berdasarkan tingkat keterkaitannya. Selain itu pada diagram hubungan aktivitas dapat menentukan pola aliran bahan berdasarkan keterkaitan aktivitas dari setiap departemen. Pola aliran bahan yang digunakan yaitu pola berbentuk zig-zag, hal ini dikarenakan panjangnya suatu lintasan produksi. Oleh sebab itu dibuatnya suatu lintasan produksi yang berbelok-belok agar dapat mengefisiensikan suatu lintasan dari keterbatasan luas area bangunan.
13
Selanjutnya membuat suatu diagram alokasi wilayah, diagram ini merupakan suatu rancangan tata letak dan rancangan bangunan yang terinci. Tujuan dalam pembuatan diagram alokasi wilayah ini adalah untuk merancang pengaturan ruangan yang efisien berdasarkan kebutuhan dari aktivitasnya. Selain itu perancangan tata letak dengan menggunakan diagram alokasi wilayah ini dapat memberikan suatu keuntungan diantaranya, dapat membagi wilayah suatu kegiatan kerja secara sistematis, memudahkan proses tata letak ruangan, memberikan susunan awal ruangan yang dapat mempelancar aliran bahan, meminimumkan suatu ruangan yang terbuang, memberikan saran untuk suatu susunan ruangan pengganti, menjamin luas ruangan yang cukup berdasarkan aktivitasnya, sebagai dasar dari perencanaan selanjutnya, dan membantu penggambaran dari luas area wilayah suatu aktivitas Kelebihan dalam memperbaiki tata letak fasilitas produksi pada industri sandal ini yaitu dapat mengurangi jarak perpindahan dari suatu departemen satu ke departemen lainnya. Hal ini juga dapat mengurangi waktu penanganan dalam pemindahan bahan, sehingga waktu tersebut dapat dimanfaatkan dalam meningkatkan produktivitas produksinya. Selain itu pendeknya suatu jarak atau lintasan produksi dapat menghemat biaya penanganan bahan sebesar 17,305 % dari biaya penanganan bahan sebelumnya. Kemudian dalam usulan perbaikan tata letak ini juga dapat menghilangan suatu arus perpotongan lintasan dan juga mengurangi arus bolak balik dalam proses pemindahan bahan. Kekurangan yang terdapat pada usulan perbaikan tata letak fasilitas produksi industri sandal ini yaitu merubah struktur bangunan pada industri sandal tersebut. Perubahan bangunan yang terjadi yaitu menghilangkan dinding pembatas antara gudang barang jadi dengan proses perakitan sandal. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi aliran bahan pada proses produksi, sehingga dapat mengurangi jarak atau lintasan produksi dan juga akan berimbas pada penghematan biaya penanganan bahan. Usulan perbaikan tata letak fasilitas pada industri sandal ini merupakan suatu upaya dalam meningkatkan produktivitas dari produksi sandal tersebut. Sehingga perbaikan tata letak fasilitas ini sangat perlu untuk diinplementasikan dengan cara memberi suatu celah sebesar 2 m x 2,5 m pada dinding gudang barang jadi sebelah kiri. Hal ini dilakukan untuk memudahkan dalam poses pemidahan bahan ke gudang barang jadi. Berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, total biaya yang dikeluarkan dalam merubah dinding gudang barang jadi yaitu sebesar Rp. 1.505.000. Biaya tersebut terdiri dari biaya bahan baku semen 2 sak Rp. 130.000, biaya pasir 1 truk Rp. 270.000, biaya batu bata 50 unit Rp. 25.000, biaya cat tembok 5 liter Rp. 480.000, dan biaya tenaga kerja 2 orang selama 2 hari Rp. 600.000. Pemberian suatu celah dengan ukuran 2 m x 2,5 m pada gudang barang jadi tersebut membuat suatu aliran lintasan bahan lebih efisien, sehingga dapat menghemat biaya penanganan bahan sebesar Rp 325.828,225 per harinya berdasarkan selisih dari biaya penanganan bahan tata letak awal dengan tata letak perbaikan. Selain itu industri sandal dapat meningkatkan waktu proses produksinya, karena jarak lintasan aliran bahan yang pendek dapat menghemat waktu proses pemindahan bahan. KESIMPULAN DAN SARAN Usulan perbaikan pada tata letak industri sandal ini yaitu memindahkan area fasilitas seperti tempat pembuatan pola aper, tempat proses menjahit, dan tempat perakitan sandal sesuai dengan aliran proses pemindahan bahan. Hal ini dilakukan agar
14
dapat mengurangi jarak atau lintasan produksi dan juga dapat menghemat biaya penanganan bahan. Saran yang diberikan pada penelitian tata letak fasilitas ini yaitu sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan mengenai beberapa aspek lain yang dapat mendukung penerapan dalam perancangan perbaikan tata letak fasilitas industri sandal ini, seperti aspek teknis, aspek ergonomi, dan aspek lain-lain sebagainya. Sehingga dalam merancang perbaikan tata letak fasilitas dapat sepenuhnya lebih efektif dan efisien. DAFTAR PUSTAKA Andriantantri, Emmalia. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Guna Meminimunkan Jarak dan Biaya Material Handling Menggunakan Aplikasi Quantitative System Version 3.0 Pada PT. Industri Sandang Nusantara Unit Patal Grati Pasuruan. Prosiding Seminar Nasional Teknoin. Yogyakarta. 2008, halaman 45-50. Apple, James. M. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. ITB. Bandung. 1990. Hadiguna, R. A. Dan Setiawan, H. Tata Letak Pabrik. Edisi Pertama. ANDI. Yogyakarta. 2008. Nazlina dan Mangara M. Tambunan. Studi Performansi Tata Letak Konvensional dan Teknologi Kelompok Pada Sistem Manufaktur Job Shop Studi Kasus Di PT. Stallon Bandung. Jurnal Sistem Teknik Industri Vol. 6 No. 2. Medan. 2005, halaman 1-8. Purnomo, Hari. Perencanaan dan Perancangan Fasilitas. Edisi Pertama. Graha Ilmu. Yogyakarta. 2004. Susetyo, Joko. Risma Adelina Simanjuntak. Joao Magno Ramos. Perancangan Ulang Tata Letak Fasilitas Produksi Dengan Pendekatan Group Technology dan Algoritma Blocplan Untuk Meminimasi Ongkos Material Handling. Jurnal Teknologi Vol. 3 No. 1. Yogyakarta. 2010, halaman 75-84. Sutalaksana, Iftikar Z. Teknik Perancangan Sistem Kerja. ITB. Bandung. 2006. Wignjosoebroto, Sritomo. Tata Letak Pabrik dan Pemindahan Bahan. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Prima Printing. Surabaya. 2000.
15