[70] Khilafah Gantinya Imperialisme Wednesday, 29 February 2012 18:13
Muhammad Ismail Yusanto, Jubir HTI
Di saat banyak pihak gembira dan siap menyambut kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia tahun lalu, Hizbut Tahrir Indonesia terdepan memimpin umat menolak kedatangannya. Mengapa Obama harus ditolak? Tidak bisakah Obama diterima sebagai tamu? Temukan jawabannya dalam wawancara wartawan Tabloid Media Umat Joko Prasetyo dengan Juru Bicara HTI Muhammad Ismail Yusanto. Berikut petikannya.
Mengapa HTI begitu keukeuh menolak kedatangan Obama ke Indonesia?
Penolakan HTI didasarkan pada fakta kebijakan Obama sebagai Presiden AS selama ini, khususnya terhadap dunia Islam. AS saat ini jelas-jelas tengah menjajah negeri Muslim, seperti Irak dan Afghanistan.
1/6
[70] Khilafah Gantinya Imperialisme Wednesday, 29 February 2012 18:13
AS juga terus menyerang wilayah perbatasan Pakistan dan Afghanistan. Akibatnya, negara-negara itu kini hancur berantakan. Bukan hanya secara fisik, tapi juga secara sosial, politik, ekonomi dan budaya. Tak terhitung besarnya korban dan kerugian yang ditimbulkan.
Dengan semua tindakan itu, berarti AS telah secara sengaja memusuhi umat Islam, karena serangan terhadap satu negeri Islam hakikatnya adalah serangan terhadap seluruh umat Islam. Maka, dalam pandangan syariat Islam, AS sekarang ini termasuk kategori muhariban fi’lan atau negara yang dalam status memerangi umat Islam secara de facto. Presiden dari sebuah negara seperti itu harus ditolak sebagai tamu.
Selain itu, AS adalah negara kapitalis, yang untuk menjaga pengaruhnya, maka ia akan terus memaksa seluruh negara di dunia, termasuk Indonesia dan negara Muslim lainnya, untuk juga memeluk paham kapitalisme.
Jadi penolakan HTI terhadap kedatangan Obama sesungguhnya didorong oleh kesadaran untuk menyelamatkan negeri ini dari kerusakan yang lebih dahsyat akibat dari kapitalisme dan imperialisme itu tadi.
Apakah negara lain yang mengikuti KTT ASEAN + itu tidak mengembang kapitalisme juga? Mengapa mereka tidak ditolak juga?
2/6
[70] Khilafah Gantinya Imperialisme Wednesday, 29 February 2012 18:13
Memang hampir semua negara di dunia, termasuk negara-negara di kawasan ASEAN, saat ini menerapkan kapitalisme. Tapi tidak semua kapitalis itu menjadi negara imperialis. Mereka hanya menjadi pengekor atau pengikut dari negara kapitalis besar seperti AS dan negara-negara Eropa.
Itulah fakta yang ada pada negara-negara yang menjadi peserta KTT ASEAN. Cina dan India yang juga diundang dalam KTT ini secara faktual juga menindas umat Islam, tapi tetap saja ge mbong dari negara kapitalis-imperialis adalah Amerika Serikat.
Apa bukti Amerika Serikat lebih kapitalis dan lebih imperialis dibanding peserta KTT ASEAN + lainnya?
Buktinya, ya kehadiran AS itu sendiri. Coba pikirkan, apa perlunya AS yang secara geografis letaknya sangat jauh dari kawasan ASEAN, hadir dalam KTT ASEAN bila bukan karena didorong oleh watak imperialistik mereka? AS harus datang dalam forum itu untuk menjaga kepentingan hegemoni mereka di kawasan ini.
Ingat, imperialisme atau penjajahan adalah metode yang dilakukan untuk menyebarkan kapitalisme dan menjaga dominasi kepentingan ekonomi dan politik. Bagi AS, Asia Tenggara adalah wilayah yang sangat strategis. Di sini terdapat Selat Malaka, Selat Sunda dan Selat Lombok yang menjadi jalur perdagangan dunia.
Secara militer, Asia Tenggara juga penting sebagai pos militer Amerika Serikat di Pasifik Barat dan Samudera Hindia untuk menghadapi semakin meningkatnya pengaruh militer Cina ke Asia Tenggara sehingga dominasi militer AS di kawasan ini tetap kuat.
3/6
[70] Khilafah Gantinya Imperialisme Wednesday, 29 February 2012 18:13
Di luar itu, Asia Tenggara dengan berpenduduk Muslim terbesar di dunia juga harus tetap dijaga sebagai representasi Islam moderat. Yakni, model Islam yang lebih dapat mengakomodasi kepentingan global AS di dunia Islam. Sementara secara politik, Asia Tenggara dianggap sebagai medan kedua (the second front) perang terhadap terorisme (war on terrorism).
Secara khusus, Indonesia adalah mitra strategis yang sangat diandalkan untuk menjaga kepentingan AS di wilayah ini. Kebutuhan energi Amerika Serikat sangat besar, dan Indonesia merupakan salah satu sumber pemenuhan kebutuhan tersebut.
Oleh karena itu, AS ingin terus memperpanjang penguasaan ladang migas dan tambang seperti ExxonMobil di Aceh, Kepulauan Natuna dan Cepu, Unocal-Texaco di Kaltim, Chevron-Caltex di Riau, Conoco di Papua dan lainnya.
Belum lagi pengerukan emas di Papua melalui PT Freeport. Khusus tentang Papua, menurut doktrin Mac Arthur, wilayah Papua merupakan wilayah yang kaya sumberdaya alam dan sangat cocok untuk dijadikan Sub base Marine (pangkalan militer). Karena itu, AS secara terang-terangan atau terselubung terus mendorong otonomi khusus untuk Papua.
Solusi apa yang ditawarkan HTI untuk melawan kapitalisme dan imperialisme?
Seperti sudah sering disampaikan, HTI menyodorkan syariah sebagai ganti kapitalisme dan khilafah sebagai lawan imperialisme. Maka, tak henti HTI menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk sungguh-sungguh berjuang menegakkan kehidupan Islami yakni kehidupan yang menerapkan syariah Islam di bawah naungan Khilafah.
Hanya dalam kehidupan seperti itu saja, izzul Islam wal muslimin termasuk perlindungan terhadap negeri-negeri Muslim, politik, ekonomi dan martabat serta kehormatan umat Islam bisa diwujudkan. Sementara dalam sistem sekuler dengan penguasa tidak amanah seperti sekarang ini, umat Islam dan negeri-negeri Muslim akan terus menerus dilecehkan, dihisap dan dihancurkan oleh negara kafir penjajah.
4/6
[70] Khilafah Gantinya Imperialisme Wednesday, 29 February 2012 18:13
Menarik sekali pernyataan Anda, syariah sebagai lawan kapitalisme dan khilafah sebagai lawan imperialisme. Bisa dijelaskan secara “apple to apple”?
Negara imperialis pastilah sebuah negara besar dengan kekuatan global baik secara ekonomi, politik maupun militer. Nah, kekuatan negara imperialistik besar dengan kekuatan global seperti itu hanya mungkin bisa dihadapi oleh negara yang sepadan yang juga memiliki kekuatan global. Itulah khilafah.
Khilafahlah yang bakal menyatukan 1,7 milyar Muslim di seluruh dunia dengan segala potensi geoekonomi, geopolitis dan geostrategisnya. Dengan semua potensi itu, khilafah pasti akan menjadi negara adikuasa baru. Kalau bukan khilafah, kekuatan apa yang bisa menghadang kekuatan imperialisme Barat saat ini?
Selanjutnya, khilafah melalui penerapan syariah secara kaffah nantinya akan mewujudkan kehidupan Islam di seluruh aspek. Di bidang ekonomi, syariah akan menggantikan kapitalisme yang telah gagal mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang adil, stabil dan berkah.
Apa nasihat Anda terhadap Presiden SBY yang dikenal loyal terhadap Amerika itu?
5/6
[70] Khilafah Gantinya Imperialisme Wednesday, 29 February 2012 18:13
Nasihat kita, pertama, Presiden SBY harus menyadari bahwa segala bentuk jabatan pasti akan berakhir dan semua manusia akan mati. Nabi mengingatkan, ketika manusia mati ada tiga hal yang akan mengikuti mayit ke pekuburan, yaitu kekayaan, keluarga dan amal shalih.
Tapi dua yang pertama akan kembali. Hanya satu, yakni amal shalih yang tetap setia menemani hingga masuk ke liang kubur. Bila jabatan kepresidenan yang diembannya selama ini tidak berfungsi sebagai sarana untuk taat kepada Allah, menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar , tapi sebaliknya justru amar mungkar nahi ma’ruf maka itu semua akan menjadi beban sangat berat di akhirat kelak.
Oleh karena itu, nasihat kita kedua, sebelum semua berakhir, SBY harus segera berpaling dari sekulerisme kepada Islam. Juga harus segera berpaling dari taat kepada Obama menuju taat pada Allah SWT. Bukan sapi besar yang harus dikorbankan SBY seperti yang dia lakukan pada Idul Adha lalu sebagai bukti taat pada Allah SWT, tapi kemauan untuk menegakkan syariah itulah sesungguhnya bukti yang hakiki taatnya kepada Allah SWT.[]
6/6