Modul ke:
Sejarah dan Aliran-Aliran Psikologi Pengaruh Ilmu Faal dalam Psikologi
Fakultas
Psikologi
Program Studi
Psikologi http://www.mercubuana.ac.id
Dra. Anna Amanah, Psi., MSi.
Pengaruh Ilmu Faal • • • • • • • • • • •
Sir Charles Bell 1774 – 1842, Fracois Magendie 1783 – 1855, Marshall Hall 1790 – 1857, Johannes Peter Muller 1801 – 1858, Paul Broca 1824 – 1880, G. T. Fritsch 1838 -1891 dan E. Hitzig Gustav Theodor Fechner 1801 – 1887, Herman Ludwig Ferdinand van Helmholtz Sir Francis Galton 1822 – 1911, Emil Kraepelin 1856 – 1926, Ernst Kretschmer 1888 – 1964.
1838 – 1907, 1821 – 1894,
Sir Charles Bell 1774 - 1842 • Dilahirkan di Edinburgh Skotlandia. Terkenal sebagai ahli bedah, ahli anatomi, dan ilmu faal. • Sebagian besar penemuannya tidak dipublikasikan, hanya dalam catatan pribadi. • Penemuan Susunan Syaraf Bell – Magendie, bahwa dalam tubuh manusia terdapat dua macam syaraf: – Syaraf Sensoris, syaraf yg menghantarkan impuls dari reseptor (jaringan penerima rangsang) ke SSP. – Syaraf Motoris, syaraf yg menghantarkan impuls dari SSP ke effektor, yaitu jaringan penggerak pada otot atau kelenjar.
Sir Charles Bell - lanjutan • Penemuan lain: Indra keenam atau kinestesia, yaitu indra yang mengetahui gerak tubuh dan posisi tubuh yang reseptornya terdapat di dalam otot, persambungan tulang dan di dalam labirin. • Memelopori Studi tentang Indra Pengecap. • Penyelidikan tentang Cochlea, terdapat syaraf yang berespons terhadap gelombang suara yang bernada rendah sampai tinggi. Æ Teori Piano dari Pendengaran.
Fracois Magendie1783 – 1855 • Rajin memublikasikan karya-karyanya. • Penemuan syaraf motoris dan sensoris yang sama dengan Bell dan disebut Susunan syaraf Bell-Magendie • Penemuan Syaraf Majemuk, yaitu syaraf yang berisi syaraf sensoris dan motoris sekaligus, dan pada saat mendekati SSP akan berpisah mengikuti jalan masingmasing. • Hukum Satu Arah dalam susunan syaraf, bahwa konduksi dalam syaraf secara normal hanya berjalan searah. Hukum ini didasari dari konsep Aksi Refleks.
Marshall Hall
1790 – 1857
• Seorang dokter berkebangsaan Skotlandia, banyak melakukan penelitian dalam bidang ilmu faal di London. • Refleks hanya tergantung pada syaraf tulang punggung (Spinal Cord), dan tidak dipengaruhi oleh Otak, Hall, M., 1832 (dipublikasikan 1833). Percobaan Ular yang diputus antara tulang punggung kedua dan ketiga Æ diam tanpa gerak, kecuali ketika kulit ular dirangsang sesuatu,Æ ular bergerak hebat. • Penelitian yang sama namun hasilnya berbeda. Muller, J. P., 1833 bahwa ada sebagian dari refleks yang dipengaruhi oleh Otak.
Gerakan Menurut Hall, M. – Gerakan dikehendaki, Voluntary Movement, tergantung pada kesadaran dan kegiatan Otak (Cerebrum). – Gerakan Pernapasan, Respiratory Movement, tidak atas dasar kehendak dan tergantung pada pusatnya di Sumsum Penyambung, Medulla Oblongata. – Gerakan tidak dikehendaki, Involuntary Movement, tergantung kepekaan otot-otot terhadap rangsang. – Gerakan Refleks, hanya tergantung pada jaringan syaraf tulang punggung (Spinal Cord), tidak tergantung pada Otak dan juga tidak tergantung pada kesadaran.
Pro dan Kontra terhadap Hall •
•
•
Semua gerak refleks mempunyai tujuan, dan ada manfaatnya bagi makhluk tsb. Kesadaran merupakan hasil dari berfungsinya susunan syaraf secara menyeluruh, maka fungsi otak tidak dapat dipisahkan dari fungsi syaraf tulang punggung. Dan refleks adalah suatu gerak yang disadari, Pfluger, 1853. Refleks bukan gerakan yang disadari, karena walaupun refleks berguna bagi individu untuk menyesuaikan diri dengan situasi lingkungan, namun refleks tidak berfungsi pada situasi baru yang belum dikenalnya. Gerakan yang disadari adalah gerakan yang dapat menyesuaikan diri dengan situasi baru, Lotze, 1853. (Saat itu Pavlov belum ada, selanjutnya membuktikan bahwa refleks dapat dikonditioning untuk menyesuaikan diri dengan situasi baru).
Refleks, Gerakan, Hipnotisme • Kedua pendapat dapat diterima, sebagai persoalan semu. • Selanjutnya dipisahkan secara tegas antara Psikologi dan Ilmu Faal. – Refleks dipelajari oleh Ilmu Faal. – Gerakan yang disadari dipelajari oleh Ilmu baru yt: Psikologi.
• Hall tidak mempercayai Hipnotisme. – Dokter Ward, W.S. , 1842 mengamputasi kaki pasien yang dihipnotis dan pasien tidak merasakan sakit. – Menurut Hall, pasien berada di bawah tekanan.
Johannes Peter Muller 1801-1858 • Penemuan Hukum Energi Spesifik, Muller, J. P., adalah pengembangan lebih lanjut dari Bell-Magendie, bahwa: • Setiap indra hanya terjadi satu jenis pengindraan, tidak tergantung dari jenis rangsangnya. – Indra penglihatan peka terhadap rangsang cahaya, meneruskan melalui syaraf penglihatan ke otak; – Indra pendengaran peka terhadap rangsang suara, meneruskan impuls suara via syaraf pendengar ke otak. – Rangsang cahaya bagi mata dan rangsang suara bagi telinga merupakan rangsang yang adekuat. – Mata dan telinga dapat juga terkena rangsang yg inadekuat, namun impuls yang diteruskan oleh indra ybs hanya impuls yang sesuai (adekuat).
Johannes Peter Muller - lanjutan • Hukum Energi Spesifik dapat menerangkan gejala panas dingin paradoks, yaitu: • Titik di permukaan kulit hanya dapat menerima kesan panas
sekalipun diberi rangsang dingin, dan Titik lainnya hanya dapat menerima kesan dingin sekalipun diberi rangsang panas.
• Muller adalah orang pertama yang menggunakan metode eksperimental dalam laboratorium. • Metode inilah yang selanjutnya digunakan Mundt tahun 1879 saat psikologi sebagai ilmu yang berdiri sendiri.
Paul Broca 1824 – 1880 • • • • •
Seorang dokter berkebangsaan Jerman. Penemuan pusat bicara di otak, yang kemudian disebut Pusat Broca. Terletak di frontal convultion (benjolan bagian depan) yang ketiga pada cerebral hemisphere (belahan otak) sebelah kiri. Jika terjadi gangguan di Pusat Broca, maka orang tidak bisa berbicara yang disebut Aphasia. Aphasia tidak sama dengan bisu. – Orang Bisu biasanya tidak dapat mendengar sehingga tidak bisa bicara. Lainnya menderita kerusakan pada alat-alat bicaranya. – Aphasia tidak menderita kelainan apapun pada alat-alat pendengaran maupun pada alat-alat bicaranya. – Aphasia tidak sama dg Stuttering (gagap disebabkan gangguan emosi). – Aphasia bukan Alexia (gangguan dalam membaca) – Aphasia bukan Agrafia (gangguan dalam menulis)
G. T. Fritsch 1838-1891 dan E. Hitzig 1838-1907 • •
Melakukan penelitian bersama merupakan pengembangan penemuan Bell-Magendie, bahwa: Pada cortex cerebri (kulit otak) terdapat pembagian wilayah, yaitu: – Gyrus Centralis Posterior, sebagai area sensoris, – Gyrus Centralis Anterior, sebagai area motoris.
• •
•
Kedua wilayah itu dipisahkan oleh sebuah lekukan yang memanjang disebut Selcus Centralis Rolandi. Jadi jalannya syaraf motoris dan sensoris setelah columna vertebralis diketahui, yaitu impuls sensoris diteruskan ke gyrus centralis posterior di otak, sedangkan impuls motoris datang dari gyrus centralis anterior. Penemuan ini kemudian dikembangkan terus oleh sarjana lainnya sehingga ditetapkan pusat-pusat aktivitas motoris dan sensoris di otak.
Gustav Theodor Fechner1801-1887 • Seorang dokter, ahli fisika, & bercita-cita jadi filsuf. Karena cinta fissafat maka dalam praktek mperhatikan gejala kejiwaan sehingga tergolong dokter jiwa, dan cenderung menggunakan hukum fisika. • Berpendapat bahwa Jiwa identik dengan badan, disebut hipotesa identitas. • Metode yang digunakan dalam penelitiannya adalah metode eksperimen, dan banyak tentang pengindraan. • Bahwa pengindraan sebagai bagian dari jiwa tidak dapat diukur secara langsung, tetapi hanya dapat mengetahui ada tidak dan kuat lemahnya pengindraan. • Dikatakan bahwa dapat mengukur rangsang yang diterima indra secara tepat.
Gustav Theodor Fechner - 2 – Kenaikan kekuatan rangsang yang diterima oleh indra akan menimbulkan kenaikan atau perubahan pengindraan yang seimbang.
• Teori Fechner, yaitu: – Perubahan atau kenaikan pengindraan diukur dg mengukur kenaikan kekuatan rangsang. – Mengetahui perubahan pengindraan dengan menggunakan kepekaan. – Kepekaan pengindraan dapat diketahui dengan mengamati Ambang Kepekaan Perbedaan (AKP).
Gustav Theodor Fechner - 3 – Pengindraan berubah sebanding dengan rangsang. Rumus: S = K log R S = Sensation, pengindraan K = Konstanta R = Rangsang
• Penelitian dilakukan bersama-sama Ernest Heinrich Weber (1795-1878) sehingga disebut Hukum Weber-Fechner, yaitu: – Antara suatu rangsang dan tambahan intensitasnya sehingga individu dapat mengindra perbedaannya, terdapat perbandingan yang tetap.
Gustav Theodor Fechner - 4 – Fechner menggunakan dirinya sebagai orang percobaan dalam mengindra, akibatnya mata rusak dan sejak 1839 tidak dapat melanjutkan penelitiannya. – Mengalami masa krisis dan berpaling ke kecintaan pada filsafat, sempat menulis beberapa buku namun tidak diakui dalam ilmu pengetahuan. – Berpaling ke seni dan keindahan dan menulis buku Vorschule der Aesthetic.
Herman Ludwig Ferdinand van Helmholtz 1821 – 1894 • • • • • •
Lahir di Postdam Jerman Timur, meninggal di Berlin. Seorang dokter, Ahli Bedah di Berlin. Tokoh pengguna metode eksperimen dalam psikologi, cukup produktif menghasilkan karya-karya ilmiah. Penelitian lebih kearah Fisika dan ilmu Faal, maka psikologi harus dapat diterangkan dengan hukum fisika. Penyelidikan pertama pengindraan, tentang penglihatan warna. Hukum energi spesifik dikembangkan menjadi Hukum Energi Syaraf Spesifik, bahwa setiap syaraf mempunyai fungsi tertentu. Dipengaruhi Muller, bahwa instink dibawa sejak lahir (nativisme), namun Helmholtz empirisme bahwa instink itu masih merupakan misteri yang belum terpecahkan, sehingga lebih baik mempelajari pengalaman yang datang dari lingkungan.
Herman Ludwig Ferdinand van Helmholtz - lanjutan 1 • 1850 – Menghitung kecepatan konduksi impuls cahaya dalam syaraf. • 1853 – Menulis buku Handbuch der Physiologischen Optic, beberapa jilid, semua tentang indra penglihatan: – 1856 - Jilid 1 tentang Segi Fisika dari Penglihatan, bahwa semua warna pada dasarnya hanya terdiri dari 3 warna dasar, yaitu merah, hijau dan biru. – 1860 - Jilid 2 tentang Ilmu Faal dari Penglihatan. – 1866 – Jilid 3 tentang Psikologi dari Indra Penglihatan, penekanan mengenai empirisme, Teori Unconscious Inference atau Penyimpangan Secara Tak Sadar.
Herman Ludwig Ferdinand van Helmholtz - lanjutan 2 • 1863 – menulis buku Psychology of Tone atau Psikologi Nada. – Jilid 1 tentang Faal dan Psikologi dari Pendengaran, menemukan bahwa reseptor pendengaran terdapat di Cochlea dan disebut Membrana Basilaris. – Jilid 2 & 3 tentang Harmoni dan Musik.
• Doktrin: bahwa pengalaman masa lalu, walau tidak diperhatikan secara khusus, masuk ke dalam jiwa melalui asosiasi tertentu dihubungkan dengan pengamatan masa kini, sehingga pengamatan sekarang terpengaruh atau tidak sesuai dengan obyeknya lagi. – Mis, Lingkaran abu-abu diletakkan diatas latar belakang merah. Maka orang melihat abu-abu menjadi kehijauan.
Herman Ludwig Ferdinand van Helmholtz - lanjutan 3 Pengaruh ini terjadi karena: – Pengalaman yang menimbulkan jejak ingatan tertentu dihubungkan dengan pengamatan melalui asosiasi dan repetisi (pengulangan). Æ Asosiasionisme – Gejala ini tidak dapat dicegah, karena terjadinya tanpa disadari. – Jejak-jejak ingatan dapat ditimbulkan oleh rangsang-rangsang yang analog, karena persepsi bersifat induktif
Herman Ludwig Ferdinand van Helmholtz - lanjutan 4 • Tiga Pengertian Persepsi: – Persepsi identik dengan pengindraan, yaitu sepenuhnya tergantung pada stimulus, tidak dipengaruhi oleh pengalaman. – Pengamatan yang dipengaruhi oleh faktor kesadaran dan ketidaksadaran. – Pengamatan yang terjadi tanpa adanya persepsi, jadi sama dengan khayalan, kenangan atau ide.
Sir Francis Galton 1822 – 1911 • •
• • •
•
Keponakan Charles Darwin, lahir di Birmingham dan meninggal di London. Dokter Univ. Birmingham, genius, minatnya meluas ke berbagai ilmu, yaitu matematika, geografi, yang membuat peta Afrika Selatan; meteorologi, dan membuat peta cuaca, yang menemukan angin antisiklon. Terpengaruh oleh Darwin, 1860 Galton mempelajari antropologi dan psikologi. Dalam psikologi bidang studinya meliputi pengindraan, ingatan, asosiasi, imajinasi, kemampuan dan bakat-bakat. Karya di bidang psikologi tidak tersusun sistematis, namun pengaruhnya cukup besar terutama bidang metodologi. Penemu teknik psikometri, yaitu teknik mengukur taraf inteligensi. Alat psikotes ciptaannya didasarkan pada pengukuran pengindraan. Membuka laboratorium tes yang pertama di London tahun 1882.
Sir Francis Galton – lanjutan 1 • Sumbangan dalam metodologi psikologi, adalah: – Penggunaan kuestioner pertama kali untuk meneliti imajinasi visual. – Menemukan tes asosiasi kata (Word Association Test), yang kelak dikembangkan Wundt dan Yung. Dengan menganalisa kata-kata jawaban, dapat mengetahui kepribadian klien. – Menemukan teknik korelasi dalam statistik, yang kelak dikembangkan oleh Pearson (teknik korelasi linear Pearson). Menemukan hukum penyebaran normal, bahwa ciri-ciri fisik dan psikis individu normal, sesuai dengan hukum-hukum probabilitas. – Ciri-ciri psikologis dapat diturunkan. Penelitian terhadap keluarga tiga generasi turun menurun, bahwa kalau kakeknya pandai, maka cucunya kemungkinan besar juga pandai.
Emil Kraepelin 1856 – 1926 • Lahir di Neustrelitz, dan meninggal di Munich. • 1878 - Seorang dokter di Wurzburg, dokter di RSJ Munich. • 1882 - Pindah bekerja ke Leipzig untuk bekerja dengan Wundt. • 1885 – Guru besar di Dorpat. • 1891 – Guru besar di Heidelberg. • 1894 – menjadi editor berkala Psychologische Arbeiten • 1903 sp meninggal menjadi profesor psikiatri dan direktur di klinik psikiatri Munich.
Emil Kraepelin – lanjutan 1 • •
•
•
•
Terkenal karena penggolongan penyakit kejiwaan yang disebut psikosis. Psikosis terbagi dalam dua golongan, yaitu dementia praecox dan psikosis manis depresif. Penggolongan ini masih berlaku sampai sekarang. Berpendapat bahwapenyebab penyakit kejiwaan, tidak terletak pada jiwa seseorang, tetapi disebabkan oleh faktor fisik spt kelainan di otak, kelainan metabolisme, gangguan pada kelenjar, atau faktor bawaan. Tokoh pertama menggunakan metode psikologi dalam pemeriksaan psikiatri, yt menggunakan alat tes psikologi untuk mengetahui adanya kelainan kejiwaan dg Tes Kreaplin. Sumbangan lain: pelopor dalam psikofarmakologi, mempelajari secara eksperimental pengaruh obat-obatan, alkohol, nikotin dll terhadap tingkah laku manusia.
Ernst Kretschmer 1888 – 1964 • Lahir di Wustentrot dan meninggal di Tubingen. – Seorang dokter di Munich, dokter RS di Hamburg. – 1914 - Memperoleh doktor dengan tesis mengenai gejala mania dan manis depresif. – Bertugas di departemen neurologi RS tentara Bad Mergentheim dan dosen swasta di Tubingen. – 1926 – Guru besar psikiatri dan neurologi di Univ Marburg – 1946 & 1959 – menjadi direktur klinik neurologi di Univ. Tubingen.
Ernst Kretschmer – lanjutan 1 • Banyak menulis buku, dan menjadi terkenal karena buku: Fisik dan Karakter, 1921., mengemukakan teori “Tipologi Bawaan” • Karya lain: – Penelitian fisiologi pembawaan dan perkembangan, – Psikopatologi pada anak dan remaja, – Metode-metode baru dalam psikoterapi dan hipnotisme, – Penelitian tentang tingkah laku kriminal.
Ernst Kretschmer – lanjutan 2 • Teori Tipologi Bawaan, bahwa terdapat hubungan antara bentuk tubuh manusia dan karakternya. Æ tergolong Phisiognomi. • Penyelidikan bahwa: – Orang Schizophrenia bertubuh asthenis (kurus tinggi), disebut juga leptosom. – Orang Manis depresif bertubuh piknis (gemuk). – Orang Epilepsi bertubuh atletis (tidak gemuk dan tidak kurus).
• Karena perbedaan antara normalitas dan keadaan sakit jiwa merupakan perbedaan gradual, tidak terdapat perbedaan kualitatif, maka kenyataan yang terbukti pada penderita penyakit jiwa itu berlaku juga untuk orang normal.
Ernst Kretschmer – lanjutan 3 • Dengan demikian, penggolongan tipe karakter orang normal sesuai dengan bentuk tubuhnya, yaitu: – Tipe Schizotym, berkarakter tertutup, introvert, terpecah. Æ umumnya bertubuh asthenis atau leptosom. – Cyclotym, mudah berubah-ubah perasaan dan emosinya Æumumnya bertubuh piknis. – Viscous, bertemperamen lambat, hati-hati Æ umumnya bertubuh atletis. – Orang yang tidak termasuk ke 3 golongan diatas, umumnya bertubuh displastis
• Pembuktian penelitian diatas pada orang normal belum terbukti kebenarannya, meski untuk penderita sakit jiwa hampir dapat dipastikan kebenarannya.
Terima Kasih Dra. Anna Amanah, Psi., MSi.